Paper Kimdas Destilasi-Print

Embed Size (px)

Citation preview

DESTILASIDestilasi (penyulingan) merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata (aquades). Destilasi memiliki sejarah yang panjang dan asal destilasi dapat ditemukan di zaman kuno untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan yang diperkirakan dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik destilasi ditingkatkan ketika kondenser (pendingin)

diperkenalkan.

Tujuan Destilasi Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi dapat membuang logam berat seperti timbal, arsenic, dan merkuri. Meskipun destilasi dapat membuang mineral dan bakteri, tapi tetap tidak bisa menghilangkan klorin, atau VOC (volatile organic chemicals) yang mempunyai titik didih lebih rendah dari air. Destilasi juga memberikan air bebas mineral yang bisa berbahaya lagi tubuh karena keasamannya. Air bersifat asam dapat merampas kandungan mineral dari tulang dan gigi. Penguapan yang berlangsung juga tidak dapat dipisahkan oleh Air, jika material air tidak dimasukkan kedalam ketel maka suatu kesalahan besar jika menganggap proses hidrodestilasi dapat berlangsung karena air jika dimasukkan

kedalam tabung yang dipanaskan pada temperature tinggi akan menghasilkan uap panas, dan jika air tersebut dicampur dengan senyawa hidro lainnya maka 80% kemungkinan uap yang ada akan menimbulkan bau dari senyawa hidro tersebut. Saat ini tersedia beberapa macam teknologi yang mampu memisahkan air tawar yang terkandung di dalam air laut, salah satunya adalah dengan perubahan fasa air (destilasi). Pada proses destilasi, air laut dipanaskan agar air tawar yang terkandung dalam air laut menguap, selanjutnya uap tersebut diembunkan untuk mendapatkan air tawar. Kelemahan utama metode uap air adalah kecepatan penyulingan yang paling rendah.

Jenis-jenis Destilasi 1. Destilasi Sederhana Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, airaseton, dll. Cara Kerja Destilasi Sederhana : a. Mencari tahu titik didih zat sampel. b. Menyusun alat destilasi. c. Memasukkan zat sampel pada labu destilasi (mengisi zat dalam labu paling banyak 2/3 bagian labu) d. Memasukkan batu didih. e. Mengisi kaleng penangas dengan zat penangas yang disesuaikan dengan titik didih sampel, juga masukan batu didih pada penangas tersebut. f. Mengalirkan air pendingin. g. Memanaskan penangas mula-mula dengan api kecil lalu mengamati termometer ( apabila ada cairan yang keluar sebelum mencapai titik didihnya, memisahkan cairan tersebut, sedangkan apabila termometer menunjukan titik didih sampel, menahan supaya suhu tersebut konstan dan tampung destilat yang dihasilkan.

h. Menghentikan destilasi pada saat sampel hampir habis (tidak sampai kering) jika titik didih zat sampel lebih besar dari titik didih zat pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel lebih kecil darititik didih zat pencemar, maka destilasi dihentikan pada saat suhu melebihi titik didihnya sebesar 50C. i. Memindahkan penangas. j. Menentukan indeks bias zat yang diperoleh dan bandingkan dengan harga dari handbook.

Gambar 1. Set Alat Destilasi Sederhana

2. Destilasi Bertingkat (Fraksional) Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagianbagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponenkomponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat. Cara Kerja Destilasi Bertingkat : a. Menyusun set alat destilasi bertingkat. b. Memasukan zat sampel dan batu didih ke dalam labu dasar bulat. c. Memanaskan labu dengan melalui penangas sampai campuran mendidih. d. Mengatur pemanasan sehingga destilat yang keluar mendekati 2 mL (60 tetes) per menit. e. Memasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom fraksinasi Vigreux atau kolom lain yang sesuai.

f. Menutup ujung atas kolom dengan termometer sedemikian rupa sehingga ujung termometer berada 5-10 mm di bawah pipa pengalir pada kolom fraksinasi. g. Menghubungkan pipa pengalir pada kolom dengan pendingin (panjangnya 60-70 cm) dan memasang seperti untuk melakukan destilasi sederhana. h. Menyiapkan 5 labu erlenmeyer yang bersih dan kering untuk menampung destilat.

Gambar 2. Set Alat Destilasi Bertingkat

3. Destilasi Vakum Destilasi vakum adalah metode penyulingan dimana tekanan di atas campuran cair yang akan disuling direduksi menjadi kurang dari tekanan uap yang (biasanya kurang dari tekanan atmosfer) yang menyebabkan penguapan cairan yang lebih volatile. Metode destilasi ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa mendidih dapat terjadi ketika tekanan uap dari cairan melebihi tekanan ambient. Destilasi vakum digunakan dengan atau tanpa pemanasan campurannya. Mudahnya, Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.

Destilasi vakum merupakan distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan rendah.Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan. Zat dengan titik didih paling rendah akan menguap lebih dahulu untuk selajutnya diembunkan. Teknik ini diterapkan untuk pemisahan cairan yang mudah mengurai atau meledak jika dipanaskan. Destilasi yang dilakukan dalam tekanan operasi ini biasanya karena beberapa alasan yaitu : a. Sifat penguapan relatif antar komponen biasanya meningkat seiring dengan menurunnya suhu didih. Sifat penguapan relatif yang meningkat memudahkan terjadinya proses separasi sehingga jumlah stage teoritis yang dibutuhkan berkurang. Jika jumlah stage teoritis konstan, rasio refluks yang diperlukan untuk proses separasi yang sama dapat dikurangi. Jika kedua variabel di atas konstan maka kemurnian produk yang dihasilkan akan meningkat. b. Destilasi pada temperatur rendah dilakukan ketika mengolah produk yang sensitif terhadap variabel temperatur. Temperatur bagian bawah yang rendah menghasilkan beberapa reaksi yang tidak diinginkan seperti dekomposisi produk, polimerisasi, dan penghilangan warna. c. Proses pemisahan dapat dilakukan terhadap komponen dengan tekanan uap yang sangat rendah atau komponen dengan ikatan yang dapat terputus pada titik didihnya. d. Reboiler dengan temperatur yang rendah yang menggunakan sumber energi dengan harga yang lebih murah seperti steam dengan tekanan rendah atau air panas.

4. Destilasi Azeotrop Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih cairan dengan rasio dari komposisi yang tidak dapat dirubah dengan menggunakan destilasi sederhana, atau dengan kata lain memiliki titik didih yang konstan. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan sehingga kondisi tersebut dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal..Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzene atau toluene untuk memisahkan air.Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark.Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult. Secara garis besar distilasi azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

5. Distilasi Uap Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap

berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponenkomponennya. Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawasenyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masingmasing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

Gambar 3. Set Alat Destilasi Uap

6. Distilasi Kering Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi kering, bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produkproduk berupa cairan atau gas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh bahan bakar cair dari batubara dan kayu. Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk memecah garam-garam mineral. Misalnya pemecahan sulfat melalui termolisis,

menghasilkan gas sulfur dioksida dan sulfur trioksida yang dapat dilarutkan dalam air membentuk asam sulfat. Pada awalnya, ini adalah cara yang umum untuk memproduksi asam sulfat. Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.

Paper Kimia DasarDESTILASI

Dady Pamulia Nurko (H1A009049) Sungkowo Edi Wibowo (H1A009050) Mare Anggiarman (H1A010059)

Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Sains dan Teknik Jurusan Mipa Program Studi Kimia 2011

Paper Kimia DasarDESTILASI

Anugrah Nuzul Prafitri (H1A011002) Intan Futihah (H1A011003) Firman Toyib (H1A011006)

Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Sains dan Teknik Jurusan Mipa Program Studi Kimia 2011

Paper Kimia DasarDESTILASI

Umi Alfiatun Khasanah (H1A011001) Listya Andhika Pratiwi (H1A011004) Nurhasanah (H1A011005) Fauziah Sri Pambayun (H1A011007)

Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Sains dan Teknik Jurusan Mipa Program Studi Kimia 2011