33
PENGARUH INTEGRASI ORGANISASI TERHADAP KEMATANGAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESUKSESAN PROGRAM APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Palembang) Oleh : Masnoni Fakultas Ekonomi, Universitas Syahyakirti Palembang Lyna Latifah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT This study aims to examine the effect of organization integration on information system planning. The sample of this research are taken from officers of local government in Palembang,the capital city of South Sumatra.From 52 sent questionnaire, there are 32 respondent than send their answer back. Only 32 questinnaire that fulfill the requierements to be processed in final analysis. We find that organitation integration have a significant positive influence on information system planning. We also find that information system planning,play an important role in system implementation and use. Finally, we provide exploratory evidence that organitation integration and information system planning are positively associated with the succesfull on implementation locally management information system. Keywords : itegration organization, planning, locally management information system 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

PENGARUH INTEGRASI ORGANISASI TERHADAP KEMATANGAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESUKSESAN PROGRAM APLIKASI SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Palembang)

Oleh :

MasnoniFakultas Ekonomi, Universitas Syahyakirti Palembang

Lyna LatifahFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

ABSTRACTThis study aims to examine the effect of organization integration on

information system planning. The sample of this research are taken from officers of local government in Palembang,the capital city of South Sumatra.From 52 sent questionnaire, there are 32 respondent than send their answer back. Only 32 questinnaire that fulfill the requierements to be processed in final analysis.

We find that organitation integration have a significant positive influence on information system planning. We also find that information system planning,play an important role in system implementation and use. Finally, we provide exploratory evidence that organitation integration and information system planning are positively associated with the succesfull on implementation locally management information system.

Keywords : itegration organization, planning, locally management information system

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyebab krisis nasional bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah

kegagalan mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan

pembangunan, yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip good governance.

Ditinjau dari aspek fungsional, governance mempunyai tiga kaki, yaitu ekonomi,

Page 2: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

politik, dan administratif (Sri Wahyundaru,2001). Pemerintah Daerah selaku

pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang

diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Maka

Pemerintah Daerah dituntut memiliki sistem informasi yang andal. Jika sistem

informasi akuntansi yang dimiliki masih lemah, kualitas informasi yang

dihasilkan dari sistem tersebut juga kurang andal oleh karena itu dalam rangka

memantapkan otonomi daerah dan desentralisasi, Pemerintah Daerah hendaknya

sudah mulai memikirkan investasi untuk pengembangan sistem informasi

akuntansi (Sri Wahyundaru, 2001).

BPKP selaku katalisator pembangunan dalam bidang manajemen

keuangan Pemerintah Daerah, mempunyai tugas penting untuk dapat membantu

pemerintah daerah dengan cara membangun sistem akuntansi keuangan berbasis

komputer yang dapat menghasilkan informasi yang relevan, cepat, akurat, lengkap

dan dapat diuji kebenarannya. Salah satu aplikasi keuangan daerah yang telah

dikembangkan adalah aplikasi SIMDA versi 2.1. Sistem aplikasi tersebut dapat

digunakan sebagai pengolahan data pengelolaan keuangan pemerintah daerah

(BPKP, 2006).

IT governance seperti SIMDA versi 2.1 menyediakan struktur yang

menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan informasi bagi strategi dan tujuan

organisasi. Lebih jauh lagi IT governance menggabungkan good (best) practice

dari perencanaan dan pengorganisasian TI, pembangunan dan

pengimplemantasian, delivery dan support, serta memonitor kinerja TI untuk

memastikan kalau informasi organisasi dan teknologi yang berhubungan

mendukung tujuan organisasi khususnya pemerintah daerah. Adanya pengakuan

Page 3: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

mengenai potensial strategic dari sistem informasi dan kemungkinan

meningkatnya competitive advantage telah menyebabkan meningkatnya atensi

terhadap perencanaan sistem informasi.

Peningkatan kematangan perencanaan sistem informasi akan

menghasilkan sistem informasi yang lebih baik. Efektivitas perencanaan itu

sendiri dinilai berdasarkan manfaat proses perencanaan sistem informasi, tetapi

yang lebih umum penilaian didasarkan pada kesuksesan secara menyeluruh dari

sistem informasi organisasi (DeLone dan Mclean, 1992). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kematangan perencanaan sistem informasi dan kesuksesan

sistem informasi adalah saling berhubungan.

1.2 Rumusan Masalah

Sistem informasi mempunyai berbagai macam potensi dasar. Potensi-

potensi inilah yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meraih keunggulan

di dalam bersaing. Potensi ini sesungguhnya sangat tinggi nilainya. Tetapi bila

potensi tersebut tidak dimanfaatkan, maka potensi tersebut hanya tetap tinggal

potensi saja. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa yang

mempengaruhi pencapaian potensi (tujuan dari sistem informasi) secara optimal.

Untuk mengukur tercapainya tujuan dapat dilihat dari kesuksesan sistem

informasi maupun kematangan perencanaan sistem informasi.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah integrasi organisasi akan berpengaruh positif terhadap kematangan

perencanaan Sistem Manajemen Daerah?

Page 4: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

2. Apakah kematangan perencanaan sistem informasi berpengaruh positif

terhadap kesuksesan program aplikatif Sistem Informasi Manajemen Daerah ?

3. Apakah integrasi organisasi akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap

kesuksesan implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah melalui

kematangan perencanaan ?

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Aplikasi Sistem Informasi Managemen Daerah (SIMDA versi 2.1)

Pemerintah daerah memiliki kesempatan yang luas untuk memperbaiki

kinerja dan memanfaatkan sumber daya secara ekonomis, efektif dan efisien.

Memperbaiki kinerja bukanlah sekedar masalah teknis belaka, tetapi Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah yang dikembangkan merupakan suatu alat vital

untuk menciptakan good public and corporate governance memiliki peran yang

sangat vital dan signifikan. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah akan terus

dikembangkan sehingga menghasilkan informasi akuntansi yang akurat seiring

dengan tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas terhadap lembaga-

lembaga sektor publik (Mardiasmo, 2002)

BPKP dalam hal ini Deputi Pengawsan Bidang Penyelenggaraan

Keuangan Daerah memberikan respon positif atas terbitnya Peraturan Mentri

Dalam Negeri no 13 th 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Respon tersebut dibuktikan dengan menyusun suatu program aplikasi yang dapat

digunakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pengelolaan keuangan

daerahnya. Program aplikasi yang dimakud adalah Program Aplikasi komputer

SIMDA versi 2.1 yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari SIMDA versi

2.0. Program aplikasi komputer SIMDA versi 2.1 dimaksudkan untuk membantu

Page 5: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

pengelolaan keuangan daerah baik di tingkat SKPKD (sebagai entitas pelaporan)

maupun di tingkat SKPD ( sebagai entitas akuntansi). Program ini diharapkan

dapat memberikan manfaat kepada Pemerinah Daerah terutama dalam

penyusunan APBD th 2007 (BPK, 2006).

2.2 Hubungan Integrasi Organisasi dan Kematangan Perencanaan

Nilai-nilai dari perencanaan sistem informasi itu telah diakui untuk jangka

waktu yang lama tetapi sebagian besar hanya memfokuskan pada masalah

operasional. Blumental, 1969 dalam Sabherwal (1999), memberikan definisi

perencanaan sistem informasi adalah mencakup review sistem yang diusulkan

dalam bentuk kriteia yang didisain untuk meminimalkan jumlah sistem, untuk

memperluas skop dan untuk menempatkan sistem tersebut dalam rangkai yang

lebih tepat untuk pengembangan. Ein-dor, dan Shegef, (1978) mengkonsepsikan

perencanaan sistem informasi itu sebagai strategi pengembangan, tujuan sistem,

prioritas untuk memilih fungsi sistem, tujuan fungsi, syarat-syarat fungsi dan

dokumentasi.

Kematangan perencanaan sistem informasi organisasi didefinisikan

sebagai seberapa jauh proses perencanaan sistem informasi membantu

menciptakan kesempatan bagi sistem informasi untuk membuat suatu kontribusi

strategis bagi organisasi. Kematangan perencanaan sistem informasi terdiri dari

dua dimensi yaitu; perilaku perencanaan sistem informasi dan knowladge

overlape. Salah satu perilaku perencanaan sistem informasi yang

direkomendasikan adalah partisipasi top manajer secara aktif (Doll, 1985) yang

secara eksplisit harus mempertimbangkan perencanaan bisnis organisasi.

Page 6: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

Atribut dari perencanaan sistem informasi yang matang seperti partisipasi

top manajemen dalam perencanaan sitem dan manajer sistem informasi yang

terlibat dalam perencanaan bisnis akan lebih mungkin ketika organisasi

terintegrasi (Prenkumar dan Kim 1994). Integrasi organisasi adalah kualitas

kolaborasi yang ada diantara departemen yang dipelukan untuk mencapai

kesatuan usaha dengan lingkungan yang ada. Integrasi dicapai melalui kekuatan

kerja, interdepartemen komite dan personl yang saling berhubungan untuk

mengkoordinasikan aktivitas dari departemen yang saling tergantung (Galbraith,

1977 dalam Sabherwal, 1999) mekanisme integratif tersebut mengusulkan

interaksi yang dapat membantu merekonsiliasikan perspektif yang berbeda dan

mengembangkan kesatauan rencana dan strategi. Selain itu juga meningatkan

kesadaran bisnis dari manajer sistem informasi dan meningkatkan partisipasi top

manajer dalam proses perencanaan sistem informasi (Prenkumar dan Kim,1994).

2.3 Hubungan Antara Kematangan Perencanaan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Dan Kesusksesan Sistem Informasi.

Beberapa studi empiris telah menemukan bukti adanya suatu hubungan

yang positif antara kematangan perencanaan sistem informasi dan kesusksesan

sistem informasi. Penelitian-penelitian terdahulu menganai hubungan antara

kematangan perencanaan sistem dan kesusksesan sistem informasi secara umum

mengimplikasikan bahwa arah pengaruh tersebut yaitu kematangan perencanaan

sistem informasi mempengaruhi kesusksesan informasi. Sementara pengaruh

sebaliknya yaitu kesuksesan sistem informasi mempengaruhi kematangan

perencanaan sistem informasi diabaikan karena belum ada penelitian empiris yang

Page 7: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

menguji alternatif tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga akan dilihat

pengaruh sebaliknya (pengujian dengan dua alternatif arah hubungan).

2.4 Hubungan Tidak Langsung antara Integrasi Organisasi Terhadap Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) melalui Kematangan Perencanaan

Integrasi organisasi adalah kualitas kolaborasi yang ada diantara

departemen yang dipelukan untuk mencapai kesatuan usaha dengan lingkungan

yang ada. Integrasi dicapai melalui kekuatan kerja, interdepartemen komite dan

personl yang saling berhubungan untuk mengkoordinasikan aktivitas dari

departemen yang saling tergantung (Galbraith, 1977 dalam Sabherwal, 1999)

mekanisme integratif tersebut mengusulkan interaksi yang dapat membantu

merekonsiliasikan perspektif yang berbeda dan mengembangkan kesatauan

rencana dan strategi. Selain itu juga meningatkan kesadaran bisnis dari manajer

sistem informasi dan meningkatkan partisipasi top manajer dalam proses

perencanaan sistem informasi (Prenkumar dan Kim,1994).

2.5 Hipotesis Penelitian

H1 : Semakin tinggi integrasi organisasi akan semakin tinggi kematangan

perencanaan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).

H2: Semakin tinggi kematangan perencanaan sistem informasi akan berpengaruh

positif terhadap kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).

H3: Semakin tinggi integrasi organisasi secara tidak langsung akan berpengaruh

positif terhadap kesuksesan implementasi Sistem Informasi Manajemen

Daerah (SIMDA) melalui kematangan perencanaan

Page 8: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

3. Metode Penelitian

3.1 Desain dan Lokasi Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat penjelasan

(eksplanatory research), Lokasi penelitian ini difokuskan pada unit kerja dan.

waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian adalah 7 bulan.

3.2 Populasi, Penentuan Sampel dan Metode Pengumpulan Data

Populasi dari penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang dalam hal ini

yang bekerja di bagian keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah di

Pemerintah Kota Palembang. Jumlah populasi belum diketahui secara pasti

sehingga teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel ditentukan secara

convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman. Responden dari

penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di bagian verifikasi

(akuntansi), anggaran serta Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Sub Dinas,

Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dengan alasan berkaitan

langsung dengan implementasi SIMDA di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

di Pemerintah Kota Palembang.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirim kuesioner ke

responden secara langsung. Kuesioner yang sudah diisi, dijemput langsung sesuai

dengan janji yang telah disepakati dengan responden. Metode ini dilakukan karena

Pemerintah Kota Palembang yang menjadi objek penelitian masih dalam jarak

yang dapat dijangkau sesuai dengan kemampuan peneliti dan di samping itu

dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan response rate.

Page 9: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

3.3 Teknik Analisis

Pengujian instrumen dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas.

Uji terhadap Reliabilitas terhadap instrumen dilakukan dengan melihat Cronbach

alpha untuk melihat konsistensi internal dan akurasi data akibat terjadinya

perubahan bahasa. Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur instrumen

penelitian (kuesioner). Pengujian ini dilakukan dengna menghitung korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Imam Ghozali,

2005).

Hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan

regresi sederhana dan regresi dengan interaksi;

1. Untuk Menguji Hipotesis 1, model interaksi yang digunakan adalah;

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e

Keterangan,

Y1 : Kematangan Perencanaan Sistem Informasi

X1 : Integrasi

X2 : Partisipasi Pengguna

2. Untuk Menguji Hipotesis 2, model interaksi yang digunakan adalah;

Y2 = a + b4X3 + b5X4 + b6X3X4 + e

Keterangan,

Y2 : Kesuksesan Sistem Informasi

X3 : Kematangan Perencanaan Sistem Informasi

X4 : Kapabilitas Teknologi

Untuk model interaksi Pembuktian matematis oleh Southwood (1978),

effek utama dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

Page 10: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

tidak dapat diinterpretasikan. Fokusnya adalah pada signifikansi dan sifat

pengaruh interaksi dua independen variabel terhadap dependen variabel yang ada

dalam persamaan. Jika b6 signifikan dan positif (b6>0), menunjukkan bahwa

hipotesis didukung. Sedangkan untuk mengetahui adanya nonmonotonic dari

independen variabel (X4, X5, X6 dan X7) terhadap dependen variabel (Y), bisa diuji

dengan meneliti partial derivative dari persamaan satu. Persamaan partial

derivative adalah:

Y/X3,6 = b3,6 + b1,4X2,4

Keberadaan effek nonmonotonic akan memberikan informasi bahwa

perubahan tingkat variabel kontijensi arahnya akan sesuai dengan arah slope yang

terjadi. Sebelum uji t untuk model regresi berganda dengan interaksi, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas data. Model regresi berganda juga harus

memenuhi uji asumsi klasik yaitu; uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan

uji autokolienearitas.

3. Untuk menguji Hipotesis 3, model yang digunakan adalah;

Y4 = a + b7 X8 + e

Keterangan :

Y4 : Kematangan Perencanaan Sistem Informasi

X8 : Kesuksesan Sistem Informasi

3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel

Untuk melakukan pengujian atas hipotesis yang diajukan, variabel-

variabel yang diteliti perlu diukur, dalam penelitian ini variabel-variabelnya terdiri

dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yaitu

faktor-faktor organisasional yang mempengaruhi implementasi Sistem Informasi

Page 11: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

Manajemen Daerah sedangkan variabel dependennya adalah kematangan

perencanaan.

Integrasi Organisasi, adalah kualitas kolaborasi yang ada diantara

departemen yang dipelukan untuk mencapai kesatuan usaha dengan

lingkungan yang ada.

Kematangan Perencanaan Sistem Informasi , adalah seberapa jauh review

sistem yang diusulkan dalam bentuk kriteria yang didisain untuk

meminimalkan jumlah sistem, untuk memperluas skop dan untuk

menempatkan sistem tersebut dalam rangkaian yang lebih tepat untuk

pengembangan.

Kesuksesan sistem informasi, adalah seberapa jauh kontribusi dari produk

yang dihasilkan oleh sistem informasi bagi organisasi.

4 Hasil Penelitian

4.1 Gambaran Umum Responden

Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan 52 kuesioner kepada

responden yaitu para kepala kantor dinas yang bekerja pada lingkungan

Pemerintah Daerah baik di kota Palembang. Penyebaran kuesioner di mulai pada

tanggal 25 Oktober 2007 dan ditargetkan dapat kembali pada tanggal 10

November 2007. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 32 eksemplar. Untuk

mengetahui lebih jelas jumlah kuesioner yang disebar dan yang dikembalikan

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1Ringkasan Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Page 12: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa untuk pengiriman 52

kuesioner, yang kembali sebanyak 32 kuesioner, dengan tingkat response rate

sebesar 42%. Tingkat response rate tersebut di atas tingkat rata-rata response rate

untuk ukuran Indonesia dengan rata-rata 1% - 20 % (Nur Indriantoro, 1993).

Profil 71 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini disajikan

dalam tabel 4.2. Tabel tersebut menginformasikan bahwa mayoritas responden

berusia 40 tahun ke atas (68,75%), jenis kelamin pria (87,5%), memiliki latar

belakang pendidikan formal strata satu atau S1 (43,75).

Tabel 4.2Statistik Deskriptif Profil Responden

4.2 Uji Kualitas Data

Menurut Hair et. al (1998) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan

dengan menggunakan program SPSS yang memberikan fasilitas untuk melakukan

uji statistik Cronbach Alpha (α ), dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabil jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (Nunnally, 1969

dalam Imam Ghozali, 2005). Berdasarkan tabel 4.5 hasil dari uji reliabilitas

variabel atas ketiga instrument variabel penelitian menunjukkan Cronbach Alpha

(α ) diatas 0.60. Hal ini berarti semua penggunaan instrumen-instrumen tersebut

memenuhi tingkat reliabilitas yang disyaratkan.

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas

Page 13: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

instrument pengukur variabel dalam kuesioner. Dalam penelitian ini, uji validitas

dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing

pertanyaan dengan total skor dari masing-masing variabel. Pada tabel 4.3

menunjukkan bahwa instrumen tingkat penggunaan integrasi organisasi,

kematangan perencanaan dan kesuksesan implementasi SIMDA, masing-masing

item-item pertanyaannya terbukti valid, dimana hubungan korelasi masing-masing

item terhadap total skor dengan tingkat signifikansi (**) pada level di bawah 0.01

dan tingkat signifikansi (*) pada level di bawah 0.05.

Tabel 4.4

Hasil uji Validitas

4.3Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

sederhana dalam menguji hipotesis.

Tabel 4.5

Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis Regresi Sederhana dan Moderated Regression Analysis (RMA -Uji Nilai Selisih Mutlak)

4.3.1 Pengujian Hipotesis Satu (H1)

Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa integrasi organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kematangan perencanaan organisasi. Hal ini dapat

dilihat dari tabel 4.5, menunjukkan bahwa tingkat koefisien beta sebesar 0.491

dengan nilai t sebesar 4.701 serta nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0.000

berarti nilai ini lebih kecil dari nilai α = 0.05. Dengan demikian dapat dibuktikan

Page 14: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

bahwa integrasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kematangan

perencanaan. Dengan kata lain, hipotesis satu (H1) ini dapat diterima.

Selain itu, pada tabel 4.11 juga menunjukkan angka R Square (R²) adalah

sebesar 0.405 (40,5%) artinya variabel kematangan organisasi dapat dipengaruhi

(dijelaskan) oleh variabel integrasi organisasi, sedangkan sisanya (100%-

40,5%=59,5 %) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain diluar model dalam

penelitian ini. Demikian pula, dengan uji statistik F, didapat F hitung sebesar

22.095 dengan tingkat probabilitas 0.000 yang jauh lebih kecil dari nilai α = 0.05,

maka model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi

kematangan perencanaan organisasi.

4.3.2 Pengujian Hipotesis Dua (H2)

Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa kematangan perencanaan

berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi SIMDA. Pengujian

hipotesis dua (H2) ini menggunakan analisa regresi sederhana.

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai R Square (R²) sebesar

0.282 (28,2%) berarti variabel kesuksesan implementasi SIMDA dapat

dipengaruhi (dijelaskan) oleh variabel kematangan perencanaan, sedangkan

sisanya ( 100%-28,2%=71,8 %) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain diluar

model dalam penelitian ini. Selain itu, nilai F sebesar 13.171 dengan tingkat

signifikan sebesar 0.001 lebih kecil dari nilai α = 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa kematangan perencanaan mempengaruhi kesuksesan implementasi

SIMDA.

Page 15: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

4.3.3 Pengujian Hipotesis Tiga (H3)

Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa integrasi organisasi secara tidak

langsung berpengaruh terhadap kesuksesan implementasi SIMDA melalui

kematangan perencanaan. Berdasarkan hasil output statistik model III

menunjukkan besarnya koefisien determinan dengan nilai R² = 0.396 (39,6%),

yang berarti 39,6 % variabel kesuksesan implamentasi SIMDA dijelaskan oleh

variasi variabel integrasi organisasi dan kematangan perencanaan, sedangkan

sisanya (100% - 39,6% = 60,4%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model dalam

penelitian ini.

Penelitian ini dapat membuktikan secara bersama-sama variabel tingkat

integrasi organisasi yang tinggi dan perencanaan yang matang akan berpengaruh

positif terhadap kesuksesan implementasi SIMDA yang dapat dilihat dari nilai F

sebesar 11,166 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai α =

0.05. Namun, uji parameter individu atas deviasi variabel integrasi organisasi dan

kematangan perencanaan menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0.320 dan t-

hitung sebesar 1.321 > dari t-tabel dengan probabilitas 0.197 lebih besar dari α =

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien beta variabel intervening absolut

integrasi organisasi dan kematangan perencanaan (Abs X1_X2) tidak signifikan

pada tingkat p < 0,05. Penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa variabel

kematangan perencanaan sebagai variabel pengintervening hubungan antara

integrasi organisasi dan kesuksesan implementasi SIMDA.

4.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, menunjukkan bahwa tiga

hipotesis yang diajukan, hipotesis yang diterima yaitu hipotesis 1 (H1) dan

Page 16: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

hipotesis 2 (H2), sedangkan dan hipotesis 3 (H3) secara individual ditolak namun

secara bersama dapat diterima. Berikut ini pembahasan masing-masing hasil

pengujian hipotesis 1 (H1), hipotesis 2 (H2) dan hipotesis 3 (H3).

4.4.1 Pembahasan Hipotesis 1 (H1) : Pengaruh Positif antara Integrasi Organisasi Terhadap Kematangan Perencanaan Sistem Hipotesis satu (H1) menyatakan adanya dugaan integrasi organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kematangan perencanaan sistem. Hasil pengujian

hipotesis 1 (H1), diperoleh kesimpulan bahwa uji statistik menerima hipotesis 1

(H1). Kondisi ini menunjukkan bahwa integrasi organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kematangan perencanaan sistem. Hal ini berarti semakin

tinggi integrasi organisasi maka perencanaan sistem akan semakin baik/ matang.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prenkumar

dan Kim (1994), yang menemukan hubungan positif antara integrasi organisasi

dengan perencanaan. Penelitian ini juga mendukung teori yang menyatakan

bahwa . Integrasi dicapai melalui kekuatan kerja, interdepartemen komite dan

personl yang saling berhubungan untuk mengkoordinasikan aktivitas dari

departemen yang saling tergantung (Galbraith, 1977 dalam Sabherwal, 1999)

mekanisme integratif tersebut mengusulkan interaksi yang dapat membantu

merekonsiliasikan perspektif yang berbeda dan mengembangkan kesatauan

rencana dan strategi. Selain itu juga meningatkan kesadaran bisnis dari manajer

sistem informasi dan meningkatkan partisipasi top manajer dalam proses

perencanaan sistem informasi (Prenkumar dan Kim,1994).

Perencanaan sebagai proses penyiapan seperangkat keputusan untuk

dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian

sasaran tertentu, maka perencanaan mempunyai unsur-unsur: (1) berhubungan

Page 17: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

dengan hari depan; (2) mendesain seperangkat kegiatan secara sistematis; dan (3)

dirancang untuk mencapai tujuan tertentu (Kunarjo, 1992). Proses perencanaan

setelah pasca otonomi daerah juga tidak luput dari beberapa permasalahan yang

krusial dan signifikan. Dikatakan oleh Antonius Tarigan (2007) bahwa

reformasi kelembagaan politik kepemerintahan belum berjalan baik. Sistem

perencanaan belum dilandasi suatu dasar hukum yang kuat sehingga “rule of the

game” tidak pernah tercipta. Ketiadaan perangkat peraturan yang jelas dan

mengikat membuat sistem perencanaan pembangunan nasional tidak akan

menghasilkan sinergi dalam berbagai upaya pembangunan di berbagai tingkatan,

sektor dan daerah. Namun secara empiris dibuktikan bahwa perencanaan dalam

implementasi SIMDA matang salah satu sebab diantaranya adanya organisasi

yang terintegrasi.

4.4.2 Pembahasan Hipotesis 2 (H2) : Pengaruh Positif antara Kematangan Perencanaan dan Kesuksesan Implementasi Sistem

Hipotesis dua (H2) menyatakan semakin tinggi kematangan perencanaan

akan berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi SIMDA . Hasil

pengujian hipotesis 2 (H2), diperoleh kesimpulan bahwa uji statistik menerima

hipotesis 2 (H2). Kondisi ini menunjukkan bahwa kematangan perencanaan yang

tinggi akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan implementasi

SIMDA.

Penelitian ini berhasil mendukung beberapa studi empiris telah

menemukan bukti adanya suatu hubungan yang positif antara kematangan

perencanaan sistem informasi dan kesusksesan sistem informasi. Penelitian-

penelitian terdahulu menganai hubungan antara kematangan perencanaan sistem

dan kesusksesan sistem informasi secara umum mengimplikasikan bahwa arah

Page 18: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

pengaruh tersebut yaitu kematangan perencanaan sistem informasi mempengaruhi

kesusksesan informasi.

4.4.3 Pembahasan Hipotesis 3 (H3) : Integrasi Organisasi Secara Tidak Langsung Berpengaruh Terhadap Kesuksesan Implementasi SIMDA Melalui Kematangan PerencanaanHipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa integrasi organisasi secara tidak

langsung berpengaruh terhadap kesuksesan implementasi SIMDA melalui

kematangan perencanaan. Penelitian ini dapat membuktikan secara bersama-sama

variabel tingkat integrasi organisasi yang tinggi dan perencanaan yang matang

akan berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi SIMDA.

Atribut dari perencanaan sistem informasi yang matang seperti partisipasi

top manajemen dalam perencanaan sitem dan manajer sistem informasi yang

terlibat dalam perencanaan bisnis akan lebih mungkin ketika organisasi

terintegrasi (Prenkumar dan Kim 1994). Perencanaan sistem informasi yang lebih

matang mungkin meningkatkan pemusatan pandangan antara manajer sistem

informasi dan manajer lini berdasarkan jenis sistem (Lind dan Zmud, 1991) dan

memungkinkan integrasi yang lebih sinergik antara teknologi informasi dan bisnis

knowladge. Pada level yang sangat dasar perencanan sistem informasi yang

matang diharapkan akan menghasilkan kesuksesan sistem informasi yang lebih

baik.

Berdasarkan uraian pada bab – bab terdahulu, maka pada bab ini akan

disajikan kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran – saran yang nantinya

dapat digunakan sebagai masukan, khususnya di lingkungan pemerintah kota

Palembang dalam implementasi SIMDA.

Page 19: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis 1 (H1), diperoleh kesimpulan bahwa uji statistik

menerima hipotesis 1 (H1). Kondisi ini menunjukkan bahwa integrasi

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kematangan

perencanaan sistem. Hal ini berarti semakin tinggi integrasi organisasi maka

perencanaan sistem akan semakin baik/ matang.

2. Temuan dari hasil pengujian hipotesis 2 diperoleh kesimpulan bahwa uji

statistik menerima hipotesis 2 (H2). Kondisi ini menunjukkan bahwa

kematangan perencanaan yang tinggi akan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesuksesan implementasi SIMDA.

3. Hasil pengujian hipotesis 3 (H3), penelitian ini dapat membuktikan secara

bersama-sama variabel tingkat integrasi organisasi yang tinggi dan

perencanaan yang matang akan berpengaruh positif terhadap kesuksesan

implementasi SIMDA.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang bisa menimbulkan gangguan

dalam hasil penelitian ini. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada lingkup

kepala kantor dinas di lingkungan pemerintah kota Palembang.

Page 20: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

2. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen berdasarkan

persepsi dari skor jawaban responden, hal ini tentu saja akan menimbulkan

bias terhadap hasil penelitian ini, apabila persepsi responden berbeda dalam

kondisi yang sesungguhnya.

3. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu waktu (cross sectional),

kemungkinan perilaku individu senantiasa berubah dari waktu ke waktu.

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan tersebut di atas, maka beberapa saran yang

diusulkan dalam penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan tidak

hanya terbatas pada kantor dinas di kota Palembang saja tetapi disarankan agar

lebih memperluas area penelitian diseluruh propinsi yang ada di Pulau

Sumatra atau di seluruh Indonesia.

2. Penelitian selanjutnya perlu terus dilakukan guna mencari desain pengendalian

yang paling fit (cocok) dengan mengembangkan variabel kontekstual lainnya

seperti partisipasi pengguna, kapabilitas teknologi dan sebagainya, dengan

cara menambah atau mengganti variabel pemoderasi pada penelitian ini.

Page 21: Paper - Masnoni dan Lyna Latifah

DAFTAR PUSTAKA

DeLone, W.H., and McLean, E.R. Information systems success: The quest for the dependent variable. Information Systems Research, 3, 1 (1992), 60-95.

Doll, W.J. (1985). “Avenues for Top Management Involvement in Successful MIS Development”. MIS Quarterly 9 (1) (March). Pp. 17-35.

Ein-Dor. P., dan Segev. E., 1978, Organizational Context and The Success of MIS, Management Science 24, Vol 10, 1064-1071

Ghozali, Imam. (2005), Aplikasi Analisis Mutlivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga, BP Undip.

Kunarjo (1992), Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lind, M.R. and R.W. Zmud (1991) “The Influence of a Convergence in Understanding Between Technology Providers and Users on Information Technology Innovativeness.” Organization Science, 2(2), 195-217.

Mardiasmo (2002), Akuntansi Sektor Publik, ANDI Yogyakarta.

Premkumar, G. and King, W. R. 1994. ‘Organizational Characteristics and Information Systems Planning: An Empirical Study’, Information Systems Research, 5(2): 75-109.

Sabherwal, R., "The Role Of Trust In Outsourced IS Development Projects", Communications of the ACM, Vol. 42,(2), 1999, 80-86.

Sri Dewi Wahyundaru (2001), Akuntansi Sektor Publik dalam Otonomi Daerah. Suara Merdeka. Edisi 21 Februari

http://www.bpkp.go.id/index.php?/idmit:19 & idpage:516

http://www.bappenas.go.id/node/116/1979/penyempurnaa-rpjmd-belu