Paper Obwe 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obwe

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia.Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan obesitas?

2.Bagaimana etiologi dari obesitas?

3.Bagaimana epidemiologi dari obesitas?

4.Bagaimana klasifikasi dari obesitas?

5.Bagaimana manifestasi klinis dari obesitas?

6. Bagaimana patofisiologi dari obesitas?7.Bagaimana komplikasi dari obesitas?8. Bagaimana penatalaksanaan dari obesitas?9.Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari obesitas?

10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?1.3 Tujuan

Mengetahui pengertian dari obesitas Mengetahui etiologi dari obesitas Mengetahui epidemiologi dari obesitas Mengetahui klasifikasi dari obesitas Mengetahui manifestasi klinis dari obesitas Mengetahui patofisiologi dari obesitas Mengetahui komplikasi dari obesitas Mengetahui penatalaksanaan dari obesitas Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari obesitas Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitasBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ObesitasObesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.2.2 Etiologi ObesitasObesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , a. keturunan

b. pola makan

c. obat-obatan

d. psikososial

e. ekonomi

f. aktivitas

g. pola pikir dan

h. konsentrasi intake makanan.

2.3 Epidemiologi ObesitasDiperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT 30 kg/m2 melebihi 250 juta orang atau sekitar 7 % populasi orang dewasa di dunia. Kisaran prevalensi obesitas hampir meliputi semua spektrum < 5% di China, Jepang dan negara-negara Afrika tertentu sampai >75 % di daerah urban samoa.Angka obesitas tertinggi di dunia berada di kepulauan pasifik pada populasi Melanesia, Polinesia dan Mikronesia. Misalnya pada tahun 1991, di daerah urban samoa diperkirakan 75 % perempuan dan 60% laki-laki diklasifikasikan sebagai obesitas.Sedangkan di Indonesia, penelitian epidemiologi yang dilakukan di daerah sub urban di daerah koja, Jakarta Utara, pada tahun 1982, mendapatkan prevalensi obesitas sebesar 4,2 %, di daerah kayu putih, Jakarta Pusat 10 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1992, prevalensi obesitas sudah mencapai 17,1 % dimana laki-laki 10,9 % dan perempuan 24,1 %. Pada populasi obes ini dislipidemia terdapat pada 19 % laki-laki dan 10,8 % perempuan. Hipertrigliseridemia pada 16,6% laki-laki.2.4 Klasifikasi ObesitasObesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

1.Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%

2. Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%

3.Obesitas berat: kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMIKlasifikasi

< 18.5

18.524.9Normal

25.029.9normal tinggi

30.034.9Obesitas tingkat 1

35.039.9Obesitas tingkat 2

40.0Obesitas tingkat 3

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.

Dengan Rumus:

BMI = kilogram / meter22.5 Manifestasi klinis ObesitasObesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.

Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :

a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari jari yang berbentuk runcing.

b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.

c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.

d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang kadang terdapat strie putih atau ungu.

e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnyaPada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

2.6 Patofisiologi pada obesitasMakanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang keluar masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.2.7 Komplikasi ObesitasObesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:

1. Hipertensi.Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.2. Diabetes.Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

3. Dislipidemia.

Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.

4. Penyakit jantung koroner dan Stroke

Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.

5. Osteoartritis.Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.

6. Apnea tidur.Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.

7. Asthma

Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.

8. Kanker

Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.9. Penyakit perlemakan hatiBaik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.10. Penyakit kandung empadu

Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.

2.8 Penatalaksanaan ObesitasPenatalaksanaan diet Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:

1. Gaya hidup

Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.

2. Bedah bariatrik

Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,034,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 2138%.

3. Obat-obat anti obesitas

Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.4. Balon Intragastrik

Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.

5. Pintasan Usus

Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.

2.9 Pemeriksaan Diagnostik Obesitas 1. Pemeriksaan metabolik atau endorinDapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia. 2. Pemeriksaan antropometrikDapat memperkirakan rasio lemak dan otot.3.0 Asuhan Keperawatan Pada ObesitasI. Pengkajian1. Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini

Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas

Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau memicu

Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah , kepercayaan3. Pemerikasaan fisik :

Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.

Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas

Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.

Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.

Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.

Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening4. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)

5. Pola fungsi kesehatan

a) Aktivitas istirahat

Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.

b) Sirkulasi

Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi

c) Makanan / cairan

Mencerna makanan berlebihand) Kenyamanan

Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang belakang

e) Pernafasan

Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea

f) Seksualitas

Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouriaII. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih

2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri

3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial

4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial

III. Intervensi Setelah pengumpulan data, mengelompokkan dan menentukan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.

IV. Implementasi

Dilakukan sesuai intervensi yang ada

V. Evaluasi

Evaluasi segala tindakan yang di implementasikan

BAB III

PENUTUP

3.1 SimpulanKegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun, keinginan pola hidup lebih sehat dan penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).

3.2 Saran

1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, selain berdiskusi dengan dokter dan ahli gizi, juga harus lebih banyak berdiskusi dengan klien mengenai pilihan makanan yang disukai klien.2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga,, mulai dari keluarga,abat sampai teman akrab klien. Hal ini dapat memberikan motivasi pada klien agar program diet dapat terlaksana sesuai harapan.DAFTAR PUSTAKA

NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius

Barbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung

Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGCKapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000Stikes Bina Usada BaliPage 14