33
PENGGABUNGAN USAHA, LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI, INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI, SPECIAL PURPOSE ENTITY I. Penggabungan Usaha Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9 tentang perseroan terbatas, kombinasi bisnis adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Menurut PSAK No. 22 kombinasi bisnis terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Pengendalian yang dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Langkah-langkah penggabungan usaha menurut pasal 127 UU No. 40 Tahun 2007 adalah sebagai berikut : 1. Menurut keputusan RUPS yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dimana keputusan adalah sah jika disetujui oleh ½ dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali undang-undang dan atau anggaran dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar. 2. Direksi perseroan yang akan melakukan penggabungan wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit

Paper Penggabungan Usaha 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paper Penggabungan Usaha 2

PENGGABUNGAN USAHA, LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI, INVESTASI

PERUSAHAAN ASOSIASI, SPECIAL PURPOSE ENTITY

I. Penggabungan Usaha

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9 tentang perseroan terbatas, kombinasi

bisnis adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk

menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva

dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada

perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan

yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Menurut PSAK No. 22 kombinasi

bisnis terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa

bisnis. Pengendalian yang dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan

keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas

tersebut.

Langkah-langkah penggabungan usaha menurut pasal 127 UU No. 40 Tahun 2007

adalah sebagai berikut :

1. Menurut keputusan RUPS yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat,

dimana keputusan adalah sah jika disetujui oleh ½ dari jumlah suara yang

dikeluarkan, kecuali undang-undang dan atau anggaran dasar menentukan bahwa

keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar.

2. Direksi perseroan yang akan melakukan penggabungan wajib mengumumkan

ringkasan rancangan paling sedikit dalam satu surat kabar dan mengumumkan

secara tertulis kepada karyawan yang akan melakukan penggabungan dalam

jangka waktu 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.

3. Melakukan pengumuman atas pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan

dapat memperoleh rancangan penggabungan di kantor perseroan terhitung sejak

tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS dilaksanakan.

4. Kreditor dapat mengajukan keberatan pada perseroan dalam jangka waktu 14 hari

setelah pengumuman. Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditur tidak

mengajukan keberatan maka kreditur dianggap menyetujui penggabungan.

Page 2: Paper Penggabungan Usaha 2

5. Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan mengambil

alih dengan persetujuan Dewan Komisaris masing-masing menyusun rancangan

pengambilalihan yang memuat sekurang-kurangnya:

a. Nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih

dan Perseroan yang akan diambil alih

b. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan

Direksi Perseroan yang akan diambil alih;

c. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a

untuk tahun buku terakhir dari Perseroan yang akan mengambil alih dan

Perseroan yang akan diambil alih;

d. Tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambil

alih terhadap saham penukarnya apabila pembayaran pengambilalihan

dilakukan dengan saham;

e. Jumlah saham yang akan diambil alih;

f. Kesiapan pendanaan;

g. Neraca konsolidasi performa Perseroan yang akan mengambil alih setelah

pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

h. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap

Pengambilalihan;

i. Cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan

Komisaris, dan karyawan dari Perseroan yang akan diambil alih;

j. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengambilalihan, termasuk jangka

waktu pemberian kuasa pengalihan saham dari pemegang saham kepada

Direksi Perseroan;

k. Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil Pengambilalihan

apabila ada.

Page 3: Paper Penggabungan Usaha 2

II. Metode Kombinasi Bisnis

Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi,

penerapan metode akuisisi mensyaratkan :

1. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung

diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi yaitu entitas yang memperoleh

pengendalian atas pihak diakuisisi. Pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak

pengendali mungkin memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi dengan

beberapa cara, seperti :

1. Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset netto

yang merupakan suatu bisnis).

2. Dengan menimbulkan lilibilitas/kewajiban

3. Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas

4. Dengan memberikan lebih dari satu jenis imbalan

5. Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang termasuk kontrak.

2. Penentuan tanggal pengakuisisi

Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi yaitu tanggal pihak

pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak diakuisisi. Secara hukum

mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil-alih lialibilitas pihak

diakuisisi yaitu tanggal penutupan. Namun demikian, pihak pengakuisisi mungkin

memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah tanggal penutupan. Serta

pihak pengakuisisi mempertimbngkan semua fakta dan keadaan terkait dalam

menentukan tanggal akuisisi.

3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, lialibilitas

yang diambil alih, dan kepentingan pihak diakuisisi

a. Prinsip pengakuan

Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, terpisah dari goodwill,

aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan

non pengendali pihak yang diakuisisi.

Page 4: Paper Penggabungan Usaha 2

b. Klasifikasi pengakuan :

1. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih

memenuhi definisi aset dan liabilitas dalam kerangka dasar pengukuran

KDPPLK pada tanggal akuisisi.

2. Dalam menentukan aset yang dieroleh atau liabilitas yang diambil alih

diperoleh dari pertukaran dengan pihak diakuisisi serta aset dan lialibilitas

(jika ada) hasil transaksi terpisah dicatat sesuai dengan sifatnya dan SAK

terkait.

3. Pihak pengakuisisi dapat mengakui suatu aset dan liabilitas yang

sebelumnya yang tidak diakui pihak akuisisi sebagai aset dan liabilitas

dalam laporan keuangannya.

4. Pragraf B28-B40 memberiksan panduan dalam pengakuan sewa operasi

dan aset ak berwujud. Paragraf 22-28 menentukan jenis aset teridentifikasi

dan liabilitas yang termasuk pos-pos yang diberikan pengecualian terbatas

oleh pernytaan ini terkait prinsip dan ketentuan pengakuan.

c. Prinsip pengukuran :

1. Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan

liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.

2. Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan non pengendali pada pihak

diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan.

Kepentingan non pengendali atas aset netto teridentifikasi dari pihak

diakuisisi.

3. Yang termasuk dalam pengecualian dari prinsip pengakuan dan

pengukuran yaitu pajak penghasilan, imbalan kerja, aset identifikasi dan

yang termasuk pengecualian dari prinsip pengukuran (hak yang diperoleh

kembali, penghargaan pembayaran berbasis saham, aset dimiliki untuk

dijual), juga didalam paragraf B41-45 yaitu aset dengan arus kas yang

tidak pasti, aset yang terkait dengan sewa operasi yang mana pihak yang

diakuisisi merupakan lessor, aset tidak digunakan atau digunakan dengan

Page 5: Paper Penggabungan Usaha 2

cara berbeda dengan pemakaian pelaku pasar lain, kepentingan non

pengendali pihak diakuisisi.

d. Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran

Pihak pengakuisisi mencatat pos-pos dengan menerapkan

ketentuan provisi, liabilitas kontijensi dan aset kontijensi diakui

dengan hasil berbeda jika menerapkan prinsip dan ketentuan

pengakuan diatas dengan menerapkan ketetntuan pengakuan

sebagai tambahan dan diukur pada suatu jumlah selain nilai wajar

pada tanggal akuisisi.

4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian

dengan diskon

Pihak pengakuisisi dapat mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur

sebagai selisih lebih (a) atas (b) dibawah ini :

a. Nilai agregrat dari :

(i) Imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan pernyataan ini, yang pada

umumnya mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi.

(ii) Jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi yang diukur

sesuai dengan pernyataan ini; dan

(iii) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada

tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak

pengakuisisi pada pihak diakuisisi.

b. Selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang

diambil alih pada tanggal akuisisi.

Pihak pengakuisisi dan pihak diakusisi menukarkan hanya kepentingan ekuitas,

nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan ekiutas pihak diakusisi mungkin

dapat diukur secara lebih andal daripada nilai wajar tanggal akuisisi dari

kepentingan ekuitas pihak pengakuisisi.

Page 6: Paper Penggabungan Usaha 2

c. Pembelian dengan diskon

a. Pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon, bila melebihi nilai

agregat dari jumlah yang dinyatakan.

b. Bila dalam kombinasi binis yang merupakan penjualan terpaksa yang terjadi

karena pihak penjual melakukannya karena diwajibkan.

c. Pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat

seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih serta mengakui setiap

aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam pengkajian kembali

tersebut.

d. Imbalan yang dialihkan

a. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar,

yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas

seluruh aset yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi, liabilitas yang diakui oleh

pihak pengakuisisi kepada pemilik sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang

diterbitkan oleh pihak pengakuisisi.

b. Imbalan yang dialihkan mungkin termasuk aset atau liabilitas dari pihak

pengakuisisi yang memiliki nilai tercatat yang berbeda dari nilai wajarnya pada

tanggal akuisisi. Jika demikian, pihak pengakuisisi mengukur kembali aset atau

liabilitas yang dialihkan pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi dan mengakui

keuntungan dan kerugian yang dihasilkan, jika ada dalam laba rugi. Namun

demikian kadang aset atu liabilitas yang dialihkan tetap berada dalam entitas

hasil penggabungan setelah kombinasi bisnis, dan oleh karena itu pihak

pengakuisisi tetap mengendalikan aset atau liabilitas tersebut.

5. Panduan Tambahan Untuk Menerapkan Metode Akuisisi untuk Jenis

Kombinasi Bisnis Tertentu.

Kombinasi Bisnis yang Dilakukan Secara Bertahap

a. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak

pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki

sebelumnya pada pihak diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan

Page 7: Paper Penggabungan Usaha 2

mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan jika ada di dalam laba

rugi. Dalam periode pelaporan sebelumnya, pihak pengakuisisi mungkin

telah mengakui perubahan nilai kepentingan ekuitasnya pada pihak

diakuisisi dalam pendapatan komprehensif lain. Jika demikian, jumlah

yang telah diakui dalam komprehensif lain diakui dengan dasar yang sama

sebagaimana dipersyaratkan, jika pihak pengakuisisi telah mengakui

secara langsung kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya.

Kombinasi Bisnis yang Dilakukan Tanpa Pengalihan Imbalan

a. Pihak pengakuisisi kadang memperoleh pengendalian atas pihak diakuisisi

tanpa adanya pengalihan imbalan. Kondisi tersebut termasuk :

1. Pihak diakuisisi membeli kembali sahamnya sendiri dengan jumlah

yang memadai sehingga investor yang ada memperoleh pengendalian.

2. Hilangnya hak veto minoritas, yang sebelumnya menghalangi pihak

pengakuisisi untuk mengendalikan pihak diakuisisi, dimana pihak

pengakuisisi memiliki hak suara mayoritas.

3. Pihak pengakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan

kontrak semata.

b. Dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan kontrak semata, pihak

pengakuisisi mengatribusikan kepada pihak diakuisisi sejumlah aset neto

pihak diakuisisi. Dengan kata lain kepentingan ekuitas pada pihak

diakuisisi dimiliki oleh pihak selain pihak pengakuisisi adalah kepentingan

non pengendali dalam laporan keuangan setelah kombinasi pihak

pengakuisisi, bahkan jika hasilnya adalah bahwa seluruh kepentingan

ekuitas pada pihak diakuisisi diatribusikan kepada kepentingan non

pengendali.

HARGA AKUISISI

Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait

akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis,

yang meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau

konsultasi lainnya, serta biaya administrasi umum termasuk biaya pemeliharaan departemen

Page 8: Paper Penggabungan Usaha 2

akuisisi internal yang dicatat sebagai beban pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran

serta penerbitan efek utang dan efek ekuitas sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006) :

Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.

Akuisisi saham akan diikuti dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada

dasarnya merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi.

biaya langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagi

pengurang tambahan modal disetor.

ALOKASI HARGA AKUISISI

PSAK 22 revisi 2010 mengharuskan pihak pengakuisisi menilai aset teridentifikasi

yang diperoleh dan kewajiban/liabilitas yang diambil alih dengan niali wajar pada tanggal

akuisisi. Selain itu PSAK 22 juga mengharuskan pihak pengakuisisi untuk mengukur

kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi pihak yang diakuisisi. Penilaian pada

nilai wajar umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan harga akuisisi yang wajar. Prinsip

historical cost mengharuskan entitas menyajikan aset berdasarkan harga perolehan, tetapi

ketika terjadi akuisisi saham, neraca entitas yang diakuisisi harus dinilai berdasarkan harga

wajarnya oleh penilai independen. Nilai wajar yang lebih tinggi akan menyebabkan harga

akuisisi (niai investasi) menjadi lebih tinggi. Kondisi dimana nilai wajar aset lebih tinggi dari

nilai buku atau nilai buku utang lebih besar dari nilai wajarnya disebut undervalue. Apabila

nilai wajar aset lebih kecil dari nilai buku atau nilai wajar utang lebih tinggi dari nilai buku

yang tercatat, maka hal itu disebut sebagai overvalue.

GOODWILL DAN DISKON PEMBELIAN

Harga ekuitas yang diakuisisi xxxx

Harga wajar kepentingan non pengendali xxxx

Total harga wajar xxxx

Total nilai wajar ntitas yang diakuisisi (xxxx)

Goodwill xxxx

Goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat ekonomi masa depan yang

timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat

diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.

Page 9: Paper Penggabungan Usaha 2

Goodwill yang diakui sebelumnya

Harga ekiutas yang diakuisisi Rp. 5.600.000.000

Harga wajar kepentingan nonpengendali Rp. 1.360.000.000

Total harga wajar Rp. 6.960.000.000

Total nilai wajar entitas yang diakuisisi (Rp. 6.800.000.000)

Goodwill Rp. 160.000.000

Goodwill pihak pengakuisisi (Rp. 160.000.000)

Goodwill nonpengendali Rp. 0

Entitas menerapkan pernyataan ini, secara prospektif untuk goodwill yang diperleh dari

kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu ,

entitas :

a. Menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada

atau setelah tanggal 1 Januri 2011;

b. Mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan

penurunan goodwill pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah

tanggal 1 januari 2011; dan

c. Melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan

Nilai Aset sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari

2011.

Goodwill Negatif yang Diakui Sebelumnya

Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011

yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januri

2011, jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan

Page 10: Paper Penggabungan Usaha 2

penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah

tanggal 1 januari 2011.

Diskon Pembelian

Kadangkala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon yaitu suatu

kombinasi bisnis dimana hasil penjumlahan harga ekuitas yang diakuisisi dan harga wajar

kepentingan non pengendali lebih kecil dari nilai wajar total ekuitas entitas yang diakui.

Sebelum mengakui keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai

kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan

liabilitas yang diambil alih, serta mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat

diidentifikasi dalam penyajian kembali tersebut. PSAK 22 mensyaratkan pihak

pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang digunakan untuk mengukur jumlah

yang diakui pada tanggal akuisisi sebagai berikut:

a. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih

b. Kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi, jika ada;

c. Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan ekuitas pihak

pengakuisisi yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi; dan

d. Imbalan yang dialihkan

Jika selisish wajar entitas yang diakui tetap ada, pihak pengakuisisi mengakui

keuntungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.

Keuntungan tersebut diatribusikan pada pihak pengakuisisi sehingga diskon

pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosiasi pihak pengakuisisi atau

timbul dari kombinasi bisnis yang terpaksa. Kondisi ini membuat bargaining power

pihak pengakuisisi lebih tinggi sehingga harga akuisisi lebih rendah. Dengan

demikian diskon pembelian diakui sebagai keuntungan bagi pihak pengakuisisi saja.

Page 11: Paper Penggabungan Usaha 2

Pembukuan Entitas Pengakuisisi Setelah Kombinasi Bisnis

Prosedur akuntansi investasi pihak pengakuisisi dalam ekuitas entitas yang diakuisisi dalam

banyak hal dilakukan sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): investasi dalam entitas asosiasi

yang mensyaratkan penerapan metode ekuitas dimana investasi pada awalnya dicatat sebesar

biaya perolehan dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian

investor yang dalam hal ini adalah pihak pengakuisisi, atas laba atau rugi investee setelah

tanggal perolehan.

Investasi dalam Ekuitas xxx

Pendapatan Investasi xxx

Distribusikan laba atau deviden yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat

investasi yang dicatat investor sebagai berikut:

Piutang Deviden xxx

Investasi dalam Ekuitas xxx

Oleh karena itu persamaannya sebagai berikut:

Investasi akhir = Investasi Awal + Pendapatan Investasi – Deviden Investee

Jika terdapat perubahan proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan

komprehensif lainnya bagi investee. Investor akan mencatat:

Investasi dakam Ekuitas xxx

Pendapatan Komprehensif Lainnya xxx

Pendapatan Investasi dalam laporan Keuangan Individu

Walaupun pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis diharuskan mencatat dan

menyesuaikan nilai investasinya dengan metode ekuitas sesuai PSAK revisi 2009 tetapi

PSAK 4 tetap mengijinkan entitas pengakuisisi menggunakan metode biaya ketika menyusun

laporan tersendiri atau laporan individu dalam batas sebagai infomasi tambahan sesuai

dengan PSAK 55: instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran. Pencatatan dengan

Page 12: Paper Penggabungan Usaha 2

metode biaya menyajikan nilai investasi sebesar harga perolehan dan mengabaikan

pengembangan investasi dalam entitas anak.

Metode biaya disebut juga metode pendapatan dimana berpandangan bahwa perusahaan

investee adalah sumber pendapatan investor. Bila investee mengumumkan laba, hal itu

belumlah menjadi pendapatan bagi perusahaan investor. Berdasarkan teori akuntansi,

pendapatan itu harus dibuktikan dengan adanya aliran masuk kas atau bukti akan menerima

kas (piutang). Pengumuman laba entitas investee tidak serta merta menjadi tanda aliran kas

masuk bagi investor kecuali investee berniat membagikan laba tersebut kepada pemegang

saham (deviden). Jadi, laba entitas investee tidak boleh diakui sebagai pendapatan oleh

investor. Karena itu tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat entitas investor atas

pengumuman laba investee.

Jika pihak investee mengumumkan deviden hal ini merupakan bukti pendapatan bagi investor

yakni pendapatan deviden.

Piutang Deviden xxx

Pendapatan Deviden xxx

Dalam metode biaya sumper pendapatan investasi adalah laba dibagikan oleh investee.

Penerapan metode ini dilakukan dengan alasan tertentu yakni:

1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena alasan perusahaan anak dibeli

dengan tujuan dijual kembali dalam jangka pendek.

2. Perusahaan anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi

secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada perusahaan induk.

3. Penggunaan metode ekuitas atas investee tidak lagi sesuai dengan alasan-alasan

tertentu.

Page 13: Paper Penggabungan Usaha 2

A. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan asumsi yang memandang makna

suatu entitas ekonomi. Laporan keuangan konsolidasi menggambarkan aspek ekonomi entitas

yang beroperasi secara individu tetapi berada dalam suatu pengendalian. Pengendalian ini

akan menimbulkan apa yang disebut hubungan entitas induk-anak dimana entitas induk

disebut sebagai entitas pengendali sedangkan entitas anak merupakan entitas yang

dikendalikan. Karena entitas yang digabung ini dalam pengendalian tetap beroperasi secara

independen maka SAK mensyaratkan disusunnya suatu laporan keuangan gabungan yang

disebut laporan keuangan konsolidasi. Di indonesia Penyusunan laporan keuangan

konsolidasi mengacu pada PSAK 4 revisi 2009. PSAK 4 mewajibkan entitas yang

mengendalikan entitas lain untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Entitas induk

tidak lagi menyusun laporan keuangan individual sendiri. Dalam menyusun laporan keuangan

konsolidasian entitas menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan entitas anak satu

per satu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, liabilitas,ekuitas, penghasilan dan

beban. Langkah-langkah konsolidasi yang dilakukan sebagai berikut:

a) Jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak dengan porsi entitas

induk atas ekuitas entitas anak dieliminasi ( lihat PSAK 22: kombinasi bisnis yang

menjelaskan pengakuan goodwiil yang dihasilkan)

b) Kepentingan non pengendali atas laba rugi entitas anak yang dikonsolidasikan selama

periode pelaporan diidentifikasi.

c) Kepentingan dan pengendali dan bagian kepemilikan entitas induk atas aset neto

entitas anak yang dikosolidasikan diindentifikasikan secara terpisah. kepentingan non

pengendali atas aset neto terdiri dari :

i. Jumlah kepentingan non pengendali pada tanggal kombonasi bisnis awal yang

dihitung sesuai PSAK 22, dan

ii. Bagian kepentingan non pengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal

kombinasi bisnis tersebut.

Page 14: Paper Penggabungan Usaha 2

B. PRINSIP SUBSTANCE OVER FORM DAN LAPORAN KONSOLIDASI

PSAK 4 revisi 2009 menyatakan bahwa pengendalian atas entitas lain merupakan

acuan dalam menentukan apakah suatu entitas diwajibkan menyusun laporan konsolidasi.

Pengendalian biasanya ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidalk

langsung melalui entitas anak lebih dari setengah suara entitas lain. Akan tetapi, PSAK juga

menjelaskan bahwa tidak semua kepemilikan lebih dari 50%, baik secara langsung maupun

tidak langsung menunjukkan adanya pengendalian. Kadang bisa saja kepemilikan diatas 50%

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak, tidak menimbulkan

pengendalian hal ini terjadi jika ada:

1) Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai dengan perjanjian dengan

investor lain

2) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasakan

anggaran dasar atau perjanjian.

3) Kekuasaan untuk menunjuk atau menganti sebaian besar dewan direksi atau dewan

komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau

organ tersebut.

4) Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau dewan

komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau

dewan direksi atau dewan komisaris atau organ tersebut.

Sebaliknya, kepemilikan entitas induk diatas 50% tidak menunjukkan pengendalian jika:

1) Kepemilikan dimaksudkan untuk sementara atau akan dialihkan dalam jangka pendek.

2) Entitas anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sangat mempengaruhi

kemampuannya dalam mentransfer dana pada entitas induk.

C. PROSEDUR KONSOLIDASI

a. Periode Laporan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar satu tahun yakni per 1 januari

sampai 31 desember tiap tahun, apabila akuisisi entitas anak terjadi pada awal tahun, maka

Page 15: Paper Penggabungan Usaha 2

penyusunan laporan keuangan kosolidasi tidak bermasalah. Namun, bila akuisisi tersebut

tidak terjadi pada awal atau akhir tahun maka akan timbul masalah penyusunan laporan

keuangan konsolidasi pada akhir tahun pertama setelah terjadi hubungan entitas induk anak.

Laporan keuangan konsolidasi terdiri dari :

Laba rugi konsolidasi

Neraca konsolidasi

Laba ditahan konsolidasi

Arus kas konsolidasi

Pada tanggal akuisisi hanya neraca konsolidasi yang disusun, sementara laba rugi

entitas anak menjadi hak entitas induk pada periode setelah akuisisi. Laporan laba rugi dan

laporan konsolidasi entitas anak lainnya dikonsolidasi pada periode setelah diakuisisi.

b. Transaksi antar perusahaan

Transaksi antar perusahaan menimbulkan keterkaitan akun-akun dalam laporan

keuangan entitas induk dan anak. Transaksi penjualan induk dan anak akan menyebabkan

akun pada “ penjualan “ entitas induk dan akun “ pembelian “, entitas anak saling terkait.

Begitupun untuk transaksi utang-piutang dan lain-lain. Transaksi antar perusahaan

merupakan transaksi internal dari sudut pandang konsolidasi. Apabila entitas induk menjual

aset kepada entitas anak maka sama artinya entitas induk menjual aset pada dirinya sendiri

karena entitas anak dan induk adalah satu. Laporan keungan konsolidasi tidak mengakui

transaksi seperti ini dan menganggap penjualan tersebut semata-mata segai pemindahan atau

transfer aset saja. Karena itu dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi nantinya transaksi-

transaksi seperti ini harus dikonsolidasi.

c. Kepentingan nonpengendali

PSAK 4 Revisi 2009 mendefinisikan kepentingan nonpengendali sebagai ekuitas

entitas anakk tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kkepada

entitas induk. Keentingan nonpengendali akan berubah seiring dengan perubahan ekuitas

anak yang disebabkan pengumuman laba dan dividen oleh entitas anak.

III. Investasi Perusahaan Asosiasi

Investasi pada entitas asosiasi terdiri dari perusahaan yang berinvestasi pada

perusahaan yang berasosiasi kecuali perusahaan yang dimiliki oleh:

a. Organisasi modal ventura atau

Page 16: Paper Penggabungan Usaha 2

b. Reksadana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung

investasi.

yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan.

Entitas asosiasi adalah suatu entitas termasuk entitas non korporasi seperti persekutuan,

dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak

ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.

Pengaruh Signifikan

Jika investor memiliki secara langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak

suara investee maka investor dianggap memiliki pengaruh signifikan kecuali dapat dibuktikan

dengan jelas bahwa entitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Sebaliknya, jika

investor memiliki secar langsung ataupun idak langsung kurang dari 20% hak suara investee

maka investor dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan kecuali pengaruh signifikan

tersebut dapat dibuktikan dengan jelas.

Keberadaaan pengaruh signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau

lebih cara berikut ini:

a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee.

b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam

pengambilan keoputusan tentang deviden atau distribusi lainnya.

c. Adanya transaksi material antara investor dengan investee.

d. Pertukaran personel manajerial atau

e. Penyediaan informasi teknis pokok.

Entitas mungkin memiliki warrant, opsi beli saham, instrument utang ekuitas yang dapat

dikonversi menjadi saham biasa atau instrument sejenis lain yang mempunyai potensi (jika

dieksekusi atau dikonversi) untuk menambah hak suara entitas atau mengurangi hak suara

pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya (yaitu hak suara

potensial). Hak suara potensial tidak dapat dieksekusi atau dikonversi ketika misalnya hak

Page 17: Paper Penggabungan Usaha 2

suara tersebut tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal dimasa

depan.

Untuk menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengaruh signifikan, maka

entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat eksekusi hak suara potensial dan

perjanjian kontraktual lain apakah dipertimbangkan secara individual atau dalam kombinasi)

yang mempengaruhi hak potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan

untuk mengeksekusi atau mengkonversi.

Entitas kehilangan pengaruh signifikan atas investee ketika entitas kehilangan kekuasaan

untuk berpartisipasi dakam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.

Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan dalam tingkat

kepemilikan secara absolut atau relatif.

Metode Ekuitas

Dalam metode ekuitas, investasi pada entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar biaya

perolehan dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian

investor atas laba rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian investor atas laba rugi

investee diakui dalam laba rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai

tercatat investasi. Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat

perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan

komprehensif lain investee.

Ketika terdapat hak suara potensial, maka bagian investor atas laba rugi investee dan

perubahan dalam ekuitas investee ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan saat ini dan

tidak mencerminkan kemungkinan eksekusi atau konversi hak suara potensial.

Penerapan Metode Ekuitas

Rugi Penurunan Nilai

Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui

secara terpisah maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah, sebagai

gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdsarakan PSAK 48 dengan

membandingkan antar jumlah tepulihkan dengan jumklah tercatat. Rugi penurunan nilai yang

diakui pada keadaan tersbut tidak dialokasikan pada setiap aset termasuk goodwill yang

membntuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Dengan demikian

Page 18: Paper Penggabungan Usaha 2

pembalikan dari penurunan nilai diakui sepanjang jumlah terpulihkn dari investasi tersebut

kemudian meningkat.

Pengungkapan

1. Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi yang tersedia kuotasi harga publikasian.

2. Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, termasuk jumlah agregat aset,

liabilitas, pendapatan, dan laba rugi.

3. Alasan mengapa anggapan investor yang tidak memiliki pengaruh signifikan jika

investor memiliki kurang dari 20% hak suara atau hak suara potensial investee secara

langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, namun disimpulkan bahwa

investor tersebut memiliki pengaruh signifikan.

4. Alasan mengapa anggapan investor yang memiliki pengaruh signifikan jika investor

memiliki lebih dari 20% hak suara atau haks suara potensial investee secara langsung

tidak langsung melalui entitas anak, namun dismpulkan bahwa investor tersebut tidak

memiliki pengaruh signifikan.

5. Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas asosiasi, ketika laporan

keuangan tersebut digunakan dalam menerapkan metode ekuitas dan tanggal atau

periode yang berbeda dengan investor, dan alasan menggunakan tanggal atau periode

yang berbeda.

6. Sifat dan tingkatan setia pembatasan signifikan (misalnya hasil dari perjannjian

pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) atas kemampuan entitas asosiasi

untuk mentransfer dana kepada investor dalam bentuk deviden tunai, atau

pembayaran kembali pinjaman yang diberikan atau uang muka.

7. Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui, baik untuk periode terjadinya kerugian

tersebut maupun secara kumulatif jika investor menghentikan pengakuan bagiannya

atas rugi entitas asosiasi, dan

8. Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi secara individual atau dalam

kelompok, yang tidak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, termasuk jumlah

total aset, total liabilitas, pendapatan, dan laba rugi.

Page 19: Paper Penggabungan Usaha 2

Investasi pada entitas asosiasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas

diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Bagian investor atas laba rugi entitas asosiasi,

dan jumlah tercatat investasi, diungkpkan secara terpisah. Bagian investor dari setiap

operasi yang dihentikan dari entitas asosiasi juga diungkapkan secara terpisah.

Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain entitas

asosiasi diakui oleh investor dalam pendapatan komprehensif lain.

D. KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (EBK)

Referensi ISAK 7 dari:

PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

PSAK 24 : Imbalan Kerja

PSAK 25 : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK50 : Instrumen Keuangan: Penyajian

PSAK 53 : Pembayaran Berbasis Saham

ISAK 7 mendefinisikan bahwa suatu Entitas Bertujuan Khusus (EBK) atau Special

Purpose Entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, Firma atau bahkan entitas yang

berbentuk hukum, EBK umunya dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur

secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan pimpinan, wali amanat, atau

manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK. Ketentuan ini

seringkali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan EBK tidak dapat

dimodivikasi atau diubah ( beroperasi dengan autopilo), kecuali mungkin oleh pendiri atau

sponsornya.

Sponsor (entitas yang diwakili oleh EBK) sering kali mengalihkan atau menjual

asetnya ke EBK, memperoleh hak pemakain aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan

jasa kepada EBK, sementara pihak lain ( “ penyedi moda “) mungkin menyediakan dana

kepada EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK ( seringkali adalah pendiri atau sponsor )

mungkin secara substansi mengendalikan EBK. Hak atas manfaat ( benevicial interes ) dalam

suatu EB, misalnya dapat berupa instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak

residual atau sewa. Beberapa hak atas manfaat, mungkin memberikan tingkat imbal hasil

Page 20: Paper Penggabungan Usaha 2

yang tetap atau pasti kepada pemegangnya, sementara yang lain memberikan akses terhadap

keuntungan ekonomi dimasa depan dari kegiatan EBK.

Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dengan

EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. Subtansi hubungan

tersebut yakni:

a) Secara subtansi, kegiatan dari EBK dijalanan untuk mewakuli suatu entitas sesuai

denagan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari

operasi EBK.

b) Secara substani, entitas mempinyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk

memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat

mekanisme autoilop, entitas telah mendelegasikan keuasaan dalam pengambilan

keputusan ini.

c) Secara substansi, entitas mempunyai hak untu mempunyai hak untuk memperoleh

sebagian besar manfaat dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung resiko dari

aktifitas EBK, atau

d) Secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung resikon

kepemilikan terkait dngan EBK atau asetnya untuk memperpleh manfaat dari aktifitas

EBK.

Jika secara substansi suatu entitas mengendalikan EBK walaupun tidak

menempatkan modal dalam EBK tersebut, entitas tersebut diwajibkan menyusun laporan

konsolidasi. Laporan konsilidasi itu harus disusun sesuai denga PSAK 4. Jika tidak ada

kepemilikikan dalam EBK, seluruh ekuitas pemilik EBK disajikan sebagai kepentingan non

pengendali pada sisi ekuitas neraca konsolidasi. Jika terdapat penempatan modal atau

investasi entitas dalam EBK investasi tersebut dieliminasi dengan ekuitas EBK. Bila tidak

semua ekitas EBK dimiliki entitas induk maka terdapat kepentingan non pengendali.

PEMBAHASAN KASUS

Kasus Cherry

1. Menurut ISAK 7 EBK adalah membentuk entitas anak tanpa berbadan hukum dimana entitas anak dibatasi oleh suatu perjanjian. Sehingga sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mentransfer dana.

Page 21: Paper Penggabungan Usaha 2

2. Menurut ISAK no.7 EBK dikonsolodisakan jika suatu entitas memiliki hubungan dengan EBK dan mengindikasikan adanya pengendalian EBKoleh entitas tersebut. Laporan konsolidasi dibuat mengacu pada PSAK No.4 paragraf 10 dan 15.

3. Perlakuan Cherry terhadap entitas baru dianggap sebagai investasi, seharusnya tidak boleh dianggap sebagai investasi. Dalam PSAK no.4 paragraf 15 (a) yang menyatakan bahwa jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak dengan porsi entitas induk atas ekuitas entitas anak dieliminasi.

4. Pendanaan lepas neraca pada kasus cherry adalah aset yang dikelola perusahaan namun tidak dilaporkan pada neraca melainkan dilaporkan secara terpisah dari laporan keuangan. Aset tersebut disembunyikan karena dibiayai oleh hutang yang tidak tercatat pada neraca.

Kasus Kertagama

1. Menurut kelompok kami, PT Kertagama harus mengkapitalisasi sewa tersebut karena menurut PSAK 30 paragraf 10 c dimana masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomi aset meskipun hak milik tidak dialihkan. Menurut PSAK 30 paragraf 19 mengakui biaya sewa sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari sewa minimum.

Perhitungan :

1. Membuat jurnal koreksi.

Jurnal ini dibuat pada tanggal 1 Januari 2009 (pembayaran angsuran pertama dimana Rp. 80.000.000 diakui sebagai pemabayaran sewa)

Leese liabilities Rp.80.000.000Retain Earning Rp.80.000.000

Retain Earning Rp. 54.166.666Akumulasi Depresiasi Rp. 54.166.666

Beban penyusutan = Rp. 650.000.000/12 tahun = Rp. 54.166.666

Penjelasan : Jurnal koreksi ini dibuat karena mesin cor ini sudah diakui sebagai leese aset maka kita juga harus mengakui beban penyusutannya sesuai dengan umur ekonomis mesin cor selama 15 tahun.

Page 22: Paper Penggabungan Usaha 2

2. Membuat jurnal pengakuan.

Diketahui : Angsuran 1 : Rp. 80.000.000 Bunga : 7% + 9% = 8%

2Jangka sewa : 12 tahun Present Value = Rp. 80.000.000 x PV (8%,12)

= Rp. 80.000.000 x 8,13896 = Rp. 651.116.800

Menurut PSAK 30 paragraf 19 jika nilai kini (present value) lebih tinggi dari nilai wajar aset sewaan maka kita mengakui nilai wajar aset sewaan.

Aset sewaan Rp. 651.116.800Kewajiban sewaan Rp.651.116.800

2. Kami akan tetap mengkapitalisasi karena dalam SFAS No. 13 paragraf 7 c yang menyatakan bahwa aset sewaan akan dikapitalisasi bila jangaka waktu sewaan sama dengan 75% atau lebih dari umur ekonomis aset sewaan tersebut. Pada kasus PT. Kertagama perusahaan menyewa mesin cor selama 12 tahun dengan umur ekonomis 15 tahun maka maka jangka waktu sewa sebesar 80% atau melebihi dari 75%.

3.

Kriteria SFAS 13 PSAK 30 (2009)

Jangka waktu sewaan >75% dari umur ekonomis (Paragraf 7c)

Tidak ada penjelasan rinci (Par. 10c)