Upload
imas-mega-pratiwi
View
185
Download
37
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis Kasus Petrowidada dengan memperhatikan k3ll nya.
Citation preview
PAPER KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA, DAN LINDUNG
LINGKUNGAN
Analisis Kasus Ledakan Tangki di Pabrik Petrowidada
Disusun Oleh
Imas Mega Pratiwi
1306370524
Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok
2015
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam suatu lingkupan industri, sudah
bukan rahasia umum bahwa banyak sekali kecelakaan kerja yang terjadi baik yang ringan
maupun yang berat akan dialami oleh para pekerjanya. Kecelakan kerja dapat disebabkan
karena adanya kesalahan pada alat-alat yang digunakan pada pabrik dan juga dapat
disebabkan karena adanya human error. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human
error merupakan suatu kasus kecelakaan yang sering terjadi di dalam sebuah pabrik industri.
Suatu kesalahan kecil dari human error tersebut akan berakibat sangat fatal untuk pabrik
industri tersebut dan juga dapat menelan banyak korban.
Ledakan di pabrik Petrowidada membuat banyak kerugian untuk berbagai pihak
terkait. Selain menyebabkan korban meninggal dunia, beberapa pekerja dari pabrik tersebut
juga mengalami luka-luka. Selain itu, warga di lingkungan sekitar pabrik juga mengalami
suatu kerugian material. Sebenarnya Pemerintah telah membuat beberapa peraturan seperti
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja telah dibuat untuk mengatur sistem K3 yang ada di setiap sektor lingkungan
pekerjaan. Namun banyak sektor-sektor industri yang mengabaikan K3 ini dan berakibat
pada terjadinya kecelakaan-kecelakaan kerja di industri itu sendiri. Selain itu, kurangnya
pengetahuan K3 bagi para pekerja juga menjadi faktor penyebab dari kecelakaan kerja
tersebut. Untuk itu perlunya pengetahuan K3 yang harus ditanamkan ke dalam diri para
pekerja sebelum para pekerja tersebut memulai bekerja.
Untuk itu, dalam paper ini penulis banyak menganalisis berbagai kecelakaan-
kecelakaan kerja dan kaitannya dengan pengetahuan K3 yang sangat diharapkan mampu
menambah wawasan para pembaca dalam hal keselamatan kerja. Penulis berharap dengan
adanya analisis K3 pada salah satu kasus kecelakaan kerja yang pernah terjadi dapat menjadi
evaluasi para pekerja serta menjadi ilmu pengetahuan yang dapat mengarahkan para pekerja
agar lebih waspada dan berhati-hati.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper tugas akhir K3LL ini adalah untuk mengetahui
faktor penyebab dari kasus ledakan yang terjadi di pabrik Petrowidada dengan menggunakan
Fault Tree Analysis, untuk menganalisis kecelakaan kerja yang terjadi pada kasus ledakan di
pabrik Petrowidada, serta untuk mengetahui keterkaitan kasus ledakan yang terjadi di pabrik
Petrowidada dengan materi K3LL.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. (Ridley, 2004). Tidak selamanya keselamatan kerja para pekerja
dapat terjamin. Terkadang pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja baik di industri kimia,
konstruksi bangunan, dan lain lain bisa saja terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan proses pekerjaan yang direncanakan
menjadi kacau. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang diantaranya
yaitu kerugian material, kehilangan nyawa, serta kehilangan profit perusahaan.
2.2 Fault Tree Analysis
Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu metode analisis deduktif yang menggunakan
model pohon kesalahan ( fault tree ) simbol Boolean untuk mengetahui penyebab insiden
atau kecelakaan utama terjadi. Fault Tree digunakan untuk menampilkan kombinasi
penyebab (failure) yang menyebabkan insiden utama (Top Event ) sehingga terlihat
hubungan yang logis antara penyebab dengan insiden utama (Top Event ). Cara ini bisa
dikatakan sebagai cut set yang berarti penyebab-penyebab terjadi secara bersamaan sehingga
terjadilah insiden utama. Kerusakan dan kesalahan yang digambarkan dalam fault tree dapat
dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu Primary Fault and Failure, Secondary Fault and
Failure, dan Command Fault and Failure.
Ketiga jenis kesalahan dan kerusakan tersebut merupakan fault dan failure yang
sering digunakan dalam fault tree. Primary fault and failure digunakan untuk
menggambarkan insiden basic (dasar), sedangkan secondary dan command fault and failure
digunakan untuk menggambarkan insiden intermediate.
Dalam mendesain fault tree terdapat beberapa langkah untuk mendapatkan hasil
yang baik, langkah-langkah tersebut adalah :
1. Menentukan masalah utama (Top Event)
2. Menentukan penyebab insiden
3. Membuat Fault Tree
4
2.3 Keselamatan Kebakaran dan Ledakan
Kebakaran adalah peristiwa terbakarnya sesuatu (seperti rumah, hutan, dll).
Sedangkan bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan kesusaha, kerugian,
atau penderitaan. Dalam skala besar, kebakaran dapat menjadi suatu bencana. Berikut adalah
grafik yang menggambarkan kebakaran di dalam ruangan.
Gambar 1. Grafik Hubungan Suhu dan Waktu Kebakaran dalam Ruangan
2.4 Toksikologi di Tempat Kerja
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari pemahaman mengenai pengaruh-
pengaruh suatu zat kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Toksisitas atau derajat racun
merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme
hidup. Beberapa faktor yang mempengaruhi toksisitas adalah jalur paparan, dosis paparan,
faktor individu, sifat fisika dan sifat kimia, serta kondisi lingkungan.
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja dapat dilakukan dengan cara melakukan
survey pendahuluan, mengenal proses produksinya, serta yang terpenting ialah mempelajari
MSDS (Material Safety Data Sheet).
Toksik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, pencernaan
dan injeksi. Masuknya toksik ke dalam tubuh manusia akan sangat berbahaya sekali bagi
kesehatan apabila toksik tersebut telah melewati ambang batasnya dan hal itu terjadi berulang-
ulang. Maka diperlukan hubungan dosis dari toksis dengan batas amannya.
Pemberian dosis rendah tetapi
terjadi secara berulang lebih aman
disbanding pemberian jumlah yang sama
tetapi dosis tunggal. Pada dasarnya tubuh
memiliki sistem detoksifikasi sendiri.
Bahan berbahaya bisa sangat fatal jika
paparan yang diterima lebih besar
dibandingkan laju detoksifikasi.
5
Gambar 2. Grafik Hubungan Dosis Toksik dengan Respon Tubuh Manusia
2.5 Kronologis Kasus
Diambil 1 berita dari beberapa kronologis yang ada. Kronologis kejadian diambil dari
http://news.liputan6.com/read/71114/kebakaran-pabrik-petrowidada-di-bulan-keselamatan-
kerja.
Kebakaran Pabrik Petrowidada di Bulan Keselamatan Kerja
on 29 Jan 2004 at 23:03 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kebakaran di
pabrik PT Petrowidada di Gresik, Jawa Timur,
Selasa pekan silam, benar-benar mencoreng
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
dicanangkan pemerintah. Betapa tidak. Selain
menewaskan dua pekerja, insiden terjadi saat
pemerintah mencanangkan Januari ini sebagai
Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu, PT Petrowidada baru menerima
sertifikat keselamatan kerja, dua pekan sebelum kebakaran. Tak pelak, Menteri Tenaga Kerja
Jacob Nuwa Wea yang menandatangani sertifikat tersebut kecewa. "Ini sangat memalukan.
Fasilitas sudah siap. Pengawasan dilakukan. Tapi, masih saja terjadi," kata Jacob di Jakarta,
baru-baru ini.
Karena itu, Jacob menuduh manajemen PT Petrowidada melakukan kelalaian.
PT Petrowidada tak berdiam diri dituding begitu. Kepala Regu D PT Petrowidada Basuki
Rahmat mengaku, pihaknya sudah mendekteksi kebocoran di pipa tangki B2994, sehari
sebelum insiden. Basuki kemudian mengurangi isi tangki dan menyiram air di luar tangki.
"Tujuannya agar tangki dingin, sehingga menurunkan tekanan," kata Basuki. Keesokan
harinya, dia kembali menyiapkan selang hidran di sekitar tangki sesuai prosedur standar
keselamatan. Sementara karyawan belum diperintahkan mengevakuasi diri. Tapi tanpa
diduga, ledakan mengguncang sekitar pukul 16.00 WIB.
Staf hubungan masyarakat PT Petrowidada Tasril Jamal membantah kebakaran
terjadi karena faktor kelalaian. Sebab, menurut dia, semua prosedur sudah dilakukan. "Ini
murni kecelakaan," kata Tasril. Sebelumnya, kebakaran memang berulang kali terjadi di
pabrik yang memproduksi bahan baku plastik itu. Namun, insiden sebelumnya belum pernah
memakan korban jiwa.
Selain dituding melakukan kelalaian, selama ini PT Petrowidada juga berulang kali
dituduh mencemari lingkungan, antara lain dengan membuang limbah ke Kali Romo,
Meduran. Tak heran, saat kebakaran api juga berkobar sepanjang sungai. Pabrik tersebut pun
membuang limbah dalam drum yang disimpan di lapang terbuka dekat pemukiman. Menurut
manajemen PT Petrowidada, pihaknya membuang limbah tersebut dengan alasan sudah
memberi kompensasi Rp 8.000 per drum kepada warga. Namun, ketika dikonfirmasi, tak
seorang pun warga yang mengaku menerima dana kompensasi tersebut.
6
Kobaran api di sungai praktis menyambar rumah-rumah di bantaran kali, termasuk
milik pasangan lanjut usia Embah Sumo dan Kitri. Nyaris tak ada harta yang bisa
diselamatkan oleh Sumo. Televisi 16 inci, duit tabungan Rp 1,5 juta, dan barang lainnya
hangus terbakar. Padahal, menurut kakek berusia 90 tahun ini, sebagian uang simpanan akan
digunakan untuk membeli hewan kurban untuk Idul Adha 1424 Hijriah
Korban lain adalah Safiudin. Saat kejadian, pemuda yang baru saja lulus sekolah
menengah kejuruan itu hendak melintas ke lokasi pabrik. Belum sampai ke lokasi, satpam
pabrik menyuruh Safiudin menjauhi pabrik. Namun, beberapa saat setelah Safiudin berbalik
arah, tangki pabrik meledak. Pemuda itu baru tersadar setelah dirawat di Rumah Sakit Dokter
Sutomo, Surabaya. Menurut dokter yang merawat korban, Safiudin mengalami pendarahan
selaput otak. Diperkirakan, Safiudin setidaknya harus dirawat selama tiga bulan untuk pulih
kembali.
Sementara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat, beberapa hari
setelah kebakaran, Gresik diguyur hujan. Padahal, saat itu cuaca tak mendung. Air hujan
tersebut juga menyebabkan warga gatal-gatal. "Apakah iklim Gresik yang parah atau gara-
gara kebakaran Petrowidada, itu harus diselidiki," kata aktivis Walhi Jatim Ridho Syaiful.
Sebenarnya, kasus PT Petrowidada bukanlah hal luar biasa di negeri ini. Banyak pabrik lain
yang membuang limbah tanpa diolah terlebih dahulu. Sementara pengawasan pemerintah
pun lemah.(ZAQ/Tim Sigi SCTV)
2.6 Pengenalan Pabrik Petrowidada
Badan Usaha Petrowidada, PT
Alamat : Jl. Prof M. Yamin Gresik
Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Telepon : 031-3951945
Produk Usaha : Phtalic Anhydride
Badan Usaha dengan produk Phthalic Anhydride
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku yang Digunakan
Phtalic Acid Anhydride Orto Xylene
7
Fasa : padat
Berat molekul : 148 gr /mol
Titik didih : 295 OC
Melting point : 131 OC
Densitas : 1,53 gr /cm3
Flash point : 152 OC
Kelarutan : larut dalam 162 bagian air,
125 bagian carbon disulfide,
larut sempurna dalam
benzene panas.
Kemurnian : 99,9 %
Fasa : cair
Berat molekul : 106 gr /mol
Titik didih : 144 OC
Melting point : -25 OC
Densitas : 0,88 gr /ml
Viskositas : 812 cP pada 20 OC
Flash point : 17 OC
Panas pembentukan : 2005,4 kJ/mol
Tekanan uap : 4,4 kPa
Temperature kritis : 235,2 OC
Tekanan kritis : 4760 kPa
Alat-alat yang Digunakan dan Bekerja Vital pada Pabrik Petrowidada
Perancangan alat yang digunakan untuk Pabrik Phatalic Acid Anhydride adalah
sebagai berikut.
Gambar 3. Skema Perancangan Pabrik Phatalic Acid Anhydride dan Keterangan
Spesifikasi Alat Utama pada Pabrik Petrowidada adalah sebagai berikut.
8
9
10
11
2.7 Analisis Kasus
Setelah mengamati beberapa kronomogis dari kasus ledakan pada pabrik
Petrowidada tersebut, dapat ditarik hipotesis sementara bahwakecelakaan kerjad tersebut
disebabkan oleh 4 hal yaitu:
1. Temperatur menjadi lebih tinggi dari temperatur normalnya
2. Tekanan tinggi
3. Adanya kebocoran gas
4. Adanya nyala api
Analisa yang lebih mendalam dari keempat hal yang telah disebutkan diatas adalah
sebagai berikut.
1. Tekanan gas tinggi: Reaksi yang terjadi pada tangki pabrik dapat menimbulkan tekanan.
Jika reaksi yang terjadi berjalan melebihi reaksi normal, maka tekanan yang ditimbulkan
juga semakin besar dari tekanan yang biasanya. Tangki yang menjadi tempat terjadinya
reaksi mempunyai kapasitas atau kemampuan menahan tekanan yang terbatas sehingga
jika tekanan yang terjadi akibat reaksi melebihi kapasitas tangki untuk menahan tekanan
maka dapat menimbulkan ledakan pada tangki.
12
2. Kebocoran gas: Kebocoran gas dapat terjadi karena disebabkan oleh 2 hal yaitu
kebocoran katup (yang dikarenakan katup tidak menutup rapat sehingga terdapat gas
yang keluar) atau kebocoran pada pipa. Kebocoran ini dapat disebabkan kurangnya
pengecekan dan perawatan secara teratur sehingga katup dan pipa bisa menjadi rusak
karena pemakaian yang dilakukan terus-menerus.
3. Nyala api: Nyala api pada pabrik kali ini dapat disebakan oleh 2 hal yaitu pelepasan
Phatalic Anhidride dan suhu tinggi. Phatalic Anhidride jika diikuti dengan suhu tinggi
dapat menimbulkan nyala api. Nyala api inilah akan bergabung dengan gas yang dapat
menimbulkan ledakan pada pabrik.
Hal-hal diatas merupakan serangkaian dari kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
human error. Seperti salah satu penjelasan dari surat kabar lainnya mengatakan bahwa
kesalahan kerja terjadi pada pengkontrol mesin utama karena pengkontrol mesin utama
dalam kasus ini tetap membiarkan mesin berjalan dan berproduksi seperti biasanya padahal
mesin dalam keadaan tekanan dan temperature yang lebih tinggi dari biasanya. Selain itu,
pengkontrol mesin utama ini sebenarnya sudah tahu keadaan mesin utama yang keadaannya
tidak seperti biasanya dan ia hanya menyiram mesin tersebut supaya mesin utama yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut menjadi normal kembali. Hal ini juga sangat
salah karena seharusnya pengkontrol mesin utama ini melakukan perbaikan mesin utama
yang tiba-tiba bertekanan dan bertemperatur tinggi sesuai dengan prosedur yang telah
berlaku dalam SOP. Apabila pengkontrol mesin utama tersebut mematuhi SOP yang berlaku,
maka kecelakan kerja seperti ini tidak akan terjadi.
Berikut aalah Fault Tree Analysis yang disimpulkan dari hal-hal utama yang menjadi
penyebab ledaka pada pabrik Petrowidada.
13
Kemudian, kesalahan lain yang dapat berakibat fatal pada kasus ledakan ini adalah
kurangnya pengawasan pada aspek kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan
tersebut, serta kurangnya pengetahuan mengenai sistem manajemen K3 pada setiap
pekerjanya. Sistem manajemen pengawasan yang baik seharusnya melakukan pengecekan
dan memperhatikan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang ada. Namun pada kasus diatas,
terlihat jelas bahwa para pekerja serta pimpinan perusahaan tersebut kurang memperhatikan
MSDS dengan seksama. Disamping tidak memperhatikan MSDS dengan baik, dari pihak
pekerja pun juga tidak memperhatikan prosedur yang ada. Pekerja yang bekerja di sekitaran
tangki yang cukup rawan tersebut tidak disebutkan bahwa pekerja menggunakan alat
Ledakan Pabrik
Petrowidada
Tekanan dan Temperatur Tinggi Kebocoran Gas Nyala Api
Reaksi melebihi
kapasitas
tangki Pelepasan Phtalic
Anhydrade
Suhu
Tinggi
Kebocoran Pipa Kebocoran Katup
Kerusakan pada
Pipa Korosi Katup tidak
menutup Korosi
14
pelindung diri yang lengkap seperti sarung tangan yang jenisnya disesuaikan kebutuhan,
kacamata pengaman, pakaian pengaman yang tertutup, alas kaki khusus yang tertutup,
masker dengan jenis yang disesuaikan kebutuhna, dan lain-lain. Sehingga hal tersebut
membuat semakin besar kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada para pekerja.
Bila ditelisik ke bagian bahan baku utama yaitu Phtalic Anhydrade, diketahui zat
kimia ini memiliki sifat dengan tingkat flamabilitas yang cukup tinggi (sifat mudah terbakar)
apabila direaksikan dengan air. Maka pada saat dilakukan penyiraman tangki dengan air,
tangki yang mengalami kebocoran tersebut mengeluarkan sedikit zat Phtalic Anhydrade yang
kemudian bereaksi dengan air sehingga menimbulkan nyala api yang semakin lama semakin
membesar.
Dari segi peralatan yang digunakan, hal menarik yang dapat dipertimbangkan adalah
alat Heat Exchanger dan Tangki Penyimpanan bahan baku itu sendiri. Kedua alat ini
memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk menjadi alasan terjadinya ledakan di pabrik
Petrowidada. Perlu diketahui, peristiwa perpindahan panas banyak dijumpai dalam industri-
industri kimia, misalnya, pada proses pendinginan atau pemanasan umpan yang akan masuk
ke reaktor, vulkanisasi karet, pembuangan panas dari suatu pembangkit tenaga, dan lain-lain.
Seperti pada PT. Petrowidada yang merupakan perusahaan yang memproduksi Phthalic
Anhydride yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri plastik, cat, dan lem di
Indonesia. Salah satu tahapan pada proses pengolahannya adalah proses pertukaran panas
yang terjadi pada heat exchanger HT-3120 dimana temperatur dari Ortho Xylene harus
dijaga sekitar 140oC dengan memanipulasi laju fluida pemanas yakni berupa steam. Keadaan
alat heat exchanger yang harus dijaga suhunya inilai yang memerlukan pengawasan yang
sangat ketat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diingingkan seperti suhu yang tiba-tiba
melebihi suhu yang seharusnya dan dapat berakibat meledaknya alat tersebut. Selain itu,
tangki penyimpanan juga memerlukan pengawasan yang ketat karena apabila reaksi yang
terjadi pada tangki melebihi kapasitas tangki dan menyebabkan tekanan melebihi tekanan
yang seharusnya, akan memungkinkan terjadinya ledakan pada tangki tersebut. Selain itu,
perlunya dilakukan pengecekan berkala apakah ada kebocoran dalam tangki tersebut.
Kebakaran dan ledakan yang terjadi pada pabrik Petrowidada tersebut berlangsung
sangat cepat dan menjalar sampai ke daerah pemukiman warga setempat. Seperti yang
tertulis pada berita sebelumnya, pabrik Petrowidada ini sering sekali membuang limbah ke
sungai dekat permukiman warga yang mengakibatkan kobaran api dari pabrik menjalar
sampai ke sungai dan akhirnya menjalar juga ke perumahan warga setempat. Hal ini juga
15
sangat disayangkan karena tindakan yang tidak terpuji dari pihak perusahaan serta pihak
warga setempat. Pembangunan pabrik tersebut lagi-lagi tidak mematuhi aturan persyaratan
keandalan gedung yang sudah dibuat pemerintah. Lokasi pabrik sendiri dinilai cukup dekat
dengat permukiman warga setempat sehingga penjalaran kebakaran tidak dapat dihindarkan
lagi.
Menjalarnya kobaran api ke perumahan warga tidak hanya menyebabkan kerugian
material pada warga setempat. Kadar zat-zat kimia yang terbakar akan sangat mempengaruhi
kesehatan warga setempat. Walau tidak jelas dipublikasikan, berapa kadar masing-masing
gas di pemukiman terdekat atau lokasi pengungsian, namun gas CO2 dalam kadar tinggi
dapat mengganggu kesehatan. Udara pernafasan yang mengandung kandungan tiga persen
gas tersebut dapat memicu sesak nafas dan pusing. Sedangkan kadar di udara di atas 10
persen mengakibatkan gangguan penglihatan, bunyi denging dalam telinga, gemetar dan
pingsan setelah satu menit berada di tempat kejadian.
Kondisi akan bertambah buruk apabila terjadi pembakaran tidak sempurna, sehingga
menghasilkan pula gas karbonmonoksida (CO). Setiap pembakaran dan peledakan
sesungguhnya cenderung menghasilkan gas CO. Pembakaran gas alam atau minyak bumi
dapat menghasilkan sampai 5 persen menjadi CO. Celakanya, gas ini sulit terdeteksi oleh
pengamatan biasa karena gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan mudah
meledak.
Apabila gas CO masuk ke dalam darah, gas CO akan berikatan dengan hemoglobin
(Hb) darah membentuk karboksihemoglobin dan dalam jaringan gas ini berikatan dengan zat
mengandung besi lain seperti mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase dan katalase. Paparan
kadar tinggi CO menyebabkan keracunan akut. Gejala permulaan pun akan timbul seperti
nyeri kepala, pusing, rasa kantuk, mual dan muntah. Akibat yang ditimbulkan dari adanya
gas CO ini tergantung dari kadar CO di udara dan lamanya paparan serta
karboksihemoglobin darah yang dihasilkan. Akibatnya dapat terjadi pingsan, koma dan
kematian.
Paparan CO berjangka panjang dapat mengakibatkan keracunan kronis. Gejalanya
seperti nyeri kepala, gangguan daya ingat, penurunan hasil kerja, gangguan tidur, vertigo,
emosi labil serta gangguan saraf pusat maupun perifer. Baik paparan akut maupun paparan
yang menahun, mempunyai efek membahayakan terhadap kesehatan warga setempat.
Melihat penjabaran analisis kasus diatas pun dinilai sangat menyedihkan. Selain
mengakibatkan banyak hal seperti yang telah disebutkan diatas, ternyata kasus ini juga
16
sangat mencoreng dunia Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Bagaimana tidak,
kasus ini terjadi sesaat setelah Pemerintah mencanangkan bahwa Januari merupakan bulan
Keselamatan Kerja di Indonesia. Tentu hal ini sangat memalukan. Belum lagi, pabrik
Petrowidada ini juga telah mendapatkan sertifikat Keselamatan Kerja pada 2 pekan sebelum
terjadinya kebakaran. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar dan keraguan yang besar
mengenai sistem Keselamatan Kerja yang terdapat pada pabrik Petrowidada sendiri. Pabrik
Petrowidada dinilai belum menganalisis lebih jauh mengenai hal-hal keselamatan kerja pada
sebuah pabrik kimia seperti seberapa jauh pembangunan pabrik dengan permukiman warga
sekitar, seberapa bahaya limbah yang dibuang, dan penataan yang lainnya. Maka dari itu,
masih banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan pabrik Petrowidada ini
agar tidak terjadi lagi hal serupa di kemudian harinya.
2.8 Cara Pencegahan
Dari kasus diatas, pencegahan yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut.
1. Perlunya penanaman pengetahuan mengenai keselamatan kerja sejak dini kepada para
pekerja.
2. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi
yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat
pelindung diri, monitoring peralatan dan sebagainya.
3. Adanya pengontrol perusahaan yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan
perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
4. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat bahan yang berbahaya,
pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan
berbahaya (berupa kondisi temperature atau tekanan normal operasi) pada alat-alat
tersebut dan letakkan di tempat yang aman.
5. Diperlukannya sosialiasi dan himbauan mengenai keselamatan kerja baik kepada pihak
perusahaan maupun warga setempat.
6. Diperlukannya pemasangan alat pendeteksi kebakaran yang canggih di setiap sudut
pabrik.
7. Perlunya pemasangan alat pendeteksi pada setiap alat utama dimana alat ini akan
memberitahu bahwa kondisi alat dalam keadaan normal atau tidak.
2.9 Solusi yang Dapat Diambil
Kebakaran dan ledakan yang telah terjadi memang tidak dapat dihindarkan lagi.
Namun solusi aktif yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan agar tidak
terjadi pelebaran masalah dari kasus diatas adalah sebagai berikut.
17
1. Melaporkan pemadam kebakaran setempat agar kobaran api tidak semakin
meluas ke permukiman warga.
2. Memberi garis pembatas yaitu garis aman di tempat kejadian agar tidak ada
warga yang terlalu dekat dengan tempat kejadian.
3. Mengungsikan warga di sekitar lokasi kejadian agar tidak menghirup gas-gas
hasil kebakaran dan ledakan yang dapat membahayakan kesehatan warga.
4. Melakukan evakuasi cepat pembersihan tempat kejadian.
5. Mengsosialisasikan penggunaan masker yang aman untuk para warga agar
terhindar dari gas-gas beracun dari hasil pembakaran pabrik tersebut.
6. Melakukan perawatan ke rumah sakit terdekat untuk para korban kecelakaan
kerja tersebut.
7. Pihak perusahaan Petrowidada bersedia mengganti kerugian material para warga
dan para pekerja akibat kasus yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari paper kasus ledakan yang terjadi di Pabrik
Petrowidada adalah keselaman kerja di lingkungan pekerjaan masihlah sangat minim dalam
pelaksanaannya di Indonesia. Perlunya penanaman dan sosialisasi lebih sistem manajemen
K3 ini agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan berbagai kerugian
seperti kerugian nyawa, material, dan profit dari perusahaan itu sendiri. Penggunaan FTA
dan analisis hubungan kasus dengan materi K3LL ini mampu membantu pembaca untuk
mengerti bagaimana aspek-aspek penting yang terdapat dalam keselematan kerja di
lingkungan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
18
Anonim. “Executive Summary: Tugas Perancangan Pabrik Kimia”.
http://eprints.undip.ac.id/39169/1/6._EXECUTIVE_SUMMARY.pdf. Diakses pada 23
Mei 2015 pukul 10.00 WIB.
Ridley J. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001.
Jakarta: Dian Rakyat
Anonim. “Daftar Perusahaan”. http://www.daftarperusahaan.com/bisnis/petrowidada-pt.
Diakses pada 23 Mei 2015 pukul 11.45 WIB.
Liputan 6. “Kebakaran Pabrik Petrowidada di Bulan Keselamatan Kerja”.
http://news.liputan6.com/read/71114/kebakaran-pabrik-petrowidada-di-bulan-
keselamatan-kerja. Diakses pada 23 Mei 2015 pukul 12.00 WIB.
Anonim. “Oklahoma State University Chemical Guide”.
http://ehs.okstate.edu/hazmat/gloves1.htm. Diakses pada 24 Mei 2015 pukul 13.00 WIB.