Paper Pkm Aufa (Kel III)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKM penelitian

Citation preview

TUGAS PAPERUSULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWAPemanfaatan Biji Lerak sebagai Green Deterjent dalam Upaya Produksi Bersih pada Proses Pemasakan (Scouring) Industri TekstilBidang Kegiatan:PKM PENELITIAN

OLEH: AUFA RAHMATIKA1210941003

DOSEN PEMBIMBING:TAUFIQ IHSAN, MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALASPADANG2015 USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWAPemanfaatan Biji Lerak sebagai Green Deterjent dalam Upaya Produksi Bersih pada Proses Pemasakan (Scouring) Industri TekstilBidang Kegiatan:PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:Ketua: Shintia Rahmadini1310941037/ 2013Anggota: Bayu Inra Setiawan 1110942034/ 2011 Aufa Rahmatika1210941003/ 2012 Denia Wahyu Andani1310941005/ 2013 Riska kartika1310941030/ 2013

UNIVERSITAS ANDALASPADANG2015

LEMBAR PENGESAHAN PKM- PENELITIAN1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Biji Lerak sebagai Green Deterjent dalam Upaya Produksi Bersih pada Proses Pemasakan (Scouring) Industri Tekstil2. Bidang Kegiatan : PKM-P3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Shintia Rahmadinib. NIM : 1310941037c. Jurusan : Teknik Lingkungand. Universitas/ Institut/ Politeknik: Universitas Andalase. Alamat Rumah dan No Tel./ HP : Jln. Raya Indarung No. 42 f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis: 4 orang5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Shinta Indah Dr,Engb. NIM: 0008017305c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Semarang No. 28 Ulak Karang Selatan/ 0823819648356. Biaya Pelaksanaan Total:a. DIKTI:b. Sumber lain:

Padang, 5 Oktober 2015Menyetujui,Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Puti Sri Komala Shintia RahmadiniNIP.196211281997022001 NIM.1310941037Wakil Rektor Bidang KemahasiswaanDosen Pembimbing

Dr. Eng. Rahmadi KurniaShinta Indah Dr, EngNIP/NIK. 196908201997031002NIP/NIK. 0008017305

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya pada kita semua hamba-hambanya, sehingga penulis dapat menyusun sebuah gagasan demi kemajuan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Pemanfaatan Biji Lerak sebagai Green Deterjent dalam Upaya Produksi Bersih pada Proses Pemasakan (Scouring) Industri Tekstil dengan baik.Semua ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :1.Dr. Eng. Rahmadi Kurnia selaku Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Yogyakarta2.Dr. Puti Sri Komala Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas3.Shinta Indah Dr, Eng, selaku Dosen Pembimbing PKM4.Orang Tua tercinta yang telah mengorbankan segala-galanya demi terciptanya cita-cita ananda5.Teman-teman jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas yang telah memberikan motivasi kepada penulis6.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir PKM ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis menyadari bahwagagasan tertulisyang telah disusun masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Program kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian. Semoga program ini nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebagaimana yang diharapkan. Amin

Padang, Oktober 2015

PenulisDAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN3KATA PENGANTAR5DAFTAR ISI6RINGKASAN7BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang81.2 Rumusan Masalah91.3 Tujuan Penulisan91.4 Manfaat Penulisan9BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Teknologi Proses Industri Tesktil102.2 Tinjauan Produksi Bersih dan Penerapannya di Industri Tekstil122.3 Biji Lerak13BAB III. METODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian143.2 Prosedur Percobaan14BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1 Anggaran Biaya164.2 Jadwal Kegiatan16BAB V. KESIMPULAN SAN SARAN5.1 Kesimpulan175.2 Saran17DAFTAR PUSTAKA18LAMPIRANLampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota 19Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 21Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas23Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti25

RINGKASANIndustri tekstil yang mengelola air limbahnya dengan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Air limbah terolah belum memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang dipersyaratkan. Pendekatan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan mempunyai berbagai kelemahan. Kelemahan-kelemahan ini dapat didekati dengan gabungan penerapan produksi bersih dan pengolahan limbah yang sudah terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang-peluang produksi bersih yang dapat diterapkan pada industri tekstil. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder, pengamatan langsung ke lapangan, pengambilan contoh, analisa lapangan laboratorium air limbah. Evaluasi peluang produksi bersih yang dapat diterapkan diperusahaan ditinjau dari aspek teknis ekonomis dan lingkungan. Dari hasil penelitian peluang-peluang produksi bersih yang dapat diterapkan salah satunya yaitu mengganti bahan kimia dalam proses pemasakan (scouring), seperti soda abu, soda kostik, zat pembasah, surfaktan dan pencuci anionik dengan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan seperti biji lerak.

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahIndustri tekstil yang melakukan proses basah secara lengkap dimulai dari proses pengkajian, penghilangan kanji, pemasakan, merserisasi, penggelantangan, pewarnaan, pencetakan dan pencucian. Jumlah air limbahnya cukup besar dan karakteristik air limbahnya juga cukup pollutif. Selain dari karakteristiknya, dalam berproduksi sebagian besar industri tekstil juga masih terdapat banyak menghasilkan komponen-komponen produksi yang terbuang ke lingkungan sehingga menambah beban pencemar dalam air limbah tersebut. Saat ini sebagian industri tekstil dalam mengelola air limbahnya, masih banyak yang melakukannya dengan cara pendekatan pengolahan limbah yang sudah terbentuk yaitu dengan mengolah air limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Tujuan pengelolaan limbah adalah untuk meminimalkan limbah yang dihasilkan agar tidak mencemariair serta menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya hingga limbah cair memenuhi syaratuntuk dapat dibuang.Pada industri tekstil terdapat salah satu proses yaitu proses pemasakan yang mana pada proses pemasakan tersebut menggunakan berbagai macam bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan seperti zat surfaktan. Pencemaran tersebut dapat ditanggulangi dengan menerapkan potensi produksi bersih yang mana kita dapat menggunakan biji lerak sebagai green deterjent pengganti surfaktan. Keberadaan tanaman lerak yang jarang digunakan oleh masyarakat dapat digunakan menjadi bahan alternatif yang bermanfaat. Bijilerak mengandungsaponin, suatualkaloidberacun, saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai.Pemanfaatan buah lerak sebagai bahan pembuatan detergen alami ini merupakan salah satu cara menerapkan produksi bersih kepada pihak industry yang menghasilkan banyak limbah, agar pihak industry tersebut dapat menjaga kelestarian lingkungan. Motivasi dalam penulisan ini adalah keinginan untuk mengembalikan kebiasaan masyarakat dahulu yang memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai bahan pencuci alam.1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini, yaitusebagai berikut:1. Metode apa yang dapat meminimalkan volume limbah cair yang dihasilkan dariproses industri tekstil?2. Apakah biji lerak dapat digunakkan sebagai alternatif alami sebagai pengganti surfaktan?1.3 Tujuan PenelitianAdapun yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:1. meminimalisir dampak penggunaan bahan kimia dalam jangka panjang yang bisa merusak lingkungan2. Menjadikan biji lerak sebagai alternatif clean deterjent yang ramah lingkungan1.4 Manfaat PenelitianManfaat penelitian yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:1. Mengetahui cara mengurangi limbah cair yang dihasilkan dariproses industri tekstil;2. Memahami arti dari tekstildan limbah tekstil serta caramengelola dan memanfaatkan limbah;3. Melalui penelitian dan analisis hasil penelitian dapat meningkatkan pemahaman tentang produksi bersih dengan menerapkan bahan-bahan alami;4. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi guna menambah pengetahuan terkait dengan penerapan produksi bersih di industri tekstil.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Teknologi Proses Industri Tesktil 2.1.1 Gambaran umum Industri tekstil dimulai dari industri pembuatan benang (pemintalan), industri pembuatan kain (pertenunan dan perajutan), industri penyempurnaan (finishing) hingga industri pakaian jadi (garmen). Bahan baku industri tekstil dapat menggunakan serat alam baik dari serat serat tumbuhan seperti kapas, serat hewan seperti wol, sutra, maupun dari bahan sintetik lain seperti nilon, polyester, akrilik dan lain-lain. Di Indonesia industri tekstil sangat bervariasi baik dalam hal skala produksi (skala kecil, menengah sampai skala besar) dengan teknologi dari padat karya sampai padat modal, maupun variasi proses yang meliputi proses pemintalan, proses pertenunan/ perajutan, proses penyempurnaan sampai proses pakaian jadi. Permasalahan yang dihadapi oleh suatu pabrik tekstil dan dampaknya terhadap lingkungan sangat dipengaruhi variasi tersebut, termasuk penggunaan bahan baku, teknologi proses dan jumlah produk yang dihasilkan (Gitopadmojo, 2002) Dalam proses produksinya industri tekstil dapat menghasilkan limbah padat, cair, gas, maupun kebisingan. Limbah padat industri tekstil adalah berupa sisa serat, benang, kain, bahan bungkus seperti plastik, kertas, dan limbah padat yang berasal dari IPAL. Limbah padat dari IPAL adalah lumpur dari pengendapan awal, dan pengendapan kimia dengan proses koagulasi, selain itu juga dari pengolahan biologi. Lumpur yang berasal proses pengendapan kimia dimasukkan pada limbah B3. (PP No.18 dan 85 tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah B3) Industri pemintalan yang mengolah serat menjadi benang termasuk proses kering dalam industri tekstil. Limbah yang dihasilkan dari tahapan proses pemintalan adalah debu dari serat pendek dan kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin. Tingkat kebisingan serta konsentrasi debu yang dikeluarkan dari setiap tahapan proses ditentukan oleh jenis dan kualitas serat yang diolah serta serta jenis alat/ mesin yang digunakan. Pada industri pertenunan dan perajutan, benang dengan melalui beberapa tahapan pengerjaan diolah menjadi kain tenun atau kain rajut. Akan tetapi pada proses penganjian benang lusi digunakan larutan kanji dalam air, sehingga akan dikeluarkan limbah cair berupa sisa larutan kanji. Industri penyempurnaan akan menghasilkan kain putih, kain celup atau kain cap (Gitopadmojo, 2002). 2.1.2 Industri tekstil finishing bleaching (pemutihan) Untuk proses finishing-bleaching (pemutihan) tahapannya hampir sama dengan proses pewarnaan, hanya setelah dilakukan mercerisasi, diteruskan ke proses drying dan proses akhir (penyempurnaan, calendering, inspecting dan packaging). Bahan bakunya kain tenun, produk akhirnya kain putihan (WIndi, 2007).2.1.3 Proses Pemasakan (Scouring)Pemasakan adalahproses yang bertujuan untuk menghilangkanbagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yangtidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat dihilangkan, sehinggaproses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Pada dasarnyaproses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium carbonatdan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen) (Windi,2007)Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut (Windi,2007):1. Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.2. Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.3. Mineral-mineral dilarutkan4. Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.5. Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.6. Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.Proses pemasakan (scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena serat sintetik relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik hanya untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan adalah untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam, protein dan debu.Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap (Windi, 2007) :1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran organik lainnya.2. Tahap Pemasakan ( Scouring )Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa penyabunan. Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhi oleh kesadahn air dan kandungan mineral.2.2 Tinjauan Produksi Bersih dan Penerapannya di Industri Tekstil2.2.1 Pengertian produksi bersih Berbagai istilah yang digunakan untuk kegiatan produksi bersih adalah pollution prevention (pencegahan pencemaran), waste minimization (minimisasi limbah), waste reduction (pengurangan timbulan limbah). UNEP (United Nations Environmental Program) dan negara-negara Eropa menggunakan istilah Cleaner Production, Amerika dan Canada memakai istilah Pollution Prevention, sedang negara-negara lain mengikuti UNEP. Menurut US EPA (Environmental Protection Agency), pencegahan pencemaran adalah teknologi produksi dan strategi yang menghasilkan pencegahan atau pengurangan terbentuknya limbah. Pencegahan pencemaran didefinisikan sebagai pemakaian bahan, proses, praktek yang dapat mengurangi atau menghilangkan timbulan pencemaran atau limbah pada sumbernya, termasuk praktek yang dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan berbahaya, energi, air, dan sumber daya lainnya dan praktek yang melindungi sumber daya alam melalui konservasi atau penggunaan yang lebih efisien (Modak, 1995)Menurut UNEP, produksi bersih adalah strategi pencegahan dampak lingkungan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses, produk, jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap manusia maupun lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup mendefenisikan produksi bersih adalah: strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu kehilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan (Purwanto, 2005).2.3 Biji Lerak 2.3.1 Pengertian dan KarakteristikLerak adalah tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang dipakai sebagaideterjen tradisional.Batik biasanya dianjurkan untuk dicuci dengan lerak karena dianggap sebagai bahan pencuci paling sesuai untuk menjaga kualitasnya (warna batik). Tumbuhan lerak berbentuk pohon dan rata-rata memiliki tinggi 10 m walaupun bisa mencapai 42 meter dengan diameter 1 m, karenanya pohon lerak besar dengan kualitas kayu yang setara kayu jati banyak ditebang karena memiliki nilai ekonomis. Bentuk daunnya bulat-telur berujung runcing, bertepi rata, bertangkai pendek dan berwarna hijau. Biji terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng, kalau sudah masak warnanya coklat kehitaman, permukaan buah licin dan mengkilat. .2.3.3 ManfaatBiji lerak mengandungsaponin, suatualkaloid beracun, saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatan peliharaan. Kandungan racun biji lerak juga bisa digunakan sebagaiinsektisida. Kulit buah lerak dapat digunakan sebagai wajah untuk mengurangi jerawat dan kudis.BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas dan PT. Gapersil di Silungkang selama 3 bulan pada bulan Januari 2016.3.2 Prosedur Percobaan3.2.1 Pembuatan Green Detergent Biji LerakA. Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:1. Panci stainless steel yang dapat menampung 6 liter air;2. Wadah atau botol dengan tutup sebagai tempat menyimpan;3. Saringan.B. BahanSedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:1. 200 biji lerak;2. Air sebanyak 20 liter.C. Cara KerjaCara pembuatan deterjen dari biji lerak yaitu:1. Biji lerak sebanyak 20 biji dipotong menjadi dua bagian dan disisihkan bijinya;2. Potongan buah lerak dicampur dengan 2 liter air dan dimasak hingga mendidih pada suhu 100C. Dimasak hingga air menjadi 1 liter;3. Diamkan hingga dingin lalu disaring dan diperas serta dimasukkan ke dalam wadah.4. Langkah 1-4 diulangi dengan variasi jumlah biji lerak sebanyak 30, 40, 50 dan 60 biji yang masing-masingnya dicampur dengan air sebanyak 3, 4, 5 dan 6 liter.3.2.2 Proses Scouring (Pemasakan)Proses scouring (pemasakan) kain pada penelitian ini dilakukan melalui 5 variasi jumlah biji lerak dan volume air yang digunakan. Variasi I menggunakan 20 biji lerak dengan 2 liter air, variasi II menggunakan 30 biji lerak dengan 3 liter air begitu seterusnya hingga variasi V yang menggunakan 60 biji lerak dengan 6 liter air. Variasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah biji lerak dan volume air yang mendapatkan hasil optimal dalam proses pemasakan (scouring) tersebut. Proses ini dilakukan di salah satu pabrik tekstil di daerah Silungkang, yaitu PT. Gapersil. Kain dan air bekas pemasakan dengan variasi I sampai V dibandingkan keefektifannya melalui parameter minyak lemak dan COD dalam air limbah bekas pemasakan.3.2.3 Uji Minyak LemakUji minyak lemak ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih efektif dan menguntungkan terhadap kualitas kain yang dihasilkan. Semakin besar hasil pengujian ini maka perlakuan tersebut lebih efektif dan menghasilkan kain dengan kualitas terbaik. 3.2.4 Uji CODUji COD ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana yang menghasilkan air bekas pemasakan yang lebih ramah lingkungan dan mengandung BOD yang rendah.

BAB IVBIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1 Anggaran BiayaNO.JENIS PENGELUARANBIAYA (Rp)

1.Peralatan Penunjang (Alat Penelitian)Rp. 2.845.000

2. Peralatan Habis Pakai Rp. 607.500

3.TransportasiRp. 500.000

JUMLAHRp. 3.952.500

4.2 Jadwal KegiatanKegiatanBulan IBulan IIBulan III

Persiapan

Pembuatan Deterjen Biji Lerak

Pelaksanaan Proses Scouring di PT. Gapersil

Penelitian Hasil Proses Scouring

Analisis Data dan Pembuatan Laporan

Pengumpulan Laporan

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1KesimpulanProgram PKM-M ini merupakan rangkaian program yang akan terus berlanjut, karena manfaat dan respon dari peserta yang cukup baik. Secara umum Penelitian penerapan produksi bersih di industri tekstil yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder, pengamatan langsung ke lapangan, pengambilan contoh, analisa lapangan laboratorium air limbah. Hasil dari pelaksanaan program PKM-M dapat dilihat dari peluang-peluang produksi bersih yang dapat diterapkan salah satunya yaitu mengganti bahan kimia dalam proses pemasakan (scouring). Secara umum keberhasilan program ini berhasil dengan baik jika sasaran, industri tekstil menjadikan biji lerak sebagai alternatif clean deterjent yang ramah lingkungan sehingga dapat meminimalisir dampak lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dalam jangka panjang.5.2SaranSaran untuk program kedepannya adalah pemantauan secara berkala terhadap sasaran (industri tekstil). Dengan adanya alternatif penggunaan biji lerak penelitian ini mampu memberikan upaya yang cukup besar agar dapat meminimalisir pencemaran lingkungan salah satunya limbah cair dari industri tekstil. Akan lebih baik lagi jika manfaat biji lerak ini di sosialisasikan kepada masyarakat luas dan menggunakannya sebagai alternatif lain seperti pembersih, insektisida dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKAArdi Listiyo Windi. 2007. Model Penilaian Penerapan Produksi Bersih di Industri Tekstil, Studi Kasus PT. APAC Inti Corpora, PT.Primatexco, Program MIL Pasca Sarjana UNDIP Semarang.Isminingsih Gitopadmarjo.2002. Penyesuaian Teknologi untuk Proses Tekstil dan Produksi Bersih, Seminar Implementasi Produksi Bersih dan Sarana Bio Teknologi dan Cara Penaggulangan Proses Tekstil di Lingkungan IKM-TPT Pencelupan dan Penerapan Kain Kapas dan Poliester.Prasad Modak Dr. 1995. Cleaner Production Auditing, G.T.Z Produksi Bersih Proyek.Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih untuk Mengembangkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan, Journal Ilmu Lingkungan Vol. 3 No.02 Hal 53 60.

LAMPIRANLampiran 1. Biodata Pelaksana1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama : Shintia Rahmadini b. NIM: 1310942013c. Tempat/Tanggal Lahir: Padang/ 16 Desember 1994d. Alamat : Jln. Raya Indarung No. 42, Padang e. No. Telp/Hp: 085263447968d. Email: [email protected]. Anggota Kelompok 1a. Nama : Bayu Inra Setiawanb. NIM: 1110942034c. Tempat/Tanggal Lahir: Padang/26 Juli 1993d. Alamat : Blok D II/07/10 Perumahan Ulu Gadut, Bandar Buat,Lubuk Kilangan , Padange. No. Telp/Hp: 082174437026d. Email: [email protected]. Anggota Kelompok 2a. Nama : Aufa Rahmatikab. NIM: 1210941003c. Tempat/Tanggal Lahir: Padang/23 Febuari 1995d. Alamat: Jln. Padang Pasir IV No. 3e. No. Telp/Hp: 085263747055d. Email: [email protected]. Anggota Kelompok 3a. Nama : Denia Wahyu Andanib. NIM: 1310941005c. Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta/17 Mei 1995d. Alamat: Jln. Jati II no. 27 A, Padange. No. Telp/Hp: 081295475933d. Email: [email protected]

5. Anggota Kelompok 4a. Nama : Riska Kartikab. NIM: 1310941030c. Tempat/Tanggal Lahir: Batam/21 Oktober 1995d. Alamat: Pasar Baru, Limau Manis, Padange. No. Telp/Hp: 085375763116d. Email: [email protected]

Ketua Pelaksanaan, Anggota 1, Anggota 2,

Shintia Rahmadini Bayu Inra Setiawan Aufa RahmatikaNIM. 1301941037 NIM. 1110942034 1210941003

Anggota 3, Anggota 4,

Denia Wahyu Andani Riska Kartika NIM. 1310941005 NIM. 1310941030

Biodata Dosen Pendamping1. Nama : Shinta Indah Dr,Eng2. NIP/NIDN : 00080173053. Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 08 Januari 19734. No. Telp/Hp : 0823819648355. Alamat Email : [email protected]. Pendidikan : S1 Universitas Andalas S2 Institut Teknologi Bandung S3 Gifu University, Japan8. Karya Ilmiah/Penelitian : NoNama Pertemuan Ilmiah/SeminarJudul ArtikelWaktu dan Tempat

1HEDS Seminar on Science and TechnologyStudy of Continuous Extraction and Recovery of Chromium (VI) from Electroplating Wastewater by Emulsion Liquid Membrane (ELM)

2HEDS Seminar on Science and TechnologyStudy Of Wastewater Treatment By Mensiang (Scirpus Grossus Lf) In Constructed Wetlands (Case Study : Wastewater Of Bumi Minang Hotel, Padang), Shinta Indah, Puti Sri Komala and Eka Rini DP

3The 18th Indonesian Scientific Meeting, Indonesian Student AssociationZeta potential and particle size of Q phage in different pH and ionic strength levels, Shinta Indah, Fusheng Li.Japan, Nagoya, 7 Agustus 2010.

4The 62nd Annual Conference, Japan Water Work Association (JWWA)Adsorption of Bactriophage Q onto Activated Carbons in the presence of Natural Organic Matter, Shinta Indah, Fusheng Li, Hirotaka Tanaka, Keita Tanioka, Hayako Hirooka, Toshihiro YamadaMay 18-20, 2011, Osaka, Japan

5The 4th International Water Association (IWA)-ASPIRE ConferenceBehaviour of Somatic and F-specific Coliphages in Slow Sand Filter, Shinta Indah, Hirotaka Tanaka, Fusheng Li, Kayako HirookaOct, 2 -6, 2011, Tokyo, Japan

6The 48th Annual Meeting of Environmental Engineering Forum Daido UniversityAdsorption Capacity of Bacteriophage Q onto Activated Carbons, Shinta Indah, Fusheng Li, Keita Tanioka, Kayako Hirooka, Toshiro YamadaNagoya, November 25-27, 2011

Padang, 5 Oktober 2015

(Shinta Indah Dr,Eng)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran KegiatanUraian biaya kegiatan yang diusulkan untuk 2 minggu :a. Peralatan Penunjang (Alat Penelitian)Panci Stainless Steel= Rp 125.000Kompor Listrik= Rp 1.550.000Saringan= Rp 8.000Corong 2 buah= Rp 100.000Corong pisah 250 ml 2 buah= Rp 310.000Beaker glass 100 ml 4 buah= Rp 100.000Gelas ukur 50 ml 2 buah= Rp 80.000Spatula= Rp 10.000Kertas saring= Rp 102.000Beaker glass 50 ml, 2 buah= Rp 60.000Tabung reaksi, 10 buah= Rp 50.000Erlenmeyer 250 ml = Rp 50.000 Pipet takar 5 ml = Rp 15.000Pipet tetes = Rp 2.000Bola hisap = Rp 66.000COD reaktor = Rp 180.000Gelas ukur 10 ml= Rp 37.000b. Bahan Habis PakaiBiji Lerak 2 kg= Rp 50.000N-hexana dengan titik didih 69oC= Rp 100.000Kristal natrium sulfat, Na2SO4 anhidrat= Rp 100.000Larutan digesti K2Cr2O7 0,25 N= Rp 100.000Reagen asam sulfat-perak sulfat= Rp 82.500Indikator ferroin= Rp 75.000Larutan FAS = Rp 100.000

c. TransportasiBBM= Rp 500.000,00Total= Rp 500.000,00Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian TugasNONAMANIMPROGRAM STUDITUGAS

1.Shintia Rahmadini1310941037Teknik Lingkungan-Mengkoordinir tim dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan hingga pembuatan laporan.-Menyusun rancangan dan hasil akhir luaran penelitian

2.Bayu Inra Setiawan1110942034Teknik Lingkungan-Mempersiapkan segala kebutuhan penelitian-Melaksanakan penelitian

3.Aufa Rahmatika1210941003Teknik Lingkungan-Melaksanakan penelitian -Analisis Data

4.Denia Wahyu Andani1310941005Teknik Lingkungan-Melaksanakan penelitian-Analisis Data

5.Riska Kartika 1310941030Teknik Lingkungan-Melaksanakan penelitian-Penyusunan laporan

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITISaya yang bertandatangan di bawah ini :Nama: Shintia RahmadiniNIM: 1310941037Jurusan/Angkatan: Teknik Lingkungan, Universitas Andalas / 2013Dengan ini menyatakan bahwa usulan penelitian saya dengan judul Pemanfaatan Biji Lerak sebagai Green Deterjent dalam Upaya Produksi Bersih pada Proses Pemasakan (Scouring) Industri Tekstil, yang diusulkan untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan di pernyataanini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlakudan mengembalikanseluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

18

MengetahuiPembantu Rektor/Ketua Bidang Kemahasiswaan

Dr. Ir. H. Aprisal, MPNIP. 196304211990021001

Padang, 5 Oktober 2015Yang menyatakan,

Shintia RahmadiniNIM : 1310941037