Upload
yati-maryati
View
220
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
TEKANAN UAP AIR DI BAWAH 100oC PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN
Yati Maryati (140310120002)
Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Selasa, 5 Mei 2015
Asisten: Irdiyanto
Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui berbagai jenis zat, yaitu padat cair dan gas. Salah satu jenis
zat yang akan dibahas kali ini adalah zat cair. Setiap zat memiliki karakteristik yang berbeda dalam keadaan
tertentu. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh zat cair adalah akan menguap jika dipanaskan (suhu
dinaikkan). Antara suhu dan tekanan mempunyai suatu hubungan yang dijelaskan melalui persamaan
Clausius-Clapeyton. Dalam praktium kali ini akan dicari bagaimana hubungan dari temperature dan tekanan
melalui persamaan Clausius-Clapeyton. Pada percobaan mengenai Tekanan Uap Air Dibawah 100oC Panas
Molar dari Penguapan memiliki tujuan menyelidiki tekanan uap air pada temperatur 40°C sampai 85°C,
melihat bahwa persamaan Clausius - Clapeyron menggambarkan hubungan antara temperatur dan tekanan
dengan memadai dan menyatakan nilai rata untuk penguapan panas. Percobaan yang dilakukan adalah
dengan mengamati perubahan tekanan terhadap penaikan suhu yang diberikan. Dapat dilihat dari hasil
praktikum bahwa nilai tekanan berbanding terbalik dengan suhu yang diberikan.ketika suhu yang diberikan
semakin tinggi, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan persamaan Clausius
– Clapeyron. Sedangkan untuk panas molar yang dihasilkan adalah sekitar 18,22 kJ.
Kata kunci : Zat cair, Penguapan, Tekanan Uap Air, Persamaan Clausius – Clapeyron.
I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
temui berbagai jenis zat, yaitu padat cair dan
gas. Salah satu jenis zat yang akan dibahas
kali ini adalah zat cair. Setiap zat memiliki
karakteristik yang berbeda dalam keadaan
tertentu. Salah satu karakteristik yang dimiliki
oleh zat cair adalah akan menguap jika
dipanaskan (suhu dinaikkan). Antara suhu dan
tekanan mempunyai suatu hubungan yang
dijelaskan melalui persamaan Clausius-
Clapeyton. Dalam praktium kali ini akan
dicari bagaimana hubungan dari temperature
dan tekanan melalui persamaan Clausius-
Clapeyton. Pada percobaan mengenai
Tekanan Uap Air Dibawah 100oC Panas
Molar dari Penguapan memiliki tujuan
menyelidiki tekanan uap air pada temperatur
40°C sampai 85°C, melihat bahwa persamaan
Clausius - Clapeyron menggambarkan
hubungan antara temperatur dan tekanan
dengan memadai dan menyatakan nilai rata
untuk penguapan panas.
II. Teori Dasar
2.1 Tekanan dan Suhu
Tekanan adalah perbandingan antara
gaya dengan satuan luasnya. Persamaan
matematisnya dapat ditulis sebagai berikut [1]
:
dimana :
P = Tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas permukaan tekan (m2)
Temepratur atau suhu adalah ukuran
panas- dinginnya suatu benda. Ukuran ini
bergantung pada energy termalnya, semakin
besar energi termalnya maka tempereturnya
pun semakin tinggi. Satuan yang menyatakan
temperature ada 4, yaitu : celcius, kelvin,
fahrenheit, dan reamur.
2.2 Penguapan
Penguapan adalah proses di mana
cairan diubah menjadi gas. Penguapan adalah
konversi dari cair ke uap nya di bawah suhu
didih cairan. Jika air sebagai gantinya
disimpan dalam wadah tertutup, molekul uap
air tidak memiliki kesempatan untuk
melarikan diri ke lingkungan dan sehingga
tingkat air tidak berubah. Karena sejumlah
molekul air menjadi uap, jumlah yang sama
dari molekul uap air yang mengembun
kembali ke keadaan cair. Kondensasi adalah
perubahan wujud dari gas ke cairan [2].
2.3 Tekanan Uap
Tekanan uap adalah tekanan suatu uap
pada kesetimbangan dengan fasa bukan
uapnya. Semua zat padat dan cair memiliki
kecenderungan untuk menguap menjadi suatu
bentuk gas, dan semua gas memiliki
kecenderungan untuk mengembun kembali.
Pada suhu tertentu suatu zat memiliki tekanan
partikel yang merupakan titik kesetimbangan
dinamis gas zat tersebut dalam bentuk cair
atau padatnya. Titik ini adalah tekanan uap zat
tersebut pada suhu tertentu[3].
2.4 Persamaan Clapeyron
Bila dua fasa dalam sistem satu
komponen berada dalam kesetimbangan,
kedua fasa tersebut mempunyai energi Gibbs
molar yang sama [4]. Pada sistem yang
memiliki fasa Gα dan Gβ. Jika tekanan dan
suhu diubah dengan tetap menjaga
kesetimbangan, maka :
d Gα = d Gβ
(
)
(
)
(
)
(
)
Dengan menggunakan hubungan Maxwell,
didapat
Karena :
Maka :
Persamaan diatas disebut sebagai
persamaan Clapeyron, yang dapat dgunakan
untuk menentukan entalpi penguapan,
sublimasi, peleburan, maupun transisi antara
dua padat [4].
2.5 Persamaan Clausius-Clapeyron
Untuk peristiwa penguapan dan
sublimasi, Clausius menunjukkan bahwa
persamaan Clapeyron dapat disederhanakan
dengan mengandaikan uapnya mengikuti
hukum gas ideal dan mengabaikan volume
cairan (Vl) yang jauh lebih kecil dari volume
uap (Vg) [4].
Bila :
∫
∫
[
(
)]
III. Percobaan
Pada praktikum ini dilakuakn dua
prosedur percobaan. Yang pertama adalah
memanaskan air yang akan digunakan untuk
diamati tekanan uapnya dan yang kedua
adalah mengamati tekanan uap dari zat cair.
Prosedur pertama yaitu memanaskan air
sebanyak 600 ml dengan menggunakan
pemanas selama 10 menit. Hal ini bertujuan
untuk melakukan demineralisasi pada air yang
akan diamati. Setelah dilakukan pemanasan
selama 10 menit, kemuadian air didinginkan
dengan menggunakan air es hingga mencapai
suhu 27oC. air yang telah di demineralisasi
kemudian dimasukkan kedalam labu tuga
leher. Dimana leher petama disambungkan
dengan selang menuju alat ukur barometer,
yang kedua dipasangkan denga thermometer
untuk melihat suhu dan yang terakhir
dihubungkan dengan pompa vakum. Prosedur
kedua ini dilakuakn dengan mengamati
perubahan tekanan yang terjadi ketika suhu
dinaikkan. Suhu air dinaikan dengan
menggunkan blower panas. Pengamatan
dilakuakn dari suh 35oC hingga 70
oC
Gambar 1. Alat percobaan
IV. Data dan Analisis
Tabel 1. Data Hasil Percobaan dan
Perhitungan
Grafik 1. Ln P terhadap 1/T
Analisa
Pada praktikum mengenai “tekanan
uap air di bawah 100oC panas molar dari
penguapan” ini dilakukan dua prosedur utama
yaitu demineralisai dan pengamatan tekanan
uap air. Pada prosedur pertama, yaitu
demineralisasi air dilakukan dengan
memanaskan air sebanyak 600 ml selama 10
menit. Setelah dipanaskan air ersebut
kemudian didinginkan hingga 27oC dengan
menyimpan wadah air tesebut kedalam wadah
berisi air es. Agar proses pendinginan dapat
berlangsung cepat air es diganti secara
berkala.
Masuk ke prosedur kedua, yaitu
menentukan tekanan uap air. Percobaan ini
dilakukan dengan memasukan air yang telah
didemineralisasi kedalam labu tiga leher.
Leher pertama dihubungkan dengan pompa
vakum agar system terisolasi, leher keduan
dengan thermometer untuk mengukur suhu air
dan leher ketiga dihubungkan dengan
manometer untuk mengukur tekanan uap air
yang dihasilkan. Pengukuran tekanan uap air
ini dilakukan dengan cara menaikkan suhu air
dari 35oC hingga 70
oC, setiap kenaikan 5
oC
dapat diamati tekanan yang dihasilkan oleh
uap air tersebut.
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat dilihat bahwa semakin besar
suhu yang diberikan, maka tekanan yang
terjadi akan semakin kecil. Hal ini
menunjukan bahwa nilai tekanan akan
berbanding terbalik dengan suhhu yang
diberikan sesuai dengan persamaan Clausius-
Clapeyron, yaitu :
. Persamaan
tersebut menunjukan bawha nilai P (tekanan)
akan berbanding terbalik terhadap nilai T
(temperature).
Dapat dilihat juga pada grafik yang
ditampilkan, terlihat bahwa Ln P berbanding
terbalik terhadap 1/T.
Dari nilai Ln P yang didapat dari
praktikum, dapat ditentukan besarnya panas
molar yang dimiliki oleh uap air tersebut
dengan menggunakan persamaan Clausius-
Clapeyron. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan, besarnya panas molar rata-
rata yang didapatkan dari praktikum adalah
18,22 kJ.
V. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tekanan
uap yang terjadi pada suhu 35oC hingga 70
oC
mengalami penurunan tekanan seiring
penambahan suhu. Sehingga terlihat bahwa
persamaan Clausius-Clapeyron, hubungan
tekanan terhadap temperatur adalah
berbanding terbalik. Ketika suhu yang
diberikan semakin tinggi, maka tekanan yang
dihasilkan akan semakin menurun, begitupun
sebaliknya. Sedangkan nilai rata-rata
penguapan panas yang dihasilkan adalah
18,22 kJ.
Daftar Pustaka
[1]. Prasudjo,Budi. 2006. Fisika SMP kelas
VIII Jilid 2. Jakarta: Yudistira
[2]. Sridanti. 2014.Pengertian Evaporasi atau
penguapan.http://www.sridianti.com/pengerti
an-evaporasi-atau-penguapan.html . Diakses
pada tanggal 20 April 2015, pukul 19.00
WIB
[3]. Khotidjah, Siti . 2012. Tekanan Uap
Larutan.http://quintbian.blogspot.com/2012/1
2/tekanan-uap-larutan.html. Diakses pada
tanggal 20 April 2015, pukul 20.00 WIB
[4]. Zemansky, Sears. 2002. Fisika
Universitas Edisi ke 10 Jilid 1 . Jakarta;
Erlangga
Po T
(oC) Phit
(hPa) T (K)
1/T (1/K)
P (hPa)
Ln P λ (Joule) λ (kJ)
645
35 630 308 0,003247 645 6,46925 16565,887 16,5659
40 600 313 0,003195 675 6,514713 16953,12 16,9531
45 530 318 0,003145 745 6,613384 17484,809 17,4848
50 510 323 0,003096 765 6,639876 17830,869 17,8309
55 449 328 0,003049 826 6,716595 18316,1 18,3161
60 300 333 0,003003 975 6,882437 19054,455 19,0545
65 200 338 0,002959 1075 6,980076 19614,935 19,6149
70 180 343 0,002915 1095 6,99851 19957,664 19,9577
6,4
6,5
6,6
6,7
6,8
6,9
7
7,1
0,0028 0,0029 0,003 0,0031 0,0032 0,0033
Ln
p
1/T (1/K)
Grafik Ln P terhadap 1/T