7
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan anti piretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Nama Resmi : Paracetamolum Rumus molekul : C 8 H 9 NO 2 Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2] Berat molekul : 151,16 Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit. Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larutan dalam etanol. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat (Ditjen POM, 1995) Pada Praktikum kali ini kita akan melakukan praktikum penentuan kadar parasetamol dalam tablet menggunakan metode Spektrofotometer. Adapun Prinsip berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan. Banyaknya intensitas cahaya yang diserap disebut absorbansi yaang berbanding lurus dengan konsentrasi sampel yang diukur. 1. Pembuatan Larutan Stok baku Parasetamol

Para Set Amol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan penentuan kadar parasetamol

Citation preview

Parasetamolatauasetaminofenadalahobatanalgesikdanantipiretikyang populer dan digunakan untuk melegakansakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, sertademam. Digunakan dalam sebagian besar resep obatanalgesikselesmadanflu. Berbeda dengan obat analgesik yang lain sepertiaspirindanibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenisNSAID.Nama Resmi: ParacetamolumRumus molekul: C8H9NO2Nama kimia: 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]Berat molekul: 151,16Pemerian: Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.Kelarutan: Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larutan dalam etanol.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat (Ditjen POM, 1995)Pada Praktikum kali ini kita akan melakukan praktikum penentuan kadar parasetamol dalam tablet menggunakan metode Spektrofotometer. Adapun Prinsip berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan. Banyaknya intensitas cahaya yang diserap disebut absorbansi yaang berbanding lurus dengan konsentrasi sampel yang diukur.1. Pembuatan Larutan Stok baku ParasetamolDalam praktikum penentuan parasetamol ini , terlebih dahulu disiapkan larutan stok baku, yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti dan digunakan sebagai larutan induk. Pembuatan larutan stok baku parasetamol dapat dibuat dengan melarutkan 1 mg parasetamol kedalam 100 mL dengan menngunakan NaOH sehingga didapatkan kadar 0,01 mg/ml. Namun, dalam kegiatan praktikum didapatkan kendala dalam proses penimbangan dimana batas deteksi neraca yang digunakan adalah 10 mg , sehingga perlu dilakukan pengenceran 10 mg parasetamol dalam 10 mL NaOH atau dengan konsentrasi 1mg/mL (1000g/mL), untuk mendapatkan larutan dengan kadar 10g/mL maka dari larutan dengan konsentrasi 1000g/mL dilakukan pengencern dengan pemipetan sebanyak 1 ml dan ditambahkan NaOH hingga didapatkan volume 100 mL sehingga didapatkan kadar larutan stok baku sebesar 10g/mL atau 0,01 mg/mL. Namun dalam kegiatan praktikum, pembuatan larutan stok parasetamol ini tidak dilakukan sebab sudah ada larutan stok yang tersedia.

2. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum ParasetamolPada umumnya analisa kuantitatif yang menggunakan instrument spektrofotometer membutuhkan penentuan panjang gelombang maksimum, dimana panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimal terhadap kompleks warna yang terbentuk dari analit. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu, sehingga panjang gelombang maksimum (max) ditentukan dari panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi tertinggi.Dalam kegiatan praktikum penentuan panjang gelombang maksimum , terlebih dahulu diasumsikan bahwa absorban larutan yang memberikan kesalahan terkecil adalah pada 0,434, sehingga dapat ditentukan konsentrasi larutan yang akan dibuat dengan menggunakan persamaan Lambert-Beer yang mana didapatkan konsentrasi larutan standar parasetamol dalam aquadest yang dapat memberikan absorbansi 0,434 adalah 6,5 g/mL . sehingga dari larutan stok baku yang dibuat dilakukan pemipetan sebanyak 6,5 mL yang selanjutnya dilarutkan dengan aquadest hingga volume 10 mL yang kemudian diukur dengan panjang gelombang 220 300 nm dan didapatkan absorbansi tertinggi adalah pada panjang gelombang 241 nm. sehingga dalam penentuan kadar parasetamol digunakan panjang gelombang tersebut sebagai panjang gelombang maksimum (max)Perlu dicatat bahwa, pembuatan larutan standar parasetamol seharusnya dilarutkan dalam NaOH namun karena larutan stok parasetamol dilarutkan dalam aquadest maka pembuatan larutan standar parasetamol juga dilarutkan dalam aquadest.Penggunaan panjang gelombang maksimum dalam analisa kuantitatif dengan spektrofotometer merupakan hal yang penting, hal ini dikarenakan :a. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaanya juga maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.b. Di sekitar panjang gelombang maksimal bentuk kurva absorbansi datar , dan pada kondisi tersebut hokum Lambert Beer akan terpenuhic. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali ketika digunakan panjang gelombang maksimal.3. Pembuatan Kurva KalibrasiPembuatan kurva kalibrasi atau kurva standar bertujuan untuk mengetahui linieritas hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansinya. Agar memperoleh hasil akurat dalam penentuan absorbansi parasetamol pada sampel. Didalam pembuatan kurva kalibrasi, digunakanlah hasil pengukuran absorbansi dari masing masing larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang maksimum, yaitu 241 nm.Absorbansi yang terbaca pada spektrofometer adalah 0,2-0,8, sehingga dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi yang menghasilkan absorbansi antara 0,2-0,8. Adapun konsentrasi yang dibuat agar berada dalam rentang absorban yang sesuai dengan alat yaitu 3 g/mL ; 4 g/mL ; 5 g/mL ; 6 g/mL ; 7 g/mL ; 8 g/mL ; 9 g/mL ; 10 g/mL.Didalam pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ini, digunakan kuvet yang terbuat dari kuarsa yang berbentuk persegi panjang. Dimana kuvet ini merupakan kuvet yang paling bagus untuk pengukuran absorbansi.Didalam pengukuran absorbansi ini, perlu dilakukan pembilasan pada kuvet dengan larutan yang akan diukur dan pastikan bagian kuvet yang berwarna bening bersih dengan Tissue kering dan pinggiran kuvet jangan sampai tersentuh dengan tangan. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi absorbansi.Setelah didapat absorbansi dari masing masing konsentrai larutan, dilakukan pembuatan kurva dengan memplot antara konsntrasi ( sumbu x) dan absorbansi sampel ( sumbu y), lalu titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus. Selanjutnya ditentukan kelinieritasnya dengan menggunakan koefisien korelasi. Dimana kurva tersebut dapat dikatakan linear, jika nilai koefisien korelasinya mendekati satu ( r 1)Dan setelah diplot dalam kurva, didapat hasil bahwa kurvanya hampir linier, dimana koefisien korelasinya mendekati satu, yaitu : 0,998, garis yang terbentuk hampir lurus. Penyimpangan sedikit dari garis lurus ini dapat disebabkan oleh adanya kekuatan ion yang tinggi, perubahan suhu, serta reaksi ikutan yang terjadi.Adapun persamaan regresi linear yang didapatkan dari hubungan konsentrasi larutan standar parasetamol dan absorbansinya adalah y = 0,0527x + 0,0097 yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi parasetamol pada sampel4. Ekstraksi Dan Penetapan Kadar Parasetamol dari TabletProses preparasi diawali dengan penimbangan bobot tablet paracetamol sebanyak 1 tablet, berat total dari satu tablet adalah sebanyak 0,5438 gram. Tablet yang telah ditimbang tersebut digerus hingga homogen. Kemudian ditimbang serbuk pareasetamol yang setara dengan 50 mg yaitu sebanyak 0,0544 g dan dilarutkan dengan 100 ml aquadest dalam labu ukur kemudian dihomogenkan. Larutan paracetamol hasil ekstraksi disaring dan dipipet sebanyak0,5 ml kemudian diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 25 ml sampai tanda batas. Dalam praktikum ini dibuat 3 sampel dengan cara pengerjaan yang sama dalam sampel parasetamol yang sama sehingga mendapat 3 data hasil pengukuran. Larutan sampel parasetamol diukur absorbansinya pada panjang gelombang 241 nm dan diperoleh hasil absorbansi:a. sampel I : 0,586b. sampel II : 0,636c. Sampel III: 0,601Dari ketiga nilai absorbansi yang didapat kemudian masing-masing disubstitusikan pada persamaan y = 0,0527x + 0,0097 sebagai absorbansi (y) sehingga didapatkan konsentrasi rata-rata parasetamol yaitu 11,346 dan didapat massa parasetamol sebesar 283,65 g . massayang didapatkan ini merupakan massa padakonsentrasi parasetamol dengan pengenceran 50 kali. Adapun massa awal parasetamol yang didaptkan melalui perhitungan adalah 14,1825 mg. Adapun % kadar parasetamol yang didapat adalah 113,46 %.Sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 kadar paarsetamol yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110 % maka kadar parasetamol yang didapat melebihi dari batas normal.

5. Hal hal yang harus diperhatikanDidalam praktikum kali ini, ada beberapa hal yang hendaknya perlu diperhatikan, agar hasil yang didapat merupakan kondisi yang sesungguhnya dari sampel yang diperiksa , yaitu :a. Haluskan sampel parasetamol dari satu tablet secara sempurna, baru ditimbang sesuai kebutuhan, dengan tujuan agar hasil yang dihasilkan representative.b. Gunakan peralatan yang bersih, bebas dari pengotor atau kontaminan serta dipastikan benar benar kering bila perlu dibilas terlebih dahulu dengan larutan kerjac. Teliti didalam melakukan penimbangan maupun pemipetand. Gunakan kuvet yang bersih dan dibilas sebelumnya dengan larutan yang akan diukur absorbansinyae. Beri label pada masing masing larutan untuk mencegah terjadinya tertukarnya sampel.f. Pastikan sktrofotometer yang digunakan telah dipanaskan sebelumnya untuk mengoptimalkan kerja alat itu sendiri.