27
Paradigma Kesehatan Menuju Masyarakat yang Sehat Michelle Linardi 102012021 F5 [email protected] Abstrak Hidup sehat merupakan hak asasi setiap manusia. Sehat secara fisik, mental serta sosial agar memiliki kehidupan yang produktif. Status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Apabila keseimbangan antara empat faktor itu terganggu maka manusia akan sakit. Penyakit terbagi menjadi penyakit tidak menular seperti jantung koroner, stroke, kanker dan penyakit menular seperti TBC, penyakit kulit dan kelamin, dipteri dan sebagainya. Terdapat 5 cara promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark yaitu Health promotion, spesific protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitation, dan rehabilitation. Imunisasi merupakan salah satu kegiatan spesific protection yang terbukti efektif untuk men cegah penyakit kepada kelompok- kelompok yang rentan. Kata Kunci : Status kesehatan, Promotif dan preventif, Imunisasi Abstract Living healthy is a right of every human being. Healthy physically, mentally and socially in order to have a 1

Paradigma Kesehatan Menuju Masyarakat Yang Sehat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

..............................................................

Citation preview

Paradigma Kesehatan Menuju Masyarakat yang Sehat

Michelle Linardi

102012021

F5

[email protected]

Abstrak

Hidup sehat merupakan hak asasi setiap manusia. Sehat secara fisik, mental serta sosial agar memiliki kehidupan yang produktif. Status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Apabila keseimbangan antara empat faktor itu terganggu maka manusia akan sakit. Penyakit terbagi menjadi penyakit tidak menular seperti jantung koroner, stroke, kanker dan penyakit menular seperti TBC, penyakit kulit dan kelamin, dipteri dan sebagainya. Terdapat 5 cara promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark yaitu Health promotion, spesific protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitation, dan rehabilitation. Imunisasi merupakan salah satu kegiatan spesific protection yang terbukti efektif untuk men cegah penyakit kepada kelompok-kelompok yang rentan.

Kata Kunci : Status kesehatan, Promotif dan preventif, Imunisasi

Abstract

Living healthy is a right of every human being. Healthy physically, mentally and socially in order to have a productive life. The health status is affected by four factors: environment, behavior, health services and genetic factors. If the balance between the four factors that disturbed so people will sick. The disease is divided into non-communicable diseases such as coronary heart disease, stroke, cancer and communicable diseases such as tuberculosis, skin and venereal diseases, diphtheria, and so on. There are 5 ways of promotion and prevention according to the Leavel and Clark , Health promotion, the specific protection, early diagnosis and prompt treatment, disability Limitation, and rehabilitation. Immunization is one of the specific activities that are proven as effective protection to prevent disease to vulnerable groups.

Keywords: health status, promotion and prevention, immunization

2.1. Pendahuluan

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya meningkatkan kualitas kesehatan (promotif), perlindungan kesehatan (preventif) tanpa mengesampingkan penyembuhan orang sakit (kuratif), pemulihan kesehatan setelah sembuh (rehabilitatif). Tingginya angka penderita penyakit baik menular maupun tidak menular menunjukkan bahwa Indonesia harus menggalakkan adanya kegiatan promosi dan preventif kesehatan. Terdapat 5 cara promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark yaitu Health promotion, spesific protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitation, dan rehabilitation. Imunisasi merupakan salah satu kegiatan spesific protection yang terbukti efektif untuk men cegah penyakit kepada kelompok-kelompok yang rentan. Dengan begitu diharapkan setiap individu memiliki pengetahuan tentang konsep sehat sehingga dapat memulai pola hidup sehat seperti tidak merokok, olahraga teratur, pola makan sehat sehingga terbentuk juga masyarakat yang sehat.

2.2. Identifikasi Istilah yang tidak diketahui

1. Sehat: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

1 baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit); waras: sampai tua ia tetap -- krn rajin berolahraga;

2 (yg) mendatangkan kebaikan pd badan: makanan dan lingkungan yg -- diperlukan bagi pertumbuhan anak-anak; 3 sembuh dr sakit

Menurut WHO (1947)

Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.

Menurut WHO (1957)

sehat merupakan keadaan dan kualitas organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.

2. Sakit: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh krn menderita sesuatu (demam, sakit perut, dsb):

Menurut WHO

Suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial.

2.3. Rumusan Masalah

Beberapa anak sekolah Harapan Jaya tidak masuk sekolah karena mengalami batuk-batuk dan bintik-bintik merah disekujur tubuhnya.

Ada anak yang tertular ada beberapa anak yang tidak tertular penyakit tersebut

2.4. Analisis Masalah

Lingkungan

Perilaku

Pelayanan Kesehatan

Faktor

Menular

Keturunan

Ekonomi

Status Kesehatan

Sakit

= Menular

Langsung

Sehat

Promosi & Preventif

= Langsung

2.5. Hipotesis

Penyakit yang diderita oleh sebagian anak SD Harapan Jaya merupakan penyakit menular.

2.6. Sasaran Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat memahami mengenai konsep sehat dan sakit

2. Mahasiswa dapat melakukan promosi kesehatan

2.7. Pembahasan Masalah

2.7.1. Status Kesehatan

Sehat atau sakit merupakan pilihan. Pilihan tentang bagaimana kita merawat dan menjuaga diri kita dengan baik agar secara fisik mental dan sosial menjadi sehat. Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat, yaitu: 1

Lingkungan terbagi menjadi lingkungan fisik misalnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan dan sebagainya. Lingkungan biologi seperti mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan serta hewan. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antara manusia dengan manusia lainnya seperti pendidikan, kebudayaan, ekonomi dan sebagainya. Dalam bidang sosial, pendidikan mempengaruhi cara pandang masyarakat mengenai kesehatan. Apabila seseorang berpendidikan rendah maka ia tidak memiliki pengetahuan yang banyak mengenai kesehatan maka baik pola makan, pola perilaku sehat pun rendah. Contohnya, orang tua yang berpendidikan SD berpikir bahwa makan yang penting kenyang tanpa mempedulikan gizi dari anaknya, sebaliknya orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi akan memperhatikan gizi yang terkandung dalam makanan, bahkan tidak jarang memberikan makanan tambahan seperti susu, yoghurt, vitamin untuk meningkatkan gizi dari anaknya. Dalam bidang ekonomi, seseorang yang memiliki ekonomi yang rendah maka akan memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah pula. Mereka yang memiliki ekonomi yang rendah mungkin akan tinggal di lingkungan yang kumuh, makanan yang tidak tergizi dan tidak mampu untuk berobat saat sakit. Oleh karena itu, ekonomi sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan masyarakat. Apabila negara yang memiliki ekonomi yang rendah maka jumlah kesakitan akan tinggi , hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia dalam negara tersebut kurang berkualitas sehingga negara pun terhambat untuk mencapai kesejahteraan.

Perilaku merupakan faktor ke dua yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat, karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluraga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan , adat isitiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lainnya yang melekat pada diri manusia.

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat, karena dengan keberadaan pelayanan kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit , pengobatan dan keperawatan bagi kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat terjangkau oleh masyarakat atau tidak , tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan , informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan , serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Faktor genetik (keturunan) faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya diabetes melitus, astma bronkial dan sebagainya. Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang saling menunjang dan berpengaruh satu dengan yang lainnya.

2.7.2. Sehat

Menurut WHO (1947) , definisi kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis tetapi juga aspek mental dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Sedangkan pada tahun 1957, sehat merupakan keadaan dan kualitas organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.

Dalam UU kesehatan no. 23 tahun 1992, kesehatan didefinsikan secara lebih kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tidak hanya terbebas dari gangguan secara fisik, mental, dan sosial , tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup secara produktif

Kesehatan individu dilihat dari dimensi fisik, emosional, intelektual dan spiritual: 2

a. Dimensi fisik

Secara umum, manusia dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif. Kemampuan fisik adalh kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran, menjaga nutrisi tetap adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbunan lemak dan bebas pengunaan obat-obatan, alkohol dan rokok.

b. Dimensi sosial

Kemampuan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi secara baik dengan sesama dan lingkungan , dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu dan dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.

c. Dimensi emosional

Kemampuan emosional adalah kemampuan mengelola stres dan mengekspresikan emosinya yang dapat diterima oleh orang lain. Kesehatan emosi mencakup kemampuanb untuk bertanggung jawab, menerima, dan meyampaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.

d. Dimensi Intelektual

Kemampuan belajar dan mengunakan informasi secara efektif anatar personal, keluarga dan pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan-perubahan baru.

e. Dimensi Spiritual

Percaya adanya beberapa kekuatan ( seperti alam, ilmu pengetahuan, agama dan bentuk kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu memiliki nilai, moral, dan etika yang dianutnya.

2.7.3. Promosi dan preventif

Dalam rangka membentuk paradigma kesehatan masyarakat yang baik maka diperlukannya adanya promotif dan preventif yang dilakukan oleh pemerintah, pekerja medis, masyarakat, kelompok, keluarga maupun perorangan. Winslow, Profesor kesehatan Masyarakat dari Yale University pada tahun 1920 (dalam Leavel and Clark , 1958) mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit, ada tiga tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori five levels of prevention . Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-hal berikut: 2

1. Promosi kesehatan (Health Promotion) yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.

Kegiatan peningkatan kesehatan dengan cara : 1

Perbaikan dan peningkatan gizi

Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perorangan

Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu

Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan kesehatan mental dan sosial

Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab

2. Perlindungan Khusus (Spesific protection) berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinyapenularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, dan meningkatkan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan mengunakkan narkoba dan penanggulangan stress.

Kegiatan general and spesific protection yaitu : 1

Pemberian imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit penyakit tertentu

Isolasi terhadap penderita penyakit menular

Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan ditempat- tempat umum dan tempat kerja

Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi

Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal berikut: 2

3. Diagnosis dini dan pegobatan segera (Early diagnosis and prompt treatment) Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini merupakan penyakit menular , mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyebuhkan orang sakit, dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Kegiatan Early diagnosis and prompt treatment yaitu : 1

Mencari kasus sedini mungkin (case finding)

Melakukan pemerikasaan kesehatan umum secara rutin

Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu seperti penyakit kusta, TBC.

Meningkatan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding)

Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular ( contact person )

Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

4. Pembatasan kecacatan (Disability limitation) Pada tahap ini, cacat yang terjadi dapat teratasi, terutama agar penyakit tidak berkelanjutan hingga mengarah npada cacat yang lebih buruk.

Pencegahan tersier dilakukan dengan hal berikut : 2

5. Rehabilitasi (Rehabilitation) Pada proses ini diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi secara optimal secara fisik, mental dan sosial.

2.7.4. Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu upaya preventif yang termasuk dalam spesific protection. Imunisasi merupakan cara yang terbukti efektif untuk menurunkan angka kecacatan dan kematian terhadap penyakit yang memang bisa dicegah melalui imunisasi. Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memaksukkan vaksin ke dalam tubuh agat tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk mengrangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya, vaksin BCG, DPT, campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).3

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak yang kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi.

Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh , imunisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: imunisasi aktif dan imunisasi pasif.3

a. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan , sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannnya cell memory. Maka jika terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dijelaskan sebagai berikut :

Antigen merupakan infeksi buatan ( berupa polisakarida,toksoid, virus yang dilemahkan, atau bakteri yang dimatikan).

Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan

Preservatif, stabiliser, dan antibiotik yang berguna untuk mencegah tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen.

Adjuvans yang terdiri atas garam alumunium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh : penyuntikkan ATS (Anti serum tetanus) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebagai imunisasi dasar dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia seperti BCG, DPT, Polio, Hepatitis B. Sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (berpergian) misalnya jemaah haji yang disuntikkan imunisasi meningitis.

Imunisasi Dasar terbagi menjadi : 3

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin TBC merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian adalah satu kali di lengan kanan atas pada usia bayi 2 bulan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan limfadenitis, regionalis, dan reaksi panas.

b. Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diguanakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus polio yang dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral (mulut). Frekuensi pemberian imunisasi dapat dilihat pada gambar 1.

c. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT ( diphteria, pertussis, tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus . Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya namun masih dapat merangsang pembentukkan zat anti (toksoid). Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali pada bayi 2 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat . Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikkan dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok.

d. Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak termasuk penyakit menular. Imunisasi campak diberikan melaui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada suntikan dan panas. Frekuensi pemberian imunisasi dapat dilihat pada gambar 1.

e. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 4 kali yang dapat diberikan pada usia 0 dengan interval 4 minggu .

Imunisasi yang dianjurkan antara lain :

f. Imunisasi MMR

Imunisasi MMR ( measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang digunakan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit campak(measles), gondongan, parotisepidemika(mumps) dan campak jerman ( rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang dilemahkan, virus rubellastrain RA 27/3 dan virus gondong. Frekuensi pemberian imunisasi dapat dilihat pada gambar 1.

g. Imunisasi typhus abdominalis

Imunisasi ini merupakan imunisasi yang digunakkan untuk mencegah terjadinya penyakit typhus adbominalis. Di Indonesis terdapat tiga jenis vaksin typhus abdominalis, diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan, (vovotif, berna) dan antigen capsular Vi poliysaccharida (Typhim Vi, Pasteur Meriux). Frekuensi pemberian imunisasi dapat dilihat pada gambar 1.

h. Imunisasi varicella

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan vaksin hidup varicella zooster strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin ini dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila diatas 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan interval 4-8 minggu.

Gambar 1. Frekuensi pemberian Imunisasi 4

2.7.5. Sakit

Definisi sakit menurut Pemons (1972) Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.Menurut Bauman (1965), Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :1.Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri.2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah.Menurut WHO, sakit adalah suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial.

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit : 1

1. Penjamu (host) adalah faktor yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit

Faktor-faktor yang menimbulkan penyakit pada penjamu adalah :

a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit

Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktivitas dan istirahat.Apabila seseorang hidup secara teratur dengan memlihgara higiene personal dengan baik serta dapat memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan aturan kesehatan maka ia akan memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

b. Genetik

Beberapa penyakit turuna yang dapat ditularkan dari kedua orang tua, misalnya diabetes melitus, asma bronkiale dan sebaginya.

c. Umur

Penyakit dapat menyerang seseorang pada umur-umur tertentu misalnya penyakit penyakit morbili, difteria banyak menyerang anak-anak.

d. Jenis kelamin

Ada beberapa penyakit tertentu hanya mneyrang jenis kelamin tertentu, misalnya kanker payudara banyak ditemukan pada wanita sedangkan kanker prostat diderita oleh pria saja.

e. Adat kebiasaan

Kebiasaan-kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut, sebagai contoh :

a. Seseorang yang kurang dapat memelihara higiene personalnya seperti kulit, gigi dan mulut , rambut akan mudah terserang penyakit

b. Kebiasaan merokok akan dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru

c. Kebiasaan minum minuman keras akan menimbulkan penyakit lever.

f. Ras

Ada beberapa ras tertentu yang diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu, misalnya, penyakit hemofili banyak ditemukan pada orang eropa.

g. Pekerjaan

Situasi pekerjaan tertentu akan menimbulkan penyakit tertentu, misalnya orang yang bekerja di pabrik asbes kemungkinan besar akan menderita penyakit asbestosis, dan para manager perusahaan sering mengalami stres daripada bawahannya.

2. Agent adalah sebuah sustansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Golongan yang dapat menimbulkan penyakit adalah :

a. Golongan Biologi

Yang termasuk dalam golongan bilogi yang banyak menimbulkan penyakit adalah mikroorganisme seperti virus,bakteria, riketsia, sedangkan yang bukan termasuk golongan mikroorganisme yang banyak menimbulkan penyakit adalah cacing, protozoa, sedangkan yang termasuk golonbgan tumbuh-tumbuhan adalah jamur.

b. Golongan Gizi

Gizi sangat penting artinya untuk kehidupan, untuk mempertahankan hidupnya manusia memerlukan berbagai unsur gizi diantaranya adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

c. Golongan Fisik

Yang termasuk golongan fisik adalah suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, tekanan udara, kelembapan udara, radiasi atau trauma mekanis yang dialami seseorang yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Golongan fisik akan menimbulkan penyakit apabila berada dalam keadaan yang luar biasa baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

d. Golongan Kimia

Ada beberapa zat kimia yang dapat menimbulkan penyakit, baik yang berasal dari tubuh maupun dari luar tubuh . Zat kimia yang berasal dari luar tubuh dapat berupa logam berat, bahan-bahan insektisida. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh adalah hasil metabolisme yang tak dapat dikeluarkan tubuh misalnya urium yang seharusnya dikeluarkan melalui urine.

e. Golongan Mekanik

Golongan mekanik sering dikategorikan ke dalam golongan fisik tetapi sesungguhnya golongan mekanik lebih banyak disebabkan karena kelalaian manusia seperti kecelakaan lalu lintas, pukulan, kecelakaan dalanm pekerjaan, dan sebagainya.

3. Lingkungan (Enviroment) adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Lingkungan Fisik merupakan lingkungan alamiah yang terdapat disekitar manusia seperti cuaca, musim, kedaan geografis dan struktur geologi

b. Lingkungan Non-fisik yang terdiri dari :

1. Lingkungan Biologis merupakan segala bentuk kehidupabn yang berada disekitar manusia seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, juga termasuk mikroorganisme seperti kuman yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.

2. Lingkungan Sosial merupakan lingkungan sebagai akibat adanya interaksi antara manusia, seperti keadaan sosial budaya dan ekonomi, norma-norma yang berlaku, nilai-nilai yang berlaku, adat istiadat, dan kepercayaan agama.

Cara Penyebaran Penyakit Menular

1. Cara keluarnya bibit penyakit (mode of exit )

Proses keluarnya bibit penyakit dari reservoir( sumber penyakit) yang akan ditularkan kepada host yang rentan. Caranya dapat melalui saluran pernafasan pada penyakit TBC, saluran pencernaan pada penyakit typhus, hepatitis dan luka tubuh terbuka pada hepatitis c. 5

2. Cara Berpindah bibit penyakit (mode of transmission)

Cara penyebaran penyakit menular atau mode of transmission penyakit infeksi kepada manusia yang sensitif dapat melalui beberapa cara, baik terjadi secara langsung atau tidak langsung dari satu orang ke orang yang lain. Ditinjau dari aspek epidemiologi , cara penyebarannya di masyarakat dapat bersifat lokal, regional maupun intenasional.

Perpindahan bibit penyakit secara langsung dapat dilakukan dengan hubungan seksual pada penyakit kelamin, droplet (percikan ludah) pada penyakit TBC, kontak tubuh yang lama pada penyakit kulit, dan melalui plasenta pada penyakit diabetes melitus yang diturunkan ibu kepada anaknya. 5

Perpindahan secara tidak langsung melalui antara lain :6

a. Melalui Media Udara

Penyakit dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernafasan disebut sebagai airborne disease.Jenis penyakit yang dapat ditularkan antara lain :TBC Paru, Varicella, Influenza, Variola, Meningtis, Pertusis dan sebagainya.Cara pencegahan penularan penyakit ini antara lain, memakai masker, mejauhi kontak serta mengobati penderita TBC.

b. Melalui Media Air

Penyakit dapar menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai waterborne disease atau water related disease.

Agent Penyakit

1. Virus: hepatitis virus, poliomielitis

2. Bakteri: kolera, disentri, tifoid, diare

3. Protozoa: amubiasis, glardiasis

4. Helmintik: askatiasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid

5. Leptospira: penyakit Weil

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam empat kelompok menurut cara penularannya:

Water borne mechanism

Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ditularkan melaui mulut atau sistem pencernaan . Contoh: kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomielitis.

Water washed mechanism

Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan individu dan umum dapat berupa:

a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak anak

b. Infeksi melaui kulit dan mata , seperti skabies, dan trakoma

c. Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti PES

Water based mechanism

Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai penjamu intermmediate yang hidup di dalam air.

Water related insect vector mechanism

Jenis penyakit yang ditularkan melaui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh : malaria, filaria, demam kuning, dengue.

Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara:

a. Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan , dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah tidak disembarang tempat.

b. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk, dan lainnya secara sembarangan .

c. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.

c. Melalui media vektor penyakit

Antropode-borne disease atau sering juga disebut sebagai rector-borne disease merupakan penyakit yang penting yang seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan sering menimbulkan bahaya kematian.

3. Cara masuknya bibit penyakit (mode of entry)

Proses masuknya bibit penyakit kepada host yang rentan dapat dilakukan dengan saluran pernafasan, saluran pencernaan, percutaneous, parentral, transplacenta, dan saluran kelamin. 4

Dalam skenario, belum dapat dipastikan beberapa anak SD menderita penyakit apa. Karena gejala seperti batuk-batuk dan timbul bercak-bercak merah terjadi pada penyakit Demam berdarah, campak , campak jerman (Rubela) . Namun penyakit yang diderita merupakan penyakit menular. Hal ini dilihat dari pertambahan jumlah penderita penyakit tersebut tiap harinya. Cara penularan bisa melalui media udara, droplet maupun dengan vektor penyakit seperti nyamuk aedes aegypti pada penyakit DBD. Selain itu dalam skenario dijelaskan bahwa tidak semua anak menderita penyakit tersebut, ada anak yang tertular namun ada juga yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa proses penularan penyakit terjadi pada host yang rentan. Dalam kasus ini tertular tidaknya host tergantung pada daya tahan tubuh anak itu sendiri.Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktivitas dan istirahat.Apabila seseorang hidup secara teratur dengan memelihara higiene personal dengan baik serta dapat memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan aturan kesehatan maka ia akan memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

2.7.6. Kesimpulan

Hipotesis bahwa Penyakit yang diderita oleh sebagian anak SD Harapan Jaya merupakan penyakit menular dapat dibenarkan. Penyakit menular adalah sebuah proses berpindahnya bibit penyakit dari sumber penyakit ke penjamu (host) yang rentan. Penularannya dapat secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kasus ini host terular karena daya tahan tubuh yang kurang maksimal sehingga mudah tertular dengan bibit penyakit yang bersumber dari teman sekelasnya. Didalam lingkungan masyarakat banyak kasus peyakit menular, oleh karena itu perlunya promosi dan preventif yang dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut. Salah satu caranya dengan memberikan imunisasi terhadap orang yang rentan terhadap penyakit tertentu. Diharapkan anggota masyarakat menjadi pribadi yang sehat bukan hanya secara fisik namun secara mental serta sosial sehingga menjadi pribadi yang produktif baik secara ekonomi serta sosial.

Daftar Pustaka

1. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2009.

2. Maulana DJ H. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.

3. Hidayat A A A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

4. Putra M. Jadwal imunisasi bayi anda.Diunduh dari http://putra-maya.blogspot.com/2010_06_01_archive.html, 19 November 2012.

5. Tumilisar L D. Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit. Disampaikan pada Kuliah Konsep Sehat & Sakit, 13 November 2012.

6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: EGC; 2009.h.25-7.

7. www. Kamus besarbahasaindonesia.org . Diunduh 19 November 2012.

18