10
A. Latar Belakang Membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan (tertulis) merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi banyak orang. Adapun menuangkan suatu ide, gagasan, isi pikiran melalui bahasa tulis tidak semudah melalui bahasa lisan. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan pernyataan mengenai hal di atas bahwa; Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang yang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya dengan baik.[1] Hal di atas mengindikasikan bahwa suatu hasil buah pikiran yang dituangkan secara tertulis memang bukan pekerjaan mudah, oleh karenanya untuk membuat sebuah karya tertulis yang merupakan buah pikiran seseorang membutuhkan ketrampilan yang tidak sedikit selain pengalaman dalam membuat ataupun menuangkan isi pikiran secara tertulis dalam bentuk tulisan dan karya tertulis. Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang berbentuk sastra. Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah yang perlu dipenuhi, seperti teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang baku dan benar, materi karya ilmiah yang objektif sesuai dengan fakta dan data yang ada, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan banyak hal lain yang tentunya menjadi perhatian penting dalam sebuah penulisan suatu karya ilmiah. Karena itulah, mengerti dan memahami pola penulisan sebuah karya ilmiah merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang hendak membuat suatu karya ilmiah. Penulisan sebuah karya ilmiah memerlukan banyak hal yang harus diketahui oleh seorang penulis yang akan membuat sebuah karya ilmiah. Dalam perencanaan diperlukan sebuah data yang akurat yang sesuai di lapangan dengan merujuk konsep dan teori-teori yang telah diakui. Pada proses penyusunannya, karya ilmiah memerlukan adanya sebuah fakta dan data yang telah didapat di lapangan pada proses observasi dan disesuaikan dengan kajian teori yang relevan dan mendukung proses pelaksanaan ada. Pada akhirnya, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dan diselesaikan, tentunya tidak begitu saja suatu karya ilmiah yang dibuat tanpa didukung oleh sumber-sumber data yang valid dan hasil di lapangan sebagaimana fakta yang ditemukan. Pentingnya mengerti dan memahami penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah menuntut kita untuk lebih jeli dan kritis dalam menulis dan membaca suatu karya ilmiah, sebagaimana dijelaskan di depan. Salah satu kaidah yang perlu diketahui

Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

A. Latar Belakang

Membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan (tertulis) merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi banyak orang. Adapun menuangkan suatu ide, gagasan, isi pikiran melalui bahasa tulis tidak semudah melalui bahasa lisan. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan pernyataan mengenai hal di atas bahwa;

Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah. Banyak orang yang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan gagasannya dengan baik.[1]

Hal di atas mengindikasikan bahwa suatu hasil buah pikiran yang dituangkan secara tertulis memang bukan pekerjaan mudah, oleh karenanya untuk membuat sebuah karya tertulis yang merupakan buah pikiran seseorang membutuhkan ketrampilan yang tidak sedikit selain pengalaman dalam membuat ataupun menuangkan isi pikiran secara tertulis dalam bentuk tulisan dan karya tertulis.

Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang berbentuk sastra. Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah yang perlu dipenuhi, seperti teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang baku dan benar, materi karya ilmiah yang objektif sesuai dengan fakta dan data yang ada, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan banyak hal lain yang tentunya menjadi perhatian penting dalam sebuah penulisan suatu karya ilmiah. Karena itulah, mengerti dan memahami pola penulisan sebuah karya ilmiah merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang hendak membuat suatu karya ilmiah.

Penulisan sebuah karya ilmiah memerlukan banyak hal yang harus diketahui oleh seorang penulis yang akan membuat sebuah karya ilmiah. Dalam perencanaan diperlukan sebuah data yang akurat yang sesuai di lapangan dengan merujuk konsep dan teori-teori yang telah diakui. Pada proses penyusunannya, karya ilmiah memerlukan adanya sebuah fakta dan data yang telah didapat di lapangan pada proses observasi dan disesuaikan dengan kajian teori yang relevan dan mendukung proses pelaksanaan ada. Pada akhirnya, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dan diselesaikan, tentunya tidak begitu saja suatu karya ilmiah yang dibuat tanpa didukung oleh sumber-sumber data yang valid dan hasil di lapangan sebagaimana fakta yang ditemukan.

Pentingnya mengerti dan memahami penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah menuntut kita untuk lebih jeli dan kritis dalam menulis dan membaca suatu karya ilmiah, sebagaimana dijelaskan di depan. Salah satu kaidah yang perlu diketahui dan dipahami dalam membuat suatu karya ilmiah adalah pola penggunaan dan penyusunan paragraf. Dalam sebuah karya ilmiah, penggunaan dan penyusunan suatu paragraf mempunyai beberapa kriteria yang baku dalam karya ilmiah.

Kadangkala tidak sedikit kita temukan dalam sebuah paragraf pada karya ilmiah yang terdapat di banyak media seperti internet bila dicermati masih banyak dan belum memenuhi kriteria sebuah paragraf dalam karya ilmiah. Hal inilah yang perlu dicermati, walaupun terlihat sepele namun dengan memperhatikan satu aspek yaitu paragraf akan memudahkan penulis dalam membuat dan menyusun serta menulis sebuah karya ilmiah yang harus diselesaikan.

Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun secara terperinci dan terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam sebuah paragraf terdapat inti permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragraf juga perlu diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak sia-sia yang akhirnya tidak keluar atau melebar dari pokok permasalahan yang menjadi bahan pembicaraan pada suatu paragraf yang konsisten dan terpadu.

Page 2: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

B. Rumusan Masalah

Beberapa pokok permasalahan yang menjadi titik tolak dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, antara lain;

1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?2. Apa saja jenis paragraf yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan penyusunan

sebuah karya ilmiah?3. Apa saja karakteristik sebuah paragraf dalam karya ilmiah?4. Bagaimana kriteria paragraf yang baik?

C. Tujuan Penulisan

Ditulis dan disusunnya makalah ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran ringkas sebuah paragraf dalam tulisan ilmiah yang merupakan bagian dalam sebuah karya ilmiah, yang mana kaidah penyusunan paragraf sangat penting untuk memudahkan dan menyempurnakan sebuah karya ilmiah kaitannya dengan teknik-teknik penulisan karya ilmiah.

D. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru).[2] Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.

Dalam bukunya Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan definisi tentang paragraf yaitu;

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf ini terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.[3]

Dapat diartikan bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam paragraf tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal yang perlu dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat yang membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas/pengiring bertujuan untuk menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok yang menjadi fokus pembicaraan sehingga isi dalam paragraf tersebut dapat dipaparkan secara luas dan terpadu namun tidak keluar/keluar bahkan menyimpang dari pokok pembicaraan dalam paragraf tersebut.

Menurut Oxford Dictionary paragraph is a division of a piece writing, started on a new line.[4] Paragraf juga dapat diartikan sebagai a short part of a text, consisting of at least one sentence and beginning on a new line. It usually deals with a single event, description, idea, etc.[5] Paragraf merupakan bagian yang pendek dari sebuah teks/bacaan, pada umumnya terdiri dari sedikitnya satu kalimat, dan dimulai dengan sebuah baris baru. Di dalam ensiklopedia bebas wikipedia.com terdapat definisi tentang paragraf yaitu a paragraph (from the Greek paragraphos, “to write beside” or “written beside”) is a self-contained unit of a discourse in writing dealing with a particular point or idea, paragraphs consist of one or more sentences.[6] Paragraf dalam bahasa Yunani

Page 3: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

berasal dari kata paragraphos, merupakan hasil pemikiran yang terdiri dari satu atau lebig kalimat yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa the start of a paragraph is indicated by beginning on a new line, sometimes the first line is indented, at various times, the beginning of a paragraph has been indicated by the pilcrow: ¶.[7] Awal sebuah paragraf ditandai dengan dimulainya sebuah baris baru, kadangkala awal dari baris tersebut mengarah ke dalam (tidak simetris dengan baris sebelum dan sesudahnya), namun pada ada juga pada sebuah awal suatu paragraf ditandai dengan tanda ¶.

Di luar daripada konteks di atas mengenai definisi paragraf sebagaimana dipaparkan di atas, Zaenal Arifin dan Amran Tasai juga memberikan definisi tentang paragraf, sebagai berikut;

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.[8]

Dari pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan bahwa paragraf merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus pembicaraan yang dipaparkan dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah paragraf tidak mengikat terdiri atas berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan lebih dari lima kalimat. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pembicaraan fokus yang dikembangkan dalam satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah kalimat tergantung dari unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada istilah dalam satu paragraf membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang dibicarakan dalam paragraf tersebut.

Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya,  paragraf merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.

E. Unsur-Unsur Penyusun Paragraf

Secara umum dalam sebuah paragraf terdapat tiga unsur utama antara lain; kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.[9] Oleh karena itu, paragraf yang baik terdapat beberapa unsur di atas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua paragraf dengan ketiga unsur tersebut dipenuhi namun kenyataan yang ada content materi yang dipaparkan tidak sistematis bahkan tidak berarah sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami maksud dari isi paragraf tersebut.

Dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”, Zainuddin menyatakan bahwa;

Paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau buah pikiran yang berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf mengandung satu ide atau satu pikiran.[10]

Hal ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu mengandung sebuah atau bagian dari pokok permasalahan atau materi yang hendak dipaparkan dengan menganut prinsip

Page 4: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

konsistensi dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata maupun kalimat yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.

F. Jenis-Jenis Paragraf

Jenis-jenis paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Adapun menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.[11]

Paragraf pembuka memiliki fungsi sebagai pengantar untuk mencapai pokok permasalahan/topik yang akan dikembangkan/diuraikan. Oleh karena itu, pada paragraf pembuka ini perlu dipikirkan sesuatu yang menarik perhatian pembaca sehingga menarik minat dan perhatian pembaca dan pembacapun akan merasa kurang apabila tidak menyelesaikan bacaan yang sedang dibacanya. Selain itu, paragraf pembuka juga berberan sebagai pengantar dalam menyiapkan pikiran pembaca terhadap fokus permasalahan yang akan dipaparkan. Implikasi dari hal tersebut menyarankan bahwa dalam penyusunan dan penulisan paragraf pembuka ini menuntut penggunaan kalimat yang tidak terlalu panjang agar tidak membuat pembaca bingung dengan panjangnya paragraf yang merupakan kategori paragraf pembuka tersebut.

Dalam paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat di dalam paragraf ini. Dalam paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dipaparkan secara panjang lebar, tentunya dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan kalimat yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, antara paragraf satu dengan paragraf lain dan berikutnya harus saling terhubung secara logis sehingga memudahkan pembaca dalam mengerti dan memahami apa sebenarnya yang akan disampaikan penulis.

Paragraf penutup merupakan akhir dari sebuah karangan.[12] Dalam sebuah penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah, paragraf penutup terdapat kesimpulan yang merupakan intisari dari pokok permasalahan/topik yang dipaparkan dalam paragraf penghubung. Selain intisari dalam paragraf penutup pada umumnya mengandung unsur penegasan dari pemaparan pokok permasalahan/topik yang dijelaskan mengenai hal-hal yang dianggap penting pada paragraf penghubung. Paragraf penutup berfungsi mengakhiri sebuah karangan sehingga mengimplikasikan pada banyaknya kalimat/kata yang tidak terlalu panjang agar mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca.

Selain menurut tujuannya, Ilham Mulia memaparkan jenis-jenis paragraf menurut letak kalimat utamanya ke dalam empat jenis antara lain; paragraf deduktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal kalimat, paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat, paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf, dan paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.[13]

G. Kriteria Paragraf yang Baik

Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.[14]

Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.

Page 5: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

Kepaduan (Koherensi)

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.[15] Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat.[16] Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.

Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain; pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung, (3) paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.

Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

H. Kesimpulan

Paragraf merupakan suatu bagian dari sebuah bab yang berisi kalimat-kalimat di mana antar kalimat tersebut memiliki satu unsur keteraturan, kesesuaian, dan kesamaan konsep, materi, dan permasalahan yang dibahas dalam paragraf tersebut. Tidak jarang pada sebuah penulisan suatu karya ilmiah dalam paragraf masih terdapat ketidaksesuaian antara kalimat satu dengan kalimat lainnya yang pada akhirnya hanya untuk menambah atau mencukupi materi secara kuantitatif (bukan dari kualitas isi karya ilmiah tersebut) sehingga pembahasan materi yang dipaparkan menjadi melebar bahkan tidak sinkron dengan materi pokok yang seharusnya menjadi pokok pemaparan.

Penggunaan paragraf setidaknya dapat mempermudah seorang penulis dalam membuat suatu karya ilmiah baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks agar pembahasan suatu pokok permasalahan tidak keluar dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya paragraf, penulis akan lebih mudah mengkategorikan pokok materi  yang akan menjadi pokok pembicaraan pada pemaparan yang dituangkan dalam bentuk paragraf tersebut.

Dalam sebuah paragraf setidaknya terdapat konsistensi pembahasan masalah (topik pembicaraan), dan keterkaitan antar paragraf secara terpadu dan efisien sehingga menghindari adanya materi yang inkonsistensi yang pada akhirnya akan membingungkan pembaca dalam memahami maksud tulisan dalam karya ilmiah tersebut.

Penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah dengan memperhatikan pola pengembangan paragraf akan lebih mudah jika hal ini diperhatikan dan terus dilakukan dalam hal apapun, dengan kata lain sesering mungkin seseorang menyusun dan menulis (tentunya dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehubungan dengan paragraf tersebut) suatu karya ilmiah maka akan lebih mudah seseorang tersebut mengerti dan memahami teknik-teknik dan pola penulisan yang baik dan benar sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya.

Page 6: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

I. Saran

Dengan dipelajarinya definisi, bagian-bagian, karakteristik, dan kriteris sebuah paragraf yang ideal, maka diharapkan akan lebih memudahkan bagi penulis yang hendak menyusun dan menulis sebuah karya yang berbentuk ilmiah. Dapat diakui bahwa menyusun dan menulis suatu karya ilmiah tidak semudah menyusun dan menulis sebuah karya sastra. Menyusun sebuah karya ilmiah membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit sehingga perlu dipahami agar pada saat pelaksanaannya tahap penyusunan sampai penulisan dan berakhir pada tahap pelaporan sebuah karya ilmiah, tidak akan terjadi kemacetan karena teknik-teknik penulisan yang belum dpahami atau masih bingung.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, et. al. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. 1988

. . Materi Pokok Bahasa Indonesia – buku III.14. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993

Arifin, Zaenal, et. al. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2008

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4696/title_paragraf/

http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-of-writing

http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf

http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html

http://www.brainyquote.com/words/pa/paragraph199391.html

Tampubolon, DP. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. 1986

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2007

Tim Penyusun. Oxford – Learner’s Pocket Dictionary, fourth edition. Great Clarendon St: Oxford University Press. 2008

Zainuddin. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rhineka Cipta. 1992

[1] Sabarti Akhadiah, et. al., Pembinaan Kemampuan Menulis (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 143.

[2] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga (Jakarta: 2007), h. 828.

[3] Sabarti Akhadiah, et. al., 1988, op. cit., h. 144.

[4] Oxford – Learner’s Pocket Dictionary – fourth edition (Great Clarendon Street: Oxford University Press, 2008), h. 317.

[5] http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-of-writing

Page 7: Paragraf Dalam Wacana Ilmiah

[6] The Writing Center, Paragraph Development (University of North Carolina at Chapel Hill), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

[7] Harvey, Michael. “Paragraphs”. The Nuts and Bolts of College Writing, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph

[8] Zaenal Arifin, et. al., Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Akademika Pressindo, 2008), h. 115.

[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf

[10] Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta, 1992), h. 46.

[11] Sabarti Akhadiah, et. al., Materi Pokok Bahasa Indonesia (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), h. 171.

[12] Ibid., h. 171.

[13] http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html

[14] Sabarti Akhadiah, et. al. 1988, op. cit., h. 148.

[15] Sabarti Akhadiah, et. al., 1993, op. cit., h. 174.

[16] Zainuddin, op. cit., 117.