4
Analisis data Pada percobaan kali ini, pertama membuat biakan Paramecium, pembuatan ini dilakukan 2 minggu sebelum dilakukannya percobaan. Pertama-tama jerami dipotong-potong sepanjang ±2cm, sebanyak 100 g. Kemudian jerami dicampurkan dengan air sebayak 200 cc. Selanjutnya dididihkan campuran tersebut selama ±15 menit. Kemudian di tambah 2 sendok air dari sawah ataupun kolam dan tutup sediaan tersebut dengan plastik. Lalu sediaan dibiarkan selama 2 minggu di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Kedua, pembuatan sediaan makanan Paramecium, pertama ±1 mg yeast dicampurkan dengan 20 ml aquades dan diaduk dengan batang kaca sampai menjadi campuran yang mirip “santan encer”.Campuran tersebut dipanaskan, ketika keadaan mendidih di masukkan “Congo Red”sebanyak 1 biji beras kemudian di aduk. Bila akan digunkaan, sediaan ditunggu hingga dingin. Pengamatan proses pecernaan makanan pada Paramecium Pertama kaca benda yang bersih disiapkan dan diletakkan beberapa helai kapas pada perumkaan kaca benda untuk memperlambat oergerakan paramecium. Kemudian Ditetesakan dua tetes biakan Paramecium pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatn dimulai dengan cara meletakkan kaca benda dibawah mikroskop dan diamati. Kemudian dicari vakuola dan diperhatikan warnanya. Apabila sudah didaptkan vakuola makanan dengan jelas, dengan menggunakan tangan kanan teteskan sediaan makanan (yeast yang telah tercampur dengan “Congo Read” satu tetes. Selanjutnya dengan kertas hisap, kelebihan air disebelah kaca penutup anati perubahan warna pada vakuola

Paramecium

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum paramecium

Citation preview

Page 1: Paramecium

Analisis data

Pada percobaan kali ini, pertama membuat biakan Paramecium, pembuatan ini dilakukan 2

minggu sebelum dilakukannya percobaan. Pertama-tama jerami dipotong-potong sepanjang

±2cm, sebanyak 100 g. Kemudian jerami dicampurkan dengan air sebayak 200 cc.

Selanjutnya dididihkan campuran tersebut selama ±15 menit. Kemudian di tambah 2 sendok

air dari sawah ataupun kolam dan tutup sediaan tersebut dengan plastik. Lalu sediaan

dibiarkan selama 2 minggu di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.

Kedua, pembuatan sediaan makanan Paramecium, pertama ±1 mg yeast dicampurkan

dengan 20 ml aquades dan diaduk dengan batang kaca sampai menjadi campuran yang mirip

“santan encer”.Campuran tersebut dipanaskan, ketika keadaan mendidih di masukkan

“Congo Red”sebanyak 1 biji beras kemudian di aduk. Bila akan digunkaan, sediaan ditunggu

hingga dingin.

Pengamatan proses pecernaan makanan pada Paramecium Pertama kaca benda yang

bersih disiapkan dan diletakkan beberapa helai kapas pada perumkaan kaca benda untuk

memperlambat oergerakan paramecium. Kemudian Ditetesakan dua tetes biakan Paramecium

pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatn dimulai dengan cara

meletakkan kaca benda dibawah mikroskop dan diamati. Kemudian dicari vakuola dan

diperhatikan warnanya. Apabila sudah didaptkan vakuola makanan dengan jelas, dengan

menggunakan tangan kanan teteskan sediaan makanan (yeast yang telah tercampur dengan

“Congo Read” satu tetes. Selanjutnya dengan kertas hisap, kelebihan air disebelah kaca

penutup anati perubahan warna pada vakuola makanan selama siklosis sesudah dtetesi

dengan sediaan makanan.dan dicatat waktunya.

Dalam praktikum kali ini didapat perubahan warna pada awalnya tak berwarna

kemudian setelah ditetesi “Congo Read” vakuola berubah menjadi merah muda dengan

selang waktu 21 detik dan warna vakuola kembali tak berwarna pada menit ke 1.30 menit.

Kemudian pada paramecium yang dibiakkan pada air kolam, vakuola berubah menjadi merah

muda pada menit ke 1,50 hingga 2,50 .

Pembahasan

Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola

makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan,

dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makanan

masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma.

Page 2: Paramecium

Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia

dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola

makanan akan dibentuk.

Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan

bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang

terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam

vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya

secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Dalam praktikum dengan menggunakan

Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang

menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola

makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola

makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-

enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi

dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000). Enzim-enzim pada lisosom akanbekerja optimal

pada pH sekitar5. Jadi, ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam

vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah

menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh

lisosom. Congo Red merupakan indikator pH yang dapat digunakan untuk mendeteksi

perubahan pH pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan

paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat

asam dengan pH antara 3 – 5,2. Pada pH 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan

berwarna biru pada pH dibawah 3 Pada selang waktu 13 menit 23 detik, vakuola makanan

berubah warna dari merah menjadi biru (Kimball, J. W. 1988).

Pada praktikum, didapatkan data waktu yang dibutuhkan paramecium untuk Setelah proses

pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan

berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim

yang tadi dibawanya.Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi

basa.Suasana basa ini menyeabkan perubahan warna makanan yang awalnya merah muda

keunguan menjadi biru tua.Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang

diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga

bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan).Zat

buangan ini disimpan untuk sementara dan kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses

pembuangan ini disebut defekasi (Wulangi, 1993).

Page 3: Paramecium

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan.Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah

Menengah IBRD No. 3979.

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: ITB

Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga