184
PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN POS BINAAN TERPADU (POSBINDU) DI RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) ANGGREK BINTARO JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Shifa Mutia NIM: 11160541000107 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020

PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN POS BINAAN TERPADU (POSBINDU) DI

RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA)

ANGGREK BINTARO JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Shifa Mutia

NIM: 11160541000107

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020

Page 2: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

i

Page 3: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

ii

Page 4: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …
Page 5: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

iv

ABSTRAK

Shifa Mutia, NIM 11160541000107, Partisipasi Kader Lansia

Dalam Memberikan Pelayanan Pos Binaan Terpadu

(Posbindu) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (Rptra)

Anggrek Bintaro Jakarta Selatan, 2020. Pembahasan di dalam skripsi ini mengenai partisipasi dari kader

Lansia dalam memberikan pelayanan Posbindu di RPTRA

Anggrek Bintaro Jakarta Selatan. Dimana tujuannya sendiri adalah

untuk memberikan gambaran besar partisipasi yang dilakukan oleh

kader Lansia guna untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan

keberadaannya di dalam masyarakat.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, dengan

pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, penelitian

ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian ini menggunakan 8 partisipan yang di wawancarai

termasuk, kader Lansia, kader Pra Lansia, anggota Lansia dan

koordinator RPTRA.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan terdapat tiga faktor yang

melatarbelakangi dari partisipasi Lansia itu sendiri, yakni

kemauan, kemampuan dan kesempatan serta terdapat dua bentuk

dari partisipasi kader Lansia di Posbindu yakni partisipasi secara

subyektif dan partisipasi secara obyektif. Partisipasi ini juga

didukung oleh beberapa faktor pendukung yakni lama tinggal,

dukungan masyarakat, dukungan keluarga, jarak tempuh, tingkat

pendidikan, kebermanfaatan program, dan apresiasi. Sedangkan

faktor penghambat dalam partisipasi ini seperti faktor fisik dan

sarana prasarana tempat kegiatan Posbindu yang masih kurang.

Kata kunci: Lansia, Partisipasi, Partisipasi kader Lansia,

Posbindu.

Page 6: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji dan syukur atas

kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rizki dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi

dengan baik dan lancar di tengah wabah pandemi Corona. Skripsi

yang berjudul “Partisipasi Kader Lansia Dalam Memberikan

Pelayanan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Di Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak (Rptra) Anggrek Bintaro Jakarta Selatan”

ini dibuat untuk diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana sosial (S.Sos) di Program Studi Kesejahteraan Sosial,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa untuk sampai ke tahap ini terdapat

banyak pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan

pelajaran dan dukungan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:

1. Bapak Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti Napsiyah, MSW.

selaku Wakil Dekan bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabudin

Noor, MA. selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum,

dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Wakil Dekan

bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Nunung Khoriyah, M.Ag. selaku

sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial, dan seluruh

jajaran dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Page 7: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

vi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pelajaran berharga sebagai bekal di

masa mendatang dari awal perkuliahan hingga selesainya

penulisan skripsi ini. Serta seluruh pegawai Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang secara langsung dan tidak

langsung telah membantu penulis selama perkuliahan.

3. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag, sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan memberikan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

4. Ibu Saidah Farida selaku Koordinator RPTRA Anggrek

Bintaro dan Ibu Sri Astuti selaku Ketua Posbindu RW.12

beserta jajarannya yang telah memberikan izin dan membantu

jalannya proses penelitian.

5. Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak Ismail dan Ibu

Ferdiana yang telah membesarkan dan mendidik saya dan

tidak pernah henti memberikan dukungan, kasih sayang dan

cinta yang tak pernah padam. Tidak pernah bosan untuk

memberikan semangat kepada penulis.

6. Adik-adikku yang tercinta, Salsabila Alifia, Salma Nazwa

Camila, dan Sahira Afifah yang telah memberikan dukunga n

dan kasih sayang. Serta keluarga besar saya yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

7. M. Rizki Ardiansah yang tercinta, yang selalu memberikan

dukungan dan semangat dalam keadaan apapun dan selalu

mendampingi dalam keadaan apapun terimakasih untuk

dukungan dan kasih sayangnya.

Page 8: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

vii

8. Teman-teman SMP yang tercinta, Desna Aryana Pratiwi, Diah

Amalia, Shavira Khalisa, Poppy Rahayu, Rifda Nurjannah,

Susi Nurdina. Vivi Nurjannah, Izzatunnisa, Nabila

Rahmawati, Ainun Lathifah, Riska atas segala kebaikan,

kebersamaan, dan dukungan yang diberikan selama ini hingga

ke depannya kelak.

9. Teman-teman SMA yang tercinta, Shania Fitria Sheraswati,

Siti Rohmatul Hummah, Cindy Oktaviani, Lula Raihan,

Farinsa Az-zahra, Fania Rizki Sulistyo, Novita Sari Dewi,

Olivia Maharani, Utari Tatrayani, Annisa Octaviana Fajrianti,

Alycia Ferryana atas segala kebaikan, kebersamaan, kasih

sayang dan dukungan yang diberikan selama ini hingga ke

depannya kelak.

10. Teman-teman seperjuangan yang tercinta, Tias Dewi Septiani,

Maulida Farhani, Rahmawati, Ghina Nadhifah, Dea Defrilia,

Tari Juniar, Luciana Dewita, Syaiful Bahri, M. Assidiq

Alkhopidh, dan Syahid Habiiburrahman atas segala kebaikan,

kebersamaan, dan dukungan yang diberikan selama

perkuliahan hingga ke depannya kelak.

11. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2016 atas kerja

sama dan kontribusinya selama perkuliahan.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung jalannya

perkuliahan hingga selesainya skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan

dan keterbatasan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis

meminta maaf dengan segala kerendahan hati dan sangat

Page 9: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

viii

menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti

selanjutnya. Terima kasih.

Jakarta, 18 Juni 2020

Shifa Mutia

Page 10: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ..................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................... iiii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .............................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................. xv

BAB I ..................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1 B. Batasan Masalah ...................................................... 11 C. Rumusan Masalah ................................................... 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 11

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................... 12 F. Metode Penelitian .................................................... 15 G. Sistematika Penulisan.............................................. 23

BAB II ................................................................................................. 26

KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 26

A. Landasan Teori ........................................................ 26 1. Partisipasi ................................................................. 26

2. Lansia ....................................................................... 34

3. Lansia Aktif (Active Aging) .................................... 41

4. Pos Binaan Terpadu (Posbindu) ............................... 42

B. Kerangka Berpikir ................................................... 51 BAB III ................................................................................................ 54

GAMBARAN UMUM RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH

ANAK (RPTRA) ANGGREK BINTARO JAKARTA SELATAN 54

A. Latar Belakang Lembaga ........................................ 54

B. Sejarah Berdirinya Lembaga ................................... 56 C. Visi dan Misi Lembaga ........................................... 57 D. Tugas, Kedudukan dan Fungsi ................................ 57 E. Gambaran Umum Penduduk ................................... 58

Page 11: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

x

F. Bentuk Kegiatan Posbindu....................................... 59 G. Sarana dan Prasarana ............................................... 62 H. Struktur Organisasi.................................................. 64

BAB IV ................................................................................................ 66

ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................ 66

A. Identitas Informan ................................................... 66 B. Temuan Lapangan ................................................... 67

1. Keterlibatan Kader Lansia di Posbindu................ 67 a. Kader Lansia yang ditunjuk secara langsung oleh warga

setempat ................................................................... 68

b. Mengisi waktu luang ................................................. 69

c. Waktu yang tepat ...................................................... 69

d. Menyalurkan hobi berorganisasi ............................... 70

e. Keinginan untuk berguna di masa tua dan dapat

membantu orang lain ............................................... 70

f. Aktif dalam berorganisasi .......................................... 71

2. Partisipasi Kader Lansia di Posbindu ....................... 72

a. Memberikan pelayanan terhadap anggota Posbindu

Lansia ................................................................... 72 b. Home visit ................................................................. 74

c. Melaksanakan tugas administrasi Posbindu .............. 75

d. Memberikan motivasi kepada anggota Lansia .......... 77

e. Menyumbangkan pikiran .......................................... 79

f. Memberikan sumbangan tenaga ................................ 80

g. Memberikan sumbangan dana dan peralatan ............ 81

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Patisipasi Kader

Lansia dalam Memberikan Pelayanan di Posbindu . 84

a. Faktor pendukung ..................................................... 84

b. Faktor Penghambat ................................................... 94

BAB V ............................................................................................... 102

PEMBAHASAN ............................................................................... 102

A. Faktor yang Melatarbelakangi Partisipasi Lansia . 103 1. Latar Belakang Partisipasi Lansia ........................... 103

B. Faktor yang Melatarbelakangi Partisipasi Kader

Page 12: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

xi

Lansia di Posbindu ............................................... 107 C. Partisipasi Subyektif Kader Lansia ....................... 109 D. Partisipasi Obyektif Kader Lansia ........................ 112 E. Faktor Pendukung Partisipasi Lansia .................... 112 F. Faktor Penghambat Partisipasi Lansia ................... 117

BAB VI .............................................................................................. 119

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 119

A. Kesimpulan ........................................................... 119 B. Implikasi ................................................................ 121

C. Saran ...................................................................... 122 Daftar Pustaka ................................................................................. 125

LAMPIRAN........................................................................................ 49

Page 13: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Informan ............................................................ 19 Tabel 2.1 Peran, Kriteria dan Tugas Kader Posbindu ................. 43

Tabel 3.1 Standar Sarana Posbindu PTM ................................... 63

Tabel 4.1 Identitas Informan ....................................................... 63

Tabel 4.2 Hasil Temuan Lapangan ............................................. 93

Page 14: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tren Jumlah dan Proporsi Penduduk Usia Mencapai

60 Tahun, Indonesia, 2015-2019, dan 2045. ................................. 7 Gambar 2.1 Alur Pelayanan Posbindu ........................................ 49

Gambar 3.1 Data Jumlah Warga Kelurahan Bintaro .................. 55

Gambar 3.2 Proses Kegiatan Posbindu ....................................... 49

Gambar 4.1 Pelayanan Kader di Posbindu .................................. 70 Gambar 4.2 Home Visit .............................................................. 75 Gambar 4.3 Tugas Administrasi Kader Lansia di Posbindu ....... 77 Gambar 4.4 Senam Lansia .......................................................... 78 Gambar 4.5 Peralatan di Posbindu .............................................. 82 Gambar 4.6 Snack untuk Anggota Posbindu .............................. 84 Gambar 4.7 Penyuluhan Kesehatan dari Universitas Yarsi ........ 88 Gambar 4.8 Training pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kecamatan ................................................................................... 91

Page 15: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................... 53 Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pengurus RPTRA Anggrek Bintaro

..................................................................................................... 64 Bagan 3.2 Struktur Organisasi Pengurus Posbindu..................... 65

Page 16: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mendengar kata Pos binaan terpadu (Posbindu) mungkin bagi

sebagian orang masih menjadi hal yang awam. Pelayanan

kesehatan yang diberikan melalui Posbindu sama halnya dengan

pelayanan yang diberikan pada Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu). Hanya saja Posyandu diperuntukkan bagi anak balita

untuk melakukan cek kesehatan sedangkan Posbindu sendiri

diperuntukkan bagi Lanjut Usia (Lansia) dalam cek kesehatan

Lansia itu sendiri. Lansia perlu mendapatkan pembinaan agar

menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan produktif sehingga

dapat mencapai kesejahteraan di dalam hidupnya.

Meningkatnya angka harapan hidup menandakan bahwa masa

tua penduduk Indonesia semakin panjang. Menurut

Kusumoputro (BPS, 2006, p. 2) menyebutkan bahwa proses

menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan fisik,

psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Artinya, penurunan fisik mempengaruhi psikis maupun sosial,

sementara penurunan psikis mempengaruhi fisik dan sosial serta

sebaliknya. Perubahan struktur umur penduduk ini, berdampak

tidak hanya pada aspek demografisnya saja, tetapi juga terhadap

kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan dan psikologi secara

keseluruhan. Penurunan kondisi psikis dan sosial membawanya

pada rasa kurang percaya diri, tidak berguna, kesepian bahkan

depresi (Suardiman, 2011, p. 9).

Page 17: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

2

Selain penurunan kondisi fisik, munculah stigma negatif

terhadap Lansia. Stigma tersebut seperti cerita rakyat dan

dongeng yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya, cenderung menggambarkan Lansia sebagai

seseorang yang tidak menyenangkan. Sehingga, stigma yang

muncul bahwa Lansia tidak lagi dapat berperan aktif dan

melakukan produktivitas yang tinggi dalam suatu lembaga

tertentu dikarenakan kemampuan fisik dan mentalnya lemah

dalam mengingat sesuatu (Jahja, 2011, p. 313-314). Steorotip

tentang Lansia sudah meluas, steorotip terhadap Lansia ini

cenderung merugikan para Lansia.

Masa Lansia ditandai dengan menurunnya produktivitas kerja

dan memasuki masa pensiun dimana sudah bisa lagi memenuhi

kebutuhan sehari-harinya. Idealnya Lansia adalah masa yang

tidak lagi direpotkan oleh urusan mencari uang melainkan hanya

menikmati apa yang sudah dihasilkan selama ini sehingga dapat

hidup tenang, bahagia dan sejahtera. Memasuki masa Lansia,

berkurang juga kontak sosial yang selama ini dilakukan seperti

dengan keluarga, tetangga ataupun kerabat kerja akibat

terputusnya hubungan kerja karena memasuki masa pensiun.

Masa tua juga ditandai dengan penurunan fisik dan rentan

terhadap berbagai penyakit, maka dari itu, Lansia perlu

mendapatkan pelayanan kesehatan. Seperti pada teori yang

dikemukakan oleh Erik Erikson dalam (Erikson, 1989) yang

membahas mengenai Integrity vs despair (integritas vs

keputusasaan) (± 65 ke atas) yang mana teori ini menjelaskan

mengenai pribadi yang sudah memasuki usia lanjut mulai

Page 18: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

3

mengalami penurunan fungsi-fungsi kesehatan. Begitu juga

pengalaman masa lalu baik keberhasilan atau kegagalan menjadi

perhatiannya sehingga kebutuhannya adalah untuk dihargai.

Fungsi pengalaman hidup terutama yang bersifat sosial, memberi

makna tentang kehidupan.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah

meningkatnya angka harapan hidup. Beriringan dengan

peningkatan tersebut, banyak permasalah kesehatan seperti pada

Lansia mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan.

Melihat permasalahan dari Lansia, diperlukan program

pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan Lansia yang

terencana dan untuk menstabilkan fisik para Lansia serta

memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual Lansia.

Secara umum model pelayanan Lansia harus mengikuti beberapa

prinsip yaitu menghindari pemberian stigma pada Lansia sebagai

kelompok yang tidak berguna, juga memberikan pelayanan

sesuai dengan kebutuhan Lansia itu sendiri (Ariefuzzaman,

2013).

Kementrian Kesehatan mencanangkan program Pos Binaan

Terpadu (Posbindu) dimana program ini ditujukan agar Lansia

tetap sehat, mandiri dan berdaya guna tidak menjadi beban bagi

dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat serta dapat

mengembalikan keberfungsian fisik, mental dan sosialnya agar

dapat berdaya. Aspek-aspek yang dapat dikembangkan adalah

upaya pencegahan agar proses menua dapat diperlambat, dan

bagi yang sudah tua perlu direhabilitasi agar tetap mampu dalam

mengerjakan kegiatan sehari-hari secara mandiri (Suardiman,

Page 19: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

4

2011, p. 15). Untuk menghadapi kenyataan ini, perlu dibentuk

kelompok-kelompok Lansia yang memiliki kegiatan

mempertemukan para anggotanya agar kontak sosialnya dapat

berlangsung kembali dan Lansia bisa saling belajar kembali dan

bertukar informasi.

Program Posbindu sendiri merupakan salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) berdasarkan

inisiatif dan kebutuhan dari masyarakat itu sendiri, khususnya

Lansia. Kehadiran program Posbindu sendiri menjadi salah satu

upaya kesehatan dalam melakukan pencegahan atau deteksi dini

Penyakit Tidak Menular (PTM) terhadap Lansia. Posbindu PTM

merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan

deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM dilaksanakan

secara terpadu, rutin, dan periodik.

Deteksi dini pemantauan faktor resiko PTM dibagi menjadi 2

kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu: Posbindu PTM Dasar

meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang

dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan

instrumen untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular

dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya seperti

apakah sebelumnya pernah menkonsumsi minuman beralkohol,

merokok, obesitas, dan tingkat stress dari Lansia itu sendiri.

Sedangkan ada juga Posbindu PTM Utama yang meliputi

pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeriksaan gula

darah, kolesterol total dan trigliserida, pemeriksaan klinis

payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat),

pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin

Page 20: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

5

bagi kelompok pengemudi umum.

Pelaksanaan Posbindu ini dibantu oleh pelaksana tenaga

kesehatan terlatih (Dokter, Bidan, perawat kesehatan/tenaga

analis laboratorium) di Kelurahan, kelompok masyarakat,

lembaga/institusi. Pelaksanaan kebijakan program ini dibantu

oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat untuk

memberikan jasa pelayanan cek kesehatan terhadap Lansia

dibantu dengan kader Posbindu yang berperan sebagai

koordinator dan Penanggung Jawab untuk Penggerak, Pemantau,

Konselor/Edukator serta Pencatat selama kegiatan Posbindu

tersebut berlangsung (p2ptm.kemkes.go.id, 2019).

Tujuan pembinaan kesehatan bagi Lansia itu sendiri adalah

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk

mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya di dalam

masyarakat. Oleh karena itu, tentunya kemandirian, kegunaan

dan kesejahteraan dapat dijadikan kriteria akan kualitas hidupnya

(Tony, 1995, p. 3). Program Posbindu ini diadakan karena

peningkatan jumlah Lansia di Indonesia setiap tahunnya. Dengan

adanya program ini, menjadi salah satu upaya bagi Pemerintah

untuk lebih memperhatikan perawatan dan kesejahteraan dari

Lansia tersebut.

Pelaksanaan Posbindu disini dilakukan oleh kader kesehatan

dimana kader Posbindu disini adalah kader yang telah ada atau

beberapa orang dari masing-masing kelompok,

organisasi, lembaga, atau tempat kerja yang bersedia

menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus,

Page 21: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

6

dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor

risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya.

Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal

SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan

Posbindu PTM. Tujuan dari dilakukannya pelatihan kader

Posbindu untuk memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor

risiko, dampak, dan pengendalian PTM, memberikan

pengetahuan tentang Posbindu PTM, memberikan kemampuan

dan ketrampilan dalam memantau faktor risiko PTM dan

memberikan keterampilan dalam melakukan konseling serta

tindak lanjut lainnya.

Selain itu, pelayanan terhadap lansia bukan hanya peran dan

tanggung jawab dari pemerintah saja, melainkan peran dari

keluarga juga sangat penting karena ketika Lansia mendapatkan

pelayanan dari keluarganya sendiri, Lansia akan mendapatkan

sentuhan dan dukungan dari keluarga untuk melanjutkan

hidupnya (Santrock, 2011, p. 223). Posbindu dilaksanakan

terintegrasi dengan UKBM yang sudah ada dengan memadukan

pelaksanaan Posbindu dengan kegiatan yang sudah dilakukan

serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang sudah ada.

Peningkatan jumlah Lansia di Indonesia dibuktikan dengan

hasil Survei Penduduk antar Sensus (Supas) tahun 2015 yang

menjelaskan bahwa pada tahun 2019, jumlah Lansia Indonesia

diproyeksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan

57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (Badan Pusat Statistik,

Bappenas, UNFPA, 2018).

Page 22: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

7

Gambar 1.1 Tren Jumlah dan Proporsi Penduduk Usia

Mencapai 60 Tahun, Indonesia, 2015-2019, dan 2045.

Sumber: Diolah dari hasil Supas dan Proyeksi Penduduk Bappenas, UNFPA,

dan BPS (2018).

Berdasarkan data Survey Penduduk antar Sensus (Supas) 2015,

Jumlah lanjut usia Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5%. Dari

jumlah tersebut, terdiri dari Lansia perempuan 11,6 juta (52,8%)

dan 10,2 juta (47,2%) lanjut usia laki-laki. Hal ini menunjukkan

bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era

penduduk menua (aging population), karena jumlah penduduk

yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi angka 7,0% (Badan

Pusat Statistik, 2016). Konsep utama dari pelaksanaan program

Posbindu Lansia mengharapkan Lansia yang sehat serta dapat

menjalankan fungsi fisik, mental, dan spiritual secara baik

termasuk dalam pemberdayaan Lansia.

Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan

penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di

Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa

2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan

persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini

akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH

Page 23: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

8

menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun

2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat

Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH

di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia

adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada

tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan

pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase

populasi lansia adalah 7,58%). Meningkatnya populasi lansia ini

membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program

yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat

berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi

masyarakat (depkes.go.id, 2013).

Sebagaimana yang diatur oleh Undang-undang Nomor 13

Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia menetapkan, bahwa

batasan umur Lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas.

Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah di

antaranya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut

usia, yang antara lain meliputi: 1) Pelayanan keagamaan dan

mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah dengan

pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia: 2) Pelayanan kesehatan

melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas

pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik: 3) Pelayanan

untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam

penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam

melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga

khusus: 4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, seperti

Page 24: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

9

pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda Penduduk

seumur hidup), pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik

pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian

tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket

rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket

khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para

lanjut usia. Dari UU ini mengamanatkan bahwa program atau

kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial Lansia harus

berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial Lansia itu

sendiri karena mereka memiliki pengalaman dan keahlian dan

dapat berperan dalam pembangunan.

Di dalam agama islam dijelaskan bahwa siapa yang

dipanjangkan umurnya sampai usia lanjut akan dikembalikan

menjadi lemah seperti keadaan semula. Keadaan itu ditandai

dengan rambut yang mulai memutih, penglihatan mulai kabur,

pendengaran sayu, gigi mulai berguguran, kulit mulai keriput,

dan berjalan pun mulai tertatih (Daradjat, 1982, p. 74). Seperti

firasfi Allah dalam Q.S. Yasin (36) ayat: 68:

سْهُ فِّي الْخَلْقِّ ۖ أفََلََ يعَْقِّلوُن رْهُ ننُكَ ِّ وَمَنْ نعُمَ ِّ

Artinya:

“Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya

kami kembalikan dia kepada kejadiannya, maka apakah mereka

tidak memikirkannya.”

Pelayanan Posbindu sebagai upaya peningkatan kesejahteraan

sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap dapat

diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan

dengan memperhatikan fungsi, pengalaman, keahlian dan

Page 25: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

10

kearifan serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan

sosial Lansia. Pemberdayaan yang dilakukan dapat berupa

membangun, memotivasi dan mendorong kesadaran dari Lansia

itu akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk

mengembangkannya seperti menjadi kader dalam kegiatan

Posbindu ini guna meningkatkan produktivitas pada Lansia.

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) merupakan

ruang publik yang dapat dimanfaatkan fungsinya oleh

masyarakat umum, mulai dari anak-anak hingga Lansia. RPTRA

dibangun di kawasan permukiman kumuh hingga seluruh lapisan

masyarakat dapat memanfaatkan RPTRA tersebut. RPTRA juga

merupakan tempat yang memfasilitasi kegiatan yang menunjang

kesejahteraan Lansia. Untuk Lansia sendiri juga dapat

memanfaatkan program-program RPTRA yang dikhususkan

untuk Lansia. Penelitian ini dilakukan di RPTRA Anggrek

Jakarta Selatan karena fasilitasnya sendiri yang sudah ramah

Lansia seperti tempat refleksi dan senam mingguan untuk Lansia.

Hasil dari penelitian sebelumnya mengenai program Posbindu

seharusnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk

pencapaian pelaksanaannya dari program Posbindu itu sendiri.

Maka dari itu, peneliti ingin menunjukkan bahwa program

Posbindu ini mempunyai manfaat bagi kesejahteraan Lansia.

Adapun aspek utama yang ingin dilihat dari penelitian ini yaitu

melihat kader Lansia dalam memberikan pelayanan di Posbindu

apakah sesuai atau tidaknya dengan sasaran dari program

Posbindu tersebut. Maka dari itu, dilakukan penelitian terhadap

permasalahan tersebut dan mendapatkan deskripsi yang

Page 26: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

11

dituangkan dalam penelitian ini dengan judul “Partisipasi

Kader Lansia dalam Memberikan Pelayanan Pos Binaan

Terpadu (Posbindu) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak

(RPTRA) Anggrek Jakarta Selatan”.

B. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan dalam penelitian ini

dan juga terbatasnya waktu penelitian, maka perlu adanya

batasan masalah yang akan diteliti sehingga lebih terarah dan

mendalam. Adapun batasan dari penelitian ini yaitu Lansia.

Dimana mengingat keterbatasan informan penelitian ini adalah

Lansia yang memiliki keterbatasan fisik, seperti sulit

berkonsentrasi dan terkadang agak sulit dalam menjawab

pertanyaan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

Bagaimana partisipasi kader Lansia dalam memberikan

pelayanan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian:

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

Mendeskripsikan bagaimana kader Lansia memberikan

pelayanan di Posbindu Lansia RPTRA Anggrek Jakarta

Page 27: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

12

Selatan.

2. Manfaat Penelitian:

a. Penelitian ini dapat membangun serta menambah

pengetahuan bagi akademisi dan praktisi mengenai peran

serta kader Lansia dalam memberikan pelayanan di

Posbindu RPTRA Anggrek Jakarta Selatan.

b. Menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang

manfaat RPTRA khususnya bagi Lansia.

c. Sebagai bahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki

kualitas pelayanan program Posbindu itu sendiri.

d. Sebagai bahan yang dapat digunakan sebagai masukan

bagi instansi atau lembaga yang menyelenggarakan

program Posbindu.

e. Penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai

rujukan tambahan bagi pengembangan disiplin ilmu

Kesejahteraan Sosial.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Kajian-kajian ilmiah terdahulu dilakukan untuk

menemukan hasil penelitian mengenai Posbindu di dalam

kajian keilmuan yang telah ada. Sehingga peneliti mampu

mengisi kekurangan melalui penelitian ini. Adapun dalam

penelitian ini, peneliti melihat isi skripsi dan jurnal yang

mempunyai kesamaan pembahasannya, sebagai berikut:

1. “Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Lanjut Usia (Kasus Pada Posyandu Lansia

Sejahtera Kelurahan Pasirmuncang.”

Page 28: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

13

(Disusun oleh, Azizah Nurul Karohmah, NIM: 1201412060,

Jurusan: Pendidikan Nonformal, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang).

Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

sama-sama meneliti tentang kesejahteraan Lansia dalam

bidang kesehatan dan sama-sama menggunakan metode

penelitian kualitatif sedangkan perbedaannya adalah

penelitian ini membahas tentang Posyandu Lansia dan peneliti

akan meneliti tentang Posbindu Lansia. Hasil dari penelitian

ini adalah peneliti mendeskripsikan tentang peran Posyandu

Lansia terhadap kesejahteraan lanjut usia yang menjadi

anggota di Posyandu Lansia tersebut serta mendeskripsikan

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu

Lansia tersebut. Dengan penelitian ini, peneliti melihat peran

dari Posyandu Lansia tersebut dalam meningkatkan

kesejahteraan Lansia.

2. “Partisipasi Kader Lansia dalam Memberikan

Pelayanan di Posyandu Lansia (Studi Kasus Pada

Posyandu Lansia RW 011, di Kelurahan Malaka Jaya,

Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur).

(Disusun oleh: Debora Priskila, NIM: 1006773471, Jurusan:

Ilmu Kesejahteraan Sosial , Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Indonesia). Persamaannya dengan

penelitian peneliti adalah sama-sama membahas mengenai

partisipasi dari kader Lansia dalam memberikan pelayanan di

Posbindu Lansia sedangkan perbedaannya adalah penelitian

ini lebih menekankan pada peran kader Lansia itu sendiri dan

Page 29: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

14

membahas mengenai Posbindu. Hasil dari penelitian ini

adalah para anggota posyandu Lansia ini memiliki tanggapan

yang sama mengenai kinerja para Lansia dalam memberikan

pelayanan di Posyandu Lansia serta dengan adanya partisipasi

dan kontribusi yang sangat baik dari para kader Lansia ini

menimbulkan banyak tanggapan baik yang berasal dari

masyarakat mengenai kader Lansia tersebut.

3. “Dampak Program Elderly Day Care Service Terhadap

Kesejahteraan Lansia Studi Kasus di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Dharma Bekasi.”

(Disusun oleh: Yulianti, NIM: 11140541000003, Jurusan:

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah).

Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang

kesejahteraan Lansia dan sama-sama menggunakan

metodologi penelitian kualitatif sedangkan perbedaannya

adalah penelitian ini membahas mengenai dampak program

dari pelaksanaan program Elderly Day Care Service. Hasilnya

adalah membantu para lansia untuk mengisi waktu luang

dengan kegiatan positif untuk para lansia. Pelaksanaan

program tersebut masih belum mewajibkan para lansia yang

mengikuti program tersebut untuk mengikuti seluruh kegiatan

yang telah di susun oleh pihak lembaga tersebut.

4. Jurnal penelitian yang berjudul “Hubungan Antara

Partisipasi Lansia di Posbindu dengan Tingkat Kesepian

Lansia di Kelurahan Depok Jaya, Kota Depok.”

Page 30: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

15

(Disusun oleh: Jundi Afif Utomo, Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Sosial, Universitas Indonesia). Persamaannya adalah jurnal

penelitian ini sama-sama membahas mengenai partisipasi

Lansia di Posbindu hanya saja penelitian yang dibahas oleh

peneliti lebih menekankan kepada kader Posbindu.

Kesimpulannya adalah partisipasi Lansia di Posbindu,

partisipasi sosial-keagamaan, dan dukungan keluarga

memiliki hubungan dengan tingkat kesepian Lansia.

5. Jurnal penelitian yang berjudul “Efektivitas Program Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular

(PTM) di Desa Anggaswangi Kecamatan Sukodono

Sidoarjo.

(Disusun oleh: Tria Adhinta Indra Jayusman, Agus Widiyarta,

Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur). Persamaannya dengan jurnal penelitian ini

adalah sama-sama membahas mengenai pelaksanaan program

Posbindu sedangkan perbedaannya penelitian ini lebih

berfokus pada Penyakit Tidak Menular (PTM). Hasilnya

adalah Implementasi pelaksanaan Posbindu PTM di

Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya dapat dikatakan

sudah berjalan dengan baik dengan kegiatan setiap 1 bulan

sekali di masing-masing Posbindu yang ada.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor dalam (Basrowi & Sukidin,

Page 31: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

16

2002) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek

dan merasakan apa yang mereka alami dalan kehidupan

sehari-hari.

Penelitian kualitatif dalam adalah salah satu metode

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. Melalui

penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek,

merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-

hari. Peneliti diharapkan memusatkan perhatian pada

kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti (Basrowi

& Suwandi, 2008, p. 20).

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan

penelitian yang telah ditetapkan, dengan pendekatan

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, peneliti akan

meneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian

yang bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang menilai

dan mengungkapkan permasalahan secara apa adanya (das

sein) sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa

wawancara, pendapat dari individu atau kelompok (orang)

Page 32: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

17

maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil

pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti

membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab

pertanyaan riset (metode survey) atau penelitian benda

(metode observasi).

Data yang akan didapatkan oleh penulis langsung pada

sasaran penelitian yaitu pada pengelolaan pelaksanaan

program dan pengguna program Posbindu. Data yang

penulis dapatkan adalah dengan cara melakukan observasi

pada program tersebut dan wawancara kepada sasaran

penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh

melalui media perantara atau secara tidak langsung yang

didapatkan penulis dari sumber-sumber pendukung

penelitian seperti dokumen, jurnal dan buku yang

menunjang penelitian penulis.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019-

Julii 2020 di RPTRA Anggrek Bintaro yang bertempat di Jl.

Garuda Bawah, RT.8/RW.12, Bintaro, Kec. Pesanggrahan,

Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.

Page 33: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

18

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, untuk menentukan objek atau

pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik

pengambilan data dengan pertimbangan tertentu dan kriteria

tertentu. Purposive sampling mempunyai pengertian yaitu

pemilihan sekelompok sampel didasarkan atas ciri-ciri atau

sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hamidi

2010, p. 89)

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah lansia yang

menggunakan program Posbindu yang berusia 60-70 tahun.

Setelah penentuan sampel, peneliti melakukan teknik

pengumpulan data dalam melakukan penelitiannya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan 3 teknik untuk

mengumpulkan data secara menyeluruh. Adapun teknik yang

akan dilakukan yaitu:

a. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.

Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya

jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung

serta proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan

interview guide (panduan wawancara). Pertanyaan yang

Page 34: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

19

efektif akan membantu pengumpulan data yang akurat

(Nazir, 1988).

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan

wawancara kepada beberapa pihak guna mengetahui

pelaksanaan pelayanan yang terdapat di Posbindu Lansia

dam mengetahui standar-standar pelaksanaan program

Posbindu Lansia, mengetahui respon Lansia, mengetahui

respon masyarakat terhadap program Posbindu Lansia serta

mengetahui petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari

program Posbindu Lansia di RPTRA Anggrek Jakarta

Selatan. Adapun daftar informan dalam peneltian ini yaitu:

Tabel 1.1 Tabel Informan

No. Narasumber Informasi yang

dibutuhkan

Jumlah

Informan

1. Kader Lansia Wawancara kepada kader

Lansia untuk mengetahui

latar belakang keterlibatan

kader di Posbindu dan

partisipasi kader Lansia

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

serta apa saja faktor

pendukung dan

penghambat partisipasi

dari kader Lansia itu

sendiri dalam memberikan

3 orang

Page 35: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

20

pelayanan di Posbindu.

2. Kader Pra Lansia Wawancara mengenai

pelayanan seperti apa yang

diberikan kader Lansia di

dalam Posbindu dan

apakah sudah memenuhi

standar pelayanan sesuai

dengan petunjuk teknis

dan petunjuk pelaksanaan

dari Posbindu tersebut.

1 orang

3. Koordinator

RPTRA Anggrek

Jakarta Selatan

Wawancara mengenai

mengapa RPTRA yang

digunakan dalam

pelaksanaan program

Posbindu tersebut dan

apakah masyarakat sekitar

sangat antusias dengan

pelaksanaan program

Posbindu ini.

1 orang

4. Anggota Posbindu

yang berusia di

atas 60 tahun

Wawancara kepada Lansia

yang menggunakan jasa

pelayanan Posbindu untuk

mengetahui pelayanan

yang diberikan dan

partisipasi antara kader

Lansia dan kader Pra

3 Orang

Page 36: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

21

Lansia serta berbagai

perubahan yang dirasakan

setelah berpartisipasi

dalam program Posbindu

tersebut.

Total 8 Orang

b. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan adalah sumber paling awal

dari pengetahuan manusia, dari pemahaman mengenai

dunia sehari-hari untuk digunakan sebagai alat sistemik

bagi ilmu sosial sebelum wawancara. Mendasarkan kepada

tujuan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

menentukan apakah akan meneliti dari perspektif

partisipatif atau non-partisipatif atau diantara keduanya

(Asfi, 2017, p. 65).

Nawawi dan Martini mengungkapkan bahwa observasi

adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas

unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-

gejala yang muncul dalam suatu objek penelitian. Hasil

dari observasi tersebut akan dilaporkan dalam suatu

laporang yang tersusun secara sistematis mengikuti aturan

yang berlaku.

Dalam penelitian menggunakan teknik observasi,

peneliti berperan serta sebagai pengamat. Maka dari itu,

dalam melakukan pengamatan agar mendapatkan hasil

yang sesuai dengan penelitian, peneliti akan ikut serta

Page 37: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

22

dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan program

Posbindu di RPTRA Anggrek Jakarta Selatan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil

karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan

(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis,

padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar

mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam

bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang

dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap

dokumen-dokumen tersebut.

Studi dokumen menjadi metode pelengkap bagi

penelitian kualitatif, yang pada awalnya menempati posisi

yang kurang dimanfaatkan dalam teknik pengumpulan

datanya, sekarang ini menjadi bagian yang tak terpisahkan

dari teknik pengumpulan data dalam metodologi penelitian

kualitatif (Nasution, 2003, p. 85). Dalam penelitian ini,

peneliti akan melakukan studi kepustakaan dengan

melampirkan studi dokumentasi hasil penelitian, guna

menggali informasi terkait program Posbindu di RPTRA

Anggrek Jakarta Selatan.

5. Teknik Analisis Data

Definisi mengenai teknik analisis data dalam (Moleong,

Page 38: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

23

2007) ialah suatu proses analisis yang dilakukan dengan

teknik-teknik tertentu. Teknik ini hakekatnya haruslah sesuai

dengan metode penelitian yang diambil serta instrumen

penelitian yang dijalankan. Misalnya dalam penelitian

kualitatif maka instrumen penelitian menggunakan wawacara

dan untuk penelitian kuantitatif teknik penelitian yang diambil

menggunakan kuesioner. Definisi Teknik analisis data adalah

kegiatan analisis-analisis dalam penelitian yang dilakukan

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari instrumen

penelitian, yang terdiri dari cacatan, rekaman, dokumen, tes,

dan lain sebagainya.

Teknik analisis data ini adalah intreprtasi peneliti atas

temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen. Setelah

kesimpulan didapatkan, peneliti kemudian mengecek kembali

keabsahan data dengan cara mengecek ulang proses koding

dan penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan

yang telah dilakukan. Teknik analisa data dalam penelitian ini

mengikuti teknik analisa dari Miles dan Huberman (1992)

dalam Herdiansyah (2010, p. 164) yang mengatakan bahwa

analisa data dapat dilakukan secara interaktif melalui proses

pengumpulan data, data reduction, data display, dan

verification.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi dalam penelitian ini ditulis ke dalam VI

BAB, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Page 39: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

24

Dalam bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu,

Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini terdiri dari Landasan Teori mengenai

implementasi, Lansia dan kesejahteraan Lansia,

Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Dalam bab ini berisi profil dari Ruang Terpadu

Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Jakarta Selatan,

program kerja, serta lain-lainnya yang berkaitan

dengan lembaga.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini terdiri dari hasil temuan dan data yang

mendukung penelitian mengenai pelaksanaan

program Posbindu terhadap kesejahteraan Lansia di

RPTRA Anggrek disertai kutipan wawancara hasil

penelitian.

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas mengenai keterkaitan

antara teori, hasil temuan, dan analisis data yang

penulis peroleh selama penelitian ini berlangsung.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Dalam bab ini terdiri dari Kesimpulan, Implikasi dan

Saran dengan tujuan untuk penelitian selanjutnya

serta saran untuk lembaga masyarakat, dan terdapat

Page 40: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

25

Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran di akhir

penelitian.

Page 41: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

26

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Partisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu

“participation” yang berarti pengikutsertaan atau

pengambilan bagian (Echols&Shadily, 2002. p. 419).

Menurut Koentjoroningrat, partisipasi merupakan

pemberian sumbangan serta turut serta berperan dalam

menentukan arah dan tujuan dari setiap pembangunan,

oleh karena itu, partisipasi merupakan hak dan kewajiban

setiap anggota masyarakat. Sedangkan partisipasi

menurut Adi (2007, p. 27) adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan

potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan

pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi

masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi. Menurut

Mikklesen (2003, p. 64) partisipasi adalah keterlibatan

masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang

ditentukan sendiri oleh masyarakat.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan

partisipasi kader Lansia adalah keikutsertaan para kader

Lansia yang terlibat aktif dalam memberikan pelayanan

Page 42: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

27

kepada Lansia anggota di Posbindu RPTRA Anggrek

Bintaro. Sedangkan yang dimaksud dengan para lanjut

usia yakni mereka yang telah berumur 45 tahun ke atas

yang ada pada tahap elderly age, dan mereka yang berusia

di atas 55 tahun.

Pengembangan masyarakat dan perencanaan

partisipatoris bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Perencanaan partisipatoris

dengan kata lain melibatkan masyarakat untuk

berpartisipasi dan tidak dapat dilepaskan dari tujuan

intervensi sosial itu sendiri yakni dengan meningkatkan

taraf kehidupan bermasyarakat. Dalam meningkatkan

kehidupan masyarakat harus mengetahui masalah,

kebutuhan dan kondisi yang diinginkan oleh masyarakat,

karena itulah sumber daya utama yang dibutuhkan dalam

meningkatkan suatu program berbasis masyarakat dan

meningkatkan taraf hidup mereka (Adi, 2007, p. 23-25).

b. Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Menurut Margono dalam (Mardikanto, 2003) ada tiga

aspek utama yang mendukung adanya partisipasi:

1. Adanya kemauan dalam berpartisipasi

Kemauan dalam berpartisipasi merupakan kunci

utama bagi tumbuh berkembangnya partisipasi

masyarakat. Kemampuan belum cukup untuk menjadi

jaminan dalam tumbuh dan berkembangnya partisipasi

dalam masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki

kemauan dalam berpartisipasi.

Page 43: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

28

2. Adanya kemampuan dalam berpartisipasi

Kemampuan dalam berpartisipasi dapat menentukan

kesempatan untuk membangun atau pengetahuan

mengenai peluang untuk membangun (memperbaiki

hidupnya), kemampuan dalam berpartisipasi dapat

melaksanakan pembangunan yang dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki

serta kemampuan dapat dijadikan untuk memecahkan

masalah dengan sumber daya dan kesempatan yang

ada,

3. Adanya kesempatan dalam berpartisipasi

Kesempatan yang diberikan kepada masyarakat

untuk berpartisipasi merupakan faktor pendorong

timbulnya kemauan dan kemauan dapat menentukan

kemampuannya begitupun sebaliknya.

Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

partisipasi yakni

a. Penghargaan

Berbagai bentuk partisipasi harus diakui serta

dihargai. Hal ini akan membuat masyarakat semakin

terdorong dalam berpartisipasi (Ife dan Adi 2008).

Seperti yang tertera dalam Undang-undang No.13

tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia Bab III

mengenai penghargaan pada pasal 42 sampai pasal 59

disebutkan bahwa Menteri akan memberikan

penghargaan bagi masyarakat yang berperan dalam

upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia.

Page 44: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

29

Jenisnya adalah medali dan pemberian tersebut dapat

diberikan kepada perorangan, keluarga, kelompok

maupun organisasi sosial.

b. Dukungan Struktur Masyarakat

Di dalam proses partisipasi, struktur masyarakat di

lingkungan tersebut tidak boleh mengucilkan setiap

orang yang turut berpartisipasi. Lingkungan

masyarakat harus terus mendukung kelemahan yang

mungkin ada di dalam diri setiap warganya, seperti

lemah dalam berpikir dan berkata-kata atau

ketidakpercayaan diri dari masyarakatnya (Ife dan Adi,

2008).

c. Kebiasaan

Setiap individu akan berperilaku sesuai dengan

kebiasannya. Kebiasaannya merupakan salah satu hal

yang dapat mempengaruhi sikap. Dalam hal ini,

kebiasaan tersebut dapat mendorong partisipasi

ataupun menjadi penghambat dalam partisipasi (Ife

dan Adi, 2008, p. 105).

d. Kebermanfaatan Program

Semakin banyak manfaat dari suatu program yang

akan diperoleh suatu pihak dan pihak lain, maka

keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut juga

semakin besar (Ife dan Adi, 2008, p. 105).

e. Dukungan Keluarga

Menurut WHO, seseorang berperilaku dipengaruhi

oleh empat hal, salah satunya adalah pengaruh orang-

Page 45: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

30

orang terdekat yang mereka anggap penting

(Notoadmodjo, 2007). Terkait dengan partisipasi

Lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada, keluarga menjadi salah satu faktor penting

yang mempengaruhi partisipasi Lansia tersebut.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong

minat atau kesediaan Lansia untuk mengikuti kegiatan

Posbindu ini.

f. Jarak Tempuh

Jarak tempuh yang dimaksudkan disini yaitu jauh

dekat kegiatan pelaksanaan Posbindu dengan tempat

tinggal para Lansia. Ketika seseorang berpartisipasi

maka membutuhkan sarana pendukung seperti akses

yang mudah, waktu kegiatan yang tepat dan letak

tempat kegiatan yang dekat dengan tempat tinggal

masyarakat.

Menurut Angell (dalam Ross, 1967, p. 130) Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

berpartisipasi antara lain:

1. Faktor Usia

Faktor usia merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu

kegiatan. Kelompok menengah ke atas dengan

ketertarikan moral kepada nilai dan norma

masyarakat yang lebih matang cenderung lebih

tertarik untuk berpartisipasi dari kelompok usia

lainnya.

Page 46: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

31

2. Faktor Pekerjaan dan Penghasilan

Faktor pekerjaan dan penghasilan tidak dapat

dipisahkan karena seseorang akan menentukan

berapa penghasilan yang akan diperolehnya.

Pekerjaan dan penghasilan yang baik dapat

mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan masyarakat. Hal tersebut

menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam suatu

kegiatan harus didukung oleh keadaan yang mapan

dalam perekonomiannya.

3. Faktor Tingkat Pendidikan

Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap

seseorang terhadap lingkungannya. Pendidikan juga

menjadi salah satu syarat yang mutlak dalam

berpartisipasi.

4. Faktor Lama Tinggal

Faktor ini dapat mempengaruhi partisipasi karena

warga yang lebih lama tinggal akan lebih besar

perannya dibandingkan dengan warga yang tinggal

untuk sementara waktu saja. Sehingga mereka yang

tinggal menetap harus berusaha untuk menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesejahteraan

lingkungan hidupnya tersebut melalui partisipasi

mereka dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

c. Bentuk-bentuk Partisipasi

Berbagai macam bentuk partisipasi yang dapat

dilakukan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam

Page 47: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

32

setiap kegiatan pemberdayaan seperti yang

dikemukakan oleh Keith Davis dalam (Sastropoetro,

1985, p. 16) sebagai berikut:

1. Pikiran (psychological participation)

2. Tenaga (physical participation)

3. Pikiran dan tenaga (psychological and physical

participation)

4. Keahlian (participation with skill)

5. Barang (material participation)

6. Uang (money participation)

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa patisipasi adalah peran serta dalam

suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang

bermanfaat bagi kepentingan umum, dengan cara

menyumbangkan pikiran dan material atau tenaga. Dalam

hal ini, partisipasi dapat dilihat dari dua segi yaitu segi

subyektif dan segi obyektif. Segi subyektif artinya

partisipan dipandang sebagai subyek yang

menyumbangkan sesuatu yang dapat diwujudkan dalam

4M yaitu manpower (tenaga), money (uang), material

(peralatan), dan mind (ide atau gagasan). Sedangkan

partisipasi dilihat dari segi obyektif adalah partisipan

melibatkan diri dalam suatu kegiatan dimana ia sendiri

menjadi obyek dari kegiatan itu, dengan melibatkan diri

sendiri sebagai obyek berarti menyumbangkan diri

terhadap kegiatan untuk memanfaatkan sesuatu dari

kegiatan itu seperti memanfaatkan dan melaksanakan

Page 48: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

33

pelayanan pembangunan. Sehingga dapat mencapai

tujuan untuk kepentingan bersama (Rusidi, 1994, p.12).

d. Indikator Partisipasi

Indikator partisipasi dalam kegiatan posbindu sebagai

berikut:

1) Keanggotaan

Anggota yang dimaksud disini merupakan anggota

yang dipilih oleh masyarakat setempat untuk

mengelola perkumpulan.

2) Perencanaan

Perencanaan dalam (Majid, 2009: 16) menyatakan

bahwa perencanaan adalah pengambilan keputusan

tentang tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu

yang mendatang.

3) Implementasi

Implementasi dalam (Wijaya, 2012) mengartikan

bahwa aktivitas, tindakan dan aksi yang dilakukan

bukan sekedar aktivitas melainkan kegiatan yang

sudah terencana dalam mencapai tujuan dari sebuah

kegiatan.

4) Pengembangan Program

Menurut (Nisa, 2009) pengembangan program

adalah kegiatan yang merevisi sesuatu yang sudah ada

menjadi lebih baik lagi. Penyempurnaan kegiatan

tersebut dipandang lebih bagus untuk digunakan dalam

kegiatan pengembangan dari sebuah program.

Page 49: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

34

2. Lansia

a. Konsep Lansia

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

13 tahun 1998 tentang Kese|ahteraan Lanjut Usia yang

dimaksud dengan Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keberhasilan

pembangunan di berbagai bidang terutama bidang

kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia

Harapan Hidup penduduk dunia termasuk Indonesia.

Namun di baik keberhasilan peningkatan UHH terselip

tantangan yang harus diwaspadai, yaitu ke depan

Indonesia akan menghadapi beban tiga (triple burden)

yaitu di samping meningkatnya angka kelahiran dan

beban penyakit (menular dan tidak menular), juga akan

terjadi peningkatan Angka Beban Tanggungan penduduk

kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak

produktif (Kemkes, 2020).

Menurut Hawari dalam (Juwita, 2013), usia lanjut

merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang

berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih

berkemampuan (potensial) ataupun karena sesuatu hal

tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam

pembangunan (tidak potensial). Di negara-negara maju

seperti Amerika Serikat usia lanjut sering didefinisikan

mereka yang telah menjalani siklus kehidupan di atas usia

60 tahun.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

Page 50: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

35

menua adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita.

b. Klasifikasi Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut

usia adalah seseorang yang berusia 65 tahun ke atas untuk

Amerika Serikat dan Eropa dan digolongkan menjadi 4

yaitu (Nugroho, 2008):

1) Usia Pertengahan (middle age) adalah usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) adalah usia 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) adalah usia 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) adalah usia di atas 90 tahun

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa

Lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke

atas baik pria maupun wanita yang masih aktif

beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak

berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga

bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya

(Ineko, 2012).

c. Masalah pada Lansia

Berbagai masalah bagi orang yang memasuki masa

Lansia (Hurlock, 1991, p.387)

1) Keadaan fisik yang lemah dan sudah tidak berdaya,

sehingga bergantung pada orang lain.

2) Status ekonomi Lansia terancam karena pendapatan

Page 51: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

36

dari mereka berkurang dan sudah tidak ada lagi

pemasukan.

3) Kesulitan untuk mencari teman baru untuk

menggantikan suami atau istri yang telah meninggal

atau yang cacat.

4) Kesulitan untuk menentukan kondisi hidup yang sesuai

dengan perubahan status ekonomi dan kondisi

fisiknya.

5) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu

luang yang semakin bertambah.

6) Lanjut usia akan kesulitan belajar untuk

memperlakukan orang dewasa.

7) Terlibat dalam kegiatan masyarakat, yang secara

khusus direncanakan untuk orang dewasa.

d. Perubahan pada Lansia

Dilihat dari aspek psikologis, Lansia akan mengalami

perubahan yaitu akan lebih mudah merasa frustasi atau

kesepian dikarenakan jumlah mereka diantara keluarga

dan lingkungannya menjadi minoritas. Selain itu, mereka

juga akan merasa takut kehilangan dan sedih berlebihan

karena banyak rekannya bahkan suami atau istrinya yang

telah meninggalkan mereka. Dari aspek sosialnya,

penurunan fungsi tubuh Lansia membuat Lansia tersebut

tidak produktif lagi dan tidak dapat bersosialisasi secara

intensif seperti sebelumnya (Hurlock, 1999, p. 384).

Perubahan umum kemampuan monitorik pada Lansia

adalah sebagai berikut (Jahja, 2011, p. 322):

Page 52: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

37

1) Kekuatan

Penurunan yang paling terlihat disini adalah

kelenturan dari otot-otot tangan bagian depan. Lansia

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

mendapatkan kekuatannya kembali dibandingkan

dengan mereka yang masih muda

2) Kecepatan

Kecepatan dalam bergerak tampak sangat menurun

setelah usia 60 tahun.

3) Belajar Keterampilan Baru

Lansia lebih lambat dalam belajar dibandingkan

dengan orang-orang yang lebih muda dan hasil

akhirnya cenderung kurang memuaskan.

4) Kekakuan

Lansia cenderung mulai kagok sehingga terkadang

sesuatu yang dibawa dan dipegangnya jatuh dan sering

terlihat kurang berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

e. Perbedaan Perubahan Proses Menua pada Lansia

Perbedaan perubahan proses menua pada Lansia dapat

dilihat dari (Hurlock, 1999):

1) Status Ekonomi

Lansia yang tidak mempunyai cukup yang

cenderung lebih produktif pada masa tuanya karena

berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dibandingkan dengan Lansia yang telah pensiun dan

mendapatkan pesangon dari pensiunnya yang

cenderung lebih memilih untuk berdiam di rumah.

Page 53: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

38

2) Jenis Kelamin

Masa berhentinya reproduksi keturunan pada

wanita datang duluan dibandingkan dengan pria

(Santrock, 2005). Selain itu, Sullivan dan Thompson

dalam (Smet, 1994) menyatakan bahwa wanita lebih

banyak melaporkan tentang gejala penyakit yang ia

alami dan berkonsultasi dengan dokter dibandingkan

dengan pria.

Suatu kenyataan bahwa usia harapan hidup

perempuan melampaui laki-laki karena wanita berusia

lebih panjang, maka akan banyak ditemukannya

wanita tua yang hidup ditinggalkan oleh suaminya

dengan kondisi ketidakpastian, penuh penderitaan

karena kemiskinan kecuali bila kaum wanita itu

berpendidikan dan berketerampilan yang cukup untuk

memiliki mata pencaharian serta mempersiapkan masa

tuanya dengan baik (Achir, 2001).

3) Latar Belakang Pendidikan

Menurut Hurlock (1999) bahwa Pendidikan sangat

berpengaruh bagi perubahan kegiatan rekreasi pada

Lansia. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin

besar kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan seperti

melihat karena kegiatan ini membutuhkan sedikit

tenaga. Sedangkan bagi mereka yang pendidikannya

terbatas, maka jenis rekreasi yang dilakukan harus

tergantung acara TV.

Page 54: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

39

f. Stigma tentang Lansia

Indonesia memiliki dua sisi steorotip terhadap Lansia, ada

yang bersifat positif dan negatif, yang positif seperti:

Lansia yang kaya akan pengalaman, memiliki kearifan,

bijak dan menjadi orang yang dijunjung tinggi. Sedangkan

yang bersifat negatif seperti: orang tua tidak berguna, tidak

bisa apa-apa lagi, konservatif, sulit diberi tahu dan lain

sebagainya. Steorotip tentang Lansia mencerminkan

miskonsepsi yang sudah meluas bahwa Lansia biasanya

mudah lelah, kurang koordinasi, mudah terkena infeksi dan

kecelakaan, hampir semuanya tinggal di lembaga atau

panti, mereka tidak mampu mengingat dan belajar, tidak

memiliki minat terhadap aktivitas seksual, terisolasi dari

orang lain, tidak menggunakan waktu secara produktif,

mudah menggerutu, mengasihi diri, mudah tersinggung

dan tidak dapat menggunakan waktu secara produktif.

Ageism adalah diskriminasi atau prasangka didasarkan

pada usia, dapat mengenai orang muda maupun Lansia.

Sedangkan steorotip disini adalah sisi terbesar dari ageism.

Cara yang terbaik dalam menghadap kenyataan ini adalah

dengan menyajikan fakta dengan mitos tentang ageism.

(Suardiman, 2011, p. 101-103).

Bernice Neugarten meneliti 200 orang Lansia yang berusia

70-79 tahun. Ia menemukan bahwa 75% dari mereka

merasa puas dengan hidup mereka setelah pensiun.

Sedangkan 30% dari mereka mengalami stress setelah

pensiun. Neugarten juga mengemukakan hasil

Page 55: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

40

penelitiannya bahwa:

1) Sebagian besar memilih hidup terpisah dari anak-

anaknya.

2) Lansia jarang berada di rumah sakit jiwa karena tidak

dirawat oleh anaknya.

3) Lansia tinggal sendirian bukan karena memerlukan

kesendirian atau menyendiri.

4) Sedikit Lansia yang menunjukkan tanda-tanda senilitas

atau penurunan mental, dan sedikit yang pernah

mangalami sakit mental.

g. Teori Proses Menua

1) Teori Psikososial

a) Teori Pengunduran Diri (Disengagment)

Teori yang dikemukakan oleh Lafrancois dalam

(Suardiman, 2011, p. 107) berpendapat bahwa

semakin tinggi usia manusia akan diikuti secara

berangsur-angsur oleh semakin mundurnya

interasksi sosial, fisik, dan emosi dengan kehidupan

dunia.

Teori ini menyatakan bahwa Lansia yang

mengundurkan diri pada interaksi sosial dengan

masyarakat merupakan hal yang sangat normal

karena Lansia sudah tidak dapat memenuhi tuntutan

sosial dari masyarakat.

b). Teori Aktivitas (Activity Theory)

Teori aktivitas berlawanan dengan teori

disengagement. Seperti yang dikemukakan oleh

Page 56: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

41

Neugarten dalam (Suardiman, 2011, p. 108) yang

menyatakan bahwa teori aktivitas penuaan

merupakan jalan menuju penuaan yang sukses

dengan cara tetap aktif dalam bersosial. Teori ini

menegaskan bahwa agar usia lanjut harus tetap

seaktif mungkin karena semakin tua seseorang akan

semakin memelihara hubungan sosial, baik fisik

maupun emosionalnya. Teori ini mendukung para

Lansia masih aktif dalam berbagai kegiatan,

bekerja dan sebagainya. Orang tua akan

memperoleh kepuasan bila ia masih terlibat atau

dilibatkan dalam berbagai kegiatan.

c).Teori Kontinuitas

Menurut Robert Atchley tahun 1989 dalam

(Suardiman, 2011, p. 108) yang menekankan bahwa

orang memerlukan tetap memelihara satu hubungan

antara masa lalu dan masa kini. Dalam hal ini

aktivitas adalah penting bukan demi dirinya sendiri

tetapi untuk yang lebih luas bahwa untuk

representasi yang berkesinambungan dari satu gaya

hidup. Untuk orang tua yang selalu aktif dan

terlibat, itu akan penting untuk kesinambungan

tingkat aktivitas yang lebih tinggi.

3. Lansia Aktif (Active Aging)

Lansia aktif didefinisikan sebagai proses

Page 57: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

42

mengoptimalkan peluang kesehatan, partisipasi dan

keamanan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang di

masa tua. Tujuan dari Lansia aktif sendiri adalah untuk

memperluas harapan hidup Lansia dalam meningkatkan

kualitas hidup para Lansia termasuk mereka yang cacat,

lemah dan memerlukan perawatan (WHO, 2002).

Aktif disini berarti turut berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan sosial, ekonomi, budaya, spiritual dan

kemasyarakatan. Lansia bukan hanya diharapkan untuk aktif

dalam angkatan kerja saja, melainkan mereka yang telah

memasuki masa pensiun harus dapat berkontribusi dalam

lingkungan keluarga, masyarakat bahkan negara. Sehat

disini mengacu pada rasa sehat fisik, mental dan sosial. Hal

ini sesuai denan definisi sehat yang ditentukan oleh WHO.

Istilah active aging ini sangat erat kaitannya dengan

partisipasi. Dalam teori active aging keterlibatan Lansia

merupakan salah satu tanggung jawab atau dengan kata lain

mereka diharapkan memiliki kontribusi yang aktif dalam

msyarakat (National Commision for older person, 2002).

4. Pos Binaan Terpadu (Posbindu)

a. Pengertian Pos Binaan Terpadu (Posbindu)

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini

adalah makin meningkatnya kasus Penyakit Tidak

Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan

disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis

Page 58: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

43

degeneratif, antara lain penyakit jantung, diabetes melitus

(DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),

dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan

kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran

masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat diberi

fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah

untuk berperan, dibekali pengetahuan dan ketrampilan

untuk mengenali masalah di wilayahnya,

mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan

permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas dan

potensi yang ada.

Pos Binaan Terpadu (Posbindu) sendiri merupakan

peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi

dini dan pemantauan faktor risiko utama Penyakit Tidak

Menular (PTM) yang dilaksanakan secara terpadu, rutin,

dan periodik. Faktor risiko Penyakit Tidak Menular

(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman

beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,

obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol

serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang

ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera

merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Sasaran dalam kegiatan Posbindu ini adalah Sasaran

utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan

penyandang PTM berusia 45 tahun ke atas yang dibagi

menjadi dua kelompok sebagai berikut:

Page 59: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

44

1) Sasaran Langsung

a) Kelompok Pra Lansia (45-59 tahun).

b) Kelompok Lansia (60 tahun ke atas).

c) Kelompok Lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke

atas) yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

2) Sasaran Tidak Langsung

a) Keluarga dimana Lansia berada.

b) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan

Lansia (p2ptm.kemkes.go.id, 2019).

b. Pelaku Kegiatan

Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh beberapa

pelaku kegiatan

1) Kader Posbindu

kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang

dari masing-masing kelompok, organisasi, lembaga

dan tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan

posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau

difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko

PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya.

Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain

berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu

melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.

Dari sejumlah Kader yang telah dilatih ditetapkan ada

yang menjadi Koordinator dan Penanggung Jawab,

Penggerak, Pemantau, Konselor atau Edukator serta

Pencatat. Jumlah peserta maksimal 30 orang agar

pelatihan berlangsung efektif. Waktu pelaksanaan

Page 60: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

45

pelatihan selama 3 hari atau disesuaikan dengan

kondisi setempat dengan modul yang telah

dipersiapkan. Adapun kriteria untuk menjadi kader di

Posbindu serta peran kader Posbindu adalah sebagai

berikut: (p2ptm.kemkes.go.id, 2019).

Tabel 2.1 Peran, Kriteria dan Tugas Kader

Posbindu

No. Peran Kader Kriteria dan tugas

1. Koordinator Ketua dari perkumpulan dan

penanggungjawab kegiatan

serta berkoordinasi terhadap

Puskesmas dan Para Pembina

terkait di wilayahnya.

2. Kader Penggerak Anggota perkumpulan yang

aktif, berpengaruh dan

komunikatif bertugas

menggerakkan masyarakat,

sekaligus melakukan

wawancara dalam penggalian

informasi.

3. Kader Pemantau Anggota perkumpulan yang

aktif dan komunikatif bertugas

melakukan pengukuran Faktor

risiko PTM.

4. Kader

Konselor/Edukator

Anggota perkumpulan yang

aktif, komunikatif dan telah

Page 61: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

46

menjadi panutan dalam

penerapan gaya hidup sehat,

bertugas melakukan konseling,

edukasi, motivasi serta

menindaklanjuti rujukan dari

Puskesmas.

5. Kader Pencatat Anggota perkumpulan yang

aktif dan komunikatif bertugas

melakukan pencatatan hasil

kegiatan Posbindu PTM dan

melaporkan kepada

koordinator Posbindu PTM.

Tugas yang dilakukan oleh Kader:

1) Pada H-1, Tahap Persiapan:

a) Mengadakan pertemuan kelompok untuk

menentukan jadwal kegiatan.

b) Menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan.

c) Membuat dan menyebarkan pengumuman

mengenai waktu pelaksanaan.

2) Pada hari H, Tahap Pelaksanaan:

a) Melakukan pelayanan dengan sistem lima meja atau

modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan

kesepakatan bersama.

b) Aktifitas bersama seperti berolahraga bersama,

demo masak, penyuluhan, konseling, sarasehan

atau peningkatan keterampilan bagi para

Page 62: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

47

anggotanya termasuk rujukan ke Puskesmas, klinik

swasta atau Rumah Sakit.

3) Pada H+1, Tahap evaluasi:

a) Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan

undangan lainnya).

b) Mengisi catatan pelaksanaan kegiatan.

c) Mengindentifikasi masalah yang dihadapi.

d) Mencatat hasil penyelesaian masalah.

e) Melakukan tindak lanjut berupa kunjungan rumah

bila diperlukan.

f) Melakukan konsultasi teknis dengan pembina

Posbindu PTM

2. Petugas Puskesmas

Puskesmas memiliki tanggung jawab pembinaan

Posbindu PTM di wilayah kerjanya sehingga kehadiran

petugas Puskesmas dalam kegiatan Posbindu PTM sangat

diperlukan dalam wujud peran:

a) Memberikan bimbingan teknis kepada para kader

posbindu PTM dalam penyelenggaraannya.

b) Memberikan materi kesehatan terkait dengan

permasalahan faktor risiko PTM dalam penyuluhan

maupun kegiatan lainnya.

c) Mengambil dan menganalisa hasil kegiatan Posbindu

PTM.

d) Menerima, menangani dan memberi umpan balik

kasus rujukan dari Posbindu PTM

e) Melakukan koordinasi dengan para pemangku

Page 63: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

48

kepentingan lain terkait.

3. Para Pemangku Kepentingan (Para Pembina terkait)

a) Camat

Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut

Posbindu PTM di wilayah kerjanya selaku penanggung

jawab wilayah kecamatan serta melakukan pembinaan

dalam mendukung kelestarian kegiatan Posbindu

PTM.

b) Lurah atau Kepala Desa

Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut

Posbindu PTM di wilayah kerjanya selaku penanggung

jawab wilayah desa atau kelurahan serta melakukan

pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan

Posbindu PTM.

c) Para pimpinan Kelompok, lembaga, instansi dan

organisasi

Mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan

Posbindu PTM sesuai dengan minat dan misi

Kelompok, lembaga, instansi, organisasi tersebut.

d) Tokoh/Penggerak Masyarakat

Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi

secara aktif dan mendukung dengan sumber daya yang

dimiliki terhadap penyelenggaran Posbindu PTM.

e) Dunia Usaha

Mendukung penyelenggaraan Posbindu PTM

dalam bentuk sarana dan pembiayaan termasuk

berperan aktif sebagai sukarelawan sosial.

Page 64: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

49

c. Mekanisme Pelayanan Posbindu

Tahapan kegiatan pelayanan Posbindu

(p2ptm.kemkes.go.id, 2019) :

1) Meja 1 : Pendaftaran dan pencatatan.

2) Meja 2 : Teknik wawancara terarah.

3) Meja 3 : Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut dan

analisa lemak tubuh.

4) Meja 4 : Pengukuran Tekanan darah Gula, Kolesterol

total dan Trigliserida darah, pemeriksaan klinis

payudara, uji Fungsi paru sederhana, IVA, kadar

alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin.

5) Meja 5 : Konseling, edukasi dan tindak lanjut lainnya.

Proses Kegiatan Posbindu PTM

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Posbindu

d. Sarana dan Prasarana di Posbindu

Sarana dan peralatan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan Posbindu PTM adalah sebagai

berikut :

1) Untuk standar minimal lima set meja-kursi,

pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita

pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta buku

pintar kader tentang cara pengukuran tinggi badan

dan berat badan, pengukuran lingkar perut, alat ukur

analisa lemak tubuh dan pengukuran tekanan darah

Meja 2 Meja 1 Meja 3 Meja 4 Meja 5

Page 65: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

51

dengan ukuran manset dewasa dan anak, alat uji

fungsi paru sederhana (peakflowmeter) dan media

bantu edukasi.

2) Sarana standar lengkap diperlukan alat ukur kadar

gula darah, alat ukur kadar kolesterol total dan

trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes

amfetamin urin kit, dan IVA kit.

3) Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim

(IVA) dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan (Dokter ataupun

Bidan di kelompok masyarakat, lembaga dan

institusi) yang telah terlatih dan tersertifikasi.

4) Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan

Posbindu PTM diperlukan kartu menuju sehat

Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-

PTM) dan buku pencatatan.

5) Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling

diperlukan media KIE (Komunikasi, Informasi dan

Edukasi) yang memadai, seperti serial buku pintar

kader, lembar balik, brosur, model makanan.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar

variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan

tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,

sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel

Page 66: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

52

yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut,

selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,

2010, p. 60-61).

Di dalam penelitian ini kerangka berpikir yang digunakan

bahwa partisipasi kader Lansia dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu kesempatan dari masyarakat, kemauan dan

kemampuan. Setelah tiga faktor itu terpenuhi, maka terbentuklah

partisipasi kader Lansia. Partisipasi kader Lansia dibedakan

menjadi dua yaitu partisipasi subjektif dan objektif. Sedangkan

di dalam berpartisipasi ada faktor-faktor lainnya yang

mendukung dan menghambat Lansia dalam berpartisipasi seperti

lama tinggal, jarak tempuh, penghargaan, kebermanfaatan

program, tingkat pendidikan, dukungan keluarga, dukungan

masyarakat, faktor fisik serta sarana dan prasarana di Posbindu.

Oleh karena itu, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

disusun sebagai berikut:

Page 67: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

53

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Partisipasi Kader Lansia

Kemampuan Kemauan Kesempatan dari

Masyarakat

Partisipasi Subyektif Partisipasi Obyektif

Faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi:

-Lama tinggal

-Jarak tempuh

-Penghargaan

-Kebermanfaatan program

-Tingkat pendidikan

-Dukungan keluarga

-Dukungan masyarakat

-Faktor fisik

-Sarana dan Prasarana

Posbindu

Page 68: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

54

BAB III

GAMBARAN UMUM RUANG PUBLIK TERPADU

RAMAH ANAK (RPTRA) ANGGREK BINTARO

JAKARTA SELATAN

A. Latar Belakang Lembaga

Posbindu RPTRA Anggrek Bintaro merupakan salah satu

dari beberapa Posbindu yang ada di lingkungan Kelurahan

Bintaro. Kelurahan Bintaro sendiri memiliki 15 RW. RW 12

lah yang menjadi RW tempat penelitian, dikarenakan RW

tersebut berada di lingkungan RPTRA Anggrek Bintaro.

RPTRA sendiri merupakan pusat pembelajaran, pelatihan,

pengembangan, dan rujukan dari berbagai kelompok

kegiatan. Fokus dari kegiatan RPTRA sendiri adalah layanan

bagi anak-anak, Lansia, layanan masyarakat, dan layanan

kebencanaan yang berfungsi sebagai pusat interaksi warga

dan pusat pelatihan dan pengembangan (Basuki, 2015, p.13).

Kelurahan Bintaro memiliki 15 Rukun Tetangga (RT) dan

juga mempunya 143 Rukun Tetangga (RT). Dengan Jumlah

Penduduk per Januari 2020 yaitu 64.144 jiwa dengan jumlah

Lansia 3.184 jiwa (Data Kelurahan Malaka Jaya, 2020).

Page 69: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

55

Gambar 3.1 Data Jumlah Warga Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan

Sumber: Data Kelurahan Malaka Jaya, 2020

Secara administratif RPTRA Anggrek tepatnya berada di

Jl. Garuda Bawah, RT.8/RW.12, Kelurahan Bintaro,

Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan. RPTRA

Anggrek merupakan salah satu dari tiga RPTRA yang ada di

Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan. Kelurahan Bintaro

memiliki tiga RPTRA antara lain, RPTRA Asthabarata,

RPTRA Anggrek dan RPTRA Permai. RPTRA Anggrek

Bintaro dikelilingi oleh rumah warga. Sarana dan prasarana

yang berada di RPTRA Anggrek cukup banyak, mulai dari,

aula, taman bermain, perpustakaan, ruang laktasi, PKK mart,

Page 70: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

56

terapi serta sarana keolahragaan seperti lapangan futsal dan

lapangan basket.

B. Sejarah Berdirinya Lembaga

Kementrian Kesehatan mencanangkan program Pos

Binaan Terpadu (Posbindu) dimana program ini ditujukan

agar Lansia tetap sehat, mandiri dan berdaya guna tidak

menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga maupun

masyarakat serta dapat mengembalikan keberfungsian fisik,

mental dan sosialnya agar dapat berdaya. Aspek-aspek yang

dapat dikembangkan adalah upaya pencegahan agar proses

menua dapat diperlambat, dan bagi yang sudah tua perlu

direhabilitasi agar tetap mampu dalam mengerjakan kegiatan

sehari-hari secara mandiri (Suardiman, 2011, p. 15).

RPTRA sendiri didirikan sebagai pengembangan dari

kebijakan Kota Layak Anak yang menjadi strategi penting

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan mengintegrasikan

seluruh komitmen dan potensi dari sumber daya para pihak

baik Pemerintah maupun masyarakat atau dunia usaha yang

berkelanjutan dalam bentuk fasilitas fisik dan non fisik

secara terpadu. RPTRA dibangun dalam rangka

menyediakan ruang publik terpadu ramah anak yang

dilengkapi dengan fasilitas fisik yang berfungsi sebagai

sarana pemberian layanan dan kegiatan terutama bagi anak,

Lansia dan warga sekitar, sehingga RPTRA menjadi tempat

tumbuh kembang anak dan tempat kegiatan sosial warga

setempat (Basuki, 2015, p.5).

Page 71: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

57

C. Visi dan Misi Lembaga

1. Visi

“Visi misi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tidak Menular mengikuti visi misi Presiden

Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-royong”.

2. Misi

“Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera”.

D. Tugas, Kedudukan dan Fungsi

1. Kedudukan

Kedudukan RPTRA dibangun dan dibentuk atas dasar

Pemerintah DKI Jakarta dan pengelolaannya dilakukan

secara partisipasi kepada masyarakat setempat demi

kepentingan ruang publik yang akan dapat

dimultifungsikan.

2. Tugas

Tugas-tugas yang difungsikan oleh RPTRA sebagai

berikut:

a) Penyediaan ruang terbuka yang dapat dijadikan

sebagai tempat untuk melindungi dan memenuhi

segala hak anak untuk mendapatkan kehidupan yang

layak, sehingga dapat berkembang dengan adanya

partisipasi dari masyarakat itu sendiri sesuai harkat

kemanusiaan.

Page 72: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

58

b) Penggunaan dengan baik sarana dan prasarana yang

tersedia dari Pemerintah serta peran dari masyarakat

itu sendiri dalam membantu untuk memenuhi hak-

hak dari seorang anak.

c) Sarana prasarana yang tersedia guna

mengembangangkan Kota Layak Anak.

3. Fungsi RPTRA

RPTRA berfungsi sebagai (Basuki, 2015, p.6):

a) Pusat kegiatan masyarakat sebagai pusat kegiatan

ekonomi dan sosial termasuk pengembangan

pengetahuan dan keterampilan.

b) Sebagai sarana dan prasarana pelayanan Kota

Layak Anak dan tumbuh kembang anak serta

kegiatan terpadu dari bayi hingga lansia dan juga

sebagai pusat konsultasi dan informasi keluarga.

c) Sebagai penunjang fasilitas terpadu anak di luar

sekolah termasuk disabilitas.

d) Sebagai usaha peningkatan pendapatan keluarga.

e) Sebagai tempat bermain anak dan taman terbuka

publik.

f) Ruang terbuka hijau dan penyerapan air tanah.

g) Sebagai kawasan evakuasi bencana.

E. Gambaran Umum Penduduk

Penduduk disekitar RPTRA Anggrek sangat padat dan

kumuh, bahkan dalam satu rumah terdiri dari beberapa

kepala keluarga. Mata pencaharian penduduk di sekitar

Page 73: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

59

RPTRA Anggrek Bintaro sangat beragam, mulai dari

karyawan swasta, wiraswasta, kuli bangunan, pedagang, ibu

rumah tangga da nada juga yang masih mengaggur.

Sedangkan mata pencaharian Lansia yang paling dominan

adalah sebagai pensiunan dan ibu rumah tangga. Latar

belakang pendidikannya adalah SD, SLTP, SLTA, dan

Universitas. Warga di sekitar RPTRA Anggrek Bintaro juga

memiliki berbagai forum sosial, seperti pengajian bulanan

dan arisan RT.

F. Bentuk Kegiatan Posbindu

Gambar 3.2 Proses Kegiatan Posbindu

Sumber: P2PTM Kementrian Kesehatan

Di dalam (p2ptm.kemkes.go.id, 2019) Posbindu PTM

meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:

1) Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan

wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada

keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,

Page 74: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

60

kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya

cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta

informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi

masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.

Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan

dan berkala sebulan sekali.

2) Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan,

Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis

lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya

diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh

hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas.

Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan

ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.

3) Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana

diselenggarakan 1 tahun sekali bagi yang sehat,

sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita

gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali.

Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan

peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun.

Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.

4) Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu

sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali

dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM

atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1

tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah

dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat,

Page 75: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

61

bidan, analis laboratorium dan lainnya).

5) Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida,

bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi

yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan

sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak

dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk

pemeriksaan gula darah dan Kolesterol darah

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di

lingkungan kelompok masyarakat tersebut.

6) Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali

bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif,

dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi

setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan

pemeriksaan ulang setiap 5 tahun, namun bila hasil

IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi

kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh

bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana

lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas

7) Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan

tes amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,

perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).

8) Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan

setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting

dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang

bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara

Page 76: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

62

mengendalikannya.

9) Kegiatan aktifitas fisik atau olah raga bersama, tidak

hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu

PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu

diiringi dengan pengecekan tensi dan bekerja sama

dengan Puskemas setempat.

10) Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar

di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya

tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana

dalam penanganan pra-rujukan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan

dan kondisi setempat:

11) Pemberi Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan

sebagai contoh menu makanan dengan

memperhatikan aspek kesehatan dan gizi Lansia serta

menggunakan bahan makanan yang mengandung

serat sesuai dengan kebutuhan Lansia.

G. Sarana dan Prasarana

Fasilitas penunjang Posbindu dengan aspek-aspek sebagai

berikut:

Page 77: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

63

Tabel 3.1. Standar Sarana Posbindu PTM

Tipe Posbindu PTM Peralatan Deteksi Dini

Dan Monitoring

Media KIE dan Penunjang

Posbindu PTM Dasar

-Alat Ukur Lingkar Perut

-Alat Ukur Tinggi Badan

-Alat Analisa Lemak Tubuh

-Tensi meter digital

-Peak flow meter

-Lembar balik : 1buah

-Leaflet/brosur : 1buah

-Buku panduan : 1buah

-Buku Pencatatan : 1buah

-Formulir Rujukan :1buah

-Kursi dan Meja:

Sesuai kebutuhan

Posbindu PTM Utama

-Alat Ukur Guladarah

-Alat kesehatan

dan penunjang lainnya

Fasilitas penunjang RPTRA dengan aspek-aspek sebagai

berikut:

1. Permainan edukatif indoor dan outdoor yang aman dan

ramah anak.

2. Olahraga dan kesehatan ibu dan anak seperti Posyandu,

Posbindu, ruang laktasi, konsultasi tumbuh kembang

anak, batu terapi, dan lain sebagainya.

3. Pendidikan masyarakat seperti BKB PAUD, Pojok Baca,

Perpustakaan, Papan Informasi, Penerapan jam belajar,

panggung interaktif serta penyediaan sarana internet atau

wifi.

4. Ruang terbuka hijau, mencakup taman yang indah, taman

obat-obatan, tanaman sayuran dan lain sebagainya.

5. Kebersihan seperti tempat sampah terpilah dan sarana cuci

Page 78: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

64

tangan, toilet bersih dan ramah anak serta penyandang

disabilitas.

H. Struktur Organisasi

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pengurus RPTRA

Anggrek Bintaro

Lurah Bintaro:

Satia

Ketua TP PKK:

Nanay Satia

Koordinator:

Saidah Farida

Sekretaris:

Nurhasanah

Bendahara:

Kris Tri Rejeki

Sie Ekonomi:

Tyas

Sie Sarpras:

Jamilah

Sie Humas:

Haris

Page 79: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

65

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Pengurus Posbindu

Lurah Bintaro:

Satia

Puskesmas Bintaro

Ketua:

Sri Astuti

Sekretaris:

Aminah

Bendahara:

Hella Sadi’ah

Anggota:

Walyanti

Anggota:

Mujiati

Anggota:

Oxiantina

Page 80: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

66

BAB IV

ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Identitas Informan

Dalam penelitian ini jumlah informan sebanyak 8 orang

yang terdiri dari informan utama yaitu tiga kader Lansia, dan

informan tambahan yaitu satu kader Pra Lansia, satu

koordinator RPTRA dan tiga anggota Posbindu yang

merupakan Lansia, berikut ini adalah identitas informan:

Tabel 4.1 Identitas Informan

No. Nama Jenis

Kelamin

Usia Pendi

dikan

Lama

menjadi

kader

Posbindu

Lama

Tinggal di

RW.12 Kel.

Bintaro

1. SA (kader

Lansia)

P 63 tahun S1 4 tahun 42 tahun

2. M (kader

Lansia)

P 65 tahun SMA 4 tahun 34 tahun

3. HS (kader

Lansia)

P 60 tahun SMA 4 tahun 60 tahun

4. A (kader

Pra Lansia)

P 47 tahun S1 4 tahun 45 tahun

5. SF

(koordinator

RPTRA)

P 45 tahun S1 47 tahun

6. SM P 65 tahun S1 52 tahun

Page 81: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

67

(anggota

Lansia)

7. AA

(anggota

Lansia)

L 68 tahun S1 52 tahun

8. P (anggota

Lansia)

P 77 tahun SD 57 tahun

B. Temuan Lapangan

Berikut ini peneliti akan menguraikan latar belakang para

kader untuk menjadi kader di Posbindu yang diperoleh dari

hasil wawancara, bagaimana partisipasi kader Lansia dalam

memberikan pelayanan di Posbindu termasuk tanggapan para

anggota dan kader Pra Lansia terhadap pelayanan yang

diberikan oleh kader Lansia, serta faktor apa saja yang

mendukung dan menghambat dari partisipasi kader Lansia ini

dalam memberikan pelayanan di Posbindu.

RPTRA sendiri dijadikan sebagai wadah atau tempat untuk

melaksanakan kegiatan Posbindu setiap bulannya dikarenakan

fungsi RPTRA sebagai layanan masyarakat dimana semua

lapisan masyarakat dapat menggunakan atau mengakses

RPTRA demi berlangsungnya kegiatan yang berbasis

kemasyarakatan.

1. Keterlibatan Kader Lansia di Posbindu

Berbagai macam alasan keterlibatan Lansia dalam

memberikan pelayanan di Posbindu sangat beragam. Hal ini

Page 82: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

68

dikemukakan pada saat wawancara dengan kader Lansia di

Posbindu.

a. Kader Lansia yang ditunjuk secara langsung oleh warga

setempat

Dalam wawancara berbagai alasan yang berbeda-beda

mengenai alasan mereka ingin memberikan pelayanan di

Posbindu ini salah satunya karena penunjukan oleh ketua

PKK setempat, seperti keterangan salah satu kader di

bawah ini:

“Awalnya saya ditunjuk karena merupakan salah

satu anggota PKK di RW.12 ini sih. Nah saya

diberikan mandat untuk menjalankan Posbindu ini

bersama rekan-rekan yang lainnya. Saya iyakan

karena jadi salah satu peluang untuk mengisi waktu

kekosongan juga sih jadi bisa lebih produktif lagi,

dan di Posbindu ini kan memang ada beberapa

kader Lansia lainnya, tapi kami saling membantu

satu sama lain sih. Nah makanya jangan heran

kalau disini gaada bapak-bapaknya karena

memang yang ditunjuk untuk membantu

pelaksanaan Posbindu ini memang ibu-ibu PKK

(Ibu SA, Januari 2020).”

Orang berpengaruh dan orang yang memiliki

wewenang di dalam sebuah lembaga dapat juga

melakukan penunjukan pengurus Posbindu. Penunjukan

juga dilakukan oleh warga setempat seperti dalam

wawancara berikut ini:

“Saya juga ditunjuk oleh warga sekitar untuk

menjadi pengurus Posbindu ini karena mungkin

mereka juga sudah kenal saya sih (Ibu HS, Januari

2020).”

Page 83: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

69

b. Mengisi waktu luang

Alasan lain Lansia dalam menjadi kader Posbindu

karena mereka ingin mengisi waktu yang kosong setelah

pensiun dari pekerjaannya. Beberapa dari mereka bosan

karena hanya berdiam diri di rumah karena keluarganya

yang jauh dan juga anak-anaknya yang sudah berkeluarga

seperti dalam wawancara kader Lansia berikut ini:

“Selain ingin memberikan pelayanan kepada

Lansia lainnya, saya juga ingin mengisi

kekosongan waktu yang ada, maklum anak dan

cucu jauh dari saya karena mereka tinggal di luar

kota (Ibu HS, Januari 2020).”

Kader lainnya juga mengatakan bahwa mereka itu

merasa sangat bosan di rumah karena suami mereka sudah

meninggal dan kebanyakan anggota dan kader adalah

seorang janda pensiunan, seperti pada pernyataan berikut

ini:

“Saya sendiri sebenernya janda ya suami saya

sudah lama meninggal, saya juga merupakan

pensiunan PNS dulu dan sekarang saya mulai

bingung apalagi yang harus saya kerjakan. Anak

sudah berkeluarga dan tinggal berbeda rumah

sedangkan saya hanya di rumah jadi bosen.

Apalagi semenjak suami saya udah meninggal, dari

situ dalam mengisi waktu kekosongan saya, saya

ikut aja kegiatan Lansia yang ada (Ibu SA, Januari,

2020).”

c. Waktu yang tepat

Alasan lain yang dikemukakan oleh kader Lansia

lainnya adalah waktu pelaksanaan Posbindu yang sama

sekali tidak mengganggu sehingga memudahkan

Page 84: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

70

berjalannya kegiatan setiap bulannya, seperti keterangan

berikut ini:

“Hari pelaksanaan Posbindu juga yang tepat sih

ya, jadi gak ngeganggu juga keluarga yang

mungkin mengantarkan Lansia untuk melakukan

pengecekan kesehatan di Posbindu ini. Jadi sisa

hari biasanya saya lakukan untuk mengurus cucu

dan mengobrol saja dengan tetangga, karena

pelaksanaannya sebulan sekali, jadi saya selalu

bisa sih dan meluangkan waktunya sih (Ibu M,

Januari 2020).”

d. Menyalurkan hobi berorganisasi

Latar belakang para Lansia ini adalah hobi

berorganisasi yang kemudian akhirnya menjadi kader

dalam Posbindu ini dan kebanyakan dari mereka

mengikuti organisasi PKK, seperti pernyataan Kader

Posbindu berikut ini:

“Saya sih mau jadi kader disini itu karena dari

muda memang hobi berorganisasi sih ya jadi

walaupun sukarela dan tidak ada upahnya tapi

saya merasakan kepuasan batin sendiri karena

saya dimasa tua saya, saya juga bisa membantu

orang lain. Selain itu kan saya memang dari dulu

sudah mengikuti organisasi disini seperti menjadi

pengurus RT (Ibu SA, Januari 2020).”

e. Keinginan untuk berguna di masa tua dan dapat

membantu orang lain

Alasan lainnya kader Lansia ini ingin memberikan

pelayanan di Posbindu adalah keinginan untuk dapat

membantu orang lain dan menjadi orang berguna di masa

tuanya. Ketika membantu orang lain juga memiliki rasa

puas di dalam batinnya, seperti pernyataan dua kader

Page 85: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

71

dibawah ini:

“Banyak orang yang bertanya apa gunanya dan

apa ada uangnya jadi kader di Posbindu ini dan

saya menjawab tentu tidak karena kepuasan hati

sendiri yang dihasilkan dari mengikuti kegiatan ini

dan juga ini jadi salah satu penyalur hobi yang

saya miliki. Saya juga senang bekerja disini dapat

membantu banyak orang juga dan suatu pekerjaan

yang sangat menghibur karena saya mengenal

banyak orang baru atau pendatang yang belum

saya kenal terutama di lingkungan rumah saya (Ibu

SA, Januari 2020).”

“Saya bergabung dalam Posbindu ini karena saya

pribadi senang dapat mengikuti kegiatan ini. saya

senang dapat mengenal dan membantu orang lain.

Saya juga merasa senasib dengan mereka jadi apa

salahnya membantu (Ibu M, Januari 2020).”

f. Aktif dalam berorganisasi

Salah satu kader Lansia di Posbindu ini pernah

menjabat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kader Lansia ini

banyak membantu kader lainnya dalam berorganisasi

karena sebelumnya kader Lansia ini banyak mengikuti

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di kantornya, seperti

pernyataan berikut ini:

“Saya dulunya seorang pegawai negeri yang

bekerja di Pemda DKI. Tugas saya disana adalah

memberantas buta huruf para istri karyawan. Dulu

untuk ikut kegiatan organisasi di RW sendiri

sangatlah sulit. Tapi kalau berpartisipasi dalam

kegiatan kemasyarakatan di kantor saya sering

mengikutinya. Mungkin hal tersebut juga

membantu saya dalam menjalani Posbindu ini

sebagai ketua dimana saya harus mengorganisir

anggota-anggota Posbindu agar tercapainya

tujuan dari Posbindu ini sesuai dengan petunjuk

Page 86: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

72

teknis yang telah ada (Ibu SA, Januari 2020).”

2. Partisipasi Kader Lansia di Posbindu

Kader Lansia ini masing-masing memiliki dan

menjalankan tugas sesuai peran dan kapasitas kemampuan

yang mereka miliki. Berbagai macam bentuk partisipasi

yang diberikan dari setiap kader Lansia berbeda-beda.

a. Memberikan pelayanan terhadap anggota Posbindu Lansia

Kader Lansia di Posbindu ini mencoba memberikan

pelayanan kapada anggota Posbindu. Pelayanan yang

diberikan berupa memberikan informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh Lansia seperti informasi mengenai

kesehatannya.

“Saya sendiri membantu Lansia dalam memberikan

informasi-informasi mengenai BPJS, terus juga

kadang saya memberikan informasi mengenai

makanan apa saja yang dapat menyebabkan Lansia

itu dapat mengalami penyakit seperti kadar gula

naik, asam urat dan lain sebagainya sih. Nah jika

memang ada pertanyaan yang mungkin belum

kapasitas saya untuk menjawabnya saya biasanya

menyerahkan kepada petugas Puskesmas yang ada

(Ibu SA, Januari 2020).”

Pelayanan yang diberikan oleh kader Lansia selain

pelayanan kesehatan yaitu dengan mendengarkan

keluhan-keluhan para anggota Posbindu. Hal ini

dikemukakan oleh ibu A sebagai salah satu kader

Posbindu yang juga berperan sebagai petugas kesehatan,

berikut hasil wawancaranya:

“Kebetulan saya sebagai salah satu petugas disini

yang juga merupakan seorang dokter di rumah

Page 87: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

73

sakit Polri. Jadi saya disini ikut berperan dalam

memberikan konseling dan dalam pengecekan

kesehatan. Tapi, terkadang juga ada petugas

Puskesmasnya yang rolling dan ikut membantu

dalam memberikan pelayanan di Posbindu ini. saya

juga mendengarkan keluhan-keluhan dari Lansia

itu sendiri dimana biasanya setelah dilakukan

pengecekan kesehatan saya merekomendasikan

para Lansia yang memang misalnya kadar gula nya

sudah tinggi untuk memeriksakan dirinya ke rumah

sakit agar mendapatkan pelayanan yang sesuai

atau bisa juga diluar jadwal Posbindu jika saya

ada di rumah bisa langsung memeriksakannya ke

saya di rumah saya yang kemudian saya akan

rekomendasikan obat-obat yang mungkin mereka

butuhkan dan mereka bisa langsung menebus obat

tersebut di apotik terdekat (Ibu A, Desember 2019).

Gambar 4.1 Pelayanan Kader di Posbindu

Page 88: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

74

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

b. Home visit

Kader Lansia disini juga banyak yang aktif maupun

yang kurang aktif. Pelayanan tersebut juga diberikan

kepada anggota Posbindu yang tidak datang dikarenakan

sakit dan biasanya para kader melakukan home visit dan

pengecekan secara berkala untuk anggota Posbindu yang

sakit dan tidak bisa berjalan menuju tempat pelaksanaan

Posbindu. Berikut pernyataan salah satu kader Posbindu

Page 89: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

75

yang biasanya melakukan home visit:

“Home visit ini dilakukan ketika Lansia tidak dapat

berjalan menuju tempat dilaksanakannya Posbindu

karena keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

Seperti ada namanya Ibu I, dimana beliau karena

penyakit gula yang dideritanya mengalami

amputasi jari-jari kaki dan beliau sudah tidak

mampu beranjak dari kasur. Nah disitulah kami

memberikan pelayanan kesehatan dengan home

visit dimana kami tetap pantau konsumsi

makanannya agar penyakit gula yang dideritanya

tidak naik dan tetap stabil (Ibu A, Januari 2020).

Gambar 4.2 Home Visit

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

c. Melaksanakan tugas administrasi Posbindu

Kader Lansia di Posbindu ini memberikan informasi

kepada para Lansia dan mengatur jadwal pelaksanaan

Posbindu, seperti pernyataan berikut ini:

“Saya disini bertugas untuk mengatur jadwal

kegiatan Posbindu yang terkadang suka berubah-

ubah dikarenakan harus disesuaikan dengan

petugas dari Puskesmas yang membantu dalam

melakukan penyuluhan. Selain itu saya juga

Page 90: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

76

memberikan informasi kepada Lansia mengenai

program BPJS yang mana sewaktu-waktu dapat

digunakan oleh Lansia jika membutuhkan

pelayanan kesehatan (Ibu HS, Januari 2020).”

Selain mengatur jadwal, ada juga kader Lansia yang

bertugas untuk membuat surat undangan untuk Lansia

terkait hari dan tanggal dilakukannya pelaksanaanya

Posbindu setiap bulannya. Hal ini dinyatakan sebagai

berikut:

“Kalo saya sendiri biasanya bertugas untuk

membuat surat undangan kepada Lansia dan Pra

Lansia setelah sudah mendapatkan jadwal yang

pas dengan petugas kesehatannya dan

menitipkannya ke RT (Ibu M, Januari 2020).”

Hal ini juga dinyatakan oleh salah seorang Kader bahwa

para kader melaksanakan tugas administrasi di Posbindu

ini, seperti wawancara berikut ini:

“Kalau menurut saya sendiri disini sih tidak ada

perbedaan antara tugas kerja Lansia dan kerja Pra

Lansia dan kami saling membantu satu sama lain.

Contohnya karena saya disini sebagai sekretaris

jadi, sayalah yang mencatat seluruh kegiatan disini

dan nanti ibu HS yang mencatat absen mulai dari

absen kader dan absen anggota Lansia yang hadir.

Kan ini juga salah satu program pemerintah ya jadi

disini kita mempunyai tujuan yang sama intinya

yaitu melayani Lansia di Posbindu ini. Jadi sama

sekali tidak ada perbedaan antara satu dengan

yang lainnya (Ibu A, Januari 2020).”

Page 91: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

77

Gambar 4.3 Tugas Administrasi Kader Lansia di Posbindu

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

d. Memberikan motivasi kepada anggota Lansia

Pelayanan lain yang diberikan adalah memotivasi para

anggota Lansia agar tetap aktif dalam kegiatan Posbindu

ini. Seperti penjelasan dibawah ini:

“Selama kegiatan Posbindu berlangsung saya juga

mendorong anggota Lansia untuk aktif dalam

berpartisipasi kegiatan Posbindu ini. Saya kadang

juga suka mengingatkan pada acara pengajian

ataupun arisan untuk jangan lupa datang dan

mengikuti kegiatan Posbindu ini. Saya juga

menghimbau dalam setiap kunjungan ke rumah

Lansia, sekaligus mengajak mereka untuk

berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu ini (Ibu M,

Januari 2020).

Hal ini juga dinyatakan oleh salah satu kader Pra Lansia

dimana para kader Lansia ini juga memberikan motivasi

kepada anggota dalam mengikuti serangkaian program

Posbindu seperti senam Lansia dan Pra Lansia ataupun

Page 92: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

78

penyuluhan. Dinyatakan dalam wawancara berikut ini:

“Para kader Lansia disini juga aktif dan juga

membantu saya juga sih dalam menggalakkan

senam Lansia yang diadakan setiap minggu dan

juga terkadang penyuluhan kesehatan juga

diadakan setiap satu bulan sekali dengan bekerja

sama dengan universitas dan Puskesmas setempat

yang ingin memberikan penyuluhan tentang

kesehatan di Posbindu ini. Jadi disini kader

Lansianya sangat antusias, mereka juga tidak

segan-segan untuk memberikan motivasi dan

kepada para Lansia lainnya (Ibu A, Januari 2020).”

Gambar 4.4 Senam Lansia

Sumber: Dokumentasi Posbindu Tahun 2020

Page 93: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

79

e. Menyumbangkan pikiran

Kader Lansia memberikan sumbangan berupa gagasan

atau ide berupa inovasi agar kegiatan Posbindu ini dapat

menyenangkan dan tidak membosankan, seperti

wawancara berikut ini:

“Namanya juga kegiatan pemeriksaan kesehatan

pasti ada kalanya anggota merasa bosan. Nah

maka dari itu, kami mengusulkan ide-ide agar

Posbindu ini tidak terkesan membosankan karena

sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja.

Seperti rekreasi yang sedang kami rencanakan.

Setelah kegiatan Posbindu biasanya kami

mengadakan rapat bulanan untuk kegiatan

Posbindu ini. Terkadang pendapat dari anggota

Lansia juga menjadi bahan rujukan sebagai materi

penyuluhan yang harus diadakan sebagai

pengetahuan bagi Lansia itu sendiri mengenai

penyakit dan gejala dari penyakit-penyakit yang

mungkin sering muncul atau dialami pada masa tua

(Ibu SA, Februari 2020).”

Para Kader di dalam Posbindu ini juga sangat kreatif

dalam menggagaskan ide-ide dalam kegiatan Posbindu

ini. Sehingga, kegiatan Posbindu ini dapat lebih

menyenangkan. Dinyatakan dalam wawancara berikut

ini:

“Posbindu ini termasuk salah satu Posbindu

percontohan dimana kader-kader di Posbindu ini

juga kreatif dalam memberikan ide untuk

mengembangkan Posbindu ini sendiri. Mereka juga

melaksanakan senam Lansia secara rutin supaya

tidak terus membahas tentang kesehatan. Tetapi di

Posbindu ini kita juga dapat bersilaturahmi dan

makan bersama dan melaksanakan kegiatan

lainnya (Ibu M, Februari 2020).”

Page 94: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

80

f. Memberikan sumbangan tenaga

Kader di Posbindu ini selain menyumbangkan ide atau

gagasan juga menyumbangkan tenaga. Mereka bersuka

rela meluangkan waktu dan tenaga demi terlaksananya

kegiatan Posbindu ini. dinyatakan oleh salah satu kader

dibawah ini:

“Sumbangan tenaga yang diberikan oleh kader di

Posbindu ini berupa waktu sih ya dimana kita kan

harus datang pagi-pagi. Penyuluhan di Kecamatan

juga mengenai pelayanan yang akan diberikan

dalam Posbindu ini agar semua kader di Posbindu

dapat bisa melaksanakan semua tugas yang ada.

Mengikuti rapat-rapat kegiatan Posbindu ini dan

juga harus meminta tanda tangan dari RT dan RW

sebelum memulai kegiatan Posbindu ini. Posbindu

ini pelaksanaan nya kan biasanya jam 8 pagi, tapi

untuk kader sendiri biasanya jam setengah 7 sudah

harus sampai di tempat kegiatan untuk menyiapkan

segala alat-alat yang akan dipergunakan dalam

kegiatan Posbindu juga sih (Ibu HS, Februari

2020).”

Para kader Lansia ini juga memberikan sumbangan

tenaga dalam hal menyiapkan dan membereskan

peralatan pada saat pelaksanaan Posbindu serta dalam

menghubungi petugas kesehatan yang berasal dari

Puskesmas untuk membantu kegiatan Posbindu ini.

Berikut hasil wawancara berikut ini:

“Sebelum melakukan dan setelah kegiatan

Posbindu kami bertanggung jawab dalam

mempersiapkan dan merapihkan alat seperti

timbangan, alat ukur, alat tensi, alat cek gula

darah, kursi, meja yang digunakan dalam

pelaksanakan Posbindu. Dalam kegiatan senam

Lansia kami juga membantu dalam mencarikan

Page 95: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

81

instruktur senamnya dan petugas Kesehatan yang

bersedia datang untuk melakukan cek kesehatan

sebelum memulai senam Lansia. Tapi terkadang

pengecekan itu tidak dilaksanakan setiap saat (Ibu

SA, Februari 2020).”

Banyak juga dari kader yang datang ke tempat kegiatan

dengan berjalan kaki dan terkadang lelah karena melayani

Lansia yang jumlahnya lumayan banyak. Hal tersebut

juga diungkapkan oleh seorang kader berikut ini:

“Banyak dari kami yang pergi ke tempat kegiatan

dengan berjalan kaki. Itu semua dilakukan

sekaligus mengajak Lansia di sekitar tempat

tinggal agar hadir ke Posbindu dan juga sekalian

melongok Lansia yang sakit agar nanti bisa

dilakukan pengecekan atau home visit ke rumahnya

(Ibu HS, Februari 2020).”

“Kadang lelah juga sih karena kan harus melayani

banyak Lansia di Posbindu ini. Tapi memang

senang sih melihat mereka sehat jadi nambah

semangat juga dalam ngeberi pelayanan disini (Ibu

SA, Februari 2020).”

g. Memberikan sumbangan dana dan peralatan

Para kader disini juga turut menyumbangkan uangnya

demi terlaksananya program Posbindu ini. Seperti alat

tulis ataupun papan nama alur pelayanan Posbindu dan

juga mencetak undangan, seperti pernyataan dibawah ini:

“Kadang gak semuanya pake dana dari Kecamatan

sih. Kadang juga ada pake uang kita-kita. Misalkan

kaya beli alat tulis tuh atau ini nih papan nama dan

juga kalo pas nyetak undangan itu, kan gamungkin

kita minta ke Kecamatan nanti turunnya lama. Jadi

ya kita inisiatif aja sendiri patungan untuk beli

peralatan tambahannya (Ibu SA, Februari 2020).”

Page 96: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

82

Gambar 4.5 Peralatan di Posbindu

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

Di luar itu, kader Lansia ini juga memiliki uang kas.

Dimana uang kas tersebut digunakan ketika membutuhkan

hal-hal yang tidak terduga dan juga membelikan makanan

ketika selesai pelaksanaan Posbindu tersebut. Dinyatakan

dalam pernyataan berikut ini:

Page 97: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

83

“Kita juga ada uang kas sih tapi biasanya memang

kita gunakan itu untuk membeli makanan misalnya

jadi pas selesai kegiatan Posbindu para kader

ngeriung makan bareng dan juga digunakan untuk

kebutuhan yang tidak terduga juga (Ibu M,

Februari 2020).

Untuk makanan yang diberikan kepada anggota

Posbindu setelah memeriksa kesehatan itu mendapatkan

anggaran dari pihak Kecamatan setiap bulannya. Makanan

yang diberikan berupa buah dan snack. Seperti pernyataan

berikut ini:

“Biasanya abis ngecek kesehatan Lansia ini dapat

snack dan buah. Nah untuk snack dan buah ini

sebenarnya anggarannya dari Pemerintah, dan

setelah uang anggaran itu turun, barulah kami

belanjakan sesuai dengan budget yang ada dan

selalu kami pastikan belanja snack atau buah yang

mengandung gizi dan vitamin yang seimbang.

Sebenarnya dengan adanya pemberian snack dan

buah setelah pemeriksaan ini dapat menambahkan

semangat Lansia dan Pra Lansia untuk hadir dan

mengecek kesehatannya (Ibu HS, Februari 2020).

Page 98: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

84

Gambar 4.6 Snack untuk Anggota Posbindu

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Patisipasi Kader

Lansia dalam Memberikan Pelayanan di Posbindu

a. Faktor pendukung

1). Jarak pelaksanaan Posbindu dekat dengan rumah

Jarak yang ditempuh oleh kader Lansia dan

kemudahan akses dari rumah mereka ke tempat

pelaksanaan Posbindu menjadi salah satu faktor

pendukung untuk memberikan pelayanan di Posbindu.

Seperti pada pernyataan berikut ini:

“Kalau saya sendiri jarak dari rumah saya ke

Posbindu itu kira-kira 200 meter. Kalau saya

memang suka juga berjalan kaki, itung-itung

sambil olahraga pagi (Ibu A, Februari 2020).”

“Posbindu ini gak terlalu jauh dari rumah saya

dan saya biasanya jalan kaki dan tidak ada

masalah sih sejauh ini (Ibu HS, Februari

2020).”

Page 99: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

85

“Namanya orang jaman dulu mba beda

dengan anak jaman sekarang. Saya masih kuat

ko untuk jalan kaki kesini. Jarak dari rumah

saya pun tidak terlalu jauh. Hitung-hitung

jalan sehat (Ibu SA, Februari 2020).”

Dari beberapa pernyataan kader, tidak semua kader

Lansia yang merasa kesulitan untuk datang ke

Posbindu. Walaupun ada satu kader yang merasa

rumahnya jauh, jadi agak kesulitan untuk datang ke

Posbindu. Pernyataan tersebut seperti dibawah ini:

“Sejauh ini tidak ada kesulitan yang gimana-

gimana sih. Hanya saja terkadang saya agak

sedikit kesulitan untuk kesini, apalagi naik

kendaraan umum. Tapi untungnya ada anak

saya kalau pagi jadi sekalian dia berangkat

kerja sekalian antar saya kesini (Ibu M,

Februari 2020).”

2). Kesadaran di dalam diri sudah masuk ke dalam fase

lanjut usia

Kesadaran di dalam diri mereka yang tumbuh

ketika memasuki masa Lansia dimana mereka sudah

tidak dapat bekerja lagi secara formal dan sudah

memasuki masa pensiun tetapi keinginan di dalam

dirinya untuk tetap produktif dan bisa membantu orang

lain sangat tinggi. Dinyatakan pada wawancara berikut

ini:

“Saya sudah pensiun dari kerjaan sudah 5

tahun yang lalu. Tapi, saya masih ingin hidup

produktif walaupun sudah tua serta di masa tua

ini saya ingin berguna juga bagi orang lain,

agar hidup ini juga gak sia-sia (Ibu HS, Maret

2020).

Page 100: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

86

3). Dukungan dari Lansia lain

Adanya berbagai macam dukungan dari Lansia lain

menumbukan semangat bagi kader Lansia dalam

memberikan layanan. Seperti pada pernyataan berikut

ini:

“Lansia di sekitar sini sangat mendukung saya

dalam berpartisipasi atau untuk menjadi

petugas Posbindu. Tanggapan mereka sendiri

sangat positif dan membuat saya menjadi

semangat dalam memberikan pelayanan di

Posbindu ini (Ibu SA, Maret 2020).”

4). Dukungan dari keluarga

Dukungan keluarga sangatlah penting dalam

partisipasi kader Lansia di Posbindu ini. Dimanalah

keluarga dan anak-anaknya ini yang mendorong kader

Lansia untuk berpartisipasi dan aktif di dalam kegiatan

Posbindu ini. Seperti pernyataan di bawah ini:

“Menurut saya dukungan dari keluarga itu

sendiri sangat penting mba. Keluarga juga

yang menyuruh saya untuk tidak di rumah saja

apalagi dulu pada saat muda memang saya

hobby nya jalan-jalan sih ya, jadi ya gini

gabisa diem di rumah aja. Lagi pula kan

pelaksanaan kegiatan ini hanya sebulan sekali,

ya palingan kan senam ya. Kalau senam kan

juga itu buat saya sendiri juga. Jadi walaupun

udah tua gini kan juga masih sehat. Kegiatan

Posbindu ini juga gak membebankan siapapun

atau memaksa siapapun karena kan balik lagi

ke diri kita. Terkadang setelah kegiatan kami

juga kader bergantian untuk memeriksakan

kesehatan kami satu sama lain ko (Ibu HS,

Maret 2020).”

Bentuk dukungan yang lainnya dalam hal

Page 101: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

87

pembebasan kader Lansia dalam beraktivitas di luar

rumah selagi tidak memaksakan tenaga dan kondisi

mereka. Seperti pernyataan berikut ini:

“Gak ada permasalahan sih ya bagi keluarga

saya. Jadi anak-anak saya dan suami terutama

membebaskan saya saja mau berkegiatan

apapun, daripada di rumah saja (Ibu M, Maret

2020).

Dukungan keluarga juga sangat penting dalam hal

mengantar dan menjemput para Lansia yang sudah

tidak mandiri lagi untuk datang ke Posbindu. Seperti

pernyataan kader berikut ini:

“Kadang anggota Lansia disini juga banyak

yang dianter anaknya atau saudaranya untuk

pengecekan kesehatan saking antusiasnya

mereka untuk mengontrol kesehatan mereka

setiap bulannya (Ibu A, Maret 2020).”

5). Dukungan dari masyarakat sekitar

Dukungan dari masyarakat setempat dan juga dari

struktur masyarakat seperti RT, RW juga memberikan

semangat bagi para kader Lansia dalam berpartisipasi

untuk memberikan pelayanan di Posbindu ini.

Dukungan yang diberikan seperti pemberian tanda

tangan terkait perizinan pelaksanaan Posbindu dan

juga membantu kader Lansia ini dengan menghimbau

warganya untuk mengikuti Posbindu. Seperti

pernyataan kader berikut ini:

“Ketua RT dan RW disini sih sangat

mendukung ya. Apalagi kalau masyarakatnya

aktif dalam berorganisasi. Mereka juga

membantu kami dalam hal perizinan dan

Page 102: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

88

memberikan tanda tangannya juga mereka

membantu untuk membagikan undangan

kepada warga. Jadi tidak menyulitkan sama

sekali (Ibu A, Maret 2020).”

Struktur masyarakat setempat juga tidak segan

dalam membantu mencarikan sponshorship atau

universitas yang siap memberikan penyuluhan

kesehatan. Seperti pernyataan kader berikut ini:

“RT dan RW disini juga aktif dalam

mencarikan universitas atau sponsorship yang

bisa diajak kerjasama dalam memberikan

penyuluhan kesehatan kepada warga sih mba.

Jadi mereka juga sangat antusias dan

membantu. Kadang dari pihak Kecamatan juga

sering mengontrol kegiatan di Posbindu ini

setiap bulannya. Jadi semua mendukung

terlaksananya program ini (Ibu SA, Maret

2020).”

Gambar 4.7 Penyuluhan Kesehatan dari Universitas Yarsi

Page 103: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

89

Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2020

6). Pendidikan para kader

Pendidikan para kader ini sangat berpengaruh

terhadap partisipasi dari kader itu sendiri. Sulit untuk

menjadi kader tanpa pendidikan yang yang cukup.

Seperti pernyataan kader berikut ini:

“Saya Cuma lulusan SMA. Latar belakang

pendidikan juga penting untuk menjadi kader

Posbindu ini. Jika ada penyuluhan-

penyuluhan, saya bisa membagikannya kepada

anggota Lansia lainnya yang mungkin masih

awam dengan penyakit-penyakit baru. Tetapi,

jika pendidikan saya rendah, saya akan sulit

untuk bisa menangkap informasi dan

membagikannya kepada para anggota Lansia

di Posbindu ini (Ibu HS, Maret 2020).”

Selain itu, bahasa medis yang digunakan oleh

petugas kesehatan masih awam bagi mereka yang tidak

berlatar belakang pendidikan, seperti pada wawancara

berikut ini:

Page 104: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

90

“Pendidikan itu sangat penting menurut saya.

Bahasa medis yang digunakan kadang

sangatlah sulit untuk dipahami bagi

masyarakat awam. Disitulah pentingnya

pendidikan dalam berpartisipasi untuk menjadi

kader di Posbindu ini. Karena dalam menjadi

kader itu sendiri diperlukan pengetahuan dan

pinter ngomong juga sih ya sama warga jadi

dalam menyampaikan apa aja yang telah

dijelaskan oleh petugas kesehatan (Ibu M,

Maret 2020).”

7). Training pelayanan kesehatan

Semua kader di Posbindu wajib mengikuti kegiatan

training setiap bulannya di Puskesmas Kecamatan

digabung dengan kader lainnya yang masih dalam satu

lingkungan Kecamatan. Kegiatan training yang rutin

setiap bulannya dilakukan kepada semua kader

Posbindu guna dapat bekerja secara mandiri dan dilatih

untuk bisa melakukan apapun seperti cek tensi, gula

darah di dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu ini.

Seperti pada pernyataan berikut ini:

“Jadi awalnya dari kelurahan nanti lanjut lagi

ke Puskesmas Kecamatan dan disana kita

diajarkan banyak untuk bisa mandiri dalam

menyuntik misalnya dan kami belajar dari

pihak Unesco secara langsung yang

memberikan pelatihannya tersebut kepada

para kader Posbindu. Jadi mereka juga pantau

untuk pembelajarannya (Ibu HS, Maret 2020).”

Page 105: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

91

Gambar 4.8 Training pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kecamatan

Sumber: Dokumentasi Posbindu Tahun 2020

8). Manfaat yang dirasakan

Berbagai macam manfaat yang dirasakan oleh para

kader disini diantaranya adalah para Lansia ini

menganggap bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat

bagi dirinya maupun bagi para Lansia yang lainnya.

Keterlibatan kader Lansia disini juga merupakan hal

yang bermanfaat bagi mereka karena bukan hanya

dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyambung

Page 106: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

92

silaturahmi saja, tetapi kegiatan Posbindu ini

merupakan kegiatan yang dapat dijadikan kesempatan

untuk mereka dalam bertukar informasi satu sama lain

dan saling belajar lagi serta dapat menuangkan ide-ide

karena Posbindu ini merupakan salah satu wadah yang

memungkinkan bagi mereka dapat berbagi rasa dan

menikmati hidupnya. Seperti hasil wawancara berikut

ini:

“Kegiatan Posbindu ini sangat bermanfaat.

Dengan mengikuti kegiatan ini saya jadi

mempunyai aktivitas baru di masa tua saya

daripada diem di rumah aja. Disini juga kami

dapat bersilaturahmi dengan teman-teman

seangkatan saya mba dan bisa menuangkan ide

apapun yang kami punya tanpa dibatasi. Jadi

banyak banget manfaatnya dari adanya

program Posbindu ini (Ibu HS, Maret 2020).”

“Kalau untuk saya sendiri manfaat kegiatan ini

sangat banyak. Jenuh juga kan mba kalo di

rumah aja. Jadi mending ikut kegiatan seperti

ini. kitanya juga jadi punya banyak temen dan

menjalin silaturahmi lagi, bisa ketawa-ketawa

bareng, cerita-cerita banyak deh mba (Ibu M,

Maret 2020).”

Selain hal di atas, manfaat yang dapat dirasakan

dalam kegiatan Posbindu ini adalah pemeriksanaan

kesehatan dan senam Lansia secara gratis dan rutin.

Seperti wawancara berikut ini:

“Sejauh ini banyak sekali manfaat yang dapat

dirasakan ya mba khususnya para Lansia. Kita

bisa dapat cek kesehatan gratis dan juga

kegiatan senam sehat untuk Lansia. Saya juga

sebagai kader turut merasakan manfaatnya

dengan partisipasi dalam kegiatan Posbindu

Page 107: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

93

ini dan saya juga menjadi sangat terbantu

dengan senam sehat untuk Lansia ini karena

saya juga merasa badan jadi lebih segar dan

sehat setiap harinya (Ibu SA, Maret 2020).”

Manfaat lain yang dirasakan adalah kepuasan batin

dan untuk meghilangkan kejenuhan setelah memasuki

masa pensiun. Seperti wawancara di bawah ini:

“Saya sangat senang menjadi kader Posbindu

ada kepuasan batin sendiri gitu karena disini

saya merasa lebih berguna dan bermanfaat

bagi orang lain. Jika Lansia lain bertanya pun

saya merasa mudah untuk menjawabnya

karena apa yang mereka tanyakan sayapun

mengalaminya. Gitu sih mba kurang lebihnya

(Ibu HS, Maret 2020).”

9). Faktor lama tinggal di RW 12, Kelurahan Bintaro

Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kader

Lansia sudah tinggal di lingkungan rumahnya dalam

waktu yang lama yang menjadikan ini sebagai

alasannya dalam berpartisipasi untuk memberikan

pelayanan di Posbindu ini. Ketiga kader ini adalah

orang yang telah lama tinggal di lingkungan RPTRA

Anggrek Bintaro. Seperti hasil wawancara berikut ini:

“Saya tinggal disini sudah dari tahun 80-an

mba. Hitung deh tuh mba udah berapa tahun

hehe… Dulu disini masih sawah sampe

sekarang sudah jadi pemukiman padat

penduduk. Ya bisa diliat sendiri ya mba. Saya

baru-baru ini aja aktif ikut PKK, tapi

Alhamdulillah langsung dipercaya untuk

menjadi ketua Posbindu. Selain itu, karena

saya orang lama dilingkungan ini, jadi saya

tidak merasa kesulitan atau gimana-gimana sih

Page 108: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

94

mba dalam bersosialisasi (Ibu SA, Maret

2020).”

“Kalo tinggal disini sudah dari lahir sih emang

tinggal disini. Rata-rata memang banyak juga

keluarga saya yang tinggal di daerah sini,

apalagi di deket rumah saya, samping rumah

ade, depan rumah orang tua, jadi deket mau

ngapain-ngapain juga. Kalo dulu memang

saya masih sibuk bekerja, jadi masih belum

begitu aktif juga dalam berorganisasi.

Awalnya saya tau Posbindu ini juga dari ipar

saya. Darisitu saya ikut nyoba meriksa rutin

setiap bulannya sih dan saya coba untuk

mengikuti memberikan pelayanan di Posbindu

tersebut (Ibu HS, Maret 2020).”

“Saya tinggal disini udah 34 tahunan. Dulu

tinggal di Depok terus pindah kesini. Karena

saya seorang ibu rumah tangga, jadi saya aktif

sih dalam berorganisasi ikut PKK. Saya

tinggal disini juga sudah terbilang cukup lama.

Sehingga saya pun sudah mengenal para

tetangga di RW.12 ini atau sekitar lingkungan

RPTRA Anggrek Bintaro. Walaupun beda RT,

tapi saya banyak cukup mengenal. Mungkin hal

ini dijadikan salah satu faktor saya ditunjuk

untuk menjadi kader Posbindu karena saya

lebih mudah dalam mengajak para Lansia dan

mensosialisasikan program Posbindu ini

kepada warga (Ibu M, Maret 2020).”

b. Faktor Penghambat

1). Kondisi kesehatan kader

Adapun faktor penghambat dalam memberikan

pelayanan di Posbindu ini ditengah semangatnya para

Lansia dalam memberikan pelayanan yang

membuatnya tidak dapat berpartisipasi dalam

Page 109: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

95

memberikan pelayana kepada para anggota Lansia

lainnya. Hal ini disebabkan karena penyakit yang

dideritanya seperti darah tinggi, asam urat, kolesterol

yang naik dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan di bawah ini:

“Kalau saya sendiri penghambat dalam

berpartisipasi ini ketika darah saya tinggi. Jadi

mau gamau saya gabisa datang ke Posbindu

karena penyakit darah tinggi saya. Tapi

untungnya tidak seringkali sih mba (Ibu HS,

Maret 2020).”

“Karena mungkin faktor umur juga kali ya mba

jadi kadang saya suka kecapean sendiri mba.

Apalagi kalau kegiatannya dari pagi sampai

malam kadang suka kecapean, ya gini lah mba

(Ibu SA, Maret 2020).”

2). Kurangnya partisipasi dari angota Lansia khususnya

laki-laki.

Suatu kenyataan bahwa usia harapan hidup

perempuan melampaui laki-laki dikarenakan wanita

berusia lebih panjang dan wanita lebih banyak

melaporkan tentang gejala penyakit yang ia alami dan

berkonsultasi dengan dokter dibandingkan laki-laki.

Kurangnya partisipasi dari anggota Pobsindu

Lansia menjadi salah satu faktor penghambat dalam

pelaksanaan Posbindu. Salah satu alasannya

dikarenakan banyak ibu-ibu yang sudah janda yang

ditinggalkan meninggal dan bercerai di lingkungan

Posbindu RW.12. Sesuai dalam pernyataan berikut

ini:

Page 110: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

96

“Kalau disini memang karena mungkin

namanya bapak-bapak agak susah untuk diajak

pemeriksaan paling bisa dihitung karena

mereka merasa kalau sakit sedikit ya sudah

masih bisa ditahan, jadi bukan masalah.

Paling yang saya tau gitu sih mba (Ibu M,

Maret 2020).

“Di lingkungan sendiri memang kebanyakan

janda sih mba. Ya itu entah di tinggal suaminya

atau di tinggal meninggal. Jadi ya merekalah

ibu-ibu yang aktif untuk mengikuti Posbindu ini

mba (Ibu HS, Maret 2020).”

3). Minimnya dana dan fasilitas

Faktor penghambat yang lainnya adalah minimnya

dana dan fasilitas yang disediakan oleh kementrian

kesehatan. Hal tersebut dinyatakan berikut ini:

“Hambatan dalam menjadi kader sendiri sih

ya, karena memang pekerjaannya sukarela dan

tidak di bayar jadi ya ikhlas saja sih ya. Untuk

dana makanan anggota Lansia memang

diberikan dari pihak Kecamatan. Tetapi, untuk

dana diluar itu seperti misalkan ada alat-alat

yang rusak itu biasanya dari swadaya

masyarakat atau paling kami mengajukan lagi

ke pihak Kecamatan, tetapi prosesnya memang

gak sebentar. Karena dari Kecamatan

biasanya harus mengajukan dulu ke dinas

Kesehatan setelah di acc, baru bisa dapat

alatnya, gitu sih paling mba kendalanya (Ibu

SA, Maret 2020).

Tabel 4.2 Hasil Temuan Lapangan

No. Judul Temuan Hasil Temuan

4.1 Identitas informan

Jumlah Informan

sebanyak 8 orang

Identitas

informan

mencakup nama,

jenis kelamin,

8 orang informan yang mencakup

nama, jenis kelamin, usia,

pendidikan, lama menjadi kader

di Posbindu dan lama tinggal di

Page 111: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

97

usia,

pendidikan,

lama menjadi

kader di

Posbindu dan

lama tinggal di

RW 12 Kel.

Bintaro yang

terdiri dari

-Tiga orang

kader Lansia

-Satu orang

kader pra-Lansia

-Tiga orang

anggota

Posbindu

-Satu orang

koordinator

RPTRA

RW 12 Kel.

4.2 Temuan lapangan

1. Latar belakang

keterlibatan kader

lansia di posbindu

a. Kader Lansia

yang ditunjuk

secara langsung

oleh warga

setempat

-Penunjukan oleh ketua PKK

setempat.

- Orang berpengaruh dan orang

yang memiliki wewenang di

dalam sebuah lembaga dapat juga

melakukan penunjukan pengurus

Posbindu.

b. Mengisi

waktu luang

- Dikarenakan pensiun

-dikarenakan suami telah

meninggal

-Dikarenakan jauh dari keluarga

atau anak

c. Waktu yang

tepat

Waktu pelaksanaan Posbindu

yang sama sekali tidak

mengganggu sehingga

memudahkan berjalannya

kegiatan setiap bulannya.

d. Menyalurkan

hobi

berorganisasi

Hobi berorganisasi yang

kemudian akhirnya menjadi

kader dalam Posbindu ini dan

Page 112: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

98

kebanyakan dari mereka

mengikuti organisasi PKK.

e. Keinginan

untuk berguna di

masa tua dan

dapat membantu

Memiliki rasa puas di dalam

batinnya ketika membantu orang

lain.

f. Aktif dalam

ber-organisasi

Banyak mengikuti kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan.

2. Partisipasi kader

lansia di posbindu

a. Memberikan

pelayanan

terhadap

anggota

Posbindu Lansia

- Memberikan informasi-

informasi yang dibutuhkan oleh

Lansia seperti informasi

mengenai kesehatannya

- Mendengarkan keluhan-

keluhan para anggota Posbindu

-Memberikan pelayanan

kesehatan

-Memberikan pelayanan

konseling

-Mengajak anggota untuk

berkomunikasi guna untuk

menjalin kedekatan dan

silaturahmi

b. home visit -Memantau kesehatan Lansia

yang sakit secara home visit dan

sudah tidak kuat untuk berjalan

lagi ke Posbindu secara berkala.

c. Melaksanakan

tugas

administrasi

Posbindu

-Mencatat absen.

-Mengatur jadwal pelaksanaan

Posbindu.

-Memberikan informasi kepada

anggota Posbindu.

d. Memberikan

motivasi kepada

anggota Lansia

- Memotivasi dengan ajakan di

arisan ataupun pengajian agar

Lansia menjadi aktif dalam

mengikuti kegiatan Posbindu.

e.Menyumbang-

kan pikiran

- Gagasan atau ide berupa inovasi

atau ide-ide agar kegiatan

Posbindu ini dapat

menyenangkan dan tidak

membosankan.

Page 113: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

99

-Membahas kegiatan yang akan

dilakukan bulan berikutnya.

-Memikirkan agar partisipasi dari

Lansia itu sendiri dapat

bertambah.

f. Memberikan

sumbangan

tenaga

-Kader Posbindu rela

meluangkan waktu dan tenaga

demi terlaksananya kegiatan

Posbindu ini.

-Menghadiri rapat bulanan kader

Posbindu.

-Melayani puluhan Lansia.

-Menyusun peralatan dalam

kegiatan Posbindu.

-Berjalan kaki untuk datang ke

tempat kegiatan.

g. Memberikan

sumbangan dana

dan peralatan

-Mengeluarkan uang untuk

membeli peralatan alat tulis

ataupun papan nama alur

pelayanan Posbindu.

-Mengeluarkan uang untuk

mencetak undangan.

-Memberikan sumbangan dana

dalam bentuk kas untuk membeli

peralatan kesehatan.

4.3 Faktor pendukung dan penghambat patisipasi kader lansia dalam memberikan

pelayanan di posbindu

a. Faktor pendukung 1). Jarak

pelaksanaan

Posbindu dekat

dengan rumah

-Kemudahan akses dari rumah

mereka ke tempat pelaksanaan

Posbindu.

-Berjalan kaki menuju tempat

pelaksanaan sekaligus olahraga.

2). Kesadaran di

dalam diri sudah

masuk ke dalam

fase lanjut usia

Kesadaran diri yang tinggi bahwa

mereka sudah tidak lagi dapat

bekerja dan harus memanfaatkan

masa Lansia nya dengan sebaik-

baiknya.

3). Dukungan

dari Lansia lain

-Dukungan sesama anggota

Posbindu.

-pujian terhadap kader dari

Page 114: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

100

anggota Lansia.

-Ucapan terimakasih.

4). Dukungan

dari keluarga

-Mendorong Lansia agar

bermanfaat di masa tuanya.

-Mengizinkan Lansia untuk

mengikuti kegiatan Posbindu.

-Mendorong Lansia untuk

bersosialisasi kembali dengan

warga sekitar.

-Keluarga mengantar Lansia

yang kurang mandiri ke tempat

pelaksanaan Posbindu.

5). Dukungan

dari masyarakat

sekitar

-Ketua RT dan RW membantu

memotivasi warganya khususnya

yang Lansia untuk mengikuti

pelaksanaan Posbindu.

- Struktur masyarakat juga turut

membantu mencarikan

sponshorship atau universitas

yang siap memberikan

penyuluhan kesehatan.

6). Pendidikan

para kader

-SMA

-Sarjana

7). Training

pelayanan

kesehatan

-Puskesmas kelurahan turut

membantu dalam melatih kader

agar dapat melayani kesehatan di

Posbindu secara mandiri.

8). Manfaat

yang dirasakan

-Kegiatan Posbindu ini

merupakan kegiatan yang dapat

dijadikan kesempatan untuk

bertukar informasi satu sama lain

dan saling belajar lagi.

-Sebagai wadah untuk

menuangkan ide-ide.

-Posbindu juga merupakan salah

satu wadah yang memungkinkan

bagi mereka dapat berbagi rasa

dan menikmati hidupnya.

9). Faktor lama

tinggal di RW

Waktu yang lama yang

menjadikan ini sebagai alasannya

Page 115: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

101

12, Kelurahan

Bintaro

dalam berpartisipasi untuk

memberikan pelayanan di

Posbindu.

b. Faktor Penghambat 1). Kondisi

kesehatan kader

Berbagai penyakit yang diderita

oleh Kader Posbindu seperti

darah tinggi, asam urat,

kolesterol yang naik dan lain

sebagainya membuat kurangnya

partisipasi dari kader tersebut

untuk mengikuti kegiatan

Posbindu.

2). Kurangnya

partisipasi dari

angota Lansia

khususnya laki-

laki.

Lansia yang tinggal di

lingkungan RW.12 kebanyakan

perempuan yang sudah cerai atau

ditinggal mati oleh suaminya.

Jumlah Lansia perempuan lebih

banyak di bandingkan Lansia

laki-laki di lingkungan RW.12

3). Minimnya

dana dan

fasilitas

Dana dan fasilitas yang kurang

memadai yang dapat membuat

terhambatnya pelaksanaan

kegiatan Posbindu.

Page 116: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

102

BAB V

PEMBAHASAN

Posbindu Lansia itu sendiri merupakan salah satu pelayanan

yang berbasiskan masyarakat dimana Posbindu ini dibuat dari,

oleh dan untuk masyarakat itu sendiri yang dicanangkan

programnya oleh pemerintah dan mendapatkan dukungan dari

petugas kesehatan seperti, dokter, perawat dan petugas Puskesmas

guna meningkatan kesejahteraan terhadap Lansia itu sendiri.

Tujuan dibuatnya Posbindu sendiri itu adalah untuk

meningkatkan jangkauan kesehatan khususnya bagi para Lansia

sehingga dapat terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhan dari Lansia itu sendiri serta meningkatkan peran serta

dari masyarakat dan swasta dalam memberikan pelayanan

kesehatan.

Adapun persentase jumlah kader Lansia yang aktif dalam

pemberian pelayanan di Posbindu adalah diamnil dari angka

partisipasi dan jumlah populasi Lansia di Kelurahan Bintaro, untuk

menghitung persentasenya sebagai berikut:

3.184 : 64.144 x 100 = 4,96%

Jadi, jumlah partisipasi kader Lansia di Posbindu adalah

sebesar 4,96%. Dalam meningkatkan kesejahteraan Lansia itu

sendiri dibutuhkan pengetahuan akan masalah (problems),

kebutuhan (needs), dan berbagai kondisi yang diinginkan oleh

Lansia itu sendiri (expected condition) dan informasi yang digali

Angka partisipasi : Populasi Lansia x 100

Page 117: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

103

itu sendiri kebenarannya berasal dari Lansia itu sendiri (Adi,

2007). Tujuan intervensi sosial yang berbasis masyarakat untuk

Lansia seperti Posbindu ini yang berguna untuk meningkatkan

taraf hidup dari para Lansia itu sendiri (Adi, 2007, p.23). Lansia

juga merupakan sumber daya utama yang dibutuhkan dalam

meningkatkan program berbasis masyarakat seperti Posbindu ini.

Partisipasi Lansia dalam Posbindu ini sebagai pelaku utama

dimana pelaku perubahan ini sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan taraf hidup Lansia melalui Posbindu ini. Partisipasi

Lansia itu sendiri biasanya hanya sebagai pengguna layanan dan

sebagai yang termasuk dalam struktur Posbindu seperti yang

terdapat di dalam Posbindu Lansia RW 12 ini, dimana Lansia

bertindak sebagai kader Posbindu dan diikutsertakan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu ini.

A. Faktor yang Melatarbelakangi Partisipasi Lansia

1. Latar Belakang Partisipasi Lansia

Lansia sering dikatakan sebagai seseorang yang sudah

tidak lagi produktif dan dapat bersosialisasi dengan baik

(Jahja, 2011). Keterlibatan kader Lansia dalam memberikan

pelayanan di Posbindu menjadi perhatian khusus. Dengan

adanya keaktifan dan keterlibatan Lansia dalam kegiatan

Posbindu ini dapat mematahkan stereotip terhadap Lansia

yang kurang baik (lihat Bab 2, p. 39-40). Beberapa hal yang

menjadi alasan mengapa Lansia terlibat dan ikut serta dalam

kegiatan Posbindu ini.

Alasan pertama karena penunjukan langsung oleh warga

Page 118: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

104

setempat untuk berpartisipasi sebagai kader Lansia di

Posbindu. Penunjukan ini terjadi dikarenakan kepercayaan

kepada orang yang ditunjuk dan hubungan yang terjalin baik

antara kader Lansia dengan masyarakat sekitar. Orang yang

ditunjuk oleh warga setempat juga merupakan orang yang

berpendidikan dan masih dapat berkomunikasi dengan baik

dengan warga sehingga faktor dari pendidikan maupun dari

lama tinggalnya juga berpengaruh dalam penunjukan kader

Lansia.

Alasan kedua dikarenakan untuk mengisi waktu kosong

atau waktu luang. Dimana para informan ini rata-rata sudah

mengalami pensiun dari pekerjaannya. Keaktifan mereka

dalam bekerja pada masa Pra Lansia, seringkali membuat

mereka merasa jenuh ketika sudah memasuki masa pensiun

ini. Hal tersebut juga merupakan suatu hal yang

mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan Posbindu

ini. Dapat dilihat juga dari keseluruhan identitas informan

(lihat bab 4, p. 66), dimana informan seluruhnya adalah

perempuan. Banyak juga dari mereka yang sudah kehilangan

suami atau janda dan merasa bosan dengan selalu di rumah

dan memutuskan untuk mengisi waktu kekosongannya

tersebut. Hal ini sesuai di dalam pernyataan bahwa usia

harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki

(lihat bab 2, p. 38). Hal itu terjadi kepada para informan yang

memiliki pendidikan dan keterampilan yang cukup sehingga

pada masa tuanya walaupun ditinggalkan oleh suaminya dia

tetap berdaya dan berguna.

Page 119: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

105

Alasan dari pengisian waktu luang tersebut dikarenakan

Lansia mengalami masa pensiun dan ditinggal oleh

pasangannya dimana ini berkaitan dengan teori pelepasan

(disengagement theory). Dalam penjelasan teori pelepasan

ini, kemiskinan mengakibatkan mereka menarik diri secara

perlahan dari pergaulan (Suardiman, 2011, p. 108). Namun,

hal ini juga berbanding terbalik dengan hasil penelitian

bahwa tidak semua Lansia mengalami penurunan kondisi

perekonomian dan menarik diri dari lingkungan melainkan

justru mereka mencari cara untuk mengisi kekosongan waktu

di masa tua mereka.

Masyarakat juga secara tidak langsung juga

mempersiapkan keadaan yang akan terjadi sehingga dapat

mengakibatkan interaksi sosial Lansia menurun (lihat bab 2,

p. 41-42). Hal ini juga dapat dicegah dengan peran dari

masyarakat sekitar, misalnya dengan mengadakan kegiatan

bersama para Lansia agar tidak mengalami kejenuhan dan

struktur masyarakat juga turut serta dalam mendukung

program pemerintah seperti Posbindu Lansia yang dibuat

setiap RW sehingga dapat menciptakan lingkungan dan

interaksi yang baik bagi para Lansia khususnya.

Selanjutnya yang membuat Lansia ini antusias untuk

memberikan pelayanan di Posbindu karena waktu yang tepat

untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini (bab 4, p. 66).

Walaupun beberapa dari mereka memiliki tugas lainnya

seperti harus mengurus cucu ketika anak mereka pergi

bekerja. Juga karena waktu pelaksanaan Posbindu ini hanya

Page 120: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

106

satu kali dalam satu bulan dan pada hari libur begitu juga

dengan rapat para kader sehingga kader Lansia dapat

berpartisipasi dalam memberikan pelayanan.

Hal lainnya yang membuat Lansia ingin menjadi kader di

Posbindu ini adalah kegemaran dan keinginan untuk aktif

dalam berorganisasi sehingga hal ini juga melatarbelakangi

para Lansia untuk menjadi kader di Posbindu. Kebanyakan

dari mereka juga sudah tidak lagi mengharapkan uang dari

kegiatan tersebut dikarenakan status ekonomi dari kader

Lansia ini juga dapat dikatakan baik.

Hal yang lainnya adalah keinginan untuk membantu

sesama dan membantu orang lain karena merasa memiliki

perasaan senasib yang membuat para Lansia ini antusias

untuk memberikan pelayanan di Posbindu. Sehingga waktu

yang sesuai dapat mempengaruhi partisipasi dari Lansia

tersebut dalam memberikan pelayanan.

Alasan lainnya bahwa para Lansia disini sebelum

memasuki masa Lansia merupakan karyawan dan pegawai

negeri dimana dalam teori Lansia aktif (active aging) berarti

mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi,

budaya, spiritual dan kemasyarakatan. Dimana teori ini

mengharapkan Lansia tidak hanya aktif dalam angkatan

pekerjaan saja tetapi mereka yang sudah memasuki masa

pensiun juga harus aktif dan tetap berkontribusi di dalam

lingkungan, keluarga, masyarakat bahkan negara (lihat bab

2, p. 42). Hal ini dipertegas dengan hasil penelitian yang

membuktikan dimana informan yang memasuki masa

Page 121: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

107

pensiun seperti informan SA yang bekerja sebagai pegawai

negeri sipil masih dapat bersosialisasi dalam kegiatan sosial

maupun kegiatan kemasyarakatan seperti menjadi kader

Posbindu ini.

Ada pula kader yang sebelum memasuki masa pensiun

menjadi ibu rumah tangga namun tetap aktif dalam

beorganisasi seperti ikut dalam PKK, pengajian dan arisan.

Hal ini senada dengan teori aktivitas (activity theory) yang

dikemukakan oleh Suardiman (2011, p. 109), dimana

seseorang yang aktif di masa mudanya biasanya akan

meneruskan keaktifannya hingga masa tua. Dari hasil

penelitian, para kader ini tergolong aktif dalam mengikuti

berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan (lihat bab 2, p. 38).

Di masa muda para kader ini mereka merupakan orang-orang

yang aktif, ada juga yang bekerja sebagai pegawai kantoran

dan juga ibu rumah tangga. Hal itulah yang mendoromg

mereka menjadi kader di Posbindu. Keaktifan mereka dan

pekerjaan mereka sebelum memasuki masa Lansia juga

mempengaruhi penunjukan terhadap kader.

B. Faktor yang Melatarbelakangi Partisipasi Kader Lansia di

Posbindu

Ada tiga aspek utama yang melatarbelakangi dan

mendukung partisipasi dari Lansia (lihat bab 2, p. 27) menurut

Margono dalam (Mardikanto, 2003). Pertama, adanya kemauan

dalam berpartisipasi dimana beberapa informan disini

mengatakan bahwa kemauan dari mereka sendiri yang membuat

Page 122: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

108

mereka menjadi kader di Posbindu ini karena berpartisipasi

merupakan keinginan yang tumbuh dari dalam diri sendiri,

tugas yang dilakukannya pun akan terasa menjadi lebih mudah

seperti yang dikatakan oleh informan pada saat wawancara

(lihat bab 4, p. 70). Selain itu, kegemaran dari Lansia itu sendiri

untuk masuk dalam organisasi dan perasaan senasib

sepernanggungan yang pada akhirnya pada Lansia ini memiliki

kemauan dalam memberikan pelayanan di Posbindu.

Kedua, adanya kesempatan yang diberikan oleh masyarakat

dalam berpartisipasi. Kesempatan yang diberikan oleh

masyarakat ini merupakan salah satu faktor yang mendorong

Lansia untuk menjadi kader. Kesempatan yang diberikan ini

juga berdasarkan unsur kepercayaan serta hubungan yang

terjalin baik satu sama lain, sehingga dapat menimbulkan

kepercayaan terhadap masyarakat sekitar akan kinerja dari

Lansia disini (lihat bab 4, p. 65). Dimana hubungan yang

terjalin baik merupakan salah satu bentuk kesempatan dan

kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada Lansia

tersebut.

Ketiga, adanya kemampuan dalam berpartisipasi, dimana

saat seseorang sudah mempunyai kemauan dan kesempatan,

disitulah kemampuan dari seseorang harus digunakan karena

tanpa kemampuan maka partisipasi tidak akan maksimal.

Lansia juga diharapkan mampu untuk melaksanakan kegiatan

Posbindu ini yang dipengaruhi oleh pendidikan dan

keterampilan. Pendidikan juga merupakan suatu hal yang

mendukung seseorang dalam berpartisipasi. Hal ini juga sudah

Page 123: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

109

dilakukan oleh para kader dari memberikan sumbangsih

pemikiran yang mencakup ide-ide untuk kegiatan Posbindu ini

sendiri yang dilihat berdasarkan adanya peluang atau

kesempatan yang ada (lihat bab 4, p. 79). Kegiatan para Lansia

di masa mudanya juga membuat para Lansia ini memiliki

kemampuan untuk berpartisipasi kembali ketika mereka sudah

memasuki masa Lansia.

C. Partisipasi Subyektif Kader Lansia

Partisipasi yang dilakukan oleh Lansia di Posbindu seperti

memberikan pelayanan administratif telah dilaksanakan oleh

para kader Lansia ini (lihat bab 4, p. 75-77). Pelayanan tersebut

seperti memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh

anggota Posbindu dan memberikan pelayanan kesehatan

kepada anggota Posbindu, juga home visit atau kunjungan

kepada anggota Lansia yang jarang datang dan sakit,

memberikan pelayanan konselling terhadap anggota Lansia dan

juga berkomunikasi secara aktif dengan para anggota Posbindu.

Hal ini merupakan partisipasi secara subyektif dimana

partisipasi secara subyektif itu berarti partisipan dipandang

sebagai suyjek yang menyumbangkan sesuatu (Rusidi, 1994).

Bentuk partisipasi subyektif terbagi menjadi tiga (Hamijoyo,

2007):

a. Memberikan sumbangan pikiran berupa ide atau gagasan

Dalam hal ini, Lansia memberikan sumbangan pikiran

berupa ide atau gagasan dengan cara memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun demi kemajuan

pelaksanaan kegiatan Posbindu ini. Hal ini bertujuan agar

Page 124: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

110

pembangunan Posbindu dapat lebih baik lagi. Sumbangan

berupa ide mungkin akan lebih banyak dibandingkan

sumbangan tenaga seperti dalam psikologi perkembangan

yang menjelaskan bahwa mobilitas Lansia semakin rendah

karena kecepatan Lansia menurun, serta kekuatannya pun

menurun, sehingga memerlukan waktu untuk mendapatkan

kekuatannya tersebut (Jahja, 2011, p. 322).

b. Memberikan sumbangan berupa tenaga

Sumbangan berupa tenaga ini umumnya lebih banyak

dilakukan oleh warga masyarakat dalam program-program

pembangunan. Para Lansia seringkali dianggap mengalami

masalah di masa tua mereka seperti keadaan fisik yang sudah

lemah dan tidak berdaya, sehingga bergantung pada orang

lain (Hurlock, 1991). Namun, dalam penelitian ini

memperlihatkan bahwa Lansia mengalami ketidakberdayaan

bahkan mereka masih dapat melayani orang lain di masa tua

mereka dan mereka masih sanggup untuk berjalanan kaki,

mengikuti rapat bahkan menjadi instruktur senam. Hal ini

dapat mematahkan mitos terhadap Lansia itu sendiri yang

mengatakan bahwa Lansia sudah tidak produktif lagi serta

sulit untuk berkomunikasi secara lebih (lihat bab 2, p. 40).

Dalam melakukan kegiatan konseling dan juga home visit

mereka melakukannya dengan berkomunikasi dan

mendengarkan secara mendalam keluhan apa saja dari

anggota Posbindu (lihat bab 4, p. 74-75). Lansia juga sering

dianggap sebagai pria dan wanita yang fisik dan mentalnya

loyo, pikun, dan sulit hidup dengan siapapun (Jahja, 2011).

Page 125: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

111

Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian bahwa

Lansia ini memang mengalami penurunan fisik yaitu mudah

lelah, sudah tidak terlalu kuat seperti dahulu, tetapi tidak

berarti mereka merupakan orang yang loyo.

Dengan adanya partisipasi yang baik dari kader Lansia ini

menimbulkan tanggapan baik yang berasal dari anggota

masyarakat maupun sesama kader atau anggota Posbindu ini.

Anggota Posbindu ini memiliki tanggapan yang sama

mengenai hasil kinerja dari kader Lansia dimana mereka

merasa puas dan kader Lansia dianggap sudah melaksanakan

tugasnya secara baik, tanggap, aktif dan ramah. Bahkan

mereka juga senang dilayani oleh sesama Lansia.

Dapat disimpulkan bahwa kader di Posbindu ini sudah

memenuhi tugasnya secara sangat baik dalam memberikan

pelayanan di Posbindu yang juga dapat mendukung anggota

Posbindu dalam menggunakan layanan di Posbindu ini.

c. Memberikan sumbangan berupa material (dana dan barang)

Permasalahan Lansia salah satunya adalah penurunan

status ekonomi ketika memasuki masa tua. Dimana

pendapatan mereka berkurang namun biaya kesehatan

mereka meningkat. Walaupun mereka bekerja secara

sukarela justru mereka juga ikut menyumbangkan dana,

barang untuk melaksanakan kegiatan Posbindu ini.

Partisipasi ini dapat berupa sumbangan dana yang dilakukan

dalam bentuk iuran perbulan secara sukarela untuk membeli

makanan dan minuman pada saat pelaksanaan Posbindu serta

peralatan yang kurang di Posbindu (lihat bab 4, p. 81).

Page 126: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

112

Pendapatan para Lansia berkurang setelah mereka

memasuki masa pensiun. Status ekonomi Lansia yang

terancam karena berkurangnya pendapatan mereka

(Hurlock, 1991). Tetapi penelitian ini membuktikan bahwa

kader tidak menganggap status ekonomi mereka terancam

dan mereka masih berkeinginan untuk menyisihkan dana

mereka demi lancarnya pelaksanaan kegiatan Posbindu ini.

D. Partisipasi Obyektif Kader Lansia

Partisipasi dalam bentuk obyektif sendiri merupakan

partisipan melibatkan diri dalam suatu kegiatan dimana dalam

hal ini kader Lansia juga berperan sebagai obyek dari kegiatan

Posbindu tersebut (Rusidi, 1994, p.12). Bentuk dari partisipasi

obyektif ini dengan memanfaatkan dan melaksanakan

pelayanan di Posbindu ini dengan melibatkan diri dalam

kegiatan bagi kader Lansia seperti mengikuti penyuluhan

kesehatan di Posbindu dan mengikuti pemeriksaan rutin setiap

bulan serta mengikuti senam Lansia yang ada di Posbindu ini.

Operasionalisasi partisipasi ini diperoleh dengan mengikuti

serangkaian kegiatan dan program-program yang ada, setelah

diketahui apakah kader Lansia ini memanfaatkan pelayanan

Posbindu atau tidak.

E. Faktor Pendukung Partisipasi Lansia

1. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa seluruh kader Lansia

di Posbindu ini memiliki pendidikan yang tinggi minimal

SMA. Dimana pendidikan ini dapat mempengaruhi Lansia

Page 127: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

113

dalam bersikap seperti untuk inisiatif masuk dan

berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan Posbindu ini.

Pendidikan juga merupakan syarat yang mutlak dalam

berpartisipasi (Angel, 1967) karena pendidikan dapat

memperngaruhi Lansia dalam bersikap terhadap orang di

lingkungannya. Hal ini juga diakui oleh para kader yang

menurut mereka sendiri tanpa pendidikan maka akan sulit

untuk berkomunikasi dengan para Lansia lainnya dan akan

susah untuk memahami informasi yang didapat dari

penyuluhan-penyuluhan yang ada. Pendidikan juga sangat

dibutuhkan guna untuk meningkatkan kesejahteraan dari

masyarakat.

2. Lama Tinggal

Salah satu faktor yang mempengaruhi dari partisipasi

sendiri adalah faktor lama tinggal. Dimana ketiga kader ini

merupakan orang-orang yang sudah tinggal lama di

lingkungan tersebut. Penunjukan kader Lansia itu sendiri

salah satunya dikarenakan faktor lama tinggal. Semakin

lama tinggal di daerah tersebut maka semakin banyak pula

orang yang mengenal dan dikenal oleh para Lansia di

lingkungannya tersebut. Kepercayaan dari masyarakat

sekitar terhadap kader Lansia tersebut akan semakin

meningkat pula.

Faktor lama tinggal mempengaruhi partisipasi dari Lansia

karena warga yang lebih lama tinggal akan lebih di percaya

daripada warga yang tinggal hanya sementara waktu dan hal

ini terjadi pada para kader Lansia (lihat bab 4, p. 93-94).

Page 128: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

114

3. Dukungan Keluarga

Lansia mengganggap bahwa keluarga adalah hal yang

paling penting untuk mereka dimana secara keseluruhan para

informan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu

walaupun banyak dari Lansia ini yang tinggal jauh dari anak-

anaknya. Tetapi, keluarga dari para Lansia ini menyuruh

para kader untuk berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu ini.

Dapat dilihat juga bahwa pengetahuan dari keluarga tersebut

akan manfaat Lansia dalam berpartisipasi kegiatan Posbindu

ini sangatlah diperlukan seperti memberikan pelayanan di

Posbindu. Tanpa dukungan keluarga segala yang dilakukan

tidak akan berjalan secara maksimal. Keluarga dari para

informan disini sangatlah mendukung para Lansia untuk

terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan Posbindu.

Lansia juga seringkali dianggap mengalami masalah di

masa tua mereka (Hurlock, 1991). Maka dari itu, banyak dari

Lansia yang mengikuti kegiatan baru untuk mengisi waktu

luang yang semakin bertambah. Hal ini karena adanya

dukungan dari keluarga yang mendorong para Lansia untuk

aktif dan memanfaatkan sebaik-baiknya masa tua mereka

dalam mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada.

4. Dukungan Masyarakat

Hal yang tidak kalah penting untuk mendorong partisipasi

dari kader Lansia adalah adanya dukungan dari struktur

masyarakat dan masyarakat sekitar. Dimana para Lansia

disini mengakui bahwa dukungan dari struktur masyarakat

Page 129: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

115

sangatlah penting dan sangat menentukan tingkat

keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan Posbindu ini.

Menurut para informan, struktur masyarakat disini sangatlah

membantu seperti dalam hal perizinan, tanda tangan dan

menghimbau warga masyarakat terutama yang Lansia untuk

rnengikuti kegiatan Pobindu ini.

Warga masyarakat sekitar juga antusias seperti rela

mengantarkan orang tuanya yang sudah tidak mandiri lagi

untuk dilakukan pemeriksaan di Posbindu. Dengan adanya

dukungan dari masyarakat sekitar ini dapat membantu kader

Lansia dalam menjalankan tugasnya di Posbindu.

5. Jarak Tempuh

Tidak dapat dipungkiri bahwa para Lansia mengalami

penurunan fisik dan sebagian besar mengalami kesulitan jika

jarak yang ditempuh ke Posbindu itu jauh. Dari hasil

penelitian disini, adanya hubungan antara jarak tempuh

untuk melaksanakan kegiatan Posbindu ini terutama untuk

para kader Lansia. Tetapi, informan disini rata-rata tinggal di

lingkungan yang dekat dengan tempat pelaksanaan kegiatan

Posbindu.

Namun, jika jarak tempuh cukup jauh akan

mempengaruhi tingkat partisipasi dari Lansia itu sendiri.

Seperti hasil penelitian dimana salah satu informan merasa

malas untuk datang ke tempat pelaksanaan Posbindu Karena

jarak yang ia tempuh jauh (lihat bab 4, p. 84). Sehingga tidak

dapat dipungkiri bahwa keterlibatan dari Lansia itu sendiri

dapat mempengaruhi dalam memberikan pelayanan di

Page 130: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

116

Posbindu.

6. Kebermanfaatan Program

Kebermanfaatan merupakan salah satu faktor yang dapat

mendukung partisipasi dari Lansia. Dimana para informan

disini merasakan banyak manfaat setelah mengikuti kegiatan

Posbindu ini. Hal tersebut juga membuat mereka lebih

bersemangat lagi dalam memberikan pelayanan di Posbindu.

Seperti hal yang dikatakan oleh Peter M. Balu (dalam

Ndraha, 1990) bahwa semakin banyak manfaat yang

diperoleh suatu pihak, maka akan meningkatkan keterlibatan

pihak tersebut di dalam program.

Manfaat yang dirasakan disini antara lain dapat

bersilaturahmi dan berkomunikasi kembali dengan sesama

Lansia maupun warga masyarakat lingkungan sekitar dan

dapat membuat mereka semangat untuk menjalani masa tua

dan aktif di masa tuanya serta membuat mereka menjadi

lebih sehat (lihat bab 4, p. 91-93).

7. Penghargaan/Apresiasi

Penghargaan yang didapatkan Lansia bukanlah

penghargaan yang berbentuk fisik melainkan seperti

dukungan dari anggota Posbindu, ucapan terima kasih dan

pujian dari anggota Posbindu atau masyarakat sekitar yang

dapat membuat para Lansia tetap merasa berguna di masa

tuanya. Berbagai bentuk partisipasi yang dihargai akan

membuat masyarakat untuk dapat terdorong dalam

berpartisipasi (Ife dan Adi, 2008).

Page 131: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

117

F. Faktor Penghambat Partisipasi Lansia

1. Faktor Fisik

Tidak dapat dipungkiri bahwa Lansia mengalami

penurunan fisik dan fungsi tubuh walaupun mereka disebut

sebagai active aging. Perubahan fisik seperti dalam panca

indra tidak dapat dipungkiri karena dapat memengaruhi

Lansia dalam memberikan pelayanan di Posbindu. Hal ini

dapat diminimalisir dengan tidak melakukan kegiatan yang

melelahkan dalam satu hari yang sama.

Orang yang berusia lanjut tidak akan mudah untuk

mendapatkan kekuatannya kembali dibandingkan dengan

mereka yang masih berusia muda misalnya jika kegiatan

Posbindu diadakan dua kali berturut-turut dalam satu bulan.

Maka dari itu, kegiatan Posbindu ini dilakukan satu kali

selama satu bulan karena Lansia membutuhkan waktu untuk

mendapatkan kembali kekuatan-kekuatannya setelah

memberikan pelayanan di Posbindu.

Selain itu, Lansia cenderung kagok dan canggung

sehingga terkadang sesuatu yang di bawa jatuh dan mereka

juga sering terlihat kurang hati-hati dalam melakukan

sesuatu (Jahja, 2011). Tetapi, hal ini dapat dicegah dengan

melakukan aktivitas dan mengikuti kegiatan senam Lansia

yang rutin setiap bulannya. Sehingga, Lansia dapat

mengurangi kram yang sering kali terjadi kepada Lansia.

2. Sarana dan Prasarana Posbindu

Demi kelancaran kegiatan Posbindu dibutuhkan sarana

dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan tersebut

Page 132: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

118

seperti tempat kegiatan (gedung, ruangan dan tempat

terbuka), alat tulis, meja dan kursi, buku pencatatan,

timbangan, petunjuk alur pelayanan, meteran pengukut

tinggi dan lingkar pinggang, tensi dan berbagau peralatan

laboratorium sederhana. Sedangkan di dalam Posbindu ini

masih ada yang kurang lengkap dari peralatan kesehatannya.

Dimana salah satu faktor penghambatnya adalah minimnya

dana dan peralatan yang didapatkan dari dinas kesehatan

(lihat bab 4, p. 96).

Page 133: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

119

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

Lansia sebagai pihak yang banyak sekali mengalami perubahan

seperti perubahan pada fisik, psikologi maupun secara sosial,

namun pada kenyataannya Lansia ini masih dapat berpartisipasi

secara aktif untuk mengikuti pelaksanaan kegitan Posbindu.

Bentuk partisipasinya itu adalah secara obyektif maupun secara

subyektif dimana partisipasi subyektif itu Lansia dapat

menyumbangkan pemikirannya atau ide, materi dan juga tenaga.

Sedangkan partisipasi secara obyektif itu Lansia dapat

menyumbangkan diri untuk menerima layanan yang telah

disediakan.

Tidak ada perbedaan dalam memberikan pelayanan kepada

Lansia lainnya yang dilakukan oleh kader Lansia maupun kader

Pra Lansia. Dimana dibuktikan dalam terlaksananya tugas yang

diberikan oleh Depkes RI seperti tugas administrasi. Ini juga

dapat mematahkan stigma kepada Lansia bahwa Lansia tidak

dapat berkegiatan secara produktif kembali atau bersosialisasi

dengan lingkungannya.

Berbagai hal juga yang melatarbelakangi Lansia menjadi kader

di Posbindu yang mana hal tersebut yang jika digabungkan

menjadi tiga aspek utama yang dapat mendukung Lansia untuk

berpartisipasi yaitu adanya kesempatan, kemauan dan

kemampuan yang diberikan oleh masyarakat. Ketiga hal tersebut

Page 134: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

120

sangatlah penting dalam mendorong Lansia untuk dapat

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan.

Sebagian besar kader di Posbindu ini juga merasa puas akan

pelayanan yang diberikan oleh kader Lansia di Posbindu ini.

Kader Lansia juga telah dianggap menyelesaikan tugasnya

dengan sangat baik, aktif, tanggap dan ramah kepada semua

anggota maupun masyarakat. Bahkan sebagian anggota Posbindu

merasa senang karena dilayani dengan kader Lansia dimana

mereka merasa menyenangkan jika dilayani oleh para kader

Lansia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ternyata mereka bisa

menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik dan juga

keberadaan mereka membuat meningkatnya partisipasi atau

tingkat kunjungan anggota Lansia setiap bulannya dan dapat

menggunakan fasilitas yang telah tersedia.

Faktor-faktor lainnya yang mendukung Lansia dalam

memberikan pelayanan di Posbindu seperti lama tinggal, jarak

tempuh, tingkat pendidikan, usia, kebermanfaatan program,

dukungan keluarga serta dukungan masyarakat. Dukungan

lainnya yang dapat mendorong tingkat partisipasi adalah

penghargaan. Dimana dengan adanya penghargaan yang

diberikan kepada Lansia ini akan meningkatkan partisipasi dari

Lansia itu sendiri. Disini juga dibutuhkan peran pemerintah.

Sedangkan faktor-faktor penghambat dalam menjadi kader di

Posbindu adalah penurunan fisik dari Lansia itu sendiri, dimana

terkadang Lansia mudah merasa lelah. Hal ini juga dapat dicegah

dengan tidak terlalu memforsir kegiatan dari Lansia tersebut.

Juga minimnya dana dan peralatan untuk menunjang pelaksanaan

Page 135: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

121

kegiatan Posbindu. Hal ini juga dibutuhkan peran pemerintah

dalam memenuhi segala kebutuhan demi lancarnya pelaksanaan

kegiatan Posbindu ini.

Dapat dikatakan bahwa peran dari kader Lansia itu sangat

penting bagi dirinya sebagai Lansia, bagi para anggota Lansia

dan bahkan bagi keluarganya maupun masyarakat lingkungan

sekitarnya. Manfaat yang diperoleh bagi dirinya yaitu dengan

aktif berpartisipasi Lansia akan jauh lebih sehat dengan mereka

yang hanya berdiam diri di rumah saja dan enggan untuk

mengikuti kegiatan Posbindu ini. Kontribusi dari Lansia dalam

kegiatan Posbindu juga dapat mencegah proses penuaan seperti

yang tertera di dalam teori active aging.

B. Implikasi

Adapun implikasi dari penelitian ini adalah

1. Teoritik

Dari segi teoritik peneliti mengharapkan bahwa penelitian

ini akan sangat bermanfaat bagi para akademisi maupun para

Lansia yang membaca penelitian ini. Adapun implikasi dari

segi teoritik dari penilitian ini adalah:

a. Menjadi panduan lansia untuk belajar menjadi

lansia sejahtera.

b. Kontribusi dari Lansia dalam kegiatan Posbindu

juga dapat mencegah proses penuaan seperti yang

tertera di dalam teori active aging

2. Praktis

Dari segi parktis peneliti mengharapkan bahwa

Page 136: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

122

penelitian ini bermanfaat bagi praktisi dan lembaga

yang akan melakukan penelitian mengenai Posbindu.

Adapun Implikasi dari segi praktis dari penelitian ini

adalah:

a. Lembaga menjadi lebih variatif dalam menyusun

kegiatan yang dijalankan di dalam kegiatan pos

binaan terpadu (Posbindu).

b. Akan Lebih banyak praktisi yang peduli terhadap

kesejahteraan lansia.

c. Lansia yang sudah sejahtera akan menjadi contoh

bagi lansia lainnya.

C. Saran

1. Saran untuk Pemerintah

a. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bahwa hambatan

kader Lansia dalam berpartisipasi yaitu kurang lengkapnya

peralatan yang ada (lihat Bab 4, p. 96). Sehingga dapat

disarankan untuk memfasilitasi seluruh peralatan dan

fasilitas apapun yang dibutuhkan seperti peralatan

kesehatan dan peralatan olahraga di Posbindu demi

lancarnya pelaksanaan kegiatan Posbindu.

b. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Kementrian

Kesehatan hanya berfokus terhadap pelayanan Lansia

sehingga disarankan agar Kementrian Kesehatan dapat

bekerja sama dengan Kementrian Sosial dalam

peningkatan kualitas pelayanan di Posbindu, karena

masalah Lansia bukan hanya sekedar masalah biologisnya

Page 137: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

123

saja tetapi terdapat juga masalah psikososialnya yang dapat

menjadi hambatan Lansia dalam mencapai hidup yang

lebih baik dan dapat melakukan banyak hal.

c. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, didapatkan

bahwa manfaat dari partisipasi kader Lansia adalah

mengurangi angka ketergantungan Lansia itu sendiri

sehingga dapat disarankan agar Pemerintah sendiri dapat

ikut serta dalam mendukung partisipasi dari Lansia dalam

mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti

menjadi kader di Posbindu ini.

d. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bahwa salah satu

yang dapat mendukung partisipasi dari Lansia adalah

penghargaan. Penghargaan yang belum diberikan oleh

Pemerintah terhadap kader Lansia. Sehingga dapat

disarankan bahwa Pemerintah harus lebih serius lagi dalam

memberikan penghargaan untuk kader Lansia guna sesuai

dengan kriteria penilaian Pemerintah untuk mendukung

partisipasi dari Lansia itu sendiri dalam menjadi kader di

Posbindu.

2. Saran untuk Puskesmas Kelurahan Bintaro

a. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, minimnya dana dan

fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh kader Lansia

yang dapat mendukung partisipasi dari Lansia itu sendiri,

sehingga dapat disarankan agar Puskesmas kelurahan

Bintaro untuk dapat melakukan pembinaan terhadap

Posbindu RW.12, sehingga dapat lebih mendukung lagi

pelaksanaan kegiatan Posbindu ini dan juga dapat

Page 138: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

124

membantu menyampaikan informasi kepada pemerintah

daerah mengenai kurangnya peralatan yang dapat

menunjang kegiatan Posbindu itu sendiri.

b. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, bahwa salah satu

faktor yang dapat mendukung partisipasi kader Lansia ini

adalah bantuan dari masyarakat sekitar. Sehingga dapat

disarankan agar Puskesmas selaku lembaga pembinaan

untuk Lansia dapat membantu dalam meningkatkan peran

serta untuk mengajak dan mendorong anggota keluarga

mereka yang sudah masuk ke tahap Lansia untuk datang ke

Posbindu demi kesehatan Lansia tersebut.

3. Saran untuk Kader Lansia di Posbindu RW.12

a. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, beragam manfaat

yang dapat diterima para kader Lansia pada saat mereka

berpartisipasi secara aktif di Posbindu. Sehingga

disarankan untuk para kader Lansia agar mengajak Lansia

lainnya yang tinggal di sekitar lingkungan rumahnya untuk

berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan Posbindu ini.

4. Saran untuk Lansia

a. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, bahwasanya banyak

sekali manfaat yang dapat diperoleh saat Lansia aktif

berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu ini. sehingga dapat

disarankan agar Lansia dapat turut berpartisipasi secara

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang telah dibuat oleh

Pemerintah khususnya dalam pelayanan bagi Lansia yang

berbasis kemasyarakatan.

Page 139: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

125

Daftar Pustaka

A. Sumber Buku

Achir, Yaumil C. Agoes. DKK. 2001. Psikologi Perkembangan

Pribadi, dari Bayi Sampai Lanjut Usia. Jakarta: UI-Press.

Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Partisipatoris

Berbasis Asset Komunitas: dari Pemikiran Menuju

Penerapan (Seri Pemberdayaan Masyarakat 04). Jakarta:

FISIP UI Press.

Asfi Manzilati. 2017. Metodologi Penelititan Kualitatif:

Paradigma, Metode, dan Aplikasi. Jakarta: Universitas

Brawijaya Press (UB Press).

Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif

Perspektif Mikro. Surabaya. Insan Cendekia.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, JP, Dunnette, MD, Lawler, EE, & Weick, KE. 1970.

Managerial behavior, performance, and effectiveness. New

York: McGraw- Hill.

Daradjat, Zakiah. 1982. Islam dan Kesehatan Mental. Jakarta:

Gunung Agung.

Erik H. Erikson. 1989. Identitas dan Siklus Hidup Manusia,

Jakarta: Gramedia.

Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Friedlander, Walter A. 1968. Intoduction to Social Welfare.

United States of America: Printice.

Page 140: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

126

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: UMM Press.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu

Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Ife, Jim & Frank Tesoriero. 2008. Community Development:

Alternatif Pengembangan Mayarakat di Era Globalisasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta.

Kencana.

Lane, J-E. 1983, The Concept Of Implementation.

Statsventenskaplig Tidsskrift 86.

Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung:

Pustaka Setia.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif.

Bandung: Tarsito.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ndraha, Talizihudu. 1990. Pembangunan Masyarakat:

Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatandan Ilmu

Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Generik & Geriatric. Jakarta:

EGC.

Ross, Murray G., and B.W. Lappin. 1967. Community

Page 141: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

127

Organization: Theory, Principles and Practice. Second

Edition. New York: Harper&Row Publishers.

Rukminto, Isbandi. 2013. Kesejahteraan Sosial: Pekerjaan

Sosial, Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan.

Jakarta: Rajawali Press.

Rusidi. 1994. Pengukuran Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan, Bandung: Universitas Padjajaran Bandung.

Santrock, Jhon W. 2011. Life Span Development. Jakarta:

Erlangga.

Setiabudhi, Tony. 1995. Menuju Lanjut Usia Sejahtera.

Jakarta: Forum Komunikasi Lansia.

Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Usia Lanjut.

Yogyakarta: UGM Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan

Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama.

Stanley M and Beare P. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.

Jakarta: EGC.

Syukur. 1988. Perkembangan Studi Implementasi. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara RI

B. Skripsi

Lestari, Arum. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Posbindu Pada Pra-

Lansia dan Lansia di Wilayah Binaan Puskesmas Kemiri

Muka. Skripsi. Depok: FKM UI.

Page 142: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

128

Priskila, Debora. 2011. Partisipasi Kader Lansia dalam

Memberikan Pelayanan di Posyandu Lansia (Studi Kasus

Pada Posyandu Lansia RW 011, di Kelurahan Malaka Jaya,

Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur). Skripsi. Depok:

Fisip UI.

Yulianti. 2014. Dampak Program Elderly Day Care Service

Terhadap Kesejahteraan Lansia Studi Kasus di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi. 2014. Tangerang

Selatan: Fidkom UIN Jakarta.

C. Sumber Website

Ariefuzzaman, Siti Napsiyah. 2013. Diakses pada 18 Februari

2020 pukul 16.00 WIB

(http://www.kessosuinjkt.ac.id/kolom-kajur/36-kolom-

kajur/106-pengembangan-model-pelayanan-lanjut-

usia.html).

Info Demografi Volume 1 Tahun 2019 diakses pada 07

November 2019 pada pukul 11.15 WIB

(https://www.bkkbn.go.id/pocontent/uploads/info_demo_vo

l_1_2019_jadi.pdf).

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Posbindu PTM diakses pada 07

November 2019 pada pukul 13.43 WIB

(http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/petunjuk-

teknis-pos-pembinaan-terpadu-penyakit-tidak-menular-

posbindu-ptm).

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen

Page 143: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

129

Kesehatan RI, diakses pada 12 November 2019 pada pukul

15.47 WIB (http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/

Riskesdas%202007%20Nasional.pdf).

D. Undang-undang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998

Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

Page 144: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

LAMPIRAN

Page 145: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …
Page 146: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …
Page 147: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …
Page 148: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …
Page 149: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

PEDOMAN WAWANCARA

Informan : Kader Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia:

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Kegiatan apa saja yang bapak/ibu lakukan setiap hari

sebelum memasuki masa Lansia (pada masa Pra Lansia)?

2. Dalam Posbindu, apakah bapak/ibu menggunakan atau

memberikan pelayanan saja dalam kegiatan Posbindu Lansia

ini? dan apakah bapak/ibu mempunyai peran dalam kegiatan

Posbindu ini?

3. Apakah bapak/ibu sering berpartisipasi dalam kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan disini?

4. Bagaimana awal mula bapak/ibu dapat menjadi kader di

Posbindu ini? apakah memang sudah aktif berkegiatan atau

hanya baru-baru ini saja?

5. Sudah dari kapan bapak/ibu menjadi kader di Posbindu ini?

6. Pelayanan seperti apa yang bapak/ibu berikan sebagai kader

Posbindu guna lancarnya kegiatan Posbindu ini?

7. Manfaat apa saja yang dirasakan bapak/ibu saat memberikan

pelayanan di Posbindu?

Page 150: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

8. Bagaimana masyarakat sekitar menyikapi dan menilai

pelayanan yang bapak/ibu berikan di Posbindu ini?

9. Apakah dukungan orang sekitar merupakan hal yang penting

dan berpengaruh dalam hal partisipasi bapak/ibu dalam

kegiatan ini?

10. Bagaimana respon atau tanggapan keluarga saat melihat

bapak/ibu aktif dalam memberikan pelayanan di Posbindu

ini?

11. Di dalam keluarga bapak/ibu sendiri bagaimana bentuk

dukungan keluarga terhadap partisipasi bapak/ibu dalam

kegiatan Posbindu ini?

12. Menurut bapak/ibu seberapa pentingkah dukungan keluarga

untuk bapak/ibu dalam mendukung partisipasi bapak/ibu di

kegiatan Posbindu ini?

13. Jika bapak/ibu pergi ke Posbindu, bagaimanakah cara

bapak/ibu menuju Posbindu setiap bulannya?

14. Seberapa jauh jarak rumah bapak/ibu dengan Posbindu?

15. Adakah hal lain yang dapat dirasakan oleh bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi bapak/ibu di dalam kegiatan

Posbindu ini?

16. Hambatan-hambatan apa saja yang membuat bapak/ibu mau

berkontribusi dan memanfaatkan pelayanan di Posbindu ini?

Page 151: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

PEDOMAN WAWANCARA

Informan : Kader Pra Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia:

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Mulai dari kapan bapak/ibu mengenal dan mengikuti

kegiatan Posbindu Lansia ini?

2. Menurut bapak/ibu bagaimanakah peran kader Lansia

dalam memberikan pelayanan di Posbindu ini?

3. Apakah bapak/ibu merasakan kesulitan dalam memberikan

pelayanan bersama kader Lansia?

Page 152: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

PEDOMAN WAWANCARA

Informan : Anggota Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia:

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Mulai dari kapan bapak/ibu mengenal dan mengikuti

kegiatan Posbindu Lansia ini?

2. Bagaimana menurut bapak/ibu peran kader Lansia dalam

memberikan pelayanan di Posbindu ini?

3. Perbedaan apa yang bapak/ibu rasakan antara pelayanan

yang diberikan oleh kader Lansia dan non Lansia?

4. Manfaat dan keuntungan apa sajakah yang bapak/ibu

dapatkan dari pelayanan yang diberikan oleh kader Lansia

di Posbindu ini?

Page 153: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

PEDOMAN WAWANCARA

Informan : Koordinator RPTRA Anggrek Bintaro

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara :

2. Hari, Tanggal Wawancara :

3. Waktu Wawancara :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia:

3. Jenjang Pendidikan :

C. Isi Wawancara

1. Sudah berapa lama ibu menjadi koordinator RPTRA

Anggrek Bintaro ini?

2. Mengapa RPTRA ini dijadikan tempat sebagai pelaksanaan

kegiatan Posbindu?

3. Apakah kegiatan Posbindu ini termasuk salah satu program

dari RPTRA?

4. Bagaimana partisipasi dari Lansia di sekitar RPTRA Anggrek

Bintaro dalam mengikuti kegiatan Posbindu ini?

5. Berapa kali kegiatan Posbindu dan senam Lansia

dilaksanakan dalam waktu satu bulan?

6. Apa saja hambatan-hambatan yang ibu alami saat membantu

kegiatan Posbindu ini?

7. Apakah disini ada pelayanan yang di khusukan bagi Lansia

yang sudah tidak mampu lagi berjalan ke Posbindu untuk

melakukan pemeriksaan?

8. Bagaimana kondisi peralatan yang tersedia di Posbindu ini?

Page 154: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

9. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai sarana dan

prasarana yang ada dalam menunjang kegiatan Posbindu ini?

10. Apakah pemberian pelayanan sudah tepat sasaran sesuai

standar dari departemen kesehatan?

11. Apakah pelatihan yang diberikan kepada kader Posbindu

untuk dapat mandiri dalam memberikan pelayanan menurut

ibu sudah cukup?

Page 155: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kader Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 9 Januari 2020

3. Waktu Wawancara : 08.14

B. Identitas Informan

1. Nama : Sri Astuti

2. Usia : 63 tahun

3. Jenjang Pendidikan : S1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu lakukan setiap

hari sebelum memasuki

masa Lansia (pada masa

Pra Lansia)?

Saya dulunya itu kerja

sebagai Pegawai Negeri

Sipil, dan ya kalo sekarang

saya cuma pensiunan PNS

aja mba. Jadi kalo dulu

sebelum Lansia sih ya

ngantor terus sibuknya.

Kalo sekarang kan udah tua

jadi udah pensiun deh mba

hehehe…

2. Dalam Posbindu, apakah

bapak/ibu menggunakan

atau memberikan

pelayanan saja dalam

kegiatan Posbindu

Lansia ini? dan apakah

bapak/ibu mempunyai

peran dalam kegiatan

Posbindu ini?

Kalau saya sendiri biasanya

gentian sama kader lainnya

minta di cekin untuk

kesehatan saya. Misalnya

kadar gulanya, kolesterol

dan lain-lain jadi sekaligus

sih mba. Kalau saya sendiri

Alhamdulillah di percaya

sebagai ketua Posbindu

disini.

Page 156: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

3. Apakah bapak/ibu sering

berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan disini?

Dulu untuk ikut kegiatan

organisasi di RW sendiri

sangat sulit sekali karena

tidak menemukan waktu

yang tepat karna kan saya

kerja juga ya mba. Tapi

kalau berpartisipasi dalam

kegiatan kemasyarakatan di

kantor saya sering

mengikutinya. Mungkin hal

tersebut juga membantu

saya dalam menjalani

Posbindu ini sebagai ketua

dimana saya harus

mengorganisir anggota-

anggota Posbindu agar

tercapainya tujuan dari

Posbindu ini sesuai dengan

petunjuk teknis yang telah

ada. Saya sih mau jadi kader

disini itu karena dari muda

memang hobi berorganisasi

sih ya jadi walaupun

sukarela dan tidak ada

upahnya tapi saya

merasakan kepuasan batin

sendiri karena saya dimasa

tua saya, saya juga bisa

membantu orang lain. Selain

itu kan saya memang dari

dulu sudah mengikuti

organisasi disini seperti

menjadi pengurus RT.

4. Bagaimana awal mula

bapak/ibu dapat menjadi

kader di Posbindu ini?

apakah memang sudah

aktif berkegiatan atau

hanya baru-baru ini saja?

Saya sih mau jadi kader

disini itu karena dari muda

memang hobi berorganisasi

sih ya jadi walaupun

sukarela dan tidak ada

upahnya tapi saya

merasakan kepuasan batin

Page 157: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

sendiri karena saya dimasa

tua saya, saya juga bisa

membantu orang lain. Selain

itu kan saya memang dari

dulu sudah mengikuti

organisasi disini seperti

menjadi pengurus RT. 5. Sudah dari kapan

bapak/ibu menjadi kader

di Posbindu ini?

Awalnya saya ditunjuk

karena merupakan salah satu

anggota PKK di RW.12 ini

sih. Nah saya diberikan

mandat untuk menjalankan

Posbindu ini bersama rekan-

rekan yang lainnya. Saya

iyakan karena jadi salah satu

peluang untuk mengisi

waktu kekosongan juga sih

jadi bisa lebih produktif lagi,

dan di Posbindu ini kan

memang ada beberapa kader

Lansia lainnya, tapi kami

saling membantu satu sama

lain sih.

6. Pelayanan seperti apa

yang bapak/ibu berikan

sebagai kader Posbindu

guna lancarnya kegiatan

Posbindu ini?

Saya sendiri membantu

Lansia dalam memberikan

informasi-informasi

mengenai BPJS, terus juga

kadang saya memberikan

informasi mengenai

makanan apa saja yang

dapat menyebabkan Lansia

itu dapat mengalami

penyakit seperti kadar gula

naik, asam urat dan lain

sebagainya sih. Nah jika

memang ada pertanyaan

yang mungkin belum

kapasitas saya untuk

menjawabnya saya biasanya

menyerahkan kepada

Page 158: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

petugas Puskesmas yang ada

7. Manfaat apa saja yang

dirasakan bapak/ibu saat

memberikan pelayanan

di Posbindu?

Sejauh ini banyak sekali

manfaat yang dapat

dirasakan ya mba khususnya

para Lansia. Kita bisa dapat

cek kesehatan gratis dan

juga kegiatan senam sehat

untuk Lansia. Saya juga

sebagai kader turut

merasakan manfaatnya

dengan partisipasi dalam

kegiatan Posbindu ini dan

saya juga menjadi sangat

terbantu dengan senam sehat

untuk Lansia ini karena saya

juga merasa badan jadi lebih

segar dan sehat setiap

harinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

8. Bagaimana masyarakat

sekitar menyikapi dan

menilai pelayanan yang

bapak/ibu berikan di

Posbindu ini?

Sangat mendukung sih mba,

apalagi struktur

kemasyarakatannya,

namanya juga untuk

kesahatan. RT dan RW

disini juga aktif loh mba

dalam mencarikan

universitas atau sponsorship

yang bisa diajak kerjasama

dalam memberikan

penyuluhan kesehatan

kepada warga sih mba. Jadi

mereka juga sangat antusias

dan membantu. Kadang dari

pihak Kecamatan juga

sering mengontrol kegiatan

di Posbindu ini setiap

bulannya. Jadi semua

mendukung terlaksananya

program ini

9. Apakah dukungan orang Masyarakat di sekitar sini

Page 159: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

sekitar merupakan hal

yang penting dan

berpengaruh dalam hal

partisipasi bapak/ibu

dalam kegiatan ini?

khususnya Lansia, sangat

mendukung saya dalam

berpartisipasi atau untuk

menjadi petugas Posbindu.

Tanggapan mereka sendiri

sangat positif sih mba dan

membuat saya menjadi

semangat dalam

memberikan pelayanan di

Posbindu ini

10. Bagaimana respon atau

tanggapan keluarga saat

melihat bapak/ibu aktif

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Wah respon mereka sangat

baik sih mba, ikut senang

juga karena melihat saya

bisa produktif di masa tua

dan menjadi orang yang

berguna di masa tuanya bagi

masyarakat sekitar.

11. Di dalam keluarga

bapak/ibu sendiri

bagaimana bentuk

dukungan keluarga

terhadap partisipasi

bapak/ibu dalam

kegiatan Posbindu ini?

Dukungannya itu berupa

support ke saya bahwa

selagi kita masih mampu

dan masih bisa berguna

untuk orang lain, kenapa

tidak? Jadi mereka selalu

dukung apapun yang saya

pilih sih mba.

12. Menurut bapak/ibu

seberapa pentingkah

dukungan keluarga untuk

bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

bapak/ibu di kegiatan

Posbindu ini?

Sangat penting sekali karena

tanpa dukungan mereka

mungkin saya juga gak bisa

produktif kaya sekarang ini

dan berguna di masa tua

saya ini.

13. Jika bapak/ibu pergi ke

Posbindu, bagaimanakah

cara bapak/ibu menuju

Posbindu setiap

bulannya?

Biasanya saya jalan sih mba.

Namanya juga orang jaman

dulu mba beda dengan anak

jaman sekarang. Saya masih

kuat ko untuk jalan kaki

kesini. Jarak dari rumah

saya pun tidak terlalu jauh.

Ya hitung-hitung jalan sehat

Page 160: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

ya mba.

14. Seberapa jauh jarak

rumah bapak/ibu dengan

Posbindu?

Kalo rumah berapa ya mba

gasampe 500 meter gasampe

kayanya mba.

15. Adakah hal lain yang

dapat dirasakan oleh

bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

bapak/ibu di dalam

kegiatan Posbindu ini?

Hal lainnya itu mungkin

dapat berupa sosialisasi agar

orang bisa lebih mengetahun

Posbindu ini serta

manfaatnya dari Posbindu

ini karena masih banyak

juga orang yang awam

dengan Posbindu.

16. Hambatan-hambatan apa

saja yang membuat

bapak/ibu mau

berkontribusi dan

memanfaatkan

pelayanan di Posbindu

ini?

Hambatan dalam menjadi

kader sendiri sih ya, karena

memang pekerjaannya

sukarela dan tidak di bayar

jadi ya ikhlas saja sih ya.

Untuk dana makanan

anggota Lansia memang

diberikan dari pihak

Kecamatan. Tetapi, untuk

dana diluar itu seperti

misalkan ada alat-alat yang

rusak itu biasanya dari

swadaya masyarakat atau

paling kami mengajukan

lagi ke pihak Kecamatan,

tetapi prosesnya memang

gak sebentar. Karena dari

Kecamatan biasanya harus

mengajukan dulu ke dinas

Kesehatan setelah di acc,

baru bisa dapat alatnya, gitu

sih paling mba kendalanya

Page 161: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kader Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 9 Januari 2020

3. Waktu Wawancara : 08.52

B. Identitas Informan

1. Nama : Mujiati

2. Usia : 65 tahun

3. Jenjang Pendidikan : SMA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu lakukan setiap

hari sebelum memasuki

masa Lansia (pada masa

Pra Lansia)?

Waktu pas masa sebelum

Lansia ini saya ibu rumah

tangga aja sih mba. Tp saya

juga aktif dalam kegiatan-

kegiatan organisasi disini

dulu, seperti PKK dan lain-

lain.

2. Dalam Posbindu, apakah

bapak/ibu menggunakan

atau memberikan

pelayanan saja dalam

kegiatan Posbindu

Lansia ini? dan apakah

bapak/ibu mempunyai

peran dalam kegiatan

Posbindu ini?

Oh tentu iya dong mba. Saya

juga ikut periksa setiap ada

kegiatan Posbindu ini.

Itung-itung agar saya bisa

kontrol kesehatan saya dan

menjaga yang memang

harus dijaga seperti pola

makan. Kan demi kesehatan

juga mba. Kalau saya disini

bantu-bantu ngurus

administrasi dan bagiin

undangan pelaksanaan

Posbindu, kadang ngukur-

Page 162: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

ngukur lingkar pinggang,

ganti-gantian aja sih mba.

3. Apakah bapak/ibu sering

berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan disini?

Kalau saya justru memang

aktif sih dari dulu kaya di

kegiatan-kegiatan RW pun

juga saya aktif.

4. Bagaimana awal mula

bapak/ibu dapat menjadi

kader di Posbindu ini?

apakah memang sudah

aktif berkegiatan atau

hanya baru-baru ini saja?

Saya bergabung dalam

Posbindu ini karena saya

pribadi senang dapat

mengikuti kegiatan-kegiatan

apa saja. Jadi, saya senang

dapat mengenal dan

membantu orang lain juga.

Saya juga merasa senasib

dengan mereka jadi apa

salahnya membantu.

5. Sudah dari kapan

bapak/ibu menjadi kader

di Posbindu ini?

Waduh, ya sudah dari awal

dibuat Posbindu ini mba.

6. Pelayanan seperti apa

yang bapak/ibu berikan

sebagai kader Posbindu

guna lancarnya kegiatan

Posbindu ini?

Kalo saya sendiri biasanya

bertugas untuk membuat

surat undangan kepada

Lansia dan Pra Lansia

setelah sudah mendapatkan

jadwal yang pas dengan

petugas kesehatannya dan

menitipkannya ke RT

7. Manfaat apa saja yang

dirasakan bapak/ibu saat

memberikan pelayanan

di Posbindu?

Kalau untuk saya sendiri

manfaat kegiatan ini sangat

banyak. Jenuh juga kan mba

kalo di rumah aja. Jadi

mending ikut kegiatan

seperti ini. kitanya juga jadi

punya banyak temen dan

menjalin silaturahmi lagi,

bisa ketawa-ketawa bareng,

cerita-cerita banyak deh

mba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

8. Bagaimana masyarakat Mereka sangat mendukung

Page 163: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

sekitar menyikapi dan

menilai pelayanan yang

bapak/ibu berikan di

Posbindu ini?

sekali adanya Program

Posbindu ini, karena ini bisa

jadi salah satu tempat yang

bisa memumpuni warga

dalam mengecek kesehatan.

9. Apakah dukungan orang

sekitar merupakan hal

yang penting dan

berpengaruh dalam hal

partisipasi bapak/ibu

dalam kegiatan ini?

Penting sekali sih, kalau

tidak ada dukungan dari

masyarakat sekitar, pasti

Posbindu ini tidak akan

berjalan dengan lancar.

10. Bagaimana respon atau

tanggapan keluarga saat

melihat bapak/ibu aktif

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Gak ada permasalahan sih

ya bagi keluarga saya. Jadi

anak-anak saya dan suami

terutama mandukung dan

membebaskan saya saja mau

berkegiatan apapun,

daripada di rumah saja

11. Di dalam keluarga

bapak/ibu sendiri

bagaimana bentuk

dukungan keluarga

terhadap partisipasi

bapak/ibu dalam

kegiatan Posbindu ini?

Dukungan yang diberikan

oleh keluarga saya itu

misalnya anak saya bilang

ngapain sih mah di rumah

aja, sana ikut kegiatan.

Karena dia juga takut saya

kesepian dan dia sudah

terbiasa dengan saya yang

dulu yang aktif dalam

berkegiatan.

12. Menurut bapak/ibu

seberapa pentingkah

dukungan keluarga untuk

bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

bapak/ibu di kegiatan

Posbindu ini?

Seperti yang saya bilang tadi

kalo gaada dukungan

masyarakat ataupun

keluarga, pelaksanaan

kegiatan ini tidak akan

berjalan dengan lancar mba.

13. Jika bapak/ibu pergi ke

Posbindu, bagaimanakah

cara bapak/ibu menuju

Posbindu setiap

bulannya?

Sejauh ini tidak ada

kesulitan yang gimana-

gimana sih. Hanya saja

terkadang saya agak sedikit

kesulitan untuk kesini,

Page 164: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

apalagi naik kendaraan

umum. Tapi untungnya ada

anak saya kalau pagi jadi

sekalian dia berangkat kerja

sekalian antar saya kesini

14. Seberapa jauh jarak

rumah bapak/ibu dengan

Posbindu?

Kalau dari rumah saya

sendiri itu kira-kira 5

kilometer mba lumayan

jauh.

15. Adakah hal lain yang

dapat dirasakan oleh

bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

bapak/ibu di dalam

kegiatan Posbindu ini?

Selama kegiatan Posbindu

berlangsung saya juga

mendorong anggota Lansia

untuk aktif dalam

berpartisipasi kegiatan

Posbindu ini. Saya kadang

juga suka mengingatkan

pada acara pengajian

ataupun arisan untuk jangan

lupa datang dan mengikuti

kegiatan Posbindu ini. Saya

juga menghimbau dalam

setiap kunjungan ke rumah

Lansia, sekaligus mengajak

mereka untuk berpartisipasi

dalam kegiatan Posbindu ini

16. Hambatan-hambatan apa

saja yang membuat

bapak/ibu mau

berkontribusi dan

memanfaatkan

pelayanan di Posbindu

ini?

Kalau disini memang karena

mungkin namanya bapak-

bapak agak susah untuk

diajak pemeriksaan paling

bisa dihitung karena mereka

merasa kalau sakit sedikit ya

sudah masih bisa ditahan,

jadi bukan masalah. Paling

yang saya tau gitu sih mba

Page 165: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kader Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 9 Januari 2020

3. Waktu Wawancara : 09.23

B. Identitas Informan

1. Nama : Hela Sa’diah

2. Usia : 60 tahun

3. Jenjang Pendidikan : SMA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Kegiatan apa saja yang

bapak/ibu lakukan

setiap hari sebelum

memasuki masa Lansia

(pada masa Pra

Lansia)?

Kalau saya sebelum jadi

kader disini dulunya sebagai

karyawan. Saya sudah

pensiun dari kerjaan sudah 5

tahun yang lalu. Tapi, saya

masih ingin hidup produktif

walaupun sudah tua serta di

masa tua ini saya ingin

berguna juga bagi orang lain,

agar hidup ini juga gak sia-

sia. Gitu mba kurang

lebihnya.

2. Dalam Posbindu,

apakah bapak/ibu

menggunakan atau

memberikan pelayanan

saja dalam kegiatan

Posbindu Lansia ini?

dan apakah bapak/ibu

mempunyai peran

Saya memberikan pelayanan

juga dan menggunakan juga.

Berguna juga untuk kesahatan

saya pribadi mba. Kalau

perannya itu mungkin karena

saya Cuma lulusan SMA.

Latar belakang pendidikan

juga penting untuk menjadi

Page 166: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

dalam kegiatan

Posbindu ini?

kader Posbindu ini. Jika ada

penyuluhan-penyuluhan, saya

bisa membagikannya kepada

anggota Lansia lainnya yang

mungkin masih awam dengan

penyakit-penyakit baru.

Tetapi, jika pendidikan saya

rendah, saya akan sulit untuk

bisa menangkap informasi

dan membagikannya kepada

para anggota Lansia di

Posbindu ini.

3. Apakah bapak/ibu

sering berpartisipasi

dalam kegiatan-

kegiatan

kemasyarakatan disini?

Kurang aktif sih mba karena

kan saya kerja juga ya. Kalau

masuk Posbindu ini karena

setelah pensiun aja jadi ingin

berguna buat orang lain.

4. Bagaimana awal mula

bapak/ibu dapat

menjadi kader di

Posbindu ini? apakah

memang sudah aktif

berkegiatan atau hanya

baru-baru ini saja?

Saya juga ditunjuk oleh warga

sekitar untuk menjadi

pengurus Posbindu ini karena

mungkin mereka juga sudah

kenal saya sih.

5. Sudah dari kapan

bapak/ibu menjadi

kader di Posbindu ini?

Sejak awal didirikannya

Posbindu ini mba. Sudah 4

tahun kalau gasalah.

6. Pelayanan seperti apa

yang bapak/ibu berikan

sebagai kader Posbindu

guna lancarnya

kegiatan Posbindu ini?

Saya disini bertugas untuk

mengatur jadwal kegiatan

Posbindu yang terkadang

suka berubah-ubah

dikarenakan harus

disesuaikan dengan petugas

dari Puskesmas yang

membantu dalam melakukan

penyuluhan. Selain itu saya

juga memberikan informasi

kepada Lansia mengenai

program BPJS yang mana

sewaktu-waktu dapat

Page 167: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

digunakan oleh Lansia jika

membutuhkan pelayanan

kesehatan

7. Manfaat apa saja yang

dirasakan bapak/ibu

saat memberikan

pelayanan di Posbindu?

Kegiatan Posbindu ini sangat

bermanfaat. Dengan

mengikuti kegiatan ini saya

jadi mempunyai aktivitas baru

di masa tua saya daripada

diem di rumah aja. Disini juga

kami dapat bersilaturahmi

dengan teman-teman

seangkatan saya mba dan bisa

menuangkan ide apapun yang

kami punya tanpa dibatasi.

Jadi banyak banget

manfaatnya dari adanya

program Posbindu ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

8. Bagaimana masyarakat

sekitar menyikapi dan

menilai pelayanan yang

bapak/ibu berikan di

Posbindu ini?

Respon masyarakat sangat

positif dalam medukung

adanya kegiatan Posbindu ini.

9. Apakah dukungan

orang sekitar

merupakan hal yang

penting dan

berpengaruh dalam hal

partisipasi bapak/ibu

dalam kegiatan ini?

Sangat penting dong mba.

Karena kita bisa meminta

bantuan juga dari mereka.

10. Bagaimana respon atau

tanggapan keluarga saat

melihat bapak/ibu aktif

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Sama ya mba positif juga dan

mereka dukung-dukung aja

saya jadi kade disini.

11. Di dalam keluarga

bapak/ibu sendiri

bagaimana bentuk

dukungan keluarga

Menurut saya dukungan dari

keluarga itu sendiri sangat

penting mba. Keluarga juga

yang menyuruh saya untuk

Page 168: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

terhadap partisipasi

bapak/ibu dalam

kegiatan Posbindu ini?

tidak di rumah saja apalagi

dulu pada saat muda memang

saya hobby nya jalan-jalan sih

ya, jadi ya gini gabisa diem di

rumah aja. Lagi pula kan

pelaksanaan kegiatan ini

hanya sebulan sekali, ya

palingan kan senam ya. Kalau

senam kan juga itu buat saya

sendiri juga. Jadi walaupun

udah tua gini kan juga masih

sehat. Kegiatan Posbindu ini

juga gak membebankan

siapapun atau memaksa

siapapun karena kan balik lagi

ke diri kita. Terkadang setelah

kegiatan kami juga kader

bergantian untuk

memeriksakan kesehatan

kami satu sama lain ko.

12. Menurut bapak/ibu

seberapa pentingkah

dukungan keluarga

untuk bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

bapak/ibu di kegiatan

Posbindu ini?

Sangat penting sekali sih mba.

13. Jika bapak/ibu pergi ke

Posbindu,

bagaimanakah cara

bapak/ibu menuju

Posbindu setiap

bulannya?

Posbindu ini gak terlalu jauh

dari rumah saya dan saya

biasanya jalan kaki dan tidak

ada masalah sih sejauh ini.

14. Seberapa jauh jarak

rumah bapak/ibu

dengan Posbindu?

Gak sampai 200 meter mba.

15. Adakah hal lain yang

dapat dirasakan oleh

bapak/ibu dalam

mendukung partisipasi

Banyak dari kami yang pergi

ke tempat kegiatan dengan

berjalan kaki. Itu semua

dilakukan sekaligus mengajak

Page 169: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

bapak/ibu di dalam

kegiatan Posbindu ini?

Lansia di sekitar tempat

tinggal agar hadir ke

Posbindu dan juga sekalian

melongok Lansia yang sakit

agar nanti bisa dilakukan

pengecekan atau home visit

ke rumahnya.

16. Hambatan-hambatan

apa saja yang membuat

bapak/ibu mau

berkontribusi dan

memanfaatkan

pelayanan di Posbindu

ini?

Kalau saya sendiri

penghambat dalam

berpartisipasi ini ketika darah

saya tinggi. Jadi mau gamau

saya gabisa datang ke

Posbindu karena penyakit

darah tinggi saya. Tapi

untungnya tidak seringkali sih

mba.

Page 170: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Kader Pra Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Kamis, 9 Januari 2020

3. Waktu Wawancara : 09.44

B. Identitas Informan

1. Nama : Aminah

2. Usia : 47 tahun

3. Jenjang Pendidikan : SMA

No Pertanyaan Jawaban

1. Mulai dari kapan bapak/ibu

mengenal dan mengikuti

kegiatan Posbindu Lansia

ini?

Mulai saya menjadi

anggota PKK mba disini.

2. Menurut bapak atau ibu

bagaimanakah peran kader

Lansia dalam memberikan

pelayanan di Posbindu ini?

Para kader Lansia disini

juga aktif dan juga

membantu saya juga sih

dalam menggalakkan

senam Lansia yang

diadakan setiap minggu

dan juga terkadang

penyuluhan kesehatan juga

diadakan setiap satu bulan

sekali dengan bekerja

sama dengan universitas

dan Puskesmas setempat

yang ingin memberikan

penyuluhan tentang

kesehatan di Posbindu ini.

Jadi disini kader Lansianya

Page 171: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

sangat antusias, mereka

juga tidak segan-segan

untuk memberikan

motivasi dan kepada para

Lansia lainnya

3. Apakah bapak/ibu

merasakan kesulitan dalam

memberikan pelayanan

bersama kader Lansia?

Tidak sama sekali, justru

kami saling membantu dan

melengkapi satu sama lain.

Kadang karena memang

sudah Lansia mereka kan

lebih cepet capainya jadi

ya gentian. Tapi sejauh ini

tidak ada masalah sih mba.

Page 172: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Koordinator RPTRA Anggrek Bintaro

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 21 Januari 2020

3. Waktu Wawancara : 10.55

B. Identitas Informan

1. Nama : Saidah Farida

2. Usia : 45 tahun

3. Jenjang Pendidikan : S1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lama ibu

menjadi koordinator

RPTRA Anggrek Bintaro

ini?

4 tahun

2. Mengapa RPTRA ini

dijadikan tempat sebagai

pelaksanaan kegiatan

Posbindu?

Karna RPTRA adalah

Ruang Publik Terpadu

Ramah Anak yang

pemanfaat nya, mulai dari

ibu hamil, anak-anak,

remaja, sampai lansia,

bahkan disabilitas pun bisa

menjadi pemanfaat RPTRA,

dengan ada ruang-ruang

aula serba guna,

perpustakaan, refleksi,

joging track, ruang laktasi,

dll.

3. Apakah kegiatan Posbindu

ini termasuk salah satu

program dari RPTRA?

Iya benar.

Page 173: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

4. Bagaimana partisipasi dari

Lansia di sekitar RPTRA

Anggrek Bintaro dalam

mengikuti kegiatan

Posbindu ini?

Sangat bagus respon lansia

yang ada di sekitar RPTRA,

bukan hanya Posbindu, tapi

senam Lansia, urban

farming bersama lansia,

olahan pasca panen bersama

Lansia, dll

5. Berapa kali kegiatan

Posbindu dan senam

Lansia dilaksanakan dalam

waktu satu bulan?

Pelaksanaannya 1 bulan

sekali, bahkan kita punya

program ke depan nya, akan

jemput bola, misalnya di

sekitar Rptra, ada kegiatan

arisan RT kita akan datang

untuk memberikan

penyuluhan dan

pemeriksaan kepada Lansia.

6. Apa saja hambatan-

hambatan yang ibu alami

saat membantu kegiatan

Posbindu ini?

Hambatan biasa nya ada aja,

seperti saat Lansia ingin

mengecek semua, misal

kolesterol, gula darah, dll,

namun saat mau

pengecekan, alat nya hanya

1, jadi harus sedikit antri.

7. Apakah disini ada

pelayanan yang di

khusukan bagi Lansia yang

sudah tidak mampu lagi

berjalan ke Posbindu untuk

melakukan pemeriksaan?

Ya, kami memberikan

pelayanan khusus, subsidi

silang.

8. Bagaimana kondisi

peralatan yang tersedia di

Posbindu ini?

Kalau untuk Posbindu

sendiri alatnya masih minim

ya. Jadi yang saya jelaskan

paking di pakainya secara

bergantian.

9. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu mengenai sarana

dan prasarana yang ada

dalam menunjang kegiatan

Posbindu ini?

Untuk sarana dan prasarana

dari Posbindu sendiri ini

saya bilang cukup dan dapat

menunjang berjalannya

kegiatan Posbindu ini.

Hanya saja peralatannya

Page 174: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

masih minim dan perlu

ditingkatkan lagi.

10. Apakah pemberian

pelayanan sudah tepat

sasaran sesuai standar dari

departemen kesehatan?

Sudah tepat sasaran sih ya.

Untuk ibu-ibu yang Lansia

dan Pra Lansia bisa

mengecekkan kesehatannya

di Posbindu ini serta

pelayanan yang diberikan

oleh para kader sesuai

dengan standar yang ada.

11. Apakah pelatihan yang

diberikan kepada kader

Posbindu untuk dapat

mandiri dalam

memberikan pelayanan

menurut ibu sudah cukup?

Sudah cukup sih ya, selain

dapat membuat para kader

bisa untuk memberikan

pelayanan sexara mandiri

juga pemahaman mereka

mengenai kesehatan

menjadi lebih banyak lagi.

Page 175: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Anggota Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 13 Februari

2020

3. Waktu Wawancara : 08.37

B. Identitas Informan

1. Nama : Siti Maisaroh

2. Usia : 65 tahun

3. Jenjang Pendidikan :S1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Mulai dari kapan

bapak/ibu mengenal dan

mengikuti kegiatan

Posbindu Lansia ini?

Karena dahulunya saya mantan

ketua ibu PKK, jadi saya sudah

sejak awal mengikuti program

Posbindu ini pada saat suami

saya menjabat sebagai ketua

RW disini.

2. Bagaimana menurut

bapak atau ibu peran

kader Lansia sendiri

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Perannya itu sangat baik, satu

memperhatikan kader-kader

lainnya. Kedua

memberitahukan kepada

warga-warga hmm istilahnya

sebelum pelaksanaan Posbindu

ini mereka itu memberitahukan

warganya melalui RT yang ada

di sekitar RW.12. Mereka juga

sangat baik dalam melayani

anggota-anggota yang

berkunjung di Posbindu Lansia.

Page 176: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

3. Perbedaan apa yang

bapak/ibu rasakan

antara pelayanan yang

diberikan oleh kader

Lansia dan non Lansia?

Sebenarnya gini, semua kader

ini bergerak di bidang

pemeriksanaan kesehatan

Lansia. Itu sama semua

pelayanan yang diberikannya

sama. Karena mereka juga

sudah tugas dari kesehatan

terutama dari kerjasamanya

yaitu Puskesmas dan sudin

kesehatan.

4. Manfaat dan

keuntungan apa sajakah

yang bapak atau ibu

dapatkan dari pelayanan

yang diberikan oleh

kader Lansia di

Posbindu ini?

Yang kita rasakan itu, karena

kita memeriksakan

kesehatannya secara rutin,

seperti cek gula darah,

kemudian kolesterol nah itu jadi

terkontrol jadi bisa mencegah

atau mengatasilah.

Page 177: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Anggota Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 13 Februari

2020

3. Waktu Wawancara : 09.11

B. Identitas Informan

1. Nama : Aan Arjali

2. Usia : 68 tahun

3. Jenjang Pendidikan : S1

No. Pertanyaan Jawaban

1. Mulai dari kapan

bapak/ibu mengenal dan

mengikuti kegiatan

Posbindu Lansia ini?

Sejak tahun 2016.

2. Bagaimana menurut

bapak atau ibu peran

kader Lansia sendiri

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Adab memberikan

pelayanan cukup bagus

sesuai dengan petunjuk-

petunjuk yang ada.

3. Perbedaan apa yang

bapak/ibu rasakan antara

pelayanan yang diberikan

oleh kader Lansia dan non

Lansia?

Tidak ada perbedaaan.

Sama saja pelayanan yang

diberikannya.

4. Manfaat dan keuntungan

apa sajakah yang bapak

atau ibu dapatkan dari

Manfaatnya untuk pribadi

saya itu untu periksa

kesehatan jadi tidak perlu

Page 178: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

pelayanan yang diberikan

oleh kader Lansia di

Posbindu ini?

jauh-jauh. Jadi

memanfaatkan fasilitas

yang ada disini dan juga

dapat membantu

masyarakat yang memang

dalam kondisi ekonomi

lemah terutama yang

Lansia dan memang dapat

dijangkau dari sekitar

RT/RW di lingkungan sini

dan juga kesehatan dapat

terkontrol secara rutin. Jadi

banyak manfaatnya.

Page 179: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan : Anggota Lansia

A. Tempat dan Waktu Wawancara

1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro

2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 13 Februari

2020

3. Waktu Wawancara : 09.41

B. Identitas Informan

1. Nama : Ponim

2. Usia : 77 tahun

3. Jenjang Pendidikan : SD

No. Pertanyaan Jawaban

1. Mulai dari kapan

bapak/ibu mengenal dan

mengikuti kegiatan

Posbindu Lansia ini?

Sudah dari tahun 2016. Pas

ini baru ada saya sudah ikut

kegiatan ini.

2. Bagaimana menurut

bapak atau ibu peran

kader Lansia sendiri

dalam memberikan

pelayanan di Posbindu

ini?

Ya semuanya melayani

dengan baik.

3. Perbedaan apa yang

bapak/ibu rasakan antara

pelayanan yang diberikan

oleh kader Lansia dan non

Lansia?

Semua sama sih ya baik

semua pelayanannya. Jadi

gak ada yang beda

pelayanannya.

4. Manfaat dan keuntungan

apa sajakah yang bapak

atau ibu dapatkan dari

Saya kan orangnya gak

terlalu aktif ya. Jadi pas ada

kegiatan ini karena deket

Page 180: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

pelayanan yang diberikan

oleh kader Lansia di

Posbindu ini?

juga saya di kasih tau

tetangga saya yang

kebetulan salah satu kader

disini jadi ya saya coba ikut

aja dan ternyata banyak

manfaatnya. Kesehatan saya

juga jadi terkontrol dan

gaperlu jauh-jauh ke

Puskesmas lagi untuk

kontrol kesehatan.

Page 181: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

HASIL OBSERVASI

21 Desember 2019

Pada hari ini peneliti melakukan perizinan dan juga observasi

di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Anggrek Bintaro Jakarta

Selatan. Kegiatan Posbindu ini dilaksanakan di ruang aula

RPTRA. Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah

melihat pelaksanaan kegiatan Posbindu ini yang sudah sesuai

alurnya dimana yang pertama ada meja untuk pendaftaran yang

kedua ada meja untuk dilakukannya wawancara terhadap

anggota Posbindu, ketiga pengukuran berat, tinggi apakah sudah

sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT) yang ideal, keempat

meja untuk dilakukannya pengecekan gula darah, kolesterol dan

penyakit lainnya dan yang kelima meja untuk dilaksanakannya

edukasi atau konseling dengan dokter atau perawat yang ada dari

Puskesmas.

Pada hari ini peneliti juga melakukan wawancara dengan

salah seorang kader yang merupakan seorang dokter di Posbindu

ini. Setelah wawancara dilakukan, pada hari ini peneliti melihat

banyak anggota Lansia yang turut berpartisipasi dalam kegiatan

Posbindu ini. Ada yang pergi dengan di antar oleh anaknya dan

ada juga yang berjalan kaki. Peneliti juga melihat dan

mendokumentasikan RPTRA dan fasilitas yang menunjang

khususnya bagi para Lansia. Pelaksanaan Posbindu ini dilakukan

di ruang tengah RPTRA ini. Peneliti juga melihat bungkusan

yang dibagikan oleh para kader kepada anggota yang telah

selesai mengecekkan kesehatan mereka di Posbindu ini.

Page 182: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

9 Januari 2020

Pada hari ini peneliti melakukan observasi ke Posbindu yang

kedua kalinya dan juga melakukan observasi terhadap Lansia

yang mengikuti program Posbindu ini. kegiatan di mulai pada

pukul 08.00. Seperti kemarin terdapat lima meja untuk

melaksanakan kegiatan Posbindu. Saya juga melihat bahwa para

kader disini sangat membantu para Lansia yang berpartisipasi

dalam mengecek kesehatannya. Disini juga ada perawat dari

Puskesmas yang ikut serta membantu kegiatan ini seperti

membantu dalam pengecekan tensi dan gula darah.

Peneliti juga melihat bahwa Lansia yang mengikuti kegiatan

ini sangatlah antusias dan semangat, mereka juga dapat

berinteraksi sosial dengan sesama Lansia atau Pra Lansia yang

melakukan pengecekan kesehatannya di Posbindu ini. Hanya

saja selalu Lansia perempuan yang mendominasi di dalam

kegiatan Posbindu ini. Setelah pengecekan kesehatan selesai,

Lansia diberikan bingkisan berupa buah dan snack gunanya

untuk memberikan semangat kepada Lansia agar lebih sering

lagi berkunjung ke Posbindu untuk mengecek kesehatan mereka.

Setelah kegiatan Posbindu selesai, kader Posbindu juga

melakukan rapat bulanan secara rutin.

24 Januari 2020

Pada hari ini, peneliti melihat kegiatan bimbingan fisik yaitu

senam Lansia yang dilaksanakan setiap minggunya yaitu pada

hari Jumat. Senam Lansia ini dimulai pada pukul 07.30. senam

Lansia ini dipandu oleh salah satu orang instruktur senam. Bukan

Page 183: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

hanya para Lansia saja yang mengikuti senam Lansia pagi hari

ini. Tetapi, banyak pula Pra-Lansia yang turut serta mengikuti

senam Lansia ini. Senam Lansia yang dilakukan pada hari ini

adalah senam jantung sehat yaitu senam aerobic dan senam

pendinginan.

Instruktur senam Lansia ini juga sangat interaktif dalam

memimpin senam dan memberikan semangat untuk Lansia agar

tetap dapat mengikuti kegiatan senam Lansia ini hingga akhir

walaupun peneliti melihat ada beberapa Lansia yang sudah tidak

kuat lagi dan mundur ke belakang. Setelah kegiatan senam

selesai dilakukan cek tensi darah oleh perawat dari Puskesmas

Bintaro. Jumlah Lansia perempuan lebih dominan daripada

Lansia laki-laki dalam mengikuti kegiatan senam Lansia ini.

13 Februari 2020

Pada hari ini pada saat peneliti sampai di RPTRA atau tempat

pelaksanaan Posbindu, ruangan kegiatan dipenuhi oleh

masyarakat sekitar dikarenakan adanya penyuluhan mengenai

kanker serviks dari rumah sakit Yarsi dengan narasumber yaitu

dokter Fadlun. Kegiatan Posbindu pada hari itu tetap berjalan

hanya saja secara bergantian dan bagi yang sudah melakukan

pengecekan kesehatan diharapkan mengikuti kegiatan

penyuluhan ini. Banyak sekali yang dibahas di dalam

penyuluhan mengenai kanker serviks ini yang dapat memberikan

pengetahuan yang banyak juga kepada anggota Posbindu dan

masyarakat sekitar mengenai kanker serviks.

Page 184: PARTISIPASI KADER LANSIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN …

14 Februari 2020

Pada hari ini, senam Lansia dilakukan seperti biasanya

dengan instruktur senam. Para Lansia dan Pra Lansia sangat

semangat dalam mengikuti senam pagi hari ini. Cukup banyak

juga yang mengikuti kegiatan senam pada hari Jumat kali ini.

Pada hari ini setelah senam Lansia dilaksanakan pengecekan

tensi dilakukan oleh kader. Setelah selesai senam, para Lansia

juga menggunakan fasilitas di RPTRA yang ada yaitu batu

refleksi yang juga dapat berguna bagi kesehatan. Mayoritas

Lansia dan Pra Lansia yang mengikuti senam ini adalah

perempuan.

12 Maret 2020

Pada hari ini, pelaksanaan Posbindu dilakukan seperti

biasanya dengan dibantu oleh perawat Puskesmas. Hanya saja

dikarenakan pada hari itu hujan tidak kunjung berhenti, jadi tidak

terlalu banyak Lansia yang mengikuti kegiatan Posbindu pada

hari ini. Seperti biasanya sudah ada lima meja serta alur

pelayanan agar pelaksanaan Posbindu ini menjadi lebih terarah.

Lansia juga banyak yang dapat berinteraksi sosial lagi dengan

yang lainnya melalui kegiatan Posbindu ini. Setelah pelaksanaan

kegiatan Posbindu ini kader rapat bulanan seperti biasanya dan

makan bersama.