Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGANI SAMPAH
MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH SERASI WILAYAH VILA
DAGO RW 21 BENDA BARU PAMULANG TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh
Akmal Maulziandra
11140541000049
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020 M
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN
i
ABSTRAK
Akmal Maulziandra, NIM 11140541000049, Partisipasi Masyarakat
Dalam Menangani Sampah Melalui Program Bank Sampah Serasi
Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi dan manfaat
dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi RW 21 dengan perumusan masalah
(1) Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah
Serasi di Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan (2) Apa
manfaat Bank Sampah Serasi daerah Vila Dago Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan.
Metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif
lainnya yaitu data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar dan perilaku.
Melalui program Bank Sampah Serasi, ialah program yang mendirikan dan
mengajak masyarakat mengelola sampah rumah tangga dengan baik,
program Bank Sampah Serasi merupakan sistem pegelolaan sampah secara
individu dan kolektif dengan prinsip daur ulang kerjasama dengan mitra
bisnis.
Hasil penelitian ini pembuatan keputusan melibatkan musyawarah
bersama dengan pengurus dan akan diputuskan dengan ketua dan pembina.
memberikan kesadaran manfaat menjadikan lingkungan bersih dan juga
dapat menjadi pundi – pundi penghasilan bagi masyarakat itu sendiri. Untuk
membantu pelaksanaan program pembina, ketua, wakil, dan pengurus saling
bekerja sama untuk membantu berjalannya program. Berkaitan dengan
pembangunan, pada pengambilan keputusan untuk memajukan Bank Sampah
Serasi RW 21 di musyawarahkan bersama – sama oleh pengurus dan
pembina, yang di dalamnya pemegang keputusan akhir berada pada pembina
dan ketua. Manfaat pengelolaan Bank Sampah Serasi, pada aspek sosial
masyarakat menjadi peduli akan sampah dan lingkungannya. Aspek ekonomi
masih terbilang kecil atau sedikit pendapatannya dari penimbangan tetapi
bisa menjadi nilai tambah untuk masyarakat. Aspek lingkungan ini
lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan aman.
Kata kunci : Partisipasi, Bank Sampah, Manfaat Sampah
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Alhamdulillah, Segala puji hanya pada-MU satu-satunya zat yang
kusembah Allah SWT. Atas karunia, ridho dan kekuatan dari-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Partisipasi
Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program Bank Sampah
Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang
Selatan” sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1)
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan
salam marilah kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau
pemberi syafa’at kelak di hari kiamat kepada seluruh umat.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam
proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah
SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapakan terima kasih dan penghargaan
kepada Bapak Dr. Muhtadi M.Si selaku pembimbing yang dengan sabar,
tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh
sadar dan ketulusan pula kepada :
1. Kedua orang tua penulis tercinta Ibu Sri Maryanti dan Bapak Abdul
Halim, yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis dan memberikan
dukungan materi maupun moril, serta memberikan motivasi sehingga
iii
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap do’a dan
pengorbanan mendapat balasan dari Allah SWT. Amiiiin.
2. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc MA., Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Siti Napsiyah sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Sihabuddin
N, M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Cecep Wijaya,
M.A sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan alumni
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Ahmad Zaky, M.Si. sebagai Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial, serta Ibu Nunung Khoiriyah, MA. Sebagai
Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Muhtadi M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah
sabar, tulus, tekun dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberi bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat
berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi.
7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalankan
perkuliahan.
8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas berupa
iv
buku-buku dan referensi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
9. Adik tercinta Raisa Azhara yang selalu memberikan motivasi,
dukungan materi maupun moril kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas
kebaikannya. Aamiin
10. Warga Vila Dago Alam Asri 3 yang telah memberikan izin penelitian
dan informasi terkait Bank Sampah Serasi RW 21 untuk kelanjutan
penelitian ini.
11. Pak Ujang Karmana Arya S.Sos. selaku ketua RW 21 dan pembina di
Bank Sampah Serasi RW 21 yang telah memberikan izin dan
informasi. Semoga kepemimpinan bapak selalu diberkahi Allah SWT
12. Ibu Rita Sari, Ibu Rosida Djuhro, Ibu Nurwulan dan Ibu Eny ND
Damayanti selaku ketua, wakil ketua dan pengurus di Bank Sampah
Serasi RW 21. Terimakasih atas semua partisipasinya kepada penulis
selama melakukan penelitian.
13. Teman diskusi di Ciputat Muhammad Irfan Nawawi, Tri Diwa Arief,
Hendri Afriliansyah, Ridwan Elfarisqy, Azka Nurhakim, dan Wildian
Rahman. Terimakasih telah menjadi teman sekaligus keluarga yang
selalu memberikan semangat dan motivasi semoga selalu diberkahi
Allah SWT.
14. Teman seperjuangan Jurusan Kesejahteraan Sosial angkatan 2014,
Ahmad Ilhamfili, Muhammad Naufal Swaninda, Yusman Fadilah,
Reza Dwi Pangestu, Fani Fadilah, Rida Putriana Sari, Alby Meldian,
Novita sari, Devi Marita, Diah Farhana, Miranti Runingtiyas,
Masliyah Anggi Purba, Mayanti Regita, Amalia Nurfitri, Dony
Febrian, Hardiansyah, Khori Bahtiar rahman dan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, sahabat dan teman-teman seperjuangan, dan
v
kakak kelas adik kelas semuanya yang telah banyak memberikan
semangat, dukungan, masukan dan motivasi selama dalam
perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi. Terimakasih atas
dukungan dan doa yang telah diberikan.
15. Teman – teman dari Madrasah Pembangungan UIN Jakarta
Muhammad Furqon, Anadra Iqbal, Fabioza Kautsar, Alvin Fauzi
Murod, Reza Akbar Pratama, Angga Pratama dan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, sahabat dan teman-teman seperjuangan.
Terimakasih telah menjadi teman sekaligus keluarga yang selalu
memberikan semangat dan motivasi semoga selalu diberkahi Allah
SWT.
16. Riza Fauziyah teman spesial yang selalu menemani, membantu dan
mendukung dalam penulisan skripsi. Terimakasih atas dukungan dan
doa yang telah diberikan.
17. Keluarga Besar serta Sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki serta
kesulitan dalam melaksanakan penelitian dan penulisan, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Pamulang, 21 Juni 2020
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
G. Metode Penelitian .......................................................................................... 6
H. Penelitian Relevan ....................................................................................... 10
I. Sistematika Penulisan .................................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Partisipasi Masyarakat ................................................................................. 14
1. Definisi Partisipasi ................................................................................... 14
2. Definisi Masyarakat ................................................................................. 15
vii
3. Dimensi Partisipasi Masyarakat ............................................................... 15
4. Tipologi Partisipasi Masyarakat ............................................................... 17
5. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat .................................................... 18
6. Tangga Partisipasi .................................................................................... 19
7. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat .............................................. 24
8. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat ............................................. 24
B. Sampah ......................................................................................................... 25
1. Definisi Sampah ....................................................................................... 25
2. Penggolongan Sampah ............................................................................. 26
3. Faktor yang Mempengaruhi Sampah ....................................................... 27
C. Pengertian Lembaga Sosial .......................................................................... 28
1. Pengertian Lembaga ................................................................................. 28
2. Pengertian Lembaga Sosial ...................................................................... 28
3. Fungsi Lembaga Sosial ............................................................................ 29
D. Definisi Bank Sampah ................................................................................. 30
1. Mekanisme Sistem Bank Sampah ............................................................ 31
2. Manfaat Bank Sampah ............................................................................. 32
E. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 33
1. Patisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Bank Sampah ....................... 34
2. Tangga Partisipasi .................................................................................... 35
3. Manfaat Bank Sampah ............................................................................. 36
4. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat ............................................... 36
5. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat ............................................. 37
viii
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan ................................................................................................ 39
1. Geografi ................................................................................................... 39
2. Demografi ................................................................................................ 39
B. Profil Bank Sampah ..................................................................................... 40
C. Visi dan misi Bank Sampah Serasi .............................................................. 42
D. Tujuan .......................................................................................................... 42
E. Struktur Organisasi ...................................................................................... 43
1. Susunan Pengurus Bank Sampah Serasi RW.021 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan ............................................................................................ 43
F. Sistem Bank Sampah Serasi ......................................................................... 44
1. Sistem Bank sampah Serasi ada 2 sistem yaitu :...................................... 44
2. Tata Cara Menjadi anggota / Nasabah Bank Sampah Serasi ................... 45
3. Lima Langkah Sukses Bank Sampah Serasi : .......................................... 45
G. Pemasuskan Dan Pembagian Keuangan ...................................................... 45
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Temuan Penelitian ....................................................................................... 46
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi RW 21 di
Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan ..................................... 47
2. Manfaat Bank Sampah Serasi RW 21 bagi warga Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan ........................................................................... 75
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan . 88
ix
BAB V ANALISIS
A. Analisis Temuan Penelitian ......................................................................... 94
1. Partisipasi dan kontribusi Masyaraka Dalam Menangani Sampah Melalui
Program Bank Sampah Serasi di Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan ............................................................................................ 94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 129
B. Saran .......................................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 132
Sumber Buku dan Jurnal .................................................................................... 132
Sumber Wawancara ........................................................................................... 134
Sumber dari internet ........................................................................................... 134
LAMPIRAN – LAMPIRAN...........................................................................
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Theoretical Sampling ...................................................................... 9
Tabel 2. Tangga Partisipasi ........................................................................ 20
Tabel 3. Bentuk Partisipasi Masyarakat .................................................. 84
Tabel 4. Manfaat Bank Sampah Serasi..................................................... 86
Tabel 5. Tangga Partisipasi Masyarakat .................................................. 87
Tabel 6. Tangga Partisipasi Masyarakat ................................................ 105
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi................................................................. 43
Gambar 2. Alur penimbangan ................................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap waktu manusia melakukan proses konsumsi. Dalam konsumsi
tersebut tidak semua habis. Sisa atau residu dari konsumsi akan menjadi
sampah. Pertumbuhan jumlah manusia sebanding dengan peningkatan
jumlah sampah yang dihasilkan. Akumulasi sampah bekas konsumsi
masyarakat dapat berdampak pada kehidupan manusia, baik dampak buruk
maupun sebaliknya. Contoh dampak buruk dari penumpukan sampah yang
banyak akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan bahkan bencana.
Daerah perkotaan memungkinkan tingkat konsumsi tinggi dan
kurangnya lahan kosong untuk pembuangan sampah. Banjir masih menjadi
persoalaan serius sebagai dampak penumpukan sampah di kota besar seperti
Tangerang Selatan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua DPRD Tangerang
Selatan H. Sukarya bahwa sampah dan banjir menjadi masalah klasik yang
tiap tahunnya terus meningkat. Banjir akan meluber sampai ke Sungai
Cisadane (Kurniawan, 2019).
Dari jumlah sampah yang banyak memungkinkan tingkat pemanfaatan
lebih banyak juga. Menurut Wismansyah, Kabid Persampahan Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan, setiap hari tidak kurang 300
ton sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir. Jumlah tersebut
diukur dari sampah yang dapat diangkut oleh petugas sampah. Jika fasilitas
kendaraan pengangkut sampah ditambah, lebih banyak lagi volume sampah
yang dapat dihitung (Adiyatna, 2019). Volume sampah yang banyak tersebut
dapat menjadi peluang bagi penyelenggara program bank sampah di
Tangerang Selatan lebih meningkat.
2
Berbagai dampak penumpukan sampah sangat banyak. Sampah dapat
menimbulkan berbagai gangguan antara lain; sampah dapat menimbulkan
pencemaran udara karena rombakan dari bau sampah yang tidak sedap,
daerah becek dan kadang-kadang berlumpur terutama apabila musim
penghujan datang; sampah yang menumpuk menimbulkan kondisi dari segi
fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat
mengganggu kehidupan di lingkungan sekitarnya; di sekitar daerah
pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini
disebabkan selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-senyawa
sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara di sekitarnya; Secara
estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang nyaman
untuk dinikmati (Hadiwiyanto, 1983, 139).
Persoalan sampah menjadi sangat urgen bagi keberlangsungan kondusif
lingkungan hidup, baik lingkungan alamiah maupun sosial. Tingkat
kepedulian masyarakat yang relatif masih rendah pada lingkungan sekitar
menjadi faktor utama dalam persoalan sampah. Kurangnya kesadaran atas
arti pentingnya pelestarian lingkungan, menyebabkan kurang peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Membuang sampah sembarangan merupakan salah
satu tanda masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam menjaga
lingkungan hidup.
Problematika tentang pengelolaan sampah di perkotaan memerlukan
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasinya. Masyarakat atau warga dapat
ikut mengelola sampah terutama di lingkungan masing-masing. Warga
masyarakat dapat mengubah perilakunya dari tadi masa bodoh berubah
untuk ikut mengelola permasalaahan sampah. Permasalahan sampah tidak
hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi menuntut partisipasi masyarakat
seluas-luasnya untuk turut mencari solusi dalam mengelola sampah dari
sumber masalah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, baik secara
3
ekonomis maupun lingkungan. Pada konteks ini, masyarakat perlu
mengalami proses pemberdayaan agar mereka siap mengelola dan
menyelesaikan problema sampah di lingkungannya (Muhtadi, 2017, 194).
Dari berbagai jenis sampah, ada yang masih memiliki nilai. Sampah
yang masih bernilai dapat ditingkatkan manfaatnya dengan pengolahan.
Salah satu bentuk pengolahan dan pengelolaan sampah agar lebih bermanfaat
dan berdaya guna adalah dengan program atau kegiatan bank sampah.
Menimbang tingkat konsumsi masyarakat yang sangat tinggi, meningkatnya
jumlah sampah, pengolahan bank sampah menjadi alternatif program
kesejahteraan sosial.
Menjaga lingkungan hidup sekitar menjadi tanggung jawab bersama,
baik pemerintah maupun masyarakat. Upaya penanganan dan
penanggulangan sampah sudah ditandaskan dalam undang-undang.
Masyarakat diikutsertakan dalam upaya penanganan dan pengolahan
sampah. Selain sebagai bentuk kegiatan sosial, masyarakat mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan keahlian pribadi, kepemimpinan dan
pertanggung jawaban melalui proses belajar dengan tindakan (Salim, 1993,
45).
Kegiatan bank sampah merupakan penyelenggaraan secara integral yang
melibatkan komponen-komponen masyarakat. Dari warga yang memiliki
sampah rumah tangga atau sampah umum, unsur pengelola, pihak ketiga
yang akan memproses sampah tersebut bernilai ekonomis. Sebagai salah satu
upaya meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial dan pemenuhan tingkat
kebutuhan, bank sampah cukup efektif. Tidak hanya peningkatan secara
ekonomis bank sampah diselenggarakan. Melalui pemberdayaan dan
pelayanan yang didukung oleh pemerintah, bank sampah pada titik tertentu
dapat memenuhi kebutuhan tingkat lanjut.
4
Dalam pengolahan bank sampah, masyakarat di daerah-daerah
berpartisipasi aktif dalam gelaran pembentukan bank sampah. Selain
menyambut program yang digelar pemerintah, pengolahan bank sampah juga
menjadi salah satu respon kreatif masyarakat untuk terhindar dari dampak
buruk sampah dan mengambil manfaatnya. Pemanfaatan tersebut dapat
menambah penghasilan secara ekonomis dan secara moral ikut menjaga
lingkungan sekitar. Bank sampah menjadi alternatif menghadapi
problematika yang disebabkan penumpukan sampah.
Kota Tangerang Selatan yang notabene dekat dengan ibu kota akan sulit
mengalokasikan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga
memungkinkan adanya pengolahan dan pengelolaan sampah. Terlebih
daerah-daerah padat penduduk dan dipenuhi komplek-komplek perumahan.
Potensi dan peluang untuk pengadaan program bank sampah sangat relevan
diadakan sebagai wujud upaya pencegahan dampak buruk dari sampah.
Banjir masih menjadi masalah rutin. Di kota Tangerang Selatan masih
sering terjadi banjir yang disebabkan penumpukan sampah pada saluran air
dan sungai. Salah satu daerah yang hampir keseluruhan wilayah dilanda
banjir ketika hujan deras mengguyur adalah Kelurahan Benda Baru. Hal
tersebut melatarbelakangi warga untuk terlibat aktif dalam penanggulangan
masalah sampah (Monitor Tangerang, 2016).
Salah satu bank sampah di kota Tangerang Selatanadalah Bank Sampah
Serasi. Bertempat di daerah Vila Dago RW 21 Kelurahan Benda Baru
Kecamatan Pamulang. Daerah padat penduduk dan sekitar komplek
perumahan yang tingkat kerjanya cukup tinggi. Kondisi demikian
memungkinkan masyarakat kurang mawas diri atas dampak yang dapat
ditimbulkan dari sampah.
5
Menimbang fakta dan kondisi yang sudah dipaparkan di atas, peneliti
akan mengangkat skripsi berjudul “PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM MENANGANI SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK
SAMPAH SERASI DI VILA DAGO RW 21 BENDA BARU
PAMULANG TANGERANG SELATAN”
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah untuk memudahkan peneliti
dalam mengkaji bahasan penelitiannya. Dari latar belakang masalah yang
telah diuraikan, terdapat beberapa identifikasi masalah yang dapat dibahas
dalam penelitian ini. Identifikasi tersebut mengenai, dampak buruk yang
ditimbulkan sampah, bagaimana urgensi pengelolaan sampah, partisipasi
masyarakat dalam penanganan masalah sampah, salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan program bank sampah.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka
masalah yang diangkat dalam penelitian ini perlu dibatasi penelitiannya agar
lebih mudah dalam pembahasannya serta lebih memfokuskan permasalahan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membatasi serta memfokuskan masalah
dalam penelitian ini pada :
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi di Vila
Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
2. Manfaat Bank Sampah Serasi bagi warga Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan tersebut, dan
agar permasalahan lebih mudah untuk dibahas, maka dalam penelitian ini
penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas, yakni:
6
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah
Serasi di Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan?
2. Apa manfaat Bank Sampah Serasi daerah Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui partisipasi masyarakat dalam menangani persoalan Bank
Sampah Serasi di Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
2. Memahami pengelolaan bank sampah Serasi dan manfaatnya bagi
masyarakat sekitar Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
civitas akademis UIN Syarif Hidayatullah secara khusus dan sebagai
kegiatan sosial tentang pengelolaan sampah baik yang disegelenggarakan
oleh pemerintah maupun masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis untuk memenuhi tugas akhir kuliah. Lebih
dari itu, dengan penelitian ini akan diketahui tingkat partisipasi masyarakat
dalam menangani persoalan sampah dan bagaimana pengelolaan Bank
Sampah Serasi di daerah Vila Dago, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang
Selatan.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian atau metode riset berasal dari bahasa Inggris. Metode
berasal dari kata methodh, yang berarti ilmu yang menerangkan metode atau
cara- cara. Kata penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“research” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian,
7
pengejaran, penelurusan, dan penyelidikan). Maka research berarti
melakukan pencarian, sehingga langkah logis dan sistematis tentang
pencarian yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa,
diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya (Bachtiar,
1999:1)
1. Jenis Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif
lainnya. Dan didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang
diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit
(Lexy J. Moeleong, 2007, 6), Yaitu data yang diperoleh (berupa kata-kata,
gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka
statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih
kaya dari sekadar angka atau frekuensi (Lexy J. Moeleong, 2007, 14).
Penelitian kualitatif merupakan analisa tentang isi dan pemaparan secara
komprehensif yang dipaparkan tidak dalam bentuk baku berupa angka.
Sebagaimana Lexy J. Moeleong menandaskan bahwa pengolahan data
penelitian berupa anasir-anasir yang dipaparkan dalam bentuk deskriptif. Hal
sebagaimana merupakan pola metode kualitatif, menurut Gogdan dan Guba
pendekatan kualitatif adalah prosedur peneltian yang menghasilkan data
deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka) (2007, 76).
2. Objek Penelitian
Agar penelitian lebih akurat dan relevan, peneliti menentukan objek
yang akan diteliti terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya
adalah Bank Sampah Serasi yang bertempat di wilayah Vila Dago RW 21
8
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan dan masyarakat yang
meyelenggarakan kegiatan bank sampah di wilayah tersebut.
3. Sumber Data
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari informan secara
langsung, yaitu pihak yang berwenang mengelola bank sampah Serasi di
Vila Dago Kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung berupa catatan-catatan,
dokumentasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, atau artikel-artikel
yang berkaitan dengan bank sampah, khususnya bank sampah Serasi di
Vila Dago Kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation),
wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi (Sugiyono,
2003, 186). Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berkut :
a. Observasi berperan serta, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari –
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian (Sugiono, 2009, 64).
b. Wawancara, yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu data tertentu (Sugiono, 2003, 190). Wawancara dilakukan untuk
9
menggali informasi dan keterangan dari pihak-pihak yang terkait dengan
program bank sampah Serasi di daerah Vila Dago, Kelurahan Benda
Baru, Pamulang, Tangerang Selatan.
Tabel 1. Theoretical Sampling
No. nama Informan Metode
1. Ujang
Karmana
Arya S.Sos
Pembina Bank Sampah Serasi RW
21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Observasi
Wawancara
2. Rita Sari Ketua Bank Sampah Serasi RW 21
Benda Baru Pamulang Tangerang
Selatan
Observasi
Wawancara
3. Rosida
Djuhro
Wakil Ketua Bank Sampah Serasi
RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Observasi
Wawancara
4. Eny ND
Damayanti
Tim Pencatatan Bank Sampah
Serasi RW 21 Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
Observasi
Wawancara
5. Nurwulan Humas Bank Sampah Serasi RW
21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Observasi
Wawancara
Sumber: data wawancara
c. Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara (Sugiono, 2009, 82).
5. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Moleong adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan santuan uraian dasar sehingga
dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data,
diantaranya mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan
mengkategorikanya (Rukhiyat, 2003, 54).
6. Teknik Keabsahan Data
10
Teknik untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh, dilakukan
dengan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2006, 330) mengemukakan
bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Teknik triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data
hasil wawancara antara informan satu dengan informan yang lain.
H. Penelitian Relevan
Sebagai timbangan dan dukungan data dari kualifikasi penelitian,
dipaparkan beberapa penelitian di bawah ini:
Ragil Agus Prianto (3450406574) mahasiswa prodi ilmu hukum fakultas
ilmu hukum universitas negeri Semarang tahun 2011, mengetengahkan judul
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan
Jomblang Kota Semarang (Analisis Sosio Yuridis Pasal 28 Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah). Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui proses perencanaan dan pengelolaan
sampah rumah tangga berbasis masyarakat. Jenis metode penelitiatan
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosio-
yuridis.
Jean Anggraini (109054000012) mahasiswa Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Mengangkat judul Dampak Bank Sampah
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Dan Lingkungan (Studi Kasus Bank
Sampah Cempaka Ii Di Kelurahan Pondok Petir Rw: 09) Bojongsari, Kota
Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan
masyarakat oleh Bank sampah melalui pengelolaan Bank sampah Cempaka
II di Kelurahan Pondok Petir Rt: 02 Rw: 09 Bojongsari, Kota Depok. Dalam
11
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskripsif berupa tulisan atau lisan dari orang- orang
atau perilaku yang diamati.
Yan Kurniawan (10250023) mahasiswa Program Studi Kesejahteraan
Sosial Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tahun 2017, mengangkat judul Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pengelolaan Sampah Oleh Bank Sampah Malang (Bsm) Kota Malang
Dengan Menggunakan Pendekatan Partisipasi Emansipatoris. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui bangaimana konsep pemberdayaan masyarakat
melalui pengelolaan bank sampah malang (BSM). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode partisipasi
emansipatoris.
Dwi Anggraini Maya Sari (1316011028) mahasiswi Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar
Lampung tahun 2017, mengangkat judul Pengaruh Partisipasi Masyarakat
Dalam Kegiatan Bank Sampah Terhadap Tingkat Kesejahteraan Sosial
(Studi Pada Masyarakat Kelurahan Sumberejo Sejahtera Rt 17 Kemiling,
Bandar Lampung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi
masyarakat dalam kegiatan bank sampah dan relevansinya dengan
kesejahteraan sosial. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner kepada responden.
Penelitian-penelitian di atas menjadi data pendukung sekaligus rujukan
untuk memahami komponen variabel-variabel yang diteliti. Bagaimana
keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan sosial dan
bagaimana kerja bank sampah. Perbedaan antara penelitian relevan dan
penelitian yang diangkat penulis adalah partisipasi masyarakat dalam
12
pengelolaan bank sampah sebagai penunjang kesejahteraan hidup, baik
ekonomi, sosial, maupun lingkungan (ekologi).
I. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini, akan dipaparkan dengan sistematika
penulisan seperti berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang berisi jawaban apa
dan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Bagian ini
memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang
hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan ini
memuat beberapa bagian yang terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka,
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORETIS
Tinjauan Teoritis mencakup hal-hal mengenai Pengertian
partisipasi masyarakat, bentuk-bentuk partisipasi, unsurunsur
partisipasi, faktor penghambat partisipasi, faktor pendorong
partisipasi, tangga partisipasi, pengertian sampah, definisi
sampah, penggolongan sampah, faktor yang mempengaruhi
sampah, pengertian lembaga sosial, fungsi lembaga sosial dan
kerangka berfikir.
BAB III GAMBARAN UMUM
13
Gambaran umum penelitian membahas tentang informasi dari
objek penelitian yang meliputi gambaran umum, Visi dan
Misi, Demografi wilayah, Profil, Struktur, Sistem dan Tujuan.
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
Mencakup hal-hal yang mengenai Aktivitas Rutin yang
meliputi: Proses partisipasi, manfaat partisipasi, bentuk –
bentuk partisipasi, faktor-faktor pendukung dan penghambat
partisipasi masyarakat.
BAB V ANALISIS DATA
Analisis data adalah bentuk pengolahan data menjadi
informasi sehingga karakteristik data bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan.
BAB VI PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian penutup yang mencakup hal-hal
mengenai Saran serta Kesimpulan dari temuan dan analisis
penelitian yang didapatkan.
14
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Partisipasi Masyarakat
1. Definisi Partisipasi
Bornby mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil
bagian” yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari
kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat (Theresia, 2014, 196).
Sementara itu, Adisasmita (2006, 34) mengatakan bahwa partisipasi anggota
masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,
meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi)
program atau proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat
lokal.
Hal senada juga dikemukakan oleh Chandra yang menjelaskan bahwa
partisipasi sebagai pengetahuan dan teknik yang ditujukan sebagai alat
penyelesaian masalah-masalah pembangunan, berjalan dan tidaknya,
tergantung pada konteks-konteks spesifik yang terkait dengan faktor-faktor
struktural, norma-norma yang berlaku, organisasi sosial, pola-pola hubungan
kekuatan, pola-pola tindakan bersama, serta institusi-institusi politik yang
telah digunakan sebelumnya dalam komunitas (Chandra, 2003, 5).
Sebagai suatu kegiatan, Verhangen (1979) Seperti dikutip dalam
Mardikanto & Soebiato (2013, 81-82) menyatakan bahwa, partisipasi
merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang
berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.
Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut, dilandasi oleh adanya
kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai:
a. Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki
b. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau
masyarakatnya sendiri Kemampuanya untuk berpartisispasi dalam
15
kegiatan yang dapatdilakukan
c. Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapat memberikan sumbanagan yang
bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan
2. Definisi Masyarakat
Masyarakat sendiri adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan
manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan kompleks dalam definisi
tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang
membentuk suatu kesatuan yang didalamnya terdiri atas bagian-bagian yang
membentuk hubungan sosial (Murdiyatmoko, 2007, 18).
Horton dan Hunt (1987:59) dalam kutipan Damsar & Indrayani (2016:
71) mendefinisikan masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang secara
relativ mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu
wilayah mandiri, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian
besar kegiatanya dalam kelompok tersebut.
3. Dimensi Partisipasi Masyarakat
Menurut Josef Riwu (2007, 127) dalam partisipasi masyarakat terdapat
dua dimensi penting. Dimensi pertama adalah siapa yang berpartisipasi.
Partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat tahap yaitu pertama,
partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi dalam
pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pemanfaatan. Keempat, partisipasi
dalam evaluasi. Adapun uraiannya sebagai berikut:
a. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan. Setiap proses
penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, pasti
melewati tahap penetapan kebijaksanaan. Partisipasi masyarakat pada
tahap ini sangat mendasar sekali, terutama karena yang di ambil meliputi
nasib mereka secara keseluruhan yang menyangkut kepentingan
bersama. Partisipasi dalam hal pengambilan keputusan ini bermacam-
macam, seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran,
16
tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan.
Partisipasi dalam pelaksanaan. Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program merupakan lanjutan dari rencana yang telah
disepakati sebelumnya. Partisipasi dalam pembangunan ini dapat
dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan
konstribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud
tenaga, uang, barang, material, maupun informasi yang berguna bagi
pelaksanaan pembangunan.
b. Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini tidak terlepas dari
kualitas maupun kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa
dicapai. Dari segi kualitas, keberhasilan suatu program akan ditandai
dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dapat
dilihat seberapa besar persentase keberhasilan program yang
dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Partisipasi dalam menikmati hasil dapat dilihat dari tiga segi, yaitu dari
aspek manfaat materialnya, manfaat sosialnya dan manfaat pribadi.
c. partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan
dengan masalah pelaksanaan program secara menyeluruh. Partisipasi ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai
dengan yang ditetapkan atau ada penyimpangan.
d. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan
pembangunan sangat diperlukan, karena pembangunan yang berhasil
harus didukung oleh semua komponen masyarakat, agar masyarakat
memiliki rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan
pembangunan itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa dimensi partisipasi
meliputi partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam
pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan, dan partisipasi dalam evaluasi.
17
4. Tipologi Partisipasi Masyarakat
Pembangunan sebenarnya merupakan suatu proses perubahan yang
direncanakan dan diharapkan. Setidaknya pembangunan pada umumnya
merupakan harapan masyarakat yang terwujud dalam keputusan-keputusan
yang diambil oleh para pemimpinnya, yang kemudian disusun dalam suatu
perencanaan dan selanjutnya akan dilaksanakan. Pembangunan mungkin
hanya menyangkut suatu bidang kehidupan saja, namun mungkin dilakukan
secara bersama-sama terhadap pembagai bidang kehidupan yang saling
berkaitan. Menurut Harun (2011, 249) macam-macam tipologi partisipasi
masyarakat yaitu :
a. Partisipasi pasif atau manipulatif dengan karakteristik masyarakat
diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh
pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat dan
informasi yang diperlukan terbatas pada kalangan professional di luar
kelompok sasaran.
b. Partisipasi informatif memiliki karakteristik dimana masyarakat
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, masyarakat tidak diberi
kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian dan
ketelitian hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
c. Partisipasi konsultatif dengan karakteristik masyarakat berpartisipasi
dengan cara konsultasi, tidak ada peluang membuat keputusan bersama,
dan profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan masukan atau
tindak lanjut.
d. Partisipasi intensif memiliki karakteristik masyarakat memberikan
jasanya untuk memperoleh imbalan berupa intensif atau upah. Mayarakat
tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen yang
dilakukan dan masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan
kegiatan-kegiatan setelah intensif dihentikan.
18
e. Partisipasi fungsional memiliki karakteristik masyarakat membentuk
kelompok untuk mancapai tujuan proyek, pembentukan kelompok
biasanya setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati, pada
tahap awal masyarakat tergantung terhadap pihak luar namun secara
berkala menunjukkan kemandiriannya.
f. Partisipasi interaktif memiliki ciri dimana masyarakat berperan dalam
analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan penguatan
kelembagaan dan cenderung melibatkan metode interdisipliner yang
mencari keragaman perspektif dalam proses belajar mengajar yang
terstruktur dan sistematis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol
atas pelaksanaan keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil
dalam keseluruhan proses kegiatan.
g. Self mobilization atau mandiri memiliki karakter masyarakat mengambil
inisiatif sendiri secara bebas untuk mengubah sistem dan nilai-nilai yang
mereka miliki. Masyarakat mengembangkan hubungan dengan pihak-
pihak lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya
yang diperlukan. Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan
sumberdaya yang ada dan digunakan.
5. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat juga berarti adanya keterlibatan langsung bagi
warga dalam proses pengambilan keputusan dan kontrol serta
pengorganisasian dalam mempertahankan hak-hak sosialnya. Menurut Keith
Davis (2013: 34) dikemukakan bahwa bentuk-bentuk dari partisipasi
masyarakat adalah berupa:
a. Pikiran, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut membuat
partisipasi dengan menggunakan pikiran seseorang atau kelompok yang
bertujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
19
b. Tenaga, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut dengan
mengoprasikan seluruh tenaga yang dimiliki secara kelompok maupun
individu untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
c. Pikiran dan Tenaga, merupakan jenis partisipasi yang mana tingkat
partisipasinya dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok dalam
mencapai tujuan yang sama.
d. Keahlian, merupakan jenis partisipasi yang mana dalam hal ini keahlian
menjadi unsur yang paling diinginkan untuk menentukan suatu keinginan
e. Barang, merupakan jenis partisipasi yang mana partisipasi dilakukan
dengan menggunakan barang untuk membantu guna mencapai hasil yang
diinginkan.
f. Uang, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut
menggunakan uang sebagai alat guna mencapai sesuatu yang diinginkan.
Umumnya tingkat partisipasi tersebut dilakukan oleh orang-orang
kalangan atas.
Berdasarkan penjelasan di atas, bentuk partisipasi masyarakat dapat
digolongkan dalam bentuk tenaga, pikiran, keahlian, barang, dan uang.
6. Tangga Partisipasi
Temuan yang berasal dari pandangan beragam stakeholder
pemerintahan daerah tentang partisipasi masyarakat ini telah memperkuat
teori ladder of empowerment dari Burns, Hambleton & Hogger bahwa
derajat partisipasi yang lebih tinggi merupakan derajat yang lebih ideal.
Tuntutan adanya derajat pada tingkatan citizen control dalam penentuan
kebijakan daerah dan implementasinya merupakan bukti kuat yang
mendukung teori ladder of empowerment.
Sintetis tangga partisipasi diperlukan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan dengan situasi nyata di Indonesia. Sintetis ini dihasilkan dari
mempertimbangkan adanya mekanisme partisipasi yang telah berjalan,
20
kebutuhan akan saluran partisipasi serta mekanisme yang memungkinkan
dijanlan sesuai dengan kondisi Indonesia. Selain itu, tangga partisipasi yang
baru seharusnya tetap menyediakan ruang bagi kemungkinan munculnya
mekanisme partisipasi yang tidak partisipatif atau yang seolah-olah
partisipatif. Hal ini diperlukan untuk mengingatkan berbagai pihak terhadap
kemungkinan terjadinya menipulasi partisipasi, yakni seakan-akan terjadi
partisipasi dalam proses kebijakan daerah sementara sebenarnya masyarakat
tidak sama sekali. Fungsi peringatan dan deteksi dini terhadap paktik
nonpartisipatif menjadi penting dalam tangga partisipasi ini.
Sintetis tangga partisipasi memunculkan tangga partisipasi baru
dibandingkan dengan dua karya sebelumnya. Tangga partisipasi ini tentu
lebih sesuai dengan situasi nyata dalam pemerintahan daerah di Indonesia.
Dalam tangga partisipasi baru ini terdapat tiga jenjang partisipasi, yakni
nonpartisipasi, partisipasi, dan kendali warga. Tiga jenjang ini tentu sama
dengan apa yang juga telah dirumuskan, baik oleh Arnstein maupun
Burns,Humbleton, & Hogget.
Tabel 2. Tangga Partisipasi
TANGGA
PARTISIPASI
MEKANISME PARTISIPASI
YANG DIMUNGKINKAN
Kendali
warga 6. Kendali warga
Referendum
Pemilu untuk anggota DPRD
Pilkada langsung
Partisipasi
Kuat 5. Delegasi
Badan otonom berbasis fungsi
atau tempat tinggal
Partisipasi
sedang 4. Kemitraan
Hak inisiaptif masyarakat
Rukun tetangga (RT)
Rukun warga (RW)
Lembaga pemberdayaan
masyarakat kelurahan (LPMK)
21
TANGGA
PARTISIPASI
MEKANISME PARTISIPASI
YANG DIMUNGKINKAN
Partisipasi
sedang 3. Konsultasi
Dengar pendapat publik
Konsultasi public
Musyawarah perencanaan
pembangunan (musrenbang)
Kontak publik via media massa
Jejak pendapat
Lobbying
Pratisipasi
lemah 2. Informasi
Piagam warga (`Citizen’s
Charter)
Situs internet (eGov)
Kunjungan kerja anggota DPRD
Aktivitas massa Resses
Sidang paripurna terbuka DPRD
Non
patisipasi 1. Manipulasi
Pengarahan massa
Distorsi informasi
Formalitas berbagai mekanisme
partisipasi
Sumber : (Muluk,2007)
Jenjang nonpartisipasi memiliki anak tangga tunggal, yakni manipulasi
sebagai anak tangga pertama dalam tangga partisipasi ini. Pada intinya, anak
tangga manipulasi mencerminkan kondisi mekanisme partisipasi yang
seakan-akan terjadi partisipasi dan ada kemurahhatian penyelenggara
pemerintahan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam beragam
bentuknya. Manipulasi partisipasi juga dilakukan dengan menyebarkan
informasi yang bersifat distortif sehingga masyarakat tidak memiliki
informasi yang benar dan transparan dalam mengambil keputusan partisipasi
tertentu. Jika hal tersebut terjadi, hasil partisipasi yang dilakukan oleh
masyarakat tidak mencerminkan aspirasi nyata dari masyarakat. Formalitas
partisipasi dilakukan seakan-akan telah terjadi partisipasi masyarakat guna
memberikan legitimasi yang kuat terhadap proses kebijakan tertentu.
22
Jenjang partisipasi memiliki empat anak tangga, yakni informasi,
konsultasi, kemitraan, dan delegasi. Anak tangga informasi sebagai anak
tangga kedua memiliki berbagai contoh mekanisme partisipasi, seperti
sidang paripurna DPRD, situs internet pemerintah daerah, kunjungan kerja
anggota DPRD, masa reses dan citizen’s charter (piagam warga). Berbagai
mekanisme yang berada dalam anak tangga ini tidak memberikan peluang
bagi masyarakat untuk terlihat dalam kebijakan yang telah diambil.
Mekanisme ini lebih sering berfungsi sebagai sosialisasi kebijakan daerah.
Oleh karena itu, anak tangga informasi ini tetap merupakan bagian dari
jenjang partisipasi, meskipun sebenarnya memiliki kadar partisipasi yang
lemah dalam melibatkan masyarakat dalam mempengaruhi proses kebijakan
publik.
Anak tangga ketiga, konsultasi, konsultasi mempunyai berbagai contoh
mekanisme partisipasi seperti dengar pendapar public, konsultasi public,
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), kontrak public via
media massa. Keterlibatan masyarakat dalam proses perumusan kebijakan
dapat berarti ada peluang untuk memengaruhi kebijakan dapat berarti ada
peluang untuk memengaruhi kebijakan sejak diawal proses. Kedua, berbagai
mekanisme partisipasi dalam anak tangga konsultasi juga sudah mengandung
unsur informasi terhadap agenda kebijakan. Akan tetapi, anak tangga
konsultasi ini tidak dapat ditempatkan pada posisi lebih tinggi karena pada
dasanya kewenangan masyarakat untuk menentukan kebijakan selama proses
kebijakan tetap tidak besar.
Anak tangga keempat yaitu kemitraan, memiliki mekanisme partisipasi
yang telah berjalan dengan baik, yakni LPMK, RT, RW. Akan tetapi masih
dimungkinkan adanya berbagai mekanisme partisipasi lain, seperti hak
inisiatif warga untuk mengajukan rancangan peraturan daerah. Kemitraan
layak ditempatkan diatas konsultasi karena memberikan peluang partisipasi
23
yang lebih nyata dam berarti bagi keterlibatan masyarakat dalam pemerintah
daerah. Akan tetapi, kemitraan tetap memiliki keterbatasan tertentu yang
ditunjukkan dari masih kuatnya kewenangan penyelenggara pemerintahan
daerah dalam mengendalikan pemerintahan. Kendali kebijakan masih di
tangan penyelenggara pemerintahan daerah sehingga kendali actual tidak
berada di tangan masyarakat. Dalam banyak hal, fasilitasi pemerintah daerah
masih dominan dalam hubungan kemitraan ini. untuk itulah anak tangga ini
berada di bawah anak tangga dlelgasi dan kendali warga.
Anak tangga kelima adalah delegasi, yang berarti menyerahkan sebagian
porsi kewenangan kepada organisasi kemasyarkatan tertentu. Mekanisme ini
dapat menyusun kebijakna tertentu selakigus menjalankannya dengan
berpedoman pada kebijakan strategis yang dibuat oleh pemrintah daerah atau
DPRD. Oleh karena itu, delegasi tetap merupakan bagian dari jenjang
partisipasi (bahkan yang terkuat) dan bukannya berada dalam jenjang kendali
warga.
Anak tangga tertinggi adalah kendali warga yang bermakna ada
kekuasaan masyarakat untuk menentukan keputusan atau kebijakan tertentu
yang berlaku di daerah. Kendali warga dapat dijadikan acuan sebagai
preskripsi dari pemerintahan daerah pada khususnya dan administrasi public
pada umumnya.
Secara umum, tangga partisipasi ini dapat dijadikan acuan bagi
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah. Tangga
ini lebih realistis daari sudut pandang keberadaan berbagai mekanisme
partisipasi yang sudah berjalan dan upaya peningkatannya pada anak tangga
partisipasi tertinggi. Ada jara yang relative dekat antara tangga tertinggi yang
telah dicapai secara nyata dengan anak tangga tertinggi yang mugkin dapat
diterapkan. Jika upaya meningkatkan partisipasi masyarakat berdasarkan
pada ladder of empowerment dari Burns, Hambleton & Hogget maka
24
tahapan yang harus dicapai masih terlalu jauh sehingga daoat mengurangi
motivasi untuk mengembangkan partisipasi masyarakat. (Muluk, 2007, 173)
7. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat
Goldsmith dalam Ndraha (1987, 105), menjelaskan bahwa masyarakat
tergerak untuk berpartisipasi jika:
a. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau
yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan.
b. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang
bersangkutan.
c. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi
kepentingan masyarakat setempat.
d. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan
oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika
mereka tidak atau kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.
Sebagaimana persyaratan di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi ditimbang atas dasar pemahaman atas kondisi sekitar, asas
manfaat, kepedulian masyarakat.
8. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat
Menurut Dwiningrum (2011, 57), faktor-faktor yang dapat menghambat
partisipasi masyarakat adalah:
a. Sifat malas, apatis, masa bodoh dan tidak mau melakukan perubahan di
tingkat anggota masyarakat.
b. Aspek-aspek tipologis
c. Geografis (pulau-pulau kecil yang tersebar letaknya)
d. Demografis (jumlah penduduk)
e. Ekonomi (desa miskin atau tertinggal)
Sementara Solekan (2012, 135) mengatakan ada dua kategori yang
dapat menghambat partisipasi masyarakat, yakni:
25
a. Perbatasnya ruang partisipasi masyarakat
Ruang partisipasi masyarakat merupakan arena bagi masyarakat bagi
individu maupun kelompok untuk dapat berpartisipasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa. Makna ruang disini
tidak terbatas pada makna tempat saja tetapi juga forum, pertemuan maupun
media lainnya yang dapat memberikan peluang masyarakat untuk mengakses
secara terbuka dan adil. Jenis forum yang biasa dipergunakan masyarakat
adalah musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrembangdes),
namun dalam pelaksanaanya cenderung bersifat simbolik dan formalitas
belaka. Akibatnya forum Musrembangdes menjadi tidak mewadahi aspirasi
dan kepentingan masyarakat.
b. Melemahnya modal sosial
Menurut Bardhan, modal sosial merupakan serangkaian nirma, jaringan
dan organisasi dimana masyarakat mendapat akses pada kekuasaan dan
sumber daya dimana pembuatan keputusan dan kebijakan dilakukan. Dalam
konteks interaksi sosial, modal sosial, terwujud dalam bentuk jaringan atau
asosiasi informal seperti arisan, jamaah tahlil dan lain sebagainya. Asosiasi
tersebut sifatnya ekslusif dan hanya melakukan kegiatan yang sifatnya
keagamaan, ekonomi yang kurang berpengaruh terhadap penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan desa.
B. Sampah
1. Definisi Sampah
Sudah merupakan bagian dari kehidupan kita sehingga sampah bukan
merupakan kata asing dalam kamus bahasa kita setiap hari, namun sampah
perlu diartikan sebagai upaya dasar kita mengenal, dan mengerti apa yang
harus dilakukan sehingga sampah bukan lagi menjadi masalah dibumi ini.
Berikut pengertian tentang sampah :
Dalam Undang-undang tentang Pengelolaan Sampah Bab 1 Pasal 1 Ayat
26
1 Tahun 2008 adalah Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan
atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Pengertian sampah menurut Azwar adalah benda atau hal yang
dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup
(Azwar, 1997, 53)
Departemen Kesehatan, mendefinisikan sampah adalah benda yang tidak
dapat dipakai, tidak diinginkan dan dibuang, yang berasal dari suatu aktifitas
dan bersifat padat, dan tidak termasuk buangan yang bersifat biologis
(human waste) (1997, 2).
2. Penggolongan Sampah
Mengetahui jenis-jenis sampah adalah penting dalam penelitian studi
tentang sampah. Menurut jenisnya sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah
basah (mudah membusuk atau organik) dan sampah kering (sampah yang
tidak dapat membusuk atau an-organik). Dan sampah ada yang membaginya
berdasarkan zat pembentuk atau komposisi kimia (Azwar, 54)
a. Sampah organik
Sampah ini berasal dari bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan atau yang
lain yang termasuk jenis sampah organik antara lain sampah dapur yang
berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang berupa ranting, bunga,
daun, rumput. Ciri sampah ini adalah mudah diuraikan dalam proses alami.
b. Sampah an-organik
Menurut Azwar (1997, 5) sampah ini berasal dari sumber daya tak
terbaharui (mineral, minyak bumi) dan sampah industri, yang termasuk jenis
sampah kering antara lain adalah plastik, alumunium, kaca, kaleng, logam,
dan lain-lain. Ciri sampah ini lambat terurai secara alami atau bahkan tidak
terurai sama sekali.
27
Adapun pembagiannya atas dasar sifatnya, yaitu:
a) Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable waste) atau
sampah yang mudah membusuk.
b) Sampah yang sukar terurai atau yang tidak mudah membusuk (non-
degradable waste).
c) Sampah yang mudah terbakar (combustible)
d) sampah yang sulit atau tidak mudah terbakar (non-cobustible)
3. Faktor yang Mempengaruhi Sampah
Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang
mempengaruhi sampah yaitu (Slamet, 2009, 154):
a. Jumlah penduduk dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak
penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun
berpacu dengan laju pertambahan penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi
masyarakat, semakin banyak pula jumlah perkapita sampah yang dibuang
tiap harinya. Kualitas sampahnya pun semakin banyak yang bersifat non
organik atau tidak membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung
pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran
masyarakat akan persoalan persampahan. Peningkatan kesejahteraan
inipun akan meningkat kegiatan kontruksi dan pembaharuan terhadap
bangunan-banagunan, transportasipun bertambah dengan konsekuensi,
bertambahnya volume dan jenis sampah.
c. Kemajuan tekhnologi akan menambah jumlah mapun kualitas sampah,
karena pemakaian bahwa baku yang semakin beragam, cara pengepakan
dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi
jumlah dan jenis sampahnya.
28
C. Pengertian Lembaga Sosial
1. Pengertian Lembaga
Anwar dan Adang (2013, 198) berpendapat bahwa secara sosiologis,
istilah lembaga dapat diartikan sebagai suatu format yang mantap, stabil,
terstruktur, dan mapan (estabilished). Dalam pengertian ini lembaga sebagai
suatu jaringan sarana hidup berisi peranan yang menjalankan fungsi
masyarakat secara terus menerus dan berulang-ulang.
2. Pengertian Lembaga Sosial
Adapun beberapa pendapat tentang definisi lembaga sosial menurut para
ahli:
Robert Mac Iver dan Charles H. Page mengungkapkan, “Mengartikan
lembaga sosial sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antar-manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan yang dinamakan association” (Anwar, 2013, 200).
Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa: Institusi-institusi sosial pada
hakikatnya adalah kumpulan- kumpulan dari norma-norma sosial (struktur-
struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi
masyarakat. Institusi- institusi ini meliputi kumpulan-kumpulan norma-
norma dan bukan norma-norma yang berdiri sendiri-sendiri (Sari, 2009, 92).
Paul B. Harton dan Chester L. Hunt menyebutkan bahwa: Lembaga
yang digunakan dalam konsep sosiologi berbeda dengan yang digunakan
oleh konsep umum lainnya. Sebuah lembaga bukanlah sebuah bangunan,
bukan sekelompok orang dan juga bukan sebuah organisasi. Lembaga
(institusi) adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting, atau secara formal,
lembaga adalah sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada
suatu kegiatan pokok manusia (Sari, 2009, 93).
J.B.A.F. Mayor Polak mengungkapkan “Memberikan batasan tentang
29
lembaga sosial yaitu suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan
adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting; sedangkan
lembaga mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
paling penting” (Sari, 2009, 93).
3. Fungsi Lembaga Sosial
Anwar dan Adang, (2013, 204) menjelaskan bahwa, Lembaga sosial
berfungsi sebagai pedoman bagi manusia dalam setiap bersikap dan
bertingkah laku. Lembaga sosial berfungsi sebagai unsur kendali bagi
manusia agar tidak melakukan pelanggran terhadap norma-norma sosial yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat. Dan secara individual lembaga sosial
mempunyai fungsi ganda dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu:
a. Mengatur diri pribadi manusia agar ia dapat bersih dari perasaan-
perasaan iri, dengki, benci, dan hal-hal yang menyangkut kesucian hati
nurani.
b. Mengatur prilaku manusia dalam masyarakat agar tercipta keselarasan
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam hal ini
manusia diharapkan dapat berbuat sopan dan ramah terhadap orang lain
agar dapat tercipta pula suatu kedamaian dan kerukunan hidup bersama.
Sementara menurut Soerjono Soekanto dalam Anwar dan Adang (2013,
205), Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi,
yaitu antara lain:
a. Memberi pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapai masalah-
masalah dalam masyarakat yang terutama menyangkut kebutuhan-
kebutuhan yang bersangkutan.
b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
30
c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control), yaitu sistem pengawasan dari
masyarakat terhadap tingkah laku anggota- anggotanya.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat direfleksikan bahwa lembaga
sosial adalah kegiatan bersama dalam suatu sistem hubungan sosial yang
terorganisir atau teratur yang memperlihatkan adanya nilai-nilai, norma,
peraturan, peran-peran dan cara-cara berhubungan satu sama lain, yang
diatur bersama guna memenuhi kebutuhan manusia dalam suatu masyarakat
tertentu.
D. Definisi Bank Sampah
Pengertian bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan
pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank
sampah. Ruangan bank sampah dibagi dalam tiga ruang atau loket tempat
menyimpan sampah yang ditabung, sebelum diambil oleh pengepul atau
pihak ketiga (Suwerda, 2012, 6).
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan
sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang
sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah
atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan
sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar
lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank
(Rozak, 2014, 5).
Bank sampah merupakan peningkatan nilai atau harga dari barang yang
sebelumnya sudah tidak berguna menjadi bermanfaat. Baik pemanfaatan
secara langsung melalui daur ulang (recycle) atau pemanfaatan dengan
mengambil keuntungan dari hasil olahan sampah tersebut.
31
1. Mekanisme Sistem Bank Sampah
Utami (2013, 15) menjelaskan pengelolaan sampah berbasis bank
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut mekanisme kerja
bank sampah.
a. Pemilahan sampah rumah tangga
Nasabah harus memilah sampah sebelum disetorkan ke bank sampah.
Misalnya berdasarkan kategori sampah organik dan anorganik. Biasanya
sampah anorganik kemudian dipisahkan lagi berdasarkan jenis bahan:
plastik, kertas, kaca dan lain-lain. Pengelompokan sampah akan
memudahkan proses penyaluran sampah. Apakah akan disampaikan ke
tempat pembuatan kompos, pabrik plastik atau industri rumah tangga.
Dengan sistim bank sampah, masyarakat secara tidak langsung telah
membantu mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir.
Sebab sebagian besar sampah yang telah dipilah dan dikirimkan ke bank
akan dimanfaatkan kembali, sehingga yang tersisa dan dibuang menuju TPA,
hanya sampah yang tidak bernilai ekonomi dan sampah B3.
b. Penyetoran sampah ke bank sampah
Waktu penyetoran sampah biasanya telah disepakati sebelumnya.
Misalnya, dua hari dalam sepekan setiap Rabu dan Sabtu. Penjadwalan ini
maksudnya untuk menyamakan waktu nasabah menyetor dan pengangkutan
ke pengepul. Hal ini agar sampah bertumpuk di lokasi bank sampah.
c. Penimbangan
Sampah yang sudah disetor ke bank kemudian ditimbang. Berat sampah
yang bisa disetorkan sudah ditentukan pada kesepakatan sebelumnya,
misalnya minimal harus satu kilogram.
d. Pencatatan
Petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah setelah penimbangan.
32
Hasil pengukuran tersebut lalu dikonversi ke dalam nilai rupiah yang
kemudian di tulis di buku tabungan. Pada sistim bank sampah, tabungan
biasanya bisa diambil setiap tiga bulan sekali. Tabungan bank sampah bisa
di modifikasi menjadi beberapa jenis: tabungan hari raya, tabungan
pendidikan dan tabungan yang bersifat sosial ntuk disalurkan melalui
lembaga kemasyarakatan.
Pada tahapan ini, nasabah akan merasakan keuntungan sistem bank
sampah.Dengan enyisihkan sedikit tenaga untuk memilah sampah,
masyarakat akan mendapat keuntungan berupa uang tabungan. Dengan
sistim pengelolaan sampah yang “konvensional”, masyarakat justru harus
mengeluarkan uang untuk membayar petuguas kebersihan untuk mengelola
sampahnya.
2. Manfaat Bank Sampah
Program bank sampah membawa berbagai macam manfaat bagi
masyarakat. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain adalah manfaat
sosial, manfaat ekonomi, dan manfaat lingkungan (ekologi).
a. Manfaat Sosial
Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu pertama, melalui
sosialisasi dari Bank Sampah, masyarakat diajarkan untuk memilah sampah
antara sampah organik dan non-organik. Kedua, masyarakat diarahkan pada
pola pikir kreatif dalam mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi
barang yang bisa dimanfaatkan lagi melalui kegiatan pelatihan kerajinan
sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah. Ketiga, Bank Sampah sebagai
organisasi pemberdaya masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk lebih
peduli terhadap masalah lingkungan terutama sampah (Suwerda , 2012, 19).
b. Manfaat Ekonomi
Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan baku untuk
33
industri rumah tangga di sekitar lokasi bank. Jadi pengelolaan sampah bisa
dilakukan oleh masyarakat yang juga menjadi nasabah bank. Sehingga,
masyarakat bisa mendapat keuntungan ganda dari sistim bank sampah yaitu
tabungan dan laba dari hasil penjualan produk dari bahan daur ulang (Utami,
2013, 15).
c. Manfaat Lingkungan (Ekologi)
Selain manfaat sosial dan ekonomi, bank sampah bermanfaat dalam
menjaga kondisi ekologis (lingkungan alam). Sebagaimana amanah negara
melalui Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa pengelolaan sampah dengan
paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan,
penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan
sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir.
E. Kerangka Berfikir
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah yang telah
dipilih dan dikelola layaknya perbankan. Dalam sistem ini, bukan uang yang
dikelola melainkan sampah. Warga yang menabung atau menyetor disebut
dengan nasabah dan memiliki buku tabungan. Sampah yang telah disetor
dihitung dengan nominal uang yang menjadi simpanan nasabah. Dengan
tabungan sampah tersebut nasabah dapat meminjam uang kepada pengelola
dan pengembaliannya dihitung seharga uang yang dipinjam.
Kepadatan penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat kota yang tinggi,
meniscayakan jumlah sampah dalam skala besar. Pengelolaan dan
pemanfaatan sampah menjadi suatu hal yang urgen. Bank sampah menjadi
salah satu bentuk respon atas peggelembungan jumlah sampah. Selain
sebagai upaya pencegahan dampak buruk sampah, bank sampah dapat
34
mendatangkan mafaat cukup signifikan bagi warga masyarakat yang
berpartisipasi. Bank sampah yang diteliti yaitu Bank Sampah Serasi
bertempat di Vila Dago, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang.
Tangerang Selatan.
1. Patisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Bank Sampah
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa pengelolaan sampah
diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas
manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sebagai sumber daya.
Menurut Subarna (2014) mekanisme pengelolaan sampah dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Pengurangan sampah Aktifitas untuk mengurangi timbulnya sampah sejak
dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lain-lain), mendaur ulang
sampah di sumbernya atau di tempat pengolahan.
b. Penanganan sampah Rangkaian aktifitas penanganan sampah yang
meliputi pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut
jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber
sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengangkatan
(kegiatan memindahkan sampah dari sumber TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, 23
karakteristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan
atau dikembalikan ke alam.
Menurut Josef Riwu (2007, 127) dalam partisipasi masyarakat terdapat
dua dimensi penting. Dimensi pertama adalah siapa yang berpartisipasi.
Partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat jenjang yaitu pertama,
35
partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi dalam
pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pemanfaatan. Keempat, partisipasi
dalam evaluasi.
2. Tangga Partisipasi
Jenjang nonpartisipasi memiliki anak tangga tunggal, yakni manipulasi
sebagai anak tangga pertama dalam tangga partisipasi ini. Pada intinya, anak
tangga manipulasi mencerminkan kondisi mekanisme partisipasi yang
seakan-akan terjadi partisipasi dan ada kemuurahhatian penyelenggara
pemerintahan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam beragam
bentuknya.
Jenjang partisipasi memiliki empat anak tangga, yakni informasi,
konsultasi, kemitraan, dan delegasi. Berbagai mekanisme yang berada dalam
anak tangga ini tidak memberikan peluang bagi masyarakat untuk terlihat
dalam kebijakan yang telah diambil. Anak tangga ketiga, konsultasi,
konsultasi mempunyai berbagai contoh mekanisme partisipasi seperti dengar
pendapar public, konsultasi public, musyawarah perencanaan pembangunan
(musrenbang), kontrak public via media massa.
Anak tangga keempat yaitu kemitraan, memiliki mekanisme partisipaso
yang telah berjalan dengan baik, yakni LPMK, RT, RW. Akan tetapi masih
dimungkinkan adanya berbagai mekanisme partisipasi lain, seperti hak
inisiatif warga untuk mengajukan rancangan peraturan daerah. Anak tangga
kelima adalah delegasi, yang berarti menyerahkan sebagian porsi
kewenangan kepada organisasi kemasyarkatan tertentu. Mekanisme ini dapat
menyusun kebijakna tertentu selakigus menjalankannya dengan berpedoman
pada kebijakan strategis yang dibuat oleh pemrintah daerah atau DPRD.
Anak tangga tertinggi adalah kendali warga yang bermakna ada
kekuasaan masyarakat untuk menentukan keputusan atau kebijakan tertentu
yang berlaku di daerah. Kendali warga dapat dijadikan acuan sebagai
36
preskripsi dari pemerintahan daerah pada khususnya dan administrasi public
pada umumnya.
3. Manfaat Bank Sampah
Program bank sampah membawa beberapa manfaat yang dapat diambil
antara lain adalah manfaat sosial, manfaat ekonomi, dan manfaat lingkungan
(ekologi). Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu melalui
sosialisasi dari Bank Sampah yang mana masyarakat akan diajarkan untuk
memilah sampah antara sampah organik dan non-organik.
Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan buku untuk
industri rumah tangga di sekitar lokasi bank. Jadi pengelolaan sampah bisa
dilakukan oleh masyarakat yang juga menjadi nasabah bank. Selain manfaat
sosial dan ekonomi, bank sampah bermanfaat dalam menjaga kondisi
ekologis (lingkungan alam). Sebagaimana amanah negara melalui Undang-
Undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Sampah menyatakan
bahwa pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan
dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
4. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat
Sebagaimana pemaparan teori di atas, partisipasi masyarakat ditentukan
oleh bebebapa kategori. Kategori pertama, alasan material. Agar dapat
terlibat dalam kegiatan atau program sosial, pertimbangan untung dan rugi
sering menjadi tolok ukur. Aktifitas bersama yang mendatangkan manfaat
atau keuntungan bagi masyarakat dapat menarik minat seseorang untuk ikut
berpartisipasi. Prioritas masyarakat adalah mengejar kebutuhan dan
kepentingannya, baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Keuntungan
atau manfaat secara praktis dan langsung menjadi pijakan dalam
menjalankan kegiatan.
Alasan selanjutnya adalah faktor mental. Pemahaman program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. Sesuatu yang dikenal dan dipahami akan
37
lebih efektif jika dijalankan agar dalam penyelenggaraannya dapat dikontrol.
Selain pemahaman tentang program, pemahaman tentang kondisi lingkungan
sekitar niscaya dikuasai, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Sehingga dalam prosesnya tidak terjadi gejala-gejala yang berpotensi
merusak program atau menghambat jalannya program.
5. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat
Dalam penyelenggaraan program sosial, banyak hambatan-hambatan
yang harus dilalui. Hambatan-hambatan bagi bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosial cukup banyak. Dari uraian teori di atas
telah dipaparkan hambatan-hambatan partisipasi masyarakat yang dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hambatan fisik dan non-fisik. Hambatan
fisik mencakup wilayah geografis, demografis, modal ekonomi, dan wadah
partisipasi. Sedangkan hambatan non-fisik berkaitan dengan etos.
38
Kerangka berfikir
Sumber: Data Kerangka Berfikir
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program Bank
Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Bentuk - bentuk Partisipasi dalam hal :
1. Pembuatan keputusan
2. Pengambilan manfaat
3. Evaluasi program
4. Pembangunan
Manfaat Bank Sampah :
1. Sosial
2. Ekonomi
3. Lingkungan (Ekologi)
Faktor
pendukung
Faktor
penghambat
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
1. Geografi
Bank Sampah Serasi RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang
Selatan bertempat di Balai Warga RW.021, Jl. Alam Asri Raya Blok K Vila
Dago Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.
Kota ini terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik
koordinat 106o38’ – 106
o47’ Bujur Timur dan 06
o13’30” – 06
o23’30”
Lintang Selatan. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan pada sebelah
Utara dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang; sebelah
Timur dengan Provinci DKI Jakarta dan Kota Depok; sebelah Selatan
dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok; dan sebelah Barat dengan
Kabupaten Tangerang. (wordpress, 2012)
Posisi yang melengkapi wilayah ini dengan batas-batas :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serpong
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sawangan, Depok
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sawangan, Depok
2. Demografi
Secara administratif terdiri dari 7 Kecamatan, 49 Kelurahan
dan 5 Desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. dengan
kode pos 15315 hingga 15414. Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kota Administrasi Tangerang Selatan. Diantaranya Kecamatan Setu,
Serpong Utara, Serpong, Pondok Aren, Pamulang, Ciputat Timur,
Ciputat.
40
B. Profil Bank Sampah
Pengurus RW.021 berkomitmen untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan, Salah satunya dengan mendirikan Bank
Sampah Serasi dan mengajak masyarakta mengelola sampah rumah
tangga dengan baik, sebab pengelolaan sampah yang dimulai dari
rumah tangga adalah manajemen sampah yang efektif dan tepat.
Program Bank Sampah Serasi merupakan sistem pegelolaan sampah
secara individu dan kolektif dengan prinsif daur ulang kerjasama
dengan mitra bisnis. Metode ini bisa meningkatkan nilai ekonomis
dari sampah kering. Sedangkan untuk masyarakat yang akan
mendapatkan keuntungan, para nasabah Bank Sampah Serasi bisa
memiliki tabungan yang bisa diambil sesuai kebutuhan. Dengan
demikian Bank Sampah Serasi akan memberikan dampak positif
untuk lingkungan dan memberikan nilai ekonomi serta dapat
membantu pemerintahan Kota Tangerang Selatan dalam
pengendalian sampah. Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan adalah harus diawali oleh perubahan cara kita
memandang dan memperlakukan sampah. Sudah saatnya kita
memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak
layak dibuang percuma. Pelaksanaan Bank Sampah Serasi adalah
langkah nyata kita membumikan perubahan paradigma pengelolaan
sampah. Pengembangan Bank Sampah Serasi harus menjadi
momentum awal membina kesadaran kolektif warga RW.021 untuk
mulai memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah guna
membangun lingkungan yang lebih baik sekaligus membangun
ekonomi kerakyatan. Kita sadar bahwa tantangan di masa datang
dalam pengelolaan sampah adalah :
41
1. Peningkatan jumlah sampah yang sangat cepat/eksponensial
seiring dengan cepatnya pertambahan jumlah penduduk serta
disebabkan oleh pola konsumsi dan produksi yang tidak
berkelanjutan.
2. Masyarakat dan dunia usaha yang relative masih rendah tingkat
kesadaran dan pengetahuannya dalam mengelola sampah.
3. Tempat pengolahan atau pembuangan sampah yang selain terbatas
juga menimbulkan kerawanan sosial serta berdampak terhadap
nilai dan fungsi lingkungan hidup.
4. Pendekatan pengelolaan yang cenderung masih mengedepankan
end of pipe (kumpul angkut – buang). Sudah saatnya kita semua
sebagai pribadi maupun kelompok sosial dan jabatan untuk
mendukung bahkan berupaya dan menyediakan waktu lebih untuk
mensukseskan Program Bank sampah Serasi.
Sampah memang akan menjadi masalah lingkungan bila tidak
ditangani dengan baik apalagi bila sudah terakumulasi dalam skala
kota. Namun demikian sampah bisa menjadi berkah bila “beraliansi”
dengan tangan-tangan kreatif dan inovatif. Untuk itu maka dalam
rangka mengurangi sampah yang akhir-akhir ini menjadi ancaman
setiap kota besar, maka perlu dilakukan sebanyak-banyaknya
“aliansi” sampah dengan masyarakat.
Dengan tangan-tangan kreatif dan pemikiran-pemikiran
inovatif ternyata sampah yang selama ini sering dianggap masalah,
bagi mereka justru menjadi berkah. Untuk itu tidak berlebihan
kiranya apabila mereka saat ini memiliki motto : “Lebih Baik Hidup
dari Sampah dari Pada Hidup Menjadi Sampah”. Terbentuknya Bank
Sampah Serasi adalah sebuah kreasi inovatif yang dilakukan warga
RW.021 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota
42
Tangerang Selatan dalam memanfaatkan nilai ekonomi yang
terkandung dalam sampah, dan secara tidak langsung dapat
mengurangi sampah yang dibuang. Seperti halnya bank lainnya yang
kita kenal, bank sampah ini ada manajemen pengelolanya, ada
nasabahnya dan ada pencatatan pembukuannya.
Apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan
nasabah adalah uang maka dalam Bank Sampah yang disetorkan
“nasabah”nya adalah sampah yang dipandang bernilai ekonomis.
Kemudian pengelola Bank Sampah harus melakukan upaya kreatif
dan inovatif agar sampah-sampah yang dihimpun dari “nasabah”
dapat menjadi uang. Oleh karena itu, pengelola Bank Sampah
tersebut harus merupakan orangorang yang kreatif dan inovatif serta
memiliki jiwa kewirausahaan.
C. Visi dan misi Bank Sampah Serasi
Visi : Menjadikan Bank Sampah Serasi sebagai wadah komunitas
warga yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kebersihan dan
lingkungan yang sehat, dengan memberikan nilai tambah ekonomis.
Misi :
1. Merubah perilaku warga menjadi sayang terhadap sampah, dan
memanfaatkan sampah untuk menambah pendapatan.
2. Pengelolaan sampah sampai bersih dengan kegiatan pengomposan
(komposter) pada sampah organik dan pembuatan kerajinan pada
sampah an-organik
Motto : “Sampah Menjadi Berkah”
D. Tujuan
1. Membantu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dari
sampah
43
2. Melayani kebutuhan warga melalui produk Bank Sampah
3. Meningkatkan kesejahteraan warga
4. Mencentak generasi penerus yang peduli menjaga kelestarian
lingkungan
E. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi
1. Susunan Pengurus Bank Sampah Serasi RW.021 Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
PELINDUNG DAN PEMBINA
H. Saidun, SE., M.Si : Pelindung
Ujang Karmana Arya, S.Sos : Pembina
H Syamsul Bahri, SE : Pembina
Mursyida Hasni Nasution, S.Sos, MM : Pembina
PENGURUS
Rita Sari, SE : Ketua
Rosida Djuhro : Wakil Ketua
Herlika Budiarty : Sekretaris
Ira Susziaty : Sekretaris
Rita Mustikarini : Bendahara
Azizah Nawanty : Bendahara
Fanny Andryanty : Buku Tabungan Nasabah
44
Eny Dhamayanti : Buku Tabungan Nasabah
Nurwulan : Humas/Pemasaran
Yuli Trisnawati : Humas/Pemasaran
Witri : Humas/Pemasaran
Darso : Penimbangan
Robby Karya, S.Ip : Penimbangan
Muhammad Nahuri, S.Pd : Penimbangan
Rusydi : Rumah Tangga / Sekretariat
F. Sistem Bank Sampah Serasi
1. Sistem Bank sampah Serasi ada 2 sistem yaitu :
a. Sistem Individu :
a) Sampah dipilah pada skala rumah tangga
b) Sampah disetor langsung oleh nasabah, untuk dilakukan
penimbangan
c) Penimbangan
d) Pencatatan
e) Hasil sampah yang telah ditimbang, dimasukan kedalam buku
tabungan.
b. Sistem Komunal
a) Sampah dipilahpada skala rumah tangga
b) Sampah disetor dan dikumpulkan di setiap RT masing-masing
c) Pengurus Bank Sampah Serasi datang untuk melakukan
penimbangan
d) Pencatatan
e) Hasil sampah yang telah ditimbang, dimasukan kedalam buku
tabungan
Gambar 2. Alur penimbangan
45
2. Tata Cara Menjadi anggota / Nasabah Bank Sampah Serasi
a. Menghubungi pengurus Bank Sampah Serasi, untuk
mendapatkan formulir
b. Isi Formulir pendaftaran anggota./nasabah
c. Lampirkan photo copy KTP
d. Membayar uang keanggotaan sebesar Rp. 5.000,- (satu kali untuk
selamanya)
e. Nasabah akan mendapatkan nomor keanggotaan nasabah
f. Nasabah akan mendapatkan buku tabungan
g. Nasabah akan mendapatkan plastik pemilah sampah kering
3. Lima Langkah Sukses Bank Sampah Serasi :
a. Sosialisasi awal
b. Pelatihan teknis
c. Pelaksanaan sistem
d. Pemantauan
e. evaluasi
G. Pemasuskan Dan Pembagian Keuangan
1. Pemasukan Bank Sampah Serasi Pemasukan Bank Sampah Serasi
adalah selisih harga beli sampah dari warga / anggota dengan selisih
harga penjualan, dengan penagturan
2. Pembagian Hasil Usaha Bank Sampah Serasi
a. 5% Insentif Kas RW.021 dihitung dari seluruh anggota Bank
Sampah serasi
b. 5% untuk Insentif Kas RT. Dihitung dari jumlah Anggota RT.
masing-masing
c. 20% Untuk Operasion al Pengelola Bank Sampah serasi
46
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
A. Temuan Penelitian
Dalam temuan ini peneliti membahas tentang Partisipasi
masyarakat dalam menangani sampah melalui program Bank
Sampah Serasi di Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tanggerang Selatan. Penelitian ini berfokus pada Partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dan manfaat Bank Sampah Serasi
bagi warga Vila Dago, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan.
Pengurus RW.021 berkomitmen untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan, Salah satunya dengan mendirikan Bank
Sampah Serasi dan mengajak masyarakat mengelola sampah rumah
tangga dengan baik, sebab pengelolaan sampah yang dimulai dari
rumah tangga adalah manajemen sampah yang efektif dan tepat.
Program Bank Sampah serasi merupakan sistem pegelolaan sampah
secara individu dan kolektif dengan prinsif daur ulang kerjasama
dengan mitra bisnis. Metode ini bisa meningkatkan nilai ekonomis
dari sampah kering.
Sedangkan untuk masyarakat yang akan mendapatkan
keuntungan, para nasabah Bank Sampah Serasi bisa memiliki
tabungan yang bisa diambil sesuai kebutuhan.Dengan demikian
Bank Sampah Serasi akan memberikan dampak positif untuk
lingkungan dan memberikan nilai ekonomi serta dapat membantu
pemerintahan Kota Tangerang Selatan dalam pengendalian sampah.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi, penulis akan menguraikan hasil dari temuan lapangan:
47
1. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi
RW 21 di Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Salah satu temuan penelitian pertama yang didapat oleh
peneliti bahwasannya Bank Sampah Serasi RW 21 membantu dalam
pengelolaan sampah agar lebih bermanfaat di bidang ekonomi.
Masyarakat dihimbau agar mengumpulkan sampah untuk
kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Disamping itu pengelolaan
Bank Sampah Serasi RW 21 ini mempunyai dampak ekonomi,
sosial, dan ekologi.
Bank sampah serasi RW 21 juga mempunyai dampak
kesejahteraan masyarakat untuk peningkatan ekonomi dengan
diadakannya buku tabungan Anggota yang berguna untuk
penyetoran sampah ke bank sampah serasi RT 21. Dengan demikian
Bank Sampah mempunyai dampak ekonomi yang nyata bagi setiap
warga yang menyetorkan sampah ke bank sampah serasi. Dampak
lain juga seperti dampak sosial yang menjadikan warga menjadi
bersosialisasi dengan adanya program bank sampah ini. Selain itu
dampak yang juga bisa dirasakan bagi semua lapisan masyarakat
yang ikut maupun yang tidak ikut adalah dampak ekologi lingkugan
yang bermanfaat bisa menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi
setiap anggota yang bergabung dalam bank sampah serasi ini.
“Terkait dengan program bank sampah, saya memandang
ini merupakan sebuah upaya yang sangat positif, Semoga
bank sampah ini dapat bermanfaat sesuai dengan harapan
bersama, yaitu menjadikan wilayah ini bersih, sehat, rapih
dan indah. dan mari kita berharap, agar program bank
sampah di kota Tangsel dapat berkembang
terus”(Pernyataan Walikota Tanggerang Selatan Hj.Airin
Rahmi Diany, S.H., MH, 2019)
48
Disamping membantu memecahkan masalah sampah, bank
sampah juga dapat memberikan tambahan pemasukan warga.
Terkait hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu disampaikan agar
program bank sampah dapat memberikan kontribusi yang optimal.
Manajemen yang baik adalah kunci jika tidak ada faktor ini maka
semangat dan niat yang ada akan sia-sia, terus sebarkan program ini
kepada lingkungan sekitar, semakin banyak Bank Sampah akan
semakin baik.
a. Bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi pembuatan
keputusan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk pembuatan keputusan di Bank
Sampah Serasi RW 21 yang didalamnya terdapat pembuatan
keputusan dalam acara, dalam rapat – rapat, dalam penimbangan
dan lain – lain. Dalam hal ini pembina Bank Sampah Serasi RW 21
mengungkapkan :
“Bank Sampah itu kan programnya Pemkot, jadi Walikota
Tanggerang Selatan itu salah satu programnya mengadakan
Bank Sampah sampai di tingkat RW. Untuk program ini
karena sampah kan banyak yang dibuang begitu saja,
sebenernya kan sampah masih bisa di olah menjadi
manfaat baik bagi lingkungan dan bisa membuat alam
menjadi lebih asri. Selain itu yaa bisa menambah
penghasilan lah buat kita juga, saya sih sangat mendukung
program Bank Sampah ini. Kalo untuk pengambilan
keputusan saya sebagai Ketua RW otomatis sayaa yang
membuat keputusan, tapi setelah berjalannya acara yaa
balik lagi semua ke pengurus. Karena saya hanya sebagai
pembina di Bank Sampah Serasi RW 21 ini bersama lurah
dan Bank Sampah ini itu dibawah naungan Ibu – Ibu PKK.
Peran masyarakat yaa sebagai anggota karena yaa bisa
membantu kelestarian lingkungan dan bisa mendapat ke
untungan dari penjualan sampah ini, perannya si anggota
49
sih menyepakati terbentuknya pembuatan keputusan.” (
Arya 2020)
Dalam hal ini untuk pembuatan keputusan Arya sebagai ketua
RW otomatis Arya yang membuat keputusan, tapi setelah
berjalannya acara balik lagi semua ke pengurus. Karena Arya hanya
sebagai pembina di Bank Sampah Serasi RW 21 ini bersama lurah
dan Bank Sampah dibawah naungan Ibu – Ibu PKK. Pada
tanggapan lain juga diungkapkan oleh ketua Bank Sampah Serasi
RW 21:
“Dalam pembuatan keputusan kita biasanya mengadakan
rapat bersama dengan pembina dan pengurus, biasanya
sehabis rapat kita juga mengulas lagi hasil rapatnya lewat
group WA bank sampah serasi. untuk warga sih tidak ikut
menangani pengambilan keputusan yaa karena kan
keputusan itu pengurus dan pembina bank sampah yang
menentukan.” (Sari 2020)
Dalam hal ini untuk pembuatan keputusan Rita sebagai ketua
bank sampah Serasi RW 21. Mengadakan rapat bersama dengan
pengurus dan pembina, sehabis rapat Rita beserta pengurus dan
pembina merembukan keputusan hasil rapat di group WA. Pada
tanggapan lain juga diungkapkan oleh tim pencatatan Bank Sampah
Serasi RW 21:
“Saya sih dalam pembuatan keputusan ikut saja dengan
pengurus – pengurus lain yaa karena kan kita kalo untuk
keputusan harus dirembukin sama – sama dulu lalu baru
kita ke pembina untuk nanya keputusannya seperti apa.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal ini untuk pembuatan keputusan Eny lebih ikut saja
dengan pengurus – pengurus yang lainnya karena untuk keputusan
semua harus dirembukan bersama – sama lalu baru pembinan lah
50
nanti yang memberikan hasilnya gimana. Pada tanggapan lain juga
diungkapkan oleh wakil ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kalau saya sih sebagai wakil ketua ya lebih merembukan
lagi setiap pembuatan keputusan yang ada jadi saya tidak
perna membuat keputusan sendiri pasti nanti saya obrolin
lagi ke pengurus dan pembina.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini untuk pembuatan keputusan Rosida lebih
merembukan setiap pembuatan keputusan jadi Rosida tidak pernah
membuat keputusan sendiri pasti diobrolin lagi dengan pengurus
dan pembina. Pada tanggapan lain juga di ungkapkan oleh humas
Bank Sampah Serasi RW 21:
“Ya kita biasanya musyawarahkan dulu kalau untuk
keputusan ya nanti yang memutuskan jalan atau tidaknya
ya balik lagi ke pembina dan ketua.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini untuk pembuatan keputusan Nurwulan biasanya
musyawarahkan dulu, kalau untuk keputusan jalan atau tidaknya
balik lagi ke pembina dan ketua.
Pada pembuatan keputusan yang ada di bank sampah Serasi
RW 21 terbilang cukup sesuai dengan struktur birokrasi, yang
didalamnya pemegang keputusan berada pada Pembina dan ketua
yang dimusyawarahkan dengan pengurus bank sampah dan akan
dijalankan oleh seluruh pengurus dan juga anggota yang terlibat di
dalam Bank Sampah Serasi RW 21.
b. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di Bank Sampah
Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
Penyebaran informasi bank sampah Serasi RW 21 dilakukan
melalui pemberian informasi secara langsung kepada masyarakat
yang datang ke acara arisan, pengajian, acara warga lainnya dan
51
juga pengurus melakukan sosialisasi secara door to door kepada
warga agar bisa berpartisipasi dalam program Bank Sampah Serasi
RW 21. Dalam penyebaran informasi juga melalui media sosial
diantaranya group – group Whatsapp dan juga website RW 21. Pada
penyebaran informasi ini Arya sebagai RW sekaligus pembina
mengungkapkan:
“Karena organisasi bank sampah ini dibawah ke RWan
tentu dengan surat resmi lah yang ditujukan kepada RT dan
nanti RT yang ber sosialisasi kepada warga – warganya
dengan mendatangi langsung dari rumah ke rumah. Peran
saya hanya sebatas menentukan kebijakan karena sebagai
pembina dan Ketua RW. Peran warga yaa juga harus
menginformasikan juga ke warga lainnya tapi mereka tidak
wajib, yang mempunyai kewajiban untuk menyebarkan
informasi hanya ada di pengurus saja. Dan saya juga hanya
membuat kebijakan – kebijakan saja dan sesekali juga
menyebarkan informasi sosialisasi karena saya juga
sebagai anggota bank sampah ini.” (Arya 2020)
Dalam penyebaran informasi ini Arya sebagai ketua RW, dan
bank sampah juga masuk dalam organisasi ke RWan Arya
memberikan surat resmi kepada setiap ketua RT untuk meneruskan
surat itu ke setiap warga dan membagikannya dari rumah ke rumah.
Pada tanggapan yang lain juga diungkapkan oleh Rita sebagai ketua
Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kita biasanya melalui group WA RT yaa, nanti RT yang
mengabari lagi warga – warganya. Dan kita juga biasanya
mengikuti acara – acara RT seperti arisan, pengajian dan ya
pokonya ditempat – tempat yang sedang ada perkumpulan
ditiap RT, disitu kita sekalian memberikan informasi dan
sosialisasi bank sampah kepada warga. yaa warganya juga
jadi antusias untuk mengumpulkan sampah – sampah
setelah kita berikan informasi dan sosialisasi bank
sampah.” (Sari 2020)
52
Dalam penyebaran informasi ini Rita sebagai ketua Bank
Sampah Serasi RW 21 melalui group – group Whatsapp RT
mengabari warga – warga. dan juga biasanya mengikuti acara RT
seperti arisan, pengajian dan juga di tempat – tempat yang sedang
ada warga yang berkumpul. Pada tanggapan yang lain juga Eny
sebagai tim pencatatan Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kalau untuk penyebaran informasi ya saya sih ikut woro –
woro lah, antar tetangga dulu yang terdekat kita dulu terus
ya paling dari group – group WA gitu sih kita.”
(Damayanti 2020)
Dalam penyebaran informasi ini Eny sebagai tim pencatatan
Bank Sampah Serasi RW 21 ikut ramai – ramai bersama pengurus
lainnya. Eny juga sering memberi tahu ke tetangga terdekatnya dan
juga menyebarkan lewat group – group Whatsapp. Pada tanggapan
yang lainnya juga Rosida sebagai wakil ketua Bank Sampah Serasi
RW 21:
“Saya sih di arisan – arisan RT sering memberikan
informasi bahwa pentingnya bank sampah agar warga tuh
lebih tau manfaat dan kegunaan bank sampah. Saya juga
kadang kalau ketemu warga dijalan sering saya kasih tau
informasi bank sampah kadang ya di group WA warga juga
saya sering kasih tau kegunaan bank sampah dan informasi
bahwa ada penimbangan sampah nih di hari ini jam segini
gitu.” (Djuhro 2020)
Dalam penyebaran informasi ini Rosida sebagai wakil ketua
Bank Sampah Serasi RW 21 sering memberikan informasi penting
tentang bank sampah di tiap arisan – arisan RT dan kadang juga
sering memberi tau warga yang ketemu dijalan. Sering juga Rosida
memberikan informasi melalui Whatsapp group warga. pada
tanggapan lain Nurwulan sebagai humas Bank Sampah Serasi RW
21:
53
“Ya saya sih dari WA group ya kalau untuk menyebarkan
informasi – informasinya, kadang juga sih kita turun
langsung ke arisan – arisan RT untuk memberikan
informasi – informasi dan penyuluhan bank sampah Serasi
ini.” (Nurwulan 2020)
Dalam penyebaran informasi ini Nurwulan sebagai humas
bank sampah Serasi RW 21 menyebarkan informasi melalui
Whatsapp group dan juga kadang Nurwulan langsung terjun ke
arisan – arisan RT untuk memberikan penyuluhan bank sampah.
Pada penyebaran informasi di Bank Sampah Serasi informasi
disebarkan melalui Whatsapp group, arisan, pengajian, tempat –
tempat berkumpulnya warga dan memberikan surat resmi dari ketua
RW kepada ketua RT agar ditujukan langsung ke warganya.
c. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk pengambilan keputusan yang ada
di Bank Sampah Serasi RW 21 yang di dalamnya terdapat
pengambilan keputusan pada saat acara, dalam rapat – rapat, pada
saat penimbangan dan lain – lain. Dalam hal ini Arya sebagai
pembina Bank Sampah Serasi RW 21 mengungkapkan :
“Yaaa sesuai posisi lah kalau saya kan posisinya sebagai
pembina yaa jadi semua kebijakan – kebijakan yaa melalui
pembina – pembina yang menjadi pemutus akhir. Yaa di
bank sampah ini hampir semua keputusan yaa di ambil
oleh pembina. Dalam membuat kesepakatan anggota –
anggota ikut serta tapi balik lagi yang menentukan
keputusan akhirnya yaa tetap di pembina.” (Arya 2020)
Dalam hal ini pengambilan keputusan Arya sebagai pembina
jadi semua kebijakan – kebijakan harus melalui pembina yang
54
menjadi pemutus akhir. Tanggapan yang serupa juga diungkapkan
oleh Rita sebagai ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Dalam hal pengambilan keputusan saya sih sangat ikut
serta karena kan saya sebagai ketua juga harus tegas
mengambil keputusan seperti pengaturan jadwal
penimbangan itu saya yang mengatur kapan tanggalnya.
Tapi sih semua keputusan ya balik lagi nanti saya serah kan
kepada pembina yaa karena mereka yang berhak
memberikan keputusan. Jadi yaa yang mengambil
keputusan ya pengurus dan nanti kita serahkan ke pembina
gimana baiknya gitu.” (Sari 2020)
Dalam hal pengambilan keputusan Rita sebagai ketua juga
harus tegas dalam mengambil keputusan seperti pengaturan jadwal
penimbangan, tapi balik lagi semuanya ke pembina karena mereka
yang berhak memberikan keputusan. Tanggapan lain juga di
ungkapkan Eny sebagai tim pencatatan Bank Sampah Serasi RW
21:
“Saya sih kalau untuk pengambilan keputusan ya ikut aja
keputusan bersama lah karena itu juga kan kita putusannya
bersama – sama dengan pengurus dan pembina yang lain.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal pengambilan keputusan Eny ikut saja keputusan
bersama – sama dengan pengurus dan pembina yang lain.
Tanggapan yang sama juga di ungkapkan Rosida sebagai wakil
ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Ya kalau pengambilan keputusan ya itu tadi pasti kita
musyawarahkan bersama pengurus – pengurus lain dan
pembina. Di bank sampah ini sih kita gak pernah ya sendiri
– sendiri pasti selalu merembukan dulu suatu hal apa pun.”
(Djuhro 2020)
Dalam hal ini pengambilan keputusan Rosida, musyawarah
bersama pengurus lain dan pembina. di bank sampah ini tidak
55
pernah sendiri – sendiri selalu merembukan dulu suatu hal apa pun.
Tanggapan yang sama juga di ungkapkan Nurwulan sebagai humas
Bank Sampah Serasi RW 21:
“Ya keputusan sih biasanya ada di ketua dan pembina
kalau saya lebih ikut aja mau keputusannya kaya gimana
hasilnya.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini pengambilan keputusan Nurwulan lebih ikut aja
mau keputusan yang seperti apa hasilnya karena keputusan ada di
ketua dan pembina.
Pada pengambilan keputusan yang ada di Bank Sampah Serasi
RW 21 di musyawarahkan bersama – sama oleh pengurus dan
pembina, yang di dalamnya pemegang keputusan akhir berada pada
pembina dan ketua.
d. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di Bank Sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk menyumbangkan fikiran sebagai
salah satu bentuk perkembangan Bank Sampah Serasi RW 21 agar
dapat meningkatkan program – program yang dijalankan, yang
didalamnya terdapat usulan atau gagasan dan ide – ide. Dalam hal
ini Arya sebagai pembina Bank Sampah Serasi RW 21
mengungkapkan:
“Saya ya memberika ajuan – ajuan untuk tatacara
administrasinya misalkan dengan memakai komputerisasi,
pembukuan lengkap dengan menggunakan buku tabungan
lengkap dan cara membuat informasi kepada warga –
warga. Saya terlibat juga dalam menyumbangkan fikiran
kan saya sebagai pembina yaa langsung saya sosialisasikan
ke anggota dan pengurus untuk menyumbangkan fikiran –
fikiran. Peran masyarakat atau anggota yaa tidak dapat
menyumbangkan fikiran karena semua itu hanya ada di
56
pembina dan pengurus saja. Anggota atau masyarakat
hanya sebagai peserta saja di bank sampah kita.” .” (Arya
2020)
Dalam hal ini Arya menyumbangkan fikiran dengan
memberikan usulan untuk tatacara administrasi, pembukuan
lengkap dengan menggunakan buku tabungan dan cara membuat
informasi sosialisasi kepada warga. Pada tanggapan lain Rita
sebagai ketua Bank Sampah Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Ya saya selalu memberikan pemikiran bahwa sampah bisa
menjadi bernilai ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan
menjadi kerajinan seperti pot bunga, tas, dan kerajinan
lainnya. Tapi karena kita kekurangan SDM dan alat jadi
untuk kerajinan belum bisa untuk sekarang – sekarang ini.”
(Sari 2020)
Dalam hal ini Rita menyumbangkan fikiran dengan
memberika pemikiran bahwa sampah bisa menjadi bernilai
ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan. Pada
tanggapan yang lainnya Eny selaku tim pencatatan Bank Sampah
Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Kalo menyumbangkan fikiran sesekali saya
menyumbangkan, contohnya kaya cara memilah – milah
sampah yang bagus dengan yang kurang bagus dan saya
suka memberikan masukan sebelum menimbang baiknya
bapak atau ibu yang ingin menimbang sampah
memisahkan menjadi satu jenis sampah.” (Damayanti
2020)
Dalam hal ini Eny selaku tim pencatatan Bank Sampah Serasi
RW 21 sesekali menyumbangkan fikiran seperti cara memilah –
milah sampah yang masih layak dengan yang sudah tidak layak dan
Eny memberikan masukan ke pada anggota yang ingin menimbang
agar memisahkan sampah menjadi satu jenis sampah. Pada
57
tanggapan yang lainnya Rosida selaku wakil ketua Bank Sampah
Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Saya sih lebih sering menyumbangkan fikiran ke edukasi
memilah sampah ya ke anggota – anggota yang lain dan
juga saya sering memberi tahu ke angota lain untuk selalu
menginformasikan ke warga – warga yang belum ikut
bahwa pentingnya bank sampah ini.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida selaku wakil ketua Bank Sampah Serasi
RW 21 lebih sering menyumbangkan fikiran untuk cara memilah
sampah kepada anggota – anggota yang lain dan juga sering
memberitahu anggota lain untuk menyerukan ajakan untuk
mengikutin bank sampah. Dan tanggapan yang berikutnya
Nurwulan selaku humas di Bank Sampah Serasi RW 21
mrngungkapkan:
“Saya sering memberikan gagasan – gagasan ke ketua atau
pun ke pembina ya misal cara menyimpan sampah agar
tetap rapih walaupun kita simpan dirumah tapi ya kalau
sudah kebanyakan sampahnya lagi – lagi kita kasih
sebagian ke temen – temen bank sampah lainnya.”
(Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan sebagai humas Bank Sampah Serasi
RW 21 sering memberikan gagasan ke ketua dan pembina
bagaimana cara menyimpan sampah agar tetap rapih walau kita
simpan dirumah.
Dalam menyumbangkan fikiran di Bank Sampah Serasi RW
21 banyak sekali usulan dan ide dari tatacara administrasi,
pembukuan lengkap buku tabungan, sampah bernilai ekonomis,
sampah bisa menjadi bahan kerajinan, cara memilah sampah dan
cara menyimpan sampah dengan rapih. Tapi masih ada beberapa
58
yang belum terlaksana dikarenakan persoalan alat, SDM yang masih
sedikit dan tempat yang belum memadai.
e. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di Bank Sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk menyumbangkan fikiran dan
tenaga yang bertujuan untuk perkembangan Bank Sampah Serasi
RW 21 dalam menunjang program – program yang dijalankan lebih
baik lagi kedepannya yang didalamnya terdapat usulan, ide – ide
dan tenaga. Dalam hal ini Arya sebagai pembina Bank Sampah
Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Kalo fikiran yaa sama yang kaya tadi saya jelaskan
sedangkan kalau tenaga yaa saya ikut menimbang ketika
ada acara penimbangan di bank sampah dan membantu
memilah sampah. Anggota atau masyarakat juga ikut
membantu kita saling gotongroyong lah dalam
penimbangan sampah itu.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya selaku pembina selain menyumbangkan
fikiran juga menyumbangkan tenaga berupa ikut berkontribusi
memilah dan menimbang sampah. Dan Arya juga mengungkapkan
bahwa anggota dan pengurus saling bergotong royong dalam acara
penimbangan. Hal serupa di ungkapkan oleh Rita selaku ketua Bank
Sampah Serasi RW 21:
“Ya fikirannya itu tadi ya bahwa sampah bisa menjadi
bernilai ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan menjadi
kerajinan. Ya tenaganya saya ikut serta dalam acara
penimbangan dan ikut juga menimbang dan mencatat hasil
dari sampah yg ditimbang. Ya warganya cukup
memperhatikan, semua yang menimbang, mencatat dan
kasir itu semua pengurus yang mengerjakan. Warga hanya
59
melihat hasil berapa yang mereka dapat dari tabungan
sampah mereka.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita selaku ketua mengungkapkan, dalam
menyumbangkan fikiran Rita mengedukasi anggota dan pengurus
bahwa sampah itu bisa bernilai jual dan sampah bisa di jadikan
kerajinan. Selain fikiran Rita juga menyumbangkan tenaganya
untuk terjun langsung dalam pencatatan dan penimbangan sampah.
Rita mengungkapkan bahwa anggota hanya berpartisipasi ikut
menyetorkan sampah yang mereka bawa dan mengikuti proses
penimbangan sampai mereka mendapatkan hasil dari sampah yang
mereka bawa. Hal yang berbeda diungkapkan Eny selaku tim
pencatatan Bank Sampah Serasi RW 21:
“Saya sih fikiran yang tadi saya jelaskan tapi kalo untuk
tenaga ya saya bantu – bantu pas dipenimbangan, saya kan
divisi pencatatan ya jadi saya di pencatatan dan tugasnya
hanya ngelist – ngelist sampah aja.” (Damayanti 2020)
Dalam hal menyumbangkan fikiran dan tenaga Eny selaku tim
pencatatan hanya menjalankan tugasnya sebagai tim pencatatan
yang bertujuan untuk melist sampah – sampah apa saja yang sudah
disetorkan oleh nasabah bank sampah. Hal lain diungkapkan Rosida
selaku wakil Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kalau fikiran kan itu tadi kadang juga kalau sebelum
penimbangan kan kita juga sering kumpul tuh untuk
ngobrolin evaluasi penimbangan – penimbangan yang
sebelumnya, kalau untuk fikiran saya sih sering
memberikan edukasi ke anggota yang belum tau cara
memilah sampah karena kan biasanya ada anggota yang
tidak tau sampah mana yang ada nilai jualnya. Dan kalau
tenaganya saya bantu – bantu saat penimbangan dan saya
sering membackup kalau ada pengurus – pengurus yang
tidak bisa hadir.” (Djuhro 2020)
60
Dalam menyumbangkan fikiran dan tenaga Rosida
mengungkapkan sering memberikan edukasi ke anggota yang belum
tau cara memilah sampah pada saat sebelum penimbangan dimulai
dan juga mengadakan evaluasi dengan pengurus lainnya terkait
penimbangan – penimbangan yang kemarin sudah dilakukan.
Sedangkan untuk menyumbangkan tenaganya Rosida lebih sering
membackup pengurus – pengurus yang belum bisa menyempatkan
hadir dalam penimbangan. Dalam hal ini pengurus lain juga
mengungkapkan:
“Kalau fikiran ya sama kaya yang tadi kalau tenaga ya
paling saya bantu – bantu lebih ke penyebaran informasi
dan penyuluhan bank sampah Serasi.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal menyumbangkan fikiran dan tenaga Nurwulan
lebih memberikan gagasan ke pengurus dan pembina sedangkan
untuk tenaga, Nurwulan sebagai humas lebih membantu di
penyebaran informasi dan sering memberikan penyuluhan ke warga
tentang Bank Sampah Serasi RW 21.
Dalam hal menyumbangkan fikiran dan tenaga di Bank
Sampah Serasi RW 21 lebih memberikan usulan – usulan dan
edukasi seperti cara memilah sampah. Sedangkan untuk tenaga
semua pengurus mempunyai tugasnya masing – masing seperti tim
pencatatan, humas, penimbangan dan lain – lain untuk wakil ketua,
ketua dan pembina hanya mengawasi keberlangsungan acara ketika
ada divisi yang tidak hadir baru wakil ketua, ketua dan pembina ikut
serta juga membantu.
f. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program Bank
Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
61
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai berapa besar dampak
kesadaran pengambilan manfaat bagi pembina, pengurus, anggota
dan warga atau masyarakat sekitar. Seperti seberapa pedulinya
mereka terhadap lingkungan dan juga dapat menambahkan
penghasilan bagi mereka yang menjadi nasabah dari Bank Sampah
Serasi RW 21. Dalam hal ini Arya sebagai pembina
mengungkapkan:
“Saya sangat sadar akan pengambilan manfaat atas
program yang bank sampah jalankan dan saya ikut andil
memberikan kesadaran ke masyarakat akan pentingnya
bank sampah. Selain menjadikan lingkungan bersih juga
dapat menjadi pundi – pundi penghasilan kita walaupun
sedikit kalau kita kumpulkan bersama – sama satu RW kan
hasilnya akan besar. Kita juga di bank sampah ini
mempunyai jargon “dari sampah jadi uang” semua warga
juga sering saya ingatkan untuk ikut Bank Sampah yaa
karena manfaatnya yang banyak selain menjadi bersih
lingkungan kita juga mendapatkan penghasilan dari barang
yang kita anggap gak berharga seperti sampah ini. Warga –
warga sih setelah saya beri tahu beberapa ada yang ingin
menjadi anggota bank sampah karena kesadaran mereka
juga.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya ikut andil memberikan kesadaran ke
masyarakat akan pentingnya bank sampah. Selain menjadikan
lingkungan bersih juga dapat menjadi pundi – pundi penghasilan
kita, walaupun sedikit kalau kita kumpulkan bersama – sama
hasilnya akan besar. Arya juga sering mengedukasi warga – warga
tentang bank sampah dan ada beberapa yang ingin menjadi anggota
bank sampah karena kesadaran mereka. Dalam hal ini Rita sebagai
ketua mengungkapkan:
“Manfaatnya banyak yaa yang pertama kita jadi perduli
dengan sampah yang kedua sampah bisa jadi ada nilai
ekonomisnya terus yang ketiga ya lingkungan jadi lebih
62
bersih dan indah. Saya juga sering kalau lagi jalan
mengambil botol atau sampah plastik yang masih layak
untuk saya kumpulkan di rumah dan nantinya saya timbang
di bank sampah.” (Sari 2020)
Dalam hal ini bagi Rita yang pertama jadi perduli dengan
sampah yang kedua sampah jadi bernilai ekonomis dan yang ketiga
lingkungan jadi lebih bersih dan indah. Dan Rita terkadang juga
sering mengumpulkan sampah yang Rita temukan di jalan dan
masih layak untuk nantinya akan Rita timbang pada saat
penimbangan bank sampah. Dalam hal ini Eny selaku divisi
pencatatan mengungkapkan:
“Kalau saya sih pengambilan manfaatnya lebih ke
kebersihan lingkungan ya dari lingkup keluarga dulu kan
nanti meningkat ke lingkungan RT sampai ke RW juga.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny jadi lebih sadar akan kebersihan
lingkungan, dan Eny menerapkannya dari lingkup sekala kecil dulu
seperti keluarganya. Baru setelah keluarga akan naik lagi ke lingkup
yang lebih besar seperti RT dan RW. Hal yang berbeda
diungkapkan Rosida selaku wakil Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kalau pengambilan manfaat ya saya sering
mengumpulkan sampah – sampah dari mana pun di rumah
untuk nantinya saya timbang di bank sampah. Tapi
sekarang saya lagi tidak mengumpulkan karena adanya
pandemik covid ini dan juga lahan dirumah saya yang
sempit jadi saya tidak mengumpulkan sampah dulu untuk
sekarang ini.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida menjadi lebih giat untuk mengumpulkan
sampah – sampah yang akan dikumpulkan dirumah dan nantinya
akan di timbang di bank sampah Serasi RW 21. Karena keadaan
sekarang ini yang sedang terjadi pandemi covid – 19 Rosida jadi
63
tidak bisa mengumpulkan sampah dikarenakan lahan yang sempit
an belum tau sampai kapan bank sampah akan di buka lagi. Hal
yang serupa diungkapkan Nurwulan selaku humas Bank Sampah
Serasi RW 21:
“Saya sih jadi lebih sadar lingkungan ya dan juga kadang
saya inisiatif kalau ada sampah plastik di jalan ya saya
ambil sampahnya.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan menjadi lebih sadar akan lingkungan
dan jadi lebih berinisiatif untuk mengumpulkan sampah plastik yang
ditemukannya di jalan untuk diambil dan dikumpulkan dirumah.
Dalam kesadaran pengambilan manfaat ini banyak yang
menjadi lebih sadar akan lingkungan dan jadi lebih mempunyai
kepedulian akan lingkungan mereka masing – masing. Dan juga ada
aksi yang mereka lakukan seperti memberikan pengetahuan tentang
bank sampah, mengumpulkan sampah yang di temukannya dijalan
yang berdampak mulai timbul kesadaran ke warga dan masyarakat
sekitar untuk peduli lingkungan dan ikut serta dalam kegiatan bank
sampah.
g. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja program –
program yang sudah berjalan dan program apa saja yang sudah
dijalankan di Bank Sampah Serasi RW 21. Dalam hal ini Arya
selaku pembina dari Bank Sampah Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Saya ikut memantau jadwalnya penimbangan, pada saat
acara penimbangan saya hadir dan rapat – rapat di tingkat
kelurahan juga kecamata saya hadir. Kan kita kegiatannya
64
cuma itu aja untuk sekarang ini, untuk masyarakat atau
anggotanya hanya karya nasabah saja seperti nasabah di
bank aja, mereka cuma bawa sampah di timbang dengan
kita dan kita hargai sampah yang mereka bawa. Mereka
juga punya buku bank sampahnya sendiri.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya memantau kapan saja dilaksanakannya
jadwal penimbangan, pada saat penimbangan turut serta hadir dan
pada saat rapat tingkat kelurahan atau kecamatan juga hadir. Arya
menuturkan bahwa kegiatan hanya penimbangan dan rapat – rapat
bank sampah tingkat kelurahan atau kecamatan. Dan anggota yang
mengikuti bank sampah Serasi hanya menjadi nasabah. Hal serupa
di ungkapkan Rita selaku ketua Bank Sampah Serasi RW21:
“Yaa partisipasinya saya ikut terjun langsung pada saat
penimbangan dan membackup kalau ada pengurus yang
belum hadir. Kalau ada semua pengurusnya ya saya hanya
memantau proses berjalannya acara penimbangan itu
seperti pembina lah pokonya. Dan di akhir penimbangan
saya cek ke bendahara gimana hasil laporan keuangannya
berapa sampah yang masuk dan siapa saja penyetornya
agar kita nanti bisa bukukan hasil penimbangan itu. Warga
sih yaa hanya dateng menimbang sampahnya mereka dan
mendapatkan uang dari hasil timbangan sampah mereka.”
(Sari 2020)
Dalam hal ini Rita turun langsung ke acara penimbangan dan
memantau berjalannya acara penimbangan, jika ada pengurus yang
belum hadir saat acara penimbangan kadang Rita juga turut ambil
bagian untuk membantu divisi yang kekurangan orang. Diakhir
acara penimbangan Rita mencek hasil laporan ke bendahara untuk
melihat laporan keuangan, jumlah sampah yang masuk dan siapa
saja yang sudah menyetorkan sampah ke bank sampah agar nanti
dibukukan hasil penimbangan dihari itu. Warga yang mengikuti
bank sampah mereka hanya datang untuk menimbang dan
65
menunggu hasil dari timbangan mereka. Hal berbeda di ungkapkan
Eny sebagai divisi pencatatan Bank Sampah Serasi RW 21:
“Saya sih ikutnya cuma yang deket – deket aja kalo yang
jauh kaya rapat – rapat gitu ya saya gak ikut tapi kalau
penimbangan saya ikut terus. Karena kan saya sebagai
divisi pencatatan juga deket dari rumah, soalnya saya
masih punya anak – anak kecil jadi gak bisa jauh – jauh.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny tidak bisa menghadiri acara rapat – rapat
yang diselenggarakan di kelurahan mau pun di kecamatan karena
jarak yang cukup jauh dan juga masih mengurus anak dirumah. Jadi
Eny lebih banyak menghadiri acara penimbangan karena dekat dari
rumah dan di penimbangan juga Eny menjadi tim divisi pencatatan
bank sampah Serasi. Hal yang berbeda di ungkapkan Rosida selaku
wakil ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Kalau kita kan programnya masih belum banyak ya jadi
hanya penimbangan saja tapi ya saya sering ikut hadir
dalam penimbangan untuk memantau jalannya acara jika
ada yang tidak hadir ya saya kadang ikut membantu di
divisi yang kurang orang itu. Dan rapat – rapat di keluraha
sama kecamatan saya juga sering ikut hadiri.” (Djuhro
2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan bahwa program Bank
Sampah Serasi RW 21 masih belum banyak hanya sebatas
penimbangan dan rapat – rapat setingkat kelurahan dan kecamatan.
Rosida juga sering mengikuti acara penimbangan dan juga rapat –
rapat di kelurahan dan di kecamatan. Di penimbangan Rosida hanya
sebatas memantau sama halnya dengan pembina dan ketua tapi
ketika sedang ada divisi yang kekurangan orang Rosida membantu
untuk mengerjakan hal yang divisi itu kerjakan. Hal serupa di
ungkapkan Nurwulan selaku humas Bank Sampah Serasi RW 21:
66
“Saya ikut dalam program penimbangan, ya saya hadir dan
saling bantu walaupun bukan divisi kita pada saat
melaksanakan program penimbangan agar meringankan
kerjaan divisi yang lainnya.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan ikut dalam program penimbangan,
dan hadir untuk saling membantu divisi lain menjalankan program
penimbangan agar dapat meringankan pekerjaan divisi yang
lainnya.
Dalam hal pelaksanaan program pembina, ketua, wakil, dan
pengurus saling bekerja sama untuk membantu berjalannya
program. Dan program yang dijalankan bank sampah Serasi hanya
sebatas penimbangan dan rapat – rapat yang diadakan kelurahan dan
kecamatan. Belum adanya program – program lain seperti membuat
kerajinan, daur ulang, dan lain sebagainya.
h. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang program – program
di Bank Sampah Serasi RW 21 Benda Baru Pamulang agar program
yang sedang berjalan dapat menjadi efektif dan lebih efisien. Seperti
memberikan tenaga pada acara penimbangan dengan membantu
kegiatan di divisi – divisi tertentu. Dalam hal ini Arya pembina
Bank Sampah Serasi RW 21 mengungkapkan:
“Paling sekali - sekali saja menimbang saya ikut datang
dan sekaligus membantu menimbang sampahnya. Di bank
sampah kita kegiatannya belum banyak hanya menimbang
saja sebenernya bank sampah itu banyak kegiatanya tapi
yang dikita hanya menimbang saja. Seharusnya bank
sampah itu ada banyak kegiatan seperti membikin
67
kerajinan semacem tas dari plastik dan berbagai macem
lainnya tapi disini baru hanya menimbang saja.” (Arya
2020)
Dalam hal ini Arya mengungkapkan kegiatan di bank sampah
Serasi ini belum banyak hanya sebatas menimbang saja, seharusnya
bank sampah itu ada beberapa kegiatan lain seperti membuat
kerajinan tas dari sampah plastik dan berbagai macem kegiatan
lainya. Arya sesekali datang pada saat acara penimbang dan juga
membantu divis penimbangan sampah agar meringankan pekerjaan
divisi penimbangan sampah. Hal yang sama diungkapkan Rita
selaku ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Ya menyumbangkan tenaga kaya saya mau terjun kelapangan
tadi itu kan sudah termasuk menyumbangkan tenaga saya
seperti membantu penimbangan itu dan kalau ada rapat -
rapat diluar kaya di kecamatan dan kelurahan ibu juga ikut. Saya
juga sering memberikan saran dan masukan pada saat sehabis
mengikuti rapat dan penimbangan kepada pengurus Bank
Sampah Serasi.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita memberikan tenaga dengan cara langsung
terjun kelapangan untuk membantu acara penimbangan, agar dapat
berlangsung dengan sesuai yang diharapkan ketika ada rapat – rapat
di kecamatan dan kelurahan Rita ikut berpartisipasi. Rita juga sering
memberikan saran dan masukan kepada pengurus sehabis mengikuti
rapat – rapat dan acara penimbangan. Hal yang berbeda di
ungkapkan Eny selaku tim pencatatan:
“Saya sih ya menyumbangkan tenaga hanya catat – catat
pas menimbangan itu aja selebihnya gak ada ya
menyumbangkan tenaga yang lain.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny memberikan tenaganya sesuai dengan apa
yang dikerjakannya. Seperti menjadi tim pencatatan sampah ketika
68
saat acara penimbangan selebihnya tidak ada sesuai divisinya saja.
Hal berbeda diungkapkan Rosida selaku wakil ketua:
“Saya sih merangkap aja mana yang kosong ya saya bantu
kalau lagi penimbangan ya kan banyak bagian – bagiannya
tuh kalau lagi penimbangan ya kalo lagi ada yang
kekurangan personil ya saya bantuin bagian yang
kekurangan personil itu.” (Djuhro 2020)
Dalam hal memberikan tenaga Rosida membantu pada saat
acara penimbangan, dengan membantu divisi yang membutuhkan
bantuan atau kekurangan orang di divisi tersebut agar dapat
menunjang kegiatan penimbangan lebih cepat lagi. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Nurwulan sebagai humas Bank Sampah
Serasi RW 21:
“Saya sih memberikan tenaga ya apa aja yang sedang
dibutuhkan ketika sedang penimbangan ya saya back up
bagian pengurus – pengurus yang belum hadir ya saling
membantu aja.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan juga berpendapat ketika sedang
berlangsungnya acara penimbangan ikut membantu bagian pengurus
– pengurus yang belum hadir agar acara penimbangan tetap berjalan
dengan lancar.
Dalam hal memberikan tenaga di Bank Sampah Serasi RW 21
Benda Baru Pamulang, dikarenakan bank sampah baru memiliki
satu program yang terfokus pada penimbangan sampah. Semua
pengurus dan pembina bergotong royong untuk saling membantu
pada saat acara penimbangan dan saling mengisi ketika ada
pengurus lain yang tidak dapat menghadiri acara penimbangan.
i. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di Bank Sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang
69
Kegiatan ini untuk memberikan inovasi – inovasi baru
terhadap kemajuan Bank Sampah Serasi RW 21 dalam bentuk
menyumbangkan keahlian. Bertujuan agar bank sampah lebih
berkembang kedepannya dan program – program yang dijalankan
dapat berjalan lebih efisien. Dalam hal ini Arya selaku pembina
mengungkapkan:
“Keahlian saya tuh membuatkan konsep dan pemikiran di
bank sampah ini seperti surat menyurat, spanduk dan baju
kalo bicara keahlian ya paling itu. Warga tidak ikut andil
dalam hal ini karena hanya pengurus dan pembina saja.”
(Arya 2020)
Dalam menyumbangkan keahlian Arya lebih menyumbangkan
konsep – konsep dan pemikiran di Bank Sampah Serasi RW 21,
seperti dalam hal surat menyurat, membuat spanduk dan baju
seragam untuk keperluan Bank Sampah Serasi RW 21. Hal lain
diungkapkan Rita selaku ketua Bank Sampah Serasi RW 21:
“Saya memberikan pengajaran kepada pengurus dan
anggota, dengan cara memilah sampah kaya sampah botol
ya dengan botol semua dan gelas plastik dengan gelas
plastik semua ya tujuannya sih biar peraktis pada saat
penimbangan dan dalam segi ekonomisnya juga bisa tinggi
harga jualnya kalau disatuin sampahnya kan jadinya murah
harga jualnya dan dari segi management keuangan karena
saya juga kan dari bank saya mengajarkan ke bendahara
bagaimana caranya laporan keuangannya dan
pembukuannya. Kalo untuk program kerajinan – kerajinan
dari sampah sih kita sudah memikirkannya tapi belom
terealisasikan mungkin kedepannya kita akan adakan
program kerajinan – kerajinan seperti itu.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita mengajarka kepada anggota cara memilah
sampah agar lebih praktis ketika ditimbang dan harga jualnya akan
lebih tinggi. Rita juga mengajarkan kepada bendahara bagaimana
cara memanagement keuangan dalam hal laporan keuangan dan cara
70
pembukuan di bank sampah. Karena dulunya Rita mempunyai
pengalaman di bidang management keuangan pada saat bekerja di
bank swasta. Rita juga kedepannya ingin merealisasikan program
bank sampah seperti membuat kerajinan – kerajinan dari sampah
daur ulang. Hal lain diungkapkan Eny selaku divisi pencatatan di
Bank Sampah Serasi RW 21:
“Saya sih gaada ya menyumbang keahlian lain ya hanya
mencatat itu aja sih saya mah menyumbangkan keahlian di
bank sampah Serasi.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengungkapkan tidak ada keahlian lain
yang Eny sumbangkan selain mencatat di bagian pencatatan. Hal
lain diungkapkan Rosida selaku wakil ketua:
“Karena di bank sampah ini kan programnya belum banyak
baru hanya penimbangan saja ya jadi saya keahliannya
hanya memberikan masukan – masukan ke anggota yang
lain untuk memilah sampah dan memisahkan agar lebih
rapih saat penimbangan.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan bahwa program bank
sampah Serasi ini belum banyak hanya sebatas penimbangan saja.
Dan keahlian yang diberikan Rosida sebatas memberikan masukan
ke anggota lain untuk memilah sampah dam memisahkan agar lebih
rapih pada saat penimbangan. Hal yang sama diungkapkan
Nurwulan sebagai humas di Bank Sampah Serasi RW21:
“Keahlian ya saya lebih sering memberi tahu ke anggota –
anggota bank sampah yang lainnya yang belum paham cara
memilah sampah, saya juga mengajarkan mana sampah
pelastik yang lebih menghasilkan dan mana sampah yang
kurang menghasilkan.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan sering memberi
arahan kepada anggota yang belum paham cara memilah sampah
71
dan juga memberikan pembelajaran untuk mengetahui mana
sampah plastik yang bernilai jual tinggi mana yang tidak.
Dalam menyumbangkan keahlian pembina dan pengurus lebih
banyak memeberikan arahan untuk memilih dan memilah sampah,
memberi pembelajaran tentang sampah dan memberikan konsep –
konsep pemikiran. Di karenakan program yang berjalan di bank
sampah ini baru sebatas penimbangan saja, jadi pembina dan
pengurus baru memberikan sebatas gagasan dan pemikiran saja
kepada para anggota di Bank Sampah Serasi RW 21.
j. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan –
kebutuhan dari Bank Sampah Serasi RW 21, berupa barang yang
diberikan langsung dari pembina, pengurus dan anggota untuk
digunakan sebagai penunjang kegiatan program dari Bank Sampah
Serasi RW 21. Dalam hal ini Arya mengungkapkan:
“Yaa kalo barang kita ikut serta menyumbangkan barang
berupa sampah kan selain menjadi pembina saya juga
sebagai anggota. Jadi saya ikut menimbang, saya juga ikut
menyumbangkan sampah di bank sampah.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya menyumbangkan barang berupa sampah
karena Arya selain menjadi pembina juga menjadi anggota. Jadi
Arya ikut menimbang dan juga ikut dalam menyumbangkan
sampah. Hal yang berbeda di ungkapkan Rita ketua bank sampah:
“Yaa saya sih memberikan sampah yaa kan sekalian kita
tabung juga dan bisa menghasilkan uang kalau kaya barang
timbangan atau segala macem keperluan bank sampah
sudah disediakan dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup)
Tangsel ya jadi kita tinggal pakai saja. Kalau untuk
72
makanan dan minuman ya kita mengambil dari uang kas
bank sampah karena setiap kita membawa sampah dan
menimbang kan dapet uang dari sampah yang kita timbang
ya sebagian uang dari hasil nimbang kita masuk ke kas
bank sampah.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita mengungkapkan keperluan barang di bank
sampah sudah disediakan oleh DLH (dinas lingkungan hidup) jadi
barang – barang keperluan bank sampah sudah disediakan. Untuk
keperluan dilapangan seperti makanan dan minuman memanfaatkan
uang kas dari bank sampah, karena setiap penimbangan bank
sampah juga mendapat keuntungan dari hasil menjual sampah ke
pengepul. Hal yang sama diungkapkan oleh Eny sebagai tim
pencatatan:
“Ya kalo barang sih saya tidak ada yang pernah saya kasih
ya karena kan sudah disediakan sama dinas lingkungan
juga ya, paling ya sampah yang saya kumpulkan aja yang
akan saya setor ke Bank Sampah karenakan saya juga
sebagai anggota di bank sampah Serasi.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengungkapkan tidak pernah memberikan
barang selain sampah. Karena barang – barang kebutuhan bank
sampah sudah disediakan oleh dinas lingkungan, Eny hanya
memberikan sampah yang akan disetorkan dan Eny juga sebagai
anggota di Bank Sampah Serasi RW 21. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Rosida selaku wakil ketua bank sampah:
“Kalau berupa barang ya semua jenis – jenis sampah ya
saya kasih kalau lagi ada dirumah itu mau sampah pelastik
maupun sampah kardus – kardus. Tapi kalau barang untuk
menunjang berjalannya program bank sampah saya sih
engga pernah kasih karena barang dah di berikan sama
dinas lingkungan hidup.” (Djuhro 2020)
73
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan hal yang serupa bahwa
tidak ada barang yang diberikan ke bank sampah kecuali sampah
plastik dan sampah kardus. Karena semua barang – barang
penunjang di Bank Sampah sudah disediakan semua oleh dinas
lingkungan hidup. Hal yang sama juga diungkapkan Nurwulan
selaku humas Bank Sampah:
“Saya sih tidak pernah memberikan barang ya tapi kalau
untuk sampah ya saya kasih karena saya juga sebagai
anggota kan.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan bahwa hanya
memberikan barang berupa sampah saja karena selain sebagai
pengurus Nurwulan juga sebagai anggota di Bank Sampah Serasi
RW 21.
Dalam memberikan barang pembina, pengurus dan anggota
hanya memberikan berupa sampah yang mereka akan setor kan ke
bank sampah. Karena semua barang – barang keperluan bank
sampah sudah semua disediakan oleh DLH (Dinas Lingkungan
Hidup).
k. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan –
kebutuhan dari Bank Sampah Serasi RW 21, berupa uang yang
diberikan langsung dari pembina, pengurus dan anggota untuk
digunakan sebagai penunjang kegiatan program dari Bank Sampah
Serasi RW 21. Dalam hal ini Arya sebagai pembina
mengungkapkan:
74
“Kita sih tidak memberikan uang malah kita yang
mendapatkan uang dari hasil kita menabung sampah karena
kan kita sebagai anggota juga.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya tidak memberikan uang, malah dari hasil
menabung sampah di bank sampah Arya mendapatkan uang.
Walaupun tidak banyak tapi ada pemasukan untuk Arya dari bank
sampah karena menjadi pembina dan juga anggota di Bank Sampah
Serasi RW 21. Hal yang sama juga diungkapkan Rita selaku ketua:
“Saya sih tidak pernah ya memberikan uang tapi malah
saya yang mendapatkan uang dari hasil penimbangan
sampah saya sendiri. Ya kan Bank Sampah juga sudah
mempunyai kas sendiri itu juga uangnya dari hasil
penjualan sampah yang kita – kita timbang kan.” (Sari
2020)
Dalam hal ini Rita tidak pernah memberikan uang, malah
mendapatkan uang dari hasil menabung sampah di bank sampah.
Dan uang kas yang ada dibank sampah itu sendiri di dapat dari hasil
kita para anggota yang menabung sampah di Bank Sampah. Hal
yang sama juga diungkapkan Eny:
“Kalau berupa uang juga tidak pernah ya karena ya kan
kita punya uang kas bank sampah, malah kita bukannya
memberi uang ke bank sampah tapi bank sampah yang
memberikan uang ke kita karena ya dari hasil penimbangan
saya sebagai anggota.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny juga mengungkapkan bahwa tidak pernah
memberikan uang ke Bank Sampah, karena Bank Sampah itu
sendiri sudah ada uang kasnya dari hasil penimbangan kita sebagai
anggota. Dan malah sebaliknya Eny mendapatkan uang dari hasil
penimbangan di Bank Sampah karena menjadi anggota. Hal yang
sama juga diungkapkan Rosida sebagai wakil ketua:
75
“Kalau uang gak pernah ya malah kita yang mendapatkan
uang dari bank sampah ini kaya makanan – makanan pun
pada saat kita penimbang kita beli dari uang kas bank
sampah. Malah kita juga dapat uang dari hasil timbangan
kita sendiri ya walaupun sedikit ya cuma buat jajan kita pas
penimbangan itu aja gak banyak.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida tidak pernak memberika uang justru
malah mendapatkan uang dari hasil penimbangan sampah yang
disetorkannya. Untuk makana dan minuman pada saat acara
penimbangan juga dibeli dengan uang kas bank sampah yang
didapat dari hasil penimbangan para anggota. Hal yang sama juga
diungkapkan Nurwulan sebagai humas:
“Kalau untuk uang saya sih gak pernah ya malah saya
mendapatkan uang dari bank sampah ya walaupun hanya
sedikit.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan tidak pernah memberikan uang tapi
malah mendapatkan uang dari hasil menabungnya di bank sampah.
Karena selain menjadi pengurus semuanya juga menjadi anggota di
bank sampah dan ikut berpartisipasi.
Dalam hal memberikan uang pembina, pengurus dan anggota
tidak pernah memberikannya malah mendapatkan uang dari hasil
menimbangkan sampah di bank sampah. Dan untuk uang pada saat
acara juga tidak memakai uang pribadi mereka melainkan memakai
uang kas yang ada di bank sampah yang didapat dari sistem bagi
hasil para anggota yang menimbang sampah.
2. Manfaat Bank Sampah Serasi RW 21 bagi warga Vila Dago
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan
lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih,
menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan
76
membuat sampah menjadi barang ekonomis. Bank sampah tidak
hanya berkontribusi dalam hal menangani pengelolaan sampah di
Indonesia, akan tetapi bank sampah mempunyai manfaat ekonomi
bagi masyarakat.
Bank Sampah Serasi RW 21 merupakan bank sampah yang
menjalankan suatu sistem pengelolaan sampah plastik dan
semacamnya secara kolektif yang mendorong masyarakat agar
mempunyai tabungan penghasilan dari sampah yang dimilikinya.
Sistem ini akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah
bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat
keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
a. Dampak sosial di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar
kepedulian warga atau masyarakat sekitar dengan Bank Sampah
Serasi RW 21. Pada aspek sosial dampak keberadaan bank sampah
terhadap masyarakat yaitu dilihat dari pengaruh dan dorongan bagi
warga sekitar untuk melakukan pemilahan sampah, mampu
melibatkan masyarakat sekitar membuat kepengurusan untuk
menominalkan sampah, dan memberikan edukasi tentang
pentingnya pengelolaan sampah juga memberikan edukasi
masyarakat tentang pentingnya menabung. Dalam hal ini Arya
sebagai pembina bank sampah mengungkapkan:
“Dampak negatifnya sih gak ada ya, tapi kalau untuk
dampak positifnya ada masyarakat itu jadi lebih sadar akan
sampah. Jadi mereka pilah – pilah sampah tidak main asal
buang sampah sembarangan aja. Kalau ada botol ketemu di
jalan saja sekarang saya ambil dan saya bawa pulang ketika
sudah hari penimbangan sampah saya setor ke bank
77
sampah kan lumayan dari sampah saja bisa jadi berkah.”
(Arya 2020)
Dalam hal ini Arya menuturkan bahwa tidak ada dampak
negatifnya, namun untuk dampak positif masyarakat menjadi lebih
sadar akan sampah. Masyarakat menjadi tahu nilai jual suatu
sampah dan tidak main asal buang sampah lagi. Arya juga sekarang
jadi sering mengumpulkan sampah yang di temukan dijalan yang
nantinya akan di timbang pada saat hari penimbangan di bank
sampah. Hal yang sama juga di ungkapkan Rita selaku ketua:
“Kalau dampaknya sih lebih ke pemulung ya jadi susah
mencari botol – botol dan sampah plastik lainnya karena
yaa kita juga kumpulkan sampahnya soalnya kita dah tau
dari sampah ini bisa jadi duit. Kalo positifnya ya saya jadi
sering mengumpulkan botol – botol dan sampah – sampah
plastik mau yang ada dijalan ataupun kalau saya sedang
mengikutin kegiatan acara sekarang ya saya kadang minta
untuk mengumpulkan sampah gelas plastiknya. Warga
yang melihat juga jadi peduli dengan adanya sampah –
sampah plastik dan botol – botol yang bisa menghasilkan
uang.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita melihat dampaknya ke pemulung jadi lebih
jarang untuk mencari sampah – sampah di lingkungan, dikarenakan
kita juga mengumpulkan sampah. Untuk positifnya Rita lebih sadar
untuk mengumpulkan sampah – sampah yang ditemukan dijalan
atau pun pada saat – saat ada acara Rita tak segan untuk
mengumpulkan sampah plastik. Dan warga yang melihat Rita
menjadi sadar dan peduli akan sampah. Hal yang berbeda
diungkapkan Eny:
“Kalo untuk saya dampak sosialnya bisa dapat teman baru
dan dapat memberikan tenaga saya untuk membantu di
bank sampah, itu kan termasuk kegiatan sosial. Dan
tetangga – tetangga juga sering menanyakan tentang
78
memilah sampah agar menghasilkan uang ke saya, karena
mereka tau saya sebagai pengurus bank sampah.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny bisa mendapatkan teman baru dan dapat
aktif dalam kegiatan sosial dilingkungannya karena membantu
dalam kegiatan bank sampah. Warga – warga sekitar juga antusias
menanyakan cara memilah sampah ke Eny karena sadar akan
sampah yang bisa menghasilkan uang. Hal yang berbeda
diungkapkan Rosida sebagai wakil ketua:
“Dampah sosialnya ya untuk warga jadi peduli akan
sampah dan pemulung jadi jarang di sekitaran sini karena
kan sampah – sampahnya kita yang kumpulin.” (Djuhro
2020)
Dalam hal ini Rosida menuturkan bahwa masyarakat menjadi
lebih perduli akan sampah dan lingkungan sekitarnya jadi jarang
pemulung karena masyarakatnya juga mengumpulkan sampah –
sampah yang masih bernilai jual. Hal yang sama juga diungkapkan
Nurwulan sebagai humas:
“Ya dampak sosialnya lebih banyak yang respon dari
warga dengan adanya bank sampah ini ya warga jadi lebih
sadar akan sampah lah pokonya.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan menuturkan bahwa banyak respon
positif dari masyarakan akan adanya bank sampah ini dan
masyarakat juga menjadi lebih sadar akan sampah.
pada dampak sosial ini masyarakat menjadi peduli akan
sampah dan lingkungannya, masyarakat juga lebih aktif untuk
mengumpulkan sampah. Selain itu masyarakat menjadi lebih kenal
yang satu dengan yang lainnya dengan adanya bank sampah
dilingkungan ini.
79
b. Dampak ekonomi di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Dengan adanya kegiatan ini perekonomian masyarakat atau
warga sekitas Bank Sampah Serasi RW 21 diharapkan menjadi
lebih membaik lagi dan terbantu dari sektor perekonomiannya.
Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi
sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat. Sistem yang ada di
Bank Sampah Serasi RW 21 yakni menampung, memilah, dan
menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga
masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah
sehingga mendatangkan keuntungan dari sampah dan mempunyai
tabungan dari hasil tersebut. Dalam hal ini Arya sebagai pembina
mengungkapkan:
“Kalo bicara ekonomi yaa tidak seberapa tapi kan berapa
pun angkanya bisa memberikan nilai tambah bagi warga
atau anggota yang ikut bank sampah.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya mengungkapkan kalau ekonomi tidak
seberapa pendapatan hasilnya, tapi hasilnya dapat menjadikan nilai
tambah bagi warga dan masyarakat sekitar yang menjadi anggota
dari Bank Sampah Serasi RW 21. Hal yang berbeda Rita sebagai
ketua mengungkapkan:
“Dampak positifnya ya lumayan lah untuk nambah –
nambahin keperluan dapur. Kita kan ambil 6 bulan sekali
uang tabungan yang ada di bank sampah sesuai dengan
tabungan sampah – sampah kita ada berapa banyak. Kalau
di tabung gini kan ya sampah jadi ada nilainya kalau
diambil setiap hari mah kan sampah jadi gak bernilai
makanya kita jadwalkan pengambilan uangnya 6 bulan
sekali.” (Sari 2020)
80
Dalam hal ini Rita mengungkapkan tidak seberapa
pendapatannya dari bank sampah hanya bisa untuk beli keperluan
dapur. Dan pendapatan uang tergantung dari sampah – sampah yang
sudah di tabungkan seberapa banyak ke bank sampah. Jika di
tabung sampah jadi lebih bernilai maka dari itu bank sampah
menjadwalkan pengambilan uangnya enam bulan sekali atau persatu
semester. Hal yang berbeda di ungkapkan oleh Eny sebagai tim
pencatatan:
“Dampak ekonomi bagi saya yaa bisa menambahkan untuk
beli bumbu – bumbu dapur dan buat jajan anak.”
(Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengungkapkan hanya sekedar cukup
membeli bumbu untuk keperluan memasak dan buat anaknya
jajanan. Hal yang sama diungkapkan Rosida sebagai wakil ketua:
“Kalau dampak ekonomi ya masih kecil paling untuk jajan
– jajan aja ya paling kalau pas dalam itungan 6 bulannya
pada saat penarikan uang ya lumayan dapetnya tapi kan 6
bulan sekali ya cukup lama nunggunya. Dan juga saya
mengumpulkan ke bank sampah gak cuma sampah waktu
itu ada juga barang elektronik, jadinya dapetnya ya
lumayan banyak.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan masih kecil
pendapatannya hanya untuk membeli jajan – jajanan pada saat acara
penimbangan berlangsung. Kalau untuk itungan persatu semester
dapetnya lumayan tapi nunnggu sampai 6 bulan itu cukup lama.
Dan tidak hanya sampah Rosida juga mengumpulkan barang
elektronik untuk disetorkan jadi bisa mendapat hasil yang lumayan
pada saat persatu semester itu. Hal yang sama diungkapkan
Nurwulan sebagai humas:
“Yaa dampak ekonominya ya ada lah dikit – dikit mah
walaupun gak banyak paling kalau kita habis selesai
81
nimbang ya uangnya kepakai juga buat makan – makan
kita.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan dampak
ekonominya ada tapi masih sedikit hanya cukup untuk keperluan
makan – makan sehabis ikut acara menimbang bersama teman –
teman yang menjadi pengurus bank sampah.
Dalam hal ini memang secara ekonomi masih terbilang kecil
atau sedikit pendapatannya dari penimbangan sampah di Bank
Sampah Serasi RW 21. Tetapi pengambilan uang yang di hitung
persatu semester akan mendapatkan hasil yang lumaya walaupun
memang cukup lama untuk menunggunya, setidaknya bisa menjadi
nilai tambah untuk warga dan masyarakat sekitar Bank Sampah
Serasi RW 21.
c. Dampak lingkungan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang
Keberadaan bank sampah terbukti memberi dampak positif ke
lingkungan, sosial maupun ekonomi, pada aspek lingkungan yaitu
kontribusi terhadap pengurangan sampah di Indonesia. Upaya dalam
menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih salah satunya
dengan mengolah sampah rumah tangga. Dengan mengolah sampah
rumah tangga, dari lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan
dapat mengantisipasi timbulnya penyakit dan virus berbasis
lingkungan. Sistem pengolahan sampah di Bank Sampah Serasi RW
21 dengan menabung di bank sampah menekankan juga pentingnya
menggerakkan masyarakat agar tahu dan mau berpartisipasi secara
aktif dalam mengelola sampah rumah tangga agar terlihat bersih dan
rapih lingkungannya. Dalam hal ini Arya mengungkapkan:
82
“Dengan adanya bank sampah lingkungan ini menjadi
bersih terus beban lingkungan menerima sampah juga
berkurang karena kan sampahnya di olah lagi. Dan
lingkungan jadi terlihat lebih indah dan tidak ada sampah
yang menumpuk karena dipilah – pilah untuk di setorkan di
bank sampah.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya mengungkapkan dengan adanya bank
sampah, lingkungan menjadi bersih dan lingkungan menerima
beban sampah juga berkurang. Lingkungan pun terlihat indah dan
tidak ada sampah yang menumpuk karena sampah yang tadinya
menumpuk dipilah – pilah untuk nanti disetorkan ke bank sampah
oleh warga atau masyarakat sekitar bank sampah. Hal yang sama
diungkapkan Rita:
“Dampak lingkungan ya positifnya jadi lebih bersih
lingkungan kita dan terlihat lebih rapih lah sekitaran kita
tidak ada lagi sampah – sampah yang berserakan terbuang
sia – sia karena kita kan dah tau niali ekonomi dari sampah
itu sendiri.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita mengungkapkan lingkungan sekitar
menjadi lebih terlihat bersih dan rapih, tidak ada lagi sampah yang
berserakan terbuang sia – sia karena ada nilai ekonomisnya dari
sampah – sampah itu. Hal yang sama diungkapkan oleh Eny:
“Dampak lingkungannya ya jadi lebih bersih sekitaran kita
dan kalau menurut saya mengurangi pemulung juga yang
masuk ke lingkungan kita ya, jadi lebih aman lah kan di
komplek gini kita gak kenal juga pemulungnya siapa itu.
Mending ya sampahnya kita yang manfaatin aja dari pada
diambil pemulung kan, soalnya pemulung juga kadang
cuma ambil sampah yang menurut dia berharga sisanya ya
diacak – acak aja gitu.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengungkapkan lingkungan menjadi lebih
bersih dan menjadikan lingkungan lebih aman. Dari pada sampah
83
diambil pemulung lebih baik warga atau masyarakat yang
memanfaatkan sampah itu. Hal lain diungkapkan Rosida:
“Dampak lingkungannya sih lumaya lah walaupun masih
banyak yang belum sadar ya akan sampah dan sekalipun
sadar juga masih banyak yang mengeluhkan tempat untuk
mengumpulkan barangnya yang gak ada jadi malah bikin
rumah semakin berantakan.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan dampak lingkungan ini
lumayan tapi masih banyak warga atau masyarakat yang belum
sadar dengan sampah, sekalipun sadar mereka juga masih
mengeluhkan tempat untuk menampung sampah – sampah itu malah
bisa menimbulkan masalah baru dirumah yang dimana sampah
malah menjadikan rumah berantakan. Hal berbeda du ungkapkan
Nurwulan:
“Ya jadi lebih sadar akan lingkungan dan juga jadi reflek
kadang saya ada sampah dikit dijalan atau dimana langsung
aja diambil kan jadi bersih juga lingkungannya dan indah
dipandang juga kan.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan bahwa menjadi
lebih sadar akan lingkungan dan lebih inisiatif untuk
mengumpulkan sampah – sampah dari jalan. Yang mengakibatkan
lingkungan bersih dan indah dipandang.
Dalam hal ini lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan
aman. Juga meningkatkan kesadaran warga atau masyarakat sekitar
bank sampah akan berharganya sampah tapi masih ada beberapa
warga yang belum sadar akan hal ini dan masih mengeluhkan
tempat penampungan sampah yang belum tersedia di lingkungan
sekitar bank sampah.
Berikut bentuk partisipasi dan kontribusi dalam program bank
sampah Serasi RW 21 Benda baru Pamulang sebagai berikut:
84
Tabel 3. Bentuk Partisipasi Masyarakat
No. Partisipasi Bentuk partisipasi dan kontribusi
masyarakat
1.
Mengatasi
pembuatan
keputusan
Pada pembuatan yang ada di bank
sampah Serasi RW 21 keputusan
terbilang cukup sesuai dengan struktur
birokrasi, yang didalamnya pemegang
keputusan berada pada Pembina dan
ketua yang dimusyawarahkan dengan
pengurus bank sampah dan akan
dijalankan oleh seluruh pengurus dan
juga anggota yang terlibat.
2.
Penyebaran
informasi untuk
sosialisasi
Pada penyebaran informasi yang ada di
bank sampah Serasi RW 21, informasi
disebarkan melalui Whatsapp group,
arisan, pengajian, tempattempat
berkumpulnya warga dan memberikan
surat resmi dari ketua RW kepada ketua
RT agar ditujukan langsung ke
warganya.
3. Pengambilan
keputusan
Pada pengambilan yang ada di bank
sampah Serasi RW 21 keputusan di
musyawarahkan bersama – sama oleh
pengurus dan pembina, yang di
dalamnya pemegang keputusan akhir
berada pada pembina dan ketua.
4. Menyumbangkan
fikiran
Dalam menyumbangkan fikiran banyak
sekali usulan dan ide dari tatacara
administrasi, pembukuan lengkap buku
tabungan, sampah bernilai ekonomis,
sampah bisa menjadi bahan kerajinan,
cara memilah sampah dan cara
menyimpan sampah dengan rapih. Tapi
masih ada beberapa yang belum
terlaksana dikarenakan persoalan alat,
SDM yang masih sedikit dan tempat
yang belum memadai.
85
No. Partisipasi Bentuk partisipasi dan kontribusi
masyarakat
5.
Menyumbangkan
fikiran dan
tenaga
Dalam hal ini memberikan usulan –
usulan dan edukasi seperti cara
memilah sampah. Sedangkan untuk
tenaga semua pengurus mempunyai
tugasnya masing – masing seperti tim
pencatatan, humas, penimbangan dan
lain – lain untuk wakil ketua, ketua dan
pembina hanya mengawasi
keberlangsungan acara ketika ada divisi
yang tidak hadir baru wakil ketua, ketua
dan pembina ikut serta juga membantu.
6.
Kesadaran
pengambilan
manfaatdari
program bank
sampah Serasi
Pada kesadaran pengambilan manfaat ini
banyak yang menjadi lebih sadar akan
lingkungan dan jadi lebih mempunyai
kepedulian akan lingkungan mereka
masing – masing. Dan juga ada aksi
yang mereka lakukan seperti
memberikan pengetahuan tentang bank
sampah, mengumpulkan sampah yang di
temukannya dijalan yang berdampak
mulai timbul kesadaran ke warga dan
masyarakat sekitar untuk peduli
lingkungan dan ikut serta dalam
kegiatan Bank Sampah.
7. Pelaksanaan
program
Pada pelaksanaan program pembina,
ketua, wakil, dan pengurus saling
bekerja sama untuk membantu
berjalannya program. Dan program yang
dijalankan bank sampah Serasi hanya
sebatas penimbangan dan rapat – rapat
yang diadakan kelurahan dan
kecamatan. Belum adanya program –
program lain seperti membuat kerajinan,
daur ulang, dan lain sebagainya.
8. Memberikan
tenaga
Dikarenakan bank sampah baru
memiliki satu program yang terfokus
pada penimbangan sampah. Semua
pengurus dan pembina bergotong
royong untuk saling membantu pada saat
acara penimbangan.
86
No. Partisipasi Bentuk partisipasi dan kontribusi
masyarakat
9. Meyumbangkan
keahlian
Dalam menyumbangkan keahlian
pembina dan pengurus lebih banyak
memeberikan arahan untuk memilah
sampah, memberi pembelajaran tentang
sampah dan memberikan konsep-konsep
pemikiran. Jadi pembina dan pengurus
baru memberikan sebatas gagasan dan
pemikiran saja kepada para anggota.
10. Memberikan
barang
Dalam memberikan barang pembina,
pengurus dan anggota hanya
memberikan berupa sampah yang
mereka akan setor kan ke bank sampah.
Karena semua barang-barang keperluan
bank sampah sudah semua disediakan
oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup).
11. Memberikan
uang
Dalam hal memberikan uang pembina,
pengurus dan anggota tidak pernah
memberikannya malah mendapatkan
uang dari hasil menimbangkan sampah
di bank sampah. Dan untuk uang pada
saat acara juga tidak memakai uang
pribadi mereka melainkan memakai
uang kas yang ada di bank sampah yang
didapat dari sistem bagi hasil para
anggota yang menimbang sampah.
Sumber : Data Wawancara Peneliti
Tabel 4. Manfaat Bank Sampah Serasi
No. Bentuk
manfaat Manfaat bank sampah untuk masyarakat
1. Sosial
pada dampak sosial ini masyarakat menjadi
peduli akan sampah dan lingkungannya,
masyarakat juga lebih aktif untuk
mengumpulkan sampah. Selain itu
masyarakat menjadi lebih kenal yang satu
dengan yang lainnya dengan adanya bank
sampah dilingkungan ini.
87
No. Bentuk
manfaat Manfaat bank sampah untuk masyarakat
2. Ekonomi
Dalam hal ini memang secara ekonomi
masih terbilang kecil atau sedikit
pendapatannya dari penimbangan sampah di
bank sampah Serasi RW 21. Tetapi
pengambilan uang yang di hitung persatu
semester akan mendapatkan hasil yang
lumayan walaupun memang cukup lama
untuk menunggunya, setidaknya bisa
menjadi nilai tambah untuk warga dan
masyarakat sekitar bank sampah Serasi RW
21.
3. Lingkungan
Dalam hal ini lingkungan menjadi lebih
bersih, indah dan aman. Juga meningkatkan
kesadaran warga atau masyarakat sekitar
bank sampah akan berharganya sampah tapi
masih ada beberapa warga yang belum sadar
akan hal ini dan masih mengeluhkan tempat
penampungan sampah yang belum tersedia
di lingkungan sekitar bank sampah.
Sumber : Data Wawancara Peneliti
Tabel 5. Tangga Partisipasi Masyarakat
No. Bentuk Partisipasi Tangga Partisipasi
1. Mengatasi pembuatan keputusan Kemitraan
2. Penyebaran informasi untuk
sosialisasi Kemitraan
3. Pengambilan keputusan Kemitraan
4. Menyumbangkan fikiran Kemitraan
5. Menyumbangkan fikiran dan tenaga Kemitraan
6. Kesadaran pengambilan manfaat dari
program bank sampah Serasi Kendali warga
7. Pelaksanaan program Kendali warga
8. Memberikan tenaga Delegasi
9. Meyumbangkan keahlian Konsultasi
88
No. Bentuk Partisipasi Tangga Partisipasi
10. Memberikan barang Delegasi
11. Memberikan uang Kendali warga
12. Dampak sosial Kendali warga
13. Dampak ekonomi Kendali warga
14. Dampak lingkungan Kendali warga
Sumber : Data Wawancara Peneliti
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
Masuk ke dalam faktor pendukung dan penghambat
partisipasi masyarakat dalam program bank sampah Serasi RW 21.
Terdapat apa saja yang menjadi pendukung serta penghambat dalam
berjalannya program ini di kalangan pengurus dan juga masyarakat
penerima manfaat
a. Faktor pendukung dalam menjalankan program di Bank
Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
Faktor pendukung Bank Sampah Serasi RW 21
dengan adanya fasilitas dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) juga
dengan adanya sosialisasi program bank sampah ke masyarakat,
dengan banyaknya masyarakat yang semakin banyak menabung,
menjaga lingkungan, menjaga kebersihan juga lingkungan yang
terlihat bersih dan terlihat rapih juga menjadi faktor pendorong para
pengurus terus menjalankan dan membantu berjalannya Bank
Sampah serasi RW 21. Dalam hal ini Arya selaku pembina
mengungkapkan:
“Faktor pendukungnya pertama pengurus harus lebih ikhlas
karena tidak ada gaji dalam mengurus bank sampah ini,
kedua warganya harus lebih berfikir bahwa bank sampah
89
itu penting dan ketiga kemauan warga untuk memilah
sampah itu sendiri. Karena beberapa orang kan
menganggap sampah itu masih tidak penting. Coba kalo
kita kumpulkan semua sampah dari 500 KK (Kartu
Keluarga) yang ada disini kan jadi banyak jumlahnya,
misal perumah 10 kg aja kan kalo 500 KK itu jadi banyak
jumlahnya dan hasilnya juga lebih banyak kita
mendapatnya.” (Arya 2020)
Dalam hal ini ada beberapa faktor, Arya selaku pembina
mengungkapkan. Ada tiga faktor yang utama yaitu pengurus harus
lebih ikhlas dalam mengurus bank sampah, kedua kesadaran akan
pentingnya bank sampah dan yang ketiga kesediaan warga untuk
mau memilah sampah. Hal lain diungkapkan Rita selaku ketua:
“Ya faktor pendukungnya kita juga barang – barang
keperluan bank sampah ini sudah di berikan dari dinas
lingkungan hidup. Jadi kalau kita mau nimbang atau segala
macemnya gak perlu lagi beli atau sewa, karena sudah
diberikan oleh dinas lingkungan hidup. Terus juga tempat
menaruh sampah – sampah dan penimbangan tersebut juga
sudah tersedia di balai warga RW 21, jadi ya sudah
lengkap lah faktor pendukungnya. Selain itu sih faktor
pendukungnya ya ada warga yang antusias untuk
mengikuti penimbangan, walaupun tidak banyak warga
yang ikut acara penimbangan. karena kan setiap bulannya
di minggu kedua kita pasti adakan penimbangan tapi
sekarang di karenakan lagi covid – 19 begini jadi di
tiadakan dulu.” (Sari 2020)
Dalam hal ini Rita mengungkapkan faktor pendukung berupa
barang sudah disediakan oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup) dan
tempat untuk menaruh sampah juga sudah tersedia dibalai warga
RW 21. Selain itu juga ada warga yang antusias mengikuti acara
penimbangan walaupun tidak banyak. Hal yang berbeda di
ungkapkan Eny:
90
“Bisa lebih membuat bersih lingkungan kita ya yang pasti
dan juga warga lebih sadar akan sampah juga karena
adanya bank sampah ini.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengungkapkan menjadikan lingkungan
tampak bersih dan warga lebih sadar akan sampah karena adanya
Bank Sampah Serasi RW 21. Hal lain diungkapkan Rosida selaku
wakil ketua:
“Faktor pendukung ya saling support antara anggota –
anggota yang lain jadi lebih bikin semangat kita.” (Djuhro
2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan adanya saling support
antara anggota – anggota dan pengurus yang lain menjadi semangat
bagi Rosida selaku wakil ketua dan teman – teman pengurus Bank
Sampah Serasi RW 21 lainnya. hal yang sama diungkapkan
Nurwulan:
“Faktor pendukungnya dari RW juga kan disetujui adanya
program bank sampah ini dan warga juga seneng adanya
bank sampah ini kan kita juga ngerjai programnya bareng –
bareng ya jadi seneng aja.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan adanya persetujuan
dari RW untuk program – program yang dijalankan bank sampah
dan warga juga senang dengan adanya bank sampah menjadikan
pengurus – pengurus juga jadi senang dan semangat menjalankan
program dari bank sampah.
Dalam hal ini banyak faktor – faktor pendukung yang
diungkapkan beberapa faktornya adalah barang – barang yang
tersedia di bank sampah sudah disediakan oleh dinas lingkungan
hidup, adanya antusias warga terhadap program bank sampah,
menjadikan lingkungan tampak bersih, kesadaran warga akan
91
sampah dan saling support antara anggota dan pengurus untuk
mendukung program bank sampah.
b. Faktor penghambat dalam menjalankan program di Bank
Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
Ada beberapa faktor penghambat Bank Sampah Serasi RW 21
kurangnya anggota dan pengurus karena masih ada warga yang
tidak perduli akan adanya bank sampah, tempat penampungan
sampah yang masih terlalu kecil untuk menyimpan sampah juga
menjadi salah satu faktor penghambat di Bank Sampah Serasi RW
21 dan masih ada beberapa faktor lagi yang menjadi penghambat
bagi pengurus – pengurus. Dalam hal ini Arya mengungkapkan:
“Pertama warga tidak menganggap bank sampah itu
penting, kedua warga tidak menganggap sampah itu
penting padahal itu bernilai. Sehingga pertambahan
anggotanya hanya sedikit karena warga masih acuh tidak
acuh terhadap bank sampah ini.” (Arya 2020)
Dalam hal ini Arya mengungkapkan beberapa warga masih
menganggap bank sampah itu tidak penting dan masih menganggap
sampah itu tidak bernilai. Menjadikan pertambahan anggota dari
bank sampah hanya sedikit karena masih ada warga yang tidak
perduli. Hal yang sama diungkapkan Rita:
“Faktor penghambat ya kalau lagi hujan jadi sepi yang
nimbang, ini sih faktor alam ya tidak bisa diprediksi juga
sama kita. Faktor lainnya juga warga kurang antusias
karena belum seratus persen ikut semua warga RW 21
paling nasabah kita hanya ada 50 orang yang ikut
sedangkan ada 500 KK disini kan. Soalnya banyak juga sih
warga gak ikut bank sampah tapi nitip sampahnya ke
pengurus kita, jadi yang dapet uangnya malah si pengurus
buka warganya.” (Sari 2020)
92
Dalam hal ini Rita mengungkapkan jika lagi hujan pada saat
acara penimbangan beberapa anggota yang nimbang tidak seramai
biasaanya tapi dikarenakan ini faktor alam jadi tidak bisa diprediksi.
Faktor lainnya warga kurang antusias karena belum 100% warga
RW 21 ikut berpartisipasi di bank sampah dari 500 KK (kartu
keluarga) yang menjadi anggota atau nasabah hanya 50 orang. Hal
lain diungkapkan Eny selaku tim pencatatan:
“Mungkin faktor penghambatnya ya kita butuh modal aja
ya kalau untuk mengadakan pelatihan – pelatihan macem
kerajinan dari sampah, dan kurangnya tenaga ya kita kalau
untuk mengadakan program lain selain penimbangan
karena pengurus yang seadanya ini.” (Damayanti 2020)
Dalam hal ini Eny mengugnkapkan perlunya modal untuk
mengadakan pelatihan – pelatihan untuk para pengurus dan
kurangnya pengurus di bank sampah agar dapat menambah program
– program lain selain penimbangan sampah. Hal lain di ungkapkan
Rosida:
“Faktor penghambat ya gaadanya tempat seperti pos – pos
untuk pengumpulan sampah di wilayah tangsel ini biar kita
bisa mengumpulkan dan menimbang tiap hari atau setiap
ada sampah yang kita kumpulkan, dan juga posnya
menyediakan rekening sendiri khusus untuk nasabah bank
sampah. Kalau sekarang kan di bank sampah kita
penimbangan aja sebulan sekali, kalau sampah dah
menumpuk dirumah belum waktu penimbangan yang ada
jadinya kita kasih pemulung atau kita buang malah
sampahnya.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida mengugnkapkan tidak adanya pos – pos
pengumpulan sampah di wilayah tangsel agar para nasabah dari
bank sampah yang ada di wilayah tangsel bisa ditampung di setiap
pos – posnya karena kalau nunggu bank sampah terlalu lama untuk
masalah penimbangannya butuh waktu 1 bulan malah sampah yang
93
sudah dikumpulkan ada yang dibuang dan dikasihkan ke pemulung
yang lewat. Hal yang sama diungkapkan Nurwulan:
“Ya faktor penghambat ya kurangnya tempat untuk
pengumpulan sampah – sampah di bank sampah, karena
kan kita sebulan sekali juga mengumpulkan sampah dibank
sampah kadang kalo kita simpen sampah dirumah kan
semakin menumpuk jadinya berantakan rumahnya. Apa
lagi kaya sekarang nih lagi covid gini udah aja sampah –
sampahnya numpuk tuh dirumah sampai kadang saya kasih
– kasihin ke pemulung akhirnya.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal ini Nurwulan mengungkapkan kurangnya tempat
penampungan sampah di Bank Sampah Serasi RW 21 yang
dikarenakan waktu penimbangan yang cukup lama hanya sebulan
sekali waktu penimbangannya sehingga sampah yang sudah
dikumpulkan menumpuk dan menjadikan rumah tampak berantakan
yang akhirnya kadang sampah – sampah yang sudah dikumpulkan
diberi ke pemulung yang lewat.
Dalam hal ini masih banyak faktor – faktor penghambat yang
di temukan diantaranya kurangnya anggota dan pengurus di bank
sampah, masih ada warga yang belum sadar akan pentingnya bank
sampah, lahan untuk penampungan sampah yang masih belum
tersedia dan waktu penimbangan yang terlalu lama.
94
BAB V
ANALISIS
A. Analisis Temuan Penelitian
Dari beberapa data temuan lapangan, maka penulis akan
menganalisis tentang partispasi, kontribusi, dan manfaat dalam
program Bank Sampah Serasi yang bertempat di wilayah Vila Dago
RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan sebagai berikut :
1. Partisipasi dan kontribusi Masyaraka Dalam Menangani
Sampah Melalui Program Bank Sampah Serasi di Vila Dago RW
21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Diuraikan dalam tinjauan teoritis bab II mengenai Paritisipasi
masyarakat dalam program Bank Sampah Serasi di Vila Dago RW
21, maka penulis akan menggunakannya sebagai alat analisis untuk
melihat partisipasi masyarakat dalam menangani sampah melalui
program Bank Sampah Serasi di Vila Dago RW 21 Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan.
Dalam hal ini peniliti menggunakan teori Bornby mengartikan
partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil bagian” yaitu
kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari kegiatan
dengan maksud memperoleh manfaat (Theresia, 2014, 196).
Sementara itu, Adisasmita (2006, 34) mengatakan bahwa partisipasi
anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam
pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan
(implementasi) program atau proyek pembangunan yang dikerjakan
di dalam masyarakat lokal.
95
a) Analisis Partisipasi dan kontribusi masyarakat Dalam
Menangani Sampah Melalui Program Bank Sampah Serasi di
Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Chandra menjelaskan bahwa partisipasi sebagai pengetahuan
dan teknik yang ditujukan sebagai alat penyelesaian masalah-
masalah pembangunan, berjalan dan tidaknya, tergantung pada
konteks-konteks spesifik yang terkait dengan faktor-faktor
struktural, norma – norma yang berlaku, organisasi sosial, pola-pola
hubungan kekuatan, pola-pola tindakan bersama, serta institusi-
institusi politik yang telah digunakan sebelumnya dalam komunitas
(Chandra, 2003, 5). Sebagai suatu kegiatan, Verhangen (1979)
Seperti dikutip dalam Mardikanto & Soebiato (2013, 81-82)
menyatakan bahwa, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari
interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian
kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.
Dalam uraian tersebut bahwa partisipasi sebagai cara
penyelesaian masalah, berjalan atau tidaknya pembangunan dan
tergantung pada konteks – konteks spesifik yang terkait. Sebagai
suatu kegiatan partisipasi juga merupakan suatu bentuk interaksi
dan komunikasi yang di dalamnya terdapat tanggung jawab dan
manfaat serta tumbuhnya interaksi dan komunikasi yang
dilandaskan oleh kesadaran.
Terkait bank sampah Walikota Tanggerang Selatan telah
menyatakan bahwa bank sampah disamping membantu
memecahkan masalah sampah, bank sampah juga dapat
memberikan tambahan pemasukan warga. Terkait hal tersebut, ada
beberapa hal yang perlu disampaikan agar program bank sampah
dapat memberikan kontribusi yang optimal. Manajemen yang baik
96
adalah kunci jika tidak ada faktor ini maka semangat dan niat yang
ada akan sia-sia, terus sebarkan program ini kepada lingkungan
sekitar, semakin banyak bank sampah akan semakin baik.
Dalam hal ini masyarakat yang berada pada pembina bank
sampah Serasi mengungkapkan tanggapan soal pemanfaataan juga
pembuatan keputusan yang ada di bank sampah Serasi bahwa :
“Bank Sampah itu kan programnya Pemkot, jadi Walikota
Tanggerang Selatan itu salah satu programnya mengadakan
Bank Sampah sampai di tingkat RW. Untuk program ini karena
sampah kan banyak yang dibuang begitu saja, sebenernya kan
sampah masih bisa di olah menjadi manfaat baik bagi
lingkungan dan bisa membuat alam menjadi lebih asri. Selain
itu yaa bisa menambah penghasilan lah buat kita juga, saya sih
sangat mendukung program Bank Sampah ini. Kalo untuk
pengambilan keputusan saya sebagai Ketua RW otomatis sayaa
yang membuat keputusan, tapi setelah berjalannya acara yaa
balik lagi semua ke pengurus. Karena saya hanya sebagai
pembina di Bank Sampah Serasi RW 21 ini bersama lurah dan
Bank Sampah ini itu dibawah naungan Ibu – Ibu PKK. Peran
masyarakat yaa sebagai anggota karena yaa bisa membantu
kelestarian lingkungan dan bisa mendapat ke untungan dari
penjualan sampah ini, perannya si anggota sih menyepakati
terbentuknya pembuatan keputusan.” (Arya 2020)
Hal yang sama di ungkapkan oleh Rita Sari sebagai ketua :
“Dalam pembuatan keputusan kita biasanya mengadakan rapat
bersama dengan pembina dan pengurus, biasanya sehabis rapat
kita juga mengulas lagi hasil rapatnya lewat group WA bank
sampah serasi. untuk warga sih tidak ikut menangani
pengambilan keputusan yaa karena kan keputusan itu pengurus
dan pembina bank sampah yang menentukan.” (Sari 2020)
Dalam temuan ini pemanfaatan bank sampah bagi lingkungan
membuat ramah lingkungan, memberikan kesan asri untuk
dirasakan dan dilihat juga yang tak kalah penting yaitu pemanfaatan
dibidang ekonomi yang bisa menambah penghasilan dari adanya
97
bank sampah ini. Pada pembuatan keputusan partisipasi yang terjadi
menjadi kuat karena berposisi sebagai Pembina dan sebagai RW
yang memberikan keputusan yang telah dimusyawarahkan bersama
dengan pengurus. Pengambilan keputusan ini hanya ada pada
pembina dan juga ketua.
Pada penyebaran informasi untuk sosialisasi ditanggapi oleh
Nurwulan sebagai humas :
“Ya saya sih dari WA group ya kalau untuk menyebarkan
informasi – informasinya, kadang juga sih kita turun langsung
ke arisan – arisan RT untuk memberikan informasi – informasi
dan penyuluhan bank sampah Serasi ini.” (Nurwulan 2020)
Dalam temuan ini partisipasi dalam penyebaran informasi yang
dilakukan Nurwulan melalui wa grup dan pada saat acara-acara
warga. Seperti arisan, yang didalamnya terdapat penyuluhan
manfaat bank sampah yang dilakukan pengurus bank sampah
kepada masyarakat. Partisipasi dan kontribusi dalam penyebaran
informasi untuk sosialisasi ini dirasa cukup kuat untuk
menumbuhkan rasa empati kepada warga agar mau bergabung
dalam bank sampah serasi dengan banyaknya manfaat di dalamnya.
Pada pengambilan keputusan ditanggapi oleh Arya sebagai
pembina :
“Yaaa sesuai posisi lah kalau saya kan posisinya sebagai
pembina yaa jadi semua kebijakan – kebijakan yaa melalui
pembina – pembina yang menjadi pemutus akhir. Yaa di bank
sampah ini hampir semua keputusan yaa di ambil oleh pembina.
Dalam membuat kesepakatan anggota – anggota ikut serta tapi
balik lagi yang menentukan keputusan akhirnya yaa tetap di
pembina.” (Arya 2020)
Dalam temuan ini partisipasi dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan Arya sebagai pembina adalah mengurus semua
98
kebijakan dari bank sampah dan menjadi pemutus akhir. Pengurus –
pengurus yang merembukan kesepakatan apa saja yang akan di
jalan kan tetapi balik lagi kepada pembina yang menjadi penentu
akhir berjalan atau tidaknya kegiatan itu. Partisipasi dalam
pengambilan keputusan ini semua kebijakan – kebijakan dan
keputusan yang terkait dengan kegiatan bank sampah pembina yang
menjadi pemutus akhir karena semua persetujuan harus melalui
pembina.
Dalam hal menyumbangkan fikiran ditanggapi oleh Eny
sebagai tim pencatatan :
“Kalo menyumbangkan fikiran sesekali saya menyumbangkan,
contohnya kaya cara memilah – milah sampah yang bagus
dengan yang kurang bagus dan saya suka memberikan masukan
sebelum menimbang baiknya bapak atau ibu yang ingin
menimbang sampah memisahkan menjadi satu jenis sampah.”
(Damayanti 2020)
Menyumbangkan fikiran yang dilakukan Eny sebagai tim
pencatatan lebih memberikan masukan – masukan atau tatacara
pemilahan sampah apakah sampah ini masih layak atau sudah tidak
layak agar si penyetor dapat lebih memahami sampah dan dapat
bernilai jual tinggi sampahnya. Partisipasi dan kontribusi dalam
menyumbangkan fikiran ini lebih kepada memberikan masukan –
masukan dan tatacara bagaimana memilah sampah yang layak
dengan yang tidak layak kepada para anggota yang belum
memahami manfaat dari sampah itu sendiri.
Dalam menyumbangkan fikiran dan tenaga ditanggapi oleh
Rosida sebagai wakil ketua :
“Kalau fikiran kan itu tadi kadang juga kalau sebelum
penimbangan kan kita juga sering kumpul tuh untuk ngobrolin
evaluasi penimbangan – penimbangan yang sebelumnya, kalau
99
untuk fikiran saya sih sering memberikan edukasi ke anggota
yang belum tau cara memilah sampah karena kan biasanya ada
anggota yang tidak tau sampah mana yang ada nilai jualnya.
Dan kalau tenaganya saya bantu – bantu saat penimbangan dan
saya sering membackup kalau ada pengurus – pengurus yang
tidak bisa hadir.” (Djuhro 2020)
Pada temuan ini menyumbangkan fikiran dan tenaga yang
dilakukan Rosida lebih memberikan edukasi pada sesama anggota
dan pengurus yang belum paham cara memilah sampah, sedangkan
menyumbangkan tenaga pengurus saling bantu – membantu dan
memback up satu sama lain ketika sedang ada acara penimbangan.
Partisipasi dan kontribusi dalam menyumbangkan fikiran dan
tenaga ini lebih kepada memberikan edukasi atau pembelajaran
kepada anggota dan pengurus cara memilah sampah dan untuk
tenaganya pengurus saling bantu – membantu dan memback up satu
dengan yang lainnya ketika pada saat acara penimbangan.
Dalam kesadaran pengambilan manfaat ditanggapi oleh Rita
sebagai ketua :
“Manfaatnya banyak yaa yang pertama kita jadi perduli dengan
sampah yang kedua sampah bisa jadi ada nilai ekonomisnya
terus yang ketiga ya lingkungan jadi lebih bersih dan indah.
Saya juga sering kalau lagi jalan mengambil botol atau sampah
plastik yang masih layak untuk saya kumpulkan di rumah dan
nantinya saya timbang di bank sampah.” (Sari 2020)
Pada temuan ini kesadaran pengambilan manfaat yang
dilakukan Rita Sari menjadikannya lebih perduli dengan sampah,
mengetahui sampah mempunyai nilai jual dan menjadikan
lingkungan terlihat bersih juga indah dengan mengumpulkan
sampah – sampah yang ditemukannya dijalan dan nantinya akan
ditimbang pada saat acara penimbangan. Partisipasi dan kontribusi
dalam kesadaran pengambilan manfaat ini lebih menumbuhkan
100
sikap perduli akan sampah, perduli akan lingkungan dan
mengetahui nilai jual suatu sampah.
Dalam pelaksanaan program ditanggapi oleh Rosida sebagai
wakil ketua :
“Kalau kita kan programnya masih belum banyak ya jadi hanya
penimbangan saja tapi ya saya sering ikut hadir dalam
penimbangan untuk memantau jalannya acara jika ada yang
tidak hadir ya saya kadang ikut membantu di divisi yang kurang
orang itu. Dan rapat – rapat di keluraha sama kecamatan saya
juga sering ikut hadiri.” (Djuhro 2020)
Pelaksanaan program yang dilakukan Rosida hanya sebatas
penimbangan saja karena program bank sampah yang baru ada
hanya satu yaitu penimbangan. dalam penimbangan Rosida hanya
memantau jalannya acara namun jika ada anggota yang tidak hadir
Rosida juga ikut membantu. Partisipasi dalam pelaksanaan program
baru sebatas penimbangan saja, jika dalam pelaksanaan program
ada anggota atau pengurus yang tidak hadir pengurus dan anggota
yang lainnya membantu atau memback up divisi yang
membutuhkan bantuan.
Dalam memberikan tenaga ditanggapi oleh Eny sebagai tim
pencatatan :
“Saya sih ya menyumbangkan tenaga hanya catat – catat pas
menimbangan itu aja selebihnya gak ada ya menyumbangkan
tenaga yang lain.” (Damayanti 2020)
Dalam hal memberikan tenaga yang dilakukan Eny hanya
sebatas mencatat pada saat acara penimbangan tidak ada tenaga lain
yang diberikan selain mencatat dan jika ada pengurus atau anggota
yang tidak hadir baru saling membantu satu dengan yang lainnya.
partisipasi dan kontribusi dalam memberikan tenaga ini setiap
101
pengurus sudah mempunyai divisinya masing – masing dan
tugasnya masing – masing jika ada anggota atau pengurus yang
tidak kedapatan hadir pengurus yang hadir harus saling membantu
dengan pengurus yang lainnya untuk saling memback up pengurus
yang tidak bisa hadir itu.
Dalam menyumbangkan keahlian ditanggapi oleh Nurwulan
sebagai humas :
“Keahlian ya saya lebih sering memberi tahu ke anggota –
anggota bank sampah yang lainnya yang belum paham cara
memilah sampah, saya juga mengajarkan mana sampah pelastik
yang lebih menghasilkan dan mana sampah yang kurang
menghasilkan.” (Nurwulan 2020)
Dalam hal menyumbangkan keahlian yang dilakukan Nurwulan
lebih memberikan arahan kepada anggota yang belum tau caranya
memilah sampah dalam satu jenis dan memberikan pelajaran untuk
memilah sampah yang lebih menghasilkan dan mana sampah yang
kurang. Partisipasi dan kontribusi dalam menyumbangkan keahlian
ini setiap pengurus meyumbangkan keahliannya masing – masing
dalam bidang yang meraka kuasai agar program yang sudah
berjalan menjadi lebih baik lagi dan dapat meningkatkan kinerja
dari bank sampah ini.
Dalam memberikan barang ditanggapi oleh Arya sebagai
pembina :
“Yaa kalo barang kita ikut serta menyumbangkan barang
berupa sampah kan selain menjadi pembina saya juga sebagai
anggota. Jadi saya ikut menimbang, saya juga ikut
menyumbangkan sampah di bank sampah.” (Arya 2020)
Pada temuan ini memberikan barang yang dilakukan Arya
berupa sampah yang dimana selain menjadi pembina juga sekaligus
102
menjadi anggota dari bank sampah, jadi selain ikut dalam acara
penimbangan juga ikut andil dalam menyumbangkan sampah.
Partisipasi dan kontribusi dalam memberikan barang ini lebih
kepada menyumbangkan sampah selain menjadi pembina dan
pengurus mereka juga menjadi anggota di bank sampah karena
barang kebutuhan di bank sampah ini sudah disediakan semuanya
oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup) seperti alat untuk
menimbang, gawang untuk menaruh timbangan dan gerobak untuk
mengangkut sampah juga sudah di sediakan.
Dalam memberikan uang ditanggapi oleh Rita Sari sebagai
ketua :
“Saya sih tidak pernah ya memberikan uang tapi malah saya
yang mendapatkan uang dari hasil penimbangan sampah saya
sendiri. Ya kan Bank Sampah juga sudah mempunyai kas
sendiri itu juga uangnya dari hasil penjualan sampah yang kita
– kita timbang kan.” (Sari 2020)
Dalam hal memberikan uang yang dilakukan Rita Sari tidak
pernah memberikan uang tapi malah sebaliknya mendapatkan uang
dari hasil penimbangan sampah yang dilakukannya, karena bank
sampah itu sendiri juga sudah mempunyai uang kasnya sendiri yang
didapatkan dari hasil penjualan sampah – sampah para anggotanya.
Partisipasi dan kontribusi dalam memberikan uang ini rata – rata
semua pengurus dan anggota tidak memberikan uang tetapi malah
mereka mendapatkan uang dari hasil penimbangan sampah –
sampah mereka karena memang walaupun bank sampah ini
memberikan uang nominalnya kecil tapi setidaknya bisa memberika
penghasilan tambahan.
Pada dampak sosial ditanggapi oleh Eny sebagai tim pencatatan :
103
“Kalo untuk saya dampak sosialnya bisa dapat teman baru dan
dapat memberikan tenaga saya untuk membantu di bank
sampah, itu kan termasuk kegiatan sosial. Dan tetangga –
tetangga juga sering menanyakan tentang memilah sampah agar
menghasilkan uang ke saya, karena mereka tau saya sebagai
pengurus bank sampah.” (Damayanti 2020)
Dalam temuan ini dampak sosial yang didapatkan Eny bisa
mendapatkan teman baru dan dapat membantu dalam kegiatan
sosial di lingkungan. Tetangga – tetangga juga sering menanyakan
tentang cara memilah sampah agar dapat menghasilkan karena
mengetahui Eny anggota dari bank sampah. Dampak sosial dari
bank sampah ini menjadikan masyarakat sekitar yang mengikuti
bank sampah dapat mengenal satu dengan yang lainnya dan
masyarakat sekitaran bank sampah menjadi lebih sadar dan perduli
akan sampah di lingkungannya.
Pada dampak ekonomi ditanggapi oleh Rosida sebagai wakil
ketua :
“Kalau dampak ekonomi ya masih kecil paling untuk jajan –
jajan aja ya paling kalau pas dalam itungan 6 bulannya pada
saat penarikan uang ya lumayan dapetnya tapi kan 6 bulan
sekali ya cukup lama nunggunya. Dan juga saya
mengumpulkan ke bank sampah gak cuma sampah waktu itu
ada juga barang elektronik, jadinya dapetnya ya lumayan
banyak.” (Djuhro 2020)
Dalam temuan ini dampak ekonomi yang didapatkan Rosida
masih sedikit hanya bisa untuk jajan – jajan saja pada saat per enam
bulan hasil yang didapat lumayan tetapi untuk menunggu selama
enam bulan itu hitungannya terlalu lama juga selain itu barang yang
dikumpulkan tidak hanya sampah melainkan ada barang – barang
bekas seperti barang elektronik yang membuat pendapatnya pada
104
saat penimbangna lumayan. Dampak ekonomi dari bank sampah ini
kalau di hitung – hitung memang relatif kecil karena itu ada
penarikan per enam bulan sekali agar pendapatanya besar memang
cukup lama setidaknya bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat
sekita bank sampah.
Pada dampak lingkungan ditanggapi oleh Nurwulan sebagai
humas :
“Ya jadi lebih sadar akan lingkungan dan juga jadi reflek
kadang saya ada sampah dikit dijalan atau dimana langsung aja
diambil kan jadi bersih juga lingkungannya dan indah
dipandang juga kan.” (Nurwulan 2020)
Dalam temuan ini dampak lingkungan yang didapat oleh
Nurwulan lebih sadar akan lingkunga kadang jika ada sampah yang
ditemukan dijalan reflek langsung diambil dan dibawa untuk
dikumpulkan tanpa sadar menjadikan lingkungan lebih bersih dan
indah untuk dipandang. Dampak lingkungan dari bank sampah ini
membuat lingkungan menjadi bersih, menjadi lebih indah dan
menjadi lebih aman karena banyak warga atau masyarakat yang
mulai menghargai sampah untuk nantinya ditimbang pada saat acara
penimbangan.
b) Tangga Partisipasi dan kontribusi masyarakat Dalam
Menangani Sampah Melalui Program Bank Sampah Serasi di
Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Partisipasi masyarakat jarang sekali memberi peluang bagi
warga untuk mengubah atau mempengaruhi keputusan badan
pemerintah. Menghadapi belum idealnya derajat partisipasi
masyarakat dalam pemerintah daerah, teori ladder of empowerment
dari Burns, Hambleton, & Hogget menyarankan bahwa sebaik-
105
baiknya penyelenggara pemerintah daerah mengembangkan derajat
partisipasi masyarakat dengan menyediakan mekanisme yang lebih
baik. Meskipun demikian, pengembangan derajat partisipasi ini
seharusnya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah
setempat. Sintetis tangga partisipasi diperlukan untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan dan situasi nyata di Indonesia. Sintetis ini
dihasilkan dari mempertimbangkan adanya mekanisme partisipasi
yang telah berjalan, kebutuhan akan saluran partisipasi, serta
mekanisme yang memungkinkan dijalankan sesuai dengan kondisi
Indonesia. (Muluk, 2007, 173)
Tabel 6. Tangga Partisipasi Masyarakat
No. Bentuk Partisipasi Tangga Partisipasi
1. Mengatasi pembuatan keputusan Kemitraan
2. Penyebaran informasi untuk
sosialisasi Kemitraan
3. Pengambilan keputusan Kemitraan
4. Menyumbangkan fikiran Kemitraan
5. Menyumbangkan fikiran dan tenaga Kemitraan
6. Kesadaran pengambilan manfaat dari
program bank sampah Serasi Kendali warga
7. Pelaksanaan program Kendali warga
8. Memberikan tenaga Delegasi
9. Meyumbangkan keahlian Konsultasi
10. Memberikan barang Delegasi
11. Memberikan uang Kendali warga
12. Dampak sosial Kendali warga
13. Dampak ekonomi Kendali warga
14. Dampak lingkungan Kendali warga
Sumber : Data Wawancara Peneliti
106
a. Bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi pembuatan
keputusan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam pembuatan
keputusan yang ada di Bank Sampah Serasi RW 21 terbilang cukup
sesuai dengan struktur birokrasi, yang didalamnya pemegang
keputusan berada pada Pembina dan ketua yang dimusyawarahkan
dengan pengurus bank sampah dan akan dijalankan oleh seluruh
pengurus dan juga anggota yang terlibat di dalam Bank Sampah
Serasi RW 21. Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga
keempat yaitu kemitraan, memberikan peluang partisipasi yang lebih
nyata dan berarti bagi keterlibatan masyarakat dalam pemerintah
daerah. Akan tetapi, kemitraan tetap memiliki keterbatasan tertentu
yang ditunjukkan dari masih kuatnya kewenangan penyelenggara
pemerintah daerah dalam mengendalikan pemerintahan.
b. Bentuk partisipasi masyarakat dalam penyebaran informasi
untuk sosialisasi di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Pada penyebaran informasi di bank sampah Serasi informasi
disebarkan melalui Whatsapp group, arisan, pengajian, tempat –
tempat berkumpulnya warga dan memberikan surat resmi dari ketua
RW kepada ketua RT agar ditujukan langsung ke warganya. Dalam
tangga partisipasi berada pada anak tangga keempat yaitu kemitraan
yang memiliki mekanisme partisipasi yang telah berjalan dengan
baik, yakni LPKM, RT, RW, akan tetapi masih dimungkinkan
adanya berbagai mekanisme partisipasi lain, seperti hak inisiatif
warga untuk mengajukan rancangan peraturan daerah.
107
c. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Pada pengambilan keputusan yang ada di bank sampah Serasi
RW 21 di musyawarahkan bersama – sama oleh pengurus dan
pembina, yang di dalamnya pemegang keputusan akhir berada pada
pembina dan ketua. Dalam tangga partisipasi berada pada anak
tangga keempat yaitu kemitraan, memberikan peluang partisipasi
yang lebih nyata dan berarti bagi keterlibatan masyarakat dalam
pemerintah daerah. Akan tetapi, kemitraan tetap memiliki
keterbatasan tertentu yang ditunjukkan dari masih kuatnya
kewenangan penyelenggara pemerintah daerah dalam mengendalikan
pemerintahan.
d. Bentuk partisipasi masyarakat dalam menyumbangkan
fikiran di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Dalam menyumbangkan fikiran di Bank Sampah Serasi RW
21 banyak sekali usulan dan ide dari tatacara administrasi,
pembukuan lengkap buku tabungan, sampah bernilai ekonomis,
sampah bisa menjadi bahan kerajinan, cara memilah sampah dan
cara menyimpan sampah dengan rapih. Tapi masih ada beberapa
yang belum terlaksana dikarenakan persoalan alat, SDM yang masih
sedikit dan tempat yang belum memadai. Dalam tangga partisipasi
berada pada anak tangga keempat yaitu kemitraan yang memberikan
peluang partisipasi yang lebih nyata dan berarti bagi keterlibatan
masyarakat dalam pemerintah daerah.
108
e. Bentuk partisipasi masyarakat dalam menyumbangkan
fikiran dan tenaga di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Dalam hal menyumbangkan fikiran dan tenaga di Bank
Sampah Serasi RW 21 lebih memberikan usulan – usulan dan
edukasi seperti cara memilah sampah. Sedangkan untuk tenaga
semua pengurus mempunyai tugasnya masing – masing seperti tim
pencatatan, humas, penimbangan dan lain – lain untuk wakil ketua,
ketua dan pembina hanya mengawasi keberlangsungan acara ketika
ada divisi yang tidak hadir baru wakil ketua, ketua dan pembina ikut
serta juga membantu. Dalam tangga partisipasi berada pada anak
tangga keempat yaitu kemitraan yang memberikan peluang
partisipasi yang lebih nyata dan berarti bagi keterlibatan masyarakat
dalam pemerintah daerah.
f. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kesadaran
pengambilan manfaat dari program Bank Sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang
Dalam kesadaran pengambilan manfaat ini banyak yang
menjadi lebih sadar akan lingkungan dan jadi lebih mempunyai
kepedulian akan lingkungan mereka masing – masing. Dan juga ada
aksi yang mereka lakukan seperti memberikan pengetahuan tentang
bank sampah, mengumpulkan sampah yang di temukannya dijalan
yang berdampak mulai timbul kesadaran ke warga dan masyarakat
sekitar untuk peduli lingkungan dan ikut serta dalam kegiatan bank
sampah. Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga tertinggi
yaitu kendali warga yang bermakna ada kekuasaan masyarakat
untuk menentukan keputusan atau kebijakan tertentu yang berlaku.
Kendali warga dapat dijadikan acuan sebagai preskripsi dari
109
pemerintah daerah pada khususnya dan administrasi publik pada
umumnya.
g. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang
Dalam hal pelaksanaan program pembina, ketua, wakil, dan
pengurus saling bekerja sama untuk membantu berjalannya program.
Dan program yang dijalankan bank sampah Serasi hanya sebatas
penimbangan dan rapat – rapat yang diadakan kelurahan dan
kecamatan. Belum adanya program – program lain seperti membuat
kerajinan, daur ulang, dan lain sebagainya. Dalam tangga partisipasi
berada pada anak tangga tertinggi yaitu kendali warga yang
bermakna ada kekuasaan masyarakat untuk menentukan keputusan
atau kebijakan tertentu yang berlaku. Kendali warga dapat dijadikan
acuan sebagai preskripsi dari pemerintah daerah pada khususnya dan
administrasi publik pada umumnya.
h. Bentuk partisipasi masyarakat dalam memberikan tenaga di
Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang
Dalam hal memberikan tenaga di Bank Sampah Serasi RW 21
Benda Baru Pamulang, dikarenakan bank sampah baru memiliki satu
program yang terfokus pada penimbangan sampah. Semua pengurus
dan pembina bergotong royong untuk saling membantu pada saat
acara penimbangan dan saling mengisi ketika ada pengurus lain yang
tidak dapat menghadiri acara penimbangan. Dalam tangga partisipasi
berada pada anak tangga kelima yaitu delegasi, yang berarti
menyerahkan sebagian porsi kewenangan kepada organisasi
kemasyarakatan kepada organisasi kemasyarakatan tertentu,
110
mekanisme ini dapat menyusun kebijakan tertentu sekaligus
menjalankannya dengan berpedoman pada kebijakan strategis yang
dibuat oleh pemerintah daerah.
i. Bentuk partisipasi masyarakat dalam meyumbangkan
keahlian di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang
Dalam menyumbangkan keahlian pembina dan pengurus lebih
banyak memeberikan arahan untuk memilah sampah, memberi
pembelajaran tentang sampah dan memberikan konsep – konsep
pemikiran. Di karenakan program yang berjalan di bank sampah ini
baru sebatas penimbangan saja, jadi pembina dan pengurus baru
memberikan sebatas gagasan dan pemikiran saja kepada para anggota
di Bank Sampah Serasi RW 21. Dalam tangga partisipasi berada pada
anak tangga ketiga yaitu konsultasi, keterlibatan masyarakat dalam
proses perumusan kebijakan dapat berarti peluang untuk
mempengaruhi kebijakan dapat berarti ada peluang untuk
mempengaruhi kebijakan sejak diawal proses.
j. Bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang
Dalam memberikan barang pembina, pengurus dan anggota
hanya memberikan berupa sampah yang mereka akan setor kan ke
bank sampah. Karena semua barang – barang keperluan bank sampah
sudah semua disediakan oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup). .
Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga kelima yaitu
delegasi, yang berarti menyerahkan sebagian porsi kewenangan
kepada organisasi kemasyarakatan kepada organisasi kemasyarakatan
tertentu, mekanisme ini dapat menyusun kebijakan tertentu sekaligus
111
menjalankannya dengan berpedoman pada kebijakan strategis yang
dibuat oleh pemerintah daerah.
k. Bentuk partisipasi masyarakat dalam memberikan uang di
Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang
Dalam hal memberikan uang pembina, pengurus dan anggota
tidak pernah memberikannya malah mendapatkan uang dari hasil
menimbangkan sampah di bank sampah. Dan untuk uang pada saat
acara juga tidak memakai uang pribadi mereka melainkan memakai
uang kas yang ada di bank sampah yang didapat dari sistem bagi hasil
para anggota yang menimbang sampah. Dalam tangga partisipasi
berada pada anak tangga tertinggi yaitu kendali warga yang
bermakna ada kekuasaan masyarakat untuk menentukan keputusan
atau kebijakan tertentu yang berlaku. Kendali warga dapat dijadikan
acuan sebagai preskripsi dari pemerintah daerah pada khususnya dan
administrasi publik pada umumnya.
l. Dampak sosial di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
pada dampak sosial ini masyarakat menjadi peduli akan
sampah dan lingkungannya, masyarakat juga lebih aktif untuk
mengumpulkan sampah. Selain itu masyarakat menjadi lebih kenal
yang satu dengan yang lainnya dengan adanya bank sampah
dilingkungan ini Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga
tertinggi yaitu kendali warga yang bermakna ada kekuasaan
masyarakat untuk menentukan keputusan atau kebijakan tertentu
yang berlaku. Kendali warga dapat dijadikan acuan sebagai preskripsi
dari pemerintah daerah pada khususnya dan administrasi publik pada
umumnya.
112
m. Dampak ekonomi di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang
Dalam hal ini memang secara ekonomi masih terbilang kecil
atau sedikit pendapatannya dari penimbangan sampah di bank
sampah Serasi RW 21. Tetapi pengambilan uang yang di hitung
persatu semester akan mendapatkan hasil yang lumaya walaupun
memang cukup lama untuk menunggunya, setidaknya bisa menjadi
nilai tambah untuk warga dan masyarakat sekitar bank sampah Serasi
RW 21. Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga tertinggi
yaitu kendali warga yang bermakna ada kekuasaan masyarakat untuk
menentukan keputusan atau kebijakan tertentu yang berlaku. Kendali
warga dapat dijadikan acuan sebagai preskripsi dari pemerintah
daerah pada khususnya dan administrasi publik pada umumnya.
n. Dampak lingkungan di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang
Dalam hal ini lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan
aman. Juga meningkatkan kesadaran warga atau masyarakat sekitar
bank sampah akan berharganya sampah tapi masih ada beberapa
warga yang belum sadar akan hal ini dan masih mengeluhkan tempat
penampungan sampah yang belum tersedia di lingkungan sekitar
bank sampah. Dalam tangga partisipasi berada pada anak tangga
tertinggi yaitu kendali warga yang bermakna ada kekuasaan
masyarakat untuk menentukan keputusan atau kebijakan tertentu
yang berlaku. Kendali warga dapat dijadikan acuan sebagai preskripsi
dari pemerintah daerah pada khususnya dan administrasi publik pada
umumnya.
113
c) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi
di Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Menurut Josef Riwu (2007: 127) dalam partisipasi masyarakat
terdapat dua dimensi penting. Dimensi pertama adalah siapa yang
berpartisipasi. Partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat
jenjang yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam
pemanfaatan. Keempat, partisipasi dalam evaluasi.
Dari uraian tersebut bahwa partisipasi – partisipasi dalam
proses pembuatan keputusan ini menyangkut pada suatu bentuk
kesepakatan bersama yang diadakan dalam acara rapat, diskusi, dll
untuk kepentingan bersama dan merencanakan agenda atau acara
yang akan disepakati, dimusyawarahkan dan diputuskan secara
bersama. Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini
menyangkut pada manfaat program yang bisa, akan dan sudah
dirasakan, keberhasilan program adalah suatu bentuk pengambilan
manfaat yang terjadi, manfaat yang dirasakan terbagi menjadi
materialnya, manfaat sosialnya dan manfaat pribadi. Partisipasi
dalam evaluasi. Partisipasi ini dibuat untuk melihat apakah program
telah sesuai dengan yang ditetapkan atau berbeda atau menyimpang.
Yang terakhir Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan ini
berhubungan dengan proses pembangunan yang harus melibatkan
semua komponen agar masyarakat memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pelaksanaan pembangunan yang akan dirasakan
manfaatnya bersama-sama.
Sebagaimana yang dikatakan wakil ketua Bank Sampah Serasi
RW 21 mengungkapkan :
114
“Kalau saya sih sebagai wakil ketua ya lebih merembukan lagi
setiap pembuatan keputusan yang ada jadi saya tidak perna
membuat keputusan sendiri pasti nanti saya obrolin lagi ke
pengurus dan pembina.” (Djuhro 2020)
Dalam temuan ini pengurus menyatakan bahwasannya untuk
pembuatan keputusan lebih merembukan setiap pembuatannya jadi
tidak pernah membuat keputusan sendiri pasti diobrolin lagi dengan
pengurus dan pembina. Pembuatan keputusan yang ada di Bank
Sampah Serasi RW 21 ini juga melibatkan musyawarah bersama
dengan pengurus dan akan diputuskan dengan ketua dan pembina.
Untuk menilai berapa besar dampak kesadaran pengambilan
manfaat bagi pembina, pengurus, anggota dan warga atau masyarakat
sekitar. Seperti seberapa pedulinya mereka terhadap lingkungan dan
juga dapat menambahkan penghasilan bagi mereka yang menjadi
nasabah dari Bank Sampah Serasi RW 21. Dalam hal ini bank
sampah membantu untuk memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitar terutama manfaat dari lingkungan, manfaat untuk menambah
penghasilan dan manfaat positif lainya. Berkaitan dengan partisipasi
dan kontribusinya Arya sebagai pembina mengungkapkan:
“Saya sangat sadar akan pengambilan manfaat atas program
yang bank sampah jalankan dan saya ikut andil memberikan
kesadaran ke masyarakat akan pentingnya bank sampah. Selain
menjadikan lingkungan bersih juga dapat menjadi pundi –
pundi penghasilan kita walaupun sedikit kalau kita kumpulkan
bersama – sama satu RW kan hasilnya akan besar. Kita juga di
bank sampah ini mempunyai jargon “dari sampah jadi uang”
semua warga juga sering saya ingatkan untuk ikut Bank
Sampah yaa karena manfaatnya yang banyak selain menjadi
bersih lingkungan kita juga mendapatkan penghasilan dari
barang yang kita anggap gak berharga seperti sampah ini.
Warga – warga sih setelah saya beri tahu beberapa ada yang
ingin menjadi anggota bank sampah karena kesadaran mereka
juga.” (Arya 2020)
115
Memberikan kesadaran manfaat ke masyarakat akan
pentingnya bank sampah menjadikan lingkungan bersih dan juga
dapat menjadi pundi – pundi penghasilan bagi masyarakat itu sendiri.
Walaupun sampah yang dikumpulkan sedikit jika di kumpulkan
bersama – sama hasilnya akan menjadi besar. Selain itu masyarakat
juga jadi lebih perduli akan sampah yang ada dilingkungan sekitaran
bank sampah, karena warga mengetahui dari sampah bisa
menghasilkan untuk mereka. Berkaitan dengan masalah pelaksanaan
program ketua Bank Sampah Serasi RW 21 mengungkapkan :
“Yaa partisipasinya saya ikut terjun langsung pada saat
penimbangan dan membackup kalau ada pengurus yang belum
hadir. Kalau ada semua pengurusnya ya saya hanya memantau
proses berjalannya acara penimbangan itu seperti pembina lah
pokonya. Dan di akhir penimbangan saya cek ke bendahara
gimana hasil laporan keuangannya berapa sampah yang masuk
dan siapa saja penyetornya agar kita nanti bisa bukukan hasil
penimbangan itu. Warga sih yaa hanya dateng menimbang
sampahnya mereka dan mendapatkan uang dari hasil timbangan
sampah mereka.” (Sari 2020)
Pada temuan ini Rita turun langsung ke acara penimbangan
dan memantau berjalannya acara penimbangan, jika ada pengurus
yang belum hadir saat acara penimbangan kadang Rita juga turut
ambil bagian untuk membantu divisi yang kekurangan orang. Diakhir
acara penimbangan Rita mencek hasil laporan ke bendahara untuk
melihat laporan keuangan, jumlah sampah yang masuk dan siapa saja
yang sudah menyetorkan sampah ke bank sampah agar nanti
dibukukan hasil penimbangan dihari itu. Warga yang mengikuti bank
sampah mereka hanya datang untuk menimbang dan menunggu hasil
dari timbangan mereka.
116
Untuk membantu pelaksanaan program pembina, ketua, wakil,
dan pengurus saling bekerja sama untuk membantu berjalannya
program. Dan program yang dijalankan bank sampah Serasi hanya
sebatas penimbangan dan rapat – rapat yang diadakan kelurahan dan
kecamatan. Belum adanya program – program lain seperti membuat
kerajinan, daur ulang, dan lain sebagainya.
Untuk pengambilan keputusan yang ada di Bank Sampah
Serasi RW 21 yang di dalamnya terdapat pengambilan keputusan
pada saat acara, dalam rapat – rapat, pada saat penimbangan dan
lain – lain. Berkaitan dengan pengambilan keputusan Nurwulan
mengungkapkan :
“Ya keputusan sih biasanya ada di ketua dan pembina kalau
saya lebih ikut aja mau keputusannya kaya gimana hasilnya.”
(Nurwulan 2020)
Dalam hal ini pengambilan keputusan Nurwulan lebih ikut aja
mau keputusan yang seperti apa hasilnya karena keputusan ada di
ketua dan pembina. Berkaitan dengan pembangunan, pada
pengambilan keputusan untuk memajukan Bank Sampah Serasi RW
21 di musyawarahkan bersama – sama oleh pengurus dan pembina,
yang di dalamnya pemegang keputusan akhir berada pada pembina
dan ketua.
Partisipasi masyarakat juga berarti adanya keterlibatan
langsung bagi warga dalam proses pengambilan keputusan dan
kontrol serta koordinasi dalam mempertahankan hak-hak sosialnya.
Menurut Keith Davis (2013, 34) dikemukakan bahwa bentuk-bentuk
dari partisipasi masyarakat adalah berupa:
a. Pikiran, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut
merupakan partisipasi dengan menggunakan pikiran seseorang
117
atau kelompok yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
b. Tenaga, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut
dengan mendayagunakan seluruh tenaga yang dimiliki secara
kelompok maupun individu untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
c. Pikiran dan Tenaga, merupakan jenis partisipasi dimana tingkat
partisipasi tersebut dilakukan bersama-sama dalam suatu
kelompok dalam mencapai tujuan yang sama.
d. Keahlian, merupakan jenis partisipasi dimana dalam hal tersebut
keahlian menjadi unsur yang paling diinginkan untuk
menentukan suatu keinginan
e. Barang, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi dilakukan
dengan sebuah barang untuk membantu guna mencapai hasil
yang diinginkan.
f. Uang, merupakan jenis partisipasi dimana partisipasi tersebut
menggunakan uang sebagai alat guna mencapai sesuatu yang
diinginkan. Biasanya tingkat partisipasi tersebut dilakukan oleh
orang-orang kalangan atas.
Sebagaimana yang dikatakan pembina dalam
menyumbangkan fikiran, mengungkapkan :
“Saya ya memberika ajuan – ajuan untuk tatacara
administrasinya misalkan dengan memakai komputerisasi,
pembukuan lengkap dengan menggunakan buku tabungan
lengkap dan cara membuat informasi kepada warga – warga.
Saya terlibat juga dalam menyumbangkan fikiran kan saya
sebagai pembina yaa langsung saya sosialisasikan ke anggota
dan pengurus untuk menyumbangkan fikiran – fikiran. Peran
masyarakat atau anggota yaa tidak dapat menyumbangkan
fikiran karena semua itu hanya ada di pembina dan pengurus
118
saja. Anggota atau masyarakat hanya sebagai peserta saja di
bank sampah kita.” .” (Arya 2020)
Arya mengungkapkan menyumbangkan fikiran dengan
memberikan usulan untuk tatacara administrasi, pembukuan lengkap
dengan menggunakan buku tabungan dan cara membuat informasi
sosialisasi kepada warga. Dalam menyumbangkan fikiran di bank
sampah Serasi RW 21 banyak sekali usulan dan ide dari tatacara
administrasi, pembukuan lengkap buku tabungan, sampah bernilai
ekonomis, sampah bisa menjadi bahan kerajinan, cara memilah
sampah dan cara menyimpan sampah dengan rapih.
Dalam memberikan tenaga kegiatan ini bertujuan untuk
menunjang program – program di bank sampah Serasi RW 21 Benda
Baru Pamulang agar program yang sedang berjalan dapat menjadi
efektif dan lebih efisien. Seperti memberikan tenaga pada acara
penimbangan dengan membantu kegiatan di divisi – divisi tertentu.
Wakil ketua mengungkapkan :
“Saya sih merangkap aja mana yang kosong ya saya bantu
kalau lagi penimbangan ya kan banyak bagian – bagiannya tuh
kalau lagi penimbangan ya kalo lagi ada yang kekurangan
personil ya saya bantuin bagian yang kekurangan personil itu.”
(Djuhro 2020)
Dalam hal memberikan tenaga Rosida membantu pada saat
acara penimbangan, dengan membantu divisi yang membutuhkan
bantuan atau kekurangan orang di divisi tersebut agar dapat
menunjang kegiatan penimbangan lebih cepat lagi. Memberikan
tenaga di Bank Sampah Serasi RW 21 Benda Baru Pamulang,
dikarenakan bank sampah baru memiliki satu program yang terfokus
pada penimbangan sampah. Semua pengurus dan pembina bergotong
royong untuk saling membantu pada saat acara penimbangan dan
119
saling mengisi ketika ada pengurus lain yang tidak dapat menghadiri
acara penimbangan. Selanjutnya fikiran dan tenaga dikatan oleh
ketua:
“Ya fikirannya itu tadi ya bahwa sampah bisa menjadi bernilai
ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan. Ya
tenaganya saya ikut serta dalam acara penimbangan dan ikut
juga menimbang dan mencatat hasil dari sampah yg ditimbang.
Ya warganya cukup memperhatikan, semua yang menimbang,
mencatat dan kasir itu semua pengurus yang mengerjakan.
Warga hanya melihat hasil berapa yang mereka dapat dari
tabungan sampah mereka.” (Sari 2020)
Dalam menyumbangkan fikiran dan tenaga Rita selaku ketua
mengungkapkan, dalam menyumbangkan fikiran Rita mengedukasi
anggota dan pengurus bahwa sampah itu bisa bernilai jual dan
sampah bisa di jadikan kerajinan. Selain fikiran Rita juga
menyumbangkan tenaganya untuk terjun langsung dalam pencatatan
dan penimbangan sampah. Rita mengungkapkan bahwa anggota
hanya berpartisipasi ikut menyetorkan sampah yang mereka bawa
dan mengikuti proses penimbangan sampai mereka mendapatkan
hasil dari sampah yang mereka bawa.
Dalam hal menyumbangkan fikiran dan tenaga di Bank
Sampah Serasi RW 21 lebih memberikan usulan – usulan dan edukasi
seperti cara memilah sampah. Sedangkan untuk tenaga semua
pengurus mempunyai tugasnya masing – masing seperti tim
pencatatan, humas, penimbangan dan lain – lain untuk wakil ketua,
ketua dan pembina hanya mengawasi keberlangsungan acara ketika
ada divisi yang tidak hadir baru wakil ketua, ketua dan pembina ikut
serta juga membantu.
Untuk memberikan inovasi – inovasi baru terhadap kemajuan
Bank Sampah Serasi RW 21 dalam bentuk menyumbangkan keahlian
120
yang dimana bertujuan agar bank sampah lebih berkembang
kedepannya dan program – program yang dijalankan dapat berjalan
lebih baik lagi. Tim pencatatan mengungkapkan :
“Saya sih gaada ya menyumbang keahlian lain ya hanya
mencatat itu aja sih saya mah menyumbangkan keahlian di
bank sampah Serasi.” (Damayanti 2020)
Eny mengungkapkan tidak ada keahlian lain yang Eny
sumbangkan selain mencatat di bagian pencatatan. Dalam
menyumbangkan keahlian ini pembina dan pengurus lebih banyak
memeberikan arahan untuk memilih dan memilah sampah, memberi
pembelajaran tentang sampah dan memberikan konsep – konsep
pemikiran. Di karenakan program yang berjalan di bank sampah ini
baru sebatas penimbangan saja, jadi pembina dan pengurus baru
memberikan sebatas gagasan dan pemikiran saja kepada para
anggota di Bank Sampah Serasi RW 21. Selanjutnya memberikan
barang dikatakan oleh Nurwulan sebagai humas :
“Saya sih tidak pernah memberikan barang ya tapi kalau untuk
sampah ya saya kasih karena saya juga sebagai anggota kan.”
(Nurwulan 2020)
Nurwulan mengungkapkan bahwa hanya memberikan barang
berupa sampah saja karena selain sebagai pengurus Nurwulan juga
sebagai anggota di Bank Sampah Serasi RW 21. Dalam
memberikan barang pembina, pengurus dan anggota hanya
memberikan berupa sampah yang mereka akan setor kan ke bank
sampah karena mereka selain menjadi pengurus juga merangkap
sebagai anggota. Dan semua barang – barang keperluan bank
sampah sudah semua disediakan oleh DLH (Dinas Lingkungan
Hidup).
121
Untuk menunjang kebutuhan yang ada di Bank Sampah Serasi
RW 21, uang dibutuhkan untuk dapat memberikan tambahan agar
program berjalan dengan baik dan bank sampah Serasi RW 21 dapat
mengembangkan program yang sedang berjalan atau yang akan
berjalan kedepannya. Pembina mengungkapkan :
“Kita sih tidak memberikan uang malah kita yang mendapatkan
uang dari hasil kita menabung sampah karena kan kita sebagai
anggota juga.” (Arya 2020)
Arya tidak pernah memberikan uang, malah dari hasil
menabung sampah di bank sampah Arya mendapatkan uang.
Walaupun tidak banyak tapi ada pemasukan untuk Arya dari bank
sampah karena menjadi pembina dan juga anggota di Bank Sampah
Serasi RW 21. Dalam memberikan uang pembina, pengurus dan
anggota memang tidak pernah memberikannya, justru mereka
mendapatkan uang dari hasil penimbangan sampah mereka di bank
sampah. Dan untuk uang pada saat acara juga tidak memakai uang
pribadi mereka melainkan memakai uang kas yang ada di bank
sampah yang didapat dari sistem bagi hasil para anggota yang
menimbang sampah.
d) Manfaat pengelolaan Bank Sampah Serasi di Vila Dago Benda
Baru Pamulang Tangerang Selatan
Berdasarkan hasil dari temuan penelitian, manfaat
pengelolaan Bank Sampah Serasi RW 21 melalui program bank
sampah membawa berbagai macam manfaat bagi masyarakat.
Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain adalah manfaat
sosial, manfaat ekonomi, dan manfaat lingkungan (ekologi).
122
Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu pertama,
melalui sosialisasi dari Bank Sampah, masyarakat diajarkan untuk
memilah sampah antara sampah organik dan non-organik. Kedua,
masyarakat diarahkan pada pola pikir kreatif dalam mengelola
sampah dengan mengubahnya menjadi barang yang bisa
dimanfaatkan ulang melalui kegiatan pelatihan kerajinan sampah
yang dilakukan oleh Bank Sampah. Ketiga, Bank Sampah sebagai
organisasi pemberdaya masyarakat, menggerakkan masyarakat
untuk lebih peka terhadap masalah lingkungan terutama sampah
(Suwerda , 2012, 19).
Menurut hasil pengamatan penulis dalam partisipasi
masyarakat pada bank sampah, pada aspek sosial dampak
keberadaan bank sampah terhadap masyarakat yaitu dilihat dari
pengaruh dan dorongan bagi warga sekitar untuk melakukan
pemilahan sampah, mampu melibatkan masyarakat sekitar membuat
kepengurusan untuk menominalkan sampah, dan memberikan
edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah juga memberikan
edukasi masyarakat tentang pentingnya menabung. Sebagaimana
yang dikatakan Nurwulan sebagai humas :
“Ya dampak sosialnya lebih banyak yang respon dari warga
dengan adanya bank sampah ini ya warga jadi lebih sadar
akan sampah lah pokonya.” (Nurwulan 2020)
Menurut hasil pengamatan penulis, Nurwulan menuturkan
bahwa banyak respon positif dari masyarakan akan adanya bank
sampah ini dan masyarakat juga menjadi lebih sadar akan sampah.
Pada aspek sosial ini masyarakat menjadi peduli akan sampah dan
lingkungannya, masyarakat juga lebih aktif untuk mengumpulkan
123
sampah yang ada disekitaran mereka. Selain itu masyarakat menjadi
lebih mengenal yang satu dengan yang lainnya dengan adanya Bank
Sampah Serasi RW 21.
Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan baku
untuk industri rumah tangga di sekitar lokasi bank. Jadi pengelolaan
sampah bisa dilakukan oleh masyarakat yang juga menjadi nasabah
bank. Sehingga, masyarakat bisa mendapat keuntungan ganda dari
sistim bank sampah yaitu tabungan dan laba dari hasil penjualan
produk dari bahan daur ulang (Utami, 2013, 15).
Menurut hasil pengamatan penulis dalam partisipasi
masyarakat pada bank sampah, pada aspek prekonomian ini
masyarakat atau warga sekitar Bank Sampah Serasi RW 21
diharapkan menjadi lebih membaik lagi dan terbantu dari sektor
perekonomiannya. Bank sampah juga didirikan agar mengubah
sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna untuk masyarakat di
sekitaran bank sampah. Tim pencatatan mengungkapkan :
“Dampak ekonomi bagi saya yaa bisa menambahkan untuk beli
bumbu – bumbu dapur dan buat jajan anak.” (Damayanti 2020)
Menurut hasil pengamatan penulis, Eny mengungkapkan
hanya sekedar cukup membeli bumbu untuk keperluan memasak
dan uang yang didapat juga hanya bisa untuk jajan anak – anaknya.
Pada aspek ekonomi masih terbilang kecil atau sedikit
pendapatannya dari penimbangan sampah di Bank Sampah Serasi
RW 21. Tetapi pengambilan uang yang di hitung perenam bulan
sekali akan mendapat hasil yang lumaya walaupun memang cukup
lama untuk menunggunya, setidaknya bisa menjadi nilai tambah
untuk warga dan masyarakat sekitar Bank Sampah Serasi RW 21.
124
Selain manfaat sosial dan ekonomi, bank sampah bermanfaat
dalam menjaga kondisi ekologis (lingkungan alam). Sebagaimana
amanah negara melalui Undang-Undang Republik Indonesia tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa pengelolaan
sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah
meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran
ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Menurut hasil pengamatan penulis dalam partisipasi
masyarakat pada bank sampah, upaya dalam menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih salah satunya dengan mengolah
sampah rumah tangga. Dengan mengolah sampah rumah tangga,
dari lingkungan terkecil yaitu keluarga maka akan dapat
mengantisipasi timbulnya penyakit dan virus berbasis lingkungan.
Sistem pengolahan sampah di Bank Sampah Serasi RW 21 dengan
menabung di bank sampah menekankan juga pentingnya
menggerakkan masyarakat agar tahu dan mau berpartisipasi secara
aktif dalam mengelola sampah rumah tangga agar terlihat bersih dan
rapih lingkungan sekitar mereka. Sebagaimana yang dikatakan Rita
Sari sebagai ketua :
“Dampak lingkungan ya positifnya jadi lebih bersih lingkungan
kita dan terlihat lebih rapih lah sekitaran kita tidak ada lagi
sampah – sampah yang berserakan terbuang sia – sia karena
kita kan dah tau niali ekonomi dari sampah itu sendiri.” (Sari
2020)
Menurut hasil pengamatan penulis, Rita mengungkapkan
lingkungan menjadi lebih terlihat bersih dan rapih, tidak ada lagi
sampah yang berserakan terbuang sia – sia karena ada nilai
125
ekonomisnya dari sampah – sampah itu. Pada aspek ini lingkungan
menjadi lebih bersih, indah dan aman. Juga meningkatkan
kesadaran warga atau masyarakat sekitar bank sampah akan
berharganya sampah.
e) Faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan
program di Bank Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
Goldsmith dalam Ndraha (1987, 105) menjelaskan bahwa
masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:
a. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah
dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat
yang bersangkutan.
b. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada
masyarakat yang bersangkutan.
c. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat
memenuhi kepentingan masyarakat setempat.
d. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang
dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata
berkurang jika mereka tidak atau kurang berperanan dalam
pengambilan keputusan.
Sebagaimana persyaratan di atas, faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi ditimbang atas dasar pemahaman atas
kondisi sekitar, asas manfaat, kepedulian masyarakat.
Faktor pendukung dari program bank sampah Serasi adalah
adanya barang – barang yang tersedia di bank sampah yang sudah
disediakan oleh dinas lingkungan hidup. Dinas lingkungan hidup
juga berpengaruh besar dalam menjalankan program ini serta
pengurus – pengurus yang terus menjalankan program. Faktor
126
pendukung yang lain adalah adanya antusias warga terhadap
program bank sampah, menjadikan lingkungan tampak bersih.
Kesadaran warga akan sampah dan saling support antara anggota
dan pengurus untuk mendukung program bank sampah. Berikut
wawancara dari Arya sebagai pembina :
“Faktor pendukungnya pertama pengurus harus lebih ikhlas
karena tidak ada gaji dalam mengurus bank sampah ini, kedua
warganya harus lebih berfikir bahwa bank sampah itu penting
dan ketiga kemauan warga untuk memilah sampah itu sendiri.
Karena beberapa orang kan menganggap sampah itu masih
tidak penting. Coba kalo kita kumpulkan semua sampah dari
500 KK (Kartu Keluarga) yang ada disini kan jadi banyak
jumlahnya, misal perumah 10 kg aja kan kalo 500 KK itu jadi
banyak jumlahnya dan hasilnya juga lebih banyak kita
mendapatnya.” (Arya 2020)
Seperti yang telah dijelaskan bahwa faktor pendukung, Arya
selaku pembina mengungkapkan. Ada tiga faktor yang utama yaitu
pengurus harus lebih ikhlas dalam mengurus bank sampah, kedua
kesadaran akan pentingnya bank sampah dan yang ketiga kesediaan
warga untuk mau memilah sampah. Ketiga faktor ini harus
dijalankan demi keberlangsungan kemajuan Bank Sampah Serasi
RW 21 untuk masyarakat agar terciptanya lingkungan yang bersih
dan warga yang sejahtera.
Berikut wawancara dari Rosida sebagai wakil ketua :
“Faktor pendukung ya saling support antara anggota – anggota
yang lain jadi lebih bikin semangat kita.” (Djuhro 2020)
Dalam hal ini Rosida mengungkapkan adanya saling support
antara anggota – anggota dan pengurus yang lain menjadi semangat
bagi Rosida selaku wakil ketua dan teman – teman pengurus Bank
Sampah Serasi RW 21 lainnya.
127
Mengambil kesimpulan dari teori faktor pendorong atau
pendukung yang ada di bab 2 mengenai apa yang menjadikan faktor
pendorong partisispasi adalah telah disediakannya perlengkapan
dari dinas lingkungan hidup, banyaknya antusias warga terhadap
program bank sampah sehingga menjadikan lingkungan tampak
bersih dengan kesadaran warga akan sampah. Serta saling support
antar pengurus untuk menjalankan program bank sampah ini faktor
utamanya adalah ke ikhlasan dari pengurus untuk mengurus bank
sampah ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya bank sampah
dan yang terakhir kesediaan warga untuk mau dan menjalani
memilah sampah.
Berikut wawancara dari Rita sebagai ketua :
“Faktor penghambat ya kalau lagi hujan jadi sepi yang
nimbang, ini sih faktor alam ya tidak bisa diprediksi juga sama
kita. Faktor lainnya juga warga kurang antusias karena belum
seratus persen ikut semua warga RW 21 paling nasabah kita
hanya ada 50 orang yang ikut sedangkan ada 500 KK disini
kan. Soalnya banyak juga sih warga gak ikut bank sampah tapi
nitip sampahnya ke pengurus kita, jadi yang dapet uangnya
malah si pengurus buka warganya.” (Sari 2020)
Sama hal yang dikatakan oleh Nurwulan sebagai humas :
“Ya faktor penghambat ya kurangnya tempat untuk
pengumpulan sampah – sampah di bank sampah, karena kan
kita sebulan sekali juga mengumpulkan sampah dibank sampah
kadang kalo kita simpen sampah dirumah kan semakin
menumpuk jadinya berantakan rumahnya. Apa lagi kaya
sekarang nih lagi covid gini udah aja sampah – sampahnya
numpuk tuh dirumah sampai kadang saya kasih – kasihin ke
pemulung akhirnya.” (Nurwulan 2020)
Dapat disimpulkan dari teori faktor penghambat yang ada di
bab 2 bahwa faktor penghambat partisipasi masyarakat yaitu salah
satunya disebabkan karena apatisnya masyarakat yang belum 100%
128
ikut semua di Bank Sampah Serasi RW 21, selain itu faktor cuaca
juga mempengaruhi pada saat acara penimbangan membuat antusias
warga untuk mengikuti penimbangan menurun. Selanjutnya
kurangnya tempat yang memadai untuk pengumpulan sampah
karena kurang memadainya tempat penampungan akhirnya sampah
– sampah yang telah dikumpulkan ditaruh dirumah sehingga
menyebabkan rumahnya berantakan. Ditambah lagi situasi pandemi
covid – 19 sekarang, menjadikan sampah yang menumpuk dirumah
dan akhirnya diberika kepada pemulung yang lewat.
Secara garis besar faktor penghambat dari Bank Sampah
Serasi RW 21 ini karena kurangnya anggota dan pengurus, masih
ada warga yang belum sadar akan pentingnya bank sampah, lahan
untuk penampungan sampah yang masih belum tersedia dan waktu
penimbangan yang terlalu lama. Jika lahan untuk penampungan
sampah di perluas maka acara penimbangan bisa dilaksanakan
setiap minggu menjadikan tidak adanya sampah yang menumpuk di
rumah. Selanjutnya, perlu adanya sosialisasi kembali terhadap bank
sampah agar warga sadar akan pentingnya bank sampah. Kurangnya
Anggota dan pengurus juga menjadi faktor penghambat dalam
berjalannya bank sampah. Karena anggota dan pengurus harus
bersinergi dalam menjalani program ini sehingga menjadikan Bank
Sampah Serasi RW 21 menjadi maju dengan warganya yang sadar
akan kepeduliannya terhadap lingkungan, silaturahmi dari setiap
warga dan juga dampak ekonomi untuk keuntungan setiap
masyarakat yg bergabung.
129
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa :
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bank Sampah Serasi RW
21 untuk pembuatan keputusan lebih merembukan setiap
pembuatannya jadi tidak pernah membuat keputusan sendiri pasti
diobrolin lagi dengan pengurus dan pembina. Pembuatan keputusan
yang ada di Bank Sampah Serasi RW 21 ini juga melibatkan
musyawarah bersama dengan pengurus dan akan diputuskan dengan
ketua dan pembina.
Selanjutnya, memberikan kesadaran manfaat ke masyarakat
akan pentingnya bank sampah menjadikan lingkungan bersih dan
juga dapat menjadi pundi – pundi penghasilan bagi masyarakat itu
sendiri. Walaupun sampah yang dikumpulkan sedikit jika di
kumpulkan bersama – sama hasilnya akan menjadi besar.
Untuk membantu pelaksanaan program pembina, ketua, wakil,
dan pengurus saling bekerja sama untuk membantu berjalannya
program. Dan program yang dijalankan bank sampah Serasi hanya
sebatas penimbangan dan rapat – rapat yang diadakan kelurahan dan
kecamatan. Belum adanya program – program lain seperti membuat
kerajinan, daur ulang, dan lain sebagainya.
Manfaat pengelolaan Bank Sampah Serasi RW 21, pada aspek
sosial ini masyarakat menjadi peduli akan sampah dan
lingkungannya, masyarakat juga lebih aktif untuk mengumpulkan
sampah yang ada disekitaran mereka. Selain itu masyarakat menjadi
130
lebih mengenal yang satu dengan yang lainnya dengan adanya Bank
Sampah Serasi RW 21.
Pada aspek ekonomi masih terbilang kecil atau sedikit
pendapatannya dari penimbangan sampah di Bank Sampah Serasi
RW 21. Tetapi pengambilan uang yang di hitung perenam bulan
sekali akan mendapat hasil yang lumaya walaupun memang cukup
lama untuk menunggunya, setidaknya bisa menjadi nilai tambah
untuk warga dan masyarakat sekitar Bank Sampah Serasi RW 21.
Pada aspek lingkungan ini lingkungan menjadi lebih bersih, indah
dan aman. Juga meningkatkan kesadaran warga atau masyarakat
sekitar bank sampah akan berharganya sampah.
Faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan
program di Bank Sampah Serasi RW 21, dinas lingkungan hidup
juga berpengaruh besar dalam menjalankan program ini serta
pengurus – pengurus yang terus menjalankan program. Faktor
pendukung yang lain adalah adanya antusias warga terhadap
program bank sampah, menjadikan lingkungan tampak bersih.
Kesadaran warga akan sampah dan saling support antara anggota
dan pengurus untuk mendukung program bank sampah.
Faktor penghambat partisipasi masyarakat yaitu salah satunya
disebabkan karena apatisnya masyarakat yang belum 100% ikut
semua di Bank Sampah Serasi RW 21, selain itu faktor cuaca juga
mempengaruhi pada saat acara penimbangan membuat antusias
warga untuk mengikuti penimbangan menurun. Selanjutnya
kurangnya tempat yang memadai untuk pengumpulan sampah
karena kurang memadainya tempat penampungan akhirnya sampah
– sampah yang telah dikumpulkan ditaruh dirumah sehingga
menyebabkan rumahnya berantakan.
131
B. Saran
Dari berbagai informasi yang didapat peneliti dari hasil
penelitian, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi dasar
peneliti untuk memberikan usulan untuk memajukan Program Bank
Sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang
Selatan. Peneliti berharap saran yang diberikan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan :
1. Kepada pengurus di Bank Sampah Serasi RW 21 agar terus semangat
mempertahankan dan menjalankan program untuk terus melestarikan
lingkungan agar tampak bersih dan asri.
2. Kepada pengurus di Bank Sampah Serasi RW 21 agar
mensosialisasikan kembali program bank sampah ini ke warga
khususnya warga RW 21 agar bisa tau, mengenal dan ikut
berpartisipasi dalam menjalankan program.
3. Kepada pengurus Bank Sampah Serasi RW 21 agar bisa
mengembangkan program ini dengan kreativitas seperti daur ulang
sampah dan kreativitas lainnya dari sampah kering.
4. Kepada pengurus yang sekarang sedang menjalani program bank
sampah agar terus semangat menebar manfaat dan kebaikan untuk
masyarakat.
5. Kepada anggota agar bisa rajin dalam menabung sampah dan
menjaga kebersihan.
6. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan
penelitian di bidang lain dan mengembangkan pengetahuan tentang
manfaat bank sampah.
132
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Jurnal
Anwar, Yesmil, Adang. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: Refika
Aditama, 2013.
Azrul, Azwar. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya,
1997.
Bachtiar, Wardi. Metode Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos Wacana, 1999.
Chandra, Eka dkk. Membangun Forum Warga “ Implementasi Partisipasi
dan Penguatan Mayarakat Sipil”. Yayasan AKATIGA. Bandung, 2003.
Damsar dan Indrayani. “Pengantar Sosiologi Perdesaan”. Jakarta: Kencana,
2016.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. Perilaku Dalam Organisasi.Jakarta:
Erlangga. 2013.
Departemen Kesehatan. Pembuangan Sampah. Jakarta: Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Depkes. 1997.
Hadiwiyanto, S. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: Yayasan
Idayu, 1983.
Harun, Rochajat. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mardikanto, Totok dkk. Pemberdayaan Masyrakat: dalam perspektif
kebijakan publik. Bandung: Alfabeta, 2013.
Maslow, Abraham H., Motivation and Personality, Yogyakarta, Cantrik
Pustaka: 2017.
Moeleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muhtadi. 2017. Pendampingan Bank Sampah Melati Bersih Berbasis
Pemberdayaan Bagi Masyarakat Urban. Jurnal Pemberdayaan
133
Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan, no.2:193-
212.
Muluk, Khairul. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam pemerintahan
Daerah (Sebuah kajian dengan pendekatan berfikir sistem). Malang:
Bayumedia Publishing.
Murdiyatmoko, Janu. “ Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat”.
Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007.
Rozak, Abdul, Peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam
Pemberdayaan Perekonomian Nasabah, S1 Ekonomi Syariah, Jakarta,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.
Rukiyat Adang, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, Jakarta:
CV.Tumaritis, 2003.
Salim,Emil. 1993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, 2003.
. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan 5, Bandung: Alfabeta, 2009
Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009.
Sumardi, Mulyanto, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta: CV.
Rajawali: 1982.
Suwerda, Bambang. Bank Sampah; Kajian Teori dan Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2012.
Undang-undang Republik Indonesia. Tentang Pengelolaan Sampah.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2008.
Utami, Sri. “Buku Panduan Sistim Bank Sampah dan 10 cerita sukses”.
Jakarta: Yayasan Unilever Indonesia, 2013
Wulansari, Dewi. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama,
2009.
134
Sumber Wawancara
Wawancara pribadi dengan Ujang Karmana Arya S.Sos ketua RW 21 Benda
Baru Pamulang Tangerang Selatan dan pembina bank sampah Serasi
RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan pada tanggal 13
April 2020.
Wawancara pribadi dengan Rita Sari ketua bank sampah Serasi RW 21
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan pada tanggal 16 April 2020.
Wawancara pribadi dengan Eny ND Damayanti tim pencatatan bank sampah
Serasi RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan pada tanggal
18 April 2020.
Wawancara pribadi dengan Rosida Djuhro wakil ketua bank sampah Serasi
RW 21 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan pada tanggal 19
April 2020.
Wawancara pribadi dengan Nurwula humas bank sampah Serasi RW 21
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan pada tanggal 19 April 2020.
Sumber dari internet
Adiyatma, Yudi. 2019. “Sampah di Tangsel Capai 300 Ton Per Hari”,
http://tangerangnews.com/tangsel/read/25761/Sampah-di-Tangsel-Capai-
300-Ton-Per-Hari, diakses pada 17 Oktober 2019 pukul 21:50 WIB.
Kurniawan, Hasan. 2019. “Sampah dan Banjir Selalu Jadi Masalah Pemkot
Tangsel”, https://metro.sindonews.com/read/1435701/171/sampah-dan-
banjir-selalu-jadi-masalah-pemkot-tangsel-1567409846, diakses pada 17
Oktober 22:30 WIB.
Monitor Tangerang. 2016. https://monitortangerang.com/akibat-hujan-deras-2-
rw-di-kelurahan-benda-baru-terendam-banjir/, diakses pada 28 Desember
2019 pukul 23.00 WIB.
135
Wordpress. 2012. Gambaran umum kota Tangerang Selatan,
https://chenhawoey.wordpress.com/2012/05/06/gambaran-umum-kota-
tangerang-selatan/, diakses pada 15 Februari 2020 pukul 22.00 WIB.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 surat – surat
Lampiran 2 Dokumentasi
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN DAN WAWANCARA
DI BANK SAMPAH SERASI RW 21 VILA DAGO BENDA BARU
PAMULANG TANGERANG SELATAN
Wawancara dengan ketua RW 21 dan juga pembina dari bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan Pak Arya di
tempat kediamannya Vila Dago Pamulang
Pemilahan sampah plastik dengan bentuk dan ukuran yang sama agar
memudahkan ketika ditimbang dan akan menaikan nilai jual yang berlokasi
di depan balai warga RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang Tangerang
Selatan
Wawancara dengan ketua dari bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang Tangerang Selatan Ibu Rita di tempat kediamannya Vila
Dago Pamulang
Pada saat penimbangan sedang berlangsung di balai warga RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan
Wawancara dengan wakil ketua dari bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan Ibu Rosida di depan balai warga
RW 21 Vila Dago Pamulang
Tim pencatatan sedang mencatat pemasukan sampah yang sudah didapat
pada kegiatan penimbangan di depan balai warga RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang Tangerang Selatan
Wawancara dengan tim pencatatan dari bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan Ibu Eny di kediamanya Vila
Dago Pamulang
Sesudah ditimbang dan dicatat sampah selanjutnya akan dikirim ke pengepul
untuk dijual bertepatan di depan balai warga RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan
Wawancara dengan humas dari bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan Ibu Nurwulan di depan balai
warga RW 21 Vila Dago Pamulang
Lampiran 3 Catatan Observasi
TABEL KEGIATAN OBSERVASI
Hari/
Tanggal Kegiatan Observasi Output
Sabtu, 8
Februari
2020
Peneliti meminta izin untuk
melakukan penelitian dengan
Pak Arya sekaligus pembina di
bank sampah Serasi RW 21
yang sedang berada di balai
warga RW 21.
Mandapatkan persetujuan
untuk penelitian di Bank
Sampah Serasi RW 21.
Sabtu, 15
Februari
2020
Peneliti di undang mengikuti
acara penimbangan yang
dihadiri tim pencatatan, tim
penimbangan, bendahara,
sekertaris, wakil ketua dan
ketua. Peneliti mengamati
kegiatan yang dilakukan pada
saat penimbangan di balai
warga RW 21.
Mendapatkan informasi
terkait bank sampah
Serasi RW 21 dan
mengetahui kegiatan
penimbangan dari awal
pemilahan sampai
kemudian dibawa ke
pengepul untuk di jual.
Senin, 13
April
2020
Peneliti melakukan wawancara
dengan Pak Arya selaku
pembina dari bank sampah
Serasi RW 21 terkait observasi
pengamatan mengenai
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan bank sampah
Serasi RW 21 dan Manfaat
bank sampah Serasi RW 21
bagi warga Vila Dago Benda
Baru Pamulang Tangerang
Selatan di tempat kediamanya
Vila Dago Pamulang. Pak
Arya selaku pembina hanya
mengamati ketika acara
penimbangan berlangsung.
Mendapatkan file PDF
dari profile bank sampah
Serasi RW 21 yang berisi
profile, visi dan misi,
struktur organisasi,
sistem dan tatacara
keuangan. Peneliti juga
diberikan kontak –
kontak para pengurus
bank sampah Serasi RW
21 untuk nantinya di
hubungi. Peneliti juga
banyak diceritakan
terkait perkembangan
bank sampah Serasi RW
21 dari tahun ke tahun.
Hari/
Tanggal Kegiatan Observasi Output
Kamis,
16
April
2020
Peneliti melakukan wawancara
dengan Ibu Rita Sari selaku
ketua dari bank sampah Serasi
RW 21 di tempat
kediamannya. Ibu Rita selaku
ketua tugasnya hanya
memantau pada saat acara
penimbangan tetapi ketika ada
pengurus yang tidak bisa
datang Bu Rita juga ikut serta
membantu.
Mendapatkan informasi
terkait Bank Sampah
Serasi RW 21. Peneliti
juga diceritakan barang
penunjang program dari
bank sampah semua
diberikan dari Dinas
Lingkungan Hidup
Tangerang Selatan
Sabtu, 18
April
2020
Peneliti melakukan wawancara
dengan Ibu Eny ND
Damayanti selaku tim
pencatatan dari bank sampah
Serasi RW 21 ditempat
kediamannya. selaku tim
pencatatan tugasnya hanya
mencatat sampah – sampah
yang masuk.
Peneliti mendapatkan
informasi terkait cara
memilah sampah dengan
baik dan benar agar
sampah tampak rapi
ketika disimpan dirumah.
Minggu,
19
April
2020
Peneliti melakukan wawancara
dengan Ibu Rosida Djuhro
selaku wakil ketua dari bank
sampah Serasi RW. selaku
ketua tugasnya memantau pada
saat acara penimbangan tetapi
ketika ada pengurus yang tidak
bisa datang Bu Rosida juga
ikut serta membantu.
Peneliti mendapat info
tempat penyimpanan
sampah yang membuat
rumah menjadi kumuh
karena sampah yang
terlalu lama disimpan
karena proses
penimbangan yang
memakan waktu sebulan
sekali.
Minggu,
19
April
2020
Peneliti melakukan wawancara
dengan Ibu Nurwulan selaku
humasbank sampah Serasi RW
21. Selaku humas bertugas
untuk menginfokan sosialisasi
terkait bank sampah ke setiap
warga dan juga membantu
pada saat acara penimbangan.
Peneliti mendapatkan
info terkait sampah yang
terlalu lama ditimbang
dan akhirnya sampah
yang disimpan dibagikan
kepemulung atau di kasih
kepada bank sampah ke
RW sebelah.
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama :
Umur :
Jabatan :
Tanggal :
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama : Ujang Karmana Arya S.Sos
Umur : 48 Tahun
Jabatan : Ketua RW 21/Pembina Bank Sampah Serasi RW 21
Tanggal : 13 April 2020
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Bank Sampah itu kan programnya Pemkot, jadi Walikota Tanggerang
Selatan itu salah satu programnya mengadakan Bank Sampah sampai
di tingkat RW. Untuk program ini karena sampah kan banyak yang
dibuang begitu saja, sebenernya kan sampah masih bisa di olah
menjadi manfaat baik bagi lingkungan dan bisa membuat alam
menjadi lebih asri. Selain itu yaa bisa menambah penghasilan lah
buat kita juga, saya sih sangat mendukung program Bank Sampah ini.
Kalo untuk pengambilan keputusan saya sebagai Ketua RW otomatis
sayaa yang membuat keputusan, tapi setelah berjalannya acara yaa
balik lagi semua ke pengurus. Karena saya hanya sebagai pembina di
Bank Sampah Serasi RW 21 ini bersama lurah dan Bank Sampah ini
itu dibawah naungan Ibu – Ibu PKK. Peran masyarakat yaa sebagai
anggota karena yaa bisa membantu kelestarian lingkungan dan bisa
mendapat ke untungan dari penjualan sampah ini, perannya si
anggota sih menyepakati terbentuknya pembuatan keputusan.
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Karena organisasi bank sampah ini dibawah ke RWan tentu dengan
surat resmi lah yang ditujukan kepada RT dan nanti RT yang ber
sosialisasi kepada warga – warganya dengan mendatangi langsung
dari rumah ke rumah. Peran saya hanya sebatas menentukan
kebijakan karena sebagai pembina dan Ketua RW. Peran warga yaa
juga harus menginformasikan juga ke warga lainnya tapi mereka
tidak wajib, yang mempunyai kewajiban untuk menyebarkan
informasi hanya ada di pengurus saja. Dan saya juga hanya membuat
kebijakan – kebijakan saja dan sesekali juga menyebarkan informasi
sosialisasi karena saya juga sebagai anggota bank sampah ini.
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Yaaa sesuai posisi lah kalau saya kan posisinya sebagai pembina yaa
jadi semua kebijakan – kebijakan yaa melalui pembina – pembina
yang menjadi pemutus akhir. Yaa di bank sampah ini hampir semua
keputusan yaa di ambil oleh pembina. Dalam membuat kesepakatan
anggota – anggota ikut serta tapi balik lagi yang menentukan
keputusan akhirnya yaa tetap di pembina.
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya ya memberika ajuan – ajuan untuk tatacara administrasinya
misalkan dengan memakai komputerisasi, pembukuan lengkap
dengan menggunakan buku tabungan lengkap dan cara membuat
informasi kepada warga – warga. Saya terlibat juga dalam
menyumbangkan fikiran kan saya sebagai pembina yaa langsung saya
sosialisasikan ke anggota dan pengurus untuk menyumbangkan
fikiran – fikiran. Peran masyarakat atau anggota yaa tidak dapat
menyumbangkan fikiran karena semua itu hanya ada di pembina dan
pengurus saja. Anggota atau masyarakat hanya sebagai peserta saja di
bank sampah kita.
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalo fikiran yaa sama yang kaya tadi saya jelaskan sedangkan kalau
tenaga yaa saya ikut menimbang ketika ada acara penimbangan di
bank sampah dan membantu memilah sampah. Anggota atau
masyarakat juga ikut membantu kita saling gotongroyong lah dalam
penimbangan sampah itu.
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Saya sangat sadar akan pengambilan manfaat atas program yang bank
sampah jalankan dan saya ikut andil memberikan kesadaran
kemasyarakat akan pentingnya bank sampah. Selain menjadikan
lingkungan bersih juga dapat menjadi pundi – pundi penghasilan kita
walaupun sedikit kalau kita kumpulkan bersama – sama satu RW kan
hasilnya akan besar. Kita juga di bank sampah ini mempunyai jargon
“dari sampah jadi uang” semua warga juga sering saya ingatkan
untuk ikut Bank Sampah yaa karena manfaatnya yang banyak selain
menjadi bersih lingkungan kita juga mendapatkan penghasilan dari
barang yang kita anggap gak berharga seperti sampah ini. Warga –
warga sih setelah saya beri tahu beberapa ada yang ingin menjadi
anggota bank sampah karena kesadaran mereka juga.
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Saya ikut memantau jadwalnya, pada saat acara penimbangan saya
hadir dan rapat – rapat di tingkat kelurahan juga kecamata saya hadir.
Kan kita kegiatannya cuma itu aja untuk sekarang ini, untuk
masyarakat atau anggotanya hanya karya nasabah saja seperti
nasabah di bank aja mereka Cuma bawa sampah di timbang dengan
kita dan kita hargai sampah yang mereka bawa gitu mereka juga
punya buku bank sampahnya.
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Paling sekali - sekali saja menimbang saya ikut datang dan sekaligus
membantu menimbang sampahnya. Di bank sampah kita kegiatannya
belum banyak hanya menimbang saja sebenernya bank sampah itu
banyak kegiatanya tapi yang dikita hanya menimbang saja.
Seharusnya bank sampah itu ada banyak kegiatan seperti membikin
kerajinan semacem tas dari plastik dan berbagai macem lainnya tapi
disini baru hanya menimbang saja.
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Keahlian saya tuh membuatkan konsep dan pemikiran di bank
sampah ini seperti surat menyurat, spanduk dan baju kalo bicara
keahlian ya paling itu. Warga tidak ikut andil dalam hal ini karena
hanya pengurus dan pembina saja.
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Yaa kalo barang kita ikut serta menyumbangkan barang berupa
sampah kan selain menjadi pembina saya juga sebagai anggota. Jadi
saya ikut menimbang, saya juga ikut menyumbangkan sampah di
bank sampah.
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Kita sih tidak memberikan uang malah kita yang mendapatkan uang
dari hasil kita menabung sampah karena kan kita sebagai anggota
juga.
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Dampak negatifnya sih gak ada ya, tapi kalau untuk dampak
positifnya ada masyarakat itu jadi lebih sadar akan sampah. Jadi
mereka pilah – pilah sampah tidak main asal buang sampah
sembarangan aja. Kalau ada botol ketemu di jalan saja sekarang saya
ambil dan saya bawa pulang ketika sudah hari penimbangan sampah
saya setor ke bank sampah kan lumayan dari sampah saja bisa jadi
berkah.
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Kalo bicara ekonomi yaa tidak seberapa tapi kan berapa pun
angkanya bisa memberikan nilai tambah bagi warga atau anggota
yang ikut bank sampah.
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dengan adanya bank sampah lingkungan ini menjadi bersih terus
beban lingkungan menerima sampah juga berkurang karena kan
sampahnya di olah lagi. Dan lingkungan jadi terlihat lebih indah dan
tidak ada sampah yang menumpuk karena dipilah – pilah untuk di
setorkan di bank sampah.
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Faktor pendukungnya pertama pengurus harus lebih ikhlas karena
tidak ada gaji dalam mengurus bank sampah ini, kedua warganya
harus lebih berfikir bahwa bank sampah itu penting dan ketiga
kemauan warga untuk memilah sampah itu sendiri. Karena beberapa
orang kan menganggap sampah itu masih tidak penting. Coba kalo
kita kumpulkan semua sampah dari 500 KK (Kartu Keluarga) yang
ada disini kan jadi banyak jumlahnya, misal perumah 10 kg aja kan
kalo 500 KK itu jadi banyak jumlahnya dan hasilnya juga lebih
banyak kita mendapatnya.
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Pertama warga tidak menganggap bank sampah itu penting, kedua
warga tidak menganggap sampah itu penting padahal itu bernilai.
Sehingga pertambahan anggotanya hanya sedikit karena warga masih
acuh tidak acuh terhadap bank sampah ini.
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama : Rita Sari
Umur : 53 Tahun
Jabatan : Ketua Bank Sampah Serasi RW 21
Tanggal : 16 April 2020
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Dalam pembuatan keputusan kita biasanya mengadakan rapat
bersama dengan pembina dan pengurus, biasanya sehabis rapat kita
juga mengulas lagi hasil rapatnya lewat group WA bank sampah
serasi. untuk warga sih tidak ikut menangani pengambilan keputusan
yaa karena kan keputusan itu pengurus dan pembina bank sampah
yang menentukan.
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kita biasanya melalui group WA RT yaa, nanti RT yang mengabari
lagi warga – warganya. Dan kita juga biasanya mengikuti acara –
acara RT seperti arisan, pengajian dan ya pokonya ditempat – tempat
yang sedang ada perkumpulan ditiap RT, disitu kita sekalian
memberikan informasi dan sosialisasi bank sampah kepada warga.
yaa warganya juga jadi antusias untuk mengumpulkan sampah –
sampah setelah kita berikan informasi dan sosialisasi bank sampah.
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Dalam hal pengambilan keputusan saya sih sangat ikut serta karena
kan saya sebagai ketua juga harus tegas mengambil keputusan seperti
pengaturan jadwal penimbangan itu saya yang mengatur kapan
tanggalnya. Tapi sih semua keputusan ya balik lagi nanti saya serah
kan kepada pembina yaa karena mereka yang berhak memberikan
keputusan. Jadi yaa yang mengambil keputusan ya pengurus dan
nanti kita serahkan ke pembina gimana baiknya gitu.
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Ya saya selalu memberikan informasi bahwa sampah bisa menjadi
bernilai ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan
seperti pot bunga, tas, dan kerajinan lainnya. Tapi karena kita
kekurangan SDM dan alat jadi untuk kerajinan belum bisa untuk
sekarang – sekarang ini.
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Ya fikirannya itu tadi ya bahwa sampah bisa menjadi bernilai
ekonomis dan sampah bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan. Ya
tenaganya saya ikut serta dalam acara penimbangan dan ikut juga
menimbang dan mencatat hasil dari sampah yg ditimbang. Ya
warganya cukup memperhatikan, semua yang menimbang, mencatat
dan kasir itu semua pengurus yang mengerjakan. Warga hanya
melihat hasil berapa yang mereka dapat dari tabungan sampah
mereka.
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Manfaatnya banyak yaa yang pertama kita jadi perduli dengan
sampah yang kedua sampah bisa jadi ada nilai ekonomisnya terus
yang ketiga ya lingkungan jadi lebih bersih dan indah. Saya juga
sering kalau lagi jalan mengambil botol atau sampah plastik yang
masih layak untuk saya kumpulkan di rumah dan nantinya saya
timbang di bank sampah.
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Yaa partisipasinya saya ikut terjun langsung pada saat penimbangan
dan membackup kalau ada pengurus yang belum hadir. Kalau ada
semua pengurusnya ya saya hanya memantau proses berjalannya
acara penimbangan itu seperti pembina lah pokonya. Dan di akhir
penimbangan saya cek ke bendahara gimana hasil laporan
keuangannya berapa sampah yang masuk dan siapa saja penyetornya
agar kita nanti bisa bukukan hasil penimbangan itu. Warga sih yaa
hanya dateng menimbang sampahnya mereka dan mendapatkan uang
dari hasil timbangan sampah mereka.
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Ya menyumbangkan tenaga kaya saya mau terjun kelapangan tadi itu kan
sudah termasuk menyumbangkan tenaga saya seperti membantu
penimbangan itu dan kalau ada rapat - rapat diluar kaya di kecamatan dan
kelurahan ibu juga ikut. Saya juga sering memberikan saran dan masukan
pada saat sehabis mengikuti rapat dan penimbangan kepada pengurus Bank
Sampah Serasi.
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya memberikan pengajaran kepada pengurus dan anggota, dengan
cara memilah sampah kaya sampah botol ya dengan botol semua dan
gelas plastik dengan gelas plastik semua ya tujuannya sih biar
peraktis pada saat penimbangan dan dalam segi ekonomisnya juga
bisa tinggi harga jualnya kalau disatuin sampahnya kan jadinya
murah harga jualnya dan dari segi management keuangan karena saya
juga kan dari bank saya mengajarkan ke bendahara bagaimana
caranya laporan keuangannya dan pembukuannya. Kalo untuk
program kerajinan – kerajinan dari sampah sih kita sudah
memikirkannya tapi belom terealisasikan mungkin kedepannya kita
akan adakan program kerajinan – kerajinan seperti itu.
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Yaa saya sih memberikan sampah yaa kan sekalian kita tabung juga
dan bisa menghasilkan uang kalau kaya barang timbangan atau segala
macem keperluan bank sampah sudah disediakan dari DLH (Dinas
Lingkungan Hidup) Tangsel ya jadi kita tinggal pakai saja. Kalau
untuk makanan dan minuman ya kita mengambil dari uang kas Bank
Sampah karena setiap kita membawa sampah dan menimbang kan
dapet uang dari sampah yang kita timbang ya sebagian uang dari
hasil nimbang kita masuk ke kas bank sampah.
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Saya sih tidak pernah ya memberikan uang tapi malah saya yang
mendapatkan uang dari hasil penimbangan sampah saya sendiri. Ya
kan Bank Sampah juga sudah mempunyai kas sendiri itu juga
uangnya dari hasil penjualan sampah yang kita – kita timbang kan.
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Kalau dampaknya sih lebih ke pemulung ya jadi susah mencari botol
– botol dan sampah plastik lainnya karena yaa kita juga kumpulkan
sampahnya soalnya kita dah tau dari sampah ini bisa jadi duit. Kalo
positifnya ya saya jadi sering mengumpulkan botol – botol dan
sampah – sampah plastik mau yang ada dijalan ataupun kalau saya
sedang mengikutin kegiatan acara sekarang ya saya kadang minta
untuk mengumpulkan sampah gelas plastiknya. Warga yang melihat
juga jadi peduli dengan adanya sampah – sampah plastik dan botol –
botol yang bisa menghasilkan uang.
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dampak positifnya ya lumayan lah untuk nambah – nambahin
keperluan dapur. Kita kan ambil 6 bulan sekali uang tabungan yang
ada di bank sampah sesuai dengan tabungan sampah – sampah kita
ada berapa banyak. Kalau di tabung gini kan ya sampah jadi ada
nilainya kalau diambil setiap hari mah kan sampah jadi gak bernilai
makanya kita jadwalkan pengambilan uangnya 6 bulan sekali.
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dampak lingkungan ya positifnya jadi lebih bersih lingkungan kita
dan terlihat lebih rapih lah sekitaran kita tidak ada lagi sampah –
sampah yang berserakan terbuang sia – sia karena kita kan dah tau
niali ekonomi dari sampah itu sendiri.
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Ya faktor pendukungnya kita juga barang – barang keperluan bank
sampah ini sudah di berikan dari dinas lingkungan hidup. Jadi kalau
kita mau nimbang atau segala macemnya gak perlu lagi beli atau
sewa, karena sudah diberikan oleh dinas lingkungan hidup. Terus
juga tempat menaruh sampah – sampah dan penimbangan tersebut
juga sudah tersedia di balai warga RW 21, jadi ya sudah lengkap lah
faktor pendukungnya. Selain itu sih faktor pendukungnya ya ada
warga yang antusias untuk mengikuti penimbangan, walaupun tidak
banyak warga yang ikut acara penimbangan. karena kan setiap
bulannya di minggu kedua kita pasti adakan penimbangan tapi
sekarang di karenakan lagi covid – 19 begini jadi di tiadakan dulu.
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Faktor penghambat ya kalau lagi hujan jadi sepi yang nimbang, ini
sih faktor alam ya tidak bisa diprediksi juga sama kita. Faktor lainnya
juga warga kurang antusias karena belum seratus persen ikut semua
warga RW 21 paling nasabah kita hanya ada 50 orang yang ikut
sedangkan ada 500 KK disini kan. Soalnya banyak juga sih warga
gak ikut bank sampah tapi nitip sampahnya ke pengurus kita, jadi
yang dapet uangnya malah si pengurus buka warganya.
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama : Eny ND Damayanti
Umur : 48 tahun
Jabatan : Pencatatan Bank Sampah Serasi RW 21
Tanggal : 18 April 2020
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya sih dalam pembuatan keputusan ikut saja dengan pengurus –
pengurus lain yaa karena kan kita kalo untuk keputusan harus
dirembukin sama – sama dulu lalu baru kita ke pembina untuk nanya
keputusannya seperti apa.
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau untuk penyebaran informasi ya saya sih ikut woro – woro lah,
antar tetangga dulu yang terdekat kita dulu terus ya paling dari group
– group WA gitu sih kita.
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Saya sih kalau untuk pengambilan keputusan ya ikut aja keputusan
bersama lah karena itu juga kan kita putusannya bersama – sama
dengan pengurus dan pembina yang lain.
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Kalo menyumbangkan fikiran sesekali saya menyumbangkan,
contohnya kaya cara memilah – milah sampah yang bagus dengan
yang kurang bagus dan saya suka memberikan masukan sebelum
menimbang baiknya bapak atau ibu yang ingin menimbang sampah
memisahkan menjadi satu jenis sampah.
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Saya sih fikiran yang tadi saya jelaskan tapi kalo untuk tenaga ya
saya bantu – bantu pas dipenimbangan, saya kan divisi pencatatan ya
jadi saya di pencatatan dan tugasnya hanya ngelist – ngelist sampah
aja.
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau saya sih pengambilan manfaatnya lebih ke kebersihan
lingkungan ya dari lingkup keluarga dulu kan nanti meningkat ke
lingkungan RT sampai ke RW juga.
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Saya sih ikutnya cuma yang deket – deket aja kalo yang jauh kaya
rapat – rapat gitu ya saya gak ikut tapi kalau penimbangan saya ikut
terus. Karena kan saya sebagai divisi pencatatan juga deket dari
rumah, soalnya saya masih punya anak – anak kecil jadi gak bisa jauh
– jauh.
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Saya sih ya menyumbangkan tenaga hanya catat – catat pas
menimbangan itu aja selebihnya gak ada ya menyumbangkan tenaga
yang lain.
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya sih gaada ya menyumbang keahlian lain ya hanya mencatat itu
aja sih saya mah menyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi.
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Ya kalo barang sih saya tidak ada yang pernah saya kasih ya karena
kan sudah disediakan sama dinas lingkungan juga ya, paling ya
sampah yang saya kumpulkan aja yang akan saya setor ke Bank
Sampah karenakan saya juga sebagai anggota di bank sampah Serasi.
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Kalau berupa uang juga tidak pernah ya karena ya kan kita punya
uang kas bank sampah, malah kita bukannya memberi uang ke bank
sampah tapi bank sampah yang memberikan uang ke kita karena ya
dari hasil penimbangan saya sebagai anggota.
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Kalo untuk saya dampak sosialnya bisa dapat teman baru dan dapat
memberikan tenaga saya untuk membantu di bank sampah, itu kan
termasuk kegiatan sosial. Dan tetangga – tetangga juga sering
menanyakan tentang memilah sampah agar menghasilkan uang ke
saya, karena mereka tau saya sebagai pengurus bank sampah.
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dampak ekonomi bagi saya yaa bisa menambahkan untuk beli
bumbu – bumbu dapur dan buat jajan anak.
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dampak lingkungannya ya jadi lebih bersih sekitaran kita dan kalau
menurut saya mengurangi pemulung juga yang masuk ke lingkungan
kita ya, jadi lebih aman lah kan di komplek gini kita gak kenal juga
pemulungnya siapa itu. Mending ya sampahnya kita yang manfaatin
aja dari pada diambil pemulung kan, soalnya pemulung juga kadang
cuma ambil sampah yang menurut dia berharga sisanya ya diacak –
acak aja gitu.
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Bisa lebih membuat bersih lingkungan kita ya yang pasti dan juga
warga lebih sadar akan sampah juga karena adanya bank sampah ini.
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Mungkin faktor penghambatnya ya kita butuh modal aja ya kalau
untuk mengadakan pelatihan – pelatihan macem kerajinan dari
sampah, dan kurangnya tenaga ya kita kalau untuk mengadakan
program lain selain penimbangan karena pengurus yang seadanya ini.
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama : Rosida Djuhro
Umur : 50 Tahun
Jabatan : Wakil Ketua Bank Sampah Serasi RW 21
Tanggal : 19 April 2020
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Kalau saya sih sebagai wakil ketua ya lebih merembukan lagi setiap
pembuatan keputusan yang ada jadi saya tidak perna membuat
keputusan sendiri pasti nanti saya obrolin lagi ke pengurus dan
pembina.
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Saya sih di arisan – arisan RT sering memberikan informasi bahwa
pentingnya bank sampah agar warga tuh lebih tau manfaat dan
kegunaan bank sampah. Saya juga kadang kalau ketemu warga
dijalan sering saya kasih tau informasi bank sampah kadang ya di
group WA warga juga saya sering kasih tau kegunaan bank sampah
dan informasi bahwa ada penimbangan sampah nih di hari ini jam
segini gitu.
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Ya kalau pengambilan keputusan ya itu tadi pasti kita
musyawarahkan bersama pengurus – pengurus lain dan pembina. Di
bank sampah ini sih kita gak pernah ya sendiri – sendiri pasti selalu
merembukan dulu suatu hal apa pun.
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya sih lebih sering menyumbangkan fikiran ke edukasi memilah
sampah ya ke anggota – anggota yang lain dan juga saya sering
memberi tahu ke angota lain untuk selalu menginformasikan ke
warga – warga yang belum ikut bahwa pentingnya bank sampah ini.
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau fikiran kan itu tadi kadang juga kalau sebelum penimbangan
kan kita juga sering kumpul tuh untuk ngobrolin evaluasi
penimbangan – penimbangan yang sebelumnya, kalau untuk fikiran
saya sih sering memberikan edukasi ke anggota yang belum tau cara
memilah sampah karena kan biasanya ada anggota yang tidak tau
sampah mana yang ada nilai jualnya. Dan kalau tenaganya saya bantu
– bantu saat penimbangan dan saya sering membackup kalau ada
pengurus – pengurus yang tidak bisa hadir.
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau pengambilan manfaat ya saya sering mengumpulkan sampah –
sampah dari mana pun di rumah untuk nantinya saya timbang di bank
sampah. Tapi sekarang saya lagi tidak mengumpulkan karena adanya
pandemik covid ini dan juga lahan dirumah saya yang sempit sempit
jadi saya tidak mengumpulkan sampah dulu untuk sekarang ini.
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Kalau kita kan programnya masih belum banyak ya jadi hanya
penimbangan saja tapi ya saya sering ikut hadir dalam penimbangan
untuk memantau jalannya acara jika ada yang tidak hadir ya saya
kadang ikut membantu di divisi yang kurang orang itu. Dan rapat –
rapat di keluraha sama kecamatan saya juga sering ikut hadiri.
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Saya sih merangkap aja mana yang kosong ya saya bantu kalau lagi
penimbangan ya kan banyak bagian – bagiannya tuh kalau lagi
penimbangan ya kalo lagi ada yang kekurangan personil ya saya
bantuin bagian yang kekurangan personil itu.
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Karena di bank sampah ini kan programnya belum banyak baru
hanya penimbangan saja ya jadi saya keahliannya hanya memberikan
masukan – masukan ke anggota yang lain untuk memilah sampah dan
memisahkan agar lebih rapih saat penimbangan.
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Kalau berupa barang ya semua jenis – jenis sampah ya saya kasih
kalau lagi ada dirumah itu mau sampah pelastik maupun sampah
kardus – kardus. Tapi kalau barang untuk menunjang berjalannya
program bank sampah saya sih engga pernah kasih karena barang dah
di berikan sama dinas lingkungan hidup.
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Kalau uang gak pernah ya malah kita yang mendapatkan uang dari
bank sampah ini kaya makanan – makanan pun pada saat kita
penimbang kita beli dari uang kas bank sampah. Malah kita juga
dapat uang dari hasil timbangan kita sendiri ya walaupun sedikit ya
cuma buat jajan kita pas penimbangan itu aja gak banyak.
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Dampah sosialnya ya untuk warga jadi peduli akan sampah dan
pemulung jadi jarang di sekitaran sini karena kan sampah –
sampahnya kita yang kumpulin.
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau dampak ekonomi ya masih kecil paling untuk jajan – jajan aja
ya paling kalau pas dalam itungan 6 bulannya pada saat penarikan
uang ya lumayan dapetnya tapi kan 6 bulan sekali ya cukup lama
nunggunya. Dan juga saya mengumpulkan ke bank sampah gak cuma
sampah waktu itu ada juga barang elektronik, jadinya dapetnya ya
lumayan banyak.
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Dampak lingkungannya sih lumaya lah walaupun masih banyak yang
belum sadar ya akan sampah dan sekalipun sadar juga masih banyak
yang mengeluhkan tempat untuk mengumpulkan barangnya yang gak
ada jadi malah bikin rumah semakin berantakan.
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Faktor pendukung ya saling support antara anggota – anggota yang
lain jadi lebih bikin semangat kita.
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Faktor penghambat ya gaadanya tempat seperti pos – pos untuk
pengumpulan sampah di wilayah tangsel ini biar kita bisa
mengumpulkan dan menimbang tiap hari atau setiap ada sampah
yang kita kumpulkan, dan juga posnya menyediakan rekening sendiri
khusus untuk nasabah bank sampah. Kalau sekarang kan di bank
sampah kita penimbangan aja sebulan sekali, kalau sampah dah
menumpuk dirumah belum waktu penimbangan yang ada jadinya kita
kasih pemulung atau kita buang malah sampahnya.
PEDOMAN WAWANCARA
Partisipasi Masyarakat Dalam Menangani Sampah Melalui Program
Bank Sampah Serasi Wilayah Vila Dago RW 21 Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Nama : Nurwulan
Umur : 49 Tahun
Jabatan : Humas Bank Sampah Serari RW 21
Tanggal : 19 April 2020
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi
pembuatan keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Ya kita biasanya musyawarahkan dulu kalau untuk keputusan ya
nanti yang memutuskan jalan atau tidaknya ya balik lagi ke pembina
dan ketua.
2. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
penyebaran informasi untuk sosialisasi di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Ya saya sih dari WA group ya kalau untuk menyebarkan informasi –
informasinya, kadang juga sih kita turun langsung ke arisan – arisan
RT untuk memberikan informasi – informasi dan penyuluhan bank
sampah Serasi ini.
3. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Ya keputusan sih biasanya ada di ketua dan pembina kalau saya lebih
ikut aja mau keputusannya kaya gimana hasilnya.
4. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Saya sering memberikan gagasan – gagasan ke ketua atau pun ke
pembina ya misal cara menyimpan sampah agar tetap rapih walaupun
kita simpan dirumah tapi ya kalau sudah kebanyakan sampahnya lagi
– lagi kita kasih sebagian ke temen bank sampah lainnya.
5. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
menyumbangkan fikiran dan tenaga di bank sampah Serasi RW 21
Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Kalau fikiran ya sama kaya yang tadi kalau tenaga ya paling saya
bantu – bantu lebih ke penyebaran informasi dan penyuluhan bank
sampah Serasi.
6. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
kesadaran pengambilan manfaat dari program bank sampah Serasi
RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Saya sih jadi lebih sadar lingkungan ya dan juga kadang saya inisiatif
kalau ada sampah plastik di jalan ya saya ambil sampahnya.
7. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru
Pamulang?
Saya ikut dalam program penimbangan dan ya saya hadir dan saling
bantu walaupun bukan divisi kita pada saat melaksanakan program
penimbangan agar meringankan kerjaan divisi yang lainnya.
8. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan tenaga di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Saya sih memberikan tenaga ya apa aja yang sedang dibutuhkan
ketika sedang penimbangan ya saya back up bagian pengurus –
pengurus yang belum hadir ya saling membantu aja.
9. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
meyumbangkan keahlian di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Keahlian ya saya lebih sering memberi tahu ke anggota – anggota
bank sampah yang lainnya yang belum paham cara memilah sampah,
saya juga mengajarkan mana sampah pelastik yang lebih
menghasilkan dan mana sampah yang kurang menghasilkan.
10. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan barang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Saya sih tidak pernah memberikan barang ya tapi kalau untuk sampah
ya saya kasih karena saya juga sebagai anggota kan.
11. Bagaimana bentuk partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam
memberikan uang di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda
Baru Pamulang?
Kalau untuk uang saya sih gak pernah ya malah saya mendapatkan
uang dari bank sampah ya walaupun hanya sedikit.
12. Bagaimana dampak sosial di bank sampah Serasi RW 21 Vila Dago
Benda Baru Pamulang?
Ya dampak sosialnya lebih banyak yang respon dari warga dengan
adanya bank sampah ini ya warga jadi lebih sadar akan sampah lah
pokonya.
13. Bagaimana dampak ekonomi di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Yaa dampak ekonominya ya ada lah dikit – dikit mah walaupun gak
banyak paling kalau kita habis selesai nimbang ya uangnya kepakai
juga buat makan – makan kita.
14. Bagaimana dampak lingkungan di bank sampah Serasi RW 21 Vila
Dago Benda Baru Pamulang?
Ya jadi lebih sadar akan lingkungan dan juga jadi reflek kadang saya
ada sampah dikit dijalan atau dimana langsung aja diambil kan jadi
bersih juga lingkungannya dan indah dipandang juga kan.
15. Apa saja faktor pendukung dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Faktor pendukungnya dari RW juga kan disetujui adanya program
bank sampah ini dan warga juga seneng adanya bank sampah ini kan
kita juga ngerjai programnya bareng – bareng ya jadi seneng aja.
16. Apa saja faktor penghambat dalam menjalankan program di bank
sampah Serasi RW 21 Vila Dago Benda Baru Pamulang?
Ya faktor penghambat ya kurangnya tempat untuk pengumpulan
sampah – sampah di bank sampah, karena kan kita sebulan sekali
juga mengumpulkan sampah dibank sampah kadang kalo kita simpen
sampah dirumah kan semakin menumpuk jadinya berantakan
rumahnya. Apa lagi kaya sekarang nih lagi covid gini udah aja
sampah – sampahnya numpuk tuh dirumah sampai kadang saya kasih
– kasihin ke pemulung akhirnya.