Upload
iqbaladonis
View
53
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM PROFESI
AKUNTANSI
MAKALAH
PASAR MODAL
PENAWARAN UMUM PERDANA
Disusun oleh :
IQBAL ADONIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Berkembangnya ekonomi dunia memberikan pengaruh yang signifikan kepada
masing-masing negara untuk dipaksa ikut berkembang, agar tidak tertinggal oleh negara-
negara lainnya. Beberapa negara memilih untuk membuat perusahaan negara sendiri dan
mengembangkannya dengan standar yang tinggi agar dapat meningkatkan kekuatan ekonomi
negara itu sendiri. Ada juga beberapa negara yang mendorong sektor swasta untuk
berkembang bersamaan dengan sektor non-swasta dalam negara tersebut, dengan tujuan agar
masyarakat negara tersebut dapat lebih berkembang, dengan tidak terlalu bergantung kepada
pemerintahan negara tersebut. Berkembangnya perusahaan-perusahaan suatu negara, dimana
secara tidak langsung akan meningkatkan ekonomi negara tersebut, dapat juga didorong
dengan cara adanya peraturan yang memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat negara
tersebut untuk membantu secara langsung, dengan kontribusi dana mereka kepada
perusahaan tersebut. Bahkan, untuk perusahaan yang secara global sudah dikenal, penanaman
modal juga dapat dilakukan oleh masyarakat asing, demi terciptanya peningkatan
pertumbuhan dalam perusahaan tersebut.
Indonesia, sebagai negara dengan perumbuhan ekonomi kedua terbesar di dunia, juga
mendorong para perusahaannya untuk terus berkembangnya. Banyak cara yang dilakukan
oleh Indonesia untuk memaksa perusahaan-perusahaan tersebut untuk berkembang. Salah
satu contoh yang paling signifikan adalah diizinkannya perusahaan asing ikut meramaikan
pasar di Indonesia, dengan tujuan agar perusahaan-perusahaan yang telah lama berdiri ikut
berkembang dengan cara menyesuaikan standar mereka dengan perusahaan asing yang lebih
dahulu berkembang tersebut. Kasus yang paling terlihat adalah ketika pemerintah Indonesia
mengizinkan perusahaan minyak dan gas asing untuk membuka Stasiun Pengisian Bahan
bakar Umum (SPBU) di Indonesia secara bebas. Dahulu, kita mengetahui bahwa satu-satunya
perusahaan yang diizinkan oleh pemerintah Indonesia untuk membuka SPBU adalah
Pertamina, dimana merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bobroknya kualitas
Pertamina semakin terlihat ketika banyak SPBU asing yang membuka outlet mereka di
Indonesia. Dengan adanya keadaan seperti ini, Pertamina dipaksa untuk berkembang, dengan
cara meningkatkan kualitas pelayanan mereka, kualitas bahan bakar yang mereka jual dan
banyak lainnya. Adanya program ‘Pasti Pas’ yang mereka canangkan untuk menyaingi
kualitas SPBU asing yang sudah teruji. Pertamina akihirnya dapat meningkat secara
signifikan dan dapat diakui bahwa SPBU milik Pertamina sudah dapat dikatakan setara
dengan SPBU asing yang berstandar internasional. Contoh lainnya yang dapat kita lihat
adalah dalam industri maskapai penerbangan, dimana pemerintah Indonesia mempunyai satu
maskapai penerbangan yang diandalkan, yaitu Garuda Indonesia. Dulu penyediaan jasa
penerbangan sangat terbatas, baik oleh Garuda Indonesia maupun Merpati. Pemerintah
Indonesia, demi peningkatan kualitas dari maskapai penerbangan mereka, membuka jalan
bagi maskapai asing untuk masuk dalam industri penerbangan Indonesia dan mendorong
sektor swasta untuk ambil bagian dalam indutri tersebut. Garuda Indonesia, sebagai ujung
tombak pemerintah Indonesia dalam industri penerbangan, dipaksa untuk berkembang,
dengan cara peningkatan kualitas pelayanan, penyesuaian harga tiket penerbangan, ketepatan
waktu penerbangan dan sebagainya. Hasilnya, Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai
regional yang disegani oleh berbagai negara.
Namun dalam peningkatan kualitas suatu perusahaan diperlukan adanya dana yang
cukup dalam perusahaan tersebut. Disinilah peran pasar dalam peningkatan ekonomi suatu
negara. Pasar dalam hal ini terbagi atas pasar modal dan pasar uang, dimana perusahaan dapat
berusaha untuk mendapatkan dana yang cukup untuk peningkatan perusahaan tersebut. Salah
satu cara yang sedang didorong oleh pemerintah Indonesia adalah perusahaan untuk
melakukan penawaran saham perdana atau biasa disebut Initial Public Offering (IPO).
Perusahaan secara publik, untuk pertama kalinya, menawarkan sebagian kepemilikan mereka
dalam bentuk saham kepada masyarakat luas, dimana juga mendorong masyarakat untuk ikut
membantu meningkatkan kondisi ekonomi negara mereka secara tidak langsung. IPO
merupakan cara yang sudah biasa dilakukan oleh negara-negara maju untuk meningkatkan
kondisi perekonomian suatu perusahaan. Sehingga tidak heran banyak perusahaan yang
sudah dimiliki oleh masyarakat luas di negara-negara maju. Sedangkan di Indonesia, IPO
masih menjadi hal yang belum biasa dilakukan, dikarenakan masih banyaknya perusahaan
yang berpikir bahwa IPO akan sulit dilakukan dengan banyaknya aturan yang terkait dan juga
masih banyaknya perusahaan di Indonesia masih berpikir bahwa untuk mendapatkan dana
lebih baik dan mudah kepada bank maupun institusi keuangan lainnya. Padahal dengan
melakukan IPO, perusahaan mendapatkan dana murah, dimana tidak adanya kewajiban
perusahaan untuk melakukan pembayaran ulang kepada penanam modal atau investor dalam
bentuk dividen, berbeda dengan bank, dimana perusahaan diharuskan membayar bunga
pinjaman selain dari pokok pinjaman. IPO juga mendorong perusahaan meningkatkan
kualitas mereka dalam hal transaparansi, dimana setiap kegiatan mereka dapat dipantau
secara langsung oleh masyarakat dan dikritik oleh masyarakat dengan tujuan memperbaiki
perusahaan. Dalam contoh kasus yang kita ambil, Garuda Indonesa mengambil langkah IPO
demi mendapatkan dana segar yang akan digunakan untuk membeli armada pesawat baru
demi kenyamana dan keamanan penumpang mereka, dimana merupakan hal yang sangat
penting bagi Garuda Indonesia.
Dengan penjelasa diatas dan contoh kasus yang diambil, penulis akan membahas
mengenai Penawaran Umum Perdana atau biasa disebut dengan Initial Public Offering
(IPO).
BAB II
PEMBAHASAN
Penulis akan memulai membahas mengenai penawaran umum perdana atau initial
public offering dengan didahulukan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasar itu sendiri,
terutama mengenai pasar modal di Indonesia.
2.1 Pasar modal
2.1.1 Pengertian dan definisi
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Disini yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak kepemilikan
perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau
organisasi / lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan
kegiatan yang menghasilakn pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal
adalah perusahaan yang memerlukan modal tau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 tentang Pasar Modal
menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah bursa efek yang seperti dimaksud dalam Undang-
Undang No. 15 tahun 1952 (Lembaga Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut,
bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan
perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham,
obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Saat ini, pasar modal
mengacu pada Undang-Undang (UU) No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
2.1.2 Jenis Pasar Modal
Dalam menjalan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar
perdana, pasar sekunder dan bursa paralel.
a. Pasar perdana (Initial Public Offering – IPO)
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan
yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar
perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi
hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut. Pembahasan mengenai penawara
perdana saham akan dibahas lebih lanjut pada sub-poin berikutnya.
b. Pasar sekunder
Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir.
Pada pasar sekunder ini, harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik
turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya Tarik menarik antara permintaan dan
penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual
efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing
dapat menjual efeknya di luar bursa efek.
c. Bursa paralel
Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang
menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui
bursa paralel. Bursa paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan
Efek (PPUE).
2.1.3 Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modal terdiri dari :
a. Saham
Salah satu efek yang pasar umumya dijual di pasar modal (bursa efek) adalah saham.
Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT). Saham
yang diterbitkan emiten ada dua macam, yaitu saham biasa (common stock) dan
saham istimewa (preferred stock). Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang
melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi ha katas menerima dividen,
memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua
kewajiban-kewajiban perusahaan.
b. Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar pada
waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang diperoleh dari obligasi
berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan penerbit obligasi tersebut
pada saat jatuh tempo.
c. Surat berharga lainnya
Selain dari dua jenis efek yang telah diuraikan di atas yang sudah banyak digunakan
sebagai media hutang di bursa efek Indonesia, terdapat beberapa jenis efek yang juga
dapat digunakan sebagai media hutang, seperti option, warrant dan right.
2.1.4 Lembaga di Pasar Modal
Berikut merupakan lembaga yang terkait dengan pasar modal di Indonesia :
a. BAPEPAM - LK
Berperan sebagai pengatur pasar modal di Indonesia. Namun, terhitung tanggal 31
Desember 2012, sesuai dengan Undang-Undang No. 21 tahun 2011, tugas
BAPEPAM-LK dialihkan kepada lembaga baru yang bernama Otoritas Jasa
Keuangan atau OJK.
b. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Merupakan tempat perdagangan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan di
Indonesia.
c. Instansi pemerintah
Selain sebagai pengatur pasar modal, pemerintah juga campur tangan dalam hal-hal
tertentu agar pasar modal tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien. Instansi
pemerintah yang terlibat dalam mekanisme pasar modal adalah Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Departemen Teknis dan Departemen Kehakiman.
d. Lembaga swasta
Lembaga swasta yang terkait dalam kegiatan pasar modal antara lain adalah akuntan
publik, notaris, konsultan hukum, badan penilai (appraisal) dan konsultan efek
(investment advisor).
2.2 Penawaran umum perdana (Initial Public Offering – IPO)
Dalam pasar finansial, initial public offering (IPO) adalah penjualan pertama saham
umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun
1995, penawaran umum (emisi/go public/initial public offering) adalah kegiatan penawaran
efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara
yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan
tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham
kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin
penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus.
Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan,
sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi
keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor.
2.2.1 Manfaat penawaran umum
Dengan menjadi perusahaan publik, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan, di antaranya :
a. Memperoleh sumber pendanaan baru
Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja rnaupun untuk
ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak perusahaan.
Dengan menjadi perusahaan publik kendala pendanaan tersebut akan lebih mudah
diselesaikan, yaitu dengan perolehan dana melalui hasil penjualan saham kepada
publik. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah yang
besar dan diterima sekaligus dengan cost of fund yang relatif lebih kecil
dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Selain itu di masa mendatang,
dengan telah menjadi perusahaan publik, perusahaan juga dapat melakukan
secondary offering tanpa batas.
b. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha
Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak
competitive advantages untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang,
yaitu antara lain melalui penjualan saham kepada publik perusahaan
berkesempatan untuk mengajak para mitra kerjanya seperti pemasok (supplier)
dan pernbeli (buyer) untuk turut menjadi pemegang saham perusahaan. Dengan
demikian, hubungan yang akan terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis tetapi
berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi tingkat kualitas dan loyalitasnya.
Hal tersebut disebabkan karena mereka sebagai salah satu pemegang saham akan
memberikan komitmen yang lebih tinggi untuk turut serta membantu
pengembangan perusahaan di masa depan.
c. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain.
Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu cara
yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengembangan skala usaha
perusahaan. Saham perusahaan publik yang diperdagangkan di bursa rnemiliki
nilai pasar tertentu. Dengan demikian, bagi perusahaan publik yang sahamnya
diperdagangkan di bursa, pembiayaan untuk merger atau akuisisi dapat lebih
mudah dilakukan yaitu melalui penerbitan saham baru sebagai alat pembiayaan
merger atau akuisisi tersbut.
d. Peningkatan kemampuan going concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk tetap dapat
bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat
mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran
hutang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pemegang saham pendiri,
atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang dapat rnempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya. Dengan
menjadi perusahaan publik, kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
tertutup
e. Meningkatkan citra perusahaan
Dengan go public, suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan
komunitas keuangan. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut mendapat
publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan
citra tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan
usaha di masa depan. Hal ini sangat dirasakan oleh banyak perusahaan yang
berskala kecil menengah karena dengan menjadi perusahaan publik yang
sahamnya diperdagangkan di bursa, citra mereka menjadi setara dengan banyak
perusahaan besar yang telah memiliki skala bisnis yang besar dan pengalaman
historis yang lama.
f. Meningkatkan nilai perusahaan
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa,
setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan
kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak
terhadap harga saham di bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan secara keseluruhan.
Selain manfaat umum yang telah dijabarkan diatas, dua instrumen yang
diperdagangkan secara umum di bursa efek juga memberikan manfaat yang berbeda. Berikut
adalah manfaat yang diberikan atas dasar instrumen yang diperdagangkan :
a. Manfaat Penawaran Umum Saham
Dapat mempoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak
dengan termin)
Biaya go public relatif murah
Proses relatif mudah
Pembagian dividen berdasarkan keuntungan
Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam manajemen
Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan
untuk meningkatkan profesionalisme
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham
perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan social
Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media
promosi)
Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk
membeli saham.
b. Manfaat penawaran umum obligasi
Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak
dengan termin – termin)
Biaya relatif murah
Proses relatif mudah
Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya peningkatan
profesionalisme
Emiten akan lebih dikenal masyarakat
Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan,
dengan jangka waktu sekurang – kurangnya 3 tahun
Bisa menggunakan jasa Penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity Ratio
(DER) Emiten tinggi
Pembayaran tingkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga tetap
dan atau dengan tingkat bunga mengambang.
2.2.2 Tujuan penawaran umum perdana
Tujuan dari penawaran umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah :
Perluasan usaha
Memperbaiki atau mengoptimalkan struktur keuangan dan permodalan
Menimbulkan rasa kepemilikan (sense of belonging) dari stakeholder
Menjaga kelangsungan usaha dari kemungkinan perpecahan antar founders
Meningkatkan produktifitas karyawan
Meningkatkan profesionalisme manajemen
Meningkatkan company image dan company value
2.2.3 Konsekuensi penawaran umum
Penawaran umum kepada masyarakat publik oleh perusahaan menimbulkan beberapa
konsekuensi yang harus diterima oleh perusahaan. Berikut adalah konsekuensi secara global
yang harus diterima oleh perusahaan :
1. Berbagi kepemilikan
Hal ini dapat diartikan bahwa presentase kepemilikan akan berkurang. Banyak
perusahaan yang hendak go public merasa enggan karena khawatir akan kehilangan
kontrol / kendali perusahaan. Sebenarnya ha1 ini tidak perlu dikhawatirkan karena
jumlah minimum saham yang dipersyaratkan untuk dijual kepada publik rnelalui
proses penawaran umum ( Initial Public Offering / IPO) tidak akan mengurangi
kemampuan pemegang saham pendiri untuk tetap dapat mempertahankan kendali
perusahaan.
2. Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku
Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua ketentuan
tersebut pada dasarnya justru akan membantu perusahaan untuk dapat berkembang
dengan cara yang baik di masa mendatang. Para pemegang saham, pendiri dan
manajemen perusahaan tidak perlu khawatir dengan berbagai pemenuhan peraturan
tersebut karena cukup banyak pihak profesional yang dapat dimanfaatkan jasanya
untuk membantu.
Selain dilihat konsekuensi secara umum, penawaran umum perdana juga dapat dilihat
konsekuensinya dari instrument yang diperdagangkan, saham dan obligasi, sebagai berikut :
a. Konsekuensi penawaran umum saham
Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure)
Keharusan untuk mengikuti peraturan – peraturan Pasar Modal mengenai
kewajiban pelaporan
Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal
Kewajiban membayar dividen
Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
b. Konsekuensi penawaran umum obligasi
Harus menunjuk Wali Amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang
obligasi
Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)
Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu yang
telah ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat
Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perubahan yang terjadi yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan Emiten.
2.2.4 Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Saham yang dicatatkan di BEI dibagi atas dua papan pencatatan yaitu Papan
Utama dan Papan Pengembangan dimana penempatan dari Perusahaan Tercatat didasarkan
pada pemenuhan persyaratan pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan.
Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar, khususnya dalam hal
nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) yang sekurang-kurangnya Rp100 miliar.
Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum
dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang
prospektif namun belum membukukan keuntungan.
Untuk Obligasi, Sukuk dan EBA tidak memiliki papan pencatatan yang terpisah sebagaimana
pada Saham. Semua efek yang dicatatkan memiliki persyaratan dan standar yang sama untuk
masing-masing jenis instrumen.
2.2.4.1 Persyaratan Pencatatan Saham
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat tercatat di BEI.
Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan :
1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan LK telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota
Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki Komite Audit atau
menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite Audit paling lambat 6 bulan
setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-Undang
yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki
sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon
Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki
sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan).
8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada
laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
Calon Perusahaan Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan Utama atau di
Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan berikut:
Papan Utama Papan Pengembangan
Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan
saham.
Telah memenuhi persyaratan umum
pencatatan saham.
Sampai dengan diajukannya permohonan
pencatatan, telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 36 bulan berturut-turut.
Sampai dengan diajukannya permohonan
pencatatan, telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku
terakhir, dengan ketentuan Laporan Keuangan
Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan
Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada)
memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Laporan Keuangan Auditan tahun buku
terakhir yang mencakup minimal 12 bulan dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir
(jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir
memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible
Asset) minimal Rp100.000.000.000,-.
Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net
Tangible Asset) minimal Rp5.000.000.000,-.
Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham yang bukan merupakan Pemegang Saham
Pengendali (minority shareholders) setelah
Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah
tercatat di Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan
Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain
dalam periode 5 hari bursa sebelum permohonan
pencatatan, sekurang-kurangnya 100.000.000
saham atau 35% dari modal disetor (mana yang
lebih kecil).
Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham yang bukan merupakan Pemegang
Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan
yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau
bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat di
Bursa Efek lain dalam periode 5 hari bursa
sebelum permohonan pencatatan, sekurang-
kurangnya 50.000.000 saham atau 35% dari
modal disetor (mana yang lebih kecil).
Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000
pemegang saham yang memiliki rekening Efek
di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan:
Jumlah pemegang saham paling sedikit 500
pemegang saham yang memiliki rekening Efek
di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan:
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang
saham tersebut adalah pemegang saham setelah
penawaran umum perdana.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal
dari perusahaan publik, maka jumlah pemegang
saham tersebut adalah jumlah pemegang
saham terakhir selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di
Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham
tersebut adalah dihitung berdasarkan rata-rata
per bulan selama 6 bulan terakhir.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang
melakukan penawaran umum, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah pemegang
saham setelah penawaran umum perdana.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal
dari perusahaan publik, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya
1 bulan sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat
di Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang
saham tersebut adalah dihitung berdasarkan
rata-rata per bulan selama 6 bulan terakhir.
Jika calon Perusahaan Tercatat mengalami
rugi usaha atau belum membukukan
keuntungan atau beroperasi kurang dari 2
tahun, wajib selambat-lambatnya pada akhir
tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih
berasarkan proyeksi keuangan yang akan
diumumkan di Bursa.
Khusus bagi calon Perusahaan Tercatat yang
bergerak dalam bidang yang sesuai dengan
sifatnya usahanya memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mencapai titik impas
(seperti: infrastruktur, perkebunan tanaman
keras, konsesi Hak Pengelolaan Hutan (HPH)
atau Hutan Tanaman Industri (HTI) atau
bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasarkan proyeksi
keuangan calon perusahaan tercatat tsb
selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-
6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha
dan laba bersih.
Khusus calon Perusahaan Tercatat yang ingin
melakukan IPO, perjanjian penjaminan
emisinya harus menggunakan prinsip
kesanggupan penuh (full commitment).
2.2.4.2 Persyaratan pencatatan obligasi dan sukuk
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar obligasi yang
diterbitkan dapat tercatat di BEI. Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh
perusahaan :
1. Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek;
2. Berbentuk Badan Hukum;
3. Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;
4. Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar;
5. Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir;
6. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;
7. Laporan keuangan telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di Bapepam untuk
periode 3 tahun terakhir berturut-turut dengan sekurang-kurangnya memperoleh
pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP);
8. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar di Bapepam
sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).
2.2.4.3 Proses penawaran umum perdana
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan umumnya
dengan menggunakan Laba Ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar
perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau penerbitan
surat-surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham
(ekuitas). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual
saham perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan Penawaran Umum atau sering
disebut dengan go public.
Penawaran Umum merupakan kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan
oleh Calon Perusahaan Tercatat untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cata yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya.
Dalam melakukan Penawaran Umum, Calon Perusahaan Tercatat perlu melakukan
persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan
Penawaran Umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran Umum adalah mencakup
tahapan sebagai berikut:
1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada pemodal oleh
Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk;
2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para pemodal sesuai
dengan jumlah Efek yang tersedia;
3. Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut mulai dicatatkan
dan diperdagangan di Bursa.
Proses Penawaran Umum dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap.
Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses Penawaran Umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Calon
Perusahaan Tercatat adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham.
Setelah mendapat persetujuan, Calon Perusahaan Tercatat Melakukan penunjukan
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, antara lain:
o Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak terlibat
dalam membantu Calon Perusahaan Tercatat dalam rangka penerbitan saham
dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat Prospektus dan
memberikan Penjaminan atas penerbitan Efek.
o Akuntan Publik (Auditor Independen) merupakan pihak yang bertugas untuk
melakukan audit atau pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan
Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat.
o Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas
Aktiva Calon Perusahaan Tercatat dan memenentukan nilai wajar dari Aktiva
tersebut.
o Konsultan Hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi
hukum (legal opinion).
o Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan Anggaran
Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan juga
notulen-notulen rapat.
o Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan pemesanan
saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.
Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Dalam tahap ini, Calon Perusahaan Tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan LK sampai dengan
Bapepam dan LK menyatakan bahwa Pernyataan Pedaftaran telah menjadi efektif.
Tahap Penawaran Saham
Tahap ini merupakan tahap utama karena Calon Perusahaan Tercatat menawarkan
sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen
penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan
paling lama 5 hari kerja.
Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesainya penjualan saham di Pasar Perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Untuk menghadapi perekonomian dunia yang semakin maju, perusahaan-perusahaan
di masing-masing negara, terutama di Indonesia, diwajibkan untuk terus berkembang demi
going concern mereka. Untuk berkembang diperlukan dana yang tidak sedikit. Untuk itulah
setiap perusahaan dapat berpartisipasi dalam pasar modal, dimana dalam pasar ini perusahaan
dapat memperjualbelikan kepemilikan mereka kepada masyarakat luas untuk mendapatkan
dana murah daripada harus meminjam dana kepada pihak bank atau institusi keuangan
lainnya.
Dalam hal berpartisipasi dalam pasar modal, perusahaan diharuskan tercatat dalam
bursa efek, dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia. Dalam bursa tersebut, kepemilikan
perusahaan akan ditawarkan kepada publik secara umum. Penawaran pertama kali dilakukan
dalam pasar perdana dengan melakukan penawaran perdana umum atau biasa disebut dengan
Initial Public Offering (IPO). Dengan melakukan IPO, perusahaan dapat mendapatkan dana
murah dari masyarakat, serta meningkatkan nilai dan citra perusahaan. Selain itu, IPO juga
mendorong perusahaan untuk berlaku transparan dan mematuhi segala peraturan yang
ditetapkan oleh regulator pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sahamok.com/pasar-modal/
http://www.sahamok.com/pasar-modal/instrumen-pasar-modal/
http://www.sahamok.com/pasar-modal/lembaga-di-pasar-modal/
http://www.sahamok.com/pasar-modal/tugas-dan-fungsi-bapepam-lk-pindah-ke-ojk/
http://wahyubram.wmk.web.id/index.php/informasi-umum/11-pengertian-penawaran-umum--
initial-public-offering--ipo
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenjadiperusahaantercatat.aspx
http://finance.detik.com/read/2014/01/27/104547/2478932/6/ini-syarat-baru-bagi-perusahaan-
yang-mau-melantai-di-bursa-saham