pasut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pasang surut

Citation preview

  • 5/19/2018 pasut

    1/17

    TUGAS

    PASANG SURUT

    Oleh :

    ARRAYA ERITHA BARCELONA

    26020210130080

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    JURUSAN ILMU KELAUTAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

  • 5/19/2018 pasut

    2/17

    PASANG SURUT

    I.

    Definisi Pasang Surut

    Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai

    naik turunnya mukalaut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-

    benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.

    Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surutlaut merupakan suatu

    fenomena pergerakan naik turunnya permukaan airlaut secara berkala yang

    diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari

    benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruhbenda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau

    ukurannya lebih kecil.

    Pasang surutlaut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

    sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.

    Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding

    terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari,

    gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari

    dalam membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat

    daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke

    arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)pasang

    surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    3/17

    oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan

    dan matahari.

    II. Teori Pasang Surut

    2.1 Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)

    Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac

    Newton (1642-1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara

    kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya

    ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia)diabaikan. Teori

    ini menyatakan bahwa naik-turunnya permukaanlaut sebanding

    dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966). Untuk

    memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan

    memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu,

    sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.

    Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan

    kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun

    mukalaut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP

    (Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya

    sentrifugal, teori ini berkaitan dengan hubungan antaralaut,massa air

    yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut ini akan

    menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi

    (Gross, 1987).

    2.2 Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)

    Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan

    yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada

    kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat

    membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-

    konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh

    GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan

    pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    4/17

    Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan

    sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut

    teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut

    (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit

    pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain

    yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958), faktor-

    faktor tersebut adalah :

    Kedalaman perairan dan luas perairan

    Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)

    Gesekan dasarRotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di

    permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan

    bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan

    bumi selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi

    di equator, tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang

    dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga

    bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.

    Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana

    pasut, gaya Coriolis mempengaruhiaruspasut. Faktor gesekan

    dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan menyebabkan

    keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan

    gelombang pasut menjadi non linier semakin dangkal perairan

    maka semaikin besar pengaruh gesekannya.

    III. Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut

    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut

    berdasarkan teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya,

    revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.

    Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan,

    pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga

    terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu

    perairan seperti, topogafi dasarlaut, lebar selat, bentuk teluk, dan

    http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-lauthttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-laut
  • 5/19/2018 pasut

    5/17

    sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang

    berlainan (Wyrtki, 1961).

    Pasang surutlaut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

    sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.

    Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding

    terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari,

    gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari

    dalam membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat

    daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke

    arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang

    surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan

    oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital

    bulan dan matahari (Priyana,1994)

    Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan

    terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda

    yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik

    (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan

    karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya

    lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan airlaut, yang

    menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang

    menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang

    berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan

    kenaikan dan penurunan permukaanlaut di wilayah pesisir secara

    periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama

    namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalamidua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam

    (Priyana,1994)

    Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di

    perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan

    topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggidan

    lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara

    pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    6/17

    (tidalrange). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau

    lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga

    periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50

    menit.

    Pasang purnama (spring tide)terjadi ketika bumi, bulan dan

    matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan

    pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat

    rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan

    bulan purnama.

    Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari

    membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang

    tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut

    perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.

  • 5/19/2018 pasut

    7/17

    IV. Tipe Pasut

    Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap

    harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasiterhadap gaya pembangkit pasang surut. Menurut Dronkers (1964), ada

    tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :

    1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali

    pasang dan satu kali surut. Biasanya terjadi dilaut sekitar katulistiwa.

    2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali

    pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.

    3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila

    bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi

    diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut

    diurnal.

    Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu:

    1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)

    Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali

    surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata

    2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)

    Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang

    tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka

    hinggaLaut Andaman.

    3.

    Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide,

    Prevailing Diurnal)

    Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu

    kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut

    yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai

    Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.

    4.Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide,

    Prevailing Semi Diurnal). Merupakan pasut yang terjadi dua kali

    pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali

    pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    8/17

    berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian

    Timur.

    Selain dengan melihat data pasang surut yang diplot dalam bentuk

    grafik, tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan

    Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk:

    F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

    dengan ketentuan :

    F 0.25 : Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)

    0,25

  • 5/19/2018 pasut

    9/17

    pantai dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama,

    akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut yang baru. Pada

    buku peramalan pasang surut yang dikeluarkan oleh DISHIDROS dan

    BOKOSURTANAL tertulis nilai komponen pasut tersebut baik amplitudo

    maupun fase pada beberapa lokasi di perairan Indonesia. Nah dengan

    mengetahui amplitudo komponen tersebut, maka dapat dihitung kan nilai

    bilangan Formzal nya..so tipe pasutnya dapat ditentukan. Komponen

    pasang surut yaitu M2, S2, O1, K1, P1 , M4, MS4 dan lain-lain.

    Istilah yang dogunakan dalam pasang surut air laut

    Mean Sea Level (MSL) atau Duduk Tengahadalah muka laut rata-rata

    pada suatu periode pengamatan yang panjang, sebaiknya selama 18,6

    tahun.

    Mean Tide Level (MTL)adalah rata-rata antara air tinggi dan air rendah

    pada suatu periode waktu.

    Mean High Water (MHW) adalah tinggi air rata-rata pada semua pasang

    tinggi.

    Mean Low Water (MLW) adalah tinggi air rata-rata pada semua surut

    rendah.

    Mean Higher High Water (MHHW)adalah tinggi rata-rata pasang

    tertinggi dari dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang

    panjang. Jika hanya satu air tinggi terjadi pada satu hari, maka air

    tinggi tersebut diambil sebagai air tinggi terttinggi.

    Mean Lower High Water (MLHW)adalah tinggi rata-rata air terendahdari dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang

    panjang. Hal ini tidak akan terjadi untuk pasut harian (diurnal).

    Mean Higher Low Water (MHLW)adalah tinggi rata-rata air tertinggi

    dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang

    panjang. Hal ini tidak akan terdapat pada pasut diurnal.

    Mean Lower Low Water (MLLW) adalah tinggi rata-rata air terendah

    dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang

  • 5/19/2018 pasut

    10/17

    panjang. Jika hanya satu air rendah terjadi pada satu hari, maka

    harga air rendah tersebut diambil sebagai air rendah terendah.

    Mean High Water Springs (MHWS)adalah tinggi rata-rata dari dua air

    tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama, yaitu jika

    tunggang (range) pasut itu tertinggi.

    Mean Low Water Springs (MLWS)adalah tinggi rata-rata yang

    diperoleh dari dua air rendah berturut-turut selama periode pasang

    purnama.

    Mean High Water Neaps (MHWN) adalah tinggi rata-rata dari dua air

    tinggi berturut-turut selama periode pasut perbani (neap tides), yaitu

    jika tunggang (range) pasut paling kecil.

    Mean Low Water Neaps (MLWN)adalah tinggi rata-rata yang dihitung

    dari dua air berturut-turut selama periode pasut perbani.

    Highest Astronomical Tide (HAT)/Lowest Astronomical Tide (LAT)

    adalah permukaan laut tertinggi/terendah yang dapat diramalkan

    terjadi di bawah pengaruh keadaan meteorologis rata-rata dan

    kombinasi keadaan astronomi. Permukaan ini tidak akan dicapai

    pada setiap tahun. HAT dan LAT bukan permukaan laut yang

    ekstrim yang dapat terjadi, storm surges mungkin saja dapat

    menyebabkan muka laut yang lebih tinggi dan lebih rendah. Secara

    umum permukaan (level) di atas dapat dihitung dari peramalan satu

    tahun. Harga HAT dan LAT dihitung dari data beberapa tahun.

    Mean Range (Tunggang Rata-rata) adalah perbedaan tinggi rata-rata

    antara MHW dan MLW.

    Mean Spring Rangeadalah perbedaan tinggi antara MHWS danMLWS.

    Mean Neap Rangeadalah perbedaan tinggi antara MHWN dan

    MLWN.

  • 5/19/2018 pasut

    11/17

    V. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut

    Beberapa alat prngukuran pasang surut diantaranya adalah sebagai berikut:

    1.

    Tide Staff.

    Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau

    centi meter. Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di

    lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut

    paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati

    ketinggian mukalaut atau tinggi gelombang airlaut. Bahan yang

    digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain

    yang di cat anti karat. Syarat pemasangan papan pasut adalah :

    1. Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah

    masih tergenang oleh air

    2. Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada

    daerah aliran sungai (aliran debit air).

    3. Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang

    menyebabkan air bergerak secara tidak teratur

    4.

    Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang

    mudah untuk diamati dan dipasang tegak lurus

    5. Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga

    sehingga papan mudah dikaitkan

    6. Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada

    sehingga data pasang surut mudah untuk diikatkan terhadap titik

    referensi

    7.

    Tanah dan dasarlaut atau sungai tempat didirikannya papan harusstabil

    8. Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dariarus dan

    sampah

    2. Tide gauge.

    Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan mukalaut secara

    mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-lauthttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-lauthttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    12/17

    ketinggian permukaan airlaut yang kemudian direkam ke dalam

    komputer. Tide gaugeterdiri dari dua jenis yaitu :

    Floating tide gauge(self registering)

    Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan

    airlaut yang dapat diketahui melalui pelampung yang

    dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan

    pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih

    banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.

    Pressure tide gauge(self registering)

    Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating

    tide gauge, namun perubahan naik-turunnya airlaut direkam

    melalui perubahan tekanan pada dasarlaut yang dihubungkan

    dengan alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang

    sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan

    airlaut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk

    pengamatan pasang surut.

    3. Satelit.

    Sistemsatelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat

    diluncurkannya sistemsatelit Geos-3. Pada saat ini secara umum

    sistemsatelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang

    yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari

    lempengan es kutub, dan mengamati perubahan mukalaut rata-rata

    (MSL) global. Prinsip DasarSatelit Altimetri adalahsatelit altimetri

    dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa

    radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem

    ini, altimeter radar yang dibawa olehsatelit memancarkan pulsa-pulsa

    gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaanlaut. Pulsa-pulsa

    tersebut dipantulkan balik oleh permukaanlaut dan diterima kembali

    olehsatelit.

    Prinsip penentuan perubahan kedudukan mukalaut dengan teknik

    altimetri yaitu pada dasarnyasatelit altimetri bertugas mengukur jarak

    vertikal darisatelit ke permukaanlaut. Karena tinggisatelit di atas

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    13/17

    permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi mukalaut (Sea

    Surface Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai

    selisih antara tinggisatelit dengan jarak vertikal. Variasi

    mukalautperiode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena

    kenaikan mukalaut dapat terlihat melalui analisis deret waktu (time

    series analysis). Analisis deret waktu dilakukan karena kita akan

    melihat variasi temporal periode panjang dan fenomena sekularnya

    (http://gdl.geoph.itb.ac.id)

    VI. Pasang Surut di Perairan Indonesia

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua

    lautan yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik serta posisinya

    yang berada di garis katulistiwa sehingga kondisi pasang surut, angin,

    gelombang, danaruslaut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi pasang

    surut di wilayah laut Indonesia menunjukkan beberapa wilayah

    lepaslautpesisir daerah Indonesia memiliki pasang surut cukup

    tinggi.

    Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh

    penjalaran pasang surut dari Samudra Pasifik dan Hindia serta

    morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat

    banyak selat, palung danlaut yang dangkal danlaut dalam. Keadaan

    perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang beragam. Di

    Selat Malaka pasang surut setengah harian (semidiurnal) mendominasi

    tipe pasut di daerah tersebut. Berdasarkan pengamatan pasang surut di

    Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69sehingga pasang surut di Pulau Batam dan Selat Malaka pada

    umumnya adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang

    menonjol. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata

    danLaut Jawa. Berdasarkan pengamatan pasut di Tanjung Priok

    diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80. Jadi tipe pasut di Teluk

    Jakarta danlautJawa pada umumnya adalah pasut bertipe tunggal.

    Tunggang pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://gdl.geoph.itb.ac.id/http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-lauthttp://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/406-arus-lauthttp://gdl.geoph.itb.ac.id/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/sig-dan-penginderaan-jauh/penginderaan-jauh-kelautan/453-teknologi-satelit-altimetrihttp://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    14/17

    sampai dengan 6 meter. DiLaut Jawa umumnya tunggang pasang

    surut antara 11,5 m kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter.

    Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di Papua (Diposaptono,

    2007).

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    15/17

    RESUME

    Pasang surut merupakan fenomena alam yang terjadi pada daerah perairan

    terbuka. Pasang surut adalah naik turunnya muka laut secara fluktuatif karena

    adanya faktor diantaranya : faktor astronomi dan non astronomi.

    Jenisjenis pasang surut diantaranya adalah :

    1. Pasang surut harian tunggal, yakni dalam satu hari terdapat satu kali

    pasang dan satu kali surut

    2. Pasang surut harian ganda, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang

    dan dua kali surut3. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal, dan

    4. Pasang surut campuran condong ke harian ganda

    Selain dari data yang diolah tersebut dapat pula menentukan tipe psang surut

    dengan menggunakan nilai bilangan formzahl yang dinyatakan dengan :

    F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

    dengan ketentuan :

    F 0.25 : Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)

    0,25

  • 5/19/2018 pasut

    16/17

    2. Tide gauge

    Ada beberapa jenis tide gauge, diantaranya adalah floating gauge. Yaitu

    sebuah alat yang dipasangi pelampung yang dihubungkan dengan alat

    pencatat untuk mencatat naik turunnya air laut. Selain tide gauge, ada pula

    pressure tide gauge yaitu mencatat tekanan pada fluktuasi air laut.

    3.

    Satelit

    Pencatatan dengan satelit digunakan dengan pencitraan yang diperoleh

    dengan citra satelit. Namun harus diperhitungkan juga bentuk morfologi

    pantai, gelombang dan arus.

    Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran

    pasang surut dari Samudra Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri

    perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung danlaut yang

    dangkal danlaut dalam.

    http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/http://www.ilmukelautan.com/
  • 5/19/2018 pasut

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    www.breakwater_pasang_surut_dan_keadaanya_di_indonesia.com/diakses pada

    24/06/2012/12:45

    www.oseanografi_brok.com/diakses pada 24/06/2012/12:15

    www. ilmukela/public_html/libraries/joomla/event/event.php

    http://www.breakwater_pasang_surut_dan_keadaanya_di_indonesia.com/diakses%20pada%2024/06/2012/12:45http://www.breakwater_pasang_surut_dan_keadaanya_di_indonesia.com/diakses%20pada%2024/06/2012/12:45http://www.breakwater_pasang_surut_dan_keadaanya_di_indonesia.com/diakses%20pada%2024/06/2012/12:45http://www.breakwater_pasang_surut_dan_keadaanya_di_indonesia.com/diakses%20pada%2024/06/2012/12:45