Patogenesis Hipotesis Infeksi Sekunder Dengue Dan Penyebab Terjadinya Syok Pada Dengue Shock Syndrome

7/23/2019 Patogenesis Hipotesis Infeksi Sekunder Dengue Dan Penyebab Terjadinya Syok Pada Dengue Shock Syndrome

http://slidepdf.com/reader/full/patogenesis-hipotesis-infeksi-sekunder-dengue-dan-penyebab-terjadinya-syok 1/7

Patogenesis Hipotesis infeksi sekunder Dengue dan penyebab terjadinya syok pada dengue

shock syndrome.

Klasifikasi

Dalam kriteria WHO tahun 1997 klasifikasi dengue dibagi menjadi 3 besar yaitu demam yang

tidak terklasifikasikan demam dengue dan demam berdarah dengue dimana demam berdarah

dengue di bagi lagi menjadi ! derajat menurut keparahan penyakitnya derajat 3 dan !

merupakan dengue sho"k syndrom#



$danya kesulitan dalam pengklasifikasian dengue menurut WHO 1997 yang ditandai

dengan semakin meningkatnya kasus dengue berat diklinis yang tidak sesuai dengan kriteria

WHO 1997 seperti ensefalopati# Hal ini disebabkan karena klasifikasi ini terlalu luas

sehingga menurut WHO perlu diadakannya pembaharuan agar memudahkan diagnosis

dan identifikasi penggolongan tingkat derajat dengue untuk triase dan penanganan a%aldi rumah sakit sehingga penanganan pasien menjadi lebih "epat dan terarah#

Pada tahun &'11 ()$*O menambahkan adanya kriteria e+pand karena pada beberapa

penyakit tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kriteria WHO &''9 ()$*O juga

memperbaharui dalam mengklasifikasikan infeksi dengue klasifikasi tersebut berupa

demam yang tidak terklasifikasikan demam dengue tanpa manifestasi perdarahan

demam dengue dengan manifestasi perdarahan demam berdarah dengue dengan kebo"oran

plasma demam berdarah dengue tanpa adanya tanda,tanda syok demam berdarah dengue

diikuti syok demam dengue dengan perluasan dari sindroma dengue#





Diagnosis

-ntuk menegakkan diagnosis D.D didasarkan pada Kriteria menurut WHO

/&'110 yaitu

1# Kriteria Klinis

a# Panas tinggi mendadak terus menerus selama & 2 7 hari tanpa sebab yang

jelas /tipe demam bifasik0

b# anifestasi perdarahan

, -ji 4ourni5uet /60

, Pete"hie e"himosis purpura

, Perdarahan mukosa epistaksis perdarahan gusi

, Hematemesis dan atau melena#

"# Hepatomegali

d# Kegagalan sirkulasi /syok0 yang ditandai dengan

, adi "epat dan lemah



, Penurunan tekanan darah

, $kral dingin

, Kulit lembab

, Pasien tampak gelisah

&# Kriteria 8aboratoris

a# 4rombositopenia /$4 1''#''':ul0

b# Hemokonsentrasi ditandai dengan nilai hematokrit lebih dari atau sama

dengan &'; dibandingkan dengan masa kon<ales"ens yang dibandingkan

dengan nilai H"t sesuai umur jenis kelamin dari populasi#

4erdapat & kriteria klinis a%al berupa demam tinggi mendadak dan adanya tanda manifestasi

perdarahan disertai dengan kriteria laboratoris yang terpenuhi sudah menunjukkan diagnsis

D.D menurut WHO &'11

=#&# >ambaran *adiologis

Pemeriksaan ini mempunyai nilai yang tinggi dalam mendiagnosis efusi pleura# Karena

"airan "enderung berakumulasi di tempat yang rendah maka pertama kali dilihat pada foto pasien dengan posisi berdiri dan foto lateral pada sudut "ostofrenikus sebagai gambaran



perselubungan padat dan homogen dengan jumlah "airan paling sedikit antara 1'' 2 3'' ml#

Pada pasien dengan efusi yang sangat sedikit / &'' ml0 dapat ditemukan dengan foto dengan

posisi lateral de"ubitus#

.eberapa penyimpangan yang biasa dijumpai seperti akumulasi "airan di antara diafragma

dengan permukaan inferior paru /efusi intra pulmonal0 yang mana ke"urigaan ditunjukan

dengan kenaikan satu atau dua diafragma tanpa sebab yang jelas# ?ni dapat ditunjukan dari

peningkatan jarak antara permukaan ba%ah kiri paru dengan permukaan atas lambung /lebih

dari & "m0 dan efusi intra pulmonal kanan dapat di"urigai dengan terlihatnya fisura minor

semakin dekat ke diafragma# Pada posisi lateral dekubitus efusi akan nampak yang mana

sairan yang terletak di atas diafragma pindah ke posisi lateral dada#

Kadang,kadang dijumpai efusi yanga terakumulasi di sekeliling lobus tertentu yang disangka

sebagai konsolidasi lobus# @airan efusi juga dapat mengumpul dipara,

mediastinal difisura interlobaris atau paralel dengan batas jantung /kardiomegali0#

.erdasarkan foto dada efusi pleura dibagi atas tiga klasifikasi /oleh artenson dan

Himelman0 yaitu

♣ (edikit bila "airan hanya menutupi sinus "ostofrenikus tidak sampai menutupi seluruh

permukaan diafragma#

♣ (edang bila batas meniskus "airan men"apai 1:3 rongga dada#

♣ .anyak:masif lebih dari sedang#



P)? Pleura )fusian ?nde+# ?ndeks efusi pleura adalah rasio dalam persentase

antara lebar maksimum efusi pleura kanan dengan lebar maksimum hemitoraks kanan /@D@

&''&A ardiana &''B0 4empat yang ditentukan sebagai lebar maksimum efusi pleura kanan

adalah batas atas diafragma kanan dengan paru kanan karena "airan efusi sebagian besar

akan terkumpul di sudut kostofrenikus kanan akibat pengaruh gra<itasi /@haudry et al#

&''!0#

P ) ? $ : . + 1'' ;

B

A

Documents

Patogenesis Hipotesis Infeksi Sekunder Dengue Dan Penyebab Terjadinya Syok Pada Dengue Shock Syndrome