20
PATOGENESIS

Patogenesis TX Ozaena

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ozaena, rhinitis kronik

Citation preview

Page 1: Patogenesis TX Ozaena

PATOGENESIS

Page 2: Patogenesis TX Ozaena

Etiologi :•Bakteri Klebsiella ozaena•Trauma•Penyebaran infeksi lokal setempat (contoh: sinusitis maxillaris)•Efek lanjut dari tindakan bedah•Radiasi

peradangan pada hidung. berlangsung

lama

epitel gepeng

sel epitel toraks dan

silia

inflamasi kronik

stratifikasi awal dan m

etaplasia

Page 3: Patogenesis TX Ozaena

hilangnya kemampuan pembersihan hidung

dan kemampuan membersihkan debris

Atrofi kelenjar mukosa Fibrosis jaringan subepitel Fungsi surfaktan abnormalAtrofi dari mukosa olfaktoria

•Gangguan frekuensi gerakan silia Bertumpuknya lendir•Penipisan epitel (atrofi konkha)•Kekeringan•Pembentukan krusta,•Iritasi mukosa•hiposmia atau bahkan anosmia

toxin dari mikroorganisme

bloodsupply tidak adekuat

Page 4: Patogenesis TX Ozaena

epistaksismedium yang sangat baik untuk pertumbuhan kuman

krusta

proses pembusukan pembentukan pus

Page 5: Patogenesis TX Ozaena

PENATALAKSANAAN

Page 6: Patogenesis TX Ozaena

Tujuan tata laksana rhinitis atrofi kronik

Pengembalian kemampuan hidrasi nasal

Minimalisasi krusta dan debris

Page 7: Patogenesis TX Ozaena

Terapi

lokal

Irigasi Nasal

Anti-evaporasi dan hidrasi

Sistemik

Suplementasi nutrien

Antibiotik

Modifikasi

Tindakan

denervasi

Tindakan

penguranga

n volum

e

Tindangan penutupan hidun

gYoung

procedur

eModified Young

procedur

eNasal

obturato

r

Page 8: Patogenesis TX Ozaena

TERAPI LOKAL

Page 9: Patogenesis TX Ozaena

Irigasi Nasal

mencegah pembentukan krusta yang berlebihan

sebagai terapi ‘kuratif’ atau sebagai terapi rumatan

menghilangkan sekret purulen dan kolonisasi bakteri yang

menghasilkan bau busuk

gentamisin 80 mg dalam 1 liter normal salin

campuran sodium karbonat 25g, sodium biborat 25g, dan sodium klorida 50g dalam 250ml air

larutan kernicetine

potasium iodida

Page 10: Patogenesis TX Ozaena

Anti-evaporasi dan hidrasi

metode topikal yang bertujuan untuk mencegah kekeringan atau meningkatkan hidrasi

sebagai terapi tambahan setelah prosedur irigasi

gliserin, minyak mineral, atau menthol yang dicampurkan

dengan paraffin

Page 11: Patogenesis TX Ozaena

TERAPI SISTEMIK

Page 12: Patogenesis TX Ozaena

Suplementasi nutrien

perbaikan pada 80% pasien yang diberikan suplementasi vitamin

A (12.500-15.000 U per hari)

Perbaikan pada 50% pasien dengan suplementasi besi

Potassium iodide meningkatkan sekresi nasal, sebagai

vasodilator pada mukosa yang atrofi,

Page 13: Patogenesis TX Ozaena

Antibiotik

kuinolon dan rifampisin memiliki spektrum kerja yang paling luas

yang menjangkau berbagai macam mikroorganisme yang diekstraksi dari kasus-kasus

rhinitis atrofi.

Page 14: Patogenesis TX Ozaena

TERAPI MODIFIKASI

Dalam usaha untuk meniadakan

terapi yang harus dilakukan

seumur hidup, beberapa terapi

bedah diusahakan

Page 15: Patogenesis TX Ozaena

Tindakan denervasi

didasarkan pada kesimpulan

bahwa overaktivitas simpastis

berperan dalam pathogenesis

rhinitis atrofi

simpatektomi servikal, blok

ganglion stelate, blok gangilion

sfenopalatine, dan seksi nervus

petrosal superficial besar.

Page 16: Patogenesis TX Ozaena

Tindakan pengurangan volume

mengontrol penyakit sambil

menghindari komplikasi

penutupan hidung.

Implan ditempatkan di sepanjang lantai nasal dan septum, dan memanjang secara posterior ke belakang hard palate. Tindakan ini terbukti baik dengan pengurangan krusta pada pasien

Page 17: Patogenesis TX Ozaena

Tindangan penutupan hidung

Page 18: Patogenesis TX Ozaena

Young procedure

penutupan lubang hidung akan

mencegah efek-efek udara

lingkungan yang menyebabkan

kekeringan, sehinga mengurangi

krusta dan memberikan waktu

kepada mukosa untuk pulih

Prosedur ini dilakukan dengan pertama-tama dilakukan elevasi flap intranasal 1 cm sefalik ke alar rim. Flap ini kemudian ditutup secara sentral pada lubang hidung.

Page 19: Patogenesis TX Ozaena

Modified Young procedure

mengelevasi flap

mukoperikondrial melalui insisi

kontralateral hemitransfiksi.

insiden perforasi septal besar.

Page 20: Patogenesis TX Ozaena

Nasal obturator

membatasi hubungan antara

lingkungan luar dan lingkungan

dalam hidung

memberi waktu untuk mukosa

hidung agar beregenarasi

mengurangi paparan iritan dari

lingkungan luar dengan mukosa

hidung.

penggunaan alat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan inflamasi tenggorokan karena penggunaan pernapasan melalui mulut.