46
Pathologic Pregnancy dr. Tabita Octaviati Yogyakarta

Patologi Kehamilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Patologi Kehamilan

Pathologic Pregnancy

dr. Tabita Octaviati

Yogyakarta

Page 2: Patologi Kehamilan

Kehamilan

• video1

Page 3: Patologi Kehamilan
Page 4: Patologi Kehamilan
Page 5: Patologi Kehamilan

• Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan yang terjadi pada proses kehamilan

• Penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, abortus 5% (depkes, 2001)

Page 6: Patologi Kehamilan

Komplikasi Kehamilan

Komplikasi Medis Selama

kehamilan

Komplikasi Medis Periode

pre natal

Komplikasi Kelahiran

dan Persalinan

Komplikasi Periode pasca

partum

•Masalah Sistem Kardiovaskular•Masalah Traktus Respiraorius•Masalah Traktus Urinarius•Masalah Endokrin•Infeksi perinatal

•Perdarahan dalam kehamilan•Serviks Inkompeten•Persalinan prematur•Presentasi abnormal pada term•Kehamilan lewat waktu•Deviasi pada pertumbuhan janin kecil untuk usia gestasi•Deviasi pada pertumbuhan janin besar untuk usia gestasi•Aloimunisasi RH•Inkompatibilitas ABO

•Komplikasi yang berhubungan dengan kemajuan persalinan•Komplikasi yang berhubungan status ibu janin

•Perdarahan pasca partum lanjutan•Infeksi•Inkontinensia Urin, Feses, Flatus•Gangguan psikologi pasca partum

Page 7: Patologi Kehamilan

Perdarahan dalam kehamila

n

Persalinan

premature

Page 8: Patologi Kehamilan
Page 9: Patologi Kehamilan

Perdarahan dalam Kehamilan

Page 10: Patologi Kehamilan

Abortusberakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat

janin kurang dari 500 gram

Page 11: Patologi Kehamilan

Gejala

• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak

• Perut nyeri dan kaku• Pengeluaran sebagian produk konsepsi• Serviks dapat tertutup maupun terbuka• Ukuran uterus lebih kecil dari yang

seharusnya

Page 12: Patologi Kehamilan

Faktor Predisposisi • Faktor dari janin (fetal) :

– kelainan genetik (kromosom)• Faktor dari ibu (maternal) :

– infeksi, kelainan hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu, umumnya pada trimester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.

• Faktor dari ayah (paternal): kelainan sperm

Page 13: Patologi Kehamilan

Etiologi

1.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelainan kromosom, lingkungan nidasi kurang sempurna, dan pengaruh luar.

2.Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.

3.Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan serviks, dan retroversion uterus.

4.Kelainan plasenta

Page 14: Patologi Kehamilan

Klasifikasi

Page 15: Patologi Kehamilan

• Missed abortion: kematian janin berusia sebelum 20 minggu,

tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.• Abortus habitualis: abortus yang berulang > 3 kali.• Abortus septik : abortus infeksius berat disertai penyebaran

kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

Klasifikasi

Page 16: Patologi Kehamilan

Tatalaksana

• Tatalaksana kondisi umum ibu• Pertahankan kehamilan, atau• Evakuasi isi uterus

Page 17: Patologi Kehamilan

Kehamilan Ektopik

kehamilan yang berlangsung ( bernidasi ) di luar endometrium yang normal ( kavum uteri ).

Page 18: Patologi Kehamilan
Page 19: Patologi Kehamilan

• 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen tuba Falopii

• 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam serviks.

• Jika terjadi ruptur di lokasi implantasi kehamilan, maka akan terjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik terganggu.

Page 20: Patologi Kehamilan

GejalaTRIAS : •amenorhoe•nyeri pada perut•perdarahan intraabdominal dan transvaginal

Bisa terdapat massa adneksa yang dapat diraba.

terdapat tanda kehamilan: tanda sekunder kehamilan morning sickness, emesis gravidarum, peningkatan beta hCG.

Page 21: Patologi Kehamilan

Penyebab

• kegagalan fungsi tuba – salpingitis kronis , endometriosis, tekanan

tumor, tuba elongasi sehingga hasil konsepsi sudah siap nidasi di tuba, infeksi asenden

• perlekatan tuba sehingga saluran menyempit atau buntu – infeksi menahun, endometriosis

Page 22: Patologi Kehamilan

• Pada kebanyakan kasus, kehamilan berakhir antara minggu ke-6 dan ke-10.

• Tatalaksana: – Medikamentosa: methotrexate* evaluasi ẞHCG

atau– Surgery:

laparoskopi/laparotomi eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii, salphingotomi/salphingectomy

Page 23: Patologi Kehamilan

 Gestational trophoblastic disease (GTD)

Penyakit keganasan yang berasal dari sel-sel trofoblas gestasional

Page 24: Patologi Kehamilan

• Frekuensi insiden di Asia menunjukan lebih tinggi daripada di negara barat.

• Di Indonesia 1:51 sampai 1:141 kehamilan, di Jepang 1: 500 kehamilan, molahidatidosa dan non- molahidatidosa.

• 23% molahidatidosa dapat bertransformasi menjadi keganasan.

Page 25: Patologi Kehamilan

4 tipe Gestasional Trophoblastic Disease / Penyakit Trofoblas menurut ACS (American Cancer Society) :

•Mola hidatidosa (komplit dan parsial)•Mola invasiv / koriokarsinoma villosum•koriokarsinoma / koriokarsinoma non villosum•placental site trophoblastic disease

Page 26: Patologi Kehamilan
Page 27: Patologi Kehamilan

DiagnosisPemeriksan Fisik:

•Inspeksi : gelembung mola yang keluar

•Palpasi : uterus lembek dan membesar tidak

sesuai kehamilan , tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen yang gerak janin

•Auskultasi :Tidak terdengar bunyi denyut jantung

janin (pada mola hidatidosa parsial mungkin dapat didengar BJJ)

.

Page 28: Patologi Kehamilan

Pemeriksaan penunjang:•Laboratorium : ẞ- HCG kuantitatif, T3-T4•USG•Rontgen abdomen, thorax•Amniografi

Page 29: Patologi Kehamilan

Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum• Pengeluaran jaringan mola: kuretase (+ kuretase ulang 7-10 hari) histerektomi• Terapi dengan profilaksis dengan sistostatika• Follow up: Pemeriksaan kadar β-HCG setiap minggu atau setiap 2 minggu

sampai kadar menjadi negatif sebulan sekali selama 6 bulan kemudian 2 bulan selama 6 bulan.

Page 30: Patologi Kehamilan

Plasenta Previa

plasenta yang terletak pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh

ostium uteri internum

Page 31: Patologi Kehamilan
Page 32: Patologi Kehamilan

• Insidensi: 5% pada trimester kedua, • 90% akan menghilang• Faktor Predisposisi1. Multiparitas2. Kehamilan dengan ibu berusia lanjut( >/ = 35 tahun)3. Riwayat seksio sesarea sebelumnya

Page 33: Patologi Kehamilan

Klasifikasi 1. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila

plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum. 2. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi

sebagian ostium uteri internum.3. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada

pada pinggir ostium uteri internum. 4. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta

berada pada jarak kurang lebih 2 cm dari ostium uteri internum.

Seiring dengan perkembangan kehamilan, pendataran serta pembukaan servix, klasifikasi plasenta previa dapat berubah.

Page 34: Patologi Kehamilan
Page 35: Patologi Kehamilan

Terapi• Konservatif• Terminasi

Rencanakan terminasi kehamilan jika: Usia kehamilan cukup bulan Janin mati atau menderita anomali atau

keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali)

Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang usia kehamilan

Page 36: Patologi Kehamilan

Solutio Plasenta Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta, pada lokalisasi yang normal, sebelum janin lahir pada

umur kehamilan 20 minggu atau lebih

Page 37: Patologi Kehamilan

• Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.

• Gejala dan tanda :• Nyeri perut/rahim, • perut terasa tegang• Nyeri punggung.• Pendarahan pada vagina• palpasi bagian janin sulit diraba• Kontraksi berlangsung cepat.• gerak janin berkurang

Page 38: Patologi Kehamilan

Faktor Resiko

• merokok atau yang menyalahgunakan narkoba.• berusia di atas 40 tahun.• pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya.• pernah melahirkan bayi kembar.• memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.• memiliki gangguan pembekuan darah.• pernah mengalami trauma pada perut, seperti

terjatuh atau terkena pukulan.• Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.

Page 39: Patologi Kehamilan
Page 40: Patologi Kehamilan

Penanganan

• Konservatif• Terminasi kehamilan

Page 41: Patologi Kehamilan

Serviks inkompeten

pemendekan dan penipisan leher rahim (serviks) terjadi secara dini pada kehamilan yang bukan disebabkan oleh proses persalinan, melainkan akibat lemahnya struktur

serviks

Page 42: Patologi Kehamilan
Page 43: Patologi Kehamilan

Faktor Resiko

• riwayat serviks inkompeten pada kehamilan sebelumnya,

• pembedahan, • cedera leher rahim, • pemberian obat DES (dietilstilbestrol) , • kelainan anatomi leher Rahim• kauterisasi serviks (untuk menghilangkan

pertumbuhan atau menghentikan pendarahan)

• biopsi kerucut.

Page 44: Patologi Kehamilan

Gejala minimal saat terjadi dilatasi leher rahim antara 16 dan 28 minggu kehamilan.

Ketika leher rahim mencapai 4 cm atau lebih, rahim berkontraksi atau pecah ketuban dapat terjadi.

Page 45: Patologi Kehamilan

Penanganan

Cerclage (jahitan menutup leher rahim)

video

Page 46: Patologi Kehamilan

???Terimakasih