Upload
47sina
View
519
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
PAUTAN & PINDAH SILANG
Drg. Risma Aprinda K.
Fak.Saintek UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jumlah kromosom pd ovum dan sperma sama : ½ jumlah kromosom sel tubuh
Organisme hasil fertilisasi bersifat diploid (2n)
Dalam peristiwa meiosis, kedua perangkat kromosom memisah secara bebas dan mengelompok juga secara bebas dengan kromosom lain yang bukan homolognya
Hukum Mendel Monohibrid
→ perbandingan fenotip = 3 : 1→ Hk. Mendel I : “The Law of Segregation of Allelic Genes” → Pada saat pembentukan gamet2,
maka gen2 yang menentukan suatu sifat mengadakan segregasi
(memisah), sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja.
Intermedier
→ Intermedier : sifat diantara yang dimiliki oleh kedua induknya
→ Perbandingan fenotip = 1 : 2 : 1
Dihibrid
→ Perbandingan fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
→ Hk. Mendel II : “The law of Independent Assortment of Genes”
→ Anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tdk saling mempengaruhi) ketika berlangsung meiosis selama pembentukan gamet2
PAUTAN Peristiwa dimana dua atau lebih gen
terdapat pada satu kromosom yang sama
Peristiwa pautan terjadi karena organisme memiliki jumlah gen lebih banyak daripada jumlah kromosom
Gen2 bersama alel2nya yang terletak pada sepasang kromosom homolog berkelompok, dinamakan kelompok berangkai (linkage group)
Banyaknya kelompok berangkai pada suatu individu ekuivalen dengan jumlah kromosom haploid dari individu yg bersangkutan, misal: manusia (n=23), terdapat 23 kelompok berangkai
Dibedakan menjadi Pautan autosomal Pautan kelamin
Pautan Autosomal
Contoh : Warna tubuh dan ukuran sayap
Drosophila melanogaster
Pautan Kelamin
Contoh : warna mata pada Drosophila melanogaster
Pada manusiaTerpaut kromosom-X : buta warna dan haemofiliaTerpaut kromosom-Y : hairy-pina (hipertrikosis) dan keratoma dissipatumsifat2 yang disebabkan adanya pautan pd kromosom-Y disebut holandrik
Tidak ada pautan :
A ba B
Ada Pautan :
Coupling Phase: (AB)(ab) atau AB/ab
→ Dua alel dominan atau dua alel resesif pada satu kromosom
B b
A a
Repulsion Phase: (Ab)(aB) atau Ab/aB
→ Satu alel dominan dan satu alel resesif pada satu kromosom
A a
b B
letak gen2 sangat berdekatan satu sama lainnya, sehingga saat pembentukan gamet2 (tahap pemisahan kromosom selama meiosis), gen2 itu selalu bersama2 menuju gamet
Individu dgn genotip AB/ab membentuk 2 gamet saja : AB dan ab
Individu dgn genotip Ab/aB membentuk 2 gamet saja : Ab dan aB
Drosophila melanogaster B = warna tubuh kelabu b = warna tubuh hitam V = sayap panjang v = sayap pendek P1 : (BV) (BV) X (bv) (bv)
Gamet : (BV) (bv) F1 : (BV) (bv) → coupling
phase
P2 : (BV) (bv) X (BV) (bv)
Gamet : (BV) dan (bv) F2 : (BV)(BV), (BV)(bv), (bv)(BV), (bv)(bv) 3 kelabu panjang : 1 hitam pendek
Cu = sayap normal cu = sayap keriput Sr = dada polos sr = dada bergaris2 P1 : (cuSr) (cuSr) X (Cusr) (Cusr)
Gamet : (cuSr) (Cusr) F1 : (Cusr) (cuSr) → repulsion phase
P2 : (Cusr) (cusr) X (Cusr) (cuSr)
Gamet : (Cusr) dan (cuSr) F2 : (Cusr)(cuSr), (Cusr)(Cusr), (cuSr)(cuSr) Fenotip : 2 sayap normal dada polos : 1 sayap normal dada bergaris :
1 sayap keriput dada polos
PINDAH SILANG
Gen2 yag terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya sehingga gen2 itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid2 pada sepasang kromosom homolog
Pindah silang : Proses penukaran segmen dari kromatid2 bukan kakak beradik (nonsister chromatids) dari sepasang kromosom homolog
Terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metafase I), saat kromosom telah mengganda menjadi 2 kromatid
Saat kromosom berpasangan dan membentuk sinapsis, terjadi pindah silang antara 2 kromatid yang tidak berpasangan
Tempat persilangan 2 kromatid disebut kiasma
Pada saat kromosom2 hendak memisah (Anafase I), kromatid2 yang bersilang itu melekat dan putus di bagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Gen2 yang terletak pd bagian yg pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke kromatid sebelah.
Pindah silang dibedakan atas : Pindah silang tunggal Pindah silang ganda (double crossing
over)
Faktor yang Mempengaruhi Pindah Silang Temperatur
Temperatur ↑/↓ dr temperatur biasa dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang
UmurMakin tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah silang
Zat kimiaZat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang
Penyinaran dengan sinar-X
Dapat memperbesar kemungkinan pindah silang
Jarak antara gen2 yang terangkai
Makin jauh letak suatu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang
Jenis kelamin
Dapat dijumpai pada jantan atau betina, kecuali : Ulat sutera (Bombix maori) betina dan Drosophila jantan
Dengan terjadinya pindah silang akan terbentuk 4 macam gamet :
2 gamet tipe parental/induk→ memiliki gen2 seperti yang dimiliki
parentalnya/induknya 2 gamet tipe rekombinasi
→ gamet2 tipe baru sebagai hasil adanya pindah silang
AB = KP
Ab = KR
aB = KR
ab = KP
A B
a b
Nilai pindah Silang (NPS) : angka yg menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan sebagai akibat terjadinya pindah silang
Jumlah tipe rekombinasi NPS = x 100%
Jumlah seluruh individu
M = biji ungu m = biji merah B = biji panjang b = biji bulat Jika terjadi pindah silang, maka gamet yang
terbentuk 4 macam : (MB), (Mb), (mB), (mb) Di mana (MB) dan (mb) kombinasi parental (KP) Sedangkan (Mb) dan (mB) kombinasi
rekombinan (KR)
P1 (MB)(MB) X (mb)(mb)
(ungu, panj) (mrh,pdk)
G (MB) (mb)
F1 (MB)(mb)
Coupling Phase
M = warna ungu m = warna merah B = serbuk sari panjang b = serbuk sari bulat P1 : ♀ (MB)(MB) X ♂(mb)(mb) Gamet : (MB) (mb) F1 : (MB)(mb) → ungu panjang P2 : ♀ (MB)(mb) X ♂ (mb)
(mb) Gamet : (MB), (Mb), (mB), (mb) (mb)
F2 ♂
♀
mb Jumlah
MB (MB)(mb) 192 (=n)
Mb (Mb)(mb) 23 (=1)
mB (mB)(mb) 30 (=1)
mb (mb)(mb) 182 (=n)
Jumlah = 427
Hasil uji silang yg jumlahnya banyak disebut n, sedangkan yang jumlahnya sedikit disebut 1
Rasio fenotip pindah silang dengan susunan coupling phase = n : 1 : 1 : n
Repulsion Phase
M = warna ungu m = warna merah B = serbuk sari panjang b = serbuk sari bulat P1 : (Mb)(Mb) X (mB)
(mB) Gamet : (Mb) (mB) F1 : (Mb)(mB) → ungu panjang P2 : (Mb)(mB) X (mb)(mb) Gamet : (MB), (Mb), (mB), (mb) (mb)
F2 ♂
♀
mb Jumlah
MB (MB)(mb) 14 (=1)
Mb (Mb)(mb) 178 (=n)
mB (mB)(mb) 160 (=n)
mb (mb)(mb) 18 (=1)
Jumlah = 370
Rasio fenotip pindah silang dengan susunan repulsion phase = 1 : n : n : 1