Upload
dyah-ajeng-permatahani
View
33
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PBL
Citation preview
PBL 3
KASUS• Pasien tn. J usia 52 tahun datang dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas terutama dirasakan apabila pasien tidur berbaring dan terasa lebih nyaman apabila pasien berada dalam posisi setengah duduk atau berbaring dengan menyangga kepala menggunakan bantal lebih dari 3. pasien mengaku sering terbangun dari tidur saat malam hari karena sesak. Pasien juga mengeluhkan kaki bengkak, badan terasa mudah lelah, mual, perut terasa penuh dan kembung. Pasien menyangkal adanya batuk, demam dan gangguan buang air kecil
KLARIFIKASI ISTILAH1. sesak nafas ( berbaring dan tidur )• Dispnea : sulit nafas ortopnea ( nafas pendek saat
posisi berbaring dan biasanya diperjelas dgn penambhan bantal) . (alifa)Paroksismal (timbul malam hari, ubh duduk biar bisa bernafas
• De effort : saat kegiatan ilang saat istirahat; platipnea (posisi tegak; trepopnea (posisi lateral ) (muthia )
• Akut ( kurang dari 1 bulan ); kronis ( lebih dari 1 bulan ) ( ajeng)
2. Mual• Sensasi tdk menyenangkan di epigastrium dan abdomen
muntah ( nisa)
.3. Bengkak• Tumor atau edem karena cairan (faishal)• Cairan berlebih di rubuh di kompartemen cairan
iekstrasel Klasifikasi ; edem lokal (organ/pembeluh drh ttt) dan general (edem umumsebagian besar tubuh ) (ajeng)
• Efusi , penimbunan di peritoneal asites (revi)4. Kembung• Bloating : pembesaran ato ningkatnya area abdominal
tdk normal kembung ( kencang, nyeri ) (muthia)
Batasan masalah• tn J • Laki2 52 tahun• Keluhan utama : sesak nafas• Onset : 2 hari• Kualitas : mengganggu aktivitas tidur• Kuantitas : sering• F. berat: tidur berbaring• F. ringan : posisi setengah duduk, bantal > 3• Keluhan penyerta : kaki bengkak, lelah, mual, perut penuh dan kembung, • Sangkal : batuk, demam, bak• Rpd : -• Rpk : -• Rs :
Analisis masalah
1. . mekanisme sesak nafas, knapa bisa berkurang saat setengah duduk, bertambah saat berbaring , sesak malam hari?
• Ortopnea saat berdiri terjadi penimbunan cairan di kaki , saat berbaring cairan balik lagi ke vena tekanan di dada penuh sesak (revi)
• Aktivasi sistem sensorik di sistem respirasi info sensorik sampai ke pusat poernafasan di otak memproses respiratory related sinyal hasilkan pengaruh kognitif, kontektual, perilaku terjadi sensasi dispnea ( senri)
. Mekanisme mual ?• Pengenalan sadar di pusat muntah (medula
oblongata posterior) impuls iritasi sal cerna . Otak bawah, impuls korteks cerebri untuk mntah (muthia
Hubungan keluhan tambahan dengan keluhan utama ?
. • Edem : gang sirkulasi elektrolit di plasma karna sumbatan
atau trombud ( DVT; sumbatan atu gang jantung) kumpul di ektremitas vr turun jaringan lepasin cairan ke interstitial (nurul)
• Mudah lelah : karena kegagalan perfusi --> o2 kurang lelah (revi)
• Perut kembung : edem peritonium visceral abdomen trombus /gang jantung darah vena tdk kembali ke vena cava cairan terakumulasi di vena hepatika/ daerah peritoneal/ akumulasi gas ;;; perut penuh organ terdesak karna cairan ;;; kembung edem , penambahan diameter (nurul)
Hubungan keluhan yg disangkal dengan keluhan utama ?
• Keluhan sesak nafas jantung (tdk ada batuk) atau paru ( ada gejala lain : batuk bendungan di paru ) (nisa)
• Demam adanya peradangan atau tidak (perikarditis) (nisa)
• Keluhan BAK ; sindroma nefrotik ( retensi cairan sesak nafas) , oliguria, berbusa (muthia)
Anamnesis tambahan • Pada awalnya pasien mengeluhkan sering merasa
lelah, dan muncul sesak apabila pasien berjalan jauh atau naik tangga, dan dirasakan berkurang bila istirahat.
• Namun keluhan tsb bertambah parah dan muncul saat aktivitas sehari-hari butuh waktu l istirahat lama
• Berdebar-debar (palpitasi0• RPD : hipertensi putus berobat• Sangkal : anemia, kencing manis, ginjal,
pembesaran kelenjar gondok, demam rematik
• Nyangkal gondok besar : berkaitan dengan edem
• Anemia : kompensasi perfusi co normal• Ginjal : edem (faishal )
DD Gagal jantung kongestif Tanda : ortopnea, dispnea
nokturnal, edem• Def : lgagalan jantung untuk kompensasi kebutuhan • Etio: ami, hipertensi, stenosis• Klasifikasi : sistolik (untuk kontraksi turunin co)/diastolik (ventrikel ga bisa
relaksasi ejeksi atrium meningkat) , low output (penuruna co : hipertensi, kardiomiopati, kelainan katup) high output ( co meningkat ) kanan ( mengenai atrium ventrikel kanan kongesti sistemik ) kiri (kongesti pumonal hipertensi sitemik), akut (onset tiba2 ima trksnanan turun tanpa edem) kronis (takanan darah normal, edem jaringan) (faishal)
• NYHA : 1 : disfungsi, tanda gejala belum muncul; 2 : disfungsi , tanda gejala saat aktivitas sedang ; 3 : disfungsi, tanda gejal saat aktivitas ringan ; 4 : istirahat total
• Kriteria : mayor (pnd, rale, jvd, kardiomegali, edem pulmo akuit, gallop s 3, vr ningkat); minor ( edem , batuk malam, dispnea saat aktivitas, hepatomegali, efusi pleura, takikardi, bb turun 4-5 kg 5 hari (alifa)
• Penurunan bb : kriteria mayor or minor; nentuin 1 mayor 2 minor • Klasifikasi aha : 1 (ga ada kelainan fungsional ), stage b ( fr ada, ada
kelainan, ), stage c ( dekompensasi/ pernah gagal jantung , kelainan struktural ) stage d : gagal jantung kronis (revi)
• Kiri (dispnea, ortopnea, edem pulmo akut, penurunan co, crackle paru, ) kanan ( co turun, disritmia , penurunan bunyi nafas. Fatigue (nurul)
• Pf : vital sign : td : > 140/90» Nadi > 100» Suhu normal» Rr meningkat >20» Jvp meningkatPenambahan otot nafas tambahan, cuping hidungToraks : ronkhi/ wheezingAuskultasi : jantung s 3 , s 4Bb naikPulsus alterans +Perut besar, bising usus +, nyerti tekan, penurunan suara
2. Kardiomiopati Tanda : takipnea, dispnea, PF: bj 3
• Sekelompok ditandai kerusakan miokardium• Klasifikasi : kongestif ( anak usia < 2 thn
infeksi ) manifes ( takipnea, dispnea, kardiomegali, hepatomegali, bj 3, irama derap, pansistolik ) ; obstruktif ( nyeri dada , sesak nafas, sinkop, nadi jerky, iktus kordis tampak dan teraba, bj 4, pansistolik) (revi)
• Ekg : hiperventrikel kiri (ajeng)
3. Infark miokard akutRiwayat hipertensi, mual muntah
karena nyeri, takikardi
• Def : nekrosis miokard sumbatan a coronaria
• Nyeri dada, aritmia• Pf : tdk ada yg khas• Ekg : st elevasi, t invertd. Q ptologis• Penanda jantung : troponin , ck-mb
Info 2• Kes um : sesak, lelah • Kesdran : compos mentis• Td : 160/ 100 stage 2• Nadi : 126 x, takikardi • Rr 30x takipnea• Suhu : 36,8 n• Kepala : nafas cuping hdng , lidah sianosis (turun perfusi )• Leher : normal• Paru : inspek dbn, palpasi dbn, perkusi dbn. Ronki potif• Jantung : iktus kordis sic vi , pulsus parasternal sisnistra +, thrill +• Batas kiri atas : pembesaran kekiri ; kiri bawah : pembesaran kiri
bawah • Auskultasi : s2>s1 ( normal s1>s2) , pansistolik derajat 3, gallop +• Abdomen : cembung, bising usus +, pekak alih +, pekak supel +• Hepar : normal• Ektremitas : - edem bawah, akral dingin atas bawah, (hipoperfusi o2
• Kriteria : mayor (pnd, rale, jvd, kardiomegali, edem pulmo akuit, gallop s 3, vr ningkat); minor ( edem , batuk malam, dispnea saat aktivitas, hepatomegali, efusi pleura, takikardi, bb turun 4-5 kg 5 hari (alifa)
GAGAL JANTUNG KONGESTIF ( FREMINGHAM) KELOMPOK 4 (NYHA)• Patofis, interpretasi fisik • - pulsus epigastrik• Pulsus parasternal• Pekak alih• Pekak sisi• Pekak undulasi, supel• Penegakkan diagnosis• Patomek• Talak• Prognosis• komplikasi