PBL Blok 3 (Biologi Sel 1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Penerapan Teknologi Genomik

PendahuluanDalam setiap spesies terdapat anggota kelompok populasi dengan cirri-ciri yang berbeda satu sama lain. Bahkan antara dua individu, meskipun merupakan anggota spesies yang sama. Keduanya dapat berbeda-beda karena variasi berbagai factor antara lain genetic, umur, jenis kelamin, makanan, stadium daur hidup, bentuk tubuh, habitat dan lain-lain. Secara genetic tidak ada dua individu dalam spesies yang persis sama. Kecuali jika gen- gen tersebut mengalami mutasi atau dengan kata lain gen tersebut abnormal. Menghadapi implikasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi orang sepertinya dibawa masuk ke dalam sebuah rimba dilema. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu genetika berkembang terus hingga saat ini. Karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologipun semakin maju. Telah dirancang pula suatu teknologi yang dapat mengetahui apakah sebuah sel tersebut mengandung gen normal atau abnormal, yaitu teknologi genomik. Tujuan para ahli merancangnya yaitu untuk memudahkan kita dalam mendeteksi kelainan atau mutasi dari suatu gen. Tujuan dari pembelajaran teknologi genomik ini yaitu kita dapat mengetahui adanya gen-gen abnormal pada sel tubuh kita denga menggunakan beberapa tahap atau metode yang telah ditemukan oleh para ahli. Serta, khususnya dalam bidang kedokteran, bermanfaat untuk mendiagnosis penyakit.Teknologi genomikseiring dengan perkembangannya IPTEK banyak ilmuwan-ilmuwan yang telah menciptakan beberapa metode untuk melihat ataupun menguji suatu materi genetik makhluk hidup. Kombinasi dari inovasi teknologi sekuensing, elektroforesis dengan cara kapiler, robotisasi, dan otomatisasi inilah yang mempercepat proses sekuensing. Genomika, kajian tentang genom dan gen yang didasarkan pada pengurutan DNA, menghasilkan wawasan baru atas pertanyaan mendasar tentang organisasi genom, pengontrolan ekspresi gen, pertumbuhan dan perkembangan, serta evolusi. Informasi ini dan teknologi yang digunakan untuk memperolehnya dapat juga memberi kiita manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam bidang kedokteran, untuk mendiagnosis penyakit maupun berfungsi dalam perkembangan produk farmasi, kemudian dapat mengidentifikasi gen-gen yang mutasinya bertanggung jawab atas penyakit-penyakit genetik. Berikut akan dibahas secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi genomik (gen, DNA, enzim restriksi, PCR, dan teknik untuk menentukan urutan DNA spesifik).a. GenGen merupakan bagian dari molekul DNA dan gen adalah suatu zarah yang kompak dan menempati suatu lokus pada kromosom yang mengandung satuan informasi genetika dan mengatur sifat menurun tertentu. Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen adalah suatu unit terkecil dari bahan sifat-sifat menurun.1 Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 8 m (mikron). Secara sederhana gen merupakan unit molekul DNA atau RNA dengan panjang minimum tertentu yang membawa informasi mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein, atau yang menentukan struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA ribosom) atau tRNA (transfer RNA).2 Sedangkan pengertian genom yaitu satu kesatuan gen yang secara alami dimiliki oleh satu sel atau virus, atau satu kesatuan kromosom jasad eukariot dalam fase haploid.2 Dengan batasan semacam ini maka dapat dimengerti bahwa sepotong molekul DNA yang tidak membawa informasi genetik yang lengkap tidak dapat disebut sebagai gen melainkan hanya sebagai fragmen DNA. Demikian juga, satu kromosom suatu jasad yang mempunyai lebih dari satu kromosom juga tidak dapat disebut sebagai genom jasad tersebut. Gen dapat ditemukan didalam inti sel yag merupakan bagian dari organel sel.sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.3 Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel sehingga sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel yang hidup mempunyai struktur sama, yaitu terdiri atas membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel yang terdapat didalamnya.

1. Membran plasmaMembran plasma merupakan lapisan terluar berupa selaput yang didalamnya berisi materi yang jernih, terdiri atas lapisan ganda fosfolipid dengan gumpalan-gumpalan protein. Membran plasma mempunyai fungsi, antara lain: Pengatur gerakan materi dari dalam sel atau dari luar sel. Tempat terjadinya beberapa reaksi kimia tertentu. Penghubung antara bagian luar dan bagian dalam sel Penghubung transfer energi antara dalam sel dan luar sel.

2. SitoplasmaMateri jernih yang berada dalam membran plasma dinamakan sitoplasma. Fungsi utama kehidupan berlangsung disitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung didalam ruangan berisi cairan kental ini. Kandungan kimia sitoplasma adalah air (75%) serta protein dan enzim. Didalam sitoplasma terdapat inti sel dan organel.

3. Organel selOrganel sel atau alat sel merupakan benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bertugas menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. Organel di dalam sel mempunyai fungsi yang berbeda antara satu sama lain. Organel-organel yang terdapat didalam sel adalah sebagai berikut.

a. Inti sel (nukleus)Inti sel merupakan bagian sel yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan organel sel pada umumnya. Letak inti sel kadang ditengah atau dibagian tepi, berbentuk bulat atau lonjong. Inti sel berperan sebagai pusat pengendali kegiatan sel. Didalam inti sel terdapat gen (materi pewarisan sifat), selain itu terdapat pula cairan inti (nukleoplasma), anak inti (nukleolus), dan selaput inti.4

b. RibosomRibosom merupakan suatu tempat di dalam sel yang juga merupakan tempat protein diproduksi. Ribosom paling banyak terdapat di hati (hepar).

c. Retikulum endoplasmaRetikulum endoplasma atau RE merupakan organel yang mempunyai hubungan beberapa bagian dengan sistem endomembran. Sistem endomembran merupakan suatu hubungan antar membran secara fisik. Banyak organel dalam sistem endomembran yang bekerja sama dalam sintesis protein, penyimpanan, dan ekspor molekul penting. Ada 2 macam RE, yaitu RE halus dan RE kasar. Pada RE halus tidak dijumpai adanya ribosom di membran sebelah luarnya, sedangkan pada RE kasar dijumpai adanya ribosom di dinding sebelah luar membran. d. Badan golgiBadan golgi (apparatus golgi atau diktiosom) mempunyai struktur sebagai timbunan kantong kempis yang masing-masing tidak berhubungan. Badan golgi berperan utama dalam proses sekresi. Badan golgi terdiri atas dua sisi, salah satu sisinya berfungsi menerima kantong transpor yang dihasilkan oleh RE. Kantong trasnpor mengaandung glikoprotein. Sementara sisi lain berfungsi mengeluarkan substansi yang tertinggal dalam RE. Substansi tersebut di kemas dalam kantong transpor dan merupakan produk terakhir. e. LisosomLisosom berbentuk bulat seperti bola dengan diameter 500 nm. Lisosom mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk kedalam sel. Lisosm dihasilkan oleh RE kasar dan badan golgi. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, dan fosfatase. Enzim-enzim ini dibuat oleh ribosom yang menempel pada RE. Lisosom juga berfungsi merusak bakteri jahat dan menghancurkan organel yang rusak. f. MitokondriaMitokondria merupakan tempat terjadinya proses respirasi seluler yang mengubah energi kimia dari makanan menjadi energi kimia dan molekul pembakar seluler yang di sebut ATP (adenosine trophosphate). ATP menjadi agen dalam berbagai reaksi kimia termasuk sintesis enzim.

b. DNADNA berfungsi sebagai bahan genetik untuk sel baik prokariot maupun eukariot. DNA berfungsi mengkode protein, rRNA, dan tRNA atau berfungsi mengatur sintesis produk gen. Pada eukariot, DNA terletak di inti, dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung inti. DNA eukariotik terikat ke protein, membentuk suatu kompleks yang dikenal sebagai kromatin. Masing-masing molekul DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang disatukan oleh ikatan hidrogen antar basa. Adenin pada satu untai membentuk pasangan basa dengan timin, dan guanin membentuk pasangan basa dengan sitosin. Akibat pasangan basa ini, dua untai DNA saling melengkapi (bersifat komplementer). Adanya pembentukan pasangan basa memungkinkan satu untai DNA berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis untai yang lain.DNA sel eukariotik berukuran lebih besar dibandingkan dengan DNA bakteri yang mengandung lebih dari 4 x 106 pasangan basa, berat molekulnya lebih dari 2.500 x 106, apabila molekul diluruskan panjangnya hampir mencapai 2 mm. DNA sel eukariotik yaitu DNA kromosom manusia yang paling panjang memiliki ukuran 7 cm, pada kenyataannya DNA dari semua 46 kromosom dalam sebuah sel manusia diploid, apabila disambung ujung-ke-ujung, akan terentang dengan jarak 2 m, DNA ini mengandung 6 x 109 pasangan basa.

c. Reaksi berantai polimerase (PCR)Reaksi berantai polimerase adalah suatu metode in vitro yang dapat digunakan untuk pembuatan cepat DNA dalam jumlah sangat besar.5 Metode ini sangat cocok untuk memperbanyak DNA untuk prosedur pemeriksaan klinis atau forensik karena hanya diperlukan sampel DNA yang sangat sedikit sebagai bahan awal. DNA dapat diperbanyak oleh reaksi berantai polimerase dari sehelai rambut tau setetes darah.

d. Enzim restriksiEnzim yang disebut sebagai endonuklease restriksi (restriction endonuklease) memungkinkan para ahli biologi molekular memutuskan segmen DNA dari genom berbagai jenis sel atau untuk memperoleh fragmen DNA yang berasal dari sumber lain.Enzim restriksi adalah suatu endonuklease yang mengenali urutan pendek DNA, biasanya panjangnya 4-6 pb (pasangan basa), dan memutuskan kedua untai DNA di dalam urutan tersebut. Sifat utama enzim restriksi spesifisitasnya. Enzim ini selalu memutuskan urutan DNA yang sama dan hanya memutuskan diurutan tertentu. Sebagian besar DNA yang dikenali oleh enzim restriksi adalah palindrom, yaitu kedua untai DNA memiliki urutan basa yang sama apabila dibaca dari arah 5 ke 3.Enzim restriksi memiliki tiga tipe, tipe I memotong DNA secara acak dan jauh dari sekuens pengenalannya, tipe II memotong DNA dekat atau pada situs pengenalan, enzim tipe II yang umum digunakan adalah HhaI, HindIII, EcoRI, dan NotI. Tipe III tidak digunakan dalamlaboratorium.Hal ini dikarenakan enzim ini memotong di luar situs pengenalan dan membutuhkan dua sekuen dengan orientasi berlawanan pada DNA yang sama untuk menyelesaikan pemotongan sehingga enzim ini jarang menghasilkan potongan sempurna. Enzim restriksi EcoRI mendeskripsikan bakteri Escherichia coli strain RY13 dan Urutan I enzim yang ditemukan pada bakteri ini. Enzim ini termasuk subtipe ortodoks, yang memotong pada situs pengenalan urutan heksanukleotida 5- GAATTC-3. Enzim restriksi pada umumnya bekerja padapH7.4, suhu 37C dan memerlukan bermacam-macam kekuatanionik, tergantung dari jenis enzimnya. Beberapa enzim memerlukan optimasi khusus agar proses restriksi berjalan dengan baik, biasanya dikemas bersama dengan 10xlarutan penyanggareaksi yang telah dioptimasi. EcoRI memiliki kandungan garam tinggi namun aktif pada keadaan garamsedang sehingga digunakan larutan penyangga KCl dan NaCl. Kondisi optimal ketika melakukan proses digesti sangat penting.Karena jika kondisi optimal tidak tercapai, enzim akan memotong secara tidak normal. Berikut beberapa jenis enzim restriksi.

Tabel 1.1 Urutan yang Dipisahkan oleh Enzim Restriksi yang Terseleksi5

Sumber: Buku Biokimia Kedokteran Dasar

Hasil pemotongan enzim restriksi endonuklease ada dua macam yaitu unjung blunt atau flush dan ujung sticky atau cohesive. Ujung blunt atau flush menghasilkan fragmen yang double-stranded (potongan yang dibuat oleh enzim ini tumpul) sedangkan ujung sticky atau cohesive (potongan yang dibuat oleh enzim ini lancip) menunjukkan enzim restriksi endonuklease pada posisi yang berbeda dari dua untai DNA yang komplementer. Beberapa pemotong ujung sticky menghasilkan ujung 5 atau ujung 3 yang menggantung.

Gambar 1.2 A) Sticky Ends dan B) Blunt Ends5

Sumber gambar A dan B: Buku Biokimia Kedokteran Dasar

e. Deteksi urutan DNA spesifik

Untuk mendeteksi urutan DNA spesifik, DNA biasanya dipindahkan ke suatu penyokong yang padat, misalnya selembar kertas nitroselulosa. Teknik serupa digunakan untuk memindahkan pita DNA dari gel elektroforetik ke lembar nitroselulosa.Pada tahun 1975 E.M. southern menciptakan suatu teknik, dengan mengembangkan prosedur hibridisasi, yang menggunakan namanya. Untuk mengidentifikasi urutan DNA pada gel. Terbentuk southern blot apabila DNA pada blot nitroselulosa gel elektroforesis dihibridisasi dengan probe DNA. Probe adalah DNA untai tunggal yang dapat membentuk pasangan basa dengan urutan komplementer pada polinukleotida untai tunggal lain yang tersusun dari DNA atau RNA.5 Proses ini dikenal sebagai penyatuan kembali (reannealing) atau hibridisasi. Sensitivitas hibridisasi ini dapat diatur untuk mendeteksi urutan yang serupa (homolog). Para ahli biologi molekuler memutuskan untuk menggunakan kompas sewaktu memberi nama dua teknik tambahan. Dihasilkan pula northern blot apabila mRNA pada blot nitroselulosa dihibridisasi dengan probe DNA.5 Pada northern blot ini mRNA (molekul utuh dan bukannya fragmen) digunakan sebagai subjek anlisis hibridisasi. Biasanya tujuannya adalah untuk menentukan apakah gen tertentu telah ditranskripsi dan berapa banyak mRNA yang ada. Northern blot telah menjadi pendorong penelitian pada pengontrolan ekspresi gen. Suatu teknik yang sedikit berbeda tetapi masih berkaitan. Selanjutnya yang dikenal dengan westhern blot, meliputi proses pemisahan protein oleh elektroforesis gel dan probing dengan antibodi berlabel terhadap protein spesifik.5

gambar 1.2 southern, northern, dan western blot. Pada prosedur southern blot, molekul DNA dipisahkan oleh elektroforesis, didenaturasi, dipindahkan ke kertas nitroselulosa (dengan cara blotting), dan dihibridisasi dengan probe cDNA. Pada prosedur northern blot, dilakukan elektroforesis dan pengolahan dengan cara yang sama terhadap RNA. Kecuali tidak digunakan basa (basa menyebabkan hidrolisis RNA). Pada westhern blot, dilakukan elektroforesis terhadap protein dan digunakan probe bersama antibodi spesifik. Probe diberi label untuk melihat pita-pita yang membentuk hibridisasi dengan probe tersebut.5sumber: Buku Biokimia Kedokteran Dasar

Pembahasan kasusDari kasus dapat kita ketahui bahwa terjadi mutasi gen pada sel janin yaitu dari urutan basa GAATTC bermutasi menjadi GCATTC (basa A berubah menjadi C). Untuk mengetahui keadaan/mendeteksi keabnormalan gen tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi genomik yaitu dengan mengambil sampel gen yang berada dalam inti sel yang mengalami gangguan kemudian sampel DNA tersebut diperbanyak menggunakan sebuah alat yaitu PCR. Tujuan DNA tersebut diperbanyak, supaya tidak mudah kehilangan sampel atau ada cadangan sampel jika ingin mendeteksinya kembali. DNA yang sudah diambil tersebut kemudian dipotong atau dipisahkan dengan menggunakan enzim restriksi yaitu enzim restriksi yang jenis EcoR1. Setelah itu dengan berbagai tahap dalam laboratorium, enzim tersebut diamati dan dianalisis untuk mengetahui apakah gen pada sel dalam tubuh kita itu normal atau abnorm. Proses atau teknik yang digunakan dalam mendeteksi DNA dikenal dengan southern blot.

KesimpulanDengan terciptanya berbagai teknik modern tentang genetika oleh para ahli yang disertai dengan perkembangan alat-alat modern, kita khususnya tenaga yang bergerak dibidang kedokteran dapat dengan mudah mendeteksi berbagai jenis penyakit, mengetahui jika terjadi mutasi gen, dan masih banyak manfaat-manfaat lainnya yang dapat kita peroleh.

Daftar pustaka1. Diunduh dari http://aimarusciencemania.wordpress.com/2012/06/08/makalah-evolusimutasi-gen-frekuensi-gen-dalam-populasi-dan-hukum-hardy-weinberg/, tanggal 14 desember 2012.2. Yuwono T. Biologi molekular. Jakarta: erlangga; 2008.p.75.3. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif. Jakarta: azka press; 2007.p.1.4. Suyitno, Sukirman. Biology. Jakarta: yudhistira.2006.p.60.5. Marks DB, Marks AD, smith CM. Biokimia kedoktern dasar. Jakarta: EGC;2000.p.239-42.6. Diunduh dari http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/22/pemotongan-molekul-dna-menggunakan-enzim-restriksi/, tanggal 19 des 2012.1