PBL Blok 4 (Biologi Sel 2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Ekspresi Gen dalam Tubuh Manusia

Pendahuluan

Saat ini, perubahan besar yang terjadi pada ilmu pengetahuan biologis mulai menimbulkan reaksi pada ilmu kedokteran dan mengalami revolusi. Informasi baru tentang gen dan teknik baru yang menyelidiki genom manusia akan secara total dan cepat mengubah praktek ilmu kedokteran. Dalam tubuh manusia terdapat banyak gen yang merupakan suatu unit dasar hereditas dalam suatu kehidupan organisme, yang nantinya akan terekspresi menjadi fenotif (sifat yang tampak). Sebagai contoh yaitu rambut hitam, kulit sawo matang, hidung mancung, dan sebagainya. Bagaimana suatu gen yang ukurannya sangat kecil dapat menjadikan hal tersebut?. Dalam istilah biologi molekuler kita kenal dengan istilah dogma sentral biologi molekuler. Dogma disini merupakan suatu kerangka kerja untuk dapat memahami urutan transfer informasi antara biopolymer (DNA, RNA, protein) dengan cara yang paling umum dalam organisme hidup. Sehingga secara garis besar, dogma sentral maksudnya adalah semua informasi terdapat pada DN, kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan sebagian informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut translasi. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini kita dapat mengetahui bagaimana informasi genetik diwariskan dan di ekspresikan.

Protein1Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup.Protein disintesis dari asam amino yang berlangsung disebagian besar sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen. Sintesis protein dikendalikan dari nukleus oleh DNA. DNA menentukan struktur semua molekul protein, terutama enzim, yang mengkatalis seluruh aktivitas seluler termasuk sintesis DNA itu sendiri. Peristiwa sintesis protein, sering disebut sebagai dogma sentral biologi molekular.2

Replikasi DNA RNA Protein transkripsi translasi

a. Replikasi2Bahan genetik yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses perbanyakan sebagai salah satu tahapan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel. Proses perbanyakan bahan genetik dikenal sebagai proses replikasi. Replikasi bahan genetik dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali pertumbuhan sel. Secara umum, replikasi bahan genetik merupakan proses pengkopian rangkaian molekul bahan genetik (DNA atau RNA) sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik. Ada tiga hipotesis yang menjelaskan replikasi DNA, yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif.1. KonservatifPita double heliks induk tetap utuh tetapi keseluruhan pita tersebut dapat mencetak double heliks baru.2. SemikonservatifDua pita spiral double heliks memisahkan diri, kemudian setiap pita akan membentuk pasangannya yang baru.3. DispersifKedua pita double heliks induk terputus dan akan terbentuk segmen-segmen pita DNA baru, kemudian terjadi penyambungan antara segmen DNA induk dengan DNA segmen pita baru.

Gambar 1.1 jenis-jenis hipotesis replikasi DNASumber https://www.google.co.id/

b. Transkripsi2Proses sintesis langsung RNA dari DNA. Pada tahap ini rantai DNA terbuka dan salah satu rantai berfungsi sebagai pola untuk produksi rantai mRNA. Untuk melakukan transkripsi diperlukan RNA polimerase, yang bertugas memasang basa-basa baru, dan protein pengatur gen, yang terikat pada rangkaian basa khusus pada molekull DNA dan menentuka segmen DNA yang harus disalin. Segera setelah salinan mRNA lengkap, rantai dobel heliks DNA asli terbentuk kembali dan melepas mRNA. mRNA keluar dari nukleus melalui pori-pori membren nukleus dan bergerak ke sitoplasma. Pesan yang tertulis pada mRNA berbentuk kode genetik yang terdiri dari tiga nukleotida berdekatan, atau triplet basa, yang membentuk kodon. Triplet basa menentukan satu dari 20 jenis asam amino yang lazim ditemukan dalam protein. Misalnya, jika kodon berupa GAG, maka kode tersebut mewakili asam amino asam glutamat.(nukleotida pasangan yang terdapat dalam DNA adalah CTC).

c. Translasi2Translasi merupakan sintesis protein berdasarkan translasi informasi rangkaian basa yang ada dalam kodon mRNA atau penyusunan protein dari sekuens asam amino (poltpeptide) berdasarkan kode yang dibawa mRNA. Translasi dibagi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.3 Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP, suatu molekul yang mirip dengan ATP.1. InisiasiTahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam celah ribosom. Ketika mRNA masuk ke ribosom, ribosom membaca kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah mRNA dan daging adalah ribosomnya. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.2. ElongasiPada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribosom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.3. TerminasiTahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian diproses menjadi protein.

gambar 1.2 proses translasisumber http://desybio.wordpress.com/tag/2-translasi/Ekspresi GenEkspresi gen adalah proses dimana kode-kode informasi yang ada pada gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi didalam sel. Protein ikut serta menentukan struktur sel, dan berfungsi sebagai enzim, yang menentukan reaksi yang berlangsung didalam sel. Karena itu dengan menghasilkan protein, gen menentukan penampakan dan perilaku sel dan, akibatnya, menentukan penampakan dan perilaku organisme.4 Ekspresi gen terdiri dari dua tahap:1. Transkripsi, proses pembuatan salinan RNA.2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosomProses transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA menjadi sebuah polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku pada prokariot dan eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di antara transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA adalah untuk menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan di ribosom. Ekson merupakan mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk ditranslasikan, sedangkan intron merupakan mRNA yang akan tetap berada di dalam nukleus karena kemungkinan mRNA tersebut akan membentuk protein yang tidak fungsional (tidak berguna) jika ditranslasikan. Intron kemudian akan terurai kembali untuk membentuk rantai mRNA baru. Ketahui pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat terjadi pada proses ekspresi gen ini. Mutasi akibat kerusakan nukleotida DNA atau dari kesalahan yang tidak diperbaiki selama replikasi dapat ditranskrip ke mRNA menyebabkan translasi susunan abnormal dari asam amino.

Mutasi5Mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua jenis mutasi tersebut. Mutasi gen (mutasi kecil) adalah perubahan yang hanya terjadi pada susunan DNA dan lokusnya tidak mengalami perubahan. Perbedaan jumlah dan jenis basa nitrogen menimbulkan perbedaan jenis DNA. Hal ini menyebabkan terbentuknya gen yang berbeda. Mutasi kromosom adalah mutasi yang terjadi pada kromosom. Perubahan pada kromosom kadang-kadang diikuti oleh perubahan satu gen atau perubahan lebih dari satu gen. Sebagian batang kromosom dapat lepas, berpilin, letaknya terbalik, atau pindah ke kromosom lain.

ReseptorReseptor adalah molekul protein yang secara normal diaktivasi oleh transmitor atau hormon. Saat ini banyak reseptor yang telah diklon dan diketahui urutan basa aminonya. Terdapat empat jenis utama reseptor seperti yng disebut di bawah ini.1. Agonist (ligand)-gated channel terdiri dari sub unit protein yang membentuk pori sentral misalnya reseptor nikotin.2. G-protein coupled receptor (reseptor yang mengikat protein G) membentuk suatu kelompok reseptor dengan tujuh heliks yang membentuk membran. Reseptor ini biasanya berkaitan dengan respons fisiologis oleh secound messenger3. Reseptor inti untuk hormon steroid dan hormon tiroid terdapat dalam inti sel dan mengatur transkripsi dan selanjutnya sintesis protein.4. Kinase-linked receptor (reseptor terkait-kinase) adalah reseptor permukaan yang mempunyai (biasanya) aktivitas tirosin kinase intrinsik. Yang termasuk reeptor ini adalah reseptor insulin, sitokinin, dan faktor pertumbuhan.

Reseptor tirosin kinase4,6A. Protein kinaseProtein kinase merupakan enzim kinase yang dapat memodifikasi protein lain dengan cara kimiawi yaitu dengan menambahkan gugus fosfat ke protein yang bersangkutan (fosforilasi). Fosforilasi tersebut menghasilkan perubahan fungsi pada protein target dengan mengubah aktivitas enzim, lokasi sel atau berikatan dengan protein lain. Tirosin kinase merupakan enzim yang dapat memindahkan grup fosfat dari ATP ke residu tirosin pada protein. Tirosin kinase merupakan subgrup kelas besar protein kinase. Fosforilasi adalah mekanisme penting pada transduksi sinyal untuk regulasi aktivitas enzim. Tirosin kinase dibagi menjadi dua bagian utama yaitu reseptor tirosin kinase dan non reseptor tirosin kinase.B. Reseptor tirosin kinaseKinase ini terdiri atas reseptor transmembran dengan domain tirosin kinase berada di sitoplasma. Domain ekstraseluler merupakan bagian yang berikatan dengan molekul ligan. Elemen transmembran berbentuk helix. Domain intraseluler atau domain sitoplasma bertanggung jawab pada aktivitas kinase untuk beberapa fungsi regulasi. Ikatan suatu ligan pada domain ekstraseluler menyebabkan perubahan struktural pada reseptor kinase yang akan memulai aktivasi enzim yang ada di domain intraseluler. Contoh reseptor tirosin kinase adalah insulin R, IGF R tipe I, EGF.Reseptor insulin merupakan reseptor transmembran yang diaktifasi oleh insulin. Struktur reseptor insulin terdiri atas 2 subunit dan 2 subunit . Subunit melewati membran sel dan diikat oleh ikatan disulfida. Reseptor insulin dikode oleh gen yang disebut gen IRS 1. Gen IRS 1 ini terletak pada kromosom 2q35 36.1 yang terdiri 2 ekson yang mengandung 64538 basa. Kodon 927 terletak pada ekson 1. Molekul protein IRS 1 terdiri atas 1242 residu asam amino dengan berat molekul 131.592 kDa. Fungsi gen IRS 1 menyandi sintesis protein IRS 1 yang diekspresikan secara luas pada jaringan yang peka insulin yaitu otot skelet, hepar, jaringan adiposa dan sel beta pancreas.Mekanisme kerja reseptor insulin yaitu reseptor insulin yang merupakan reseptor tirosin kinase memediasi aktivitasnya dengan memfosforilasi tirosin pada protein di dalam sel. Protein substrat yang difosforilasi oleh reseptor insulin termasuk protein yang disebut IRS-1 atau Insulin Receptor Substrate 1. Terfosforilasinya ikatan IRS-1 akan meningkatkan afinitas molekul transporter glukosa yaitu GLUT-4 di membran luar jaringan yang responsif terhadap insulin seperti sel otot dan jaringan lemak, sehingga meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel.Kelainan pada protein tirosin kinase akibat terjadinya mutasi gen IRS 1 yang akan menyebabkan penyakit diabetes melitus tipe 2. Kelainan yang terjadi berupa polimorfisme G972R gen IRS 1 yaitu terjadi substitusi antara asam amino glisin (G) menjadi arginin (R), kedua asam amino tersebut mempunyai struktur muatan yang berbeda sehingga menyebabkan perubahan konformasi pada molekul IRS 1. Polimorfisme gena IRS 1 akan mengakibatkan perubahan struktur protein IRS 1 sehingga terjadi penurunan fosforilasi IRS 1 dan penurunan fosforilasi PI3K sehingga transport glukosa turun, sintesis glikogen turun dan terjadilah resistensi insulin yang mengakibatkan penyakit DM tipe 2.

Pewarisan7pewarisan sifat menjadi masalah yang serius ketika gen-gen yang diwariskan menyebabkan kelainan atau penyakit hereditas yang menimbulkan cacat atau kematian (pewarisan sifat abnormal). Kelainan genetika (genetic abnormally) adalah sebuah kondisi kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis atau merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata manusia. Kelainan genetik merupakan penyebab penyakit yang lazim, kecacatan, dan kematian pada bayi dan anak. Kelainan genetik pada manusia disebabkan oleh mutasi gen. Kelainan genetik yang menyangkut ketidaknormalan kromosom secara garis besar dibagi dua yaitu kelainan pada kromosom autosom dan kelainan pada kromosm genosom. Autosom berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom ini tidak berperan dalam mengatur jenis kelamin. Autosom terdapat pada individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan berpasangan (diploid). Sedangkan Kelainan pada kromosom genosom adalah kelainan yang tertaut pada kromosom seks. Pada manusia, istilah tertaut seks biasanya menunjuk pada karakter-karakter yang tertaut kromosom X. Jika suatu sifat tertaut seks disebabkan oleh alel resesif, seorang anak perempuan akan memperlihatkan fenotipnya hanya jika dia merupakan homozigot. Karena anak laki-laki hanya memiliki satu lokus, istilah homozigot dan heterozigot tidak memiliki arti untuk menggambarkan gen-gen tertaut seks. Setiap anak laki-laki yang mendapat alel resesif dari ibunya akan memperlihatan sifat ini. Karena hal tersebut, anak laki-laki jauh lebih banyak memiliki kelainan-kelainan yang diturunkan oleh alel-alel resesif yang tertaut seks dibandingkan anak perempuan.8 Pada penyakit genetik ada kelompok penyakit yang diklasifikasikan dalam kelompok multifaktorial karena penyakit ini ada tidak hanyamelibatkan beberapa gen tetapi juga lingkungan, dan bagaimanainteraksiantara gen dan lingkungan tersebut. seringkali peranan gen yang terlibat hanya kecil dampaknya terhadap manifestasi suatu penyakit tetapi ketika ada interaksi dengan lingkungan, manifestasi itu berdampak besar. paling sering dijumpai di populasi contoh kasus : kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas, demensia, osteoporosis, asam urat dan lain-lain.

Pembahasan kasusDari kasus diketahui seorang ibu gemuk dinyatakan menderita diabetes melitus (DM), yang menurut hasil pemeriksaannya, ternyata sel pankreas ibu tersebut normal sehingga insulin tetap dibentuk, namun reseptor insulin yang terdapat pada sel target tidak berfungsi sehingga insulin tidak dapat bekerja pada sel target tersebut. Hal ini terjadi karena reseptor hormon tirosin kinase (reseptor insulin) resisten terhadap insulin, reseptor tersebut mengalami mutasi gen IRS 1 (insulin receptor substrate 1) yaitu terjadi substitusi antara asam amino glisin (G) menjadi arginin (R). Kedua asam amino tersebut mempunyai struktur muatan yang berbeda sehingga menyebabkan perubahan konformasi pada molekul IRS 1. Polimorfisme gena IRS 1 akan mengakibatkan perubahan struktur protein IRS 1 sehingga terjadi penurunan fosforilasi IRS 1 dan penurunan fosforilasi PI3K sehingga transport glukosa turun, sintesis glikogen turun dan terjadilah resistensi insulin yang mengakibatkan penyakit DM tipe 2.Diabetes melitus tipe 2 sebelumnya disebut non-insulin-dependent diabetes melitus (NIDDM) adalah gangguan yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. Resistansi insulin berarti bahwa sel-sel tubuh tidak merespon tepat ketika insulin hadir. Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan, karena gen yang sudah bermuutasi tersebut membawa sifatnya kepada keturunannya. Penyakit diabetes melitus termasuk dalam penyakit kelainan gen autosom, karena penyakit ini tidak terpaut kromosom seks.KesimpulanProtein merupakan salah satu penyusun dari reseptor hormon yang dalam sintesisnya mengalami replikasi, transkripsi, dan translasi. Ketiga proses tersebut merupakan proses ekspresi gen yang didalam proses tersebut dapat saja terjadi kesalahan yang dinamakan mutasi. Mutasi menimbulkan dampak yang serius, salah satunya yaitu membuat reseptor insulin tidak bekerja, reseptor tersebut menjadi resisten terhadap hormon insulin. Kelainan gen ini termasuk dalam kelainan gen autosom (tidak terpaut kromosom seks) dan mutasi gen ini dapat saja diwariskan kepada keturunannya. Hipotesis diterima. Daftar pustaka1. Sumardjo D. Pengantar kimia. Jakarta: EGC; 2009.p.161-81.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 1995.p.52-4.3. Diunduh dari http://desybio.wordpress.com/tag/2-translasi/ tanggal 24 januari 2013.4. Marks DB, Marks AD, smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 1996.p.93, 198-9.5. Karmana O. Biologi. Jakarta: Grafindo media pratama; 2006.p.156-62.6. Diunduh dari http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2068710-protein-reseptor-tirosin-kinase-insulin/ tanggal 25 januari 2013.7. Arvin, BK. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2006. p.382.8. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi 1. Jakarta: Erlangga; 2006.p.165.1