Upload
edwardsundoro
View
45
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Tinjauan Pustaka
Struktur dan Sistem
Jantung
Nico Michael Muliawan
10-2010-194
20 Juni 2011
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: [email protected]
Pendahuluan
Semua jaringan tubuh, selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan kepada
mereka oleh kontraksi atau denyut jantung. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh
darah untuk disampaikan ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi, apakah tubuh dalam
keadaan beristirahat atau sedang melakukan olahraga berat, karena itu akan dibahas secara
menyeluruh tentang cara-cara kerja jantung dan sirkulasi dan sebagainya.
Struktur Makroskopis1,2
Pusat dari sistem kardiovaskuler adalah jantung, baru kemudian dilanjutkan dengan
pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan jantung dengan seluruh tubuh. Maka dari
Blok 8 – kardiovaskuler Page 1
itu dalam makalah ini akan dijelaskan struktur makro sistem kardiovaskuler dimulai dari
jantung.
Mediastinum dan Pembagiaannya
Mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediastinalis sinistra dan
dextra.
Batas-batas mediastinum adalah:
Ventral : Sternum
Dorsal : columna vertebralis
Lateral : pleura mediastinalis dextra dan sinistra
Cranial : aperture thoracis superior
Caudal : diaphragm
Mediastinum dibagi menjadi dua, yaitu mediastinum superior dan inferior.
Mesiastinum superior, batas-batasnya adalah
Ventral : manubrium sterni
Dorsal : vertebrae thoracales I – IV
Lateral : pleura mediastinalis
Cranial : aperture thoracis superior
Inferior : tepi atas pericardium
Isi dari mediastinum superior adalah
1. Bangunan retrosternal:
a. Thymus
Thymus adalah jaringan lymphoid yang terdiri atas 2 lobus yang dihubungkan
oleh jaringan ikat. Thymus terbentang dari cartilage costa IV sampai tepi
bawah dari glandula thyroidea. Thymus pada bayi baru lahir berukuran besar,
tetapi pada orang dewasa tymus atrofi.
b. Vena-vena besar
V. anonyma (V. brachiocephalica) sinistra
Merupakan persatuan v. jugularis interna dextra dan v. subclavia sinsitra yang
menerima darah dari vena-vena bagian sinistra kepala, leher, dan extremitas
superior.
V. anonyma (V. brachiocephalica) dextra
Dibentuk oleh pertemuan v. jugularis interna dextra dan v. subclavia dextra di
posterior ujung sterna clavicula dextra, yang kemudia berjalan vertical ke
bawah untuk bergabung dengan v. anomyma sinistra sebagai v. cava superior.
Blok 8 – kardiovaskuler Page 2
V. cava superior, terdiri dari 2:
- V. cava superior extra pericardial
Terletak dalam mediastinum superior. Berjalan vertical pada sisi dextra
sternum kemudian menembus pericardium.
- V. cava superior intra pericardial
Vena ini terletak di anterior radix pulmonum dextra dan di dalam
mediastinum inferior.
c. Aorta
Dibedakan menjadi:
Aorta ascendens : terletak di mediastinum inferior pars media
Arcus aorta : terletak di mediastinum superior
Aorta descendens : terletak di mediastinum inferior pars posterior.
d. A. carotis communis sinistra
Arteri ini dibedakan menjadi:
Bagian cervical
Timbul dari arcus aorta berjalan ke atas disebelah sisistra dan agak ke
posterior dari A. anonyma sampai ke atas a. sternoclavicularis.
Bagian thoracal
Di anterior dipisahkan dari menubrium sterni oleh M. sternohyoid dan
M. sternohyoid dan V. sinistra.
e. A. subclavia sinistra
Juga terdiri dari bagian cervical dan thoracal. Berpangkal pada arcus aorta di
sebelah sinistra dan posterior dari A. carotis communis setinggi tepi atas
vertebra thoracalis IV naik ke atas disebelah lateral dari trachea dan masuk ke
dalam leher.
Mediastinum Inferior
Mediastinum inferior dibagi menjadi
Mediastinum anterior, berisi:
Jaringan lemak
Lymphonodi
Mediastinum media, berisi:
Pericardium yang meliputi cor
Pangkal pembuluh darah besar yang keluar masuk jantung
Blok 8 – kardiovaskuler Page 3
Mediastinum posterior
Aorta descendens (aorta thoracica)
Ductus thoracicus
V. azygos dan hemiazygos
Esophagus
Aorta Descendens
Dimulai dari tepi bawah dari vertebra thoracalis IV dan berakhir pada tepi
bawah vertebra thoracalis XII pada hiatus aorticus di diaphragma.
Ductus Thoracicus
Dimulai dari abdomen pada pertemuan truncus intestinalis lumbalis dan
intercostalis descendens. Pertemuan ini berupa pelebaran yang disebut
cysterna chyllii.
Vena Azygos dan Vena Hemiazygos
Merupakan dua vena yang berjalan sejajar memanjang dan menerima darah
dari v. intercostalis dextra dan sinistra. Setinggi thoracalis IX terdapat
anastomose antara kedua vena ini yang terletak di posterior ductus thoracicus
dan aorta descendens.
Jaringan Saraf di Mediastinum
Plexus cardiacus
Plexus ini dibentuk oleh:
Parasimpatis
Cabang dari N. Vagus, yaitu:
o R. cartiacus superior (cabang di leher)
o R. cardiacus inferior (cabang di thorax)
Simpatis
o Ggl. Cervicalis superior: n. cardiacus superior
o Ggl. Cervigalis media: n. cardiacus media
o Ggl. Cervicalis inferior: n. caridiacus inferior
o Ggl. Symphatis thoracalis 1-5
Plexus cardiacus dibentuk oleh serabut parasimpatis dan simpatis.
Plexus cardiacus dapat dibagi menjadi plexus cardiacus superficualis
dan plexus cardiacus profunda.
Plexus Cardiacus Superficialis
Blok 8 – kardiovaskuler Page 4
Plexus ini terletak di antara arcus aorta pada daerah convex dan
bifurcation a. pulmonalis, dan disebelah dextra dari lig. Arteriosum
bothalli. Plexus cardiacus ini dibentuk oleh serabut-serabut dari:
Simpatis dari n. cardiacus superior sinistra
Parasimpatis dari r. cardiacus superior sinistra
R. cardiacus superior N. vagus dibagi jadi bagian atas dan bawah,
semuanya dipercabangkan di daerah leher. Yang bagian atas
dipercabangkan dari bagian atas leher. Yang bagian bawah dari bagian
bawah leher.
Plexus cardiacus profundus
Terletak di antara arcus aorta dengan bifurcation trachea jadi terletak di
posterioarcus aorta. Plexus ini dibentuk oleh serabut-serabut dari
semua cabang N. vagus dan n. symphaticus kecuali yang membentuk
plexus cardiacus superficialis.
Cor (Jantung)
Merupakan organ muscularis yang mempunyai fongga di dalamnya dan berbentuk
kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya.
1. Pericardium
(peri = sekeliling, cardium = jantung) merupakan kantung serofibrosa, berbentuk
conus, berisi jantung dan pangkal pembuluh darah besar. Terdiri dari dua sacus,
yaitu:
a. Sacus externa dikenal sebagai pericardium fibrosa, terdiri dari jaringan ikat
fibrosa.
b. Sacus interna dikenal sebagai pericardium serosa, merupakan membrane halus
yang berbatasan dengan sacus fibrosa dan meliputi jantung.
2. Dinding Jantung
Tediri dari 3 lapis yaitu:
a. Epicardium, merupaka lapis terluar dinding jantung
Lapisan dalam epicardium disebut membrane serosa (pericardium visceral),
merupakan selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propria jaringan
ikat halus.
b. Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung
Myocardium tersusun dari beberapa lapis otot jantung.
c. Endocardium, merupaka lapis terdalam dinding jantung
Blok 8 – kardiovaskuler Page 5
Endicardium, merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada
endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.
3. Bagian-bagian Jantung
Jantung mempunyai 4 ruang:
a. Atrium dextrum
Agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih 2mm. volumenya
kurang lebih 57 cc. terdiri dari 2 bagian:
Atrium propria (ruang atrium dextrum yang sebenarnya)
Auricula dextra
b. Ventriculus dexter
Menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis). Tebal dinding
ventriculus dexter adalah 1/3 tebal dinding ventriculus sinister. Dinding ini
tebal di bagian basis dan semakin tipis kea rah apex. Volume ventriculus
dexter = sinistra = 85 ml. Dibagian dalam ventriculus dexter dapat dijumpai
beberapa lubang, yaitu :
Ostium atrioventricularis dextra
Ostium truncus pulmonalis
c. Atrium sinistrum
Ukurannya sedikit lebih kecil disbanding yang dextra, mempunyai dinding
yang lebih tebal kurang lebih 3mm. atrium sinistrum membentuk basis dan
facies dorso superior jantung. Disebelah dorsal superior antara atrium dextrum
dan sinistra tidak jelas. Sedang di sebelah ventral superior ini dilewati oleh
aorta dan truncus pulmonalis.
Atrium sinistrum terdiri dari dua bagian:
Atrium proprium
Auricular
d. Ventriculus sinister
Membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh facies
diahragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Ventriculus sinister ini
leih panjang, lebih conus, dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada yang
dextra. Pada potongan melintang mempunyai rongga yang berbentuk circulair.
Pada permukaan dalam ventriculus sinister dijumpai dua lubang, yaitu :
Ostium atrioventricularis sinistra
Ostium aorticum
Blok 8 – kardiovaskuler Page 6
e. Vascularisasi Jantung
Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang
dari aorta ascendens. A. coronaria cordis ini ada 2:
A. coronaria dextra
Cabang-cabangnya:
R. interventricularis posterior (R. descendensis posterior)
Arteri ini berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis
posterior menuju ke apex. Member pendarahan kedua ventricle.
R. marginalis
Arteri ini timbul pada margo dextra dan berjalan mengikuti
margo acutus. Ujungnya berakhir di dekat apex pada facies
posterior ventriculus dexter. Member facies anterior dan
posterior ventriculus dxter. Member cabang kecil ke atrium
dextrum, salah satu cabangnya melitas di antara atrium dextrum
dan V. cava superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis. (R.
nodi sinuatrialis)
A. coronaria sinistra
Cabang-cabangnya:
R. interventricularis anterior
Arteri ini dipercabangkan pada saat A. coronaria sinistra akan
berbelok ke sinistra. Ia berjalan ke inferior di dalam sulcus
interventricularis anterior menuju incisura apicis cordis.
Memberi pendarahan kedua ventricle dan beranastomosis
denan R. interventricularis posterior
R. circumflexa
Mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronaries, mula-mula ia
berjalan ke sinistra kemudian ked extra sampai di dekat sulcus
interventricularis posterior. Mendarahi atrium dan ventriculus
sinister.
f. Pembuluh darah balik jantung
Sinus coronaries
Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronaries.
Sinus ini merupakan saluran vena dengan panjang 2,25 cm, terletak di bagian
Blok 8 – kardiovaskuler Page 7
posterior sulcus coronaries dan tertutup oleh stratum muscular atrium
sinistrum. Vena-vena yang bermuara pada sinus coronarius:
V. cordis magna = v. coronaria sinistra
V. cordis parva = v. coronaria dextra
V. cordis media
V. ventricularis sinistra posterior
V. oblique atria sinistra marshalli
g. Persarafan jantung
Jantung mendapat persarafan dari R. cardiacus N. vagus dan truncus
sympathicus. Kedua saraf ini bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-
cabangnya, plexus coronarius yang berjalan bersama A. coronaria. Saraf
simpatis merupakan serabut postganglionic dari medulla spinalis segmen
cervical dan thoracal bagian superior. Saraf parasimpatis (N.vagus) merupakan
serabut preganglionik di mana ganglionnya terletak di jaringan ikat
pericardium dari atrium dan di septup interatriorum.
h. Pembuuh lymphe jantung
Terdiri dari dua plexus:
Plexus profunda: terletak di inferior endocardium
Plexus superficial: terletak berdekatan dengan pericardium visceralis
Plexus profunda akan bermuara pada yang superficial dan efferennya
membentuk truncus collectives dextra dan sinistra.
Sedangkan vaskularisasi pada bagian tubuh selain jantung, yaitu terdiri dari pembuluh
darah arteri, vena, dan kapiler darah.2
Gambar 1 bagian-bagian jantung
Struktur Mikroskopis3
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardiumdan epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium danventrikel. Endokarium homolog
Blok 8 – kardiovaskuler Page 8
dengan tunika intima pada pembuluh darah.Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan subendokardial. Endoteliumpada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat junctiondan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje
Rangka Jantung ,merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung
dan katup jantung melekat,sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat bagian utamanya
adalah:
Septum membranaseum,Trigonum fibrosum,Annulus fibrosus
Katup Jantung
Katup Atrioventrikel
Katup mitral (menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri)
Katup tricuspid (menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan)
Katup jantung: lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus.
Sistem Hantar Rangsang
Serat purkinje mampunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot
jantung biasa
Serat purkinje: lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma, jumlah
myofibril sedikit dan terletak di tepi serat.
Pembuluh Darah Jantung, dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung dan vena
jantung mengalirkannya kembali. Fungsi utama A. koronaria dan arteriolnya: menyediakan
O2 secukupnya sesuai kebutuhan miokard.
Susunan Pembuluh Darah
1. Tunika Intima
Endotel (Epitel selapis gepeng)
Subendotel (jaringan ikat areolar
2. Tunika Media
Jumlah jaringan ikat padat bervariasi
Otot polos
3. Tunika Adventitia
Jaringan ikat
Serat saraf, pembuluh limf
Vasa vasorum
Blok 8 – kardiovaskuler Page 9
Arteri
Ada 3 tipe:
a. Besar/elastic
Fungsi: menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan
sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus/ tidak
terhentak-hentak, yang disebut conducting artery
Contoh: A. inomiata, subclavia, A. karotis komunis, A. iliaka
Diameter: lebih besar dari 1 cm, rata-rata 2,5 cm
Rata-rata tebal dinding 2 mm
b. Medium/muscular
Fungsi: membagi darah ke organ yang membutuhkannya, disebut
distributing arteries.
T. elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama interna.
Diameter: 0,5 mm – 1 cm, rata-rata 0,4 mm
Rata-rata tebal dinding 1mm
Contoh: A. brakhialis, A. ulnaris, A. femoralis
c. Arteri kecil/Arteriol
Fungsi: mendistribusikan darah ke jaringan orga-organ dalam dan
mengontril aliran darah ke dalam kapiler.
Terdapat tunika elastika interna pada arteriol besar, namun tidak
terdapat tunika elastika pada arteriol kecil
Tidak terdapat tunika elastika eksterna
Diameter: 50-300 mikrometer
Rata-rata tebal dinding: 20 mikrometer
Kapiler Darah berfungsi sebagai tempat pertukaran zat,dinding selapis endotel/ hanya
tunika intima yang berdiameter 8-12 mikrometer, lebih besar sedikit daripada eritrosit.
Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja serta sel endotel menonjol ke dalam
lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen
1. Ada tiga jenis, yaitu:
Kapiler tipe visceral yang berpori/bertingkap/berjendela (fenestrated capillary),
terdapt di pankreas, usus, kelenjar endokrin, ginjal
Kapiler tipe muscular atau kapiler sempurna/ utuh ( continuous capillary), terdapat
di : otot, jaringan saraf, jaringan ikat
Sinusoid (discontinuous capillary)
Blok 8 – kardiovaskuler Page 10
Vena berfungsi sebagai membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung.
Tipe: vena besar, sedang, dan kecil .Mempunyai tunika intima, media, dan adventisia,
dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak, dan
kurang elastis daripada arteri,batas antara tunika intima, media, dan anventisia tidak sejelas
pada arteri, berikut pembagian vena kecil, vena sedang, dan vena besar
Vena Kecil
1. Diameter venula makin lama makin besar kemudian disebut vena kecil
2. Sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak
mengelilingi endotel
Vena Sedang
1. Diameternya 1-2 mikrometer
2. Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya
3. Tunika media: jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih
menonjol daripada serat otot polos
4. Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan
beberapa otot polos
Vena Besar
1. Tunika intima : sama seperti vena sedang
2. Tunika media: kurang sempurna perkembangannya, kadang-kadang tidak ada.
Bila ada, struktur histologist mirip dengan vena sedang.
3. Tunika adventisia:
Beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya
Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen terususun longitudinal
Terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan terususun
longitudinal
Persyarafan Ekstrinsik Jantung 4,5
Jantung juga dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak
memerlukan stimulasi saraf.
Efek Stimulasi Parasimpatis pada Jantung
Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk menurunkan
kecepatan denyut jantung.
Blok 8 – kardiovaskuler Page 11
Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas nodus tersebut,
memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel.
Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat potensial aksi.
Dengan demikian, jantung bekerja secara “lebih santai” di bawah pengaruh parasimpatis-
jantung berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan
kontraksi atrium melemah.
Efek Stimulasi Simpatis pada Jantung
Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi-situasi
darurat atau sewaktu berolahraga. Yaitu saat terjadi peningkatan kebutuhan akan
aliran darah, mempercepat denytu jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu.
Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan
depolarisasi.
Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan nodus AV dengan
meningkatkan kecepatan penghantaran, mungkin melalui peningkatan arus masuk
Ca2+ yang berjalan lambat.
Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi di seluruh
jalur penghantar khusus.
Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang keduanya memiliki banyak ujung saraf
simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan kontraktil, sehingga jantung
berdenyut lebih kuat dan memmeras lebih banyak darah keluar.
Dengan demikian, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah
meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan denyut
jantung, menurunkan jeda antara kontraksi atrium dan ventrikel, menurunkan waktu hantaran
ke seluruh jantung, dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
Persyarafan Instrinsik jantung 4,5
Persarafan intrinsik jantung diatur oleh sel otoritmik. Berbeda dengan sel saraf dan sel
otot rangka, yang membrannya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan, kecuali
apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel
otoritmik ini memperlihatkan aktiitas pemacu, yaitu membrane mereka secara perlahan
mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai ambang
tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami autoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi
berikut ini:
Blok 8 – kardiovaskuler Page 12
1. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena
kava superior
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (Berkas Atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk
berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik
ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Enzim Jantung 6
Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi
kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari
protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam
amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi
kimia terjadi. Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim tersebut selalu hadir
dalam darah, bahkan pada mereka dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan
untuk konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja
lebih keras.
Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung troponin T, troponin
I, creatine kinase (CK) / Kreatin Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate (AST) dan
laktat dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu yang berbeda
setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat tetap memuncak selama beberapa hari,
meskipun kali ini juga variabel dengan enzim yang berbeda.
Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar
yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-
yang membantu reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan
mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim jantung
utama adalah Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK).
Blok 8 – kardiovaskuler Page 13
Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke disintegrasi membran sel
jantung, yang merupakan jaket luar dari sel-sel otot. Kehilangan hasil sel membran dalam
"bocor" enzim otot jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi enzim jantung
dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung lain.
1. CK MB (creatinin kinase MB)
Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan
dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar
enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap
selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk
rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine
phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi yang dibutuhkan untuk
gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung,
konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
2. Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)
Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral
dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung
merespon sinyal yang diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang
kontraksi otot.
3. Lactic Dehydrogenase (LDH)
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH
enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-
sel darah, dan paru-paru.
4. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini
juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar
ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT
meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan
AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis,
kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam
suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.
Aliran Listrik Jantung2
Blok 8 – kardiovaskuler Page 14
Kontraksi sel otot jantung berguna untuk menyalurkan darah yang dipicu oleh potensial
aksi. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
1. Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri
potensial aksinya.
2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritlmik,
yang tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan mengahantarkan potensial aksi
yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik
yang berbeda. Perubahan penting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial
pemacu adalah penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ masuk yang konstan dan
peningkaan arus masuk.
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif
K+ keluar disertai kebocoran ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel
otoritlmik jantung permeabilitas K+ tidak tetap diantara potensial aksi seperti di sel saraf dan
sel rangka, permeabilitas membran terhadap K+ menurun diantara dua potensial aksi karena
saluran K+ secara perlahan menutup pada potensian negatif. Pentupan lambat ini secara
bertahap mengurangi aliran keluar positif kalium mengikuti penurunan gradien kosentrasinya.
Juga, tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel otoritlmik jantung tidak memiliki saluran
Na+ berpintu voltase. Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga
permeabel terhadap Na+ pada potensial negatif. Akibatnya, terjadi influk pasif Na+ dalam
jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan
berkurang. Karena itu, bagian dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser
menuju ambang.
Blok 8 – kardiovaskuler Page 15
Gambar 2. Aliran listrik jantung (http://blog-kebidanan.blogspot.com)
Sel-sel jantung yang mampu mengalami autoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi
berikut ini:1
1. Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
vena kava superior
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (Berkas Atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari
ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon
Pemeriksaan EKG 7
Karena cairan tubuh adalah konduktor yang baik (yaitu karena tubuh adalah konduktor
volume), fluktuasi potensial yang menggambarkan jumlah aljabar potensial aksi serat
miokardium dapat direkam secara ekstrasel. Perekaman fluktuasi potensial ini selama siklus
jantung adalah elektrokardiogram (EKG). Kebanyakan alat elektrokardiograf merekam
fluktuasi ini pada secarik kertas yang bergerak. EKG dapat direkam dengan menggunakan
elektroda aktif atau elektroda eksplorasi yang dihubungkan dengan elektroda indiferen pada
potensial nol (rekaman unipolar) atau dengan menggunakan 2 elektroda aktif (rekaman
bipolar). Dalam konduktor volume, jumlah potensial pada titik segitiga sama sisi dengan
sumber arus di pusat adalah nol pada setiap waktu. Segitiga dengan jantung pada pusatnya
(segitiga Einthoven) dapat diperkirakan dengan menempatkan elektroda pada kedua lengan
dan tungkai kiri. Ini adalah 3 sadapan ekstrimitas standar yang dipergunakan pada
elektrokardiografi. Bila semua elektroda tersebut dihubungkan ke ujung bersama, diperoleh
elektroda elektroda indiferen yang berada dekat potensial nol. Depolarisasi yang bergerak
menuju elektroda aktif dalam konduktor volume menghasilkan defleksi positif, sedangkan
depolarisasi yang bergerak kea rah beerlawanan menghasilkan defleksi negatif.
Menurut perjanjian, defleksi ke atas ditulis bila elektroda aktif menjadi relatif positif
terhadap elektroda indiferen, dan defleksi ke bawah ditulis bila elektroda aktif menjadi
Blok 8 – kardiovaskuler Page 16
negatif. Gelombang P dihasilkan oleh depolarisasi atrium, kompleks QRS oleh depolarisasi
ventrikel dan segmen ST serta gelombang T oleh repolarisasi ventrikel. Manifestasi
repolarisasi atrium dalam keadaan normal tidak terlihat karena tertutup oleh kompleks QRS.
Gelombang U tidak selalu ditemukan, dikatakan karena adanya repolarisasi lambat pada otot
papilaris.
EKG Normal
Pada orang normal, EKG merupakan rangkaian bagian jantung yang mengalami
depolarisasi dan posisi jantung relatif terhadap elektroda merupakan pertimbangan penting
dalam menafsirkan konfigurasi gelombang pada tiap sadapan. Atrium terletak posterior
dalam rongga dada. Ventrikel membentuk basis dan permukaan anterior jantung, dan
ventrikel kanan terletak anterolateral ke kiri. Depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel bergerak menjauhi elektroda eksplorasi, sehingga gelombang P,
kompleks QRS, dan gelombang T semuanya defleksi negatif (kea rah bawah), aVL dan aVF
melihat ke ventrikel, dan karena itu defleksi dominan positif atau bifasik. Tidak ada
gelombang Q pada V1 dan V2 dan bagian awal kompleks QRS adalah defleksi ke atas kecil
karena depolarisasi ventrikel mula-mula bergerak melintasi bagian tengah dari septum kiri ke
kanan menuju elektroda eksplorasi. Gelombang eksitasi kemudian bergerak menuruni septum
dan ke ventrikel kiri menjauhi elektroda menghasilkan gelombang S besar. Akhirnya
bergerak kembali sepanjang dinding ventrikel menuju elektroda, menyebabkan kembali ke
garis isoelektrik. Sebaliknya, pada sadapan ventrikel kiri mungkin terdapat awal gelombang
Q kecil (depolarisasi septum dari kiri ke kanan), dan terdapat gelombang R besar
(depolarisasi septum dan ventrikel kiri) diikuti dengan gelombang S sedang pada V4 dan V5
(depolarisasi lambat dinding ventrikel bergerak kembali menuju sambungan AV). Terdapat
variasi dalam posisi jantung normal, dan posisi mempengaruhi konfigurasi kompleks
elektrokardiografi pada berbagai sadapan.
Sirkulasi Jantung5
Ada 2 macam sirkulasi yaitu sirkulasi pulmo dan sirkulasi sistemik :
Sirkulasipulmoner: ventrikel kanan → arteri pulmonal → paru → vena pulmonal → atrium
kiri, fungsi menerima darah penuh CO2 menjadi darah penuh O2 (teroksigenasi)
Sirkulasi sistemik: ventrikel kiri → aorta → semua sel → vena →atrium kanan, sebagai
transport nutrien, O2 dan zat lain
Blok 8 – kardiovaskuler Page 17
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode
kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode
relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.
Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular
filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar
dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Pada
ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup
mitral dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan
mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut
End Diastolic Volume .
Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi
ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap
tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot.
Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya
darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah
yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop
selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering
dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih
singkat dan tajam sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama
berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan
penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul
karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup
menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal
kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi
jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel.Penutupan katup semilunaris terjadi pada
awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta
dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol
ventrikel
Fungsi Pompa Jantung4
Blok 8 – kardiovaskuler Page 18
Secara umum fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dan
menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa fungsi
jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Pada saat itu
jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta
membersihkan tubuh darih hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk
melaksanakan fungsi tersebut jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari
seluruh tubuh dan selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung
mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan
oksigen yang berasal dari paru-paru dipompa ke jaringan seluruh tubuh Manusia.
Bertambahnya usia seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung
itu sendiri. Hal ini berarti karena jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup,
akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung secara berangsur akan mengalami
penurunan. Dan hal ini akan semakin drastis penurunan fungsi jantung apabila terdapat
keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri. Misalnya terjadi infeksi otot
jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya oksigen karena
penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya sering disebut sebagai penyakit jantung
koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya
Kesimpulan
Sistem Kardiovaskuler, termasuk di dalamnya adalah sistem sirkulasi, adalah sistem
transport yang menghantarkan O2, dan berbagai zat yang diabsorbsi dari traktus
gastrointestinal menuju ke jaringan, serta mengembalikan CO2, ke paru dan hasil
metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi juga berperan dalam pengaturan suhu
tubuh, dan mendistribusi hormone serta berbagai zat lain yang mengatur fungsi sel.3
Kerusakan pada sistem ini dapat menyebabkan terganggunya semua aktivitas yang
disebutkan diatas, dan hasil nya bisa saja sangat fatal
Daftar Pustaka
1. Anatomi jantung. Diunduh dari http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=66.
18 Juni 2011
2. Wong WW, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskuler 1. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2010
Blok 8 – kardiovaskuler Page 19
3. Junqueira,Luiz Carlos dan Jose Carneiro.Histologi dasar teks dan atlas edisi 10.Jakarta:
EGC.2007.196-197
4. Sherwood. Fisiologi jantung, Fisiologi Manusia dari Sel keSistem.
Jakarta :EGC.2001.h.257 – 283
5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran 22nded. Jakarta: EGC; 2008
6. Kuchel P, Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Erlangga, 2006.h. 101
7. William F. Ganong. Buku ajar fisiologi edisi 17. Jakarta:EGC; 1999. H. 532-4
Blok 8 – kardiovaskuler Page 20