PBL Thalassemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PBL Thalassemia

Citation preview

Muhammad Fathan Adrianto (1102011175)

LI 1. Memahami dan menjelsakan HemoglobinopatiLO 1.1 DefinisiHemoglobinopati adalah suatu kelainan herediter yang ditandai dengankelainan sintesa hemoglobin sebagai akibat kegagalan pembentukan rantai polipeptida globin yang normal. LO 1.2 KlasifikasiHemoglobinopati dapat dibagi ke dalam 2 kelompok besar yaitu : Hb variant Hb variant merupakan kelainan kualitatif akibat terdapatnya urutan asam amino yang abnormal padasalah satu atau lebih rantai polipeptida globin. Thalassemiathalassemia adalah kelainan kuantitatif dimana terjadi sintesa yang kurang atau tidak ada sintesa satu atau lebih rantai globin yang ditandai dengan produksi Hb yang tidak adekuat.Disebut thalassemia apabila yang terganngu adalah sintesa rantai dan thalassemia apabila yang terganggu adalah sintesa rantai . Perbedaan antara Hb variant dan thalassemia adalah semua rantai yang disintesa pada thalassemia mempunyai struktur yang normal, akan tetapi jumlahnya kurang ataumenurunLO 1.3 MekanismeLI 2. Memahami dan menjelaskan ThalasemiaLO 2.1 DefinisiThalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendekdari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya. Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang atau tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara normal.Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin. Thalasemia adalah penyakit yang sifatnya diturunkan. Penyakit ini, merupakan penyakit kelainan pembentukan sel darah merah.LO 2.2 KlasifikasiThalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena 2 jenis yang utama adalah : 1. Alfa Thalasemia (melibatkan rantai alfa) Alfa Thalasemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal membawa 1 gen). 2. Beta Thalasemia (melibatkan rantai beta) Beta Thalasemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia Tenggara.Secara umum, terdapat 2 (dua) jenis thalasemia yaitu : 1. Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya, penderita kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia. Dampak lebih lanjut, sel-sel darah merahnya jadi cepat rusak dan umurnya pun sangat pendek, hingga yang bersangkutan memerlukan transfusi darah untuk memperpanjang hidupnya.Penderita thalasemia mayor akan tampak normal saat lahir, namun di usia 3-18 bulan akan mulai terlihat adanya gejala anemia. Selain itu, juga bisa muncul gejala lain seperti jantung berdetak lebih kencang dan facies cooley. Faies cooley adalah ciri khas thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol akibat sumsum tulang yang bekerja terlalu keras untuk mengatasi kekurangan hemoglobin. Penderita thalasemia mayor akan tampak memerlukan perhatian lebih khusus. Pada umumnya, penderita thalasemia mayor harus menjalani transfusi darah dan pengobatan seumur hidup. Tanpa perawatan yang baik, hidup penderita thalasemia mayor hanya dapat bertahan sekitar 1-8 bulan. Seberapa sering transfusi darah ini harus dilakukan lagi-lagi tergantung dari berat ringannya penyakit. Yang pasti, semakin berat penyakitnya, kian sering pula si penderita harusmenjalani transfusi darah.2. Thalasemia Minor, si individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu hidup normal, tanda-tanda penyakit thalasemia tidak muncul. Walau thalasemia minor tak bermasalah, namun bila ia menikah dengan thalasemia minor juga akan terjadi masalah. Kemungkinan 25% anak mereka menerita thalasemia mayor.Pada garis keturunan pasangan ini akan muncul penyakit thalasemia mayor dengan berbagai ragam keluhan. Seperti anak menjadi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami pendarahan. Thalasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di sepanjang hidup penderitanya, tapi tidak memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya.

LO 2.3 EtiologiKetidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harusmemiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.LO 2.4 PatofisiologiPatogenesis thalassemia secara umum dimulai dengan adanya mutasi yangmenyebabkan HbF tidak dapat berubah menjadi HbA, adanya ineffectiveeritropoiesis, dan anemia hemolitik. Tingginya kadar HbF yang memiliki afinitasO2 yang tinggi tidak dapat melepaskan O2 ke dalam jaringan, sehingga jaringanmengalami hipoksia. Tingginya kadar rantai -globin, menyebabkan rantai tersebut membentuk suatu himpunan yang tak larut dan mengendap di dalameritrosit. Hal tersebut merusak selaput sel, mengurangi kelenturannya, danmenyebabkan sel darah merah yang peka terhadap fagositosis melalui systemfagosit mononuclear. Tidak hanya eritrosit, tetapi juga sebagian besar eritroblasdalam sumsum dirusak, akibat terdapatnya inklusi (eritropioesis tak efektif).Eritropoiesis tak efektif dapat menyebabkan adanya hepatospleinomegali, karenaeritrosit pecah dalam waktu yang sangat singkat dan harus digantikan oleheritrosit yang baru (dimana waktunya lebih lama), sehingga tempat pembentukaneritrosit (pada tulang-tulang pipa, hati dan limfe) harus bekerja lebih keras. Haltersebut menyebabkan adanya pembengkakan pada tulang (dapat menimbulkankerapuhan), hati, dan limfe.a. Thalasemia-Pada homozigot thalassemia yaitu hydrop fetalis, rantai sama sekali tidak diproduksi sehingga terjadi peningkatan Hb Barts dan Hb embrionik. Meskipunkadar Hb-nya cukup, karena hampir semua merupakan Hb Barts, fetus tersebutsangat hipoksik. Sebagian besar pasien lahir mati dengan tanda-tanda hipoksiaintrauterin. Sedangkan pada thalassemia heterozigot yaitu o dan +menghasilkan ketidakseimbangan jumlah rantai tetapi pasiennya mampu bertahandengan penyakit HbH. Kelainan ini ditandai dengan adanya anemia hemolitik karena HbH tidak bisa berfungsi sebagai pembawa oksigen.

Thalasemia-Tidak dihasilkannya rantai karena mutasi kedua alel globin pada thalassemia menyebabkan kelebihan rantai . Rantai tersebut tidak dapat membentuk tetramer sehingga kadar HbA menjadi turun, sedangkan produksi HbA2 dan HbFtidak terganggu karena tidak membutuhkan rantai dan justru sebaliknya memproduksi lebih banyak lagi sebagai usaha kompensasi. Kelebihan rantai tersebut akhirnya mengendap pada prekursor eritrosit. Eritrosit yang mencapaidarah tepi memiliki inclusion bodies/heinz bodies yang menyebabkan pengrusakan di lien dan oksidasi membran sel, akibat pelepasan heme daridenaturasi hemoglobin dan penumpukan besi pada eritrosit. Sehingga anemia pada thalassemia disebabkan oleh berkurangnya produksi dan pemendekan umur eritrosit.Pada hapusan darah, eritrosit terlihat hipokromik, mikrositik, anisositosis, RBCterfragmentasi, polikromasia, RBC bernukleus, dan kadang-kadang leukosit imatur.

LO 2.5 Manifestasi klinika. Thalassemia Mayor - Tampak pucat dan lemah karena kebutuhan jaringan akan oksigen tidak terpenuhi yang disebabkan hemoglobin pada thalasemia (HbF) memiliki afinitastinggi terhadap oksigen- Facies thalasemia yang disebabkan pembesaran tulang karena hiperplasiasumsum hebat- Hepatosplenomegali yang disebakan oleh penghancuran sel darah merah berlebihan, hemopoesis ekstramedular, dan kelebihan beban besi.- Pemeriksaan radiologis tulang memperlihatkan medula yang lebar, korteks tipis,dan trabekula kasar. Tulang tengkorak memperlihatkan diploe dan pada anak besar kadang-kandang terlihat brush appereance.- Hemosiderosis yang terjadi pada kelenjar endokrin menyebabkan keterlambatanmenarse dan gangguan perkembangan sifat seks sekunder. Selain itu jugamenyebabkan diabetes, sirosis hati, aritmia jantung, gagal jatung, dan perikarditis. b. Thalassemia Minor Penderita yang menderita thalasemia minor, hanya sebagai carrier dan hanya menunjukkan gejala-gejala yang ringan.LO 2.6 Pemeriksaan fisik & penunjang1.Pemeriksaan Sel Darah TepiPemeriksaan darah tepi adalah pemeriksaan darah dengan melihat keadaan sel-selyang terdapat dalam darah pada saat sampel darah tersebut diambil.Tujuan dari pemeriksaan darah tepi adalah:1. Untuk memeriksa jumlah dan bentuk dari eritrosit, leukosit, dan trombosit.2. Untuk membedakan jenis-jenis sel darah putih dan persentasenya dalam darah.3. Untuk menegakkan diagnosa terhadap defisiensi, penyakit, dan disorder,termasuk produksi sel darah, fungsi, dan degenerasi.4. Untuk memonitor produksi sel dan pematangan sel pada penyakit,seperti pada leukemia, selama chemo/radiation therapy.5. Untuk melihat dan evaluasi jenis-jenis hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit.Pemeriksaann darah tepi yang dilakukan dalam kasus ini adalah Hapusan Darah Tepi atau Peripheral Blood Smear. Tes ini digunakan untuk mengetahui morfologi dari sel-sel darah

LO 2.7 Diagnosis & diagnosis banding1. Diagnosis thalassemia beta dibuat berdasarkan berikut : Gejala klinis Asal etnis Riwayat keluarga Pemeriksaan laboratorium. Elektroforesis Hb : HbF dan HbA2 Studi globin chain synthesis2. Diagnosis bandingThalassemia harus dibedakan dari bentuk anemia hipokromik mikrositer yang lain, seperti anemia defisiensi besi, anemia akibat penyakit kronik dan anemia sideroblastik. LO 2.8 KomplikasiPerawatan yang ada sekarang yaitu hanya dengan membantu penderita thalassemia berat untuk hidup lebih lama lagi. Akibatnya, orang-orang ini harus menghadapi komplikasi dari gangguan yang terjadi dari waktu ke waktu. Jantung dan Liver DiseaseTransfusi darahadalah perawatan standar untuk penderita thalassemia.Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah.Hal ini dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia.Penyakit jantung termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung. InfeksiDi antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian.Orang-orang yang limpanya telah diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagi memiliki organ yang memerangi infeksi. OsteoporosisBanyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah, termasuk osteoporosis.Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah, rapuh dan mudah patah.

LO 2.9 TatalaksanaPengobatan thalassemia bergantung pada jenis dan tingkat keparahan dari gangguan. Seseorang pembawa atau yang memiliki sifat alfa atau beta talasemia cenderung ringan atau tanpa gejala dan hanya membutuhkan sedikit atau tanpa pengobatan. Terdapat 3 (standar) perawatan umum untuk thalassemia tingkat menengah atau berat, yaitu transfusi darah, terapi besi dan chelation, serta mmenggunakan suplemen asam folat. Selain itu, terdapat perawatan lainnya adalah dengan transplantasi sum-sum tulang belakang, pendonoran darah tali pusat, dan HLA (Human Leukocyte Antigens). Transfusi darahTransfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini merupakan terapi utama bagi orang-orang yang menderita thalassemia sedang atau berat. Transfusi darah dilakukan melalui pembuluh vena dan memberikan sel darah merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. Khusus untuk penderita beta thalassemia intermedia, transfuse darah hanya dilakukan sesekali saja, tidak secara rutin. Sedangkan untuk beta thalssemia mayor (Cooleys Anemia) harus dilakukan secara teratur (2 atau 4 minggu sekali). Terapi Khelasi Besi (Iron Chelation)Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi yang kaya protein. Apabila melakukan ransfusi darah secara teratur dapat mengakibatkan penumpukan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati, jantung, dan organ-organ lainnya. Untuk mencegah kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi dari tubuh. Terdapat dua obat-obatan yang digunakan dalam terapi khelasi besi, yaitu: a) Deferoxamine Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan melalui bawah kulit secara perlahan-lahan dan biasanya dengan bantuan pompa kecil yang digunakan dalam kurun waktu semalam. Terapi ini memakan waktu lama dan sedikit memberikan rasa sakit. Efek samping dari pengobatan ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan pendengaran. b) DeferasiroxDeferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek sampingnya adalah sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit sendi, dan kelelahan (kelelahan). Suplemen Asam FolatAsam folat adalah vitamin B yang dapat membantu pembangunan sel-sel darah merah yang sehat. Suplemen ini harus tetap diminum di samping melakukan transfusi darah ataupun terapi khelasi besi. Transplantasi sum-sum tulang belakangBone Marrow Transplantation (BMT) sejak tahun 1900 telah dilakukan. Darah dan sumsum transplantasi sel induk normal akan menggantikan sel-sel induk yang rusak. Sel-sel induk adalah sel-sel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel darah merah. Transplantasi sel induk adalah satu-satunya pengobatan yang dapat menyembuhkan talasemia. Namun, memiliki kendala karena hanya sejumlah kecil orang yang dapat menemukan pasangan yang baik antara donor dan resipiennya. Pendonoran darah tali pusat (Cord Blood)Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan plasenta. Seperti tulang sumsum, itu adalah sumber kaya sel induk, bangunan blok dari sistem kekebalan tubuh manusia. Dibandingkan dengan pendonoran sumsum tulang, darah tali pusat non-invasif, tidak nyeri, lebih murah dan relatif sederhana. HLA (Human Leukocyte Antigens)Human Leukocyte Antigens (HLA) adalah protein yang terdapat pada sel di permukaan tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita mengenali sel kita sendiri sebagai 'diri,' dan sel asing' sebagai lawan didasarkan pada protein HLA ditampilkan pada permukaan sel kita. Pada transplantasi sum-sum tulang, HLA ini dapat mencegah terjadinya penolakan dari tubuh serta Graft versus Host Disease (GVHD). HLA yang terbaik untuk mencegah penolakan adalah melakukan donor secara genetik berhubungan dengan resipen (penerima).LO 2.10 PrognosisHasil prediksi dari thalassemia tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan sejauh mana seorang individu mengikuti pengobatan yang diresepkan tepat.

Individu dengan beta-thalassemia mayor (bentuk yang paling parah dari thalassemia), dapat hidup sampai usia lima puluhan dengan transfusi darah, terapi khelasi besi, dan splenektomi. Tanpa terapi khelasi besi, bagaimanapun, hidup dibatasi oleh tingkat kelebihan zat besi dalam hati, dengan kematian sering terjadi antara usia 20 dan 30. Transplantasi sumsum tulang dengan sumsum dari donor yang cocok menawarkan tingkat 54% sampai 90% hidup untuk orang dewasa.

Hampir semua bayi lahir dengan alpha-thalassemia mayor akan meninggal akibat anemia. Ada, Namun, sejumlah kecil yang dapat bertahan hidup setelah menerima prenatal (intrauterin) transfusi darah. Prospek untuk pasien dengan HBH tergantung pada komplikasi dari transfusi darah, splenomegali (pembesaran limpa), atau splenektomi (pengangkatan limpa) dan derajat anemia.

LO 2.11 EpidemiologiThalasemia beta : Dilihat dari distribusi geografiknya maka thalasemia beta banyak dijumpai didaerah mediteranean, timur tengah, india/Pakistan dan asia. Di siprus dan yunani lebih banyakdijumpai varian +, sedangkan di Asia tenggara lebih banyak varian 0. Italia : 10%, Yunani : 5-10%, Cina : 2%, India : 1-5%, Negro : 1%, Asia Tenggara : 5%. Jika dilukiskan pada peta dunia,seolah-olah membentuk sebuah sabuk, dimana Indonesia termasuk di dalamnya.Thalasemia alfa : Sering dijumpai di daerah Asia Tenggara, lebih sering dari thalasemia beta. DiIndonesia, jumlah pembawa sifat thalasemia berjumlah sekitar 5-6%. Palembang : 10%,Makassar : 7-8%, Ambon : 5-8%, Jawa : 3-4%, Sumatera Utara : 1-1,5%.Frekuensi gen thalassemia di Indonesia berkisar 3-10%. Diperkirakan lebih 2000 penderita barudilahirkan setiap tahunnya di Indonesia. Di Indonesia berdasarkan parameter hematologi,frekuensi pembawa sifat thalassemia di Sumatera Selatan sekitar 8%.