174
PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR KURIKULUM ABRSM DASAR I DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL: KAJIAN TERHADAP MASALAH DAN SOLUSINYA TESIS Oleh: ANDRY PERMANA BARUS NIM: 127037004 PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2014

PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

  • Upload
    buidang

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR

KURIKULUM ABRSM DASAR I DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL:

KAJIAN TERHADAP MASALAH DAN SOLUSINYA

TESIS

Oleh:ANDRY PERMANA BARUS

NIM: 127037004

PROGRAM STUDIMAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2014

Page 2: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR

KURIKULUM ABRSM DASAR I DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL:

KAJIAN TERHADAP MASALAH DAN SOLUSINYA

iii

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

OlehANDRY PERMANA BARUS

NIM: 127037004

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N2014

Page 3: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik adalah sebuah organisasi bunyi yang sangat berperan aktif dalam

kehidupan manusia. Peran penting musik juga sangat dibutuhkan dalam sebuah

kebudayaan baik melalui vokal, instrumen, maupun gabungan keduanya. Musik

selalu berkembang bentuk, guna, dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat

pendukungnya. Di antara fungsi musik adalah sebagai media hiburan, ritual,

peribadatan, maupun sebuah pendidikan.

Musik adalah salah satu bagian dari kesenian yang dinikmati melalui

pendengaran melalui warna suara (tone color/ timbre), ritme (rhythm), melodi

(melody), harmoni (harmony), dan dinamika (dynamic) yang terajut dalam suatu

tekstur yang dapat menghasilkan suatu ekspresi. Dengan struktur yang demikian,

maka musik membentuk suara maupun bunyi yang berbentuk vokal dan

instrumen, yang menjadi indah ketika diperdengarkan.

Dalam sebuah pendidikan musik, memahami musik dalam bentuk saintifik,

diperlukan pengetahuan yang mendukung. Pengetahuan ini mencakup teknik

permainan, permasalahan teknik, metode pembelajaran, cara membaca sebuah

notasi baik angka, huruf, maupun notasi balok, interpretasi, teori dalam sebuah

komposisi musik, bahan yang tertulis dalam buku panduan serta kurikulum ketika

memainkan dan mempelajari instrumen musik.

Page 4: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

2

Permainan instrumen tanpa sebuah teknik yang baik, dapat menyulitkan

seorang musisi dalam pencapaian interpretasi. Hal ini dikarenakan hasil dari

sebuah teknik permainan seorang musisi, maka bunyi atau nada dari instrumen

tersebut menjadi indah diperdengarkan, ketika memainkan sebuah karya maupun

materi lagu. Melalui permasalahan ini maka seorang musisi harus memiliki teknik

permainan yang baik ketika memainkan sebuah lagu. Permasalahan teknik dalam

permainan sebuah instrumen tidak hanya pada seorang musisi ketika memainkan

sebuah lagu maupun komposisi, tetapi terdapat juga pada seorang pelajar yang

sedang mempelajari sebuah instrumen melalui buku panduan dari sebuah

kurikulum musik.

Buku panduan adalah sebuah bahan ajar seorang guru, yang digunakan

dalam proses belajar-mengajar diaplikasikan melalui sebuah metode, dilakukan

seorang guru kepada siswa dalam proses pembelajaran instrumen. Namun hal

yang sering terjadi ketika menggunakan buku panduan dalam proses pembelajaran

adalah teknik permainan pada awal pembelajaran atau tingkatan pada great dasar,

ketika mempelajari sebuah instrumen, sering sekali berbeda aplikasi teknik yang

tertulis dalam buku panduan dengan seorang pelajar yang mengaplikasikan buku

panduan tersebut. Hal ini sering sekali terjadi pada sebuah pembelajaran baik pada

sebuah sekolah, instansi dan juga lembaga-lembaga musik lainnya. Dalam hal ini

pembelajaran yang dilakukan seorang siswa selalu menurut kemudahan siswa

bermain, baik melalui penjarian maupun teknik permainan lagu.

Permasalahan ini menjadikan seorang guru harus dapat mengerti cara

mengajarkan siswa untuk melatih sebuah teknik melalui latihan-latihan yang

diberikan seorang guru kepada siswa ketika mengaplikasikan teknik yang terdapat

Page 5: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

3

pada buku panduan, sesuai dengan yang tertulis, ketika siswa mengaplikasikan

buku panduan dalam proses pembelajaran instrumen musik.

Pembelajaran praktik instrumen melalui buku panduan dari sebuah

kurikulum, dilakukan pelajar dengan menggunakan notasi balok. Namun

kenyataannya, tidak sedikit keinginan seorang pelajar yang sedang mempelajari

instrumen tanpa menggunakan sebuah notasi. Hal ini menunjukkan anak lebih

suka penyampaian secara lisan (oral) dan lebih cepat meniru secara langsung apa

yang dilakukan seorang guru. Persoalannya adalah ketika anak mempelajari

instrumen pada tingkatan yang lebih tinggi, anak tidak akan mampu meniru apa

yang dilakukan gurunya, karena bahan yang cukup sulit dan panjang untuk

ditirukan. Permasalahan ini bukan hanya terdapat kepada seorang siswa, tetapi

juga terdapat pada seorang instruktur atau pengajar musik yang harus mengerti

ketika mengajarkan anak melalui sebuah buku panduan.

Buku panduan adalah sebuah bahan ajar yang sangat penting dalam proses

pembelajaran pada pendidikan musik. Buku panduan tercipta oleh karena adanya

sebuah kurikulum dalam pembelajaran instrumen yang terdapat disebuah instansi,

sekolah maupun kursus musik. Pembelajaran instrumen musik merupakan bidang

yang menjadi pusat perhatian pekerja musik baik pada seorang konseptor musik,

komposer, arranger maupun musisi, yang terlibat dalam sebuah proses

pembelajaran instrumen melalui buku panduan.

Seorang konseptor dalam bidang pendidikan musik selalu memikirkan

sebuah pelatihan bertahap yang ditulis dalam sebuah buku panduan instrumen.

Untuk kepentingan pembelajaran seorang siswa memainkan sebuah lagu, berbeda

halnya dengan seorang komposer yang hanya menciptakan sebuah karya untuk

Page 6: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

4

dimainkan, sesuai dengan kepentingan seorang komposer, kemudian arranger

yang menggubah lagu tersebut agar indah dan harmonis ketika dimainkan

instrumen baik dalam sebuah melodi maupun sebuah iringan musik, serta seorang

musisi yang memainkan sebuah karya dengan teknik yang baik ketika memainkan

sebuah instrumen yang diaplikasikan dengan indah ketika memainkan sebuah lagu

diperdengarkan melalui sebuah suara instrumen. Melalui seorang komposer,

arranger, musisi, serta seorang konseptor musik, buku panduan dapat tercipta.

Seorang komposer, arranger, musisi, dapat langsung menulis sebuah bahan yang

ditulis melalui sebuah notasi. Ironisnya seorang siswa maupun pelajar dapat

langsung mengambil (download) bahan tersebut melalui internet untuk dimainkan

dalam proses pembelajaran instrumen tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada

seorang guru praktik instrumen. Akibatnya anak akan kesulitan memainkan bahan

tersebut serta memaksakan kemampuan bermain untuk pencapaian teknik maupun

interpretasi musik.

Terlebih lagi sebuah buku panduan yang dipelajari seorang siswa ketika

mempelajari instrumen musik memiliki perbedaan cara membaca notasi yang

tertulis dalam buku panduan dengan cara membaca notasi sekolah, instasi maupun

lembaga musik. Penulisan sebuah notasi yang digunakan seorang siswa pada

pembelajaran praktik instrumen terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, seperti notasi

balok, angka, maupun huruf, kemudian semua penulisan notasi tersebut dapat

dibaca melalui solmisasi do – re –mi – fa – sol – la – si – do. Kerapnya

pembelajaran instrumen menggunakan notasi balok dalam proses belajar-

mengajar di sebuah instansi, sekolah maupun kursus musik.

Page 7: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

5

Notasi balok adalah sebuah penulisan yang ditulis secara berurutan, terdiri

dari 5 (lima) garis dan 4 (empat) spasi yang sering disebut paranada atau

sangkarnada, semua notasi ditulis tepat pada garis maupun spasi, dengan tangkai

ke atas maupun dengan tangkai ke bawah, jika sebuah notasi lebih rendah dan

tinggi jarak oktafnya, maka dalam notasi balok dapat menggunakan garis bantu di

atas garis paranada untuk nada yang lebih tinggi, kemudian di bawah paranada

untuk nada yang lebih rendah.

Notasi balok

Notasi angka adalah penulisan sebuah notasi dengan menggunakan angka

1 (satu) sampai 7 (tujuh), dimana notasi tersebut memiliki kesamaan dan

perbedaan simbol ritme dengan notasi balok, jika notasi balok simbol ritme

terletak pada tangkainya, maka notasi angka terletak sebuah ritme diatas angka–

angkanya, kemudian jika posisi nada lebih rendah dan lebih tinggi jarak oktafnya,

maka notasi angka menggunakan tanda titik, titik diatas untuk oktaf yang lebih

tinggi dan titik dibawah untuk oktaf yang lebih rendah.

Page 8: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

6

Notasi angka

C = do

Notasi huruf (A, B, C) adalah sebuah notasi yang ditulis dengan huruf,

proses pengerjaannya sama dengan notasi angka, tetapi seorang pencipta lagu,

komposer, arranger jarang sekali menggunakan notasi huruf sebagai media

penulisan lagu, maupun komposisi yang akan dimainkan oleh seorang musisi.

Notasi huruf

C = do

C - C#- D – D#- E - F – F# - G – G# -A - A#- B - C

Notasi adalah lambang atau tulisan musik, Sedangkan notasi balok adalah

tulisan musik dengan menggunakan lima garis datar yang berguna menunjukkan

tinggi rendahnya suatu nada (Pono Banoe, 2003:299). Peran sebuah notasi

menjadi hal yang sangat penting dalam musik, yang dapat dibaca dan ditulis untuk

kepentingan seorang komposer, arranger, dan konseptor musik untuk menuangkan

sebuah nada yang akan dimainkan seorang musisi maupun seorang pelajar dengan

kepentingan pembelajaran maupun pertunjukan. terlebih pada sebuah pendidikan

praktik instrumen melalui Tinggi rendahnya sebuah nada, nilai nada (ritme),

dinamika, maupun interpretasi, kemudian aplikasi nada ketika dibunyikan

(Kodijat dan Marzoeki, 1984:4). Pada abad ke IX, muncul istilah solmisasi, yaitu

cara baca solmisasi yang dipelopori oleh seorang pastor Katolik di Italia Guido

Page 9: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

7

D‟ Arezzo, dikenal sebagai do-re-mi-fa-sol-la-si-do sebagai pernyataan c-d-e-f-g-

a-b-c (absolute) (Banoe, 2003:385).

Sebutan nada-nada diatonis ini berasal dari rentetan kata-kata pujaan

kepada Sancta Ioannis, murid termuda Yesus Kristus, yang isinya memohon

kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan,

tetap merdu dan tidak parau. Rentetan singkatan tersebut adalah sebagai berikut:

• DO – Dominus

• RE – Renorare

• MI – Mira ges tuorum

• FA – Famuli tuorum

• SOL – Solve pollute

• LA – Labii reatum

• SI – Sancta Ioannis (Sylado, 1986:8)

Permasalahan teknik membaca sebuah notasi bukan hanya pada tingkatan

dasar saja, tetapi pada tingkatan yang lebih tinggi ketika menginterpretasikan

sebuah lagu. Teknik membaca sebuah notasi terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu,

do tetap (fixed do) dan do bergerak (movable do) pada sebuah partitur maupun

reportoar musik. Kedua teknik membaca tersebut memiliki kesulitan dan

kemudahan dalam hal membaca atau menyanyikannya secara solmisasi.

Permasalahan ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran dalam memainkan

sebuah lagu maupun komposisi musik.

Teknik membaca movable do adalah sebuah teknik membaca dengan nada

dasar yang berubah sesuai dengan banyaknya tanda kres (#) dan tanda mol (b)

yang tertulis pada garis paranada.

Page 10: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

8

Movable do

Berbeda dengan fixed do dimana penyebutan nada tidak merubah apapun

walaupun seberapa banyak tanda kres (#) dan tanda mol (b) terhadap penulisan

garis paranada.

Fixed Do

Salah satu permasalahan teknik membaca movable do dan fixed do, pada

sebuah kurikulum terdapat pada sebuah instansi maupun sekolah atau kursus

musik, memiliki sebuah perbedaan dan tidak sesuai dengan teknik baca yang

diinginkan sebuah kurikulum antara movable do dan fixed do, yang dipakai

seorang instruktur ketika mengajar. Terlebih lagi sugesti membaca notasi yang

dianggap sulit dimainkan oleh seorang pelajar ketika mengaplikasikan buku

panduan dari sebuah kurikulum. Menjadi hal yang cukup penting dimengerti

standarisasi yang disesuaikan oleh sebuah instansi, sekolah maupun kursus musik

ketika memilih sebuah kurikulum yang akan digunakan guru dalam proses

pembelajaran instrumen.

Page 11: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

9

Movable do adalah sebuah teknik membaca dengan nada dasar yang tidak

tetap, sesuai dengan banyaknya tanda (#) kres dan tanda (b) mol. Hal ini membuat

proses pembelajaran praktik instrumen musik menjadi sangat lama, dikarenakan

seorang pelajar instrumen harus mengetahui sebuah teori, pemahaman 1# sampai

7# kemudian 1b sampai 7b. Begitu pula untuk mengetahui simbol, serta

banyaknya tanda kres dan tanda mol ketika mengaplikasikan teknik membaca

movable do untuk mempelajari instrumen. Akibatnya seorang pelajar akan merasa

kesulitan terhadap pembelajaran praktik instrumen melalui movable do.

Alasannya anak harus mengerti pembelajaran teori musik pada tahap awal

pembelajaran, bukan permainaan sebuah instrumen melainkan pembelajaran

pendukung praktik instrumen seperti pelajaran teori musik, harmoni, dan solfegio.

Terlebih lagi seorang pelajar yang mengikuti teknik baca movable do,

harus mengetahui jarak nada (interval) yang sering dinyanyikan melalui solmisasi,

seperti jarak 1 laras (prime), 2 laras (seconde), 3 laras (ters), 4 laras (kwart), 5

laras (kwint), 6 laras (sekta), 7 laras (septime) sampai pada oktaf berikutnya.

Kemudian persoalan sebuah jarak nada yang dinaikan setengah laras maupun

diturunkan setengah laras, semakin memperlambat terhadap proses pembelajaran

instrumen, peran instruktur sangat dibutuhkan kembali dalam hal ini, agar tidak

memaksa pelajar pada tingkatan dasar harus mengerti sebuah teori untuk

pembelajaran instrumen dengan teknik membaca movable do.

Hal ini mungkin dapat dilakukan pada sebuah sekolah musik yang setiap

hari dan selalu mempelajari musik baik dari sebuah teori maupun praktik

instrumen musik, tetapi bagaimana dengan sebuah instasi maupun kursus musik,

yang mana sebuah pelajaran teori menjadi sebuah pilihan untuk seorang pelajar

Page 12: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

10

dan proses pembelajaran praktik instrumen dilakukan sekali dalam seminggu,

empat kali dalam sebulan dan libur pada minggu kelima pada instasi atau kursus

musik lainnya.

Perbedaan movable do dan fixed do juga memiliki permasalahan di

kalangan musisi ketika bermain bersamaaan dalam bentuk duet, trio, kuartet,

ansambel, dan juga orkestra, ketika memainkan sebuah lagu yang memiliki

sebuah panduan yang berbentuk sebuah notasi. Hal ini mengakibatkan sebuah

perbedaan aplikasi dalam proses permainan musik. Maka dalam hal ini seorang

pelatih maupun seorang pemimpin dalam sebuah kelompok musisi harus mengerti

kedua teknik membaca tersebut. Agar sesama musisi ketika memainkan sebuah

komposisi musik memiliki kesamaan tujuan walaupun terdapat sebuah perbedaan

teknik membaca sebuah notasi.

Terlebih lagi permasalahan teknik membaca movable do dan fixed do yang

digunakan pada sebuah pembelajaran dasar instrumen, untuk kepentingan

merasakan wujud dalam sebuah lagu melalui solmisasi (sight singing) dalam

sebuah partitur sebelum diaplikasikan pada sebuah instrumen, sering sekali

berbeda pengucapan antara seorang guru dan murid ketika mempelajari melalui

buku panduan tersebut, permasalahan ini mengakibatkan sebuah perbedaan

komunikasi dalam proses pembelajaran dan lebih menyulitkan guru dan murid.

Pembelajaran praktik instrumen dengan persoalan teknik membaca yang memakai

sebuah buku panduan memiliki kesulitan tersendiri dalam sebuah pembelajaran,

baik terhadap sebuah teknik permainan, maupun teknik membaca, terlebih pada

instrumen gitar. Gitar adalah alat musik petik yang dimainkan melalui teknik

tangan kanan dan tangan kiri.

Page 13: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

11

Tangan kanan dalam sebuah pembelajaran kelima jari yang sering

disimbolkan dengan ibu jari (P), jari telunjuk (I), jari tengah (M), dan jari manis

(A), kemudian jari kelingking (CH) yang jarang sekali digunakan dalam

pembelajaran gitar, penjarian tangan kanan digunakan sebagai petikan yang

diaplikasikan bergantian maupun digunakan secara bersamaan dalam memainkan

instrumen gitar. Berbeda dengan simbol jari pada tangan kiri dalam permainan

instrumen gitar jari telunjuk disimbolkan dengan (1), jari tengah disimbolkan

dengan (2) jari manis disimbolkan dengan (3) dan jari kelingking disimbolkan

dengan (4), permainan jari pada tangan kiri dilakukan dengan menekan senar pada

kolom-kolom gitar maupun Fret gitar, dilakukan secara bergantian maupun

dilakukan secara bersamaan yang membentuk sebuah bentuk jari atau frame jari,

jika dibutuhkan bermain sebuah akor dalam pembelajaran.

Terlebih lagi permasalahan penjarian dalam pembelajaran sering sekali

terdapat sebuah hafalan yang dilakukan seorang siswa melalui letak notasi pada

garis dan spasi pada sebuah paranada, kemudian menerapkan penjarian untuk

kolom-kolom instrumen sesuai dengan notasi pada garis paranada yang dibaca

melalui kedua teknik baca. Pembelajaran tersebut bukan bermain musik melalui

instrumen, melainkan memainkan sebuah permainan hapalan yang dilakukan oleh

jari terhadap sebuah kolom atau fret.

Permasalahan yang terdapat ketika murid melakukan hal tersebut adalah

seorang murid hanya akan mengerti jari dan notasi, tanpa memikirkan interpretasi,

solmisasi, sebuah akor, modulasi, dan hal-hal lainnya dalam elemen-elemen

musik. Hal ini dikarenakan anak telah fokus dengan hapalannya ketika bermain

instrumen, permasalahan ini juga menjadi sebuah bahan pemikiran, terhadap

Page 14: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

12

sebuah instrumen yang tidak memiliki kolom maupun fret, bagaimana seorang

pelajar dapat merasakan nada yang dimainkan sudah tepat, karena anak telah

fokus dalam penjarian yang dihafal melalui letak sebuah notasi.

Ironisnya hal ini dikembangkan oleh seorang konseptor dengan

menggunakan warna sebagai media hapalan untuk pembelajaran musik.

Permasalahannya adalah bagaimana jika sebuah lagu didasari dengan nada dasar

yang berbeda. Akibatnya pelajar yang menggunakan teknik membaca dengan

menghapal penjarian dan memainkan sebuah nada, tidak akan menghiraukan nada

yang dihasilkan, apakah sudah cukup berkualitas, dikarenakan pelajar sudah fokus

dengan hapalan letak jari maupun warna pada kolom dan letak not pada garis

paranada, yang diaplikasikan pelajar dengan mengisi kolom dengan jari untuk

menghasilkan sebuah nada. Hal ini menjadi sebuah permasalahan terhadap

pembelajaran, namun pertimbangan penghasilan terhadap kehidupan seorang

instruktur lebih diutamakan, sehingga merubah segalanya menjadi tepat dan dapat

dipakai.

Permasalahan ini dimengerti seorang instruktur senior, tetapi bagaimana

dengan sebuah instansi, sekolah musik, kursus musik yang memilih sebuah

kurikulum berdasarkan tren sebuah masa, untuk kepentingan bisnis instansi,

sekolah, maupun kursus musik. Dalam hal ini sering terlihat ketika seorang

pelajar mengikuti sebuah ujian dengan memakai sebuah kurikulum. Permasalahan

dalam sebuah sebuah kurikulum maupun buku panduan adalah sebuah simbol,

buku panduan memiliki simbol penjarian tangan kanan dan tangan kiri, dituliskan

tepat diatas sebuah notasi balok. Simbol-simbol tersebut tidak diperdulikan oleh

siswa maupun pelajar gitar, ketika mempelajari instrumen gitar melalui buku

Page 15: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

13

panduan. Maka dalam hal ini pembelajaran melalui buku panduan selalu dengan

kemampuan siswa tanpa mengerti sebuah pencapaian teknik yang terdapat pada

buku panduan. Akibatnya pelajar yang memainkan instrumen gitar tidak akan

berkembang karena selalu dengan tingkat kemampuan siswa, bukan pada sebuah

teknik yang tertulis pada buku panduan. Dalam hal ini seorang guru harus

mengerti melatih siswa bermain dengan tingkat kesulitan dalam buku panduan.

Melalui permasalahan-permasalahan ini penulis ingin meneliti sebuah

pembelajaran praktik instrumen gitar kurikulum ABRSM (Associated Board of the

Royal School of Music) dasar I melalui tiga lagu di sekolah Chandra Kusuma

School. Selanjutnya penulis mengkaji masalah dan solusi pelatihan untuk

memainkan lagu yang terdapat pada pembelajaran instrumen gitar, baik pada

proses pembelajarannya maupun untuk kepentingan ujian internasional, yang

dilakukan siswa secara individu.

Sekolah Chandra Kusuma School, instansi, maupun kursus musik

menggunakan kurikulum ABRSM sebagai buku panduan untuk proses

pembelajaran maupun ujian praktik instrumen. Ujian ABRSM tersebut juga dapat

dilakukan perorangan terlepas dari sebuah sekolah, instansi dan kursus musik,

selagi dapat mengikuti kualifikasi pada buku panduan dan persyaratan ujian.

Kurikulum yang dipakai untuk ujian ABRSM adalah kurikulum yang diciptakan

dari kerjasama seluruh universitas yang ada di Eropa, direvisi dan dikembangkan

selama 3 tahun sekali pada pembelajaran praktik instrumen maupun teori musik

yang bahan tersebut dipakai sebagai proses pembelajaran dan bahan untuk ujian

pelajar melalui instrumen khususnya pada instrumen gitar di sekolah Chandra

Kusuma School.

Page 16: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

14

Sekolah Candra Kusuma School terletak di Kota Medan disebuah

perumahan Cemara Asri, dimana sekolah tersebut menggunakan Kurikulum

ABRSM untuk mendukung proses pembelajaran instrumen sebagai pelajaran

musik program dan privat di Sekolah Chandra Kusuma School untuk kepentingan

pembelajaran serta ujian yang dilakukan siswa Chandra Kusuma School. Sekolah

ini memiliki kelas yang disebut musik program untuk pembelajaran praktik

instrumen yang termasuk dalam mata pelajaran seni budaya yang lebih

dispesifikasikan.

Seni budaya merupakan salah satu pelajaran yang sangat diminati siswa-

siswi di sekolah Chandra Kusuma School. Mata pelajaran seni budaya meliputi

bidang seni rupa, tari, dan musik. Pada pembahasan seni musik biasanya peserta

didik mendapatkan pokok pembahasan sejarah musik, musik populer, dan

mempelajari cara membaca notasi angka dan notasi balok. Begitu pula peserta

didik juga dapat mempelajari alat musik seperti, rekorder, pianika, angklung, dan

guitar, serta membahas materi tentang musik. Sekolah Chandra Kusuma School

memanfaatkan proses pembelajaran ekstrakurikuler ataupun mata pelajaran wajib

dalam bidang musik pada siswa yang ingin belajar praktik instrumen musik secara

lebih serius. Misalnya marching band, band, komposisi, ataupun mempelajari

intrumen musik klasik seperti violin, viola, cello, flute, guitar, dan piano.

Siswa-siswi Sekolah Chandra Kusuma School dapat memilih berbagai

instrumen musik untuk musik program. Sekolah Chandra Kusuma School

menggunakan mata pelajaran ekstrakurikuler untuk dapat mempelajari alat musik

klasik dan tradisional. Adapun alat musik yang digunakan dalam pembelajaran

yaitu: mempelajari alat musik angklung, gondang seperti taganing, suling,

Page 17: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

15

garantung, gong, hasapi, kemudian pianika, rekorder, violin, viola, cello,

contrabass, flute, piano, gitar, paduan suara, dan komposisi.

Prosesnya melibatkan guru-guru yang mempunyai kemampuan secara

individu untuk mengajar dan memainkan alat musik. Proses pembelajaran

instrumen musik di sekolah Chandra Kusuma School merupakan rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan fasilitas pendidikan yang telah

disediakan. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pekembangan otak,

sains, dan musikalitas siswa-siswi. Hal ini dapat dilihat pada fungsi dan tujuan

pembelajaran tersebut, dimana peserta didik tersebut dibentuk untuk dijadikan

sebagai pemain orkes di dalam sebuah kelompok instrumen.

Salah satu instrumen yang dipelajari di sekolah Chandra Kusuma School

adalah instrumen gitar. Gitar klasik berkembang dengan sangat mengesankan.

Perkembangan yang terjadi tidak hanya dari jumlah pemusik yang

memainkannya, tetapi juga lagu-lagu yang diciptakan khusus untuk gitar klasik.

Hal ini ditandai dengan munculnya banyak pendidikan gitar klasik di

mancanegara, baik berupa program sarjana maupun pendidikan dasar untuk

penikmat musik. Terlebih sebuah instansi dan kursus musik yang membuat kelas

spesial bagi seorang pelajar yang ingin mempelajari musik, hanya untuk

memainkan sebuah instrumen dengan lagu yang disenangi pelajar, bukan

mengikuti kurikulum atau aturan teknik membaca yang digunakan instruktur,

kurikulum pada instansi maupun kursus musik, yang mendukung pembelajaran

praktik instrumen gitar klasik.

Page 18: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

16

Gitar klasik pada awalnya merupakan alat musik utama yang digunakan

dalam pertunjukan seni Flamenco di Spanyol. Karena gitar digunakan sebagai alat

musik dalam flamenco maka sebelum istilah gitar klasik muncul, masyarakat lebih

mengenal gitar dengan enam buah senar yang terbuat dari usus sapi itu sebagai

Gitar Flamenco. Ciri dari alat musik ini adalah suara yang indah namun lemah

dalam kekuatan suara. Istilah ‘Gitar Klasik’ mulai lazim digunakan sekitar tahun

1920 setelah pemusik kenamaan Andres Segovia mulai mempertunjukkan karya-

karya arus utama seni musik Eropa.

Intrumen gitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu gitar klasik, gitar

akustik dan gitar elektrik, masyarakat Indonesia lebih meminati gitar akustik, hal

ini dikarenakan gitar akustik lebih mudah dimainkan tanpa harus menaati sebuah

peraturan yang ada ketika bermain instrument gitar . Gitar akustik memiliki

sebuah fret yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dipegang ketika

memainkannya, badan gitar akustik juga lebih kecil dibandingkan gitar klasik dan

memiliki sebuah kesamaan terhadap gitar elektrik. Senar gitar akustik terbuat dari

logam dan kawat. Gitar elektrik berbeda dengan gitar akustik, secara organologi,

gitar elektrik menghasilkan suara dengan bantuan speaker dan sound, perbedaan

elektrik dengan gitar akustik juga terdapat pada alat-alat pendukung suara seperti

efek.

Gitar klasik berbeda dengan gitar akustik dan elektrik, gitar klasik

memiliki digunakan dalam bentuk ansamble yang menggunakan buku panduan

berbentuk notasi balok, memainkan gitar klasik lebih sulit dengan sebuah teknik

yang dituliskan dalam sebuah partitur, Gitar klasik memiliki senar yang terbuat

dari nilon (nylon) yang memiliki bentuk seperti senar untuk memancing (untuk

Page 19: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

17

dawai pertama sampai ketiga). Sedangkan di dawai ke- 4 hingga ke- 6

menggunakan nylon yang dibungkus oleh lilitan kawat.

Chandra Kusuma School mempelajari instrumen gitar klasik dengan buku

panduan kurikulum ABRSM, dalam mempelajari instrumen gitar klasik di sekolah

tersebut, ada beberapa peraturan yang di terapkan oleh guru gitar klasik seperti

cara memangku gitar, posisi penjarian, posisi tangan, posisi badan, cara memetik

tangan kanan, cara menekan senar tangan kiri, agar bermain instrumen gitar

dengan baik.

Permasalahan teknik tangan kanan dan tangan kiri menjadi sebuah

permasalahan terhadap pembelajaran instrumen gitar klasik di sekolah Chandra

Kusuma School yang dilakukan oleh siswa-siswi dalam proses pembelajaran

maupun bahan yang akan diujiankan yang memakai sebuah kurikulum ABRSM.

Oleh sebab itu penulis akan menganalisis pembelajaran instrumen gitar klasik

dengan memakai kurikulum ABRSM di sekolah Chandra Kusuma School yang

dikhususkan penulis pada tiga lagu yang berjudul “Here There, and Everywhere”,

“Ode to Joy”, dan “Nel Cor Piu Non Mi Sento” yang terdapat pada buku

panduan Times Pieces kurikulum ABRSM.

Ketiga Lagu tersebut juga dipilih seorang pelajar untuk kepentingan ujian

yang terdapat pada kurikulum ABRSM. Kurikulum yang diujiankan memiliki

sebuah pilihan dari 3 (tiga) list A, B, dan C yang masing-masing list terdapat tiga

buah lagu untuk pilihan pelajar mengikuti ujian pada instrumen gitar. Hal ini akan

diteliti oleh penulis pada musik program yang terdapat pada sekolah Chandra

Kusuma School.

Page 20: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

18

Penulis hanya memfokuskan pada satu buku panduan saja, diharapkan

dengan meneliti penerapan ketiga lagu tersebut, melalui teknik-teknik tangan

kanan dan tangan kiri serta permainan teknik lainnya yang mendukung proses

pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma School. Penulis juga melihat

permasalahan-permasalahan eksternal dan internal belajar yang terdapat di

sekolah Chandra Kusuma sebagai penghambat dan pendukung proses

pembelajaran instrumen gitar. Kemudian dengan melihat permasalahan-

permasalahan internal dan eksternal serta teknik dalam proses pembelajaran,

penulis menawarkan solusi pembelajaran yang diaplikasikan di Chandra Kusuma

melalui permasalahan internal dan eksternal serta teknik dalam proses

pembelajaran instrumen gitar, untuk pencapaian proses pembelajaran instrumen

gitar yang baik di Chandra Kusuma School. Penelitian yang dilakukan penulis

dengan melihat permasalahan teknik, masalah internal dan eksternal pembelajaran

serta memberikan solusi dari permasalahan, kemudian dituangkan penulis dalam

sebuah Tesis pengkajian seni Universitas Sumatra Utara (USU) dengan judul:

“Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I di Chandra

Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya”.

1.2 Rumusan Masalah

Penulis mengambil tiga buah lagu (pieces) yang berjudul Here There, and

Everywhere, Ode to Joy, dan Nel Cor Piu Non Mi Sento dengan transkripsi notasi

balok, yang diambil dari kurikulum ABRSM untuk kepentingan pembelajaran dan

ujian pelajar praktik instrumen gitar dasar I di sekolah Chandra Kusuma School.

Kemudian lagu tersebut diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan teknik-

Page 21: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

19

teknik yang terdapat pada tangan kanan dan tangan kiri kemudian memberikan

sebuah solusi yang berbentuk bahan latihan siswa untuk mempelajari ketiga lagu

yang dipilih sebegai proses dan ujian siswa. Dalam hal ini penulis akan

menggunakan teknik membaca movable do dan fixed do untuk mendukung proses

pembelajaran instrumen gitar yang menjadi bahan ajar guru melalui sistem untuk

melatih siswa-siswi sebelum mengaplikasikan teknik penjarian tangan kanan dan

tangan kiri pada sebuah lagu yang terdapat pada buku panduan yang telah dipilih

seorang siswa untuk sebuah ujian dan proses pembelajaran instrumen gitar klasik.

Kemudian setelah menganalisis buku panduan melalui penerapan kedua

teknik tangan kanan dan tangan kiri pada pembelajaran instrumen gitar klasik di

Sekolah Chandra Kusuma School, penulis akan menuliskan sebuah solusi

pelatihan dari sebuah permasalahan yang terdapat pada buku panduan serta

memberikan latihan maupun contoh-contoh untuk mempelajari kesulitan dalam

pembelajaran instrumen gitar yang terdapat dalam buku panduan kurikulum

ABRSM dengan memilih teknik membaca mana yang lebih tepat pada

pembelajaran gitar terhadap ketiga buah lagu. Kemudian penulis juga

menggunakan kedua teknik membaca movable do dan fixed do, untuk pencapaian

sebuah interpretasi maupun pengenalan sebuah lagu yang dilakukan seorang guru

melalui solmisasi.

Semua permasalahan penelitian ini dilakukan penulis melalui penulisan

trankripsi atau notasi balok, yang diambil dari buku panduan kurikulum ABRSM

great I, Adapun pokok permasalahan atau pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

bagaimana praktik pembelajaran gitar pada tiga buah lagu yang terdapat pada

buku panduan Kurikulum ABRSM di Chandra Kusuma School? Masalah seperti

Page 22: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

20

apa yang ditemukan dan bagaimana solusinya ketika siswa mempelajari

instrumen gitar Chandra Kusuma School ?

Pokok masalah tersebut nantinya akan dijawab dengan jawaban-jawaban

yang bersifat dekriptif dan analitis. Di antaranya adalah bagaimana permasalahan

teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri, bagaimana permasalahan faktor

penghambat dan faktor pendukung dalam pembelajaran instrumen gitar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian teknik tangan kanan dan tangan kiri pada

pembelajaran instrumen gitar melalui sebuah partitur, untuk mengetahui

bagaimana permasalahan dalam pembelajaran instrumen. Kemudian menerapkan

teknik tangan kanan dan tangan kiri yang telah tertulis dalam buku panduan baik

jari maupun teknik permainan lainnya pada instrumen gitar klasik tersebut,

melalui permasalahan dan memberikan sebuah solusi setelah diaplikasikan teknik

tangan kanan dan tangan kiri tersebut terhadap sebuah pembelajaran instrumen

gitar.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pengertian bagi

seorang instruktur, pelajar, musisi, dan masukan bagi seorang konseptor musik

dalam bentuk pelatihan pembelajaran, kemudian pengajaran dan permainan, serta

melihat bagaimana proses pembelajaran terhadap sebuah partitur, dengan teknik

tangan kanan sebagai penjarian dan tangan kiri sebagai petikan yang diaplikasikan

melalui beberapa instrumen.

Page 23: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

21

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang di ambil dari penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tesis

ini adalah sebagai berikut:

Menambah referensi tentang teknik tangan kanan dan tangan kiri terhadap

sebuah instrumen musik.

Sebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa, pelajar, dan

musisi, instruktur, konseptor, kondukter agar dapat mengetahui

permasalahan teknik teknik pada tangan kanan dan tangan kiri pada

instrumen musik khususnya gitar.

Menambah pengetahuan bagi penulis, mahasiswa, pelajar, dan musisi,

instruktur, konseptor, baik melalui sebuah permasalahan dan solusi teknik

pembelajaran untuk mempraktikkan instrumen gitar.

Penelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan kesenian dalam

konteks seni musik di Indonesia.

1.4 Studi Kepustakaan

Sebelum penulis mengadakan studi lapangan, terlebih dahulu penulis

mengadakan studi kepustakaan antara lain:

Skripsi Eka Lianta Ginting dengan judul “Penerapan Teknik Petikan

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gitar Klasik di Flow Musik Medan”. Penulis

skripsi ini mengkaji tentang proses pembelajaran dasar gitar klasik, yang mana

siswa diberi materi seperti penguasaan teknik petikan, penjarian dan teori dasar

musik. Pada permainan gitar klasik, yang terdapat aturan-aturan dan tata cara

Page 24: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

22

memainkan sebuah gitar klasik, salah satunya adalah cara memetik gitar dengan

benar ataupun teratur. Teknik petikan dalam bermain gitar klasik terdapat dua

jenis petikan yaitu Apoyando dan Tirando. Apoyando ialah memetik senar dengan

menyandarkan jari pada senar yang lainnya, sedangkan Tirando ialah memetik

senar dengan tidak menyandarkan jari pada senar lainnya setelah jari memetik

senar .

Skripsi Dian Marsa Peli dengan judul “Penerapan PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam pembelajaran musik

ensambel di kelas V SD”. Skripsi ini membahas tentang pentingnya pendidikan

bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang. Serta

upaya membimbing siswa agar sadar dan terarah serta berkeinginan untuk belajar

dan memperoleh hasil yang baik, pengajar atau guru hendaklah dapat mengelola

berbagai kondisi belajar dengan baik. Untuk itu, guru perlu dibekali beberapa

kemampuan diantaranya menganalisis kurikulum, merancang rencana

pembelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran

tersebut dirancang untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

dan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikarenakan semakin baik

perencanaan yang dirancang maka makin mudah dan efektif pula pelaksanaan

kegiatan belajar dan mengajarnya.

Tesis Wonter Lesson Purba yang berjudul “Analisis Musikal Aransemen

Lagu Etnik Pada Gitar Tunggal kajian studi kasus pada karya-karya Jubing

Kristianto”. Tesis ini menganalisis tentang aransemen lagu etnik pada gitar

tunggal dengan studi kasus pada karya-karya Jubing kristianto. Tesis ini

menjelaskan bagaimana sistem kerja aransemen lagu etnik yang diaplikasikan

Page 25: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

23

pada gitar tunggal, untuk menentukan akor, musik iringan, bas dan harmoni, serta

gaya permainan (style) gitar yang di aransemen Jubing Kristianto. Hal ini

merupakan kontribusi sebuah ilmu pengetahuan khususnya ilmu aransemen pada

praktik instrumen gitar bagi pendidikan musik yang mampu membawakan dan

mewakili berbagai genre lagu-lagu etnik kedalam seni pertunjukan Indonesia.

Tesis Sopian Loren Sinaga dengan judul “Pembelajaran Praktik Instrumen

Biola Melalui Tiga Buku Karya C. Paul Harfurth, Suzuki, Pada Tingkatan

Pradasar dan Dasar I”. Penulis tesis ini mengkaji sebuah permasalahan yang

dilakukan sebuah sekolah, instansi, maupun lembaga musik, menjadi sebuah

wadah untuk tempat pembelajaran musik, melalui praktik instrumen biola, yang

menggunakan kurikulum melalui sebuah metode dalam bentuk buku panduan

seperti seperti Suzuki Violin A Tune A Day. Kemudian meneliti guru mengajarkan

ketiga buku panduan kepada peserta didik, diterapkan pada peserta didik pada

tingkatan pradasar dan dasar I di Sekolah Candra Kusuma School. Melalui sebuah

bentuk pengajaran, metode dan teknik permainan biola.

Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik

mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan

memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford

Ensiklopedi Pelajar, 2005)

Bernstein & Picker (1972) mengatakan bahwa musik adalah suara-suara

yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan

sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada

pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari

Page 26: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

24

bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan

ruang tertentu (Eagle Jr, 1996).

Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola

teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik

biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur,

2005).

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang

diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam

(sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan,

kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga

mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya

dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga

dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.

Kurikulum ABRSM sebagai acuan penulis untuk buku panduan sebagai

materi bahan penelitian yang digunakan untuk melihat permasalahan teknik

membaca ketika dimainkan sebuah instrumen, untuk kepentingan pembelajaran

pada sebuah tingkatan.

Dieter Mack, dalam bukunya Ilmu melodi ditinjau dari segi budaya musik

barat (1995), pusat musik liturgi Yogyakarta, buku ini mengetengahkan analisis

melodi dari beberapa komponis musik barat disertai dengan contoh berupa

cuplikan-cuplikan rekaman.

Buku Douglass M. Green Form in Tonal Music: An Introduction to

Analysis (1979), berisikan tentang ilmu bentuk analisa musik dalam musik tonal,

beserta dengan contoh tabel.

Page 27: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

25

Buku Ilmu Bentuk Analisa (1996) yang dikarang Karl-Edmund Prier, SJ.

Berisikan kumpulan bahan kuliah ilmu bentuk analisa musik. Kemudian disusun

dan diterbitkan dalam bentuk buku, terdiri dari lima bagian, bentuk-bentuk ganda,

bentuk sonata, bentuk polifoni, dan bentuk siklis.

Leon Stein, dalam Structur & Style, The Study and analysis of Musikal

Forms (1997), menguraikan tentang musik barat dari unsur bentuk yang paling

kecil sampai pada bentuk yang besar dengan segala unsur perkembangannya.

Buku Arnold Schonberg, Struktural Fungtions of harmony (1969), berisi

tentang fungsi-fungsi struktur harmoni didalam musik diatonik barat. Buku ini

menjadi referensi bagi penulis dalam bentuk harmoni ketika penulis meneliti

iringan untuk metode pembelajaran untuk permasalahan movable dan fixed do.

Benjamin Dale, Gordon Jacob & Hugo Hanson, dalam harmony,

Counterpoint & Improvisation (1940), jilid 1 dan 2 masing-masing terdiri dari

tiga bagian utama, mengemukakan tentang harmoni, kontrapung, dan improvisasi

khususnya pada piano.

Karya Robert W. Ottoman, Advanced Harmony, Theory and Practice

(1963), berisi tentang teori-teori lanjut tentang penyusunan nada-nada secara

vertikal beserta penerapannya terhadap musik barat sampai pada abad XIX.

Buku Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, Creative Aspects

and Practice (1978), merupakan salah satu buku pedoman mengenai teori

harmoni musik abad ke XX dan penerapannya, dalam buku ini seluruh latihan

serta penerapan teori harmoni dilakukan dengan membuat komposisi, Bukan pada

sebuah harmoni saja melainkan juga mengandung unsur latihan membuat

komposisi musik.

Page 28: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

26

Nicholas Slonimsky, dalam bukunya Thesaurus of Scales and Melodic

Patterns (1947), mengemukakan tentang pengolahan berbagai tangga nada,

modus, dan pola-pola yang bersifat melodi.

Buku Oliver Messiaen, The Technique of My Musical Language (1966)

berisi tentang teknik komposisi dan pembahasan dari karya-karya Messiaen.

Karya Frank Howes, (1947), Full Orchestra, berisi mengenai evolusi dan

peran orkestra dalam musik klasik barat.

Samuel Adler, dalam bukunya The Study of Orchestration (1989), menulis

mengenai teknik orkestrasi secara menyeluruh beserta contoh dan latihannya.

Buku Langsung Jago Main Piano Otodidak, buku ini ditulis oleh Christian

J. Monoach. ST, buku ini berisikan tetang sebuah metode pembelajaran yang

tidak sama dengan pembelajaran akademisi namun lebih kepada cara cepat dalam

pembelajaran instrumen piano. Buku ini menjadi contoh dan menjadi

perbandingan bagi penulis agar dapat mempercepat dan mempermudah

pembelajar instrumen melalui teknik membaca movable do dan fixed do.

Buku Ensiklopedia Musik Klasik buku ini disusun oleh Muhamad Syafiq

yang berisikan seperti kamus musik dan banyak menceritakan peradapan musik

klasik sampai pada saat ini serta menceritakan riwayat hidup komposer pada

jaman klasik sampai pada masa modern saat ini.

Kamus Musik Pono Bonoe yang membantu untuk mengerti akan simbol

dan tulisan-tulisan yang terdapat pada sebuah lagu. Buku ini membantu penulis

dalam glosarium yang akan dibuat oleh penulis.

Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi buku ini ditulis oleh Yohanes

Andhi Kurniawan yang mengajarkan teknik pembelajaran musik melalui

Page 29: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

27

membaca sebuah not, serta pengajaran yang sangat mempermudah ketika

membaca sebuah notasi musik. Buku ini menjadi panduan bagi penulis ketika

membuat sebuah notasi lebih mempermudah peserta didik dan dapat sekaligus

mengajarkan peserta didik cara membaca dengan cepat baik pada not balok

instrumen biola maupun instrumen lainnya.

1.5 Konsep dan Teori

1.5.1 Konsep

Konsep yang terpenting digunakan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran praktik instrumen gitar, kurikulum ABRSM dengan melihat

permasalahan dari teknik serta permasalahan eksternal dan internal dalam praktik

instrumen gitar. Kemudian penulis menawarkan solusi dari permasalahan yang

terdapat pada praktik instrumen gitar di Chandra Kusuma School.

Pembelajaran yang dimaksud oleh penulis adalah untuk praktik sebuah

instrumentasi, dilakukan dengan menggunakan tulisan notasi yang dapat dibaca,

ditulis dan dibunyikan dari tujuan pembelajaran. Kemudian diajarkan dalam

bentuk privat maupun kelas dalam pembelajaran praktik instrumen gitar yang

menggunakan sebuah metode. Metode yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah

cara atau jalan yang ditempuh. Menyangkut cara kerja seorang guru

menyampaikan sebuah permasalahan yang terdapat pada tulisan notasi yang

bertujuan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bagi siswa-

siswi atau peserta didik dalam mempelajari instrumen.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

Page 30: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

28

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik

(Wikipedia.org/wiki/ pembelajaran, 3 Maret 2014).

Dalam pembelajaran guru harus memahami materi pelajaran yang

diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran

yang matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang

akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas

(Dewi, 2004:1).

Psikologi yang dimaksud penulis dalam penelitian ini sebagai pendukung

lancarnya penyampaian sebuah metode yang disampaikan guru melalui bahasa

lisan kepada siswa-siswi, pembelajaran yang dilakukan seorang guru ketika

mengajar peserta didik. Melatih peserta didik dalam membahas sebuah lagu,

dengan teknik baca serta penerapan tangan kanan, tangan kiri pada instrumen gitar.

Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar gitar sangat erat kaitannya

dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya

metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan

metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung

jawab dalam pendidikan adalah guru.

Page 31: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

29

Kurikulum ABRSM adalah sebuah buku panduan dengan tulisan notasi

yang digunakan dalam proses pembelajaran maupun digunakan untuk ujian.

Kemudian diterapkan melalui instrumen gitar, hasil dari buku panduan ketika

diterapkan adalah sebuah nada atau bunyi dengan teknik- teknik permainan gitar.

Dalam kurikulum ini penulis mengambil tiga buah lagu yang dimainkan siswa

untuk proses ujian yang diteliti penulis melalui teknik permainan, yang terdapat

pada lagu kurikulum ABRSM.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari

atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

beragam peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain

di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum (muttaqinhasyim.

wordpress.com: 14 Februari 2014).

Kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan

ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga proses pembelajaran gitar berjalan

dengan baik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Chandra

Kusuma School dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan tingkat

kecerdasan peserta didik. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang

terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahkan dapat dilaksanakan di antara

penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian

penting dari kurikulum sekolah (Amal, 2005: 378). Secara garis besar kegiatan

ekstrakurikuler mempunyai tiga tujuan dasar, yaitu: a. Pembinaan minat dan bakat

Page 32: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

30

siswa, yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membina dan

mengembangkan minat yang ada pada peserta didik serta memupuk bakat yang

dimiliki peserta didik. b. Sebagai wadah di sekolah, dengan aktifnya siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler, secara otomatis peserta didik telah membentuk wadah-

wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin komunikasi antar peserta didik dan

sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan

ekstrakurikuler. c. Pencapaian prestasi yang optimal, beberapa cabang

ekstrakurikuler baik secara perorangan maupun kelompok diharapkan dapat

meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah

(ekskulabsky. multiply.com: 14 Februari 2014).

Permasalahan teknik dalam permainan instrumen gitar yang dimaksud

oleh penulis dengan menggunakan kurikulum ABRSM, menerapkan sebuah notasi

yang memiliki tingkat kesulitan dalam memainkan repertoar atau bahan ajar

kurikulum ABRSM.

Permasalahan faktor-faktor penghambat dalam proses pembelajaran gitar

adalah sebuah permasalahan eksternal dan internal yang menjadikan proses

pembelajaran kurang menguntungkan baik pada minat seorang siswa, bakat,

kemampuan, pemilihan lagu, banyaknya mata pelajaran yang diambil siswa, orang

tua, pelajaran yang dianggap penting, siswa yang mengangagap pelajaran musik

hanya menjadi pelengkap dan mengisi kekosongan waktu, daya tangkap siswa

yang lemah, membuat tertinggalnya murid, sehingga tidak ingin melanjutkan

kembali pembelajaran tersebut, rasa percaya diri yang kurang, sikap siswa yang

ingin bermain ketika proses pembelajaran kelas musik program praktik instrumen

gitar di Chandra Kusuma School.

Page 33: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

31

Kemudian penulis juga menawarkan solusi dari permasalahan teknik serta

faktor internal dan eksternal penghambat siswa, agar dapat diatasi dan saling

bekerjasama antara semua pihak, untuk keberhasilan seorang anak dalam

mempelajari instrumen musik khususnya instrumen gitar yang dilakukan dengan

baik dalam pembelajaran kelas maupun pembelajaran individu (face to face).

1.5.2 Teori

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori behaviorisme yang

menyatakan tumbuh dan berkembangnya pembelajaran seorang siswa adalah

sebuah pendekatan dalam pembelajaran adalah hasil evolusi (berkembang secara

bertahap) dari satu pemikiran kepada pemikiran selanjutnya. Teori belajar

behaviorisme adalah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Behaviorisme menyimpulkan bahwa perubahan tingkah laku yang

ditunjukkan oleh seorang pelajar adalah suatu perwujudan nyata dari keberhasilan

atas sebuah pembelajaran. Jika keadaan yang berlaku sebaliknya, maka

pembelajaran dianggap tidak berhasil. Contoh seorang siswa belum mampu untuk

memainkan tangga nada G mayor dengan teknik permainan penggabungan dua

tangan. Sebagus apapun strategi pengajaran yang digunakan oleh sang guru dalam

mengajarkan tangga nada tersebut, dan murid tetap tidak mampu untuk

memainkannya maka pembelajaran belum dapat dinyatakan berhasil.

Teori ini sangat memfokuskan perhatiannya pada stimulus (input /

masukan) dan respon (output / keluaran). Segala sesuatu yang berada diluar dari

Page 34: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

32

daerah ini sama sekali tidak mendapat perhatian, semua stimulus dan respon

tersebut harus dapat diamati dan diukur secara pasti atau eksplisit.

Selain stimulus dan respon, reinforcement atau penguatan juga dianggap

sebagai faktor lain yang penting dalam aplikasi teori ini. Penguatan ini dapat

digolongkan sebagai apa saja yang dapat memperkuat timbulnya sebuah respon.

Dibagi menjadi dua yaitu penguat positif dan penguat negatif. Kedua penguatan

ini bekerja secara bergantian, apabila penguat positif ditambahkan maka penguat

negatif harus dikurangi agar dapat memperkuat respon. Penerapan dari metode ini

sangat cocok untuk memperoleh kemampuan psikomotor dan pembelajaran yang

mengandung unsur kecepatan spontanitas.

Sangat sesuai untuk diterapkan kepada anak-anak yang masih

membutuhkan peran guru atau orang tua, karena pada dasarnya teori ini tidak

dapat berdiri sendiri tanpa adanya peran pembimbing tersebut. Pembelajaran yang

dilakukan bersifat satu arah, maka semua pemberian stimulus atau materi

pembelajaran total berpusat pada guru, murid hanya pasif mendengarkan.

Selain dari cara pengajaran, teori ini dapat dikatakan sebagai teori yang

bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Berikut adalah contoh dari

penerapan pembelajaran behaviorisme dalam musik.

Langkah pertama, murid mendapatkan stimulus berupa materi-materi

pembelajaran yang berupa lagu.

Langkah kedua, murid akan meresponi materi-materi atau lagu tersebut

dengan cara mencoba untuk memainkannya. Dalam langkah kedua ini

stimulus dapat ditambahkan lagi jika diperlukan, seperti guru akan

Page 35: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

33

memberikan materi-materi baru sebagai pelengkap dari materi-materi yang

diberikan dalam langkah yang pertama.

Langkah ketiga, respon tersebut akan menghasilkan sebuah perubahan

tingkah laku, dimana perubahan tersebut ditunjukkan dengan mampu atau

tidaknya murid memainkan lagu.

Langkah keempat, guru akan memberikan pujian atau hukuman atas hasil

yang dicapai, apabila hasil memuaskan guru akan memberikan pujian, jika

hasil berada pada kondisi sebaliknya guru dapat memberikan hukuman.

Langkah kelima, apabila murid masih menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan, hukuman tersebut dapat dikurangi dengan harapan respon

yang dihasilkan akan semakin bertambah dan mendatangkan sebuah

perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Secara tidak langsung penerapan dari teori behaviorisme ini membangun

sebuah kemampuan yang kuat untuk mencari masalah secara baik problem solving

yang dianggap sesuai. Maka murid-murid akan berlomba-lomba untuk mencari

tahu solusi pembelajaran yang dihadapinya.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif (puslit2.ac.id, 2010:26 April 2010). Langkah-langkah yang

ditempuh di antaranya mengadakan studi pustaka untuk mendapatkan sumber-

sumber atau data yang diperlukan serta melakukan pendekatan musikologis,

permasalahan teknik permainan pada tangan kiri serta permasalahan internal,

Page 36: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

34

eksternal dalam permbelajaran gitar akan diteliti penulis disebuah sekolah

Chandra Kusuma School, untuk melengkapi proses penulisan tentang teknik

membaca tersebut dalam pembelajaran praktik instrumen. Kemudian penulis

meminta bantuan atau pendapat kepada beberapa instruktur dan pelajar instrumen,

yang berguna untuk menambah dan melengkapi data yang diperlukan. Setelah

data terkumpul, data tersebut dipilah dan dianalisis secara khusus untuk

mendukung dalam penulisan tesis nantinya. Kemudian penelitian ini dibagi

menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap wawancara, tahap

analisis data, tahap praktikum, dan tahap penulisan.

1.7 Teknik Mengumpulkan Data

Untuk mengumpulkan data, dilakukan penelitian lapangan. Penelitian

lapangan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang penulis lakukan yang

berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan, yang terdiri dari observasi,

wawancara, tahap analisis dan perekaman serta kerja laboratorium.

1.7.1 Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung: yaitu langsung

kepada instruktur, melihat instruktur mengajar peserta didik untuk mempelajari

sebuah instrumen. Menjaring data-data yang diperlukan, pertimbangan, merevisi,

analisis dan menggabungkan kedua teknik membaca, kemudian memilih teknik

baca mana yang baik terhadap salah satu instrumen musik. Penulis akan

melakukan studi lapangan dengan cara observasi. Observasi dilakukan untuk

memperoleh kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dari teknik tangan

Page 37: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

35

kanan dan tangan kiri pada pembelajaran instrumen gitar. Melalui observasi dapat

diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kesulitan-kesulitan dalam proses

praktik instrumen. Maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini

adalah dengan partisipasi pengamat sebagai partisipan (insider) yaitu sebagai

pemain dan instruktur musik. Keuntungan cara ini adalah peneliti telah

merupakan bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya, sehingga

kehadirannya tidak mempengaruhi situasi itu dalam kewajarannya.

1.7.2 Wawancara

Untuk memperoleh data-data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi

tersebut (seperti konsep etnosainsnya tentang estetika dan teknis musikalnya),

penulis melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara

yang sifatnya terfokus yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan teknik tangan kanan dan tangan kiri terhadap siswa pada pembelajaran

instrumen gitar. Pada tahap ini akan dilakukan wawancara kepada instruktur,

musisi kemudian pelajar yang sedang mempelajari instrumen musik, guna

mengetahui tingkat pemahaman instrumen bagi para siswa gitar, dan dilakukan

juga wawancara kepada para siswa, guna mengetahui seberapa besar minat

mereka mempelajari instrumen gitar dengan teknik-teknik yang terdapat pada

buku panduan yang mereka ketahui.

1.7.3 Tahap analisis

Dari data yang diperoleh, data yang telah terkumpul kemudian

diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya dan selanjutnya dilakukan analisis.

Page 38: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

36

1.7.4 Perekaman

Untuk mendokumentasikan data yang berkaitan dengan proses praktik

pembelajaran instrument gitar dengan kajian masalah dan solusi pembelajaran,

maka penulis melakukan perekaman. Perekaman musik dan wawancara dilakukan

dengan menggunakan tape recorder merk Sony TCM 70, yang diproduksi oleh

PT. Sony Amc Graha Jakarta, dengan menggunakan kaset feroksida BASF

dengan ukuran waktu 60 menit (C-60). Untuk dokumentasi audiovisual,

dipergunakan Handycam Sony.

1.7.5 Kerja laboratorium

Pada tahapan kerja laboratorium, seluruh hasil kerja yang telah diperoleh

dari studi kepustakaan dan dari penelitian lapangan diolah, direvisi, diseleksi,

disaring untuk dijadikan sebagai data dalam analisis dan menggabungkan teknik

tangan kanan dan tangan kiri, kemudian memilih yang lebih tepat dalam

pembelajarannya. Data mana yang dapat dipergunakan untuk mendukung analisis

dalam pembelajaran instrumen, dan data mana yang tak dapat dipergunakan

dilakukan dalam kerja laboratorium.

Instruktur dan pelajar instrumen yang dalam prosesnya tersebut direkam di

atas pita kaset BASF dan kamera Nikon D7000, selanjutnya ditranskripsikan dan

dianalisis di laboratorium. Semua ini penulis lakukan untuk mendapatkan hasil

yang maksimal.

Page 39: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

37

1.7.6 Tahap pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data ini dikumpulkan data yang diperlukan yaitu

buku-buku yang berisi tentang metode pembelajaran yang sangat membantu

dalam pemaparannya. Kemudian mengamati proses pembelajaran gitar di

Chandra Kusuma School, megambil foto dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di

Chandra Kusuma School, merekam proses wawancara terhadap berbagai pihak

yang terlibat dalam penelitian penulis dalam pembelajaran instrumen gitar,

memvideokan penerapan solusi teknik yang aplikasi dalam pembelajaran praktik

instrumen gitar di sekolah Chandra kusuma School. Kemudian

mengklasifikasikan dan memverifikasikan data yang didapat dari sekolah Chandra

Kusuma School.

1.8 Sistematika Penulisan

Dari hasil penelitian pmbelajaran praktik instrumen gitar kurikulum

ABRSM melalui penerapan buku panduan. Data yang terkumpul, maka

dilanjutkan pada tahap penyelesaian yaitu disusun menjadi suatu karya ilmiah

dalam bentuk tesis yang terdiri dari (6) enam bab.

Ke enam bab tersebut terdiri dari bab pertama yang membahas

permasalahan-permasalahan gitar dan proses pembelajarannya secara deskiptif,

yang dirangkum dalam latar belakang masalah. Bab kedua membahas tinjauan

proses pembelajaran musik dan praktik instrumen gitar di sekolah Chandra

Kusuma School. Bab ketiga membahas tentang penerapan dasar pembelajaran

praktik instrumen gitar menurut guru dengan kurikulum yang terdapat di sekolah

Chandra Kusuma School. Bab keempat membahas tentang masalah-masalah

Page 40: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

38

faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab

kelima mambahas tentang solusi dari permasalahan faktor penghambat dan teknik

dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab keenam adalah penutup yang

ditutup dengan kesimpulan dan saran.

Page 41: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

39

BAB II

TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK

INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

2.1 Pendidikan Seni Musik di Chandra Kusuma School

Pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar

dalam membentuk manusia. Sekolah Chandra Kusuma telah menyusun sebuah

kurikulum guna mewujudkan sistem pendidikan dalam proses belajar-mengajar.

Dalam setiap mata pelajaran terdapat sebuah kurikulum untuk memberikan arah

yang jelas pada tujuan pembelajaran dari sebuah mata pelajaran. Pendidikan

formal dilaksanakan di sekolah, berlangsung melalui proses belajar-mengajar

antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar.

Selain pendidikan formal dan non-formal juga terdapat pendidikan

informal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang lebih umum, berjalan

dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, media

massa, dan tempat bermain. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma

merupakan salah satu mata pelajaran yang mengisi kurikulum persekolahan, di

samping pendidikan mata pelajaran Agama, Pancasila, Matematika, dan Bahasa

Indonesia. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma memiliki keunikan,

kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta

didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estestis dalam bentuk kegiatan

Page 42: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

40

berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni,

belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Seni musik termasuk salah satu aspek mata pelajaran seni budaya di

sekolah Chandra Kusuma, hal ini dikarenakan pendidikan tidak hanya terdapat

dalam satu mata pelajaran saja, masuknya pelajaran kesenian dalam kurikulum

persekolahan merupakan salah satu kepedulian akan pentingnya apresiasi seni

bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat menikmati dan

memiliki sikap menghargai seni budayanya. Tujuan yang lebih luas lagi adalah

untuk perkembangan kreativitas siswa.

Aspek-aspek yang dinilai dalam pembelajaran musik di sekolah Chandra

Kusuma bukan hanya meliputi keterampilan bermain musik atau bernyanyi, tetapi

juga tentang wawasan musik dan sikap terhadap seni musik. Dalam hal ini, tiap

siswa memiliki wawasan dan pengetahuan tentang musik yang berbeda-beda.

Pengetahuan dan pengalaman tentang musik mereka dapatkan bukan hanya dari

sekolah saja, tetapi juga informasi-informasi dari internet, buku tentang musik,

acara musik yang mereka lihat di televisi, mendengar dari radio, melihat acara

festival musik. Terkadang mereka mendapatkan pengetahuan musik tersebut

karena kegemaran dan ketertarikan mereka terhadap musik. Informasi dan

wawasan tersebut juga mereka dapatkan dari lingkungan sesama siswa. Akan

tetapi, setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman musik yang

berbeda-beda. Informasi dari hal tersebut, dapat menambah wawasan siswa

mengenai seni musik. Semakin banyak sumber pengetahuan lingkungan yang

dimanfaatkan dalam proses belajar, para siswa akan lebih mudah dan lebih

memahami hal-hal yang bersifat kongkrit.

Page 43: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

41

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma School adalah

bagian dari pendidikan keseluruhan anak pada tahap pembentukan pribadinya

dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti

yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran musik sekolah

tersebut selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan

pengajaran musik itu dapat bermacam-macam, tetapi tidak boleh berlawanan

dengan tujuan yang tertera dalam sebuah kurikulum yang berlaku dan tujuan

umum. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di Sekolah Chandra

Kusuma sebagai berikut.

Meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki

murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan

dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan

selera artistik sesuai dengan budaya bangsa sehingga memungkinkan murid

mengembangkan kepekaan terhadap dunia di sekelilingnya, dan dapat

meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya

dalam bidang musik.

2.2 Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dijabarkan menjadi

beberapa tujuan instruksional umum yang lazim disebut sesuai dengan

pengelompokan unsur-unsur musik yang esensial yaitu irama, melodi, harmoni,

bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Untuk pengajaran musik di sekolah Chandra

Kusuma ini dirumuskan kembali sebagai berikut.

Page 44: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

42

Murid dapat memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama

melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan

penginderaan gerak irama, membuat gerak irama, membuat pola-pola

irama sederhana, dan membaca notasi pola-pola irama dengan benar.

Murid dapat memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi

melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan

penginderaan gerak melodi membuat pola-pola melodi sederhana, dan

membaca notasi melodi dengan benar.

Murid dapat memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni

melalui pengetahuan dan penghayatan musik, mempunyai bayangan

penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat

musik harmoni sederhana dan membaca notasi harmoni dengan dengan

sederhana.

Murid dapat memiliki pengetahuan tentang bentuk / struktur lagu melalui

pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan

bentuk-bentuk lagu dan mengarang lagu-lagu sederhana.

Murid dapat pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui

pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai penginderaan bermacam

tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu-lagu dengan tingkat

ekspresi yang tingi.

Page 45: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

43

2.3 Guru Sekolah Chandra Kusuma School

Guru harus dapat memilih dan merencanakan kemampuan dan materi yang

akan diajarkan, yang hasilnya langsung dapat diamati. Hasil yang ingin dicapai ini

dirumuskan dalam tujuan-tujuan pengajaran terkecil, yang disebut tujuan

Instruksional yang selalu mengarah kepada usaha pencapaian.

Proses belajar-mengajar dapat di sekolah Chandra Kusuma terjadi bila ada

yang belajar, yang belajar ini ialah murid. Murid-murid ini datang dari lingkungan

yang berbeda-beda. Lingkungan yang selalu mendengarkan musik akan

mempercepat perkembangan rasa musik anak. Pengalaman mendengar dan

meniru suara yang sering dilakukan anak memberikan kemampuan bernyanyi bagi

seorang anak, sehingga ketika anak mempelajari instrumen, seorang anak juga

sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik

yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi akan memberikan kesenangan bagi

seorang anak.

Untuk dapat melaksanakan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma

dengan baik, guru harus memahami peranan komponen-komponen proses belajar

mengajar serta hubungan saling keterkaitannya dalam pengajaran musik. Guru

yang mengajar memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan-persyaratan

tertentu, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang

musik, sehingga menguasai isi atau materi pengajaran musik yang

disajikan.

Page 46: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

44

b. Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik

itu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan

hakikat pengajaran musik.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan

menggunakan teknik bernyanyi yang baik.

d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk

memainkan alat-alat musik yang digunakan dalam memberikan

pengajaran musik

e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai

macama metode penyajian yang diperlukan untuk memberikan

pengajaran musik.

f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjajaki tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan tingkat kematangan murid, untuk

dapat menentukan materi dan bahan pengajaran musik yang sesuai

bagi murid-muridnya; guru haruslah cepat dapat melihat bagian mana

dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan

mana pula yang belum mereka ketahui. Pengajaran harus selalu

disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid untuk menerimanya.

g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan

menentukan lagu-lagu atau komposisi musik yang sesuai dengan

kondisi murid-murid, sebagai bahan pengajaran untuk menyampaikan

materi pengajaran musik.

Page 47: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

45

h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mencari dan memilih

serta menggunakan sarana dan media yang dapat digunakan untuk

memberikan pengajaran musik

i. Memiliki keterampilan memberikan bahan pengajaran melalui

kegiatan pengalaman musik

j. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan

menggunakan metode-metode pengajaran musik yang tepat untuk

situasi dan kondisi yang dihadapi

k. Memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang cara memberi

penilaian terhadap pencapaian hasil belajar murid

2.4 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran dan

penciptaan kondisi belajar peserta didik secara aktif. Apabila strategi

pembelajaran dapat mendorong timbulnya aktifitas peserta didik. Maka proses

belajar peserta didik juga akan semakin banyak terjadi dan hasil belajar peserta

didik akan semakin meningkat.

Gagne dan Briggs (1997) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah

suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses

belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin dilakukan oleh pengajar sehingga disebut

pembelajaran, mungkin juga dilakukan oleh peserta didik sendiri dengan

menggunakan buku, gambar, program televisi atau kombinasi berbagai media,

baik oleh pengajar maupun oleh peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah

terencana secara sistematik untuk dapat disebut sebagai kegiatan pembelajaran.

Page 48: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

46

Romizowski (1981) berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan

suatu pendekatan menyeluruh yang dapat dibedakan menjadi dua strategi dasar,

yaitu ekspositori (penjelasan) dan inquiri/diskoveri (penemuan). Kedua strategi ini

dapat dipandang sebagai dua ujung yang sejalan dalam suatu kontinum strategi.

Hal ini erat sekali kaitannya dengan pendekatan deduktif dimana strategi ini

dimulai dengan penyajian informasi mengenai prinsip atau kaidah kemudian

diikuti dengan tes penguasaan dan penerapan dalam bentuk contoh dan penerapan

pada situasi tertentu, sedangkan strategi inquiri/diskoveri didasarkan pada teori

belajar pengalaman yang disebut juga teori belajar pengalaman.

Moedjiono dan Dimyati (1999) menjelaskan bahwa untuk

mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan komponen sistem

pembelajaran lainnya, tenaga pengajar harus mengkonsistensikan tiap-tiap aspek

dari komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut dan dapat melakukan

hal tersebut dengan berbagai siasat. Kegiatan tenaga pengajar mengupayakan

konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran

dengan siasat tertentu inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran.

Dari paparan diatas dapatlah dimaknai bahwa strategi pembelajaran dapat

diklasifikasikan kedalam empat pengertian yaitu: urutan kegiatan pembelajaran,

yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik,

metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran

dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan pengajar dan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh

pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 49: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

47

Dalam menggunakan strategi pembelajaran hal utama yang harus

diperhatikan adalah karakteristik peserta didik. Seels dan Richey (1994)

berpendapat bahwa karakteristik peserta didik adalah segi-segi latar belakang

pengalaman yang berpengaruh terhadapt efektivitas proses belajarnya, Dick dan

Carey (1996) menjelaskan bahwa dalam pengembangan pembelajaran penting

sekali mempertimbangkan karakteristik peserta didik untuk memilih pendekatan

yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh

sebagai prosedur desain dan pengembangan pembelajaran, yaitu: (1) analisis

kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum, (2) melakukan

analisis instruksional, (3) menganalisis karakteritik peserta didik dan konteks, (4)

pengembangan instrument penilaian, (5) mengembangkan strategi pembelajaran,

(6) mengembangkan dan memilih bahan-bahan pembelajaran, (7) merancang dan

menyusun evaluasi formatif pembelajaran, (8) merancang dan menyusun evaluasi

sumatif pembelajaran, dan (9) revisi untuk setiap langkah pengembangan

pembelajaran.

Pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik

didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik

yang akan dipelajari. Belajar dalam pembelajaran kontekstual bukan hanya

sekedar mendengar dan mencatat tetapi belajar adalah proses pengalaman

langsung. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan perkembangan peserta

didik secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi

juga aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu, pembelajaran tersebut mendorong

Page 50: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

48

siswa-siswi membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam

Konstruktivisme berkaitan dengan proses aktif pada diri peserta didik

untuk mengkonstruksi pengetahuan. Peran tenaga pengajar memfasilitasi proses

tersebut dengan cara (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi

peserta didik, (2) memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan

menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan peserta didik agar menerapkan

strategi mereka sendiri dalam belajar. Sehingga pengetahuan tumbuh berkembang

melalui pengalaman, pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat

apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.

Menemukan (inquiry) berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-

fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Tenaga pengajar merancang kegiatan

yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Untuk

itu dalam hal ini agar bisa menemukan sendiri maka ada beberapa hal yang harus

dilakukan oleh peserta didik tersebut yaitu: (1) observasi (observation), (2)

bertanya (questioning), (3) mengajukan dugaan (hipotesis), (4) pengumpulan data

(data gathering), dan (5) penyimpulan (conclussion).

Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bermula dari bertanya. Bertanya

dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan tenaga pengajar untuk

mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi

peserta didik kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan

pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan

Page 51: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

49

apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum

diketahuinya.

Masyarakat belajar (learning community), konsep learning community

menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.

Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang

tahu kepada yang belum tahu. Kelompok harus bertanggung jawab dalam

mencapai tujuan dan setiap individu harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang

dibagikan. Dalam kelas, tenaga pengajar disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi dalam

kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pintar mengajar yang

lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap

mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi

usul.

Pemodelan (modelling). Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Model itu biasanya berupa

cara mengoperasikan sesuatu, model karya tulis, atau peseta didik memberi

contoh cara mengerjakan sesuatu. Model dapat dirancang dengan melibatkan

peserta didik, seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya

cara mengerjakan soal. Peserta didik itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan

keahliannya.

Refleksi (reflection) merupakan cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di

masa yang lalu. Peserta didik mengedepankan apa yang baru yang merupakan

Page 52: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

50

pengayaan atau rivisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon

terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.

Penilaian yang sebenarnya (Authntic Assessment) yaitu proses

pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan

peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik menagalami proses

pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan

nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran.

2.5 Sarana dan Media Pengajaran Musik

Pengajaran musik diberikan melalui pengalaman musik, yang

menimbulkan bermacam-macam bunyi. Oleh sebab itu pengajaran musik di

Chandra Kusuma ini dilaksanakan di dalam kelas yang khusus dan agak terpisah,

sehingga tidak mengganggu kelas-kelas lain yang belajar pada waktu yang sama.

Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik di

sekolah Chandra Kusuma menyediakan alat musik pengiring yang tepat

digunakan adalah sebuah piano. Piano berguna untuk menjelaskan materi

pengajaran musik kepada murid. Jika tidak ada piano di sekolah dapat juga

digunakan alat musik lainnya seperti keyboard, gitar, dan alat musik lainnya yang

lain seperti organ, jika organ atau accordion juga tidak ada, sekurang-kurangnya

guru harus dapat menyediakan sebuah gitar.

Untuk membahas unsur melodi hendaknya dapat disediakan alat-alat

musik melodi seperti glockenspiel, silopon, melodika, pianika, recorder,

harmonika, atau alat musik melodi apa saja yang dapat disajikan seperti kolintang,

Page 53: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

51

angklung, suling bambu, dan sebagainya. Untuk menentukan tinggi nada

disediakan pula garpu tala dan puput tala.

Untuk membahas unsur harmoni hendaknya dapat disediakan alat musik

harmoni seperti harmonika akor, ukulele, gitar, atau kalau mungkin disediakan

otoharpa, yaitu sejenis kecapi yang dapat menghasilkan beberapa macam bunyi

akor sesuai dengan yang diinginkan.

2.6 Materi dan Bahan Pengajaran Musik

Pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma adalah sebuah pengajaran

tentang kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur

musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan

kepada murid melalui kegiatan-kegiatan pengalaman musik. Unsur-unsur musik

sebagai materi pengajaran musik yaitu merupakan suatu kesatuan yang berkaitan

erat, membentuk sebuah lagu atau komposisi musik.

Untuk kepentingan materi pengajaran musik, unsur-unsur musik di bagi

atas lima komponen seolah-olah dapat dipisah-pisahkan yaitu irama, melodi,

harmoni, bentuk/struktur lagu, unsur musik inilah yang dijadikan pokok bahasan

yang esensial dengan sub-sub pokok bahasan dan uraiannya.

2.7 Metode Pengajaran Musik

Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahap tingkat urutan kegiatan

belajar musik. Urutan kegiatan musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat

urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musik yang

logis. Metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat tergantung kepada

Page 54: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

52

pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar

musik, sifat dan hakikat pengajaran musik.

Pendidikan musik di sekolah Chandra Kusuma School diperlukan untuk

mendukung pendidikan seni yang lebih baik. Minat belajar seni musik pada

siswa-siswi sekolah Chandra Kusuma School sangat banyak diminati. Hal ini

dapat dilihat dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut yang banyak

melibatkan alat musik baik dari instrumen tradisional maupun instrumen barat

seperti biola, cello, contra bass, flute, clarinet maupun trompet. Kemudian dari

banyaknya pembelajaran kelas dan privat musik (face to face) yang dilakukan di

instansi musik Ipac, dibawah pimpinan sekolah Chandra Kusuma School yang

terletak disamping kiri sekolah Chandra Kusuma. Pembelajaran musik baik teori

dan praktik disekolah Chandra Kusuma terbagi menjadi 2 (dua) bidang kelas yaitu

musik program dan musik regular.

2.7.1 Musik reguler

Musik reguler di sekolah Chandra Kusuma adalah pelajaran musik yang di

spesifikasikan pada pembelajaran kelas yang dilakukan lebih dari sepuluh siswa

siswi tanpa uang tambahan dilakukan seperti pembelajaran teori. Seperti pelajaran

solfegio, teori musik, komposisi, kemudian terdapat juga pembelajaran praktik

namun berbentuk kelas seperti pelajaran rekorder, pianika, paduan suara. Hal ini

dilakukan seperti pelajaran kesenian lainnya. Pembelajaran musik di sekolah

Chandra kusuma adalah salah satu pelajaran seni yang memiki perbedaan dengan

sekolah lain, perbedaannya adalah sekolah Chandra Kusuma tidak

menggabungkan pelajaran musik dengan pelajaran seni lainnya seperti drama,

Page 55: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

53

lukis, kria, tari. Sekolah Chandra kusuma memberikan guru yang berkompeten

dibidangnya masing-masing dengan keahlian jurusan.

Pembelajaran musik reguler di sekolah Chandra Kusuma juga memiliki

keunikan, dengan mempelajari etnis yang terdapat di Indonesia Khususnya kota

Medan. Pembelajaran tersebut memerlukan sumber tenaga dari luar (part time)

yang dipanggil khusus mengajar musik tradisi, kerapnya individu yang

berkompeten dari Universitas Sumatra Utara (USU) jurusan etnomusikologi.

Terlebih lagi pembelajaran paduan suara, rekorder dan pianika,

pembelajaran tersebut dilakukan per’kelas yang lebih dari sepuluh orang pemain,

guru yang mengajar sering sekali melakukan dengan cara membagi siswa

permelodi atau berbentuk sopran, alto, tenor, bass dengan format ansambel, hal ini

dilakukan guru agar para siswa-siswi tidak bosan dengan satu melodi dan bermain

secara bersamaan, yang berbentuk tim untuk pengelompokannya.

2.7.2 Musik program

Musik program adalah pembelajaran musik yang lebih spesifik yang

banyak diminati seorang anak, pembelajaran ini menggunakan uang tambahan

untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet.

Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat

delapan orang pemain, atau siswa-siswi. Pembelajaran tersebut menggunakan

bahan reportoar maupun kurikulum dalam proses pembelajaran.

Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati

siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan

seni musik khususnya instrumen gitar. Dalam pelaksanaan musik program

Page 56: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

54

diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas.

Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi

siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam

bidang musik.

Musik program memiliki lebih dari 50 siswa dan dibagi menjadi dua kelas

ansambel, yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas memiliki ketrampilan yang

berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi

mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang

sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar

instrumen.

Kurikulum yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah

kurikulum ABRSM, kurikulum tersebut digunakan sebagai bahan ajar seorang

guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap

untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu

melodi untuk semua siswa. Agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang

dapat mengikuti temannya dan tidak tertinggal begitu jauh.

Selain pembelajaran kelas, musik program juga membuka pembelajaran

individual yang dilakukan seorang guru dan murid (face to face) pembelajaran ini

dilakukan ketika seorang anak telah menunjukkan permainan yang jauh dari

teman-teman kelasnya, dan jika dipaksakan terus didalam kelas musik program,

anak yang berkemampuan tinggi tersebut akan tetap bermain bahan yang sama

dengan teman-temannya persoalan ini menjadi hal yang harus dimengerti sebuah

instansi untuk dikatakan anak dalam proses pembelajaran praktik instrumen,

khususnya instrumen gitar.

Page 57: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

55

Pembelajaran praktik instrumen gitar tidak memiliki sebuah perbedaan

terhadap instrumen lainnya, persoalannya hanya pada orang tua yang menganggap

tanpa mengikuti pelajaran praktik instrumen gitar, pengetahuan tentang

memainkan gitar dapat ditemui diluar sekolah, pembelajaran praktik instrumen

gitar dilakukan dengan permainan kelas, tetapi kerapnya pembelajaran tersebut

dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam

permainan instrumen gitar.

Pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma awalnya memiliki

banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra

Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah

dasar (SD). Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit,

dikarenakan permainan gitar hanya dilakukan untuk tingkatan SLTP ketingkatan

yang lebih tinggi.

Pembelajaran instrumen gitar dilakukan dengan memakai kurikulum

ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui Kurikulum tersebut sangat

efektif dalam proses pembelajarannya. Melalui sebuah jari maupun teknik

permaianan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan

tingkatan great pada pembelajaran instrumen gitar.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler yang

dispesifikasikan terhadap musik program sangat baik untuk mengembangkan

kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa di berbagai bidang di luar bidang

akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik

program ketika ingin memainkan istrumen.

Page 58: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

56

2.8 Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School

Proses Awal Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School berbentuk

Kinestetik yang merupakan tahapan pembelajaran musik yang pertama, tipe

pembelajaran ini memungkinkan anak didik untuk melihat, mendengarkan, dan

meniru permainan yang diperagakan oleh pengajar/instruktur/guru musik. Pada

tahap ini murid masih belum diajarkan untuk belajar mandiri, sama halnya dengan

bayi, mereka menirukan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Tipe

pembelajaran ini disarankan untuk diberikan kepada murid pemula, atau yang

belajar dari “nol”.

Kemudian mengenalkan anak pembelajaran teori sebelum memasuki

praktik instrumen gitar dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar secara

akademisi dibutuhkan anak dapat menulis dan membaca sebuah notasi dalam

memainkan instrumen gitar, hal tersebut yang membuat pentingnya teori dalam

permainan instrumen gitar diawali dengan mengenalakan anak nilai notasi dan

nilai istirahat (rest)

Tabel 2.1 Notasi balok

Page 59: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

57

Mengenalkan siswa-siswi macam-macam dinamik adalah pp (pianissimo)

yaitu sangat lembut, p (piano) yaitu lembut, mp (mezzopiano) yaitu agak lembut,

mf (mezzoforte) yaitu agak keras, f (forte) yaitu keras, ff (fortissimo) yaitu sangat

keras, crescendo yaitu bertambah keras, decrescendo yaitu bertambah lembut, dan

dimin yaitu bertambah lemah

Lambang artikulasi yang dimaksudkan adalah lambang-lambang notasi

pada not balok maupun not angka. Prier (1991) menjelaskan bahwa notasi musik

secara umum dikenal sekitar abad XI dengan tokohnya Guido Arezzo (1995-

1050) yang menemukan cara membaca dengan menggunakan suku kata do, re, mi,

fa, sol, la, si. Suku kata ini berasal dari syair lagu Santo Yohannes. Lambang

artikulasi pada notasi musik antara lain:

Staff adalah sangkar nada atau paranada yaitu tempat penulisan not. Staff

terdiri dari lima garis dan empat spasi. Spasi sebagi ruang garis juga berfungsi

untuk penulisan not-not. Not-not yang ditulis pada garis disebut not garis

sedangkan not yang ditulis pada spasi disebut not spasi. Contoh staff sebagai

berikut:

Kepala not dan tangkai not ada yang terbuka da nada yang tertutup.

Besarnya kepala not harus disesuaikan dengan sangkar nada. Jika kepala not

terletak dibawah garis ketiga, tangkai not mengarah keatas, jika kepala not berada

diatas garis ketiga, tangkai not mengarah kebawah, sedangkan not yang terletak

pada garis ketiga notnya boleh ke atas atau ke bawah sebagaimana tertera berikut

ini

Page 60: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

58

Bendera not, bendera not arahnya kekanan, baik tangkai yang keatas

maupun kebawah.Ujung bendera not tetasp mengarah ke kepala not.

Tanda kunci, untuk mengetahui nama-nama not pada sangkar nada

dibuatlah tanda kunci.Tanda kunci selalu dituliskan pada awal paranada.Terdapat

tiga macam tanda kunci, yaitu:

kunci G,

kunci F,

kunci C.

kunci G disebut juga treble clef yaitu staff untuk penulisan not-not tinggi.

Dalam staff kunci G menunjukkan letak not “g” yaitu pada garis kedua, kunci G

disebut juga kunci gitar dan semua not yang terletak pada garis kedua bernama

not G. dibawah garis kedua adalah spasi satu yaitu not F sedangkan dibawah spasi

kesatu adalah tempat untuk not E. kunci F disebut juga kunci bass atau bass cleft

dimana dalam staff, kunci F berfungsi untuk tempat penulisan not-not rendah dan

kunci F berpusat pada garis ke empat, apabila letak not F sudah diketahui maka

Page 61: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

59

letak not-not lain dapat pula diketahui. Kunci C dipergunakan untuk penulisan

suara menengah (alto dan tenor) dimana letak kunci C menunjukkan letak not C.

kunci C boleh juga diletakkan pada sembarang tempat, apabila demikian halnya

kunci C mempunyai berbagai kunci do dan sumbunya selalu menunjukkan do.

Tanda titik ditempatkan dibelakang not. Tanda titik berfungsi untuk

memperpanjang nilai not di depannya. Hal ini berlaku untuk notasi balok maupun

notasi angka. Namun demikian nilai titik pada notasi balok tidak sama dengan

nilai titik pada notasi angka. Pada notasi balok jika tanda titik ditempatkan

dibelakang not atau tanda diam maka nilainya setengah dari nilai not yang di

depannya. Jika dalam satu partitur dijumpai pemakaian dua titik sekaligus

dibelakang not maka nilai titik yang kedua adalah setengah dari nilai titik yang

pertama. Sedangkan pada notasi angka, nilai satu titik adalah satu ketukan, dua

titik maka nilainya dua ketukan.

Tanda tempo, Largo (besar sangat lambat), adagio (tenang, tentram, lebih

lambat dari andante, lebih cepat dari largo), lento (menunjukkan tempo lambat),

moderato (menunjukkan tempo sedang), andante (sedang, menunjukkan sifat

seperti berjalan), andantino (lebih cepat dari andante), allegro (senang, gembira,

tempo cepat sesuai dengan karakter atau sifat dari gembira), vivace (tempo cepat),

presto (tempo cepat)

Tanda accidental, yaitu: (1) kreis (memindahkan letak dan bunyi nada

setengah ke atas). Tanda kreis hanya berlaku untuk letak dan bunyi nada yang

mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, (2) mol (memindahkan letak dan

bunyi nada setengah laras ke bawah). Tanda mol harus berlaku untuk letak dan

Page 62: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

60

bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, dan (3) pugar

(mengembalikan letak dan bunyi nada ke asalnya).

Legato tanda yang menghubungkan dua nada atau lebih sedangkan

ligature yaitu tanda yang menghubungkan dua nada yang sama secara berturut.

Pembelajaran membaca notasi dan menyanyikan nada-nada bukanlah

persoalan sederhana, tetapi memiliki prosedur yang kompleks. Mursell (1995)

menjelaskan untuk belajar notasi musik adalah sama halnya dengan bagaimana

mengerti tentang musik itu sendiri. Nilai seluruh lambang-lambang membantu

mengerti musik lebih baik lagi. Tanpa sebuah pengertian dari lambang tersebut

maka pengertian akan musik akan ketinggalan, sama halnya dengan angka-angka,

maka pengertian akan aritmatika juga akan ketinggalan. Maka pelajaran tentang

membaca musik adalah program yang harus dilakukan dalam perencanaan untuk

memajukan pendidikan musik.

Solfeggio merupakan suatu pengetahuan musik yang mempelajari teknik

membaca dan menulis notasi musik yang mencakup notasi irama dan notasi

melodi. Notasi melodi dibaca atau dinyanyikan secara solmisasi sedangkan notasi

irama dimainkan dengan tepukan. Menulis notasi musik mencakup aplikasi sence

of music terhadap melodi yang diperdengarkan melalui instrument musik piano,

melodi tersebut kemudian ditulis dengan tepat sesuai dengan frekuensi setiap nada

(pitch).

Jarak-jarak tertentu pada tangga nada ditandai dengan pola jarak: 1-1-

1/2-1-1-1-1/2. Tangga nada demikian disebut tangga nada mayor. Dalam bentuk

asli (netral) deretan nada-nadanya adalah: c d e f g a b c’. setiap susunan tangga

Page 63: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

61

nada mayor jika dinyanyikan dengan solmisasi berbunyi: do re mi fa sol la si do.

Nada pertama dari tangga nada disebut root.

Hartoyo (1994) menjelaskan interval adalah perbedaan tinggi nada (pitch)

antara dua nada. Cara mempelajarinya biasanya lebih mudah melalului tangga

nada yaitu dengan cara menyebutkan perbedaan tinggi nada antara nada do (C)

dengan nada-nada sesudahnya dan dihitung dari do (C) sebagai nada pokok dalam

tangga nada C.

Movable do adalah pembelajaran solfeggio dengan menggunakan “do”

yang dapat berpindah-pindah sesuai dengan nada yang di pergunakan. Dalam

movable do ada sebutan tambahannyaitu untuk nada-nada kromatis yaitu: (1)

nada kromatis naik dan (2) nada kromatis turun. Untuk nada kromatis naik seperti

nada-nada : di, ri, fi, sel, dan li. Sedangkan untuk nada kromatis turun seperti

nada-nada : sa, le, sal/fi, ma dan ra.

Selanjutnya dijelaskan rangkaian nada untuk tangga nada mayor selalu 1-

1-1/2-1-1-1-1/2, maka ditemukan: (1) dalam tangga nada D mayor, muncul kreis

kedua yang berlaku untuk setiap nada do (C), di samping kreis pertama yang

sudah lebih muncul pada tangga nada G mayor. Pada tangga nada A mayor,

muncul kreis yang ketiga yang berlaku untuk setiap nada sol (G), disamping kreis

pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada G mayor dan

D mayor, dan (2) dalam tangga nada Bes mayor, muncul mol kedua yang berlaku

untuk setiap nada mi (E), disamping mol pertama yang sudah lebih dulu muncul

pada tangga nada F mayor, dan pada tangga nada Es, muncul mol ketiga yang

berlaku untuk setiap nada La (A) disamping mol pertama dan kedua yang sudah

lebih dulu muncul pada tangga nada nada F mayor dan tangga nada Bes mayor.

Page 64: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

62

Proses penerapan selanjutnya di sekolah Chandra Kusuma dilakukan

seorang murid untuk menerapkan teknik-teknik yang terdapat pada instrumen

gitar seperti teknik pada tangan kanan dan tangan kiri. Kemudian dilakukan

berbentuk kelas dan dapat dilakukan antara seorang guru dan murid. Dalam

Tahapan pembelajaran instrumen gitar. Siswa selalu menginginkan pembelajaran

yang mudah, menarik, menyenangkan, dan bertahap. Tetapi beberapa siswa dan

orangtua menginginkan pembelajaran yang instan (cepat bisa). Hal ini

menunjukan peran seorang guru untuk mengajarkan teknik-teknik lanjutan dalam

pembelajaran gitar sangat dibutuhkan.

Kesabaran, ketekunan, ketelitian, Konsisten terhadap sebuah bahan yang

diberikan sangat penting dilakukan seorang siswa dalam mempelajari instrumen

gitar. Kemudian sekolah Chandra Kusuma melakukan Tahap pembelajaran

instrumen gitar secara visual, tahapan ini adalah sebuah tahapan yang

memfokuskan dengan melihat materi yang disajikan, yaitu mulai mengajarkan

membaca. Mengenal not, tanda baca, dan materi lain yang kaitannya dengan

visual (melihat). Pembelajaran visual mulai mengajarkan kepada murid untuk

belajar mandiri, misalnya pengajar musik tidak ada dan yang ada hanya

partiture/tablature maka murid masih bisa belajar. Dan bahkan murid bisa belajar

lebih dari yang diajarkan pengajar ketika sudah menguasai materi sebelumnya.

Kemudian secara auditory yang merupakan tahapan pembelajaran musik

yang berkaitan dengan pendengaran dan pembelajaran adalah tahap paling tinggi

pada pembelajaran musik. Murid yang bisa menguasai pembelajaran Auditory

biasanya mempunyai rasa “FEEL” yang bagus dalam menebak nada dan

memainkannya dalam alat musik. Tahapan pembelajaran ini dilakukan setelah

Page 65: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

63

siswa mempelajari dasar-dasar awal yang mendukung siswa dalam permainan

gitar.

Setelah melihat anak mampu dalam tahapan-tahapan pembelajaran sekolah

Chandra Kusuma melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dalam

pembelajaran gitar di Chandra Kusuma School dilakukan seorang guru dengan

cara memantau perkembangan siswa dan memberikan nasehat-nasehat serta

peringatan kepada seorang siswa, jika hal itu penting untuk kebaikan siswa dan

kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah Chandra Kusuma.

Terlebih lagi evaluasi yang dillakukan guru kepada seorang siswa untuk

mengambil nilai dari pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra

Kusuma. Penilaian yang nilai seorang guru dari absensi siswa mengikuti praktik

instrumen gitar, teknik yang baik dalam permainan instrumen gitar, tugas latihan

yang diberikan seorang guru untuk dilatih dirumah kepada siswa, teknik membaca

yang baik dilakukan seorang siswa jika mendapat bahan ajar dari seorang guru.

Kemudian pengambilan nilai yang dilakukan secara ujian kepada seorang siswa

untuk melihat hasil belajar yang baik kepada seorang siswa.

Dalam hal penilaian terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan

dengan yang sudah direncanakan dalam proses pembelajaran (RPP), yaitu

penilaian dari jumlah konsultasi setiap kelompok. Penilaian ini tidak terdapat pada

RPP akan tetapi guru melakukan penilaian ini dalam pembelajarannya, dengan

tujuan agar siswa mampu berlatih dengan rajin serta konsultasi kepada seorang

guru untuk mendapat masukan-masukan dari guru agar memperbaiki hasil belajar

praktik instrumen gitar dengan menggunakan sebuah metode yang baik dari

seorang guru.

Page 66: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

64

Pembelajaran gitar di sekolah Chandra kusuma masih membutuhkan

masukan dalam segala aspek pembelajaran hal ini menunjukan untuk

perkembangan instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma agar semakin pesat,

baik dalam proses pembelajaran, ujian maupun sebuah pertunjukan untuk

dipertontonkan kepada masyarakat Indonesia khususnya kota Medan.

Page 67: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

65

BAB III

PENERAPAN KURIKULUM ABRSM PADA PEMBELAJARAN

INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

3.1 Ekstrakurikuler

Hampir semua Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas

di tanah air memiliki ekstrakurikuler. Kegiatan diluar jam pelajaran itu

menawarkan sejumlah pelatihan sesuai bakat dan minat siswa. Ekstrakurikuler

biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu minggu selama satu setengah sampai

dua tahun. Pelatih atau guru pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru sekolah

yang bersangkutan. Sekolah yang mampu biasanya mendatangkan pelatih

profesional dari luar.

Ekstrakurikuler di sekolah Chandra Kusuma School adalah sebuah

kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar kurikulum standar. Namun yang

terdapat pada sekolah Chandra Kusuma School, pembelajaran musik program

instrumen dilakukan sama seperti mata pelajaran lainnya dan setiap siswa

dikenakan biaya yang mengambil pembelajaran musik program.

Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah

dasar sampai pada universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa

dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai

bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak

sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar maupun

Page 68: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

66

didalam jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler disekolah Chandra

Kusuma School berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan

kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-

siswi sekolah tersebut.

Terdapat beberapa syarat yang mendasari pembentukan ekstrakurikuler, di

sekolah Chandra Kusuma School yaitu:

1. Adanya pembina atau pembimbing maupun instruktur yang spesialis terhadap

sebuah bidang dalam ekstrakurikuler tersebut

2. Adanya seksi OSIS yang mengurusi ekstrakurikuler tersebut

3. Memiliki sejumlah anggota dan peserta

4. Disetujui dan didukung oleh sekolah dan orang tua siswa

Ekstrakurikuler dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Ekstrakurikuler olah

raga, seni, hobi, penalaran. Ekstrakurikuler yang meliputi musik program dengan

berbagai instrument seperti gitar, piano, biola, trompet, flute, biola alto, cello, dan

contra bass, ansamble dan paduan suara. Sekolah Chandra Kusuma School

terdapat pembelajaran instrumen yang dilakukan pada musik program yang salah

satu bagian dalam ekstrakurikuler seni.

3.2 Silabus Pembelajaran Chandra Kusuma School

Silabus progam pembelajaran musik klasik dengan instrumen gitar

disekolah Chandra Kusuma School adapun silabus progam pembelajaran musik

program dengan instrumen gitar di Chandra Kusuma School sebagai berikut:

1. Program pembelajaran diproyeksikan untuk 100 jam yang terbagi dalam 3

tingkatan

Page 69: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

67

2. Materi pembelajaran diambil dari kurikulum Suzuki, kurikulum Trinity,

ABRSM dan diperkaya dengan repertoar yang relevan.

3. Pengajar dipersilahkan melakukan pengembangan materi pembelajaran.

Rincian pembagian jam pembelajaran:

a. Organologi/pengenalan instrumen : 3 jam

b. Teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri : 10 jam

c. Penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri : 10 jam

d. Nilai nada : 5 jam

e. Scale/tangga nada : 12 jam

f. Etude/teknik : 15 jam

g. Lagu : 30 jam

h. Bermain duet, kwartet, ansambel : 10 jam

i. Ujian dan konser : 5 jam

3.3 Tujuan Pendidikan Ekstrakurikuler Musik Program Instrumen Gitar

Chandra Kusuma School merupakan lembaga pendidikan, yang

menampung peserta didik maupun siswa, dibina agar mereka memiliki

kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan

pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Siswa diharapkan dapat mencapai

prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Dalam

pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi

menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat

meningkatkan kemampuan, ketrampilan kearah pengetahuan yang lebih maju.

Page 70: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

68

Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah Chandra Kusuma School adalah

kegiatan musik program. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program

ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan

musik program yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan

kemampuannya dalam bidang musik khususnya instrumen gitar. Kegiatan-

kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan musik program merupakan kegiatan

yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna

menunjang pencapaian tujuan kurikulum.

Kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan musik

program dibimbing oleh guru, sehingga proses pembelajaran gitar berjalan dengan

baik. Dengan demikian, kegiatan musik program di sekolah Chandra Kusuma

School dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan tingkat kecerdasan.

Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran

lainnya, bahkan dapat dilaksanakan di antara penyampaian materi pelajaran,

mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah

(Amal, 2005: 378).

Secara garis besar kegiatan musik program (ekstra kurikuler) mempunyai

tiga tujuan dasar, yaitu:

1. Pembinaan minat dan bakat siswa

Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membina dan mengembangkan

minat yang ada pada siswa serta memupuk bakat yang dimiliki siswa.

2. Sebagai wadah di sekolah

Page 71: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

69

Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, secara otomatis

siswa telah membentuk wadah-wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin

komunikasi antar anggotanya dan sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir

setiap aktivitas kegiatan musik program (ekstrakurikuler).

3. Pencapaian prestasi yang optimal

Beberapa cabang musik program baik secara perorangan maupun

kelompok diharapkan dapat meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah

Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan musik

program secara garis besar adalah sebagai wadah pembinaan minat dan bakat

siswa di sekolah Chandra Kusuma School, dan pencapaian prestasi yang optimal

dan didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah pada musik program yang

mempelajari instrumen.

3.4 Hasil Pembelajaran praktik Instrumen Gitar

Hasil pembelajaran praktik instrumen gitar dengan menerapkan metode

dari seorang guru dalam memainkan instrumen gitar melalui buku panduan dan

kurikulum ABRSM pada kelas SMP, sekolah Chandra Kusuma School pada

instrumen gitar sangat baik. Hal ini disebabkan dengan adanya buku panduan

peserta didik lebih terbantu dan lebih semangat untuk saling berlomba-lomba

mengetahui tentang materi ajar dari ketiga buku panduan. Peserta didik juga tidak

merasa jenuh menggunakan ketiga buku panduan yang tediri dari sebuah lagu dan

teknik, kemudian peserta didik juga dapat saling bersosialisasi dan berinteraktif

dengan timnya masing-masing. Dengan menggunakan buku panduan, peserta

Page 72: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

70

didik juga tidak hanya menjalin sosial pada sesama siswa, tetapi dapat juga

menjalin keakraban dengan guru yang mengajar. Komunikasi yang dibentuk

dalam pembelajaran instrumen gitar, menjadikan peserta didik berani

mengemukakan pendapatnya, presentasi laporan, memanjangkan kegiatannya

untuk melatih bahan ajarnya.

Pembelajaran praktik instrumen gitar melalui buku panduan siswa

merasakan kesenangan dan kemudahan dalam mempelajari instrumen gitar. Dapat

disimpulkan, bahwa dengan memakai buku panduan tercipta hubungan yang baik

antara peserta didik dan seorang guru. Maka hasil dari pembelajaran pada

instrumen gitar musik program di Sekolah Chandra Kusuma School dapat dilihat

dari tabel penilaian berikut:

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME January Absensi Teknik Ujian Jumlah

01

Jennifer Lauditta 75 80 80 78

02 Emmeline 75 85 82 80

03 Alvin Lianto 80 70 75 75

04 Vintya 75 65 70 70

05 Stephen 80 80 85 82

Tabel 3.1 Nilai hasil akhir siswa bulan Januari

Page 73: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

71

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME February Absensi Teknik Ujian Jumlah

01

Jennifer Lauditta 80 75 85 80

02 Emmeline 80 80 85 82

03 Alvin Lianto 80 75 80 78

04 Vintya 75 70 70 72

05 Stephen 75 85 85 85

Tabel 3.2 Nilai hasil akhir siswa bulan februari

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME March Absensi Teknik Ujian Primavista Jumlah

01

Jennifer Lauditta 90 80 80 80 82

02 Emmeline 80 90 90 80 85

03 Alvin Lianto 80 70 80 70 75

04 Vintya 80 70 70 60 70

05 Stephen 90 80 90 80 85

Tabel 3.3 nilai hasil siswa akhir bulan Maret

Page 74: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

72

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME April Absensi Teknik Ujian Jumlah

01

Jennifer Lauditta 75 80 85 80

02 Emmeline 75 85 85 82

03 Alvin Lianto 75 65 70 70

04 Vintya 75 65 70 70

05 Stephen 90 90 90 90

Tabel 3.4 Nilai hasil akhir siswa bulan April

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME May

Absensi Teknik Ujian Tugas latihan Primavista Jumlah

01

Jennifer Lauditta 75 80 80 75 90 80

02 Emmeline 85 85 90 80 85 85

03

Alvin Lianto 80 70 70 80 75 75

04 Vintya 75 70 70 70 65 70

05 Stephen 90 90 90 90 90 90

Tabel 3.5 Nilai hasil akhir siswa bulan Mei

Page 75: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

73

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME MONTH January February March April May June

01

Jennifer Lauditta 78 80 82 80 80

02 Emmeline 80 82 85 82 85

03 Alvin Lianto 75 78 75 70 75

04 Vintya 70 72 70 70 70

05 Stephen 82 85 85 90 90

Tabel 3.6 Nilai hasil akhir siswa bulan Juni

3.5 Rapor Deskriptif Kepada Orangtua Melalui Guru Gitar Chandra

Kusuma

Nama: Jennifer

Kelas: VIII A

Jennifer, seorang siswi yang memiliki minat besar dalam bermain musik.

Hal ini yang memudahkannya dalam pembelajaran instrumen gitar dari teknik

dasar petikan, penjarian tangan kanan, tangga nada mayor (G, F, D, A), semua

dapat dilakukan dengan baik oleh Jenifer. Dalam proses pembelajaran,

perkembangan Jenifer cukup pesat, hanya sedikit memiliki kendala, Jenifer butuh

sedikit kesabaran dalam berlatih, Teliti, feeling nada, ritme, dan intonasi yang

lebih lagi dilatih agar mendapatkan kualitas yang baik ketika memainkan sebuah

lagu. Jennifer memainkan gitar klasik pada repertoar klasik dan lagu Pop

Page 76: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

74

(Modern). Bermain solo maupun Ansambel, kemampuan Jenifer dapat diandalkan.

Jennifer juga unggul dalam pembacaan partitur (sight reading atau primavista)

dan kontrol tempo yang tepat. Saran buat Jennifer, banyak berlatih dengan sabar

untuk teknik strumming dalam bermain akord.

Nama: Emmeline

Kelas: VIII A

Emmeline adalah seorang siswi yang mengikuti kelas gitar klasik yang

lebih tertarik pada musik Pop. Perkembangan Emmeline yang sangat signifikan

terlihat dari cara membaca partitur lagu secara langsung (primavista), teknik

petikan tangan kiri, dan bermain akord serta tangga nada, semua dapat

dilakukannya dengan baik dan benar. Tidak hanya itu saja, Emmeline sudah

sering mengikuti pertunjukan (performance) dalam beberapa kegiatan di dalam

maupun di luar lingkungan sekolah dengan bermain ansambel gitar. Hal penting

yang harus dilakukan oleh Emmeline adalah menumbuhkan rasa percaya diri

dalam bermain gitar solo dihadapan penonton.

Nama: Alvin

Kelas: VIII A

Alvin merupakan siswa yang sudah belajar gitar klasik sebelumnya,

sehingga Alvin sangat mudah mengikuti kelas praktik instrumen gitar disekolah

Chandra Kusuma School. Materi pembelajaran yang dipelajari Alvin saat ini

menggunakan materi yang sama dipelajarinya di tempat lain, sehingga lagu-lagu

yang dimainkan dan penguasaan teknik menjadi semakin baik. Alvin juga

Page 77: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

75

mempelajari teknik strumming dalam bermain akord pada gitar, memiliki intonasi

yang baik, permainan lagu yang cukup baik. Kemajuan Alvin dalam bermain gitar

dapat mengikuti ansambel dalam mengisi acara di dalam maupun di luar

lingkungan sekolah. Alvin adalah siswa yang baik, perkembangannya pada

pembelajaran gitar sangat memuaskan, dukungan dari guru dan orangtua sangat

dibutuhkan untuk Alvin dalam mempelajari instrumen gitar. Namun semua ini

dapat terlupakan apabila hubungan guru, orangtua kepada Alvin tidak terjalin

komunikasi yang baik.

Nama: Vinthya

Kelas: VIII A

Vhintya termasuk siswi yang tidak memiliki dasar(basic)dalam bermain

musik, tapi memiliki minat yang besar ketekunan dalam berlatih rajin, semangat

dan pintar, banyaknya kesibukan pada les pembelajaran yang lain membuat

Vinthya letih, dan tidak memiliki waktu untuk mengulang kembali proses

pembelajaran gitar yang dilakukan di Chandra Kusuma School. Intonasi, ritme,

bermain lagu, cukup memuaskan untuk saat ini, kemudian Vinthya juga

mengikuti kelas teori dasar musik dengan baik. Keunggulan Vinthya dalam

membahas lagu-lagu atau repertoar dari instrumen gitar dapat secara baik

memainkan teknik-teknik yang sulit. Perkembangan Vinthya terlihat pada

penguasaan tangga nada mayor, teknik petikan dan strumming, sight reading,

sehingga Vinthya dapat membahas lagu-lagu dengan baik dan benar. Saran

penulis vinthya perlu banyak berlatih, giat dalam membahas lagu-lagu, dan

mengulangi kembali materi-materi sebelumnya.

Page 78: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

76

Nama: Steven Sempana

Kelas: VIII A

Steven bermain gitar klasik bergaya pop (memainkan lagu pop dengan

menggunakan instrumen serta teknik gitar klasik). Steven memiliki bakat dalam

bermain gitar klasik dan didukung musikalitasnya yang sangat baik. Hal ini

terlihat dari interpretasi ketika memainkan semua lagu dengan baik. Steven juga

mengaransemen kembali lagu-lagu itu dengan gaya permainan Steven sendiri.

Steven juga memiliki kekurangan dalam mengatur sebuah tempo ketika bermain

instrumen musik. Disarankan kepada Steven untuk mulai menggunakan

metronome dalam bermain musik. Pertahankan prestasimu, trus semangat dalam

belajar instrumen musik, jaga emosi, tenaga, konsistensi dalam bermain sebuah

lagu dan sempatkan latihan serta hasil perkembangan yang cukup memuaskan.

Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari instrumen gitar

dengan menggunakan buku panduan dan kurikulum ABRSM, dapat menambah

tingkat kemahiran siswa dalam penilaian intonasi, teknik penyajian, interpretasi.

Hal ini disebabkan meningkatnya rasa kepedulian sesama siswa dan nalar otak

untuk mempelajari materi ajar secara mendalam. Selain nilai kelompok dan

individu, biasanya para guru untuk mengetahui hasil dari nilai akhir peserta didik

di sekolah dasar (SD) maupun sekolah Lanjut tingkat pertama (SLTP) Chandra

Kusuma School menggabungkan nilai dari kelompok dan individu.

Page 79: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

77

3.6 Pembahasan dan Rencana Proses Pembelajaran Serta Penerapan

Menurut Penjelasan Guru Gitar Chandra Kusuma School

Mengenalkan siswa tentang anotomi instrumen gitar klasik

Gambar 3.1 Elemen-elemen instrumen gitar (sumber: ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.1 Proses penerapan pengenalan instrumen gitar

Pertemuan pertama (I) anak diberikan pengenalan terhadap instrumen gitar,

pada bagian-bagian gitar dan fungsi terhadap bunyi dan organologi instrumen

tersebut yang diawali:

1. Headstock, adalah "kepala gitar" yang berfungsi untuk tempat

pemasangan tuning pegs (beberapa perusahaan membuat gitar headless,

sehingga posisi tunning keys berada di body)

Page 80: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

78

2. Tuning pegs/tuning machine/tuner, sering juga disebut dryer, adalah unit

yang berfungsi untuk mengatur ketegangan dawai sehingga sesuai dengan

nada pada senar instrumen gitar (untuk men-stem)

3. Nut, yaitu unit yang berfungsi untuk bantalan dan pengatur ketinggian

dawai pada neck agar dawai tidak menyentuh fret, sehingga dawai dapat

bergetar

4. Neck, atau leher gitar, merupakan bagian gitar yang berfungsi sebagai

tempat dipasangnya fretboard

5. Fret, yaitu papan tipis (kurang lebih 5 mm) selebar neck yang

ditempelkan pada neck, berfungsi sebagai tempat untuk memasang fret

6. Fretwire, adalah kawat khusus (biasanya terbuat dari tembaga atau

stainless steel) yang dipasang pada fretboard, fungsinya adalah untuk

memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan

menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di antara logam-logam fret

7. Dawai/string, sering disebut senar, yaitu kawat/nilon tipis yang

direntangkan dari head stock sampai bridge gitar, yang berfungsi untuk

menghasilkan suara

8. Table, Body,atau badan gitar, pada gitar klasik body gitar berfungsi

sebagai penguat getaran dawai

9. Sound hole, adalah lubang pada body gitar akustik yang berfungsi sebagai

tempat keluarnya suara

10. Saddle, adalah plastik (bisa juga logam atau tulang) yang fungsinya sama

dengan nut namun terletak pada bridge gitar.

Page 81: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

79

Mengajarkan posisi yang baik dalam bermain instrumen gitar klasik

Gambar 3.2 Posisi bermain gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.2 Proses penerapan posisi duduk

Kemudian setelah memperkenalkan bagian-bagian gitar kepada siswa

dilanjutkan dengan siswa kembali diajarkan memegang gitar dengan posisi duduk

yang baik dalam belajar memainkan gitar, hal ini berfungsi untuk mempercepat

dan membuat siswa rileks dalam memainkan penjarian pada fretbroad gitar,

dikarenakan memegang dan cara duduk berpengaruh kepada daya jangkau

penjarian dalam bermain melodi maupun untuk membentuk kunci gitar yang

memerlukan bentangan jari yang jauh.

Pada dasarnya bentuk memegang gitar dan cara duduk dalam bermain

gitar ada 2 cara yaitu, posisi klasik dan posisi casual. Posisi klasik biasa di

Page 82: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

80

lakukan oleh para pemain gitar yang beraliran klasik seperti neoclassical dan

flamenco/ flamengo (Klasik Spanyol dan Latin). Sedangkan posisi casual

lebihsering di mainkan oleh para pemain gitar yang terbilang lebih modern,

seperti gitaris zaman sekarang.

Mengajar siswa cara memegang leher (neck) gitar pada tangan kiri

Gambar 3.3 Posisi tangan kiri bermain gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.3 Proses penerapan penjarian

Siswa diajarkan melalui penjarian ibu jari pada tangan kiri, yang akan

memegang pertengahan leher gitar dan tidak dapat melewati leher gitar serta tidak

dapat dilipat, telapak tangan tidak dapat mengenai neck gitar, dikarenakan ketika

seorang siswa tidak mengikuti aturan yang telah di jelaskan siswa akan

mengalami kesulitan dalam kecepatan bemain antara sebuah fret dengan fret yang

lain. Cara memegang seperti ini di anggap cara memegang gitar yang sangat

efektif oleh kebanyakan guru gitar.

Mengajar siswa posisi tangan kanan pada instrumen gitar

Page 83: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

81

Gambar 3.4 Posisi tangan kanan bermain gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.4 Proses penerapan posisi tangan kanan

Mengajarkan posisi tangan kanan pada instrumen gitar yang diawali

melalui sebuah teknik petikan kepada seorang siswa dan telapak tangan tidak

dapat bersentuhan dengan senar gitar, hal ini dikarenakan jika seorang siswa

memainkan dengan cara tangan kanan bersentuhan dengan senar yang akan

mengakibatkan kesulitan untuk mengaplikasikan penjarian tangan kanan yang

terdiri dari P, I M, A sebagai media pemetik gitar.

Mengenalkan siswa pada keenam senar serta peletakan senar pada alat

stem (pegs) instrumen gitar

Gambar 3.5 Headstock gitar (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Page 84: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

82

Mengenalkan siswa pada keenam senar, serta peletakan senar pada alat

stem (pegs), yang diawali pada senar 1 dengan nada E, yang terletak pada pegs I,

senar 2 dengan nada B yang terletak pada pegs II, senar 3 dengan nada G, yang

terletak pada pegs III, senar 4 dengan nada D, yang terletak pada pegs IV, senar 5

dengan nada A, yang terletak pada pegs senar V, senar 6 dengan nada E, yang

terletak pada pegs VI.

Mengenalkan anak pada register senar lepas instrumen gitar

Gambar 3.6 Register open string pada instrumen piano (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.5 Proses penerapan register senar lepas

Pertemuan kedua guru mengenalkan siswa pada register senar lepas

instrumen gitar terhadap jarak oktaf nada-nada senar lepas gitar (open string),

yang diaplikasikan pada register piano, hal ini agar seorang siswa tahu nada yang

rendah sampai nada yang paling tinggi terhadap instrumen gitar serta

mengeneralkan steman jika permainan gitar bermain dengan alat musik lainnya

seperti, gitar dan biola, gitar saxsofon, gitar dan piano.

Mengajarkan cara muda menyetem senar gitar

Page 85: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

83

Gambar 3.7 Nada-nada open string pada instrumen gitar (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.6 Proses penerapan menyetem

Mengajarkan anak cara menyetem instrumen gitar dengan cara yang

manual jika nada pada senar 6 sudah standar dengan nada E, yang disamakan

dengan alat bantu stem (tuner), diawali dengan menekan senar 6 pada kolom lima

yang menghasilkan nada A kemudian disamakan dengan senar 5, menekan senar 5

pada kolom lima yang menghasilkan nada D kemudian disamakan dengan senar 4,

menekan senar 4 pada kolom lima yang menghasilkan nada G kemudian

disamakan dengan senar 3, menekan senar 3 pada kolom empat yang

menghasilkan nada B kemudian disamakan dengan senar 2, menekan senar 2 pada

kolom lima yang menghasilkan nada E kemudian disamakan dengan senar 1,

Memperkenalkan siswa nama-nama penjarian tangan kanan dan tangan

kiri

Page 86: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

84

Gambar 3.8 Penjarian tangan kiri dan tangan kanan pada gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.7 Proses penerapan simbol penjarian

Mengenalkan siswa dengan simbol atau nama penjarian yang nantinya

akan dijumpai siswa ketika bermain gitar, memakai buku panduan penulisan

sebuah notasi terdapat simbol yang tertulis siswa dapat dengan cepat memainkan

sesuai dengan tulisan maupun simbol yang terdapat pada sebuah notasi pada

tangan kanan p (pulgar) pada ibu jari, i (indice) pada jari telunjuk, m (middle)

pada jari tengah, a (anular) pada jari manis dan tangan kiri jari telunjuk

disimbolkan dengan angka 1, jari tengah disimbolkan dengan angka 2, jari manis

disimbolkan dengan angka 3, jari kelingking disimbolkan dengan angka 4.

Mengajarkan teknik memetik senar lepas (Open String) secara tirando

dengan posisi yang baik

Page 87: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

85

Gambar 3.9 Posisi bermain gitar dengan petikan tirando (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.8 Proses penerapan tirando

Tirando adalah teknik memetik senar gitar dengan jari pada petikan

menjahui senar atau mengayun kebagian telapak tangan. Petikan tirando tidak

bersandar dengan senar dimana petikan ini dilakukan dengan cara memetik senar

gitar kearah luar sampai senar gitar berbunyi dan jari tidak boleh menyentuh senar

lainnya. Teknik tersebut digunakan untuk memainkan not ganda atau sebuah

akord.

Mengajarkan teknik memetik senar lepas (Open String) secara apoyando

dengan posisi yang baik

Page 88: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

86

Gambar 3.10 Posisi bermain gitar dengan petikan apoyando (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.9 Proses penerapan apoyando

Teknik apoyando adalah teknik memetik gitar yang bersentuhan dengan

senar lainnya. Petikan senar gitar berhenti ketika menyentuh dawai berikutnya

diatas dawai yang sedang dipetik atau jari tidak boleh menyentuh telapak tangan.

Mengenalkan bentuk dan nilai notasi balok untuk pembelajaran instrumen

gitar

1.

2.

3.

Page 89: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

87

4.

5.

6.

7.

3.6.10 Proses penerapan pengenalan lambang

Mengenalkan anak sebuah lambang dalam penulisan notasi yang dimulai

dari sangkar nada sebagai tempat menulis tinggi rendahnya sebuah nada, sukat

agar siswa bermain dengan patren (ketukan), birama sebagai kolom untuk

menulis sebuah notasi, barline sebagai pembatas sebuah birama, dan nilai notasi

semibreve yang terdiri dari 4 ketukan, minim 2 ketukan, crochet 1 ketukan,

quever ½ ketukan, kemudian mengajarkan anak tanda istirahat (rest), kemudian

birama ganda sebagai penutup frase maupun akhir sebuah kalimat lagu.

Page 90: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

88

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan jari tengah (m) dan jari

telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, hitungan, pada senar lepas

1 (E’) dan 2 (B) instrumen gitar

3.6.11 Proses penerapan teknik tirando

Siswa diajarkan memetik gitar dengan teknik tirando yang diaplikasikan

melalui tangan kanan pada jari tengah (m) dan jari telunjuk (i) pada senar 1 (E’)

dan senar 2 (B) tanpa melihat permainan tangan kanan, kemudian guru lebih

menekankan sebuah hitungan ketukan sukat 4/4 yang dilatih sebanyak 4 birama,

dimana pada birama ketiga dilakukan sebuah variasi.

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan jari tengah (m) dan jari

telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, hitungan, pada tiga senar

lepas

3.6.12 Proses penerapan memainkan tiga senar berurutan

Siswa diajarkan memainkan 3 senar secara berurutan, pada senar E’, B,

dan senar G yang dilakukan dengan cara yang sama pada tangan kanan dengan

menggunakan jari tengah dan jari telunjuk. Kemudian guru juga harus

mengingatkan agar siswa tidak melihat permainan tangan kanan dengan teknik

tirando dan tidak melupakan hitungan ketuk.

Page 91: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

89

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan jari manis (a), tengah (m) dan

jari telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, pada senar lepas

3.6.13 Proses penerapan teknik tangan kanan

Guru mengajarkan teknik yang sama pada tangan kanan kepada siswa,

dengan penambahan jari manis (a) untuk mempraktikkan teknik memetik secara

tirando dengan menggunakan ketiga senar gitar melalui E’, B, dan senar G.

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan penjarian yang sama dengan

sebuah perbedaan notasi dan teknik

3.6.14 Proses penerapan tingkat permainan lebih sulit

Guru mengajarkan kepada siswa teknik yang sama dengan contoh

sebelumnya dengan tingkat permainan yang lebih sulit untuk dimainkan siswa,

guru juga harus memerhatikan siswa ketika membunyikan sebuah senar agar

siswa tidak salah ketika memetik senar pada jari tengah, telunjuk, dan jari manis,

pada tangan kanan.

Page 92: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

90

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan penjarian yang sama dengan

sebuah perbedaan ritme

3.6.15 Proses penerapan teknik crossing

Kembali guru mengajarkan teknik memetik dengan tingkat kesulitan yang

sama pada contoh dalam sebuah partitur, dengan teknik memetik senar yang tidak

berurutan (crossing).

Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan penjarian yang sama dengan

sebuah perbedaan ritme

3.6.16 Proses penerapan teknik arpeggio

Guru dapat melatih kembali contoh pada pertemuan sebelumnya, agar

ketika siswa memainkan teknik dan penjarian yang sama dengan tingkat

permainan yang lebih sulit, siswa dapat mengikutinya, teknik ini berfungsi

memudahkan siswa dalam memainkan arpeggio.

Guru mengajarkan kepada siswa tangga nada C mayor pada posisi satu.

Page 93: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

91

3.6. 17 Proses penerapan tirando

Kemudian guru memperkenalkan sebuah target dalam penjarian, pada

tangga nada posisi I, dimana hal ini disampaikan seorang guru agar siswa dapat

membentuk dan memainkan penjarian pada tangan kiri dengan menggabungkan

teknik memetik tirando melalui penjarian tangan kanan.

Mengajarkan menggunakan jari 2 yang berpedoman pada tangga nada C

mayor yang diawali dari senar 3 (G)

3.6.18 Proses penerapan tangan kiri pada nada A

Mengajarkan siswa menggunakan tangan kiri pada jari 2 nada (A) pada

fret 2 senar G, tetapi hanya menggunakan 2 jari pada tangan kanan yaitu jari

tengah (m) dan jari telunjuk (i).

Mengajarkan menggunakan jari 2 dengan menambahkan senar 2 (B)

Page 94: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

92

3.6.19 Proses penerapan tangan kanan pada jari manis

Hal yang sama diajarkan guru kepada siswa dengan perbedaan

menggunakan tangan kanan pada jari manis (a) terlebih dahulu.

Mengajarkan menggunakan jari 2 dengan sebuah variasi ritme

3.6.20 Proses penerapan etude

Hal yang sama diajarkan guru kepada siswa dengan menekankan

konsistensi kestabilan ketika memainkan etude yang menggunakan jari tangan

kanan dan tangan kiri, melalui sebuah ritme yang beraturan.

Mengajarkan menggunakan jari 1 yang berpedoman pada tangga nada C

mayor yang diawali dari senar 2 (B)

Page 95: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

93

3.6.21 Proses penerapan jari 1 posisi 1

Guru mengajarkan penjarian pada senar B jari 1 pada fret 1, yang

berpanduan pada tangga nada C mayor, terdiri dari empat birama.

Mengajarkan siswa menggunakan jari 1 posisi I dengan menambahkan

senar 3 (G)

3.6.22 Proses penerapan jari 1 senar B

Guru mengajarkan hal yang sama pada jari 1 senar B pada tangan kiri dan

menggunakan tangan kanan untuk memetik senar pada jari tengah dan jari

telunjuk dan disertai senar lepas.

Siswa menggunakan jari 1 pada senar B dan jari 2 pada senar G

3.6.23 Proses penerapan penjarian 1 senar B dan 2 senar G

Guru mengajarkan penjarian 1 pada senar B dan 2 pada senar G yang

diaplikasikan pada posisi I serta mengaplikasikan petikan pada tangan kanan yang

menggunakan jari tengah dan jari telunjuk.

Page 96: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

94

Siswa menggunakan jari 1 dan jari 3 pada senar B

3.6.24 Proses penerapan penjarian 1 dan 3 pada senar B

Guru mengajarkan penjarian 1 dan 3 pada senar B yang dilakukan melalui

sebuah petikan jari tengah dan jari telunjuk pada tangan kanan.

Menggabungkan sebuah contoh-contoh latihan melalui senar lepas, jari

1,2,3 pada posisi I

3.6.25 Proses penerapan menggabungkan jari 1, 2, 3

Guru mengajarkan siswa dengan teknik menggabungkan jari 1,2, dan jari 3,

dilakukan pada posisi I didua senar G dan B, dengan teknik petikan crossing yang

dilakukan jari tengah dan telunjuk pada tangan kanan.

Siswa memainkan lagu dengan menggunakan contoh-contoh yang ada

Page 97: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

95

3.6.26 Proses penerapan jari 1, 2, 3 posisi I

Guru menerapkan sebuah penjarian 1,2 dan jari 3 pada posisi I, senar G

dan B pada sebuah lagu yang didasari dari tangga nada G mayor.

Siswa memainkan lagu dengan menggunakan contoh-contoh yang ada,

dengan akord minor

3.6.27 Proses penerapan open string

Kembali siswa memainkan sebuah lagu pada tangga nada minor dengan

mengaplikasikan teknik yang telah dipelajari siswa sebelumnya, dengan

menggunakan jari 1, 2, dan jari 3, posisi I, senar B dan G kemudian menggunakan

memainkan senar E secara lepas (open String)

Siswa melatih penjarian 1, 2, 3 dan senar lepas

Page 98: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

96

3.6.28 Proses penerapan jari 1, 2, 3, posisi I

Kembali siswa mengaplikasikan jari 1, 2 dan jari 3 pada posisi I dengan

mengaplikasikan tangan kanan melalui penjarian tengah dan telunjuk, dimana

siswa lebih mengarah pada tangga nada G mayor ketika memainkan bahan yang

ada.

Pengaplikasian penjarian pada tangan kanan

3.6.29 Proses penerapan tangan kanan jari tengah

Guru mengajarkan teknik memetik pada tangan kanan melalui jari tengah,

manis, dan jari telunjuk, dengan menggunakan senar E,B dan senar G.

Siswa mengaplikasikan penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri

Page 99: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

97

3.6.30 Proses penerapan tangan kanan pada penjarian untuk memetik

Kembali guru mengajarkan tangan kanan pada penjarian untuk memetik

dan tangan kiri yang menggunakan jari 1, 2, dan jari 3 tanpa simbol penulisan

yang terdapat pada notasi maupun buku panduan dan dilakukan pada B dan G.

Siswa mengaplikasikan penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri

dengan menambahkan senar 1 (E) dan variasi ryhtem

3.6.31 Proses penerapan ritme yang lebih sulit

Kembali guru mengajarkan kepada siswa hal yang sama dengan perbedaan

ritme yang lebih sulit, kemudian menggunakan senar lepas E, serta tidak memiliki

sebuah simbol penulisan dalam sebuah notasi maupun buku panduan.

Hal yang sama dilakukan siswa dengan teknik yang lebih sulit

3.6.32 Proses penerapan permainan yang lebih sulit

Guru mengajarkan hal yang sama dengan tingkat permainan yang lebih

sulit melalui jarak antara nada dan perbedaan sukat melalui 3 ketukan dalam satu

birama.

Guru mengajarkan kepada siswa senar 4 (D), 5 (A), 6 (E), pada ibu jari (p)

Page 100: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

98

3.6.33 Proses penerapan

Guru mengajarkan mengaplikasikan ibu jari (p) pada tangan kanan, yang

diaplikasikan melalui senar 4 (D), 5 (A) dan senar 6 (E) yang dilakukan melalui

empat ketukan.

Melatih senar 4 (D), 5 (A), pada ibu jari

3.6.34 Proses penerapan

Guru mengajarkan teknik tangan kanan melalui petikan ibu jari pada senar

D dan senar A, yang dilakukan masing-masing nada 2 ketukan.

Siswa Melatih senar 5 (A), 6 (E) pada ibu jari

Melatih senar 5 (A), 6 (E), pada ibu jari

3.6.35 Proses penerapan

Kembali guru mengajarkan teknik tangan kanan melalui petikan ibu jari

pada senar A dan senar D, yang dilakukan variasi pada contoh sebelumnya.

Page 101: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

99

Kembali siswa senar 4 (D), 5 (A), 6 (E), pada ibu jari (p) dengan kesulitan

yang lebih tinggi

3.6.36 Proses penerapan

Guru mengaplikasikan permainan tangan kanan yang diaplikasikan

melalui ibu jari dengan menggunakan senar D, A, dan senar E.

Siswa diajarkan crossing string dari senar 4 (D), 5 (A) ke senar 6 (E)

3.6.37 Proses penerapan

Guru mengaplikasikan permainan tangan kanan yang diaplikasikan

melalui ibu jari dengan menggunakan senar D, A, dan senar E. dengan perbedaan

teknik crossing senar dan variasi nada.

Siswa melatih bass dan melodi secara bergantian

Page 102: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

100

3.6.38 Proses penerapan

Guru mengajarkan dengan menggabungkan teknik penjarian tangan kanan

yang dilakukan ibu jari sebagai register bass dan jari tengah register melodi,

masing-masing teknik dimainkan secara bergantian terhadap proses

memainkannya.

Siswa melatih menggabungkan teknik permainan bass dan melodi yang

diawali bass terlebih dahulu

3.6.39 Proses penerapan

Siswa menggabungkan teknik tangan kanan yang dilakukan ibu jari,

sebagai register bass dan jari tengah, telunjuk dan jari manis sebagai register

melodi dan menggunakan tangan kiri pada jari 1, 2, dan jari 3 diposisi I

Siswa kembali melatih menggabungkan teknik permainan bass dan melodi

dengan sukat 3/4

Page 103: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

101

3.6.40 Proses penerapan

Kembali siswa menggabungkan teknik tangan kanan yang dilakukan ibu

jari, sebagai register bass dan jari tengah, telunjuk dan jari manis sebagai register

melodi dan menggunakan tangan kiri pada jari 1, 2, dan jari 3 diposisi I dengan

perbedaan mengaplikasikan senar D dan senar E.

Penggunaan jari 1 dan jari 3 pada senar E dan B diposisi I

3.6.41 Proses penerapan

Guru mengajarkan permainan teknik yang dilakukan pada senar E dengan

menggunakan tangan kiri pada jari 1 dan 3 pada posisi I

Siswa memainkan bass dan melodi secara bersamaan

3.6.42 Proses penerapan

Guru mengajarkan siswa dengan menggabungkan teknik penjarian tangan

kanan melalui jari p,i,m,a dengan menggunakan teknik tangan kiri 1,2 dan jari 3

tanpa melibatkan senar D yang dimainkan secara bersamaan pada buku panduan.

Page 104: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

102

Siswa memainkan bass dan melodi secara bersamaan dengan melatih

penjarian dan sukat ¾ serta menggunakan kedua senar

3.6.43 Proses penerapan

Kembali siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan

kiri dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan tanpa

menggunakan senar G dan E

Siswa melatih penjarian dengan menggunakan legato

3.6.44 Proses penerapan

Kembali siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan

kiri dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan, dengan

perbedaan sebuah teknik sambung (slur).

Siswa melatih penjarian dengan menggunakan legato dan disertai bass

sebagai akor melodi

Page 105: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

103

3.6.45 Proses penerapan

Siswa memainkan semua teknik tangan kanan dan teknik tangan kiri

dengan memainkan ibu jari (p) dan jari tengah (m) secara bersamaan dengan

tingkat permainan yang lebih sulit pada nada sambung (slur).

Siswa melatih penjarian dengan menggunakan legato pada bass

3.6.46 Proses penerapan

Siswa melatih hal yang sama dengan menggunakan jari 4 pada tangan kiri

dan teknik nada sambung yang lebih panjang.

Hal yang sama dilakukan siswa dengan menggunakan iringan waltz

Page 106: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

104

3.6.47 Proses penerapan

Kembali siswa melatih hal yang sama pada tangan kiri yang memiliki nada

sambung pada jari 1 dan tangan kanan register bass.

Siswa melatih sebuah lagu dengan teknik-teknik yang telah dilatih dan

menambahkan jari ke empat

3.6.48 Proses penerapan

Guru mengajarkan semua teknik penjarian pada tangan kanan dan tangan

kiri yang dipelajari siswa dalam proses pembelajaran, kemudian diaplikasikan

pada sebuah lagu.

Siswa melatih penjarian untuk memetik pada tangan kanan dengan ritme

yang lebih cepat pada 1 senar

Page 107: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

105

3.6.49 Proses penerapan

Guru mengajarkan ritme baru dengan notasi 1/8 seperdelapan pada senar E’

dengan penjarian tangan kanan melalui jari tengah dan jari telunjuk.

Siswa melatih penjarian untuk memetik pada tangan kanan dengan ritme

yang lebih cepat pada 3 senar

3.6.50 Proses penerapan

Guru mengajarkan ritme yang sama dengan menggunakan penjarian

tangan kanan dan tangan kiri.

Siswa memainkan melodi dengan bass secara bersamaan dengan ritme

yang lebih cepat

Page 108: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

106

3.6.51 Proses penerapan

Siswa kembali memainkan teknik penjarian tangan kanan dan tangan kiri

dengan ritme yang lebih cepat pada sebuah lagu.

Siswa diperkenalkan dengan tanda kromatis kreis

3.6.52 Proses penerapan

Siswa diajarkan memainkan teknik tangan kiri dan tangan kanan dengan

menggunakan nada-nada yang telah dinaikkan yang mengarah pada tangga nada

G mayor dengan tempo yang lebih cepat ketika mengaplikasikan teknik penjarian.

Siswa diperkenalkan dengan tanda kromatis pugar

3.6.53 Proses penerapan

Kembali siswa diajarkan memainkan teknik tangan kiri dan tangan kanan

dengan menggunakan nada-nada yang telah dinaikkan yang mengarah pada

tangga nada G minor dengan tempo yang lebih cepat ketika mengaplikasikan

teknik penjarian.

Siswa memainkan tanda kromatis kreis dan pugar pada lagu

Page 109: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

107

3.6.54 Proses penerapan

Guru mengajarkan semua teknik penjarian tangan kanan dan tangan kiri,

teknik nada sambung, notasi yang dinaikkan, kemudian semua diaplikasikan pada

sebuah lagu.

3.7 Tangga Nada

Tangga nada adalah susunan nada yang teratur dari nada dasar tertentu

sampai oktafnya. Permainan tangga nada ini dilakukan oleh seorang siswa Setelah

mempelajari teknik penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri untuk mengerti

permainan teknik dan nada dasar ketika memainkan sebuah lagu.

Proses penerapan

Page 110: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

108

Guru mengajarkan sebuah tangga nada C kepada siswa yang diawali

permainan jari 3 tangan kiri pada senar A dilakukan pada kolom 3 nada C atau do

dan dipetik pada tangan kanan melalui ibu jari (m), dan dilanjutkan pada senar

lepas 4 nada D atau re tetap menggunakan ibu jari sebagai petikan disebuah senar,

dilanjutkan pada tangan kiri jari 2 dikolom 2 dengan nada E atau mi sama dengan

penjarian ibu jari yang sama pada tangan kanan. Dilanjutkan dengan jari 3 pada

tangan kiri nada F atau fa di senar pada senar A dikolom 3 dengan teknik yang

sama pada tangan kanan, dilanjutkan dengan senar lepas pada nada G atau sol

dengan teknik tangan kanan pada jari telunjuk, dilanjutkan pada senar G dengan

teknik penjarian tangan kiri jari 2 nada A atau la dengan menggunakan jari tengah

sebagai petikan disebuah senar, dilanjutkan pada senar lepas 5 nada B atau si

dengan menggunakan jari telunjuk sebagai petikan disebuah senar, kemudian

dilanjutkan dengan menggunakan jari 1 pada senar B kolom 1 dengan jari tengah

pada tangan kanan, kembali dilanjutkan dengan permainan jari 3 tangan kiri pada

senar B dilakukan pada kolom 3 nada D’ atau re” dan dipetik pada tangan kanan

melalui jari jari telunjuk (i), dilanjutkan pada senar lepas E, nada E atau mi yang

menggunakan jari tengah sebagai petikan disebuah senar, kemudian dilanjutkan

dengan menggunakan jari 1 pada senar E kolom 1 dengan jari telunjuk pada

tangan kanan sebagai petikan, kemudian diakhiri permainan jari 3 tangan kiri pada

senar E dengan nada G’ yang dilakukan pada kolom 3 dan dipetik pada tangan

kanan melalui jari tengah (m), setelah semuanya dimainkan melalui teknik tangan

kanan dan tangan kiri yang menggunakan ke enam senar gitar, jari-jari yang telah

diaplikasikan digunakan kembali secara berurutan pada nada yang semakin

rendah sampai pada penjarian ketiga diawal permaianan tangga nada C mayor.

Page 111: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

109

Guru mengajarkan sebuah tangga nada G kepada siswa yang diawali

permainan jari 3 tangan kiri pada senar E dilakukan pada kolom 3 nada G atau do

dan dipetik pada tangan kanan melalui ibu jari (p), dan dilanjutkan pada senar

lepas 5 nada A atau re tetap menggunakan ibu jari sebagai petikan disebuah senar,

dilanjutkan pada tangan kiri jari 2 dikolom 2 dengan nada B atau mi sama dengan

penjarian ibu jari yang sama pada tangan kanan. Dilanjutkan dengan jari 3 pada

tangan kiri nada C atau fa disenar pada senar A dikolom 3 dengan teknik yang

sama pada tangan kanan, dilanjutkan dengan senar lepas pada nada D atau sol

dengan teknik tangan kanan pada jari telunjuk, dilanjutkan pada senar D dengan

teknik penjarian tangan kiri jari 2 nada E atau la dengan menggunakan jari tengah

sebagai petikan disebuah senar, dilanjutkan pada senar jari 4 nada Fis atau si

dengan menggunakan ibu jari sebagai petikan disebuah senar, kemudian

dilanjutkan dengan senar lepas pada senar G dengan jari telunjuk pada tangan

kanan, kembali dilanjutkan dengan permainan jari 2 tangan kiri pada senar G

dilakukan pada kolom 2 nada A’ atau re” dan dipetik pada tangan kanan melalui

jari jari tengah (m), dilanjutkan pada senar lepas B, nada B atau mi yang

Page 112: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

110

menggunakan jari tengah sebagai petikan disebuah senar, kemudian dilanjutkan

dengan menggunakan jari 1 pada senar B kolom 1 dengan jari tengah pada tangan

kanan sebagai petikan, kemudian dilanjutkan jari 3 tangan kiri pada senar B

dengan nada D’ yang dilakukan pada kolom 3 dan dipetik pada tangan kanan

melalui jari tengah (m), dilanjutkan dengan senar lepas E kemudian jari 2 nada Fis

pada senar E dan diakhiri dengan jari 3nada G pada senar E. Setelah semuanya

dimainkan melalui teknik tangan kanan dan tangan kiri yang menggunakan ke

enam senar gitar, jari- jari yang telah diapklikasikan digunakan kembali secara

berurutan pada nada yang semakin rendah sampai pada penjarian ketiga diawal

permainan tangga nada G mayor.

Siswa diajarkan dengan tangga nada D mayor, diawali dengan memetik

senar D lepas dengan ibu jari (p) dilanjutkan dengan jari 1 nada E dan jari 3 nada

Fis, kemudian siswa memainkan senar lepas dengan jari telunjuk pada senar G

dilanjutkan dengan jari 1 nada A dengan menggunakan jari tengah (m), setelah itu

siwa diajarkan memainkan senar B lepas dilanjutkan dengan jari 2 nada Cis dan

Page 113: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

111

jari 3 nada D, kemudian siswa diajarkan memetik senar lepas E dan dilanjutkan

dengan jari 1 nada Fis, jari 2 nada G dan diakhiri dengan jari 4 nada A.

Siswa diajarkan untuk memainkan tangga nada A minor harmonis, diawali

dengan memetik senar A lepas dengan ibu jari pada tangan kanan, kemudian jari 2

nada B, jari 3 nada C, kemudian siswa memainkan senar D lepas dengan ibu jari

pada tangan kanan, dilanjutkan dengan jari 2 nada E, dan jari 3 nada F, kemudian

pada senar G siwa memetik senar dengan jari telunjuk dan jari 1 pada tangan kiri

nada Gis, kemudian dilanjutkan dengan jari 2 nada A dengan menggunakan jari

tengah (m), setelah itu siswa diajarkan memetik senar B lepas dengan jari tengah

(m), kemudian dilanjutkan dengan jari 1 nada C, jari 3 nada D dan diakhiri dengan

senar lepas pada senar E.

Page 114: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

112

Siswa diajarkan untuk memainkan tangga nada A minor melodis, diawali

dengan memetik senar A lepas dengan ibu jari pada tangan kanan, kemudian jari 2

nada B, jari 3 nada C, kemudian siswa memainkan senar D lepas dengan ibu jari

pada tangan kanan, dilanjutkan dengan jari 2 nada E, dan jari 4 nada Fis,

kemudian pada senar G siswa memetik senar dengan jari telunjuk dan jari 1 pada

tangan kiri nada Gis, kemudian dilanjutkan dengan jari 2 nada A dengan

menggunakan jari tengah (m), setelah itu siswa diajarkan memetik senar B lepas

dengan jari tengah (m), kemudian dilanjutkan dengan jari 1 nada C, jari 3 nada D

dan diakhiri dengan senar lepas pada senar E. Namun memiliki perbedaan

penjarian saat memainkan tangga nada minor melodis dengan posisi turun

(descending) dikarenakan ketika memainkan minor melodis dengan posisi naik

(ascending) nada ke F dan nada G naik ½ laras, dengan menggunakan jari 4 pada

senar D dan jari 1 pada senar G posisi I pada gitar, namun ketika dimainkan

dengan posisi turun kembali ke minor asli dimana nada F dan G dinetralkan

kembali, nada F yang terdapat pada senar D dipetik dengan jari 3 dan nada G

dengan posisi senar lepas.

Page 115: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

113

Siswa diajarkan dengan memetik senar gitar dengan penjarian p, i, m, a

secara berurut, dimana di setiap birama ibu jari (p) berperan sebagai bass yang

dimainkan selama 4 ketuk disetiap birama dan setiap melodi.

Page 116: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

114

BAB IV

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN

INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

4.1 Masalah Dalam Pembelajaran

Banyak ahli mengemukakan pengertian sebuah masalah pembelajaran

praktik instrumen. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara

harapan dengan kenyataan. Ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya

kebutuhan seseorang siswa dalam proses pembelajaran dan adapula yang

mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak disukai oleh seorang siswa, menurut

penulis masalah akan menimbulkan sebuah kesulitan bagi diri sendiri dan atau

orang lain.

Masalah belajar yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma adalah suatu

faktor-faktor penghambat yang dialami oleh seorang siswa dan menjadikan

lambatnya kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru secara keseluruhan, permasalahan-permasalahan tersebut

kerapnya terjadi pada seorang guru seperti karakter seorang guru tidak

menyenangkan, kemudian permasalahan kurang tepatnya seorang guru dalam

pemilihan bahan ajar, tidak adanya bagi siswa motivator yang baik dalam

memberikan dorongan. Kondisi tersebut berupa kelemahan-kelemahan dan dapat

juga berhubungan dengan sebuah lingkungan yang tidak menguntungkan bagi

seorang murid khususnya di sekolah Chandra Kusuma School.

Page 117: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

115

4.2 Permasalahan Faktor-Faktor Internal Belajar

Masalah dari faktor-faktor internal belajar dalam mencapai sesuatu yang

baik dan akan menemukan kendala dalam permasalahan yang merintangi

tercapainya tujuan. Pendidikan seni dan budaya di sekolah Chandra Kusuma juga

memiliki banyak kendala, adapun kendala yang muncul dapat dilihat dari minat

anak terhadap sebuah metode pendidikan praktik instrumen yang didapat seorang

siswa. Kejadian ini kerap terjadi terutama bagi anak yang terlibat dalan

pendidikan seni musik secara aktif, mungkin anak merasa bosan karena ia tidak

menemukan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Kemudian dari aspek

seorang guru pada sebuah pembelajaran praktik instrumen yang diberikan seorang

guru tidak menimbulkan ketertarikan siswa serta menciptakan suasana yang

menarik dan menyenangkan.

Dalam sebuah interaksi belajar-mengajar siswa merupakan kunci utama

keberhasilan belajar-mengajar selama proses belajar yang dilakukan oleh guru dan

siswa. Proses belajar merupakan aktivitas dengan bahan belajar, aktivitas belajar

yang dialami oleh siswa sekolah Chandra Kusuma sebagai sebuah proses,

aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru diajarkan kepada siswa

melalui bahan ajar. Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswalah yang

menentukan terjadi atau tidak sebuah pembelajaran. Faktor internal yang sering

dialami oleh seorang siswa yang berpengaruh para proses belajar siswa adalah

faktor jasmani.

Page 118: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

116

4.2.1 Permasalahan faktor kesehatan

Permasalahan faktor kesehatan sangat dibutuhkan dalam proses

pembelajaran praktik disekolah Chandra Kusuma School. Sehat berarti dalam

keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit.

Kesehatan yang dimaksud penulis adalah keadaan atau kondisi yang sempurna

tanpa suatu kekurangan dari organ tubuh. Kesehatan seorang siswa berpengaruh

terhadap proses pembelajaran, agar seorang siswa dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.

4.2.2 Permasalahan faktor intelektual (intelegensi)

Intelektual besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Dalam

situasi yang sama, siswa yang berintelektual tinggi akan lebih berhasil daripada

siswa yang berintelektual rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai

tingkat intelektual yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini

disebabkan karena belajar adalah proses yang bukan hanya mengandalkan

intelektual seorang pelajar saja, tetapi dengan banyak faktor yang

mempengaruhinya. Siswa yang mempunyai tingkat intelektual normal dapat

berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik dan tekun.

4.2.3 Permasalahan perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, sebab jika bahan

pelajaran tidak menjadi perhatian bagi siswa maka timbulah kebosanan, sehingga

Page 119: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

117

seorang siswa tidak lagi suka untuk mempelajari instrument musik. Perhatian

tersebut dalam mempelajari instrumen musik agar siswa dapat mengingat,

mengulang, mengembangkan serta menerapkan sebuah pembelajaran tanpa

seorang guru.

4.2.4 Permasalahan minat

Minat yang dimaksud penulis adalah sebuah kegiatan yang diminati oleh

seseorang siswa, kemudian diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

senang untuk mempelajarinya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses

pembelajaran praktik instrumen, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

karena tidak ada daya tarik bagi seorang siswa. Permasalahan tersebut sering

sekali terjadi di sekolah Chandra Kusuma School, seorang siswa sering sekali

mengambil kelas praktik instrumen dan setelah mengambilnya beberapa bulan

kemudian siswa tidak masuk lagi dalam mata pembelajaran tersebut. Hal ini

dikarenakan seorang siswa tidak segan-segan untuk memberhentikan proses

belajar tersebut, dengan alasan siswa hanya melihat dan mendengar suara

instrumen yang indah, tetapi ketika mendapat kesulitan dalam memainkan siswa

tidak ingin mempelajarinya. Terlebih lagi persoalan siswa tidak hanya pada

kesulitan ketika mempelajari instrumen musik, tetapi minat orang tua yang

tertarik pada satu jenis instrumen tertentu, dimana menjadi tugas seorang anak

tanpa memikirkan minat si anak lebih tertarik pada instrumen yang lain.

Kemudian permasalahan siswa yang menganggap dapat memainkan semua

instrumen yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma School. Melihat teman

Page 120: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

118

bermain biola, anak ingin bermain biola, melihat teman bermain drum, anak ingin

bermain drum, melihat teman bermain gitar anak ingin bermain gitar. Masalah

tersebut dikarenakan siswa tidak memperoleh kepuasan dari setiap pelajaran

instrumen. Akibatnya anak tidak pernah bisa mempelajari instrumen dengan baik

dan terampil dikarenakan belum sampai kepada tingkat yang lebih tinggi dan sulit

namun anak sudah beralih ke instrumen yang lain.

4.2.5 Permasalahan bakat

Bakat adalah sebuah kemampuan untuk belajar. Bakat yang dimaksud oleh

penulis adalah kemampuan seorang siswa dalam memainkan instrumen musik

melalui sebuah bahan ajar melalui sebuah notasi. Namun persoalan bakat tidak

menjadi yang utama, keuletan dan ketekunan mengulang, mempelajari, melatih

sebuah instrumen dengan tekun menjadi hal utama yang harus didasari seorang

siswa dalam mempelajari praktik instrumen musik. Hanya saja, persoalan siswa

atau pelajar yang berbakat lebih cepat menerapkan dan mengembangkan dalam

mempelajari praktik instrumen. Permasalahannya, anak yang memiliki bakat lebih

terkadang cepat mengambil keputusan tanpa mengkonsultasikannya terhadap

seorang guru. Akibatnya anak akan mengalami banyak kesulitan karena tidak

memiliki trik untuk mengatasi sebuah permasalahan yang terdapat pada bahan

praktik. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika

bahan pelajaran yang sesuai dipelajari siswa dan mendengar nasehat dari seorang

guru dengan sebuah bakat, maka hasil belajarnya lebih baik, karena siswa senang

belajar dan lebih terarah serta seorang siswa akan lebih giat lagi dalam belajar

praktik instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma. Terlebih lagi orang tua yang

Page 121: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

119

mengekang seorang anak untuk mempelajari instrumen karena pemikiran terhadap

bidang musik tidak menjanjikan dimasa depan.

4.2.6 Permasalahan kesiapan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seorang

siswa. Dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran

praktik instrumen musik. Kematangan yang dimaksud oleh penulis adalah Anak

yang sudah siap (matang). Melalui fisik seperti sebuah jari, panjangnya tangan,

kemudian pemikiran yang penting dalam sebuah proses pembelajaran akan lebih

berhasil jika anak sudah siap (matang). Permasalahan yang sering terjadi

disekolah Chandra Kusuma School terhadap orang tua yang sering sekali

membuat anaknya mempelajari praktik instrumen musik di usia yang sangat muda

sehingga daya tangkap anak kurang begitu baik, dikarenakan anak belum

mengerti sama sekali dengan usia seorang anak yang lebih tertarik bermain.

Kemudian persoalan tubuh yang masih begitu kecil ketika mempelajari instrumen

gitar sampai ukuran instrumen terkecil juga tidak dapat standarisasi dengan anak

yang mepelajari di usia muda.

4.2.7 Permasalahan rasa percaya diri

Rasa percaya diri timbul dari keinginan diri seorang siswa bertindak untuk

sebuah keberhasilan memainkan alat musik. Dari segi perkembangan, rasa

percaya diri dapat timbul berkat adanya sebuah lingkungan yang berkompetisi

dengan baik. Dalam proses belajar praktik instrumen siswa sekolah Chandra

Kusuma, prestasi merupakan tahap pembuktian yang diakui oleh guru. Semakin

Page 122: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

120

siswa sering mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya

dirinya akan meningkat, namun apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan

merasa lemah percaya dirinya. Permasalahan percaya diri tidak hanya terletak

pada sebuah prestasi, kurangnya perhatian orang tua, alat yang kurang baik

dimiliki siswa dan ejekan dari teman-teman disekitar membuat siswa tidak ingin

tampil di depan teman-temannya sehingga mengakibatkan anak kurang merasa

percaya diri memainkan instrumen. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya proses

pembelajaran pada praktik instrumen, kemudian munculnya grogi (nervous) siswa

saat tampil di panggung ketika melakukan sebuah pertunjukan.

4.2.8 Permasalahan disiplin waktu

Kebiasaan-kebiasaan buruk belajar siswa akan mempengaruhi

kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh

guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa ; baru akan belajar serius pada akhir

semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah

hanya untuk gengsi, datang terlambat bergaya pemimpin. Kebiasaan-kebiasaan

tersebut dikarenakan oleh siswa yang kurang paham dengan arti belajar bagi diri

sendiri, akibatnya siswa-siswi akan tertinggal dalam proses praktik pembelajaran

instrumen musik, kemudian kebiasaan siswa yang selalu tidur di pagi hari

membuat siswa ketika mempelajari instrumen mengantuk saat guru mengajar.

Permasalahan ini diluar pengetahuan seorang guru, dan permasalahan ini adalah

persoalan terhadap orang tua yang harus memperhatikan kegiatan anaknya dalam

mempelajari instrumen musik.

Page 123: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

121

4.2.9 Permasalahan faktor kelelahan

Kelelahan pada seorang siswa sering sekali terjadi disekolah Chandra

Kusuma School, hal ini dikarenakan banyaknya mata pelajaran yang diambil

siswa pada satu hari, serta menempatkan pelajaran instrumen musik diakhir

jadwal mata pelajaran. Akibatnya siswa akan lelah dan kurang berkonsentrasi

terhadap sebuah pembelajaran praktik instrument. Faktor kelelahan dibedakan

menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kebiasaan siswa, sehingga

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kelesuan dan kebosanan (borring), sehingga minat dan dorongan

untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian

kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah

otak kehabisan daya untuk bekerja.

4.2.10 Permasalahan motivasi belajar

Dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan

semangat pada siswa untuk pembelajaran praktik instrumen gitar, karena seorang

siswa memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat; pasti akan tetap

ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka semangat

seorang siswa harus dipelihara secara terus menerus.

Motivasi belajar merupakan hal pendorong terjadinya proses belajar.

Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan

belajar, selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi

belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.

Page 124: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

122

4.3 Permasalahan Faktor-Faktor Eksternal Belajar

Proses belajar yang didorong sebuah motivasi dari dalam diri seorang

siswa menjadi sebuah faktor yang penting dalam pembelajaran, kemudian

lingkungan siswa yang mendukung akan menjadi sangat baik dalam proses

pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat meningkat dengan pesat apabila

program pembelajaran disusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan seorang

siswa. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan untuk mencerdaskan

siswa dalam mempelajari sebuah bidang. Seorang guru di sekolah merupakan

faktor eksternal dalam proses pembelajaran praktik instrumen tersebut. Ditinjau

dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada

aktivitas belajar seorang siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai

berikut:

4.3.1 Permasalahan kesejahteraan guru

Guru adalah tenaga pengajar yang mendidik. Seorang guru tidak hanya

mengajar sebuah bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga

menjadi pendidik bagi pemuda-pemudi generasi bangsa. Guru yang mengajar

adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi

tertentu, guru juga menghadapi masalah terhadap kehidupan sehari-hari dengan

penghasilan yang diterimanya setiap bulan, ia dituntut berkemampuan hidup layak

sebagai seorang pribadi guru sempurna terhadap sebuah tugas. Tuntutan hidup

layak tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal dan tugasnya. Guru juga

menumbuhkan rasa percaya diri secara profesional, ia bekerja dan bertugas

Page 125: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

123

mempelajari profesi guru sepanjang hayat, mengatasi masalah-masalah keutuhan

secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan pekerjaan

sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut

merupakan keberhasilan di Chandra Kusuma School kepada seorang siswa.

4.3.2 Masalah sarana dan prasarana pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan

olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana

pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas sekolah dan

berbagai media pengajaran yang lainnya. Lengkapnya prasarana dan sarana

pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik, hal itu tidak berarti

bahwa lengkapnya prasarana dan sarana menentukan jaminan terselenggaranya

proses pembelajaran praktik instrumen yang baik. Justru disinilah timbul masalah-

masalah bagaimana mengelola (manage) prasarana dan sarana pembelajaran

sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik. Prasarana dan sarana

dalam proses pembelajaran siswa sering sekali tidak sesuai dengan keinginan;

seperti alat yang kurang, atau instrumen yang sudah rusak, menjadikan proses

pembelajaran instrumen gitar kurang begitu baik.

4.3.3 Masalah kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian merupakan hasil dari proses belajar untuk mencapai

puncaknya pengetahuan pembelajaran praktik instrumen, hasil belajar siswa atau

hasil kerja keras siswa. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru, dengan demikian

hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi seorang

Page 126: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

124

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Hasil belajar

dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika

digolongkan lulus maka dapat dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar

guru selesai. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi

siswa dan mengajar ulang bagi seorang guru. Sekolah Chandra Kusuma

memberikan penilaian secara angka dan deskriptif melalui hal yang sering

dilakukan siswa-siswi dalam proses pembelajaran kemampuan dan tidak

kemampuan siswa mempelajari sebuah instrumen, semua penilaian diberikan

kepada orang tua yang berbentuk bahasa Inggris. Hal ini dilakukan agar para

orang tua mengetahui apa yang dilakukan anaknya dalam pembelajaran dan

ketidakmampuan anak pada proses pembelajaran praktik instrumen gitar.

4.3.4 Masalah kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa

menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, jelaslah bahan

pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik

berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang dimaksud oleh penulis

adalah kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar,

melalui sebuah reportoar dalam bentuk notasi balok. Sekolah Chandra Kusuma

memakai sebuah kurikulum secara Internasional, yang diujikan sesuai dengan

kesiapan siswa untuk maju mengikuti ujian siswa. Permasalahan sebuah

Page 127: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

125

kurikulum adalah pada seorang guru yang kurang teliti menjalankan serta

menerapkan sebuah kurikulum dengan baik. Akibatnya pembelajaran praktik

instrumen kurang sesuai dengan sebuah kurikulum pembelajaran. Terlebih

seorang guru tidak mengerti persoalan tujuan dari sebuah kurikulum

mengakibatkan anak susah berkembang. Permasalahan sebuah kurikulum sekolah

Chandra Kusuma adalah persoalan seorang guru dengan sebuah penerapan, tidak

sedikit guru yang mengerti akan persoalan tujuan dari sebuah kurikulum,

kemudian ketika menerapkan sebuah kurikulum untuk diujiankan guru tidak

mengerti apa yang harus dilatih sebelum anak memainkan bahan yang akan

diujiankan.

4.3.5 Masalah metode

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar

siswa yang tidak baik pula, akibatnya siswa malas atau kurang semangat dalam

proses belajar. Permasalahan sebuah metode mengajar seorang guru sering sekali

tanpa sebuah tujuan kurikulum, sering sekali guru menyampaikan sebuah

pembelajaran yang tidak mengerti hasil akhir dari sebuah pembelajaran; seperti

pembelajaran yang tidak bertahap, melompat dan tidak sesuai dengan kemampuan

seorang siswa. Akibatnya seorang siswa tidak dapat mengikuti sebuah proses

pembelajaran.

Page 128: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

126

4.3.6 Masalah mengajar

Permasalahan mengajar, sering sekali seorang guru menjadi penghambat

dalam proses belajar-mengajar seperti guru telat masuk pada mata pelajaran

praktik instrumen gitar, kemudian permasalahan tidak memiliki bahan yang sama

antara siswa dengan siswa yang lainnya ketika mempelajari instrumen gitar. Hal

ini menjadi sebuah permasalahan pada pembelajaran gitar melalui sebuah

pengajaran yang diberikan oleh seorang guru.

4.3.7 Masalah pengarahan

Permasalahan-permasalahan pengarahan yang dilakukan seorang guru

dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi proses belajar-mengajar

sangat menjadi persoalan di Chandra Kusuma School, khususnya pada

pembelajaran praktik instrumen musik. Kurangnya guru ber’orientasi terhadap

pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, menjadikan siswa tidak

mengenal bahan yang akan dipelajari. Kemudian guru yang hanya mengajar siswa

melalui sebuah contoh tanpa menjelaskan teknik ketika mempelajari instrumen

gitar, terlebih lagi guru memberikan bahan ajar (repertoar) yang tidak sesuai

dengan kemampuan siswa, mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalm

pembelajaran praktik instrumen gitar.

4.3.8 Masalah isi dan urutan materi

Dalam membuat rencana pengajaran pembelajaran (RPP), guru sekolah

Chandra Kusuma memiliki masalah dalam menyusun isi dan urutan bahan

pelajaran, sering sekali guru kurang menguasai materi dalam pembelajaran praktik

Page 129: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

127

instrumen gitar melalui sebuah bahan ajar (Reportoar). Kemudian materi yang

disajikan tidak relevan dengan tujuan yang mengakibatkan siswa bingung karena

dianggap teknik yang diajarkan guru tidak tepat dengan bahan yang sedang

dipelajari seorang anak. Terlebih sebuah materi yang diberikan seorang guru

sangat luas, akibatnya anak tidak akan menemukan tujuan dari sebuah

pembelajaran. Kemudian persoalan guru kurang mampu dalam menyesuaikan

penyajian bahan dengan waktu anak yang akan mengikuti sebuah ujian instrumen.

4.4 Masalah Lingkungan

Permasalahan dalam sebuah lingkungan sangat mempengaruhi lancarnya

sebuah pembelajaran praktik instrumen gitar. Hal ini sering sekali terjadi disebuah

areal sekolah dan halaman rumah yang begitu ramai sehingga menimbulkan

sebuah keributan, suara bising dari orang yang lalu-lalang, suara kendaraan di

area komplek Cemara Asri, banyaknya orang yang datang ke area tersebut

menjadi sebuah persoalan untuk kelangsungan praktik instrumen bagi seorang

siswa, permasalahannya adalah minat seorang siswa tidak ingin melatih kembali

apa yang telah dipraktikkan dengan seorang guru dikarenakan gangguan tersebut,

akibatnya siswa tidak akan melakukan kegiatan praktik, sebaliknya ia akan

mencari teman untuk cerita atau bermain dengan menghabiskan waktu.

4.5 Masalah Orangtua

Permasalahan pada orangtua adalah sebuah permasalahan yang cukup

kompleks. Tidak sedikit para orangtua yang ingin anaknya cepat dalam

mempelajari instrumen khususnya gitar. Namun permasalahannya adalah

Page 130: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

128

dukungan dari orangtua tidak terjadi pada seorang anak. Banyaknya para orangtua

yang menganggap anaknya mahir dalam memainkan sebuah instrumen

dikarenakan anak telah dapat bermain sebuah lagu dengan instrumen tanpa

memikirkan keberlanjutan anak dengan instrumen tersebut. Terlebih pada

keinginan orangtua yang ingin anaknya mempelajari semua alat musik tanpa

memikirkan banyaknya mata pelajaran yang diambil seorang anak. Kesibukan

orangtua bekerja menjadikan mereka tidak ingin anaknya hanya di rumah

menghabiskan waktu, sehingga para orangtua membuat anak-anak mereka les

tambahan untuk menghabiskan waktu sebelum orangtua pulang bekerja tanpa

memikirkan persoalan anak dengan praktik instumen yang sedang dipelajari

seorang anak. Permasalahan-permasalahan ini menjadi hal yang harus di mengerti

orangtua dalam proses pembelajaran gitar disekolah Chandra Kusuma. Agar para

orangtua dapat menempatkan posisi menjadi seorang motivator bagi anak-anak

mereka serta menjadi partner terhadap sebuah pembelajaran anak, khususnya

pembelajaran gitar.

Page 131: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

129

4.6 Permasalahan Lagu “Here, There and Everywhere” Kurikulum

ABRSM

Page 132: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

130

Lagu memiliki sebuah struktur seperti (intro) mengawali sebuah lagu,

(Verse) menjembatani untuk sebuah refren, (Chorus) disebut juga dengan reff,

(Bridge) sebuah jembatan untuk memasuki sruktur lagu, (interlude) bagian yang

dimainkan istrumen jarang sekali dengan suara/vocal, (Ending) bagian penutup

dari sebuah lagu.

Lagu Here, There and Everywhere, keseluruhan terdiri dari 29 birama,

yang diawali sukat 4/4 yang terdiri dari:

Intro terdapat pada birama pertama sampai birama ketiga (bar 1 –

bar 3)

Verse terdapat pada kamar II, birama 11 ketukan ke 3 dan 4

Chorus terdapat pada birama 13 sampai pada birama 17 ketukan ke

2

Bridge terdapat pada satu birama melainkan terdiri dari ketukan

pada birama 3 ketukan 3 – 4, untuk mengawali sebuah lagu, birama

12 ketukan 4 untuk mengawali sebuah reffrein, birama 24 ketukan

ke 3 untuk sebuah penghabisan lagu

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Ending terdapat pada birama 25 ketukan ke 4 (up) samapai pada

birama 29

Page 133: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

131

4.6.1 Permasalahan proses penerapan birama 4 sampai birama 6

Guru mengajarkan murid teknik tangan kanan pada petikan dan tangan kiri

pada penjarian yang dilakukan melalui birama 4 sampai birama 6 dengan teknik

tirando, dimana pada birama 4 murid memainkan posisi III yang teletak pada jari

1 nada D, kemudian dilanjutkan kembali dengan jari posisi 1 yang terletak pada

jari 2 nada G.

4.6.2 Permasalahan proses penerapan birama 7 dan birama 8

Guru mengajarkan teknik tangan kanan dan tangan kiri pada penjarian

yang memiliki teknik nada sambung, jari telunjuk dan posisi 2 yang dilakukan

siswa pada proses pembelajaran dan diawali dari birama 7 dan 8. Diawali dengan

murid memainkan posisi II yang terletak pada nada A senar 3 kemudian

dilanjutkan dengan jari 3 pada senar A.

Page 134: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

132

4.6.3 Permasalahan proses penerapan birama 9 sampai birama 11

Guru mengajarkan 3 buah posisi yang berbeda serta penjarian pada siswa

yang diawali dengan murid memainkan posisi I nada C jari 1, kemudian menuju

ke posisi IV yang terletak pada nada F# di senar B, kemudian posisi II jari 1 nada

A pada senar G.

4.6.4 Permasalahan proses penerapan birama 13 sampai birama 15

Pada birama 13 terdapat modulasi, dari nada dasar D ke nada dasar Bes,

murid diajarkan dengan posisi I pada lagu yang terdapat modulasinya, hal ini

dikarenakan supaya siswa lebih memahami bagaimana memainkan posisi I bukan

hanya di nada dasar yang sama.

Page 135: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

133

4.6.5 Permasalahan proses penerapan birama 16 sampai birama 19

Birama 13 merupakan “jembatan” nada menuju ke nada dasar semula,

murid diajarkan memainkan posisi I pada birama 13 dan juga posisi III pada

birama 14 tetapi dengan nada dasar yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan

posisi III dan posisi II seperti yang telah di jelaskan pada birama V.

4.6.6 Permasalahan proses penerapan birama 27 sampai birama 29

Birama 24 sampai 26 merupakan akhir dari lagu Here there and

everywhere, penjarian yang digunakan siswa adalah posisi II, lagu Here there and

everywhere lebih banyak menggunakan posisi II dan III dikarenakan tuntutan-

tuntutan nada yang lebih nyaman, dimainkan selain di posisi I.

Page 136: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

134

4.7 Permasalahan Lagu “Ode to Joy” Kurikulum ABRSM

Lagu Ode to joy, keseluruhan terdiri dari 15 birama, yang bermain

dengan nada dasar G mayor diawali sukat 4/4 yang terdiri dari :

Intro, tidak terdapat pada lagu Ode to joy, yang dimainkan langsung dengan

melodi dasar

Verse terdapat pada birama 7, yang kembali pada akor I, bukan pada akord V

atau V7

Chorus terdapat pada birama 8 sampai pada birama 11 tetapi terdapat sebuah

penahanan nada (suspensi) sampai pada birama selanjutnya atau birama 12

ketukan pertama

Bridge tidak terdapat pada lagu Ode to joy

Page 137: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

135

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Ending terdapat pada birama 12 ketukan ke 2 sampai pada birama 15

4.7.1 Permasalahan proses penerapan birama 1 sampai birama 4

Pada lagu ode to joy memiliki pebedaan dengan lagu Here there and

everywhere secara teknik, dimana penjarian tangan kanan ibu jari (p), siswa

diajarkan untuk memainkan bass dan melodi dalam posisi I, dan lamban legato

pada bass, penjarian yang digunakan adalah jari tengah (m) dan jari telunjuk (i),

seperti yang terlihat dalam birama 1, dalam penjarian tangan kiri semua penjarian

diajarkan pada lagu ini, seperti jari 4 yang terlihat pada birama 1 ketukan ke 4.

4.7.2 Permasalahan proses penerapan birama 7 sampai birama 10

Pada birama 9 sampai birama 12 yang paling utama diajarkan pada siswa

adalah tanda kromatis, seperti yang terlihat pada birama 11 nada Dis pada senar D

dengan menggunakan jari 1, jika diperhatikan nada C pada birama 11 sengaja

mneggunakan jari 2, yang pada dasarnya menggunakan jari 1 senar B, namun

Page 138: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

136

guru mengajarkan jari 2 pada senar G, dikarenakan tuntutan nada Dis yang

terdapat pada ketukan selanjutnya.

4.8 Permasalahan Lagu “Nel Cor Piu Non Mi Sento” Kurikulum ABRSM

Lagu nel cor piu non mi sento, keseluruhan terdiri dari 20 birama,

yang diawali sukat 6/8 yang terdiri dari:

Page 139: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

137

Intro tidak terdapat pada lagu nel cor piu non mi sento terdapat pada lagu tetapi

memiliki sebuah okmat pada nada A

Verse terdapat pada kamar birama 8 ketukan ke 2 dan ketukan 3-5 berhenti

kemudian dilanjutkan dengan okmat

Chorus terdapat pada birama 8 ketukan kelima sampai pada birama 14 ketukan

ke 3

Bridge tidak terdapat pada lagu ini

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Ending terdapat pada birama 14 ketukan ke 6 sampai pada birama 20

4.8.1 Permasalahan proses penerapan birama 1 sampai birama 2

Pada lagu nel cor piu non mi sento siswa diajarkan dengan birama 6/8,

dimana nada A merupakan melodi awal lagu, yang dimainkan dengan jari 4

dengan jari tengah (m), dikarenakan nada selanjutnya Fis yang menggunakan jari

1.

4.8.2 Permasalahan proses penerapan birama 3 sampai birama 4

Page 140: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

138

Siswa diajarkan dengan jari tengah (m), jari telunjuk (i), dan jari manis (a)

pada birama 2 ketukan ke 3 sampai birama 4 ketukan ke 3 dengan menggunakan

posisi III dan posisi V. Siswa diajarkan dengan posisi yang lebih sulit, bukan

berarti tidak dapat dimainkan dengan posisi 1, agar siswa lebih mengenal dengan

penjarian-penjarian selain di posisi I.

4.8.3 Permasalahan proses penerapan birama 5 dan birama 6

Siswa diajarkan dengan posisi III, banyak variasi posisi dalam lagu ini,

pada birama 6 ketukan ke 4 merupakan posisi III.

4.8.4 Permasalahan proses penerapan birama 8 sampai birama 9

Page 141: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

139

Pada birama 9 ketukan ke 6 siswa diajarkan kembali menggunakan posisi

4, dan terdapat kromati dalam birama 10, selanjutnya siswa diarahkan kembali

untuk memainkan posisi II dengan nada G jari 2 pada tangan kiri.

4.8.5 Permasalahan proses penerapan birama 7 sampai birama 14

Pada biarama 11, terdapat 2 penjarian yang sama pada jari telunjuk (i),

siswa diajarkan dengan teknik itu supaya siswa tahu tidak selamanya penjarian

tangan kanan harus berganti-ganti, namun ada harus tetap memainkan penjarian

yang sama.

Sama halnya dengan birama 11 siswa diajarkan memainkan penjarian

tangan kanan yang berurut, hanya saja nada yang berganti dan posisi penjarian.

Page 142: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

140

Siswa kembali diajarkan dengan nada yang menggunakan tanda kromatis

dengan posisi II, dan mengajarkan aplikasi tanda permata seperti yang terlihat

pada birama 14.

4.8.6 Permasalahan proses penerapan birama 17 sampai birama terakhir

Pada birama 16 ketukan ke 6 sampai birama 18 siswa diingatkan kembali

dengan penjarian yang telah di bahas di awal lagu dikarekan supaya siswa tidak

lupa dengan penjarian-penjarian sebelumnya apabila dihadapkan dengan penjarian

yang baru.

Birama 18 ketukan ke 6 sampai birama 20 merupan melodi terakhir pada

lagu yang tetap dimainkan dengan posisi yang sama pada awal lagu. Lagu ini

tidak memakai penjarian ibu jari(p), namun guru berfungsi sebagai pengiring

untuk melodi yang dimainkan siswa.

Page 143: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

141

BAB V

SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN INSTRUMEN GITAR DI

CHANDRA KUSUMA SCHOOL

5.1 Solusi Dalam Pembelajaran

Solusi pembelajaran yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma sebaiknya

dilakukan melalui faktor-faktor pendukung yang dialami oleh seorang siswa yang

sangat penting diperhatikan oleh sebuah sekolah maupun terhadap seorang guru

agar terjadinya proses belajar yang baik dalam mempelajari praktik instrumen

gitar.

Dalam proses pembelajaran adanya Figur sebagai seorang guru menjadi

ujung tombak kesuksesan dalam pembelajaran khususnya di sekolah Chandra

Kusuma School, karena maju mundurnya pembelaajran terletak di tangan seorang

guru. Dalam kondisi bagaimanapun guru tetap memegang posisi yang sangat vital

dan penting. Demikian halnya dalam pengembangan pembelajaran praktik

instrumen gitar di Chandra Kusuma School. Fungsi kontrol dari seorang guru ini

terletak ditangan seorang guru yang membuat posisi seorang guru tetap penting

dalam sebuah pembelajaran khususnya pembelajaran praktik instrumen gitar.

5.2 Solusi Permasalahan Faktor-Faktor Internal Belajar

Solusi dari faktor-faktor internal dalam sebuah pembelajaran untuk

mencapai sebuah tujuan dari hasil proses belajar. Minat terhadap sebuah metode

yang baik sangat diperlukan dalam sebuah pembelajaran agar siswa tidak merasa

Page 144: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

142

bosan. Metode tersebut sebaiknya harus dimengerti oleh seorang guru agar ketika

seorang guru menyampaikan sebuah metode kepada seorang siswa, seorang guru

akan menimbulkan ketertarikan dan suasana yang menyenangkan, kemudian dari

aspek seorang guru pada sebuah pembelajaran praktik instrumen yang diberikan

Kemudian interaksi belajar-mengajar siswa merupakan kunci utama

keberhasilan selama proses belajar yang dilakukan oleh guru dan murid. bahan

belajar yang dapat dimengerti seorang siswa yang disampaikan oleh seorang guru.

Proses belajar menjadikan interaksi antara guru dan siswa menjadikan sebuah

pembelajaran saling mengisi dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.

Faktor jasmani seorang siswa sangat penting menjadi sebuah perhatian seorang

guru, sekolah dan juga para orangtua dalam proses pembelajaran khususnya

pembelajaran praktik.

5.2.1 Solusi permasalahan faktor kesehatan

Solusi dari sebuah permasalahan faktor kesehatan sangat dibutuhkan

dalam proses pembelajaran praktik instrumen di Chandra Kusuma School. Hal ini

dikarenakan tidak semua anak lahir dalam keadaan yang sempurna. Kekurangan

anak melalui sebuah fisik yang kurang lengkap, maupun autisme tidak pernah

diinginkan para orang tua. Maka dalam hal ini sekolah Chandra Kusuma

mengkelompok anak-anak yang kurang mampu mengikuti pelajaran praktik

instrumen melalui fisik yang kurang sempurna, atau hal lainnya. Tujuan

pengelompokan tersebut dilakukan sekolah agar siswa yang memiliki kemampuan

tidak merasa terganggu dan siswa yang memiliki kekurangan dapat belajar dengan

Page 145: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

143

santai sesuai dengan keinginan siswa yang kurang sehat terhadap fisik maupun hal

lainnya.

5.2.2 Solusi permasalahan faktor intelektual (inteligensi)

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Dalam

situasi yang sama, siswa yang berintelegensi tinggi akan lebih berhasil daripada

mereka yang berintelegensi rendah. Dalam hal ini Chandra Kusuma School

melihat anak yang berkemampuan tinggi diberikan pengajaran individual yang

dilakukan antara seorang guru dan murid (face to face), kemudian sekolah juga

terkadang mengelompokan anak-anak yang berkemampuan tinggi diberikan

bahan ajar tambahan yang diambil dari lagu untuk dilatih dirumah, agar anak

tidak merasa membuang waktu dan bahan tersebut akan dipertunjukan diacara

sekolah maupun acara di luar sekolah.

5.2.3 Solusi permasalahan perhatian

Dalam hal ini peran penting guru menguasai bahan yang dijadikan sebuah

konsep dalam penyajian sangat penting dilakukan, agar seorang siswa dalam

melakukan kegiatan praktik instrumen gitar tidak merasa kesulitan, kemudian

guru harus memiliki pengetuhan, penguasaan bahan ajar, teknik, serta

penyampaian yang baik agar seorang siswa tertarik dan memusatkan perhatiannya

terhadap seorang guru dikarenakan hal ini menarik.

Page 146: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

144

5.2.4 Solusi permasalahan minat

Permasalahan minat penting terhadap sebuah pembelajaran instrumen gitar.

Chandra Kusuma School mempertunjukan sebuah permainan segala instrumen

kepada siswa dengan membuat sebuah pertunjukan baik dilakukan seorang guru

maupun dilakukan seorang siswa, kemudian membuat sebuah klinik musik

kepada siswa yang ingin mempelajari instrumen, dengan menyediakan berbagai

pilihan instrumen. Kemudian siswa dapat mencoba memainkan istrumen yang

dibantu instruktur yang berkompetesi dibidang instrumen masing-masing. Setelah

membuat sebuah pertunjukan dan klinik, kemudian siswa yang ingin belajar

mengisi sebuah formulir dan esok harinya berjumpa dengan guru praktik

instrumen. Guru praktik instrumen mengaudisi sebelum menerima siswa

mempelajari instrumen. Hal ini dilakukan agar siswa yang mempelajari instrumen

musik di sekolah Chandra Kusuma benar-benar berminat akan sebuah instrumen

dan melihat sejauh mana keinginan anak mempelajari instrumen tersebut.

5.2.5 Solusi permasalahan bakat

Permasalahan anak yang berbakat akan menjadi sebuah masalah jika

seorang guru tidak mengawasi anak yang memiliki bakat dalam bermain musik.

Hal ini terlihat pada pemilihan reportoar pembelajaran, anak yang berbakat akan

selalu memilih bahan yang lebih sulit dari teman-temannya, persoalannya adalah

bahan yang diambil seorang anak terlalu ketinggian dalam hal ini seorang guru

harus mengawasi anak ketika memainkan bahan dan pemilihan bahan dalam

mempelajari instrumen gitar. Kemudian persoalan orang tua yang menahan bakat

anaknya terhadap sebuah pembelajaran instrumen musik, menjadi sebuah masalah

Page 147: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

145

bagi seorang guru untuk menjelaskan kemampuan anak dan bakat yang dimiliki

seorang anak kepada orang tua maupun wali siswa.

5.2.6 Solusi permasalahan kesiapan

Permasalahan kesiapan guru harus dapat menjelaskan terhadap orangtua

agar dapat menahan seorang anak untuk mempelajari instrumen di usia yang

sangat muda dengan alasan tubuh yang masih kecil berhubungan dengan ukuran

instrumen yang akan dipelajari anak kurang sesuai ukuran. Kemudian persoalan

alat yang lengkap untuk mempelajari instrumen khususnya instrumen gitar.

5.2.7 Solusi permasalahan rasa percaya diri

Sekolah Chandra Kusuma memiliki banyak siswa yang sangat berprestasi.

Kebiasaan siswa sekolah Chandra Kusuma, jika salah satu menonjol terhadap

sebuah bidang, akan diakui oleh teman-teman siswa lainnya bahwa anak tersebut

berkompetensi dibidangnya. Hal ini menjadi sebuah budaya di sekolah tersebut

yang mengakibatkan jika seorang anak yang lain ingin mendalami dan ingin

menonjol dalam satu bidang anak yang lain akan mengejeknya. Permasalahan ini

harus menjadi sebuah permasalahan bagi seorang guru bukan hanya terhadap

orang tua. Seorang guru harus melakukan doktrin kepada seorang siswa yang baru

saja mendalami sebuah bidang ilmu agar tidak mendengar ejekan maupun sindiran

dari teman-teman. Kemudian solusi ketika anak yang mengalami grogi dalam

mengikuti sebuah pertunjukan seorang guru harus benar-benar menyiapkan anak

melalui bahan yang akan dipertunjukan, kemudian sebelum melakukan

pertunjukan orangtua dan seorang guru harus memberikan semangat kepada

Page 148: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

146

seorang murid yang akan tampil, serta membuat penampilan-penampilan kecil

sebelum pertunjukan dilaksanakan.

5.2.8 Solusi permasalahan disiplin waktu

Kebiasaan buruk ini harus diatasi dengan melibatkan sekolah Chandra

Kusuma, guru dan para orangtua. Sekolah chandra Kusuma di akhir semester

sering sekali mempertemukan siswa, guru dan orangtua untuk sebuah pertunjukan

kecil yang dilakukan seorang anak. Kemudian membagikan laporan yang

berbentuk rapot. Penilaian yang diberikan kepada seorang guru berbentuk nilai

dan deskripsi. Kemudian guru diberi waktu untuk berbicara kepada orangtua

untuk menjelaskan prilaku, permainan, kecerdasan serta keseharian ketika

mempelajari instrumen musik khususnya gitar. sebaliknya orangtua juga dapat

memberitahu kegiatan anaknya dirumah ketika anaknya mengulang pelajaran

tersebut dirumah. Melalui hal ini seorang anak tidak dapat bermain ketika proses

belajar-mengajar praktik instrumen musik berlangsung, dikarenakan kebanyakan

siswa-siswi di Chandra Kusuma School takut terhadap orangtuanya.

5.2.9 Solusi permasalahan faktor kelelahan

Solusi ketika seorang anak kelelahan menjadi permasalahan yang cukup

penting karena sangat mengganggu proses belajar-mengajar. Permasalahan ini

terjadi ketika praktik instrumen terjadwal dipelajaran akhir. Dalam hal ini guru

harus dapat mencari fokus siswa dengan cara mengajak siswa bercerita sedikit

tentang kesukaannya bermain maupun kegiatan-kegiatan siswa yang

Page 149: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

147

menyenangkan, kemudian ketika seorang siswa sudah mulai semangat seorang

guru kembali melajutkan praktik.

5.2.10 Solusi permasalahan motivasi belajar

Solusi untuk sebuah motivasi siswa terhadap proses pembelajaran, seorang

guru dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari

ilmu. Bila siswa mengetahui betapa besarnya kegunaan sebuah ilmu dan betapa

besarnya ganjaran bagi orang yang tidak menuntut ilmu, maka siswa akan merasa

haus untuk menuntut ilmu. Selain itu bagaimana seorang guru mampu membuat

siswanya merasa membutuhkan ilmu, bila seseorang merasa membutuhkan ilmu

maka tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri, sehingga semangat

siswa untuk menunutut ilmu sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses

belajar praktik instrumen musik di sekolah Chandra Kusuma

5.3 Solusi Permasalahan Faktor-Faktor Eksternal Belajar

Mendidik seorang anak dibutuhkan pengalaman yang baik serta

pengetahuan terhadap bidang yang ingin dipelajari anak khususnya pada

instrumen gitar. Seorang pendidik juga harus memiliki talenta untuk memotivasi

anak pada pembelajaran. Motivasi yang diberikan seorang guru kepada siswa

menjadi sebuah faktor yang penting dalam pembelajaran. Kemudian

permasalahan lingkungan siswa, aktivitas belajar siswa dapat meningkat dengan

pesat apabila program pembelajaran disusun dengan baik oleh seorang guru yang

sesuai dengan kebutuhan seorang siswa. Permasalahan-permasalahan tersebut jika

Page 150: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

148

diatasi oleh seorang guru, sekolah dan para orangtua akan menjadi sebuah solusi

dari faktor-faktor eksternal dalam pembelajaran gitar melalui :

5.3.1 Solusi permasalahan kesejahteraan guru

Solusi permasalahan seorang guru disekolah Chandra Kusuma tidak begitu

berpengaruh. Sekolah Chandra Kusuma menyediakan tunjangan hari besar,

kemudian di akhir tahun pembelajaran setiap guru mendapatkan tunjangan

berbentuk barang dan uang. Sekolah Chandra Kusuma memberikan gaji kepada

seorang guru cukup besar dibanding sekolah-sekolah yang lain. Dalam

permasalahan ini guru disekolah Chandra Kusuma tidak memiliki sebuah

permasalahan kesejahteraan bagi seorang guru khususnya pada guru praktik

instrumen musik.

5.3.2 Solusi permasalahan sarana dan prasarana pembelajaran

Sekolah Chandra Kusuma tiap bulannya melihat kekurangan dari segala

sarana dan prasarana, baik pada alat musik yang sudah rusak maupun ruangan

dengan fasilitasnya. Terlebih lagi sekolah Chandra Kusuma menambah alat musik

diawal tahun pembelajaran baru. Alat-alat musik yang sudah rusak, diperbaiki

oleh orang yang berkompetensi terhadap bidang instrumen masing-masing,

terlebih lagi sekolah Chandra Kusuma menyediakan alat-alat musik untuk siswa

yang belum yakin serius terhadap pembelajaran instrumen, dapat meminjam alat-

alat musik tersebut dipakai untuk pembelajaran dan ketika anak sudah menyukai

alat tersebut anak dapat membeli disekolah maupuin diluar sekolah.

Page 151: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

149

5.3.3 Solusi permasalahan kebijakan penilaian

Sekolah Chandra Kusuma melatih siswa sebelum ujian berlangsung,

kemudian sekolah tersebut membuat pra ujian kepada siswa untuk mengujikan

terlebih dahulu yang dinilai dari seorang guru yang berkompeten di bidang

instrumen. Sekolah Chandra Kusuma juga membuat ujian susulan kepada siswa

yang gagal untuk ujian, tetapi tidak pada pelajaran seni musik khususnya praktik

instrumen dikarenakan ujian yang dilakukan siswa terlepas dari sebuah sekolah,

secara Internasional yang bertempat di hotel J.W Mariott. Maka dalam hal ini

sekolah harus benar-benar mempersiapkan anak untuk mengikuti ujian dengan

kesiapan yang benar-benar baik.

5.3.4 Solusi permasalahan kurikulum

Solusi permalasahan sebuah kurikulum menurut penulis terdapat pada

seorang guru yang menerapkan sebuah kurikulum. Seorang guru harus mengerti

tujuan sebuah kurikulum agar siswa yang membelajarinya dapat mengerti

kekurangan anak sampai dimana ketika memainkan bahan ajar tersebut melalui

sebuah kurikulum, kemudian persoalan bagaimana seorang guru mengajarkan

anak sebelum mempelajari bahan yang akan diujiankan, pastinya seorang anak

akan memainkan bahan yang mendukung teknik-teknik yang terdapat pada buku

panduan yang akan diujiankan siswa. Persoalannya bagaimana seorang guru akan

memberikan bahan pendukung untuk anak yang akan ujian sedangkan seorang

guru tidak mengerti akan persoalan bahan dari kurikulum tersebut. Dalam hal ini

guru harus mengerti pada persoalan sebuah kurikulum baik dari sebuah tujuan

maupun bahan pendukung untuk memainkan sebuah kurikulum, yang akan

Page 152: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

150

diujiankan seorang anak serta mengerti kelemahan kurikulum agar seorang guru

dapat memposisikan seorang siswa ketika mempelajari praktik instrumen

khususnya gitar.

5.3.5 Solusi permasalahan metode

Dalam hal ini seorang guru harus mengerti sebuah cara ajar yang baik,

penulis melihat guru di sekolah Chandra Kusuma memiliki skill yang baik dalam

mengajar, guru praktik instrumen di sekolah tersebut sering sekali mengajarkan

anak bermain tanpa melihat buku panduan tetapi bahan yang dimainkan seorang

anak untuk kepentingan bermain sebuah lagu sebuah kurikulum. Hanya saja

persoalannya adalah anak jadi tidak suka bermain ketika membaca sebuah notasi

dalam buku panduan. Kemudian persoalan cara guru yang tidak mengikuti bahan

yang berurutan tertera di buku panduan tidak di ikuti oleh guru karena anak

merasa sudah tidak penting memainkan bahan tersebut. Maka anak disuruh guru

untuk melompati urutan bahan yang ada pada buku panduan. Dalam hal ini guru

harus mengerti keinginan anak bermain tahap demi tahap kemudian jika daya

tangkap anak sangat cepat guru harus memberikan reportoar tambahan untuk

menambah tugas anak. Penyampaian yang dilakukan oleh guru adalah sebuah

metode yang baik bagi seorang siswa sekolah Chandra Kusuma School.

5.3.6 Solusi permasalahan mengajar

Solusi dari permasalahan sebelum guru mengajar, sebaiknya terlebih

dahulu guru harus dapat mengatasi persoalan jadwal pada individu guru terlebih

dahulu, agar dapat masuk tepat waktu. Kemudian menstandarisasikan bahan agar

Page 153: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

151

tidak terdapat bahan yang mudah dan bahan yang sulit bagi anak, karena dapat

mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri anak memainkan bahan yang mudah.

5.3.7 Solusi permasalahan pengarahan

Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar-

mengajar, kebanyakan guru kurang memiliki keterampilan dalam berorientasi

kepada tujuan pelajaran. Hal ini menunjukan bahwa anak harus fokus pada sebuah

bahan yang akan diujiankan dan guru fokus kepada bahan ajar, kemudian

mengkomunikasikan tujuan pelajaran kepada siswa. Reportoar yang terdapat pada

sebuah pembelajaran harus dijelaskan teknik permainan agar siswa dapat

memainkan bahan melalui sebuah kurikulum. Setelah memahami teknik, seorang

guru harus menyesuaikan tujuan pelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan

siswa mempelajari instrumen gitar. Persoalan-persoalan ini jika dilaksanakan

dengan baik Siswa akan mendapat kepuasan dalam menerima pelajaran, siswa

menyadari bahwa tujuan pelajaran yang diberikan guru sangat relevan dengan

kebutuhannya serta bermakna bagi kehidupan siswa-siswi di kemudian hari.

5.3.8 Solusi permasalahan isi dan urutan materi

Solusi dalam permasalahan isi dan urutan-urutan pembelajaran menurut

penulis guru harus menguasai materi dalam pembelajaran gitar. seorang guru

harus dapat memainkan atau mencontohkan teknik yang sulit ketika anak

kesulitan memainkan teknik yang terdapat pada sebuah bahan atau reportoar.

Kemudian seorang guru harus dapat mencontohkan teknik yang lain tetapi masih

sesuai dengan kebutuhan seorang siswa mempelajari instrumen, hal ini agar tidak

Page 154: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

152

membingungkan seorang siswa dalam pelatihan yang terdapat pada bahan yang

dipelajari. Kemudian seorang guru harus mengajarkan siswa melalui bahan yang

mudah sampai pada bahan yang sulit dipelajari oleh siswa. Hal ini dilakukan

seorang guru agar siswa merasakan perkembangan terhadap sebuah pembelajaran

prakti instrumen. Terlebih lagi guru harus memiliki konsep dalam membagi

pertemuan siswa dalam mempelajari instrumen. Agar siswa siap ketika

melaksanakan ujian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

5.4 Solusi Permasalahan Lingkungan

Solusi permasalahan lingkungan menurut penulis perlu adanya sebuah

kerja sama antara orangtua, guru dan pihak sekolah untuk mendukung proses

pembelajaran praktik instrumen gitar yang dipelajari oleh siswa Chandra Kusuma.

Seorang guru sebaiknya melarang siswa berkumpul diruangan praktik instrumen.

Dengan memberi tau wali kelas siswa-siswi tersebut. Kemudian pihak sekolah

harus dapat mengkordinir mata pelajaran siswa yang tidak mengambil musik

program atau pembelajaran praktik instrumen agar siswa-siswi tidak lalu lalang

ketika mendapat mata pelajaran musik program dan musik reguler. Terlebih

persoalan orang tua komplek Cemara Asri selain sebuah perumahan, komplek

tersebut juga digunakan sebagai tempat berbisnis, tempat makan (restaurant),

tempat rekreasi para masyarakat dengan adanya sebuah danau buatan menjadikan

keramaian bagi orang yang ingin santai melihat danau, Berbelanja dan ingin

melakukan sebuah kegiatan-kegiatan berbisnis, akibatnya dari keramaian tersebut

sangat mengganggu anak yang tinggal diarea perumahan tersebut ketika

mengulang pelajaran praktik instrumen dirumah.

Page 155: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

153

5.5 Solusi Permasalahan Orangtua

Solusi permasalahan orangtua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran

praktik instrumen gitar sangat penting keikutsertaan orang tua dalam

perkembangan seorang anak sangat dibutuhkan dalam mempelajari instrumen

gitar. Persoalan dukungan, orangtua harus mengerti apa yang dilakukan anaknya

ketika mempelajari instrumen gitar. kemudian orangtua harus mengerti kebutuhan

seorang anak ketika mempelajari praktik instrumen seperti instrumen gitar baik,

senar yang dipakai seorang anak, penyanggah kaki, buku pelajaran dan segala

kebutuhan anak ketika berproses. Orangtua juga harus melihat waktu anak

kesehariannya, apakah digunakan seorang anak dengan baik atau hanya mengikuti

keinginan dari orangtua siswa. Kemudian orang tua harus menanyakan bagaimana

proses pembelajaran yang dilakukan anak dalam bermain instrumen gitar, apakah

anak mengalami kesulitan pada bahan pembelajaran dan bagaimana seorang guru

menyampaikan bahan ajar terhadap seorang anak permalahan ini snagat

dibutuhkan untuk perkembangan seorang anak. Jika permasalahan ini diabaikan

oleh orangtua maka seorang anak akan melakukan tanpa sebuah tujuan dan

tanggung jawab terhadap apa yang anak pelajari.

Page 156: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

154

5.6 Solusi Permasalahan Lagu “Here, There and Everywhere” Kurikulum

ABRSM

Page 157: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

155

Lagu memiliki sebuah struktur seperti (intro) mengawali sebuah lagu,

(Verse) menjembatani untuk sebuah refren, (Chorus) disebut juga dengan reff,

(Bridge) sebuah jembatan untuk memasuki sruktur lagu, (interlude) bagian yang

dimainkan istrumen jarang sekali dengan suara/vocal, (Ending) bagian penutup

dari sebuah lagu.

Lagu Here, There and Everywhere, keseluruhan terdiri dari 29 birama,

yang diawali sukat 4/4 yang terdiri dari :

Intro terdapat pada birama pertama sampai birama ketiga (bar 1 –

bar 3)

Verse terdapat pada kamar II, birama 11 ketukan ke 3 dan 4

Chorus terdapat pada birama 13 sampai pada birama 17 ketukan ke

2

Bridge terdapat pada satu birama melainkan terdiri dari ketukan

pada birama 3 ketukan 3 – 4, untuk mengawali sebuah lagu, birama

12 ketukan 4 untuk mengawali sebuah reffrein, birama 24 ketukan

ke 3 untuk sebuah penghabisan lagu

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Ending terdapat pada birama 25 ketukan ke 4 (up) samapai pada

birama 29

Page 158: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

156

5.6.1 Solusi permasalahan proses penerapan birama 4 sampai birama 6

Proses penerapan

Anak melatih nada-nada yang tertulis dalam sebuah partitur secara

berulang-ulang sesuai simbol untuk memperlancar anak bermain penjarian.

Kemudian merilekskan anak dengan kesulitan yang terdapat pada bagian ini.

5.6.2 Solusi permasalahan proses penerapan birama 7 dan birama 8

Proses penerapan

Dalam hal ini penulis membuat sebuah penjarian yang memainkan bentuk

tangga nada yang diambil melalui nada-nada yang terdapat pada lagu Here, there

and everywere.

Solusi pembelajaran birama 8

Proses penerapan

Kemudian melatih sebuah sinkopasi dalam sebuah notasi, agar siswa dapat

bermain up tempo, dengan baik dan menggunakan rasa (feeling), serta tidak

bingung ketika memainkan sinkop tersebut.

Page 159: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

157

5.6.3 Solusi permasalahan proses penerapan birama 9 sampai birama 11

Proses penerapan

Dimainkan dengan posisi I yang dimulai melalui tangan kanan jari

telunjuk dilakukan berulang-ulang dengan penjarian yang benar.

Solusi pembelajaran birama 10

Proses penerapan

Penulis membuat sebuah penerapan penjarian yang dilakukan secara

berurutan melalui bahan contoh pertama, tanpa mengelang jari (crossing) yang

sesuai pada partitur lagu, birama ke 10 yang dihitung dari intro. Hal ini dilakukan

penulis agar anak tidak merasa kesulitan dikarenakan sebelum memainkan teknik

penjarian, posisi jari dan frame jari yang terdapat pada bagian sebuah lagu, anak

memainkan sebuah teknik pengantar untuk sebuah teknik yang sulit pada lagu

tersebut, kemudian setelah anak dapat memainkannya bahan contoh pertama

secara baik, guru melatih nada dengan teknik yang terdapat pada lagu Here, there

and everywhere.

Page 160: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

158

5.6.4 Solusi permasalahan proses penerapan birama 13 sampai birama 15

Proses penerapan

Mengajarkan anak tangga nada Bb mayor, hal ini dilakukan penulis

dikarenakan terdapat sebuah modulasi pada lagu Here, there and everywhere,

agar anak tidak merasa kesulitan melalui nada dan penjarian, ketika memainkan

lagu Here, there and everywhere yang terdapat sebuah modulasi pada birama ke

10 pada ketukan ke 3 up tempo.

5.6.5 Solusi permasalahan proses penerapan birama 16 sampai birama

Proses penerapan

Penulis memberikan sebuah contoh dengan melatih motif yang terdapat

pada lagu Here, there and everywhere dengan aplikasi diberbagai posisi, yang

dikhususkan penulis pada posisi ganjil I, III, dan V tanpa mengubah nada dari

bagian lagu tersebut, hal ini dikarenakan dalam permainan instrumen gitar,

Page 161: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

159

memainkan nada dengan sebuah teknik diberbagai posisi menjadi lebih menarik

untuk dimainkan.

5.6.6 Solusi permasalahan proses penerapan birama 27 sampai birama 29

Proses penerapan

Proses penerapan ini dilakukan sesuai dengan teknik arpeggio, tetapi

dalam lesson ini, penulis membuat sebuah gubahan terhadap nada G yang

digantikan menjadi F#. dikarenakan dalam lagu Here there and everywhere

terdapat nada F# atau si pada Movable do dan fa pada fixed do.

Page 162: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

160

5.7 Solusi Permasalahan Lagu “Ode to Joy” Kurikulum ABRSM

Lagu Ode to joy, keseluruhan terdiri dari 15 birama, yang bermain

dengan nada dasar G mayor diawali sukat 4/4 yang terdiri dari :

Intro, tidak terdapat pada lagu Ode to joy, yang dimainkan langsung dengan

melodi dasar

Verse terdapat pada birama 7, yang kembali pada akor I, bukan pada akord V

atau V7

Chorus terdapat pada birama 8 sampai pada birama 11 tetapi terdapat sebuah

penahanan nada (suspensi) sampai pada birama selanjutnya atau birama 12

ketukan pertama

Bridge tidak terdapat pada lagu Ode to joy

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Page 163: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

161

Ending terdapat pada birama 12 ketukan ke 2 sampai pada birama 15

5.7.1 Solusi permasalahan proses penerapan birama 1 sampai birama 4

proses penerapan

Penulis membuat sebuah latihan kepada siswa untuk dapat memainkan

melodi dasar dari lagu Ode to joy melalui sebuah petikan secara bersamaan yang

dilakukan pada ibu jari P dengan M dipetik secara bersamaan melalui teknik

tirando, tidak hanya pada jari P dan M tetapi guru dapat melatih P dan I secara

bersamaan melalui bahan yang dibuat oleh penulis, jika anak masih kesulitan

memainkan jari secara bersamaan.

proses penerapan

Penulis kembali membuat permainan yang menggunakan jari secara

bersamaan melalui P dan i, kemudian P dan M, kemudian P dan A, hal ini

dikarenakan melodi dasar dan akord, bass maupun nada yang rendah pada lagu

ode to joy, memiliki teknik yang jarak petikannya dari jarak merapat sampai pada

menjauh, sebaliknya terdapat petikan dari menjauh hingga petikan merapat,

Page 164: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

162

kemudian guru juga dapat melatih anak, melalui bahan yang dibuat oleh penulis

dimulai dari birama terakhir dimainkan secara berurutan dengan tempo yang sama

sampai pada birama pertama.

Proses penerapan

Pada birama 5 sampai birama 8 tidak terlalu berbeda dengan birama 1

sampai 4, hanya saja siswa diajarkan dengan nada G jari 3 pada tangan kiri pada

senar E yang terlihat pada ketukan terakhir birama 8.

5.7.2 Solusi permasalahan proses penerapan birama 7 sampai birama 10

Proses penerapan

Penulis membuat sebuah pelatihan dengan menahan nada bass

(suspension), kemudian setelah anak dapat bermain penahanan nada bass, guru

dapat memberikan sebuah iringan kepada murid dengan mengikutsertakan melodi

yang terdapat pada nada sopran.

Page 165: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

163

5.8 Solusi Permasalahan Lagu “Nel Cor Piu Non Mi Sento” Kurikulum

ABRSM

Lagu nel cor piu non mi sento, keseluruhan terdiri dari 20 birama,

yang diawali sukat 6/8 yang terdiri dari :

Intro tidak terdapat pada lagu nel cor piu non mi sento terdapat pada lagu tetapi

memiliki sebuah okmat pada nada A

Verse terdapat pada kamar birama 8 ketukan ke 2 dan ketukan 3-5 berhenti

kemudian dilanjutkan dengan okmat

Page 166: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

164

Chorus terdapat pada birama 8 ketukan kelima sampai pada birama 14 ketukan

ke 3

Bridge tidak terdapat pada lagu ini

Interlude (tidak terdapat hal ini dikarenakan lagu ini untuk sebuah

pembelajaran)

Ending terdapat pada birama 14 ketukan ke 6 sampai pada birama 20

5.8.1 Solusi permasalahan proses penerapan birama 1 sampai birama 2

Proses penerapan

Penulis membuat tangga nada dengan sukat yang akan diajarkan seorang

guru melalui patern 6\8. Dengan jari P, I, M, yang digunakan tangan kanan,

kemudian 0,1,2,3 jari pada tangan kiri. Hal ini dilakukan penulis agar siswa dapat

mengerti jarak sebuah nada baik naik dan turun dan sesuai dengan patren 6\8.

5.8.2 Solusi permasalahan proses penerapan birama 3 sampai birama 4

Page 167: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

165

proses penerapan

Penulis membuat sebuah pelatihan bertahap, melatih siswa dengan contoh

pertama yang diulang terus-menerus sampai seorang siswa benar-benar

mendapatkan penjarian yang baik dengan petikan yang sesuai dengan simbol

penjarian. Kemudian setelah siswa dapat memainkan contoh pertama dengan baik,

dilanjutkan dengan permainan yang menggunakan jari keempat. Hal ini dilakukan

seorang siswa sampai menjadi sangat baik, kemudian setelah siswa dapat bermain

dengan baik pada contoh pertama dan kedua, siswa memainkan nada yang sesuai

dengan lagu nel cor piu non mi sento pada birama 3 dan 4.

5.8.3 Solusi permasalahan proses penerapan birama 5 sampai birama 6

proses penerapan

Dalam hal ini penulis melatih sebuah penjarian secara bergantian yang

berbentuk sebuah tangga nada, dilakukan siswa dengan posisi V yang mengikuti

simbol penjarian pada tangan kiri.

5.8.4 Solusi permasalahan proses penerapan birama 8 dan birama 9

Page 168: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

166

proses penerapan

Penulis membuat frame yang sama pada posisi V dan posisi II dilakukan

dengan melatih naik dan turun pada posisi V dan II, diawali dengan petikan

apoyando kemudian guru dapat melatih siswa juga dengan petikan tirando,

kemudian dapat ditambahkan dengan sebuah variasi ritme agar pembelajaran

lebih menarik.

5.8.5 Solusi permasalahan proses penerapan birama 7 sampai birama 14

5.8.6 Solusi permasalahan proses penerapan birama 17 sampai birama

terakhir

proses penerapan

Penulis membuat sebuah pelatihan melalui posisi II secara crossing, pada

jari 1,2 kemudian crossing terjadi pada jari ke 4, kemudian pergantian posisi

dilakukan dengan mengubah penjarian yang dilakukan pada jari ke 4 posisi II,

dimainkan pada jari 1 posisi V yang ditutup dengan jari ke 4 pada senar B.

Page 169: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

167

Penulis mengharapkan, dengan membuat pelatihan tersebut, siswa dapat melatih

pergantian posisi dan pergantian penjarian pada kolom yang sama.

Page 170: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

168

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma

memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pendidikan musik. Faktor penghambat

eksternal dan internal, menjadi hal yang harus diperhatikan dengan baik.

Kemudian faktor orang tua, lingkungan belajar, guru, sekolah, menjadi hal utama

untuk perkembangan siswa dalam pembelajaran praktik instrumen gitar.

Kurangnya dukungan dari segala pihak menjadikan proses pembelajaran gitar di

sekolah Chandra Kusuma menjadi kurang baik dan perkembangan siswa serta

minat terhadap pembelajaran instrumen gitar menjadi menurun.

Pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra kusuma tidak

sepenuhnya mendapatkan permasalahan dari faktor penghambat eksternal dan

internal, tetapi permasalahan kurang berminatnya anak dalam mempelajari bahan

ajar dan mengembangkan bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran

praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma adalah sebuah pembelajaran

yang menggunakan sebuah kurikulum. Kurikulum yang digunakan Chandra

Kusuma adalah kurikulum ABRSM dengan sebuah metode yang diajarkan guru

kepada seorang siswa ketika melakukan proses belajar-mengajar.

Penerapan sebuah metode dan kurikulum adalah hal yang perlu

diperhatikan seorang guru dan sekolah, ketika akan menggunakan sebuah

kurikulum yang menjadi bahan ajar guru di sekolah kemudian diterapkan kepada

seorang siswa melalui metode. Kurikulum ABRSM adalah sebuah kurikulum yang

Page 171: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

169

digunakan seorang siswa untuk sebuah ujian dalam proses pembelajaran gitar di

sekolah Chandra Kusuma School. Permasalahan kurikulum ABRSM sering terlihat

dari kurangnya kesiapan seorang siswa mengikuti ujian, permasalahan ini terjadi

karena kurang baiknya penyampaian seorang guru dalam pembelajaran, metode

yang digunakan seorang guru kurang tepat dalam pembelajaran, kemudian

permasalahan kurang mengertinya seorang guru terhadap sebuah kurikulum dalam

pembelajaran praktik instrumen gitar.

6.2 Saran

Permasalahan sebuah metode pembelajaran yang menggunakan sebuah

kurikulum disekolah Chandra Kusuma memerlukan kerjasama yang baik antara

seorang gura dan siswa. Guru dengan pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan

kebutuhan siswa, guru dengan penyampaiannya yang menarik serta guru yang

menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan ingin lebih dalam mempelajari

praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma. Terlebih seorang siswa yang

menerima masukan dari seorang guru dalam pembelajaran instrumen gitar,

sebaiknya siswa dapat mengembangkan dan mengulang kembali dirumah apa

yang diberikan seorang guru ketika anak mempelajari instrumen gitar.

Page 172: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

170

DAFTAR PUSTAKA

Adler Samuel, The Study of Orchestration, New York, W.W. Norton and Company, 1989.

Andhi Kurniawan Yohanes, Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi, Jakarta, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Bina Aksara, (2006). Banoe Pono, Kamus Musik, Yogyakarta, PenerbitKanisius, 2003, Hal.223. Carlson Betty, Jane Stuart Smith, Karunia Musik, Surabaya, Penerbit Momentum,

2003.

Dale, B.J.,Jacob& Anson, H.V., 1940, Harmony, counterpoint & Improvisation, Book 1, Borough Green Sevenoaks, Kent, 1940.

Dewi, Damjanti Kusuma, “Definisi Pembelajaran”, dalam Jurnal Pembelajaran, 2004. Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta, Buku Baik, 2005). Gage, N.L., & Berliner, D. “Educational Psychology”, Second Edition, (Chicago:

Rand Mc. Nally), 1979. Hucthing Arthur, Concerto dalam The New Grove Dictionary of Musik and

Musicians (Stanley Sadie), Vol. 4, London,2002.

Kamian Roger, Terj: Triyono Bramantyo, Pengantar Apresiasi Musik, Terjemahan dari buku Introduction to Music a Guide to Good, Yogyakarta, Institut Seni Indonesia, 1998.

Lamb Norman, GUIDE TO TEACHING STRINGS, by Wm. United States of America, C. Brown Publishers, 1990.

Mack Dieter, Ilmu melodi, Diatinjau dari segi Budaya Musik Barat Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995

Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 3, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995.

Page 173: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

171

Mack Dieter, Sejarah Musik Jilid 4, Yokyakarta, Pusat Musik Liturgi, 1995. Messiaen Oliver , Translated by John Satterfield, The Technique of My Musical

Language, AlphonseLeduc, Edition Muaicales,175, Paris, rue Saint- Honore, 1966.

Miller M. Hugh, History of Music, New York, 1973. Ottoman Robert W., Elementary Harmony, Theory and Practice-hall, Inc., USA,

Englewood Cliffs, 1962.

Persichetti, Vincent, Twentieth Century Harmony, Creative Aspect and Practice, Faber and Faber Limited, London, 3 Queen Square, 1978.

Peter Larsen Jens, The New Grove Dictionary of Music & Musicians, Vol. 8 H- Hyporchema, London, 2002.

Prier, SJ Karl-Edmund, Kamus Musik, Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi, 2009, hal.92.

Scholes A. Percy, The Oxford Companion to Musik, London, Oxford University

Press, 1972.

Stein Leon, Structure and Style, University of Music, New Jersey, 1979. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Alafabeta, 2009. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (2009). Sukardi, Metodologi Penelitian Kependidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2003. Supriadi, “Psikologi Pendidikan”, dalam Jurnal Psikologi Pendidikan, 2006. Suryabroto, Soemadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada,

1995). Tabrani Rusyan Drs. A., dkk, “Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1989. http://ratdix.wordpress.com/2008/08/23/tuning-stem-gitar/ (http://spitod.wordpress.com/2007/08/29/apa-itu-teknologi-apa-itu-teknik/

Page 174: PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR …magisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-andry...kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap

172

(http://generation-indonesia.niceboard.com/t383-gitar) Sumber Internet: http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/pengertian-prosespembelajaran. html http://kamusbahasaindonesia.org/teknik#ixzz2B28NgMT0 http://www.scribd.com/doc/99824013/Skripsi-ollie http://id.wikipedia.org/wiki/Gitar http://generation-indonesia.niceboard.com/t383-gitar http://www.jinkurakura.blogspot.com/2009/03/teori-scaledan- chord-dasar.html

http://www.scribd.com/doc/24558054/PENGERTIANMETODE

Drs. A. Tabrani Rusyan, dkk, “Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”, 1989, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.