24
1 I. Pendahuluan Fungsi sistem penglihatan diantaranya adalah untuk menentukan lokasi suatu benda di dalam ruangan, apakah benda tersebut bergerak dan dapat dikenali. Cahaya yang dipantulkan dari suatu benda akan masuk ke dalam mata dan diterima oleh sel fotoreseptor retina, selanjutnya cahaya diubah menjadi impuls saraf yang akan dibawa menuju korteks visual primer melewati jalur visual. Keseluruhan jaras penglihatan merupakan bagian dari sistem saraf pusat. 1 Salah satu komponen dalam jaras penglihatan yaitu saraf optik yang berfungsi untuk menghantarkan informasi visual dari retina ke otak. Saraf optik terdiri dari 1,2 juta akson yang berasal dari sel ganglion retina dan dihantarkan menuju korteks oksipital. Saraf optik juga dilalui arteri dan vena retina sentralis . 2,3 Sari kepustakaan ini akan menjelaskan mengenai jaras penglihatan, anatomi, fisiologi saraf optik, dan pemeriksaan-pemeriksaan yang berguna untuk menguji fungsi saraf optik. II. Retina Retina menerima gambaran visual yang dihasilkan oleh sistem optik di mata, lalu mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal ini diproses dan disalurkan melalui saraf optik menuju korteks visual. Retina

perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

1

I. Pendahuluan

Fungsi sistem penglihatan diantaranya adalah untuk menentukan lokasi suatu

benda di dalam ruangan, apakah benda tersebut bergerak dan dapat dikenali. Cahaya

yang dipantulkan dari suatu benda akan masuk ke dalam mata dan diterima oleh sel

fotoreseptor retina, selanjutnya cahaya diubah menjadi impuls saraf yang akan

dibawa menuju korteks visual primer melewati jalur visual. Keseluruhan jaras

penglihatan merupakan bagian dari sistem saraf pusat. 1

Salah satu komponen dalam jaras penglihatan yaitu saraf optik yang

berfungsi untuk menghantarkan informasi visual dari retina ke otak. Saraf optik

terdiri dari 1,2 juta akson yang berasal dari sel ganglion retina dan dihantarkan

menuju korteks oksipital. Saraf optik juga dilalui arteri dan vena retina sentralis .2,3 Sari kepustakaan ini akan menjelaskan mengenai jaras penglihatan, anatomi,

fisiologi saraf optik, dan pemeriksaan-pemeriksaan yang berguna untuk menguji

fungsi saraf optik.

II. Retina

Retina menerima gambaran visual yang dihasilkan oleh sistem optik di mata,

lalu mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal ini diproses dan

disalurkan melalui saraf optik menuju korteks visual. Retina memiliki 10 lapisan

yang dari luar ke dalam terdiri dari lapisan pigmen epitel retina, lapisan sel

fotoreseptor, membran limitan eksterna, lapisan inti luar (outer nuclear layer),

lapisan pleksiform luar (outer plexiform layer), lapisan inti dalam (inner nuclear

layer), lapisan pleksiform dalam (inner plexiform layer), lapisan sel ganglion

(ganglion cell layer), lapisan serabut saraf (nerve fiber layer) dan membran limitan

interna.4

Page 2: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

2

Gambar 2.1 Lapisan Retina Dikutip dari : George L. Skuta8

Akson-akson sel ganglion akan berjalan pada lapisan serabut saraf retina dan

membentuk kumpulan serabut dengan konfigurasi tertentu saat mendekati papil

saraf optik. Konfigurasi tersebut berupa papilomakular, arkuata dan radial. Serabut

saraf dari bagian temporal retina akan mengikuti bentuk arkuata melingkari makula

dan masuk ke kutub superior dan inferior dari diskus optik. Serabut bentuk

papilomakular berjalan langsung dari fovea menuju saraf optik. Serabut-serabut

saraf yang berasal dari bagian nasal retina akan berjalan radial menuju sisi nasal

diskus optik.2

Gambar 2.2 Kompartemen lapisan serabut saraf retina

Dikutip dari : George L Skuta8

Page 3: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

3

Proses perubahan energi cahaya menjadi energi listrik terjadi di lapisan

fotoreseptor retina pada bagian segmen luar melalui suatu proses yang dinamakan

fototransduksi. Sel fotoreseptor akan menyerap cahaya dalam keadaan gelap. All-

trans retinaldehyde akan diubah menjadi all-trans retinol (vitamin A), yang akan

dibawa dari segmen luar fotoreseptor menuju lapisan epitel pigmen retina, dan

bergabung dengan vitamin A yang dibawa oleh arteriol koroid. All-trans retinol

diubah menjadi 11-cis-retinaldehyde dan dibawa kembali menuju segmen luar

fotoreseptor, yang akan bergabung denga opsin membentuk fotopigmen (rodopsin

pada sel batang, iodopsin pada sel kerucut).1,5

Saat retina terpapar cahaya, 11-cis-retinaldehyde pada fotopigmen akan

diubah menjadi all-trans isomer. Transformasi ini berakibat penurunan siklik

guanosin monofosfat (cGMP), penutupan saluran natrium pada gerbang cGMP dan

hiperpolarisasi sel fotoreseptor dari – 40 mV menjadi -70 mV. Hal ini

menyebabkan penurunan pelepasan glutamat yang akan menstimulasi sel bipolar

dan sel ganglion. Penurunan ini terjadi secara bertahap dan sebanding dengan

intensitas cahaya, jumlah 11-cis-retinaldehyde dan kadar kalsium.1,5

Vaskularisasi di daerah retina dari lapisan epitel pigmen hingga lapisan inti

luar diperoleh dari arteri koroid, sedangkan dari lapisan pleksiform luar hingga

lapisan paling dalam akan diperdarahi oleh arteri retina sentral.1,5

III. Saraf Optik

Saraf optik dibagi menjadi 4 area topografi yaitu bagian intraokular ( 0,7–1

mm ), bagian intraorbital ( 25-30 mm ), bagian intrakanalikular ( 6-10 mm ), bagian

intrakranial ( 10-16 mm). Panjangnya bervariasi antara 35 – 55 mm dengan rata-rata

40 mm dan memanjang dari mata hingga kiasma optikum.2,3

Page 4: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

4

Gambar 3.1 Daerah topografi dari saraf optik yang normal(1) Intraokular, (2) Intraorbital, (3) Intrakanalikular(4) Intrakranial, (OC) Kiasma optikum

Dikutip dari : Neil R Miller5

3.1. Segmen Intraokular

Permukaan anterior segmen intraokular atau diskus optik dapat terlihat ketika

kita melakukan pemeriksaan oftalmoskopi sebagai suatu struktur oval dengan

panjang horizontal 1,5 mm dan panjang vertikal 1,75 mm. Cabang dari arteri retina

sentral dan vena retina sentral masuk melalui di tengah diskus optik. Bagian kepala

dari saraf optik ini bisa dibagi menjadi 4 bagian yaitu superficial nerve fiber layer,

bagian prelaminar, bagian laminar, bagian retrolaminar. 1,2,6

3.1.1. Superficial Nerve Fiber Layer.

Bagian ini merupakan kelanjutan dari lapisan serabut saraf dari retina.

Serabut saraf dari temporal retina melalui arah lateral, serabut dari makula terletak

pada bagian lateral, sedangkan dari bagian nasal retina melalui arah medial. 1,2

3.1.2. Bagian Prelaminar.

Akson sel ganglion yang masuk ke kepala saraf optik dilindungi oleh sel glial

astrosit dan bergabung membentuk fasikulus, yang melewati lamina kribrosa.

Lapisan retina menghilang ketika mendekati tepi dari diskus optik. Sel Muller yang

membentuk membran limitan interna digantikan posisinya oleh astrosit. Bagian

prelaminar diperdarahi oleh arteri koroid dan cabang dari arteri siliaris posterior

pendek.1,2

Page 5: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

5

3.1.3. Bagian Laminar.

Lamina kribrosa memiliki beberapa fungsi, yaitu penyangga dari akson saraf

optik, tempat fiksasi dari arteri sentral retina dan vena sentral retina, sebagai struktur

penguat dari segmen posterior bola mata. Bagian laminar diperdarahi oleh arteri

siliaris posterior pendek dan cabang arteri yang berasal dari circle of Zinn-Haller.

Lamina kribrosa merupakan tempat utama kerusakan akson pada penyakit

glaukoma.1,2,7

3.1.4. Bagian Retrolaminar.

Setelah melewati lamina kribrosa, diameter saraf optik bertambah sebesar 3

mm. Hal ini dikarenakan serabut saraf bermyelinisasi dan adanya keberadaan dari

oligodendroglia dan meningeal sheath. Serabut saraf retrolaminar ini berlanjut ke

arah proksimal menjadi bagian intraorbital dari saraf optik. Bagian retrolaminar

diperdarahi oleh arteri siliaris posterior dan pembuluh darah pial, dengan dibantu

oleh arteri sentral retina dan arteri koroid.1,2

Gambar 3.2 Segmen intraokular dari saraf optik

Dikutip dari : Lee Ann Remington3

3.2. Segmen Intraorbital

Bagian ini panjangnya 25 -30 mm, melebihi jarak anterior-posterior dari

mata bagian belakang ke foramen optikum sekitar 8 mm. Adanya kelebihan panjang

ini mengakibatkan saraf optik dapat bergerak leluasa ketika terjadi pergerakan mata.

Page 6: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

6

Sepanjang bagian intraorbital ini, saraf diselubungi oleh duramater, arachnoid, dan

piamater. Sebelum masuk ke kanalis optikus, saraf optikus diselubungi oleh annulus

of zinn, yang terbentuk dari bagian awal otot rektus. Segmen intraorbital bagian

proksimal diperdarahi oleh cabang pial dari arteri oftalmika. Bagian distalnya

mendapat aliran dari cabang arteri sentral retina.4,5

.

Gambar 3.3 Panjang saraf optik (N) di segmen intraorbital melebihi panjang anterior-posterior mata bagian belakang ke foramen optikum Dikutip dari : Neil R Miller5

3.3.Segmen Intrakanalikular

Saraf optik bagian intrakanalikular berukuran panjang 5 mm. Saraf optik di

bagian ini terfiksasi erat di dalam kanalis optik. Lapisan duramater meningen akan

melekat kuat dengan tulang di sekitarnya. Vaskularisasi berasal dari pleksus pial

yang mendapatkan pasokan darah dari cabang-cabang arteri oftalmika.1,5

Page 7: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

7

Gambar 3.4 Segmen intrakanalikular

Dikutip dari : Neil R Miller5

3.4.Segmen Intrakranial

Panjang dari segmen intrakranial ini bervariasi. Biasanya sekitar 10 mm, tapi

bisa juga lebih pendek yaitu 3 mm atau lebih panjang sekitar 16 mm. Bila saraf optik

segmen intrakranial ini lebih pendek dari 12 mm, kiasma optikum berada di posisi

lebih depan (prefixed). Ketika saraf optik segmen intrakranial ini melebihi 18 mm,

kiasma optikum berposisi di belakang dorsum sellae(postfixed). Segmen intrakranial

diperdarahi dari cabang arteri karotis interna dan arteri oftalmika.1,5

Gambar 3.5 Variasi posisi kiasma optikum berdasarkan ukuran panjangnya segmen intrakranial; (ON) saraf optik,(C) kiasma optikum.

Dikutip dari : Neil R Miller5

Page 8: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

8

IV. Kiasma Optikum

Kiasma optikum memiliki bentuk yang pipih, diameter horizontalnya sekitar

15 mm, diameter anterior-posterior 8 mm, dengan tinggi 4 mm. Kiasma optikum

membentuk sudut 45 derajat terhadap sella. Bagian ini berlokasi di di bagian

anterior dari hipotalamus dan anterior dari ventrikel III dan sekitar 10 mm di atas

sella. 3,8

Gambar 4.1 Kiasma optikum

Dikutip dari : Ulrich Shiefer10

Sekitar 55% serat saraf yang berasal dari bagian nasal retina akan

bersilangan di kiasma menuju traktus optik kontralateral. 45% serat saraf yang

berasal dari temporal retina akan berjalan pada traktus optik sisi yang sama. 8,9

Vaskularisasi di daerah kiasma optikum diperoleh dari 2 sumber, yaitu arteri

hipofise superior yang mendapat pasokan darah dari arteri karotis interna, arteri

komunikans posterior dan arteri serebral posterior, serta cabang dari arteri serebral

anterior.9

V. Traktus Optik

Panjang traktus optik sekitar 20 – 30 mm. Terletak di bagian posterior dari

kiasma optik. Tiap traktus optik mengandung serat dari retina bagian temporal

ipsilateral dan serat retina bagian nasal kontralateral.9,10

Serabut-serabut saraf akan berjalan meninggalkan traktus optik menuju

korpus genikulatum lateral. Sekitar 10% akan berjalan melalui sisi medial brakium

Page 9: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

9

superior, memasuki kolikulus superior dan nukleus pretektal. Serabut saraf di daerah

ini berperan dalam refleks pupil. Vaskularisasi pada traktus optik diperoleh dari

arteri koroid anterior, cabang langsung arteri karotis interna dan arteri komunikans

posterior.1,9

VI.Korpus Genikulatum Lateral

Korpus genikulatum lateral terletak di bagian dorsolateral dari talamus.

Akson-akson dari retina berakhir di bagian ini. Korpus genikulatum lateral adalah

suatu struktur yang terdiri dari 6 lapisan. Lapisan 1,4 dan 6 berasal dari kontralateral,

sementara lapisan 2,3 dan 5 berasal dari ipsilateral. Sel-sel di dalam lapisan itu

terdapat dalam berbagai ukuran. Lapisan magnocellular terdiri dari sel besar, lapisan

parvocellular terdiri dari sel yang berukuran medium, sedangkan lapisan

koniocellular mengandung sel yang berukuran kecil.1,3

Lapisan 1 dan 2 hanya menerima impuls dari magnocellular cell yang

membawa informasi pergerakan dan kontras. Sedangkan keempat lapisan sisanya

mendapatkan impuls dari parvocellular cell yang berisi informasi mengenai warna.

Bagian perifer korpus genikulatum lateral mendapat pasokan darah dari arteri koroid

anterior; sedangkan di bagian sentral diperoleh dari arteri koroid posterior. 1,3,8

Gambar 6.1 Lapisan pada korpus genikulatum lateral Dikutip dari : Lee ann remington3

VII. Radiasio Optik (Traktus Genikulokalkarina)

Radiasio optik menghubungkan korpus genikulatum lateral dengan korteks

visual. Serabut pada radiasio optik dibagi menjadi serabut superior dan serabut

inferior. Serabut yang berasal dari bagian superior retina akan diproyeksikan ke

Page 10: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

10

belakang lobus parietal dan membawa informasi visual yang berasal dari lapang

pandang inferior kontralateral. Serabut yang berasal dari bagian inferior retina akan

diproyeksikan lobus temporal, yang akan berdeviasi ke arah lateral di sekitar kornu

inferior ventrikel lateral membentuk Meyer’s loop. Serabut inferior ini membawa

informasi visual yang berasal dari lapang pandang superior kontralateral.2,9

Radiasio optik superior menerima suplai darah dari cabang-cabang arteri

serebri media, sedangkan radiasio optik inferior menerima aliran darah dari cabang-

cabang arteri serebri posterior.9

VIII. Korteks Visual Primer

Korteks visual terbagi menjadi area visual primer (V1, area Broadmann 17)

dan area visual sekunder yang terdiri dari area Broadmann 18 (V2) dan area

Broadmann 19 (V3).

8.1. Area Visual Primer

Terletak pada dinding sulkus kalkarina pada permukaan medial hemisfer

serebri. Area visual primer memiliki 6 lapisan. Serabut saraf yang berasal dari

radiasio optik berakhir pada lapisan IV . Lapisan IV ini terdapat stria of Gennari

yang terbagi menjadi beberapa bagian. Lapisan II mengandung serabut saraf yang

mengirim akson hanya ke lapisan kortikal yang lebih dalam. Lapisan III terdiri dari

serabut saraf yang berhubungan dengan lapisan kortikal baik yang jauh maunpun

dekat. Sel-sel pada lapisan V akan diproyeksikan pada kolikulus superior, dan

lapisan VI pada korpus genikulatum lateral. 3

Topografi korteks visual primer secara klinis terbagi menjadi 3 divisi yaitu

50% bagian caudal membawa impuls dari lapang pandang sentral 10˚ (area fiksasi),

40% bagian tengah membawa impuls yang berjarak 10-60˚ dari titik fiksasi

(nonfixational binocular field) dan sebanyak 10% bagian rostral membawa impuls

yang berasal dari lapang pandang monokular dengan arah 60-90˚ (temporal

crescent). Aliran darah pada korteks visual primer terutama berasal dari arteri

serebral posterior.1,8

Page 11: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

11

Gambar 8.1 Area visual, (V1)Area Broadman 17 (V2)Area Broadman 18,(V3)Area Broadman 19 Dikutip dari : Neil R Miller5

8.2. Area Visual Sekunder

Area Broadmann 18 (V2, korteks parastriata) merupakan kelanjutan dari

korteks visual primer dan menerima input dari V1. Area V3 terutama terletak di

bagian posterior lobus parietal dan menerima input langsung dari V1. Area V3 akan

mengirimkan informasi eferen menuju ganglia basali dan otak tengah. Sel-sel di

daerah ini dapat berespon terhadap lebih dari satu stimulus, sehingga integrasi visual

dapat terjadi disini. Sel di area V3 sebagian besar bertanggung jawab terhadap

penglihatan binokular dan sensitif terhadap gerakan dan arahnya. Area V4 memiliki

sensitivitas terhadap cahaya, sedangkan area V5 sangat sensitif terhadap gerakan dan

orientasi arah. Area asosiasi lainnya, V6, dianggap mewakili ruangan

ekstrapersonal.8

IX. Pemeriksaan Saraf Optik

9.1. Refleks Cahaya

Pemeriksaan reflek cahaya dibagi menjadi 2 yaitu reflek cahaya langsung dan

reflek cahaya tidak langsung/konsensual. Pada pemeriksaan ini kita melihat reaksi

konstriksi pupil terhadap cahaya. Sinar yang digunakan harus cukup terang dan

dilakukan di ruangan yang penerangannya redup. Ketika dilakukan pemeriksaan,

pasien memusatkan pandangannya ke arah kejauhan untuk mencegah akomodasi

yang disebabkan penglihatan dekat. Pada pemeriksaan ini, sinar diarahkan ke salah

Page 12: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

12

satu mata, reaksi pupil yang konstriksi di mata yang dikenakan sinar disebut reflek

cahaya langsung, sedangkan reaksi konstriksi pupil di mata yang tidak dikenakan

cahaya disebut reflek cahaya tidak langsung. Refleks cahaya langsung dan tidak

langsung ini bisa tidak terjadi ketika mata yang diberi sinar mengalami disfungsi

pada saraf optik atau retina.11

9.2. Relative Afferent Pupillary Defect ( RAPD )

Pemeriksaan ini merupakan salah satu metode objektif untuk menilai fungsi

relatif dari saraf optik. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyinari mata secara

bergantian antara kedua mata. Sinar yang diarahkan antara kedua mata diusahakan

simetris dan tiap mata diarahkan sinar sekitar 2-3 detik. Pada mata yang normal,

kedua pupil harus konstriksi secara simetris. Apabila hasil yang didapatkan adalah

tidak simetris maka dapat diduga adanya optik neuropati satu sisi atau adanya

kelainan pada retina. Pemeriksaan ini tidak dapat dinilai bisa satu atau kedua pupil

tidak bereaksi terhadap cahaya, atau bila terdapat anisokor yang signifikan.10,11

Penilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil

awalnya mengecil lalu diikuti pelebaran pupil. Tingkat 2 apabila awalnya pupil

tidak mengalami perubahan ukuran lalu diikuti pelebaran pupil. Pada tingkat 3,

pupil langsung mengalami pelebaran ukuran. Sedangkan pada tingkat 4 tidak terjadi

reflek terhadap cahaya.9,.11

Gambar 9.1 Swinging flashlight test, RAPD pada mata kiri Dikutip dari : Desmond P Kidd9

9.3. Pemeriksaan Lapang Pandang

Page 13: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

13

Terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk menilai lapang

pandang, diantaranya adalah tes konfrontasi, tes amsler grid, tes tangent screen dan

perimetri. Metode konfrontasi adalah pemeriksaan lapang pandang yang paling

fleksibel karena hampir dapat dilakukan di berbagai tempat. Pemeriksa yang mahir

dapat menghasilkan informasi yang ekuivalen dengan kondisi lapang pandang

pasien, walaupun hanya sepertiga dari defek yang berhubungan dengan saraf optik

dapat dideteksi dengan metode ini.5,11

Tes Amsler grid berguna untuk pemeriksaan lapang pandang sentral.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan jarak 30 cm, dimana setiap kotak berukuran 5

mm merupakan 1 derajat dari sudut lapang pandang. Pasien diminta untuk melihat

titik tengah dari amsler grid dan melaporkan bila titik tengah tersebut hilang atau

mengalami distorsi, dan bila terdapat bagian dari Amsler grid yang menghilang

ataupun garis bergelombang. 5,9,11

A. B.

Gambar 9.2 (A) Tes konfrontasi, (B) Amsler grid Dikutip dari : Desmond P Kidd9

Perimetri dibagi menjadi perimetri kinetik dan perimetri statik. Pemeriksaan

dengan menggunakan perimetri kinetik memungkinkan evaluasi secara efisien

terhadap lapang pandang melebihi radius 30 derajat. Kelemahan dari perimetri ini

adalah kurangnya standar penilaian dan besarnya ketergantungan pada keahlian

masing-masing pemeriksa. Keuntungan pemeriksaan dengan menggunakan perimetri

statik adalah adanya prosedur tes yang sudah terstandarisasi. Kelemahannya adalah

waktu pemeriksaan yang lama, tidak fleksibel, dan efek kelelahan dari pasien.5,,10,11

Page 14: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

14

A B

Gambar 9.3 (A) Perimetri kinetik Goldmann (B) Humphrey Dikutip dari : Grant T Liu11

9.4. Pemeriksaan Warna

Penglihatan warna dapat diperiksa dengan uji standar lempeng

pseudoisochromatic Ishihara, tes Farnsworth-Munsell 100 hue, Farnsworth panel

D-15, dl. Kemampuan untuk melihat beberapa warna disebut dyschromatopsia,

sedangkan ketidakmampuan mata untuk melihat warna sama sekali disebut

achromatopsia.Uji pseudoisochromatic Ishihara merupakan pemeriksaan yang

paling sering dilakukan karena produknya yang mudah didapat dan harganya yang

murah. Lempeng Ishihara terdiri dari angka atau bangun geometri yang pasien harus

identifikasi diantara lingkaran-lingkaran kecil yang berbeda warna. Pemeriksaan ini

harus dilakukan pada kedua mata secara terpisah. Hasilnya dicatat dalam bentuk

fraksi sesuai dengan jumlah lempeng warna yang berhasil diidentifikasi.11

A B

Gambar 9.4 (A) Ishihara (B) Farnsworth panel D-15 Dikutip dari : Grant T Liu11

Page 15: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

15

X. Simpulan

Saraf optik merupakan salah satu komponen dari jalur visual penglihatan.

Fungsinya adalah untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke otak. Semua

informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak dan dengan

demikian kita bisa melihat suatu benda. Saraf optik terdiri dari 4 bagian dan tiap

bagian memiliki karakteristiknya masing-masing.

Pengetahuan secara mendetail mengenai anatomi dan fisiologi saraf optik

penting pada praktek oftalmologi karena saraf optik merupakan tempat penting

dimana terjadi penyakit mata baik yang didapat maupun kongenital. Pemeriksaan

yang dapat dilakukan untuk menguji fungsi saraf optik diantaranya adalah

pemeriksaan refleks cahaya, relative afferent pupilary defect, uji lapang pandang,

pemeriksaan persepsi warna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Trobe, J.D. The Neurology of Vision. New York: Oxford University Press,

Inc; 2001. pp 1-39. Hal 5-86, 97-107

2. Skuta, Gregory L., Louis B Cantor & Jayne S. Weiss. Fundamentals and

Principles of Ophtalmology. San Fransisco: American Academy of

Ophtalmology; 2011-2012. Hal 87-97, 291-8

3. Remington, Lee Ann. Clinical Anatomy and Physiology of The Visual

System, 3rd ed. Missouri: Elsevier; 2012. Hal 232-53

Page 16: perpustakaanrsmcicendo.comperpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2017/01/... · Web viewPenilaian derajat RAPD dibagi menjadi 4. Tingkat 1 adalah apabila pupil awalnya mengecil

16

4. Eva, Paul Riordan., Emmett T. Cunningham Jr. Vaughan & Asbury’s General

Ophtalmology, 18th ed. New York: McGraw-Hill; 2013. Hal 271-8

5. Miller, Neil R., Nancy J Newman., Valerie Biousse & John B Kerrison.

Walsh and Hoyt’s Clinical Neuro-Ophtalmology : The Essentials, 2nd ed.

Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2008. Hal 1-72

6. Yanoff, Myron & Jay S. Duker, Ophtalmology, 3rd edition. Mosby : China,

2009.

7. Eun Ji Lee, MD, Tae Woo Kim, MD, Mijin Kim, MD, Hyunjoong Kim, PhD.

Influence of lamina kribrosa thickness and depth on the rate of progressive

retinal nerve fiber layer thinning. 2015:122(4): 721-9

8. Skuta, Gregory L., Louis B Cantor & Jayne S. Weiss. Neuro-Ophtalmology.

San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2011-2012. Hal 23-31

9. Kidd, Desmond P., Nancy J. Newman & Valerie Biousse, Blue Books of

Neurology : Neuro-Ophtalmology, Philadelphia: Elsevier; 2008. Hal 1-43,

10. Schiefer, Ulrich, Helmut Wilhelm & William Hart, Clinical Neuro-

Ophtalmology A Practical Guide. New York: Verlag Berlin Heidelberg;

2007. Hal 19-28, 71-85

11. Liu, Grant T., Nicholas J Volpe & Steven L Galetta, Neuro-Ophtalmology:

Diagnosis and Management, 2nd ed. Philadelphia: Elsevier; 2010. Hal 8-35