pedoman mutu pelayanan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    1/16

    PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM KIM IA KLiN IK DILIHATDARI ASPEK MUTU HASIL ANALIS IS LABORATOR1UM

    RiyonoSTIE AUB Surakarta

    ABSTRACT

    This study was aimed at learning the quality of laboratoryanalysis result. accuracy and precision of laboratory analysis andhow the relationship oj analytical internal quality control withaccuracy and precision of laboratory analysis result. Themeasurement tools were questionnaires and gold standard. Theanalysis used t-test, Variance Index Score (VIS) and Spearman's RankCorrelation.

    Data collectedfrom 30 respondents and 360 sample (precinorm'U) on 9 laboratory hospital of Sub-Province Sragen and result ofresearch indicate that (1) there was relationship between the score ofanalytical quality control and that of laboratory analysis result whichtend to be lower. (2) The score of chemical laboratory quality controlof private clinics Sub-Province Sragen in the pre-analytical,analytical and post-analytical stages were included in the category ofgood. The accuracy and precision of laboratory analysis result wasbetter at the metabolite check up than that of enzyme (SGPT) (3)There was no relationship between the score of analytical qualitycontrol and precision laboratory analysis result. both for metaboliteand enzyme types (4) The clinical laboratory with poor category haverelatively many patients and analysis staff and one of the laboratorieshad a staff in charge with clinical pathology background.Keywords: quality. accuracy and precision. analysis result quality,

    laboratory. clinical chemistryPENDAHULUAN

    Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagaiupaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan Rl dimulai dengan penambahansarana, prasarana, peralatan ker]a, sesuai dengan kemampuan kerja, sesuai dengankemampuan pemerintah (Depkes), serta peningkatan kesadaran, kemampuan danminat para tenaga kerja kesehatan.Perlu disadari bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan dankesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatan punrneningkat, di lain pihak pelayanan Rumah Sakit yang memadai, baik di bidangdiagnostik maupun pengobatan akan sernakin dibutuhkan. Sejalan dengan hak172 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No.2, Oktober 2007; 172 - 187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    2/16

    tersebut maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh laboratoruimRumah Sakit akan sernakin penting.

    Rumah Sakit akan terpacu untuk memenuhi dan memberikan pelayanansesuai dengan pedoman dan standar yang ditetapkan sehingga mutu pelayanan pundapat dipcrtanggung-jawabkan. Undang-undang No.23/l992 tentang kesehatanmenjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanankcsehatan, sebagai penjabaran dari undang-undang tersebut, salah satunya yaituSurat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor HK.006.06.3.5.00788Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Akreditasi antara lain: (I) Akreditasi Rumah Sakitadalah suatu pengukuran yang diberikan kepada Rumah Sakit oleh badan yangberwenang (Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lain/KARS)karena telah memenuhi standard yang telah ditentukan. (2) Khusus untuk akreditasipelayanan laboratorium Klinik Rumah Sakit agar memenuhi standar dan kriteriayang telah ditetapkan, perlu adanya petugas pengelola laboratorium yang terlatihmanajemennya, teknis pelayanan yang sistematis dengan petugas yang professionalsesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Upaya untuk menjamin mutu pelaksanaan pelayanan laboratoriumkesehatan diatur oleh Departemen Kesehatan dalam PERMENKES364/Menkes/SKlIlIl2003 tentang Laboratoriurn Kesehatan yang isinya mewajibkanlaboratorium kesehatan mengikuti akreditasi secara nasional maupun internasional.Salah satu persyaratan dalarn Pedoman Akreditasi Nasional yang yang diatur dalamPERMENKES Nomor 9431Menkes/SKN1ll/2002 adalah bahwa laboratorium wajibmengikuti Program Pemantapan Mutu Eksternal. Keikutsertaan laboratorium swastasecara khusus diatur dalam PERMENKES No. 04IMenkes/SKiI/2002.

    Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal saat ini diatur dalam"Pedoman Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan"yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes Tahun 2004.Dengan pengertian bahwa program ini dilakukan untuk rnenilai penampilanpemeriksaan laboratorium pada saat tertentu secara periodik, serentak, danberkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratoriurn dengan jalanmembandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target.

    Dalam skala internasional, akreditasi laboratorirnn yang menggunakanstandard ISO/lEe Guide 17025: 1999 untuk laboratorium penguji, dan ISO15189:2003 untuk laboratorium medis/klinis, juga mewajibkan laboratoriummengikuti Uji Profisiensi. Uji Profesiensi adalah "penentuan unjuk kerja pengujilaboratorium dengan eara membandingkan" atau "determination of laboratorytesting performance by means of interlaboratory comparisons" yang tertuangdalam ISO Guide 43: 1997, (Proficiency testing by interlaboratory comparisons).

    Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Mutu Eksternal yang diatur dalamPERMENKES atau Uji Profisiensi yang diatur dalam ISO Guide 43 mensyaratkanbahwa penyelenggara bersifat independent, melibatkan laboratorium rujukan sertapara ahli (stakeholder). Program pemantapan mutu eksternal laboratorium kimiaklinik secara nasional telah diselenggarakan sejak tahun 1980 oleh DepartemenKesehatan, melalui Pusat Laboratorium Kesehatan yang bekerjasama dengan

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dari Aspek Mutu Hasil ... (Riyono) 173

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    3/16

    Bagian Patologi Klinik FAKTOR-UNAIRIRSUD Dr. Soetomo, sebagai unitpengolahan data dan evaluasi. Prinsip pelaksanaan program pemantapan kualitaseksternal menggunakan ring trial. yaitu kepada tiap laboratorium peserta programdikirimkan suatu bahan uji yang nilai targetna hanya diketahui oleh penyelenggaradan di anal isis oleh laboratorium peserta sesuai dengan kondisi rutin darilaboratorium. Hasil analisis laboratorium peserta dikirimkan kepada pihakpenyelenggara dalam bentuk formulir hasil khusus, dan selanjutnya setelahdievaluasi oleh penyelenggara laboratorium peserta akan menerirna hasil evaluasi,Sampai saat ini program pemantapan mutu eksternal laboratorium kirnia klinikdilakukan sebanyak empat siklus atau empat kali pengiriman bahan uji dalam satutahun dengan masing-rnasing satu bahan uji untuk 11 parameter pemeriksaan. Saatini penilaian terhadap hasil pemantapan mutu eksternal laboratorium kimia klinikmenggunakan Variance Index Score (VIS).

    Salah satu program pengendalian mutu laboratorium adalah pernantapanmutu laboratorium intra iaboratorium (pemantapan mutu internal). Tujuanpelaksanaan pemantapan mutu internal laboratorium adalah mengendalikan hasilpemeriksaan laboratorium tiap hari dan untuk mengetahui penyimpangan hasillaboratorium untuk segera diperbaiki. Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapanmutu internal laboratorium antara lain mutu presisi maupun akurasi hasillaboratorium akan meningkat, kepercayaan dokter terhadap basil laboratorium akanmeningkat. Hasil laboratorium yang kurang tepat akan menycbabkan kcsalahandalam penatalaksanaan pengguna laboratorium. Manfaat lain yaitu pimpinanlaboratorium akan mudah melaksanakan pengawasan terhadap hasil laboratorium.Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan mernbawa pengaruhpada moral karyawan yang akan akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja dilaboratorium tersebut (PA TELKI, 2006).

    Masyarakat pengguna jasa laboratorium klinik, baik dokter maupun pasien,kadangkala bertanya tentang cara memilih laboratorium yang selain bekerja cepatdan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Masalah saat ini bahwa kesadarandalam melaksanakan pemantapan kualitas masih terbatas pad a keikutsertaan dalamprogram pemantapan mutu eksternal, dan belum seluruhnya melakukan pemantapanmutu internallaboratorium (HKKI & PDS PA TKLIN, 1995).

    Berdasarkan hasil survei awal pada bulan Juli dan Agustus 2006 diperolehdata sebagai berikut: di Kabupaten Sragen terdapat 9 laboratorium Rumah Sakityang mempekerjakan 3 sId 16 karyawan, terdiri dari tenaga teknis, administrasi danpenanggung jawab. Tenaga teknis yang bekerja di laboratorium Rumah Sakittersebut umumnya merupakan pegawai tetap yang tidak bekerja di tempat lain.Tenaga teknis yang bekerja di laboratorium Rumah Sakit yang berstatus PegawaiNegeri Sipil (PNS) Depkes direkrut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dantenaga teknis bukan PNS sebagian besar direkrut dari lulusan Sekolah MenengahAnalis Kesehatan (SMAK) dan Akademi Analis Kesehatan Surakarta (AAK).

    Umumnya Iaboratorium-laboratorium klinik tersebut tidak hanya melayanipemeriksaan melalui permintaan dokter atau lembaga kesehatan saja atau tenagakesehatan lainnya tetapi juga melayani dengan menerima langsung permintaan174 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vo1.7, No.2, Oktober 2007: 172 - 187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    4/16

    pemeriksaan pengguna jasa tanpa rujukan. Permintaan pemeriksaan pengguna jasatanpa rujukan. Permintaan pemeriksaan laboratorium klinik terbanyak padaumumnya pemeriksaan bidang kimia klinik, hematology, Ilmunologi klinikmikrobiologi klinik dan pemeriksaan lain-lain menduduki tingkat terendah.Pemeriksaan bidang kimia klinik merupakan bagian terbesar dari aktivitaspemeriksaan di laboratorium klinik swasta di Sragen. Permintaan pemeriksaan olehdokter spesialis rnerupakan urutan terbesar kemudian atas permintaan dokter umum,perusahaan sendiri, tenaga kesehatan lain dan kiriman lain-lain.

    Program pemantapan mutu eksternal untuk bidang kimia klinik yangdiselenggarakan oleh Pusat Laboratorium Kesehatan Jakarta sampai saat ini belumsemuanya laboratorium klinik Rumah Sakit swasta mengikuti program tersebutdengan baik dan benar sesuai dengan pedoman yang telah diatur oleh DepartemenKesehatan. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium juta masih belum diketahuibagaimana pelaksanaannya di masing-masing Laboratorium Klinik Swasta tersebut.Menurut pendapat dari 3 (tiga) dokter umum pengguna jasa laboratorium RumahSakit swasta di Sragen, mereka kadang meragukan ketepatan hasil pemeriksaanlaboratorium tertentu, sehingga tidak jarang untuk meminta pemeriksaan ulangterhadap pemeriksaan tersebut atau melakukan cross check pada laboratoriumlainnya. Menurut beberapa pengguna jasa yang telah menggunakan pelayananlaboratorium swasta, kadang mereka tidak puas dengan hasil pemeriksaanlaboratorium karena tidak jarang mereka diminta oleh dokter bersangkutan untukmelakukan pemeriksaan lagi pada laboratorium yang dianggap lebih baik.

    Untuk dapat meyakinkan bahwa laboratorium memiliki kemampuan teknisdalam menghasilkan data hasil uji yang akurat dan handal sehingga memberikankepercayaan pada pengguna jasa, laboratorium klinik swasta sebaiknya mampumenetapkan manajemen mutu laboratorium sebagai hasil anatisis laboratorium yangdapat dipertanggungjawabkan. Salah satu kegiatan terpenting dalam rneningkatkanmutu laboratorium yaitu dengan melakukan pemantapan mutu, istilah pernantapanmutu merupakan pembakuan dari quality control

    Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayananlaboratorium Rumah Sakit swasta di Sragen masih belum dilaksanakan secaraoptimal dan secara teknis saat ini rnasih terbatas pada instalasi laboratorium RumahSakit pemerintah dan puskesmas. Pembinaan & Pengawasan Teknis Laboratoriumdilakukan oleh Balai Labkes Provinsi Jawa Tengah di Semarang, dan menurutKepala Balai Labkes, Pembinaan dan Pengawasan terhadap laboratorium swastabelum dilakukan secara rutin dan bam terbatas pada evaluasi persiapan operasionallaboratorium sebelum dikeluarkan ijin tetap. Untuk laboratorium Rumah SakitKabupaten/Kota dan Puskesmas mulai tahun 1999 dilakukan pemantapan muturegional untuk bidang mikroskopis BTA, mikroskopis malaria dan urinalisa.

    Menurut Sulastomo (2000), beberapa negara tetangga kita seperti Singapuradan Australia telah over produksi barang dan jasa di sektor kesehatan dan bahkanpersonel, maka logis kalau ke dua negara terse but akan menjadikan Indonesiasebagai sasaran untuk menjual barang dan jasanya di sektor kesehatan. Menjadi

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dan Aspek Mutu Hasil ... (Riyono) 175

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    5/16

    suatu keharusan bagi penyelenggara pelayanan jasa laboratorium untuk dapatmemberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan, apaJagi dengan adanyaisu-isu global bahwa laboratorium harus mernenuhi standard nasional m aupun

    . internasional, diantaranya berupa sistem standard yang dikeluarkan olehInternasional berupa International Standard Organization (ISO) seri 9000 untukmutu.TINJAUAN PUSTAKA

    Istilah mutu memiliki banyak definisi dan sampai sekarang para pakarmasih belum bersepakat terhadap definisi mutu secara universal yang dapatditerima oleh semua pihak. Dalam istilah umum ada beberapa definisi tentang suatuproduk atau jasa, diantaranya:ISO 8402 : Mutu adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang

    menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yangditentukan atua tersirat.

    Deming : Mutu tidak berarti segala sesuatu yang terbaik, tetapi pemberian kepadapelanggan tentang apa yang rnereka inginkan dengan tingkat kesamaanyang dapat diprediksi serta ketergantungannya terhadap harga yangmereka bayar.

    Crosby : Mutu adalah pemenuhan persyaratan dengan merninirnkan kerusakanyang rnungkin timbul atau standard of zero defect yang berartimemperlakukan prinsip benar sejak awal.

    Menurut Hadi (2000: J 7-18) dalam kaitannya dengan rnutu laboratoriumdata hasil uji anal is is lab orato riurn d ik atakan bennutu tin ggi ap ab ila data hasil ujitersebut dapat memuaskan pelanggan dengan m em pertim bangkan aspek-aspekteknis sehingga precision and accuracy atau ketepatan dan ketelitian yang tinggidapat dicapai, dan data tersebut harus terdokumentasi dengan baik, sehingga dapatdipertahankan seeara ilmiah.

    Pemantapan mutu laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yangdigunakan untuk rnelakukan pengawasan mutu dengan menggunakan konseppengawasan proses statistik (statistical process con/raj). Pengawasan prosesdengan statistik adalah sebuah eara yang memungkinkan operator menentukanapakah suatu proses sedang berproduksi, dan mungkin terus berproduksi keluaranyang, sesuai. Sedangkan jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen yangdirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap (desain produk:prcduksi, penyerahan produk serta layanan), guna mencegah adanya masalah-masalah kualitas dan memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi syarat yangsarnpai ke tangan pelanggan (Faure & Faure, 1999:212).Pengendalian mutu mcrupakan aktivitas teknik dan manajemen,bagaimana kita mengukur karakteristik kualitas dari output (barang dan/atau jasa),kemudian membandingkan hasil pcngukuran itu dengan spesifikasi output yangdiingiukan pclanggan, serta rnengarnbil tindakan perbaikan yang tcpat apabilad iternukan pcrbedaan antara performance actual dan standard (Gaspersz, 1998:21).176 .Iurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No.2, Oktober 2007 : 172 - 187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    6/16

    KERANGKA PEMIKlRANPemantapan mutu laboratorium kimia klinik melalui tahap pra analitik

    meliputi kegiatan mempersiapkan pasien, menerima spesimen, mengambilspesimen, memberi identitas spesimen, menguji mutu air dan reagensia. Tahapanalitik meliputi kegiatan pengolahan spesimen, pemeliharaan dan kalibrasiperalatan, pelaksanaau pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatanpemeriksaan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan peneatatan hasil pemeriksaan.dan pelaporan hasil pemeriksaan (Depkes, 1997:2).

    Tahap analitik merupakan kegiatan yang dapat dikendalikan olch petugaslaboratorium untuk mencegah kesalahan aeak yang bcrhubungan dcngan ketelitiandan kesalahan sisternatik yang berhubuugan dengan ketepatan hasil anal isislaboratorium kirnia klinik (HKK I & PDS PATKLlN, 1995:8).

    Pra Analitik (X'lP ersia p an P asienp -+P enerim aan S pesim enE Pengambil an Spes imen

    M Pem bcrian EtiketAN Analitik (XV.T P eng olah an S pesim enA _.. Pem elih araan/K alibrasi A latp Pel ak san aa n P ern erik sa an Mutu Hasil AnalisisA Laboratorium KimiaN Pasca Analitik !XJl Klinik (Y)

    -;.. Pencatatan H asilM Perner iksaanPclaporan H asiIUT Kontrol Ketelitian &U Ketepatan (&).--.. Pemantapan M utu Internal /

    Eksternal

    HJI>OTESISBerdasarkan pemikiran yang terdapat dalam kerarigka konsep makahipotesis dirurnuskan sebagai berikut :

    1. Diduga terdapat hubungan antara pemantapan mutu analitik dengan ketelitianhasil analisis laboratorium kim ia klinik.

    2. Diduga tcrdapat hubungan antara pemantapan mutu analitik dengan ketepatanhasil anal isis laboratoriurn kim ia klinik.

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dan Aspek Mutu Hasii ... (Riyono) 177

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    7/16

    MET ODE PENELITIANJenis penelitian ini bersifat observational dan menggunakan pendekatan

    kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Data varia bel bebas dan variabelterikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Objek penelitian ini meliputiseluruh Laboratorium Klinik Rumah Sakit di Kabupaten Sragen yang meliputirumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta.

    Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, dalam penelitian ini yangmenjadi populasi adalah 9 (sembilan) laboratorium klinik Rumah Sakit. Ternpatpenelitian pada dua KabupatenIKota Kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Sragendan Kota Kecamatan Gemolong, Seluruh laboratorium tergolong tingkat Pratarna,peralatan yang digunakan umumnya bersifat semi otomatis, reagensia yangdigunakan adalah reagensi kit yang siap pakai.PENGUMPULAN DATA

    Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa dataprimer dan data sekunder. Untuk data primernya digunakan metode pengumpulandata yang berupa: metode interview dan penyebaran angket atau kuesioner keresponden. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari buku, referensi, literaturrnaupun sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan.TEKNIKPENGUMWULANDATA

    Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuran mutu hasilanalisis laboratorium klinik dengan menggunakan dua jenis pemeriksaan yang akandiujikan pada tiap laboratorium, yaitu parameter pemeriksaan cholesterol dan SGPT(Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Dipilihnya parameter cholesterol darahmewakili jenis pemeriksaan metabolit, dan SOPT mewakili jenis pemeriksaanenzim, karena seeara umum pemeriksaan di laboratorium kimia klinik secarakuantitatif dibagi rnenjadi dua kelompok, yaitu kelompok perneriksaan metabolitdan pemeriksaan enzimatik.Pengukuran mutu hasil analisis pemeriksaan laboratorium digunakanPrecinorm 'U'. Precinorm 'U' adalah suatu pemeriksaan yang menggunakanmetode, alat dan bahan yang menghasilkan hasil yang lebih akurat.ANALlSlS DATA

    Data anaiisis yang didapatkan dari pengujian parameter pemeriksaaancholesterol dan SGPT dari masing-masing labolatorium tempat penelitianditabulasikan dan diolah untuk menentukan tingkat ketelitian dan ketepatan hasilpemeriksaan antar laboratorium yang diteliti, dengan eara sebagai berikut:1. Pengukuran ketepatan basil pemeriksaan tiap laboratoriurn untuk pemeriksaan

    jenis metabolit (cholesterol) dan enzim (SOPT) menggunakan uji statistik t-testdengan tingkat kepercayaan 95% dan df.n-l. Rumus yang digunakan sebagaiberikut:

    178 Jumal Ekonomi dan KewirausahaanVol. 7, No.2, Oktober 2007: 172 -187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    8/16

    Keteraugan:X: Rata-rata hasil pemeriksaan laboratoriumX2 N ilai Precinorm 'U'< ; Standar deviasi hasil pemeriksaann Jumlah pemeriksaan

    2 . Ketelitian hasil pemeriksaan tiap laboratorium ditentukan dengan menghitungnilai koefisien variasi hasil pemeriksaan yang dilakukan tiap laboratoriumterhadap bahan uji atau Precinorm 'U' yang diujikan peneliti sebanyak 20 kali.R um us kocfis icn variasi:

    Keterangan:KVSDX

    SDKV= -=-xlOOX

    Koefisien VariasiStandar DeviasiRata-rata hasil pemeriksaan masing-masing laboratorium

    3. Penilaian mutu hasil pemeriksaan laboratorium rnenggunakan Variance IndexScore (VIS). Rumus perhitungan yang digunakan adalah :

    Keterangan:VXlX2VISCCV

    VVIS= --xiOOCCVProsentase variasiMean hasil pemeriksaan tiap laboratoriumNilai Precinorm 'U'Variance Index ScoreChosen Coefficient of Variation

    Kriteria Penilaian VIS sebagai berikut: 0 - 50 ;=Sangat baik; 50 - 100 ;=Baik;100 - 200 = cukup baik; 200 - 300 = tidak baik, da 300 - 400 = sangat tidakbaik.

    4. Analisis kuesioner dilakukan dengan cara menentukan skor terhadap tiap itempertanyaan, untuk jawaban Selalu Dilakukan (SL) diberi skor 5 kategori baiksekali, Sering Dilakukan (SR) skor 4 kategori baik, Kadang-kadang Dilakukan

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dari Aspek Mutu Hasil ... (Riyono) 179

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    9/16

    (KD) skor 3 kategori cukup baik, Jarang Dilakukan (JR) skor 2 kategori tidakbaik, dan Tidak Pemah Dilakukan (TP) skor 1 kategori sangat tidak baik.

    5. Menentukan hubungan antara pemantapan mutu analitik dengan ketepatan danketelitian hasil analisis laboratorium dengan menggunakan uji korelasiSpearman's Rank. Rumus uji statistik Spearman's Rank sebagai berikut :

    1 6Lb~P= - n ( n 2 - 1 )Keterangan :p Koefisien korelasi Spearman's Rankb Selisih rank x dan yn Jumlah subyek

    HASn.. PENELITIAN1. Uji Validitas dan Reliabilitas KuesionerAlat ukur uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan teknik

    statistik korelasi product moment dari Pearson, sehingga menghasilkankuesioner sebagai berikut: hasil uji validitas menunjukkan bahwa dad 108 itempertanyaan yang terdiri dari variabel pra analitik berjumlah 40 item, analitik 50item dan pasca analitik berjumlah 18 item yang disajikan, tcrnyata [7 item diantaranya tidak memenuhi syarat atau dinyatakan gugur, karena memilikitingkat korelasi yang rendah dan tidak signifikan, ditandai dengan nilai p >0,05.

    Jumlah item pemyataan yang layak diujikan pada tahap selanjutnyaberjumlah 91 item, terdiri dari pra analitik sebanyak 29 item, analitik 47 itemdan pasca analitik 15 item.

    Uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas Cronbach (u)untuk item pemyataan pra analitik, analitik dan pasca analitik sebagai berikut:reliabilitas pemyataan pra analitik menunjukkan alpha Cronbach 0,6527.Pernyataan analitik dengan alpha Cronbach 0,9367, dan pernyataan paseaanalitik dengan alpha Cronbach 0,8588. Sehingga dapat dinyatakan bahwa alatukur tersebut memiliki reliabilitas yang baik, karena berada> 0,6 (60%).

    2. Pelaksanaan Pemantapan MutuPelaksanaan pemantapan mutu yang dilakukan di laboratorium klinik

    Rumah Sakit di Kabupaten Sragen dijawab oleh petugas teknis laboratoriumyang keseluruhan respondennya berjumlah 30 orang, terdiri dari laboratoriumRSP sebanyak 16 responden, laboratorium DNT sebanyak 2 responden,laboratorium SRH sebanyak 2 responden, laboratorium AMS sebanyak 3responden, laboratorium MRL sebanyak 1 respond en, laboratorium PROsebanyak 2 responden, lahoratorium RSA sebanyak 2 responden, laboratoriumRSY 1 responden, dan laboratorium PKM sebanyak 1 responden. .

    180 Jumat Ekonomi dan KewirausahaanVol. 7, No.2, Oktober 2007 : 172 -187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    10/16

    Penentuan skor tiap item pertanyaan dengan cara menentukan skortertinggi dan terendah tiap item pertanyaan. Jumlah skor tertinggi tiap itemdiperoleh dari perhitungan sebagai berikut: skor tertinggi adalah 5 (SL) x 30(jumlah responden), Dengan demikian, secara kontinum skor untuk penilaianpemantapan mutu pra analitik, analitik, dan pasca analitik dapat dilihat padagambar sebagai berikut:

    TP

    IJR KD SR SL

    I I I I I I I30 60 90 120 150

    Gambar Skor Kontinum KuesionerSelanjutnya untuk menentukan interval skor tiap kriteria dilakukandengan cam menentukan titik tengahnya, sehingga didapatkan range skordengan ketentuan sebagai berikut: skor 136 - 150 termasuk kriteria sangat baik,106 - 135 dikategorikan baik, 76 - 105 dikategorikan cukup baik, skor 46 - 75kategori kurang baik, dan 30 - 45 dikategorikan sangat tidak baik.

    Tabel SImI"Pemantapan Mutu Pra Analitik LaboratoriumAktivitas Skor Laboratorium RcrataNo PemantapanMutu RSP DNT SRH AMS MRL PRO RSA RSY PKM Skor

    1. Persiapan 95 76 98 84 126 78 95 112 120 105Pasien2 . Penerimaan 126 117 118 112 129 11 116 118 135 123Spesimen 03. Identitas 123 70 105 121 82 70 75 112 126 100Spesimen4 . Pengambilan 133 109 119 138 124 10 t 17 119 128 124Spesimen 25. Pengujian 47 30 30 37 58 30 37 30 61 68M utu Air6 . Pengujian

    Mutu III 84 104 105 133 96 125 76 126 115Reagensia

    Skor rata-rata 106 81 95 100 109 8 0 94 94 116 106

    Distribusi data persiapan pasien kategori baik sebanyak 3 (33,3%)laboratorium, dan cukup baik 6 (66,7%) laboratorium. Penerimaan spesimensemua kategori baik 9 (100,0%) laboratorium. Pemberian identitas spesimenkategori baik sebanyak 4 (44,4%) laboratoriurn, cukup baik 1 (11,1%)laboratorium, dan tidak baik 3 (33,33%) laboratorium. Pengambilan spesimenkatcgori sangat baik sebanyak I (11,1%), baik 7 (77,7%) laboratorium dan

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dan Aspek Mutu Hasil ... (Riyono) 181

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    11/16

    cukup baik 1 (11,1%). Pengujian mutu air kategori tidak baik sebanyak 3(33,3%) laboratorium dan sangattidak baik 6 (66,7%). Pengujian terhadapmutu reagensia kategori baik sebanyak 4 (44,4%) dan cukup baik 5 (55,5%).laboratorium.

    Tabel Skor Pemantapan Mutu Analitik LaboratoriumAktivitas Skor Laboratorium Rerata INo Pemantapan RSP DNT SRII AMS MRL PRO RSA RSY PKM SkorMutu

    I. Pengolahan 12 4 ]08 140 1 0 9 9 8 1 3 7 1 2 8 93 1 1 9 1 2 5Spesimen-2. Pelihara dan 1 1 5 8 1 s z 9 3 6 1 1 2 6 1 1 2 8 9 1 1 0 1 0 3K alibrasi A lat

    3 . Pelaks. 1 2 6 1 2 0 1 3 2 1 2 0 95 1 3 7 1 3 6 1 2 7 1 3 3 1 2 8Pemeriksaan4. U j i K e te litia n 1 2 0 9 1 104 1 0 5 69 1 3 1 1 1 0 1 2 1 114 1 1 2/ K e te pa ta nSkor rata-rata 122 99 1 1 7 107 81 133 122 108 119 II7

    Pelaksanaan pernantapan mutu tahap analitik seluruh laboratoriumklinik menunjukkan skor terendah 81 dan skor tertinggi 133. Pemantapan mutupengolahan spesimen skor terendah 93 dan tertinggi 150, pemeliharaan dan :kalibrasi peralatan skor terendah 61 dan tertinggi 126, pelaksanaan pemeriksaaaskor terendah 95 dan tertinggi 136, dan kegiatan pengujian ketelitian danketepatan skor terendah 90 dan skor tertinggi 121. Distribusi data pengolahanspesimen kategori sangat baik sebanyak 2 (22,2%) laboratorium, baik 5(55,5%) dan cukup baik 2 (22,2%) laboratorium. Pemeliharaan dan kalibrasiperalatan laboratorium kategori baik sebanyak 4 (44,4%) laboratoriurn, cukupbaik 4 (44,4%) dan tidak balk 1 (11,1%) laboratorium. Pengawasan terhadapketelitian dan ketepatan hasil perneriksaan kategori sangat baik sebanyak I(ll,I%) Iaboratorium, baik 6 (66,7%), culm? baik 1 (11,1%)., dan tidak baik I(11,1%) laboratorium.

    Tabel Skor Pemantapan Pasca Analitik LaboratoriumAktivitas Skor Laboratorium RerataNo Pemantapan RSP DNT I SRH AMS MRL PRO RSA RSY PKI\l1 SkorMutu

    1. PencatatanHas i l 1 2 6 119 U9 109 1 2 1 114 104 103 121 124Pemeriksaan

    2 . PelaporanHas i l 1 2 7 1 2 0 131 118 1 3 2 109 128 1 2 1 131 126Pemeriksaan

    Skor rata-rata 127 120 140 1I4 126 1 1 1 116 H2 127 125182 Jumal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No.2, Oktober 20::17: 172 -187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    12/16

    Data pelaksanaan pemantapan mutu pasca analitik rata-rata seluruhlaboratorium klinik menunjukkan skor terendah III dan skor tertinggi 136.Pemantapan mutu pasca analitik aspek pencatatan hasil pemeriksaan skorterendah I09 dan tertinggi 132, dan pelaporan basil pemeriksaan skor terendah103 dan tertinggi 140. Distribusi data yang diperoleh pada peneatatan hasilperneriksaan kategori sangat baik sebanyak 1 (II, 1%), baik 6 (66,6%) dancukup baik 2 (22,2%) laboratorium. Peloporan hasil pemeriksaan semuakategori baik sebanyak 9 (100,0%) laboratorium.

    Data skor pemantapan mutu pra analitik, analitik dan pasea analitikseluruh laboratorium kimia klinik Rumah Sakit sebagai berikut:

    No LAB N Pra Analitik Analitik Pasca Analitik1. RSe 16 106 122 1272 . DNT 2 81 99 1203. SRH 2 95 117 1364 . AMS 3 100 107 114

    r - 2 : : - MRL 1 109 133 1266. PRO 2 80 81 1117. RSA 2 94 122 1168. RSY 1 94 108 1129. PKM 1 116 119 127__jKeterangan : N = Jumlah responden

    Berdasarkan rata-rata skor hasil kuesioner rnasing-masing laboratoriumkimia klinik Rumah Sakit, didapatkan perbedaan dalam melakukan pemantapanmutu, skor tertinggi untuk pelaksanaan pra analitik 116 dan skor terendah 80.Pemantapan mutu analitik skor tertinggi 133 dan terendah 81. Sedangkan untukpemantapan mutu pasea analitik skor tertinggi 136 dan skor terendah 111. Hasiluj i F dengan tingkat kepercayaan 95% atau a 0,05 diperoleh varians skorpelaksanan pada tahap pra analitik, analitik, dan pasea analitik dapat dilihatpada tabel sebagai berikut:

    Tabel Uji Statistik Perbandingan Pelaksanaan PemantapanMutu Laboratorium

    1::-::-- . Pemantapan Mutu Laboratorium F Po1. Pelaksanaan Pemantapan Mutu PTaAnalitik 6,090 0,001r-y- Pelaksanaan Pemantapan Mutu Analitik 5,022 0,0023 . Pelaksanaan Pemantapan Mutu Pasca Analitik 1,781 0,144

    Hasil uji t menunjukkan ada perbedaan sangat bermakna terhadap hasilskor riap laboratorium pada pemantapan mutu pra analitik (p ::: 0,001) danpemantapan mutu analitik (p "" 0,002), sedangkan hasil skor pemantapan mutuantar laboratorium tidak terdapat perbedaan (p = 0,144).

    PengemJaiian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dari Aspek Mutu HasH ... (Riyono) 183

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    13/16

    3. Pengukuran Ketepatan Hasil Analisis LaboratoriumTabel Hasil Uji t-test Ketepatan Hasil .Anallsis Laboratorium

    No Nama Jenis Metabollt J .cholesterol) Jenis Enzim (SGPT)Laborat t P t P1. RSP - 3,958 0,001 - 21,418 0,0002 . DNT - 0,747 0,464 1,918 0,0703. SRB 2,769 0,012 2,644 0,0164 . AMS - 3,157 0,005 3,936 ~:~~. MRL - J4,999 0,000 - 14,4056. PRO - 0,898 0,380 - 0,415 0,683r-

    RSA - 0,816 0,425 -7,783 0,000.8. RSY - 0,295 0,771 - 38,524 0,0009. PKM - 1,328 u,200 - 1,030 0,316

    Pada jenis pemeriksaan metabolit (cholesterol) laboratorium yangberbeda dengan Precinorm 'U' sebanyak 4 (44,4%) dan yang tidak berbedadengan Precinorm 'U' sebanyak 5 (55,6%). Sedangkan pemeriksaan jenisenzim (SGPT) laboratorium yang berbeda hasil analisisnya dengan Precinorm'U' sebanyak 6 (66,7%) dan yang tidak berbeda hasil analisisnya denganPrecinorm 'U' sebanyak 3 (33,3%).

    4. Pengukuran Ketelitian Hasil Analisis LaboratorlumDari sembilan laboratoriwn yang diuji ketelitian hasil analisisnya

    terhadap jenis pemeriksaan metabolit, dipero1eh Koefisien Variasi (KY) terkecil4,4% dan terbesar 14,1%. Ini rnenunjukkan bahwa ketelitian paling tinggi dapatdicapai untukjenis pemeriksaan tersebut pada KV 4,4%. Sedangkan untuk jenispemeriksaan enzim diperoleh Koefisien Variasi terbesar 42,9% dan terkecil5,5%. Dengan demikian untuk jenis pemeriksaan enzim ketelitian yang dapatdicapai maksimum pada KV 5,5%.Perbandingan ketelitian hasil anal isis seluruh laboratorium kimia klinikRumah Sakit menggunakan uji F untuk jenis pemeriksaan metabolit(cholesterol), diperoleh F sebesar 10,212 dengan p = 0,000 dan pemeriksaanjenis enzim (SGPT) diperoleh F sebesar 30,428 dengan p = 0,000.

    5. Hubunga.'1 Pemantapan Mutu Analitik dengan Hasil AnalisisLaboratorium

    Hasil uji statistik Spearman's Rank menunjukkan adanya hubunganyang bermakna antara pemantapan mutt! analitik dengan ketcpatan hasil analisislaboratorium untuk jenis pemeriksaan enzim (p =0,023), dan sangat bermaknapada jenis pemeriksaan metabolit (p ::: 0,000). Sedangkan pemantapan mutuanalitik dengan ketelitian hasil analisis laboratorium untuk jenis metabolithubungannya tidak bermakna (p ::: 0,492) dan jenis enzim (p = 0,179) ataudapat dikatakan tidak terdapat hubungan.

    184 JurnaJ Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No.2, Oktober 2007 : 172 - 187

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    14/16

    Hasil UJI korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang sangatbermakna an tara variabel pemeliharaan atau kalibrasi peralatan denganketepatan hasil analisis laboratorium untuk jenis pemeriksaan metabolit (p =0,002).

    6. Mutu Hasil Analisis LaboratorlumData hasil perhitungan peraeriksaan laboratorium kimia klinik yang

    dilakukan terhadap dua jenis pemeriksaan pada masing-masing laboratoriummemperoleh skor VIS sebagai berikut: skor laboratorium RSP 291, SkOTlaboratorium DNT 35, skor laboratorium SRH 63, skor laboratorium AMS 112,skor laboratorium MRL 20 I, skor laboratorium PRO 22, skor laboratoriumRSA 100, skor laboratorium RSY 168, dan skor laboratorium PKM 18. DataSkOTVIS terbesar 291 dan terkecil 18. sernakin kecil skor VIS maka semakinbaik kualitas hasil analisisnya. Penilaian kualitas hasil analisis laboratoriumberdasarkan VIS dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu: kategori sangat baik(SkOT0 - 50), baik (skor 50 - 100), cukup baik (skor 100 - 100), tidak baik(skor 200 - 300) dan sangat tidak baik (skor 300 - 400). Laboratorium dengankategori sangat baik sebanyak 3 (33,3%), kategori baik 2 (22,2%), kategoricukup baik 2 (22,2%), dan kategori tidak baik sebanyak 2 (22,2%)laboratorium. .

    KESIMPULANPenelitian ini menganalisis pelaksanaan pengendalian mutu laboratorium

    kirnia klinik dilihat dari aspek mutu analisis laboratorium di Kabupaten Sragen,yang terdiri dari enam laboratorium berada di Kola Sragen dan tiga laboratoriumyang berada di Kecamatan Gemolong, maka berdasarkan analisis yang telahdijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:I. Ketelitian anal isis seluruh laboratorium untuk jenis penelitian metabolit

    (choiesteroh dan enzim (SGPT) secara statistik berbeda dan sangat bermakna.2. Terdapat hubungan antara skor pemantapan mutu analitik dengan ketepatanhasil analisis laboratorium, baik untuk jenis metabolit maupun enzim. Semakinbaik skor pemantapan mutu analitik ketepatan, hasil analisis laboratoriumcenderung lebih rendah.

    3. Pelaksanaan pemantapan mutu laboratotium kimia klinik rumah sakit diKabupaten Sragen mulai pra-analitik, analitik dan pasca-analitik berdasarkanhasil rata-rata skorter masuk dalam katagori baik.

    4. Tidak terdapat hubungan antara skor pemantapan mutu analitik denganketelizian hasil anal isis laboratorium, baik untukjenis metabolit maupun enzim.5. Laboratorium dengan kategori tidak baik mutu hasil analisis laboratoriumnyamemiliki rata-rata jumlah pasien, tenaga analis relatif lebih banyak. Lebihpopular di mata dokter spesialis dan masyarakat umum dibandingkan denganlaboratorium yang lebih baik kualitasnya.

    Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dan Aspek Mutu Hasil ._. (Riyono) 185

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    15/16

    DAFTAR PUSTAKAArmitage, P. & Berry G. 1998. Statistcal Methods In Medical Research. SecondEdition. Blackwelt Scientific Publication. Victoria.

    Baskoro, T. 2000. Menuju Pemanfaatan Optimal Laboratorium Patologi Klinikdalam Menunjang Peningkatan Pelayanan Kesehatan. Pidato. 19 November1998. Pengukuhan Jabatan Guru Besar Universitas Gadjah Mada Ilmu-IlmuKesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.B udiarso, A . 2000. Penilaian Kualitas Proses dengan Konsep Statistical QualityControl. Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas GadjahMada. Yogyakarta.Depkes. 1994. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:514/MENKES/PERlVIIl994 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta danSurat Edaran Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan Republik IndonesiaNomor: HK.00.SJJV.0814 tentang Petunjuk Pelaksanaan LaboratoriumKesehatan Swasta. Jakarta.Depkes. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu IntemalLaboratoriumKesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. .

    Depkes. 1998. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Ramah Sakit.Departemen Kesehatan Rl. Jakarta.Donosepoetro, M. & Suhendra, B. 1992. Pengantar Pemantapan KualitasLaboratorium Klinik: Boehringer Mannheim, Jakarta.

    Faure, L.M. & Faure, M.M. 1999. Implementing Total Quality Management. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta.Gaspersz, V. 1998. Statistical Process Control. PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Jakarta.Girsang, M. 1998. Kendali Mutu Laboratorium Kesehatan dalam Upaya

    Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan. Media Litbangkes. Vel VIlI (2)hal 18-22.

    Golaz, O. and Hochstrasser, D. )999. Web Application For Total QualityManagement. Clin Chem Lab Med 37 (5) 487-493

    Hadi, A. 2000. Sis/em Manajemen Mutu Laboratorium. PTGramedia PustakaUtama. Jakarta.

    Himpunan Kimia Klinik Indonesia (I-IKKI) & Perhimpunan Dokter SpesialisPatologi Klinik Indonesia (PDS PATKLIN). 1995. Panduan PemantapanMutu Laboratorium Klinik. Jakarta.

    Himpunan Kimia Klinik Indonesia (HKKI) & Perhimpunan Dokter SpesialisPatologi Klinik Indonesia (PDS PATKLIN). 2006. Clinical LaboratoryAcreditation. Semarang.

    Netty, E. 2000. Evaluasi Kualitas Eksternal Pelayanan Laboratorium Kimia Klinikdilihat dari Aspek Tenaga Lzboratorium Rumah Saki! Umum Pemerintah diIndonesia Tahun 1998. Tesis. Program Studi Manajemen Rumah Sakit,Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

    Ridwana, S. 2006. Pelaksanaan Pengendalian Mutu Eksternal LaboratoriumKesehatan Jawa Barat. Buletin Meditek Edisi 03 Mei 2006. Patelki NewsJakarta.

    186 Jumal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No.2, Oktober 2007: 172 -18,'

  • 5/11/2018 pedoman mutu pelayanan

    16/16

    Syamsu, J. Muslim, M. & Wahyuni, S. 1999. Rasionalisasi Pemeriksaan ParameterKimia Darah dalam Menyikapi Lonjakan Harga. SMAK DepkesBanjarmasin. Hasil Penelitian Proyek Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan(Risbinakes). Jakarta.Sulastorno. 2000. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi. CV. Alfabeta. Bandung,Suharsirni, A. 1998. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.Suhendra, B., Sutoyo P. & Nurwan. 1993. Pemantapan Kualitas Cara MengatasiKesulitan (Trouble Shooting). Boehringer Mannheim. Jakarta.Tjiptono, F. & Diana A. 1996. Total Quality Management. Andi Offset.

    Yogyakarta.Westgard, J.O., Bawa, N. Ross JW. & Lawson NS. 1996. Laboratory Precision

    Performance. Arch Pathol Lab Med. Vol. 120. Juli 621-625.Westgard, J.O. 2000 a Introduction to Laboratory Testing.http://www.wesgard.comlessay6.htm.

    Westgard, J.O. 2000 b. Quality Goals, Requirements, and Specifications.http://www.wesgard.com/essay5.htm.

    Widjayanto, H. 1999. Penggunaan Statistikal Quality Control Sebagai DasarPenerapan Quality Control pada PT. GE Lighting Indonesia. Tests.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

    Winarno, A. 2006. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium. Patelki News. Mei2006.

    PengentJalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik dilihat dari Aspek Mutu Hasil ... (Riyono) 187

    http://www.wesgard.comlessay6.htm./http://www.wesgard.com/essay5.htm.http://www.wesgard.com/essay5.htm.http://www.wesgard.comlessay6.htm./