Upload
oswar-mungkasa
View
261
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
1/29
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2/29
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
3/29
ii
DAFTARISI
KataPengantar i
DaftarIsi ii
DaftarSingkatan iii
BAB1 PENDAHULUAN 1
BAB2 PENGERTIANSANITASITOTALBERBASISMASYARAKAT 4
2.1. TujuanSTBM
2.2. DefinisiOperasional
BAB3 PELAKSANAANSTBM 6
3.1. KomponenSTBM
3.2. TahapanPelaksanaanSTBM
3.3. PeranKelembagaan
3.4. MekanismedanKoordinasi
BAB4 PEMBIAYAANSTBM 13
4.1. SumberPembiayaan
4.2. PolaPembiayaan
4.3. KomponenPembiayaan
BAB5 PEMANTAUAN,EVALUASIDANPENGELOLAANPENGETAHUANSTBM 17 5.1. KerangkaPemantauanPencapaiandanKinerjaProgram
5.2. PemantauanPencapaian
5.3. PemantauanKinerjaProgramPemerintahDaerah
5.4. PengelolaanPengetahuanProgramSTBM
5.5. Peran dan Fungsi Pemangku kepentingan dalam Pemantauan dan
Evaluasi
BAB6 PENUTUP 26
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
4/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-1-
BAB1
PENDAHULUAN
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higien dan sanitasi
masihsangatbesar.HasilStudiIndonesiaSanitationSectorDevelopmentProgram(ISSDP)tahun2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah,kolam,kebundantempatterbukalainnya.
StudiBasicHumanServices(BHS)diIndonesiatahun2006,perilakumasyarakatuntukmencucitangan dilakukan: (i) setelahbuang airbesar 12%; (ii) setelahmembersihkan tinja bayi danbalita9%;(iii)sebelummakan14%;(iv)sebelummemberimakanbayi7%;dan(v)sebelummenyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan airminumrumahtangga,menunjukkan99,20%telahmerebusairuntukmendapatkanairminum,
akantetapi47,50%dariairtersebutmasihmengandungEschericiacoli.
Implikasinya, Diare, yang merupakan penyakit berbasis lingkungan, masih merupakan
pembunuhnomorsatuuntukkematianbayidiIndonesiadanmenyumbang42%daripenyebabkematianbayiusia0-11bulan.DiIndonesia,sekitar162ribubalitameninggalsetiaptahunatausekitar460balitasetiapharinya(RisetKesehatanDasar2009).
Dari sudut pandang ekonomi, Indonesia mengalami kerugian sekitar $6,3 miliar akibatburuknyakondisisanitasidanhigien.Inisetaradengan2,3%daribesarnyaprodukdomestikbruto.1
Hasil studi WHO (2007), intervensi lingkungan melalui modifikasi lingkungan dapat
menurunkan risiko penyakit diare sampai dengan 94%. Modifikasi lingkungan tersebut
termasuk didalamnya penyediaan air bersih menurunkan risiko 25%, pemanfaatan jambanmenurunkan risiko 32%, pengolahan air minum tingkat rumah tangga menurunkan risikosebesar39%dancucitanganpakaisabunmenurunkanrisikosebesar45%.
LaporankemajuanMilleniumDevelopmentGoals(MDGs)yangdikeluarkanolehBappenaspadatahun 2010 mengindikasikan bahwa peningkatan akses masyarakat terhadap jamban sehat(target MDGs 7.C) ini tergolong pada target yang membutuhkan perhatian khusus, karenakecepatannyaaksesyangtidaksesuaidenganharapan.Daritargetaksessebesar55,6%padatahun2015,aksesmasyarakatpadajambankeluargayanglayakpadatahun2009barusebesar34%.Terdapatceruk21%peningkatanaksesdarisisawaktu6tahun(2009-2015).
Untuk mencapai sasaran sanitasi MDGs tersebut, harus ditemukan cara untuk lebih
mempercepat akses sanitasi baik di perdesaan maupun di perkotaan. Di sisi lain dengan
anggaran pemerintah yang terbatas maka perlu dilakukan cara-cara yang lebih efektif daninovatif.
Mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah Indonesia melalui Kementerian KesehatanRepublikIndonesia telahmengembangkandokumenStrategiNasionalSanitasiTotalBerbasisMasyarakat (STBM) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008, yang menjadikan STBM sebagai ProgramNasional dan merupakan salah satu sasaran utama dalam RPJMN 2010 2014, yang
1EconomicImpactsofSanitationinIndonesia,StudiLimaNegaradilaksanakandiKambodia,Indonesia,LaoPDR,
Philippina,danVietnamdalamrangkaEconomicsofSanitationInitiative(ESI).WaterandSanitationProgram,Agustus2008.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
5/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-2-
menargetkanbahwapada akhir tahun2014, tidak akan ada lagimasyarakat Indonesia yang
melakukanpraktikbuangairbesarsembarangan(BABS).
Gambar1.1
PencapaiantargetMDGsbidangsanitasidiIndonesia
MempertegaskomitmenpemerintahIndonesiadalampembangunansanitasiperdesaan,saatini
STBMtelahmenjadibagiandariRencanaTindakPercepatanPencapaianSasaranProgramProRakyatyangdiamanatkandalamInstruksiPresidenNomor3,tahun2010,mengenaiProgramPembangunan yang Berkeadilan dimana pelaksanaannya diawasi langsung oleh Unit KerjaPresiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Upaya lain dari
Pemerintahadalahdenganmeningkatkanaksesibilitasmasyarakatterhadaplayananairminumdansanitasiyangmemadaimelalui kerjasama pendanaandenganpihaklain,sepertilembagadonor, lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta (investasi langsung maupun CorporateSocialResponsibility)danmasyarakat.
Terkait dengan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan melalui Peraturan MenteriKesehatanmengeluarkan Pedoman Pelaksanaan STBM (Manlak STBM) yangdisusun dengantujuanmemberikan pemahamansecarautuhkepadaberbagaipihak pelakuSTBMmulaidari
tingkatNasionalsampaiketingkatDesa.PedomaninidapatdijadikanacuandalampelaksanaanprogramSTBMsecaranasional,agarprograminidapatberjalansecaraefektifdanefisien.
PedomanPelaksanaaninidikembangkanberdasarkanpembelajarandanpengalamandibanyakkabupatenyangtelahmelaksanakanSTBMuntukpembangunansanitasidiwilayahperdesaan.
Namun demikian prinsip-prinsip pedoman ini dapat menjadi acuan untuk pembangunansanitasidiwilayahperkotaan.
PedomanPelaksanaanSTBMmeliputi:
BAB1 PENDAHULUAN
BAB2 PENGERTIANSANITASITOTALBERBASISMASYARAKAT
BAB3 PELAKSANAANSTBMBAB4 PEMBIAYAANSTBM
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
6/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-3-
BAB5 PEMANTAUAN,EVALUASIDANPENGELOLAANPENGETAHUANSTBM
BAB6 PENUTUP
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
7/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-4-
BAB2
PENGERTIANSANITASITOTALBERBASIS
MASYARAKAT
2.1. TujuanSTBMTujuanprogramSTBMadalahuntukmencapaikondisisanitasitotaldenganmengubahperilakuhigiendansanitasimelaluipemberdayaanmasyarakat.
2.2. DefinisiOperasional1. KondisiSanitasi Total adalah kondisi ketika suatukomunitas (i) tidak buangair besar
sembarangan; (ii) mencuci tangan pakai sabun; (iii)mengelola airminumdanmakananyang aman; (iv)mengelola sampah dengan aman;dan (v)mengelola limbah cair rumahtanggadenganaman.
2. Sanitasidalamdokumeninimeliputikondisisanitasitotaldiatas.3. Sanitasidasaradalahsaranasanitasirumahtanggayangmeliputisaranabuangairbesar,
saranapengelolaansampahdanlimbahrumahtangga.
4. Berbasismasyarakatadalahkondisiyangmenempatkanmasyarakatsebagaipengambilkeputusan dan penanggungjawab dalam rangka menciptakan/ meningkatkan kapasitasmasyarakat, untuk memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitashidup,kemandirian,kesejahteraan,sertamenjaminkeberlanjutannya.
5. Tidakbuangairbesarsembaranganadalahkondisiketikasetiapindividudalamsuatukomunitastidakbuangairbesardisembarangtempat,tetapidifasilitasjambansehat.
6. Jambansehatadalahfasilitaspembuangantinjayangefektifuntukmemutusmatarantaipenularanpenyakit.
7. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah perilaku cuci tangan secara benar denganmenggunakansabundanairbersihyangmengalir.
8. Sarana CTPS adalah sarana untuk melakukan perilaku cuci tangan pakai sabun yangdilengkapidengansaranaairmengalir,sabundansaluranpembuanganairlimbah.
9. PengelolaanAirMinumdanMakananRumahTangga(PAMM-RT)adalahsuatuprosespengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untukproduksimakanandankeperluanorallainnya,sertapengelolaanmakananyangamandirumah tangga yang meliputi 5 (lima) kunci keamanan pangan yakni: (i) menjaga
kebersihan, (ii) memisahkanpanganmatang dan panganmentah, (iii) memasak denganbenar, (iv)menjaga pangan pada suhu aman,dan (v)menggunakan air dan bahanbakuyangaman.
10.PengelolaanSampahRumahTangga(PS-RT)adalahprosespengelolaansampahdenganamanpadatingkat rumah tangga denganmengedepankanprinsipmengurangi,memakaiulang dan mendaur ulang. Pengelolaan sampah yang aman adalah pengumpulan,pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan atau pembuangan dari material sampahdengancarayangtidakmembahayakankesehatanmasyarakatdanlingkungan.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
8/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-5-
11.PengelolaanLimbahCairRumahTangga(PLC-RT) adalahprosespengelolaanlimbahcair yang aman padatingkatrumah tangga untukmenghindari terjadinya genanganairlimbahyangberpotensimenimbulkanpenyakitberbasislingkungan.
12.Pemerintahdaerahadalahgubernur,bupati,atauwalikotadanperangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahandaerah.
13.Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden RepublikIndonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
14.Peningkatan kebutuhan sanitasi adalah upaya sistematis untuk meningkatkankebutuhanmenujuperubahanperilakuyanghigienisdansaniter.
15.Peningkatanpenyediaansanitasi adalahmeningkatkandanmengembangkanpercepatanpenyediaanaksesterhadapprodukdanlayanansanitasiyanglayakdanterjangkaudalamrangkamembukadanmengembangkanpasarsanitasiperdesaan.
16.Penciptaan lingkungan yang kondusif adalah menciptakan kondisi yang mendukungtercapainya sanitasi total, yang tercipta melalui dukungan kelembagaan, regulasi, dankemitraan antara pelaku STBM, termasuk didalamnyapemerintah,masyarakat, lembagaswadayamasyarakat,institusipendidikan,institusikeagamaandanswasta.
17.Sanitasikomunaladalahsaranasanitasiyangmelayanilebihdarisatukeluarga,biasanyasaranainidibangundidaerahyangmemilikikepadatantinggidanketerbatasanlahan.
18.Verifikasi adalah proses penilaian dan konfirmasi untuk mengukur pencapaianseperangkatindikatoryangdijadikanstandar.
19.LSM/NGO adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan atau sekelompokorang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpabertujuanuntukmemperolehkeuntungandarikegiatannya.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
9/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-6-
BAB3
PELAKSANAANSTBM
3.1. KomponenSTBMProgramSTBMdilaksanakanmelaluiprosespelembagaan3(tiga)komponensanitasitotalyangmerupakansatukesatuanintegralsalingberpengaruhyaitu:
a).Penciptaanlingkunganyangkondusif;
b).Peningkatankebutuhandanpermintaansanitasi;dan
c).Peningkatanpenyediaansanitasi.
Gambar3.1.
Komponensanitasitotal
Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi pelaksanaan untukpencapaian5(lima)pilarSTBM.
A. PenciptaanLingkunganyangKondusifKomponeninimencakupadvokasikepadaparapemimpinPemerintah,pemerintahdaerahdanpemangku kepentingan dalam mengembangkan komitmen bersama untuk melembagakanprogrampembangunansanitasiperdesaan,yangdiharapkanakanmenghasilkan:
Komitmenpemerintah daerah untuk menyediakan sumber dayauntuk melaksanakanprogramSTBMyangdinyatakandalamsuratkepeminatan;
!"#$#%&'('#))
*$#%&+#%'#))
,'#%)&-#.+/$0)
!"#$#%&'('#))
1"2+(+3'#)/'#$('/$)!"#$#%&'('#))
4"#,".$''#)/'#$('/$)
5#/6(+/$-#'*$/'/$)
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
10/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-7-
Kebijakandaerahdanperaturandaerahmengenai programsanitasisepertiSKBupati,Perda,RPJMP,Renstra,danlain-lain;
Terbentuknya lembaga koordinasi yang mengarusutamakan sektor sanitasi, yangmenghasilkan peningkatan anggaran sanitasi daerah, koordinasi sumber daya daripemerintahmaupunnonpemerintah;
Adanyatenagafasilitator,pelatihSTBMdanprogrampeningkatankapasitas; Adanya sistem pemantauan hasil kinerja program serta proses pengelolaan
pembelajaran.
B. PeningkatanKebutuhandanPermintaanSanitasi
Komponenpeningkatankebutuhansanitasimerupakan upaya sistematis untukmendapatkan
perubahanperilakuyanghigienisdansanitair,berupa:
a. Pemicuanperubahanperilaku;b. Promosidankampanyeperubahanperilakuhigienedansanitasi;c. Penyampaianpesanmelaluimediamassadanmediakomunikasilainnya;d. Mengembangkankomitmenmasyarakatdalamperubahanperilaku;e. Memfasilitasiterbentuknyakomite/timkerjamasyarakat;f. Mengembangkanmekanismepenghargaanterhadapmasyarakat/institusi.
C. PeningkatanPenyediaanSanitasi
Peningkatan penyediaan sanitasi secara khusus diprioritaskan untuk meningkatkan dan
mengembangkanpercepatanpenyediaanakses danlayanansanitasiyanglayakdalamrangkamembukadanmengembangkanpasarsanitasiperdesaan,yaitu:
1. Mengembangkanopsiteknologisaranasanitasiyangsesuaikebutuhandanterjangkau;2. Menciptakandanmemperkuatjejaringanpasarsanitasiperdesaan;3. Mengembangkanmekanismepeningkatankapasitaspelakupasarsanitasi.
3.2. TahapanPelaksanaanSTBMPelaksanaan STBM dilakukan melalui tahapan kegiatan yang melibatkan seluruh pemangkukepentingandalamkurunwaktu penyelesaiansiklus,3 sampai dengan 5 tahun.Keseluruhan
tahapanpersiapanpelaksanaanSTBMdisemuatingkatharusmemperhatikankoordinasilintassektor dan lintas pemangkukepentingan, termasuk lintas programpembangunan airminum
dansanitasi,sehinggadidapatkanketerpaduandalampersiapandanpelaksanaanSTBM.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
11/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-8-
TahapanPelaksanaanSTBM
!" #$%&'()*)+'(),-$%.$*'/'0'1,2'1,
-$%'1+'3'1,*)1+'(,
4'.3-'+$1,,
5" 62784'(),2'*'%,0'194',-$0*3'('1,2'1,
-$19$%.'19'1,-0890'%,,
!"#$%&$'$$'()*+',%$-(
!./0+'&+,
!" :$*'4('1''1,-$1)194'+'1,
-$0%)1+''1,($*'0'(,
2$19'1,-$%);3'1,2),
%'(8*2$0,-08-)1()",
?" #$19)2$1+)@)4'(),.$0.'9'),-)*)>'1,
-$%.)'
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
12/29
9
3.3. PeranKelembagaanSesuai dengan Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah,
penanganansanitasimenjadikewajibandantanggung jawabpemerintahdaerah,baik
dalam hal kebijakan maupun penganggaran. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa
pelaksanaan program STBM menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dimanapemerintahkabupatenmenjadipelaksanautamaprogramSTBM.
Selain dengan pendanaan melalui APBD kabupaten untuk pembangunan sanitasi
perdesaan, pelaksanaan STBM di kabupaten akan didukung oleh Pemerintah dalam
penyediaan bantuan teknis untuk pengembangan kapasitas institusi. Untuk
mendapatkanbantuanteknistersebut,kabupatendiharuskanuntukmenyusunproposal
yang berisi peta jalan (road map) STBM kabupaten atau Rencana Strategis
pembangunan higien dan sanitasi kabupaten dengan format yang akan disediakan
dalamPanduanTeknisSTBM.
Pemerintahprovinsi akanmemberikanbimbingan untuk memastikanproposalSTBM
yang dikembangkan kabupaten telah sesuai dengan prinsip dan prosedur STBM danmengkonsolidasikan proposal kabupaten untuk diserahkan kepada Pemerintah.
Pemerintah provinsi juga akan menyiapkan proposal untuk rencana koordinasi
pelaksanaan STBM tingkat provinsi yang didalamnya termasuk melaksanakan riset
pasar tingkat provinsi, melakukan kajian lingkungan yang mendukung (enabling
environment) pada kabupaten sasaran dan mengembangkan kemitraan dengan
organisasi non pemerintah (seperti dengan program-program Corporate Social
Responsibility).
Keterlibatanpemangkukepentinganlainnya(donor,LSM,swasta,institusipendidikan,
institusi agama, dll) mendukung upaya Pemerintah dan pemerintah daerah dalam
pelaksanaan program STBM berupa dukungan pembiayaan, advokasi, dan bantuan
teknis.Dukunganyangdilakukanolehlembaganonpemerintah inidapatdilakukandiberbagai tingkatan pemerintahan maupun tahapan pelaksanaan, sesuai dengan
keberadaan dan kapasitas dari pemangku kepentingan tersebut. Dukungan tersebut
wajib dikoordinasikan dengan Pemerintah/ pemerintah daerah maupun lembaga
koordinasi di wilayah setempat agar sesuai serta bersinergi dengan kebijakan dan
strateginasionalSTBM.
Peran masyarakat adalah pelaku utama, motivator dan fasilitator STBM dalam
penyusunanrencanaaksi,pelaksanaan,pemantauandanevaluasidarirencanaaksiyang
telahtersusun.
3.4.
MekanismedanKoordinasia. MekanismeDukunganPeningkatanKapasitas
Dukungan dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah daerah akan disediakan
oleh Pemerintah selama satu tahun anggaran berdasarkan skala prioritas dan
kepeminatan.Setelahitudiharapkansepenuhnyamenjaditanggungjawabpemerintah
daerah.
Mekanisme dukungan dari pusat akan dilakukan setelah proposal disetujui, dan
diprioritaskan pada provinsi yang telah siap untuk melakukan riset pasar dalam
mengembangkan strategi pemasaran sanitasi guna mengembangkan pasar sanitasi
perdesaan.
Dukungan Pemrintah akan diprioritaskanuntukmembantu kegiatan persiapan dalammembangun advokasi lingkungan politik dan kelembagaan yang kondusif, termasuk
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
13/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-10-
pengembangan kapasitas fasilitator dan pelatih tingkat kabupaten. Pelaksanaan
pengembangankapasitasakandiberikanmelaluipelatihanbertahapataumetodeyang
lebihefektif.
PeningkatandanperluasancakupanSTBMkeseluruhkabupatenmenggunakanalokasi
pembiayaan swadaya pemerintah daerah dan sumber daya tenaga kerja yangdikembangkanselamatahunpertama.
b. TenagaPelatihdanKerangkaKerjaPengembanganKapasitasTimfasilitatornasionalakandipilihdarikalanganumum,pemerintahdanswasta,LSM,
lembaga penelitian dan akademik, yang akan dipanggil secara berkala untuk
melaksanakanprogramgunamembangunketerampilanyangberbedayangdibutuhkan
olehpengelolaprogramsanitasidanhigiensertaparapelaksanaprogramSTBM.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan dan kesenjangan, Sekretariat STBM Nasional
mengemban peran sebagai fasilitator untuk mengokohkan program peningkatan
kapasitasparastafpemerintahdaerahpadaberbagaitingkatan.SekretariatSTBMjuga
berperandalampemantauanperkembanganprogramsertasebagaipengeloladatadan
informasi.
Kerangka kerja pengembangan kapasitas pembangunan sanitasi perdesaan akan
dikembangkan dengan materi pengembangan kapasitas yang disesuaikan dengan
kebutuhan setiap tingkatan institusi dari mulai provinsi, kabupaten, kecamatan,
pusekesmas, sampai dengan tingkat masyarakat. Penjabaran kerangka kerja
pengembangan kapasitas, beserta tugas pokok, dan fungsi setiap lembaga dalam
pelaksanaanSTBMiniakandiuraikansecaradetaildidalamPedomanTeknisSTBM.
-Advokasiprogram,pendanaandankoordinasi-Melakukanfasilitasipelatihan
-Pemantauandanfasilitasipembelajaran-Mengeloladanbekerjasamadenganlembagarisetpasardandesainkomunikasi
ContohMateriProgram
PengembanganKapasitasLembaga
-Memobilisasimasyarakat-Ketrampilandalammemicu-Tindaklanjut,pemantauan
danverifikasiODF
-Memfasilitasidalammemilih
opsiteknologisanitasi
danpilihaninformasi.
-Mengeloladanmemantauprogram-Advokasidankomunikasidalammempengaruhi
Bupati/legislatif
-Memfasilitasiwirausahasanitasi
-MemicudenganpendekatanCLTSdantindaklanjut
Gambar3.2
KerangkakerjapengembangankapasitaslembagadalampelaksanaanSTBM
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
14/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-11-
c. KoordinasiPelaksanaanDalam melaksanakan mekanisme tersebut kebutuhan koordinasi menjadi bagian
penting yang wajib ada pada masing-masingperandan jenjang wilayahsesuai tugas
pokoksertafungsinya(tupoksi).
1. KoordinasiSTBMditingkatpusat,terdiridariTimPengarahNasionalSTBMdanTimPembina Nasional STBM. Keduanyamemiliki deskripsi kerja yang berbeda yang
akansalingmendukung.
2. Koordinasi STBM tingkat Provinsi, dimulai dari Gubernur, Tim Pembina STBMTingkat Provinsi dan SKPD terkait di Tingkat Provinsi, institusi atau perorangan
yangmenjadipelakuSTBMditingkatprovinsitermasukelemenpelakusupplyyang
terintegrasikedalamkomponenpelaksanaanprogramSTBM.
3. Koordinasi STBM tingkat Kabupaten/Kota, dimulai dari Bupati/Wali Kota, SKPDterkaittingkatkabupaten/kota,TimPembinaSTBMKabupaten/Kota,daninstitusi
atau perorangan yang menjadipelaku STBMdi tingkatkabupaten/kota termasuk
elemenpelaku supplyyangterintegrasikedalamkomponenpelaksanaanprogramSTBM.
4. KoordinasiSTBMtingkatKecamatandimulaidariCamatKepalaWilayahKecamatan,Tim Kerja STBM Kecamatan, dan institusi atau perorangan yang menjadi pelaku
STBM di tingkat kecamatan termasuk elemen pelaku supply yang terintegrasi ke
dalamkomponenpelaksanaanprogramSTBM.
5. KoordinasiSTBMtingkatDesa,dimulaidenganKepalaDesa,TimKerjaSTBMDesa,dan institusi atau perorangan yang menjadi pelaku STBM di tingkat
desa/masyarakat termasuk elemen pelaku supply yang terintegrasi ke dalam
komponenpelaksanaanprogramSTBM.
Keberadaansekretariatdidaerahtergantungpadakebutuhanataudapatdiintegrasikan
menjaditugaskelompokkerjateknisyangtelahada,sepertiKelompokKerjaAirMinum
danPenyehatanLingkungan(PokjaAMPL)danTimTeknisSTBM.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
15/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-12-
Gambar3.3
DiagramMekanismedanKoordinasiPengelolaanSTBM
SekretariatSTBM
TimSTBMProvinsi
TimKerjaSTBM
TimSTBMKab/Kota
TimKerjaSTBM
TimKerjaSTBM
Kementerian
SKPD
SKPD
Gubernur
Bupati/Wali
Camat
KepalaDesa
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
16/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-13-
BAB4
PEMBIAYAANSTBM
Sumber dan pola pembiayaan serta pengalokasiannya harus dapat diarahkan untuk
menciptakan program STBM dalam skala luas, berkelanjutan, dan menciptakan rasa
kepemilikanterhadapprogram.
Secara umum prinsip pembiayaan program STBM diarahkan untuk menggali dan
mendorongpotensi-potensiyangadadarisektorterkaitdansumber-sumberyangada
dimasyarakat,termasukpotensikegiatansosialkolektifyangadadimasyarakatseperti
gotong royong untuk mewujudkan akses masyarakat terhadap sarana untuk semua
pilar. Subsidi tidak diperbolehkan untuk pembangunan sarana sanitasi dasar yang
didefinisikan sebagai sarana sanitasi rumah tangga/jamban atau sarana individuallainnya.Subsidihanyadapatdilakukanuntuksaranasanitasikomunalyangdilengkapi
dengan sistim pengelolaan yang disepakati masyarakat di komunitas yang telah
mencapaistatustidakbuangairbesarsembarangan.
4.1SumberPembiayaan
SumberpembiayaanprogramSTBMdapatdiperolehdariPemerintahmelaluiAPBNdan
pemerintahdaerahmelaluiAPBD.SelainsumberpembiayaanPemerintah/pemerintah
daerah, juga terdapat sumber pembiayaan dari non pemerintah yang berasal dari
lembagadonor,organisasinonpemerintahatauLSM,swasta,masyarakat,sertasumber
lainyangsahdengantetapmengacupadaprinsip-prinsippembiayaanprogramSTBM.
Perusahaan milik negara dan swasta publik diwajibkan menyisihkan dana untuk
manfaatsosialbaikmelaluikegiatanprogramkemitraanbina lingkungan(PKBL)bagi
perusahaan milik negara, dan corporate social responsibility CSR untuk perusahaan
swasta publik.Agardana sosial perusahaan-perusahaan ini sejalan dengan program-
program Pemerintah, khusus untuk program STBM diperlukan suatu mekanisme di
pemerintah daerah yang mengatur keterlibatan swasta dalam penyusunan upaya
bersamadengan mengidentifikasi sinergikepentingan antara pemerintah daerahdan
pihakswasta.
4.2PolaPembiayaan
Pola pembiayaan program STBM bersifat saling mengisi dan terpadu baik sumber
pembiayaan Pemerintah/ pemerintah daerah (keterpaduan antar program) maupun
antara pemerintah dengan non pemerintah. Sumber pembiayaan pemerintah dapat
dalambentukkerjasamaantaraPemerintahdanpemerintahdaerah.Sedangkansumber
pembiayaan pemerintah dengan non pemerintah didasarkan atas kerjasama atau
kemitraan secara proporsional misalnya dalam bentuk sharing anggaran, kegiatan
pendampingan,ataupunkerjasamasponsor.
4.3KomponenPembiayaan
KomponenpembiayaanmengacupadauraiankegiatanprogramSTBMyangdilakukandari tingkat pusat sampai tingkat masyarakat seperti yang diuraikan pada Bab 3
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
17/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-14-
sebelumnya. Sumber dan pola pembiayaan harus dapat menjamin kepastian
pelaksanaankegiatanprogramSTBMyangmenjadikomponenpembiayaan.
Jika dikaitkan dengan pola dan komponen pembiayaan kegiatan STBM, sumber
pembiayaandibagikedalamduajenisyaitusumberpembiayaanutamadanalternatif.
Sumber pembiayaan utama terhadap satu kegiatan program STBM adalah sumberpembiayaanyangwajibdiadakanolehpemerintahsepertiyangdimandatkanundang-
undangataupunperaturanpemerintahlainnya.
Sedangkan sumber pembiayaan alternatif merupakan dana yang bersifat pelengkap
terhadap pembiayaan utama dalam kaitannya untuk memperluas cakupan program
STBM ataupun penguatan rangkaian kegiatan STBM. Meskipun sumber pembiayaan
alternatif dapat disalurkan langsung kepada target penerima manfaat namun tetap
harusmengikutiprinsip-prinsippembiayaanprogramSTBM.
Pada tabel berikut dapat dilihat matriks ilustrasi komponen pembiayaan dikaitkan
dengansumberdansifatpembiayaan.
Tabel4.1.
Ilustrasisumberpembiayaan
Tingkatan KomponenPembiayaan
Sumber
Pembiayaan
Utama
Sumber
Pembiayaan
Alternatif
Pelaksanaan
tingkatpusat
PengembanganNSPK(Norma,
Standar,Pedoman,Kriteria)
APBN Donor,LSM
PengembanganroadmapSTBM APBN Donor,LSM
Advokasidankomunikasike
pemerintahdaerah
APBN Donor,LSM
Menggalipotensipembiayaan
luarpemerintah
APBN Donor,LSM
Pelaksanaanpengembangan
kapasitasinstitusi
APBN Donor,LSM
Mengembangkansistem
pemantauan,evaluasidan
pembelajaran
APBN Donor,LSM
Pelaksanaantingkat
provinsi
Memfasilitasipembelajarandanpemantauanlintaskabupaten
APBD Donor,LSM
Advokasidalamrangka
perluasandanpengembangan
program
APBD
APBN
Donor,LSM
Risetpasartingkatprovinsidan
kajianterhadaplingkungan
pendukungpadakabupaten
sasaran
APBD
APBN
Donor,LSM
Membangunstrategipemasaran,
kemitraandankebijakan
bekerjasamadenganpemangkukepentinganprovinsi
APBD
APBN
Donor,LSM
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
18/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-15-
Tingkatan KomponenPembiayaan
Sumber
Pembiayaan
Utama
Sumber
Pembiayaan
Alternatif
Mengidentifikasiberbagai
pilihanpembiayaanbersamakabupatendalampengelolaan
anggaran
Memfasilitasipembelajarandan
pemantauanlintaskabupaten
APBD Donor,LSM
Advokasidalamrangka
perluasandanpengembangan
program
APBD Donor,LSM
Persiapan
tingkat
kabupaten
Advokasikepadapemerintah
kabupatendenganmelibatkan
SKPDterkaitdankecamatan
APBD Donor,LSM
Penyusunanstrategipengelolaan
programSTBMkabupaten
meliputi,komitmen,rencana
aksi,segmentasi/zoning/
clustering/pentahapanrencana
penerapanstrategipemasaran,
rencanapemantauan,
pengelolaanbantuandan
rencanastrategipelaksanaan,
pemantauan,rencana
pengelolaanbantuandan
rencanapembelajaranserta
anggaran15tahun
APBD Donor,LSM
Bersamainstansikecamatan
mengidentifikasidanmulai
melaksanakanmekanisme
pemicuanberdasarkan
kepeminatan
APBD Donor,LSM
Pelaksanaan
tingkat
kabupatendan
kecamatan.
Advokasidansosialisasi
programSTBMkepada
pemangkukepentingan
kecamatan
APBD Donor,LSM
Menyusunrencanadan
implementasikomunikasiperubahanperilaku
APBD Donor,LSM,
swasta
Membangunkemampuansupply
lokaluntukmelaksanakan
strategipemasaranyangdipilih
APBD Donor,LSM,
swasta
Mengakomodasipermintaan
masyarakatdalamprosesSTBM
APBD Donor,LSM,
swasta
Pelaksanaan
tingkat
kecamatandan
Pelaksanaanpeningkatan
permintaanselarasdengan
pemicuandimasyarakat
APBD Donor,LSM,
swasta,
masyarakat
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
19/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-16-
Tingkatan KomponenPembiayaan
Sumber
Pembiayaan
Utama
Sumber
Pembiayaan
Alternatif
masyarakat Pelaksanaanrencana
pemantauandenganmengenalkanmetode
pemantauanpartisipatifoleh
masyarakatmelaluipemicuan
Masyarakat
Mengoperasikansistem
verifikasisesuaiindikator
masing-masingpilar
Masyarakat
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
20/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-17-
BABV
PEMANTAUAN,EVALUASIDAN
PENGELOLAANPENGETAHUANSTBM
SebelumdimulainyapendekatanSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM), program
sanitasi di Indonesia cenderung berfokus kepada menghitung pertumbuhan jumlah
saranayangterbangun(output),dengantidakmembedakankualitassarana(sehatatau
tidaksehat).NamunSTBMadalahsebuahprogamuntukperubahanperilakuhigiendan
sanitasi dan karena itu sekarang, pemantauan dan evaluasinya akan lebih berfokus
kepadaOUTCOMEperubahanperilakutersebut.
TujuandaripelaksanaanpemantauandanevaluasiprogramSTBMadalahuntukdapat
mengukurperubahandalampencapaianprogramsertamengidentifikasipembelajaran
yangadadalampelaksanaannya.
Secarakhusus,tujuandaripemantauandanevaluasidalamSTBMantaralain:
a) Memantauprosesdankemajuanpelaksanaanprogram;b) Mengontrolkualitaspelaksanaanprogram;c) Mengevaluasidampakuntukmenentukanapakahkegiatanatauintervensiyang
dilakukantelahmencapai tujuanyangtelahditetapkanbagipenerimamanfaat
danpemangkukepentinganlainnya;
d) Memantaukinerjapelaksanaprogramdalammenjaminkeberhasilanprogram;e) Menjadipijakanuntukpenyusunanrencanatahunselanjutnya;f) Menjadibahandasaruntukpengelolaanpengetahuan.
Meskipunpemantauandan evaluasi didaerahakancukupbervariasipelaksanaannya,
berdasarkan pengalaman yang ada dari proyek higien dan sanitasi perdesaan di
Indonesia, sistem manajemen informasi dari hasil pemantauan yang akan
dikembangkan dan dilembagakan pada lembaga pemerintah daerah setidaknya
memenuhiprinsip-prinsipsebagaiberikut:
Masyarakat penting untuk dilibatkan dalam memantau kemajuan danmengevaluasidampak,bersama-samadenganpemerintahdaerah;
Akurat,yaituinformasiyangdisampaikanharusmenggunakandatayangbenar,tepatdandapatdipertanggungjawabkan;
Karena itu, pemantauan diterapkanmelaluisistem informasi satu pintu, yaitukabupaten/ kota melalui lembaga yang disepakati bertanggung jawab dalam
memverifikasialirandatadaninformasiyangdilaporkanketingkatprovinsidan
nasional;
Pemantauan kemajuan sebaiknya mengisi kebutuhan memantau target MDGnasional;
Informasi hasil pemantauan harus tersedia tepat waktu untuk membuat
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
21/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-18-
perbaikanprogramdengansegera; Saat sistempemantauannasional telahberjalan,pemerintahdaerahsebaiknya
menghubungkanpemantauanberbasismasyarakatdenganrantaiinformasidari
masyarakathinggakabupatendanprovinsiketingkatnasional; Informasi ini dapat diolah dan dianalisis disesuaikan dengan kebutuhan di
masing-masingtingkatan; Umpanbalikpentingsekalidilakukan,agarmanfaatdarihasilpemantauandan
pelaporan yang berjenjang ini dapat dirasakan oleh setiap pemangku
kepentinganyangadadimasing-masingtingkat.
Sesuaidenganamanat otonomi daerah,Pemerintahberkewajiban untuk memberikan
panduan umum sebagai pedoman bagi pemerintah daerah. Begitu pula halnya pada
sistempemantauandanevaluasi,Pemerintahmemberikanpanduansistempemantauan
dan evaluasi beserta indikator kinerja lima pilar STBM. Hal ini dimaksudkan untukmempermudahdilakukannyapengelompokansecaranasionaldalampendataanuntuk
penyusunankebijakanprogramSTBMberskalanasional.
Pembangunan kapasitas di pemerintah daerah perlu disediakan oleh Pemerintah
termasukkapasitasbagipelaksanaanSistemManajemenInformasidaerahberdasarkan
datapemantauanmasyarakat,konsolidasidanpenggunaandatanyauntukpeningkatan
programditingkatkabupatendanprovinsi,dansecararutinterjadipelaporandatadari
masyarakat ke kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional menggunakan inovasi
teknologi.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
22/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-19-
5.1. KerangkaPemantauanPencapaiandanKinerjaProgramPengembangan kerangka kerja pemantauan pada STBM akan mengikuti pola pikir
sebagaiberikut:
Gambar5.1.
KerangkapemantauandanevaluasiSTBM
Gambaran pelaksanaan pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap tingkatan indikator
diuraikansepertidibawahini:
1. Indikator inputdanoutput dapat dipantau secaraperiodik sesuai pelaksanaanmasing-masing kegiatan. Misalkan: informasi anggaran sanitasi pemerintah
daerah dapat secara rutin termutakhirkan setiap tahunnya. Demikian pula
dengan jumlah fasilitator dan pelatih STBM, dapat termutakhirkan setiaptahunnya.
Tujuan
(Goal)
Hasil Capaian
(Outcome)
Menurunnyakejadianpenyakitdiaredanpenyakitberbasis
lingkunganlainnyayangberkaitandengansanitasidan
perilaku
Mewujudkanlayananyangberkesinambungandikelima
pilarperubahanperilaku,meliputistopBABS,cucitangan
pakaisabun,pengelolaanairminumdanmakananyang
aman,pengelolaansampahdenganaman,danpengelolaan
limbahcairrumahtanggadenganaman.
Kegiatan
(Activities)
PenciptaanDEMANDyangluas,agarterjadikesinambunganperilakuhigiendansanitasi
PengembangancakupanlayananhigiendansanitasimelaluipeningkatanSUPPLYyangluasdan
berkesinambungan
Perluasankegiatanprogrammelaluipenguatankelembagaandanpenciptaanlingkunganyang
mendukung,melaluipembelajarandanpengelolaan
pengetahuan
Masukan
(Input)
Bantuanteknis Adanyalembagapelaksanatingkatlokal(LSM,Swasta,
Ormas,dll)
Mobilisasimasyarakat Dukunganpersonildananggaranpemerintahpusatdan
daerah
Pendanaandariluar(swastadanlembagadonor)
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
23/29
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
24/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-21-
PilarSTBM Indikatorpencapaian
terkaitperilaku
Indikatorpencapaian
terkaitakses
Indikator
keberhasilan
(PAMMRT) pengelolaanair
minumdengan
aman
Jumlahdanpersentaserumah
tanggamelakukan
pengelolaan
makananyang
aman
saranauntuk
melakukan
pengelolaanairminumdenganaman
Jumlahdanpersentaserumah
tanggamemiliki
saranauntuk
melakukan
pengelolaanmakanan
yangaman
4. Pengelolaansampahrumah
tangga(PSRT)
Setiaprumahtangga
melakukanpengelolaan
sampahdenganaman
Setiaprumahtangga
mengaksessaranauntuk
melakukanpengelolaan
sampah
100%
5. Pengelolaanlimbahcair
rumahtangga
(PLCRT)
Jumlahdanpersentase
rumahtangga
mengelolalimbah
cairnyadenganaman
Jumlahdanpersentase
rumahtanggamemiliki
saranapengelolaanlimbah
cairyangaman
100%
Indikator proses dan capaian tambahan yang mungkindilembagakandan digunakan
olehPemdauntuktujuantertentu,antaralain:
Menginventaris danmemutakhirkan daftar fasilitatordanpelatih CLTS/STBMdanpenyedialayanansanitasiyangterlatihdikabupaten;
Jumlahdan jenissaranasanitasi yangdiadopsiolehkonsumen, termasukyangdibangunolehpenyedialayananterlatihsetiaptahunnya;
Jenisdanrata-ratabiayaberbagaijenissaranayangdibangun,untukpilarSTBMyangberbeda;
Jumlah dan persentase sekolah dengan ketersediaan yang cukup dari saranajambandancucitanganpakaisabunyangberfungsi;
Rasio investasi program dan investasi masyarakat yang muncul; investasiprogram dan pencapaian akses; investasi program untuk setiap komunitas
SBS/ODFyangdicapai;
Persentase komunitas yang dipicu yang dapat mencapaiSBS/ODFpada tahunpelaksanaanberjalan,dankumulatifnya;
WaktupencapaianSBS/ODFsetelahpemicuandilakukan.Tercapainya kondisi semua masyarakat telah BAB ke jamban sehat, dapat disebut
bahwamasyarakattersebuttelahmencapai SBS(stopbuangairbesarsembarangan)4.
Sementara itu bila suatu masyarakat telah mencapai ke-lima pilar STBM, dapat
dikatakanbahwamasyarakatsebagaikomunitasSTBMTeladan
4
SBSmerupakankonteksdalambahasaIndonesiauntuk ODF(OpenDefecationFree) .SuatukomunitasdapatdikatakanSBSdijelaskanlebihlanjutpadaPanduanPemantauandanEvaluasi
STBM.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
25/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-22-
5.3. PemantauanKinerjaProgramPemerintahDaerahKeberhasilanpencapaianindikatorhasil-hasilkegiatanSTBMsepertitertuangpadasub-
pokokbahasan(A)tidakterlepaskepadabagaimanapemerintahdaerahmelaksanakan
strategi programnya dengan baik dan tepat sasaran. Pemantauan kinerja programpemerintah daerah ini menjadi penting dilakukan dengan beberapa pertimbangan
sepertidibawahini:
Pemantauan kinerja harus memungkinkan pembuat kebijakan dan pengelolaprogramuntukmemantaukinerjasecararasionaldandengandemikianadaupaya
menyalurkansumberdayadengantepatdanaksiperbaikanatasdasarkekuatandan
kelemahanyangdiidentifikasi;
Menghubungkan pemantauan input, output dan proses dengan outcome yangdiinginkanmelaluisistempemantauanSTBMyangdikembangkan;
Pemantauan berkala membantu menandai kesenjangan dalam akurasi data danketepatanwaktupelaporan;
Benchmarking harus dikaitkan dengan insentif untuk mendorong peningkatankinerja;
Evaluasi program yang sudah berjalan, untuk menentukan strategi pelaksanaanprogram(rencanastrategis)kedepanyanglebihefisien.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atasdiharapkan adaperbaikan kualitashasil,
lebih efisien, dan terjadi efektivitas biaya yang berdampak kepada program lebih
keberlanjutandanperluasanprogram,sertalebihfokuskepadapentargetanmasyarakat
miskin.
Prinsip dasar dalam melakukan pemantauan kinerja program pemerintah daerah iniadalahindependensipelaksanaanpemantauannya.Berdasarkanpengalamanyangada
diprovinsiKalimantanTimur,SulawesiSelatandanJawaTimur,pelibatanpihakketiga
yang independen seperti institusi media massa menjadi penting perannya dalam
membangunkompetisiyangbaikdanterbuka.
Pemantauan kinerja program pemerintah daerah terkait dengan aspek sanitasi akan
mengacukepadaindikatorsebagaiberikut:
Tabel5.2.
Indikatorpemantauankinerja
Kelompokindikator
Indikatorpemantauankinerja Bobotpenilaian
Input Rasioanggaransanitasiperrumah
tanggayangbelumterlayani
Semakinbesar,bobotnilainyaakan
lebihbaik
Proporsianggaransanitasiuntuk
kegiatannon-konstruksidaritotal
anggaransanitasidaerah
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
Output PersentasekemajuanpemicuankelimapilarSTBMpadatahunpelaksanaan
Semakinbesar,bobotnilainyaakanlebihbaik
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
26/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-23-
Kelompok
indikator
Indikatorpemantauankinerja Bobotpenilaian
berjalan(terhadapbaseline)
Jumlahpenyediajasaterlatihyang
menyediakanlayanansanitasiper
Kecamatan
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
Jumlahvendor/pengusahasanitasiper
Kecamatan
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
Outcome5 PersentasekemajuanpencapaianSBS/ODFterhadapjumlahpemicuan
STBMpadatahunpelaksanaanberjalan
(terhadapbaseline)
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
Persentasepeningkatanakseskejamban
sehat(terhadapbaseline)
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
Investasimasyarakatyangmunculuntuksetiapsatujutarupiahinvestasiprogram
Semakinbesar,bobotnilainyaakanlebihbaik
Jumlahinvestasiprogramuntuksetiap
komunitasSBS/ODF
Semakinkecil,bobotnilainyaakan
lebihbaik
Peningkatanaksesyangdiperolehke
sanitasiyangbaikuntuksetiapsatujuta
rupiahinvestasiprogram
Semakinbesar,bobotnilainya
akanlebihbaik
5.4. PengelolaanPengetahuanProgramSTBMPrinsip pengelolaan pengetahuan pada program STBM adalah melestarikan
pengetahuandanpembelajaranmengenaisanitasitotal.
Pengelolaanpengetahuansetidaknyaterdiridari3(tiga)tahapanyaitu:
(i) Identifikasipembelajaran (inovasi,praktikunggulan,dll) yang bergunauntukmeningkatkanefisiensidanefektivitasprogram;
Contoh kegiatan identifikasi pembelajaran dan sekaligus sebagai
mekanisme evaluasi adalah melalui: Review pengalaman program
untukpembelajaran, yangmerupakan kegiatan berbagipembelajaran
dan analisis pengalaman antar kabupaten, untuk mempercepat alih-pengetahuan dan pembelajaran antar kabupaten dan mendorong
kompetisi secara sehat untuk meningkatkan kualitas hasil program.
Kabupaten pundapat melakukan danmemfasilitasi kegiatan ini untuk
antarkecamatan.
(ii) Pengemasan dan pengarsipan pembelajaran dalam bentuk yang dapatdidiseminasikandandiakses oleh para pemangku kepentingan dengan
mudahkapanpundiperlukan;dan
(iii) Diseminasipembelajarankepadaparapemangkukepentingan.
5Indikatoryangdapatdikembangkanuntukpemantauankinerjainibarudapatdijabarkanuntukpilarsatu(StopBABS)dari5pilarSTBM.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
27/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-24-
Ketiga tahapan tersebut merupakan sebuah siklus yang perlu selalu dijaga
pelaksanaannyaagarpembelajaranyangdidapatkanselaluakandimutakhirkansesuai
kondisidi lapangan.Pelaksanaanketigatahapan inimerupakansatukesatuandengan
kegiatanpemantauandanevaluasi.
Identifikasi pembelajaran dapat dengan melakukan survey, wawancara, lokakarya(untukberbagipengalaman),kegiatantindaklanjuthasiltemuankegiatanpemantauan
evaluasi/audit, dll. Setelah itu pembelajaran yang teridentifikasi dipilah mana yang
dianggap bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi program di daerah tersebut,
kemudian dikemas dalam bentuk yang dapat didiseminasikan dan diakses dengan
mudah. Pengemasan misalkan dijadikan tulisan/buku, presentasi, foto, video, dll.
Pembelajaran yang telah dikemas kemudian didiseminasikan pada para pemangku
kepentingan agar mendapatkan lebih banyak masukandan dapat dipraktekkan lebih
luaslagi.
Pembelajarandalamdikelompokkanmenurut6(enam)strategiSTBM,yaitu:
A.
Penciptaanlingkunganyangkondusif;B. Peningkatankebutuhan;C. Peningkatanpenyediaan;D. Pengelolaanpengetahuan;E. Pembiayaan;danF. Pemantauandanevaluasi.
5.5. PerandanFungsiPemangkukepentingandalamPemantauandanEvaluasiPemantauan dan evaluasi STBM dilakukan di semua tingkatan dengan pelaporan
berjenjang. Indikator pencapaian dilakukan mulai tingkat masyarakat (desa/dusun)
sedangkanindikatorkinerjaprogramdilakukanmulaitingkatkecamatan.
Program STBM yang dilaksanakan saat ini memiliki banyak pemangku kepentingan.
Untukmensinergikanberbagaipemangkukepentinganini,makadiperlukanpembagian
peran.Berikutiniadalahpembagianperanyangdapatdilakukan.
Tabel5.3.
Pembagianperandalampemantauandanevaluasi
Pemangku
kepentingan
Peran
Pemerintah/
pemerintahdaerah
Mensinergikandanmengkoordinasikanberbagaikegiatandansumber
daya yang ada dari semua pemangku kepentingan untuk kepentingan
pemantauanevaluasidanpengelolaanpengetahuan.
Swasta Mengembangkan berbagai alat bantu pemantauan dan evaluasi
bersamapemerintahdaerah.
Donor Memfasilitasi peningkatan kapasitas yang diperlukan untukpemantauandanevaluasi.
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
28/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
-25-
LSM/NGO Memfasilitasi pemerintah daerah dalam mengembangkan sistempemantauandanevaluasi.
Memfasilitasikegiatanpemantauandanevaluasipartisipatif. Memfasilitasidokumentasidandiseminasipembelajaran.
PerguruanTinggi Memfasilitasimekanismepengelolaandata. Memfasilitasimekanismeknowledgesharing . Mengembangkan pusat informasi dan pembelajaran STBM di
daerah.
Sekolah Menjadi pusat informasi danpembelajaran higien dansanitasi ditingkatmasyarakat.
Memfasilitasi kegiatan pemantauan dan evaluasi partisipatif disekolah.
Masyarakat Melaksanakankegiatanpemantauandanevaluasipartisipatif
7/31/2019 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
29/29
PedomanPelaksanaan
SanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM)
BAB6
PENUTUP
Masalahyang terkaitdenganairminum,higiendansanitasimasihmenjaditantangan
besar di Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi acuan
untukmengatasimasalahtersebutsecaranasional.
DenganadanyaPedomanPelaksanaan Sanitasi TotalBerbasisMasyarakat diharapkan
para pemangku kepentingan dapat melaksanakan program dengan baik sehingga
berkontribusidalammenurunkansecarasignifikanangkakejadiandiaredanpenyakit
berbasislingkungansertamencapaitargetRPJMNdanMDGsnomor7.
Semogaapayangmenjadiharapandiatasdapatterwujuddenganbaik.Kepadasemua
pihakyang telahmemberikansumbangsihnya,baikgagasanpemikirandankontribusi
lainnyadiucapkanbanyakterimakasih.
MenteriKesehatan
EndangRahayuSedyaningsih