29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan,, bahkan sebagai salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Berdasarkan itu maka pelayanan keperawatan secara organisatoris, administrasi dan tehnis tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit pada umumnya. Administrasi keperawatan memerlukan perhatian khusus berhubungan dengan kegiatan rumah sakit yang terkait dengan pasien. Dalam kegiatan teknis pelayanan keperawatan diperlukan supervisi dari para tenaga keperawatan (yang lebih senior, lebih berpengalamaan dan terampil) terhadap tenaga keperawataan yunior, dengan didukung oleh kode etik profesi keperawatan 1

Pedoman Pelayanan Ranap.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vtbbnm;,

Citation preview

Page 1: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis

profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita

oleh pasien.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan,, bahkan

sebagai salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah

sakit di mata masyarakat. Berdasarkan itu maka pelayanan keperawatan

secara organisatoris, administrasi dan tehnis tidak dapat dipisahkan dari

pelayanan rumah sakit pada umumnya.

Administrasi keperawatan memerlukan perhatian khusus berhubungan

dengan kegiatan rumah sakit yang terkait dengan pasien. Dalam kegiatan

teknis pelayanan keperawatan diperlukan supervisi dari para tenaga

keperawatan (yang lebih senior, lebih berpengalamaan dan terampil)

terhadap tenaga keperawataan yunior, dengan didukung oleh kode etik

profesi keperawatan secara konsisten. Hal ini perlu diterapkan dalam

pelaksanaan memberikan asuhan keperawatan, agar pasien dan

keluarganya memperoleh pelayanan yang aman, cepat dan tepat,

nyaman, ekonomis, estetis dan etis.

Pelayanan keperawatan diberikan sejak pasien masuk rumah sakit hingga

pasien keluar rumah sakit. Pelayanaan keperawatan yang diberikan terdiri

dari rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan rawat khusus. Pasien

mendapat pelayanan di masing masing bagian tersebut tergantung kasus

yang tengah dihadapi.

1

Page 2: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

Pelayanan rawat inap adalah salah satu bagian dari pelayanan yang

diberikan keperawataan daalam bisnis layanan rumah sakit. Rawat inap

merupakan suatu bentuk pelayanan keperawatan, dimana pasien dirawat

dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien

dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada

pasien. Pasien harus merasa bahwa dia telah mendapatkan apa yang

dibutuhkan selama di rumah sakit. Bahkan bila memungkinkan pasien

mendapatkan pelayanan lebih dari apa ynng mereka harapkan.

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, unit rawat inap bekerja

sama dengan bagian lain, seperti SMF, unit perawatan lain, administrasi

medis, laboratorium, radiologi, farmasi, tehnik, keuangan, umum, logistik

dan lain lain, sehingga terjadi koordinasi yang tidak terputus dalam

memberikan asuhan keperawatan.

B. TUJUAN PEDOMAN

Kebijjakan pelayanan unit rawat inap dimaksudkan sebagai pedoman

dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup pelayanan di unit rawat inap A meliputi lantai 6B, 6F dan

7B. Pelayanan yang diberikan di unit rawat inap A adalah :

1. Penerimaan pasien

2. Pelayanan Keperawatan

3. Pelayanan Medik

4. Pelayanan penunjang medis

5. Pelayanan Farmasi

6. Pelayanan Gizi

7. Pelayanan Keuangan

2

Page 3: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

D. BATASAN OPERASIONAL

1. Pasien yang dirawat di unit rawat inap A adalah pasien yang tidak

memerlukan perawatan di ruang khusus, seperti ICU, SU, BU

2. Pasien yang dirawat di lantai 6F mempunyai klasifikasi :

a. kasus penyakit umum

b. kelas perawatan President Suit, VVIP, kelas I,

3. Pasien yang dirawat di lantai 6B mempunyai klasifikasi :

a. Kasus penyakit umum

b. Kelas perawatan VIP dan kelas I

4. Pasien yang dirawat di lantai 7B mempunyai klasifikasi :

a. Diperuntukkan untuk kasus kasus penyakit Internis

b. Apabila ruang perawatan lain pasiennya penuh, lantai 7 juga dapat

menerima pasien dengan kasus non Internis

c. Kelas perawatan lantai 7B kelas I, kelas II dan kelas III

5. Dokter jaga ruang rawat inap adalah dokter umum yang ditunjuk oleh

SMF Dokter Umum.

6. Ruang rawat inap pada masing masing ruangan dikepalai oleh

Koordinator Perawat

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang – undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.

2. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang

Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran.

3

Page 4: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga yang terlibat dalam pelayanan perawatan di unit rawat inap terdiri

dari dokter spesialis dan sub spesialis, dokter umum, perawat dan tenaga

lain yang terkait. Tenaga tersebut menyelenggarakan pelayanan

keperawatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diatur

oleh RSPP. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di Unit Rawat Inap A

adalah :

NO Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan

1 Ka. Unit Rawat

Inap

S1 Kep - Manajemen Kep.

- BLS

- INOK

- Customer Service

- B. Inggris

2 Koordinator

Ruangan

S1 Kep

D3 Kep

- Manajemen Kep.

- BLS

- INOK

- Customer Service

- B. Inggris

3 Ka. Penunjang

layanan Kep.

D3 Kep - Manajemen Kep.

- BLS

- INOK

- Customer Service

- B. Inggris

4 Ketua Regu D3 Kep - Manajemen Kep.

- BLS

- INOK

- Customer Service

- B. Inggris

4

Page 5: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

5 Anggota Regu S1 Kep

D3 Kep

- BLS

- INOK

- Customer Service

- B. Inggris

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pola pengaturan ketenagaan ruang rawat inap disesuaikan dengan

kapasitas tempat tidur yang dimiliki masing – masing ruangan yaitu:

1. Shift Pagi

a. Lantai 6B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 5 perawat anggota

b. Lantai 6F

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 4 perawat anggota

c. Lantai 7B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 9 perawat anggota

2. Shift Sore

a. Lantai 6B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 5 perawat anggota

b. Lantai 6F

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 4 perawat anggota

c. Lantai 7B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 9 perawat anggota

3. Shift Malam

a. Lantai 6B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 5 perawat anggota

b. Lantai 6F

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 4 perawat anggota

c. Lantai 7B

Setiap shift terdiri dari : 1 perawat ka. regu dan 9 perawat anggota

C. PENGATURAN JAGA

1. Pengaturan Jaga Perawat

- Pengaturan jaga perawat shift mengikuti pola kerja yang berlaku di

RSPP dimana setiap ruangan terdiri dari 4 tim yang dipimpin oleh

5

Page 6: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

seorang ketua regu. Pola jaga adalah 3:1 yaitu 3 hari kerja dan 1

hari libur.

- Pengaturan dan pembuatan jadwal dinas perawat disusun oleh

Koordinator ruangan masing masing dan disetujui oleh Ka.Unit

rawat Inap A

- Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan.

- Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari

tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan

tukar dinas ke Koordinator ruangan di Unit tersebut dengan seijin

ketua regu masing masing. Permintaan akan disesuaikan dengan

kebutuhan tenaga yang ada, apabila tenaga cukup dan berimbang

serta tidak mengganggu pelayanan, maka Koordinator ruangan

dapat menyetujui permintaan tukar dinas tersebut.

- Apabila ada perawat yang jadwalnya jaga namun karena sesuatu

yang mendesak sehingga ybs tidak dapat jaga maka ybs harus

memberitahu Koordinator ruangan untuk pengaturan ketenagaaan.

2. Pengaturan Jaga Dokter Umum

- Pengaturan jadwal dokter umum dibuat oleh SMF dokter umum

- Di buat dalam kurun 1 bulan

3. Pengaturan Jaga Dokter Konsulen

- Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab

Wadir Medis

- Di buat dalam kurun 1 bulan

- Apabila dokter konsulen berhalangan hadir, maka harus

memberitahu ke Wadir medis dan mencari dokter penggantinya

4. Pengaturan jadwaal jaga dokter spesialis

- Pengaturan jadwal dokter spesialis dibuat oleh SMF

- Dibuat dalam kurun 1 bulan

6

Page 7: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

1. Lantai 6

2. Lantai 7

7

Page 8: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

B. STANDAR FASILITAS

8

Page 9: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

1. Fasilitas dan Sarana

Pelayanan unit rawat inap A terdiri dari ruang perawatan lantai 6B,

lantai 6F dan lantai 7B. Lantai 6B dan 7B berlokasi di gedung B, dan

lantai 6F lokasi di gedung F.

Adapun kapasitas tempat tidur untuk masing masing ruangan sebagai

berikut

a. Lantai 6F : 20

b. Lantai 6B : 27

c. Lantai 7B : 61

2. Sarana yang ada di ruang rawat inap A adalah:

a. Lantai 6B terdiri dari 27 kamar, lantai 6F terdiri dari 20 kamar, dan

lantai 7B terdiri dari 26 kamar

b. Masing masing kamar mempunyai outlet gas medis Oksigen,

vaccum dan compress air.

c. Area kerja meliputi ruang nurse station, ruang administrasi, ruang

tunggu, ruang linen, dapur dan spoelhok.

d. Lingkungan dengan pendingin ruangan antara 22 – 25 oC dengan

kelembaban antara 50 – 70%.

e. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih.

3. Peralatan

- Peralatan yang tersedia di ruang perawatan sesuai dengan

kebutuhan dalam memberikan layanan kepada pasien.

- Peralatan yang berhubungan dengan live saving, seperti

Emergency Trolley, defibrillator dan bag resusitasi.

- Peralatan yang dimiliki di ruang rawat inap terdiri dari

a. Termometer

b. Tensimeter

c. Stetoskop

d. Reflex Hammer

e. Senter

f. Alat cukur

g. Timbangan BB

9

Page 10: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

h. Gunting Verband

i. Set trolley ganti verband

j. Set trolley injeksi

k. Standar infus

l. Syringe Pump

m. Infus pump

n. brancard

o. Kursi roda

p. Decubitor

q. Tempat tidur pasien, lemari pasien dan meja makan pasien

r. Bedside Monitor

s. Mesin EKG

t. Mesin Suction

u. Oksigen tabung

v. Oxymetri

BAB IV

10

Page 11: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN PASIEN

Alur pelayanan pasien di ruang rawat inap mengacu pada Alur Kerja yang

sudah ada yaitu Alur Kerja Penerimaan Pasien Baru di Unit Rawat Inap.

Pasien yang dirawat di ruang rawat inap dapat berasal dari Poliklinik

Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat,

Alur dimulai dengan datangnya pasien ke rumah sakit melalui IGD atau

Rawat Jalan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ditentukan

pasien perlu ICU atau rawat inap. Bila masuk ke rawat inap, perawat

ruangan menerima pasien baru dan memeriksa kelengkapan dokumen

bersama perawat pengantar. Setelah dokumen langkap perawat

melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan dan mengantar

pasien ke ruang perawatan. Setelah masuk ke ruang rawat, perawat

melakukan orientasi terhadap tata tertib dan peraturan yang berlaku.

Perawat melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik dan membuat

rencana keperawatan. Apabila perlu kolaborasi, perawat menghubungi

dokter atau ahli yang dituju dan selanjutnya pengelolaan pasien mengacu

pada standar prosedur operasional penerimaan pasien baru di ruang

rawat inap

Selain alur penerimaan pasien baru di unit rawat inap, penatalaksanaan

pasien dan operasional layanan keperawatan mengacu ke beberapa alur

kerja, seperti :

1. Alur kerja instruksi dokter per telephone atau lisan

2. Alur kerja konsultasi per telephone

3. Alur kerja pasien pindah ruangan

4. Alur kerja pasien pindah rumah sakit

5. Alur kerja pasien pulang rawat inap sehat

6. Alur kerja pasien pulang paksa

7. Alur kerja pengelolaan pasien meninggal

8. Alur kerja usulan pelatihan / kursus keperawatan

9. Alur kerja permintaan tambahan tenaga perawat / bidan

10. Alur kerja persiapan operasi elektif

11

Page 12: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

11. Alur kerja persiapan operasi cito

12. Alur kerja pasien CAPD rawat inap

13. Alur kerja penanggulangan KLB keperawatan

14. Alur kerja penanganan barang milik pasien

15. Alur kerja penerimaan pasien baru di unit luka bakar

Selain menggunakan alur kerja sebagai panduan perawat dalam

memberikan layanan keperawatan, juga memakai standar operasional

prosedur (SPO)

BAB V

12

Page 13: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

LOGISTIK

A. PENYEDIAAN FARMASI

Penyediaan kebutuhan obat – obatan dan alat kesehatan disediakan oleh

bagian farmasi rawat inap melalui resep. Persediaan obat injeksi dan

cairan infus diresepkan untuk persediaan satu hari, sedangkan untuk obat

oral diresepkan untuk 2 – 3 hari. Bila obat dihentikan maka sisa obat dan

alkes tersebut dikembalikan ke bagian farmasi.

Untuk kebutuhan obat dan alkes dalam kondisi kegawatan dan

kedaruratan, unit perawatan intensif menyediakan persediaan di dalam

emergency trolley yang jenis dan jumlahnya telah ditetapkan. Bila terjadi

kegawatan maka akan menggunakan obat di emergency trolley dan

setelah kegawatan tertangani, maka dilakukan penggantian terhadap

penggunaan obat dan alat tersebut sehingga jumlah dan jenisnya adalah

tetap. Setiap petugas di unit perawatan intensif berkewajiban menjaga

agar emergency trolley selalu terpelihara.

Penggunaan alkes pendukung disediakan oleh unit perawatan intensif

melalui permintaan barang ke bagian farmasi dimana permintaan dan

pengeluarannya dicatat serta dilakukan stok opname secara berkala.

B. PENYEDIAAN BARANG UMUM

Penyediaan barang umum dilakukan bekerja sama dengan bagian

Layanan Umum. Prosedur permintaan barang umum mengacu pada

prosedur yang ada, dan laporan penggunaan perbulan harus dipantau.

C. PENYEDIAAN BARANG INVESTASI

Penyediaan barang investasi mengacu pada pedoman pengadaan barang

dan jasa dari Bagian Logistik.

BAB VI

13

Page 14: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih

aman, yang meliputi :

1. Ketepatan identifikasi pasien

Identifikasi pasien di ruang rawat inap mengacu pada standar yang

berlaku di RSPP yaitu menggunakan gelang yang dipakai oleh pasien

yang terdiri dari gelang warna merah jambu untuk pasien perempuan,

dan warna biru untuk pasien laki laki. Identitas yang digunakan dengan

menempel barcode di gelang pasien. Identitas minimal yang harus

disebutkan pasien minimal menggunakan 2 data, yaitu nama pasien

dan tanggal lahir pasien.

Penggunaan identifikasi dengan menggunakan nomor tempat tidur

sudah tidak digunakan lagi. Untuk pasien yang sadar, petugas harus

memastikan identitas pasien dengan meminta pasien menyebutkan

nama dan tanggal lahirnya sebelum melakukan tindakan dan

mencocokan dengan gelang identitas.

2. Peningkatan komunikasi yang efektif

Tujuan dari komunikasi efektif adalah mengurangi kesalahan dan

meningkatkan keselamatan pasien. Setiap instruksi dokter harus

tertulis, bila instruksi diberikan secara lisan/ telphone, maka penerima

instruksi harus mencatat instruksi tersebut dan wajib meminta

pengesahan dari yang memberikan instruksi (dokter).

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert

Medications)

Penerapan 6 benar sebelum memberikan obat ke pasien mutlak

dilakukan untuk menghindari kesalahan. Selain itu bekerjasama

dengan Bagian Farmasi untuk obat – obat tertentu (LASA/Look A Iike

Sound A like) dengan menggunakan kode atau tanda tertentu.

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi

14

Page 15: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

Setiap ada rencana tindakan operasi petugas di unit perawatan intensif

harus memastikan benar pasien, benar lokasi dan benar prosedur.

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Dalam pencegahan infeksi di ruang intensif bekerjasama dengan ICN

(Infection Control Nurse) melalui program cuci tangan, pengelolaan

sampah yang benar, pembersihan alat, pembersihan ruangan dan

pemantauan mikrobiologi pasien dan ruangan)

6. Pengurangan resiko pasien jatuh

Di unit perawatan intensif pasien harus dipantau untuk resiko jatuh,

melalui pengkajian, penggunaan tempat tidur khusus, penjelasan ke

pasien dan atau keluarga pasien, dan bila perlu melalui restrain.

B. TUJUAN KESELAMATAN PASIEN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat

3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak

terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. METODE KESELAMATAN PASIEN

1. Menghormati hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja

untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan

pasien

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

D. KEJADIAN BERKAITAN DENGAN KESELAMATAN PASIEN

1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event

15

Page 16: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan

cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena

penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh

kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat

dicegah.

2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss

Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak

terjadi :

- Karena “ keberuntungan”

- Karena “ pencegahan ”

- Karena “ peringanan ”

3. Kesalahan Medis / Medical Error

Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

4. Kejadian Sentinel / Sentinel Event

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang

serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan

atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang

salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang

terjadi (seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian

fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang

serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

16

Page 17: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN

Pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan

oleh berbagai faktor bahaya, baik berasal dari pelaksanaan pekerjaan

maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri.

B. TUJUAN

1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk

kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas kerja.

2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja

3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

4. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya

dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran

infeksi.

C. TINDAKAN RESIKO TERPAJAN INFEKSI

1. Cuci tangan yang kurang benar.

2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.

3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.

4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.

5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.

6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA

Prinsip utama prosedur kewaspadaan universal dalam kaitan keselamatan

kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan

dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima)

kegiatan pokok yaitu :

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

17

Page 18: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna

mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.

3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

E. PROGRAM KESELAMATAN KERJA

1. Pencegahan infeksi melalui kewaspadaan universal dalam setiap

pelaksanaan pekerjaan.

2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standar Prosedur Operasi yang

berlaku.

3. Pemeriksaaan kesehatan calon pekerja sebelum diterima sebagai

pekerja.

4. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi setiap pekerja.

18

Page 19: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Program pengendalian mutu di Unit Rawat Inap A terkait dengan sasaran

mutu yang dibuat masing masing ruangan, dimana unit bekerja sama dengan

bagian mutu rumah sakit, dimana bagian mutu mengumpulkan data kuesioner

yang ada di masing masing ruangan, kemudian dianalisa dan hasilnya

disampaikan secara tertulis ke masing masing unit pelayanan. Hasil secara

umum disampaikan saat rapat koordinasi setiap hari Rabu ( 2 minggu sekali ),

dimana peserta rapat merupakan perwakilan dari seluruh unit yang ada di

RSPP. Disamping itu RSPP sudah mempunyai tim Audit Mutu Internal

( AMI ), yang anggotanya terdiri dari perwakilan seluruh bagian yang ada di

rumah sakit ini, Tim ini bertugas untuk mencari kesesuaian antara aturan dan

pelaksanaan, sehingga merupakan salah satu upaya dalam pengendalian

mutu di rumah sakit ini

Pengendalian mutu dalam bidang pengendalian infeksi nosokomial, unit

bekerja sama dengan IPCN ( Infection Prevention Controll Nurse ). Ada

beberapa indikator yang menjadi perhatian utama dalam menjaga mutu

pelayanan yang terkait dengan kejadian infeksi di rumah sakit, yaitu ;

1. ILO ( Infeksi Luka Operasi )

2. ISK ( Infeksi Saluran Kemih )

3. Angka Kejadian Plebitis

4. VAP ( Ventilator Associated Pneumoni )

5. IADP ( Infeksi Aliran Darah Primer )

6. Decubitus

7. HAP ( Hospital Acquired Pneumoni )

Untuk mengelola unit unit yang ada di rumah sakit, IPCN mempunyai perawat

link di masing masing bagian yang mempunyai keterkaitan dengan angka

kejadian infeksi. Perawat link bekerja sama dengan IPCN mendata pasien

pasien yang mendapat infeksi di rumah sakit, dan secara online dapat

langsung di baca dan di analisa oleh tim IPCN yang selanjutnya akan dibuat

laporan

19

Page 20: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

Pengendalian mutu yang lainnya baik di bidang supporting maupun finansial

selalu dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan bagian terkait

Peningkatan mutu dalam bidang layanan terutama untuk perawat, selalu

melakukan update ilmu pengetahuan dan ketrampilan melalui pertemuan rutin

setiap hari selasa ( Nursing day ) yang membahas berbagai permasalahan

yang terjadi dalam pemberian layanan kepada pasien, dengan tujuan

memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggan internal maupun

eksternal. Seminar / kursus yang diselenggarakan internal maupun eksternal

RSPP diikuti secara bergilir oleh perawat, dengan pertimbangan tidak

mengganggu operasional layanan.

20

Page 21: Pedoman Pelayanan Ranap.doc

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Rawat Inap di RSPP yang telah disusun diharapkan

dapat menjadi panduan dalam memberikan layanan di RSPP. Pedoman ini

memberikan panduan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap

layanan Unit Rawat Inap di RSPP yang selanjutnya perlu dijabarkan dalam

bentuk Standar Prosedur Operasional agar dapat dipakai sebagai standar

dalam melakukan pemberian layanan yang pada akhirnya pelanggan merasa

puas, karena apa yang menjadi harapannya terpenuhi atau bahkan dapat

melebihi apa yang menjadi harapan pasien.

Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Pedoman

Pelayanan Unit Rawat Inap di RSPP ini, maka akan dilakukan revisi untuk

mendapatkan penyempurnaan

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA

Direktur,

Dr. Musthofa Fauzi, Sp.An

21