50
POLITEKNIK NEGERI JEMBER 1 PEDOMAN PENDIDIKAN PEDOMAN PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Batasan dan Definisi Dalam Pedoman Peraturan Akademik Politeknik Negeri Jember, yang dimaksud dengan: 1. Politeknik adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus; 2. Politeknik adalah Politeknik Negeri Jember; 3. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu maksimum setara dengan Program Sarjana; 4. Program Diploma Satu (D-I) adalah pendidikan vokasi yang proses pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya di bawah bimbingan; 5. Program Diploma Dua (D-II) adalah pendidikan vokasi yang proses pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya secara mandiri; 6. Program Diploma Tiga (D-III) adalah pendidikan vokasi yang proses pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin maupun tidak rutin secara mandiri, mampu melakukan pengawasan dan bimbingan, serta mempunyai keterampilan manajerial dalam bidang kerjanya;

PEDOMAN PENDIDIKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pedoman

Citation preview

Page 1: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

1 PEDOMAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PERATURAN AKADEMIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Batasan dan Definisi

Dalam Pedoman Peraturan Akademik Politeknik Negeri Jember, yang

dimaksud dengan:

1. Politeknik adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus;

2. Politeknik adalah Politeknik Negeri Jember;

3. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan

peserta didik untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu

maksimum setara dengan Program Sarjana;

4. Program Diploma Satu (D-I) adalah pendidikan vokasi yang proses

pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin,

atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun

kontekstualnya di bawah bimbingan;

5. Program Diploma Dua (D-II) adalah pendidikan vokasi yang proses

pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin,

atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun

kontekstualnya secara mandiri;

6. Program Diploma Tiga (D-III) adalah pendidikan vokasi yang proses

pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin

maupun tidak rutin secara mandiri, mampu melakukan

pengawasan dan bimbingan, serta mempunyai keterampilan

manajerial dalam bidang kerjanya;

Page 2: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2 PEDOMAN PENDIDIKAN

7. Program Diploma Empat (D-IV) adalah pendidikan vokasi yang

proses pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang

menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang

kompleks dengan dasar kemampuan profesional tertentu,

termasuk kemampuan merencanakan, melaksanakan kegiatan,

memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada

tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang keahliannya;

8. Mahasiswa Politeknik adalah peserta didik yang terdaftar dan

belajar di Politeknik;

9. Kurikulum Politeknik adalah seperangkat rencana dan aturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta metode yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan akademik

untuk mencapai tujuan pendidikan Politeknik;

10. Kuliah adalah kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan

dengan tatap muka untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan

teknologi kepada mahasiswa;

11. Praktek adalah kerja kelompok atau individu yang diselenggarakan

di laboratorium atau lapang, baik di dadalam kampus maupun di

luar kampus Politeknik;

12. Kunjungan Lapang adalah studi melalui kunjungan (field trip) di luar

kampus Politeknik untuk menambah wawasan dan meningkatkan

keterampilan mahasiswa tentang penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi;

13. Tugas Akhir merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang

bertujuan untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan

dan keahlian secara komprehensif yang dilengkapi dengan laporan

tertulis, selanjutnya disebut Proyek Penerapan Keahlian (PPK);

14. Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah bagian pendidikan yang

menyangkut proses belajar melalui pengalaman di luar proses

belajar mengajar dengan tatap muka, dengan maksud agar

mahasiswa memperoleh keterampilan, intelektual, manajerial, dan

Page 3: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

3 PEDOMAN PENDIDIKAN

sosial pada dunia usaha dan industri serta instansi terkait yang

dilengkapi dengan laporan tertulis;

15. Tata Tertib adalah aturan yang ditetapkan Politeknik dalam

pelaksanaan kegiatan akademik dan harus dipatuhi oleh semua

pihak yang terkait;

16. Unsur Penunjang pada Politeknik terdiri atas perpustakaan,

laboratorium/studio, dan unit penunjang lain yang diperlukan

dalam penyelenggaraan pendidikan Politeknik;

17. Satuan Kredit Semester (sks) adalah takaran penghargaan

terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 (satu)

semester melalui kegiatan terjadwal yang meliputi waktu kegiatan

tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri;

18. Bobot sks Mata Kuliah adalah jumlah sks mata kuliah yang terdiri

atas jumlah sks teori dan/atau praktek;

19. Kalender Akademik adalah pedoman pelaksanaan jadwal kegiatan

akademik selama 1 (satu) tahun akademik;

20. Etika akademisi adalah melakukan penghalusan data sehingga

kelihatan lebih akurat dan baik (triming); usaha membuat data

sehingga kompatibel dengan suatu teori atau theorema (cooking);

menggunakan set data atau sebagian data seolah-olah telah

melakukan eksperimen, namun pada kenyataannya tidak pernah

melakukan hal tersebut (forging/fabrication); kegiatan publikasi

yang menggunakan hasil karya orang lain tanpa memberi apresiasi,

ijin dan pemakluman secara terbuka (plagiat), menulis publikasi

tanpa mencantumkan dalam daftar referensi untuk seluruh bagian

tulisan, ide, rumus yang digunakan atau diacu untuk penulisan/

pelaporan tersebut (referencing); merubah nama penulis/peneliti

yang akan dicantumkan dalam laporan/ publikasi dan kepantasan

pencantumannya sesuai dengan kontribusi yang diberikan dalam

proses penelitian (authorship-kontribusi).

Page 4: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

4 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

Pasal 2

Maksud

Peraturan Akademik Politeknik, selanjutnya disebut Peraturan Akademik

dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan

dan pengajaran di Politeknik.

Pasal 3

Tujuan

Peraturan Akademik bertujuan:

1. Menciptakan ketertiban, kelancaran, dan keberhasilan penyeleng-

garaan kegiatan pendidikan di Politeknik;

2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di Politeknik;

3. Membudayakan sikap disiplin dan perilaku profesional sebagai jati

diri pendidikan Politeknik;

4. Menunjang pencapaian tujuan pendidikan tinggi dan pendidikan

nasional.

Pasal 4

Sasaran

Peraturan Akademik ditujukan kepada semua unsur pelaksana

pendidikan dan mahasiswa di Politeknik.

Page 5: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

5 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB III

MAHASISWA

Pasal 5

Waktu Penerimaan dan Daya Tampung

Penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap tahun akademik dan

jumlahnya disesuaikan dengan daya tampung di masing-masing Program

Studi.

Pasal 6

Persyaratan Calon Mahasiswa

1. Persyaratan Umum:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan/atau Madrasah Aliyah (MA) yang sesuai

dengan Program Studi yang ada di Politeknik;

c. Pada saat pendaftaran, calon mahasiswa berumur tidak lebih 24

tahun, kecuali calon mahasiswa tugas belajar; d. Mahasiswa tugas belajar dari instansi/perusahaan dan/atau

program non-reguler, ketentuan dan seleksi penerimaan

mahasiswa diatur dengan Surat Keputusan Direktur;

e. Warga Negara Asing dengan ijin sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku;

f. Memenuhi ketentuan administrasi lainnya yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Persyaratan Khusus:

a. Tidak mempunyai cacat tubuh atau cacat lain yang dapat

mengganggu kelancaran proses belajar mengajar;

b. Tidak menderita buta warna, khususnya untuk Program Studi

tertentu.

Page 6: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

6 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 7

Cara Penerimaan Mahasiswa Baru

Calon mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dapat mendaftar di

Politeknik melalui:

1. Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), dengan

persyaratan:

a. Membayar uang pendaftaran;

b. Menyerahkan nilai rapor kelas I, II, dan III serta surat keterangan

tergolong siswa berprestasi dari Kepala Sekolah yang

bersangkutan;

c. Siswa yang dimaksud adalah calon lulusan pada tahun ajaran

yang sedang berlangsung;

d. Lulus seleksi tahap pertama, yaitu seleksi administrasi;

e. Lulus seleksi tahap kedua, yaitu wawancara dan pemeriksaan

kesehatan oleh pejabat yang berwenang dan hasilnya diumumkan

secara resmi oleh Direktur.

2. Jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) , dengan persyaratan:

a. Membayar uang pendaftaran;

b. Lulus UMPN;

c. Lulus pemeriksaan kesehatan oleh pejabat yang berwenang dan

hasilnya diumumkan secara resmi oleh Direktur.

3. Transfer dari perguruan tinggi lain dengan persyaratan:

a. Membayar uang pendaftaran;

b. Menyertakan surat pengantar dari pimpinan perguruan tinggi asal;

c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mata kuliah yang sudah ditempuh

tidak kurang dari 2,00 (IPK ≥ 2,00) dan/atau tidak berstatus

dikeluarkan;

d. Lulus wawancara dan pemeriksaan kesehatan oleh pejabat yang

berwenang yang ditunjuk oleh Direktur.

4. Jalur penerimaan mahasiswa yang belum diatur di dalam pasal ini

akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur dengan

persetujuan Senat Politeknik dengan mengacu pada peraturan yang

berlaku.

Page 7: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

7 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 8

Surat Pernyataan

Bagi calon mahasiswa yang diterima sebagai mahasiswa Politeknik,

maka mahasiswa yang bersangkutan harus menandatangani surat

pernyataan bermaterai cukup yang dikeluarkan oleh Politeknik dan harus

disetujui oleh orang tua/wali yang menyatakan:

1. Calon mahasiswa bersedia mengikuti pendidikan di Politeknik;

2. Bersedia membayar biaya pendidikan dan biaya lainnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

3. Menerima segala Keputusan Direktur terutama bila mahasiswa yang

bersangkutan harus dikeluarkan dari Politeknik sesuai dengan

Peraturan Akademik yang berlaku;

4. Tidak akan menuntut seluruh biaya yang telah dibayarkan apabila

mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan dari Politeknik sesuai

dengan Peraturan Akademik yang berlaku.

BAB IV

BIAYA PENDIDIKAN DAN DAFTAR ULANG

Pasal 9

Biaya Pendidikan

1. Setiap mahasiswa baru diharuskan membayar biaya-biaya sebagai

berikut:

a. Biaya dibayarkan setiap awal semester sebelum perkuliahan

dimulai, meliputi:

1) Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP);

2) Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BKPM).

b. Biaya dibayarkan setiap tahun, meliputi:

1) Dana kegiatan kemahasiswaan;

2) Asuransi kesehatan dan kecelakaan.

Page 8: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

8 PEDOMAN PENDIDIKAN

c. Biaya dibayarkan sekali selama menjadi mahasiswa Politeknik,

meliputi:

1) Jas almamater, pakaian kerja/jas laboratorium, dan biaya

kegiatan awal mahasiswa baru;

2) Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM);

3) Simpanan pokok dan simpanan wajib koperasi mahasiswa.

2. Setiap mahasiswa lama diharuskan membayar biaya-biaya sebagai

berikut:

a. Biaya dibayarkan setiap awal semester sebelum perkuliahan

dimulai, meliputi:

1) Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP);

2) Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BKPM).

b. Biaya dibayarkan setiap tahun, meliputi:

1) Dana kegiatan kemahasiswaan;

2) Asuransi kesehatan dan kecelakaan;

3) Biaya untuk kegiatan pengembangan keterampilan dan

wawasan mahasiswa;

3. Besar biaya-biaya tersebut ditentukan dengan Surat Keputusan

Direktur;

4. Mahasiswa cuti diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar

25% dari biaya SPP.

Pasal 10

Daftar Ulang

Mahasiswa baru dan lama wajib melaksanakan daftar ulang pada setiap

awal semester sebelum mengikuti kegiatan akademik dengan

menyerahkan semua bukti pembayaran seperti dimaksud pada Pasal 9.

Page 9: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

9 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 11

Sanksi Tidak Daftar Ulang

1. Mahasiswa yang tidak melaksanakan daftar ulang sampai dengan

batas akhir daftar ulang dengan ketentuan/ persyaratan yang

berlaku, dinyatakan tidak aktif;

2. Apabila mahasiswa tidak melaksanakan daftar ulang 2 (dua)

semester berturut-turut, maka mahasiswa tersebut dinyatakan

mengundurkan diri dari Politeknik;

3. Sanksi Pasal 11 ayat 1 tidak berlaku bagi mahasiswa yang mendapat

surat rekomendasi dari pimpinan Politeknik yang ditunjukkan 1 (satu)

minggu sebelum batas akhir daftar ulang.

BAB V

SISTEM PENDIDIKAN DAN MASA PENDIDIKAN

Pasal 12

Sistem Pendidikan

1. Sistem penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan Politeknik

adalah sistem paket semester Program Diploma Politeknik;

2. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang

tercantum dalam kurikulum Program Diploma Politeknik sesuai

dengan Program Studinya;

3. Beban studi dan pengalaman belajar mahasiswa selama proses

pembelajaran diukur dengan menggunakan jumlah satuan kredit

semester (sks).

Pasal 13

Masa Pendidikan

Beban studi dan lama studi Program Diploma yang diselenggarakan

Politeknik dijelaskan pada tabel berikut:

Page 10: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

10 PEDOMAN PENDIDIKAN

Program Beban Studi

(sks)

Lama Studi

(Semester)

Diploma I (D-I) 40 - 50 2 - 4

Diploma II (D-II) 80 - 90 4 - 6

Diploma III (D-III) 110 - 120 6 - 10

Diploma IV (D-IV) 144 - 160 8 - 14

Pasal 14

Kurikulum

1. Kurikulum Politeknik yang menjadi dasar penyelenggaraan Program

Studi terdiri atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional;

2. Struktur Kurikulum Inti maupun Institusional dibagi dalam 5 (lima)

bagian, yaitu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata

Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), Mata Kuliah Keilmuan

dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), dan

Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB);

3. Kurikulum Inti yang dirumuskan berlaku secara nasional;

4. Kurikulum Institusional disusun dengan memperhatikan keadaan dan

kebutuhan lingkungan serta menjadi ciri khas Politeknik;

5. Kurikulum Politeknik ditekankan pada pendidikan vokasi dengan

perbandingan teori (40 - 50%) dan praktek (50 - 60%) dari total sks

yang ditempuh;

6. Beban studi mahasiswa setiap semester maksimum 24 sks;

Pasal 15

Kunjungan Lapang

1. Kunjungan lapang merupakan kegiatan akademik dan wajib diikuti

oleh mahasiswa Politeknik untuk meningkatkan wawasan dan

keterampilan sesuai dengan kompetensi masing-masing Program

Studi;

Page 11: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

11 PEDOMAN PENDIDIKAN

2. Kunjungan lapang diselenggarakan oleh Program Studi dengan

membentuk panitia khusus yang diatur dengan Surat Tugas Direktur;

3. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan kunjungan lapang dapat

melakukan kegiatan pengganti berupa tugas khusus sesuai

kompetensinya.

Pasal 16

Proyek Penerapan Keahlian

1. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan Proyek Penerapan Keahlian

(PPK);

2. Sebelum kegiatan PPK dilaksanakan, mahasiswa wajib membuat

proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Ketua

Program Studi;

3. Proposal PPK wajib diseminarkan serta dihadiri oleh Dosen

Pembimbing dan mahasiswa;

4. Semua pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan PPK ditanggung

oleh mahasiswa yang bersangkutan;

5. Ketentuan-ketentuan lain akan diatur secara rinci pada Buku

Pedoman Pelaksanaan PPK.

Pasal 17

Praktek Kerja Lapang

1. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan Praktek Kerja lapang (PKL);

2. PKL diselenggarakan oleh panitia dan diketuai Pembantu Direktur

Bidang Akademik;

3. Ketentuan-ketentuan lain dalam pelaksanaan PKL akan diatur secara

rinci pada Buku Pedoman Pelaksanaan PKL.

Pasal 18

Jadwal Pendidikan dan Kalender Akademik

Page 12: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

12 PEDOMAN PENDIDIKAN

Jadwal kegiatan pendidikan, pelayanan administrasi/penunjang, dan

hari libur diatur sebagai berikut:

1. Secara umum jadwal pendidikan adalah:

Senin - Sabtu : Pukul 07.00 - 17.00 WIB.

2. Jadwal pelayanan administrasi adalah:

Senin - Kamis : Pukul 07.00 - 14.00 WIB;

Jum'at : Pukul 07.00 - 11.00 WIB;

Sabtu : Pukul 07.00 - 12.30 WIB.

3. Jadwal pelayanan penunjang akademik mengikuti jadwal pendidikan

seperti tercantum pada Pasal 18 ayat 1;

4. Masa liburan akademik dalam 1 (satu) tahun diatur sebagai berikut:

a. Dua minggu setelah ujian akhir semester ganjil;

b. Hari-hari libur nasional.

5. Tahun akademik Politeknik dimulai bulan September dan berakhir

bulan Agustus tahun berikutnya, dan dapat disesuaikan dengan

kondisi yang berlaku;

6. Satu tahun akademik terbagi dalam 2 (dua) semester, yaitu semester

ganjil dan semester genap;

7. Satu semester setara dengan 16 - 19 minggu efektif, yang terbagi

menjadi:

a. Kegiatan kuliah dan praktek : 13 - 16 minggu;

b. Ujian tengah semester : 1 minggu;

c. Minggu tenang : 1 minggu;

d. Ujian akhir semester : 1 minggu.

Page 13: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

13 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB VI

PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Pasal 19

Kegiatan Perkuliahan

1. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah 100% pada setiap mata kuliah

yang telah ditetapkan;

2. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 19 ayat 1 tanpa izin tertulis/

mangkir tidak diperkenankan mengikuti ujian semester pada mata

kuliah yang bersangkutan, dan nilai teorinya adalah nol;

3. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 19 ayat 1 karena izin

dan/atau sakit (dengan bukti surat yang dapat

dipertanggungjawabkan) diperkenankan mengikuti ujian semester

setelah melaksanakan tugas-tugas akademik;

4. Persentase ketidakhadiran maksimum untuk Pasal 19 ayat 3 adalah

25%;

5. Tugas-tugas akademik yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat 3

dikoordinir oleh Jurusan atau Program Studi melalui Koordinator

Mata Kuliah yang bersangkutan;

6. Evaluasi presensi kuliah dilakukan setiap 4 (empat) kali tatap muka

oleh Koordinator Mata Kuliah pada masing-masing Jurusan atau

Program Studi.

Pasal 20

Kegiatan Praktek

1. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktek 100% pada setiap mata

kuliah yang telah ditetapkan;

2. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 20 ayat 1 tanpa izin tertulis/

mangkir, nilai prakteknya adalah nol;

3. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 20 ayat 1 karena ijin

dan/atau sakit (dengan bukti surat yang dapat

Page 14: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

14 PEDOMAN PENDIDIKAN

dipertanggungjawabkan) diperkenankan mengajukan praktek

pengganti yang dikoordinir oleh Jurusan atau Program Studi melalui

Koordinator Mata Kuliah;

4. Pelaksanaan praktek pengganti dapat dilakukan setelah mahasiswa

sehat atau paling lambat 1 (satu) minggu setelah seluruh acara

praktek berakhir;

5. Acara praktek pengganti dapat dilakukan sama dengan acara praktek

yang ditinggalkan atau berupa tugas khusus yang ditetapkan oleh

Koordinator Mata Kuliah;

6. Pelaksanaan praktek pengganti bagi mahasiswa dengan alasan

ditugaskan Politeknik dan/atau sakit atau ijin diatur sebagai berikut:

a. Semua biaya ditanggung oleh Politeknik apabila mahasiswa

mendapat tugas dari Politeknik;

b. Semua biaya ditanggung oleh mahasiswa apabila yang

bersangkutan sakit atau ijin (dengan bukti surat yang dapat

dipertanggungjawabkan);

c. Pengaturan jadwal kegiatan sepenuhnya menjadi wewenang

Jurusan atau Program Studi;

d. Administrasi pelaksanaan biaya praktek pengganti dikoordinir

oleh Ketua Laboratorium/UPT/Program Studi, dengan mengacu

pada ketentuan yang berlaku.

7. Persentase ketidakhadiran maksimum untuk Pasal 20 ayat 3 adalah

25%;

8. Evaluasi presensi praktek dilakukan setiap 4 (empat) kali tatap muka

oleh Koordinator Mata Kuliah pada masing-masing Jurusan atau

Program Studi;

Pasal 21

Ketertiban dan Kedisiplinan dalam Proses Belajar

1. Mahasiswa melakukan kuliah dan praktek sesuai jadwal;

2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 10 menit tidak

diperbolehkan mengikuti kegiatan kuliah atau praktek, selanjutnya

Page 15: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

15 PEDOMAN PENDIDIKAN

mengurus surat ijin keterlambatan kepada dosen yang bersangkutan

melalui Unit Pelayanan Kelas (UPK) pada hari tersebut;

3. Mahasiswa dianggap tidak hadir kuliah atau praktek, apabila:

a. Meninggalkan lokasi/ruangan kuliah atau praktek tanpa ijin

dosen;

b. Melakukan pemalsuan presensi bagi mahasiswa lain;

c. Tidak mengisi daftar hadir kegiatan kuliah atau praktek.

4. Mahasiswa dilarang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu

ketertiban dan kelancaran kuliah atau praktek;

5. Selama kegiatan praktek, mahasiswa wajib:

a. Menggunakan jas laboratorium apabila praktek di laboratorium

dan pakaian kerja lapang apabila praktek di lapang, kecuali pada

praktek mata kuliah tertentu akan diatur secara tersendiri;

b. Mematuhi peraturan/ketentuan lainnya yang berlaku di masing-

masing unit penunjang akademik.

6. Mahasiswa yang melakukan hal-hal seperti dimaksud pada Pasal 21

ayat 4 dan/atau tidak melaksanakan sebagaimana Pasal 21 ayat 5

dapat dikeluarkan/diperintahkan meninggalkan ruang kuliah atau

lokasi praktek dan dianggap tidak hadir dalam kegiatan kuliah atau

praktek.

BAB VII

PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

Pasal 22

Ujian

1. Kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa penilaiannya dilakukan

secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas,

pelaksanaan praktek, dan pengamatan oleh dosen;

2. Jenis-jenis ujian yang dapat diadakan adalah ujian tengah semester,

ujian akhir semester, ujian praktek, ujian susulan, ujian perbaikan,

ujian PPK, dan ujian PKL;

Page 16: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

16 PEDOMAN PENDIDIKAN

3. Peserta ujian adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan

untuk setiap jenis ujian yang ditetapkan Politeknik;

4. Pelaksana ujian semester adalah panitia ujian yang ditetapkan

dengan Surat Keputusan Direktur;

5. Ujian Tengah Semester:

a. Merupakan ujian tulis berdasarkan materi kuliah dan praktek;

b. Diselenggarakan pada pertengahan semester sesuai kalender

akademik;

c. Jadwal ujian tengah semester diatur oleh Politeknik dan

diumumkan kepada mahasiswa;

6. Ujian Akhir Semester:

a. Merupakan ujian tulis berdasarkan materi kuliah dan praktek;

b. Diselenggarakan pada akhir perkuliahan sesuai kalender

akademik;

c. Jadwal ujian akhir semester diatur oleh Politeknik dan diumumkan

kepada mahasiswa;

7. Ujian Praktek:

a. Merupakan ujian keterampilan materi praktek dan/atau

penguasaan teori yang mendukung pelaksanaan praktek;

b. Diadakan sesudah pelaksanaan praktek dan/atau kegiatan

praktek berakhir untuk mata kuliah yang bersangkutan.

8. Ujian Susulan:

a. Ujian susulan diperbolehkan dengan alasan ijin dan/atau sakit

(dengan bukti surat yang dapat dipertanggung-jawabkan) yang

dapat diterima oleh Ketua Jurusan atau Program Studi;

b. Ujian susulan dapat dilakukan pada ujian tengah semester, ujian

akhir semester, atau ujian praktek;

c. Pelaksanaan ujian susulan dilaksanakan 1 (satu) minggu setelah

mahasiswa aktif kembali dan jadwalnya diatur tersendiri oleh

Koordinator Mata Kuliah yang bersangkutan.

9. Ujian Perbaikan:

a. Ujian perbaikan teori dan/atau praktek wajib diberikan kepada

Page 17: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

17 PEDOMAN PENDIDIKAN

mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari standar kelulusan;

b. Ujian perbaikan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) minggu

sebelum nilai akhir diumumkan;

c. Pelaksanaan ujian perbaikan diatur oleh Jurusan atau Program

Studi;

d. Ujian perbaikan dilaksanakan maksimum 1 (satu) kali.

10.Seluruh nilai hasil ujian sebagaimana diatur pada ayat 5 sampai

dengan ayat 9 wajib diumumkan kepada mahasiswa.

11. Ujian Proyek Penerapan Keahlian (PPK):

a. Ujian dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan

oleh Jurusan atau Program Studi, sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PPK.

b. Ujian dilaksanakan oleh Tim Penguji yang ditetapkan Jurusan atau

Program Studi yang terdiri atas Dosen Pembimbing sebagai Ketua

Tim Penguji dan 2 (dua) orang anggota;

c. Kelulusan ujian PPK diumumkan oleh Ketua Tim Penguji setelah

ujian selesai dilaksanakan;

d. Perbaikan laporan akhir harus selesai paling lambat 1 (satu)

bulan terhitung sejak pelaksanaan ujian, apabila melewati batas

waktu yang telah ditentukan maka hasil ujian dianggap batal dan

mahasiswa diwajibkan melakukan ujian ulang dengan segala

biaya pelaksanaannya dibebankan kepada mahasiswa yang

bersangkutan;

e. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus diberi kesempatan ujian

ulang maksimum 2 (dua) kali sampai masa studinya berakhir.

12. Ujian Praktek Kerja Lapang (PKL):

a. Ujian dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan

oleh Jurusan atau Program Studi, sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PKL.

b. Ujian dilaksanakan berdasarkan hasil kegiatan PKL yang ditulis

dalam bentuk laporan kegiatan sesuai dengan Jurusan atau

Program Studi;

Page 18: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

18 PEDOMAN PENDIDIKAN

c. Ujian dilaksanakan oleh Tim Penguji yang ditetapkan Jurusan atau

Program Studi yang terdiri atas Dosen Pembimbing sebagai Ketua

Tim Penguji dan 2 (dua) orang anggota;

d. Kelulusan ujian PKL diumumkan oleh Ketua Tim Penguji setelah

ujian selesai dilaksanakan;

e. Perbaikan laporan akhir harus selesai paling lambat 1 (satu)

bulan terhitung sejak pelaksanaan ujian, apabila melewati batas

waktu yang telah ditentukan maka hasil ujian dianggap batal dan

mahasiswa diwajibkan melakukan ujian ulang dengan segala

biaya pelaksanaannya dibebankan kepada mahasiswa yang

bersangkutan;

f. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus diberi kesempatan ujian

ulang maksimum 2 (dua) kali sampai masa studinya berakhir.

Pasal 23

Perhitungan Nilai Akhir

1. Komponen nilai mata kuliah dapat berupa nilai teori dan/atau

praktek;

2. Unsur-unsur nilai teori dapat berupa ujian tengah semester, kuis,

tugas-tugas teori, kehadiran, keaktifan, kedisiplinan/perilaku dan

ujian akhir semester;

3. Unsur-unsur nilai praktek dapat berupa pre-test, post-test, kehadiran,

keaktifan, kedisiplinan/perilaku, tugas-tugas praktek laboratorium,

kerja lapang, kerja bengkel, praktek lapang, hasil praktek, laporan,

dan ujian praktek;

4. Nilai akhir mata kuliah diproporsikan dari nilai teori dan/atau praktek

berdasarkan bobot sks teori dan/atau praktek.

Pasal 24

Kriteria Huruf Mutu, Angka Mutu, dan Skor Penilaian

Page 19: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

19 PEDOMAN PENDIDIKAN

1. Nilai akhir suatu mata kuliah dinyatakan dengan huruf mutu A, AB, B,

BC, C, D dan E yang setara dengan angka mutu dan skor penilaian

sebagai berikut:

Huruf Mutu Angka Mutu Skor Penilaian

A 4.00 > 80

AB 3.50 76 - 80

B 3.00 71 - 75

BC 2.50 66 - 70

C 2.00 56 - 65

D 1.00 46 - 55

E 0.00 46

2. Acuan penilaian suatu mata kuliah dapat menggunakan metode

Penilaian Acuan Normal (PAN) atau Penilaian Acuan Patokan (PAP)

atau kombinasi keduanya.

Pasal 25

Hasil Studi Setiap Semester

1. Indeks Prestasi (IP) adalah indeks nilai yang diperoleh selama

1 (satu) semester;

2. Perhitungan Indeks Prestasi (IP) dihitung dengan rumus:

IP = Σ (AM x k)

Σk

dimana:

AM = Angka Mutu.

k = Bobot sks setiap mata kuliah pada semester tersebut.

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks nilai yang diperoleh

pada seluruh semester yang telah ditempuh;

4. Perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dihitung dengan rumus:

Page 20: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

20 PEDOMAN PENDIDIKAN

IPK = Σ (AM x K)

ΣK

dimana:

AM = Angka Mutu.

K = Bobot sks setiap mata kuliah pada semua semester yang

telah ditempuh.

Pasal 26

Evaluasi Prestasi Akademik

1. Setiap akhir semester dilakukan evaluasi prestasi akademik bagi

mahasiswa;

2. Hasil evaluasi prestasi akademik mahasiswa diwujudkan dalam

bentuk Kartu Hasil Studi (KHS);

3. KHS dibuat rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut:

a. Lembar pertama untuk mahasiswa yang bersangkutan;

b. Lembar kedua untuk dosen wali mahasiswa;

c. Lembar ketiga untuk orang tua/wali mahasiswa;

d. Lembar keempat untuk arsip di Bagian Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan;

4. Setiap akhir semester mahasiswa dapat mengambil KHS di Jurusan

atau Program Studi.

Pasal 27

Evaluasi Kenaikan Tingkat

1. Setiap akhir tahun akademik dilakukan evaluasi prestasi akademik

mahasiswa untuk menentukan status mahasiswa pada semester

ganjil tahun akademik berikutnya;

2. Mahasiswa dinyatakan naik tingkat apabila IPK ≥ 2,00 dan tanpa

nilai E pada tahun akademik yang ditempuh;

Page 21: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

21 PEDOMAN PENDIDIKAN

3. Mahasiswa dinyatakan tidak naik tingkat apabila IPK 1,00 - 1,99

dan/atau ada nilai E dalam 1 (satu) tahun akademik tersebut;

4. Mahasiswa yang tidak naik tingkat harus mengulang semester ganjil

dan/atau genap pada tingkat yang sama pada tahun akademik

berikutnya;

5. Mahasiswa yang tidak naik tingkat berhak menentukan mata kuliah

yang akan diulang;

6. Nilai mata kuliah pengulangan yang digunakan adalah nilai terakhir;

7. Mahasiswa yang mendapatkan IPK < 1,00 dinyatakan gagal

menempuh pendidikan di Politeknik (drop-out).

BAB VIII

LULUSAN DIPLOMA

Pasal 28

Ketentuan Kelulusan

1. Setelah berhasil menyelesaikan kewajiban sesuai kurikulum

Politeknik, mahasiswa akan dievaluasi dalam rapat pra-yudisium;

2. Rapat pra-yudisium diselenggarakan setiap 2 (dua) bulan;

3. Mahasiswa dinyatakan lulus akademik apabila telah menyelesaikan

semua mata kuliah pada setiap semester sesuai ketentuan, dengan

syarat sebagai berikut:

a. IPK ≥ 2,00 dan tanpa nilai E;

b. IPK mata kuliah keahlian Program Studi ≥ 2,00;

c. Nilai mata kuliah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,

Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

(ISBD), dan Ilmu Kealaman Dasar (IAD) minimal C;

d. Memenuhi kewajiban lain sesuai dengan syarat-syarat pra-

yudisium yang ditentukan oleh Politeknik.

5. Tanggal kelulusan terhitung sejak mahasiswa tersebut lulus dari

tugas akademik yang terakhir;

Page 22: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

22 PEDOMAN PENDIDIKAN

6. Hasil rapat pra-yudisium akan diumumkan Politeknik melalui Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;

7. Mahasiswa dinyatakan lulus dari Politeknik setelah lulus pra-yudisium

dan memenuhi ketentuan administrasi yang ditentukan Politeknik.

Pasal 29

Hak Mahasiswa Setelah Lulus

1. Mahasiswa yang telah lulus pra-yudisium berhak mendapatkan:

a. Surat keterangan lulus;

b. Transkrip sementara.

2. Mahasiswa yang telah lulus Program Diploma di Politeknik berhak:

a. Mendapatkan ijazah Program Diploma Politeknik;

b. Mendapatkan transkrip (daftar nilai prestasi akademik);

c. Mengikuti wisuda;

d. Menggunakan gelar lulusan.

3. Lulusan Program Diploma yang berprestasi tinggi berhak

mendapatkan penghargaan dari Politeknik sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Pasal 30

Gelar Lulusan

1. Gelar lulusan Program Diploma di Politeknik dan singkatannya

adalah:

Program Gelar Lulusan Singkatan Gelar

Diploma I Ahli Pratama AP

Diploma II Ahli Muda AM

Diploma III Ahli Madya A.Md

Diploma IV Sarjana Sains

Terapan SST

Page 23: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

23 PEDOMAN PENDIDIKAN

2. Gelar lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat

dicantumkan di belakang nama yang bersangkutan.

Pasal 31

Predikat Kelulusan

1. Predikat kelulusan Program Diploma Politeknik adalah :

a. IPK 3,51 - 4,00 : dengan pujian (cum-laude);

b. IPK 2,76 - 3,50 : sangat memuaskan;

c. IPK 2,00 - 2,75 : memuaskan.

2. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan masa studi

maksimum sesuai dengan jenjang diploma yang ditempuh tanpa

pengulangan mata kuliah dan nilai setiap mata kuliah minimal B.

Page 24: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

24 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB IX

TATA TERTIB

Pasal 32

Kewajiban Mahasiswa

1. Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku di Politeknik

maupun peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia;

2. Ikut memelihara sarana dan prasarana, menjaga kebersihan serta

ketertiban dan keamanan di Politeknik;

3. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi

mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan

peraturan yang berlaku;

4. Selama berada di lingkungan kampus Politeknik, mahasiswa harus

berpakaian rapi dan sopan;

5. Mahasiswa wajib menjaga nama baik Politeknik, etika, moral, nilai

kebudayaan nasional, dan saling toleransi.

Pasal 33

Hak Mahasiswa

1. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk

menuntut dan mengkaji ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai

dengan peraturan/ketentuan yang berlaku di Politeknik;

2. Memperoleh pendidikan dan pengajaran sebaik-baiknya sesuai

dengan kompetensinya;

3. Memperoleh layanan bidang akademik dan memanfaatkan fasilitas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik;

4. Mendapatkan bimbingan akademik dari dosen sesuai dengan

Program Studi yang diikuti;

5. Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa.

Pasal 34

Page 25: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

25 PEDOMAN PENDIDIKAN

Larangan Mahasiswa

1. Mempresensikan atau dipresensikan mahasiswa lain;

2. Mengambil hak dan/atau barang milik lembaga atau orang lain;

3. Meninggalkan ruangan atau lokasi tanpa seijin dosen/teknisi/

pembimbing lapang, selama kegiatan akademik berlangsung;

4. Melakukan pelanggaran etika akademisi;

5. Mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk, kolusi,

memberikan hadiah maupun berupa ancaman dengan maksud

mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik;

6. Melakukan perbuatan tidak sopan dan/atau kekerasan terhadap

dosen, teknisi, administrasi atau sesama mahasiswa;

7. Menyuruh pihak lain melakukan tugas dan/atau kegiatan untuk

kepentingan dirinya/ pihak lain dalam kegiatan akademik;

8. Melakukan kecurangan berupa menyontek dan/atau kerjasama pada

saat ujian;

9. Melakukan pemalsuan, mengganti atau mengubah nilai akademik,

ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, dan tanda tangan dalam lingkup

kegiatan akademik.

BAB X

SANKSI DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 35

Sanksi Pelanggaran Akademik

Mahasiswa yang melanggar ketentuan Pasal 32 sampai dengan Pasal

34 dikenakan sanksi pelanggaran akademik oleh pejabat atau petugas

yang berwenang.

Pasal 36

Page 26: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

26 PEDOMAN PENDIDIKAN

Tingkatan Sanksi

Tingkatan sanksi pelanggaran akademik terdiri atas sanksi pelanggaran

ringan, sedang, dan berat.

1. Sanksi pelanggaran akademik ringan berupa:

a. Peringatan secara lisan ataupun tertulis;

b. Pengurangan nilai mata kuliah yang bersangkutan.

2. Sanksi pelanggaran akademik sedang berupa:

a. Dibatalkan kehadirannya pada kegiatan akademik yang

bersangkutan;

b. Tidak lulus pada mata kuliah yang bersangkutan;

c. Skorsing atau dihentikan sementara status kemahasiswaannya

dari Politeknik.

3. Sanksi pelanggaran akademik berat berupa dikeluarkan atau dicabut

status kemahasiswaannya secara permanen dari Politeknik.

Pasal 37

Pemberi Sanksi

1. Sanksi ringan diberikan oleh Koordinator Mata Kuliah, Kepala

Laboratorium/Bengkel/Studio, Ketua Jurusan/Program Studi, dan

dokumennya diarsipkan di Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan;

2. Sanksi sedang dan berat diberikan oleh Pimpinan Politeknik dan

tembusan dokumennya disampaikan kepada orang tua serta

diarsipkan di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

Page 27: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

27 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 38

Pemberhentian dari Politeknik

1. Direktur menetapkan mahasiswa putus kuliah, drop-out atau

dikeluarkan dari Politeknik berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Tidak melaksanakan daftar ulang lebih dari 2 (dua) semester

berturut-turut;

b. Tidak naik tingkat 2 (dua) kali berturut-turut;

c. Waktu/masa studinya telah habis;

d. Mendapatkan IPK < 1,00;

e. Mendapatkan sanksi pelanggaran akademik berat (in-disipliner).

2. Mahasiswa yang putus kuliah atau drop-out berhak mendapatkan

surat keterangan daftar nilai mata kuliah yang telah ditempuh selama

menjadi mahasiswa Politeknik dan kehilangan haknya untuk

mengikuti pendidikan di Politeknik.

Pasal 39

Hak Membela Diri

Mahasiswa berhak untuk membela diri dan bertanya atas sanksi yang

diberikan kepada pejabat atau pihak yang memberikan sanksi.

Page 28: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

28 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB XI

PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KERUSAKAN

DAN KEHILANGAN

Pasal 40

Bahan, Peralatan, Sarana, dan Prasarana

1. Mahasiswa secara perorangan dan/atau kelompok, bertanggung

jawab terhadap sarana, prasarana dan bahan yang digunakan;

2. Mahasiswa yang merusakkan atau menghilangkan peralatan, sarana

dan prasarana karena kelalaian diharuskan mengganti, peralatan,

sarana dan prasarana yang dirusakkan/dihilangkan dengan

spesifikasi yang sesuai;

3. Kerusakan atau kehilangan alat akibat kelalaian atau kesengajaan,

perbaikan atau penggantiannya menjadi tanggung jawab mahasiswa/

kelompok yang bersangkutan;

4. Perbaikan atau penggantian alat-alat seperti dimaksud pada Pasal

21 ayat 7 diatur dalam ketentuan tersendiri.

BAB XII

CUTI AKADEMIK

Pasal 41

Cuti Akademik

1. Cuti akademik membebaskan mahasiswa dari kewajiban untuk

mengikuti kewajiban akademik dan tidak dihitung dalam masa studi

mahasiswa sesuai persyaratan;

2. Persyaratan cuti akademik:

a. Mahasiswa telah mengikuti kegiatan akademik minimal 2 (dua)

semester berturut-turut, kecuali karena sakit;

Page 29: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

29 PEDOMAN PENDIDIKAN

b. Mahasiswa harus mengajukan permohonan cuti akademik

kepada Direktur dengan salinan kepada Pembantu Direktur

Bidang Akademik dan Ketua Jurusan yang bersangkutan;

c. Batas waktu untuk cuti akademik berakhir sesuai dengan waktu

yang ditetapkan;

d. Cuti akademik maksimum 4 (empat) semester selama masa

studi;

e. Setiap cuti akademik maksimum 2 (dua) semester;

f. Mahasiswa yang telah menyelesaikan cuti akademik wajib

melakukan daftar ulang.

3. Bagi mahasiswa yang sakit berkepanjangan sehingga tidak dapat

mengikuti kegiatan akademik selama 4 (empat) minggu berturut-turut

pada semester tersebut, dinyatakan cuti akademik pada semester

yang bersangkutan.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 42

Penafsiran dan Peraturan Tambahan

1. Dalam hal keragu-raguan atas Peraturan Akademik ini, Direktur

berhak membuat kebijakan sesuai peraturan yang berlaku setelah

berkonsultasi dengan unsur pimpinan lainnya;

2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Akademik ini akan

diatur tersendiri.

Page 30: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

30 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB XIV

PENUTUP

Pasal 43

Penutup

1. Dengan diberlakukannya Peraturan Akademik ini, maka Peraturan

Akademik sebelumnya dinyatakan tidak berlaku;

2. Peraturan Akademik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan

ketentuan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya

apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam

penetapan ini.

Ditetapkan di : Jember

Pada Tanggal : 15 Agustus 2007

Direktur,

Ir. H. Asmuji, MM

NIP. 131 804 030

Tembusan Yth:

1. Menteri Pendidikan Nasional;

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

3. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

4. Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

5. Pembantu Direktur Politeknik Negeri Jember;

6. Ketua Jurusan di Lingkungan Politeknik Negeri Jember.

Page 31: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

31 PEDOMAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PERATURAN KEMAHASISWAAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Pedoman Peraturan Kemahasiswaan Politeknik Negeri Jember,

yang dimaksud dengan :

1. Politeknik adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus;

2. Politeknik adalah Politeknik Negeri Jember;

3. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan

peserta didik untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu

maksimum setara dengan Program Sarjana;

4. Mahasiswa Politeknik adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar

di Politeknik;

5. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa adalah organisasi non-

struktural yang dibentuk oleh Direktur dan bertanggung jawab

kepada Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan dengan tugas

menegakkan dan melaksanakan Peraturan Kemahasiswaan;

6. Kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan mahasiswa yang

dilaksanakan di luar kegiatan akademik yang meliputi kegiatan

ekstra kurikuler dan ko-kurikuler;

Pasal 2

Kegiatan kemahasiswaan diarahkan agar mahasiswa menjadi insan

yang bertaqwa, berbudi luhur, cerdas, dan kompetitif.

BAB II

Page 32: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

32 PEDOMAN PENDIDIKAN

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Organisasi kemahasiswaan Politeknik menganut azas terbuka, tidak

diskriminatif, nirlaba, mandiri, adil, kekeluargaan, efektif, efisien, dan

transparan.

Pasal 3

1. Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa ke arah pembinaan sikap dan

kepribadian serta menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa

menuju peningkatan profesionalisme;

2. Organisasi kemahasiswaan Politeknik mempunyai fungsi legislatif

dan eksekutif;

3. Fungsi legislatif adalah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi

mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program, dan kegiatan

mahasiswa;

4. Fungsi eksekutif untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang

meliputi kegiatan kemahasiswaan bidang penalaran dan keilmuan,

minat dan kegemaran, kesejahteraan mahasiswa, dan pengabdian

kepada masyarakat;

5. Dalam melaksanakan kegiatannya, organisasi kemahasiswaan

tunduk kepada peraturan dan perundangan yang berlaku dan

bertanggung jawab kepada pimpinan Politeknik;

6. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, organisasi kemahasiswaan

berkewajiban untuk menjaga dan membantu kelancaran

pelaksanaan proses pendidikan serta menjaga nama baik dan

wibawa Politeknik.

Page 33: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

33 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 4

Pembinaan

Pembinaan organisasi kemahasiswaan dilaksanakan oleh pembina,

pembimbing, dan pendamping serta unsur pendukung lainnya.

1. Pembina organisasi kemahasiswaan adalah :

a. Pembantu Direktur Bidang Akademik;

b. Pembantu Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan;

c. Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;

d. Pembantu Direktur Bidang Kerjasama;

e. Ketua Jurusan;

f. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;

g. Kepala Sub-Bagian Kemahasiswaan;

2. Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa adalah staf pengajar yang

ditunjuk;

3. Pendamping Unit Kegiatan Mahasiswa adalah staf administrasi atau

petugas lain yang ditunjuk;

4. Apabila terjadi pelanggaran dalam penyelenggaraan kegiatan

kemahasiswaan, maka pimpinan Politeknik berhak mengambil

tindakan berupa:

a. Teguran dan peringatan;

b. Menghentikan kegiatan yang sedang berlangsung;

c. Penggantian pengurus;

d. Pembekuan organisasi.

BAB III

KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Pasal 5

1. Kegiatan kemahasiswaan terdiri atas kegiatan ko-kurikuler dan

ekstra kurikuler;

Page 34: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

34 PEDOMAN PENDIDIKAN

2. Kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan berdasarkan

penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan bidang studi;

3. Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan

berdasarkan penalaran, minat dan bakat, serta kesejahteraan

mahasiswa;

4. Setiap mahasiswa berhak mengikuti kegiatan kemahasiswaan

sebagai wadah untuk melatih soft skill dan menunjang

pengembangan kepribadian;

5. Kegiatan kemahasiswaan merupakan kegiatan yang bersahabat

sehingga tidak mengganggu ketenteraman masyarakat dan tidak

merusak persatuan dan kesatuan bangsa;

6. Kegiatan kemahasiswaan didasarkan atas azas swakarsa dalam arti

menumbuhkan, membantu dan mengembangkan kemauan dan

kemampuan mahasiswa untuk membina dan mengembangkan

dirinya dan lingkungan;

7. Kegiatan kemahasiswaan merupakan kegiatan yang secara langsung

atau tidak langsung membantu memberikan pengertian, pemahaman

dan keterampilan, serta profesionalisme yang menunjang kegiatan

kurikuler.

8. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan perlu selalu memperhatikan

adanya kesamaan hak dan tanggung jawab setiap mahasiswa;

9. Kegiatan kemahasiswaan harus dilaksanakan dengan teratur dan

tertib dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dan lazim

dalam masyarakat akademis.

Page 35: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

35 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 6

Bidang Kegiatan

1. Bidang Pengembangan Penalaran dan Keilmuan:

a. Forum akademik/pertemuan ilmiah yang dapat berupa kegiatan-

kegiatan kuliah umum, diskusi ilmiah dan panel diskusi, lokakarya

dan seminar;

b. Kegiatan yang bernafaskan ilmu pengetahuan dan teknologi;

c. Kegiatan pelatihan keterampilan mahasiswa.

2. Bidang Pengembangan Minat dan Kegemaran:

a. Olahraga;

b. Kesenian;

c. Resimen Mahasiswa;

d. Jurnalistik Mahasiswa;

e. Kegiatan Kepecinta-alaman;

f. Kegiatan Studi Keilmuaan;

g. Kegiatan Kepramukaan;

h. Kegiatan Perkoperasian/Kewirausahaan;

i. Kegiatan Keprofesian.

3. Bidang Kesejahteraan Mahasiswa, meliputi koperasi mahasiswa,

beasiswa, asrama, bimbingan dan konseling, serta kerohanian;

4. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, meliputi kegiatan untuk

memanifestasikan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap

masyarakat.

Pasal 7

Perijinan Kegiatan Kemahasiswaan

1. Kegiatan kemahasiswaan dapat diselenggarakan di dalam dan/atau

di luar lingkungan kampus;

2. Kegiatan Kemahasiswaan tidak dibenarkan melakukan kegiatan atau

perbuatan yang mengganggu pelaksanaan fungsi-fungsi Politeknik;

Page 36: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

36 PEDOMAN PENDIDIKAN

3. Setiap kegiatan kemahasiswaan harus mendapat persetujuan dari

pembimbing.

Pasal 8

1. Penyelenggara kegiatan kemahasiswaan mengajukan usulan

kegiatan;

2. Kegiatan kemahasiswaan yang diadakan di dalam dan/atau di luar

kampus Politeknik harus mendapat ijin pimpinan atau pejabat yang

ditunjuk;

3. Penyelenggara kegiatan kemahasiswaan di luar kampus Politeknik

dan/atau yang mengikutsertakan masyarakat luar harus memperoleh

ijin atau diketahui aparat yang berwenang di luar Politeknik sesuai

aturan yang berlaku;

4. Kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan siswa tingkat menengah

baik di dalam maupun di luar kampus Politeknik perlu memperoleh

ijin dari pejabat yang terkait;

5. Kegiatan kemahasiswaan hanya dapat dilaksanakan setelah semua

perijinan diselesaikan.

Pasal 9

Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

1. Sarana dan prasarana milik Politeknik dapat digunakan untuk

menunjang kegiatan kemahasiswaan;

2. Sarana dan prasarana tersebut meliputi aula, ruang kelas, lapangan

olahraga, kendaraan, fasilitas kesenian, dan fasilitas lainnya dapat

digunakan selama tidak mengganggu kelancaran penyelenggaraan

kegiatan Politeknik.

Page 37: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

37 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 10

1. Permohonan penggunaan sarana dan prasarana tersebut dapat

diajukan setelah usulan kegiatan disetujui oleh pimpinan Politeknik

atau pejabat yang ditunjuk;

2. Penggunaan sarana dan fasilitas Politeknik diajukan kepada

Pembantu Direktur Bidang Administrasi dan Umum atau pejabat yang

ditunjuk.

Pasal 11

1. Pelaksana kegiatan wajib memelihara dan menggunakan dengan

sebaik-baiknya sarana dan fasilitas milik Politeknik yang digunakan;

2. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab atas kehilangan dan

kerusakan sarana dan prasarana milik Politeknik sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

3. Pertanggungjawaban atas penggunaan sarana dan prasarana

tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 12

Pembiayaan

1. Sumber dana kegiatan kemahasiswaan berasal dari anggaran DIPA

Politeknik, swadana, sponsor atau sumber lain yang tidak mengikat;

2. Dana kegiatan kemahasiswaan dikelola secara efektif, efisien, dan

transparan.

3. Pengelolaan dana berdasarkan program kegiatan yang telah

ditetapkan dalam satu tahun anggaran;

4. Dana kegiatan dapat direalisasikan setelah usulan kegiatan disetujui.

Pasal 13

Page 38: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

38 PEDOMAN PENDIDIKAN

1. Pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana kegiatan

kemahasiswaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. Pengelolaan dana dan kegiatan kemahasiswaan

dipertanggungjawabkan kepada Pembantu Direktur Bidang

Kemahasiswaan.

BAB IV

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 14

Setiap mahasiswa berkewajiban:

1. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian;

2. Menjunjung tinggi nama baik almamater;

3. Mentaati peraturan/ketentuan dan keselamatan kerja yang berlaku

di Politeknik;

4. Ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana

Politeknik dari kerusakan dan kehilangan;

5. Melaksanakan tugas-tugas akademik dan non-akademik dengan

sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab;

6. Berpakaian sopan dan rapi selama melaksanakan kegiatan

akademik dan kegiatan kemahasiswaan, antara lain:

a. Memakai celana panjang serta kemeja atau kaos berkrah dan

berlengan;

b. Memakai rok panjang sampai dengan di bawah lutut (untuk

wanita);

c. Berambut pendek tidak melewati krah (untuk pria);

d. Bersepatu (tidak pakai sandal atau sepatu dijadikan sandal);

e. Tidak boleh memakai anting-anting (untuk pria).

7. Segera melaporkan kepada Politeknik atau tim yang ditunjuk apabila

mengetahui ada pelanggaran peraturan, gangguan atau hal-hal lain

yang meragukan atau membahayakan Politeknik;

8. Bersikap dan bertingkah laku baik dan sopan.

Page 39: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

39 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 15

Setiap Mahasiswa Politeknik dilarang:

1. Makan, minum, dan merokok dalam kelas, laboratorium atau bengkel

kerja selama kegiatan akademik berlangsung;

2. Memiliki, membawa, menyimpan, memperjual-belikan dan/ atau

menggunakan narkoba, minuman keras atau beralkohol dan/atau

yang memabukkan;

3. Membawa, menyimpan, menggunakan atau memperdagangkan

senjata tajam atau senjata api, bahan peledak, atau alat/benda lain

yang membahayakan;

4. Berperilaku dan/atau mengucapkan kata-kata tidak sopan yang

merugikan orang lain;

5. Melakukan perjudian;

6. Mencuri, merusak atau mengubah serta menghilangkan fasilitas

Politeknik;

7. Melakukan tindak pidana;

8. Terlibat demonstrasi yang mengatasnamakan Politeknik tanpa seijin

Politeknik;

9. Menganiaya dan/atau melakukan ancaman terhadap orang lain;

10.Melakukan perbuatan asusila (termasuk pornografi dan pornoaksi);

11.Memalsukan dan atau menyalahgunakan surat atau dokumen

Politeknik;

12.Mengganggu mahasiswa lain yang sedang melaksanakan kegiatan

organisasi kemahasiswaan;

13.Membawa mahasiswa lain ke dalam kampus Politeknik (menginap)

tanpa seijin pimpinan Politeknik.

Pasal 16

Sanksi

Page 40: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

40 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pelanggaran terhadap larangan dikenakan sanksi dalam bentuk

hukuman disiplin oleh pimpinan Politeknik atau petugas yang ditunjuk.

Pasal 17

Tingkat dan bentuk hukuman disiplin:

1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. Hukuman disiplin ringan berupa peringatan lisan dan peringatan

tertulis;

b. Hukuman disiplin sedang berupa diberhentikan sementara;

c. Hukuman disiplin berat berupa diberhentikan sebagai mahasiswa.

2. Bagi mahasiswa yang mendapatkan hukuman disiplin sampai 2 (dua)

kali, maka akan diberlakukan hukuman satu tingkat lebih berat.

Pasal 18

Kedisiplinan Mahasiswa

1. Agar menjadi insan yang bertaqwa, berbudi luhur serta cerdas dan

kompetitif, mahasiswa Politeknik wajib memiliki kedisiplinan tinggi;

2. Pembinaan dan penegakan kedisplinan mahasiswa dilaksanakan

oleh Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa;

3. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa Politeknik adalah tim yang

dibentuk oleh Direktur dan berkedudukan di bawah Pembantu

Direktur Bidang Kemahasiswaan yang bertugas untuk menegakkan

disiplin mahasiswa selama proses pendidikan di Politeknik.

Pasal 19

1. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa

dipimpin oleh seorang ketua serta beberapa anggota;

2. Ketua tim adalah seseorang dosen yang dianggap mampu;

Page 41: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

41 PEDOMAN PENDIDIKAN

3. Anggota adalah dosen dan/atau staf administrasi yang dianggap

mampu.

Pasal 20

1. Tim Pembina Kedisplinan Mahasiswa berwenang untuk melakukan

pemanggilan, pemeriksaan, dan evaluasi terhadap mahasiswa yang

telah melanggar peraturan akademik dan/atau peraturan

kemahasiswaan berdasarkan hasil temuan tim maupun laporan

pihak lain;

2. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa berwenang untuk memberi

rekomendasi kepada Direktur berupa:

a. Sanksi akademik bagi mahasiswa yang terbukti melanggar

peraturan akademik dan peraturan kemahasiswaan;

b. Pembelaan bagi mahasiswa yang diadukan tetapi dinyatakan

terbukti tidak bersalah.

Page 42: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

42 PEDOMAN PENDIDIKAN

BAB V

KESEJAHTERAAN MAHASISWA

Beasiswa

Beasiswa adalah dana bantuan pendidikan untuk menunjang proses

belajar mahasiswa Politeknik yang memenuhi persyaratan.

Pasal 21

1. Beasiswa dapat diberikan kepada mahasiswa untuk kategori berikut:

a. Berprestasi akademik;

b. Berprestasi dan/atau aktif dalam kegiatan kemahasiswaan;

c. Kurang mampu secara ekonomi.

2. Maksud dan tujuan pemberian beasiswa antara lain:

a. Mendorong prestasi akademik mahasiswa;

b. Membantu biaya studi mahasiswa;

c. Meningkatkan kecintaan terhadap almamater.

3. Dana beasiswa dapat berasal dari pemerintah pusat dan daerah,

Politeknik, yayasan, perusahaan swasta nasional maupun asing,

perorangan, dan lain-lain;

4. Persyaratan, nilai nominal, jangka waktu, dan ketentuan lain

pemberian beasiswa diatur berdasarkan kesepakatan Politeknik

dengan pemberi beasiswa.

Pasal 22

1. Mahasiswa yang berhak mengajukan beasiswa adalah:

a. Aktif dan terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik;

b. Tidak terkena sanksi akademik maupun administratif ;

c. Tidak sedang menerima beasiswa lain atau ikatan dinas;

d. Memenuhi persyaratan dan lolos seleksi penilaian.

Page 43: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

43 PEDOMAN PENDIDIKAN

2. Ketentuan dan persyaratan lain diatur tersendiri dalam suatu

pedoman yang diterbitkan oleh Politeknik.

Pasal 23

Penerima beasiswa berkewajiban untuk:

1. Menunjukkan perilaku yang baik dan tidak melanggar peraturan yang

berlaku di Politeknik;

2. Meningkatkan prestasi akademik;

3. Melaporkan hasil studi pada setiap akhir semester kepada Direktur

melalui Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;

4. Memenuhi kewajiban lain yang ditetapkan oleh Politeknik dan

pemberi beasiswa.

Pasal 24

Beasiswa dapat dihentikan jika penerima beasiswa:

1. Melanggar ketentuan atau peraturan/tata tertib yang berlaku di

Politeknik;

2. Meninggal dunia;

3. Tidak aktif dan/atau tidak terdaftar lagi sebagai mahasiswa

Politeknik;

4. Sedang cuti akademik;

5. Telah menyelesaikan studi di Politeknik;

6. Prestasi akademik menurun;

7. Tidak naik tingkat atau melampaui semester yang ditentukan;

8. Terbukti menerima beasiswa, ikatan dinas atau bentuk tunjangan

lainnya;

9. Terbukti data permohonan beasiswa diisi secara tidak benar.

Page 44: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

44 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 25

Asrama Mahasiswa

1. Asrama mahasiswa Politeknik merupakan fasilitas kesejahteraan

mahasiswa yang mempunyai fungsi sebagai salah satu sarana

penunjang pendidikan;

2. Asrama mahasiswa Politeknik terdiri dari bagian putera dan bagian

puteri;

3. Penghuni adalah mahasiswa yang memenuhi persyaratan dan

mendapatkan Surat Ijin Menempati Asrama yang diterbitkan oleh

Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;

4. Ijin menempati dapat dipertimbangkan untuk dicabut atau

diperpanjang sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku;

5. Pembinaan penghuni dilakukan oleh Pembantu Direktur Bidang

Kemahasiswaan, pengelola administrasi bidang kemahasiswaan dan

unsur lain yang dianggap perlu;

6. Setiap penghuni asrama wajib membayar iuran bulanan yang

besarnya ditentukan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan

Politeknik;

7. Pengelolaan rutin pemeliharaan fasilitas fisik gedung, organik, dan

logistik dilakukan oleh unsur yang meliputi unsur pengelola

administrasi umum dan administrasi kemahasiswaan yang diangkat

dan bertanggung jawab kepada Pembantu Direktur Bidang

Kemahasiswaan;

8. Setiap penghuni asrama wajib mentaaati tata tertib dan peraturan

sesuai dengan pedoman yang berlaku.

Pasal 26

Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan

Page 45: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

45 PEDOMAN PENDIDIKAN

Asuransi kesehatan dan kecelakaan merupakan salah satu bentuk

bantuan kesejahteraan bagi mahasiswa yang mengalami musibah sakit

dan/atau kecelakaan.

Pasal 27

Musibah sakit dan/atau kecelakaan yang dimaksud pada Pasal 26

dapat berupa musibah sakit, kecelakaan ringan, sedang, berat maupun

meninggal dunia.

Pasal 28

Untuk melaksanakan bantuan kesejahteraan ini, Politeknik menetapkan

perusahaan asuransi yang dianggap relevan untuk tujuan tersebut.

Pasal 29

1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti program asuransi kesehatan dan

kecelakaan yang dikelola oleh perusahaan asuransi yang telah

ditetapkan oleh Politeknik;

2. Santunan asuransi dapat diberikan kepada mahasiswa yang

mengalami musibah dengan kriteria berikut:

a. Sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit;

b. Kecelakaan (tidak melanggar peraturan) dan menjalani rawat inap

dirumah sakit;

c. Meninggal dunia;

d. Bukan hal yang disengaja.

Pasal 30

Koperasi Mahasiswa

Page 46: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

46 PEDOMAN PENDIDIKAN

1. Koperasi mahasiswa dikembangkan dengan tujuan untuk mewadahi

mahasiswa yang berminat untuk berlatih di bidang perkoperasian;

2. Koperasi mahasiswa merupakan bagian dari organisasi

kemahasiswaan Politeknik;

3. Setiap mahasiswa wajib menjadi anggota koperasi mahasiswa

Politeknik;

4. Dana untuk mengembangkan koperasi mahasiswa diambil dari

simpanan pokok dan dana kemahasiswaan yang bersumber dari

anggaran Politeknik;

5. Kepengurusan koperasi mahasiswa diatur sepenuhnya oleh

mahasiswa sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar (AD) dan

Anggaran Rumah Tangga (ART).

Pasal 31

Kerohanian

Kegiatan kerohanian ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan mahasiswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 32

Kegiatan kerohanian meliputi kegiatan keagamaan yang sesuai dengan

suasana akademik dan ketentuan yang berlaku.

Pasal 33

Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dibentuk Unit Kegiatan

Mahasiswa Bidang Kerohanian sesuai dengan kebutuhan.

Page 47: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

47 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pasal 34

Setiap jenis kegiatan kerohanian yang dilakukan harus mendapatkan

persetujuan dari Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan.

Pasal 35

Pemberian Penghargaan

Mahasiswa yang berpotensi akademik dan/atau mempunyai prestasi

serta memenuhi syarat dapat diberikan penghargaan.

Pasal 36

Pemberian penghargaan dapat diberikan kepada:

1. Mahasiswa yang terpilih sebagai mahasiswa berprestasi di tingkat

Politeknik;

2. Mahasiswa terbaik di setiap Program Studi adalah mahasiswa yang

telah dapat meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di kelasnya

berturut-turut selama 2 (dua) semester dan aktif sebagai pengurus

kegiatan kemahasiswaan serta tidak pemah melanggar aturan yang

berlaku di Politeknik;

3. Mahasiswa yang telah meraih prestasi ekstra kurikuler baik di dalam

dan/atau di luar Politeknik;

4. Fungsionaris organisasi kemahasiswaan yang berprestasi dalam

organisasi kemahasiswaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 37

Page 48: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

48 PEDOMAN PENDIDIKAN

Pemilihan dan penentuan mahasiswa berprestasi dilakukan setiap tahun

akademik oleh tim yang ditunjuk oleh Direktur.

Pasal 38

Bentuk penghargaan yang diberikan Politeknik dapat berupa:

1. Piagam Penghargaan, plakat, vandel atau bentuk cindera mata

lainnya;

2. Bantuan kesejahteraan berupa tabungan atau beasiswa sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

3. Mengikutsertakan dalam seleksi mahasiswa berprestasi tingkat yang

lebih tinggi;

4. Mengikutsertakan sebagai delegasi dalam kegiatan-kegiatan baik

tingkat regional maupun nasional.

Pasal 39

Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling adalah layanan konsultasi kepada pembinaan

karakter dalam masalah-masalah psikologis untuk mendukung dan

meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

Pasal 40

Bimbingan dan Konseling dikelola oleh tim yang diangkat dan

bertanggung jawab kepada Direktur.

Pasal 41

1. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Bimbingan dan Konseling

dipimpin oleh seorang ketua serta beberapa anggota;

Page 49: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

49 PEDOMAN PENDIDIKAN

2. Ketua tim adalah seorang psikolog/psikiater/dosen konselor yang

dianggap mampu baik berasal dari luar maupun dari dalam

Politeknik.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 42

1. Ketentuan teknis pelaksanaan yang belum tercantum dalam

peraturan ini akan diatur dalam pedoman khusus yang diterbitkan

oleh Politeknik;

2. Peraturan Kemahasiswaan Politeknik berlaku sejak tanggal

ditetapkan dengan ketentuan akan diubah dan diperbaiki

sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari temyata terdapat

kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Jember

Pada Tanggal : 15 Agustus 2007

Direktur,

Ir. H. Asmuji, MM

NIP. 131 804 030

Tembusan Yth:

1. Menteri Pendidikan Nasional;

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

3. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

4. Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

Page 50: PEDOMAN PENDIDIKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

50 PEDOMAN PENDIDIKAN

5. Pembantu Direktur Politeknik Negeri Jember;

6. Ketua Jurusan di Lingkungan Politeknik Negeri Jember.