Pedoman Pendidikan WALHI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman pendidikan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

Citation preview

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    1/104

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    2/104

    PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI

    i

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    3/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | ii

    PEDOMAN

    PENDIDIKAN KADER WALHI

    Untuk Kalangan Sendiri

    Disusun Oleh:Ahmad SH, Oslan Purba, Deddy Ratih, Ali Akbar, Jumi Rahayu,

    Khalisah Khalid, Irhaz Ahmady, Andreas Iswinarto, Arie Rompas

    Suvervisor:

    Mukri Friatna (Kepala Departemen Advokasi WALHI)

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    4/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI / iii

    KATA PENGANTAR

    Bagaimana imperialisme tua berganti bulu menjadi imperialisme modern, yakni bukan sahaja berganti besarnya, tetapi juga berganti

    wajahnya,berganti sifatnya, berganti caranya, berganti sepak terjangnya,berganti wataknya, berganti stelselnya, berganti sistemnya,

    dan hanya satu yang tidak berganti padanya, yakni kehausannya mencari rejeki. Di manakah kekuatan yang menghancurkan segala

    hal yang melawan?

    (Soekarno, 1927)1

    Apa yang dikembangkan dalam ide pembangunanisme ala orde baru dimana negara menyerahkan pengelolaan barang-barang publikkepada pemilik modal, rupanya belum banyak membuat para pengambil keputusan belajar, pun rakyat kebanyakan juga belum sampai

    pada tingkat kekritisannya pada relasi bernegara. Di bawah sistem kapitalisme global, Indonesia tengah dilanda berbagai masalah yang

    kompleks. Ketergantungan pada sistem neoliberalisme, menumbuhkan banyaknya krisis disegala tatanan. Sistem demokrasi yangseyogyanya menghasilkan masyarakat yang merdeka dan sejahtera tidak menunjukan hasil nyata, malah bertolak belakang. Kaum

    pemodalah yang mengeruk sebagian besar hasil kekayaan sumber daya alam. Sementara rakyat hanya menjadi penonton sambilsesekali berebut remah-remah dari hasil kekayaan tersebut. Dan perselingkuhan yang apik antara birokrat dan kaum pemodal merusak

    tatanan sosial dan menggerus demokrasi yang dengan susah payah diperjuangkan.

    Sejak tahun 2002, WALHI berkomitment untuk melakukan pembenahan organisasi dan gerakannya. Pembenahan itu didasarkan atas

    kesadaran bahwa ke depan perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kelestarian lingkungan dan sumber-sumber kehidupansemakin berat. Hal tersebut dikarenakan semakin kukuhnya hegemoni paham liberalisme baru dengan nama globalisasi. Dan yang

    kedua adalah semakin menguatnya dukungan dan pemihakan kekuatan politik dominan di dalam negeri terhadap kepentinganekonomi global.

    Dua hal itu menjadi landasan bagi langkah WALHI di masa depan, yang semakin menyadari bahwa perubahan tidak mungkin dapatdilaksanakan sendiri oleh WALHI tanpa dukungan luas dari publik. Untuk itulah dengan kesadaran penuh WALHI membuka diri

    untuk seluruh rakyat untuk bersama-sama terlibat dalam proses penyelamatan lingkungan. WALHI membuka seluas-luasnyapartisipasi rakyat untuk berperan aktif dan menjadikan WALHI sebagai milik publik. Dimana publik secara bersama-sama

    membangun kekuatan untuk melawan ancaman yang tidak hanya datang dari dalam namun juga ancaman yang dari luar.

    Perkembangan situasi obyektif di tingkat nasional, baik internal dan eksternal selalu dicermati dan dijadikan WALHI sebagai

    organisasi gerakan lingkungan yang telah menetapkan dirinya menjadi gerakan sosial, mengambil posisi yang terang. Beroposisimenentang tiap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat dan lingkungan. Mengkritisi dan mengkaji secara mendalam, apakah

    keputusan-keputusan penting bernegara akan membuat Indonesia makin mandiri atau dikuasai dominasi modal. Selain itu apakah itumembawa manfaat bagi rakyat, membuat bangsa makin bermartabat atau tidak, menjadi spirit utama WALHI bersama dengan rakyat

    untuk berada di garis depan gerakan lingkungan. Rakyat Indonesia harus memerdekakan dirinya sendiri dan berdaulat atas

    sumberdaya alam yang ada.

    Untuk menjawab fenomena yang terjadi, maka dipandang perlu untuk menegaskan kembali pelaksanaan pendidikan WALHI agardapat dijalankan secara sistematis dengan program yang terstruktur serta dengan capaian yang terukur. WALHI yang telah hadir di

    Indonesia selama lebih dari 30 tahun telah berupaya menanamkan kesadaran terhadap lingkungan hidup dengan berbagai aspek, salahsatunya melalui pendidikan. WALHI telah melakukan berbagai macam pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencari

    pendekatan yangpaling efektif, terutama dalam menjalankan pendidikan rakyat. Kebutuhan akan pengembangan dan penguatankapasitas rakyat dirasa amat perlu di Indonesia terutama dalam menghadapi kuasa modal yang merusak sendi-sendi kehidupan rakyat

    dan lingkungan hidup. Untuk itu, WALHI berupaya merancang sebuah sistem pendidikan, sistem jaringan pendidikan, sisteminformasi/data base kader yang nantinya akan dikembangkan di seluruh Indonesia.

    Dengan kehadiran pedoman pendidikan kader WALHI ini diharapkan ke depan WALHI dapat melahirkan kader-kader rakyat yangmampu memimpin gerakan lingkungan hidup di Indonesia mulai dari tingkat kampung, kecamatan, kabupaten, propinsi, dan tingkat

    nasional. Bahkan lebih jauh lagi kiranya mampu berjuang sampai tingkat internasional.

    Jakarta, Juni 2011

    Eksekutif Nasional

    Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

    (WALHI)

    Berry N Forqan

    Direktur Eksekutif

    1SoekarnoDi mana Tinjumu?, yang dimuat di Suluh Indonesia Muda, 1927, dalamDi Bawah Bendera Revolusi, Panitia Penerbit, Jakarta, 1964

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    5/104

    PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI

    DAFTAR ISI

    KataPengantar iii

    DaftarIsi iv

    I. Pendahuluan 11.1.LatarBelakang 11.2.Tujuandanruanglingkup 2A. Tujuan 2B. RuangLingkup 21.3.MetodologiPenyusunanPedoman 21.4.SistematikaPenyusunan 3

    II.KonstektualisasiPendidikanWALHI 4II.1.AncamanTerhadapKeselamatanRakyat 4

    II.2.PentingnyaGerakanDalamPendidikanWALHI 4

    II.3.BerbagaiProblematikadalamPendidikanWALHI 5

    A.Problematika

    Dalam

    Pelaksanaan

    5

    B. ProblematikaKurikulumYangdipakaiselamaini 5C. KelemahanDalamPendokumentasian 6

    II.4.PendidikanWALHIdalamBioregionaldanGerakanPulihkanIndonesia 7

    III.GarisgarisBesarProgramPendidikan 9III.1.Definisi.PendidikandanPrinsipprinsip 9

    A. Definisi 9B. Pendekatan 9C. Prinsipprinsip 10

    III.2.TujuanEkstrakulikuler 10

    III.3.SistemPengembanganPendidikan 11

    A. DaurPendidikanKaderWALHI 11B.

    Skenario

    Pendidikan

    Kader

    WALHI

    12

    C. GenderPrespektifDalamPelaksanaanPendidikanWALHI 13III.4.SaranadanPrasaranaPendidikan 13

    A. SaranayangDibutuhkan 13B. PrasaranayangDibutuhkan 14

    III.5. LembagaPelaksanaPendidikan 14

    A. LembagaPelaksanaPendidikanKaderRakyatDasar 14B. LembagaPelaksanaPendidikanKaderRakayatMadya 14C. LembagaPelaksanaPendidikanKaderPolitikKerakyatan 14

    III.6.SistemEvaluasiPendidikan 14

    A. EvaluasiPendidikan 14B. EvaluasiSistemPerkaderan 14

    III.7.Sertifikasi 15

    IV.Pedoman/KurikulumPendidikanWALHI 16IV.1.Pengantar 16

    IV.2.PetunjukPengunaanPedoman 16

    IV.3.Fasilitator,LembagaPelaksanadanNarasumber 17

    A. TugasFasilitaor 17B. TugasLembagaPelaksana 17C. TugasNarasumber 18

    IV.4.PKRD 19

    A. Dekripsi 20B. TujuanPKRD 20C. Hasilyangdiharapkan(Output) 20

    D. KepesertaanPKRD 20

    E. Kurikulum/SylabusPKRD 21

    F.Metodologi

    Belajar

    23

    G. JadwalPelaksanaan 24

    H. SatuanMataAjar 24

    iV

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    6/104

    PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI

    IV.5.PKRM(PendidikanKaderRakyatMadya) 45

    A. Definisi 46B. TujuanPKRM 46C. Hasilyangdiharapkan(Output) 46D. KepesertaanPKRM 46E. Kurikulum/SyllabusPKRM 47F. MetologiBelajar 49G. JadwalPelaksanaan 50H. SatuanMataAjar 51

    IV.6.PKPK(PendidikanKaderPolitikKerakyatan) 74

    A. Definisi 75

    B. TujuanPKPK 75

    C. Hasilyangdiharapkan(Output) 75

    D. KepesertaanPKPK 75

    E. Kurikulum/SyllabusPKPK 76

    F. MetodologiBelajar 78

    G.JadwalPelaksanaanPKPK 78

    H. SatuanMataAjar 80

    V. ManagementPendidikan 94V.1.

    Tim

    Pengembangan

    Kapasitas

    Kaderisasi

    WALHI

    94

    V.2.PusatPendidikanLingkunganBerbasisKomunitas 94

    VI. IkatanAlumni 96VI.1.DatabaseKader 96

    VI.2.RegistrasiOnline 96

    VI.3.JaringanKerja 96

    VII.Penutup 97

    v

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    7/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI/1

    I.1. LatarBelakangUpaya menanamkan kesadaran terhadap lingkungan hidup telah dilakukan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

    denganberbagai aspek, salah satunyamelaluipendidikan.WALHI telahmelakukanberbagaimacampendekatanpembelajaran

    yangbertujuanuntukmencaripendekatanyangpalingefektif,terutamadalammenjalankanpendidikanrakyat.Pendidikanadalahsuatuusahasadaruntukmengembangkanpotensidirigunamembangunkekuatanspiritualdalambentukpengendalian diri dan kepribadian. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan yangdiperlukansebagaialatgunameraihapayangdiinginkan.Pendidikanmeliputipengajarankeahliankhususdanjugasesuatuyangtidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. WALHI sebagai

    organisasiyangbertujuanmembangungerakansosialdangerakanrakyatsejatinyatelahmelakukanpendidikansejakdidirikannya.

    Pendidikanamdal

    kijang,

    paralegal,

    community

    organizer

    sampai

    dengan

    pendidikan

    pendidikan

    keterampilan

    khusus

    seperti

    politik ekologidan amdal, semua aktivitaspendidikan iniditujukanuntukmendukung aktivitas advokasi yangdilakukandan

    memperkuatgerakanpolitikrakyatuntukmewujudkankeadilanekologis.

    BerdasarkanpengalamanlebihdaritigadekadekeberadaanWALHIdiIndonesia,makadipandangperluuntukmemformulasikan

    suatu pedoman pendidikan yangbaku sebagaibahan ajar dalam setiap pendidikan yang akan dilaksanakan. Suatu kurikulum

    pendidikanyangbaik,membebaskandan terintegrasi sehinggadapatdipakaidalamkurunwaktu tertentudenganmemasukkan

    muatanlokaldidalamnyamerupakankebutuhandanbagianpentingdalamprosespendidikan.Sebuahpendidikanyangsejatinya

    mampumerombakmaknakatayang selama inimembelenggudanmemeliharadominasikekuasaanmenjadimemilikiartiyang

    sesungguhnya,merubahparadigmadanmampumenggerakkanmassa rakyatuntukmelakukanperubahan terhadap tatakuasa,

    tataproduksidantatakonsumsiagarlebihadil,demokratissertamemastikankeseimbanganekosistem.

    Bahan ajar yang dijadikan materi pendidikan sesungguhnya telah dimiliki oleh WALHI dan selama ini menjadi panduan

    pendidikanyangdigunakan.Namunkenyataannyabahaninitidakmempunyaistandarsecaranasionalsehinggapendidikanyang

    dilakukandimasingmasingregioselaludilaksanakansesuaidenganapayangdimilikiolehmasingmasingregio.Hal inidalam

    jangka panjang, tentu akanbermasalahbagi WALHI. Ketiadaan pedoman dan kurikulum sebagaibahan ajar akan membuat

    pendidikan yang dilaksanakan tidak mempunyai batas yang jelas karena dalam pelaksanaannya sangat tergantung kepada

    penyampaimateridalamsetiappendidikanyangdilaksanakan1.Selain ituWALHIsampaisekarang inibelummempunyai tentor

    ataupengajaryangkhususdisiapkanuntuksetiappendidikanyangdilaksanakannya.

    Hal iniberdampak kepada proses pembelajaran, arahnya akan sangat tergantung dengan siapa yang menyampaikannya, tidak

    integratifdanberkelanjutan.PadaWorkshop tentangKurikulumdanPedomanPendidikanRakyat;MenyusunBahanAjarBagi

    KeberlanjutanGerakanRakyatDiIndonesia,yangdiselenggrakanolehWALHIpadatahun2009telahdilakukanevaluasiterhadap

    bahanbahan atau pedoman maupun pelaksanaan pendidikan yang selama ini telah dilaksanakan oleh WALHI. Evaluasi atas

    pelaksanaanpendidikankader rakyatyang sudahdilaksanakan selama inimenunjukkanbahwapelaksanaanpendidikanbelum

    terlaksanadenganbaik.Faktorutamayangmenjadimasalahdankendalanyayakni;Pertama;Minimnyamentoryangakanmenjadi

    petugas pendidikan. Selama ini WALHI mengandalkan fungsionarisnya sendiri untuk menjadi mentor. Akibatnyajika seorang

    mentortidak

    dapat

    melaksanakan

    tugasnya,

    maka

    secara

    otomatis

    pelaksanaan

    pendidikan

    tidak

    dapat

    dilaksanakan.

    Kedua; Agenda pendidikan belum dijadikan agenda yang strategis dan terprogram secara baik, menyebabkan tidak adanya

    keberlanjutanbaikdalamkontekspelaksanaanataupengamalanhasilpendidikanyangsudahdilaksanakan.Tidakadanyakalender

    pendidikandan tidak adanyadokumentasi yang cukupbaikmenandakanbahwa agendapendidikanmasihdipandang sebagai

    pelengkapdanbukanutama.Ketiga;Penguatan kapasitasmasihberorientasipadamateriyangditujukanuntukmenyelesaikan

    kasus. Hal iniberdampak kepada penguatan pengetahuan tidak diselenggarakan dengan komprehensif tetapi sporadis sesuai

    dengan kebutuhan. Dan Keempat; Masih adanya anggapan bahwa kurikulum pendidikan masih terlalu berat untuk

    diimplementasikan, sehinggabeberapa wilayah tidak mampu menjalankan agenda pendidikan karenabelum mempunyaibasis

    kaderyangkuatsertaketiadaaantenagapengajar.

    Menjawab fenomena yang terjadi, maka dipandang perlu untuk menegaskan kembali pelaksanaan pendidikan agar dijalankan

    secara sistematisdenganprogramyang terstruktur sertadengan capaianyang terukur.Selain itudalam rangkamempersiapkan

    keberlanjutandariprogrampendidikan,makaharusdisiapkanperencanaan tindak lanjut,hal inimenjadi sangatpentingkarena

    salahsatupermasalahanyang terjadiselamainiadalahpascapendidikankaderdasar,tidakadatindakanintervensipengetahuan

    lebih lanjut, karenabelum ada materi yang dapat disampaikan. Dari uraian tersebut, maka kehadiran sebuah pedomanbagi

    pendidikankaderWALHIdirasakansekaliurgensinya,sehinggapadaperiodekepengurusanEksekutifNasionalkaliiniberupaya

    untukmenyusunpanduanpendidikankaderyangdapatdipakaiuntukjangkawaktutertentu.

    1Selamainiyangadahanyadiktatdiktatataumaterimateri(bahanajar)yangterpisahdantidakdalamsatubukupanduanyangutuh,intregatifdanbaku.

    I. PENDAHULUAN

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    8/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 2

    I.2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pedoman

    A. Tujuan

    Pedoman ini disusun dengan tujuan agar;

    o

    Tersedianya format sistem perkaderan rakyat yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi anggota serta memaksimalkanpartisipasi organisasi rakyat.

    o Adanya pedoman dan kurikulum pendidikan yang sistematis dan berkelanjutan serta berfungsi memperkuat perjuangan

    organisasi rakyat dampingan WALHI.

    o Tersedianya panduan bagi organisasi dalam melakukan perkaderan yang dapat menjawab berbagai permasalahan massa rakyat

    baik di bidang lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.

    o Tersusunnya kerangka kerja organisasi, struktur organisasi jaringan dan database kader dalam sistem pendidikan WALHI.

    B. Ruang Lingkup

    Pedoman ini merupakan panduan, kurikulum dan materi pendidikan kader lingkungan hidup WALHI. Pedoman ini disarikan dari

    berbagai bentuk pendidikan kader WALHI di luar pelatihan yang bermuatan skill tertentu. Pedoman ini memuat tiga jenis jenjang

    perkaderan WALHI yaitu PKRD (Pendidikan Kader Rakyat Dasar), PKRM (Pendidikan Kader Rakyat Madya), dan PKPK

    (Pendidikan Kader Politik Kerakyatan).

    Pedoman pendidikan kader ini disusun untuk digunakan pada kalangan WALHI sendiri dan akan digunakan di dalam pelatihan-

    pelatihan ToT maupun pendidikan-pendidikan kader rakyat yang akan dimulai Juni 2011. Panduan ini diharapkan dapat digunakan

    dalam kurun waktu 4 tahun dan dapat dievaluasi serta diformulasikan kembali.

    1.3. Metodologi Penyusunan Pedoman

    Kebutuhan akan pengembangan dan penguatan kapasitas rakyat dirasa amat perlu di Indonesia terutama dalam menghadapi kuasa

    modal yang merusak sendi-sendi kehidupan rakyat dan lingkungan hidup. Untuk itu, WALHI berupaya merancang sebuah sistem

    pendidikan, sistem jaringan pendidikan, sistem informasi/data base kader yang nantinya akan dikembangkan di seluruh Indonesia.

    Berkenaan dengan pedoman pendidikan kader ini, Tim Perumus telah melakukan finalisasi pedoman pendidikan kader yangbersifat nasional yang mampu berintegrasi dengan konteks daerah. Tim Perumus telah bekerja sejak Februari 2011 sampai Mei 2011

    dalam merumuskan pedoman pendidikan WALHI ini dengan melakukan serangkaian kegiatan yang diharapkan mampu

    melahirkan sebuah pedoman pendidikan lingkungan hidup yang dapat dipergunakan untuk jangka waktu tertentu.

    Gambar 1

    Kerangka Kerja Tim Perumus Pedoman Pendidikan WALHI

    Pedoman ini disusun melalui beberapa tahapan. Untuk menggali masukan dari berbagai stakeholder, telah dilakukan diskusi

    terbatas di WALHI dan gagasan-gagasan yang muncul telah dikontribusikan kepada Tim Perumus untuk untuk selanjutnya

    dimasukkan dalam pengembangan sistem pendidikan melalui penyusunan sebuah draft pedoman pendidikan lingkungan hidup

    Draft Pedoman

    Pendidikan

    1 Bundel;

    PKRD, PKRM, PKPK

    1. Workshop

    2. Finalisasi

    3. Distribusi

    Lokasi Pilot Project

    Pendidikan

    Analisis dokumen WALHI yang terkaitpelatihan dan pendidikan

    Diskusi

    Wawancara

    Perumusan Draft

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    9/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 3

    WALHI. Selain itu, Tim Perumus juga telah membaca dan melakukan analisa serta melakukan kajian-kajian terhadap berbagai

    dokumen WALHI yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan. Melakukan komunikasi dan

    wawancara kepada beberapa orang untuk mendapatkan masukan terkait dengan kebutuhan, tantangan dan tanggapan mereka

    dalam pelaksanaan pendidikan WALHI.

    Tentu saja, semua desain konsep yang sudah disusun masih memerlukan masukan-masukan tambahan dan detil dari berbagai stake

    holder. Dari draft desain ini kemudian dikritisi melalui sebuah FGD yang melibatkan berbagai kalangan baik oleh EksekutifNasional WALHI maupun mereka yang memiliki keahlian tentang pendidikan dan pelatihan. Pedoman ini (PKRD dan PKRM)

    akan segera diujicobakan di beberapa daerah terpilih dan selanjutnya konsep jaringan mau pun sistem informasi/data base akan

    dirancang dimana para peserta dan pelatih diharapkan dapat melakukan registrasi secara online.

    1.4. Sistematika Penulisan

    Pedoman ini akan disajikan dalam beberapa bagian yakni; bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan latar

    belakang penyusunan pedoman, tujuannya, dan metodologi dalam penyusunan pedoman. Pada bagian kedua memaparkan konteks

    dari pemberlakukan pedoman/materi pelatihan ini sehingga para pengguna pedoman ini dapat meletakkan situasi dan kondisi

    yang melingkupi penggunaan dan dalam pelaksanaan pendidikan nantinya. Bagian ketiga memaparkan tentang garis-garis besar

    pendidikan yang berisi tetang prinsip-prinsip pendidikan, tujuan ekstra kulikuler, pengembangan sistem pendidikan, sarana dan

    prasarana, sistem pengembangan pendidikan, dan sertifikasi. Bagian keempat akan berisikan kurikulum, materi dan metodologi serta

    berbagai mata ajar dari jenjang PKRD, PKRM dan PKPK. Bagian kelima pedoman ini berisikan managemen pendidikan. Bagian

    keenam menjelaskan tentang jaringan, data base kader dan juga ikatan alumni dan bagian terakhir adalah bagian penutup.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    10/104

    II. K

    PE

    II.1. Ancaman

    ndonesia

    berlimpah.

    sebesar-bes

    rakyat ini diek

    modal di Indon

    yang berada d

    resapan air, bependidikan, ser

    Eksploitasi ter

    menyebabkan

    sumber-sumber

    Penghapusan s

    bebasnya perd

    industri rumah

    untuk mandiri

    yang berlimpah

    Kebijakan ekon

    lingkungan daketerkaitan yan

    bahkan diabaik

    proyek pemuli

    Indonesia. Wuj

    sambung men

    bencana dan an

    Perkembangan

    lingkungan ya

    neoliberal yang

    berupaya mela

    mampu merub

    II.2. Pentingny

    Revolusi ekolo

    (critical mass), d

    di level nasiona

    unsur strategis

    intelektual. Ko

    bermental klept

    Massa yang ter

    akhirnya mene

    dari setiap upa

    membangun da

    Pembentukan

    semangat peru

    merampas hak

    rakyat terhada

    Kedepan harus

    rakyat untuk m

    3Lihat dokumen

    4Bencana ekologis

    kolapsnya pranata

    I

    NTEKSTUA

    DIDIKAN

    Terhadap Keselamatan Raky

    erupakan negara yang me

    Sayangnya tidak dikelola

    rnya kemakmuran rakyat.

    ploitasi untuk kepentingan n

    esia. Sampai tahun 2010 masih

    lam kemiskinan. Jutaan kelu

    kurangnya jumlah DAS, danta tidak tersedianya layanan k

    adap hutan, bahan tamban

    erusakan pada air, tanah dan

    kehidupannya. Peran negara

    ubsidi untuk rakyat, liberali

    gangan lintas negara yang

    tangga. Indonesia menyandar

    dan berdikari. Indonesia men

    , buruh murah terpasang, dan

    omi politik yang eksploitatif

    hilangnya aset-aset untukg erat dengan kerusakan dan

    an dalam setiap investasi dan

    an lingkungan pun kembali

    d paling mudah untuk dike

    ambung tanpa jeda. Kondisi

    caman perubahan iklim.

    situasi obyektif di tingkat nas

    g telah menetapkan dirinya

    sudah menyentuh sendi-sen

    ukan perubahan sistem. Dip

    h tatanan pemerintahan guna

    a Pendidikan Dalam Gerak

    a

    i dapat dilakukan dengan me

    an perlawanan kolektif di ting

    l maupun wilayah dengan me

    di dalam gerakan sosial bai

    disi rakyat yang selama ini

    okrasi harus segera diakhiri.

    cerahkan dan kritis harus dib

    tukan tindakan politik kolekt

    a mendorong terjadinya peru

    n memperkuat gerakan rakyat

    assa kritis sejatinya melalui

    bahan sosial dan politik mel

    hak rakyat. Pendidikan yang

    ancaman yang menimpa

    segera disusun agenda strateg

    enahan laju kerusakan lingku

    ALHI (2011); Pulihkan Indonesia

    adalah akumulasi krisis ekologis ya

    ehidupan masyarakat. (Dokumen K

    LISASI

    ALHI

    t

    iliki sumber daya alam ya

    an tidak diperuntukkan ba

    ekayaan yang sejatinya mil

    egara industri maju dan kua

    terdapat sekitar 31,6 juta raky

    rga tidak mendapatkan akse

    pengelolaan sumber daya airsehatan yang baik bagi masy

    g, migas, perampasan tana

    udara yang mengakibatkan te

    sebagai pelayan rakyat (re-pub

    asi sektor keuangan, penjua

    enghancurkan usaha kecil

    kan pembangunannya pada u

    jalankan tiga fungsi yang me

    pasar bagi produk negara lain

    enyebabkan kehancuran ek

    keberlangsungan hidup dipikehancuran sistem ekologis.

    berbagai proyek yang merupa

    idesakan melalui dana utan

    ali adalah berbagai bencana

    ini diperparah dengan situa

    onal, baik internal dan ekster

    menjadi gerakan sosial. Untu

    di bangsa ini. Tidak cukup

    erlukan sebuah jalan untuk

    mewujudkan keadilan bagi se

    WALHI

    perhebat kerja-kerja pengorg

    katan basis. Selain itu juga me

    astikan adanya agenda yang

    buruh, tani, kaum miskin k

    ipermainkan oleh kelompok

    ntuk dan diciptakan agar ra

    if atas situasi yang ada di ha

    bahan. WALHI harus mamp

    guna menyelamatkan sumber

    endidikan kritis. Pendidikan

    awan hegemoni dan domin

    akan diselenggarakan oleh

    ereka, sekaligus membangu

    s pendidikan di setiap WALH

    gan yang semakin tidak terk

    g disebabkan oleh ketidakadilan dan

    mpanye Pengelolaan Bencana WAL

    PEDOMAN PE

    g

    gi

    ik

    a

    at

    s air bersih, seiring dengan

    yang buruk. Ada jutaan anakrakat, terutama bagi mereka y

    (landgrabing) dan sumber

    rjadinya bencana ekologis dan

    lika) terkurangi dengan berbag

    an aset Badan Usaha Milik

    akyat di sektor pertanian, p

    tang luar negeri dan meningg

    opang sendi ekonomi global

    .3

    logis yang semakin besar se

    ul oleh rakyat. Negara danesiko dan harga kehancuran l

    kan utang. Saat kondisi lingk

    . Kehancuran lingkungan su

    ekologis4 yang terjadi setiap

    i geografis Indonesia yang b

    al, selalu dicermati WALHI s

    k itu diperlukan sebuah upa

    engan sekadar membicaraka

    enghadapi kegentingan kris

    uruh rakyat di negeri ini.

    anisasian, kampanye perluasa

    ningkatkan kerja-kerja perlua

    terukur, target dan capaianny

    ota, kelompok perempuan, p

    elite, pemangku modal dan

    yat memiliki pengetahuan, k

    apan mereka. Massa kritis ak

    mendorong adanya ruang y

    -sumber kehidupannya.

    kritis merupakan gerakan pe

    si negara dan pemilik mod

    WALHI setidaknya mampu

    solidaritas dan soliditas di

    I di seluruh Indonesia sehingg

    ndali. Diperlukan kerjasama

    gagalnya sistem pengurusan alam ya

    HI; 2010)

    NDIDIKAN KADER WALHI | 4

    akin menipisnya daerah

    yang tidak mendapatkan ang miskin.

    aya alam lainnya telah

    tersingkirnya rakyat dari

    ai proses ekonomi liberal.

    Negara (BUMN), hingga

    ternakan, perikanan dan

    lkan kemampuan sendiri

    yakni, sumber daya alam

    entara resiko kerusakan

    pemilik modal memiliki ingkungan tidak dihitung

    ngan rusak dan tercemar,

    ah merata sebarannya di

    ari di seluruh nusantara,

    erada di kawasan rentan

    ebagai organisasi gerakan

    a untuk merubah sistem

    n perubahan iklim tanpa

    is ekologi ini. Jalan yang

    n kesadaran massa-rakyat

    an front persatuan rakyat

    a, serta melibatkan unsur-

    muda maupun kalangan

    elompok-kelompok yang

    sadaran politik dan pada

    an menjadi ujung tombak

    ng lebih luas bagi rakyat,

    bebasan, yang mewarisi

    l yang menggusur serta

    eningkatkan daya kritis

    ntara rakyat itu sendiri.

    a terjadi kekuatan kolektif

    an pembangunan agenda

    ng telah mengakibatkan

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    11/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 5

    strategis bersama agar gerakan lingkungan menjadi gerakan yang masif, dan dapat memberikan kontribusi dalam penyelamatan

    ekologi.

    Pedoman dan kurikulum pendidikan tidak akan memberikan arti penting jika tidak dilaksanakan secara optimal di masing-masing

    daerah, karena kekuatan rakyat sejatinya tidak berada di nasional akan tetapi ada di kantong-kantong gerakan yaitu rakyat yang

    selama ini berinteraksi langsung dengan sumber-sumber kehidupannya. Menjawab semua permasalahan tersebut, maka dipandang

    perlu untuk menginisiasi suatu kegiatan yang merupakan media guna merapikan dan menata ulang gerakan WALHI untuk kurunwaktu lima sampai sepuluh tahun yang akan datang. Media tersebut salah satunya adalah pendidikan-pendidikan kader WALHI.

    Rakyat harus didorong untuk menjaga sumber-sumber kehidupannya dengan berorganisasi, bersyarekat agar menjadi kesatuan

    yang kuat.

    II.3. Berbagai Problematika Dalam Pendidikan WALHI

    A. Problematika Dalam Pelaksanaan

    Berdasarkan mandat KNLH 2010 di Jakarta, WALHI harus menghasilkan angka 3.750 kader OR yang terdidik, setidaknya tiap-tiap

    daerah harus melakukan lima kali training dan setiap training sedikitnya diikuti oleh 30 orang. Penguatan kapasitas OR dilakukandalam dua bentuk yaitu; 1). Menyelenggarakan pelatihan atau pendidikan, dan 2). Magang atau pertukaran kader OR.

    Tabel 1

    Jumlah Kader Yang Telah Dilatih Dalam Periode April 2010 Maret 2011

    Sumber: Laporan KNLH WALHI 2011

    Sepanjang April 2010 sampai Maret 2011, WALHI baru berhasil melakukan pendidikan bagi anggota OR sebanyak 1.537 orang

    dengan 19 jenis pelatihan yang dilaksanakan. Secara kuantitas, terjadi peningkatan keberhasilan bila dibandingkan dalam tahunsebelumnya sebagaimana dilaporkan dalam KNLH 2010 namun masih gagal untuk memenuhi target yang direncanakan. Namun

    secara kualitas dapat diukur melalui eksistensi kader di setiap wilayah, apakah sudah cukup signifikant?

    WALHI memiliki lebih dari 38 jenis pelatihan dan pendidikan. Setiap pendidikan atau pelatihan dilakukan tanpa terintegrasi dalam

    suatu sistem yang baik. Pada akhirnya memberikan sumbangan terhadap carut-marutnya sistem pendidikan WALHI itu sendiri

    bahkan tidak mampu menjawab kebutuhan gerakan WALHI di basis/akar rumput. Untuk pendidikan kader rakyat, khususnya

    Pendidikan Kader Rakyat Dasar masih belum berjalan dengan optimal karena pelaksanaan program pendidikan belum menjadi

    agenda utama selain problem materi pendidikan yang dirasakan begitu berat. Ke depan perlu dirumuskan di setiap ED WALHI

    untuk menjalankan agenda pendidikan secara strategis dan berkesinambungan.

    B. Problematika Kurikulum Yang Dipakai Selama Ini.

    Hasil Pendidikan Kader Rakyat Dasar yang sudah dilaksanakan oleh WALHI dalam periode lima tahun kebelakang memberikan

    gambaran bahwa pelaksanaan pendidikan belum berjalan dengan optimal. Tabel di bawah ini menjelaskan berbagai problematika

    dalam pelaksanaannya serta rekomendasi terhadap persoalan tersebut.

    No Regional Jenis TrainingJumlah Peserta

    L P Total

    1. SUMATERA 12 341 234 575

    2. KALIMANTAN 7 180 71 251

    3. JAWA 7 218 79 297

    4. SULAWESI 4 173 41 214

    5. BANUSRAMA 3 171 29 200

    Total 1.083 454 1.537

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    12/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 6

    Tabel 2

    Hasil Evaluasi Terhadap Pelaksanaan PKRD WALHI

    Bagian Hasil Analisis Rekomendasi

    Peserta Kurang memperhatikan

    kemampuan danpengalaman peserta

    sehingga timbul kesenjangan

    antar peserta.

    Dalam rekrutmen peserta

    sering dilakukan dengan

    cara asal comot sehingga

    kualifikasi dan kesiapan

    peserta dalam mengikuti

    pendidikan kurang baik.

    Persiapan pendidikan harus dilakukan secara

    matang dengan mengklasifikasikan pesertaberdasarkan kemampuan dan pengalamannya,

    sektor pekerjaan maupun tingkat pendidikannya.

    Materi Materi yang disampaikan

    kurang sesuai dengan

    konteks lokal dan kondisi

    kongkrit di lapangan. Khususnya menyangkut soal

    perjuangan yang sedang

    dijalankan atau dengan kata

    lain masih bersifat secara

    umum.

    Memberikan pemahaman atas problem yang

    sedang diperjuangkan.

    Mencari akar masalah, korelasi ketertindasan,

    keterhisapan, dan juga pengrusakannya. Titik tekan pada soal Demokrasi Kampung/Desa,

    merebut kekuasaan/sistem kekuasaannya.

    Metode Pentingnya memadukan materi

    konteks lokal dengan pedoman

    dan bahan bacaan yang dibuat

    ataupun sebaliknya.

    Perlunya beberapa contoh konkrit sebagai bahan

    pelatihan pada tingkat bawah, yakni mengupas

    problem dan isu yang khusus yang dihadapi oleh

    rakyat.

    Merajut seluruh problem dan isu tersebut

    sehingga merentangkan seluruh persoalan yang

    dihadapi komunitas.

    Pelaksanaan Kelas tetap, kelebihanpenerimaan materi lebih

    sistematik. Kekurangannya

    pada terjadi kelelahan

    dalam belajar.

    Kelas berjalan, kelebihannya

    pada intensitas pertemuan

    yang sering dan reguler.

    Kelemahannya sering

    membosankan.

    Bahwa penyelenggaraan

    pendidikan yang selama ini

    dilakukan kurang

    diprogramkan secara

    nasional dengan baik.

    Dua metode penyelenggaraan dapat dipakaidiusahakan dengan memperhatikan

    kelemahannya.

    Oleh karenanya, dalam periode ini akan

    dirancang penyelenggaraannya dari mulai

    a. Pembuatan pedoman

    b. Penyiapan mentor

    c. Kursuskursus terkait isu tertentu

    Bahan-bahan Bahan bacaan (diktat), perlu

    ada pembaharuan.

    Perlu mengumpulkan buku

    referensi referensi utama.

    Kurikulum yang lama masih relevan digunakan

    namun perlu perbaikan

    MEL Belum ada monitoring atas

    peserta pasca pendidikan.

    Belum ada alat ukur untuk

    menguji efektivitas atas

    hasil pendidikan yang

    sudah dilaksanakan

    Perlu dilaksanakan pendokumentasian atas

    pendidikan yang sudah dilaksanakan

    Sumber: Laporan Workshop Perkaderan WALHI 2009

    Evaluasi atas pelaksanaan pendidikan kader rakyat yang sudah dilaksanakan selama ini menunjukan bahwa pelaksanaan

    pendidikan belum terlaksana dengan baik.5

    C. Kelemahan Dalam Pendokumentasian

    Selama ini dirasakan pelaksanaan pendokumentasian atas pelaksanaan pendidikan yang sudah dilaksanakan sangat lemah.

    Monitoring pasaca pendidikan tidak dilakukan secara baik dan sungguh-sungguh. Evaluasi terhadap capaian dari kader pasca

    5Lihat hasil evaluasi perkaderan WALHI dalam laporan kegiatan Workshop PKRL; 2009

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    13/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 7

    pendidikan juga belum pernah dilaksanakan. Oleh sebab itu, evaluasi dan monitoring serta pendokumentasian menjadi sangat

    penting artinya. Pendokumentasian ini meliputi pendokumentasian terhadap proses pendidikan, maupun penyusunan data base

    kader serta memfasilitasi forum komunikasi diantara sesama mereka. Selain itu diperlukan juga perbaikan pendokumentasian kasus

    sehingga materi pendidikan dapat mempertimbangkan kondisi obyektif dan subyektif rakyat.

    II.4. Pendidikan WALHI dalam Pendekatan Bioregional dan Gerakan Pulihkan Indonesia

    Pendekatan bioregional harus menjadi mainstreaming dalam menyusun kurikulum dan materi-materi pendidikan WALHI.

    Pendekatan bioregional ini menjadi penting untuk dirumuskan karena dengan pendekatan bioregional sekaligus menghitung

    kemampuan regional dalam pelaksanaan pendidikan dan memperkuat kapasitas bioregional. Memperkuat kemampuan rakyat

    untuk menjaga sumber-sumber kehidupan di masing-masing regional dari ancaman kejahatan korporasi. Berbagai fakta telah

    menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat ekologis. Suatu kondisi yang menuntut penanganan segera atas

    adanya ancaman dari kerusakan ekologi yang terjadi. WALHI dalam pergulatan tigapuluh tahun gerakan lingkungan hidup di

    Indonesia mencoba mengajak peran serta semua pihak untuk secara bersama-sama melakukan pemulihan Indonesia melalui

    perbaikan ekologi.

    Proses penghancuran sumber-sumber kehidupan rakyat telah mengakibatkan terjadinya krisis multidimensi. Krisis politik, krisis

    ekonomi, krisis sosial-budaya dan krisis ekologi lahir dari proses demokrasi yang telah dibajak oleh kepentingan elit yang

    menghamba pada kuasa modal. Krisis ekologi yang terjadi karena negara, pemodal dan sistem pengetahuan modern telah

    mereduksi alam menjadi onggokan komoditi yang bisa direkayasa dan dieksploitasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi

    jangka pendek sehingga pada gilirannya berbagai bencana lingkungan seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, kekeringan,

    pencemaran, dan krisis air telah menjadi bencana yang diderita rakyat dari tahun ke tahun. Kondisi ini menampakan bahwa

    Indonesia sudah berada dalam kondisi krisis ekologi.

    Pemulihan Indonesia adalah upaya pembalikan krisis multidimensi yang menjangkiti Indonesia. Memperbaiki tata kehidupan

    berbangsa secara keseluruhan dengan mewujudkan keadilan ekologis dengan cara populer dan semangat revolusioner. Hal ini

    dilakukan dengan mempersatukan kesadaran pentingnya memulihkan krisis di setiap komunitas masyarakat di kota dan desa.

    Membangkitkan kembali kepercayaan diri bangsa untuk dapat keluar dari krisis secara bersama-sama dengan seluruh kekuatan

    rakyat.

    Pemulihan Indonesia menuntut empat langkah pemulihan yaitu; (1). Rakyat Memperjuangkan pemulihan lingkungan di komunitas,

    desa, kampung, dan kota. (2). Mempertahankan seluruh sumber daya alam yang tersisa dari jarahan korporasi. (3). Menemukan,

    menguatkan dan mengakumulasi alternatif-solusi lokal maupun kearifan nenek moyang dalam memulihkan lingkungan hidupsecara keseluruhan. (4). Rakyat harus mengetahui secara detail tentang apa saja potensi yang ada di wilayah mereka serta ancaman

    atas kondisi wilayah yang mereka miliki. Pengetahuan yang utuh atas kondisi lingkungan serta dampak yang terjadi serta potensi

    ancaman kerusakan lingkungan jika potensi itu di ekploitasi akan membuat rakyat dengan kekuatan massa kritis ini akan

    mempertahankan kawasan ekologi secara regional guna menjaga stabilitas lingkungan buat mereka.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    14/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 8

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    15/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 9

    III. GARIS-GARIS BESAR

    PROGRAM PENDIDIKAN

    III.1. Defenisi, Pendekatan dan Prinsip-prinsip

    A. Defenisi

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi

    pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih

    mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

    Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku

    sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar

    sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

    Perubahan Prilaku

    Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sifat perubahannya relatif permanen, dan tidak

    harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi

    umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang

    untuk berperilaku.

    Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan

    perubahan yang serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

    Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang

    diterima -hadiah atau hukuman- sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku

    tersebut.

    Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

    pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

    agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan

    tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

    membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat

    berlaku dimanapun dan kapanpun.

    Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan muncul ketika seseorang

    menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

    sebelumnya. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris

    atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan

    secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi

    berulangkali. Misalnya, selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian

    dikenal sebagai rasionalisme.

    B. Pendekatan

    Salah satu pendektan pembelajaran yang dinilai cukup efektif adalah pendekatan pembelajaran kontekstual, di mana kader didesain

    tidak hanya memahami secara teoretik saja, tetapi hasil belajarnya dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pendekatan-

    pendekatan lain yang diterapkan sebelumnya masih belum teruji se-efektif pendekatan kontekstual. Pendekatan ini bercirikan

    berbasis masalah, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan aktivitas kelompok, memberikan aktivitas

    individu, memberikan kesempatan bekerjasama dengan masyarakat, dan memberikan penilaian autentik. Pendekatan pembelajaran

    kontekstual akan sangat efektif jika diterapkan dalam pendidikan lingkungan hidup.

    Misalnya ketika seseorang

    mencicipi masakan yang

    baru dikenalnya, Ia akan

    mendapatkan

    pengetahuan tentang

    bentuk, rasa, dan aroma

    masakan tersebut.Seseorang yang sering

    dipilih untuk memimpin

    organisasi dengan

    sendirinya akan

    mendapatkan

    pengetahuan tentang

    manajemen organisasi

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    16/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 10

    C. Prinsip-prinsip

    Sistem pendidikan adalah untuk pembebasan bukan untuk penguasaan. Pendidikan harus menjadi proses pemerdekaan, bukan

    penjinakan sosial dan budaya. Pendidikan bertujuan menggarap realitas manusia, dan karena itu secara metodologis bertumpu di

    atas prinsip-prinsip aksi dan refleksi total, yakni prinsip bertindak. Untuk merubah kenyataan yang menindas dan pada sisi

    simultan lainnya secara terus-menerus menumbuhkan kesadaran akan realitas dan hasrat untuk merubah kenyatan yang menindas

    tersebut. Hakekat dari bertindak atau praksis tersebut adalah kombinasi dari aksi, kata dan pikiran. Dengan kata lain praksistidak memisahkan tiga fungsi atau aspek tersebut sebagai bagian terpisah, tetapi dalam gagasan maupun cara wujud seseorang

    sebagai manusia seutuhnya.

    Gambar 2

    Prinsip-prinsip aksi dan refleksi total

    =

    Setiap waktu dalam prosesnya, pendidikan ini merangsang ke arah diambilnya suatu

    tindakan, kemudian tindakan tersebut direfleksikan kembali dan dari refleksi itu diambil

    tindakan baru yang lebih baik. Proses pendidikan merupakan suatu daur bertindak dan

    berpikir yang berlangsung terus-menerus sepanjang hidup seseorang. Pada saat bertindak

    dan berpikir itulah, seseorang menyatakan hasil tindakan dan buah pikirannya melalui

    kata-kata.

    Dialog merupakan metode pendidikan yang paling mendasar dari pendidikan kritis.

    Berkaitan dengan itu terdapat beberapa prinsip dari dialog yakni;

    1. Dialog adalah bentuk perjumpaan di antara sesama manusia dengan peran-peran

    dunia, dalam rangka menamai dunia. Dialog tidak akan dapat terjadi antara orang-

    orang yang hendak menamai dunia dengan orang yang tidak membutuhkan

    penamaan itu.2. Dialog tidak dapat disederhanakan sebagai tindakan seseorang menabungkan

    gagasan-gagasannya kepada orang lain, atau sekedar sebagai sebuah pertukaran

    gagasan untuk dikonsumsi oleh para peserta sebuah diskusi.

    3. Dialog adalah suatu alat penciptaan. Ia tidak boleh menjadi sebuah alat dominasi

    seseorang terhadap orang lain. Dominasi yang tersirat dalam dialog haruslah

    dominasi terhadap dunia oleh mereka yang mengikuti dialog, yakni penguasaan atas

    dunia sebagai pembebasan manusia.

    4. Dialog tidak dapat berlangsung tanpa adanya cinta yang mendalam terhadap dunia

    dan terhadap sesama manusia. Cinta dan keberpihakan terhadap kaum tertindas

    adalah dasar dari dialog.

    5. Dialog tidak dapat terjadi tanpa kerendahan hati. Penamaan dunia dalam mana manusia secara terus-menerus menciptakan

    kembali dunia itu, tidak mungkin berupa laku kesombongan.

    6. Dialog menuntut adanya keyakinan yang mendalam terhadap diri manusia, keyakinan pada kemampuan manusia untukmembuat dan membuat kembali, untuk mencipta dan mencipta kembali. Keyakinan pada fitrahnya untuk menjadi manusia

    seutuhnya, yang bukan hak istimewa sekelompok elit, tetapi hak kelahiran semua manusia.

    7. Dialog tidak dapat terjadi tanpa adanya harapan. Ketiadaan harapan adalah sebuah bentuk kebisuan, penolakan terhadap

    dunia dan sikap melarikan diri darinya

    8. Dialog sejati tidak akan terwujud kecuali dengan melibatkan pemikiran kritis, dialog yang menuntut adanya pemikiran kritis,

    yang mampu melahirkan pemikiran kritis.

    III.2. Tujuan Kurikuler

    1. Upaya untuk membangun proses di lapis bawah dengan memberi stimulus pada masyarakat secara bersama, sehingga mereka

    bertanya kenapa mereka miskin dan tertekan. Ini dilakukan lewat identifikasi permasalahan sosial dan analisis yang dilakukan

    oleh mereka sendiri. Sehingga mereka dapat memiliki kepekaan kritis terhadap lingkungannya.

    2. Memotivasi rakyat untuk diskusi apa yang dapat diperbuat jika mereka bersatu, sehingga masalah kemiskinan dan keadaan

    tertekan ini dapat dipecahkan. Dengan cara membentuk atau apapun namanya yang berasal dari upaya mereka sendiri, yang

    struktur dan fungsinya ditentukan oleh mereka sendiri. Melalui ini dilakukan aksi-aksi yang berkaitan dengan masalah sosial

    ekonomi dalam rangka untuk pembebasan diri.

    3. Upaya untuk membangun kesadaran, dalam kekurang-mampuan tersebut. Bahwa mereka dengan upaya sendiri dapat

    mempunyai sikap percaya akan pengetahuannya, pandangannya dan keputusannya dalam rangka berhadapan dengan orang

    lain.

    4. Memotivasi rakyat agar mengadakan pertemuan secara periodik, untuk melihat kembali pengalaman mereka, serta untuk

    mengambil keputusan tentang aksi selanjutnya berdasarkan riset mereka sendiri. Ini bertujuan untuk membangun proses dari

    praksis mereka, seperti aksi-refleksi yang lebih maju.

    Dalam pendidikan

    pembebasan memiliki

    beberapa prinsip yaitu;

    Dialog

    Hadap-masalah

    Keberpihakan

    Adanya harapan

    Cinta sesama manusia

    Kerendahan hati

    Gender Perspektif

    Adaptif

    TINDAKAN

    (ACTION)

    PIKIRAN

    (REFLECTION

    KATA

    (WORD) PRAKSI

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    17/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 11

    5. Memotivasi rakyat untuk membantu kelompok yang lain yang kurang mampu. Ini dimulai dengan aksi yang serupa lalu secara

    bertahap membentuk organisasi yang lebih rapi yang berasal dari kumpulan-kumpulan yang kecil, dan akhirnya

    mengembangkannya dengan organisasi yang lebih rapi yang berasal dari kumpulan kumpulan yang kecil, dan akhirnya

    mengembangkan hubungan dengan organisasi lain yang serupa.

    III.3. Sistem Pengembangan Pendidikan

    A. Daur Pendidikan Kader WALHI

    Pedoman pendidikan ini berisikan tiga jenjang pendidikan kader WALHI.

    Jenjang pertama adalah Pendidikan Kader Rakyat Dasar (PKRD) yang

    merupakan pendidikan tingkat awal dari seluruh sistem perkaderan WALHI.

    PKRD dilaksanakan oleh ED atau anggota WALHI di level basis di setiap

    propinsi.

    Jenjang berikutnya adalah Pendidikan Kader Rakyat Madya (PKRM). Peserta

    (kader) yang berhak mengikuti PKRM adalah mereka-mereka yang telahmengikuti PKRD. PKRM merupakan jenjang pendidikan lanjutan pasca

    seorang kader mendapatkan PKRD. Seorang kader yang telah mengikuti PKRD

    diharapkan mampu menginternalisasi seluruh pengetahuan dan keterampilan

    yang dia peroleh dalam PKRD untuk kurun waktu tertentu minimal satu tahun.

    Itu berarti bahwa setelah masa satu tahun seorang kader PKRD baru dapat

    melanjutkan ke jenjang PKRM. PKRM dilaksanakan secara regional dengan

    melibatkan beberapa ED atau Anggota WALHI di level regional.

    Jenjang terakhir adalah Pendidikan Kader Politik Kerakyatan (PKPK). PKPK dilaksanakan untuk membentuk kader yang memiliki

    visi politik kerakyatan yang berwawasan nasional dan internasional. Yang berhak mengikuti PKPK adalah kader rakyat yang telah

    mengikuti PKRD dan PKRM. PKRM diselenggarakan secara nasional di bawah tanggungjawab Eksekutif Nasional WALHI, namun

    dalam pelaksanaannya dapat saja dikerjasamakan dengan ED atau Anggota WALHI.

    Pelatihan yang ditujukan untuk penguatan kemampuan tertentu kepada kader misalnya paralegal, advocacy, kampanye, GIS, amdal

    dan lain sebagainya harus merupakan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang telah diberikan

    kepada kader. Selain untuk menyesuaikan dengan kemampuan dasar kader, juga sebagai alat memotivasi kader untuk terus

    meningkatkan jenjang perkaderannya sehingga layak mendapatkan pelatihan-pelatihan keterampilan tertentu tersebut seperti tabel

    di bawah ini.

    Tabel 3

    Contoh Jenis-jenis Pelatihan Keterampilan yang Disejajarkan

    dengan Jenjang Pendidikan Kader

    No.Pendidikan

    Kader

    Materi

    KEWALHIAN

    Berbagai Jenis

    Pelatihan Keterampilan

    1. PKRD 1. Dasar-dasar Ansos

    2. Teori-teori Pembangunan(paradigma pembangunan)

    3. Sejarah organisasi WALHI(metamorphosis gerakkan WALHI)

    4. Keorganisasian WALHI (statuta,nilai-nilai, manifesto)

    5. Dasar-dasar Ilmu Lingkungan

    6. Dasar-dasar ilmu politik, hukumdan HAM.

    7. Dasar-dasar ManagemenOrganisasi.

    8. Dasar-dasar Kepemimpinan

    1. Community Organizer (CO)

    2. Investigasi dan Monitoring

    3. Advokasi Kebijakan

    4. Pemetaan Partisipatif

    5. AMDAL KIJANG

    6. Teknologi tepat guna,

    7. Koperasi dan Pengembanganekonomi kelompok,

    8. Pendidikan Ekonomi RumahTangga,

    9. Pendidikan KeterampilanUsaha Keluarga

    2. PKRM 1. Ansos2. Teori tentang Negara

    3. Reforma Agraria

    4. Ekonomi Politik

    5. Dasar-dasar Advokasi

    6. Political Ecology

    7. Gerakkan lingkungan dan sosial

    8. Penggalangan Sumber Daya

    10. Tekhnologi Informasi danMedia handling

    11. Tata ruang

    12. Managemen Konflik

    13. Managemen Bencana

    14. Data base

    15. AMDAL

    16. HAM dan Lingkungan Hidup

    17. Paralegal

    18. Pelatihan Gender

    19. Fund raising public

    Gambar 3

    Kerangka Pendidikan Kader dan Berbagai

    Pelatihan WALHI

    JenisPelatihan

    KeterampilanI

    JenisPelatihan

    KeterampilanII

    JenisPelatihan

    KeterampilanIII

    PKRD

    PKRMPKPK

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    18/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 12

    No.Pendidikan

    Kader

    Materi

    KEWALHIAN

    Berbagai Jenis

    Pelatihan Keterampilan

    3. PKPK 1. Dialektika Sosial

    2. HAM, Demokrasi dan LingkunganHidup

    3. Gerakan Politik WALHI

    4. International Advocacy

    20. Reformasi Sektor Keamanan

    21. Ekonomi kerakyatan

    22. Analisa Hukum dan Kebijakan

    23. Legal drafting

    24. HAM and InternationalAdvocacy

    Sumber: Diolah dari berbagai bahan dan dokumentasi WALHI.

    Dari tabel di atas terlihat bahwa kader-kader WALHI tidak lagi akan secara sembarangan ditunjuk untuk mengikuti pelatihan-

    pelatihan keterampilan tertentu yang diselenggarakan oleh WALHI. Para peserta pelatihan keterampilan harus disesuaikan dengan

    jenjang pendidikan yang telah diikuti dalam sistem perkaderan WALHI.

    B. Skenario Pendidikan Kader WALHI

    Berikut ini adalah skema kerangka kerja dalam pelaksananaan pendidikan kader WALHI.

    Gambar 4

    Skenario Pendidikan Kader WALHI

    Tahapan Pelaksanaan Pendidikan WALHI

    Berikut ini adalah tahapan dalam pelaksananaan pendidikan kader WALHI.

    No Tahapan Kegiatan Keterangan

    1. Persiapan Pembekalan penjelasan tentang

    (1) visi, misi, tujuan dan

    program lembaga, dan (2)

    mekanisme pelaksanaan

    pendidikan.

    Koordinasi Tekhnis

    Tim Training, lembaga mitra dan

    seluruh panitia ( 1 hari)

    2. Pembukaan

    dan Orientasi

    Pembukaan

    Perkenalan dan kontrak belajar

    Penjelasan tentang (1) visi, misi,

    tujuan dan program lembaga,

    Peserta dan fasilitator ( hari)

    Lulus

    Tidak

    Lulus

    Perencanaan Pendidikan

    (Kepanitiaan)

    Refleksi

    (Klasikal)

    Penyusunan Tim

    Fasilitator

    RekrutmentPeserta

    Pembahasan Konseptual

    (Klasikal)

    Administrasi, Akomodasi dan

    Konsumsi

    Live in(Lapangan)

    Registrasi

    Penulisan Laporan

    (Klasikal)

    Penilaian

    Sertifikat

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    19/104

    No

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    C. Gender Pe

    Sudah kita pah

    telah melahirk

    lingkungan seb

    asasi manusia (

    warga untuk

    lupakan adala

    berbagai persoa

    Dalam setiap

    yang paling me

    sumber daya a

    sejarah peremp

    menyediakan a

    kerang dan l

    penegakkan H

    perspektif kea

    inipun, WALH

    disetiap jenjang

    III.4. Sarana da

    A. Sarana Ya

    1. Papan Tu

    2. Spidol3. Flipchart

    4. OHP/proj

    5. Sound sy

    6. Buku ped

    7. Buku rea

    6Untuk memperku

    pasca pendidikan.7

    Proporsi peserta

    dengan dengan me

    Bunga Rampai Kip

    Tahapa

    PembaKonsep

    (Klasik

    Plant o

    (POA)

    Koordi

    Kelem

    Pelaks

    Lapang

    Pelapo

    Pleno

    (Klasik

    Penilai

    Sertifik

    Penutu

    spektif Dalam Pelaksanaan Pen

    mi bersama bahwa tatanan so

    n banyak persoalan dan keti

    agai sumber kehidupan raky

    HAM) terus terjadi sehingga

    elangsungkan kehidupan y

    bahwa tatanan sosial ekono

    lan yang serius bagi kalangan

    onflik lingkungan hidup dan

    nderita. Sayangnya dibanyak

    lam selama ini masih dipan

    uan memiliki kedekatan emo

    ir untuk keluarga, menanam

    in sebagainya.6 WALHI se

    AM dalam memperjuangka

    ilan gender dalam setiap la

    I tidak meninggalkan gend

    secara integratif sebagai prins

    n Prasarana Pendidikan

    ng Dibutuhkan

    is/white board

    ector/LCD

    tem

    oman Pendidikan WALHI.

    ing materi.

    at tema tertentu yang berkaitan deng

    ihat juga dalam WALHI; Perempua

    erempuan minimum 30% dari seluru

    perhatikan fasilitator atau co-facilit

    rah Perempuan Dalam Pengelolaan S

    n Kegiatan

    dan (2) mekanisme

    pelaksanaan magan

    Mengenal secara de

    kegiatan-kegiatan y

    dilakukan lembaga

    asantual

    l)

    Penyampaian materpendidikan di dala

    Diskusi dan studi k

    Action Menyusunan POA

    Pembimbingan oleh

    lembaga

    asi

    agaan

    Melakukan kunjung

    terkait dengan prog

    akan dilaksanakan

    naan

    an

    Melaksanaan aktivit

    lapangan sesuai den

    rencana kerja yang t

    disusun

    an Menyusun laporan

    l)

    Workshop pelapora

    kegiatan magang

    n Test evaluasi

    asi Penyerahan sertifik

    pan Upacara penutupan

    idikan WALHI

    sial ekonomi politik utama ya

    pangan pada semua aspek

    t yang dibarengi dengan ber

    erujung kepada semakin me

    ng layak dan beradab. Na

    i politik tersebut secara sp

    perempuan.

    sumber daya alam peremp

    anah dan wilayah, persoalan

    ang sebagai persoalan laki-l

    sional dengan alam. Mayorit

    padi, merawat ladang dan

    agai organisasi gerakan li

    keadilan ekologi selalu be

    ngkah geraknya. Dalam pe

    r perspektif dalam materi-

    ip.7

    n akses dan kontrol perempuan dala

    ; Dalam Pengelolaan Sumber Daya

    h peserta atau apabila sedikit atau tid

    tor perempuan yang melakukan fasi

    umber-sumber Kehidupan, Jakarta,

    PEDOMAN PEN

    Keterangan

    .

    at

    ng

    i-materi kelas

    sus

    Fasilitator dan

    fasilitator

    Peserta dan fasil

    hari)

    an lembaga

    am yang

    Peserta dan fasil

    hari)

    as

    gan

    elah

    Seluruh peserta

    ( 5 hari)

    akhir Seluruh pesertamitra

    Penulisan pelap

    hari)

    akhir

    Seluruh peserta,

    fasilitator lemba

    lembaga mitra (

    Fasilitator dan T

    Pengembangan

    t Fasilitator dan T

    Pengembangan

    kegiatan Panitia

    g berkembang saat ini

    kehidupan. Kerusakan

    agai pelanggaran hak

    emahnya kemampuan

    un yang sering kita

    sifik telah melahirkan

    an menjadi kelompok

    lingkungan hidup dan

    ki. Padahal sepanjang

    s perempuanlah yang

    ebun, mengumpulkan

    gkungan hidup dan

    rusaha menempatkan

    didikan kader rakyat

    ateri yang disajikan

    pengelolaan sumberdaya alam perl

    lam dan Lingkungan, Jakarta, Dese

    ak ada peserta perempuan di dalam p

    itasi dalam setiap pendidikan. Lihat

    pril 2011

    IDIKAN KADER WALHI | 13

    arasumber

    itator lembaga (

    itator lembaga (

    an lembaga mitra

    engan lembaga

    ran akhir ( 2

    Tim Training,

    a, dan wakil

    1 hari)

    im Perkaderan dan

    apasitas WALHI

    im Perkaderan dan

    apasitas WALHI

    pelatihan khusus yang diatur

    ber 2010

    roses pendidikan, bisa diatasi

    ALHI; Peluh Pembebasan:

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    20/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 14

    B. Prasarana Yang Dibutuhkan

    1. Ruang kelas

    2. Ruang/tempat diskusi

    3. Penginapan peserta

    4. Ruang makan

    5. Wilayah desa/kota untuk live in.

    III.5. Lembaga Pelaksana Pendidikan

    A. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Rakyat Dasar

    Eksekutif Daerah WALHI yang memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan.

    Memiliki sumber daya pelatih (minimal memiliki 1 orang calon Master Fasilitator dan 2 orang calon fasilitator lembaga yang

    memenuhi syarat)

    Bersedia bekerjasama untuk menyelenggarakan keseluruhan proses Pendidikan Kader Rakyat Dasar yang ditunjukkan dengan

    kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan Kaderisasi WALHI.

    B. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Rakyat Madya

    Beberapa anggota dan atau Eksekutif Daerah WALHI (Regional) yang berpengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan

    rakyat sesuai dengan bidang keahlian yang dikembangkan8.

    Memiliki sumber daya pelatih (minimal memiliki 1 orang master fasilitator dan 2 orang fasilitator lembaga yang memenuhi

    syarat).

    Memiliki fasilitas penyelenggaraan pelatihan (kelas dan lapangan)

    Memiliki bahan-bahan (konteks lokal) pelatihan yang akan dilatihkan.

    Bersedia bekerjasama untuk melakukan seluruh proses pendidikan, melakukan pemantauan dan menilai kader yang sudah

    dilatih ditunjukkan dengan kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan

    Kaderisasi WALHI.

    C. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Politik Kerakyatan

    Tanggungjawab Eksekutif Nasional WALHI Dapat dilakukan di daerah dengan bekerjasama dengan anggota atau ED

    Memiliki sumberdaya pelatih (minimal memiliki 1 orang master fasilitator dan 2 orang fasilitator lembaga yang memenuhi

    syarat).

    Memiliki fasilitas penyelenggaraan pelatihan (kelas dan lapangan)

    Bersedia bekerjasama untuk melakukan seluruh proses pendidikan, melakukan pemantauan dan menilai kader yang sudah

    dilatih ditunjukkan dengan kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan

    Kaderisasi WALHI.

    III.6. Sistem Evaluasi Pendidikan

    A. Evaluasi Pendidikan

    A.1. Sistem Evaluasi Proses Pendidikan:

    Evaluasi ini dilakukan oleh Master Fasilitator dalam rangka memotret performansi peserta pendidikan pada setiap pokok bahasan.

    Karenanya evaluasi ini disebut juga dengan Evaluasi Formatif yang dikembangkan melalui kuesioner.

    A.2. Sistem Evaluasi Akhir Pendidikan:

    Evaluasi dilakukan oleh Fasilitator terhadap peserta pendidikan dalam rangka memotret capaian peserta terhadap tujuan umum

    pelatihan. Karenanya evaluasi disebut juga dengan Evaluasi Sumatif yang dikembangkan dengan kuesioner.

    A.3. Sistem Evaluasi Program Pendidikan:

    Evaluasi dilakukan oleh peserta pendidikan dalam rangka memberikan penilaian efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan progam

    melalui kuesioner yang akan diisi oleh peserta.

    B. Evaluasi Sistem Perkaderan

    Sistem pengkaderan yang telah berhasil dirumuskan ini dipraktekkan minimal selama 4 tahun dan akan melakukan evaluasi

    internal. Selain evaluasi internal, WALHI akan mengadakan lokakarya/semiloka yang berkaitan dengan Pengkaderan Organisasi

    Rakyat. Lokakarya/semiloka perkaderan ini akan menghadirkan organisasi rakyat/LSM yang bergiat dalam dunia

    pendidikan/pengkaderan baik untuk berbagi pengalaman dalam membangun sistem pengkaderan/pendidikan dan pengalaman

    melakukannya.

    8Memperhatikan kapasitas masing-masing ED. Jika terdapat ED atau anggota yang lemah dalam pelaksanaan perkaderan maka diperlukan koordinasi sehingga

    perlu ada kerja bareng untuk menyamakan gerak dalam pendidikan.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    21/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 15

    III.7. Sertifikasi

    Sertifikasi dilakukan oleh Tim Pengembangan Kapasitas dan Kaderisasi WALHI. Hal-hal yang harus dilakukan oleh TIM dalam

    melakukan sertifikasi yaitu;

    A. Persiapan

    (a). Mempersipkan Form Evaluasi Akhir

    (b). Berkoordinasi dengan Lembaga Pelaksana untuk melaksanakan Evaluasi Akhir sebagai dasar penentuan kelulusan peserta.

    B. Pelaksanaan

    (a). Pada akhir pendidikan memberikan penjelasan kepada peserta tentang prosedur pengisian Form Evaluasi Akhir.

    (b). Pada akhir pendidikan, bersama dengan Lembaga Pelaksana, membagi Form Evaluasi Akhir dan mengumpulkan kembali.

    C. Pasca Pendidikan

    Melakukan koreksi hasil Evaluasi Akhir peserta, serta memberikan penilaian dan menetapkan kelulusan peserta berdasarkan

    strandar penilaian dasar yang berlaku. Menerbitkan sertifikat untuk peserta dan membagikan kepada peserta pada sesi penutupan

    pendidikan.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    22/104

    IV.K

    PE

    IV. 1. Pengant

    endidika

    mengan

    propaga

    memfasilitasi d

    alat perjuangan

    IV.2. Petunjuk

    1. Pedoman

    WALHI,

    organisasi

    2. Penyamp

    bertindak

    pengalam

    Keterang

    A. Seg

    B. Pro

    sum

    C. Fak

    dala

    D. Has

    me

    kehi

    3. Setiap ma

    a. Jud

    b. Tuj

    pese

    c. Pok

    sesu

    d. Met

    atau

    pen

    P

    RIKULUM

    DIDIKAN

    r

    n kader WALHI diharapka

    lisa dan menyimpulkan kead

    da dan komunikasi dengan

    n memimpin massa, sehingg

    nya.

    Penggunaan

    ini merupakan panduan pen

    taff anggota dan ED WALHI

    dan sumber-sumber kehidup

    ian materi menggunakan m

    mengolah proses belajar par

    an orang lain. Metode ini dap

    n gambar:

    la sesuatu tindakan atau peng

    es menguraikan tindakan da

    ber kehidupan rakyat sebagai

    a dan data tersebut dianalisis

    m mengelola organisasi dan t

    il dari analisis tersebut akan

    gelola organisasi dan dal

    dupan rakyat.

    teri Pendidikan Kader, akan

    l Mata Ajar

    an Intruksional, yakni hasil

    rta.

    k Bahasan, merupakan urai

    ai dengan tujuan yang ingin d

    ode dan media, merupakan j

    dipilih untuk melaksana

    apat, ceramah, permainan, be

    D. Menyimpulkan

    mampu meningkatkan pe

    an konkrit di masyarakat. Me

    massa. Para peserta didik di

    massa secara sadar bergera

    idikan kader bagi pengurus

    untuk meningkatkan kesada

    nnya.

    tode partisipatoris dalam

    a peserta pendidikan berdas

    t diringkas ke dalam sebuah s

    Gambar 4

    Siklus Pendidikan Partisi

    alamam dalam mengelola org

    n pengalaman di dalam org

    fakta ataupun data.

    untuk melihat berbagai perma

    juan-tujuan pergerakan yang

    memberikan kontribusi baru

    m mempertahankan sum

    terdiri dari:

    ang ingin dicapai dan dihar

    an rinci tema atau topik sat

    icapai.

    nis dan bentuk media yang

    an proses, misalnya; disk

    rmain peran, dan kajian kasus

    A. Melakukan

    C. Menganalisis

    PEDOMAN PEN

    ahaman dan keterampilan

    jadi dasar untuk membuat pr

    arapkan memiliki kemampu

    menyelesaikan persoalannya

    Organisasi Rakyat yang menj

    an, kemampuan dan ketram

    pengertian seorang fasilitator

    rkan kebutuhan dan pengala

    klus.

    atoris

    nisasi dan sumber-sumber ke

    nisasi dan tindakan dalam

    salahan di

    ilakukan

    di dalam

    er-sumber

    pkan dari

    uan acara

    dirancang

    si, curah

    .

    B. Mengungkapka

    IDIKAN KADER WALHI | 16

    peserta didik dalam hal

    ogram perjuangan, materi

    n dalam mendinamisasi,

    dan berorganisasi sebagai

    di kelompok dampingan

    ilannya dalam mengelola

    hanyalah berfungsi dan

    man mereka sendiri atau

    idupan rakyat

    empertahankan sumber-

    n

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    23/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 17

    e. Waktu, yaitu jumlah satuan acara atau jam efektif yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh proses.

    f. Bahan dan peralatan, yakni peralatan yang diperlukan untuk memperlancar proses, misalnya; papan tulis besar, kertas

    plano dan spidol.Termasuk juga bahan tertulis berupa bahan bacaan, lembaran kasus, lembaran permainan atau

    lembaran contoh.

    g. Proses merupakan penguraian langkah perlangkah dan pertanyaan-pertanyaan pokok pada setiap langkah yang harus

    diajukan oleh fasilitator kepada para peserta dan gambaran tindakan yang diharapkan dilakukan oleh peserta.

    IV.2. Fasilitator, Lembaga Pelaksana, dan Narasumber.

    A. Tugas Fasilitator

    Fasilitator adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses pendidikan dan memahami pedoman pendidikan ini9. Fasilitator

    dipimpin oleh seorang Master Fasilitator yang bertindak untuk mengarahkan peran-peran fasilitator dalam mengelola pendidikan

    kader rakyat WALHI. Adapun tugas-tugas fasilitator adalah sebagai berikut;

    A.1. Persiapan

    (a). Mempelajari Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) dan Satuan Mata Ajar (SMA).

    (b). Membaca reading material serta materi rujukan yang telah ditentukan.

    (c). Mempersiapkan materi pelatihan

    (d). Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan evaluatif untuk peserta.

    (e). Mengecek kelengkapan peralatan yang dibutuhkan.

    (f). Melakukan seleksi terhadap peserta

    A.2. Pelaksanaan

    (a). Memperkenalkan diri pada awal pertemuan kepada peserta dan berupaya membangun hubungan yang akrab dengan peserta.

    (b). Memberikan penjelasan secara baik kepada peserta tentang apa yang akan dicapai dari pembahasan materi yang akan

    diberikan.

    (c). Melakukan dinamika forum untuk mendorong partisipasi aktif dari seluruh peserta

    (d). Mendinamisasi forum untuk menghindari kejenuhan peserta (ice breaking)

    (e). Menyampaikan materi dan memberikan contoh kasus bila diperlukan (menyediakan pemateri yang dianggap memiliki

    kompetensi pada mata ajar tertentu).

    (f). Memberikan pertanyaan kepada perserta guna mendeteksi bagian-bagian yang masih sulit dipahami dengan baik oleh

    perserta.(g). Memberikan penugasan individu/kelompok kepada peserta

    (h). Mendorong peran serta aktif peserta dalam diskusi kelompok

    (i). Membuat rangkuman akhir dari materi yang telah dibahani.

    A.3. Pasca Pendidikan

    Mengisi Form Evaluasi Proses dan rekomendasi sebagai bahan penilaian proses.

    B. Tugas Lembaga Pelaksana

    Lembaga pelaksana adalah badan pelaksana perkaderan disesuaikan dengan jenjangnya. Untuk tingkat PKRD dilaksanakan oleh

    anggota atau ED, sementara untuk PKRM dilaksanakan secara regional oleh beberapa anggota dan atau ED di suatu bioregional,

    sedangkan untuk PKPK dilaksanakan oleh Eknas WALHI. Dalam pelaksanaannya, sebisa mungkin organisasi melibatkan kelompokdampingan sebagai panitia pelaksana di lapangan. Adapun tugas-tugas lembaga pelaksana adalah sebagai berikut:

    B.1. Persiapan

    (a). Mempersiapkan ruang pendidikan dan kelengkapannya.

    (b). Mempersiapkan akomodasi dan konsumsi pendidikan.

    (c). Mempersiapkan kelengkapan peralatan dan ATK yang dibutuhkan dalam pelatihan.

    (d). Mempersiapkan Form Evaluasi Proses yang akan diisi oleh Master Fasilitator pada akhir dari satu topik pelatihan.

    (e). Mempersiapkan Form Evaluasi Program yang akan diisi oleh Peserta pada akhir Pelatihan.

    (f). Berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam rangka live in peserta di daerah pedesaan.

    (g). Mempersiapkan berbagai kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk live in peserta di daerah pedesaan.

    (h). Melakukan rekrutment peserta bekerjasama dengan tim fasilitator

    (i). Mempersiapkan perlengkapan pendokumentasian kegiatan

    B.2. Pelaksanaan

    (a). Mendampingi fasilitator selama pelatihan berlangsung.

    (b). Mendampingi dan membantu peserta pelatihan baik dalam diskusi kelompok, pleno, maupun dalam tugas individual.

    (c). Mencatat hasil kegiatan per hari.

    (d). Pada setiap akhir 1 topik materi, membagi dan mengumpulkan kembali Form Evaluasi Proses.

    (e). Mengumpulkan hasil tugas individu dan atau kelompok.

    (f). Memfasilitasi peserta selama melaksanakan live in di daerah pedesaan.

    (g). Pada akhir pelatihan membagi Form Evaluasi Program dan Form Evaluasi Akhir

    9Perlu dilakukan TOT untuk menciptakan fasilitator pendidikan ini.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    24/104

    B.3. Pasca Pen

    Membuat pelap

    pendidikan kep

    C. Tugas Nar

    (a). Pemateri

    sesi-sesi y

    (b). Jadi, pem

    harus me

    bahasan,

    diadakan

    (c). Dan juga,

    tersebut.

    (d). Pemateri

    kerja yan

    (e). Disampin

    kerja seca

    Ji

    u

    p

    se

    idikan

    oran tertulis termasuk dokum

    ada Tim Pengembangan Kapa

    asumber (Pemateri)

    i dalam menjalankan pendidi

    ang telah diatur di dalam susu

    teri memiliki kedudukan yan

    miliki pengetahuan yang me

    serta yang tidak kalah penti

    ya pendidikan.

    memiliki pengetahuan tenta

    ang akan memandu pelaksan

    sedang dilakukan dan cita-cit

    g itu juga pemateri yang me

    a kongkrit.

    a ditinjau dari kedudu

    tuk meningkatkan dan

    ndidikan akan mening

    hingga akan tercipta la

    ntasi kegiatan tentang evalua

    itas dan Kaderisasi WALHI.

    kan ini merupakan orang yan

    nan bahasan dan sub bahasan.

    sangat penting di dalam ran

    adai tentang seluruh mater

    g harus memiliki pengetah

    g kerja-kerja politik dan org

    aan pendidikan setidaknya ad

    a yang akan dituju.

    iliki kaitan langsung akan

    kannya maka pendidik

    memajukan kerja politi

    atkan kerangka teori d

    nggam kerja yang sela

    PEDOMAN PEN

    i materi dan evaluasi progra

    diberi kewenangan untuk m

    .

    kaian penyelenggaraan pendi

    yang tersusun di dalam set

    an yang cukup mengenai d

    nisasi yang sedang dijalanka

    lah orang-orang yang memili

    emahami kondisi, karakter d

    n menempati posisi ya

    k dan organisasi. Dim

    i dalam meningkatkan

    ras dalam memadukan

    IDIKAN KADER WALHI | 18

    nyampaikan materi pada

    dikan. Untuk itu pemateri

    iap mata ajar dan pokok

    sar, maksud dan tujuan

    oleh peserta di wilayah

    i kaitan langsung dengan

    an tingkat perkembangan

    g sangat penting

    na dengan

    walitas praktek,

    teori dan praktek.

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    25/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 19

    PKRDPendidikan

    Kader Rakyat

    Dasar

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    26/104

    A. Deskrips

    rogram

    dasar se

    permasal

    yang diperoleh

    1. Tidak mudalasan-alas

    2. Percaya pa

    kawan dan

    3. Tidak pata

    menimpan

    4. Punya sem

    dan tidak

    B. Tujuan P

    ecara um

    memberik

    masyarak

    memperbaharu

    massa sebagai

    C. Hasil Ya

    endidika

    WALHI-

    kemamp

    memperbaharu

    kwalitas massa

    D. Kepesert

    eserta di

    di dala

    memiliki

    rakyat agar me

    alat dan kekuat

    dari belenggu

    perjuangan poli

    D.1. Jumlah Pes

    Jumlah p

    pendidik

    langsung

    penyelen

    Kemamp

    memung

    Penting b

    jumlah pe

    D.2. Kualifikasi

    Peserta a

    Peserta be Peserta be

    Peserta a

    Peserta di

    D.3. Proses Sele

    Agar tidak sal

    terkontrol.

    P

    S

    P

    P

    KRD diselenggarakan dengan

    agai kader WALHI di tingk

    ahan serta merefleksikan pen

    dari tatap muka. Pasca PKRD,

    ah diprovokasi oleh pihak lain ilmiah, nyata dan masuk ak

    a kerja kolektif, tidak egois-

    selalu bekerjasama dengan ka

    h semangat karena intimidas

    a.

    angat dalam melakukan kerja-

    udah putus asa.

    RD

    m PKRD bertujuan untuk m

    an kerangka teoritik dalam

    t sehingga mampu menin

    dan memperluas organisas

    asis dasar dalam membangun

    g Diharapkan (Output)

    n Kader Rakyat Dasar (PKR

    an untuk memunculkan ka

    uan peserta didik dalam

    dan memperluas organisasi

    yang memiliki kesadaran polit

    an PKRD

    ik merupakan pilar pokok da

    pendidikan. Oleh karenany

    kemauan teguh dan (kemu

    ahami keadaan obyektif kole

    an bergerak serta memobilisas

    penindasan, penghisapan da

    tik.

    rta Dalam PKRD

    serta dalam satu angkatan

    n bisa berjalan efektif dan ef

    dinamika peserta dan apabil

    garaan pendidikan.

    an dan pengalaman peserta

    inkan untuk memperlancar pr

    agi panitia seleksi untuk me

    serta adalah perempuan atau l

    eserta PKRD

    alah kader muda.

    rasal dari anggota dan staff W rasal dari komunitas OR dam

    alah kader yang mempunyai

    dik harus memenuhi kriteria/s

    si Peserta PKRD

    h dalam menentukan sasara

    tatap muka selama 5 (lima) h

    t basis. Sedangkan di dalam

    alaman-pengalaman tersebut

    seorang kader diharapkan me

    n baik dengan berbagai tipu

    al. Bukan sikap reaksioner da

    au menang sendiri atau men

    er lain dalam menyelesaikan

    dan teror. Selalu mencari

    kerja yang berkelanjutan dari

    ningkatkan pengetahuan pes

    melihat dan menganalisis

    gkatkan kwalitas kerja dal

    i massa untuk mencapai cit

    organisasi politik kerakyatan.

    ) adalah jenjang pendidika

    er-kader yang mau untuk

    elihat dan menganalisis k

    massa dan mempertinggi ca

    ik dan organisasi yang maju.

    am penyelenggaraan pendidi

    dasar yang menentukan in

    ian) kemampuan hidup men

    ktifnya, menggorganisasikan

    ikan massa rakyat dengan pr

    kerusakan dari mulai tunt

    inimal 25 orang dan maksim

    esien, setiap peserta didik bi

    a terjadi hal-hal khusus mak

    relatif haruslah sama sehin

    oses pendidikan dan memaksi

    pertimbangkan gender bal

    ebih jika hal ini dimungkinka

    ALHI. ingan WALHI (Anggota/ED).

    einginan kuat dan bersedia u

    yarat yang telah ditentukan d

    pendidikan maka terlebih d

    PEDOMAN PEN

    ri. Dalam tatap muka akan di

    praktek lapangan, peserta d

    dengan mengacu kepada ber

    miliki sikap-sikap sebagai beri

    daya, siap berdialog dengantemperamental.

    utamakan kekuatan sendiri.

    masalah.

    lternatif pemecahan masalah

    waktu ke waktu, sabar dalam

    erta didik dengan

    kondisi kongkrit

    am membangun,

    a-cita perjuangan

    tingkat pertama. Merupak

    melakukan advokasi lingk

    ondisi kongkrit masyarakat

    aian perjuangan politiknya

    an, karena peserta ini yang a

    ividu bisa menjadi peserta d

    gabdi di tengah massa raky

    assa rakyat ke dalam satuan

    gram-program perjuangan de

    tan sosialekonomipolitik

    l 40 orang. Pembatasan juml

    sa langsung terlayani, pemat

    bisa secara cepat tertangani

    gga terbangun dinamika for

    malkan pencapaian tujuan.

    nce sehingga harus dipasti

    .

    tuk mengikuti PKRD.

    lam proses seleksi.

    ahulu dilakukan rekrutmen

    IDIKAN KADER WALHI | 20

    erikan berbagai wawasan

    iarahkan untuk menggali

    agai wawasan konseptual

    kut;

    iapapun, mengutamakan

    Memunculkan sikap setia

    di tengah tekanan yang

    proses pencapaian tujuan

    n proses idiologisasi ke-

    ngan. Meningkatkannya

    di dalam membangun,

    ang ditunjukkan dengan

    an menjadi subyek utama

    idik adalah mereka yang

    t untuk mendidik massa

    satuan organisasi sebagai

    ngan tujuan utama keluar

    udaya sampai ke dalam

    h peserta bertujuan agar

    ri bisa memantau secara

    agar tidak mengganggu

    m yang baik dan lebih

    an paling tidak 30% dari

    ang terencana, ketat dan

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    27/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 21

    a. Syarat-syarat peserta

    Telah mengikuti kegiatan-kegiatan OR, anggota atau ED minimal selama 2 tahun dan terus-menerus.

    Membuat tulisan tentang PSDA dan lingkungan hidup di wilayahnya (tulisan tangan maupun elektronik).

    Mengisi formulir pendaftaran

    Mengikuti interview (wawancara).

    Peserta direkomendasikan oleh ketua/pimpinan OR dan atau CO yang berada di wilayah tersebut. Bersedia untuk mengikuti keseluruhan proses pendidikan secara bertanggungjawab

    b. Seleksi peserta

    Peserta akan diseleksi melalui 1). Penilaian tulisan, dan 2). Wawancara (langsung maupun via telepon). Proses seleksi dilaksanakan

    oleh TIM Fasilitator. Fasilitator menyusun kriteria penilaian dan memutuskan peserta yang layak untuk lolos mengikuti PKRD

    sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan tersebut. Seleksi ini sangat penting artinya dalam keseluruhan kegiatan PKRD karena

    selain untuk menentukan keseragaman pengalaman dan pengetahuan para peserta, juga untuk memastikan mereka yang mengikuti

    PKRD adalah calon kader yang memiliki komitment yang kuat untuk belajar dan berjuang bersama WALHI.

    E. Kurikulum/Syllabus PKRD

    BAG

    SESI

    Mata Ajar Tujuan Intruksional POKOK BAHASAN Waktu

    I Upacara

    Pembukaan1. Membuka secara resmi PKRD sebagai

    formalisasi kegiatan

    2. Mendorong terciptanya suasana yangkondusif, dan semangat dalam pelaksanaan

    PKRD.

    1. Pagelaran kebudayaan

    2. Orasi politik

    3. Ceremoni

    60

    Menit

    II Pembukaan PKRD

    1 Dinamika

    Forum

    1. Peserta dapat melakukan adaptasi awal

    terhadap situasi pendidikan

    2. Peserta memahami tentang pentingnya

    pendidikan untuk meningkatkan

    kemampuan teoritik dalam memandu

    praktek berjuang di tengah massa rakyat

    1. Motivasi peserta dalam mengikutiPKRD

    2. Harapan yang ingin dicapai olehpeserta

    30

    Menit

    2 Perkenalan Peserta dapat menciptakan suasana saling kenal

    dan akrab antara peserta dengan peserta dan

    peserta dengan fasilitator maupun komponen

    PKRD lainnya.

    1. Perkenalan peserta

    2. Perkenalan fasilitator

    3. Perkenalan pelaksana

    45

    Menit

    3 Kontrak

    Belajar

    Adanya kesepakatan-kesepakatan untuk

    menunjang kondusifitas dalam pelaksanaan

    PKRD

    1. Jadual Pelatihan

    2. Tata Tertib

    3. Pembagian kelompok kerja

    4. Kontrak Belajar

    15

    Menit

    4 Orientasi

    Pendidikan

    1. Para peserta memahami latar belakang

    diadakannya PKRD2. Para peserta memahami maksud dan tujuan

    dilaksanakannya PKRD

    3. Pera peserta memahami alur dan prosesPKRD dan pasca pendidikan.

    1. Latar belakang diadakan pendidikan

    2. Maksud dan tujuan diadakanpendidikan

    3. Alur dan proses PKRD

    4. Hasil yang ingin dicapai (Output)

    30

    Menit

    III. Pengantar Filsafat

    5 Pengantar

    Filsafat

    1. Membongkar alam berfikir peserta

    2. Peserta memahami tentang hakekat

    kemanusiaan

    3. Para peserta memahami tanggungjawab

    sosial kemanusiaannya

    1. Esensi Kemanusiaan

    2. Relasi manusia dengan manusia.

    3. Relasi gender

    4. Relasi manusia dengan alam

    5. Munculnya sistem masyarakat

    6. Tugas manusia untuk membangun

    relasi tanpa penindasan, penghisapan

    dan tidak merusak

    120

    Menit

    6 Kader

    Rakyat

    (Intelektual

    Organik)

    1. Peserta memahami apa yang dimaksud

    dengan kader rakyat.

    2. Para peserta memahami posisi dan kewajiban

    sebagai kader

    3. Peserta memahami keharusan seorang kader

    untuk terus belajar dan meningkatkan

    kapasitas diri.

    1. Pengertian kader rakyat

    2. Pandangan, metode dan sikap hidup

    kader rakyat

    3. Cara belajar dan bekerja sebagai

    kader rakyat

    120

    Menit

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    28/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 22

    7 Filsafat

    Perjuangan

    Rakyat

    1. Peserta memahami tentang pengertian dan

    kedudukan filsafat dalam perjuangan massa.

    2. Peserta mampu menggunakan filsafat

    dialektis dalam melihat realitas.

    3. Peserta memahami hakekat perjuangan

    massa

    1. Sejarah lahirnya filsafat

    2. Pengertian dan kedudukan filsafat

    dalam perjuangan massa

    3. Filsafat dialektika

    120

    Menit

    8 Ke-WALHI- an

    1. Peserta memahami kiprah WALHI dalamperjuangan lingkungan hidup di Indonesia

    2. Peserta memahami struktur organisasi danstatuta WALHI

    3. Peserta mengidentifikasi dirinya sebagaikader WALHI

    1. Sejarah perjuangan WALHI2. Manifesto, organisasi dan statuta

    WALHI

    3. Kedudukan WALHI dalam gerakanperjuangan massa

    4. Perspektif keadilan gender

    120Menit

    IV. Sejarah Masyarakat Indonesia

    9 Sejarah

    Perlawanan

    Rakyat

    Indonesia

    1. Peserta memahami sejarah perkembanganmasyarakat dunia dan Indonesia.

    2. Peserta memahami pentingnya gerakanrakyat dalam mengubah dan menciptakan

    sejarah bagi masyarakat Indonesia3. Peserta mampu merumuskan strategi untuk

    memulihkan Indonesia

    1. Kondisi masyarakat Indonesia

    2. Sejarah perkembangan masyarakatIndonesia

    3. Sejarah perlawanan masyarakat

    Indonesia

    4. Strategi perjuangan untukmemecahkan masalah pokok

    masyarakat Indonesia

    180

    Menit

    10 Politik

    Agraria1. Peserta memahami tentang krisis Agraria di

    Indonesia

    2. Peserta memahami tentang Reforma AgrariaSejati sebagai jalan untuk mengatasi krisis

    agraria di Indonesia

    1. Pengertian tentang politik agraria

    2. Ketimpangan struktur agraria

    3. Imperialisme di lapangan agraria

    4. Reforma Agraria sebagai landasanindustrialisasi nasional dan

    kemandirian ekonomi.

    5. Kesetaraan gender dalam persoalanagraria.

    150

    Menit

    11 Manageme

    n Aksi1. Peserta memahami kegunaan aksi massa

    dalam kampanye dan advokasi

    2. Peserta memiliki kemampuan untukmerancang dan mengelola aksi

    3. Peserta mampu membuat rilis danmelakukan lobby

    1. Teknik merumuskan Issu

    2. Teknik mengkoordinir jaringan

    3. Teknik managemen aksi

    4. Teknik melibatkan media

    5. Teknik lobby

    90

    Menit

    V. Politik, HAM dan Demokrasi

    12 Politik

    Ekologi

    1. Para peserta memahami penyebab terjadinya

    kemiskinan di Indonesia

    2. Peserta memahami tentang ketimpangan

    ekonomi dan kehancuran lingkungan hidup.

    3. Peserta mengerti mempertahankan danmengelola sumber-sumber kehidupannya.

    1. Krisis, kemiskinan, ketiadaan

    kedaulatan dan keadilan

    2. Penghisapan ekonomi dan

    kehancuran lingkungan hidup

    3. Transformasi sistem pengelolaansumber-sumber kehidupan rakyat

    4. Keadilan gender di lapangan ekologi

    5. Lingkungan hidup dan pengelolaan

    keselamatan rakyat

    150

    Menit

    13 HAM dan

    Demokrasi1. Peserta memahami sejarah dan

    perkembangan HAM

    2. Peserta mengerti dan memahami kondisiHAM di Indonesia

    3. Peserta memiliki kemampuan untukmenganalisis berbagai realitas mereka

    dengan menggunakan instrumen HAM.

    1. Pengantar sejarah HAM

    2. Hak asasi perempuan

    3. Realitas demokrasi dan HAM diIndonesia

    4. Gagasan tentang demokrasi danHAM ke depan

    150

    Menit

    14 Penyelidika

    n sosial

    1. Peserta mampu mengenali karakteristik

    wilayah mereka (demografi, geografi, dll).2. Peserta mampu mengidentifikasi kelompok-

    kelompok social di dalam masyarakat.

    3. Peserta mampu mengenali persoalan-persoalan pokok di wilayahnya

    1. Teknik penyelidikan sosial

    2. Analisis klas3. Teknik penulisan laporan

    120

    Menit

    VI. Gerakan Pembebasan Demokrasi Nasional di Indonesia

    15 Perjuangan

    Pembebasa

    n

    1. Peserta memahami dasar dan masalah yangmelatar belakangi perjuangan pembebasan

    demokrasi nasional

    1. Pengertian tentang perjuanganpembebasan demokrasi nasional

    2. Kekuatan pokok dalam perjuangan

    120

    Menit

  • 5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI

    29/104

    PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 23

    F. Metodologi Belajar

    ntuk mempermudah pengelolaan PKRD, demikian juga dalam penyampaian materi maka metode yang digunakan dalam

    penyelenggaraan PKRD adalah dilakukan dengan cara klas tetap artinya penyampaian seluruh materi pendidikan

    dilakukan dalam satu klas dan dalam satu kesatuan waktu. Metode ini diharapkan mampu mengoptimalkan jam belajar

    sehingga peserta dapat optimal dalam penerimaan seluruh materi dan secara sistematik. Selain dalam klas, untuk materi-materi

    tertentu dimungkinkan untuk melakukannya di luar klas dan praktik langsung seperti praktek managemen aksi dengan theatrikalatau langsung melakukan aksi bersama oleh seluruh peserta, penyelidikan sosial, dsb.

    Partisipasi peserta sangat diutamakan dalam pelaksanaan pendidikan ini dimana diharapkan peserta secara aktif dan partisipatif

    terlibat dalam seluruh proses pendidikan. Secara umum metode yang digunakan dalam penyampaian materi-materi pendidikan

    sebagai berikut; Ceramah, Dialog, Tanya Jawab, Study Kasus, Kujungan Lapangan, Diskusi, Pentas Seni dan Budaya Progresif, Role

    Play, Games, dll.

    Demokrasi

    Nasional2. Peserta memahami kekuatan pokok dan

    program-program dalam perjuangan

    pembebasan nasional

    pembebasan demokrasi nasional

    3. Program pokok dalam perjuanganpembebasan demokrasi nasional.

    16 Gerakan

    Massa

    Demokratik

    Peserta memahami dan memiliki keterampilan

    dalam kerja membangun, memperbaharui dan

    memperluas organisasi massa.

    1. Pengertian tentang gerakan massa

    demokratik

    2. Organisasi dan kekuatan gerakan

    massa demokratik3. Pembangunan organisasi politik

    kerakyatan

    4. Managemen organisasi rakyat

    180

    Menit

    17 Manageme

    n Forum

    dan Diskusi

    1. Peserta memahami teknik memimpin rapat

    2. Peserta memahami teknik memimpinpersidangan

    3. Peserta memahami cara berpidato yang baik4. Peserta mampu memahami teknik-teknik

    menguasai forum

    1. Teknik memimpin diskusi

    2. Teknik memimpin rapat

    3. Teknik memimpin sidang

    4. Teknik berpidato

    5. Teknik mengelola dan menguasai

    forum

    120