10
PEDOMAN PENGADERAN MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015/2016 I. Pendahuluan MISEKTA sebagai organisasi kader/keprofesian diharapkan mampu menjadi alat perjuangan mentransformasikan gagasan, guna mencapai tujuan organisasi yaitu Terbinanya insan akademis yang berjiwa besar dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam aktivitas keseharian, MISEKTA sebagai organisasi kader dan profesi platformnya jelas dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan secara intens berusaha membangun proses dialektika secara obyektif dalam pencapaian tujuan organisasinya. Agar dapat mewujudkan cita-cita diatas, maka seharusnya proses ini harus diarahkan pada pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang manusia utuh, sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi dan kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu, untuk memberikan nilai tambah yang optimal bagi proses pengembangan MISEKTA, maka ada tiga hal yang harus diberi perhatian serius, 1. Rekruitmen kader (anggota). Dalam hal ini MISEKTA harus menentukan prioritas rekruitmen calon kader dari mahasiswa jurusan sosial ekonomi pertanian, yakni input kader yang memilki integritas pribadi, bersedia melakukan peningkatan dan pengembangan yang terus menerus serta berkelanjutan, memiliki orientasi prestasi, dan memiliki orientasi leadership serta memiliki kemampuan untuk aktif dalam organisasi. Pedoman Pengaderan MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN MUSTA 35 - Copy.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PEDOMAN PENGADERANMAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015/2016

I. Pendahuluan

MISEKTA sebagai organisasi kader/keprofesian diharapkan mampu menjadi alat perjuangan mentransformasikan gagasan, guna mencapai tujuan organisasi yaitu Terbinanya insan akademis yang berjiwa besar dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam aktivitas keseharian, MISEKTA sebagai organisasi kader dan profesi platformnya jelas dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan secara intens berusaha membangun proses dialektika secara obyektif dalam pencapaian tujuan organisasinya.

Agar dapat mewujudkan cita-cita diatas, maka seharusnya proses ini harus diarahkan pada pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang manusia utuh, sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi dan kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu, untuk memberikan nilai tambah yang optimal bagi proses pengembangan MISEKTA, maka ada tiga hal yang harus diberi perhatian serius,

1. Rekruitmen kader (anggota). Dalam hal ini MISEKTA harus menentukan prioritas rekruitmen calon kader dari mahasiswa jurusan sosial ekonomi pertanian, yakni input kader yang memilki integritas pribadi, bersedia melakukan peningkatan dan pengembangan yang terus menerus serta berkelanjutan, memiliki orientasi prestasi, dan memiliki orientasi leadership serta memiliki kemampuan untuk aktif dalam organisasi.

2. Proses Pengaderan yang dilakukan sangat ditentukan oleh kualitas peran eksekutif, dalam hal ini Badan Pengurus Harian (BPH) sebagai penanggungjawab Pengaderan, pelaksana pelatihan (Sterring Committee dan Organising Commitee), pedoman pengaderan dan bahan yang dikomunikasikan serta fasilitas yang digunakan.3. Iklim dan suasana yang dibangun harus kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas anggota, yakni iklim yang menghargai prestasi individu, mendorong gairah belajar dan bekerja keras, merangsang dialog dan interaksi individu secara demokratis dan terbuka untuk membangun sikap kritis yang menumbuhkan sikap dan pandangan visioner serta menciptakan media untuk merangsang tumbuhnya sensitifitas dan kepedulian terhadap lingkungan sosial-kultural yang mengalami ketertindasan secara umum dan masyarakat pertanian khususnya.

Untuk memberikan panduan yang dilaksanakan pada setiap proses pengembangan MISEKTA, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman pengaderan yang merupakan strategi besar dalam menjawab tantangan organisasi yang sesuai dengan setting social dan budaya yang berlaku dalam konteks zamannya.II. Landasan Pengaderan Landasan Konstitusi

Sistem Pengaderan MISEKTA disusun berdasarkan :

Asas dan Landasan pada AD Bab II Pasal 4 dan 5

Tujuan, usaha, dan sifat pada AD Bab III Pasal 6,7, dan 8

Status, fungsi, dan peran pada AD Bab IV Pasal 9, 10, 11

Syarat status keanggotaan pada ART Bab II Pasal 2

GBHO MISEKTA

Landasan Sejarah

Mengacu pada sejarah terbentuknya MISEKTA, sebagai organisasi kader (anggota) atau Keprofesian. Sejak berdirinya tanggal 17 September 1977.

Landasan Keilmuan

Mengacu pada keberadaan organisasi jurusan sosial ekonomi pertanian, dalam hal ini keilmuan sosial ekonomi pertanian. Landasan sosio-kultural

Berangkat dari Indonesia sebagai negara agraris, maka kultur pertanian telah menjadi realitas dan sekaligus memperoleh legitimasi sosial dari bangsa Indonesia yang pluralistik. Dengan demikian wacana kebangsaan di seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia mengakui transformasi pembangunan pertanian. Pertanian mendapat tantangan deras arus globalisasi telah menyeret bangsa dalam keterpurukan. Konsekuensi dari realitas diatas adalah kaburnya batas-batas bangsa, sehingga cenderung menghilangkan nilai-nilai kultural yang menjadi suatu ciri khas dari suatu negara yang penuh dengan pluralisme budaya masyarakat agraris.

III. Pola Dasar PengaderanPola dasar ini membuat garis besar keseluruhan tahapan yang harus ditempuh oleh seorang anggota MISEKTA dalam proses pengembangannya, yakni sejak rekruitmen kader (anggota), pembentukan kader dan gambaran jalur-jalur pengabdian kader (anggota).Jenis-jenis Pengaderan MISEKTA :

Sosialisasi Almamater (SA) Latihan Kepemimpinan dan Keprofesian Mahasiswa MISEKTA (LK2M-MISEKTA)

Masa Perkenalan Profesi (Mapersi)

IV. Pembentukan Kapasitas Kader (Anggota) MISEKTA

Pengertian Dasar

Kader adalah sekelompok orang (resources) yang terorganisir secara terus menerus, menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar (organizers), dan menjadikan konstitusi sebagai landasan gerak (norms).

Hal ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa:

1. Seorang kader terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan organisasi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), dan Rekomendasi (aturan-aturan lainnya).

2. Memiliki kemampuan sebagai tulang punggung organisasi dalam hal ini aspek kualitas seorang kader.

3. Memiliki landasan visi yang kuat dan perhatian serius dalam merespon lingkungannya serta kemampuan membuat solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Pengaderan

Pengaderan adalah usaha organisasi yang dilakukan secara sadar dan sistematis dengan menjadikan pedoman Pengaderan sebagai landasannya guna membina kader yang tangguh.

Arah PengaderanArah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan dalam bentuk bergerak menuju ke suatu tujuan. Arah juga dapat diartikan sebagai pedoman yang dapat dijadikan patokan dalam melakukan usaha yang sistematis untuk mencapai tujuan. Jadi, arah Pengaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk sebagai penuntun yang mengambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses Pengaderan MISEKTA.

V. Metode Pelaksanaan Kurikulum

Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang metode training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat hubungannya dengan masalah-masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan dalam training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan dan kesatuan dengan metode yang ada dalam jenjang-jenjang training. Dalam hal ini untuk penerapan kurikulum training perlu diperhatikan beberapa aspek.

a. Penyusunan Jadwal Materi Training

Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan bentuk-bentuk training. Oleh karena itu perumusan jadwal traininig hendaknya perlu memperhatikan urutan-urutan tiap materi yang memiliki korelasi dan tidak berdiri sendiri (tersistimatis). Materi dalam jadwal training harus selalu disesuaikan dengan jenis dan jenjang training. Dengan demikian materi yang disajikan terarah dan memiliki prioritas.b. Cara atau bentuk penyampaian materi-materi training adalah gabungan antara ceramah, diskusi/dialog, dan simulasi.

c. Adanya penyegaran kembali dalam gagasan-gagasan peserta training (pelatihan), meskipun gagasan-gagasan dan problem-problem yang disajikan dalam forum belum sempurna atau belum adanya penjelasan mendetail. Ini merupakan bentuk tugas dari Sterring Committee, dalam menjelaskan atau menyegarkan peserta dalam bentuk pengantar-pengatar materi, dapat pula berupa games.d. Terciptanya kondisi-kondisi yang dinamis antara peserta dalam forum pelatihan, karena biasanya masalah mendasar yang dihadapi adanya kenyataan-kenyataan bahwa individu (peserta) berasal dari lingkungan yang berbeda.

e. Indikator kelulusan diharapkan pelaksanaan Pengaderan memperhatikan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Stakeholders dalam pelatihan (Pengaderan):

1. Peserta pelatihan (Pengaderan)

2. Sterring Committee (perumus konsep)3. Organizing Committee (panitia pelaksana)4. Badan Pengurus Harian (BPH)5. Badan Pengawas dan Pemeriksa (BAPPER)6. Warga MISEKTA7. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian 8. Fakultas Pertanian9. Universitas HasanuddinPenerapan Kurikulum

Kerangka Kurikulum Sosialisasi Almamater

Orientasi Training

Kontrak Belajar

Filsafat Pendidikan Identitas Mahasiswa Sejarah Pergerakan Mahasiswa Mengenal Transisi Siswa Menuju Mahasiswa : Melihat Spirit Zaman Menuju Perubahan Sosial (perspektif kemahasiswaan). Pengenalan Lembaga : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Struktur fungsional Lembaga MISEKTA (BPH, BAPPER, POPMASEPI) Manajemen Konflik : Melihat Realitas Mewujudkan Kebersamaan

Renungan (Doktrin Lembaga) Penetapan Kelulusan dan Pengukuhan Peserta

Follow Up

Kerangka Kurikulum LK2M :

Orientasi Training

Kontrak Belajar

Metode Persidangan

Retorika

Kerangka Berfikir

Filsafat ilmu

Keorganisasian (hakikat dan urgensi organisasi)

Dinamika organisasi : pendekatan R-O-N (Resources-Organisation-Norms)

Kepemimpinan

Manajemen

Analisis SWOT (Strong-Weaks-Opportunity-Thread)

Manajemen Perencanaan Strategi Merancang proposal (Pengantar dalam merancang kegiatan Kelembagaan)

Pengukuhan peserta dan pengesahan status keanggotaan.

Follow UpRujukan referensi ;

Anoraga Pandji dan Suyati Sri. 1995. Perilaku Korganisasian. Pustaka Jaya. Jakarta

Bryson, M. John. 2001. Perencanaan Strategis : Bagi Organisasi Sosial. PT Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Covey, R. Sthephen. 1997. The Seven Habbits Of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif), Edisi Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta

Poedjawijatna. 1991. Tahu dan Pengetahuan : Pengantar ke Ilmu dan Filsafat. Rineka Cipta. Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Retorika Modern : Pendekatan Praktis. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

------------------------- 2004. Psikologi Komunikasi (Edisi revisi). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rappar J. Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis. Kanisius. Yogyakarta.

Suriasumantri S. Jujun. 2003. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.(Edisi revisi)

Thoha, Miftah. 2000. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Referensi-referensi yang dianggap Relevan.

Kerangka Kurikulum Mapersi : Pembekalan fisik Mapersi Ruangan PPAT

Dokumentasi lapangan

Mengenal Aspek Agroekosistem Sosial Ekonomi Pertanian; Lingkungan, Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Pesisir.

Pemberdayaan Masyarakat (Civil Empowerment), dan pendekatan-pendekatan teoritis dan teknis lapangan (mis; PRA, RRA, SAGA, dll)

Teknik Observasi Pembekalan (sebelum turun lapangan) Suplemen Mapersi Lapangan

Pengabdian terhadap masyarakat Cross Country (mengenal pos-pos) Pembekalan mental Doktrin Lembaga Pengukuhan Peserta dan Pengesahan Status Keanggotaan.

Follow Up

Skema Pengaderan

Ditetapkan di: MalinoPada Tanggal : Juni 2014Pukul : WITAPresidium Sidang

FACHRUDDIN ARFIAN AL-GAZALI

NUR NILALandasan Pengaderan MISEKTA

Sosialisasi Almamater

Follow Up

Proses Berjalan

FOLLOW

UP

LK2M

MAPERSI

Pedoman PengaderanMISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015