24
PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA DAN MANFAATNYA TERHADAP KEPERAWATAN Slamet Sudiyanto, SKM,S.Kep RSJD dr. Amino Gondohutomo Smg

Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

persenase saat di jiwa...

Citation preview

Page 1: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

DAN MANFAATNYA TERHADAP KEPERAWATAN

Slamet Sudiyanto, SKM,S.KepRSJD dr. Amino Gondohutomo Smg

Page 2: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

PENDAHULUAN• Banyak istilah kedokteran termasuk psikiatri yang

diambil dari dongeng / kepercayaan, sehingga tidak menimbulkan kesepakatan arti.Misal : Malaria, oidipus compleks

• Linneacus (1707-1778) memulai klasifikasi yang teratur• Thn 1853 dlm Kongres statistik internasional William

Farr menyusun penyebab kematian ( Klasification Bertillion )

• Setelah direvisi berulang-ulang thn 1965 WHO mengesahkan ICD 8( international clasification Desease 8)

Page 3: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

PERJALANAN PPDGJ

• PPDGJ I • Terbit tahun 1973• Nomor kode dan diagnosis mengacu pada ICD

8 ( International Clasification of Desease -8 ) • Sistem Numerik• Nomor kode : 290 - 315

Page 4: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

PPDGJ II

• Diterbitkan pada tahun 1983• Diagnosis mono aksial• Nomor kode dan diagnosis : mengacu pada ICD-

9 ( sistem numerik )• Konsep klasifikasi dengan kelas diagnosis

memakai kriteria diagnosis DSM ( The Diagnosis statistical manual of mental disorder)

Page 5: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

PPDGJ III

• Diterbitkan pada tahnun 1993• Diagnosis multi-aksial• Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD-

10• Konsep klasifikasi dengan hirarki blok

memakai pedoman diagnoosis ICD-10• Diagnosis multi aksial menurut DSM-1 (APA)

Page 6: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

KONSEP GANGGUAN JIWA menurut PPDGJ

• Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan mental ( mental disorder ) tidak mengenal istilah penyakit jiwa ( mental illnes atau mental disease )

• Kriteria Gangguan jiwa :• Adanya gejala klinis yang bermakna

– Sindrom atau pola perilaku– Sindrom atau pola psikologi

• Gejala klinis menimbulkan distress ( rasa nyeri, tdk nyaman dll )

• Gejala klinis menimbulkan disability ( ketidakmampua dalam perawatan diri, dll )

Page 7: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

• PPDGJ menganut pendekatan ateoritik kecuali pd gangguan yang telah secara jelas disepakati penyebabnya.

• Pengelompokan diagnosis gangguan jiwa berdasarkan gambaran kliniknya.

• PPDGJ tidak menganggap gangguan jiwa adalah satu kesatuan yang tegas dgn batas-batas yg jelas antara ggg jiw a tertentu dgn ggg jiwa lainya

• Anggapan salah : semua orang yang menderita gangguan jiwayang sama akan serupa dalam segala hal yang penting.

Page 8: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

URUTAN HIRARKI BLOK DIAGNOSIS

I. Gangguan mental organik dan simptomatik Gang mental & perilaku akibat zat psikoaktif

II. Schizofrenia, Gg schizotipal dan wahamIII. Gg suasana perasaanIV. Gg Neurotik, gg somatoform & gg stressV. Sindrom perilaku yg berhub dg gg fisiologis

dan faktor fisik

Page 9: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

VI. Gg kepribadian dan perilaku masa DewasaVII.Retardasi mentalVIII.Gg perkembangan psikologisIX. Gg perilaku dan emosionalX. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian

klinik

Lanjutan

Page 10: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS I : Gangguan klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik

AKSIS II : Gangg kepribadian Retardasi mental

AKSIS III : Kondisi Medik UmumAKSIS IV : Masalah psikososial dan LingkunganAKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global

Page 11: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

Catatan :

• Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada hubungan etiologik atau patogenesisi

• Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi

Page 12: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

AKSIS I (RPS )

F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk)F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku zat

psikoaktifF 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg wahamF 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif)F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg

terkait stress F 50 – F 59 : sindroma perilaku gg fisiologis dst…..F 99

Page 13: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

AKSIS II (RPS & RPD )

• F 60 : Gg Kepribadian khas• F 60.0 : Gg kepribadian paranoid• F 60.1 : Gg kepribadian schizoid• F 60.2 : Gg kepribadian disosial• F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil• F 60.4 : Gg kepribadian histrionik• F 60.5 : Gg kepribadian anankastik• dst …..F 70 : RM

Page 14: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

AKSIS III (RPS )

• Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit • Bab II C00 – D 99 : Neoplasma• Bab IV E00 – G 99 : peny endokrin, nutrisi dan

endokrin• Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf• Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa• Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses

mastoid dst

Page 15: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

AKSIS IV

• Masalah dengan primery support group• Masalah berkaitan lingkungan sosial• Masalah pendidikan• Masalah pekerjaan• Masalah Perumahan• Masalah ekonomi• Masalah akses dan pelayanan kesehatn dst

Page 16: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

AKSIS V ( Global Assesment of Functioning scale)

• 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal• 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik, • 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi• 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap• 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang• 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat• 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita,

disabilitas berat dlm beberapa fungs dst

Page 17: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

Contoh Penulisan Diagnoosa Multiaksial

• Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala

psikotik• Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif• Aksis III : tidak ada• Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan• Aksis V : GAF 53

Page 18: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

GANGGUAN MENTAL ORGANIKGambaran Utama :• Gangguan kognitif ( memori, intelektual,

learning )• Gangguan sensorium ( kesadaran, perhatian)• Sindrom dengan manifestasi yg menonjol spt :• Persepsi : Halusinasi• Isi pikir : waham• Alam perasaan : depresi

Contoh : diagnosa gang jiwa yg sering ditemukan di RSJ

Page 19: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

F. 00 – F 09GANGGUAN MENTAL ORGANIK

• F.00 : Dimentia pd penyakit alzaimer• F.01 : Dimentia vaskuler• F.02 : Dimentia pada penyakit lain YDT

( yang tidak ditentukan )• F.03 : Dimentia YTT• F.04 : Sindrom amnestik organik bukan karena

alkohol dan zat psikoaktif lain• F.05 : Ddelirium organik bukan karena alkohol

dan zat psikoaktif lain ---dst

Page 20: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

F 20 ( SCHIZOFRENIA )

• Kriteria diagnosis • Ada 2 atau lebih dari :a. Thought echo, thought insertion, thougt

brooadcastingb. Delusion of control, delusion of influence,

delusion of passivity, delusion perceptionc. Halusinasi auditorikd. Waham menetap lain

Page 21: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

• F20.0: schizofrenia paranoid• F20.1: schizofrenia hebifreni• F20.2: schizofrenia katatonik• F20.3: schizofrenia tak terinci• F 20.4 : Deprsi pasca schizofrenia• F20.5: schizofrenia Residual• F20.6: schizofrenia Simpleks• F20.8: schizofrenia lainya• F20.9: schizofrenia YTT

Page 22: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

MANFAAT PPDGJ

• Penyeragaman kode membantu dalam pencatatan, dokumentasi dan statistik kesehatan

• Keseragaman diagnosa merupakan acuan untuk tata laksana therapi

• Sebagai alat komunikasi team kesehatan termasuk perawat

• Penelitian : memberikan batasan operasional diagnosa gangguan jiwa.

Page 23: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

MANFAAT PPDGJ BAGI PERAWAT

• Perawat akan lebih cepat mengantisipasi respon klien berdasarkan diagnosa klien

• Membantu perawat dalam merencanakan tindakan perawatan

• Sebagai bahan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

• Sebagai bahan diskusi dengan team medis karena perawat mempunyai waktu interaksi yang lebih lama, sehingga perawat dapat mengumpulkan informasi gejala klien lebih banyak.

Page 24: Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa1

• Membantu managemen perawatan dalam mendesign ruang perawatan.Contoh : Ruang UPIP, Ruang Gangg jiwa organik

• Membantu managemen perawatan dalam menyiapkan Sumber Daya PerawatMisal : pelatihan

• Menjadi rujukan untuk pengembangan penelitian dan pengembangan ilmu perawatanMisal : RUFA GAF