Author
bibikkarti
View
118
Download
1
Embed Size (px)
0
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
i
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN
SMA NEGERI 3 DENPASAR
Naskah Pedoman Penulisan Hasil Penelitian SMA Negeri 3 Denpasar, Edisi 2013
Editor Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar
PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 DENPASAR Jalan Nusa Indah No. 20x DenpasarTelp. (0361) 234293 Fax (0361) 221646
Website :www.sman3denpasar.sch.id , Mailto : [email protected]
ii
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Buku Pedoman Penulisan
Hasil Penelitian ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.
Buku pedoman ini merupakan buku yang tidak diterbitkan dan hanya digunakan dikalangan
siswa SMA Negeri 3 Denpasar dalam pembuatan penelitian sebagai syarat untuk
mendapatkan rapor (kelas X dan XI) dan nomor peserta ujian nasional untuk kelas XII. Buku
ini merupakan kutipan dari Pedoman Penulisan Tesis Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja revisi edisi ke 3 yang kemudian disunting sesuai
dengan keperluan oleh Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar.
Secara skematik buku pedoman ini terditi dari 4 bab dengan rincian
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X
3. BAB III FORMAT PENULISAN HASIL PENELITIAN KELAS XI DAN XII
4. BAB IV TEKNIK PENULISAN
Semoga buku pedoman ini dapat digunakan dengan baik, namun kami menyadari
bahwa buku ini masih perlu banyak penyempurnaan, untuk itu masukan yang sifatnya
konstruktif akan sangat berguna bagi penyempurnaan (revisi) berikutnya.
iii
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
DAFTAR ISI
SAMPUL PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN
PRAKATA ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan ..................................................................................................... 1
B. Topik Penelitian ....................................................................................... 1
C. Jenis Penelitian ........................................................................................ 2
BAB II FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X
A. Bagian Awal ............................................................................................ 3
B. Bagian Inti ............................................................................................... 6
C. Bagian Akhir ........................................................................................... 20
BAB III FORMAT PENULISAN HASIL PENELITIAN KELAS XI DAN XII
A. Bagian Awal ............................................................................................ 3
B. Bagian Inti ............................................................................................... 6
C. Bagian Akhir ........................................................................................... 20
BAB IV TEKNIKPENULISAN
A. Bahan ...................................................................................................... 22
B. Pengetikan ............................................................................................... 22
C. Penyajian Tabel ....................................................................................... 24
D. Penyajian Gambar ................................................................................... 25
E. Cara Merujuk Kutipan ............................................................................. 26
F. Cara Menulis Daftar Rujukan .................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 35
LAMPIRAN ............................................................................................................... 36
iv
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Sampul Luar Tugas Akhir ....................................................................................... 37
2 Sampul Persyaratan Memperoleh No Ujian Nasional ............................................... 38
3 Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing ..................................................... 39
4 Contoh Lembar Pernyataan ..................................................................................... 40
5 Contoh Prakata ........................................................................................................ 41
6 Contoh Format Abstrak untuk Tugas Akhir ............................................................. 43
7 Contoh Format Daftar Isi ......................................................................................... 44
8 Contoh Format Daftar Tabel .................................................................................... 46
9 Contoh Format Daftar Gambar ................................................................................ 47
10 Contoh Format Daftar Lampiran .............................................................................. 48
11 Contoh Format Daftar Pustaka ................................................................................. 49
12 Contoh Format Riwayat Hidup Penulis .................................................................... 50
1
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan kesiswaan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima)
bidang yaitu penalaran, minat kegemaran, kesejahteraan siswa, kepedulian sosial, serta
kepemimpinan dan organisasi. Khusus bidang penalaran, melalui kegiatan ini diharapkan
tumbuh kreativitas dan inovasi pemikiran siswa dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas. Mengingat pentingnya bidang ini, pemerintah dalam hal ini
SMAN 3 Denpasar berupaya menyelenggarakan pembinaan tugas akhir berupa penelitian
sebagai prasyarat untuk mendapatkan rapor bagi kelas X dan XI serta untuk mengikuti
mendapatkan Nomor Ujian Nasional (UN) untuk kelas XII.
A. TUJUAN
Tujuan penelitian siswa SMA Negeri 3 Denpasar bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya terutama dalam hal sebagai berikut.
1. Cara belajar baru bagi peserta didik, mereka dapat lebih mandiri dengan melakukan
penelitian individu, di mana pembelajaran langsung ke lapangan dapat memberikan
manfaat kepada siswa tersebut.
2. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang lebih beragam, tidak sekedar
lewat kelas konvensional.
3. Menghayati konstruk dan azas keilmuan sebuah disiplin, sehingga dapat bernalar,
bersikap dan berperilaku sebagai seorang ilmuan bermutu yang mandiri.
B. TOPIK PENELITIAN
Mengacu pada kewenangan akademis dan pembinaan serta pengembangan disiplin
keilmuan, maka topik dan pokok permasalahan karya tulis mengacu pada bidang sains dasar,
sains terapan, sosial-humaniora dan pendidikan. Acuan ini tidak mempersempit ruang
masuknya topik dan pokok permasalahan yang secara substantif mengarah pada
pengembangan disiplin ilmu.
2
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
C. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian berbasis pada kajian bidang studi
yang akan dilakukan penelitian. Dengan demikian, pilihan pendekatan dan jenis penelitian
dapat berbentuk penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, penelitian dan pengembangan,
penelitian kebijakan, penelitian eksperimen (baik yang dilakukan di laboratorium maupun di
lapangan) dan jenis penelitian lainnya yang sesuai dengan standar dan kaidah-kaidah
akademis dan bukan merupakan studi pustaka semata.
3
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
BAB II
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KELAS X
Format proposal penelitian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah menyangkut
susunan, tata letak, tata urutan dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran serta jenis
huruf.
Kertas yang digunakan untuk proposal penelitian adalah kertas putih HVS 70 gram,
ukuran A4, sampul cover (kertas buffalo tebal) dengan warna (putih untuk sains dasar,
hijau untuk sains terapan, merah untuk sosial-humaniora, dan biru untuk pendidikan).
Proposal penelitian diketik dengan komputer dalam format huruf Times New Roman ukuran
font 12 dan spasi 1,5. Proposal penelitian merupakan suatu kesatuan utuh, tetapi dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing
bagian dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian seperti yang dipaparkan dalam ketentuan
berikut.
A. Bagian Awal
Bagian ini terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan
(pembimbing), surat pernyataan keaslian karya, prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada),
daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas dari
bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i, ii, iii, dst) untuk menandai halaman
persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan tetapi tidak diberi nomor urut.
1. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul karya tulis secara lengkap, nama dan nomor induk
siswa (NIS), lambang SMA Negeri 3 Denpasar, nama sekolah dan tahun. Semua huruf
dicetak dengan huruf kapital, Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian
diatur simetris, rapi dan serasi (contoh dapat dilihat pada lampiran )
2. Lembar Halaman Judul
Format dan isi halaman halaman sampul, tetapi memuat teks Proposal penelitian
ini Diajukan kepada SMA Negeri 3 Denpasar untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Rapor. Contohnya dapat dilihat pada lampiran.
3. Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat persetujuan dari pembimbing karya tulis. Hal-hal
yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks Proposal
penelitian oleh.. ini telah diperiksa dan disetujui untuk diserahkan, (2) nama
4
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing 1 dan pembimbing 2. Contoh
format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran .
4. Pernyataan Keaslian Karya
Untuk menghindari terjadinya praktik akademis yang melanggar kaidah dan
academic yurisdiction, pada saat penyusunan proposal penelitian oleh siswa, maka
kepada setiap siswa harus melampirkan surat pernyataan keaslian karya yang telah
ditandatangani oleh siswa bersangkutan. (contoh format dapat dilihat pada lampiran )
5. Prakata
Di dalam prakata dicantumkan ucapan terimakasih peneliti yang ditujukan kepada
berbagai pihak. Pihak tersebut dapat berupa individu, pejabat, lembaga, organisasi,
dan atau pihak-pihak lain yang berkontribusi dalam menyiapkan, melaksanakan, dan
menyelesaikan proposal penelitian.
Tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang
pengetikkan tanpa tanda titik. Teks prakarta diketik dengan spasi ganda (dua spasi).
Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran A4. Kemudian, pada akhir
teks dicantumkan kata Peneliti yang menyebut nama terang, dan ditempatkan di
pojok kanan bawah.(contoh format dapat dilihat pada lampiran )
6. Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat: judul lembar pengesahan, surat pernyataan,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar-daftar lain (jika ada), judul bab, judul
anak sub bab, dan judul anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat
pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan
sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf
kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis organisasi keseluruhan isi
proposal penelitian (lihat lampiran ).
7. Daftar Tabel
Halaman Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman untuk
setiap tabel yang harus sama dengan judul tabel yang terdapat dalam teks. Judul tabel
yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara tabel yang
satu dengan tabel yang lainnya diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).
8. Daftar Gambar
Pada daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor
halaman tempat pembuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari
5
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar dan judul gambar
lainnya diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan halaman tempat
lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik
dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dan judul lampiran lainnya
diberi jarak dua spasi (lihat lampiran ).
B. Bagian Inti
Bagian inti proposal penelitian terdiri atas sekurang-kurangnya empat bab, yakni
pendahuluan, landasan teori dan metode penelitian serta Rencana Jadwal Pelaksanaan
Penelitian. Bagian inti ditandai dengan penggunaan huruf kapital/angka (A, B, dst) untuk
menomori urutan, nomor digit untuk menandai urutan sub judul dan sub subnya (paling
banyak 4 digit), no angka Arab (1, 2, 3, dst)untuk menandai halaman. Nomor digit tidak
boleh digunakan untuk pengganti no urut seperti 1), 2). Dst. Atau huruf a), b), dst. Jika
dirumuskan secara urut maka susunan bagian inti adalah sebagai berikut.
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis
B. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori (yang berkaitan dengan permasalahan penelitian)
C. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sample Penelitian (Sosial-Humaniora-Pendidikan terkadang juga
pada Sains Dasar dan Sains Terapan) atau Bahan dan Alat (Sains Dasar, Sains
Terapan)
3.4 Variabel Penelitian
3.5 Prosedur Kerja/Metode Pengumpulan Data
3.6 Teknik Analisis Data
D. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
6
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Bagian inti dari proposal penelitian pada rumusan di atas, masing-masing dapat
dijelaskan seperti pada paparan berikut ini.
1. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang yang digunakan dalam usulan sebuah penelitian diperlukan agar orang
dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti. Jadi segala informasi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut
dikemukakan dengan maksud agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi dimana
masalah-masalah tersebut timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu
panjang lebar melainkan singkat tapi jelas agar tidak membosankan.
Pada bagian latar belakang hendaknya dikemukakan secara jelas dan obyektif, rasional
akademis mengapa masalah atau pokok persoalan tersebut penting dikaji dalam penelitian.
Pernyataan urgenitas tersebut harus didukung oleh argument-argumen akademis terkait, yang
melatarbelakangi pentingnya kajian dilakukan. Pada bagian ini juga penting untuk
dikemukakan logika konseptual dan praktis atas pokok persoalan, termasuk penggambaran
terjadinya kesenjangan antara das sollen dan das sein (harapan dan kenyataan), baik secara
teoretik maupun secara praksis. Pernyataan kesenjangan yang dimaksud hendaknya didukung
oleh fakta, data, dokumen, dan bukti-bukti ilmiah lainnya yang bertalian dengan pokok
permasalahan, sehingga siapapun yang membaca menjadi mengerti mengapa hal tersebut
perlu dikaji atau diteliti secara ilmiah.
2. Rumusan Masalah
Masalah penelitian sebaiknya berupa pernyataan yang menunjukkan keterkaitan antara
variabel-variabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian yang bersifat deskriptif/ex post
facto maupun yang bersifat eksperimen. Dengan perkataan lain, masalah penelitian
merupakan pernyataan penelitian dan diikuti pertanyaan penelitian yang mendorongnya
untuk mengadakan penelitian. Karena itu, masalah penelitian (research statement) harus
dirumuskan secara spesifik agar dapat menjadi penuntun bagi penelitian di lapangan.
Masalah penelitian yang secara sepintas telah tersirat dalam latar belakang penelitian,
penting untuk dinyatakan secara lebih jelas, operasional, dan terukur dalam rumusan kalimat
- kalimat pernyataan yang terinci yang diikuti pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian. Rumusan masalah hendaknya dituangkan ke dalam kalimat
kalimat pernyataan yang singkat, padat, jelas, dan operasional. Rumusan yang baik akan
menampakkan secara jelas variabel yang diteliti, jenis dan sifat hubungan antar variabel,
keterkaitan antargeneralisasi dan bangunan teori sebuah disiplin, serta subjek penelitiannya.
7
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti, memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
3. Tujuan penelitian
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah menemukan informasi
empiris, objektif, logis mengenai sesuatu atau menentukan keterkaitan di antara variabel-
variabel yang dipermasalahkan. Dengan demikian, maka tujuan penelitian yang dirumuskan
harus mencermikan dan konsisten dengan masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya.
Jelaslah bahwa penelitian yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian yang telah dinyatakan dalam masalah penelitian (rumusan masalah).
Tujuan penelitian menyatakan secara jelas, sasaran yang ingin dicapai setelah
pelaksanaan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya, yang bersifat ringkas, jelas, padat, dan terukur. Tujuan
penelitian biasanya diformulasikan (dirumuskan) dalam bentuk kalimat pernyataan.
4. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan pentingnya (keutamaan) penelitian terutama yang bertalian
dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti luas dan kepentingan
praksis sebuah bidang kajian. Dengan kata lain, uraian dalam subbab manfaat penelitian
berisi alasan kelayakan akademis dan praksis atas masalah yang diteliti. Perumusan manfaat
penelitian, akan memperkuat dan meningkatkan kelayakan sebuah pokok persoalan atau
masalah untuk dikaji berdasarkan langkah-langkah akademis, sehingga akan melahirkan
adagium tentatif pada kalangan komunitas tertentu (sesuai bidang ilmunya). Sementara itu,
untuk jenis penelitian tindakan atau penelitian tindakan kelas, termasuk penelitian dan
pengembangan di beberapa bagiannya, kebermanfaatan penelitian harus dinyatakan dengan
mengacu kepada siapa, dalam hal apa, dan untuk apa nilai manfaat tersebut.
5. Hipotesis
Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang
diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian, hipotesis merupakan penuntun bagi peneliti
dalam menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian, perlu diingat, bahwa peneliti
harus senantiasa memegang teguh prinsip objektif agar jangan timbul bias dalam pencarian
data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan, yang pada hakikatnya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
8
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Secara konsep, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter
yang akan diuji melalui statistik sampel. Hipotesis biasanya juga mengandung prediksi, dan
ketepatan prediksinya akan sangat tergantung pada tingkat kebenaran dan ketepatan kajian
teori yang mendasarinya. Secara umum, hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu
tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi perumusannya dapat beraneka ragam.
Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu diperhatikan adalah jenis rumusan
hipotesis tersebut, apakah suatu hipotesis dirumuskan secara direksional atau non direksional.
Hal ini penting diperhatikan karena menyangkut uji signifikansi yang akan diterapkan, yaitu:
uji satu arah (one tail) untuk hipotesis direksional, atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis
non-direksional, di samping kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut arah
kajian teori yang berbeda.
Menurut fungsinya, hipotesis terdiri atas hipotesis teoritik dan hipotesis penelitian.
Perlu disadari bahwa penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori yang sudah ada.
Teori tersebut kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis untuk diuji dengan sampel yang
ditentukan oleh peneliti. Hipotesis yang diuji dalam penelitian adalah hipotesis nol. Hipotesis
nol pada hakikatnya adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada
perbedaan (hypothesis of norelation, hypothesis of no difference). Peneliti dalam hubungan
ini mempunyai praduga atau asumsi bahwa data yang diperolehnya akan menunjukkan
sebaliknya. Karena itu hipotesis penelitian akan menyatakan gagasan sebaliknya, yaitu: ada
hubungan atau ada perbedaan.
Berdasarkan pengertian di atas muncul tiga macam pendapat di antara para peneliti,
yaitu: (1) karena hipotesis nol bunyinya selalu sama untuk semua penelitian, maka hipotesis
nol tidak perlu disebutkan dalam usaha penelitian, (2) karena hipotesis penelitian dapat
diketahui dari hipotesis nol dan karena hipotesis nol adalah hipotesis yang diujikan, maka
hipotesis penelitian tidak perlu dicantumkan dan hanya hipotesis nol yang dicantumkan, dan
(3) mencantumkan kedua jenis hipotesis tersebut baik dalam rumusan narasi maupun dalam
rumusan statistiknya. Dalam praktiknya, ketiga pendapat tersebut digunakan tanpa masalah.
Dengan demikian, peneliti boleh memilih salah satu dari tiga pendekatan tersebut dan
menggunakannya secara konsisten.
Menurut sifatnya, hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis yang mengarah
(directional) dan dapat juga berupa hipotesis yang tidak mengarah (non-directional).
Hipotesis yang mengarah menunjukkan arah asumsi penelitian, misalnya: semakin tinggi IQ
9
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
siswa, semakin tinggi prestasi belajarnya. Sebaliknya hipotesis yang tidak mengarah
menunjukkan tidak adanya arah asumsi penelitian, misalnya: terdapat perbedaan antara
kelompok X dengan kelompok Y, tanpa menyebutkan kelompok yang mana yang lebih
tinggi.
Menurut bentuknya: hipotesis dapat berupa pernyataan simbolik dan pernyataan verbal.
Dalam usulan penelitian, kedua bentuk hipotesis ini harus dicantumkan.
6. Kajian Pustaka
Bagian ini terdiri atas kajian teori, kajian penelitian yang relevan. Kajian pustaka
memuat kajian referensi yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Kajian teori membahasa secara deduktif dan/atau anti tesis sejumlah teori yang pernah
ada, yang pernah digunakan oleh orang untuk menjawab atau menjelaskan masalah-masalah
tertentu. Pemilihan dan penetapan kajian teori dilakukan dengan pertimbangan azas relevansi
dan kemutakhiran. Bagian ini tidak boleh hanya merupakan rangkaian teori-teori atau
kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis oleh peneliti. Penetapan dan penggunaan
teori-teori ini seyogyanya mengarah kepada teori yang hendak digunakan dalam mengkaji
masalah yang dirumuskan dan secara eksplisit harus mampu dirumuskan dan ditetapkan suatu
teori dasar (grounded theory) yang nantinya digunakan untuk menakar, membedah, dan
memformulasikan pengujian dan/atau penelaahan variabel penelitian. Jenis teori, batasan
teori, prosedur penggunaan, mekanisme pengujian, dan yang lainnya harus mampu
dirumuskan dan dinyatakan secara jelas pada bagian ini.
Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini, bahwa dalam mengutip, memaknai,
menyenerai, sumber-sumber kepustakaan pada bagian ini hendaknya menggunakan kata-kata
sendiri, dengan menjauhkan kesan menjiplak aslinya. Sesekali memang diperkenankan untuk
mengutip secara utuh sebuah teori, prinsip, generalisasi, konsep, dan fakta dari sumber
aslinya, dengan cara menuliskannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan secara
akademis. Pengutipan sebuah sumber atau kepustakaan wajib hukumnya untuk
mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana
kutipan langsung lebih dari 4 baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi dengan
mencantumkan nama penulis, tahun penerbit, dan halaman tempat kutipan di buku atau
sumber aslinya.
Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka menentukan teori dasar
yang akan digunakan oleh peneliti untuk meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap
variabel yang akan diteliti seyogyanya memiliki kontruksi dasar teori. Hal ini sangat penting
karena untuk selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan
10
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam
proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan
verifikasinya. Setelah penelitian mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti (masalahnya) maka ia dapat mendeduksikan konsep-konsep yang
terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep, karena itu konsep tersebut harus dijelaskan
di dalam bagian ini agar orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini
sering digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsepnya.
Pada bagian ini, secara jelas dan objektif harus dipaparkan tentang gagasan, konsep,
pemikiran, teori, prinsip, dalil, dan temuan dalam penelitian terdahulu yang bertautan secara
langsung maupun tidak langsung dengan focus masalah yang akan diteliti. Penelitian dapat
memulai dengan mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya. Berdasarkan kajian
dan telaah terhadap berbagai temuan penelitian tersebut, maka penelitian dapat memetik hal-
hal yang bertalian dengan masalah, teori yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan
temuan-temuannya dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan
sebagainya, sehingga tidak memunculkan atau menyiratkan kesan bahwa bagian ini adalah
kumpulan atau penumpukan rangkaian teori semata. Penelitian dituntut untuk mampu
membahasakan bagian setiap bagian dari temuan penelitian yang relevan untuk mendukung
gagasan utama atau pokok permasalahan penelitiannya, sehingga jelas posisi peneliti di
antara teori atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian yang
sejenis.
Berdasarkan pola seperti di atas, peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-
bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan
bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji sekarang, masalah-masalah mana yang
sudah diteliti orang dan masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa
menempatkan di mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus
masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih dulu, namun
bilamana metode, pelibatan dan jumlah variabel, objek atau subjek penelitian, serta lokasi
atau latar penelitiannya berbeda, maka penelitian tersebut layak untuk dilanjutkan.
Pada konteks inilah, kejujuran akademis, kedirian akademis siswa, dan gradasi karya
yang akan dihasilkannya dipertaruhkan (dinilai dan ditempatkan pada level tertentu). Kajian
teori dan kepustakaan setiap variabel ditunjang minimal tiga sumber primer dengan
menunjukkan bukti fisik (hard copy).
11
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
7. Metode Penelitian
Kandungannya mencakup antara lain: jenis penelitian, subjek penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, dan indikator/parameter penelitian, waktu dan
tempat penelitian dan prosedur/tahapan penelitian.
Perlu dicatat, bahwa di dalam bagian ini, penelitian tidak perlu mengemukakan teori-
teori atau batasan-batasan tentang istilah-istilah dalam metodologi. Misalnya, ketika
mengumumkan tentang subjek penelitian, populasi, dan sampel penelitian, tidak perlu
didefinisikan apa itu subjek penelitian, populasi, sampel, dan berbagai hal tentang
penyampelan.
8. Rancangan Penelitian
Rancangan (desain) pada hakikatnya mencakup abstraksi isi dan ruang lingkup (the
design is content and scope of the study). Rancangan penelitian tergantung pula pada
pendekatan yang digunakan pada subjek penelitian dalam kaitan dengan eksistensi variabel
yang diteliti. Eksistensi variabel yang dimaksud apakah variabel yang akan diteliti
dimunculkan secara sengaja (dimanipulasi) oleh peneliti dalam suatu eksperimen, atau
variabel yang diteliti adalah variabel yang telah ada secara wajar pada subjek yang diteliti
(ex-post facto), atau variabel yang diteliti adalah sesuatu yang harus diurai lebih lanjut
berdasarkan realitas kekinian temuan di lapangan (etnografi).
Di sisi lain, penggambaran konstelasi rancangan penelitian akan dipengaruhi pula oleh
jumlah (banyaknya) dan status variabel yang dilibatkan dalam penelitian, sehingga akan
terkait dengan identifikasi variabel penelitian dan sudah tentunya juga terkait dengan
hipotesis yang dirumuskan. Berdasarkan rasional tersebut, maka pada bagian ini, siswa
hendaknya mampu dengan tegas menyatakan desain penelitian yang digunakan, sesuai
dengan karakteristik fokus masalah yang hendak dikaji atau diteliti. Pada rancangan
penelitian, secara empiris telah dinyatakan rancang bangun penelitian yang akan dilakukan,
sehingga akan memudahkan penelitian dalam melakukan tahapan penelitian selanjutnya.
9. Populasi dan Sampel Penelitian
Sejak awal, penelitian harus dengan tegas menentukan populasi penelitiannya. Karena
itu ia harus mendefinisikan populasi agar orang mengetahui ke mana hasil penelitian tersebut
dapat digeneralisasikan. Populasi terdiri atas populasi teoretis dan populasi terjangkau.
Populasi teoretis adalah semua subjek, baik yang secara langsung maupun tidak langsung
akan diteliti dan kemana hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Populasi terjangkau adalah
semua subjek yang (bila perlu) dapat dijangkau secara langsung.
12
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Bilamana populasi biasanya terlalu banyak untuk diteliti, maka penelitian dapat
menggunakan sebagian saja dari populasi. Sudah barang tentu sampel tersebut harus dapat
mewakili populasi. Peneliti dapat menggunakan teknik statistik untuk mengetahui apakah
sampel yang digunanakan representatif atau tidak. Dalam kaitan dengan itu, penentuan
sampel dari suatu studi sampling pada hakikatnya selalu mengandung risiko kesalahan
(sampling error), karena generalisasi dari sampel ke populasi selalu mengandung resiko
bahwa terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak mungkin mencerminkan
secara persis keadaan populasi.
Secara konseptual, dapat ditegaskan bahwa semakin besar ketidaksamaan sampel
dengan populasi, maka semakin besar pula kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi.
Maka dari itu, masalah representatifnya sampel sangat perlu dicermati. Bertalian dengan hal
itu terdapat beberapa teknik penentuan sampel, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua gugus yaitu: (1) penyampelan probabilitas (probability sampling), dan (2)
penyampelan nonprobabilitas sampling (nonprobability sampling). Dari masing-masing
gugus tersebut telah diciptakan berbagai teknik lagi, yang sangat memungkinkan peneliti
memilih sesuai dengan keperluan.
Untuk mendukung penggunaan dari berbagai teknik di atas, dalam rangka
mempertinggi tingkat kerepresentatipan sampel, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu:
variabilitas populasi, besarnya sampel, teknik penentuan sampel, dan kecermatan
memasukkan ciri-ciri populasi. Mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti,
maka dapat saja terjadi ketidaksempurnaan pemenuhan keempat hal di atas, sehingga
kesalahan-kesalahan sampling hampir selalu ada.
Berangkat dari logika konseptual di atas, maka muncul kebutuhan untuk
memperhitungkan besar-kecilnya kekeliruan tersebut, yang biasa disebut dengan analisis
kekeliruan atau simpangan baku estimasi atas distribusi penyampelan. Distribusi
penyampelan statistic akan normal manakala distribusi skor dalam populasinya merupakan
distribusi normal dan sampel diambil secara rambang (random). Akan tetapi, distribusi suatu
statistic akan mendekati distribusi normal, tidak peduli bentuk distribusi populasinya normal
atau tidak asal sampel penelitiannya cukup besar.
Mengenai gugus penyampelan, seorang peneliti harus mampu memilih teknik
penentuan sampel yang tepat sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan data
penelitiannya. Secara umum, teknik tersebut ada yang didasarkan atas probabilitas, ada pula
yang didasarkan atas nonprobabilitas. Probabilitas penyampelan terdiri atas: (1) rambang
sederhana (simple random sampling), (2) rambang strata (stratified random sampling), (3)
13
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
kluster (cluster sampling). Penyampelan nonprobabilitas terdiri atas: (1) penyampelan
purposive (purposive sampling), (2) penyampelan kuota (quota sampling), (3) penyampelan
eksidental (accidental sampling).
Berdasarkan argumentasi di atas, maka bilamana subjek penelitian telah ditetapkan,
maka peneliti secara tegas telah dapat menyatakan populasi subjek penelitian itu. Jika dalam
penelitian diperlukan adanya sampel, maka harus dipilih secara tepat teknik dan pendekatan
penyampelannya, sehingga tidak terjadi bias keterwakilan populasi dalam sampel penelitian,
yang pada akhirnya akan berdampak pada validitas temuan penelitian.
10. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai suatu totalitas gejala atau objek pengamatan yang akan
diteliti. Maka dari itu, dilihat dari fungsinya, variabel dapat diklasifikasikan menjadi: variabel
bebas (prediktor), variabel control, variabel moderator, variabel penyela, dan variabel
tergantung (kriterium). Bila variabel ini digambarkan dalam suatu model (konstelasi)
penelitian nantinya, penempatan (klasifikasi) variabel sangat ditentukan oleh paradigm teori
yang melandasinya, dan untuk itulah sangat diperlukan wawasan, pengalaman, ketelitian,
serta keterampilan peneliti.
Perumusan definisi variabel, menyangkut perumusan definisi konsep variabel dan
perumusan definisi operasional variabel tersebut. Perumusan definisi konsep variabel harus
konsisten dengan teori pokok (grand theory) yang mendasari penelitian variabel
bersangkutan. Hal tersebut secara konsep akan menyangkut konsep teoretis variabel yang
diteliti, dimensi, dan indikator yang melingkup variabel tersebut. Sementara itu definisi
operasional variabel, menyangkut pengukuran variabel, dan pernyataan peringkat/skala data
yang dikumpulkan (nominal, ordinal, interval, atau rasio). Definisi operasional variabel ini
akan sangat menentukan bagaimana suatu instrument variabel itu dirancang, dan bagaimana
rancangan data tersebut dikumpulkan, dan hal tersebut akan memberikan arah bagaimana
formula analisis yang akan digunakan.
Bila ditelusuri lebih jauh, bermacam-macam cara dapat digunakan untuk menyusun
definisi operasional, antara lain: (a) pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas
kegiatan-kegiatan (operasi) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh: pembelajaran model jigsaw adalah pembelajaran yang dikelola dengan langkah-
langkah umum sebagai berikut Hasil pembelajaran tersebut dilihat pada prestasi
belajar peserta didik, yang diukur melalui tes, dan data yang dikumpulkan dalam skala
interval, (b) pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar begaimana hal yang didefinisikan
itu beroperasi. Contoh: intelegensi adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh peserta
14
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
didik yang berpengaruh terhadap cara pemecahan masalah yang dihadapi secara cepat, tepat,
dan adequate. Intelegensi peserta didik diukur melalui tes intelegensi standard progressive
matriks dan data yang dikumpulkan dalam skala interval, dan (c) pola III, yaitu definisi yang
dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu tampak. Contoh: kecemasan
terhadap sekolah adalah penolakan untuk pergi belajar di sekolah. Kecemasan terhadap
sekolah diukur dengan observasi atau wawacara, dan data yang dikumpulkan dalam skala
nominal (sangat cemas, cemas, dan kurang cemas).
Mengacu pada konsep berpikir di atas, maka hal-hal yang dikemukakan pada bagian ini
ialah identifikasi variabel penelitian, definisi variabel (definisi konsep dan definisi
operasional) serta konstelasi variabel. Uraian mengenai ketiga hal ini dilakukan secara amat
singkat karena maksud utamanya adalah untuk memberikan gambaran utuh dalam bentuknya
yang ringkas mengenai fokus penelitian. Definisi istilah diperlukan apabila diperkirakan akan
timbul perbedaan pengertian atau kekurang-jelasan makna seandainya batasan itu tidak
diberikan. Istilah yang perlu diberikan batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan
konsep-konsep pokok yang terdapat dalam karya tulis. Kriteria bahwa suatu istilah
mengandung konsep pokok adalah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti
atau variabel penelitian. Bagi penelitian-penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
definisi variabel agar disesuaikan.
11. Metode Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
Pada bagian ini, yang perlu dirumuskan lebih dulu adalah data apa yang hendak
dikumpulkan dengan mengacu pada fokus masalah dan rumusan masalah yang telah
diformulasikan sebelumnya. Setelah kepastian yang bertalian dengan jenis data yang
diperlukan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan cara atau metode
yang akan digunakan untuk menjaring atau mengumpulkan data.
Ketepatan pemilihan metode dan alat pengumpulan data sangat menentukan kualitas
data yang didapatkan, dan pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil suatu penelitian.
Oleh karena itu, instrumentasi ini harus mendapatkan penggarapan yang cermat, sehingga
memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk itu biasa dituntut validasi
instrumen (yang menyangkut validitas content, concurrent, predictive dan construct, serta
menyangkut tingkat reliabilitas) atas alat pengumpulan data yang akan digunakan.
Peneliti harus cermat memilih dan menggunakan prosedur itu sesuai dengan
karakteristik alat ukurnya. Contoh, misalnya masalah penelitian yang akan diteliti adalah
mengenai hasil belajar siswa, maka data yang diperlukan ialah skor siswa dalam tes atau
ujian, sehingga metode pengumpulan data yang relevan adalah dengan melaksanakan tes
15
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
hasil belajar. Contoh lainnya, peneliti hendak mengumpulkan data tentang sikap siswa,
maka jenis data yang diperlukan adalah pernyataan atau perilaku siswa, sehingga metode
pengumpulan data yang relevan untuk ini adalah dengan wawancara atau dengan
menyebarkan kuesioner.
Metode pengumpulan data semacam itu tentu memerlukan instrumen atau alat
pengumpulan data penelitian, yang biasa berupa: perangkat tes, pedoman wawancara, lembar
observasi, catatan lapangan terstruktur, dan kuesioner. Masing-masing instrumen itu harus
sudah dilampirkan ketika mengajukan usulan penelitian. Di dalam karya tulis harus
dijelaskan, misalnya, siapa dan berapa jumlah subjek yang dites, kapan dan dimana, apa yang
diteskan, dsb. Tentang wawancara dijelaskan siapa yang akan diwawancarai, cara
mewawancarai, kapan, dan dimana. Dijelaskan isi kuisioner, siapa yang diberi kuesioner,
berapa jumlah yang disebarkan dan berapa jumlah yang dikembalikan, dsb. Data yang sudah
dikumpulkan itu kemudian ditata dan diorganisasikan agar mudah diolah dan dianalisis.
Wawancara yang direkam harus ditranskripsikan dulu melalui bahasa tulis. Data tersebut,
misalnya, diklasifikasikan, ditabelkan, diurutkan, dan sebagainya.
Jika sekiranya peneliti tinggal memakai alat pengumpulan data yang sudah diakui
validitas dan reliabilitasnya, masih juga merupakan keharusan baginya untuk melaporkan dan
memberikan informasi mengenai tingkat validitas dan reliabilitas penelitian terdahulu atau
mungkin berdasarkan kesepakatan-kesepakatan tertentu. Metode pengumpulan data yang
sering digunakan yaitu sebagai berikut.
a. Metode observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung.
Yang harus peneliti perhatikan dalam metode ini yaitu:
1) Peneliti mengetahui pengetahuan tentang apa yang diobservasi.
2) Menentukan cara untuk melakukan observasi.
3) Menentukan variabel yang akan diamati.
4) Menentukan alat pencatat dan cara penggunaannya.
b. Metode kuesioner
Pengumpulan data dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang isinya
sesuai dengan tujuan penelitian.
c. Metode wawancara
Pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan responden. Hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah:
1) Harus netral.
16
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
2) Sikap yang sopan.
3) Saat wawancara hanya ada responden saja.
4) Jawaban responden harus dimengerti sebelum dicatat.
5) Hati-hati dengan jawaban tidak tahu.
d. Metode Penelitian Non Experimen
Dalam penelitian ini sering menggunakan metode sebagai berikut.
1) Survei
2) Penelitian naturalis
e. Metode Penelitian Eksperimen
1) Pre experimental
a) One-shot case study
Satu kelompok diberikan perlakuan selanjutnya diobservasi hasilnya
b) One-group pretest-posttest design
Satu kelompok diberikan perlakuan tetapi dilakukan pengukuran
sebelum dan sesudah perlakuan
c) Intact-group comparison
Satu kelompok dibagi 2, kemudian satu diberi perlakuan dan satu lagi
sebagai kontrol
2) True Experimental
a) Rancangan percobaan pola sederhana
RAL
RAK
b) Rancangan percobaan komplek
RAK/RAL Pola faktorial
Split plot
c) Bujur Sangkar Latin
f. Metode kuantitatif
1) Kuantitatif
2) Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen
g. Metode kualitatif
1) Deskriptif
2) Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll.
17
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
12. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan ditata, langkah selanjutnya adalah menganalisis atau
mengolah data tersebut sesuai dengan sifat dan jenis data yang terkumpul. Karena jenis data
dalam penelitian itu mungkin lebih dari satu, maka harus secara cermat dan diteliti
dikemukakan bagaimana masing-masing data itu dianalisis sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian, misalnya:
Masalah Data Dikumpulkan Dianalisis
hasil belajar siswa
skor hasil belajar dengan tes dengan statistik
sikap siswa pernyataan dengan kuesioner diklasifikasikan
a. Metode analisis data
1) Analitik : pola pikir deduktif (umum ke khusus)
Contoh pernyataan Analitik:
a) 1+1=2
b) Pria lajang belum menikah
c) Gunung tertinggi lebih tinggi dari gunung-gunung lainnya
2) Metode Analisis (umum ke khusus) melakukan perincian terhadap istilah-
istilah pernyataan kedalam bagian-bagiannya, agar dapat mengharapkan
makna yang di kandungnya.
b. Metode Sintesis
1) Sintesis = Induktif (khusus ke umum)
2) Metode Sintesis: menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan
satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang
komprehensif
Contoh :
a) Ilmu adalah aktifitas
b) Ilmu adalah metode
c) Ilmu adalah produk
Kesimpulanya: Ilmu adalah aktifitas, metode dan produk
c. Metode Analisis-Sintesis
1) Gabungan antara metode analisis dan metode sintesis yang saling
melengkapi
18
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
2) Proses praktis penyusunan deduksi berawal dengan perumusan suatu
simpulan, lalu pembuktiannya dengan pencarian dua atau lebih asumsi yang
benar yang dapat berfungsi sebagai landasannya.
3) Proses induksi berawal dengan pengumpulan potongan-potongan bukti
empiris, lalu ini digunakan sebagai landasan untuk menarik kesimpulan.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka disusun secara
alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang terdiri
atas surat ijin penelitian, instrument penelitian (pedoman wawancara, kuesioner, dsb), peta
gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman.
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis dengan urutan alfabetis (menurut abjad) nama penulis (tanpa
gelar), bukan hanya alfabetis pada huruf pertama melainkan juga untuk huruf kedua, ketiga,
dst. Karena dalam hal ini kita mengikuti kaidah penulisan secara internasional, maka nama
penulis itu ialah nama akhir dari sederet nama yang dimiliki oleh penulis. Pada prinsipnya,
teknis menulis sebuah sumber pustaka adalah sebagai berikut:
Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun penerbit. Judul buku. Kota penerbit:
penerbit.
Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Terbit. Judul artikel (dalam buku), dalam Nama Penulis Buku (ed = editor), Judul Buku. Kota
Penerbit: Penerbit.
Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Penerbitan. Judul Artikel (dalam jurnal, majalah, koran), Namajurnal/majalah/bulletin/koran, Nomor, Volume, Halaman.
Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Penerbitan. Judul Makalah (dalam seminar, ceramah, konvensi, temu ilmiah, diskusi, dsb.), (Makalah). Kota, tanggal/bulan. Tahun.
Nama akhir, Nama depan. Tahun Penulisan. Judul tesis/disertasi/orasi).
(tesis/disertasi/orasi). Kota: nama institusi/lembaga yang
menerbitkan tesis/disertasi/orasi.
Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun penulisan.judul tulisan/artikel/buku.
Nama web. Tanggal, bulan, tahun akses.
2. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi paparan yang telah
disajikan pada bagian inti. Lampiran yang jumlahnya lebih dari satu diberi nomor urut.
19
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
BAB III
FORMAT KARYA TULIS KELAS XI DAN XII
Format karya tulis yang dimaksud dalam pedoman ini adalah menyangkut susunan,
tata letak, tata urutan dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran serta jenis huruf untuk
penulisan karya tulis kelas XI dan XII.
A. BagianAwal
Bagian ini terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan
(pembimbing), surat pernyataan keasliankarya, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel (jika
ada), daftar gambar (jika ada),daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas
dari bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i,ii,iii,dst) untuk menandai
halaman persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan tetapi tidak diberi nomor urut.
1. Halaman Sampul Contoh dapat dilihat pada lampiran
2. LembarHalamanJudul Contohnya dapat dilihat pada lampiran 2.
3. HalamanPersetujuan Contoh format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada
lampiran
4. Pernyataan Keaslian Karya contoh format dapat dilihat pada lampiran
5. Prakata contoh format dapat dilihat pada lampiran
6. Abstrak Nama penulis abstrak diketik dengan urutan nama akhir diikuti nama awal, nama
tengah (jika ada). Tahun pembuatan karya tulis diketik setelah nama penulis (dalam
kurung) dan diakhiri dengan titik. Judul karya tulis dicetak dengan huruf miring atau tebal
dan diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata. Dalam abstrak
dicantumkan kata kunci yang ditempatkan pada bagian bawah abstrak. Jumlah kata kunci
ini sekitar lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Dengan kata kunci kita bisa menemukan judul-judul tesis beserta abstraknya dengan
mudah. Di dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari karya tulis yang mencakup
tujuan penelitian, fokus masalah penelitian, metode penelitian, dan simpulan penelitian,
serta (jika ada) saran/ rekomendasi yang diperlukan Teks di dalam abstrak diketik dengan
20
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak boleh lebih dari satu halaman kertas ukuran
A4 (maksimum 300 kata) lihat lampiran7. Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia baku.
7. DaftarIsi lihat lampiran
8. DaftarTabel lihat lampiran
9. DaftarGambar lihat lampiran
10. DaftarLampiran lihat lampiran
11. DaftarPustaka Contoh format dapat dilihat pada lampiran
12. Daftar(sesuai dengankeperluan)
B. BagianInti
Bagian inti karya tulis terdiri atas sekurang-kurangnya lima bab, yakni pendahuluan,
landasan teori, metode penelitian, hasilpenelitian, dan penutup. Bagian inti ditandai dengan
penggunaan nomor/ angka Romawi besar (I,II,dst) untuk menomori urutan bab, nomor digit
untuk menandai urutan sub judul dan sub-subnya (paling banyak 4 digit), no angka Arab
(1,2,3,dst) untuk menandai halaman. Nomor digit tidak boleh digunakan untuk pengganti
no urut seperti 1), 2). Dst. Atau huruf a), b), dst. Jika dirumuskan secara urut maka susunan
bagian inti adalah:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORIDAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.2 Kerangka Berpikir (Langkah Sistematis dalam Penelitian)
2.3 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sample Penelitian (kecenderungan IPS) atau Bahan dan
Alat (kecenderungan IPA)
3.4 Variabel Penelitian
3.5. Parameter/Indikator Penelitian
3.6 Metode Pengumpulan Data (Prosedur Kerja)
3.7 Analisis Data
21
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Bagian inti dari karya tulis penelitian pada rumusan di atas, masing-masing dapat
dijelaskan seperti pada paparan berikut ini. Penjelasan untuk Bab I hingga Bab III
mempunyai penjelasan yang sama pada format pedoman proposal untuk kelas X. Untuk itu,
penjelasan bab-bab tersebut tidak dijelaskan pada bagian ini. Bagian ini akan menjelaskan :
Bab IV Hasil dan Pembahasan dan Penutup.
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini menjadi BAB IV. Bagian ini merupakan laporan hasil penelitian
dengan memyajikan data, fakta, dan temuan berikut pembahasan atau pengembangan dari
temuan penelitian. Layaknya sebuah laporan, hasil penelitian disajikan dalam ragam bahasa
tulis yang baik, didukung oleh table, grafik, gambar, foto, atau bentuk lain yang mampu
mempertegas atau mempertajam makna hasil penelitian.
Jika ada hipotesis, bagian ini merupakanmediumpengujian hipotesis. Untuk itu,
pada bagian ini perlu dikemukakan lagi rumusan hipotesis no ldan hasil pengujiannya
beserta penjelasannya yang dikemukakan secara ringkas dan jelas. Temuan-temuan
penelitian, dengan dukungan data dan fakta juga dikemukakan secara ringkas, padat, dan
jelas. Temuan- temuan ini kemudian dibahas satu demi satu, dengan tujuan: (1)
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagian tujuan penelitian ini dicapai,
tercapai atau tidak tercapai, (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) memadukan
atau menggolongkan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada
(misalnya, apakah temuan ini sesuai, sejajar, tidak sesuai atau bertentangan dengan hasil
penelitian terdahulu yang tersebut dalam BabII, dan (4) memodifikasi (memperkuat,
mengubah, merevisi) teori yang sudah ada dan menyusun teori baru. Bentuk dan luasnya
pembahasan dapat disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Secara singkat, pembahasan merupakan uji kecocokan dan/ atau kesejajaran temuan
penelitian, baik dengan teori maupun temuan penelitian terdahulu (relevan)yang telah dikaji
pada BabII. Dengan demikian, secara akademis dapat dikatakan, bahwa pembahasan
temuan penelitian merupakan penegasan dan pemaknaan kembali fokus masalah penelitian,
22
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
sehingga jelas posisinya dalam konstruk teori, baik yang telah ada maupun bagi bangunan
teori yang akan dilakukan berdasarkan hasil penelitian itu sendiri.
2. Penutup
Bab penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan mungkin lebih dari satu, lalu
diikuti kemungkinan implikasi-implikasi yang akan terjadi atau diharapkan terjadi, dan
saran bagi individu, kelompok ataupun institusi tertentu.
C. BagianAkhir
Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka disusun secara
alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang
terdiri atas surat ijin penelitian, instrument penelitian (pedoman wawancara, kuesioner,
dsb), peta gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman.
1. DaftarPustaka
Daftar pustaka ditulis dengan urutan alfabetis (menurut abjad) nama penulis (tanpa
gelar), bukan hanya alfabetis pada huruf pertama melainkan juga untuk huruf kedua, ketiga,
dst. Karena dalam hal ini kita mengikuti kaidah penulisan secara internasional, maka nama
penulis itu ialah nama akhir dari sederet nama yang dimiliki oleh penulis. Pada prinsipnya,
teknis menulis sebuah sumber pustaka adalah sebagai berikut:
Nama akhir,Nama (nama) depan. Tahun terbit. Judul buku. Kota penerbit:
penerbit.
Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Terbit. Judul artikel (dalam buku), dalam Nama Penulis Buku (ed= editor), Judul Buku. Kota Penerbit: Penerbit.
Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Penerbitan.Judul Artikel (dalam jurnal, majalah, koran), Nama jurnal/ majalah/ bulletin/ koran, Nomor, Volume, Halaman.
Nama akhir, Nama (-nama) depan.Tahun Penerbitan.Judul Makalah(dalam seminar, ceramah, konvensi, temu ilmiah, diskusi, dsb.), (Makalah). Kota, tanggal/bulan. Tahun.
Nama akhir, Nama depan. Tahun Penulisan. Judul tesis/ disertasi/ orasi).
(tesis/ disertasi/ orasi). Kota: nama institusi/ lembaga yang
menerbitkan tesis/ disertasi/ orasi.
Nama akhir, Nama(-nama) depan.Tahun penulisan. Judul tulisan/ artikel/
buku. Nama web. Tanggal, bulan, tahun akses.
2. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi paparan yang telah
disajikan pada bagian inti. Lampiran yang jumlahnya lebih dari satu diberi nomor urut.
23
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
Bagian ini memuat ketentuan tentang jenis, warna, ukuran, berat kertas, tata cara
pengetikan, penggunaan nomor urut, penyajian tabel dan gambar, cara merujuk kutipan, cara
menulis daftar pustaka, bahasa karya tulis ilmiah, dan beberapa catatan penting dalam
penulisan tugas akhir.
A. Bahan
1. Sampul
Sampul karya tulis menggunakan hard cover. Warna sampul mengacu pada
karakteristik jenis penelitian masing-masing, dengan ketentuan sesuai tabel 4.1.
Table 4.1 Warna Sampul Tugas Akhir
WARNA SAMPUL JENIS PENELITIAN
Putih Sains Dasar
Hijau Sains Terapan
Merah Sosial-Humaniora
Biru Pendidikan
2. Kertas
Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS, warna putih, ukuran A4
(21 x 29,7 cm) dengan berat 70 gram.
B. Pengetikan
1. Teknik Pengetikan
Pengetikan menggunakan komputer, dengan paket aplikasi Word, jenis huruf Times
New Roman (TNR), ukuran font 12, dengan tinta hitam dan spasi 1,5. Pada bagian sampul
dan halaman judul boleh digunakan ukuran font yang lebih besar sepanjang tidak merusak
tatanan pemenggalan kata atau kelompok kata.
Huruf miring (italic) digunakan untuk kata-kata serapan dari bahasa asing, istilah asing,
dan hal-hal lain yang dianggap penting. Huruf tebal (bold) digunakan untuk menuliskan
subjudul, dan istilah. Judul bab diketik dengan huruf capital-bold. Lambing atau huruf non-
Latin (Jawa,Bali,Arab, Sansekerta, dll.) yang tidak dapat dikerjakan oleh komputer boleh
ditulis tangan dengan tinta hitam.
24
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
2. Jarak Spasi
1) Jarak 4 spasi digunakan pada jarak antara judul bab dengan teks di bagian
bawahnya.
2) Jarak 3 spasi digunakan pada jarak antara judul subbab atau sub-subbab dan baris di
atasnya.
3) Jarak 1,5 spasi digunakan untuk jarak antar baris dalam naskah, jarak antara awal
paragraf dan baris di atasnya dan antara subjudul atau subjudul-subjudul dengan
baris berikutnya.
4) Jarak 1 spasi digunakan (a) jarak antar baris dalam abstrak, (b) jarak antar baris
dalam satu sumber bacaan dalam daftar pustaka, (c) jarak antar baris pada judul
tabel atau judul gambar (jika judul lebih dari satu garis).
3. Margin
Margin atau baris tepi pengetikan diatur dengan jarak sebagai berikut: (1) atas: 4 cm, (2)
bawah: 3 cm, (3): 4 cm, dan (4) kanan: 3 cm.
4. Letak Nomor Halaman
Nomor halaman, dengan angka Arab, bisa diletakkan di empat tempat, yaitu tengah-
atas, tengah-bawah, kanan-atas, kanan-bawah. Adapun jarak antara baris teks dan nomor
halaman tersebut adalah 2 cm, dengan catatan bahwa nomor halaman harus terletak di bawah
bagi halaman BAB (Halaman awal setiap bab).
5. Penggunaan Nomor Urut
Karena karya tulis itu bersistem, maka penulis tidak mungkin menghindari adanya
urutan. Paling tidak, di dalam karya tulis ada lima bab berturut-turut yang memerlukan nomor
urut. Di dalam sebuah bab juga terdapat sebuah bagian dan ini pun memerlukan nomor urut.
Mungkin juga di dalam paparan diperlukan urutan itu. Menurut tradisi akademis, untuk
menunjukkan urutan tadi kita dapat menggunakan lambing angka, baik angka Arab (1,2,3
dst) maupun angka romawi, baik Romawi besar (I, II, III dst), maupun Romawi kecil (I, ii,
iii, dst), atau lambing huruf Latin, baik huruf biasa (a, b, c, dst) maupun yang capital (A, B,
C, dst)
1) Angka Romawi
a) Angka Romawi besar digunakan untuk urutan bab.
b) Angka Romawi kecil digunakan untuk halaman-halaman bagian awal karya tulis
(sebelum Bab I).
25
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
2) Angka Arab digunakan untuk:
a) Menomori halaman-halaman pada bagian inti karya tulis, dari Bab I sampai denan
Daftar Pustaka dan (jika ada) Indeks.
b) Penomoran sistem digit urutan subjudul (dalam bab) atau subjudul dalam sub-
subjudul, atau bawahannya lagi. Contoh Lihat penomoran pada 5.2 dan nomor-
nomor di bawahnya dan kemungkinan tambahannya.
Contoh:
5.2 Subjudul
5.2.1 Sub-subjudul
5.2.1 Sub-subjudul
5.2.2.1 Sub-sub-subjudul
5.2.2.2 Subjudul bawahan
Dengan catatan, bahwa 4 angka digit tersebut adalah batas angka yang diijinkan.
Perhatikan pula cara penulisan digit: tidak ada titik dibelakang angka terakhir.
c) Sistem digit itu dapat diganti dengan angka biasa atau gabungan antara angka dan
huruf.
Contoh:
I. Judul Bab
A. Subjudul Bab
1. Subjudul-subjudul
a. Sub-sub judul bawahan
Jika urutan ke bawah cukup panjang dan bercabang-cabang, maka penggunaan
angka dan huruf bila dilanjutkan menjadi: 1), 2), 3) dst. : (a), (b), (c), dst. : (1), (2),
(3), dst.
C. Penyajian Tabel
Tabel digunakan untuk menyajikan data secara lebih attractif dibandingkan dengan
paparan panjang lebar dengan kata-kata. Tabel yang baik dapat menyampaikan gagasan dan
hubungan-hubungannya dengan tulisan secara efektif. Menurut tradisi Amerika, tabel itu
tanpa garis-garis tegak dan mendatar, tetapi tradisi Eropa dengan garis-garis yang membentuk
kotak-kotak itu tampaknya berpengaruh juga ke Indonesia. Di samping itu, tabel yang rumit
tampaknya memang memerlukan garis-garis tersebut.
Contoh tabel sederhana tanpa garis tegak:
26
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Tabel 4.2 Tingkat Motivasi Berprestasi mahasiswa dari Empat Fakultas Undiksha Tahun
2010
No. Tingkat
Motivasi
FBS FIP FMIPA FIS Jumlah
1 Sangat
Tinggi
50 45 32 67 194
2 Tinggi 45 65 55 62 227
3 Rendah 56 53 46 50 205
4 Sedang 20 25 55 42 97
Catatan: Program Diploma tidak dilibatkan dalam kajian ini.
Perhatikan unsur-unsur tabel di atas!
1) Nomor urut tabel: ditulis dengan angka Arab: angka 4 berarti tabel dalam BAB IV,
angka 1 mengacu pada urutan tabel dalam bab itu.
2) Judul atau tajuk tabel: seluruh tajuk dicetak miring: tiap kata berawal dengan capital
(kecuali kata tugas seperti dan, tetap, sebagai, dalam, di, tanpa, dsb): baris kedua
diawali dari titik di bawah huruf pertama baris pertama pada tajuk.
3) Jarak antarbaris dalam tajuk tabel hanya 1 spasi.
4) Jarak antara judul tabel dan garis dibawahnya ialah 3 spasi, begitu pula jarak antara
garis terakhir atau catatan (jika ada) dan baris berikutnya.
5) Singkatan diijinkan: No (nomor), f (frekuensi), N (number = jumlah), % (persen), dsb
6) Garis digunakan untuk mempermudah membaca tabel
7) Catatan kaki untuk tabel diletakkan langsung di bawah tabel; bukan di bagian akhir
halaman.
D. Penyajian Gambar
Penyajian gambar diatur sama dengan penyajian foto, lukisan, bagan, grafik,
konfigurasi, dan langkah-langkah, reaksi kimia, dsb. Sepanjang tidak bisa dicapai dengan
komputer, maka gambar dapat dibuat dengan tangan, dengan tinta hitam.
27
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Judul gambar ditulis dua spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan Gambar
(nomor gambar dengan angka Arab tanpa titik). Selanjutnya, judul gambar ditulis seperti
judul tabel. Gambar yang dikutip dari sumber lain harus disebutkan sumbernya.
E. Cara Merujuk Kutipan
Ada dua cara mengutip sumber bacaan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah cara seorang penulis mengutip secara utuh isi sebuah
pendapat ataupun teori yang termuat dalam buku, jurnal, koran, majalah, dan sumber lainnya.
Kutipan tidak langsung adalah cara seorang penulis memaknai kembali sebuah pendapat,
teori, atau generalisasi menurut bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna awal yang
terdapat dalam tulisan itu sendiri.
Untuk kutipan langsung, maka penulis harus mencantumkan nama penulis dan/atau
buku, kemudian tahun penerbitan, dan halaman dimana kutipan tersebut berada pada sumber
yang dikutip. Untuk penulisan karya tulis, sangat dianjurkan untuk melakukan kutipan tidak
langsung karena akan menjadi penanda seberapa paham penulis terhadap apa yang dibaca
atau ditelaah dari sebuah sumber. Disisi lain kutipan tidak langsung akan memberikan warna
ketokohan akademis penulis, karena mampu merekonstruksi kembali struktur kalimat
sebuah kutipan dengan bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna dasar atas apa yang
dikutipnya. Untuk kutipan tidak langsung, nama penulis sumber dapat disebut di depan, di
tengah, ataupun di belakan gagasan yang dikutip, seperti contoh berikut.
1) Dantes (2009: 221-225) menyatakan bahwa
2) Bertalian dengan konsepsi assesmen, Koyan (2011: 21) menyatakan ..
3) . Sebagaimana dikatakan oleh Bawa (2009: 31)
Realitasnya, dalam penulisan sebuah karya akademis, termasuk di dalamnya penulisan
karya tulis, pengutipan secara langsung tidak dapat dihindari. Kutipan langsung dapat saja
pendek ataupun kutipan panjang. Kutipan pendek langsung ialah kutipan yang
sebanyak-banyaknya berisi 4 baris, atau 40 kata. Kutipan ini ditulis diantara dua tanda
petik rangkap (), tetap masuk ke dalam baris-baris teks karena masih dianggap
sebagai bagian terpadu dari teks. Nama penulis yang diikuti dapat di depan ataupun di
belakang kutipan, seperti contoh berikut:
1) Mengacu pada beberapa generalisasi dan temuan penelitian tenatang pendidikan
multikultur tersebut. Dantes (2009: 29) menegaskan, bahwa konsep multikultur
merupakan sebuah lukisan social yang senantiasa melekat pada kedirian sebuah
28
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
komunitas yang harus dikelola sebagai modalitas sosial menuju kehidupan yang lebih
harmoni.
2) Simpulan dari kajian empiris di atas adalah bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara tingkat pemahaman hukum Negara terhadap perilaku melanggar hukum yang
dilakukan oleh masyarakat di daerah perkotaan (Lasmawan, 2007: 212).
Jika kutipan panjang-panjang lebih dari empat baris, maka kutipan itu ditulis
terpisah dari teks, ditulis agak menjorok ke dalam (5 ketukan), jarak satu spasi, tanpa tanda
petik rangkap. Contoh:
Sebagaimana dikatakan Goleman (1999: 46) bahwa: IQ hanya menyajikan sedikit
penjelasan tentang perbedaan nasib orang-orang yang bakat, pendidikan dan peluangnya
kurang lebih sama. Ketika 95 mahasiswa Harvard dari angkatan 1940an Dilacak sampai
mereka berusia setengah baya, maka mereka yang memperoleh tesnya paling tinggi di
perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ-nya lebih
rendah jika diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka.
Nama penulis, berikut tahun penerbitan dan halaman buku dapat juga ditempatkan di
belakang kutipan langsung panjang tersebut, seperti contoh:
Sebagaimana kita ketahui, IQ merupakan .. hanya pekerjaan mereka
(Goleman, 2010: 46)
Jika penulis karya tulis tidak memperoleh buku asli atau tidak membacanya sendiri,
tetapi mengutipnya dari buku atau karya orang lain, misalnya mengutip tentang konsepsi
pendidikan multikultur dari Prof. Dr. Nroman Dantes, yang dimuat dalam buku karangan
Lasmawan, maka penyebutan nama penulisan asli menjadi sebagai berikut: sebagaimana
dikatakan oleh Dantes (dalam Lasmawan, 2010: 175)
Jika mengenai gagasan tertentu pengutip mendapatkannya dari beberapa sumber, maka
semua sumber itu dapat disebut dengan cara sebagai contoh di bawah ini.
Pendidikan multikultur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa yang menyatakan
dirinya sebagai bangsa yang berbhineka, oleh sebab itu, perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran logikanya mengedepankan pada elaborasi kemultikulturan, sehingga
apa yang diperoleh oleh siswa di sekolah dengan apa yang dialaminya dalam kehidupan
sehari-hari tidak stagnan (Dantes, 2009: 221; Marhaeni, 2009: 93; Lasmawan, 2008: 121 ).
F. Cara Menulis Daftar Rujukan
Mengenai Daftar Pustaka sudah disinggung sepintas pada bagian C. Bagian ini
merupakan paparan yang lebih rinci tentang bagaimana menulis daftar pustaka. Daftar
29
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Pustaka merupakan daftar buku, makalah, artikel, bulletin, jurnal, atau sumber lain yang
ditulis baik secara langsung maupun tidak langsung (semua sumber yang dicantuman di
dalam tulisan atau batang tubuh karya tulis, wajib ditulis di daftar pustaka). Bahan yang
dibaca sendiri, tapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar. Bahan yang
tidak dibaca sendiri, tetapi dipetik dari sumber bacaan yang dibaca, juga tidak perlu ditulis
dalam daftar pustaka.
Pada hakikatnya ada lima unsur yang harus dituliskan dalam daftar pustaka. Urutan
kelima unsur yang dibakukan oleh Pusat Bahasa, sebagaimana tampak dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi Ke-3, 2001), dan buku-buku lain terbitan lembaga tersebut, adalah
sebagai berikut:
1) Nama pengarang tanpa gelar akademik dengan urutan: nama akhir (diakhiri dengan
titik), dan (kalau ada) nama depan dan nama tengah (diakhiri dengan titik):
Hasan, Said Mahid. Hilgard, Ernest R. dan Gordon H, Bower Hamalik, Oemar, Alwi,
Hasan dan Dendy Sugono.
Budisantosa Sukamto, Katharina Endriati (ed.)
2) Tahun Penerbitan, menggunakan angka arab, diakhiri dengan titik:
2009.
2010a
2010b
3) Judul sumber berupa buku, semua dicetak miring (italic), tiap kata diawali dengan
huruf kapital kecuali kata tugas (kata sambung, dsb), diakhiri dengan titik. Contoh:
Educational Psychology in the Classroom. Untuk sumber yang sumber berupa artikel,
makalah, dsb. Judul diletakkan di antara tanda petik rangkap (.), huruf dicetak
biasa, tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas, diakhiri dengan titik.
Contoh: identifikasi Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Sikap Progresif Siswa di
Daerah Perkotaan.
4) Kota penerbitan, diakhiri dengan titik dua. Contoh: Bandung:
5) Penerbit, dapat nama penerbit atau nama lembaga, akhiri dengan titik. Contoh:
Gramedia.
Kementrian Pendidikan Nasional.
Universitas Pendidika Ganesha.
Kalau penulisan kelima unsur itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya diawali pada ketukan ke-5 dari tepi kiri, dan jarak antarbaris adalah satu
spasi. Jarak antara sumber yang satu dan sumber yang lain adalah 1.5 spasi
30
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
a. Sumber Berupa Buku
Buku atau sumber lain, dapat ditulis oleh satu orang atau lebih. Orang atau orang-orang
tersebut dapat betul-betul merupakan penulis, dapat pula editor sekian banyak artikel dalam
sebuah buku. Semua itu menyebabkan perbedaan cara penulisan sumber bacaan, sebagaimana
tampak pada contoh-contoh berikut.
1) Penulisan satu orang, menulis hanya satu buku atau artikel:
Dantes, Nyoman. 2010. Statistik Multivariat. Singaraja: Unit Penerbitan Undiksha
2) Penulisan satu orang, menulis lebih dari satu buku dalam satu tahun yang sama
Tilaar, H.R. 2009a. Reformasi Sistim Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah.
Bandung: Rosdakarya
Tilaar, H.R. 2009b. Menggagas Pembaharuan Managemen Pendidikan Nasional.
Bandung: Rosdakarya
Jika dua buku tersebut terbit dalam tahun yang berbeda, maka huruf di belakang tahun
(a,b) dihilangkan
3) Penulis dua orang: nama orang kedua ditulis menurut urutan biasa, tidak ada
pembalikan nama.
Contoh:
Mulyasa, E dan Encep Supriadi.2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:
Rosdakarya
4) Penulisan 3 orang atau lebih yang ditulis hanya nama orang pertama. Nama-nama
penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk. (dengan kawan-kawan)
Contoh:
Shaver, Robert et.al. 2003. The New Paradigm of Learning. Washington DC.
Singapore. Helsinki: McMonash and Sons.
5) Penulis buku adalah editor: Jika editornya satu orang, di belakang namanya ditambahkan
dengan (ed), jika dua orang atau lebih, tambahannya ialah (eds). Contoh :
Al Muktar, Suwarma (ed.). 2009. Inovasi Pemikiran Pendidikan IPS dan Konstelasi
Keilmuan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: UPI Press.
Pederson, James and Mika Milkiapple (eds.). 2008. Handbook of Social Studies. NY:
McMilland.
31
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
b. Sumber Berupa Artikel
Sebuah artikel dapat terdapat dalam buku kumpulan karangan, atau bisa juga ada dalam
jurnal, majalah, bulletin, atau koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara tanda
petik rangkap (.......), hurupnya dicetak biasa.
Contoh :
Dantes, Nyoman. 2007. Pengembangan Materi dan Model Pendidikan Multikultur
dalam Pembelajaran IPS SMP (halaman 21-26). Jurnal Penelitian Pendidikan
dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha.
Lasmawan, Wayan dkk. 2009. Vonis Mati Terhadap Mayat: Rekonstruksi Pemaknaan
Adat Istiadat pada Masyarakat Hindhu Bali. Media Komunikasi Sosial, Volume
3, Tahun ke XVII (halaman 75-79).
Wibisono, Encep. 2009. Meretas Nilai-nilai Demokrasi dalam Praktek Pendidikan di
Era Otonomi. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6.
Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam hal makalah,
yang perlu ditambahkan adalah nama temu ilmiah dimana makalah itu disajikan, kota, dan
tanggal penyelenggaraan.
Contoh :
Dantes, Nyoman. 2009. Penelitian Kuantitatif (Makalah). Disajikan pada Worshop
Penelitian bagi Dosen UNHI Bali, Tanggal 23-24 Oktober 2009.
c. Sumber Lain-lain
Sumber lain yang dimaksud, dapat saja berupa dokumen resmi, seperti: Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Awig-awig Desa Adat, Bisama, Patwa,
Anggaran Dasar, dan dokumen lain yang dibukukan. Dalam hal ini kadang-kadang
penerbitnya tidak disebutkan, atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi
pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana
contoh berikut.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pengelolaan Keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian Keuangan RI.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional RI.
32
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Sumber lain yang khas adalah karya tulis terjemahan. Dalam hal ini terjemahan, nama
pengarang yang disebut adalah nama pengarang asli, tahun penerbitannya adalah tahun
penerbitan naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta
judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kata penerbitan dan penerbit
terjemahan.
Polumin, Ivant et.eal. 1979. Kehidupan di dalam Air: Khasanah Pengetahuan Bagi
Anak-Anak. Terjemahan Waluta Subani, Underwriter Life. 1979. Jakarta: Tira
Pustaka.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan
dengan mengacu pada contoh berikut.
Caims, Len. 2008. Capability Going Beyond Competence. http://www.lle.mdx.ac.uk/hec/ journal/2-2/3-5.htm. Diunduh tanggal 21 Februari
2009.
Lasmawan, Wayan. 2009. Spektrum Pendidikan IPS.
http:www.google.ac.id.lasmawanblogs/2-6/3-6.htm. Diunduh tanggal 10
September 2010.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari jurnal, maka penulisannya dapat dilakukan
dengan mengacu pada contoh berikut.
Clark, Cathy Bishop. 1995. Cognitive Style and its Effect on the Stages of Programming. Journal of Research on Computing in Education, Volume 27,
Number 4, Summer 1995.
Natajaya, I Nyoman, Faktor Biaya Sebagai Masukan dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1
Tahun XXXVI Januari 2003.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari makalah, maka penulisannya dapar dilakukan
dengan mengacu pada contoh berikut.
Candiasa, I Made, Policy Analysis On the Improvement Of Educational Quality, Paper,
disajikan pada Seminar Internasional Succeeding in a Globalizing World Tanggal 6-8 November 2007 di Jakarta.
Sadia, Wayan. 2009. Inovasi Pembelajaran dan Pembelajaran Bermakna. Makalah.
Disajikan pada Seminar Sehari Dies Natalis Universitas Mahasaraswati Bali,
Tanggal 23 Oktober 2009 di Denpasar.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari tesis dan/atau disertasi, maka penulisannya dapat
mengacu pada contoh berikut.
Atmadja, Bawa I Nengah. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi. (tidak
diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
d. Sistem Paragraf
Untuk penyusunan karya tulis ilmiah, sebenarnya ada beberapa model atau sistem
penulisan paragraf, tetapi yang digunakan dalam pedoman ini ialah sistem Eropa,
33
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
sebagaimana yang diterapkan dalam penulisan pedoman ini. Intinya, awal paragraf atau
alinea ditulis agak menjorok ke dalam, setelah ketukan ke-5, dan jarak antar paragraf sama
dengan jarak antarbaris. Jika dibagankan menjadi sebagai berikut:
............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................................................................................
...................................................................................................................... ......................
......................................................................................................................................................
.................................................................................
e. Bahasa Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah, termasuk tesis, harus ditulis dalam ragam bahasa baku, termasuk
jika tesis ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak peduli apa pun latar belakang akademis
penulisnya. Dalam hal bahasa Indoesia baku, ada tiga pedoman yang wajib digunakan yakni
(1) Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD); (2) Tata Bahasa Baku Bahasa
Indoensia (TBB), Edisi Ketiga; (3) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga.
Buku EYD mencakupi lima hal pokok, yaitu (1) Pemakaian Huruf; (2) Pemakaian
Huruf Kapital dan Huruf Miring; (3) Penulisan Kata; (4) Penulisan Unsur Serapan; (5)
Pemakaian Tanda Baca. Berdasarkan pengalaman, tiga hal yang terakhir amat sering
diketahui atau tidak dipatuhi secara benar. Dalam hal penulisan kata, masih banyak
dikacaukan antara awalan di- dan ke- dengan kata. Bandingkan penulisan klitika (sejenis
awalan tetapi bermakna seperti kata, dan harus dituliskan seperti awalan, dimana
jumlahnya banyak seperti: antar-, inter-, intra-, ko-, bi-, dwi-, sub-, pra-non-, anti-, mono-,
dll.) berikut ini:
Salah Benar
Diatas, disamping, dibawah,
di mana, keatas, kebawah, ke
mana, tindaklanjut, menindak
lanjuti, olahraga, keolah
ragaan, kerjasama,
antarbacaan, antardaerah
Di atas, di samping, di bawah,
dimana, ke atas, ke bawah,
kemana, tindak lanjut,
menindaklanjuti, olah raga,
keolahragaan, kerja sama, antar
bacaan, antar daerah
Tentang unsur serapan (kata pinjaman) ada kaidah berikut:
34
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
1) Kata atau istilah asing yang diserap hakikatnya berorientasi pada tulisan dan bukan pada
ucapannya. Karena itu perhatikan cara penulisan yang benar berikut ini:
Kata Serapan Penulisan yang Salah Penulisan yang Benar
Design Disain Desain
Homogene Homogin Homogen
Theoretic Teoritis Teoretis
Methodology Metodelogi Metodologi
2) Unsur serapan yang ejaannya serupa dengan ejaan bahasa Indonesia, dipandang sebagai
kata Indonesia, misalnya: oral, aural, fatwa, fatom.
3) Unsur serapan yang ejaannya berbeda dari ejaan bahasa Indonesia bisa disesuaikan
dengan pengucapannya (meskipun hanya mirip), misalnya: pick up pikap, make up
mikap, boom bum, capsule kapsul, dan feature fitur
4) Jika unsur serapan itu masih terasa asingnya (dan ini mungkin agak subjektif), atau
penulis ragu-ragu, sebaiknya istilah asingnya ditulis di belakang kata serapan, dan
diletakkan di dalam kurung dan dicetak miring, seperti: skim(scheme), dan diskursus
(discourse).
5) Kaidah pada no 4) juga berlaku bagi kata-kata yang diterjemahkan dari ungkapan asing,
seperti: rancangan pembelajaran (instructional design), manajemen mutu berbasis
sekolah (school-based quality management).
Dalam pemakaian tanda baca, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut ini.
1. Karya ilmiah seperti tesis, sebaiknya menghindari singkatan-singkatan seperti dsb, dll,
dst. Tetapi jika tidak dapat dihindarkan, tiap singkatan harus diakhiri dengan titik,
kecuali jika memang berada di akhir kalimat. Contoh :
1) .......ayam, burung, bebek, dsb, bisa dianggap sebagai unggas,
2) Perhatikan nomor 4 s.d. 8 di atas,
3) Wakil kepala sekolah menandatangani surat atas nama kepala sekolah dengan
menuliskan a.n.
2. Urutan atau rincian yang ditulis secara horizontal tidak perlu memakai tanda baca titik
koma (;), melainkan dengan koma (,) saja.
35
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
3. Urutan yang ditulis secara vertikal (dari atas ke bawah) hakikatnya merupakan pengganti
urutan horizontal (sesuai dengan baris kalimat), karena itu hakikatnya urutan vertikal itu
tidak terlalu menyimpang dari logika penulisan horizontal dan diatur sebagai berikut :
1) Nomor urut (dengan angka atau huruf) tidak diakhiri dengan titik.
2) Urutan berupa kata tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun, dan yang dideretkan
diawali dengan huruf kecil, misalnya:
i) niat
ii) motivasi
iii) aktivitas
3) Urutan beberapa frase atau kalimat yang masih terkait dengan pernyataan sebelumnya
diakhiri dengan koma, kecuali bagian akhir dari urutan tersebut.
4) Tanda hubung (-) boleh dipakai untuk kata ulang, seperti: rumah-rumah, terus-
menerus, berubah-ubah, tetapi tidak untuk penulisan antara klitika dan kata
berikutnya, seperti: nonkooperatif, antarbacaan, subpokok bahasan.
36
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pendidikan Ganesha.2011. Pedoman Penulisan Tesis: Revisi 3. Singaraja:
Program Pascasarjana Undiksha
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM). Jakarta: Dirjen Dikti
37
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Lampiran 1 Sampul Luar Karya Tulis
CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Luar)
(DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA)
(.JUDUL KARYA TULIS.)
(upayakan penulisannya simetris)
KARYA TULIS
Oleh:
..
NIS..
KELAS
(JENIS PENELITIAN)
SMA NEGERI 3 DENPASAR
(Tahun)
38
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Lampiran 2 Sampul Persyaratan Memperoleh No Ujian Nasional dan Rapor
CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Dalam)
(DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA)
(.JUDUL KARYA TULIS.)
(upayakan penulisannya simetris)
KARYA TULIS
Diajukan kepada
SMA Negeri 3 Denpasar
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Memperoleh Nomor Peserta Ujian Nasional (atau Rapor)
Oleh:
..
NIS..
KELAS
(JENIS PENELITIAN)
SMA NEGERI 3 DENPASAR
(Tahun)
39
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Lampiran 3 Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing
Karya Tulis oleh: .. ini telah diperiksa dan disetujui.
Denpasar,..
Pembimbing I,
.
NIP.
Pembimbing II,
.
NIP.
40
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis
Lampiran 5 Contoh Lembar Pernyataan
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulisyang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh nomor peserta ujian nasional (atau rapor) dari SMA Negeri 3
Denpasar seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi-sanksi dari SMA Negeri 3 Denpasar sesuai peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3
Denpasar.
Denpasar, (tanggal, bulan, tahun)
Yang membuat pernyataan,
(Nama Sisw