of 67 /67
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM SARJANA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN Tim Penyusun Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2009

Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana

  • Author
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana

Microsoft Word - Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana Fakultas Farmasi Unpad.docxPROGRAM SARJANA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
Tim Penyusun Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
2.1 Halaman Sampul (Luar dan Dalam).................................... 6
2.1.1 Judul Skripsi ............................................................. 6
2.1.2 Tulisan SKRIPSI ...................................................... 7
2.1.4 Lambang Universitas Padjadjaran ............................. 8
2.1.5 Nama Universitas, Fakultas, Kota dan Tahun Penyusunan............................................................... 8 2.2 Halaman Persetujuan Pembimbing...................................... 8
2.3 Abstrak dan Abstract .......................................................... 10
2.4 Halaman Kata Pengantar..................................................... 11
2.7 Halaman Daftar Tabel......................................................... 14
2.9 Penomoran Halaman Bagian Awal ..................................... 15
BAB III BAGIAN INTI SKRIPSI........................................................... 25
3.2.2 Identifikasi Masalah.................................................. 27
3.2.4 Kegunaan Penelitian ................................................. 28
3.2.5 Metode Penelitian ..................................................... 28
3.4 BAB III BAHAN DAN METODE ..................................... 29
3.5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................. 30
3.6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................... 32
3.7 Kutipan atau Sitasi.............................................................. 32
4.1 Daftar Pustaka .................................................................... 43
4.1.4 Artikel dalam Jurnal dan Majalah Ilmiah.................. 47
4.1.5 Artikel Khusus......................................................... 48
4.1.8 Paten........................................................................ 49
4.2 Lampiran............................................................................ 50
5.1 Tabel .................................................................................. 55
6.1 Lambang ............................................................................ 61
6.3 Cetak Miring (Italic)........................................................... 62
BAB I
Farmasi Universitas Padjadjaran disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan dan
Penulisan Skripsi Program Sarjana dan Profesi Universitas Padjadjaran. Ketentuan
dalam buku ini harus diikuti dalam penulisan skripsi di Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran.
1.1 Pengertian Skripsi
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah strata-1 yang berupa paparan dari hasil
penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu. Penulisan skripsi
harus dilakukan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut.
Penelitian adalah kegiatan terencana, terarah, sistematis dan terkendali yang
berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah di bidang
tertentu. Kegiatan penelitian dilakukan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab
masalah penelitian atau menguji suatu hipotesis.
1.2 Sistematika Skripsi
Pada umumnya, skripsi dapat dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu (1) bagian
awal, (2) bagian inti, dan (3) bagian akhir. Bagian awal skripsi terdiri
atas :
2. Persetujuan pembimbing.
5. KATA PENGANTAR.
6. DAFTAR ISI.
1. BAB I PENDAHULUAN
3. BAB III BAHAN DAN METODE
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bagian akhir skripsi terdiri atas :
1. DAFTAR PUSTAKA
Penulisan skripsi harus sesuai dengan kaidah dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa dan istilah juga harus mengikuti
kelaziman penulisan dari disiplin ilmu farmasi.
Satu bab minimal terdiri atas dua sub bab, sedangkan satu sub bab dapat
memiliki minimal dua sub-sub bab. Suatu sub bab atau sub-sub bab minimal terdiri
atas satu paragraf. Satu paragraf minimal terdiri atas dua kalimat, yang merupakan
penjabaran dari satu pikiran utama.
Kalimat-kalimat yang digunakan harus utuh dan lengkap, yaitu kalimat yang
minimal memiliki subyek, predikat dan obyek/keterangan (SPO/K). Kalimat
diupayakan dalam bentuk pasif, terutama pada BAB III BAHAN DAN METODE.
Kata ganti orang, terutama kata ganti orang pertama (saya dan kami), tidak
boleh digunakan. Tanda baca harus digunakan untuk membedakan anak kalimat dari
kalimat induk, kalimat keterangan dari kalimat yang diterangkan, dan sebagainya.
Suatu kata dapat dipisahkan berdasarkan ketentuan tata bahasa Indonesia.
Pemisahan kata asing harus mengikuti cara yang ditunjukkan dalam kamus bahasa
asing tersebut.
1.4 Kaidah Pengetikan dan Pencetakan
Batas pengetikan naskah skripsi adalah margin atas 4 cm dari tepi atas kertas,
margin kiri 4 cm dari tepi kiri kertas, margin bawah 3 cm dari tepi bawah kertas dan
margin kanan 3 cm dari tepi kanan kertas. Ketentuan umum
pengetikan adalah sebagai berikut :
1. Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas (tidak bolak balik).
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman berukuran 12, kecuali ada
ketentuan lain.
3. Tiap halaman yang berjudul (contoh : KATA PENGANTAR) harus dimulai
dengan halaman baru. Judul diketik dengan huruf kapital berukuran 12, dicetak
tebal dan ditempatkan di tengah.
4. Jarak antar baris dalam naskah skripsi adalah dua spasi, kecuali ada ketentuan lain.
Penyimpangan dari jarak tersebut menjadi satu spasi dilakukan pada :
a. Abstrak dan abstract.
b. Judul bab, sub bab dan sub sub bab yang lebih dari satu baris.
c. Judul, isi atau keterangan dari tabel, gambar dan lampiran.
d. Daftar pustaka.
5. Setiap paragraf baru diketik menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan, kecuali ada
ketentuan lain.
6. Judul sub bab, sub sub bab dan paragraf baru tidak boleh dimulai pada dasar
halaman, kecuali bila ada tempat untuk sedikitnya dua baris. Baris terakhir sebuah
paragraf tidak boleh diletakkan pada halaman berikutnya, kecuali bila terdapat
tempat untuk sedikitnya dua baris.
7. Huruf pertama setelah tanda baca koma (,), titik koma (;), titik ganda (:) dan titik (.)
dicetak dengan menyisihkan satu rongak (ketukan) di belakang tanda baca tersebut.
8. Tidak ada catatan kaki dalam teks.
9. Ketika singkatan muncul pertama kali dalam teks, harus diikuti dengan
kepanjangannya.
Kertas yang digunakan untuk mencetak skripsi adalah kertas HVS 80 g/m2
ukuran A4 (21,5 x 28 cm) berwarna putih. Naskah dicetak menggunakan tinta hitam
dengan kualitas yang baik (letter quality). Khusus untuk gambar-gambar berwarna,
naskah dapat dicetak berwarna.
Naskah dijilid menggunakan sampul kertas (hard cover). Bahan sampul luar
adalah karton buffalo berwarna hijau sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran. Setiap bab diberi pembatas berupa kertas doorslag
berwarna hijau dengan lambang Universitas Padjadjaran. Pita pembatas halaman
berwarna sama dengan sampul luar.
Naskah skripsi dalam bentuk final tidak boleh mengandung kesalahan format
maupun kesalahan pengetikan. Naskah skripsi dapat diperbanyak melalui fotokopi
pada kertas HVS ukuran A4 80 g/m2 berwarna putih. Jumlah perbanyakan naskah
disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Sebanyak satu eksemplar dan satu soft copy
naskah dalam CD harus diserahkan ke UPT Perpustakaan, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran.
Penulis skripsi, yang akan menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi dalam
suatu tulisan ilmiah, harus mengikuti ketentuan penulisan ilmiah yang berlaku.
Pengutipan sebagian atau seluruh skripsi harus dilakukan dengan seijin pembimbing.
BAB II
2.1 Halaman Sampul (Luar dan Dalam)
Bahan sampul luar sesuai dengan ketentuan pada butir 1.4, sedangkan bahan
sampul dalam menggunakan kertas kulit jeruk. Pada kedua sampul tercantum judul
skripsi, tulisan SKRIPSI dan keterangannya, nama dan NPM mahasiswa, lambang
Universitas Padjadjaran, tulisan Universitas Padjadjaran, Fakultas Farmasi, kota
Jatinangor dan tahun penyusunan skripsi.
Pada punggung sampul dituliskan judul skripsi serta nama dan NPM
mahasiswa. Ukuran huruf pada punggung sampul disesuaikan dengan ketebalan
punggung skripsi.
Penulisan judul diatur sebagai berikut :
1. Judul skripsi dibuat dengan singkat, informatif dan deskriptif (maksimum 15 kata,
tidak termasuk kata sambung). Judul tidak mengandung singkatan atau rumus
kimia.
2. Judul skripsi ditulis di baris paling atas dengan huruf kapital semua berukuran 16
dan dicetak tebal. Untuk nama tumbuhan, hewan dan bahan lain dalam bahasa
latin, penulisan disesuaikan dengan kaidah penulisan ilmiah.
6
3. Judul yang panjang ditulis menjadi dua baris atau lebih, dengan pemotongan yang
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Jarak antar baris pada judul skripsi adalah
satu spasi. Judul tidak diakhiri dengan tanda titik (.).
2.1.2 Tulisan SKRIPSI
Penulisan kata SKRIPSI adalah sebagai berikut :
1. Tulisan SKRIPSI diletakkan empat spasi dari baris judul yang paling bawah.
Tulisan SKRIPSI ditulis dengan huruf kapital semua berukuran 14, dicetak tebal
dan diletakkan di tengah.
2. Di bawah tulisan SKRIPSI, dengan jarak dua spasi, dicantumkan kalimat
penjelasan :
Kalimat tersebut ditulis menggunakan huruf berukuran 12, diletakkan di tengah,
tidak dicetak tebal, dengan jarak antar baris satu spasi.
2.1.3 Nama dan NPM Mahasiswa
Penulisan nama dan NPM mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Nama mahasiswa diletakkan delapan spasi di bawah baris terakhir kalimat
penjelasan. Nama mahasiswa ditulis dengan huruf kapital semua berukuran 14,
dicetak tebal dan diletakkan di tengah.
2. NPM mahasiswa diletakkan satu spasi di bagian tengah bawah dari baris nama
mahasiswa. NPM mahasiswa ditulis dengan huruf kapital semua. NPM hanya
dituliskan nomornya (tanpa tulisan NPM) dengan huruf berukuran 14, dicetak
tebal.
Lambang Universitas Padjadjaran bergaris tengah sekitar tiga setengah cm,
dengan garis berwarna hitam (tidak berwarna). Lambang diatur agar terletak di tengah-
tengah antara baris NPM mahasiswa dengan baris UNIVERSITAS PADJADJARAN
dan diletakkan di tengah.
Nama UNIVERSITAS PADJAJARAN, FAKULTAS FARMASI,
JATINANGOR dan tahun penyusunan skripsi ditulis dengan huruf kapital semua
berukuran 16, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Jarak antar baris adalah satu
spasi.
Catatan:
Dalam kondisi tertentu yang tidak dapat mengacu pada aturan seperti di atas, sampul
ditulis dengan memperhatikan keseimbangan margin atas, bawah, kiri, dan kanan dari
teks.
Halaman persetujuan pembimbing menggunakan kertas kulit jeruk. Pada
halaman ini tercantum judul skripsi, tulisan SKRIPSI, nama dan NPM mahasiswa,
tempat dan waktu persetujuan, kata ”Menyetujui,” kata ”Pembimbing Utama” dan
”Pembimbing Pendamping” serta nama dan NIP pembimbing.
Ketentuan pengetikan halaman persetujuan pembimbing adalah sebagai berikut
:
1. Judul skripsi diketik dengan ketentuan butir 2.1.1.
2. Tulisan SKRIPSI diketik sesuai dengan ketentuan butir 2.1.2, tanpa kalimat
penjelasan.
3. Letak nama mahasiswa adalah empat spasi di bawah baris tulisan SKRIPSI, dengan
tata cara pengetikan seperti butir 2.1.3.
4. NPM mahasiswa diletakkan satu spasi di bawah baris nama mahasiswa, dengan
tata cara pengetikan seperti butir 2.1.3.
5. Tempat dan waktu pemberian persetujuan, kata ”Menyetujui,” kata ”Pembimbing
Utama” dan ”Pembimbing Pendamping” serta nama dan NIP pembimbing diketik
dengan berukuran 12 dan tidak dicetak tebal.
6. Tempat dan waktu persetujuan diatur agar terletak ditengah-tengah antara baris
NPM mahasiswa dengan baris “Pembimbing Utama” dan “Pembimbing
Pendamping”, dengan memperhatikan keseimbangan halaman. Waktu pemberian
persetujuan, berupa bulan dan tahunnya, diketik setelah kota “Jatinangor”.
7. Jarak antara baris tempat dan waktu persetujuan dengan baris “Menyetujui,” adalah
satu spasi dan diletakkan di tengah.
8. Kata “Pembimbing Utama”, dan “Pembimbing Pendamping” diletakkan di atas
nama pembimbing, dengan mengikuti lebar nama pembimbing
9. Jarak antara kata “Pembimbing Utama”, dan “Pembimbing Pendamping” dan nama
pembimbing adalah 7 spasi. Nama pembimbing diberi garis bawah, lalu NIP
diletakkan di bawah nama pembimbing pada jarak satu spasi, dengan mengikuti
lebar nama pembimbing. Kata NIP diketik tanpa titik (.), diikuti satu rongak, lalu
dituliskan nomornya tanpa jarak.
10. Untuk pembimbing yang lebih dari dua orang, maka dibuat dua kelompok baris,
dimana kelompok pertama memuat pembimbing utama dan kelompok kedua
memuat dua pembimbing pendamping. Kedua kelompok baris diletakkan dengan
memperhatikan keseimbangan halaman.
Catatan:
Dalam kondisi tertentu yang tidak dapat mengacu pada pengaturan seperti di atas,
maka halaman persetujuan pembimbing ditulis dengan memperhatikan keseimbangan
jarak margin atas, bawah, kiri, dan kanan.
2.3 Abstrak dan Abstract
tujuan, metode, hasil dan simpulan penelitian. Semua poin tersebut harus dirangkai
dalam kalimat-kalimat singkat, padat dan tidak disertai pustaka acuan.
Aturan pengetikan abstrak sebagai berikut :
1. Halaman abstrak diberi judul ABSTRAK dengan tata cara pengetikan mengacu
pada butir 1.4.
2. Jarak antara judul ABSTRAK dengan baris pertama teks abstrak adalah empat
spasi.
3. Keseluruhan abstrak terdiri atas satu paragraf yang diketik rata dengan margin kiri.
Panjang abstrak 150-200 kata dan dilengkapi dengan kata kunci.
4. Jarak antar baris dalam teks abstrak adalah satu spasi.
5. Jarak antara baris terakhir teks abstrak dengan kata kunci adalah dua spasi.
Penulisan ”Kata kunci” diikuti dengan tanda titik ganda. Kata kunci ditulis dengan
huruf kecil, kecuali huruf awal pada kata pertama merupakan huruf kapital.
Aturan pengetikan Abstract adalah sama dengan ketentuan pengetikan Abstrak,
kecuali teks diketik miring (italic). Panjang Abstract 100-150 kata dalam bentuk past
tenses dan dilengkapi dengan keywords. Keywords diketik mengikuti ketentuan pada
kata kunci.
Halaman kata pengantar diberi judul KATA PENGANTAR, dengan tata cara
penulisan seperti pada butir 1.4. Jarak antara KATA PENGANTAR dengan baris
pertama teks adalah empat spasi.
Pada halaman ini, skriptor berkesempatan menyatakan terima kasih secara
tertulis kepada Dekan, tim pembimbing, dosen wali, badan/perorangan yang telah
memberikan bimbingan, saran, kritik, sarana dan prasarana penelitian, dilanjutkan
dengan keluarga, teman atau berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Tempat dan waktu penulisan kata pengantar diletakkan empat spasi di bawah
baris teks terakhir dan diketik rata dengan margin kanan. Waktu penulisan hanya
ditulis bulan dan tahunnya, lalu diketik di belakang kota “Jatinangor,”. Kata ”Penulis”
diletakkan dua spasi bawah tempat dan waktu, dengan mengikuti lebar tempat dan
waktu penulisan.
2.5 Halaman Daftar Isi
Halaman daftar isi diberi judul DAFTAR ISI, dengan tata cara penulisan seperti
pada butir 1.4. Jarak antara DAFTAR ISI dengan kata ”Halaman” adalah empat spasi.
Kata ”Halaman” diketik rata dengan margin kanan. Jarak dari kata ”Halaman” ke
nomor dan judul adalah dua spasi. Ketentuan-ketentuan ini juga berlaku untuk
DAFTAR GAMBAR, DAFTAR TABEL dan DAFTAR LAMPIRAN.
Halaman daftar isi memuat nomor dan judul dari bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir skripsi serta nomor halaman tempat pemuatannya. Judul dari bagian awal
skripsi (KATA PENGANTAR dan lain-lain), bab (BAB I PENDAHULUAN dan lain-
lain) serta bagian akhir skripsi (DAFTAR ISI DAN LAMPIRAN) ditulis dengan huruf
kapital semua dan tidak dicetak tebal.
Nomor bab diawali dengan kata BAB, diikuti angka Romawi tanpa diakhiri
tanda titik (.). Judul bab diketik delapan ketukan dari margin kiri.
Nomor sub bab ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah
titik (.), dimana angka pertama menunjukkan nomor urut bab dalam skripsi dan angka
kedua menunjukkan nomor urut sub bab dalam bab. Nomor sub bab ditulis tepat di
bawah judul bab. Judul sub bab ditulis setelah nomor sub bab, dengan jarak dua
ketukan.
Nomor sub sub bab (jika ada), ditulis dengan tiga angka Arab yang masing-
masing dipisahkan oleh sebuah titik (.), dimana angka pertama menunjukkan nomor
urut bab dalam skripsi, angka kedua menunjukkan nomor urut sub bab dalam bab dan
angka ketiga menunjukkan nomor urut sub sub bab dalam sub bab. Nomor sub sub bab
ditulis tepat di bawah judul sub bab, diikuti dengan judul sub sub bab, dengan jarak
dua ketukan.
Judul sub bab dan judul sub sub bab ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf
pertama dari setiap kata merupakan huruf kapital. Judul bab, sub bab dan sub sub bab
tidak diakhiri oleh tanda titik Jarak antar baris pada halaman ini mengikuti ketentuan
pada butir 1.4.
2.6 Halaman Daftar Gambar
Halaman daftar gambar memuat nomor dan judul gambar serta halaman tempat
pemuatannya. Kata ”Gambar” diketik rata dengan margin kiri dan sejajar dengan kata
”Halaman”.
Nomor gambar ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”Gambar”. Nomor
gambar terdiri atas dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik, dimana angka
pertama menunjukkan bab tempat gambar berada, sedangkan angka kedua
menunjukkan nomor urut gambar dalam bab. Nomor gambar diikuti dengan judul
gambar, dengan jarak dua ketukan.
Judul gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal dari kata
pertama yang merupakan huruf kapital. Judul gambar tidak diakhiri oleh tanda
titik. Jarak antar baris pada halaman ini mengikuti ketentuan pada butir 1.4.
2.7 Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor dan judul tabel dan halaman tempat
pemuatannya. Kata ”Tabel” diketik rata dengan margin kiri dan sejajar dengan kata
”Halaman”.
Nomor tabel ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”Tabel”. Nomor tabel
ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik, dimana angka
pertama menunjukkan bab tempat tabel berada, sedangkan angka kedua menunjukkan
nomor urut tabel dalam bab. Nomor tabel diikuti dengan judul tabel, dengan jarak dua
ketukan.
Judul tabel ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari setiap kata
merupakan huruf kapital. Judul tabel tidak diakhiri oleh tanda titik. Jarak antar baris
pada halaman ini mengikuti ketentuan pada butir 1.4.
2.8 Halaman Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran memuat nomor dan judul lampiran serta nomor
halaman tempat pemuatannya. Kata ”LAMPIRAN” diketik rata dengan margin kiri dan
sejajar dengan kata ”Halaman”.
Nomor lampiran ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”LAMPIRAN”. Nomor
lampiran ditulis dengan huruf Arab (1, 2....dan seterusnya), tanpa diakhiri dengan tanda
titik (.). Nomor lampiran diikuti dengan judul lampiran, dengan jarak dua ketukan.
Judul lampiran ditulis dengan huruf kapital semua, tidak dicetak tebal dan
tidak diakhiri oleh tanda titik. Jarak antar baris pada halaman ini mengikuti ketentuan
pada butir 1.4.
Penomoran halaman pada bagian awal skripsi adalah sebagai berikut :
1. Penomoran dari halaman sampul dalam sampai dengan halaman DAFTAR
LAMPIRAN menggunakan angka Romawi kecil (i. ii, iii, iv…..dst.).
2. Halaman sampul bagian dalam dan halaman persetujuan pembimbing tidak diketik
nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii.
3. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
4. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor halaman sejajar dengan margin kanan.
Contoh :
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
DEDEN DHARMAWAN 260110030544
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
Jatinangor, Januari 2008 Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Tiana Milanda, M.Si., Apt. Dra. Hj. Sulistianingsih, Apt. NIP 132146261 NIP 131573151
IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI PENGHASIL ZAT ANTIBAKTERI DARI CAIRAN KANTUNG TANAMAN
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
Pembimbing Pendamping Pembimbing Pendamping Dr. Tiana Milanda, M.Si., Apt. Dra. Sulistianingsih, Apt. NIP 132146261 NIP 131573151
ABSTRAK
Kantong semar dari spesies Nephentes ampullaria termasuk golongan tanaman insektivora. Berbagai penelitian menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dari cairan kantung tanaman tersebut. Sampai saat ini, belum diketahui apakah zat antimikroba tersebut dihasilkan tanaman atau oleh komunitas bakteri dalam cairan kantung. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi bakteri penghasil zat antibakteri dari cairan kantung tanaman kantung semar, yang memiliki aktivitas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, yang diwakili oleh Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Penelitian dilakukan melalui tahap isolasi, pemurnian dan fermentasi isolat bakteri, pengujian aktivitas antibakteri dari supernatan isolat bakteri dan identifikasi isolat bakteri tersebut. Dari penelitian ini dihasilkan tiga koloni bakteri berwarna putih, ungu, dan kuning yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji, dengan aktivitas terbesar dihasilkan bakteri ungu. Hasil identifikasi melalui pengamatan morfologi koloni, pengamatan mikroskopik dan uji biokimia menunjukkan bahwa bakteri putih dan ungu termasuk genus Bacillus serta bakteri kuning termasuk genus Clavibacter/Microbacterium. Bakteri putih diidentifikasi lebih lanjut melalui penentuan urutan fragmen 16S rDNA dengan metode PCR-sekuensing, yang menunjukkan bakteri tersebut adalah Bacillus thuringiensis serotype H46. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa zat antibakteri dalam cairan kantung tanaman kantung semar dihasilkan oleh komunitas bakteri dalam cairan kantung. Kata kunci : Nephentes ampullaria, Antibakteri, Clavibacter/Microbacterium Bacillus thurungiensis
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat ridhoNya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Identifikasi Isolat Bakteri Penghasil Zat
Antibakteri dari Cairan Kantung Tanaman Kantong Semar (Nepenthes ampullaria)”.
Skripsi ini diajukan guna menempuh ujian sarjana di Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran.
2. Dr. Tiana Milanda, M.Si., Apt dan Dra. Sulistianingsih, Apt. selaku dosen
pembimbing.
4. Seluruh staf Laboratorium Kimia, LIPI, Bandung.
5. Orang tua dan kakak-kakak tercinta.
6. Teman-teman Angkatan 2003 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Jatinangor, Januari 2008
2.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 3
2.4 Kegunaan Penelitian........................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 6
2.1 Tanaman Kantong Semar ............................................... 6
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman ..................... 6
2.2.2 Struktur dan Komponen Klasifikasi Cairan Tanaman Kantong Semar ...................................................... 7 2.2 Senyawa Antibakteri ....................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2 Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri Penghasil Antibakteri 43
4.3 Hasil Pengamatan Mikroskopik Isolat Bakteri Penghasil Antibakteri 44
4.4 Hasil Uji Biokimia dari Isolat Bakteri 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.2 Hasil pengamatan morfologi koloni isolat bakteri penghasil antibakteri 43
4.3 Hasil pengamatan mikroskopik isolat bakteri penghasil antibakteri 44
4.4 Hasil uji biokimia dari isolat bakteri 45
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1 HASIL ISOLASI KOLONI TUNGGAL BAKTERI DALAM CAIRAN TANAMAN KANTONG SEMAR
2 HASIL PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBIOTIKA 60
3 HASIL IDENTIFIKASI BAKTERI UJI 61
4 HASIL UJI BIOKIMIA 64
5 HASIL PCR, SEKUENSING DAN BLAST 67
41
Kaidah pengetikan untuk bagian inti skripsi adalah sebagai berikut :
1. Tiap halaman yang mempunyai penunjuk bab (contoh : BAB I) dan judul bab
(contoh : PENDAHULUAN) harus dimulai dengan halaman baru.
2. Penomoran bab pada penunjuk bab menggunakan angka Romawi kapital berukuran
12 (contoh : BAB I), dicetak tebal dan diletakkan di tengah.
3. Jarak antara penunjuk bab dengan judul bab adalah dua spasi. Jarak antara judul
bab dengan baris pertama teks atau dengan judul sub bab (contoh : Latar
Belakang) adalah empat spasi.
4. Penomoran sub bab dan sub sub bab menggunakan angka Arab sesuai dengan butir
2.5., dicetak tebal dan diketik pada margin sebelah kiri
5. Judul sub bab dan sub sub bab diketik sebanyak dua ketukan dari nomor sub bab
atau nomor sub sub bab sesuai dengan butir 2.5 dan dicetak tebal.
6. Jarak antara judul sub bab dengan baris pertama teks adalah dua spasi. Setelah
judul sub bab, harus terdapat paling sedikit satu kalimat sebagai pengantar,
sebelum dilanjutkan judul sub sub bab.
7. Paragraf baru pada bab, sub bab dan sub sub bab diketik menjorok ke dalam
sebanyak 5 ketukan dari margin kiri..
8. Jarak antara baris terakhir teks dengan judul sub bab berikutnya atau dengan judul
sub sub bab adalah empat spasi.
9. Jarak antara judul sub sub bab dengan baris pertama teks adalah dua spasi. Jarak
antara baris terakhir teks dengan judul sub sub bab berikutnya adalah empat spasi.
Jika diperlukan uraian yang lebih terperinci dalam bentuk poin-poin, maka
hierarki penomoran adalah penomoran dengan huruf Arab (1, 2, 3.... diakhiri tanda
titik), diikuti huruf kecil (a, b, c .... diakhiri tanda titik) dan nomor Romawi kecil (i, ii,
iii.....diakhiri tanda titik). Untuk lebih jelas, cara pengetikan terdapat pada contoh di
akhir bab ini.
Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian,
serta Lokasi dan Waktu Penelitian dalam bentuk sub bab.
3.2.1 Latar Belakang Penelitian
Pada latar belakang penelitian, disajikan hal-hal yang menjadi motivator atau
pendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian. Dengan kata lain, latar belakang
penelitian mengungkapkan keingintahuan peneliti terhadap suatu fenomena/gejala
yang menarik untuk diteliti, dengan menunjukkan signifikansi penelitian bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Empat komponen latar belakang penelitian yang perlu diperhatikan adalah :
1. Adanya permasalahan yang harus diteliti serta sejauh mana topik penelitian
memiliki kesahihan (validity) dan keterhandalan (reliability), sehingga pantas
untuk diteliti.
2. Relevansi dan pengaruh masalah yang diteliti terhadap berbagai ilmu (teknik,
sosial, ekonomi, budaya, politik, seni dan agama) serta segala akibat yang dapat
ditimbulkannya.
4. Gambaran kegunaan hasil penelitian.
Dari pihak peneliti, pengungkapan latar belakang penelitian dapat didasarkan
atas :
1. Informasi yang telah diketahui dari topik yang diteliti, baik teoritis maupun faktual.
2. Adanya masalah yang ditemukan dalam informasi tersebut.
3. Adanya bagian tertentu dari identifikasi masalah yang menarik untuk diteliti
4. Kemungkinan masalah tersebut dapat diteliti secara teknis.
3.2.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah inti fenomena yang akan diteliti, sebagai akibat
adanya kesenjangan teori dan realitas.
3.2.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian mengungkapkan arah yang akan dicapai dalam penelitian.
Tujuan penelitian mengetengahkan indikator-indikator yang hendak ditemukan dalam
penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
Maksud dan tujuan penelitian sering dianggap sama, tetapi sebenarnya berbeda.
3.2.4 Kegunaan Penelitian
maupun tidak langsung. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat
praktis dari hasil penelitian.
penelitian. Rancangan tersebut terdiri atas prosedur penelitian, alat ukur yang
digunakan, parameter yang diamati, teknik analisis dan metode ujinya.
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian menguraikan tempat dilakukannya penelitian (daerah,
lembaga, laboratorium, perusahaan, rumah sakit, dan lain-lain). Waktu penelitian
menguraikan jadwal dan lamanya penelitian.
3.3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hasil penelusuran berbagai pustaka
yang mengupas teori yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelusuran dapat
pula berupa data dari jurnal ilmiah internasional atau nasional yang terakreditasi, buku
teks atau hasil penelitian pihak lain, yang dijadikan pertimbangan atau asumsi-asumsi
untuk menjawab masalah penelitian. Hal ini merupakan bukti pendukung bahwa topik
tersebut merupakan sesuatu yang penting, karena menjadi pusat perhatian banyak
orang.
Pada bab ini dapat diajukan lebih dari satu teori atau data untuk membahas
masalah penelitian, sepanjang teori dan/atau data tersebut berkaitan dan tidak
kontradiktif. Selain itu, dapat pula digunakan pustaka yang berisi teknik, metode,
strategi atau pendekatan yang akan dipilih untuk melaksanakan penelitian.
3.4 BAB III BAHAN DAN METODE
Pada BAB III BAHAN DAN METODE dijelaskan secara lebih rinci mengenai
rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik penarikan sampel dan kriterianya
(termasuk populasinya), penetapan variabel penelitian dan teknik analisisnya.
Perincian tersebut dilakukan karena suatu penelitian ilmiah harus memenuhi asas dapat
diulang (repeatable) dan memperoleh hasil penelitian yang sama (reproducible). Bab
ini terdiri atas tiga sub bab, yaitu Alat, Bahan dan Metode.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan bab ini adalah :
1. Alat dan bahan tidak diperkenankan ditulis dalam bentuk poin, tetapi dituliskan
dalam bentuk kalimat.
2. Alat-alat sederhana, seperti gunting dan pensil tidak perlu ditulis, tetapi peralatan
instrumen diperinci sampai ke pabrik pembuat dan tipenya, contoh : oven
(Memmert, M200).
3. Alat-alat gelas yang umum digunakan di laboratorium tidak perlu disebutkan,
tetapi dituliskan, contoh : Alat-alat gelas yang umum digunakan di Laboratorium
Bahan Alam Farmasi.
4. Bahan-bahan yang digunakan harus dinyatakan sumber atau pabrik pembuatnya.
Penulisan nama bahan-bahan kimia dilakukan dalam bentuk uraian, bukan dalam
bentuk rumus kimianya. Contoh : natrium benzoat (Merck).
5. Satuan yang digunakan adalah satuan Standar Internasional (SI). Satuan yang
menunjukkan jumlah dapat ditulis singkatannya. Penulisan singkatan satuan harus
sesuai dengan aturan SI, seperti g (untuk gram) dan L (untuk liter) tanpa diakhiri
titik. Singkatan satuan dapat dibubuhi huruf awal atau lambang variabel, seperti µ
(mikro), m (mili), c (senti), d (desi), k (kilo) atau M (mega).
3.5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, mula-mula diungkapkan data-
data penelitian, lalu dilakukan pembahasan. HASIL memaparkan data-data yang
diperoleh dalam penelitian. Selain berupa uraian, data penelitian dapat disajikan dalam
bentuk gambar (gambar, foto, diagram, grafik, dan sebagainya) atau tabel, tetapi tidak
kedua-duanya. Gambar dan tabel tersebut harus dilengkapi dengan judul dan
keterangan yang jelas dan informatif, sehingga dapat dipahami pembaca, tanpa harus
mengacu pada teks (self explanatory). Aturan pembuatan gambar dan tabel dapat
dilihat pada BAB V.
Pembahasan dapat merupakan perbandingan hasil yang diperoleh dengan teori atau
data terdahulu yang sudah dipublikasikan, lalu dijelaskan implikasi data tersebut
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Temuan atau informasi yang diperoleh dapat
dikaitkan dengan maksud, tujuan dan kegunaan penelitian. Dalam bab ini, dapat pula
diutarakan kelemahan dan keterbatasan penelitian.
Sub bab dalam bab ini merupakan hasil dari tahapan penelitian yang dilakukan.
Judul sub bab tersebut dianjurkan merupakan judul pada BAB III BAHAN DAN
METODE, yang ditambahkan kata “Hasil” di depannya.
Data yang sudah disajikan dalam bentuk gambar atau tabel tidak perlu diulang
dalam bentuk uraian. Jika gambar atau tabel perlu dibahas, maka penulisannya
mengikuti contoh berikut :
1. Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa……. (Huruf T pada tabel dan G pada gambar ditulis
dengan huruf kapital).
2. Pada gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa…… (Huruf T pada tabel dan, G pada
gambar ditulis huruf kecil).
3.6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN terdiri atas dua sub bab, yaitu SIMPULAN
dan SARAN. SIMPULAN merupakan kristalisasi dan interpretasi dari BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN. Informasi dalam SIMPULAN dapat berupa pendapat
baru, koreksi atas pendapat lama, pengukuhan pendapat lama, atau penumbangan
pendapat lama, sebagai jawaban dari tujuan penelitian.
SARAN merupakan anjuran operasional, kebijakan atau konseptual yang
kongkrit, realistik, bernilai keilmuan, praktis, dan terarah. SARAN dapat diarahkan
pada penerapan hasil penelitian di masyarakat atau penggunaan hasil penelitian untuk
penelitian lanjutan.
dalam kalimat pasif, tidak dalam bentuk poin-poin.
3.7 Kutipan atau Sitasi
Kutipan atau sitasi suatu pustaka dapat menggunakan bahasa sendiri yang
disesuaikan dengan bahasa Indonesia yang baku, tanpa mengubah makna kutipan
tersebut. Kutipan tidak diperkenankan diambil dari sumber yang tidak disebutkan
namanya (anonim) atau sumber-sumber lain yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan
kebenaran ilmiahnya.
dan tahun penerbitannya, termasuk kutipan yang bersumber dari internet. Jika ditulis di
awal kalimat, maka dicantumkan nama keluarga/belakang penulis, diikuti tahun
publikasi dalam kurung. Jika ditulis di akhir kalimat, maka dicantumkan nama penulis
dan tahun dalam kurung, sebelum titik (.). Sumber kutipan pada kalimat yang diuraikan
dalam bentuk poin, harus diletakkan sebelum tanda titik dua.
Dalam teks skripsi, pencantuman nama penulis maksimum adalah dua orang,
yang dipisahkan dengan kata “dan” atau “and” (untuk pustaka berbahasa asing). Jika
lebih dari dua orang, maka hanya nama penulis pertama yang dicantumkan, diikuti
dengan “et al.”. Selain tim penulis, nama penulis dapat berupa nama editor, tim editor
atau suatu lembaga. Contoh :
1. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas dan Diantini, 2008).
2. Subarnas dan Diantini (2008) menyatakan bahwa pemahaman cara sitasi suatu
pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan suatu skripsi.
3. Preparat farmasi dapat dikontaminasi oleh jamur, ragi atau bakteri (Ansel et al.,
1989).
farmasi dapat dikontaminasi oleh jamur, ragi atau bakteri.
Jika kutipan diambil dari lebih dari satu pustaka, maka dilakukan sumber
kutipan diurutkan berdasarkan tahun publikasi, dari tahun tertua ke tahun termuda,
yang dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Jika terdapat dua atau lebih sumber
kutipan dengan tahun yang sama, maka kutipan diurutkan berdasarkan abjad nama
keluarga/belakang penulis. Jika terdapat dua atau lebih sumber kutipan dengan nama
dan tahun yang sama, maka kutipan diurutkan dengan menambahkan urutan abjad pada
angka tahun. Contoh :
1. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas, 2007; Diantini et al., 2008).
2. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan
suatu skripsi (Diantini et al., 2008; Subarnas, 2008).
3. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas, 2006a; Subarnas, 2006b).
Semua pustaka yang telah disitasi dalam naskah skripsi harus tercantum dalam
DAFTAR PUSTAKA.
Penomoran halaman bagian inti skripsi adalah sebagai berikut :
1. Penomoran halaman mulai dari BAB I PENDAHULUAN sampai dengan BAB V
SIMPULAN DAN SARAN menggunakan angka Arab.
2. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
3. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor sejajar dengan margin kanan.
Contoh :
bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi yang bersifat menular dan
endemis. Penyakit ini ditularkan melalui perantaraan makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri-bakteri tersebut (Rasmilah et al., 2001).
Demam tifoid biasanya diobati menggunakan antibiotika seperti kloramfenikol,
ampisilin, dan tiamfenikol. Penggunaan antibiotika-antibiotika ini seringi memberikan
efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, banyak penelitian dilakukan
untuk mengembangkan senyawa antibakteri baru dari bahan alam, salah satunya dari
madu (Mulu, 2004; Agung, 2005).
Madu merupakan cairan alami dari sari bunga (floral nektar) atau bagian lain
dari tanaman (ekstra floral nektar) yang dikumpulkan lebah madu (Miraglio, 2002a;
Miraglio, 2002b). Berdasarkan warnanya, madu dapat digolongkan menjadi madu
amber, madu putih, dan madu hitam (Avatar, 2003; Rahmat, 2003).
Madu amber telah diketahui mempunyai aktivitas bakteriostatik dan
bakterisida, baik terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif (Muluk dan
Amien, 2004). Sampai saat ini, belum ada data mengenai aktivitas antibakteri dari
madu putih dan madu hitam.
Data mengenai aktivitas antibakteri dari ketiga jenis madu terhadap bakteri
penyebab demam tifoid belum ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ketiga jenis madu tersebut terhadap bakteri penyebab
demam tifoid.
Masalah yang timbul pada penelitian ini adalah:
1. Apakah madu amber, madu putih, dan madu hitam mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A?
2. Berapa Konsentrasi Hambat Tumbuh minimum (KHTM) dari ketiga jenis madu
tersebut ?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri madu
amber, madu putih, dan madu hitam terhadap bakteri S. typhi dan S. paratyphi A
melalui uji aktivitas antibakteri dan penentuan KHTM.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang aktivitas
antibakteri berbagai madu terhadap bakteri S. typhi dan S. paratyphi A. Hasil penelitian
diharapkan menjadi dasar pengembangan madu sebagai obat alternatif untuk mengatasi
demam tifoid.
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Penyiapan sampel madu amber, madu putih, dan madu hitam.
2. Analisis kualitas madu amber, madu putih, dan madu hitam menggunakan
spektrofotometer UV-sinar tampak .
3. Uji aktivitas antibakteri madu amber, madu putih, dan madu hitam terhadap S. typhi
dan S. paratyphi A menggunakan metode difusi agar.
4. Penentuan KHTM dua dari ketiga jenis madu yang mempunyai aktivitas aktibakteri
terbesar dengan metode pengenceran agar.
5. Uji banding aktivitas antibakteri kedua jenis madu tersebut dengan antibiotika
kloramfenikol.
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor, selama bulan Februari sampai Mei 2008,.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengamatan Mikroskopis
berbagai reaksi pewarnaan, antara lain pewarnaan Gram, pewarnaan spora dan
pewarnaan kapsul (Aya and Smith, 2001) :
1. Pewarnaan Gram
membedakan golongan bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negatif. Pewarna
yang dipakai untuk pewarnaan Gram adalah :
a. Karbon gentian violet.
i. Alkohol 70%.
ii. Alkohol 90%.
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah buret, inkubator, jangka sorong,
kertas saring, lemari pendingin, mikropipet, ose, oven (Memmert, M200), pemanas,
pembakar bunsen, perforator, pipet volume, pHmeter (Metrohm), refraktometer
(ATAGO, NAR-1T), spatel, viskotester (Rion, VT-04F), dan alat-alat gelas yang
umum digunakan di Laboratorium Mikrobiologi.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas tiga jenis madu, bakteri
uji dan medium pertumbuhannya serta bahan kimia. Madu yang digunakan adalah
madu amber, madu putih, dan madu hitam yang diproduksi oleh CV. Syam Bimpar
Utama, Jakarta, yang didistribusikan oleh CV. Health Vission, Jakarta.
Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Salmonella typhi dan
Salmonella paratyphi A isolat klinik yang diperoleh dari Bagian Bakteriologi PT.
Biofarma, Bandung. Bakteri ini ditumbuhkan dalam medium agar nutrien/NA
(Oxoid) dengan konsentrasi 28 g/L dan kaldu nutrien/NB (Oxoid) dengan konsentrasi 8
g/L.
Bahan kimia yang digunakan terdiri atas natrium hidroksida (Merck), natrium
klorida (Merck),, fenolftalein (Merck), dan air suling. Antibiotika pembanding yang
digunakan adalah kloramfenikol (Merck).
antibiotika kloramfenikol.
3.3.1 Analisis Kualitas Madu Amber, Madu Putih, dan Madu Hitam
Parameter kualitas madu yang dianalisis meliputi keasaman, indeks bias, kadar
air, viskositas, dan berat jenis.
1. Keasaman
Penentuan keasaman dilakukan dengan cara titrasi madu dengan larutan NaOH.
Sebanyak 10 g madu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian
dilarutkan dengan 75 mL air suling. Setelah itu ditambahkan 4-5 tetes indikator
fenolftalein, larutan dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi.
BAB IV
Isolasi bakteri dari cairan kantung tanaman kantong semar dalam medium
Nutrient Agar (NA) menghasilkan tiga macam koloni bakteri (Gambar 4.11, Lampiran
9). Koloni-koloni tersebut dimurnikan dan menghasilkan tiga macam biakan murni
dengan morfologi koloni yang berbeda (Tabel 4.1). Hasil pemurnian isolat bakteri
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 Lampiran 1.
Tabel 4.1 Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri dari Cairan Kantung Tanaman Kantong Semar Koloni Bentuk koloni Warna koloni Tepian Elevasi 1 Bundar, tb Putih Tak beraturan Datar 2 Bundar, b Ungu Licin Timbul 3 Bundar, b Kuning Licin Timbul
Keterangan : td = Tidak beraturan b = Beraturan
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam cairan kantung tanaman
kantong semar mempunyai paling tidak tiga jenis bakteri. Hal ini sesuai dengan
penelitian dari Prabowo et al. (1999) yang menyatakan bahwa dalam cairan tersebut
terdapat berbagai jenis bakteri.
protease. Identifikasi menggunakan analisis fenotip menunjukkan bahwa bakteri
penghasil enzim protease tersebut berasal dari genus Bacillus.
Dari hasil pengujian pengaruh konsentrasi produk ekstrasel terhadap
pembentukan zona bening menunjukkan bahwa konsentrasi produk ekstrasel bakteri
tersebut sebanding dengan aktivitas enzim proteasenya.. Semakin besar konsentrasi
produk ekstrasel, maka semakin besar pula zona bening yang terbentuk.
5.2 Saran
Bakteri penghasil enzim protease yang dihasilkan dalam penelitian ini perlu
diidentifikasi lebih lanjut menggunakan metode molekuler seperti Polymerase Chain
Reactions (PCR), agar dapat dipastikan identitasnya. Selain itu, perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri lain dalam cairan
kantung tanaman kantong semar, yang mungkin mempunyai aktivitas farmakologi
lainnya.
Enzim protease yang dihasilkan bakteri ini juga perlu diisolasi dan
diidentifikasi jenisnya. Enzim ini dapat dikembangkan menjadi produk yang komersial.
BAB IV
Halaman daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dengan tata cara
penulisan seperti pada butir 1.4. Jarak antara DAFTAR PUSTAKA dengan baris
pertama teks adalah empat spasi.
DAFTAR PUSTAKA terdiri atas makalah, buku, jurnal, prosiding dan pustaka
yang dapat ditemukan di perpustakaan (seperti skripsi, tesis dan disertasi) atau dari
situs internet. Tinjauan pustaka diutamakan berasal dari artikel di jurnal ilmiah
internasional atau nasional yang terakreditasi. Buku ajar (text book) diupayakan
merupakan edisi yang paling baru.
Ketentuan umum penulisan pustaka dalam DAFTAR PUSTAKA adalah
sebagai berikut :
1. Semua pustaka yang digunakan dalam teks skripsi harus tercantum dalam
DAFTAR PUSTAKA. Semua pustaka dalam DAFTAR PUSTAKA juga harus
dirujuk dan terkutip dalam teks skripsi.
2. Pustaka yang tercantum dalam DAFTAR PUSTAKA harus sudah diterbitkan.
3. Pustaka harus ditulis secara alfabetis berdasarkan nama keluarga/belakang penulis
pertama dan tidak menggunakan nomor urut. Penulisan pustaka menggunakan
sistem sistem HARVARD (Nama-Tahun).
4. Pustaka tanpa nama pengarang (anonim) atau dari sumber-sumber yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tidak diperkenankan dicantumkan.
5. Jarak antar baris dari suatu pustaka adalah satu spasi, sedangkan jarak antar
pustaka adalah dua spasi. Baris kedua dan selanjutnya dari suatu pustaka diketik
menjorok ke dalam sebanyak 5 ketukan.
4.1.1 Buku
Ketentuan umum penulisan sumber pustaka berupa buku adalah :
Nama pengarang (atau editor). Tahun terbit. Judul Buku. Edisi ke/Volume ke (jika ada). Tempat terbit: Nama penerbit. Halaman.
1. Buku dengan satu pengarang :
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun non Indonesia, dimulai dengan
nama belakang, diakhiri dengan tanda koma, diikuti nama depan dan tengah
(diketik singkatannya) dengan diantarai dan diakhiri tanda (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda (.).
c. Judul buku diketik menggunakan huruf italics (miring) dengan huruf kapital
pada awal setiap kata. Judul buku diakhiri tanda titik (.).
d. Edisi atau volume, diakhiri tanda titik (.).
e. Tempat terbit berupa kota, negara bagian dan/atau negara, diakhiri dengan
tanda titik dua (:).
g. Halaman, hanya dituliskan nomor halaman saja, diakhiri tanda titik (.).
Contoh :
Foye, W.A. 1981. Principles of Medicinal Chemistry. 1th Edition. Philadelphia: Lea & Febriger. 67-68.
2. Buku dengan lebih dari satu pengarang
Jika nama penulis lebih dari satu orang, maka semua nama penulis harus ditulis.
Setelah nama penulis pertama, ditulis tanda koma, lalu ditulis nama penulis
selanjutnya (dimulai dengan nama depan dan tengah dalam bentuk singkatannya,
diikuti nama belakang lengkap). Sebelum nama penulis terakhir, ditulis kata ”dan”
(atau ”and” untuk penulis asing), lalu diakhiri tanda titik (.).
Contoh :
Gilman, A.G., L.S. Goodman and A. Gilman. 1980. Pharmacology and Therapeutics. 6th Edition. New York: MacMillcan Publishing. 107-109.
3. Buku dengan editor :
Gilman, A.G., L.S. Goodman and A. Gilman (editors). 1980. Pharmacology and
Therapeutics. 6th Edition. New York: MacMillcan Publishing. 107-109.
3. Buku dengan lembaga/organisasi sebagai penulis : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 323.
4. Buku terjemahan :
5. Dua buku atau lebih dengan tahun penerbitan yang sama :
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan abjad nama keluarga/belakang penulis
pertama.
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan tahun penerbitan.
7. Dua buku atau lebih dengan penulis dan tahun penerbitan yang sama :
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan penanda abjad yang ditambahkan di
belakang tahun.
Contoh :
Hughes, C.K. 1987a. Economic Development of The Third Countries. New York: John Wiley & Sons. 7.
Hughes, C.K. 1987b. Proverty of African Sub Saharan Countries. New York: John
Wiley & Sons. 67.
Pustaka dapat berupa bab dalam buku (kumpulan bab/artikel dari beberapa
penulis dalam suatu buku yang diedit oleh satu/beberapa editor) ditulis dengan
ketentuan :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul bab. Dalam/In: Nama editor. Judul Buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit. Halaman.
Contoh :
Tally, A., K. Lawton and T. Staub. 1999. Commercial development of elicitors of induced resistance to pathogens. In: A.A Agrawal and E. Bent (editors). Induced Plant Defenses Againts Pathogens and Herbivores. St. Paul: APS Press. 345.
4.1.3 Artikel dalam Prosiding
Pustaka dapat berupa artikel dalam suatu prosiding (kumpulan artikel dari
beberapa penulis dalam suatu prosiding yang diedit oleh satu/beberapa editor)
ditulis dengan ketentuan :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Dalam/In: Nama editor. Judul prosiding atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya. Tempat pertemuan, Tanggal pertemuan. Tempat Terbit: Nama Penerbit. Halaman.
Contoh : Muchtaridi, A. Apriantono and A. Subarnas. 2003. Analysis of volatile active
compounds of essential oils of some aromatical plants possessing inhibitory properties on mice locomotor activity. In: Mutakin (editor). Proceedings of The International Symposium on Biomedicine, Bogor, 18-19 September 2003. Bogor: Biopharmaca Centre IPB. 31.
4.1.4 Artikel dalam Jurnal atau Majalah Ilmiah
Pustaka dapat berasal dari artikel dalam jurnal atau majalah ilmiah.
Penyingkatan nama jurnal atau makalah mengikuti ketentuan dari jurnal atau makalah
tersebut. Ketentuan pengetikannya adalah sebagai berikut :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama Jurnal. Nomor volume (Nomor terbitan, jika ada): halaman.
Contoh :
1. Satu pengarang : Buchbauer, G. 1993. Biological effects of fragrances and essential oils. Perfumer
and Flavorist.18: 19-24.
2. Lebih dari satu pengarang :
Aoshima, H. and Y. Tenpaku. 1997. Modulation of GABA receptors expressed in Xenopus oocytes by 13-L-hydroxylinoleic acid and food additives. Biosci Biotechnol Biochem. 61(12): 2051-2057.
Jirovetz, L., G. Buchbauer, W. Jager, A. Woidich and A Nikiforov. 1991.
Investigation of animal blood samples after drug inhalation by Gas Chromatography/Mass Spectrometry with chemical ionization and selected ion monitoring. J Mass Spectro. 20: 801-803.
4.1.5 Artikel Khusus
Artikel khusus berupa komunikasi singkat, catatan penelitian, ulasan, dan
editorial, atau review jurnal. Ketentuan pengetikannya adalah sebagai berikut :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel khusus [Jenis artikel khusus]. Nama jurnal. Nomor volume (Nomor terbitan, jika ada): halaman.
Contoh : Lee, H.S., T.C. Jeong and J.H. Kim. 1998. In vitro and in vivo metabolism of
myristicin in the rat [Short communication]. J Chrom B. 705: 367–372. Supriyadi, Y. 2002. Sistem informasi publik dalam kimia [Ulasan]. Mathematica et
Natura Acta. 1(2): 34–39.
4.1.6 Abstrak
Ketentuan pengetikan dari abstrak adalah : Nama pengarang. Tahun terbit. Judul abstrak [abstrak]. Dalam/In: Nama editor.
Judul publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya. Tempat pertemuan. Tanggal pertemuan. Tempat Terbit: Nama Penerbit: No. Abstrak. Halaman.
Contoh : Muchtaridi, A. Subarnas, A. and Apriantono. 2003. Active compounds of nutmeg
oil on inhibitory locomotory effect. In: IPB team (editors). Abstracts of The International Symposium on Biomedicine. Bogor,18-19 September 2003. Bogor: Biopharmaca Centre IPB. abstr. P011. 26.
4.1.7 Skripsi, Tesis dan Disertasi Ketentuan pengetikan pustaka dari skripsi, tesis dan disertasi adalah : Nama pengarang. Tahun terbit. Judul publikasi [Jenis publikasi]. Tempat
institusi: Nama institusi yang menganugerahkan gelar. Halaman.
Contoh : Wiendah H., A. Subarnas dan Supriyatna. 2000. Penapisan fitokimia dan efek ekstrak
metanol beberapa tanaman terhadap aktivitas lokomotor mencit dengan metode Wheel Cage. [Skripsi]. Jatinangor: Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD. 2-7.
4.1.8 Paten
Ketentuan pengetikan pustaka dari paten adalah :
Nama penemu. Tahun penemuan. Judul paten. Lembaga pemberi paten. No. Paten.
Contoh : Sunsten, D.B. 1999. Transdermal devices comprising essential oil for
aromatherapy. Word Intelectual Property Organization. Patent No. WO.00/1675.
4.1.9 Surat Kabar
Ketentuan pengetikan pustaka dari surat kabar adalah :
Nama pengarang. Judul artikel. Nama surat kabar dan tanggal terbit: Nomor halaman (kolom).
Contoh : Herdiwan, H. Hutan serba ada, sebuah pemikiran. Pikiran Rakyat 13 Desember
2003: 20 (3-8). 4.1.10 Publikasi Elektronik
Ketentuan pengetikan pustaka dari publikasi elektronik adalah :
Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Tersedia di/Available at: Alamat web-site [tanggal akses].
Contoh :
Martin, W. 1995. Essential oils their lack of skin absorption, but effectiveness via
inhalation. Available at: http://www.aromamedical.demon.co.uk [Diakses tanggal 7 Juli 2000].
4.1.11 Publikasi Elektronik dari Artikel Jurnal Ilmiah
Ketentuan pengetikan publikasi elektronik dari artikel jurnal ilmiah
adalah :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal. Nomor volume (Nomor terbitan, jika ada): halaman. Tersedia di/Available at: Alamat web-site [Tanggal akses].
Contoh : Malik, V.S. and M.K. Saroha. 1999. Marker gene controversy in transgenic
plants. J Plant Biol and Biochem. 7(1): 2-5. Available at: http://www.agbios.com/ [Diakses 15 September 2006].
4.2 Lampiran
Setiap lampiran dicetak pada halaman baru dan diberi judul LAMPIRAN,
diikuti dengan huruf Arab (1, 2, 3....dan seterusnya). Keduanya diketik menggunakan
huruf berukuran 12, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Judul lampiran diletakkan
dua spasi di bawah kata LAMPIRAN, ditulis dengan huruf kapital, dicetak tebal dan
tidak diakhiri oleh tanda titik (.). Jarak antar baris pada judul lampiran adalah satu
spasi. Jarak antara baris terakhir judul lampiran dengan baris pertama isi lampiran
adalah empat spasi.
Lampiran yang lebih dari satu halaman harus dan diberi judul LAMPIRAN,
diikuti dengan huruf Arab (1, 2, 3....dan seterusnya). Keduanya diketik menggunakan
huruf berukuran 12, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Kata “(Lanjutan)”
diletakkan dua spasi di bawah kata LAMPIRAN, dicetak tebal dan tidak diakhiri oleh
tanda titik (.). Jarak antara kata “(Lanjutan)” dengan baris pertama isi lampiran adalah
empat spasi.
Penempatan tabel dan gambar sesuai ketentuan pada BAB V. Tabel (kecuali
tabel pada perhitungan statistik) dan gambar yang tercantum pada lampiran harus
diberikan nomor dan judul. Urutan penomoran tabel dan gambar harus meneruskan
penomoran pada bagian inti skripsi. Nomor dan judul pada tabel dan gambar harus
tercantum dalam DAFTAR TABEL dan DAFTAR GAMBAR.
4.3 Penomoran Halaman Bagian Akhir
Penomoran halaman bagian akhir skripsi adalah sebagai berikut :
1. Penomoran halaman mulai dari DAFTAR PUSTAKA sampai dengan LAMPIRAN
menggunakan angka Arab dan urutan penomoran melanjutkan penomoran Bagian
Inti Skripsi.
2. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
3. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor sejajar dengan margin kanan.
Contoh : DAFTAR PUSTAKA
Abraham A.G., G.L. De Antoni, and M.C. Añon. 1993. Proteolytic activity of
Lactobacillus bulgaricus grown in milk. J Dairy Science. 76(6):1498-1505.
Cappucino, J.G. and N. Sherman. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. California. USA: The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc. 67
Creighton, T.E. 1993. Proteins, Structure and Molecular Properties. Second
Edition. New York. USA: Freeman and Company. 765-777. Frazier, C.K. 2000. The enduring controversies Cconcerning the Process of
Protein Digestion in Nepenthes (Nepenthaceae). Carnivorous Plant Newsletter. 29 (2). 56-61.
Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1. Penerjemah: Maggy
Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga. 27
Gambar 4.3 Hasil pengujian aktivitas antibakteri supernatan A hasil fermentasi terhadap E. coli
Keterangan: Pengujian dilakukan terhadap hasil fermentasi bakteri A pada hari ketujuh.
Zona hambat
LAMPIRAN 2
Gambar 4.4 Hasil pengujian aktivitas antibakteri supernatan B5 hasil fermentasi terhadap E. coli
Keterangan: Pengujian dilakukan terhadap hasil fermentasi bakteri B pada hari ketujuh.
Zona hambat
BAB V
5.1 Tabel
Setiap tabel mempunyai nomor dan judul tabel yang diletakkan tiga spasi di
bawah baris terakhir teks. Nomor dan judul tersebut diketik di atas tabel mengikuti
lebar tabel, dengan memperhitungkan keseimbangan halaman. Nomor tabel ditulis
dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh tanda (.), dimana angka pertama
menunjukkan bab tempat tabel berada, sedangkan angka kedua menunjukkan nomor
urut tabel dalam bab tersebut.
Nomor tabel diikuti dengan judul tabel, dengan jarak dua ketukan. Judul tabel
ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari setiap kata merupakan
huruf kapital, tidak diakhiri oleh tanda titik (.) dan tidak dicetak tebal. Jarak antar
baris pada judul tabel adalah satu spasi, dengan awal baris kedua sejajar dengan
permulaan judul tabel. Jarak antara judul tabel dengan tabel adalah dua spasi.
Tabel yang dikutip dari sumber lain harus mencantumkan nama penulis dan
tahun dalam tanda kurung. Sumber kutipan diletakkan di belakang judul tabel.
Tabel diletakkan dua spasi di bawah nomor dan judul tabel. Hanya garis-garis
horizontal pada baris tabel yang dicetak, sedangkan garis-garis vertikal merupakan
garis semu.
Garis batas dari tabel diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan margin
kanan. Sisi terpanjang dari garis batas tabel dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau
sejajar dengan panjang kertas. Tabel dengan sisi terpanjang sejajar lebar kertas dapat
diletakkan di antara baris-baris teks. Untuk tabel yang sejajar dengan panjang kertas
dibuat pada halaman tersendiri. Tabel yang memerlukan halaman yang lebih lebar atau
memerlukan satu lipatan kertas untuk mencapai ukuran halaman naskah, sebaiknya
dimasukkan dalam LAMPIRAN.
Baris-baris dalam tabel ditulis dengan Times New Roman 12, huruf kecil,
kecuali huruf awal dari setiap kata yang merupakan huruf kapital, tidak diakhiri
tanda titik (.) dan tidak dicetak tebal. Jarak antar baris pada isi tabel adalah satu spasi.
Keterangan tabel diletakkan dua spasi di bawah garis batas bawah tabel.
Keterangan ditulis dalam bentuk poin-poin dengan huruf kecil, kecuali huruf awal
dari kata pertama yang merupakan huruf kapital dan tidak dicetak tebal. Jarak
antar baris pada keterangan adalah satu spasi. Jarak antara tabel atau keterangan tabel
dengan baris teks selanjutnya adalah tiga spasi.
5.2 Gambar
Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, bagan,
diagram alir dan potret. Gambar harus dicetak pada kertas naskah skripsi. Gambar
tidak diterima sebagai bagian dari naskah skripsi, jika dibuat di kertas grafik atau
kertas lain, kemudian ditempel pada kertas naskah, kecuali foto. Huruf, angka dan
tanda baca lain dalam gambar harus jelas terbaca.
Jarak antara baris terakhir teks dengan gambar adalah tiga spasi. Garis batas
dari gambar diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan margin kanan. Sisi terpanjang
dari garis batas gambar dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau sejajar dengan
panjang kertas. Gambar dengan sisi terpanjang sejajar lebar kertas dapat diletakkan di
antara baris-baris teks. Untuk gambar yang sejajar dengan panjang kertas, harus
diletakkan pada halaman tersendiri. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih
lebar atau memerlukan satu lipatan kertas untuk mencapai ukuran halaman naskah,
sebaiknya dimasukkan dalam LAMPIRAN.
Nomor dan judul gambar diletakkan dua spasi di bawah garis batas bawah
gambar mengikuti lebar gambar, dengan memperhitungkan keseimbangan halaman.
Nomor gambar ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik (.),
dimana angka pertama menunjukkan bab tempat gambar berada, sedangkan angka
kedua menunjukkan nomor urut gambar dalam bab tersebut.
Nomor gambar diikuti dengan judul gambar, dengan jarak dua ketukan. Judul
gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal dari kata pertama yang
merupakan huruf kapital, tidak diakhiri oleh tanda titik dan tidak dicetak tebal. Jarak
antar baris pada judul gambar adalah satu spasi, dengan awal baris kedua berada sejajar
dengan awal judul gambar.
Gambar yang dikutip dari sumber lain harus mencantumkan nama penulis dan
tahun dalam tanda kurung. Sumber kutipan diletakkan di belakang judul gambar.
Keterangan gambar diletakkan dua spasi di bawah nomor dan judul gambar,
dalam bentuk poin-poin. Keterangan ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal
dari kata pertama yang merupakan huruf kapital dan tidak dicetak tebal. Jarak
antar baris pada keterangan adalah satu spasi. Jarak antara nomor dan judul gambar
atau keterangan gambar dengan baris teks selanjutnya adalah tiga spasi.
Potret hitam putih atau potret berwarna dapat dicetak pada kertas mengkilat
atau dipindai (di scan). Potret dianggap gambar, sehingga harus diberi nomor dan
judul.
Contoh :
Isolasi bakteri dari cairan kantung tanaman kantong semar dalam medium
Nutrient Agar (NA) menghasilkan tiga macam koloni bakteri (Gambar 4.11, Lampiran
9). Koloni-koloni tersebut dimurnikan dan menghasilkan tiga macam biakan murni
dengan morfologi koloni yang berbeda (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri dari Cairan Kantung Tanaman Kantong Semar Koloni Bentuk koloni Warna koloni Tepian Elevasi 1 Bundar, tb Putih Tak beraturan Datar 2 Bundar, b Ungu Licin Timbul 3 Bundar, b Kuning Licin Timbul
Keterangan : td = Tidak beraturan b = Beraturan
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam cairan kantung tanaman
kantong semar mempunyai paling tidak tiga jenis bakteri.
2.2 Uji Metil Red (MR)
Uji metil red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
memfermentasi glukosa dan menghasilkan campuran asam. Adanya campuran asam
dapat menurunkan derajat keasaman media sampai pH 5,0, yang terdeteksi dengan
perubahan warna indikator metil merah dari kuning menjadi merah (Valuppi, 2001).
Glukosa + H2O CO2 + H2 (pH 4,4)
Gambar 2.1 Reaksi fermentasi glukosa dalam media MR menjadi campuran asam (Cappucino, 1987) Keterangan : H2O = air CO2 = karbon diaoksida
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa fermentasi glukosa oleh bakteri akan
menghasilkan campuran asam.
LAMPIRAN 1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI MADU AMBER, MADU PUTIH, DAN MADU HITAM TERHADAP Salmonella typhi DAN
Salmonella paratyphi A
(a)
(b)
(b)
Gambar 4.1 Aktivitas antibakteri madu amber, madu putih, dan madu hitam terhadap (a) Salmonella paratyphi A (b) Salmonella typhi Keterangan: MA: madu amber MP : madu putih MH: madu hitam
BAB VI
PEDOMAN LAIN
6.1 Lambang
Lambang variabel digunakan untuk memudahkan penulisan variabel tersebut
dalam teks atau dalam rumus. Semua huruf latin dan huruf Yunani, baik huruf kapital
maupun huruf kecil, dapat digunakan sebagai lambang variabel. Lambang yang lazim
digunakan di bidang farmasi dapat terdiri dari satu atau dua huruf, contoh : µµµµ, , ™
Awal suatu kalimat tidak diperkenankan dimulai dengan lambang. Kalimat
harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak perlu diawali oleh sebuah lambang
variabel.
6.2 Bilangan atau Angka
Awal sebuah kalimat tidak boleh dimulai dengan sebuah bilangan atau angka.
Jika awal kalimat memerlukan bilangan, maka bilangan tersebut ditulis dalam bentuk
kata.
Angka Arab yang lebih kecil dari sepuluh dapat ditulis menggunakan kata,
misalnya enam perguruan tinggi. Aturan ini tidak berlaku untuk angka yang merupakan
angka desimal atau diikuti dengan satuan, misalnya 6 cm. Jika sama atau lebih besar
dari sepuluh, maka ditulis dengan angka, misalnya 17 botol pereaksi.
Bilangan desimal dinyatakan dengan angka Arab yang dipisahkan dengan
tanda koma (,), misalnya 25,5 (dua puluh lima koma lima). Bilangan ribuan atau
bilangan yang lebih besar dinyatakan dengan tanda titik (.), misalnya 1.000.000 (satu
juta).
6.3 Cetak Miring (Italic)
Pada umumnya, cetak miring digunakan pada kata atau istilah asing yang
belum diIndonesiakan atau diberi penekanan khusus. Cetak miring juga digunakan
untuk judul buku atau jurnal ilmiah.
Pada bidang farmasi, cetak miring digunakan untuk nama mikroba, tumbuhan
atau hewan. Nama genus atau nama spesies dari suatu organisme harus dicetak miring,
tetapi nama penemunya ditulis tegak, seperti Sonchus arvensis Linn.
6.4 Penulisan Rumus dan Perhitungan Numerik
Sebuah rumus diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan margin kanan.
Jarak antara rumus dengan baris teks sebelum dan sesudahnya adalah tiga spasi.
Rumus yang panjang dapat ditulis dalam dua baris atau lebih. Pemotongan
rumus dilakukan pada tanda operasi aritmetik, yaitu tanda tambah (+), kurang (-), kali
(x) dan bagi (:). Tanda aritmetik ditulis dengan diawali dan diakhiri oleh satu rongak.
Pangkat dituliskan setengah spasi di atas lambang variabel atau dicetak
superscript. Jumlah atom dalam rumus kimia dituliskan setengah spasi di bawah
lambang atom atau dicetak subscript. Pemakaian tanda akar dihindari dan digantikan
dengan pangkat pecahan. Penulisan bilangan pecahan tidak menggunakan garis miring.
Pemakaian titik sebagai lambang operasi kali sebaiknya dihindari.
Penggunaan tanda kurung menunjukkan hierarki operasi aritmetik yang jelas.
Hirarki tanda kurung ditentukan sebagai berikut :
[{( )}]
Setiap rumus diberi nomor urut dalam tanda kurung, diketik rata dengan margin kanan.
Nomor urut rumus terdiri dari dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik.
Angka pertama menunjukkan bab tempat rumus berada, sedang angka kedua
menunjukkan nomor urut rumus dalam bab.
Contoh :
Persamaan regresi linier ini digunakan untuk menentukan konsentrasi zat
uji. Garis lurus ditarik dari daerah hambat yang dihasilkan zat uji sampai
memotong kurva baku, lalu ditarik garis yang sejajar dengan sumbu X untuk
menentukan log konsentrasi zat uji. Selain melalui kurva, nilai banding aktivitas
antibakteri juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Hugo & Russel,
1997) :
Konsentrasi antibiotika pembanding