Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana
of 67/67
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM SARJANA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN Tim Penyusun Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2009
Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana
Text of Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana
Microsoft Word - Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program
Sarjana Fakultas Farmasi Unpad.docxPROGRAM SARJANA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Tim Penyusun Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
2.1 Halaman Sampul (Luar dan
Dalam).................................... 6
2.1.1 Judul Skripsi
.............................................................
6
2.1.2 Tulisan SKRIPSI
...................................................... 7
2.1.4 Lambang Universitas Padjadjaran .............................
8
2.1.5 Nama Universitas, Fakultas, Kota dan Tahun
Penyusunan...............................................................
8 2.2 Halaman Persetujuan
Pembimbing...................................... 8
2.3 Abstrak dan Abstract
.......................................................... 10
2.4 Halaman Kata
Pengantar.....................................................
11
2.7 Halaman Daftar
Tabel.........................................................
14
2.9 Penomoran Halaman Bagian Awal
..................................... 15
BAB III BAGIAN INTI
SKRIPSI...........................................................
25
3.2.2 Identifikasi
Masalah.................................................. 27
3.2.4 Kegunaan Penelitian
................................................. 28
3.2.5 Metode Penelitian
..................................................... 28
3.4 BAB III BAHAN DAN METODE .....................................
29
3.5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................
30
3.6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................
32
3.7 Kutipan atau
Sitasi..............................................................
32
4.1 Daftar Pustaka
....................................................................
43
4.1.4 Artikel dalam Jurnal dan Majalah Ilmiah..................
47
4.1.5 Artikel
Khusus.........................................................
48
4.1.8
Paten........................................................................
49
4.2
Lampiran............................................................................
50
5.1 Tabel
..................................................................................
55
6.1 Lambang
............................................................................
61
6.3 Cetak Miring
(Italic)...........................................................
62
BAB I
Farmasi Universitas Padjadjaran disusun berdasarkan Pedoman
Penyusunan dan
Penulisan Skripsi Program Sarjana dan Profesi Universitas
Padjadjaran. Ketentuan
dalam buku ini harus diikuti dalam penulisan skripsi di Fakultas
Farmasi
Universitas Padjadjaran.
1.1 Pengertian Skripsi
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah strata-1 yang berupa
paparan dari hasil
penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu.
Penulisan skripsi
harus dilakukan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang
ilmu tersebut.
Penelitian adalah kegiatan terencana, terarah, sistematis dan
terkendali yang
berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah
di bidang
tertentu. Kegiatan penelitian dilakukan menggunakan metode ilmiah
untuk menjawab
masalah penelitian atau menguji suatu hipotesis.
1.2 Sistematika Skripsi
Pada umumnya, skripsi dapat dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu
(1) bagian
awal, (2) bagian inti, dan (3) bagian akhir. Bagian awal skripsi
terdiri
atas :
2. Persetujuan pembimbing.
5. KATA PENGANTAR.
6. DAFTAR ISI.
1. BAB I PENDAHULUAN
3. BAB III BAHAN DAN METODE
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bagian akhir skripsi terdiri atas :
1. DAFTAR PUSTAKA
Penulisan skripsi harus sesuai dengan kaidah dalam Pedoman Umum
Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan
Istilah dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa dan istilah juga
harus mengikuti
kelaziman penulisan dari disiplin ilmu farmasi.
Satu bab minimal terdiri atas dua sub bab, sedangkan satu sub bab
dapat
memiliki minimal dua sub-sub bab. Suatu sub bab atau sub-sub bab
minimal terdiri
atas satu paragraf. Satu paragraf minimal terdiri atas dua kalimat,
yang merupakan
penjabaran dari satu pikiran utama.
Kalimat-kalimat yang digunakan harus utuh dan lengkap, yaitu
kalimat yang
minimal memiliki subyek, predikat dan obyek/keterangan (SPO/K).
Kalimat
diupayakan dalam bentuk pasif, terutama pada BAB III BAHAN DAN
METODE.
Kata ganti orang, terutama kata ganti orang pertama (saya dan
kami), tidak
boleh digunakan. Tanda baca harus digunakan untuk membedakan anak
kalimat dari
kalimat induk, kalimat keterangan dari kalimat yang diterangkan,
dan sebagainya.
Suatu kata dapat dipisahkan berdasarkan ketentuan tata bahasa
Indonesia.
Pemisahan kata asing harus mengikuti cara yang ditunjukkan dalam
kamus bahasa
asing tersebut.
1.4 Kaidah Pengetikan dan Pencetakan
Batas pengetikan naskah skripsi adalah margin atas 4 cm dari tepi
atas kertas,
margin kiri 4 cm dari tepi kiri kertas, margin bawah 3 cm dari tepi
bawah kertas dan
margin kanan 3 cm dari tepi kanan kertas. Ketentuan umum
pengetikan adalah sebagai berikut :
1. Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas (tidak bolak
balik).
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman berukuran 12,
kecuali ada
ketentuan lain.
3. Tiap halaman yang berjudul (contoh : KATA PENGANTAR) harus
dimulai
dengan halaman baru. Judul diketik dengan huruf kapital berukuran
12, dicetak
tebal dan ditempatkan di tengah.
4. Jarak antar baris dalam naskah skripsi adalah dua spasi, kecuali
ada ketentuan lain.
Penyimpangan dari jarak tersebut menjadi satu spasi dilakukan pada
:
a. Abstrak dan abstract.
b. Judul bab, sub bab dan sub sub bab yang lebih dari satu
baris.
c. Judul, isi atau keterangan dari tabel, gambar dan
lampiran.
d. Daftar pustaka.
5. Setiap paragraf baru diketik menjorok ke dalam sebanyak lima
ketukan, kecuali ada
ketentuan lain.
6. Judul sub bab, sub sub bab dan paragraf baru tidak boleh dimulai
pada dasar
halaman, kecuali bila ada tempat untuk sedikitnya dua baris. Baris
terakhir sebuah
paragraf tidak boleh diletakkan pada halaman berikutnya, kecuali
bila terdapat
tempat untuk sedikitnya dua baris.
7. Huruf pertama setelah tanda baca koma (,), titik koma (;), titik
ganda (:) dan titik (.)
dicetak dengan menyisihkan satu rongak (ketukan) di belakang tanda
baca tersebut.
8. Tidak ada catatan kaki dalam teks.
9. Ketika singkatan muncul pertama kali dalam teks, harus diikuti
dengan
kepanjangannya.
Kertas yang digunakan untuk mencetak skripsi adalah kertas HVS 80
g/m2
ukuran A4 (21,5 x 28 cm) berwarna putih. Naskah dicetak menggunakan
tinta hitam
dengan kualitas yang baik (letter quality). Khusus untuk
gambar-gambar berwarna,
naskah dapat dicetak berwarna.
Naskah dijilid menggunakan sampul kertas (hard cover). Bahan sampul
luar
adalah karton buffalo berwarna hijau sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran. Setiap bab diberi pembatas berupa
kertas doorslag
berwarna hijau dengan lambang Universitas Padjadjaran. Pita
pembatas halaman
berwarna sama dengan sampul luar.
Naskah skripsi dalam bentuk final tidak boleh mengandung kesalahan
format
maupun kesalahan pengetikan. Naskah skripsi dapat diperbanyak
melalui fotokopi
pada kertas HVS ukuran A4 80 g/m2 berwarna putih. Jumlah
perbanyakan naskah
disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Sebanyak satu eksemplar dan
satu soft copy
naskah dalam CD harus diserahkan ke UPT Perpustakaan, Fakultas
Farmasi,
Universitas Padjadjaran.
Penulis skripsi, yang akan menerbitkan sebagian atau seluruh
skripsi dalam
suatu tulisan ilmiah, harus mengikuti ketentuan penulisan ilmiah
yang berlaku.
Pengutipan sebagian atau seluruh skripsi harus dilakukan dengan
seijin pembimbing.
BAB II
2.1 Halaman Sampul (Luar dan Dalam)
Bahan sampul luar sesuai dengan ketentuan pada butir 1.4, sedangkan
bahan
sampul dalam menggunakan kertas kulit jeruk. Pada kedua sampul
tercantum judul
skripsi, tulisan SKRIPSI dan keterangannya, nama dan NPM mahasiswa,
lambang
Universitas Padjadjaran, tulisan Universitas Padjadjaran, Fakultas
Farmasi, kota
Jatinangor dan tahun penyusunan skripsi.
Pada punggung sampul dituliskan judul skripsi serta nama dan
NPM
mahasiswa. Ukuran huruf pada punggung sampul disesuaikan dengan
ketebalan
punggung skripsi.
Penulisan judul diatur sebagai berikut :
1. Judul skripsi dibuat dengan singkat, informatif dan deskriptif
(maksimum 15 kata,
tidak termasuk kata sambung). Judul tidak mengandung singkatan atau
rumus
kimia.
2. Judul skripsi ditulis di baris paling atas dengan huruf kapital
semua berukuran 16
dan dicetak tebal. Untuk nama tumbuhan, hewan dan bahan lain dalam
bahasa
latin, penulisan disesuaikan dengan kaidah penulisan ilmiah.
6
3. Judul yang panjang ditulis menjadi dua baris atau lebih, dengan
pemotongan yang
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Jarak antar baris pada judul
skripsi adalah
satu spasi. Judul tidak diakhiri dengan tanda titik (.).
2.1.2 Tulisan SKRIPSI
Penulisan kata SKRIPSI adalah sebagai berikut :
1. Tulisan SKRIPSI diletakkan empat spasi dari baris judul yang
paling bawah.
Tulisan SKRIPSI ditulis dengan huruf kapital semua berukuran 14,
dicetak tebal
dan diletakkan di tengah.
2. Di bawah tulisan SKRIPSI, dengan jarak dua spasi, dicantumkan
kalimat
penjelasan :
Kalimat tersebut ditulis menggunakan huruf berukuran 12, diletakkan
di tengah,
tidak dicetak tebal, dengan jarak antar baris satu spasi.
2.1.3 Nama dan NPM Mahasiswa
Penulisan nama dan NPM mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Nama mahasiswa diletakkan delapan spasi di bawah baris terakhir
kalimat
penjelasan. Nama mahasiswa ditulis dengan huruf kapital semua
berukuran 14,
dicetak tebal dan diletakkan di tengah.
2. NPM mahasiswa diletakkan satu spasi di bagian tengah bawah dari
baris nama
mahasiswa. NPM mahasiswa ditulis dengan huruf kapital semua. NPM
hanya
dituliskan nomornya (tanpa tulisan NPM) dengan huruf berukuran 14,
dicetak
tebal.
Lambang Universitas Padjadjaran bergaris tengah sekitar tiga
setengah cm,
dengan garis berwarna hitam (tidak berwarna). Lambang diatur agar
terletak di tengah-
tengah antara baris NPM mahasiswa dengan baris UNIVERSITAS
PADJADJARAN
dan diletakkan di tengah.
Nama UNIVERSITAS PADJAJARAN, FAKULTAS FARMASI,
JATINANGOR dan tahun penyusunan skripsi ditulis dengan huruf
kapital semua
berukuran 16, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Jarak antar
baris adalah satu
spasi.
Catatan:
Dalam kondisi tertentu yang tidak dapat mengacu pada aturan seperti
di atas, sampul
ditulis dengan memperhatikan keseimbangan margin atas, bawah, kiri,
dan kanan dari
teks.
Halaman persetujuan pembimbing menggunakan kertas kulit jeruk.
Pada
halaman ini tercantum judul skripsi, tulisan SKRIPSI, nama dan NPM
mahasiswa,
tempat dan waktu persetujuan, kata ”Menyetujui,” kata ”Pembimbing
Utama” dan
”Pembimbing Pendamping” serta nama dan NIP pembimbing.
Ketentuan pengetikan halaman persetujuan pembimbing adalah sebagai
berikut
:
1. Judul skripsi diketik dengan ketentuan butir 2.1.1.
2. Tulisan SKRIPSI diketik sesuai dengan ketentuan butir 2.1.2,
tanpa kalimat
penjelasan.
3. Letak nama mahasiswa adalah empat spasi di bawah baris tulisan
SKRIPSI, dengan
tata cara pengetikan seperti butir 2.1.3.
4. NPM mahasiswa diletakkan satu spasi di bawah baris nama
mahasiswa, dengan
tata cara pengetikan seperti butir 2.1.3.
5. Tempat dan waktu pemberian persetujuan, kata ”Menyetujui,” kata
”Pembimbing
Utama” dan ”Pembimbing Pendamping” serta nama dan NIP pembimbing
diketik
dengan berukuran 12 dan tidak dicetak tebal.
6. Tempat dan waktu persetujuan diatur agar terletak
ditengah-tengah antara baris
NPM mahasiswa dengan baris “Pembimbing Utama” dan “Pembimbing
Pendamping”, dengan memperhatikan keseimbangan halaman. Waktu
pemberian
persetujuan, berupa bulan dan tahunnya, diketik setelah kota
“Jatinangor”.
7. Jarak antara baris tempat dan waktu persetujuan dengan baris
“Menyetujui,” adalah
satu spasi dan diletakkan di tengah.
8. Kata “Pembimbing Utama”, dan “Pembimbing Pendamping” diletakkan
di atas
nama pembimbing, dengan mengikuti lebar nama pembimbing
9. Jarak antara kata “Pembimbing Utama”, dan “Pembimbing
Pendamping” dan nama
pembimbing adalah 7 spasi. Nama pembimbing diberi garis bawah, lalu
NIP
diletakkan di bawah nama pembimbing pada jarak satu spasi, dengan
mengikuti
lebar nama pembimbing. Kata NIP diketik tanpa titik (.), diikuti
satu rongak, lalu
dituliskan nomornya tanpa jarak.
10. Untuk pembimbing yang lebih dari dua orang, maka dibuat dua
kelompok baris,
dimana kelompok pertama memuat pembimbing utama dan kelompok
kedua
memuat dua pembimbing pendamping. Kedua kelompok baris diletakkan
dengan
memperhatikan keseimbangan halaman.
Catatan:
Dalam kondisi tertentu yang tidak dapat mengacu pada pengaturan
seperti di atas,
maka halaman persetujuan pembimbing ditulis dengan memperhatikan
keseimbangan
jarak margin atas, bawah, kiri, dan kanan.
2.3 Abstrak dan Abstract
tujuan, metode, hasil dan simpulan penelitian. Semua poin tersebut
harus dirangkai
dalam kalimat-kalimat singkat, padat dan tidak disertai pustaka
acuan.
Aturan pengetikan abstrak sebagai berikut :
1. Halaman abstrak diberi judul ABSTRAK dengan tata cara pengetikan
mengacu
pada butir 1.4.
2. Jarak antara judul ABSTRAK dengan baris pertama teks abstrak
adalah empat
spasi.
3. Keseluruhan abstrak terdiri atas satu paragraf yang diketik rata
dengan margin kiri.
Panjang abstrak 150-200 kata dan dilengkapi dengan kata
kunci.
4. Jarak antar baris dalam teks abstrak adalah satu spasi.
5. Jarak antara baris terakhir teks abstrak dengan kata kunci
adalah dua spasi.
Penulisan ”Kata kunci” diikuti dengan tanda titik ganda. Kata kunci
ditulis dengan
huruf kecil, kecuali huruf awal pada kata pertama merupakan huruf
kapital.
Aturan pengetikan Abstract adalah sama dengan ketentuan pengetikan
Abstrak,
kecuali teks diketik miring (italic). Panjang Abstract 100-150 kata
dalam bentuk past
tenses dan dilengkapi dengan keywords. Keywords diketik mengikuti
ketentuan pada
kata kunci.
Halaman kata pengantar diberi judul KATA PENGANTAR, dengan tata
cara
penulisan seperti pada butir 1.4. Jarak antara KATA PENGANTAR
dengan baris
pertama teks adalah empat spasi.
Pada halaman ini, skriptor berkesempatan menyatakan terima kasih
secara
tertulis kepada Dekan, tim pembimbing, dosen wali, badan/perorangan
yang telah
memberikan bimbingan, saran, kritik, sarana dan prasarana
penelitian, dilanjutkan
dengan keluarga, teman atau berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Tempat dan waktu penulisan kata pengantar diletakkan empat spasi di
bawah
baris teks terakhir dan diketik rata dengan margin kanan. Waktu
penulisan hanya
ditulis bulan dan tahunnya, lalu diketik di belakang kota
“Jatinangor,”. Kata ”Penulis”
diletakkan dua spasi bawah tempat dan waktu, dengan mengikuti lebar
tempat dan
waktu penulisan.
2.5 Halaman Daftar Isi
Halaman daftar isi diberi judul DAFTAR ISI, dengan tata cara
penulisan seperti
pada butir 1.4. Jarak antara DAFTAR ISI dengan kata ”Halaman”
adalah empat spasi.
Kata ”Halaman” diketik rata dengan margin kanan. Jarak dari kata
”Halaman” ke
nomor dan judul adalah dua spasi. Ketentuan-ketentuan ini juga
berlaku untuk
DAFTAR GAMBAR, DAFTAR TABEL dan DAFTAR LAMPIRAN.
Halaman daftar isi memuat nomor dan judul dari bagian awal, bagian
inti dan
bagian akhir skripsi serta nomor halaman tempat pemuatannya. Judul
dari bagian awal
skripsi (KATA PENGANTAR dan lain-lain), bab (BAB I PENDAHULUAN dan
lain-
lain) serta bagian akhir skripsi (DAFTAR ISI DAN LAMPIRAN) ditulis
dengan huruf
kapital semua dan tidak dicetak tebal.
Nomor bab diawali dengan kata BAB, diikuti angka Romawi tanpa
diakhiri
tanda titik (.). Judul bab diketik delapan ketukan dari margin
kiri.
Nomor sub bab ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh
sebuah
titik (.), dimana angka pertama menunjukkan nomor urut bab dalam
skripsi dan angka
kedua menunjukkan nomor urut sub bab dalam bab. Nomor sub bab
ditulis tepat di
bawah judul bab. Judul sub bab ditulis setelah nomor sub bab,
dengan jarak dua
ketukan.
Nomor sub sub bab (jika ada), ditulis dengan tiga angka Arab yang
masing-
masing dipisahkan oleh sebuah titik (.), dimana angka pertama
menunjukkan nomor
urut bab dalam skripsi, angka kedua menunjukkan nomor urut sub bab
dalam bab dan
angka ketiga menunjukkan nomor urut sub sub bab dalam sub bab.
Nomor sub sub bab
ditulis tepat di bawah judul sub bab, diikuti dengan judul sub sub
bab, dengan jarak
dua ketukan.
Judul sub bab dan judul sub sub bab ditulis dengan huruf kecil,
kecuali huruf
pertama dari setiap kata merupakan huruf kapital. Judul bab, sub
bab dan sub sub bab
tidak diakhiri oleh tanda titik Jarak antar baris pada halaman ini
mengikuti ketentuan
pada butir 1.4.
2.6 Halaman Daftar Gambar
Halaman daftar gambar memuat nomor dan judul gambar serta halaman
tempat
pemuatannya. Kata ”Gambar” diketik rata dengan margin kiri dan
sejajar dengan kata
”Halaman”.
Nomor gambar ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”Gambar”.
Nomor
gambar terdiri atas dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah
titik, dimana angka
pertama menunjukkan bab tempat gambar berada, sedangkan angka
kedua
menunjukkan nomor urut gambar dalam bab. Nomor gambar diikuti
dengan judul
gambar, dengan jarak dua ketukan.
Judul gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal dari
kata
pertama yang merupakan huruf kapital. Judul gambar tidak diakhiri
oleh tanda
titik. Jarak antar baris pada halaman ini mengikuti ketentuan pada
butir 1.4.
2.7 Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor dan judul tabel dan halaman
tempat
pemuatannya. Kata ”Tabel” diketik rata dengan margin kiri dan
sejajar dengan kata
”Halaman”.
Nomor tabel ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”Tabel”. Nomor
tabel
ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik,
dimana angka
pertama menunjukkan bab tempat tabel berada, sedangkan angka kedua
menunjukkan
nomor urut tabel dalam bab. Nomor tabel diikuti dengan judul tabel,
dengan jarak dua
ketukan.
Judul tabel ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari
setiap kata
merupakan huruf kapital. Judul tabel tidak diakhiri oleh tanda
titik. Jarak antar baris
pada halaman ini mengikuti ketentuan pada butir 1.4.
2.8 Halaman Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran memuat nomor dan judul lampiran serta
nomor
halaman tempat pemuatannya. Kata ”LAMPIRAN” diketik rata dengan
margin kiri dan
sejajar dengan kata ”Halaman”.
Nomor lampiran ditulis diketik dua spasi dibawah kata ”LAMPIRAN”.
Nomor
lampiran ditulis dengan huruf Arab (1, 2....dan seterusnya), tanpa
diakhiri dengan tanda
titik (.). Nomor lampiran diikuti dengan judul lampiran, dengan
jarak dua ketukan.
Judul lampiran ditulis dengan huruf kapital semua, tidak dicetak
tebal dan
tidak diakhiri oleh tanda titik. Jarak antar baris pada halaman ini
mengikuti ketentuan
pada butir 1.4.
Penomoran halaman pada bagian awal skripsi adalah sebagai berikut
:
1. Penomoran dari halaman sampul dalam sampai dengan halaman
DAFTAR
LAMPIRAN menggunakan angka Romawi kecil (i. ii, iii,
iv…..dst.).
2. Halaman sampul bagian dalam dan halaman persetujuan pembimbing
tidak diketik
nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan
ii.
3. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian
bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
4. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan
di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor halaman sejajar dengan
margin kanan.
Contoh :
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
DEDEN DHARMAWAN 260110030544
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
Jatinangor, Januari 2008 Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Tiana Milanda, M.Si.,
Apt. Dra. Hj. Sulistianingsih, Apt. NIP 132146261 NIP
131573151
IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI PENGHASIL ZAT ANTIBAKTERI DARI CAIRAN
KANTUNG TANAMAN
KANTONG SEMAR (Nepenthes ampullaria)
Pembimbing Pendamping Pembimbing Pendamping Dr. Tiana Milanda,
M.Si., Apt. Dra. Sulistianingsih, Apt. NIP 132146261 NIP
131573151
ABSTRAK
Kantong semar dari spesies Nephentes ampullaria termasuk golongan
tanaman insektivora. Berbagai penelitian menunjukkan adanya
aktivitas antibakteri dari cairan kantung tanaman tersebut. Sampai
saat ini, belum diketahui apakah zat antimikroba tersebut
dihasilkan tanaman atau oleh komunitas bakteri dalam cairan
kantung. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan penelitian
untuk mengidentifikasi bakteri penghasil zat antibakteri dari
cairan kantung tanaman kantung semar, yang memiliki aktivitas
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, yang diwakili oleh
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Penelitian dilakukan
melalui tahap isolasi, pemurnian dan fermentasi isolat bakteri,
pengujian aktivitas antibakteri dari supernatan isolat bakteri dan
identifikasi isolat bakteri tersebut. Dari penelitian ini
dihasilkan tiga koloni bakteri berwarna putih, ungu, dan kuning
yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji,
dengan aktivitas terbesar dihasilkan bakteri ungu. Hasil
identifikasi melalui pengamatan morfologi koloni, pengamatan
mikroskopik dan uji biokimia menunjukkan bahwa bakteri putih dan
ungu termasuk genus Bacillus serta bakteri kuning termasuk genus
Clavibacter/Microbacterium. Bakteri putih diidentifikasi lebih
lanjut melalui penentuan urutan fragmen 16S rDNA dengan metode
PCR-sekuensing, yang menunjukkan bakteri tersebut adalah Bacillus
thuringiensis serotype H46. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa zat antibakteri dalam cairan kantung tanaman
kantung semar dihasilkan oleh komunitas bakteri dalam cairan
kantung. Kata kunci : Nephentes ampullaria, Antibakteri,
Clavibacter/Microbacterium Bacillus thurungiensis
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat ridhoNya
penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Identifikasi Isolat
Bakteri Penghasil Zat
Antibakteri dari Cairan Kantung Tanaman Kantong Semar (Nepenthes
ampullaria)”.
Skripsi ini diajukan guna menempuh ujian sarjana di Fakultas
Farmasi, Universitas
Padjadjaran.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas
Padjadjaran.
2. Dr. Tiana Milanda, M.Si., Apt dan Dra. Sulistianingsih, Apt.
selaku dosen
pembimbing.
4. Seluruh staf Laboratorium Kimia, LIPI, Bandung.
5. Orang tua dan kakak-kakak tercinta.
6. Teman-teman Angkatan 2003 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan
satu persatu.
pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Jatinangor, Januari 2008
2.2 Identifikasi Masalah
........................................................ 3
2.4 Kegunaan
Penelitian........................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
......................................................... 6
2.1 Tanaman Kantong Semar
............................................... 6
2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman .....................
6
2.2.2 Struktur dan Komponen Klasifikasi Cairan Tanaman Kantong
Semar ...................................................... 7 2.2
Senyawa Antibakteri
....................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2 Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri Penghasil
Antibakteri 43
4.3 Hasil Pengamatan Mikroskopik Isolat Bakteri Penghasil
Antibakteri 44
4.4 Hasil Uji Biokimia dari Isolat Bakteri 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.2 Hasil pengamatan morfologi koloni isolat bakteri penghasil
antibakteri 43
4.3 Hasil pengamatan mikroskopik isolat bakteri penghasil
antibakteri 44
4.4 Hasil uji biokimia dari isolat bakteri 45
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1 HASIL ISOLASI KOLONI TUNGGAL BAKTERI DALAM CAIRAN TANAMAN KANTONG
SEMAR
2 HASIL PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBIOTIKA 60
3 HASIL IDENTIFIKASI BAKTERI UJI 61
4 HASIL UJI BIOKIMIA 64
5 HASIL PCR, SEKUENSING DAN BLAST 67
41
Kaidah pengetikan untuk bagian inti skripsi adalah sebagai berikut
:
1. Tiap halaman yang mempunyai penunjuk bab (contoh : BAB I) dan
judul bab
(contoh : PENDAHULUAN) harus dimulai dengan halaman baru.
2. Penomoran bab pada penunjuk bab menggunakan angka Romawi kapital
berukuran
12 (contoh : BAB I), dicetak tebal dan diletakkan di tengah.
3. Jarak antara penunjuk bab dengan judul bab adalah dua spasi.
Jarak antara judul
bab dengan baris pertama teks atau dengan judul sub bab (contoh :
Latar
Belakang) adalah empat spasi.
4. Penomoran sub bab dan sub sub bab menggunakan angka Arab sesuai
dengan butir
2.5., dicetak tebal dan diketik pada margin sebelah kiri
5. Judul sub bab dan sub sub bab diketik sebanyak dua ketukan dari
nomor sub bab
atau nomor sub sub bab sesuai dengan butir 2.5 dan dicetak
tebal.
6. Jarak antara judul sub bab dengan baris pertama teks adalah dua
spasi. Setelah
judul sub bab, harus terdapat paling sedikit satu kalimat sebagai
pengantar,
sebelum dilanjutkan judul sub sub bab.
7. Paragraf baru pada bab, sub bab dan sub sub bab diketik menjorok
ke dalam
sebanyak 5 ketukan dari margin kiri..
8. Jarak antara baris terakhir teks dengan judul sub bab berikutnya
atau dengan judul
sub sub bab adalah empat spasi.
9. Jarak antara judul sub sub bab dengan baris pertama teks adalah
dua spasi. Jarak
antara baris terakhir teks dengan judul sub sub bab berikutnya
adalah empat spasi.
Jika diperlukan uraian yang lebih terperinci dalam bentuk
poin-poin, maka
hierarki penomoran adalah penomoran dengan huruf Arab (1, 2, 3....
diakhiri tanda
titik), diikuti huruf kecil (a, b, c .... diakhiri tanda titik) dan
nomor Romawi kecil (i, ii,
iii.....diakhiri tanda titik). Untuk lebih jelas, cara pengetikan
terdapat pada contoh di
akhir bab ini.
Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode
Penelitian,
serta Lokasi dan Waktu Penelitian dalam bentuk sub bab.
3.2.1 Latar Belakang Penelitian
Pada latar belakang penelitian, disajikan hal-hal yang menjadi
motivator atau
pendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian. Dengan kata
lain, latar belakang
penelitian mengungkapkan keingintahuan peneliti terhadap suatu
fenomena/gejala
yang menarik untuk diteliti, dengan menunjukkan signifikansi
penelitian bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Empat komponen latar belakang penelitian yang perlu diperhatikan
adalah :
1. Adanya permasalahan yang harus diteliti serta sejauh mana topik
penelitian
memiliki kesahihan (validity) dan keterhandalan (reliability),
sehingga pantas
untuk diteliti.
2. Relevansi dan pengaruh masalah yang diteliti terhadap berbagai
ilmu (teknik,
sosial, ekonomi, budaya, politik, seni dan agama) serta segala
akibat yang dapat
ditimbulkannya.
4. Gambaran kegunaan hasil penelitian.
Dari pihak peneliti, pengungkapan latar belakang penelitian dapat
didasarkan
atas :
1. Informasi yang telah diketahui dari topik yang diteliti, baik
teoritis maupun faktual.
2. Adanya masalah yang ditemukan dalam informasi tersebut.
3. Adanya bagian tertentu dari identifikasi masalah yang menarik
untuk diteliti
4. Kemungkinan masalah tersebut dapat diteliti secara teknis.
3.2.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah inti fenomena yang akan diteliti,
sebagai akibat
adanya kesenjangan teori dan realitas.
3.2.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian mengungkapkan arah yang akan dicapai dalam
penelitian.
Tujuan penelitian mengetengahkan indikator-indikator yang hendak
ditemukan dalam
penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
akan diteliti.
Maksud dan tujuan penelitian sering dianggap sama, tetapi
sebenarnya berbeda.
3.2.4 Kegunaan Penelitian
maupun tidak langsung. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat
teoritis dan manfaat
praktis dari hasil penelitian.
penelitian. Rancangan tersebut terdiri atas prosedur penelitian,
alat ukur yang
digunakan, parameter yang diamati, teknik analisis dan metode
ujinya.
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian menguraikan tempat dilakukannya penelitian
(daerah,
lembaga, laboratorium, perusahaan, rumah sakit, dan lain-lain).
Waktu penelitian
menguraikan jadwal dan lamanya penelitian.
3.3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hasil penelusuran berbagai
pustaka
yang mengupas teori yang relevan dengan topik penelitian. Hasil
penelusuran dapat
pula berupa data dari jurnal ilmiah internasional atau nasional
yang terakreditasi, buku
teks atau hasil penelitian pihak lain, yang dijadikan pertimbangan
atau asumsi-asumsi
untuk menjawab masalah penelitian. Hal ini merupakan bukti
pendukung bahwa topik
tersebut merupakan sesuatu yang penting, karena menjadi pusat
perhatian banyak
orang.
Pada bab ini dapat diajukan lebih dari satu teori atau data untuk
membahas
masalah penelitian, sepanjang teori dan/atau data tersebut
berkaitan dan tidak
kontradiktif. Selain itu, dapat pula digunakan pustaka yang berisi
teknik, metode,
strategi atau pendekatan yang akan dipilih untuk melaksanakan
penelitian.
3.4 BAB III BAHAN DAN METODE
Pada BAB III BAHAN DAN METODE dijelaskan secara lebih rinci
mengenai
rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik penarikan sampel
dan kriterianya
(termasuk populasinya), penetapan variabel penelitian dan teknik
analisisnya.
Perincian tersebut dilakukan karena suatu penelitian ilmiah harus
memenuhi asas dapat
diulang (repeatable) dan memperoleh hasil penelitian yang sama
(reproducible). Bab
ini terdiri atas tiga sub bab, yaitu Alat, Bahan dan Metode.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan bab ini adalah
:
1. Alat dan bahan tidak diperkenankan ditulis dalam bentuk poin,
tetapi dituliskan
dalam bentuk kalimat.
2. Alat-alat sederhana, seperti gunting dan pensil tidak perlu
ditulis, tetapi peralatan
instrumen diperinci sampai ke pabrik pembuat dan tipenya, contoh :
oven
(Memmert, M200).
3. Alat-alat gelas yang umum digunakan di laboratorium tidak perlu
disebutkan,
tetapi dituliskan, contoh : Alat-alat gelas yang umum digunakan di
Laboratorium
Bahan Alam Farmasi.
4. Bahan-bahan yang digunakan harus dinyatakan sumber atau pabrik
pembuatnya.
Penulisan nama bahan-bahan kimia dilakukan dalam bentuk uraian,
bukan dalam
bentuk rumus kimianya. Contoh : natrium benzoat (Merck).
5. Satuan yang digunakan adalah satuan Standar Internasional (SI).
Satuan yang
menunjukkan jumlah dapat ditulis singkatannya. Penulisan singkatan
satuan harus
sesuai dengan aturan SI, seperti g (untuk gram) dan L (untuk liter)
tanpa diakhiri
titik. Singkatan satuan dapat dibubuhi huruf awal atau lambang
variabel, seperti µ
(mikro), m (mili), c (senti), d (desi), k (kilo) atau M
(mega).
3.5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, mula-mula diungkapkan data-
data penelitian, lalu dilakukan pembahasan. HASIL memaparkan
data-data yang
diperoleh dalam penelitian. Selain berupa uraian, data penelitian
dapat disajikan dalam
bentuk gambar (gambar, foto, diagram, grafik, dan sebagainya) atau
tabel, tetapi tidak
kedua-duanya. Gambar dan tabel tersebut harus dilengkapi dengan
judul dan
keterangan yang jelas dan informatif, sehingga dapat dipahami
pembaca, tanpa harus
mengacu pada teks (self explanatory). Aturan pembuatan gambar dan
tabel dapat
dilihat pada BAB V.
Pembahasan dapat merupakan perbandingan hasil yang diperoleh dengan
teori atau
data terdahulu yang sudah dipublikasikan, lalu dijelaskan implikasi
data tersebut
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Temuan atau informasi yang
diperoleh dapat
dikaitkan dengan maksud, tujuan dan kegunaan penelitian. Dalam bab
ini, dapat pula
diutarakan kelemahan dan keterbatasan penelitian.
Sub bab dalam bab ini merupakan hasil dari tahapan penelitian yang
dilakukan.
Judul sub bab tersebut dianjurkan merupakan judul pada BAB III
BAHAN DAN
METODE, yang ditambahkan kata “Hasil” di depannya.
Data yang sudah disajikan dalam bentuk gambar atau tabel tidak
perlu diulang
dalam bentuk uraian. Jika gambar atau tabel perlu dibahas, maka
penulisannya
mengikuti contoh berikut :
1. Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa……. (Huruf T pada tabel dan G pada
gambar ditulis
dengan huruf kapital).
2. Pada gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa…… (Huruf T pada
tabel dan, G pada
gambar ditulis huruf kecil).
3.6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN terdiri atas dua sub bab, yaitu
SIMPULAN
dan SARAN. SIMPULAN merupakan kristalisasi dan interpretasi dari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN. Informasi dalam SIMPULAN dapat berupa
pendapat
baru, koreksi atas pendapat lama, pengukuhan pendapat lama, atau
penumbangan
pendapat lama, sebagai jawaban dari tujuan penelitian.
SARAN merupakan anjuran operasional, kebijakan atau konseptual
yang
kongkrit, realistik, bernilai keilmuan, praktis, dan terarah. SARAN
dapat diarahkan
pada penerapan hasil penelitian di masyarakat atau penggunaan hasil
penelitian untuk
penelitian lanjutan.
dalam kalimat pasif, tidak dalam bentuk poin-poin.
3.7 Kutipan atau Sitasi
Kutipan atau sitasi suatu pustaka dapat menggunakan bahasa sendiri
yang
disesuaikan dengan bahasa Indonesia yang baku, tanpa mengubah makna
kutipan
tersebut. Kutipan tidak diperkenankan diambil dari sumber yang
tidak disebutkan
namanya (anonim) atau sumber-sumber lain yang tidak dapat
dipertanggung-jawabkan
kebenaran ilmiahnya.
dan tahun penerbitannya, termasuk kutipan yang bersumber dari
internet. Jika ditulis di
awal kalimat, maka dicantumkan nama keluarga/belakang penulis,
diikuti tahun
publikasi dalam kurung. Jika ditulis di akhir kalimat, maka
dicantumkan nama penulis
dan tahun dalam kurung, sebelum titik (.). Sumber kutipan pada
kalimat yang diuraikan
dalam bentuk poin, harus diletakkan sebelum tanda titik dua.
Dalam teks skripsi, pencantuman nama penulis maksimum adalah dua
orang,
yang dipisahkan dengan kata “dan” atau “and” (untuk pustaka
berbahasa asing). Jika
lebih dari dua orang, maka hanya nama penulis pertama yang
dicantumkan, diikuti
dengan “et al.”. Selain tim penulis, nama penulis dapat berupa nama
editor, tim editor
atau suatu lembaga. Contoh :
1. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting
dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas dan Diantini, 2008).
2. Subarnas dan Diantini (2008) menyatakan bahwa pemahaman cara
sitasi suatu
pustaka dalam teks sangat penting dalam penulisan suatu
skripsi.
3. Preparat farmasi dapat dikontaminasi oleh jamur, ragi atau
bakteri (Ansel et al.,
1989).
farmasi dapat dikontaminasi oleh jamur, ragi atau bakteri.
Jika kutipan diambil dari lebih dari satu pustaka, maka dilakukan
sumber
kutipan diurutkan berdasarkan tahun publikasi, dari tahun tertua ke
tahun termuda,
yang dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Jika terdapat dua atau
lebih sumber
kutipan dengan tahun yang sama, maka kutipan diurutkan berdasarkan
abjad nama
keluarga/belakang penulis. Jika terdapat dua atau lebih sumber
kutipan dengan nama
dan tahun yang sama, maka kutipan diurutkan dengan menambahkan
urutan abjad pada
angka tahun. Contoh :
1. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting
dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas, 2007; Diantini et al., 2008).
2. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting
dalam penulisan
suatu skripsi (Diantini et al., 2008; Subarnas, 2008).
3. Pemahaman cara sitasi suatu pustaka dalam teks sangat penting
dalam penulisan
suatu skripsi (Subarnas, 2006a; Subarnas, 2006b).
Semua pustaka yang telah disitasi dalam naskah skripsi harus
tercantum dalam
DAFTAR PUSTAKA.
Penomoran halaman bagian inti skripsi adalah sebagai berikut
:
1. Penomoran halaman mulai dari BAB I PENDAHULUAN sampai dengan BAB
V
SIMPULAN DAN SARAN menggunakan angka Arab.
2. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian
bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
3. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan
di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor sejajar dengan margin
kanan.
Contoh :
bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi yang bersifat
menular dan
endemis. Penyakit ini ditularkan melalui perantaraan makanan dan
minuman yang
terkontaminasi bakteri-bakteri tersebut (Rasmilah et al.,
2001).
Demam tifoid biasanya diobati menggunakan antibiotika seperti
kloramfenikol,
ampisilin, dan tiamfenikol. Penggunaan antibiotika-antibiotika ini
seringi memberikan
efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, banyak
penelitian dilakukan
untuk mengembangkan senyawa antibakteri baru dari bahan alam, salah
satunya dari
madu (Mulu, 2004; Agung, 2005).
Madu merupakan cairan alami dari sari bunga (floral nektar) atau
bagian lain
dari tanaman (ekstra floral nektar) yang dikumpulkan lebah madu
(Miraglio, 2002a;
Miraglio, 2002b). Berdasarkan warnanya, madu dapat digolongkan
menjadi madu
amber, madu putih, dan madu hitam (Avatar, 2003; Rahmat,
2003).
Madu amber telah diketahui mempunyai aktivitas bakteriostatik
dan
bakterisida, baik terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif
(Muluk dan
Amien, 2004). Sampai saat ini, belum ada data mengenai aktivitas
antibakteri dari
madu putih dan madu hitam.
Data mengenai aktivitas antibakteri dari ketiga jenis madu terhadap
bakteri
penyebab demam tifoid belum ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian untuk
mengetahui aktivitas antibakteri ketiga jenis madu tersebut
terhadap bakteri penyebab
demam tifoid.
Masalah yang timbul pada penelitian ini adalah:
1. Apakah madu amber, madu putih, dan madu hitam mempunyai
aktivitas antibakteri
terhadap Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A?
2. Berapa Konsentrasi Hambat Tumbuh minimum (KHTM) dari ketiga
jenis madu
tersebut ?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
antibakteri madu
amber, madu putih, dan madu hitam terhadap bakteri S. typhi dan S.
paratyphi A
melalui uji aktivitas antibakteri dan penentuan KHTM.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
aktivitas
antibakteri berbagai madu terhadap bakteri S. typhi dan S.
paratyphi A. Hasil penelitian
diharapkan menjadi dasar pengembangan madu sebagai obat alternatif
untuk mengatasi
demam tifoid.
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Penyiapan sampel madu amber, madu putih, dan madu hitam.
2. Analisis kualitas madu amber, madu putih, dan madu hitam
menggunakan
spektrofotometer UV-sinar tampak .
3. Uji aktivitas antibakteri madu amber, madu putih, dan madu hitam
terhadap S. typhi
dan S. paratyphi A menggunakan metode difusi agar.
4. Penentuan KHTM dua dari ketiga jenis madu yang mempunyai
aktivitas aktibakteri
terbesar dengan metode pengenceran agar.
5. Uji banding aktivitas antibakteri kedua jenis madu tersebut
dengan antibiotika
kloramfenikol.
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Farmasi,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor, selama bulan Februari sampai
Mei 2008,.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengamatan Mikroskopis
berbagai reaksi pewarnaan, antara lain pewarnaan Gram, pewarnaan
spora dan
pewarnaan kapsul (Aya and Smith, 2001) :
1. Pewarnaan Gram
membedakan golongan bakteri Gram positif dengan bakteri Gram
negatif. Pewarna
yang dipakai untuk pewarnaan Gram adalah :
a. Karbon gentian violet.
i. Alkohol 70%.
ii. Alkohol 90%.
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah buret, inkubator,
jangka sorong,
kertas saring, lemari pendingin, mikropipet, ose, oven (Memmert,
M200), pemanas,
pembakar bunsen, perforator, pipet volume, pHmeter (Metrohm),
refraktometer
(ATAGO, NAR-1T), spatel, viskotester (Rion, VT-04F), dan alat-alat
gelas yang
umum digunakan di Laboratorium Mikrobiologi.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas tiga jenis
madu, bakteri
uji dan medium pertumbuhannya serta bahan kimia. Madu yang
digunakan adalah
madu amber, madu putih, dan madu hitam yang diproduksi oleh CV.
Syam Bimpar
Utama, Jakarta, yang didistribusikan oleh CV. Health Vission,
Jakarta.
Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Salmonella typhi
dan
Salmonella paratyphi A isolat klinik yang diperoleh dari Bagian
Bakteriologi PT.
Biofarma, Bandung. Bakteri ini ditumbuhkan dalam medium agar
nutrien/NA
(Oxoid) dengan konsentrasi 28 g/L dan kaldu nutrien/NB (Oxoid)
dengan konsentrasi 8
g/L.
Bahan kimia yang digunakan terdiri atas natrium hidroksida (Merck),
natrium
klorida (Merck),, fenolftalein (Merck), dan air suling. Antibiotika
pembanding yang
digunakan adalah kloramfenikol (Merck).
antibiotika kloramfenikol.
3.3.1 Analisis Kualitas Madu Amber, Madu Putih, dan Madu
Hitam
Parameter kualitas madu yang dianalisis meliputi keasaman, indeks
bias, kadar
air, viskositas, dan berat jenis.
1. Keasaman
Penentuan keasaman dilakukan dengan cara titrasi madu dengan
larutan NaOH.
Sebanyak 10 g madu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL,
kemudian
dilarutkan dengan 75 mL air suling. Setelah itu ditambahkan 4-5
tetes indikator
fenolftalein, larutan dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai titik
akhir titrasi.
BAB IV
Isolasi bakteri dari cairan kantung tanaman kantong semar dalam
medium
Nutrient Agar (NA) menghasilkan tiga macam koloni bakteri (Gambar
4.11, Lampiran
9). Koloni-koloni tersebut dimurnikan dan menghasilkan tiga macam
biakan murni
dengan morfologi koloni yang berbeda (Tabel 4.1). Hasil pemurnian
isolat bakteri
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 Lampiran 1.
Tabel 4.1 Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri dari Cairan
Kantung Tanaman Kantong Semar Koloni Bentuk koloni Warna koloni
Tepian Elevasi 1 Bundar, tb Putih Tak beraturan Datar 2 Bundar, b
Ungu Licin Timbul 3 Bundar, b Kuning Licin Timbul
Keterangan : td = Tidak beraturan b = Beraturan
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam cairan kantung
tanaman
kantong semar mempunyai paling tidak tiga jenis bakteri. Hal ini
sesuai dengan
penelitian dari Prabowo et al. (1999) yang menyatakan bahwa dalam
cairan tersebut
terdapat berbagai jenis bakteri.
protease. Identifikasi menggunakan analisis fenotip menunjukkan
bahwa bakteri
penghasil enzim protease tersebut berasal dari genus
Bacillus.
Dari hasil pengujian pengaruh konsentrasi produk ekstrasel
terhadap
pembentukan zona bening menunjukkan bahwa konsentrasi produk
ekstrasel bakteri
tersebut sebanding dengan aktivitas enzim proteasenya.. Semakin
besar konsentrasi
produk ekstrasel, maka semakin besar pula zona bening yang
terbentuk.
5.2 Saran
Bakteri penghasil enzim protease yang dihasilkan dalam penelitian
ini perlu
diidentifikasi lebih lanjut menggunakan metode molekuler seperti
Polymerase Chain
Reactions (PCR), agar dapat dipastikan identitasnya. Selain itu,
perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri
lain dalam cairan
kantung tanaman kantong semar, yang mungkin mempunyai aktivitas
farmakologi
lainnya.
Enzim protease yang dihasilkan bakteri ini juga perlu diisolasi
dan
diidentifikasi jenisnya. Enzim ini dapat dikembangkan menjadi
produk yang komersial.
BAB IV
Halaman daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dengan tata
cara
penulisan seperti pada butir 1.4. Jarak antara DAFTAR PUSTAKA
dengan baris
pertama teks adalah empat spasi.
DAFTAR PUSTAKA terdiri atas makalah, buku, jurnal, prosiding dan
pustaka
yang dapat ditemukan di perpustakaan (seperti skripsi, tesis dan
disertasi) atau dari
situs internet. Tinjauan pustaka diutamakan berasal dari artikel di
jurnal ilmiah
internasional atau nasional yang terakreditasi. Buku ajar (text
book) diupayakan
merupakan edisi yang paling baru.
Ketentuan umum penulisan pustaka dalam DAFTAR PUSTAKA adalah
sebagai berikut :
1. Semua pustaka yang digunakan dalam teks skripsi harus tercantum
dalam
DAFTAR PUSTAKA. Semua pustaka dalam DAFTAR PUSTAKA juga harus
dirujuk dan terkutip dalam teks skripsi.
2. Pustaka yang tercantum dalam DAFTAR PUSTAKA harus sudah
diterbitkan.
3. Pustaka harus ditulis secara alfabetis berdasarkan nama
keluarga/belakang penulis
pertama dan tidak menggunakan nomor urut. Penulisan pustaka
menggunakan
sistem sistem HARVARD (Nama-Tahun).
4. Pustaka tanpa nama pengarang (anonim) atau dari sumber-sumber
yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tidak diperkenankan
dicantumkan.
5. Jarak antar baris dari suatu pustaka adalah satu spasi,
sedangkan jarak antar
pustaka adalah dua spasi. Baris kedua dan selanjutnya dari suatu
pustaka diketik
menjorok ke dalam sebanyak 5 ketukan.
4.1.1 Buku
Ketentuan umum penulisan sumber pustaka berupa buku adalah :
Nama pengarang (atau editor). Tahun terbit. Judul Buku. Edisi
ke/Volume ke (jika ada). Tempat terbit: Nama penerbit.
Halaman.
1. Buku dengan satu pengarang :
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun non Indonesia,
dimulai dengan
nama belakang, diakhiri dengan tanda koma, diikuti nama depan dan
tengah
(diketik singkatannya) dengan diantarai dan diakhiri tanda
(.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda (.).
c. Judul buku diketik menggunakan huruf italics (miring) dengan
huruf kapital
pada awal setiap kata. Judul buku diakhiri tanda titik (.).
d. Edisi atau volume, diakhiri tanda titik (.).
e. Tempat terbit berupa kota, negara bagian dan/atau negara,
diakhiri dengan
tanda titik dua (:).
g. Halaman, hanya dituliskan nomor halaman saja, diakhiri tanda
titik (.).
Contoh :
Foye, W.A. 1981. Principles of Medicinal Chemistry. 1th Edition.
Philadelphia: Lea & Febriger. 67-68.
2. Buku dengan lebih dari satu pengarang
Jika nama penulis lebih dari satu orang, maka semua nama penulis
harus ditulis.
Setelah nama penulis pertama, ditulis tanda koma, lalu ditulis nama
penulis
selanjutnya (dimulai dengan nama depan dan tengah dalam bentuk
singkatannya,
diikuti nama belakang lengkap). Sebelum nama penulis terakhir,
ditulis kata ”dan”
(atau ”and” untuk penulis asing), lalu diakhiri tanda titik
(.).
Contoh :
Gilman, A.G., L.S. Goodman and A. Gilman. 1980. Pharmacology and
Therapeutics. 6th Edition. New York: MacMillcan Publishing.
107-109.
3. Buku dengan editor :
Gilman, A.G., L.S. Goodman and A. Gilman (editors). 1980.
Pharmacology and
Therapeutics. 6th Edition. New York: MacMillcan Publishing.
107-109.
3. Buku dengan lembaga/organisasi sebagai penulis : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 323.
4. Buku terjemahan :
5. Dua buku atau lebih dengan tahun penerbitan yang sama :
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan abjad nama
keluarga/belakang penulis
pertama.
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan tahun penerbitan.
7. Dua buku atau lebih dengan penulis dan tahun penerbitan yang
sama :
Kedua buku tersebut diurutkan berdasarkan penanda abjad yang
ditambahkan di
belakang tahun.
Contoh :
Hughes, C.K. 1987a. Economic Development of The Third Countries.
New York: John Wiley & Sons. 7.
Hughes, C.K. 1987b. Proverty of African Sub Saharan Countries. New
York: John
Wiley & Sons. 67.
Pustaka dapat berupa bab dalam buku (kumpulan bab/artikel dari
beberapa
penulis dalam suatu buku yang diedit oleh satu/beberapa editor)
ditulis dengan
ketentuan :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul bab. Dalam/In: Nama editor.
Judul Buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit. Halaman.
Contoh :
Tally, A., K. Lawton and T. Staub. 1999. Commercial development of
elicitors of induced resistance to pathogens. In: A.A Agrawal and
E. Bent (editors). Induced Plant Defenses Againts Pathogens and
Herbivores. St. Paul: APS Press. 345.
4.1.3 Artikel dalam Prosiding
Pustaka dapat berupa artikel dalam suatu prosiding (kumpulan
artikel dari
beberapa penulis dalam suatu prosiding yang diedit oleh
satu/beberapa editor)
ditulis dengan ketentuan :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Dalam/In: Nama editor.
Judul prosiding atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya. Tempat
pertemuan, Tanggal pertemuan. Tempat Terbit: Nama Penerbit.
Halaman.
Contoh : Muchtaridi, A. Apriantono and A. Subarnas. 2003. Analysis
of volatile active
compounds of essential oils of some aromatical plants possessing
inhibitory properties on mice locomotor activity. In: Mutakin
(editor). Proceedings of The International Symposium on
Biomedicine, Bogor, 18-19 September 2003. Bogor: Biopharmaca Centre
IPB. 31.
4.1.4 Artikel dalam Jurnal atau Majalah Ilmiah
Pustaka dapat berasal dari artikel dalam jurnal atau majalah
ilmiah.
Penyingkatan nama jurnal atau makalah mengikuti ketentuan dari
jurnal atau makalah
tersebut. Ketentuan pengetikannya adalah sebagai berikut :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama Jurnal. Nomor
volume (Nomor terbitan, jika ada): halaman.
Contoh :
1. Satu pengarang : Buchbauer, G. 1993. Biological effects of
fragrances and essential oils. Perfumer
and Flavorist.18: 19-24.
2. Lebih dari satu pengarang :
Aoshima, H. and Y. Tenpaku. 1997. Modulation of GABA receptors
expressed in Xenopus oocytes by 13-L-hydroxylinoleic acid and food
additives. Biosci Biotechnol Biochem. 61(12): 2051-2057.
Jirovetz, L., G. Buchbauer, W. Jager, A. Woidich and A Nikiforov.
1991.
Investigation of animal blood samples after drug inhalation by Gas
Chromatography/Mass Spectrometry with chemical ionization and
selected ion monitoring. J Mass Spectro. 20: 801-803.
4.1.5 Artikel Khusus
Artikel khusus berupa komunikasi singkat, catatan penelitian,
ulasan, dan
editorial, atau review jurnal. Ketentuan pengetikannya adalah
sebagai berikut :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel khusus [Jenis artikel
khusus]. Nama jurnal. Nomor volume (Nomor terbitan, jika ada):
halaman.
Contoh : Lee, H.S., T.C. Jeong and J.H. Kim. 1998. In vitro and in
vivo metabolism of
myristicin in the rat [Short communication]. J Chrom B. 705:
367–372. Supriyadi, Y. 2002. Sistem informasi publik dalam kimia
[Ulasan]. Mathematica et
Natura Acta. 1(2): 34–39.
4.1.6 Abstrak
Ketentuan pengetikan dari abstrak adalah : Nama pengarang. Tahun
terbit. Judul abstrak [abstrak]. Dalam/In: Nama editor.
Judul publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya. Tempat
pertemuan. Tanggal pertemuan. Tempat Terbit: Nama Penerbit: No.
Abstrak. Halaman.
Contoh : Muchtaridi, A. Subarnas, A. and Apriantono. 2003. Active
compounds of nutmeg
oil on inhibitory locomotory effect. In: IPB team (editors).
Abstracts of The International Symposium on Biomedicine.
Bogor,18-19 September 2003. Bogor: Biopharmaca Centre IPB. abstr.
P011. 26.
4.1.7 Skripsi, Tesis dan Disertasi Ketentuan pengetikan pustaka
dari skripsi, tesis dan disertasi adalah : Nama pengarang. Tahun
terbit. Judul publikasi [Jenis publikasi]. Tempat
institusi: Nama institusi yang menganugerahkan gelar.
Halaman.
Contoh : Wiendah H., A. Subarnas dan Supriyatna. 2000. Penapisan
fitokimia dan efek ekstrak
metanol beberapa tanaman terhadap aktivitas lokomotor mencit dengan
metode Wheel Cage. [Skripsi]. Jatinangor: Jurusan Farmasi FMIPA
UNPAD. 2-7.
4.1.8 Paten
Ketentuan pengetikan pustaka dari paten adalah :
Nama penemu. Tahun penemuan. Judul paten. Lembaga pemberi paten.
No. Paten.
Contoh : Sunsten, D.B. 1999. Transdermal devices comprising
essential oil for
aromatherapy. Word Intelectual Property Organization. Patent No.
WO.00/1675.
4.1.9 Surat Kabar
Ketentuan pengetikan pustaka dari surat kabar adalah :
Nama pengarang. Judul artikel. Nama surat kabar dan tanggal terbit:
Nomor halaman (kolom).
Contoh : Herdiwan, H. Hutan serba ada, sebuah pemikiran. Pikiran
Rakyat 13 Desember
2003: 20 (3-8). 4.1.10 Publikasi Elektronik
Ketentuan pengetikan pustaka dari publikasi elektronik adalah
:
Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Tersedia
di/Available at: Alamat web-site [tanggal akses].
Contoh :
Martin, W. 1995. Essential oils their lack of skin absorption, but
effectiveness via
inhalation. Available at: http://www.aromamedical.demon.co.uk
[Diakses tanggal 7 Juli 2000].
4.1.11 Publikasi Elektronik dari Artikel Jurnal Ilmiah
Ketentuan pengetikan publikasi elektronik dari artikel jurnal
ilmiah
adalah :
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal. Nomor
volume (Nomor terbitan, jika ada): halaman. Tersedia di/Available
at: Alamat web-site [Tanggal akses].
Contoh : Malik, V.S. and M.K. Saroha. 1999. Marker gene controversy
in transgenic
plants. J Plant Biol and Biochem. 7(1): 2-5. Available at:
http://www.agbios.com/ [Diakses 15 September 2006].
4.2 Lampiran
Setiap lampiran dicetak pada halaman baru dan diberi judul
LAMPIRAN,
diikuti dengan huruf Arab (1, 2, 3....dan seterusnya). Keduanya
diketik menggunakan
huruf berukuran 12, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Judul
lampiran diletakkan
dua spasi di bawah kata LAMPIRAN, ditulis dengan huruf kapital,
dicetak tebal dan
tidak diakhiri oleh tanda titik (.). Jarak antar baris pada judul
lampiran adalah satu
spasi. Jarak antara baris terakhir judul lampiran dengan baris
pertama isi lampiran
adalah empat spasi.
Lampiran yang lebih dari satu halaman harus dan diberi judul
LAMPIRAN,
diikuti dengan huruf Arab (1, 2, 3....dan seterusnya). Keduanya
diketik menggunakan
huruf berukuran 12, dicetak tebal dan diletakkan di tengah. Kata
“(Lanjutan)”
diletakkan dua spasi di bawah kata LAMPIRAN, dicetak tebal dan
tidak diakhiri oleh
tanda titik (.). Jarak antara kata “(Lanjutan)” dengan baris
pertama isi lampiran adalah
empat spasi.
Penempatan tabel dan gambar sesuai ketentuan pada BAB V. Tabel
(kecuali
tabel pada perhitungan statistik) dan gambar yang tercantum pada
lampiran harus
diberikan nomor dan judul. Urutan penomoran tabel dan gambar harus
meneruskan
penomoran pada bagian inti skripsi. Nomor dan judul pada tabel dan
gambar harus
tercantum dalam DAFTAR TABEL dan DAFTAR GAMBAR.
4.3 Penomoran Halaman Bagian Akhir
Penomoran halaman bagian akhir skripsi adalah sebagai berikut
:
1. Penomoran halaman mulai dari DAFTAR PUSTAKA sampai dengan
LAMPIRAN
menggunakan angka Arab dan urutan penomoran melanjutkan penomoran
Bagian
Inti Skripsi.
2. Pada halaman berjudul, nomor halaman diletakkan pada bagian
bawah kertas dan
diketik di tengah-tengah.
3. Pada halaman tidak berjudul/lanjutan, nomor halaman diletakkan
di bagian kanan
atas kertas. Angka terakhir dari nomor sejajar dengan margin
kanan.
Contoh : DAFTAR PUSTAKA
Abraham A.G., G.L. De Antoni, and M.C. Añon. 1993. Proteolytic
activity of
Lactobacillus bulgaricus grown in milk. J Dairy Science.
76(6):1498-1505.
Cappucino, J.G. and N. Sherman. 1987. Microbiology: A Laboratory
Manual. California. USA: The Benjamin/Cummings Publishing Company
Inc. 67
Creighton, T.E. 1993. Proteins, Structure and Molecular Properties.
Second
Edition. New York. USA: Freeman and Company. 765-777. Frazier, C.K.
2000. The enduring controversies Cconcerning the Process of
Protein Digestion in Nepenthes (Nepenthaceae). Carnivorous Plant
Newsletter. 29 (2). 56-61.
Lehninger, A.L. 1995. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1. Penerjemah:
Maggy
Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga. 27
Gambar 4.3 Hasil pengujian aktivitas antibakteri supernatan A hasil
fermentasi terhadap E. coli
Keterangan: Pengujian dilakukan terhadap hasil fermentasi bakteri A
pada hari ketujuh.
Zona hambat
LAMPIRAN 2
Gambar 4.4 Hasil pengujian aktivitas antibakteri supernatan B5
hasil fermentasi terhadap E. coli
Keterangan: Pengujian dilakukan terhadap hasil fermentasi bakteri B
pada hari ketujuh.
Zona hambat
BAB V
5.1 Tabel
Setiap tabel mempunyai nomor dan judul tabel yang diletakkan tiga
spasi di
bawah baris terakhir teks. Nomor dan judul tersebut diketik di atas
tabel mengikuti
lebar tabel, dengan memperhitungkan keseimbangan halaman. Nomor
tabel ditulis
dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh tanda (.), dimana angka
pertama
menunjukkan bab tempat tabel berada, sedangkan angka kedua
menunjukkan nomor
urut tabel dalam bab tersebut.
Nomor tabel diikuti dengan judul tabel, dengan jarak dua ketukan.
Judul tabel
ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dari setiap kata
merupakan
huruf kapital, tidak diakhiri oleh tanda titik (.) dan tidak
dicetak tebal. Jarak antar
baris pada judul tabel adalah satu spasi, dengan awal baris kedua
sejajar dengan
permulaan judul tabel. Jarak antara judul tabel dengan tabel adalah
dua spasi.
Tabel yang dikutip dari sumber lain harus mencantumkan nama penulis
dan
tahun dalam tanda kurung. Sumber kutipan diletakkan di belakang
judul tabel.
Tabel diletakkan dua spasi di bawah nomor dan judul tabel. Hanya
garis-garis
horizontal pada baris tabel yang dicetak, sedangkan garis-garis
vertikal merupakan
garis semu.
Garis batas dari tabel diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan
margin
kanan. Sisi terpanjang dari garis batas tabel dapat diletakkan
sejajar lebar kertas atau
sejajar dengan panjang kertas. Tabel dengan sisi terpanjang sejajar
lebar kertas dapat
diletakkan di antara baris-baris teks. Untuk tabel yang sejajar
dengan panjang kertas
dibuat pada halaman tersendiri. Tabel yang memerlukan halaman yang
lebih lebar atau
memerlukan satu lipatan kertas untuk mencapai ukuran halaman
naskah, sebaiknya
dimasukkan dalam LAMPIRAN.
Baris-baris dalam tabel ditulis dengan Times New Roman 12, huruf
kecil,
kecuali huruf awal dari setiap kata yang merupakan huruf kapital,
tidak diakhiri
tanda titik (.) dan tidak dicetak tebal. Jarak antar baris pada isi
tabel adalah satu spasi.
Keterangan tabel diletakkan dua spasi di bawah garis batas bawah
tabel.
Keterangan ditulis dalam bentuk poin-poin dengan huruf kecil,
kecuali huruf awal
dari kata pertama yang merupakan huruf kapital dan tidak dicetak
tebal. Jarak
antar baris pada keterangan adalah satu spasi. Jarak antara tabel
atau keterangan tabel
dengan baris teks selanjutnya adalah tiga spasi.
5.2 Gambar
Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah,
bagan,
diagram alir dan potret. Gambar harus dicetak pada kertas naskah
skripsi. Gambar
tidak diterima sebagai bagian dari naskah skripsi, jika dibuat di
kertas grafik atau
kertas lain, kemudian ditempel pada kertas naskah, kecuali foto.
Huruf, angka dan
tanda baca lain dalam gambar harus jelas terbaca.
Jarak antara baris terakhir teks dengan gambar adalah tiga spasi.
Garis batas
dari gambar diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan margin
kanan. Sisi terpanjang
dari garis batas gambar dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau
sejajar dengan
panjang kertas. Gambar dengan sisi terpanjang sejajar lebar kertas
dapat diletakkan di
antara baris-baris teks. Untuk gambar yang sejajar dengan panjang
kertas, harus
diletakkan pada halaman tersendiri. Gambar yang memerlukan halaman
yang lebih
lebar atau memerlukan satu lipatan kertas untuk mencapai ukuran
halaman naskah,
sebaiknya dimasukkan dalam LAMPIRAN.
Nomor dan judul gambar diletakkan dua spasi di bawah garis batas
bawah
gambar mengikuti lebar gambar, dengan memperhitungkan keseimbangan
halaman.
Nomor gambar ditulis dengan dua angka Arab yang dipisahkan oleh
sebuah titik (.),
dimana angka pertama menunjukkan bab tempat gambar berada,
sedangkan angka
kedua menunjukkan nomor urut gambar dalam bab tersebut.
Nomor gambar diikuti dengan judul gambar, dengan jarak dua ketukan.
Judul
gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awal dari kata
pertama yang
merupakan huruf kapital, tidak diakhiri oleh tanda titik dan tidak
dicetak tebal. Jarak
antar baris pada judul gambar adalah satu spasi, dengan awal baris
kedua berada sejajar
dengan awal judul gambar.
Gambar yang dikutip dari sumber lain harus mencantumkan nama
penulis dan
tahun dalam tanda kurung. Sumber kutipan diletakkan di belakang
judul gambar.
Keterangan gambar diletakkan dua spasi di bawah nomor dan judul
gambar,
dalam bentuk poin-poin. Keterangan ditulis dengan huruf kecil,
kecuali huruf awal
dari kata pertama yang merupakan huruf kapital dan tidak dicetak
tebal. Jarak
antar baris pada keterangan adalah satu spasi. Jarak antara nomor
dan judul gambar
atau keterangan gambar dengan baris teks selanjutnya adalah tiga
spasi.
Potret hitam putih atau potret berwarna dapat dicetak pada kertas
mengkilat
atau dipindai (di scan). Potret dianggap gambar, sehingga harus
diberi nomor dan
judul.
Contoh :
Isolasi bakteri dari cairan kantung tanaman kantong semar dalam
medium
Nutrient Agar (NA) menghasilkan tiga macam koloni bakteri (Gambar
4.11, Lampiran
9). Koloni-koloni tersebut dimurnikan dan menghasilkan tiga macam
biakan murni
dengan morfologi koloni yang berbeda (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri dari Cairan
Kantung Tanaman Kantong Semar Koloni Bentuk koloni Warna koloni
Tepian Elevasi 1 Bundar, tb Putih Tak beraturan Datar 2 Bundar, b
Ungu Licin Timbul 3 Bundar, b Kuning Licin Timbul
Keterangan : td = Tidak beraturan b = Beraturan
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam cairan kantung
tanaman
kantong semar mempunyai paling tidak tiga jenis bakteri.
2.2 Uji Metil Red (MR)
Uji metil red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri
dalam
memfermentasi glukosa dan menghasilkan campuran asam. Adanya
campuran asam
dapat menurunkan derajat keasaman media sampai pH 5,0, yang
terdeteksi dengan
perubahan warna indikator metil merah dari kuning menjadi merah
(Valuppi, 2001).
Glukosa + H2O CO2 + H2 (pH 4,4)
Gambar 2.1 Reaksi fermentasi glukosa dalam media MR menjadi
campuran asam (Cappucino, 1987) Keterangan : H2O = air CO2 = karbon
diaoksida
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa fermentasi glukosa oleh
bakteri akan
menghasilkan campuran asam.
LAMPIRAN 1
AKTIVITAS ANTIBAKTERI MADU AMBER, MADU PUTIH, DAN MADU HITAM
TERHADAP Salmonella typhi DAN
Salmonella paratyphi A
(a)
(b)
(b)
Gambar 4.1 Aktivitas antibakteri madu amber, madu putih, dan madu
hitam terhadap (a) Salmonella paratyphi A (b) Salmonella typhi
Keterangan: MA: madu amber MP : madu putih MH: madu hitam
BAB VI
PEDOMAN LAIN
6.1 Lambang
Lambang variabel digunakan untuk memudahkan penulisan variabel
tersebut
dalam teks atau dalam rumus. Semua huruf latin dan huruf Yunani,
baik huruf kapital
maupun huruf kecil, dapat digunakan sebagai lambang variabel.
Lambang yang lazim
digunakan di bidang farmasi dapat terdiri dari satu atau dua huruf,
contoh : µµµµ, , ™
Awal suatu kalimat tidak diperkenankan dimulai dengan lambang.
Kalimat
harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak perlu diawali oleh
sebuah lambang
variabel.
6.2 Bilangan atau Angka
Awal sebuah kalimat tidak boleh dimulai dengan sebuah bilangan atau
angka.
Jika awal kalimat memerlukan bilangan, maka bilangan tersebut
ditulis dalam bentuk
kata.
Angka Arab yang lebih kecil dari sepuluh dapat ditulis menggunakan
kata,
misalnya enam perguruan tinggi. Aturan ini tidak berlaku untuk
angka yang merupakan
angka desimal atau diikuti dengan satuan, misalnya 6 cm. Jika sama
atau lebih besar
dari sepuluh, maka ditulis dengan angka, misalnya 17 botol
pereaksi.
Bilangan desimal dinyatakan dengan angka Arab yang dipisahkan
dengan
tanda koma (,), misalnya 25,5 (dua puluh lima koma lima). Bilangan
ribuan atau
bilangan yang lebih besar dinyatakan dengan tanda titik (.),
misalnya 1.000.000 (satu
juta).
6.3 Cetak Miring (Italic)
Pada umumnya, cetak miring digunakan pada kata atau istilah asing
yang
belum diIndonesiakan atau diberi penekanan khusus. Cetak miring
juga digunakan
untuk judul buku atau jurnal ilmiah.
Pada bidang farmasi, cetak miring digunakan untuk nama mikroba,
tumbuhan
atau hewan. Nama genus atau nama spesies dari suatu organisme harus
dicetak miring,
tetapi nama penemunya ditulis tegak, seperti Sonchus arvensis
Linn.
6.4 Penulisan Rumus dan Perhitungan Numerik
Sebuah rumus diletakkan simetrik terhadap margin kiri dan margin
kanan.
Jarak antara rumus dengan baris teks sebelum dan sesudahnya adalah
tiga spasi.
Rumus yang panjang dapat ditulis dalam dua baris atau lebih.
Pemotongan
rumus dilakukan pada tanda operasi aritmetik, yaitu tanda tambah
(+), kurang (-), kali
(x) dan bagi (:). Tanda aritmetik ditulis dengan diawali dan
diakhiri oleh satu rongak.
Pangkat dituliskan setengah spasi di atas lambang variabel atau
dicetak
superscript. Jumlah atom dalam rumus kimia dituliskan setengah
spasi di bawah
lambang atom atau dicetak subscript. Pemakaian tanda akar dihindari
dan digantikan
dengan pangkat pecahan. Penulisan bilangan pecahan tidak
menggunakan garis miring.
Pemakaian titik sebagai lambang operasi kali sebaiknya
dihindari.
Penggunaan tanda kurung menunjukkan hierarki operasi aritmetik yang
jelas.
Hirarki tanda kurung ditentukan sebagai berikut :
[{( )}]
Setiap rumus diberi nomor urut dalam tanda kurung, diketik rata
dengan margin kanan.
Nomor urut rumus terdiri dari dua angka Arab yang dipisahkan oleh
sebuah titik.
Angka pertama menunjukkan bab tempat rumus berada, sedang angka
kedua
menunjukkan nomor urut rumus dalam bab.
Contoh :
Persamaan regresi linier ini digunakan untuk menentukan konsentrasi
zat
uji. Garis lurus ditarik dari daerah hambat yang dihasilkan zat uji
sampai
memotong kurva baku, lalu ditarik garis yang sejajar dengan sumbu X
untuk
menentukan log konsentrasi zat uji. Selain melalui kurva, nilai
banding aktivitas
antibakteri juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Hugo
& Russel,
1997) :
Konsentrasi antibiotika pembanding