18
Blok Respirasi TA 2012/2013 Praktikum 2 Batuk Efektif, Fisioterapi Dada, Inhaler Malang February 2013

Pedoman Praktikum 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum blok respirasi

Citation preview

Praktikum 2

Blok Respirasi TA 2012/2013Praktikum 2Batuk Efektif, Fisioterapi Dada, Inhaler

MalangFebruary 2013

BATUK EFEKTIF A. PENGERTIAN Merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan sekret

B. PERSIAPAN ALAT 1. Sputum pot 2. Lisol 2-3% 3. Handuk pengalas 4. Peniti 5. Bantal (jika perlu) 6. Tisu 7. Bengkok

C. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Setelah menggunakan pengobatan bronkhodilator (jika diresepkan), nafas sedalam dan selambat mungkin sementara duduk setegak mungkin 2. Gunakan pernafasan diafragma 3. Tahan nafas selama 2-5 detik kemudian hembuskan secara perlahan sebanyak-banyaknya melalui mulut 4. Ambil nafas kedua, tahan, dan batukkan dengan kuat dari dada (bukan dari belakang mulut atau tenggorok), gunakan dua batuk pendek yang benar-benar kuat 5. Batuk pertama untk mengeluarkan mukus dan batuk kedua untuk mengeluarkan sekret. Jika klien merasa nyeri dada pada saat batuk, tekan dada dengan bantal. 6. Tampung sekret pada sputum pot yang berisi lisol 7. Inspirasi denga nafas pendek cepat secara bergantian (menghirup) untuk mencegah mukus bergerak kembali ke jalan nafas 8. Istirahat 9. Ulangi hal di atas 10. Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia

FISIOTERAPI DADA

A. PENGERTIAN Merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri dari perkusi, vibrasi dan postural drainase yang dilakukan untuk mengatasi gangguan (hambatan) jalan nafas dengan melepaskan sekret yang terdapat pada jalan nafas.

B. PERKUSI 1. Pengertian Perkusi atau disebut juga clapping atau cupping merupakan pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan mengunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk.

Gambar posisi tangan yang tepat untuk perkusi

2. Tujuan Secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus

3. Prosedur a. Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan b. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi c. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk d. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat untuk menepuk dada e. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit f. Perkusi dilakukan: Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan g. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti di atas sternum, tulang belakang, ginjal, hepar, limpa atau mamae.

C. VIBRASI 1. Pengertian Merupakan teknik kompresi dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi. Bisa menggunakan mesin vibrasi.

Gambar posisi yang tepat pada vibrasi

2. Tujuan Untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan dan mengalirkan sekret

3. Prosedur a. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi b. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat hidung atau pursed-lip breathing c. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan, getarkan (kejutkan) tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan geratan jika klien inspirasi d. Vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang e. Setelah setiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum

D. POSTURAL DRAINASE 1. Pengertian Merupakan pembersihan sekret jalan nafas segmen bronkus dengan pengaruh gravitasi menggunakan posisi tubuh tertentu. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari posisi tubuh tertentu yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkhial-bidang paru atas, tengah, atau bawah ke dalam trakhea. Batuk atau penghisapan/suction dapat membuang sekret dari trakhea.

2. Hal-hal yang diperlukan untuk memfasilitasi drainase yang optimal a. Adekuat cairan (oral atau parenteral) b. Medikasi (mukolitik, ekspektoran) c. Perkusi dan vibrasi d. Batuk efektif e. Latihan nafas

3. Indikasi a. Gangguan pulmonal: bronkhitis, cystic fibrosis, pneumonia, asma, lung abses, obstruktive lung disease b. Postoperative propilaksis: thorachotomy, statis pneumonia

4. Posisi untuk drainase postural a. Bronkus apikal lobus anterior kanan dan kiri atas Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal

b. Bronkus apikal lobus posterior kanan dan kiri atas Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal dengan kepala dan tangan menyentuh bantal.

c. Bronkus lobus anterior kanan dan kiri atas Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut.

d. Bronkus lobus superior kanan dan kiri bawah Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung.

e. Bronkus basalis posterior kanan dan kiri Minta klien berbaring tengkurap dengam bantal di dada sampai perbatasan lutut. Kaki tempat tidur ditinggikan 18 (45-50 cm atau 18-20 inch).

f. Bronkus lobus lateral kanan bawah Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi trendelenberg dengan bantal di kepala dan diantara lutut. Kaki tempat tidur ditinggikan 18 (45-50 cm atau 18-20 inch). Untuk bronkus lobus lateral kiri bawah yaitu posisi sebaliknya dengan berbaring miring kanan.

g. Bronkus lobus anterior kiri bawah Minta klien berbaring terlentang dengan posisi trendelenberg miring ke kanan dengan lengan kiri di atas kepala. Letakkan bantal di kepala dan diantara lutut, biarkan lutut menekuk di atas bantal. Kaki tempat tidur ditinggikan 18 (45-50 cm atau 18-20 inch).

h. Bronkus lobus kanan tengah segmen medial dan lateral Minta klien berbaring miring ke kiri dengan lengan kanan di atas kepala dan posisi lutut kanan membentuk 90. Letakkan bantal di bawah kepala klien dan bantal tambahan di belakang punggung. Tinggikan kaki tempat tidur 14 (30 cm atau 12 inch).

i. Bronkus lobus lingual (segmen superior dan inferior) kiri atas Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan kiri di belakang punggung dan kaki kiri menekuk. Letakkan bantal di bawah kepala dan di belakang punggung sebagai penyangga. Tinggikan kaki tempat tidur 14 (30 cm atau 12 inch).

5. Peralatan a. Bantal (2 atau 3 buah) b. Papan pemiring atau pendongak c. Tisu wajah d. Segelas air e. Sputum pot

6. Prosedur No.Langkah-langkahRasional

1Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme

2Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran X-Ray Untuk efektifitas, tindakan harus dibuat individual untuk mengatasi area spesifik dari paru yang tersumbat

3Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.Posisi khusus dipilih untuk mendrainase tiap area yang tersumbat

4Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit Pada orang dewasa, pengaliran tiap daerah memerlukan waktu. Pada anak-anak cukup 3-5 menit.

5Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada dan vibrasi. Perkusi dilakukan selama 1 menit, setelah perkusi, anjurkan klien bernafas dalam dan lakukan vibrasi ketika klien ekspirasi. Lakukan hal ini sebanyak 5 hembusan nafas. Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan memobilisasi sekret jalan nafas

6Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, dapat dilakukan penghisapan jika diindikasikan. Setiap sekret yang dimobilisasi ke jalan nafas pusat harus dikeluarkan melalui batuk dan/atau penghisapan sebelum klien dibaringkan pada posisi drainase selanjutnya. Batuk paling efektif bila klien duduk dan bersandar ke depan.

7Minta klien istirahat sebentar bila perlu Periode istirahat sebentar diantara postur dapat mencegah kelelahan dan membantu klien mentoleransi terapi

8Minta klien menghisap air Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu dalam ekepektorasi sekret

9Ulangi langkah 3 sampai 8 sampai semua area tersumbat yang dipiluh telah mendrainase. Setiap tindakan haris tidak boleh lebih dari 30 menit. Drainase postural digunakan hanya untuk mengalirkan area yang tersumbat dan berdasarkan pengkajian individual

10Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru, identifikasi kemungkinan adanya kelelahan Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau mengganti program drainase

11Cuci tangan anda Mengurangi transmisi mikroorganisme

7. Kewaspadaan perawat Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima postural drainase. Spasme bronkus ini disebabkan karena imobilisasi sekret ke dalam jalan nafas pusat yang besar yang meingkatkan kerja nafas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat dapat meminta dokter untuk mulai memberikab terapi bronkodilator pada klien selama 20 menit sebelum dilakukan tindakan.

8. Penyuluhan klien Klien dan keluarga harus diajarkan cara posisi postur yang tepat di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. Contoh, posisi miring trendelenberg untuk mengalirkan lobus ke bawah lateral harus dilakukan dengan klien berbaring kiring datar atau posisi miring semi fowler bila klien bernafas sangat pendek.

9. Pertimbangan pediatrik Adalah tidak realistik untuk mengharapkan anak bekerja sama penuh dalam memilih semua posisi yang digunakan untuk postural drainase. Perawat harus menentukan 4-6 posisi sebagai prioritas. Lebih dari 6 sering melampaui keterbatasan toleransi anak.

10. Pertimbangan geriatrik Klien pada pengobatan antihipertensi tidak mampu mentolerir perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan tetap membersihkan jalan nafasnya.

INHALER

A. PENGERTIAN Disebut juga Metered Dose Inhaler (MDI). Merupakan canister/kontainer logam di dalam dispenser plastik. Cara menggunakannya hanya dengan menekan dan melepaskan canister sehingga canister akan mengalirkan uap bersisi sejumlah medikasi. Untuk menggunakan MDI dengan benar, perlu untuk menghirup medikasi dengan dalam ke paru sehingga obat terdistribusi secara luas ke tube bronchial. Uap terlepas dengan kecepatan tinggi dari canister, bila tidak dihirup pada waktu yang tepat, uap akan bertahan di mulut atau bagian belakang tenggorokan dan tidak akan melewati saluran nafas bagian bawah.

B. PERALATAN 1. Inhaler dosis terukur dengan obat dalam kaleng kecil 2. Tisu (jika perlu) 3. Air untuk mencuci mulut, khususnya setelah menggunakan inhaler steroid

C. PROSEDUR NoLangkah-langkahRasional

1Berikan kesempatan kepada klien untuk memanipulasi inhaler dan kalengnya. Jelaskan dan peragakan cara memasang kaleng dengan inhalerKlien harus mengenal cara pernggunaan peralatan

2Jelaskan apa yang dimaksud dengan dosis terukur dan ingatkan klien tentang kelebihan penggunaan inhaler, termasuk efek samping obat Klien harus tidak sewenang-wenang memutuskan untuk memberikan inhalasi berlebihan karena dapat terjadi efek samping serius. Bila obat diberikan dalam dosis yang dianjurkan, biasanya tidak terjadi efek samping.

3Jelaskan langkah-langkah penggunaan dosis obat inhaler: Lepaskan penutup dan pegang inhaler tegak, genggam dengan ibu jari dan dua jari berikutnya (jari telunjuk dan jari tengah) Kocok inhaler

Dongakkan kepalas edikit ke belakang dan hembuskan nafas Posisikan mouthpiece atau spacer di mulut Tekan ke bawah inhaler guna melepaskan obat (sekali sapuan) sambil mengirup perlahan

Nafas perlahan selama 2 3 detik

Tahan nafas selama 10 detik

Ulangi semprotan sesuai instruksi, tunggu 1 menit antara setiap semprotanPenjelasan sederhana, langkah demi langkah memungkinkan klien untuk mengajukan pertanyaan tentang prosedur.

Dengan dikocok akan mencampur obat secara merata dalam larutan sehingga konsentrasi obat aerosol merata. Memaksimalkan pemajanan jalan nafas terhadap obat inhaler

Obat disebarkan ke jalan nafas selama inhalasi. Menghirup dengan mulut daripada dengan hidung mendorong obat masuk ke dalam jalan nafas lebih efektif Saat klien menghirup, partikel obat terbawa ke dalam jalan nafas Memungkinkan sprai serbuk halus aerosol untuk mencapai cabang jalan nafas yang lebih dalam Memungkinkan efek jalan nafas maksimal dari semprotan obat pertama kali. Dengan demikian jalan nafas lebih terbuka untuk penyebaran obat kedua

4Jelaskan bahwa mungkin klien akan merasa ada sensasi tersedak pada tenggorok yang disebabkan oleh droplet obat pada faring atau lidah Terjadi bila inhalan disemprotkan dan terhirup dengan tidak benar

5Perintahkan klien untuk membersihkan inhaler dengan air hangat Akumulasi sprai dis ekitar mouthpiece dapat mempengaruhi distribusi yang tepat selama penggunaan

6Tanyakan apakah klien ingin mengajukan pertanyaan Memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep atau kesalahpahaman

7Biarkan klien memperagakan penggunaan inhaler Peragaan ulang memberikan umpan balik untuk mengukur pembelajaran klien

8Instruksikan klien untuk mengulang inhalasi sebelum jadwal dosis berikutnyaObat diresepkan dalam interval selama siang hari untuk memberikan bronkodilasi konstan dan meminimalkan efek samping

9Catat pada catatan perawat isi atau ketrampilan yang diajarkan dan kemampuan klien menggunakan inhaler Memberikan kontinuitas untuk rencana penyuluhan sehingga anggota staf keperawatan yang lain tidak akan mengajarkan materi yang sama

D. KEWASPADAAN PERAWAT Klien dapat tersedak atau menalan obat bila tidak dapat menghirup saat semprotan diberikan. Kebutuhan klien terhadap bronkhodilator lebih sering dari setiap 4 jam dapat menandakan memburuknya kondisi respiratori dan dokter harus diberitahu. Klien yang menggunakan inhaler steroid beresiko terhadap infeksi topikal Candida pada mulut dan faring posterior. Perawat harus mengobservasi adanya area putih luas pada mulut pasien.

E. PENYULUHAN KLIEN Ajarkan klien tentang penggunaan inhaler yang tepat dan efek samping umum yang harus diketahui. Jelaskan tanda dan gejala umum kelebihan penggunaan xantin dan simpatomemetik: takikardia, palpitasi, sakit kepala, gelisah, dan insomnia. Instruksikan klien untuk membersihkan inhaler dengan tepat untuk menghindari transmisi mikroorganisme. Instruksikan klien untuk melihat mulut tiap hari terhadap tanda infeksi candida: berupa lesi putih pada mulut. F. PERTIMBANGAN PEDIATRIK Anak-anak mungkin tidak mampu untuk belajar cara penggunaan inhaler sampai mereka mencapai usia sekolah. Mereka juga perlu untuk menutup hidung mereka selama inhalasi untuk mendapatkan efek obat.

G. PERTIMBANGAN GERIATRIK Klien lansia dengan tremor tangan atau kelemahan dalam kemampuan menggenggam objek mungkin tidak mampu mengunakan inhaler. 13