139

Pedoman Slhd 2013_edit Final

Embed Size (px)

Citation preview

  • PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Bab I Pendahuluan 1

    A. Latar Belakang 1

    B. Tujuan 2

    C. Kerangka Kerja 2

    Bab II Tata Laksana Laporan SLHD 10

    A. Tujuan 10

    B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan

    Lingkungan Hidup

    11

    C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD 12

    D. Mekanisme Penyampaian SLHD 12

    E. Penanggungjawab dan Koordinasi 14

    F. Mekanisme Penyusunan 14

    Lampiran I Kumpulan Data SLHD Provinsi 23

    Lampiran II Kumpulan Data SLHD Kabupaten/Kota 79

    Lampiran III Rumus Perhitungan dan Keterangan Lainnya 135

  • 1

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan hidup dan Pembangunan (The United Nations Conference on Environment and Development/UNCED) di Rio de Janeiro, tahun 1992, telah pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda 21. Dalam Agenda 21 Bab 40, disebutkan perlunya kemampuan pemerintahan dalam mengumpulkan dan memanfaatkan data dan informasi multisektoral pada proses pengambilan keputusan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebutmenuntut ketersediaan data, keakuratan analisis, serta penyajian informasi lingkungan hidup yang informatif. Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Di bidang lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup antara lain menyatakan bahwa sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pengelolaan lingkungan hidup telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan meningkatnya kemampuan pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) diharapkan akan semakin meningkatkan kepedulian kepada pelestarian lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) yang menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang telah direncanakan. Sumber informasi utama EKPPD adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang disampaikan kepala daerah kepada pemerintah. Pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai, menentukan prioritas masalah, membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan.

  • 2

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Berkaitan dengan akses informasi kepada publik, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Sebagai Badan Publik pemerintah wajib menyediakan, memberikan, dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Kategorisasi informasi berdasarkan KIP (nanti dielaborasi). Pelaporan status lingkungan hidup merupakan informasi yang disediakan secara berkala. Informasi tersebut disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau, dan dalam bahasa yang mudah dipahami. Pada tahun 2002 pemerintah mulai menerbitkan laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI). Bersamaan dengan itu pula pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia menerbitkan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). Penyediaan data dan informasi lingkungan hidup di daerah diawali pada tahun 1982 melalui penerbitan Neraca Lingkungan Hidup (NLH). Kemudian pada tahun 1986 dirubah menjadi Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Selanjutnya pada tahun 1994 berubah menjadi Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak 2002 didasarkan pada surat Menteri Lingkungan Hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dengan mengacu kepada Pedoman Umum Penyusunan SLHD yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). B. Tujuan

    1. Memberikan arahan tentang cara penyusunan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Adanya keseragaman pelaporan SLHD Provinsi maupun SLHD Kabupaten/Kota. 3. Memperjelas informasi yang diperlukan dalam penyusunannya.

    Ruang Lingkup

    Penyusunan laporan SLHD provinsi dan kabupaten/kota meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan, dan penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response). Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Status lingkungan hidup yang berdasarkan media air, udara, lahan, kehati, pesisir dan

    laut. 2. Beban pencemaran dan laju/tingkat kerusakan 3. Kelembagaan, kebijakan, program, dan kegiatan 4. Data pendukung (penduduk, sosial ekonomi) 5. Dampak yaitu bencana, aspek kesehatan (penyakit)

    C. Kerangka Kerja (Framework) 1. Dimensi Lingkungan hidup

    Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi.

  • 3

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir, permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu administrasi daerah tertentu. Oleh karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar wilayah administrasi, sedikitnya pada satu Daerah Aliran Sungai. Dimensi Kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, pemukiman, dan pertanian. Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang.

  • 4

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Sumber dan Periode Data

    Data dihasilkan dari pemantauan lapangan, pengukuran, perhitungan, dan pencacahan. Sumber data SLHD antara lain sbb.: a. Dinas dan instansi di daerah termasuk lembaga yang menangani lingkungan hidup

    (termasuk BLH). b. Hasil penelitian atau survei yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta. c. Data dari pihak lainnya.

    Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota menyajikan informasi kondisi lingkungan hidup tahun kalender berjalan. Laporan SLHD Provinsi, Kabupaten/Kota memuat data tahun sebelumnya. Data yang digunakan menggunakan data paling akhir. Sebagai contohnya data tutupan lahan yang dimutakhirkan setiap 3 tahun sekali sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk 3 tahun pelaporan SLHD.

    2. Model PSR (Pressure-State-Response)

    Analisa status lingkungan hidup didasari pada model P-S-R, yang dikembangkan oleh UNEP. Model PSR (Pressure-State-Response) adalah hubungan sebab akibat (kasualitas) antara penyebab permasalahan, kondisi lingkungan hidup, dan upaya mengatasinya.

  • 5

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel penjelasan Pressure-State-Response

    NO PSR URAIAN INDIKATOR CONTOH KETERANGANA PRESSURE I. Kegiatan Manusia

    1. Pertambangan Beban pencemaran Luas Areal dan Produksi Pertambangan

    Pembukaan lahan Luas areal pertambangan rakyat menurut jenis galian

    2. Pertanian Beban pencemaran Penggunaan pupukPembukaan lahan

    3. Perindustrian Beban pencemaran Jumlah Industri besar/kecil Kualitas air hujan tercemar, kualitas air menurun

    Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk industri menurut jenis bahan bakar

    Jenis Penyakit Utama yang diderita penduduk

    4. Transportasi Pencemaran udara Kualitas udara ambienKonsumsi BBM Jumlah kendaraan menurut jenis

    kendaraan dan bahan bakar yang digunakan

    Jumlah timbulan sampah Sampah dari sarana transportasi (terminal, bandara, pelabuhan)

    5. Peternakan Emisi Jumlah hewan,menurut jenis ternakJumlah hewan uanggas menurut jenis unggas

    6. Pemukiman limbah Domestik Timbulan Sampahlimbah cair dan padat jumlah limbah cair yang diasumsikan

    dari rumah tangga

  • 6

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Data dari beberapa komponen lingkungan hidup yang ada di provinsi, kabupaten/kota dilihat dan dinilai kecenderungannya, kemudian dianalisis untuk diformulasikan dalam bab atau bagian. Beberapa permasalahan lingkungan hidup yang terjadi tentunya akan mendapatkan reaksi sebagai wujud keperdulian dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat dalam kegiatan yang nyata.

    Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada konsep hubungan sebab akibat dimana kegiatan manusia memberikan tekanan kepada lingkungan hidup (pressure) dan menyebabkan perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan hidup baik secara kualitas maupun kuantitas (state). Selanjutnya pemerintah dan masyarakat/stakeholder melakukan reaksi terhadap perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun mitigasi melalui berbagai

    II. Alam1. Gempa Kerugian jumlah korban 2. 3. .III. Demografi1. Penduduk laju pertumbuhan, jumlah, usia,

    tingkat pendidikankebutuhan perubahan lahan

    2. Pendidikan kebutuhan

    B STATE Lahan Kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi

    Ketebalan tanah kurang dari 20 cm Tabel SD.5A

    Luas tanah yang terangkut erosi antara 0,2-1,3 mm3/tahundst

    Kerusakan tanah di lahan kering Jumlah ketebalan solum tanah yang hilangJumlah kebatuan permukaan lebih dari 40%dst

    Kerusakan tanah di lahan basahJumlah ketebalan gambut yang hilang

    Tabel SD.5C

    Kedalaman lapisan berpirit dari permukaan tanahKedalaman air tanah dangkal lebih dari 25 cmdst

    Air Kualitas air sungai Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst

    Kualitas air sumur Status mutu airParameter air (Total coli, Fecal coli)dst

    Kualitas air danau/situ/embung Status mutu airParameter air (Total coli, Fecal coli)dst

    Kualitas air laut Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst

    Udara Kualitas udara ambien Status kualitas udaraParameter udara (SOX, NOX, CO)dst

    Kehati Jumlah spesies Flora dan fauna yang diketahui dan dilindungiFolra dan fauna yang diketahui

    C RESPONSE Lembaga : lembaga yang mengelola LH

    jumlah lembaga jumlah LSM

    Kebijakan peraturan jenis produk hukum daerahAnggaran alokasi anggaran bidang LH alokasi anggaran fungsi LHProgram/Kegiatan rehabilitasi lingkungan kegiatan penghijauan dan reboisasi

    (jumlah pohon dan luasan), kegiatan fisik lainnya (jumlah pembangunan tempat sampah)

    pengawasan amdal rekomendasi dan pengawasan UKL/UPL

    Penegakan hukum jumlah dan status pengaduanPeran serta masyarakat jumlah LSM, penerima penghargaan

    Sumberdaya Manusia tingkat pendidikan SDM Pendidikan formal

  • 7

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    kebijakan, program, maupun kegiatan (societal respons). Hal yang terakhir merupakan umpan balik terhadap tekanan melalui kegiatan manusia. Aktivitas manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan pada lingkungan hidup dan merubah keadaannya, atau kondisinya. Manusia kemudian memberikan respons terhadap perubahan tersebut dengan membangun dan mengimplementasikan kebijakan. Analisis terhadap tekanan yang muncul, kondisi eksisting yang terjadi berikut dampaknya serta respons yang dilakukan kemudian dikenal sebagai pendekatan P-S-R (Pressure State Respons) seperti terlihat dalam diagram alir pada Gambar I-1.

    Gambar I-1. Diagram Model PSR (Tekanan-Status-Respon) Dengan demikian ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu: 1. Indikator tekanan terhadap lingkungan hidup (pressure). Indikator ini menggambarkan

    tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup dan sumberdaya alam. 2. Indikator kondisi lingkungan hidup (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan

    kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup 3. Indikator respon (response). Indikator ini menunjukkan tingkat upaya dari para

    pemangku kepentingan terutama pemerintah terhadap status lingkungan hidup.

    PRESSURE (Tekanan)

    1. Kegiatan Manusia Pertambangan Pertanian Perindustria Transportasi Peternakan Pemukiman

    2. Alam (gempa)3. Demografi

    Penduduk Pendidikan

    STATE (Status/Kondisi)

    1. Lahan2. Air3. Udara4. Kehati5. Pesisir dan Laut

    Beban PencemaranLaju Kerusakan

    Pemanfaatan

    RENSPONSE (Respon/Upaya)

    1. Lembaga2. Kebijakan3. Anggaran4. Program/Kegiatan5. Sumber Daya

    FaktorPembatas

    Tata Kelola(Governance)

    Dampak

    Pemulihan,Rehabilitasi,

    Antisipasi

  • 8

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tekanan terhadap lingkungan hidup meliputi aktivitas seperti konsumsi energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan dan urbanisasi. Tekanan juga meliputi interaksi-interaksi berikut:

    a. Lingkungan hidup sebagai sumber dari aktivitas ekonomi manusia seperti mineral, makanan dan energi. Dalam prosesnya berpotensi mengurangi (depleting) sumber-sumber daya tersebut atau mengganggu ekosistem.

    b. Aktivitas manusia memberikan dampak negatif berupa polutan (sampah/limbah) dan kerusakan lingkungan hidup.

    c. Kondisi lingkungan hidup seperti udara, air, dan sumber pangan yang tercemar mempunyai dampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kesejahteraan.

    Tekanan ini akan mengubah kondisi lingkungan hidup, yang pada gilirannya kembali mempengaruhi kesejahteraan manusia itu sendiri. Kondisi lingkungan hidup ini meliputi kualitas air, udara, lahan, ketersediaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati. Respon masyarakat terhadap perubahan ini pada tingkat yang berbeda dapat berbentuk peraturan, teknologi, dan peningkatan kapasitas lainnya. Respon ini untuk mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan aktivitas manusia. Kemampuan untuk merespon ini tergantung kepada kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia.

    Gambar I-2. Kerangka Kerja Analisis Lingkungan hidup

    PengambilanKeputusan

    Informasi

    Data

    Rencana AksiLegislasi

    Alat Bantu:Sistem Pakar

    Rencana Aksi

    Alat Bantu:GIS/RS

    IndikatorIndeks

    Isu Terkait

    Data Bio FisikUdara/Atmosfir

    GeologiHidrologi

    TanahTopografi

    Data Sosio EkonomiBatasan Administrasi

    InfrastrukturTataguna Lahan

    PopulasiPermukimanPerdagangan

    LembagaPerencanaan atau

    Lingkungan

    Jaringan NasionalTerdesentralisasi

  • 9

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    4. Analisis Lingkungan Hidup

    Model bagi proses analisis lingkungan hidup, seperti yang diberikan dalam Gambar I-2, akan memfasilitasi pemrosesan serta pentransformasian data ke dalam informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, data biofisik dan data sosio-ekonomis haruslah dikumpulkan, diintegrasikan, serta dianalisis untuk dapat mempresentasikan dan menganalisis keadaan lingkungan hidup secara lebih menyeluruh dan multisektoral. Kemampuan untuk mengevaluasi secara akurat perubahan lingkungan hidup sangatlah bergantung pada adanya data dasar di mana perubahan itu akan dibandingkan. Pada umumnya data status lingkungan hidup daerah ini meliputi atmosfer, topografi, geologi, hidrologi, tanah, serta flora dan fauna. Selain itu ditunjang oleh data sosio-ekonomi seperti data populasi, kesehatan, kemiskinan, pendidikan, keterbatasan administratif, tata guna lahan, perdagangan, infrastruktur, serta pemukiman. Data dasar yang berbeda akan digunakan untuk mempelajari isu yang berbeda.

  • 10

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    BAB II TATA LAKSANA LAPORAN SLHD

    A. Tujuan

    Ada tiga tujuan dasar dari Laporan SLHD, yaitu: 1. Menyediakan data dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat; 2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai kecenderungan dan kondisi

    lingkungan hidup; 3. Sarana evaluasi kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

    Laporan SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan hidup yang terkini dan akurat secara ilmiah bagi publik, industri, organisasi non-pemerintah, serta semua tingkatan lembaga pemerintah. Laporan SLHD juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan hidup bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan di masa kini dan masa datang. Pelaporan keadaan lingkungan hidup yang baik dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti berikut: 1. Secara rutin menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup kini dan

    prospeknya dimasa mendatang yang akurat, berkala, dan terjangkau bagi publik, pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta pengambil keputusan;

    2. Memfasilitasi pengembangan, penilaian dan pelaporan indikator dan indeks lingkungan hidup yang disepakati pada tingkat nasional;

    3. Menyediakan peringatan dini akan masalah potensial, serta memungkinkan adanya evaluasi akan rencana mendatang;

    4. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk menjawab perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam mencapai standar dan target lingkungan hidup;

    5. Memberikan sumbangan dalam menelaah kemajuan bangsa dalam menjamin keberlanjutan ekologis;

    6. Merancang mekanisme integrasi informasi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang keadaan bangsa;

    7. Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) pengetahuan tentang kondisi dan kecenderungan lingkungan hidup, serta merekomendasikan strategi penelitian dan pemantauan untuk mengisi kesenjangan tersebut, serta membantu pengambil keputusan untuk membuat penilaian yang terinformasi mengenai konsekuensi luas dari kebijakan dan rencana sosial, ekonomis dan terkait lingkungan hidup, serta untuk memenuhi kewajiban bangsa untuk pelaporan lingkungan hidup.

  • 11

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Gambar II-1. Hubungan antara Indikator, Data dan Informasi menurut Pengguna B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan Lingkungan hidup

    Pengetahuan tentang pengguna informasi SLHD adalah penting untuk menentukan sistem pelaporan SLHD yang paling tepat. Laporan SLHD memiliki pengguna potensial yang beragam dalam kaitannya dengan fungsi pelaporan dan pemantauan. Berikut ini adalah daftar beberapa pengguna potensial tersebut: 1. Masyarakat umum; 2. Lembaga kemasyarakatan; 5. Sekolah, pada tingkat dasar, menengah, serta tingkat lanjut; 6. Kelompok industri; 7. Pengambil keputusan di bidang pemerintahan; 8. Perencana dan pengelola sumber daya alam; 9. Media cetak dan elektronik; serta; 10. Lembaga internasional.

    Masing-masing kelompok pengguna tersebut tentu memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data tersebut perlu mengembangkan basis data sebagai sarana penyusunan laporan keadaan lingkungan hidup di suatu daerah. Pada umumnya dibutuhkan data deret waktu (time series) untuk mendapatkan analisis kecenderungan kualitas lingkungan hidup.

  • 12

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Dengan adanya basis data time series tersebut akan mendukung pengembangan kebijakan pada tingkat daerah dan nasional. C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD Prinsip-prinsip dasar penyusunan laporan SLHD adalah sebegai berikut: 1. Laporan SLHD harus didasarkan pada informasi yang akurat dan ilmiah. Mutu dari SLHD

    tergantung pada transformasi data mentah menjadi informasi terolah yang berguna dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan pengambilan keputusan.

    2. Informasi harus disajikan tanpa bias dan modifikasi dari sumbernya, termasuk sistem monitoring, survei lapangan, serta sumber-sumber jarak jauh (citra satelit, foto udara).

    3. Kemitraan dan kerjasama dengan komunitas, industri, organisasi non-pemerintah, serta pemerintah adalah perlu untuk keberhasilan SLHD.

    4. Laporan SLHD juga perlu memasukkan informasi tentang isu-isu global, universal, dan regional. Sebagai contoh: perubahan iklim dan kerusakan lapisan ozon. Isu global dan regional memerlukan tindakan tingkat lokal dan nasional untuk pemandu tindakan tingkat global. Isu universal mempengaruhi semua negara, misalnya tekanan populasi penduduk, akan tetapi untuk merubahnya memerlukan tindakan tingkat lokal.

    5. Laporan SLHD harus selalu berusaha menganalisis informasi dan isu lingkungan hidup menurut prinsip pembangunan berwawasan ekologis.

    6. Laporan SLHD harus dipandu dengan kerangka konseptual yang memfasilitasi pengembangan informasi untuk menjawab pertanyaan dasar berikut: Apa yang terjadi? Di mana terjadi?

    (Apa yang merupakan kondisi dan kecenderungan dari lingkungan hidup?) Mengapa terjadi? Bagaimana terjadinya?

    (Apa penyebab perubahan yang dikarenakan oleh manusia dan alam?) Mengapa perubahan signifikan?

    (Apa implikasi biofisik dan sosio-ekonomisnya?) Apa respons kita?

    (Apa respons masyarakat untuk melindungi lingkungan hidupnya?) Apakah respons itu cukup?

    7. Keberhasilan laporan SLHD tergantung pada tingkat pemahaman terhadap konservasi ekosistim dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

    D. Mekanisme Peyampaian Laporan SLHD Mekanisme penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007. Peraturan pemerintah tersebut mengatur tatacara penyampaian laporan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota ke pemerintah pusat secara berjenjang. Inisiasi tindakan penanganan lingkungan hidup ini dapat diperoleh dari laporan Status Lingkungan Hidup Daerah yang ideal.

  • 13

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Dasar dari proses penyusunan laporan yang ideal adalah penelaahan lingkungan hidup secara kolektif dan kooperatif antar negara, serta kerangka pelaporan yang didukung oleh basis data informasi lingkungan hidup (Environmental Information Database) yang komprehensif. Database informasi lingkungan hidup tersebut terdiri dari data dan informasi yang lengkap dan mendalam berdasarkan suatu set indikator secara berkala direview dan dilaporkan. Dengan demikian tujuan utama penyusunan database ini adalah untuk membangun dan menyediakan mekanisme yang disepakati untuk memperbaharui jaringan komprehensif dari database dan komplementernya. Database informasi lingkungan hidup dipergunakan untuk menyusun indikator lingkungan hidup tingkat nasional dan regional, mengukur status dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup, serta kemajuan umum menuju pembangunan berkelanjutan. Informasi yang disarikan dari database lingkungan hidup ini dapat diolah untuk penyusunan laporan SLHD, di samping untuk menelaah dan mengawasi sumberdaya yang berada pada kondisi kritis, untuk menentukan respons ekosistem, mengevaluasi efek kerusakan ekosistem utama, serta untuk menentukan kebijakan yang sensitif lingkungan hidup. SLHD dari suatu daerah atau wilayah adalah merujuk pada kondisi yang teramati dari dua perspektif, yaitu kondisi biofisik dan kondisi sosio-ekonomis. Pelaporan keadaan lingkungan hidup ini menyediakan gambaran umum tentang keadaan kondisi biofisik dan sosio-ekonomi, menyediakan pemahaman akan pengaruh kegiatan manusia pada lingkungan hidup serta implikasinya pada kesehatan manusia dan kesejahteraan ekonomis. Pelaporan ini juga menyediakan gambaran umum tentang hasil dari respons seperti inisiatif kebijakan, reformasi legislatif, serta perubahan tingkah laku publik. Selain itu pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan. Kesadaran akan pembangunan berwawasan ekologis sekarang telah meluas di kalangan individu, komunitas, dan pemerintah. Gaya hidup manusia bergantung kritis pada serangkaian aset alamiah: tanah, air, udara, sumber daya mineral, hutan dan sistem biologis lainnya. Pembangunan berwawasan ekologis tidaklah mungkin tanpa informasi lingkungan hidup yang cukup dan terjangkau. Seluruh masyarakat sangat memperhatikan isu-isu tentang kualitas lingkungan hidup seperti polusi udara, polusi air, polusi laut, hilangnya keanekaragaman hayati, dan erosi tanah pertanian. Pengambil kebijakan memerlukan data yang andal pada isu-isu tersebut serta pada indikator kunci keadaan lingkungan hidup lainnya. Tanpa informasi yang cukup dan terjangkau maka mungkin akan terjadi kerusakan ekosistem alami dibanding tercapainya keberlanjutan ekologis. Pembangunan sosio-ekonomi mungkin tak tercapai karena tidak faham akan dampak potensial dari suatu kegiatan.

  • 14

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    E. Penanggung Jawab dan Koordinasi Laporan SLHD pada dasarnya merupakan laporan kinerja pemerintah daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan informasi yang terbuka untuk publik. Karena pengelolaan lingkungan hidup sifatnya multi sektoral, maka dalam penyusunan SLHD Gubernur/Bupati/Walikota dibantu oleh: 1. Bapedalda/BPLHD/Lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup

    hidup, sebagai penanggung jawab penyusunan laporan. 2. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota. 3. BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. 4. Dinas dan instansi terkait sebagai sumber data. 5. Perguruan tinggi. F. Mekanisme Penyusunan Proses penyusunan pada dasarnya merupakan pencatatan proses kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi pemantauan, evaluasi, dan penetapan kebijakan (lihat Gambar II-6).

    Gambar II-6. Diagram Proses Pengelolaan Lingkungan Hidup

  • 15

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka proses penyusunan SLHD adalah sebagai berikut: 1. Penetapan Tim Penyusun SLHD oleh Kepala Daerah 2. Pengumpulan data hasil pemantauan secara berkala oleh masing-masing institusi yang

    terkait 3. Melakukan evaluasi data secara berkala yang dilakukan oleh forum Tim SLHD 4. Menyampaikan hasil evaluasi data kepada pimpinan instansi terkait untuk dibahas pada

    forum pimpinan daerah 5. Mendokumentasikan kesepakatan atau hasil rapat pimpinan daerah. 6. Menyusun Laporan SLHD. Jadwal kegiatan penyusunan Laporan SLHD adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    G. Penyampaian Laporan Laporan SLHD Kabupaten/Kota disampaikan kepada Provinsi, Pusat Pengelolaan Ekoregion, dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup. Sedangkan Laporan SLHD Provinsi diserahkan kepada Pusat Pengelolaan Ekoregion dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup.

    H. Penyajian SLHD 1. Fisik Laporan Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari dua buah buku, yaitu: 1. Buku Laporan Status Lingkungan hidup Hidup Daerah (Buku I)

    Berisi analisis keterkaitan antara perubahan kualitas lingkungan hidup hidup (status), kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup hidup (tekanan), dan upaya untuk mengatasinya (respon).

    2. Buku Kumpulan Data (Buku II)

    Berisi data kualitas lingkungan hidup hidup menurut media lingkungan hidup (air, udara, lahan serta pesisir dan pantai), data kegiatan/hasil kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup hidup, data upaya atau kegiatan untuk

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

    1. Penetapan TIM SLHD

    2. Pengumpulan data

    3. Pengolahan data

    4. Penulisan laporan

    5. Pencetakan laporan

    6. Pengiriman laporan

    No. KegiatanTahun N Tahun N+1

  • 16

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    mengatasi permasalahan lingkungan hidup, dan data penunjang lainnya yang diperlukan untuk melengkapi analisis. Kedua buku tersebut disajikan dengan prinsip rapi, formal, dan estetis (bebas dan akan menjadi penilaian). Dicetak menggunakan kertas ukuran A4.

    Gambar II-8. Sampul Buku Laporan SLHD Kabupaten/Kota

    Gambar II-9. Sampul Buku Data SLHD Kabupaten/Kota

  • 17

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Gambar II-10. Sampul Buku Laporan SLHD Provinsi

    Gambar II-11. Sampul Buku Data SLHD Provinsi

  • 18

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    2. Sistematika Laporan SLHD a. Buku Laporan (Buku I) Buku Laporan SLHD (Buku I) terdiri dari empat bab dengan perincian sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  • 19

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    F.

    - Menyajikan informasi curah hujan dan suhu udara ratarata bulanan.- Perbandingan dengan baku mutu (standar/kriteria)- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    G.

    - Menyajikan informasi luas bencana, korban jiwa dan perkiraan kerugian akibatbanjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan/hutan, dan gempa bumi.

    - Perbandingan dengan baku mutu (standar/kriter ia)- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    Bab III

    A.

    - Menyajikan informasi jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan penduduk, serta polamigrasi

    - Menyajikan informasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umurdan status pendidikan

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    B.

    - Menyajikan informasi jumlah rumah tangga yang bertempat tinggal di lokasi permukiman mewah, menengah, sederhana, kumuh, bantaran sungai, dan di lokasi pasang surut- Menyajikan informasi jumlah rumah tangga menurut sumber air untuk minum, tempat pembuangan sampah, dan tempat buang air besar- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    C.

    - Menyajikan informasi usia harapan hidup, angka kelahiran, angka kematian, dan pola penyakit yang banyak diderita- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    D.

    - Menyajikan informasi kebutuhan air dan penggunaan pupuk untuk lahan sawah, lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan- Menyajikan informasi perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian dan informasi beban limbah padat dari kegiatan pertanian- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    Sistematika

    E.

    - Menyajikan informasi jumlah industri yang berpotensi mencemari sumber air, tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan jumlah beban limbah cairnya.- Menyajikan informasi jumlah industri yang berpotensi mencemari udara, tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan beban emisinya.- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    Industri

    Pertanian

    Kesehatan

    Permukiman

    Kependudukan

    Bencana Alam

    Keterangan

    Tekanan Terhadap Lingkungan

    Iklim

  • 20

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    b. Buku Data (Buku II) Parameter dan data dari indikator yang diperlukan untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi terfomulasikan dalam beberapa tabel pokok seperti dalam lampiran, maupun tabel tambahan. Tabel tambahan tidak termuat dalam buku petunjuk namun untuk mempertajam suatu uraian atau analisis dapat ditambahkan data lain dalam tabel tambahan yang formatnya diserahkan kepada daerah masing-masing.

    F.

    - Menyajikan informasi produksi dan luas areal konsesi pertambangan yang perizinan dan atau pengawasannya merupakan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    G.

    - Menyajikan informasi perkiraan konsumsi energi untuk kegiatan transportasi, industri, dan rumah tangga- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    H.

    - Menyajikan informasi panjang jalan, kondisi, dan kepadatan lalulintas dan jumlah limbah padat dan cair yang bersumber dari pelabuhan- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    I.

    - Menyajikan informasi lokasilokasi wisata dan jumlah pengunjung- Menyajikan informasi jumlah hotel/penginapan serta jumlah limbah cair dan padat yang dihasilkan- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    J.

    - Menyajikan informasi perusahaan penghasil limbah B3 serta perusahaan yang mendapatkan izin untuk menyimpan, mengumpulkan, mengolah, memanfaatkan, mengangkut, dan memusnahkan limbah B3.

    - Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

    Bab IV

    A.

    - Menyajikan informasi rencana dan realisasi kegiatan reboisasi, penghijauan, dan kegiatan fisik lainnya yang terkait dengan perbaikan kondisi lingkunganB.

    - Menyajikan informasi rekomendasi Amdal yang diberikan dan hasil pengawasan pelaksanaan UKL/UPLC.

    - Menyajikan informasi masalah lingkungan yang diadukan masyarakat dan tindak lanjutnyaD.

    - Menyajikan informasi upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakatE.

    - Menyajikan informasi produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, anggaran pengelolaan lingkungan hidup dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

    Peran Serta Masyarakat

    Limbah B3

    Pariwisata

    Transportasi

    Energi

    Pertambangan

    Upaya Penglolaan Lingkungan

    Kelembagaan

    Rehabilitasi Lingkungan

    Amdal

    Penegakan Hukum

  • 21

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel tambahan merupakan dukungan atau penjelasan dari tabel pokok, oleh karena itu dalam penyusunannya tidak terpisah dari tabel pokok. Sebagai contoh tabel pokoknya DE-1, kalau ada tabel tambahan maka tabel tambahan diberi kode DE-1A, DE-1B dan seterusnya dan maksimal lima tabel tambahan saja. Data dalam tabel-tabel dikelompokkan dalam masing-masing judul tabel dan kode sebagai berikut: SD: Sumberdaya Alam Kondisi sumberdaya alam suatu daerah DE: Demografi Perubahan dan struktur penduduk DS: Demografi Sosial Korelasi antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan kebutuhan fasilitas SE: Sosial Ekonomi Hubungan timbal balik antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan aktivitas dan pengembangannya SP: Sumber Pencemaran Identifikasi terhadap sumber dan beban pencemaran yang menekan lingkungan hidup BA: Bencana Alam Intensitas kejadian bencana yang telah terjadi di suatu daerah menurut jenis dan jumlah kerugian UP: Pengelolaan Lingkungan hidup Realisasi dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup hidup

  • 22

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Buku Data (Buku II) tetap disertai Kata Pengantar yang sama dengan Buku Laporan (Buku I) yang ditandatangani oleh Kepala Daerah (gubernur, Bupati datau Walikota). Setiap tabel dilengkapi dengan :

    1. Judul Tabel : diisi sesuai format yang tertulis 2. Provinsi/Kabupaten/Kota : diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota

    penyusun laporan 3. Tahun Data : diisi dengan tahun data yang digunakan 4. Keterangan : diisi dengan penjelasan tanda-tanda baca

    seperti (-), (NA), (tad), (0) atau penjelasan tentang keberadaan komponen/ sub komponen yang diminta dalam tabel.

    5. Sumber : diisi dengan sumber perolehan data Lampiran : Lampiran I berisi kumpulan tabel data SLHD Provinsi Lampiran II berisi kumpulan tabel data SLHD Kabupaten/Kota Lampiran III berisi rumus perhitungan perkiraan beban pencemar dan keterangan lainnya

  • 23

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    LAMPIRAN I KUMPULAN DATA SLHD PROVINSI

    A. Sumber Daya Alam

    Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut PenggunaanLahan Utama Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan: Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas lahan non pertanian yang merupakan lahan terbuka dan pemukiman

    dalam satuan hektar (Ha). (4) Diisi dengan luas lahan sawah yang merupakan pertanian lahan basah dalam satuan hektar (Ha). (5) Diisi dengan luas lahan kering yang merupakan kebun campuran, semak/belukar, tegalan/ladang

    dalam satuan hektar (Ha). (6) Diisi dengan luas lahan perkebunan yang merupakan kebun dengan satu jenis tanaman atau

    komoditi tertentu kecuali kebun campuran dalam satuan hektar (Ha). (7) Diisi dengan luas lahan hutan primer dan hutan sekunder.

    (8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha). (9) Diisi dengan jumlah total luas lahan per kabupaten/kota dalam satuan hektar (Ha)

    No. Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha)

    Non Pertanian Sawah

    Lahan Kering Perkebunan Hutan

    Badan Air Total

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Total

  • 24

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Fungsi Luas (Ha) (1) (2) (3)

    Cagar Alam

    Suaka Margasatwa

    Taman Wisata

    Taman Buru

    Taman Nasional

    Taman Hutan Raya

    Hutan Lindung

    Hutan Produksi

    Hutan Produksi Terbatas

    Hutan Produksi Konservasi

    Hutan Kota

    Total Luas Hutan

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status sesuai ketetapan Kementerian Kehutanan yang dituangkan dalam RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota. (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

  • 25

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Vegetasi AreaTerbangunTanah

    TerbukaBadan

    Air(1) (3) (4) (5) (6) (7)I.

    A.

    1.2.3.

    B.

    1.2.3.

    4.

    C.

    1.2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.8.

    9.

    D.1.

    2.

    3.

    E.1.

    i. Kawasan Keunikan Batuan dan Fosil

    ii. Kawasan Keunikan Bentang Alam

    Kawasan Rawan Gelombang Pasang

    Kawasan Rawan BanjirJumlahKawasan Lindung Geologi

    Kawasan Cagar Alam Geologi

    Ruang Terbuka HijauJumlah

    Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

    Kawasan Rawan Tanah Longsor

    Kawasan Suaka AlamKawasan Suaka Laut dan Perairan LainnyaSuaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa LautCagar Alam dan Cagar Alam LautKawasan Pantai Berhutan Bakau

    Taman Nasional dan Taman Nasional LautTaman Hutan RayaTaman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut

    Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

    JumlahKawasan Rawan Bencana

    JumlahKawasan Perlindungan Setempat

    Sempadan PantaiSempadan Sungai

    Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

    Kawasan LindungKawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

    Kawasan Hutan LindungKawasan BergambutKawasan Resapan Air

    No. Nama KawasanLuas

    Kawasan(Ha)

    Tutupan Lahan (Ha)

    (2)

    Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya Provinsi:

    Tahun Data:

  • 26

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Vegetasi AreaTerbangunTanah

    TerbukaBadan

    Air(1) (3) (4) (5) (6) (7)

    iii. Kawasan Keunikan Proses Geologi

    2.

    i. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

    ii. Kawasan Rawan Gempa Bumi

    iii. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

    iv. Kawasan yang Terletak di Zona Patahan Aktif

    v. Kawasan Rawan Tsunami

    vi. Kawasan Rawan Abrasi

    vii. Kawasan Rawan Gas Beracun

    3.

    i. Kawasan Imbuhan Air Tanah

    ii. Sempadan Mata Air

    F.1234.5.67.

    II.

    Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yang Dilindungi

    JumlahJumlah Total Kawasan LindungKawasan BudidayaJumlah Total Kawasan Budidaya

    Jumlah

    Terumbu Karang

    Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

    JumlahKawasan yangMemberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

    JumlahJumlahKawasan Lindung Lainnya

    Cagar BiosferRamsarTaman BuruKawasan PerlindunganPlasma NutfahKawasan pengungsianSatwa

    No. Nama KawasanLuas

    Kawasan(Ha)

    Tutupan Lahan (Ha)

    (2)

    Lanjutan

    Keterangan Sumber :

  • 27

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Penjelasan Isi Tabel : Isi Tabel Merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya dengan kondisi tutupan lahantahun berjalan (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas kawasan hutan dalam satuan hektar (Ha).

    (4) Diisi dengan luas vegetasi yang terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, bakau dan sawah ladang dalam satuan hektar (Ha).

    (5) Diisi dengan luas areal terbangun yang merupakan pemukiman dan kawasan industri dalam satuan hektar (Ha).

    (6) Diisi dengan luas tanah terbuka yang merupakan tanah terbuka, semak belukar dan lahan kosong dalam satuan hektar (Ha).

    (7) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak dan sungai dalam satuan hektar (Ha).

  • 28

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya

    KSA-KPA : Kawasan suaka alam kawasan pelestarian alam HL : Hutan lindung

    HPT : Hutan produksi terbatas HP : Hutan produksi tetap HPK : Hutan produksi yang dapat dikonversi APL : Area penggunaan lain (selain kawasan hutan)

    Tidak ada data : 1. Tidak terpantau/terdeteksi 2. tertutup awan

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan KSA-KPA dalam satuan hektar (Ha)

    (4) Diisi dengan HL dalam satuan hektar (Ha) (5) Diisi dengan HPT dalam satuan hektar (Ha) (6) Diisi dengan HP dalam satuan hektar (Ha) (7) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (3), (4), (5) dan (6) dalam satuan hektar (Ha)

    (8) Diisi dengan hutan produksi yang dapat dikonversi dalam satuan hektar (Ha) (9) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (7) dan (8) dalam satuan hektar (Ha)

    (10) Diisi dengan APL dalam satuan hektar (Ha) (11) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (9) dan (10) dalam satuan hektar (Ha)

    KSA- KPA HL HPT HP JUMLAH

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

    1. Kab/Kota A

    a.Hutan

    b.Non Hutan

    c.Tidak ada data

    Dst

    NO KABUPATEN/ KOTA

    KAWASAN HUTAN (Ha)

    APL JUMLAHHUTAN TETAPHPK JUMLAH

    Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

    Provinsi: Tahun Data:

  • 29

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    StatusMelebihi/Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)1 < 20 cm 0,2 - 1,32 20 - < 50 cm 1,3 - < 43 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,04 100 150 cm 9,0 125 > 150 cm > 12

    Besaran erosi(mm/10 tahun)

    Ambang Kritis Erosi (mm/10 tahun)Tebal TanahNo.

    Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis

    Provinsi: Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha) Jumlah Total (Ha)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Total

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah lahan kritis dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis dalam satuan hektar (Ha)

    (5) Diisi dengan jumlah total kolom (3) dan (4) dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air Provinsi:

    Lokasi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentangPengendalian

    Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi dengan angka dalam satuan (mm/10 tahun)

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak

  • 30

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    StatusMelebihi/Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)1 Ketebalan Solum < 20 cm2 Kebatuan Permukaan > 40 %

    < 18 % koloid;> 80 % pasir kuarsitik

    4 Berat Isi > 1,4 g/cm3

    5 Porositas Total < 30 % ; > 70 %6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,58 Daya Hantar Listrik > 4,0 mS/cm9 Redoks < 200 mV10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah

    3 Komposisi Fraksi

    Hasil PengamatanAmbang Kritis ParameterNo.

    Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Provinsi:

    Lokasi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisiangka hasil pengamatan dengan satuan masing-masing parameter

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak

  • 31

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    StatusMelebihi/Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)1 Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa > 35 cm/tahun untuk ketebalan

    gambut 3 m atau 10% / 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m

    2 Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaan tanah < 25 cm dengan pH 2,5

    3 Kedalaman Air Tanah dangkal > 25 cm

    4 Redoks untuk tanah berpirit > - 100 mV

    5 Redoks untuk gambut > 200 mV6 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,0 ; > 7,07 Daya Hantar Listrik/DHL > 4,0 mS/cm

    8 Jumlah mikroba < 102 cfu/g tanah

    Hasil PengamatanAmbang KritisParameterNo.

    Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Provinsi:

    Lokasi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas, sesuai Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000tentang Pengendalian Kerusakan Tanah

    untuk Produksi Biomassa (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan masing-masing

    (5) Diisi dengan kata Melebihi atau Tidak

  • 32

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha)

    (1) (2) (3)1 Kebakaran Hutan2 Ladang Berpindah

    3 Penebangan Liar4 Perambahan Hutan

    5 LainnyaTotal

    Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

    Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan Provinsi: Tahun Data:

    No. Peruntukan Luas (Ha) (1) (2) (3)

    1 Pemukiman 2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Industri 5 Pertambangan 6 Lainnya

    Total

    Keterangan : Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel :

    Tabel ini merupakan pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan SK Menteri Kehutanan (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Diisidengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

  • 33

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    1.2.3.dst...

    Jumlah

    Jumlah 6. Keong

    Jumlah 7. Serangga

    Jumlah 5. Ikan

    Jumlah 8. Tumbuh-tumbuhan

    3. Reptil

    Jumlah 4. Amphibi

    Status

    Jumlah 2. Burung

    Jumlah

    No. Golongan Nama spesies Diketahui

    1. Hewan menyusui/Mamalia

    Tabel SD-11. Flora dan Fauna yang Dilindungi Provinsi:

    Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Pilihan status adalah endemik, terancam, berlimpah dan dilindungi sesuai ketetapan masing-

    masing daerah (1) Nomor urut

    (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan nama spesies yang diketahui

    (4) Diisi dengan jumlah flora dan fauna endemik yang diketahui dalam satuan ekor. (5) Diisi dengan jumlah flora dan fauna terancam yang diketahui dalam satuan ekor. (6) Diisi dengan jumlah flora dan fauna berlimpah yang diketahui dalam satuan ekor. (7) Diisi dengan jumlah flora dan fauna dilindungi yang diketahui dalam satuan ekor.

  • 34

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-12. Inventarisasi Sungai

    Provinsi: Tahun Data: No. Nama Sungai Panjang (km)

    Lebar (m) Kedalaman (m)

    Debit (m3/dtk) Permukaan Dasar Maks Min

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    dst

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Lebar sungai dan kedalaman sungai dihitung rata-ratanya

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama sungai utama yang ada di provinsi/kabupaten/kota penyusun laporan

    (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan kilometer (km) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m)

    (5) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (6) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (7) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

    (8) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

  • 35

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)

    (1) (2) (3) (4)

    Danau1. ............2. ............dst ............

    Waduk1. ............2. ............dst ............

    Situ1. ............2. ............dst ............

    Embung1. ............2. ............dst ............

    Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung

    Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama danau/waduk/situ/embung

    (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik (m3)

  • 36

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-14. Kualitas Air Sungai Provinsi:

    Tahun Data:

    No Parameter Satuan Lokasi Sampling

    1 2 3 4 5 dst (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Data Sungai

    Nama Lokasi

    Koordinat

    Waktu Pemantauan

    FISIKA

    1 Tempelatur C

    2 Residu Terlarut mg/ L

    3 Residu Tersuspensi mg/L

    KIMIA ANORGANIK 4 pH

    5 DHL mg/L

    6 TDS mg/L

    7 TSS mg/L

    8 DO mg/L

    9 BOD mg/L

    10 COD mg/L

    11 NO2 mg/L

    12 NO3 mg/L

    13 NH3 mg/L

    14 Klorin bebas mg/L

    15 T-P mg/L

    16 Fenol g/L

    17 Minyak dan Lemak g/L

    18 Detergen g/L

    19 Fecal coliform jmlh/1000 ml

    20 Total coliform jmlh/1000 ml

    21 Sianida mg/L

    22 H2S mg/L

    Keterangan : Sumber :

  • 37

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Penjelasan Isi Tabel: Data Kualitas air sungai Provinsi minimal menggunakan data dari dana Dekonsentrasi pemantauan kualitas air sungai. Parameter yang wajib dipantau adalah parameter sesuai dengan petunjuk teknis pemantauan kualitas air.

    Nama Lokasi : Isi dengan lokasi titik pantau Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn) (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

    (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

  • 38

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/Embung Provinsi:

    Tahun Data :

    No Parameter Satuan Lokasi Sampling

    1 2 3 4 5 dst (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    Data Danau

    Nama Lokasi

    Koordinat

    Waktu Pemantauan

    FISIKA

    1 Tempelatur C

    2 Residu Terlarut mg/ L

    3 Residu Tersuspensi mg/L

    KIMIA ANORGANIK 4 pH

    5 DHL mg/L

    6 TDS mg/L

    7 TSS mg/L

    8 DO mg/L

    9 BOD mg/L

    10 COD mg/L

    11 NO2 mg/L

    12 NO3 mg/L

    13 NH3 mg/L

    14 Klorin bebas mg/L

    15 T-P mg/L

    16 Fenol g/L

    17 Minyak dan Lemak g/L

    18 Detergen g/L

    19 Fecal coliform jmlh/100 ml

    20 Total coliform jmlh/100 ml

    21 Sianida mg/L

    22 H2S mg/L

    Keterangan : Sumber :

  • 39

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini wajib diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan

    Nama Lokasi : Isi dengan nama lokasi sampling Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling

    Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

  • 40

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur Provinsi: Tahun Data :

    No Parameter Satuan Lokasi Sampling 1 2 3 4 5 dst Data Sumur

    Nama Lokasi Koordinat Waktu Pemantauan

    FISIKA

    1 Tempelatur o

    C 2 Residu Terlarut mg/ L 3 Residu Tersuspensi mg/L KIMIA ANORGANIK 4 pH 5 BOD mg/L 6 COD mg/L 7 DO mg/L 8 Total Fosfat sbg P mg/L 9 NO 3 sebagai N mg/L 10 NH3-N mg/L 11 Arsen mg/L 12 Kobalt mg/L 13 Barium mg/L 14 Boron mg/L 15 Selenium mg/L 16 Kadmium mg/L 17 Khrom (VI) mg/L 18 Tembaga mg/L 19 Besi mg/L 20 Timbal mg/L 21 Mangan mg/L 22 Air Raksa mg/L 23 Seng mg/L 24 Khlorida mg/l 25 Sianida mg/L 26 Fluorida mg/L 27 Nitrit sebagai N mg/L 28 Sulfat mg/L 29 Khlorin bebas mg/L 30 Belereng sebagai H2S mg/L MIKROBIOLOGI

    31 Fecal coliform jml/100 ml 32 Total coliform jml/100 ml RADIOAKTIVITAS

    33 Gross-A Bq /L 34 Gross-B Bq /L

    Keterangan: Sumber :

  • 41

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Penjelasan Isi Tabel :

    Tabel ini wajib Diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan Nama Lokasi : Isi dengan nama Sumur Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

    (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

  • 42

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-17. Kualitas Air Laut

    Provinsi:

    Tahun Data:

    No Parameter Satuan Baku Mutu

    Lokasi Sampling

    Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik ...

    Nama Lokasi

    Koordinat

    Waktu sampling (tgl/bln/thn)

    Fisika

    1 Warna CU

    2 Bau

    3 Kecerahan M

    4 Kekeruhan NTU

    5 TSS mg/l

    6 Sampah -

    7 Lapisan Minyak -

    8 Temperatur oC

    Kimia

    9 pH

    10 Salinitas

    11 DO mg/l

    12 BOD5 mg/l

    13 COD mg/l

    14 Amonia total mg/l

    15 NO2-N mg/l

    16 NO3-N mg/l

    17 PO4-P mg/l

    18 Sianida (CN-) mg/l

    19 Sulfida (H2S) mg/l

    20 Klor mg/l

    21 Minyak bumi mg/l

    22 Fenol mg/l

    23 Pestisida mg/l

    24 PCB mg/l

    Keterangan : Sumber :

  • 43

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Penjelasan Isi Tabel :

    Parameter disesuaikan

    Nama Lokasi : Isi dengan nama laut Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koodinat geografis:derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling

    Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

    (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Baku Mutu berdasarkan peraturan daerah atau nasional (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

    Tabel SD-18. Kualitas Udara Ambien Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan : Sumber:

    Penjelasan Isi Tabel :

    Untuk Kolom 4 lama pengukuran (1jam, 24 jam, 1 tahun) disesuaikan dengan daerah (1) Cukup jelas (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Diisi dengan angka lama pengukuran (5) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (6) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (7) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (8) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (9) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan

    Parameter wajib: SO2, CO, NO2, O3, HC, PM 10, PM 2.5, TSP

    Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1. SO2 g/Nm32. CO g/Nm33. N02 g/Nm34. O3 g/Nm35. HC g/Nm36. PM10 g/Nm37. PM2.5 g/Nm38. TSP g/Nm39. Pb g/Nm310. Dustfall g/Nm311. Total Fluorides sebagai F g/Nm312. Fluor Index g/Nm313. Khlorine & Khlorine Dioksida g/Nm314. Sulphat Index g/Nm3

    No. Parameter SatuanLama

    PengukuranLokasi

  • 44

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota

    Luas Tutupan

    (Ha)

    Persentase Luas Terumbu Karang (%) Sangat

    Baik Baik Sedang Rusak

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1

    2

    3 Dst

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi luasan tutupan lahan menggunakan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sangat baik

    (5) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi baik (6) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sedang

    (7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak

  • 45

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove

    Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun

    Provinsi: Tahun Data:

    No Kabupaten/Kota Luas (Ha) Persentase Area Kerusakan (%)

    (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 5 Dst Total

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan angka luas padang lamun dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan prosentase area kerusakan

    Provinsi: Tahun Data:

    No Lokasi Luas Lokasi (Ha) Persentase tutupan (%) Kerapatan

    (pohon/Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5

    Total Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama lokasi hutan mangrove (3) Diisi dengan luasan tutupan mangrove dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan persentase tutupan mangrove (5) Diisi dengan kerapatan tutupan mangrove dalam satuan pohon/hektar(Ha)

  • 46

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun

    pemantauan (3) Diisi menggunakan angka dengan dalam satuan milimeter (mm)

    Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

    No Nama dan Lokasi

    Stasiun Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (1) (2) (3) 1 2 3 4 5 Dst..

    TOTAL

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pemantauan

    (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan derajat celcius

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des(1) (2)12345 Dst..

    No. Nama dan Lokasi StasiunCurah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm)

    (3)

    TOTAL

  • 47

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan Provinsi: Tahun Data:

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama prameter yang diperiksa (3)

    (4) Cukup jelas Kolom 4 sampai dengan 15 diisi dengan hasil pengukuran setiap bulan

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

    1 pH mhos/em2 DHL mg/L

    3 SO4 mg/L

    4 NO3 mg/L

    5 Cr mg/L

    6 NH4 mg/L

    7 Na mg/L

    8 Ca2+ mg/L

    9 Mg2+ mg/L

    Waktu PemantauanNo. Parameter Satuan

  • 48

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    B. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian Provinsi:

    Tahun Data :

    No Kabupaten/Kota Total Area

    Terendam (Ha) Jumlah Korban Perkiraan

    Kerugian (Rp.) Mengungsi Meninggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 5 Dst

    TOTAL

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan total area terendam dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang (5) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang

    (6) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah

    Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan

    Provinsi : Tahun Data :

    No Kabupaten/Kota

    Total Area (Ha)

    Perkiraan Kerugian (Rp)

    (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5. Dst TOTAL

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel :

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian,

    kegiatan ekonomi dan lingkungan. (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan total area yang terkena dampak kekeringan dalam satuan hektar (Ha)

    (4) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat kekeringan dalam satuan rupiah

  • 49

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian Provinsi: Tahun Data :

    No Kabupaten/Kota Perkiraan Luas Hutan/Lahan

    Terbakar (Ha)

    Perkiraan Kerugian (Rp.)

    (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5. Dst

    TOTAL

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah perkiraan luas hutan /lahan terbakar dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan menggunakan nilai rupiah

  • 50

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian Provinsi:

    Tahun Data:

    No

    Kabupaten/Kota

    Jenis Bencana

    Jumlah Korban Meninggal

    (jiwa)

    Perkiraan Kerugian

    (Rp.)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1

    2

    3

    4 5 Dst..

    Total

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan tabel penggabungan dari Tabel BA3 dan BA 4 pada pedoman sebelumnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi Jenis bencana, selain bencana banjir kekeringan misalnya : tanah longsor, gempa bumi, tsunami,

    puting beliung (4) Diisi dengan jumlah korban meninggal dalam satuan orang

    (5) Diisi dengan perkiraan kerugian dalam satuan rupiah

  • 51

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    C. Demografi

    Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

    Provinsi: Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Luas (km2)

    Jumlah Penduduk

    Pertumbuhan Penduduk (%)

    Kepadatan Penduduk (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 Dst..

    Total

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas kabupaten/kota

    (4) Diisi dengan jumlah penduduk . (5) Diisi dengan prosentase pertumbuhan penduduk.

    (6) Diisi dengan prosentase kepadatan penduduk. Tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-Laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 Dst..

    Total

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DE-2 dan DE-3 dari pedoman sebelumnya

    (1) Nomor urut (2) Diisi nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dalam angka dengan satuan jiwa/orang (4) Diisi dengan jumlah penduduk perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang (5) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang

  • 52

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut

    Provinsi: Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Jumlah Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

    (1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3.

    dst Total

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel : Kawasan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah desa dalam angka (4) Diisi dengan jumlah penduduk dengan satuan jiwa yang ada di kawasan/wilayah dalam angka

  • 53

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    D. Demografi Sosial

    Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Provinsi: Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota

    Tidak Sekolah SD SLTP SLTA

    Laki-Laki

    Perempuan Laki-Laki

    Perempuan Laki-Laki

    Perempuan Laki-Laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1

    2

    3

    4

    5

    Jumlah

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1 sampai dengan DS-4 pada pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa

    Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Provinsi : Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Diploma S1 S2 S3

    Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1 2 3 4 5

    Jumlah

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1, s.d DS-4 dari pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun Laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam angka

  • 54

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Provinsi:

    Tahun Data: No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

    (1) (2) (3)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan jenis penyakit yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa

    E. Sosial Ekonomi Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin

    Provinsi: Tahun Data:

    No. Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Miskin

    (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5.

    Dst

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi tabel : (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga di masing-masing kabupaten/kota

    (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing kabupaten/kota

  • 55

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Provinsi:

    Tahun Data: No. Kabupaten/Kota Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 2 3 dst

    Total

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai sumber air minum.

    Definisi air ledeng: sumber air yang berasal dari air yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air.

    (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai sumber air minum.

    Definisi sumur: air yang berasal dari tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.

    (5) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. (6) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai sumber air minum. (7) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum. (8) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber selain kolom (3)-(7) sebagai sumber air minum

  • 56

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk Provinsi :

    Tahun Data :

    No. Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha) Produksi

    (Ton) Pemakaian Pupuk (Ton)

    Urea SP.36 ZA NPK Organik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1. Karet 2. Kelapa 3. Kelapa Sawit 4. Kopi 5. Coklat 6. Teh 7. Cengkeh 8. Tebu 9. Tembakau 10. Kapas

    11. Jarak 12. Kapuk 13. Kina 14. Jambu Mete 15. Pala 16. Kayu Manis 17. Lainnya (Sebutkan)

    Total

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

    (3) Diisi dengan luas lahan sesuai dengan jenis tanaman (4) Diisi dengan jumlah produksi dalam setahun tiap jenis tanaman dalam ton

    (5) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (8) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    (9) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    Kolom (3), (4), (5) wajib diisi, kolom (6), (7), (8), (9) tidak wajib

  • 57

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Urea SP.36 ZA NPK Organik(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Padi2. Jagung3. Kedelai4. Kacang tanah5. Ubi kayu6. Ubi jalar7. Lainnya (sebutkan)

    No. Jenis Tanaman Pemakaian Pupuk (Ton)

    Total

    Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk Provinsi: Tahun Data :

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

    (3) Diisi jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (4) Diisi jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (5) Diisi jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi jumlah pemakaian pupuk organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

    Kolom (3) wajib Diisi, kolom (4) s.d (7) tidak wajib

  • 58

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Jenis Penggunaan Baru Luas (Ha)

    (1) (2) (3) 1 Permukiman 2 Industri 3 Tanah kering 4 Perkebunan 5 Semak belukar 6 Tanah kosong 7 Perairan/kolam 8 Lainnya (sebutkan) Total

    Keterangan : Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis penggunaan yang tertulis

    (3) Diisi dengan luas lahan yang berubah pemanfaatannya pada tahun berjalan dalam satuan hektar (Ha) Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Provinsi: Tahun Data :

    No. Nama Perusahaan Jenis Bahan Galian Luas Areal

    (Ha) Produksi

    (Ton/Tahun) (1) (2) (3) (4) (5)

    1. 2. 3.

    4.

    5. dst

    Keterangan : Sumber Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan tabel SE-14 dan SE-15 pada pedoman sebelumnya.

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan tambang yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jenis bahan galian pertambangan (4) Diisi dengan luas areal produksi dalam satuan Hektar (Ha) (5) Diisi dengan jumlah produksi pertambangan dalam satuan ton per tahun

  • 59

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per Hektar

    Provinsi : Tahun Data :

    No Kabupaten/kota Luas (Ha) dan Frkuensi Penanaman

    1 kali 2 kali 3 kali Produksi per Hektar (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 2 3 4

    dst Total

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan luas lahan sawah 1 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (4) Diisi dengan luas lahan sawah 2 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (5) Diisi dengan luas lahan sawah 3 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (6) Diisi dengan jumlah produksi padi dalam satu tahun per hektar dalam ton.

  • 60

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE- 8 . Jumlah Hewan Ternak Provinsi :

    Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Sapi

    Perah Sapi

    Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1.

    2.

    3.

    4.

    dst

    Total

    Keterangan :

    Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut

    (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah sapi perah dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

    (4) Diisi dengan jumlah sapi potong dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (5) Diisi dengan jumlah kerbau dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah kuda dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (7) Diisi dengan jumlah kambing dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (8) Diisi dengan jumlah domba dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (9) Diisi dengan jumlah babi dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

  • 61

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SE-9Jumlah HewanUnggas dari Jenis Unggas Provinsi :

    Tahun Data :

    No. Kabupaten/Kota Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. 2.

    3.

    4. dst

    Total

    Keterangan :

    Sumber

    Penjelasan Isi Tabel:

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

    (3) Diisi dengan jumlah ayam kampung dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (4) Diisi dengan jumlah ayam petelur dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

    (5) Diisi dengan jumlah ayam pedaging dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah itik dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

  • 62

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    E. Sumber Pencemar Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan Usaha Provinsi:

    Tahun Data:

    No. Jenis Industri Produksi Beban Limbah Cair (Ton/Tahun)

    (Ton/Tahun) BOD COD TSS Lainnya

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

    2.

    3.

    4. Total

    Keterangan : Sumber:

    Penjelasan isi tabel: Tabel ini merupakan penggabungan antara tabel SE-12 dan SP-10 pada pedoman sebelumnya.

    (1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis industri (3) Diisi dengan jumlah produksi dalam ton/tahun (4) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (5) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (6) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (7) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

  • 63

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan Provinsi :

    Tahun Data:

    No Jenis Kendaraan Bensin Solar Total

    (1) (2) (3) (4) (5) 1 Beban

    2 Penumpang pribadi 3 Penumpang umum 4 Bus besar pribadi

    5 Bus besar umum 6 Bus kecil pribadi 7 Bus kecil umum

    8 Truk besar 9 Truk kecil 10 Roda tiga

    11 Roda dua

    JUMLAH

    Keterangan :

    Sumber :

    Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai dengan jenis kendaraan yang tertulis

    (3) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar bensin dalam satuan unit (4) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar solar dalam satuan unit (5) Diisi dengan penjumlahan kolom (3) dan (4)

  • 64

    PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

    Tabel