140

PEDOMAN SLHD 2013.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEDOMAN SLHD 2013.pdf
Page 2: PEDOMAN SLHD 2013.pdf
Page 3: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Kata Pengantar

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga

negara Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya, hak dan kewajiban bagi

seluruh warga dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan.

Salah satu faktor kunci untuk memenuhi hak dan kewajiban dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah tersedianya data dan informasi lingkungan bagi seluruh pihak. Agar data dan informasi

mengenai lingkungan hidup dapat tersedia dan terakses, pemerintah pusat dan pemerintah daerah

mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup (SILH) sebagai pijakan untuk pelaksanaan dan

pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan Undang-undang

No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dan Undang-undang No. 14 Tahun

2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

SILH dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat dengan

memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan

hidup lainnya. Seluruh data dan informasi mengenai lingkungan hidup daerah di himpun dalam Laporan Status

Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). SLHD menjadi bagian penting sebagai sarana penyediaan data dan informasi

lingkungan hidup untuk menjadi acuan kebijakan dan perencanaan pemerintah daerah dalam menentukan

prioritas pembangunan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup. Laporan SLHD dari provinsi

dan kabupaten/kota ini meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan, dan

penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response).

Laporan SLHD ini juga sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik sehingga dapat menunjang pencapaian

tata kelola pemerintahan yang baik sesuai semangat Reformasi Birokrasi. Sebagai penghargaan bagi Pemerintah

Daerah yang telah menyusun SLHD secara baik, setiap tahunnya Presiden Republik Indonesia memberikan

apresiasi terhadap penyusun laporan SLHD yang terbaik.

Agar kualitas data dan informasi lingkungan hidup dapat meningkat dari waktu ke waktu

(continous improvement), maka melalui Pedoman Penyusunan SLHD harus menjadi acuan sahih bagi seluruh pihak

dalam penyusunan SLHD. Dengan demikian, SLHD harus memberikan informasi lingkungan hidup terukur,

terverifikasi dan terlaporkan sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan serta bermanfaat bagi publik dalam

rangka upaya bersama dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik.

Terima kasih.

Jakarta, September 2013 Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas,

Henry Bastaman

Page 4: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Kerangka Kerja 2

Bab II Tata Laksana Laporan SLHD 10

A. Tujuan 10

B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan

Lingkungan Hidup

11

C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD 12

D. Mekanisme Penyampaian SLHD 12

E. Penanggungjawab dan Koordinasi 14

F. Mekanisme Penyusunan 14

Lampiran I Kumpulan Data SLHD Provinsi 23

Lampiran II Kumpulan Data SLHD Kabupaten/Kota 79

Lampiran III Rumus Perhitungan dan Keterangan Lainnya 135

Page 5: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

1

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan hidup dan Pembangunan (The United Nations Conference on Environment and Development/UNCED) di Rio de Janeiro, tahun 1992, telah pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda 21. Dalam Agenda 21 Bab 40, disebutkan perlunya kemampuan pemerintahan dalam mengumpulkan dan memanfaatkan data dan informasi multisektoral pada proses pengambilan keputusan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebutmenuntut ketersediaan data, keakuratan analisis, serta penyajian informasi lingkungan hidup yang informatif. Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Di bidang lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup antara lain menyatakan bahwa sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pengelolaan lingkungan hidup telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan meningkatnya kemampuan pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) diharapkan akan semakin meningkatkan kepedulian kepada pelestarian lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) yang menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang telah direncanakan. Sumber informasi utama EKPPD adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang disampaikan kepala daerah kepada pemerintah. Pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai, menentukan prioritas masalah, membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan.

Page 6: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

2

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Berkaitan dengan akses informasi kepada publik, telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Sebagai Badan Publik pemerintah wajib menyediakan, memberikan, dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Kategorisasi informasi berdasarkan KIP (nanti dielaborasi). Pelaporan status lingkungan hidup merupakan informasi yang disediakan secara berkala. Informasi tersebut disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau, dan dalam bahasa yang mudah dipahami. Pada tahun 2002 pemerintah mulai menerbitkan laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI). Bersamaan dengan itu pula pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia menerbitkan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD). Penyediaan data dan informasi lingkungan hidup di daerah diawali pada tahun 1982 melalui penerbitan Neraca Lingkungan Hidup (NLH). Kemudian pada tahun 1986 dirubah menjadi Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Selanjutnya pada tahun 1994 berubah menjadi Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD). Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak 2002 didasarkan pada surat Menteri Lingkungan Hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dengan mengacu kepada Pedoman Umum Penyusunan SLHD yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). B. Tujuan

1. Memberikan arahan tentang cara penyusunan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2. Adanya keseragaman pelaporan SLHD Provinsi maupun SLHD Kabupaten/Kota. 3. Memperjelas informasi yang diperlukan dalam penyusunannya.

Ruang Lingkup

Penyusunan laporan SLHD provinsi dan kabupaten/kota meliputi pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, dokumentasi kebijakan, dan penyajian informasi dengan model P-S-R (Pressure-State-Response). Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Status lingkungan hidup yang berdasarkan media air, udara, lahan, kehati, pesisir dan

laut. 2. Beban pencemaran dan laju/tingkat kerusakan 3. Kelembagaan, kebijakan, program, dan kegiatan 4. Data pendukung (penduduk, sosial ekonomi) 5. Dampak yaitu bencana, aspek kesehatan (penyakit)

C. Kerangka Kerja (Framework) 1. Dimensi Lingkungan hidup

Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi.

Page 7: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

3

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir, permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu administrasi daerah tertentu. Oleh karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar wilayah administrasi, sedikitnya pada satu Daerah Aliran Sungai. Dimensi Kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, pemukiman, dan pertanian. Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang.

Page 8: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

4

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Sumber dan Periode Data

Data dihasilkan dari pemantauan lapangan, pengukuran, perhitungan, dan pencacahan. Sumber data SLHD antara lain sbb.: a. Dinas dan instansi di daerah termasuk lembaga yang menangani lingkungan hidup

(termasuk BLH). b. Hasil penelitian atau survei yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta. c. Data dari pihak lainnya.

Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota menyajikan informasi kondisi lingkungan hidup tahun kalender berjalan. Laporan SLHD Provinsi, Kabupaten/Kota memuat data tahun sebelumnya. Data yang digunakan menggunakan data paling akhir. Sebagai contohnya data tutupan lahan yang dimutakhirkan setiap 3 tahun sekali sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk 3 tahun pelaporan SLHD.

2. Model PSR (Pressure-State-Response)

Analisa status lingkungan hidup didasari pada model P-S-R, yang dikembangkan oleh UNEP. Model PSR (Pressure-State-Response) adalah hubungan sebab akibat (kasualitas) antara penyebab permasalahan, kondisi lingkungan hidup, dan upaya mengatasinya.

Page 9: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

5

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel penjelasan Pressure-State-Response

NO PSR URAIAN INDIKATOR CONTOH KETERANGANA PRESSURE I. Kegiatan Manusia

1. Pertambangan Beban pencemaran Luas Areal dan Produksi Pertambangan

Pembukaan lahan Luas areal pertambangan rakyat menurut jenis galian

2. Pertanian Beban pencemaran Penggunaan pupukPembukaan lahan

3. Perindustrian Beban pencemaran Jumlah Industri besar/kecil Kualitas air hujan tercemar, kualitas air menurun

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk industri menurut jenis bahan bakar

Jenis Penyakit Utama yang diderita penduduk

4. Transportasi Pencemaran udara Kualitas udara ambienKonsumsi BBM Jumlah kendaraan menurut jenis

kendaraan dan bahan bakar yang digunakan

Jumlah timbulan sampah Sampah dari sarana transportasi (terminal, bandara, pelabuhan)

5. Peternakan Emisi Jumlah hewan,menurut jenis ternakJumlah hewan uanggas menurut jenis unggas

6. Pemukiman limbah Domestik Timbulan Sampahlimbah cair dan padat jumlah limbah cair yang diasumsikan

dari rumah tangga

Page 10: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

6

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Data dari beberapa komponen lingkungan hidup yang ada di provinsi, kabupaten/kota dilihat dan dinilai kecenderungannya, kemudian dianalisis untuk diformulasikan dalam bab atau bagian. Beberapa permasalahan lingkungan hidup yang terjadi tentunya akan mendapatkan reaksi sebagai wujud keperdulian dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat dalam kegiatan yang nyata.

Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada konsep hubungan sebab akibat dimana kegiatan manusia memberikan tekanan kepada lingkungan hidup (pressure) dan menyebabkan perubahan pada sumber daya alam dan lingkungan hidup baik secara kualitas maupun kuantitas (state). Selanjutnya pemerintah dan masyarakat/stakeholder melakukan reaksi terhadap perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun mitigasi melalui berbagai

II. Alam1. Gempa Kerugian jumlah korban 2. …………………………3. ……………………….III. Demografi1. Penduduk laju pertumbuhan, jumlah, usia,

tingkat pendidikankebutuhan perubahan lahan

2. Pendidikan kebutuhan

B STATE Lahan Kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi

Ketebalan tanah kurang dari 20 cm Tabel SD.5A

Luas tanah yang terangkut erosi antara 0,2-1,3 mm3/tahundst…

Kerusakan tanah di lahan kering Jumlah ketebalan solum tanah yang hilangJumlah kebatuan permukaan lebih dari 40%dst…

Kerusakan tanah di lahan basahJumlah ketebalan gambut yang hilang

Tabel SD.5C

Kedalaman lapisan berpirit dari permukaan tanahKedalaman air tanah dangkal lebih dari 25 cmdst…

Air Kualitas air sungai Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst…

Kualitas air sumur Status mutu airParameter air (Total coli, Fecal coli)dst…

Kualitas air danau/situ/embung Status mutu airParameter air (Total coli, Fecal coli)dst…

Kualitas air laut Status mutu airParameter air (PH, BOD, COD, TSS)dst…

Udara Kualitas udara ambien Status kualitas udaraParameter udara (SOX, NOX, CO)dst…

Kehati Jumlah spesies Flora dan fauna yang diketahui dan dilindungiFolra dan fauna yang diketahui

C RESPONSE Lembaga : lembaga yang mengelola LH

jumlah lembaga jumlah LSM

Kebijakan peraturan jenis produk hukum daerahAnggaran alokasi anggaran bidang LH alokasi anggaran fungsi LHProgram/Kegiatan rehabilitasi lingkungan kegiatan penghijauan dan reboisasi

(jumlah pohon dan luasan), kegiatan fisik lainnya (jumlah pembangunan tempat sampah)

pengawasan amdal rekomendasi dan pengawasan UKL/UPL

Penegakan hukum jumlah dan status pengaduanPeran serta masyarakat jumlah LSM, penerima penghargaan

Sumberdaya Manusia tingkat pendidikan SDM Pendidikan formal

Page 11: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

7

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

kebijakan, program, maupun kegiatan (societal respons). Hal yang terakhir merupakan umpan balik terhadap tekanan melalui kegiatan manusia. Aktivitas manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan pada lingkungan hidup dan merubah keadaannya, atau kondisinya. Manusia kemudian memberikan respons terhadap perubahan tersebut dengan membangun dan mengimplementasikan kebijakan. Analisis terhadap tekanan yang muncul, kondisi eksisting yang terjadi berikut dampaknya serta respons yang dilakukan kemudian dikenal sebagai pendekatan P-S-R (Pressure State Respons) seperti terlihat dalam diagram alir pada Gambar I-1.

Gambar I-1. Diagram Model PSR (Tekanan-Status-Respon) Dengan demikian ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis, yaitu: 1. Indikator tekanan terhadap lingkungan hidup (pressure). Indikator ini menggambarkan

tekanan dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup dan sumberdaya alam. 2. Indikator kondisi lingkungan hidup (state). Indikator ini menggambarkan kualitas dan

kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup 3. Indikator respon (response). Indikator ini menunjukkan tingkat upaya dari para

pemangku kepentingan terutama pemerintah terhadap status lingkungan hidup.

PRESSURE (Tekanan)

1. Kegiatan Manusia• Pertambangan• Pertanian• Perindustria• Transportasi• Peternakan• Pemukiman

2. Alam (gempa)3. Demografi

• Penduduk• Pendidikan

STATE (Status/Kondisi)

1. Lahan2. Air3. Udara4. Kehati5. Pesisir dan Laut

Beban PencemaranLaju Kerusakan

Pemanfaatan

RENSPONSE (Respon/Upaya)

1. Lembaga2. Kebijakan3. Anggaran4. Program/Kegiatan5. Sumber Daya

FaktorPembatas

Tata Kelola(Governance)

Dampak

Pemulihan,Rehabilitasi,

Antisipasi

Page 12: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

8

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tekanan terhadap lingkungan hidup meliputi aktivitas seperti konsumsi energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan dan urbanisasi. Tekanan juga meliputi interaksi-interaksi berikut:

a. Lingkungan hidup sebagai sumber dari aktivitas ekonomi manusia seperti mineral, makanan dan energi. Dalam prosesnya berpotensi mengurangi (depleting) sumber-sumber daya tersebut atau mengganggu ekosistem.

b. Aktivitas manusia memberikan dampak negatif berupa polutan (sampah/limbah) dan kerusakan lingkungan hidup.

c. Kondisi lingkungan hidup seperti udara, air, dan sumber pangan yang tercemar mempunyai dampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kesejahteraan.

Tekanan ini akan mengubah kondisi lingkungan hidup, yang pada gilirannya kembali mempengaruhi kesejahteraan manusia itu sendiri. Kondisi lingkungan hidup ini meliputi kualitas air, udara, lahan, ketersediaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati. Respon masyarakat terhadap perubahan ini pada tingkat yang berbeda dapat berbentuk peraturan, teknologi, dan peningkatan kapasitas lainnya. Respon ini untuk mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan aktivitas manusia. Kemampuan untuk merespon ini tergantung kepada kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia.

Gambar I-2. Kerangka Kerja Analisis Lingkungan hidup

PengambilanKeputusan

Informasi

Data

Rencana AksiLegislasi

Alat Bantu:Sistem Pakar

Rencana Aksi

Alat Bantu:GIS/RS

IndikatorIndeks

Isu Terkait

Data Bio FisikUdara/Atmosfir

GeologiHidrologi

TanahTopografi

Data Sosio EkonomiBatasan Administrasi

InfrastrukturTataguna Lahan

PopulasiPermukimanPerdagangan

LembagaPerencanaan atau

Lingkungan

Jaringan NasionalTerdesentralisasi

Page 13: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

9

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

4. Analisis Lingkungan Hidup

Model bagi proses analisis lingkungan hidup, seperti yang diberikan dalam Gambar I-2, akan memfasilitasi pemrosesan serta pentransformasian data ke dalam informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, data biofisik dan data sosio-ekonomis haruslah dikumpulkan, diintegrasikan, serta dianalisis untuk dapat mempresentasikan dan menganalisis keadaan lingkungan hidup secara lebih menyeluruh dan multisektoral. Kemampuan untuk mengevaluasi secara akurat perubahan lingkungan hidup sangatlah bergantung pada adanya data dasar di mana perubahan itu akan dibandingkan. Pada umumnya data status lingkungan hidup daerah ini meliputi atmosfer, topografi, geologi, hidrologi, tanah, serta flora dan fauna. Selain itu ditunjang oleh data sosio-ekonomi seperti data populasi, kesehatan, kemiskinan, pendidikan, keterbatasan administratif, tata guna lahan, perdagangan, infrastruktur, serta pemukiman. Data dasar yang berbeda akan digunakan untuk mempelajari isu yang berbeda.

Page 14: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

10

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

BAB II TATA LAKSANA LAPORAN SLHD

A. Tujuan

Ada tiga tujuan dasar dari Laporan SLHD, yaitu: 1. Menyediakan data dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat; 2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai kecenderungan dan kondisi

lingkungan hidup; 3. Sarana evaluasi kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Laporan SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan hidup yang terkini dan akurat secara ilmiah bagi publik, industri, organisasi non-pemerintah, serta semua tingkatan lembaga pemerintah. Laporan SLHD juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan hidup bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan di masa kini dan masa datang. Pelaporan keadaan lingkungan hidup yang baik dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti berikut: 1. Secara rutin menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup kini dan

prospeknya dimasa mendatang yang akurat, berkala, dan terjangkau bagi publik, pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta pengambil keputusan;

2. Memfasilitasi pengembangan, penilaian dan pelaporan indikator dan indeks lingkungan hidup yang disepakati pada tingkat nasional;

3. Menyediakan peringatan dini akan masalah potensial, serta memungkinkan adanya evaluasi akan rencana mendatang;

4. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk menjawab perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam mencapai standar dan target lingkungan hidup;

5. Memberikan sumbangan dalam menelaah kemajuan bangsa dalam menjamin keberlanjutan ekologis;

6. Merancang mekanisme integrasi informasi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi, untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang keadaan bangsa;

7. Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) pengetahuan tentang kondisi dan kecenderungan lingkungan hidup, serta merekomendasikan strategi penelitian dan pemantauan untuk mengisi kesenjangan tersebut, serta membantu pengambil keputusan untuk membuat penilaian yang terinformasi mengenai konsekuensi luas dari kebijakan dan rencana sosial, ekonomis dan terkait lingkungan hidup, serta untuk memenuhi kewajiban bangsa untuk pelaporan lingkungan hidup.

Page 15: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

11

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Gambar II-1. Hubungan antara Indikator, Data dan Informasi menurut Pengguna B. Pengguna Produk Pelaporan Keadaan Lingkungan hidup

Pengetahuan tentang pengguna informasi SLHD adalah penting untuk menentukan sistem pelaporan SLHD yang paling tepat. Laporan SLHD memiliki pengguna potensial yang beragam dalam kaitannya dengan fungsi pelaporan dan pemantauan. Berikut ini adalah daftar beberapa pengguna potensial tersebut: 1. Masyarakat umum; 2. Lembaga kemasyarakatan; 5. Sekolah, pada tingkat dasar, menengah, serta tingkat lanjut; 6. Kelompok industri; 7. Pengambil keputusan di bidang pemerintahan; 8. Perencana dan pengelola sumber daya alam; 9. Media cetak dan elektronik; serta; 10. Lembaga internasional.

Masing-masing kelompok pengguna tersebut tentu memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data tersebut perlu mengembangkan basis data sebagai sarana penyusunan laporan keadaan lingkungan hidup di suatu daerah. Pada umumnya dibutuhkan data deret waktu (time series) untuk mendapatkan analisis kecenderungan kualitas lingkungan hidup.

Page 16: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

12

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Dengan adanya basis data time series tersebut akan mendukung pengembangan kebijakan pada tingkat daerah dan nasional. C. Prinsip Dasar Penyusunan SLHD Prinsip-prinsip dasar penyusunan laporan SLHD adalah sebegai berikut: 1. Laporan SLHD harus didasarkan pada informasi yang akurat dan ilmiah. Mutu dari SLHD

tergantung pada transformasi data mentah menjadi informasi terolah yang berguna dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan pengambilan keputusan.

2. Informasi harus disajikan tanpa bias dan modifikasi dari sumbernya, termasuk sistem monitoring, survei lapangan, serta sumber-sumber jarak jauh (citra satelit, foto udara).

3. Kemitraan dan kerjasama dengan komunitas, industri, organisasi non-pemerintah, serta pemerintah adalah perlu untuk keberhasilan SLHD.

4. Laporan SLHD juga perlu memasukkan informasi tentang isu-isu global, universal, dan regional. Sebagai contoh: perubahan iklim dan kerusakan lapisan ozon. Isu global dan regional memerlukan tindakan tingkat lokal dan nasional untuk pemandu tindakan tingkat global. Isu universal mempengaruhi semua negara, misalnya tekanan populasi penduduk, akan tetapi untuk merubahnya memerlukan tindakan tingkat lokal.

5. Laporan SLHD harus selalu berusaha menganalisis informasi dan isu lingkungan hidup menurut prinsip pembangunan berwawasan ekologis.

6. Laporan SLHD harus dipandu dengan kerangka konseptual yang memfasilitasi pengembangan informasi untuk menjawab pertanyaan dasar berikut: • Apa yang terjadi? Di mana terjadi?

(Apa yang merupakan kondisi dan kecenderungan dari lingkungan hidup?) • Mengapa terjadi? Bagaimana terjadinya?

(Apa penyebab perubahan yang dikarenakan oleh manusia dan alam?) • Mengapa perubahan signifikan?

(Apa implikasi biofisik dan sosio-ekonomisnya?) • Apa respons kita?

(Apa respons masyarakat untuk melindungi lingkungan hidupnya?) • Apakah respons itu cukup?

7. Keberhasilan laporan SLHD tergantung pada tingkat pemahaman terhadap konservasi ekosistim dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

D. Mekanisme Peyampaian Laporan SLHD Mekanisme penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007. Peraturan pemerintah tersebut mengatur tatacara penyampaian laporan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota ke pemerintah pusat secara berjenjang. Inisiasi tindakan penanganan lingkungan hidup ini dapat diperoleh dari laporan Status Lingkungan Hidup Daerah yang ideal.

Page 17: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

13

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Dasar dari proses penyusunan laporan yang ideal adalah penelaahan lingkungan hidup secara kolektif dan kooperatif antar negara, serta kerangka pelaporan yang didukung oleh basis data informasi lingkungan hidup (Environmental Information Database) yang komprehensif. Database informasi lingkungan hidup tersebut terdiri dari data dan informasi yang lengkap dan mendalam berdasarkan suatu set indikator secara berkala direview dan dilaporkan. Dengan demikian tujuan utama penyusunan database ini adalah untuk membangun dan menyediakan mekanisme yang disepakati untuk memperbaharui jaringan komprehensif dari database dan komplementernya. Database informasi lingkungan hidup dipergunakan untuk menyusun indikator lingkungan hidup tingkat nasional dan regional, mengukur status dan kecenderungan kondisi lingkungan hidup, serta kemajuan umum menuju pembangunan berkelanjutan. Informasi yang disarikan dari database lingkungan hidup ini dapat diolah untuk penyusunan laporan SLHD, di samping untuk menelaah dan mengawasi sumberdaya yang berada pada kondisi kritis, untuk menentukan respons ekosistem, mengevaluasi efek kerusakan ekosistem utama, serta untuk menentukan kebijakan yang sensitif lingkungan hidup. SLHD dari suatu daerah atau wilayah adalah merujuk pada kondisi yang teramati dari dua perspektif, yaitu kondisi biofisik dan kondisi sosio-ekonomis. Pelaporan keadaan lingkungan hidup ini menyediakan gambaran umum tentang keadaan kondisi biofisik dan sosio-ekonomi, menyediakan pemahaman akan pengaruh kegiatan manusia pada lingkungan hidup serta implikasinya pada kesehatan manusia dan kesejahteraan ekonomis. Pelaporan ini juga menyediakan gambaran umum tentang hasil dari respons seperti inisiatif kebijakan, reformasi legislatif, serta perubahan tingkah laku publik. Selain itu pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan mandat pembangunan berkelanjutan. Kesadaran akan pembangunan berwawasan ekologis sekarang telah meluas di kalangan individu, komunitas, dan pemerintah. Gaya hidup manusia bergantung kritis pada serangkaian aset alamiah: tanah, air, udara, sumber daya mineral, hutan dan sistem biologis lainnya. Pembangunan berwawasan ekologis tidaklah mungkin tanpa informasi lingkungan hidup yang cukup dan terjangkau. Seluruh masyarakat sangat memperhatikan isu-isu tentang kualitas lingkungan hidup seperti polusi udara, polusi air, polusi laut, hilangnya keanekaragaman hayati, dan erosi tanah pertanian. Pengambil kebijakan memerlukan data yang andal pada isu-isu tersebut serta pada indikator kunci keadaan lingkungan hidup lainnya. Tanpa informasi yang cukup dan terjangkau maka mungkin akan terjadi kerusakan ekosistem alami dibanding tercapainya keberlanjutan ekologis. Pembangunan sosio-ekonomi mungkin tak tercapai karena tidak faham akan dampak potensial dari suatu kegiatan.

Page 18: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

14

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

E. Penanggung Jawab dan Koordinasi Laporan SLHD pada dasarnya merupakan laporan kinerja pemerintah daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan informasi yang terbuka untuk publik. Karena pengelolaan lingkungan hidup sifatnya multi sektoral, maka dalam penyusunan SLHD Gubernur/Bupati/Walikota dibantu oleh: 1. Bapedalda/BPLHD/Lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup

hidup, sebagai penanggung jawab penyusunan laporan. 2. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota. 3. BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. 4. Dinas dan instansi terkait sebagai sumber data. 5. Perguruan tinggi. F. Mekanisme Penyusunan Proses penyusunan pada dasarnya merupakan pencatatan proses kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi pemantauan, evaluasi, dan penetapan kebijakan (lihat Gambar II-6).

Gambar II-6. Diagram Proses Pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 19: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

15

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka proses penyusunan SLHD adalah sebagai berikut: 1. Penetapan Tim Penyusun SLHD oleh Kepala Daerah 2. Pengumpulan data hasil pemantauan secara berkala oleh masing-masing institusi yang

terkait 3. Melakukan evaluasi data secara berkala yang dilakukan oleh forum Tim SLHD 4. Menyampaikan hasil evaluasi data kepada pimpinan instansi terkait untuk dibahas pada

forum pimpinan daerah 5. Mendokumentasikan kesepakatan atau hasil rapat pimpinan daerah. 6. Menyusun Laporan SLHD. Jadwal kegiatan penyusunan Laporan SLHD adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

G. Penyampaian Laporan Laporan SLHD Kabupaten/Kota disampaikan kepada Provinsi, Pusat Pengelolaan Ekoregion, dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup. Sedangkan Laporan SLHD Provinsi diserahkan kepada Pusat Pengelolaan Ekoregion dan Kementerian Lingkungan hidup Hidup.

H. Penyajian SLHD 1. Fisik Laporan Laporan SLHD Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari dua buah buku, yaitu: 1. Buku Laporan Status Lingkungan hidup Hidup Daerah (Buku I)

Berisi analisis keterkaitan antara perubahan kualitas lingkungan hidup hidup (status), kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup hidup (tekanan), dan upaya untuk mengatasinya (respon).

2. Buku Kumpulan Data (Buku II)

Berisi data kualitas lingkungan hidup hidup menurut media lingkungan hidup (air, udara, lahan serta pesisir dan pantai), data kegiatan/hasil kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup hidup, data upaya atau kegiatan untuk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

1. Penetapan TIM SLHD

2. Pengumpulan data

3. Pengolahan data

4. Penulisan laporan

5. Pencetakan laporan

6. Pengiriman laporan

No. KegiatanTahun N Tahun N+1

Page 20: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

16

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

mengatasi permasalahan lingkungan hidup, dan data penunjang lainnya yang diperlukan untuk melengkapi analisis. Kedua buku tersebut disajikan dengan prinsip rapi, formal, dan estetis (bebas dan akan menjadi penilaian). Dicetak menggunakan kertas ukuran A4.

Gambar II-8. Sampul Buku Laporan SLHD Kabupaten/Kota

Gambar II-9. Sampul Buku Data SLHD Kabupaten/Kota

Page 21: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

17

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Gambar II-10. Sampul Buku Laporan SLHD Provinsi

Gambar II-11. Sampul Buku Data SLHD Provinsi

Page 22: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

18

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

2. Sistematika Laporan SLHD a. Buku Laporan (Buku I) Buku Laporan SLHD (Buku I) terdiri dari empat bab dengan perincian sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 23: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

19

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

F.

- Menyajikan informasi curah hujan dan suhu udara ratarata bulanan.

- Perbandingan dengan baku mutu (standar/kriteria)

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

G.

- Menyajikan informasi luas bencana, korban jiwa dan perkiraan kerugian akibat

banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan/hutan, dan gempa bumi.

- Perbandingan dengan baku mutu (standar/kriter ia)

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

Bab III

A.

- Menyajikan informasi jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan penduduk, serta pola

migrasi

- Menyajikan informasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur

dan status pendidikan

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

B.

- Menyajikan informasi jumlah rumah tangga yang bertempat tinggal di lokasi permukiman mewah, menengah, sederhana, kumuh, bantaran sungai, dan di lokasi pasang surut

- Menyajikan informasi jumlah rumah tangga menurut sumber air untuk minum, tempat pembuangan sampah, dan tempat buang air besar

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

C.

- Menyajikan informasi usia harapan hidup, angka kelahiran, angka kematian, dan pola penyakit yang banyak diderita

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

D.

- Menyajikan informasi kebutuhan air dan penggunaan pupuk untuk lahan sawah, lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan

- Menyajikan informasi perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian dan informasi beban limbah padat dari kegiatan pertanian

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

Sistematika

E.

- Menyajikan informasi jumlah industri yang berpotensi mencemari sumber air, tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan jumlah beban limbah cairnya.

- Menyajikan informasi jumlah industri yang berpotensi mencemari udara, tingkat ketaatan terhadap baku mutu dan beban emisinya.

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

Industri

Pertanian

Kesehatan

Permukiman

Kependudukan

Bencana Alam

Keterangan

Tekanan Terhadap Lingkungan

Iklim

Page 24: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

20

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

b. Buku Data (Buku II) Parameter dan data dari indikator yang diperlukan untuk menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi terfomulasikan dalam beberapa tabel pokok seperti dalam lampiran, maupun tabel tambahan. Tabel tambahan tidak termuat dalam buku petunjuk namun untuk mempertajam suatu uraian atau analisis dapat ditambahkan data lain dalam tabel tambahan yang formatnya diserahkan kepada daerah masing-masing.

F.

- Menyajikan informasi produksi dan luas areal konsesi pertambangan yang perizinan dan atau pengawasannya merupakan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

G.

- Menyajikan informasi perkiraan konsumsi energi untuk kegiatan transportasi, industri, dan rumah tangga

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

H.

- Menyajikan informasi panjang jalan, kondisi, dan kepadatan lalulintas dan jumlah limbah padat dan cair yang bersumber dari pelabuhan

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

I.

- Menyajikan informasi lokasilokasi wisata dan jumlah pengunjung

- Menyajikan informasi jumlah hotel/penginapan serta jumlah limbah cair dan padat yang dihasilkan

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

J.

- Menyajikan informasi perusahaan penghasil limbah B3 serta perusahaan yang mendapatkan izin untuk menyimpan, mengumpulkan, mengolah, memanfaatkan, mengangkut, dan memusnahkan limbah B3.

- Perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu

- Analisis statistik sederhana (frekuensi, maksimum, minimum, dan ratarata)

Bab IV

A.

- Menyajikan informasi rencana dan realisasi kegiatan reboisasi, penghijauan, dan kegiatan fisik lainnya yang terkait dengan perbaikan kondisi lingkungan

B.

- Menyajikan informasi rekomendasi Amdal yang diberikan dan hasil pengawasan pelaksanaan UKL/UPL

C.

- Menyajikan informasi masalah lingkungan yang diadukan masyarakat dan tindak lanjutnya

D.

- Menyajikan informasi upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat

E.

- Menyajikan informasi produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, anggaran pengelolaan lingkungan hidup dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

Peran Serta Masyarakat

Limbah B3

Pariwisata

Transportasi

Energi

Pertambangan

Upaya Penglolaan Lingkungan

Kelembagaan

Rehabilitasi Lingkungan

Amdal

Penegakan Hukum

Page 25: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

21

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel tambahan merupakan dukungan atau penjelasan dari tabel pokok, oleh karena itu dalam penyusunannya tidak terpisah dari tabel pokok. Sebagai contoh tabel pokoknya DE-1, kalau ada tabel tambahan maka tabel tambahan diberi kode DE-1A, DE-1B dan seterusnya dan maksimal lima tabel tambahan saja. Data dalam tabel-tabel dikelompokkan dalam masing-masing judul tabel dan kode sebagai berikut: SD: Sumberdaya Alam Kondisi sumberdaya alam suatu daerah DE: Demografi Perubahan dan struktur penduduk DS: Demografi Sosial Korelasi antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan kebutuhan fasilitas SE: Sosial Ekonomi Hubungan timbal balik antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan aktivitas dan pengembangannya SP: Sumber Pencemaran Identifikasi terhadap sumber dan beban pencemaran yang menekan lingkungan hidup BA: Bencana Alam Intensitas kejadian bencana yang telah terjadi di suatu daerah menurut jenis dan jumlah kerugian UP: Pengelolaan Lingkungan hidup Realisasi dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup hidup

Page 26: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

22

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Buku Data (Buku II) tetap disertai Kata Pengantar yang sama dengan Buku Laporan (Buku I) yang ditandatangani oleh Kepala Daerah (gubernur, Bupati datau Walikota). Setiap tabel dilengkapi dengan :

1. Judul Tabel : diisi sesuai format yang tertulis 2. Provinsi/Kabupaten/Kota : diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota

penyusun laporan 3. Tahun Data : diisi dengan tahun data yang digunakan 4. Keterangan : diisi dengan penjelasan tanda-tanda baca

seperti (-), (NA), (tad), (0) atau penjelasan tentang keberadaan komponen/ sub komponen yang diminta dalam tabel.

5. Sumber : diisi dengan sumber perolehan data Lampiran : Lampiran I berisi kumpulan tabel data SLHD Provinsi Lampiran II berisi kumpulan tabel data SLHD Kabupaten/Kota Lampiran III berisi rumus perhitungan perkiraan beban pencemar dan keterangan lainnya

Page 27: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

23

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

LAMPIRAN I KUMPULAN DATA SLHD PROVINSI

A. Sumber Daya Alam

Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut PenggunaanLahan Utama Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan: Sumber:

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas lahan non pertanian yang merupakan lahan terbuka dan pemukiman

dalam satuan hektar (Ha). (4) Diisi dengan luas lahan sawah yang merupakan pertanian lahan basah dalam satuan hektar (Ha). (5) Diisi dengan luas lahan kering yang merupakan kebun campuran, semak/belukar, tegalan/ladang

dalam satuan hektar (Ha). (6) Diisi dengan luas lahan perkebunan yang merupakan kebun dengan satu jenis tanaman atau

komoditi tertentu kecuali kebun campuran dalam satuan hektar (Ha). (7) Diisi dengan luas lahan hutan primer dan hutan sekunder.

(8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha). (9) Diisi dengan jumlah total luas lahan per kabupaten/kota dalam satuan hektar (Ha)

No. Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha)

Non Pertanian Sawah Lahan

Kering Perkebunan Hutan Badan Air Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Total

Page 28: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

24

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Provinsi:

Tahun Data:

No. Fungsi Luas (Ha) (1) (2) (3)

Cagar Alam

Suaka Margasatwa

Taman Wisata

Taman Buru

Taman Nasional

Taman Hutan Raya

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Konservasi

Hutan Kota

Total Luas Hutan

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status sesuai ketetapan Kementerian Kehutanan yang dituangkan dalam RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota. (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Page 29: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

25

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Vegetasi AreaTerbangun

TanahTerbuka

BadanAir

(1) (3) (4) (5) (6) (7)I.

A.

1.2.3.

B.

1.2.3.

4.

C.

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.8.

9.

D.1.

2.

3.

E.1.

i. Kawasan Keunikan Batuan dan Fosil

ii. Kawasan Keunikan Bentang Alam

Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan Rawan BanjirJumlahKawasan Lindung Geologi

Kawasan Cagar Alam Geologi

Ruang Terbuka HijauJumlah

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Rawan Tanah Longsor

Kawasan Suaka AlamKawasan Suaka Laut dan Perairan LainnyaSuaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa LautCagar Alam dan Cagar Alam LautKawasan Pantai Berhutan Bakau

Taman Nasional dan Taman Nasional LautTaman Hutan RayaTaman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

JumlahKawasan Rawan Bencana

JumlahKawasan Perlindungan Setempat

Sempadan PantaiSempadan Sungai

Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

Kawasan LindungKawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan Hutan LindungKawasan BergambutKawasan Resapan Air

No. Nama KawasanLuas

Kawasan(Ha)

Tutupan Lahan (Ha)

(2)

Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya Provinsi:

Tahun Data:

Page 30: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

26

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Vegetasi AreaTerbangun

TanahTerbuka

BadanAir

(1) (3) (4) (5) (6) (7)iii. Kawasan Keunikan

Proses Geologi

2.

i. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

ii. Kawasan Rawan Gempa Bumi

iii. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

iv. Kawasan yang Terletak di Zona Patahan Aktif

v. Kawasan Rawan Tsunami

vi. Kawasan Rawan Abrasi

vii. Kawasan Rawan Gas Beracun

3.

i. Kawasan Imbuhan Air Tanah

ii. Sempadan Mata Air

F.1234.5.67.

II.

Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yang Dilindungi

JumlahJumlah Total Kawasan LindungKawasan BudidayaJumlah Total Kawasan Budidaya

Jumlah

Terumbu Karang

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

JumlahKawasan yangMemberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

JumlahJumlahKawasan Lindung Lainnya

Cagar BiosferRamsarTaman BuruKawasan PerlindunganPlasma NutfahKawasan pengungsianSatwa

No. Nama KawasanLuas

Kawasan(Ha)

Tutupan Lahan (Ha)

(2)

Lanjutan

Keterangan

Sumber :

Page 31: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

27

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel : Isi Tabel Merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya dengan kondisi tutupan lahantahun berjalan (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas kawasan hutan dalam satuan hektar (Ha).

(4) Diisi dengan luas vegetasi yang terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, bakau dan sawah ladang dalam satuan hektar (Ha).

(5) Diisi dengan luas areal terbangun yang merupakan pemukiman dan kawasan industri dalam satuan hektar (Ha).

(6) Diisi dengan luas tanah terbuka yang merupakan tanah terbuka, semak belukar dan lahan kosong dalam satuan hektar (Ha).

(7) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak dan sungai dalam satuan hektar (Ha).

Page 32: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

28

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan peraturan lainnya

KSA-KPA : Kawasan suaka alam – kawasan pelestarian alam HL : Hutan lindung

HPT : Hutan produksi terbatas HP : Hutan produksi tetap HPK : Hutan produksi yang dapat dikonversi APL : Area penggunaan lain (selain kawasan hutan)

Tidak ada data : 1. Tidak terpantau/terdeteksi 2. tertutup awan

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan KSA-KPA dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan HL dalam satuan hektar (Ha) (5) Diisi dengan HPT dalam satuan hektar (Ha) (6) Diisi dengan HP dalam satuan hektar (Ha) (7) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (3), (4), (5) dan (6) dalam satuan hektar (Ha)

(8) Diisi dengan hutan produksi yang dapat dikonversi dalam satuan hektar (Ha) (9) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (7) dan (8) dalam satuan hektar (Ha)

(10) Diisi dengan APL dalam satuan hektar (Ha) (11) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (9) dan (10) dalam satuan hektar (Ha)

KSA- KPA HL HPT HP JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Kab/Kota A

a.Hutan

b.Non Hutan

c.Tidak ada data

Dst

NO KABUPATEN/ KOTA

KAWASAN HUTAN (Ha)

APL JUMLAHHUTAN TETAPHPK JUMLAH

Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

Provinsi: Tahun Data:

Page 33: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

29

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 < 20 cm 0,2 - 1,32 20 - < 50 cm 1,3 - < 43 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,04 100 – 150 cm 9,0 – 125 > 150 cm > 12

Besaran erosi(mm/10 tahun)

Ambang Kritis Erosi (mm/10 tahun)Tebal TanahNo.

Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis

Provinsi: Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha) Jumlah Total (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah lahan kritis dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis dalam satuan hektar (Ha)

(5) Diisi dengan jumlah total kolom (3) dan (4) dalam satuan hektar (Ha)

Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air Provinsi:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentangPengendalian

Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi dengan angka dalam satuan (mm/10 tahun)

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 34: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

30

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 Ketebalan Solum < 20 cm2 Kebatuan Permukaan > 40 %

< 18 % koloid;> 80 % pasir kuarsitik

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3

5 Porositas Total < 30 % ; > 70 %6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,58 Daya Hantar Listrik > 4,0 mS/cm9 Redoks < 200 mV10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah

3 Komposisi Fraksi

Hasil PengamatanAmbang Kritis ParameterNo.

Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Provinsi:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000tentang

Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisiangka hasil pengamatan dengan satuan masing-masing parameter

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 35: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

31

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa > 35 cm/tahun untuk ketebalan

gambut ≥ 3 m atau 10% / 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m

2 Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaan tanah < 25 cm dengan pH ≤ 2,5

3 Kedalaman Air Tanah dangkal > 25 cm

4 Redoks untuk tanah berpirit > - 100 mV

5 Redoks untuk gambut > 200 mV6 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,0 ; > 7,07 Daya Hantar Listrik/DHL > 4,0 mS/cm

8 Jumlah mikroba < 102 cfu/g tanah

Hasil PengamatanAmbang KritisParameterNo.

Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Provinsi:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Cukup jelas, sesuai Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000tentang Pengendalian Kerusakan Tanah

untuk Produksi Biomassa (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan masing-masing

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 36: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

32

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha)

(1) (2) (3)1 Kebakaran Hutan2 Ladang Berpindah

3 Penebangan Liar4 Perambahan Hutan

5 LainnyaTotal

Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan Provinsi: Tahun Data:

No. Peruntukan Luas (Ha) (1) (2) (3)

1 Pemukiman 2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Industri 5 Pertambangan 6 Lainnya

Total

Keterangan :

Sumber:

Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan SK Menteri Kehutanan

(1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisidengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Page 37: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

33

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

Jumlah

Jumlah 6. Keong

Jumlah 7. Serangga

Jumlah 5. Ikan

Jumlah 8. Tumbuh-tumbuhan

3. Reptil

Jumlah 4. Amphibi

Status

Jumlah 2. Burung

Jumlah

No. Golongan Nama spesies Diketahui

1. Hewan menyusui/Mamalia

Tabel SD-11. Flora dan Fauna yang Dilindungi Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Pilihan status adalah endemik, terancam, berlimpah dan dilindungi sesuai ketetapan masing-

masing daerah (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi dengan nama spesies yang diketahui

(4) Diisi dengan jumlah flora dan fauna endemik yang diketahui dalam satuan ekor. (5) Diisi dengan jumlah flora dan fauna terancam yang diketahui dalam satuan ekor. (6) Diisi dengan jumlah flora dan fauna berlimpah yang diketahui dalam satuan ekor. (7) Diisi dengan jumlah flora dan fauna dilindungi yang diketahui dalam satuan ekor.

Page 38: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

34

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-12. Inventarisasi Sungai

Provinsi:

Tahun Data:

No. Nama Sungai Panjang

(km) Lebar (m) Kedalaman

(m) Debit (m3/dtk)

Permukaan Dasar Maks Min (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

dst

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Lebar sungai dan kedalaman sungai dihitung rata-ratanya

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama sungai utama yang ada di provinsi/kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan kilometer (km) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m)

(5) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (6) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (7) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

(8) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

Page 39: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

35

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)

(1) (2) (3) (4)

Danau1. ............2. ............dst ............

Waduk1. ............2. ............dst ............

Situ1. ............2. ............dst ............

Embung1. ............2. ............dst ............

Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung

Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama danau/waduk/situ/embung

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik (m3)

Page 40: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

36

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-14. Kualitas Air Sungai Provinsi:

Tahun Data:

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Data Sungai

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur ºC

2 Residu Terlarut mg/ L

3 Residu Tersuspensi mg/L

KIMIA ANORGANIK

4 pH

5 DHL mg/L

6 TDS mg/L

7 TSS mg/L

8 DO mg/L

9 BOD mg/L

10 COD mg/L

11 NO2 mg/L

12 NO3 mg/L

13 NH3 mg/L

14 Klorin bebas mg/L

15 T-P mg/L

16 Fenol µg/L

17 Minyak dan Lemak µg/L

18 Detergen µg/L

19 Fecal coliform jmlh/1000 ml

20 Total coliform jmlh/1000 ml

21 Sianida mg/L

22 H2S mg/L

Keterangan : Sumber :

Page 41: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

37

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel: Data Kualitas air sungai Provinsi minimal menggunakan data dari dana Dekonsentrasi pemantauan kualitas air sungai. Parameter yang wajib dipantau adalah parameter sesuai dengan petunjuk teknis pemantauan kualitas air.

Nama Lokasi : Isi dengan lokasi titik pantau Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn) (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

(4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

Page 42: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

38

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/Embung Provinsi:

Tahun Data :

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Data Danau

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur ºC

2 Residu Terlarut mg/ L

3 Residu Tersuspensi mg/L

KIMIA ANORGANIK

4 pH

5 DHL mg/L

6 TDS mg/L

7 TSS mg/L

8 DO mg/L

9 BOD mg/L

10 COD mg/L

11 NO2 mg/L

12 NO3 mg/L

13 NH3 mg/L

14 Klorin bebas mg/L

15 T-P mg/L

16 Fenol µg/L

17 Minyak dan Lemak µg/L

18 Detergen µg/L

19 Fecal coliform jmlh/100 ml

20 Total coliform jmlh/100 ml

21 Sianida mg/L

22 H2S mg/L

Keterangan : Sumber :

Page 43: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

39

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini wajib diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan

Nama Lokasi : Isi dengan nama lokasi sampling Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara

(format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Page 44: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

40

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur Provinsi: Tahun Data :

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst

Data Sumur

Nama Lokasi Koordinat Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur o

C

2 Residu Terlarut mg/ L 3 Residu Tersuspensi mg/L KIMIA ANORGANIK

4 pH 5 BOD mg/L 6 COD mg/L 7 DO mg/L 8 Total Fosfat sbg P mg/L 9 NO 3 sebagai N mg/L 10 NH3-N mg/L 11 Arsen mg/L 12 Kobalt mg/L 13 Barium mg/L 14 Boron mg/L 15 Selenium mg/L 16 Kadmium mg/L 17 Khrom (VI) mg/L 18 Tembaga mg/L 19 Besi mg/L 20 Timbal mg/L 21 Mangan mg/L 22 Air Raksa mg/L 23 Seng mg/L 24 Khlorida mg/l 25 Sianida mg/L 26 Fluorida mg/L 27 Nitrit sebagai N mg/L 28 Sulfat mg/L 29 Khlorin bebas mg/L 30 Belereng sebagai H2S mg/L MIKROBIOLOGI

31 Fecal coliform jml/100 ml 32 Total coliform jml/100 ml RADIOAKTIVITAS

33 Gross-A Bq /L 34 Gross-B Bq /L

Keterangan: Sumber :

Page 45: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

41

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel :

Tabel ini wajib Diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan Nama Lokasi : Isi dengan nama Sumur Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

(4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Page 46: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

42

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-17. Kualitas Air Laut

Provinsi:

Tahun Data:

No Parameter Satuan Baku Mutu

Lokasi Sampling

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik ...

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu sampling (tgl/bln/thn)

Fisika

1 Warna CU

2 Bau

3 Kecerahan M

4 Kekeruhan NTU

5 TSS mg/l

6 Sampah -

7 Lapisan Minyak -

8 Temperatur oC

Kimia

9 pH

10 Salinitas ‰

11 DO mg/l

12 BOD5 mg/l

13 COD mg/l

14 Amonia total mg/l

15 NO2-N mg/l

16 NO3-N mg/l

17 PO4-P mg/l

18 Sianida (CN-) mg/l

19 Sulfida (H2S) mg/l

20 Klor mg/l

21 Minyak bumi mg/l

22 Fenol mg/l

23 Pestisida mg/l

24 PCB mg/l

Keterangan : Sumber :

Page 47: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

43

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel :

Parameter disesuaikan

Nama Lokasi : Isi dengan nama laut Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara

(format koodinat geografis:derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Baku Mutu berdasarkan peraturan daerah atau nasional (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Tabel SD-18. Kualitas Udara Ambien Provinsi: Tahun Data:

Keterangan : Sumber:

Penjelasan Isi Tabel :

Untuk Kolom 4 lama pengukuran (1jam, 24 jam, 1 tahun) disesuaikan dengan daerah

(1) Cukup jelas (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Diisi dengan angka lama pengukuran (5) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (6) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (7) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (8) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (9) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan

Parameter wajib: SO2, CO, NO2, O3, HC, PM 10, PM 2.5, TSP

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. SO2 µg/Nm32. CO µg/Nm33. N02 µg/Nm34. O3 µg/Nm35. HC µg/Nm36. PM10 µg/Nm37. PM2.5 µg/Nm38. TSP µg/Nm39. Pb µg/Nm310. Dustfall µg/Nm311. Total Fluorides sebagai F µg/Nm312. Fluor Index µg/Nm313. Khlorine & Khlorine Dioksida µg/Nm314. Sulphat Index µg/Nm3

No. Parameter SatuanLama

PengukuranLokasi

Page 48: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

44

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Provinsi:

Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota Luas

Tutupan (Ha)

Persentase Luas Terumbu Karang (%) Sangat

Baik Baik Sedang Rusak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1

2

3 Dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi luasan tutupan lahan menggunakan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sangat baik

(5) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi baik (6) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sedang

(7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak

Page 49: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

45

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove

Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun

Provinsi: Tahun Data:

No Kabupaten/Kota Luas (Ha) Persentase Area Kerusakan

(%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 5 Dst Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan angka luas padang lamun dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan prosentase area kerusakan

Provinsi: Tahun Data:

No Lokasi Luas Lokasi (Ha) Persentase tutupan (%)

Kerapatan (pohon/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5

Total Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama lokasi hutan mangrove (3) Diisi dengan luasan tutupan mangrove dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan persentase tutupan mangrove (5) Diisi dengan kerapatan tutupan mangrove dalam satuan pohon/hektar(Ha)

Page 50: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

46

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun

pemantauan (3) Diisi menggunakan angka dengan dalam satuan milimeter (mm)

Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Provinsi: Tahun Data:

No Nama dan Lokasi

Stasiun Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (1) (2) (3) 1 2 3 4 5 Dst..

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pemantauan

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan derajat celcius

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des(1) (2)12345 Dst..

No. Nama dan Lokasi Stasiun

Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm)

(3)

TOTAL

Page 51: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

47

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan Provinsi: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama prameter yang diperiksa (3)

(4) Cukup jelas Kolom 4 sampai dengan 15 diisi dengan hasil pengukuran setiap bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 pH µmhos/em

2 DHL mg/L

3 SO4 mg/L

4 NO3 mg/L

5 Cr mg/L

6 NH4 mg/L

7 Na mg/L

8 Ca2+ mg/L

9 Mg2+ mg/L

Waktu PemantauanNo. Parameter Satuan

Page 52: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

48

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

B. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian Provinsi:

Tahun Data :

No Kabupaten/Kota Total Area

Terendam (Ha) Jumlah Korban Perkiraan

Kerugian (Rp.) Mengungsi Meninggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 5 Dst

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan total area terendam dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang (5) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang

(6) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah

Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan

Provinsi : Tahun Data :

No Kabupaten/Kota

Total Area (Ha)

Perkiraan Kerugian (Rp)

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5. Dst TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian,

kegiatan ekonomi dan lingkungan. (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan total area yang terkena dampak kekeringan dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat kekeringan dalam satuan rupiah

Page 53: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

49

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian Provinsi: Tahun Data :

No Kabupaten/Kota Perkiraan Luas Hutan/Lahan

Terbakar (Ha)

Perkiraan Kerugian (Rp.)

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5. Dst

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah perkiraan luas hutan /lahan terbakar dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan menggunakan nilai rupiah

Page 54: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

50

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian Provinsi:

Tahun Data:

No

Kabupaten/Kota

Jenis Bencana

Jumlah Korban Meninggal

(jiwa)

Perkiraan Kerugian

(Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

2

3

4 5 Dst..

Total

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan tabel penggabungan dari Tabel BA3 dan BA 4 pada pedoman sebelumnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi Jenis bencana, selain bencana banjir kekeringan misalnya : tanah longsor, gempa bumi, tsunami,

puting beliung (4) Diisi dengan jumlah korban meninggal dalam satuan orang

(5) Diisi dengan perkiraan kerugian dalam satuan rupiah

Page 55: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

51

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

C. Demografi

Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

Provinsi: Tahun Data :

No. Kabupaten/Kota Luas (km2)

Jumlah Penduduk

Pertumbuhan Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 Dst..

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas kabupaten/kota

(4) Diisi dengan jumlah penduduk . (5) Diisi dengan prosentase pertumbuhan penduduk.

(6) Diisi dengan prosentase kepadatan penduduk. Tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Provinsi:

Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 Dst..

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DE-2 dan DE-3 dari pedoman sebelumnya

(1) Nomor urut (2) Diisi nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dalam angka dengan satuan jiwa/orang (4) Diisi dengan jumlah penduduk perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang (5) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang

Page 56: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

52

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut

Provinsi: Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota Jumlah Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3.

dst Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Kawasan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah desa dalam angka (4) Diisi dengan jumlah penduduk dengan satuan jiwa yang ada di kawasan/wilayah dalam angka

Page 57: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

53

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

D. Demografi Sosial

Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Provinsi: Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota

Tidak Sekolah SD SLTP SLTA

Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1

2

3

4

5

Jumlah

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1 sampai dengan DS-4 pada pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa

Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Provinsi : Tahun Data :

No. Kabupaten/Kota Diploma S1 S2 S3

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 2 3 4 5

Jumlah

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1, s.d DS-4 dari pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada diprovinsi penyusun Laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam angka

Page 58: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

54

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Provinsi:

Tahun Data: No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

(1) (2) (3)

1.

2.

3.

4.

dst

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan jenis penyakit yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa

E. Sosial Ekonomi Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin

Provinsi: Tahun Data:

No. Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Miskin

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5.

Dst

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi tabel : (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga di masing-masing kabupaten/kota

(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing kabupaten/kota

Page 59: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

55

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Provinsi:

Tahun Data: No. Kabupaten/Kota Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 2 3 dst

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai sumber air minum.

Definisi air ledeng: sumber air yang berasal dari air yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air.

(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai sumber air minum.

Definisi sumur: air yang berasal dari tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.

(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. (6) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai sumber air minum. (7) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum. (8) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber selain kolom (3)-(7) sebagai sumber air minum

Page 60: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

56

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk Provinsi :

Tahun Data :

No. Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha)

Produksi (Ton)

Pemakaian Pupuk (Ton) Urea SP.36 ZA NPK Organik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Karet 2. Kelapa 3. Kelapa Sawit 4. Kopi 5. Coklat 6. Teh 7. Cengkeh 8. Tebu 9. Tembakau 10. Kapas

11. Jarak 12. Kapuk 13. Kina 14. Jambu Mete 15. Pala 16. Kayu Manis 17. Lainnya (Sebutkan)

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

(3) Diisi dengan luas lahan sesuai dengan jenis tanaman (4) Diisi dengan jumlah produksi dalam setahun tiap jenis tanaman dalam ton

(5) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (8) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

(9) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

Kolom (3), (4), (5) wajib diisi, kolom (6), (7), (8), (9) tidak wajib

Page 61: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

57

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Urea SP.36 ZA NPK Organik(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Padi2. Jagung3. Kedelai4. Kacang tanah5. Ubi kayu6. Ubi jalar7. Lainnya (sebutkan)

No. Jenis Tanaman Pemakaian Pupuk (Ton)

Total

Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk Provinsi: Tahun Data :

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut

(2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

(3) Diisi jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (4) Diisi jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (5) Diisi jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi jumlah pemakaian pupuk organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

Kolom (3) wajib Diisi, kolom (4) s.d (7) tidak wajib

Page 62: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

58

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Provinsi:

Tahun Data:

No. Jenis Penggunaan

Baru Luas (Ha)

(1) (2) (3) 1 Permukiman 2 Industri 3 Tanah kering 4 Perkebunan 5 Semak belukar 6 Tanah kosong 7 Perairan/kolam 8 Lainnya (sebutkan) Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis penggunaan yang tertulis

(3) Diisi dengan luas lahan yang berubah pemanfaatannya pada tahun berjalan dalam satuan hektar (Ha) Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Provinsi: Tahun Data :

No. Nama Perusahaan Jenis Bahan Galian

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton/Tahun)

(1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3.

4.

5. dst

Keterangan : Sumber Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan tabel SE-14 dan SE-15 pada pedoman sebelumnya.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan tambang yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jenis bahan galian pertambangan (4) Diisi dengan luas areal produksi dalam satuan Hektar (Ha) (5) Diisi dengan jumlah produksi pertambangan dalam satuan ton per tahun

Page 63: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

59

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per Hektar

Provinsi : Tahun Data :

No Kabupaten/kota Luas (Ha) dan Frkuensi Penanaman

1 kali 2 kali 3 kali Produksi per Hektar (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 2 3 4

dst Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan luas lahan sawah 1 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (4) Diisi dengan luas lahan sawah 2 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (5) Diisi dengan luas lahan sawah 3 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (6) Diisi dengan jumlah produksi padi dalam satu tahun per hektar dalam ton.

Page 64: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

60

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE- 8 . Jumlah Hewan Ternak Provinsi :

Tahun Data :

No. Kabupaten/Kota Sapi

Perah Sapi

Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

2.

3.

4.

dst

Total

Keterangan :

Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah sapi perah dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

(4) Diisi dengan jumlah sapi potong dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (5) Diisi dengan jumlah kerbau dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah kuda dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (7) Diisi dengan jumlah kambing dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (8) Diisi dengan jumlah domba dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (9) Diisi dengan jumlah babi dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

Page 65: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

61

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-9Jumlah HewanUnggas dari Jenis Unggas Provinsi :

Tahun Data :

No. Kabupaten/Kota Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 2.

3.

4. dst

Total

Keterangan :

Sumber

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kotayang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah ayam kampung dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (4) Diisi dengan jumlah ayam petelur dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

(5) Diisi dengan jumlah ayam pedaging dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah itik dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor

Page 66: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

62

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

E. Sumber Pencemar Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan Usaha Provinsi:

Tahun Data:

No. Jenis Industri Produksi Beban Limbah Cair (Ton/Tahun)

(Ton/Tahun) BOD COD TSS Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

2.

3.

4. Total

Keterangan : Sumber:

Penjelasan isi tabel: Tabel ini merupakan penggabungan antara tabel SE-12 dan SP-10 pada pedoman sebelumnya.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis industri (3) Diisi dengan jumlah produksi dalam ton/tahun (4) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (5) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (6) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (7) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

Page 67: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

63

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan Provinsi :

Tahun Data:

No Jenis Kendaraan Bensin Solar Total

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Beban

2 Penumpang pribadi 3 Penumpang umum 4 Bus besar pribadi

5 Bus besar umum 6 Bus kecil pribadi 7 Bus kecil umum

8 Truk besar 9 Truk kecil 10 Roda tiga

11 Roda dua

JUMLAH

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai dengan jenis kendaraan yang tertulis

(3) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar bensin dalam satuan unit (4) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar solar dalam satuan unit (5) Diisi dengan penjumlahan kolom (3) dan (4)

Page 68: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

64

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-3.Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar Provinsi :

Tahun Data:

No. Klasifikasi Industri LPG Minyak

Bakar Minyak Diesel Solar Minyak

Tanah Gas Batubara Biomassa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. 2. 3. 4.

dst Total

Keterangan : Sumber :

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisiberdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986)

Contoh: Industri kimia dasar, Industri Mesin dan logam dasar, Industri Kecil, Aneka Industri. (3) Diisi dengan jumlah pemakaian LPG per sektor industri dalam satuan kilogram (kg)

(4) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak bakar per sektor industri dalam satuan liter (5) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak diesel per sektor industri

(6) Diisi dengan jumlah pemakaian solar per sektor industri (7) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak tanah per sektor industri

(8) Diisi dengan jumlah pemakaian gas per sektor industri (9) Diisi dengan jumlah pemakaian batubara per sektor industri

(10) Diisi dengan jumlah pemakaian biomasa per sektor industri

Page 69: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

65

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-4. Konsumsi Bahan Bakar untuk keperluan Rumah Tangga Provinsi :

Tahun Data :

Jenis Bahan Bakar No. Kabupaten/Kota LPG Minyak Tanah Briket Kayu Bakar lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2.

3.

4.

dst

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor Urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah LPG yang digunakan dalam satuan kilogram (4) Diisi dengan jumlah minyak tanah yang digunakan dalam satuan liter (5) Diisi dengan jumlah briket yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton (6) Diisi dengan jumlah kayu bakar yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton (7) Diisi dengan jumlah bahan bakar lainnya yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton

Page 70: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

66

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat berdasarkan Sarana Transportasi Provinsi:

Tahun Data:

No. Nama Tempat

Sarana Transportasi

Tipe/Jenis/Klasifikasi Lokasi Luas Kawasan (Ha)

Volume Limbah Padat

(m3/hari) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Darat 1 2 Air 1 2 Udara 1 2

Keterangan: Sumber:

Penjelasan isi tabel (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan sarana transportasi darat, air dan udara

(3)

misal : tempat sarana transportasi darat antara lain ; terminal bus Pulogadung, stasiun kereta api Solo Balapan dll Diisi dengan tipe terminal, jenis pelabuhan, peran & fungsi pelabuhan berdasarkan lampiran III

(4) Diisi dengan lokasi sarana transportasi (5) Diisi dengan luas kawasan sarana transportasi dalam satuan hektar (Ha)

(6) Diisi dengan perkiraan volume limbah padat tempat sarana transportasi Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel SE-21 , 22, dan 23 dan SP 12 pedoman sebelumnya

Page 71: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

67

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung, dan Luas Kawasan Provinsi:

Tahun Data:

No. Nama Obyek

Wisata Jenis Obyek

Wisata Jumlah Pengunjung (orang per tahun)

Luas Kawasan (Ha)

Volume Limbah Padat (m3/Hari)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. 2. 3. 4. dan seterusnya

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama obyek wisata yang ada

(3) Diisi dengan jenis obyek wisata, misal Wisata alam, wisata

agro, wisata bahari, wisata selam (4) Diisi dengan jumlah pengunjung pada obyek wisata

(5) Diisi dengan luas kawasan obyek wisata (6) disii dengan perkiraan volume limbah obyek wisata

Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel : SE-24 dan SP-13 pedoman sebelumnya

Page 72: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

68

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan Provinsi:

Tahun Data:

No. Kelas Hotel/Penginapan Jumlah Kamar Tingkat

Hunian (%) Limbah Padat

(m3/Hari)

Beban Limbah Cair (Ton/Tahun)

BOD COD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan: Sumber:

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kelas hotel yang ada

(sesuai standar Kementerian Pariwisata) (3) Diisi dengan jumlah kamar yang ada

(4) Diisi dengan prosentase tingkat hunian per tahun (5) Diisi dengan perkiraan limbah padat (sampah) dalam meter kubik per Hari

(6) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair BOD dalam ton per tahun.

(7) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair COD dalam ton per tahun.

Tabel ini merupakanpenggabungan dari tabel SE-25 dan SP-14 pedoman sebelumnya

Page 73: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

69

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Provinsi:

Tahun Data:

No. Kabupten/Kota Tempat Buang Air Besar ( Rumah Tangga)

Sendiri Bersama Umum Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.

2.

3.

4. dst

Sumber : Keterangan :

Penjelasan isi tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar sendiri

Definisi Sendiri adalah jamban/kakus yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, alaupun kadang-kadang ada yang menumpang. (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar bersama.

Definisi Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga tertentu.

(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum.

Definisi Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya. (6) Diisi dengan jumlah rumah tangga tanpa fasilitas tempat buang air besar.

Definisi Tidak ada adalah tidak ada fasilitas jamban/kakus, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah lapang/kebun/Halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam, dan lainnya.

Page 74: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

70

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Padat Cair Padat Cair(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1.2.3.4. Dst

Volume Limbah B3 (m3/hari)

Total

No. Nama RumahSakit

Tipe/Kelas Rumah Sakit Volume Limbah (m3/hari)

Tabel SP-9. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari Provinsi:

Tahun Data:

No Kabupaten/Kota Jumah Penduduk

Timbulan Sampah

(1) (2) (3) (4) 1 2 3 4

dst

Keterangan : Sumber : Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsipenyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah penduduk yang ada di kabupaten/kota (4) Diisi dengan perkiraan timbulan sampah dalam satuan meter kubik per Hari

Tabel SP-10. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber : Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama rumah sakit yang ada dikabupaten/kota/provinsi

(3) Diisi dengan tipe kelas rumah sakit A, B, C, D (4) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah padat dalam satuan meter kubik per Hari

(5) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah cair dalam satuan meter kubik per Hari (6) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 padat dalam satuan meter kubik per Hari (7) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 cair dalam satuan meter kubik per Hari

Tipe rumah sakit

Sumber : Permenkes no. 340/menkes/per/III/2010 tentang Klasifikasi RS

* Rumah Sakit Tipe A Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain,

5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) pelayanan medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis

Page 75: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

71

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan/Usaha Jenis Izin Nomor (1) (2) (3) (4) (5)

dst

* Rumah Sakit Tipe B

Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain dan 2 (dua) pelayanan medik sub spesialis dasar * Rumah Sakit Tipe C

Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik

* Rumah Sakit Tipe D Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar

Tabel SP-11. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3 Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan yang mendapat izin mengelola limbah B3 (3) Diisi dengan jenis kegiatan/usaha sesuai dengan lampiran (4) Diisi dengan jenis izin : penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan,atau pengangkutan (5) Diisi dengan nomor SK yang berlaku pada tahun penyusunan laporan

Page 76: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

72

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

G. UPAYA PENGELOLAAN

Tabel UP-1. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Provinsi:

Tahun Data:

No Kabupaten/Kota Realisasi Penghijauan Realisasi Reboisasi Luas (Ha)

Jumlah Pohon

Luas (Ha)

Jumlah Pohon

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 2 3 4

dst Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan

(3) Diisi dengan luas realisasi penghijauan yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah

daerah pada kegiatan penghijauan dalam satuan pohon

(5) Diisi dengan luas realisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah reboisasi dalam satuan hektar (Ha)

(6) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah

daerah pada kegiatan reboisasi dalam satuan pohon Kolom 3 dan 4 boleh pilih salah satu

Definisi Penghijauan: Kegiatan penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar kawasan hutan yang ditujukan

untuk mempertaHankan dan memulihkan kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi, tata air maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertaHankan dan ditingkatkan sesuai dengan peruntukannya. Definisi reboisasi:

Reboisasi atau rehabilitasi hutan lindung bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan lindung kritis di wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipasif.

Page 77: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

73

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan(1) (2) (3) (4)

dst

No. Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa(1) (2) (3) (4)

dst

Tabel UP-2. Kegiatan Fisik Lainnya oleh instansi dan masyarakat Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kegiatan fisik lingkungan contoh : pembuatan kompos, pembersihan saluran air/selokan. (3) Diisi dengan lokasi kegiatan fisik lingkungan

(4) Diisi dengan pelaksana kegiatan fisik lingkungan (oleh pemerintah, masyarakat, swasta)

Tabel UP-3. Dokumen Izin Lingkungan Provinsi: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan jenis dokumen izin lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL))

(3) Diisi dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan (4) Diisi dengan nama pemrakarsa

Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012

Definisi AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Definisi UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terHadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Page 78: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

74

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

(1) (2) (3) (4)

dst

No. Waktu (tgl/bln/thn)Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan

Tabel UP-4. Pengawasan Izin Lingkungan(AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) Provinsi: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan/pemrakarsa izin lingkungan

(3) Diisi dengan tanggal/bulan/tahun pelaksanaan pengawasan (4) Diisi dengan hasil pengawasan izin lingkungan

Tabel ini merupakan Hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012. Izin lingkungan

terdiri dari AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan

Tabel UP-5. Status Pengaduan Masyarakat Provinsi: Tahun Data: No. Masalah Yang Diadukan Status

(1) (2) (3)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan masalah lingkungan hidup yang diadukan oleh masyarakat

(3) Diisi dengan status tindak lanjutnya

Page 79: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

75

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-6. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup Provinsi:

Tahun Data:

No. Nama LSM Alamat (1) (2) (3)

Dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama LSM lingkungan hidup (3) Diisi dengan alamat LSM lingkungan hidup

Tabel UP-7. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup

Provinsi: Tahun Data:

No. Nama Orang/Kelompok/Organisasi Nama Penghargaan Pemberi

Penghargaan Tahun

Penghargaan (1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama orang/kelompok/organisasi penerima

penghargaan lingkungan hidup (3) Diisi dengan nama penghargaan lingkungan hidup contoh :

Adipura, Kalpataru, dll (4) Diisi dengan instansi pemberi penghargaan lingkungan hidup

(pemerintah/swasta) (5) Diisi dengan tahun penerimaan penghargaan lingkungan hidup

Page 80: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

76

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-8. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup

Provinsi: Tahun Data:

No. Nama Kegiatan Instansi

Penyelenggara Kelompok Sasaran

Waktu Penyuluhan

(Bulan/tahun) (1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kegiatan sosialisasi lingkungan hidup. Contoh: Penyuluhan, kampanye,

iklan layanan masyarakat, talkshow.

(3) Diisi dengan instasi penyelenggara kegiatan sosialisasi lingkungan hidup

(4) Diisi dengan kelompok sasaran kegiatan sosialisasi lingkungan hidup

(5) Diisi dengan bulan/tahun kegiatan penyuluhan

Tabel UP-9. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi:

Tahun Data: No. Jenis Produk Hukum Nomor Tahun Tentang

(1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis produk hukum , contoh: Peraturan/SK gubernur/bupati/walikota,

dll (3) Diisi dengan nomor peraturan yang tersebut dalam kolom 2

(4) Diisi dengan tahun peraturan yang tersebut dalam kolom 2 (5) Diisi dengan perihal peraturan.

Page 81: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

77

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-10. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi:

Tahun Data:

No. Sumber

Anggaran

Peruntukan Anggaran Jumlah Anggaran

Tahun ... Tahun ... (1) (2) (3) (4) (5)

1. APBD 2. APBN 3. Bantuan Luar Negeri

Total Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan sumber anggaran pengelolaan lingkungan hidup

(3) Diisi dengan peruntukkan anggaran jenis pelayanan minimal (SPM) bidang lingkungan hidup. Contoh: pelayanan informasi status mutu air

(4) Diisi dengan jumlah anggaran tahun berjalan (5) Diisi dengan jumlah anggaran tahun sebelumnya

Page 82: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

78

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-11. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan Provinsi:

Tahun Data:

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah Laki-Laki Perempuan (1) (2) (3) (4) 1. Doktor (S3) 2. Master (S2) 3. Sarjana (S1) 4. Diploma (D3/D4) 5. SLTA Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan jumlah laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan

(4) Diisi dengan jumlah perempuan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat Provinsi:

Tahun Data:

No. Nama Instansi Nama Jabatan Fungsional

Jumlah Staf Fungsional (dilantik)

Jumlah Staf Yang Sudah Diklat

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2. 3. 4.

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel : (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama instansi asal (3) Diisi dengan nama jabatan fungsional berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (4) Diisi dengan jumlah staf fungsional laki-laki

(5) Diisi dengan jumlah staf fungsional perempuan (6) Diisi dengan jumlah staf laki-laki yang sudah diklat yang belum dilantik

(7) Diisi dengan jumlah staf perempuan yang sudah diklat yang belum dilantik

Page 83: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

79

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

LAMPIRAN II

KUMPULAN DATA SLHD KABUPATEN/KOTA

A. Sumber Daya Alam

Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut PenggunaanLahan Utama Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan: Sumber:

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas lahan non pertanian yang merupakan lahan terbuka dan pemukiman

dalam satuan hektar (Ha). (4) Diisi dengan luas lahan sawah yang merupakan pertanian lahan basah dalam satuan hektar (Ha). (5) Diisi dengan luas lahan kering yang merupakan kebun campuran, semak/belukar, tegalan/ladang

dalam satuan hektar (Ha). (6) Diisi dengan luas lahan perkebunan yang merupakan kebun dengan satu jenis tanaman atau

komoditi tertentu kecuali kebun campuran dalam satuan hektar (Ha). (7) Diisi dengan luas lahan hutan primer dan hutan sekunder.

(8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau dalam satuan hektar (Ha). (9) Diisi dengan jumlah total luas lahan per kecamatan dalam satuan hektar (Ha)

No. Kecamatan Luas Lahan (Ha)

Non Pertanian Sawah Lahan

Kering Perkebunan Hutan Badan Air Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Total

Page 84: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

80

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Fungsi Luas (Ha) (1) (2) (3)

Cagar Alam

Suaka Margasatwa

Taman Wisata

Taman Buru

Taman Nasional

Taman Hutan Raya

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Konservasi

Hutan Kota Total Luas Hutan

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status sesuai ketetapan Kementerian Kehutanan yang

dituangkan dalam RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota. (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Page 85: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

81

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Vegetasi AreaTerbangun

TanahTerbuka

BadanAir

(1) (3) (4) (5) (6) (7)I.

A.

1.2.3.

B.

1.2.3.

4.

C.

1.2.

3.

4.

5.

6.

7.8.

9.

D.1.

2.

3.

E.1.

i. Kawasan Keunikan Batuan dan Fosil

ii. Kawasan Keunikan Bentang Alam

Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan Rawan BanjirJumlahKawasan Lindung Geologi

Kawasan Cagar Alam Geologi

Ruang Terbuka HijauJumlah

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Rawan Tanah Longsor

Kawasan Suaka AlamKawasan Suaka Laut dan Perairan LainnyaSuaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa LautCagar Alam dan Cagar Alam LautKawasan Pantai Berhutan Bakau

Taman Nasional dan Taman Nasional LautTaman Hutan RayaTaman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

JumlahKawasan Rawan Bencana

JumlahKawasan Perlindungan Setempat

Sempadan PantaiSempadan Sungai

Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

Kawasan LindungKawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan Hutan LindungKawasan BergambutKawasan Resapan Air

No. Nama KawasanLuas

Kawasan(Ha)

Tutupan Lahan (Ha)

(2)

Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Page 86: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

82

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Vegetasi AreaTerbangun

TanahTerbuka

BadanAir

(1) (3) (4) (5) (6) (7)iii. Kawasan Keunikan

Proses Geologi

2.

i. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

ii. Kawasan Rawan Gempa Bumi

iii. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

iv. Kawasan yang Terletak di Zona Patahan Aktif

v. Kawasan Rawan Tsunami

vi. Kawasan Rawan Abrasi

vii. Kawasan Rawan Gas Beracun

3.

i. Kawasan Imbuhan Air Tanah

ii. Sempadan Mata Air

F.1234.5.67.

II.

Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yang Dilindungi

JumlahJumlah Total Kawasan LindungKawasan BudidayaJumlah Total Kawasan Budidaya

Jumlah

Terumbu Karang

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

JumlahKawasan yangMemberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

JumlahJumlahKawasan Lindung Lainnya

Cagar BiosferRamsarTaman BuruKawasan PerlindunganPlasma NutfahKawasan pengungsianSatwa

No. Nama KawasanLuas

Kawasan(Ha)

Tutupan Lahan (Ha)

(2)

Lanjutan

Keterangan Sumber :

Page 87: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

83

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel : Isi Tabel Merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan/atau peraturan lainnya dengan kondisi tutupan lahan tahun berjalan (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas kawasan hutan dalam satuan hektar (Ha).

(4) Diisi dengan luas vegetasi yang terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, bakau dan sawah ladang dalam satuan hektar (Ha).

(5) Diisi dengan luas areal terbangun yang merupakan pemukiman dan kawasan industri dalam satuan hektar (Ha).

(6) Diisi dengan luas tanah terbuka yang merupakan tanah terbuka, semak belukar dan lahan kosong dalam satuan hektar (Ha).

(7) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak dan sungai dalam satuan hektar (Ha).

Page 88: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

84

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

Tabel ini merupakan Hasil analisis tumpang susun (overlay) antara batas administrasi, tutupan lahan (hutan-non hutan) dan kawasan hutan berdasarkan penetapan Kementerian Kehutanan (RTRW) atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota dan/atau peraturan lainnya

KSA-KPA : Kawasan suaka alam – kawasan pelestarian alam HL : Hutan lindung

HPT : Hutan produksi terbatas HP : Hutan produksi tetap HPK : Hutan produksi yang dapat dikonversi APL : Area penggunaan lain (selain kawasan hutan)

Tidak ada data : 1. Tidak terpantau/terdeteksi 2. tertutup awan

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan KSA-KPA dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan HL dalam satuan hektar (Ha) (5) Diisi dengan HPT dalam satuan hektar (Ha) (6) Diisi dengan HP dalam satuan hektar (Ha) (7) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (3), (4), (5) dan (6) dalam satuan hektar (Ha)

(8) Diisi dengan hutan produksi yang dapat dikonversi dalam satuan hektar (Ha) (9) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (7) dan (8) dalam satuan hektar (Ha)

(10) Diisi dengan APL dalam satuan hektar (Ha) (11) Diisi dengan penjumlahan dari kolom (9) dan (10) dalam satuan hektar (Ha)

KSA- KPA HL HPT HP JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Kab/Kota A

a.Hutan

b.Non Hutan

c.Tidak ada data

Dst

NO KABUPATEN/ KOTA

KAWASAN HUTAN (Ha)

APL JUMLAHHUTAN TETAPHPK JUMLAH

Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Page 89: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

85

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 < 20 cm 0,2 - 1,32 20 - < 50 cm 1,3 - < 43 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,04 100 – 150 cm 9,0 – 125 > 150 cm > 12

Besaran erosi(mm/10 tahun)

Ambang Kritis Erosi (mm/10 tahun)Tebal TanahNo.

Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis

Kabupaten/Kota : Tahun Data:

No. Kecamatan Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha) Jumlah Total

(Ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah lahan kritis dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis dalam satuan hektar (Ha)

(5) Diisi dengan jumlah total kolom (3) dan (4) dalam satuan hektar (Ha)

Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air Kabupaten/Kota:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian

Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi dengan angka dalam satuan (mm/10 tahun)

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 90: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

86

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 Ketebalan Solum < 20 cm2 Kebatuan Permukaan > 40 %

< 18 % koloid;> 80 % pasir kuarsitik

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3

5 Porositas Total < 30 % ; > 70 %6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,58 Daya Hantar Listrik > 4,0 mS/cm9 Redoks < 200 mV10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah

3 Komposisi Fraksi

Hasil PengamatanAmbang Kritis ParameterNo.

Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Kabupaten/Kota:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang

Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi angka hasil pengamatan dengan satuan masing-masing parameter

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 91: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

87

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)1 Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa > 35 cm/tahun untuk ketebalan

gambut ≥ 3 m atau 10% / 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m

2 Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaan tanah < 25 cm dengan pH ≤ 2,5

3 Kedalaman Air Tanah dangkal > 25 cm

4 Redoks untuk tanah berpirit > - 100 mV

5 Redoks untuk gambut > 200 mV6 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,0 ; > 7,07 Daya Hantar Listrik/DHL > 4,0 mS/cm

8 Jumlah mikroba < 102 cfu/g tanah

Hasil PengamatanAmbang KritisParameterNo.

Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Kabupaten/Kota:

Lokasi: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Cukup jelas, sesuai Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan

Tanah untuk Produksi Biomassa (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan masing-masing

(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Page 92: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

88

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha)

(1) (2) (3)1 Kebakaran Hutan2 Ladang Berpindah

3 Penebangan Liar4 Perambahan Hutan

5 LainnyaTotal

Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut Penyebabnya Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut Peruntukkan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Peruntukan Luas (Ha) (1) (2) (3) 1 Pemukiman 2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Industri 5 Pertambangan 6 Lainnya

Total

Keterangan : Sumber:

Penjelasan Isi Tabel :

Tabel ini merupakan pelepasan kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan SK Menteri Kehutanan (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi dengan luas menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)

Page 93: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

89

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

1.2.3.dst...

Jumlah

Jumlah 6. Keong

Jumlah 7. Serangga

Jumlah 5. Ikan

Jumlah 8. Tumbuh-tumbuhan

3. Reptil

Jumlah 4. Amphibi

Status

Jumlah 2. Burung

Jumlah

No. Golongan Nama spesies Diketahui

1. Hewan menyusui/Mamalia

Tabel SD-11. Flora dan Fauna yang Dilindungi Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Pilihan status adalah endemik, terancam, berlimpah dan dilindungi sesuai ketetapan masing-

masing daerah (1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Diisi dengan nama spesies yang diketahui

(4) Diisi dengan jumlah flora dan fauna endemik yang diketahui dalam satuan ekor. (5) Diisi dengan jumlah flora dan fauna terancam yang diketahui dalam satuan ekor. (6) Diisi dengan jumlah flora dan fauna berlimpah yang diketahui dalam satuan ekor. (7) Diisi dengan jumlah flora dan fauna dilindungi yang diketahui dalam satuan ekor.

Page 94: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

90

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-12. Inventarisasi Sungai Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Nama Sungai

Panjang (km) Lebar (m) Kedalama

n (m)

Debit (m3/dtk)

Permukaan Dasar Maks Min

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Lebar sungai dan kedalaman sungai dihitung rata-ratanya

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama sungai utama yang ada di provinsi/kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan kilometer (km) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m)

(5) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (6) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter (m) (7) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

(8) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik per detik (m3/dtk)

Page 95: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

91

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)

(1) (2) (3) (4)

Danau1. ............2. ............dst ............

Waduk1. ............2. ............dst ............

Situ1. ............2. ............dst ............

Embung1. ............2. ............dst ............

Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung

Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama danau/waduk/situ/embung

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi menggunakan angka dalam satuan meter kubik (m3)

Page 96: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

92

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-14. Kualitas Air Sungai Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Data Sungai

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur

ºC

2 Residu Terlarut mg/ L

3 Residu Tersuspensi mg/L

KIMIA ANORGANIK

4 pH

5 DHL mg/L

6 TDS mg/L

7 TSS mg/L

8 DO mg/L

9 BOD mg/L

10 COD mg/L

11 NO2 mg/L

12 NO3 mg/L

13 NH3 mg/L

14 Klorin bebas mg/L

15 T-P mg/L

16 Fenol µg/L

17 Minyak dan Lemak µg/L

18 Detergen µg/L

19 Fecal coliform jmlh/1000

ml

20 Total coliform jmlh/1000

ml

21 Sianida mg/L

22 H2S mg/L

Keterangan : Sumber :

Page 97: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

93

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel: Data Kualitas air sungai Provinsi minimal menggunakan data dari dana Dekonsentrasi pemantauan kualitas air sungai. Parameter yang wajib dipantau adalah parameter sesuai dengan petunjuk teknis pemantauan kualitas air.

Nama Lokasi : Isi dengan lokasi titik pantau Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn) (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

(4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

Page 98: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

94

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/Embung Kabupaten/Kota:

Tahun Data :

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Data Danau

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur

ºC

2 Residu Terlarut mg/ L

3 Residu Tersuspensi mg/L

KIMIA ANORGANIK

4 pH

5 DHL mg/L

6 TDS mg/L

7 TSS mg/L

8 DO mg/L

9 BOD mg/L

10 COD mg/L

11 NO2 mg/L

12 NO3 mg/L

13 NH3 mg/L

14 Klorin bebas mg/L

15 T-P mg/L

16 Fenol µg/L

17 Minyak dan Lemak µg/L

18 Detergen µg/L

19 Fecal coliform jmlh/100 ml

20 Total coliform jmlh/100 ml

21 Sianida mg/L

22 H2S mg/L

Keterangan : Sumber :

Page 99: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

95

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini wajib diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan

Nama Lokasi : Isi dengan nama lokasi sampling Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara

(format koordinat geografis : derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Page 100: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

96

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur Kabupaten/Kota: Tahun Data :

No Parameter Satuan Lokasi Sampling

1 2 3 4 5 dst Data Sumur

Nama Lokasi Koordinat

Waktu Pemantauan

FISIKA

1 Tempelatur o C

2 Residu Terlarut mg/ L

3 Residu

Tersuspensi mg/L

KIMIA ANORGANIK 4 pH 5 BOD mg/L 6 COD mg/L 7 DO mg/L 8 Total Fosfat sbg P mg/L 9 NO 3 sebagai N mg/L 10 NH3-N mg/L 11 Arsen mg/L 12 Kobalt mg/L 13 Barium mg/L 14 Boron mg/L 15 Selenium mg/L 16 Kadmium mg/L 17 Khrom (VI) mg/L 18 Tembaga mg/L 19 Besi mg/L 20 Timbal mg/L 21 Mangan mg/L 22 Air Raksa mg/L 23 Seng mg/L 24 Khlorida mg/l 25 Sianida mg/L 26 Fluorida mg/L 27 Nitrit sebagai N mg/L 28 Sulfat mg/L 29 Khlorin bebas mg/L

30 Belereng sebagai

H2S mg/L

MIKROBIOLOGI

31 Fecal coliform jml/100 ml

32 Total coliform jml/100 ml

RADIOAKTIVITAS 33 Gross-A Bq /L 34 Gross-B Bq /L

Keterangan: Sumber :

Page 101: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

97

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel :

Tabel ini wajib Diisi oleh provinsi, sedangkan untuk kab/kota tidak diwajibkan Nama Lokasi : Isi dengan nama Sumur Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara (format koordinat geografis :derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas

(4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (9) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Page 102: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

98

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-17. Kualitas Air Laut

Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No Parameter Satuan Baku Mutu

Lokasi Sampling

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik ...

Nama Lokasi

Koordinat

Waktu sampling (tgl/bln/thn)

Fisika

1 Warna CU

2 Bau

3 Kecerahan M

4 Kekeruhan NTU

5 TSS mg/l

6 Sampah -

7 Lapisan Minyak -

8 Temperatur oC

Kimia

9 pH

10 Salinitas ‰

11 DO mg/l

12 BOD5 mg/l

13 COD mg/l

14 Amonia total mg/l

15 NO2-N mg/l

16 NO3-N mg/l

17 PO4-P mg/l

18 Sianida (CN-) mg/l

19 Sulfida (H2S) mg/l

20 Klor mg/l

21 Minyak bumi mg/l

22 Fenol mg/l

23 Pestisida mg/l

24 PCB mg/l

Keterangan : Sumber :

Page 103: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

99

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Penjelasan Isi Tabel : Parameter disesuaikan

Nama Lokasi : Isi dengan nama laut Koordinat : Isi dengan koordinat Lintang Selatan dan Lintang Utara

(format koordinat geografis:derajat, menit, detik) dari masing-masing titik sampling Waktu Pemantauan : Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling

(1) Nomor urut

(2) Cukup jelas (3) Baku Mutu berdasarkan peraturan daerah atau nasional (4) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (5) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (6) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (7) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan. (8) Isi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Tabel SD-18. Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan : Sumber:

Penjelasan Isi Tabel :

Untuk Kolom 4 lama pengukuran (1jam, 24 jam, 1 tahun) disesuaikan dengan daerah (1) Cukup jelas (2) Cukup jelas (3) Cukup jelas (4) Diisi dengan angka lama pengukuran (5) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (6) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (7) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (8) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan (9) Diisi hasil pengukuran dengan angka dalam satuan yang telah ditentukan

Parameter wajib: SO2, CO, NO2, O3, HC, PM 10, PM 2.5, TSP

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. SO2 µg/Nm32. CO µg/Nm33. N02 µg/Nm34. O3 µg/Nm35. HC µg/Nm36. PM10 µg/Nm37. PM2.5 µg/Nm38. TSP µg/Nm39. Pb µg/Nm310. Dustfall µg/Nm311. Total Fluorides sebagai F µg/Nm312. Fluor Index µg/Nm313. Khlorine & Khlorine Dioksida µg/Nm314. Sulphat Index µg/Nm3

No. Parameter SatuanLama

PengukuranLokasi

Page 104: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

100

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Kecamatan

Luas Tutupan

(Ha)

Persentase Luas Terumbu Karang (%) Sangat

Baik Baik Sedang Rusak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 2 3 Dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi luasan tutupan lahan menggunakan dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sangat baik

(5) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi baik (6) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sedang (7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak

Page 105: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

101

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove

Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No Kecamatan Luas (Ha) Persentase Area Kerusakan

(%) (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 5 Dst T

otal

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan angka luas padang lamun dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan prosentase area kerusakan

Kabupaten/kota: Tahun Data:

No Lokasi Luas Lokasi (Ha) Persentase tutupan (%)

Kerapatan (pohon/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4

Total Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama lokasi hutan mangrove (3) Diisi dengan luasan tutupan mangrove dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan persentase tutupan mangrove (5) Diisi dengan kerapatan tutupan mangrove dalam satuan pohon/hektar(Ha)

Page 106: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

102

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiunpemantauan

(3) Diisi menggunakan angka dengan dalam satuan milimeter (mm)

Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No Nama dan

Lokasi Stasiun Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (1) (2) (3) 1 2 3 4 5 Dst..

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pemantauan

(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan derajat celcius

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des(1) (2)12345 Dst..

No. Nama dan Lokasi Stasiun

Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm)

(3)

TOTAL

Page 107: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

103

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama prameter yang diperiksa

(3) (4)

Cukup jelas Kolom 4 sampai dengan 15 diisi dengan hasil pengukuran setiap bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 pH µmhos/em

2 DHL mg/L

3 SO4 mg/L

4 NO3 mg/L

5 Cr mg/L

6 NH4 mg/L

7 Na mg/L

8 Ca2+ mg/L

9 Mg2+ mg/L

Waktu PemantauanNo. Parameter Satuan

Page 108: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

104

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

B. Bencana Alam Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian Kabupaten/Kota:

Tahun Data :

No Kecamatan Total Area

Terendam (Ha) Jumlah Korban Perkiraan

Kerugian (Rp.) Mengungsi Meninggal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 5 Dst

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan total area terendam dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang (5) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang

(6) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah

Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan

Kabupaten /Kota : Tahun Data :

No Kecamatan

Total Area (Ha)

Perkiraan Kerugian

(Rp) (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. Dst TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel :

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian,

kegiatan ekonomi dan lingkungan. (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan total area yang terkena dampak kekeringan dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat kekeringan dalam satuan rupiah

Page 109: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

105

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian Kabupaten/Kota: Tahun Data :

No Kecamatan Perkiraan Luas Hutan/ Lahan

Terbakar (Ha)

Perkiraan Kerugian (Rp.)

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5. Dst

TOTAL

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah perkiraan luas hutan /lahan terbakar dalam satuan hektar (Ha) (4) Diisi dengan menggunakan nilai rupiah

Page 110: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

106

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No

Kecamatan

Jenis Bencana

Jumlah Korban Meninggal

(jiwa)

Perkiraan Kerugian

(Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5)

1

2

3

4

5 Dst.. Total

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan tabel penggabungan dari Tabel BA3 dan BA 4 pada pedoman sebelumnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun Laporan (3) Diisi Jenis bencana, selain bencana banjir kekeringan misalnya : tanah longsor, gempa bumi, tsunami,

puting beliung (4) Diisi dengan jumlah korban meninggal dalam satuan orang

(5) Diisi dengan perkiraan kerugian dalam satuan rupiah

Page 111: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

107

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

C. Demografi

Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

Kabupaten/Kota: Tahun Data :

No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah

Penduduk Pertumbuhan Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 2 3 4 Dst..

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan. (3) Diisi dengan luas kecamatan.

(4) Diisi dengan jumlah penduduk . (5) Diisi dengan prosentase pertumbuhan penduduk.

(6) Diisi dengan prosentase kepadatan penduduk. Tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 Dst..

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DE-2 dan DE-3 dari pedoman sebelumnya

(1) Nomor urut (2) Diisi nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dalam angka dengan satuan jiwa/orang (4) Diisi dengan jumlah penduduk perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang (5) Diisi dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam angka dengan satuan jiwa/orang

Page 112: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

108

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3.

dst Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel : Kawasan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah desa dalam angka (4) Diisi dengan jumlah penduduk dengan satuan jiwa yang ada di kawasan/wilayah dalam angka

Page 113: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

109

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

D. Demografi Sosial

Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Kecamatan

Tidak Sekolah Sekolah SD SLTP SLTA

Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 2 3 4 5

Jumlah

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1 sampai dengan DS-4 pada pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa

Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan Kabupaten/Kota : Tahun Data :

No. Kecamatan Diploma S1 S2 S3

Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan Laki-Laki

Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 2 3 4 5

Jumlah Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel DS-1, s.d DS-4 dari pedoman sebelumnya (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun Laporan (3) Sampai dengan (10) diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam angka

Page 114: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

110

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Kabupaten/Kota:

Tahun Data: No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

(1) (2) (3)

1.

2.

3.

4.

dst

Keterangan : Sumber : Penjelasan Isi Tabel : (1) Cukup jelas (2) Diisi dengan jenis penyakit yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa

E. Sosial Ekonomi Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga Miskin

Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Kecamatan Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Miskin

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4. 5.

Dst

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi tabel : (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga di masing-masing kecamatan

(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing Kecamatan

Page 115: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

111

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Kabupaten/Kota:

Tahun Data: No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 2 3 dst

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai sumber air minum.

Definisi air ledeng: sumber air yang berasal dari air yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air.

(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai sumber air minum.

Definisi sumur : air yang berasal dari tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.

(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air sungai sebagai sumber air minum. (6) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai sumber air minum. (7) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum. (8) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber selain kolom (3)-(7) sebagai sumber air minum

Page 116: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

112

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan Pupuk Kabupaten/Kota :

Tahun Data :

No. Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha)

Produksi (Ton)

Pemakaian Pupuk (Ton) Urea SP.36 ZA NPK Organik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Karet 2. Kelapa 3. Kelapa sawit 4. Kopi 5. Coklat 6. Teh 7. Cengkeh 8. Tebu 9. Tembakau 10. Kapas

11. Jarak 12. Kapuk 13. Kina 14. Jambu mete 15. Pala 16. Kayu manis 17. Lainnya (Sebutkan)

Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

(3) Diisi dengan luas lahan sesuai dengan jenis tanaman (4) Diisi dengan jumlah produksi dalam setahun tiap jenis tanaman dalam ton

(5) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (8) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

(9) Diisi dengan jumlah pemakaian pupuk Organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

Kolom (3), (4), (5) wajib diisi, kolom (6), (7), (8), (9) tidak wajib

Page 117: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

113

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Urea SP.36 ZA NPK Organik(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Padi2. Jagung3. Kedelai4. Kacang tanah5. Ubi kayu6. Ubi jalar7. Lainnya (sebutkan)

No. Jenis Tanaman Pemakaian Pupuk (Ton)

Total

Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk Kabupaten/Kota: Tahun Data :

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut

(2) Diisi sesuai jenis tanaman yang tertulis

(3) Diisi jumlah pemakaian pupuk Urea untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (4) Diisi jumlah pemakaian pupuk SP.36 untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (5) Diisi jumlah pemakaian pupuk ZA untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (6) Diisi jumlah pemakaian pupuk NPK untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton (7) Diisi jumlah pemakaian pupuk organik untuk setiap jenis tanaman dalam satuan ton

Kolom (3) wajib Diisi, kolom (4) s.d (7) tidak wajib

Page 118: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

114

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Jenis Penggunaan

Baru Luas (Ha)

(1) (2) (3) 1 Permukiman 2 Industri 3 Tanah kering 4 Perkebunan 5 Semak belukar 6 Tanah kosong 7 Perairan/kolam 8 Lainnya (sebutkan) Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi sesuai jenis penggunaan yang tertulis

(3) Diisi dengan luas lahan yang berubah pemanfaatannya pada tahun berjalan dalam satuan hektar (Ha) Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Kabupaten/Kota: Tahun Data :

No. Nama Perusahaan Jenis Bahan Galian

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton/Tahun)

(1) (2) (3) (4) (5) 1. 2. 3.

4.

5. dst

Keterangan : Sumber Penjelasan Isi Tabel : Tabel ini merupakan penggabungan tabel SE-14 dan SE-15 pada pedoman sebelumnya.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan tambang yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jenis bahan galian pertambangan (4) Diisi dengan luas areal produksi dalam satuan Hektar (Ha) (5) Diisi dengan jumlah produksi pertambangan dalam satuan ton per tahun

Page 119: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

115

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per Hektar

Kabupaten/Kota : Tahun Data :

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan Isi Tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan luas lahan sawah 1 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (4) Diisi dengan luas lahan sawah 2 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (5) Diisi dengan luas lahan sawah 3 kali penanaman per tahun dalam satuan hektar. (6) Diisi dengan jumlah produksi padi dalam satu tahun per hektar dalam ton.

1 kali 2 kali 3 kali

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

3.

4.

dst

Total

No. KecamatanLuas (Ha) dan Frekuensi Penanaman

Produksi per Hektar

Page 120: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

116

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE- 8 . Jumlah Hewan Ternak Kabupaten/Kota :

Tahun Data :

No. Kecamatan Sapi

Perah Sapi

Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1.

2.

3.

4.

dst

Total

Keterangan :

Sumber : Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah sapi perah dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

(4) Diisi dengan jumlah sapi potong dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (5) Diisi dengan jumlah kerbau dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah kuda dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (7) Diisi dengan jumlah kambing dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (8) Diisi dengan jumlah domba dimasing-masing kabupaten/kota dalam satuan ekor (9) Diisi dengan jumlah babi dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

Page 121: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

117

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SE-9 Jumlah Hewan Unggas dari Jenis Unggas Kabupaten/Kota :

Tahun Data :

No. Kecamatan Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 2. 3. 4.

dst Total

Keterangan :

Sumber

Penjelasan Isi Tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah ayam kampung dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (4) Diisi dengan jumlah ayam petelur dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

(5) Diisi dengan jumlah ayam pedaging dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor (6) Diisi dengan jumlah itik dimasing-masing kecamatan dalam satuan ekor

Page 122: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

118

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan Usaha Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Jenis Industri Produksi Beban Limbah Cair (Ton/Tahun) (Ton/Tahun) BOD COD TSS Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.

2.

3.

4.

Total

Keterangan : Sumber:

Penjelasan isi tabel: Tabel ini merupakan penggabungan antara tabel SE-12 dan SP-10 pada pedoman sebelumnya.

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis industri sesuai lampiran IV (3) Diisi dengan jumlah produksi dalam ton/tahun (4) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (5) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (6) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III (7) Diisi dengan hasil dari perhitungan berdasarkan lampiran III

Page 123: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

119

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan Kabupaten/Kota :

Tahun Data:

No Jenis Kendaraan Bensin Solar Total

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Beban

2 Penumpang pribadi 3 Penumpang umum 4 Bus besar pribadi

5 Bus besar umum 6 Bus kecil pribadi 7 Bus kecil umum

8 Truk besar 9 Truk kecil 10 Roda tiga

11 Roda dua

JUMLAH

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi sesuai dengan jenis kendaraan yang tertulis

(3) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar bensin dalam satuan unit (4) Diisi dengan jumlah kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar solar dalam satuan unit (5) Diisi dengan penjumlahan kolom (3) dan (4)

Page 124: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

120

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-3. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar Kabupaten/Kota :

Tahun Data:

No. Klasifikasi Industri LPG Minyak

Bakar Minyak Diesel Solar Minyak

Tanah Gas Batubara Biomassa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. 2. 3. 4.

dst Total

Keterangan : Sumber :

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986)

Contoh: Industri kimia dasar, Industri Mesin dan logam dasar, Industri Kecil, Aneka Industri. (3) Diisi dengan jumlah pemakaian LPG per sektor industri dalam satuan kilogram (kg)

(4) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak bakar per sektor industri dalam satuan liter (5) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak diesel per sektor industri

(6) Diisi dengan jumlah pemakaian solar per sektor industri (7) Diisi dengan jumlah pemakaian minyak tanah per sektor industri

(8) Diisi dengan jumlah pemakaian gas per sektor industri (9) Diisi dengan jumlah pemakaian batubara per sektor industri

(10) Diisi dengan jumlah pemakaian biomasa per sektor industri

Page 125: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

121

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-4. Konsumsi Bahan Bakar untuk keperluan Rumah Tangga Kabupaten/Kota :

Tahun Data :

Jenis Bahan Bakar No. Kecamatan LPG Minyak Tanah Briket Kayu Bakar lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. 2.

3.

4.

dst

Total

Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah LPG yang digunakan dalam satuan kilogram (4) Diisi dengan jumlah minyak tanah yang digunakan dalam satuan liter (5) Diisi dengan jumlah briket yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton (6) Diisi dengan jumlah kayu bakar yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton (7) Diisi dengan jumlah bahan bakar lainnya yang digunakan dalam satuan kilogram atau ton (8) Diisi dengan jumlah total jenis bahan bakar yang digunakan dalam satuan ton per tahun

Page 126: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

122

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat berdasarkan Sarana Transportasi Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Nama Tempat

Sarana Transportasi

Tipe/Jenis/Klasifikasi Lokasi Luas Kawasan (Ha)

Volume Limbah Padat

(m3/hari) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Darat 1 2 Air 1 2 Udara 1 2

Keterangan: Sumber:

Penjelasan isi tabel

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan sarana transportasi darat, air dan udara

(3)

misal : tempat sarana transportasi darat antara lain ; Terminal bus Pulogadung, Stasiun kereta api Solo Balapan dll Diisi dengan tipe terminal, jenis pelabuhan, peran & fungsi pelabuhan berdasarkan lampiran III

(4) Diisi dengan lokasi sarana transportasi (5) Diisi dengan luas kawasan sarana transportasi dalam satuan hektar (Ha)

(6) Diisi dengan perkiraan volume limbah padat tempat sarana transportasi Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel SE-21 , 22, dan 23 dan SP 12 pedoman sebelumnya

Page 127: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

123

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung, dan Luas Kawasan Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Nama Obyek

Wisata Jenis Obyek

Wisata Jumlah Pengunjung (orang per tahun)

Luas Kawasan (Ha)

Volume Limbah Padat (m3/Hari)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. 2. 3. 4. dan seterusnya

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama obyek wisata yang ada

(3) Diisi dengan jenis obyek wisata, misal wisata alam, wisata agro, wisata bahari, wisata selam

(4) Diisi dengan jumlah pengunjung pada obyek wisata (5) Diisi dengan luas kawasan obyek wisata (6) disii dengan perkiraan volume limbah obyek wisata

Tabel ini merupakan penggabungan dari tabel : SE-24 dan SP-13 pedoman sebelumnya

Page 128: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

124

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/Penginapan Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Kelas Hotel /Penginapan Jumlah Kamar Tingkat

Hunian (%) Limbah Padat

(m3/Hari)

Beban Limbah Cair (Ton/Tahun)

BOD COD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan: Sumber:

Penjelasan isi tabel:

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kelas hotel yang ada

(sesuai standar Kementerian Pariwisata) (3) Diisi dengan jumlah kamar yang ada

(4) Diisi dengan prosentase tingkat hunian per tahun (5) Diisi dengan perkiraan limbah padat (sampah) dalam meter kubik per Hari

(6) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair BOD dalam ton per tahun.

(7) Diisi dengan hasil perhitungan perkiraan beban limbah cair COD dalam ton per tahun.

Tabel ini merupakanpenggabungan dari tabel SE-25 dan SP-14 pedoman sebelumnya

Page 129: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

125

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Kecamatan Tempat Buang Air Besar ( Rumah Tangga)

Sendiri Bersama Umum Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.

2.

3.

4. dst

Sumber : Keterangan :

Penjelasan isi tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan (3) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar sendiri

Definisi Sendiri adalah jamban/kakus yang digunakan khusus oleh rumah tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang. (4) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar bersama.

Definisi Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga tertentu.

(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga dengan fasilitas tempat buang air besar umum.

Definisi Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya.

(6) Diisi dengan jumlah rumah tangga tanpa fasilitas tempat buang air besar.

Definisi Tidak ada adalah tidak ada fasilitas jamban/kakus, misalnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar (tanah lapang/kebun/Halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam, dan lainnya.

Page 130: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

126

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Padat Cair Padat Cair(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1.2.3.4. Dst

Volume Limbah B3 (m3/hari)

Total

No. Nama RumahSakit

Tipe/Kelas Rumah Sakit Volume Limbah (m3/hari)

Tabel SP-9. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No Kecamatan Jumah Penduduk Timbulan Sampah (1) (2) (3) (4)

1

2 3 4

dst

Keterangan :

Sumber : Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan jumlah penduduk yang ada di kecamatan (4) Diisi dengan perkiraan timbulan sampah dalam satuan meter kubik per Hari

Tabel SP-10. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit Provinsi:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber : Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama rumah sakit yang ada dikabupaten/kota/provinsi

(3) Diisi dengan tipe kelas rumah sakit A, B, C, D (4) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah padat dalam satuan meter kubik per Hari

(5) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah cair dalam satuan meter kubik per Hari (6) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 padat dalam satuan meter kubik per Hari (7) Diisi dengan Hasil perhitungan perkiraan volume limbah B3 cair dalam satuan meter kubik per Hari

Tipe rumah sakit

Sumber : Permenkes no. 340/menkes/per/III/2010 tentang Klasifikasi RS

* Rumah Sakit Tipe A Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain,

5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) pelayanan medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis

Page 131: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

127

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan/Usaha Jenis Izin Nomor (1) (2) (3) (4) (5)

dst

* Rumah Sakit Tipe B Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain,

4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 4 (empat) pelayanan medik spesialis lain dan 2 (dua) pelayanan medik sub spesialis dasar * Rumah Sakit Tipe C

Mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik

* Rumah Sakit Tipe D Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar

Tabel SP-11. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3 Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel :

(1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan yang mendapat izin mengelola limbah B3 (3) Diisi dengan jenis kegiatan/usaha sesuai dengan lampiran (4) Diisi dengan jenis izin : penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, atau pengangkutan (5) Diisi dengan nomor SK yang berlaku pada tahun penyusunan laporan

Page 132: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

128

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-1. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun laporan

(3) Diisi dengan luas realisasi penghijauan yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar (Ha)

(4) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah daerah pada kegiatan penghijauan dalam satuan pohon

(5) Diisi dengan luas realisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah reboisasi dalam satuan hektar (Ha)

(6) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah daerah pada kegiatan reboisasi dalam satuan pohon

Kolom 3 dan 4 boleh pilih salah satu

Definisi Penghijauan: Kegiatan penghijauan adalah penanaman kembali lahan kritis di luar kawasan hutan yang ditujukan

untuk mempertaHankan dan memulihkan kondisinya sehingga fungsinya sebagai media produksi, tata air maupun pendukung kehidupan dalam DAS dapat dipertaHankan dan ditingkatkan sesuai dengan peruntukannya. Definisi reboisasi:

Reboisasi atau rehabilitasi hutan lindung bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan lindung kritis di wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipasif.

Luas (Ha) JumlahPohon

Luas (Ha) JumlahPohon

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Total

No. KecamatanRealisasi Penghijauan Realisasi Reboisasi

Page 133: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

129

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan(1) (2) (3) (4)

dst

No. Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa(1) (2) (3) (4)

dst

Tabel UP-2. Kegiatan Fisik Lainnya oleh instansi dan masyarakat Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut

(2) Diisi dengan nama kegiatan fisik lingkungan contoh : pembuatan kompos, pembersihan saluran air/selokan. (3) Diisi dengan lokasi kegiatan fisik lingkungan

(4) Diisi dengan pelaksana kegiatan fisik lingkungan (oleh pemerintah, masyarakat, swasta)

Tabel UP-3. Dokumen Izin Lingkungan Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis dokumen izin lingkungan

(AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)) (3) Diisi dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan

(4) Diisi dengan nama pemrakarsa

Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012

Definisi AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Definisi UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terHadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Page 134: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

130

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

(1) (2) (3) (4)

dst

No. Waktu (tgl/bln/thn)Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan

Tabel UP-4. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) Kabupaten/Kota: Tahun Data:

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama perusahaan/pemrakarsa izin lingkungan

(3) Diisi dengan tanggal/bulan/tahun pelaksanaan pengawasan (4) Diisi dengan hasil pengawasan izin lingkungan

Tabel ini merupakan Hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012. Izin lingkungan

terdiri dari AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan

Tabel UP-5. Status Pengaduan Masyarakat

Kaupaten/Kota: Tahun Data: No. Masalah Yang Diadukan Status

(1) (2) (3)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan masalah lingkungan hidup yang diadukan oleh masyarakat

(3) Diisi dengan status tindak lanjutnya

Page 135: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

131

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-6. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Nama LSM Alamat (1) (2) (3)

Dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama LSM lingkungan hidup (3) Diisi dengan alamat LSM lingkungan hidup

Tabel UP-7. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup

Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Nama Orang /Kelompok/Organisasi Nama Penghargaan Pemberi

Penghargaan Tahun

Penghargaan (1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama orang/kelompok/organisasi penerima

penghargaan lingkungan hidup (3) Diisi dengan nama penghargaan lingkungan hidup contoh :

Adipura, Kalpataru, dll (4) Diisi dengan instansi pemberi penghargaan lingkungan hidup

(pemerintah/swasta) (5) Diisi dengan tahun penerimaan penghargaan lingkungan hidup

Page 136: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

132

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-8. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup

Kabupaten/Kota: Tahun Data:

No. Nama Kegiatan Instansi

Penyelenggara Kelompok Sasaran

Waktu Penyuluhan

(Bulan/tahun) (1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama kegiatan sosialisasi lingkungan hidup. Contoh: Penyuluhan, kampanye,

iklan layanan masyarakat, talkshow.

(3) Diisi dengan instasi penyelenggara kegiatan sosialisasi lingkungan hidup

(4) Diisi dengan kelompok sasaran kegiatan sosialisasi lingkungan hidup

(5) Diisi dengan bulan/tahun kegiatan penyuluhan

Tabel UP-9. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota:

Tahun Data: No. Jenis Produk Hukum Nomor Tahun Tentang

(1) (2) (3) (4) (5)

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan jenis produk hukum , contoh: Peraturan/SK gubernur/bupati/walikota,

dll (3) Diisi dengan nomor peraturan yang tersebut dalam kolom 2

(4) Diisi dengan tahun peraturan yang tersebut dalam kolom 2 (5) Diisi dengan perihal peraturan.

Page 137: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

133

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-10. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Sumber

Anggaran

Peruntukan Anggaran Jumlah Anggaran

Tahun ... Tahun ... (1) (2) (3) (4) (5)

1. APBD 2. APBN 3. Bantuan Luar Negeri

Total Keterangan :

Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Diisi dengan sumber anggaran pengelolaan lingkungan hidup

(3) Diisi dengan peruntukkan anggaran jenis pelayanan minimal (SPM) bidang lingkungan hidup. Contoh: pelayanan informasi status mutu air

(4) Diisi dengan jumlah anggaran tahun berjalan (5) Diisi dengan jumlah anggaran tahun sebelumnya

Page 138: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

134

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

Tabel UP-11. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah Laki-Laki Perempuan (1) (2) (3) (4) 1. Doktor (S3) 2. Master (S2) 3. Sarjana (S1) 4. Diploma (D3/D4) 5. SLTA Total

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel: (1) Nomor urut (2) Cukup jelas (3) Diisi dengan jumlah laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan

(4) Diisi dengan jumlah perempuan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat Kabupaten/Kota:

Tahun Data:

No. Nama Instansi Nama Jabatan Fungsional

Jumlah Staf Fungsional (dilantik)

Jumlah Staf Yang Sudah Diklat

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. 2. 3. 4.

dst

Keterangan : Sumber :

Penjelasan isi tabel : (1) Nomor urut (2) Diisi dengan nama instansi asal (3) Diisi dengan nama jabatan fungsional berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (4) Diisi dengan jumlah staf fungsional laki-laki

(5) Diisi dengan jumlah staf fungsional perempuan (6) Diisi dengan jumlah staf laki-laki yang sudah diklat yang belum dilantik

(7) Diisi dengan jumlah staf perempuan yang sudah diklat yang belum dilantik

Page 139: PEDOMAN SLHD 2013.pdf

135

PEDOMAN PENYUSUNAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2013

LAMPIRAN III

RUMUS PEHITUNGAN DAN KETERANGAN LAINNYA

A. Beban Pencemaran Limbah Cair

Limbah cair dari suatu kegiatan dapat dihitung bebannya dengan rumus :

Beban parameter-limbah = Volume limbah x konsentrasi parameter-limbah

dimana parameter limbah adalah zat yang terkandung di dalam air limbah seperti BOD, COD, dan TSS.

Sebagai contoh, misalkan suatu industri tekstil yang beroperasi selama 8 jam per hari mengeluarkan limbah cair dengan volume 10 liter per detik. Limbah cair tersebut mengandung BOD sebesar 15 mg/liter dan COD 45 mg /liter. Maka beban limbah cair dari industri tekstil tersebut adalah :

Beban BOD = 10 liter/detik x 15 mg/liter = 150 mg/detik = 150 x 3600 x 8 mg/hari

= 4.320.000 mg/hari = 4,32 kg/hari

Beban COD = 10 liter/detik x 45 mg/liter = 450 mg/detik = 450 x 3600 x 8 mg/hari

= 12.960.000 mg/hari = 12,96 kg/hari

No. Tipe Fungsi

1 A melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara,angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan

2 B melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutanpedesaan

3 C melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan

Jenis Kegiatan

Angkutan laut

Angkutan sungai dan danau

Angkutan penyeberangan

Peran dan Fungsi

Pelabuhan internasional

Pelabuhan nasional

Pelabuhan regional

Pelabuhan lokal

3.

4.

3.

D. Peran dan Fungsi Pelabuhan LautNo.

1.

2.

B. Tipe Terminal Kendaraan Penumpang Umum

C. Jenis Kegiatan PelabuhanNo.

1.

2.

Page 140: PEDOMAN SLHD 2013.pdf