55
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman pengembangan Karet

Citation preview

Page 1: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN

TAHUNAN

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN TANAMAN

KARETTAHUN 2013

Page 2: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIANDESEMBER 2012

Page 3: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 iii

i

KATA PENGANTAR

Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat- pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kegiatan Perluasan Tanaman Karet Rakyat Non Revitalisasi di Wilayah Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam, dimaksudkan untuk mendukung program percepatan perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik dan bencana alam yang merupakan salah satu upaya untuk pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan juga dapat mengamankan wilayah tapal batas antara Indonesia dan Malaysia.

Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan Perluasan Tanaman Karet Rakyat tahun 2013, maka perlu disusun buku Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang

Page 4: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

iv

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

ii

diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di Pusat maupun Daerah. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat

Page 5: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 iii

i

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

Provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkatKabupaten/Kota.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2012

Direktur Jenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS

NIP. 19560728 198603 1 001

Page 6: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

vi

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

iv

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1B. Sasaran Nasional 4C. Tujuan 5

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 5B. Spesifikasi Teknis 9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 11

A. Ruang Lingkup 11B. Pelaksana Kegiatan 13C. Lokasi, Jenis dan Volume 14D. Simpul Kritis 15

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN 16BANTUAN

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN 17DAN PENDAMPINGAN

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 18

VII. PEMBIAYAAN 21

VIII. PENUTUP 21

Page 7: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 v

iii

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

LAMPIRAN 22

Page 8: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Perluasan

Tanaman Karet di Wilayah

Spesifik Tahun 2013

……………… 22

Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Peremajaan

Tanaman Karet

Tahun 2013 ………………………….. 23

Page 9: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 1

I. PENDAHULUA

N

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kedua penghasil karet alam di dunia (sekitar 28 persen dari produksi karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang Thailand (sekitar 30 persen). Pengembangan karet Indonesia dalam kurun waktu 3 dekade mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karet cukup signifikan, dari volume ekspor tahun2002 sebesar 1.496 ribu ton senilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.100 ribu ton padatahun 2009 Sedangkan dari aspek penyerapan tenaga kerja, pertanaman karet mampu menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja, belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub sistem lainnya.

Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang mampu memberikan manfaat dalam pelestarian lingkungan, terutama dalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan,

Page 10: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

2 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

tanaman karet merupakan sumber kayu yang potensial yang dapat mensubtitusi kebutuhan kayu hutan alam yang dari tahun ke tahun ketersediaannya semakin menurun.

Page 11: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 3

Pengembangan perkebunan karet yang dilakukan pada wilayah-wilayah bukaan baru terbukti telah menjadi penggerak perekonomian wilayah dengan berbagai multiplier effect. Data empiris membuktikan bahwa dengan banyaknya pengembangan perkebunan karet di wilayah baru yang sebelumnya terpencil telah berubah dan berkembang menjadi pusat perekonomian baru.

Di masa depan, permintaan akan karet alami dan karet sintetik masih cukup signifikan, karena didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban yang berbahan baku karet sintetik dan karet alami. Harga karet sintetik yang terbuat dari minyak bumi akan sangat berfluktuasi terhadap perubahan harga minyak dunia.

Demikian pula dengan harga karet alam yang akan tergantung pada harga minyak dunia oleh karena karet alami dan karet sintetik adalah barang yang saling melengkapi (complementary goods). Terlebih dengan penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi untuk pengolahan kedua jenis karet tersebut, maka tentunya harga karet alami dan karet sintetik sangat tergantung dengan kondisi harga

Page 12: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

4 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

minyak dunia.

Page 13: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 5

Dengan semakin meningkatnya industri otomotif di kawasan Asia, dan kawasan lain di dunia diharapkan hal ini juga meningkatkan permintaan akan karet alami. Namun demikian manakala dililhat dari sisi usaha budidaya tanaman karet seluas 3.445 ribu Ha, sekitar 2.934 ribu Ha (85%) merupakan perkebunan rakyat dengan kondisi kebun sebagian besar merupakan tanaman karet tua yang kurang terawat (tidak dipupuk), menggunakan benih asalan, mutu bokar yang rendah sehingga menghasilkan produktivitas yang masih jauh dibawah potensi normal. produktivitas kebun yang diolah oleh pengusaha kecil/petani sekitar 30 persen lebih rendah dari perkebunan swasta besar/BUMN. Hal ini mempunyai dampak pada profitabilitas dari rantai nilai perkebunan secara keseluruhan.

Pada tahun 2011 produktivitas Kebun Karet Rakyat baru mencapai 926 Kg/Ha/Tahun bila dibandingkan dengan perkebunan Negara telah mencapai 1.327 Kg/Ha/Tahun dan Perkebunan Besar Swasta mencapai 1.565Kg/Ha/Tahun.

Guna mendukung keberhasilan pengembangan karet rakyat, maka

Page 14: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

6 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

pada tahun 2012 pemerintah melanjutkan upaya peningkatan produktivitas melalui Perluasan Karet Rakyat di wilayah perbatasan, pasca

Page 15: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 7

konflik dan bencana alam serta peremajaan karet sebagai salah satu kegiatan untuk petani karet yang belum mampu akses kepada perbankan atau sumber pembiayaan lainnya.

Berkaitan dengan pelaksanaan pengem- bangan karet tahun 2013, dipandang perlu disusun Pedoman Teknis Pengembangan Karet tahun 2013 yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan.

B. Sasaran NasionalSasaran Nasional dalam rangka pengembangan sub sektor perkebunan secaraberkelanjutan dilaksanakan melaluimeningkatan peran serta pemerintah melalui penyaluran bantuan benih untukPengembangan Karet Rakyat yang mampu mendorong partisipasi petani secara optimal yang dapat membawa perubahan dan dinamisasi kesejahteraan petani dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitaskaret secara

Page 16: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

8 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

nasional.

Page 17: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 9

C. Tujuan

Tujuan kegiatan pengembangan karet tahun2013 yaitu:

a. Percepatan peremajaan karet rakyat didaerah sentra-sentra produksi dan pelaksanaan perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, eks Proyek PIR dan wilayah konflik, wilayah tertinggal dan daerah bencana alam.

b. Peningkatan produksi dan produktivitas karet rakyat.

c. Peningkatan pendapatan masyarakatmelalui pengembangan karet rakyat, memperluas kesempatan dan peluangkerja.

d. Pemanfaatan lahan diantara karet untuk dengan tanaman sela

e. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN

KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan

Pelaksanaan Kegiatan

1. Pendekatan pelaksanaan kegiatanpengembang

andilakukan melalu

i

Page 18: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

10

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

pendekatan teknis seperti yang dilakukanselama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani

Page 19: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 11

yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan Pertanian di Kabupaten/Kota;

2. Daerah sasaran kegiatan pengembangan karet :

a. Daerah sasaran peremajaan karet rakyat adalah daerah sentra produksi karet yang diutamakan pada daerah yang pertanaman karetnya sudah tua/rusak/bahan tanamnya tidak unggul dan produksinya rendah.

b. Daerah sasaran perluasan karet adalah wilayah spesifik yaitu wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca/rawan bencana, rawan sosial dan daerah miskin atau tertinggal;

c. Demplot karet merupakan percontohan mengenai pemanfaatan lahan diantara tanaman karet pada saat peremajaan, dengan jarak tanam yang disesuaikan (20 x 3 mm ).

3. Petani atau kelompok tani sasaran adalah petani /pekebun/ kelompok tani didaerah sasaran seperti pada

Page 20: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

12

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

butir 1, yang telah diseleksi. Selanjutnya Calon Petani (CP) yang

telah diseleksi ditetapkan oleh

Page 21: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 13

Pemerintah Daerah (Bupati) setempat atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten setempat;

4. Calon Lahan (CL), adalah lahan milik petani seperti pada butir 2, yang tidak dalam sengketa dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat;

5. Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada, kemudian diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat;

6. Standar Teknis:a. Peremajaan karet dilakukan

pada kebun atau pertanaman karet yang produksinya rendah dengan kriteria:1) Kondisi tanaman tua/rusak/

tidak menggunakan bahan tanamanunggul

.2) Tingkat kerusakan bidang

sadap minimal 60%.

Page 22: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

14

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

3) Produksi per ha dibawah batasminimum nilai ekonomis.

Page 23: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 15

a) Kerapatan tanaman kurang dari100 pohon/ha atau melebihi 800 pohon/ha.

b. Perluasan karet dilaksanakan pada daerah-daerah secara agroklimat sesuai untuk pengembangan Perluasan Tanaman Karet dengan kriteriasebagai berikut1) Di utamakan di

wilayah perbatasan, pasca konflik dan bencana alam;

2) Pengadaan benih karet unggulbermutu

;3) Pengawalan pelaksanaan

kegiatan oleh petugas Dinas yang membidangi perkebunan, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten serta oleh petugas pusat.

7. Paket bantuan merupakan hibah dan pelaksanaan pengadaan benih karet (siap tanam) dan atau saprodi lainnya mengacu kepada PEDOMAN PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAN JASA LINGKUP SATKER DITJEN PERKEBUNAN TAHUN

2013 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Page 24: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

16

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

Perkebunan Kementerian Pertanian.Sedangkan khusus untuk demplot tumpang sari karet dengan tanamanpangan mendapat bantuan paket penuh;

Page 25: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 17

8. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan oleh petani melalui Kelompok Tani dilaksanakan dengan bimbingan oleh Petugas Daerah yang ditunjuk.

B. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis benih karet yang digunakan adalah klon unggul bermutu dalam polybag dengan kriteria sebagai berikut:

1. Klon anjuran untuk wilayah kering (curah hujan rata-rata <1.500 mm/tahun, 3 – 4 bulan kering), klon yang direkomendasikan:a. BPM 107 sesuai Keputusan Menteri

Pertanian Nomor415/Kpts/SR.120/8/2003.

b. BPM 109 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor416/Kpts/SR.120/8/2003.

c. AVROS 2037 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor14/Kpts/TP.240/1/1995.

d. BPM 1 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor12/Kpts/TP.240/1/1995.

e. PB 330 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor

Page 26: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

18

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

340/Kpts/SR.120/3/2008.

Page 27: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013 19

f. IRR 32 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor312/Kpts/SR.120/8/2005.

g. IRR 39 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor313/Kpts/SR.120/8/2005.

h. IRR 118 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor315/Kpts/SR.120/8/2005.

2. Klon anjuran untuk wilayah sedang (curah hujan rata-rata 1.500-3000 mm/tahun, 0- 2 bulan kering), klon yang direkomendasikan:a. BPM 24 sesuai Keputusan Menteri

Pertanian Nomor11/Kpts/TP.240/1/1995.

b. BPM 107 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor415/Kpts/SR.120/8/2003.

c. BPM 109 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor416/Kpts/SR.120/8/2003.

d. PB 260 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor417/Kpts/SR.120/8/2003.

e. PR 261 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor09/Kpts/TP.240/1/1995.

f. PR 255 sesuai Keputusan MenteriPertanian Nomor09/Kpts/TP.240/1/1995.

Page 28: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

3. Klon anjuran untuk wilayah basah (curah hujan rata-rata >3.000 mm/tahun), klon yang direkomendasikan:RRIC 100 sesuai Keputusan MenteriPertanian No. 17/Kpts/TP.240/1/1995.

4. Klon anjuran batang bawah yaitu AVROS2037, GT 1, LCB 1320, PR 228, PR 300, PB260, RRIC 100, BPM 24 dan PB 330.

5. Klon anjuran batang atas:- Klon penghasil lateks : IRR 104, IRR

112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330 dan PB 340.

- Klon penghasil lateks-kayu : IRR 5, IRR

39, IRR 42, IRR 107, IRR 119, dan RRIC100.

6. Klon-klon yang direkomendasikan pada periode sebelumnya seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM712, bukan berarti tidak boleh ditanam,tetapi dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan antara lain dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, bentuk produk yang

Page 29: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32767 32767

diharapkan dan luas areal yang sudah ditanami klon tersebut

7. Ukuran polybag sesuai ketentuan teknis.

Page 30: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan pengembangan karet meliputi peremajaan karet rakyat, perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik dan bencana alam dan demplot tumpang sari karet dengan tanaman pangan meliputi:

1. Kegiatan Pusat

Pelaksanaan kegiatan perluasan karet rakyat di Pusat (Direktorat JenderalPerkebunan), meliputi :a. Pelaksanaan workshop

dan penyusunan pedoman;b. Sosialisasi, koordinasi,

bimbingan, pengawalan, monitoring dan evaluasi yang

diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dankabupaten pelaksana kegiatan

ini;c. Menyusun Laporan Akhir Kegiatan

2. Kegiatan Provinsi

a. Menetapkan Tim Pembina danMenyusun Petunjuk Pelaksanaan;

Page 31: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32769 32769

b. Melakukan sosialisasi ke Kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan Peremajaan Karet Rakyat;

Page 32: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

c. Membahas penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL);

d. Memonitor proses penetapan CalonPetani dan Calon Lahan (CP/CL);

e. Melakukan konsultasi, Koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan

kegiatan Peremajaan Karet Rakyat;

f. Melakukan monitoring dan evaluasi;

g. Menyusun laporan perkembangan kegiatan setiap bulan.

3. Kegiatan Kabupatena. Menetapkan SATKER, Pejabat

KPA, P2K, Bendahara, Tim Teknis, dan lain- lain yang terkait dengan kegiatanTugas Pembantuan olehBupati/Walikota;

b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis);

c. Melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan petani calon penerima bantuan dalam rangka menyamakan persepsi tentang kegiatan Peremajaan Karet Rakyat;

Page 33: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32771 32771

d. Membahas penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL);

e. Melakukan penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL);

Page 34: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

f. Melakukan konsultasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan, pendampingan dan fasilitasi kegiatan Peremajaan Karet Rakyat;

g. Melakukan monitoring dan evaluasi;

h. Menyusun laporan pelaksanaan untuk disampaikan ke Dinas Perkebunan Provinsi dan Pusat.

B. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan Pengembangan KaretRakyat adalah :

a. Perkebunan Kabupaten : menyusun petunjuk teknis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawalan Petani / kelompok tani : melaksanakan kegiatan penanaman di masing-masing lahan/kebunnya.

b. Dinas yang membidangi /pendampingan serta monitoring/evaluasi.

c. Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi: menyusun petunjuk pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan dan penga-walan/pendampingan serta monitoring/evaluasi.

d. Direktorat Jenderal Perkebunan :

Page 35: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32773 32773

melakukan penyusunan, pembahasan dan sosialisasi pedoman umum, koordinasi,pengawalan/pendampingan dan pengen-

Page 36: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

dalian/pengawasan serta monitoring/evaluasi.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

a. Peremajaan karet rakyat tahun 2013, dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan bantuan berupa bibit 550 batang/ha termasuk sisipan dan sarana produksi lainnya dengan luasan masing-masing seperti pada Lampiran1.

b. Perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik dan bencanaalam tahun 2012, dengan bantuan bibitunggul 550 batang/ha dan sara produksi lainnya, dilaksanakan di 5 Provinsi dan 10Kabupaten/Kota (Lampiran 2);

c. Demplot tumpang sarai karet dengan tanaman pangan, dengan bantuan berupa bibit karet unggul, sarana produksilainnya dan bibit tanaman pangan di Kabupaten tanah laut Provinsi Kalimantan Selatan.

Page 37: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32775 32775

D. Simpul kritis

1) Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang.

Page 38: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

2) Pemilihan lokasi/CPCL diusahakan lokasi yang mudah dijangkau dan di monitor oleh petugas, sehingga memudahkan pengadaan dan pengiriman bahan tanaman serta evaluasi kegiatan ke daerah tersebut.

3) Ketepatan bahan tanaman (benih karet) yang disalurkan merupakan klon unggul, dengan pertimbangan bahwa benih merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

kegiatan pengembangan tanaman karet;

4) Ketepatan waktu pengadaan dan pengiriman bahan tanaman untuk pengembangan tanaman tahunan, sehingga tidak menyebabkan keterlambatan.

5) Teknologi budidaya yang akan diterapkan harus sesuai dengan baku teknis serta kondisi di lapangan.

6) Penetapan waktu, frekuensi, parameter pengamatan untuk meningkatkan produktivitas tanaman tahunan.

7) Ketersediaan sarana dan prasarana yang akan digunakan sebagai paket teknologi budidaya tanaman tahunan diusahakan tepat waktu dan

Page 39: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32777 32777

tepat sasaran.

Page 40: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN.

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan karet dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Berdasarkan Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas/Badan Lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih karet unggul bermutu bersertifikat siap tanam.

b. Prosedur pengadaan mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Lingkup Satker Ditjen. Perkebunan Tahun 2013.

c. Kontrak pengadaan benih karet tersebut telah ditandatangani paling lambatakhir triwulan I tahun 2013.

d. Penyaluran benih karet siap tanam dan atau saprodi lainnya kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2013.

e. Penyaluran benih dan saprodi tersebut kepada petani dengan dibuat berita acara serah

Page 41: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32779 32779

terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.

Page 42: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

1. PembinaanPembinaan dalam kegiatan pengembangan karet dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompoktani/gapoktan penerima bantuan mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan yang bersumber dari APBD.

2. PengendalianPengendalian kegiatan PengembanganKaret Rakyat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinyapenyimpangan (tidak sesuai denganperencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, pengendalian dilakukan sejakperencanaan hingga pelaksanaan.

3. Pengawalan dan PendampinganKegiatan Pengembangan Karet

Page 43: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32781 32781

Rakyat tidak hanya menyediakan bantuan benih,namun termasuk bimbingan dan pengawalan/pendampingan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten melalui unit teknis sepertiDinas yang membidangi Perkebunan.

Page 44: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

Bimbingan dan pengawalan/pendamping- an meliputi koordinasi antara Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten ke lokasi, pengawalan di tingkat petani secara periodik dan berkesinambungan oleh petugas lapang (sejak penyiapan benih, penanaman hingga pemeliharaan).

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor:31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yangmembidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, denganketentuan sebagai berikut:

1. Jenis pelaporana. SIMONEV yang meliputi:

Page 45: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32783 32783

x Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

x Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;

Page 46: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

x Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;

x Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan;

b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan

materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.

c. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:a. SIMONEV dibuat per bulan

dengan ketentuan:x Pelaporan dinas yang

membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada

provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan

Page 47: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32785 32785

provinsi ditujukan kepadaDirektorat

Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal

Page 48: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan,disampaikan paling lambat tanggal 31Desember 2013.

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan Pengembangan Karet Rakyat Tahun anggaran 2013 dibiayai oleh dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi atau Kabupaten.

VIII. PENUTUP

Dengan terlaksananya kegiatan Pengembangan Karet Rakyat, diharapkan

Page 49: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32787 32787

dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah, kesejahteraan petani di wilayah spesifik, serta serta menjaga wilayah perbatasan dari penjarahan negara lain.

Page 50: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

Diharapkan dukungan semua pihak terkait, baik pusat maupun daerah untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman karet.

Jakarta, Desember 2012Direktur Jenderal

Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS

NIP. 19560728 198603 1 001

Page 51: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

24

Lampiran 1. Lokasi Pelaksanaan Pengembangan Karet Rakyat di Wilayah Spesifik Tahun 2013

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

1,240.00 Ha

1 ACEH 1 Nagan Raya100.00

Ha

2 Pidie Jaya150.00

Ha

2 KEPRI 3 Natuna150.00

Ha

4 Karimun100.00

Ha

3 KALBAR 5 Sambas140.00

Ha

6 Kapuas Hulu150.00

Ha

7 Bengkayang100.00

Ha

4 KALTIM 8 Penajam Paser Utara100.00

Ha

9 Kutai Barat100.00

Ha

5 PAPUA 10 Merauke150.00

Ha

Page 52: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32767 32767

23

Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Peremajaan TanamanKaret Rakyat Tahun 2013

PROVINSI KABUPATEN VOLUME

9,653 Ha

1 ACEH 1 Aceh Timur 150 Ha

2 Aceh Jaya 100 Ha

2 SUMBAR 3 Pasaman 100 Ha

4 Dharmas Raya

100 Ha

5 Sijunjung 100 Ha

3 RIAU 6 Kampar 100 Ha

7 Rohil 100 Ha

Meranti 100

5 KEPRI 8 Bintan 100 Ha

6 JAMBI 9 Sarolangun 800 Ha

10 Batanghari 800 Ha

11 Muaro Jambi 600 Ha

12 Tebo 600 Ha

13 Merangin 600 Ha

14 Bungo 600 Ha

15 Kerinci 218 Ha

Page 53: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

32

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2013

7 SUMSEL 16 Muara Enim 125 Ha

17 Musi Rawas 250 Ha

18 KotaPrabumulih

100 Ha

19 OKI 125 Ha

20 OKU 120 Ha

21 BengkuluTengah

100 Ha

22 Rejang Lebong

100 Ha

8 LAMPUNG 23 Lampung

100 Ha

24 Waykanan 200 Ha

9 BABEL 25 Bangka 150 Ha

26 BangkaTengah

150 ha

10 BANTEN 27 Lebak 100 Ha

28 Pandeglang 100 Ha

11 JABAR Sukabumi Ha

29 Cianjur 100 Ha

30 Garut 100 Ha

31 Sumedang 100 Ha

12 KALBAR 32 Melawi 125 Ha

33 Sintang 150 Ha

Page 54: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet.doc

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 32767 32767

25

13 KALTENG 34 KotawaringinBarat

100 Ha

35 Kapuas 100 Ha

36 KotawaringinTimur

100 Ha

37 Pulang Pisau 100 Ha

38 Gunung Mas 100 Ha

39 Barito Timur 100

14 KALSEL 40 Hulu

Sungai150 Ha

41 Tabalong 340 Ha

42 Banjar 200 Ha

43 Kotabaru 150 Ha

44 Tanah laut 100 Ha

45 Balangan 150 Ha

46 Tapin 150 Ha

15 KALTIM 47 KutaiKartanegara

100 Ha

16 SULSEL 48 Bulukumba 250 ha