48
BU KU SAKU HAM BAGI PETUGAS RUMAH DETENSI IMIGRASI Pedoman tentan g aspek - aspek Hak Asasi Manusia di Rumah Detensi Imigrasi ham.go.id DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2018

Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

1

BU KU SAKU HAM

BAGI PETUGAS RUMAH DETENSI IMIGRASI

Pedoman tentan g aspek - aspek Hak Asasi Manusia

di Rumah Detensi Imigrasi

ham.go.id

DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

2018

Page 2: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

Buku Saku HAM bagi Petugas Detensi Imigrasi

DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA

Jl. HR. Rasuna Said Kav. 4 -5, Kuningan, Jakarta

Selatan

Tim Penyusun : Pengarah : Dr. Mualimin Abdi, SH., MH

Penanggung Jawab : Bambang Iriana Djajaatmadja,

SH, LLM Ketua : Bertha E. Saragi, SE, M.Si

Sekretaris : Hery Susanto, SH Anggota :

1. Dra. Fetty

2. Adhi Soewito, SH

3. Saptini Krisniwati, SH

Pakar/Penyusun Utama :

1. Arie Afriansyah, SH, MIL, PHD

2. Jaya Saputra, S.H.

Tim menyampaikan terima kasih kepada

Page 3: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

Anbar Jayadi, Kadek Wahyu Adi Pratama, dan Marcelino H. Latuputty atas asistensinya dalam

menyusun buku ini.

Page 4: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah
Page 5: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah
Page 6: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah
Page 7: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah
Page 8: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

SWT, pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Tim

dapat menyelesaikan “Buku Saku HAM bagi Petugas

Rumah Detensi Imigrasi”.

Adapun tujuan dari penyusunan buku saku ini

adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan

mengenai nilai-nilai hak asasi manusia yang harus

diperhatikan oleh seluruh petugas rumah detensi

imigrasi. Buku saku hak asasi manusia ini pun

diharapkan akan menjadi panduan bagi petugas

Rumah Detensi Imigrasi dalam melaksanakan

tugasnya mengelolan Rudenim, dan menangani para

Deteni secara berbasis hak asasi manusia, serta upaya

Page 9: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

untuk menyebarluasan pemahaman nilai-nilai hak

asasi manusia bagi petugas Rumah Detensi

Imigrasi.

Penyusunan Buku Saku ini, telah melalui proses

kajian, telaahan, dan diskusi, serta kunjungan

lapangan yang dilaksanaan oleh Direktorat Jenderal

Hak Asasi manusia, Direktorat Jenderal Imigrasi, serta

Akademisi. Oleh karena itu, Tim menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah mengambil bagian dalam proses

penyusunan, pembahasan, hingga terselesaikannya

Buku Saku HAM bagi Petugas Rumah Detensi

Imigrasi ini.

Kami menyadari masih ada kekurangan dalam

penyusunan buku saku ini, oleh karena itu saran dan

masakukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dan

Page 10: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

penyempurnaan buku saku ini sangat kami harapkan.

Akhir kata, diharapkan agar Buku Saku Hak Asasi

Manusia bagi Petugas Rumah Detensi Imigrasi ini

dapat bermanfaat bagi peningkatan pemahaman nilai-

nilai HAM, khususnya bagi petugas rumah detensi

imigrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

Jakarta, November 2018 Tim Penyusun

Page 11: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah
Page 12: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

1

DAFTAR ISI

1. Tentang Buku Saku “HAM di Rudenim” 2. Rudenim di Indonesia 3. Yang dimaksud dengan “HAM” 4. Dasar hukum 5. HAM dalam keseharian petugas Rudenim 6. Penutup

Page 13: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

2

DAFTAR ISTILAH

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

HAM Hak Asasi Manusia

Rudenim Rumah Detensi Imigrasi (unit pelaksana teknis yang menjalankan

Fungsi Keimigrasian sebagai tempat penampungan sementara bagi Orang

Asing yang dikenai Tindakan

Administratif Keimigrasian)

DUHAM Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia

UDHR Universal Declaration of Human Rights

Page 14: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

3

UNCAT Convention against Torture and Other

Cruel, Innhuman or Degrading

Treatment or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan

atau Penghukum Lainnya Yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan

Martabat Manusia)

CEDAW Convention on the Elimination of All

Forms of Discrimination against

Women (Konvensi Penghapusan

Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap

Perempuan)

ICCPR International Covenant on Civil and

Political Rights (Kovenan Internasional

tentang Hak-Hak Sipil dan Politik)

ICESCR International Convention on Economic,

Social and Cultural Rights (Kovenan

Internasional tentang Hak-Hak

Ekonomi, Sosial, dan Budaya)

Page 15: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

4

IOM International Organization for

Migration (Organisasi Internasional

untuk Migrasi)

UNHCR United Nations High Commissioner for

Refugees (Komisariat Tinggi

Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk

Urusan Pengungsi)

Deteni Orang Asing penghuni Rumah Detensi

Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi

yang telah mendapatkan keputusan

pendetensian dari Pejabat Imigrasi.

TAK Tindakan Administratif Keimigrasian

berupa sanksi administratif yang

ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap

Orang Asing di luar proses peradilan

Deportasi Tindakan paksa mengeluarkan Orang

Asing dari Wilayah Indonesia

Page 16: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

5

TENTANG BUKU SAKU

Untuk siapa Buku Saku ini?

Buku Saku ini diperuntukkan bagi petugas imigrasi pada setiap Rudenim yang ada di Indonesia.

Apa tujuan utama dari Buku Saku ini?

Tujuan utama dari Buku Saku ini yakni sebagai pedoman bagi petugas imigrasi pada setiap Rudenim agar memperhatikan aspek-aspek

HAM dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Bagaimana ruang lingkup keberlakuan Buku Saku

ini?

Buku Saku ini hanya dipergunakan untuk internal Rudenim saja sebagai sebuah pedoman yang berisi anjuran penerapan HAM dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi pada setiap Rudenim. Buku Saku ini tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum di

pengadilan atau lembaga penyelesaian sengketa lainnya. Daftar instrumen hukum di Buku Saku ini

Page 17: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

6

tidak bermaksud sebagai daftar lengkap/“exhaustive

list”.

Hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam Buku

Saku ini?

Buku Saku ini akan membahas diantaranya instrumen

hukum internasional dan peraturan nasional terkait dengan kewajiban HAM Indonesia, penerapan HAM dalam keseharian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

termasuk perlindungan HAM bagi petugas Rudenim.

Page 18: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

7

Page 19: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

8

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Pasal 1 angka 33:

“Rumah Detensi Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan Fungsi Keimigrasian sebagai tempat penampungan sementara bagi Orang Asing yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian.”

(Lihat juga Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.01 Tahun 2013 tentang Standar Operasional Prosedur Rumah Detensi Imigrasi)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri, Pasal 1 angka 6:

“Rumah Detensi Imigrasi adalah unit kerja di lingkungan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia yang melaksanakan urusan pendetensian orang asing.”

Istilah lainnya:

Page 20: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

9

Deteni adalah Orang Asing penghuni Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi yang telah mendapatkan keputusan pendetensian dari Pejabat Imigrasi.

Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK)

adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan.

Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang Asing dari Wilayah Indonesia.

HAK ASASI MANUSIA

Pertanyaan penting: Apa itu HAM? Bagaimana melihat HAM dalam konteks Indonesia?

Page 21: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

10

HAM, menurut Pasal 1(1) UU NO. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, adalah:

“seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan

harkat dan martabat manusia.”

Dalam konteks Indonesia, HAM tidak lepas dari Kewajiban Dasar Manusia, menurut Pasal 1(2) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, adalah:

“seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana

dan tegaknya hak asasi manusia.”

Adanya HAM, maka ada kewajiban juga menjadi salah satu prinsip HAM universal. Tidak hanya negara melalui aparaturnya harus menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM tiap individu, tetapi masingmasing individu tersebut memiliki kewajiban menghormati HAM satu dengan yang lainnya.

Page 22: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

11

PRINSIP-PRINSIP UMUM

Menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, prinsip-prinsip umum HAM adalah sebagai berikut:

1. Universal dan absolut • Contoh konkrit dari sifat universal HAM adalah

setiap negara di dunia ini setidaknya mengikuti satu instrumen HAM penting seperti DUHAM.

• Absolut berarti HAM tidak dapat dikurangi penikmatannya kecuali di keadaan tertentu dan sesuai prosedur hukum.

2. Interdependen dan tidak dapat dibagi • HAM saling berkaitan satu dengan yang lain dan

tidak dapat dibagi-bagi. • Misalnya: pemenuhan hak untuk bebas dari

penyiksaaan dapat berkontribusi ke pemenuhan hak untuk hidup seseorang.

3. Kesetaraan dan non-diskriminatif

Page 23: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

12

• HAM tidak membeda-bedakan orang berdasarkan misalnya jenis kelamin, agama, suku dan ras.

• Dengan kata lain, semua orang mempunyai hakhak yang sama; mereka setara.

4. Ada hak, maka ada kewajiban • Setiap negara memiliki kewajiban untuk

menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM setiap individu.

• Setiap individu harus menghormati hak asasi individu lainnya.

Sumber: diterjemahkan dengan perubahan dari United Nations Human Rights Office of the High Commissioner, “What are human rights?”, https://www.ohchr.org/en/issues/pages/whatarehu manrights.aspx, diakses 4 September 2018.

Page 24: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

13

DASAR HUKUM Nama Instrumen Hukum

Internasional Status

Ratifikasi/Aksesi

DUHAM Lihat UU No. 39 Tahun

1999

Keimigrasian Lihat UU No. 6 Tahun

2011

UNCAT Ratifikasi (28 Oktober

1998)

CEDAW Ratifikasi (13 September

1984)

Konvensi Hak-Hak Anak (Convention

on the Rights of the Child) Ratifikasi (5 September

1990)

Konvensi Hak-Hak Orang dengan Disabilitas (Convention on the Rights

of Persons with Disabilities)

Ratifikasi (30 November 2011)

ICCPR Aksesi (23 Februari

2006)

Page 25: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

14

ICESCR Aksesi (23 Februari 2006)

Instrumen internasional lain yang patut mendapat perhatian:

Panduan UNHCR tentang Kriteria dan Standar yang dapat diterapkan terkait dengan detensi dari pencari suaka dan alternatif dari detensi (UNHCR Guidelines on the Applicable Criteria and Standards relating to the Detention of AsylumSeekers and Alternatives to Detention).

Nama instrumen hukum nasional:

1. UUD NRI 1945. 2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia. 3. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak

Asasi Manusia. 4. UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. 5. UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang

Disabilitas. 6. Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2016

tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Page 26: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

15

7. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.1 Tahun 2013 tentang Standar

Operasional Prosedur Rumah Detensi Imigrasi.

HAM DALAM KESEHARIAN PETUGAS

RUDENIM

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.1 Tahun 2013 tentang Standar Operasional Prosedur Rumah Detensi Imigrasi, Prosedur di Rudenim terdiri atas:

A. Pendetensian B. Pelayanan

Detensi C. Penjatuhan

Sanksi/Tata

Tertib

Page 27: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

16

1. Penerimaan 2. Registrasi 3. Perawatan 4. Penempatan 5. Pengamanan

1. Persediaan air bersih

2. Penyediaan makanan dan minuman

3. Kesehatan dan kebersihan

4. Ibadah 5. Kunjungan 6. Penyegaran

1. Teguran secara lisan

2. Teguran tertulis

Hukuman disiplin dapat

berupa

penempatan

khusus dan

pencabutan hak

tertentu dalam

waktu yang

ditentukan

D. Pemindahan

Detensi E. Penanganan F. Pemulangan

dan Deportasi

Page 28: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

17

1. Pemindahan antar kamar sel

2. Pemindahan antar Rudenim

3. Pemindahan dari Rudenim ke “tempat lain”

4. Pemindahan dari Rudenim ke Direktorat Jenderal Imigrasi

1. Kelahiran 2. Kematian 3. Pelanggaran 4. Mogok makan 5. Pemeriksaan

kesehatan 6. Melarikan diri

1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Pelaporan dan

usulan penangkalan

KLARIFIKASI

1. Berikut adalah contoh tindakan di Rudenim, aspek HAM, dan dasar hukum terkait. Contoh ini

Page 29: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

18

dapat digunakan sebagai rujukan atau bahan pertimbangan oleh petugas Rudenim untuk tindakan lain yang tidak dicantumkan sebagai contoh dalam Buku Saku ini.

2. Daftar contoh tindakan, aspek HAM, dan dasar hukum terkait tidaklah menyeluruh (atau bukan sebagai exhaustive list).

Page 30: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

19

A. PENDETENSIAN No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM

terkait Dasar hukum

terkait 1. Penerimaan Ibu hamil,

lansia, dan anak-

anak

didahulukan

dalam antrian pendataan.

Ibu hamil,

lansia, dan anak-anak disediakan

tempat duduk

tersendiri.

Mengusahakan fasilitas tertentu bagi

penyandang

difabilitas.

• Hak untuk tidak menerima perlakuan diskriminatif

• Hak untuk memperoleh kemudahan bagi ibu hamil, lansia, anak, dan kaum disabilitas

• Pasal 3 ayat 3 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 5 ayat 3 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 41 UU No. 39 Tahun 1999

• CEDAW

• Konvensi HakHak Anak

• Konvensi

mengenai hak-

hak

penyandang

disabilitas.

Page 31: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

20

2. Registrasi Bertanya

tentang siapa

yang

merupakan pencari suaka

dan pengungsi

(koordinasi

dengan IOM dan UNHCR).

Bertanya dan

mengamati siapa yang sakit

dan membutuhkan

bantuan khusus

dalam

registrasi.

• Hak atas perlindungan martabat sebagai manusia

• Hak atas

lingkungan

yang sehat

• Pasal 29 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999

Perpres No. 125 Tahun 2016

ICCPR

Page 32: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

21

3. Perawatan Memberikan

waktu untuk

beribadah,

misal, yang Muslim untuk

shalat.

Memberikan

waktu untuk

beraktifitas

olahraga secara wajar.

Memberikan

anak-anak buku

• Hak atas kebutuhan rohani (ibadah) dan jasmani

• Hak untuk

memperoleh

manfaat dari

ilmu

pengetahuan

• Pasal 13 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 21 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 22 UU No. 39 Tahun 1999

• ICESCR

bacaan atau

kesempatan

rekreasi.

4. Penempatan Menyediakan

kursi roda atau fasilitas untuk

penyandang disabilitas

lainnya.

Hak atas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas

Pasal 41 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 18 UU No. 8 Tahun 2016

• Konvensi HakHak Orang dengan Disabilitas

Page 33: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

22

5. Pengamanan Jika memberikan

penempatan

khusus bagi

deteni, maka

dilakukan

dalam kurun

waktu yang

wajar.

Hak untuk diperlakukan sesuai martabatnya sebagai manusia

Pasal 29 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

UNCAT

B. PELAYANAN DETENSI

No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM

terkait Dasar hukum

terkait

Page 34: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

23

1. Persediaan

air bersih Mengatur jadwal

air sehingga

deteni dapat mengakses air

bersih.

Hak atas

lingkungan yang

sehat

Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999 ICESCR

2. Penyediaan

makanan dan

minuman

Mengatur jadwal

makan khusus ketika bulan Ramadhan.

• Hak untuk hidup

• Hak untuk melaksanakan ibadah dari agama atau kepercayaan yang dipeluknya

Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 22 UU No. 39 Tahun 1999

• ICCPR

Page 35: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

24

3. Kesehatan

dan

kebersihan

Menyediakan

pemeriksaan

kesehatan deteni.

Fogging untuk

mencegah demam berdarah di

lingkungan

Rudenim.

Hak atas lingkungan yang sehat

Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999 ICESCR

4. Ibadah Menyediakan

tempat

beribadah sesuai

agama atau

kepercayaan.

Hak untuk

melaksanakan

ibadah dari

agama atau

kepercayaan

yang dipeluknya

• Pasal 22 UU No. 39 Tahun 1999

• ICCPR

5. Kunjungan Menjadwalkan

waktu

kunjungan.

Hak untuk

berkomunikasi

untuk

mengembangkan

pribadi dan

lingkungan

sosialnya

Pasal 14 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

Page 36: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

25

6. Penyegaran/

Hiburan Menjadwalkan

waktu rekreasi

bagi deteni, misalnya,

dengan senam pagi.

• Hak untuk pengembangan diri

• Hak atas lingkungan yang sehat dan baik

• Pasal 28 H ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

• Pasal 9 ayat (3) UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 12 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 61 UU No. 39 Tahun 1999

• Konvensi

HakHak Anak

Page 37: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

26

C. PENJATUHAN SANKSI/TATA TERTIB No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM

terkait Dasar hukum

terkait 1. Teguran

lisan Memberikan

peringatan,

misalnya, “Jangan

merusak fasilitas Rudenim!”

Hak untuk bebas dari tindakan yang tidak manusiawi

• Pasal 33 UU No. 39 Tahun 1999

• UNCAT

2. Teguran tertulis

Pemeriksaan

terhadap pelanggaran

berulang-ulang

dan/atau berat

dilakukan dengan

seksama.

Penempatan

khusus dilakukan

dengan

manusiawi. Pencabutan hak

dilakukan

dalam kurun waktu tertentu.

• Hak atas perlakuan hukum yang adil

• Hak atas

perlakuan secara manusiawi

• Hak untuk tidak

disiksa selama dalam penempatan khusus

Pencabutan hak

dilakukan dengan

wajar

Pasal 3 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 33 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 UNCAT

Page 38: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

27

D. PEMINDAHAN DETENSI No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM

terkait Dasar hukum

terkait 1. Pemindahan

antar kamar sel

Mengatur

pemindahan

dengan baik dan terkoordinasi

serta memperlakukan deteni secara

manusiawi.

• Hak atas perlakukan hukum yang adil (pemindahan antar kamar sel tidak dilakukan secara semenamena)

• Hak atas rasa aman

Pasal 3 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 34 UU No. 39 Tahun 1999

• UNCAT

Page 39: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

28

2. Pemindahan

antar Rudenim

Melakukan

penjagaan

sewajarnya

dengan tujun

tidak adanya

deteni yang

melarikan diri.

• Hak atas perlakuan hukum yang adil (pemindahan antar Rudenim tidak dilakukan secara semenamena)

• Hak atas rasa aman

Pasal 3 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 34 UU No. 39 Tahun 1999

• UNCAT

3. Pemindahan dari Rudenim ke

“tempat lain”

seperti rumah

sakit

Jika diperlukan,

petugas berusaha menyediakan

mobil ambulans

untuk secepatnya membawa deteni ke rumah

sakit yang dituju.

• Hak atas pelayanan kesehatan

• Hak anak untuk

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua secara rutin

• Hak atas rasa

aman

• Pasal 34 UU No. 39 Tahun 1999

• Pasal 49 ayat

(2) UU No. 39 Tahun 1999

Pasal 59 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999

• CEDAW • Konvensi

Page 40: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

29

HakHak Anak

4. Pemindahan dari Rudenim ke Direktorat Jenderal Imigrasi

Melakukan

penjagaan

sewajarnya

dengan tujun

tidak adanya

deteni yang

melarikan diri.

• Hak atas perlakuan hukum yang adil (pemindahan tidak dilakukan secara semena-mena)

• Hak atas rasa

aman

Pasal 3 ayat (2) UU No. 39

Tahun 1999 • Pasal 34 UU

No. 39 Tahun 1999

• UNCAT

Page 41: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

30

E. PENANGANAN No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM terkait Dasar

hukum

terkait 1. Kelahiran Mencatat

kelahiran dan

mengusahakan

proses data

sehingga si

anak

mendapatkan status (mengikuti status orang

tuanya)

Ada bidan

dan/atau

tenaga medis

untuk

memantau

kelancaran

kehamilan.

• Hak atas pelayanan kesehatan

• Hak atas status

kewarganegaraan

• Pasal 49 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999

• CEDAW • UU No. 12

Tahun 2006

Page 42: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

31

2. Kematian Pendataan kematian.

Melakukan kerja sama

dengan instansi

lain seperti Kepolisian.

Pengurusan

jenazah sesuai

dengan agama

dan

kepercayaan.

• Hak untuk menjalankan dan mengamalkan agama dan/atau kepercayaan

• Hak untuk

perlakuan

dengan

penghargaan

terhadap

harkat dan

martabat

Pasal 22 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 ICCPR

Page 43: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

32

3. Pelanggaran Tindakan

terhadap

pelanggaran

tatib Rudenim

dilakukan secara bertahap

yaitu persuasif,

represif, dan

alat pengamanan bersifat melumpuhkan

seperti alat

kejut listrik,

• Hak untuk tidak disiksa

• Hak untuk

diperlukan

secara

manusiawi

(tindakan

disipliner

harus

manusiawi)

Pasal 33 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 ICCPR

tongkat, dan borgol. Khusus penggunaan alat

yang

melumpuhkan,

tindakan

tersebut hanya

dilakukan

apabila dalam

keadaan

memaksa dan

mengancam

keselamatan

petugas

rudenim.

Page 44: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

33

4. Mogok

makan Memantau

keadaan

kesehatan dari deteni yang

mogok makan.

Tetap siap

dengan

makanan dan

petugas

kesehatan.

• Hak untuk kesehatan

• Hak untuk hidup

Pasal 9 UU

No. 39 Tahun 1999 DUHAM

5. Pemeriksaan

kesehatan Menyediakan

dokter untuk

pemeriksaan

kesehatan.

Hak atas

lingkungan yang

sehat

Pasal 9 UU

No. 39 Tahun 1999 ICESCR

Page 45: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

34

6. Melarikan diri

Melakukan

koordinasi

dengan

masyarakat dan aparat penegak

hukum

setempat tanpa

memberikan kesan negatif terhadap deteni

yang melarikan

diri kecuali telah

melakukan

tindak pidana.

Hak untuk tidak disiksa (jika

kemudian

ditangkap)

Pasal 33 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 UNCAT

F. PEMULANGAN DAN DEPORTASI

No. Prosedur Contoh

tindakan Aspek HAM

terkait Dasar hukum

terkait

Page 46: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

35

1. Persiapan Memeriksa

administrasi

kepulangan deteni seperti

dokumen paspor.

Hak untuk mendapatkan perlakuan adil di hadapan hukum

Pasal 5 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

• ICCPR

• UU No. 6 Tahun 2011

2. Pelaksanaan Mengawal

deteni dalam proses

deportasi.

• Hak untuk diperlakukan secara manusiawi

• Hak atas rasa aman

• Pasal 30 UU No. 39 Tahun 1999

• UU No. 6 Tahun 2011

3. Pelaporan

dan usulan

penangkalan

Mencatat deteni

yang

dipulangkan dan

dideportasi.

Hak untuk mendapatkan perlakuan adil di hadapan hukum

Pasal 5 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

• ICCPR • UU No. 6

Tahun 2011

Page 47: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

36

PETUGAS RUDENIM

Selain dari HAM yang terkait dengan pelaksanaan prosedur yang tertera di Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.1 Tahun 2013 tentang Standar Operasional Prosedur Rumah Detensi Imigrasi, perlu diperhatikan pula HAM dari petugas Rudenim yakni hak-hak yang melekat kepadanya sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Page 48: Pedoman tentang aspek-aspek Hak Asasi Manusia di Rumah

37

PENUTUP

Demikian Buku Saku ini dibuat untuk menjadi panduan dalam rangka menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM di Rumah Detensi Imigrasi.