25

Pedoman Umum PTT Jagung - sidolitkaji.litbang.pertanian.go.idsidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/PTTJagung.pdf · Pedoman umum PTT ini melengkapi pedoman umum PTT dan Sekolah

  • Upload
    others

  • View
    102

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

Pedoman Umum

PTT Jagung

Kementerian PertanianBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

2016

ii

Pedoman Umum PTT JagungISBN: 978-979-1159-31-9

Cetakan pertama: Mei 2009Cetakan kedua: Februari 2010Cetakan ketiga: Maret 2015

Penanggung JawabI Made Jana MejayaKepala Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan

M. Taufik RatuleKepala Balai Penelitian Tanaman Serealia

PenyusunZubachtirodinSania SaenongMappaganggang S. PabbageM. AzraiDiah SetyoriniSunendar KartaatmadjaFirdaus Kasim

Cetakan keempat, diterbitkan April 2016 dengan dana DIPAPusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganPusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganJalan Merdeka 147 Bogor 16111Telp: 0251-8334089, 8332537; Fax 0251-8312755E-mail: [email protected]: pangan.litbang.pertanian.go.id

iii

Pengantar

Kebutuhan jagung nasional terus meningkat, terutama untukpakan dan industri. Untuk pakan saja, permintaan jagung dewasaini sudah mencapai lebih dari 50% kebutuhan nasional. Hal inimenuntut perlunya upaya peningkatan produksi secaraberkelanjutan.

Ditinjau dari sumber daya yang dimiliki, Indonesia mampuberswasembada jagung, dan bahkan mampu pula menjadi pe-masok jagung di pasar dunia. Untuk mewujudkan hal itu diperlukanberbagai upaya, di antaranya meningkatkan produktivitas jagungmelalui penerapan teknologi dengan pendekatan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT). Tujuan utama penerapan PTT adalahuntuk meningkatkan pendapatan petani dan menjaga kelestarianlingkungan.

Pedoman umum PTT ini melengkapi pedoman umum PTTdan Sekolah Lapang PTT jagung yang diterbitkan sebelumnya.Badan Litbang Pertanian juga telah menerbitkan modul pelatihan,petunjuk pengendalian hama penyakit dan pengelolaan haratanaman jagung, deskripsi varietas, pemupukan spesifik lokasi,dan publikasi teknis lainnya yang berkaitan dengan pengembanganPTT jagung.

Saya berharap buku pedoman ini bermanfaat bagi penyuluhdan petugas lapang pertanian, dan kepada Tim Penyusun sayasampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, April 2016

Kepala Badan,

Dr. Ir. M. Syakir

iv

1

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung adalah suatupendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkanproduksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponenteknologi secara partisipatif bersama petani.

Prinsip Utama Penerapan PTT

1. PartisipatifPetani berperan aktif memilih dan menguji teknologi yangsesuai dengan kondisi setempat, dan meningkatkankemampuan melalui proses pembelajaran di LaboratoriumLapangan.

Partisipasi aktifpetani dan penyuluhmerupakan kunciutama keberhasilanpenerapan inovasiteknologi jagungdengan pendekatanPTT.

Pengertian

2

2. Spesifik LokasiMemperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik,sosial-budaya, dan ekonomi petani setempat.

3. TerpaduSumber daya tanaman, tanah, dan air dikelola dengan baiksecara terpadu.

4. Sinergis atau SerasiPemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitanantarkomponen teknologi yang saling mendukung.

5. DinamisPenerapan teknologi selalu disesuaikan denganperkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial-ekonomi setempat.

Penerapan inovasi teknologi jagung dengan pendekatan PTT dapatmeningkatkan pendapatan petani tanpa merusak lingkungan.

3

Narasumber membantukelompok tani dalam

menuntun diskusi danmengajukan alternatif solusi

bagi pemecahan masalah.

Penerapan PTT jagung diawali dengan pemahaman masalahdan peluang (PMP) pengembangan sumber daya dan kondisilingkungan setempat dengan tujuan:• Mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah,

kendala, dan peluang usahatani jagung.

• Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatanproduksi jagung.

• Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhanpetani di wilayah setempat.

Tahapan PelaksanaanTahapan pelaksanaan mencakup dua kegiatan utama, yaitu:1. Penentuan prioritas masalah secara bersama oleh

anggota kelompok tani. Permasalahan setiap petanidikumpulkan, dikelompokkan, dan dicarikan alternatifpemecahannya oleh semua peserta PMP.

2. Analisis kebutuhan dan peluang introduksi teknologi atasdasar permasalahan tersebut.

Pemahaman Masalah dan Peluang

4

Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTTdikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan.Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkandi semua areal pertanaman jagung. Penerapan komponenpilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dankemampuan petani setempat.

Dasar1. Varietas unggul baru, hibrida atau komposit.

2. Benih bermutu dan berlabel.

3. Populasi 66.000-75.000 tanaman/ha.

4. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan statushara tanah.

Penerapan PTTjagung setelahpadi pada lahansawah tadah hujandi Pangkep,Sulawesi Selatan,meningkatkanpendapatan petanisetempat.

Komponen Teknologi

5

Pilihan1. Penyiapan lahan.

2. Pembuatan saluran drainase di lahan kering pada musimhujan, atau saluran irigasi di lahan sawah pada musimkemarau.

3. Pemberian bahan organik.

4. Pembumbunan.

5. Pengendalian gulma secara mekanis atau denganherbisida kontak.

6. Pengendalian hama dan penyakit.

7. Panen tepat waktu dan pengeringan segera.

Penggunaan alat danmesin pertanian (traktor)

mempercepat prosespengolahan tanah,

mengatasi masalahkekurangan tenaga kerja,

dan mengurangi kejerihankerja.

6

1. Varietas unggul baru hibrida atau kompositVarietas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi,tahan terhadap hama penyakit dan deraan lingkungansetempat atau memiliki sifat khusus tertentu. VUB hibridaantara lain adalah Bima 4, Bima 5, dan Bima 6, sedangkanVUB komposit antara lain Lamuru, Sukmaraga, SrikandiKuning 1, dan Srikandi Putih 1.

Penggunaan varietas unggul akan memberikanpendapatan yang lebih tinggi.

Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi setempat,keinginan petani, dan permintaan pasar.

Komponen Teknologi Dasar

Penanaman varietas unggul baru menjadi salah satu kunci keberhasilanpenerapan PTT jagung.

7

Benih bermutu dan berlabel (inset) akan tumbuh serentak dan lebih cepat,menghasilkan tanaman yang sehat, tahan rebah, seragam, dan berpotensihasil tinggi.

2. Benih bermutu dan berlabelBenih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dandaya tumbuh yang tinggi (>95%) yang umumnya ditemukanpada benih yang berlabel.

Perlakuan benih dengan bahan kimia anjuran sepertimetalaksil diperlukan untuk mencegah penularan penyakitbulai.

8

3. Populasi 66.000-75.000 tanaman/haPopulasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan mutubenih yang digunakan.

Jarak tanam yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm(1 biji per lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per lubang)

Benih yang mempunyai daya tumbuh >95% dapatmemenuhi populasi 66.000-75.000 tanaman/ha.

Dalam budi daya jagung tidak dianjurkan menyulam karenapengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal.

Pengaturan populasi tanaman dengan jarak tanam anjuran meningkatkanhasil jagung per satuan luas lahan.

9

4. Pemupukan berdasarkan kebutuhantanaman dan status hara tanahPemberian pupuk berbeda antarlokasi, pola tanam, jenisjagung yang digunakan, hibrida atau komposit, danpengelolaan tanaman.

Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil danmenghemat pupuk.

Kebutuhan hara N tanaman dapat diketahui dengan caramengukur tingkat kehijauan daun jagung dengan BaganWarna Daun (BWD), sedangkan kebutuhan hara P dan Kdengan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK).

Pupuk N diberikan dua kali, yaitu 7-10 HST dan 30-35 HST.

BWD digunakan pada 40-45 HST untuk mendeteksikecukupan N bagi tanaman.

Pada lahan kering, pemberian pupuk P dan K mengacupada PUTK.

Pada lahan sawah, pemupukan P dan K juga dapatdilakukan berdasarkan peta status hara P dan K skala1:50.000.

Selain dengan cara di atas, kebutuhan pupuk tanamanjagung juga dapat diketahui melalui uji petak omisi (tanpasatu unsur ). Pengujian langsung di lahan petani denganpetak perlakuan NPK (lengkap), NP (minus K), NK (minusP), dan PK (minus N).

Bagan warna daun adalah alat yangdirancang untuk menentukan apakahtanaman sudah perlu segera diberipupuk N.

10

1. Penyiapan lahanOlah tanah sempurna (OTS) pada lahan kering. Tanahdiolah dengan bajak ditarik traktor atau sapi, atau dapatmenggunakan cangkul, kemudian digaru dan disisir hinggarata.

Tanpa olah tanah (TOT) atau olah tanah minimum padalahan sawah setelah padi.

Budi daya jagung di lahan kering memerlukan pengolahan tanah secarasempurna sedangkan pada lahan sawah setelah padi cukup diolah minimum

atau bahkan tanpa olah tanah.

Komponen Teknologi Pilihan

11

Mesin pembuat alur/drainase, pembumbun, dan penyiang.

2. Pembuatan saluran drainase atau saluranirigasi

Pada lahan kering

Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air dari arealpertanaman, terutama pada musim hujan, karena tanamanjagung peka terhadap kelebihan air.

Saluran drainase dibuat pada saat penyiangan pertamadengan menggunakan cangkul atau mesin pembuat alurseperti PAI-2 R rancangan Balitsereal.

Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi sebagaipematus air pada saat hujan.

12

Saluran irigasi yang dibuat untuk setiap dua baris tanaman.

Saluran irigasi diperlukan untuk memudahkan pengaturanpengairan tanaman, dibuat pada saat penyianganpertama.

Saluran irigasi yang dibuat untuk setiap dua baris tanamanlebih efisien dibandingkan dengan setiap baris tanaman.

Pada lahan sawah

13

3. Pemberian bahan organikBahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan,pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan unsur utamapupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cair.

Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburanfisik, kimia, dan biologi tanah.

Persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepadaPermentan No 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluansendiri.

Pupuk organik dapat diaplikasikan sebagai penutup lubang tanam benihdengan takaran 2-3 ton/ha.

14

4. PembumbunanPembumbunan bertujuan untuk memberikan lingkunganakar yang lebih baik, agar tanaman tumbuh kokoh dantidak mudah rebah.

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyianganpertama dan pembuatan saluran, atau setelah pemupukankedua (35 HST) bersamaan dengan penyiangan keduasecara mekanis.

Pembumbunan dapat menggunakan mesin pembuat aluratau cangkul.

Tanaman jagung perlu dibumbun agar pertumbuhannya lebih kokoh.

15

5. Pengendalian gulmaSecara mekanis atau menggunakan herbisida kontak

Penyiangan pertama menggunakan cangkul atau mesinpembuat alur.

Penyiangan kedua menggunakan mesin pembuat alur,cangkul atau herbisida anjuran dengan takaran 1-2 liter perhektar, pada saat tanaman berumur 30-35 HST.

Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalahpada dua bulan pertama masa pertumbuhan.

Manfaat penyiangan secara mekanis dengan mesin pembuatalur:

ramah lingkungan;

hemat tenaga kerja;

meningkatkan jumlah udara dalam tanah; dan

merangsang pertumbuhan akar.

Alat mesin pembuat alur juga dapat dimanfaatkan untukpenyiangan gulma.

16

Hama dan penyakit utama jagung antara lain adalah lalat bibit (kiri),penggerek batang (tengah), dan penyakit bulai (kanan). Serangan hama danpenyakit ini dapat menurunkan produksi atau bahkan gagal panen jika tidakdikendalikan.

6. Pengendalian hama dan penyakitBerdasarkan pendekatan pengendalian secara terpadu:

Identifikasi jenis dan populasi hama oleh petani dan ataupengamat OPT di lapangan.

Penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugianekonomi atau ambang tindakan. Ambang tindakan identikdengan ambang ekonomi, yang sering digunakan sebagaidasar teknik pengendalian.

Taktik dan teknik pengendalian

– Mengusahakan tanaman selalu sehat;

– Pengendalian secara hayati;

– Penggunaan varietas tahan;

– Secara fisik dan mekanis;

– Penggunaan senyawa hormon;

– Penggunaan pestisida kimia.

Hama utama: lalat bibit, penggerek batang, dan penggerektongkol.

Penyakit utama: bulai, bercak daun, dan busuk pelepah.

17

Tanaman jagung dipanen setelah kelobot berwarna coklat dan biji telahmengeras.

7. Panen tepat waktu dan pengeringan segeraPanen dilakukan jika kelobot tongkol telah mengering atauberwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuklapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.

Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggimenyebabkan biji keriput, warna kusam, dan bobot bijilebih ringan.

Terlambat panen, apalagi pada musim hujan,menyebabkan tumbuhnya jamur, bahkan biji berkecambah.

Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur, atau diangin-anginkan jika terjadi hujan.

18

Tidak menyimpan tongkol dalam keadaan basah karenadapat menyebabkan tumbuhnya jamur.

Pemipilan biji setelah tongkol kering (kadar air biji + 20%)dengan alat pemipil.

Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air bijimencapai sekitar 15%.

Jika cuaca hujan, pengeringan menggunakan mesinpengering, tidak dianjurkan menyimpan jagung pada kadarair biji >15% dalam karung untuk waktu lebih dari satubulan.

Alat-mesin pemipil jagung rakitan Balitsereal, kapasitas 5.000 kg/jam.

19

Area pengelolaan Pilihan komponen teknologi Cekadopsi

Perencanaan 1. Varietas unggul baru (hibridasebelum tanam atau komposit)

2. Benih bermutu dan berlabel3. Penyiapan lahan dan

pengolahan tanah sesuaijenis lahan

Pengelolaan tanaman 4. Populasi 66.000-75.000tanaman/ha

5. Pembuatan saluran drainase(lahan kering) atau saluranirigasi (lahan sawah)

6. Pembumbunan7. Pengendalian gulma secara

mekanis atau dengan herbisidakontak

8. Pengendalian hama danpenyakit secara terpadu

Pengelolaan hara 9. Pemupukan berdasarkankebutuhan tanaman dan statushara tanah

10. Pemberian pupuk organik

Panen dan pascapanen 11. Panen tepat waktu danpengeringan segera

Cek Adopsi Komponen Teknologi

20

Potensi KetahananVarietas hasil Umur penyakit Keunggulan

(t/ha) (hari) bulai spesifik

Bersari bebasLagaligo 7,5 90 Tahan Toleran

kekeringanGumarang 8,0 82 Agak tahan Umur genjahKresna 7,0 90 Agak tahan Umur genjahLamuru 7,6 95 Agak tahan Toleran

kekeringanPalakka 8,0 95 Tahan -Sukmaraga 8,4 105 Tahan Toleran tanah

masamSrikandi Kuning 1 7,9 110 Rentan Mutu protein

tinggiSrikandi Putih 1 8,1 110 - Mutu protein

tinggiAnoman 1 7,0 95 - Toleran

kekeringan,rasa pulen

HibridaBima 1 9,0 97 Agak tahan Biomas tinggiBima 2 Bantimurung 11,0 95 Agak tahan Daun tetap hijau

saat panenBima 3 Bantimurung 10,0 95 Tahan Daun tetap hijau

saat panenBima 4 11,7 95 Agak tahan Daun tetap hijau

saat panenBima 5 11,4 96 Agak tahan Daun tetap hijau

saat panenBima 6 10,6 90 Tahan Daun tetap hijau

saat panen

Varietas Unggul Baru Jagung