Upload
ariegree
View
225
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
budidaya ikan lele
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman i
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman i
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman ii
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman iii
Pengantar
Pada saat ini sebagian besar potensi sumberdaya
perikanan budidaya belum dimanfaatkan secara optimal untuk
menciptakan lapangan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seiring dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan
yakni menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk Kelautan dan
Perikanan terbesar pada tahun 2015, telah ditetapkan target peningkatan produksi
perikanan budidaya pada 2014 adalah sekitar 16,89 juta ton. Untuk
mewujudkan pencapaian target produksi, maka perluasan lahan
budidaya dan penambahan wirausaha baru perlu dilakukan.
Dalam rangka menyamakan persepsi dan langkah
operasional para pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat
maupun daerah, maka perlu disusun Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya, sebagai
bahan acuan bagi pihak-pihak terkait dengan kegiatan ini, dengan
harapan agar tujuan dan sasaran dapat dicapai lebih cepat, tepat
dan akurat.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
dalam penyusunan Pedoman Pelaksanaan ini diucapkan terima
kasih, semoga Pedoman pelaksanaan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman iv
DAFTAR ISI
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya......................... i Pengantar ...................................................................................... iii Daftar Isi ......................................................................................... iv Daftar Gambar ............................................................................... vi Daftar Lampiran ............................................................................. vii Bab I. Pendahuluan ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................ 1 1.2. Tujuan ..................................................................... 2 1.3. Sasaran ................................................................... 3 1.4. Ruang Lingkup ......................................................... 3 1.5. Pengertian................................................................ 6
Bab II. Prinsip Dalam Pengembangan Wirausaha Pemula
Perikanan Budidaya .......................................................... 9 2.1. Prinsip ...................................................................... 9 2.2. Penguatan Kelembagaan ........................................ 11
Bab III. Bantuan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya ............ 13
3.1. Paket Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya ...... 15 3.2. Kriteria Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya..... 32 3.3. Indikator Keberhasilan ............................................. 32
Bab IV. Penetapan, Pengadaan dan Penyaluran Bantuan ........... 35
4.1. Penetapan Calon Penerima Bantuan ..................... 35 4.2. Mekanisme Pengadaan dan Penyaluran Bantuan .. 36
Bab V. Pengelolaan Bantuan Wirausaha Pemula Perikanan
Budidaya ............................................................................ 39 5.1. Tim Pengendali ........................................................ 40 5.2. Tim Pembina ............................................................ 41 5.3. Tim Pelaksana ......................................................... 42 5.4. Unit Pelayanan Pengembangan .............................. 43 5.5. Tenaga Pendamping ............................................... 44 5.6. Pokdakan Penerima Bantuan .................................. 44
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman v
Bab VI. Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ............. 46
6.1 Pembinaan .............................................................. 46 6.2 Monitoring ................................................................ 47 6.3 Evaluasi .................................................................... 48 6.4 Pelaporan ................................................................. 48
Bab VII. Penutup ............................................................................ 50
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman vi
DAFTAR GAMBAR Gambar - 1 Kebun bibit rumput laut metode rakit apung ........... 18 Gambar - 2 Budidaya rumput laut metoda long line ................... 19 Gambar - 3 Kegiatan pembenihan ikan patin ............................. 20 Gambar - 4 Budidaya patin di KJA Usaha .................................. 21 Gambar - 5 Budidaya patin di kolam ......................................... 22 Gambar - 6 Budidaya nila di kolam ........................................... 23 Gambar - 7 Budidaya nila di KJA................................................ 24 Gambar - 8 Kolam pendederan ikan gurame ............................. 25 Gambar - 9 Budidaya lele di kolam terpal .................................. 26 Gambar - 10 Budidaya rumput laut metoda longline .................... 27 Gambar - 11 Kolam pembesaran ikan gurame ............................ 28 Gambar - 12 Budidaya ikan mas di kolam ................................... 29 Gambar - 13 Budidaya polikultur udang, bandeng, dan rumput laut di tambak tradisional ............................ 30 Gambar - 14 Bak budidaya maggot .............................................. 31
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran - 1 Contoh Form Identifikasi dan Seleksi ...................... 51 Lampiran - 2 Contoh Surat Pernyataan ........................................ 52 Lampiran - 3 Contoh Berita Acara Identifikasi dan Seleksi .......... 53 Lampiran - 4 Contoh Usulan Calon Penerima Bantuan ............... 55 Lampiran - 5 Contoh Keputusan KPA tentang Penetapan
Penerima Bantuan ................................................... 56 Lampiran - 6 Contoh Keputusan KPA tentang Pembentukan
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa ..................... 58 Lampiran - 7 Contoh Laporan dari Pokdakan Ke UPP ................. 64 Lampiran - 8 Contoh Laporan dari UPP ke Dinas Kab/Kota ........ 65 Lampiran - 9 Contoh Laporan dari Dinas Kab/Kota ke Dinas
Propinsi .................................................................... 66 Lampiran -10 Contoh Laporan dari Dinas Propinsi ke
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya ................. 67 Lampiran -11 Contoh Laporan dari Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya ke Menteri .............................. 68 Lampiran -12 Contoh Analisa Usaha Kebun Bibit Rumput Laut ... 69 Lampiran -13 Contoh Analisa Usaha Budidaya Rumput Laut ....... 70 Lampiran -14 Contoh Analisa Usaha Pembenihan Ikan Patin ...... 71 Lampiran -15 Contoh Analisa Usaha Budidaya Patin di KJA ........ 73 Lampiran -16 Contoh Analisa Usaha Budidaya Patin di Kolam
Lahan Gambut dan Lahan Marginal ....................... 74 Lampiran -17 Contoh Analisa Usaha Budidaya Nila di Kolam ...... 75 Lampiran -18 Contoh Analisa Usaha Budidaya Nila di KJA .......... 76 Lampiran -19 Contoh Analisa Usaha Pembenihan Ikan Lele ........ 77 Lampiran -20 Contoh Analisa Usaha Budidaya Lele di
Kolam Terpal ukuran 50 m .................................... 79 Lampiran -21 Contoh Analisa Usaha Budidaya Pendederan
Gurame di Kolam ..................................................... 80 Lampiran -22 Contoh Analisa Usaha Budidaya Pembesaran
Gurame di Kolam ..................................................... 81 Lampiran -23 Contoh Analisa Usaha Budidaya Mas di Kolam ...... 82 Lampiran -24 Contoh Analisa Usaha Budidaya Polikultur
Bandeng-Udang-Rumput Laut di Tambak .............. 83 Lampiran -25 Contoh Analisa Usaha Budidaya Maggot
dengan bak ukuran 2x4 m dan Atap Terpal ........... 85 Lampiran -26 Lokasi Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya Tahun Anggaran 2010 ........... 86
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program pemberdayaan masyarakat pembudidaya ikan
yang selama ini dilaksanakan, pada hakekatnya diarahkan
pada (1) peningkatan kemandirian usaha masyarakat
pembudidaya ikan, (2) peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya
alam, (3) memperkuat kelembagaan usaha masyarakat
pembudidaya ikan yang telah terbangun seperti Unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) yang sejatinya dibentuk
sebagai embrio lembaga usaha (corporate) yang memayungi
aktivitas usaha kelompok pembudidaya ikan (pokdakan).
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 2
Pada tahun 2010 ini, pemberdayaan pembudidaya ikan
diutamakan untuk melibatkan penganggur berpendidikan
yang saat ini diperkirakan berjumlah 1,1 juta. Seiring dengan
Grand Strategy Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
yang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing
berbasis pengetahuan serta memperluas akses pasar domestik
dan internasional, upaya yang ditempuh adalah intensifikasi
usaha yakni dengan meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha,
ekstensifikasi usaha yakni dengan memperluas lahan
budidaya atau unit usaha serta diversifikasi usaha yakni
menambah jenis komoditas yang dibudidayakan.
Melalui pelibatan tenaga terdidik dalam wirausaha
baru, diharapkan kemandirian usaha perikanan yang dicirikan
dengan berkembangnya usaha melalui dukungan pembiayaan
perbankan dapat terwujud. Dengan terbukanya akses
pembiayaan perbankan dalam pengembangan usaha
perikanan budidaya serta melihat potensi sumber daya
perikanan yang sangat besar yang tingkat pemanfaatannya
masih rendah, maka upaya menjadikan usaha perikanan
budidaya sebagai basis perekonomian rakyat dapat terwujud.
1.2. Tujuan
Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya
perikanan budidaya di masing-masing kabupaten/kota
sasaran;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 3
Menyerap tenaga kerja dan memperluas kesempatan
berusaha;
Mengembangkan kultur kewirausahaan melalui kegiatan
pembudidayaan ikan yang dikelola dalam manejemen
kelompok;
Meningkatkan produksi dan ekspor hasil perikanan
budidaya;
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
1.3. Sasaran
Sasaran kegiatan Pengembangan Wirausaha Perikanan
Budidaya ini adalah kelompok masyarakat yang tidak
memiliki pekerjaan tetap untuk dibina menjadi pembudidaya
ikan pemula di 273 (dua ratus tujuh puluh tiga)
kabupaten/kota.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pengembangan wirausaha
perikanan budidaya, meliputi:
a. Sosialisasi
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan
pemahaman mengenai kegiatan pengembangan wirausaha
perikanan budidaya kepada dinas provinsi/kab/kota,
tenaga pendamping, UPP, dan pokdakan dengan tujuan
mewujudkan sasaran produksi perikanan budidaya
masing-masing kabupaten/kota sasaran.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 4
b. Identifikasi Lokasi
Identifikasi lokasi dilakukan untuk mengetahui lokasi yang
memiliki potensi sumber daya alam yang dapat
dikembangkan menjadi embrio kawasan usaha perikanan
budidaya.
c. Inventarisasi
Inventarisasi ditujukan untuk mendapatkan data calon
penerima bantuan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
d. Seleksi
Kegiatan seleksi dimaksudkan untuk memperoleh calon
penerima yang benar-benar memiliki kriteria yang
ditetapkan. Seleksi dilakukan oleh dinas kabupaten/kota
dengan koordinasi dinas provinsi, dan melibatkan tenaga
pendamping. Dalam kegiatan seleksi, dimungkinkan
pembentukan pokdakan baru oleh dinas kabupaten/kota.
e. Pengadaan dan Penyaluran
Pengadaan dan penyaluran bantuan dilakukan oleh Dinas
Kabupaten/Kota.
f. Pemanfaatan
Pemanfaatan bantuan dikelola secara perorangan dan
pembinaannya dilakukan secara berkelompok.
g. Pendampingan
Pendampingan kepada penerima bantuan dilakukan oleh
Tenaga Pendamping dari Dinas Kabupaten/Kota, PPTK,
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 5
penyuluh perikanan setempat yang difokuskan untuk
produktivitas, efisiensi dan efektifitas pemanfaatan
bantuan dengan pendekatan analisa usaha dan pasar.
h. Pelatihan
Dinas Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelatihan
kepada penerima bantuan dalam upaya membangun jiwa
kewirausahaan dengan memberikan pengetahuan teknis
budidaya dan manajemen usaha serta kelembagaan
sehingga kegiatan usaha pembudidayaan ikan benar-benar
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip usaha (bisnis).
i. Pembinaan
Pembinaan pemanfaatan bantuan dilaksanakan secara
terpadu antara Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi dan
Direktorat Jenderal.
j. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan mulai dari
penyaluran dan pemanfaatan bantuan serta dilakukan
secara berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
k. Pelaporan
Pelaporan secara berkala sesuai format, dilakukan oleh
kelompok penerima, UPP, Dinas Kabupaten/Kota dan
Dinas Provinsi sesuai jenjang kewenangannya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 6
1.5. Pengertian
1. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program pengembangan wirausaha perikanan budidaya.
2. Dinas Provinsi adalah dinas yang bertanggung jawab
dibidang kelautan dan perikanan pada tingkat provinsi.
3. Dinas Kabupaten/Kota adalah dinas yang bertanggung
jawab dibidang kelautan dan perikanan pada tingkat
kabupaten/kota.
4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA
adalah pejabat di tingkat kabupaten/kota yang
memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari
pengguna anggaran untuk menggunakan anggaran yang
dikuasakan kepadanya sesuai peraturan dan perundangan
yang berlaku.
5. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara,
membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta
memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol,
termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 7
6. Pembudidaya - Ikan Pemula adalah masyarakat yang baru
memulai usaha pembudidayaan ikan dan tergabung dalam
kelompok pembudidaya ikan (pokdakan).
7. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut
Pokdakan adalah gabungan pembudidaya ikan yang
terorganisir dalam pengelolaan usaha pada satu
manajemen bersama.
8. Unit Pelayanan Pengembangan yang selanjutnya disebut
UPP adalah organisasi gabungan pokdakan ditingkat
kabupaten/kota yang memiliki Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) dan ditetapkan dengan
keputusan bupati/walikota.
9. Tenaga Pendamping adalah petugas yang diberikan
tanggung jawab untuk mendampingi kelompok penerima
dalam memanfaatkan bantuan wirausaha perikanan
budidaya agar mencapai hasil yang sesuai dengan analisa
usaha, yang terdiri dari penyuluh perikanan tenaga
kontrak (PPTK) dan/atau penyuluh dari dinas
kabupaten/kota.
10. Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
adalah upaya untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan
masyarakat melalui kegiatan usaha pembudidayaan ikan.
11. Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan
Budidaya yang selanjutnya disebut Bantuan adalah sarana
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 8
produksi perikanan budidaya yang diberikan kepada
masyarakat calon pembudidaya ikan untuk kegiatan usaha
pembudidayaan ikan.
12. Sarana produksi perikanan budidaya adalah sarana berupa
benih, pakan, dan peralatan produksi pembudidayaan ikan
termasuk kolam dan karamba jaring apung.
13. Analisa Usaha adalah perhitungan yang dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan usaha dan dampak dari hasil yang
ditimbulkan terhadap usaha yang dikelola.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 9
II. PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA
PERIKANAN BUDIDAYA
2.1. Prinsip
Implementasi pengembangan wirausaha perikanan
budidaya bertitik tolak dari perencanaan pemberdayaan
masyarakat yang dicerminkan dalam pola pembinaan sebagai
upaya meningkatkan pengelolaan usaha dari usaha
perorangan ke arah pengelolaan kelompok. Upaya tersebut
dilakukan dengan: (1) Memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan usaha perikanan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 10
budidaya, (2) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
hal pengetahuan teknis dan manajemen usaha perikanan
budidaya melalui pelatihan dan pendampingan, (3)
Meningkatkan kelembagaan usaha pembudidayaan ikan
dalam rangka mewujudkan efisiensi pengelolaan usaha, (4)
Menciptakan kemitraan yang saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan wirausaha
perikanan budidaya adalah:
Kelompok
Pengembangan wirausaha perikanan budidaya
dilandasi atas dasar upaya mewujudkan usaha perikanan
budidaya dalam skala usaha yang ekonomis. Dengan demikian,
keberadaan kelompok diarahkan untuk terwujudnya entitas
usaha sehingga efisiensi pengelolaan usaha dapat terwujud.
Terpadu
Kegiatan pengembangan wirausaha perikanan
budidaya dilaksanakan dengan memadukan kegiatan antar
sektor dan antar unit kerja dengan harapan tercapainya
produktivitas usaha perikanan budidaya, sehingga kawasan
potensi perikanan yang ada di kabupaten/kota dapat menjadi
kawasan minapolitan dengan usaha yang bankable.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 11
Produktif dan berkelanjutan
Pengembangan wirausaha perikanan budidaya harus
dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan produksi yang telah ada. Dengan demikian,
keberadaan pokdakan yang baru dibentuk pada saatnya
mampu menjadi wirausaha perikanan budidaya maju yang
dapat mengakses sumber pembiayaan (kredit komersial). Oleh
karena itu, perlu dirancang secara sistematis pola pembinaan
melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan advokasi
dengan mensinergikan program dan kegiatan yang sudah ada.
Kemitraan
Dalam rangka meningkatkan produktifitas usaha
pokdakan perlu dikembangkan kemitraan usaha yang saling
memperkuat dan saling menguntungkan antara pokdakan
dengan pelaku usaha lainnya seperti pedagang pengumpul,
pengolah, dan eksportir.
Melalui kemitraan usaha dapat diwujudkan sistem
usaha terpadu dari hulu ke hilir, sehingga terbangun usaha
terintegrasi yang mendukung usaha pokdakan dibidang
pemasaran, permodalan dan manajemen usaha.
2.2. Penguatan Kelembagaan
Penguatan kelembagaan dilakukan dalam rangka
mewujudkan skala usaha perikanan budidaya yang ekonomis
dan berkelanjutan. Untuk itu dibentuk pokdakan di tingkat
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 12
desa hingga kecamatan sebagai wadah untuk memudahkan
pembinaan, efisiensi penyediaan sarana produksi (saprokan),
dan pemasaran. Untuk tingkat kabupaten/kota dibentuk UPP
sebagai wadah dari gabungan pokdakan.
UPP harus memenuhi persyaratan: (1) memiliki
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART),
(2) memiliki struktur kepengurusan yang lengkap dan sesuai
dengan karakteristik usahanya, (3) mempunyai perencanaan
untuk pengembangan usaha para anggotanya, (4) memiliki
kemampuan fasilitasi kebutuhan saprokan, permodalan dan
pemasaran hasil bagi anggotanya, (5) membangun jejaring
kerja sama usaha dengan perusahaan swasta/pemerintah
maupun sesama UPP.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 13
III. BANTUAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
Bantuan wirausaha pemula perikanan budidaya
dirumuskan sebagai kebijakan pembangunan perikanan
budidaya yang mengarah pada peningkatan kemampuan
masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam
yang ada secara optimal dan lestari. Dengan teknologi
adaptif yang saat ini tersedia di masyarakat, maka
peningkatan produktifitas lahan budidaya dapat dicapai
sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dan
kualitas lingkungan dapat diwujudkan.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 14
Wirausaha pemula perikanan budidaya adalah
program pemberdayaan masyarakat pembudidaya ikan
dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan
produktifitas usaha perikanan budidaya dengan penumbuhan
jiwa kewirausahaan.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya memicu dan
memacu tumbuh dan berkembangnya usaha baru di bidang
perikanan budidaya di kabupaten/kota. Target dan sasaran
dari pengembangan wirausaha perikanan budidaya adalah
masyarakat yang tinggal di kabupaten/kota yang pada saatnya
sesuai dengan pola pembinaan akan berkembang menjadi
wirausaha perikanan budidaya mandiri yang mampu
mengembangkan usaha dengan dukungan perbankan.
Wirausaha perikanan budidaya mandiri dapat terwujud
apabila masyarakat yang belum pernah menjalankan kegiatan
usaha diberikan kesempatan berusaha melalui pembinaan,
pelatihan, dan pendampingan.
Oleh karena itu dalam penumbuhan wirausaha pemula
perikanan budidaya diupayakan terutama memanfaatkan
tenaga kerja terdidik yang belum bekerja tetap, sehingga
angka pengangguran di pedesaan yang saat ini cukup tinggi
dan menjadi beban negara dapat berkurang. Keterlibatan
tenaga terdidik dalam pemanfaatan bantuan diharapkan
mampu menjadi pelopor dalam usaha perikanan budidaya.
Dengan pengetahuan dan daya analisis yang dimiliki
tenaga terdidik akan mampu mengubah potensi sumber daya
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 15
perikanan budidaya menjadi usaha riil yang dapat
menghasilkan. Tenaga terdidik diharapkan dapat dengan
cepat mengadopsi dan menerapkan teknologi budidaya
sehingga modal awal yang diberikan dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan
dapat menjadi teladan bagi yang lain.
Dalam pengembangan wirausaha pemula perikanan
budidaya, pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan
kualitas sumber daya manusia masyarakat senantiasa
dilakukan dalam kerangka mewujudkan sistim usaha
perikanan budidaya terpadu. Oleh karenanya, dalam
pengembangan wirausaha perikanan budidaya, pendidikan
dan pelatihan diarahkan untuk: (1) Menumbuhkan jiwa
kewirausahaan kepada masyarakat; (2) Perbaikan manajemen,
memberikan pengetahuan dalam hal perencanaan, proses
produksi, dan pemasaran.
3.1 Paket Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Dalam kegiatan Pengembangan Wirausaha Pemula
Perikanan Budidaya, dialokasikan bantuan melalui mata
anggaran kegiatan belanja barang non operasional lainnya
(MAK 521219). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 91/PMK.05/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang
Bagan Akun Standar, MAK 521219 digunakan untuk
pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam MAK 521211
(belanja bahan) dan MAK 521212 (belanja barang transito)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 16
termasuk belanja barang/modal yang akan diserahkan pada
masyarakat serta biaya-biaya crash program. Dengan
demikian, penyerahan bantuan pengembangan wirausaha
perikanan budidaya dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
kepada pokdakan agar dicatat oleh petugas Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN) sebagai barang persediaan serta dilengkapi
dengan Berita Acara Serah Terima dari KPA kepada pokdakan
penerima bantuan.
Penentuan lokasi dan alokasi setiap kabupaten/kota
didasarkan pada potensi sumber daya yang dimiliki oleh
masing-masing kabupaten/kota, aspirasi masyarakat, dan
sasaran produksi yang telah ditargetkan masing-masing
kabupaten/kota.
Bantuan diberikan dalam bentuk sarana produksi
perikanan untuk kegiatan usaha:
1. Pembenihan/pembibitan rumput laut, patin, lele, dan
gurame;
2. Pembesaran rumput laut, patin, nila, lele, gurame, mas,
dan polikultur;
3. Budidaya maggot sebagai bahan baku pakan ikan.
Untuk kegiatan usaha pembenihan, sarana produksi
perikanan terdiri dari induk berkualitas, benih, pakan, obat-
obatan dan sarana budidaya. Kebun bibit rumput laut terdiri
dari bibit rumput laut dan sarana budidaya. Sedangkan untuk
kegiatan pembudidayaan/pembesaran, sarana produksi
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 17
perikanan terdiri dari benih berkualitas, pakan, obat-obatan
dan sarana untuk pembesaran. Untuk maggot, sarana
produksi berupa bungkil atau sludge/lumpur kelapa sawit dan
sarana pendukung budidaya.
Penyaluran bantuan didasarkan pada perhitungan
analisa usaha minimal 1 (satu) orang, sehingga dapat
diproyeksikan produksi yang dihasilkan. Dengan demikian
untuk memperoleh hasil yang optimal maka pemanfaatan
bantuan dikelola dalam kelompok (minimal 10 orang). Untuk
bantuan UPR dan kebun bibit rumput laut, pengelolaannya
dilakukan oleh UPP yang pelaksanaannya dikoordinasikan
dengan pokdakan.
Untuk memperoleh calon penerima bantuan yang
dapat dikategorikan sebagai wirausaha pembudidaya pemula
maka perlu dilakukan proses seleksi secara terpadu dan
akuntabel sehingga bantuan dapat dimanfaatkan sebagai
modal untuk pengembangan usaha selanjutnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 18
Paket pengembangan wirausaha perikanan budidaya
meliputi:
a. Paket budidaya rumput laut
a) Paket kebun bibit rumput laut dengan nilai bantuan
sebesar Rp. 15.000.000, diberikan dalam bentuk
sarana produksi yang akan dimanfaatkan dengan
menggunakan metode lepas dasar, long line atau rakit
apung, terdiri dari:
Bibit : 2.000 kg
Sarana : tali, jangkar, pelampung, kayu/bambu,
dan perahu kayu.
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 25 hari, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 8 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 10 ton, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 80 ton.
Gambar 1. Kebun bibit rumput laut metoda rakit apung
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 19
b) Paket budidaya rumput laut dengan nilai sebesar Rp.
6.500.000, diberikan dalam bentuk sarana produksi
yang akan dimanfaatkan dengan menggunakan
metode lepas dasar, long line atau rakit apung, terdiri
dari:
Bibit : 750 kg
Sarana : tali, jangkar, pelampung, kayu/bambu
dan perahu kayu.
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 45 hari, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 6 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 450 kg kering, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton kering.
Gambar 2. Budidaya rumput laut metoda longline
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 20
b. Paket budidaya ikan patin
a) Paket pembenihan patin dengan nilai sebesar Rp.
15.000.000 yang diberikan dalam bentuk sarana
produksi yakni:
Aquarium uk. 6o cm2 (15 buah) Rp. 3.000.000,-
Kolam Induk ukuran 5x2 m2 (1 kolam) sebesar Rp.1.000.000,-
Induk : 20 ekor betina dan 10 ekor jantan
Sarana lainnya : obat-obatan, vitamin, dan hormon
Pakan induk : 150 kg
Pakan larva artemia : 10 kaleng
Pakan benih cacing : 100 liter
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 2 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 5 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 250.000 ekor, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil sekitar 1.250.000 ekor .
Gambar 3. Kegiatan pembenihan ikan patin
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 21
b) Paket budidaya patin di Karamba Jaring Apung
dengan nilai sebesar Rp. 17.500.000 yang diberikan
dalam bentuk sarana produksi yakni:
Pengadaan KJA 2 lubang @ 3x3 m2
sebesar Rp. 10.000.000,-
Benih (ukuran 3 inch/ekor) : 2.000 ekor
Pakan : 1.000 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 850 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 1,7 ton.
Gambar 4. Budidaya patin di KJA
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 22
c) Paket budidaya patin di kolam, kolam lahan marjinal
dan lahan gambut dengan nilai sebesar Rp.
13.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pembuatan kolam sebesar : Rp. 3.500.000,-
Benih (ukuran 3 inch/ekor) : 3.000 ekor
Pakan : 1.500 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 1,2 ton, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.
Gambar 5 Budidaya ikan patin di kolam
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 23
c. Paket budidaya ikan nila
a) Paket budidaya nila di kolam dengan nilai sebesar Rp.
9.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-
Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 3.400 ekor
Pakan : 1.000 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.
Gambar 6. Budidaya nila di kolam
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 24
b) Paket budidaya nila di Karamba Jaring Apung dengan
nilai sebesar Rp. 17.500.000 yang diberikan dalam
bentuk penyediaan sarana produksi yakni:
Pengadaan KJA 2 lubang @ 3x3 m2 sebesar Rp.
10.000.000,-
Benih (ukuran 3-4 inch/ekor) : 3.000 ekor
Pakan : 1.000 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 3,2 ton.
Gambar 7. Budidaya nila di KJA
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 25
d. Paket Budidaya ikan lele
a) Paket pembenihan lele dengan nilai sebesar Rp.
15.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Kolam terpal ukuran 3x4 m2 (6 kolam) sebesar Rp. 3.000.000,-
Kolam Induk ukuran 5x2 m2 (1 kolam) sebesar Rp. 1.000.000,-
Induk : 20 ekor betina dan 10 ekor jantan
Pakan induk : 100 kg
Pakan larva : 150 kg
Pakan benih : 600 kg
Sarana lainnya : obat-obatan, vitamin, pupuk dan kapur.
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 262.500 ekor, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil sekitar 1.050.000 ekor.
Gambar 8. Sarana pembenihan lele di kolam terpal
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 26
b) Paket pembesaran lele dengan nilai sebesar Rp.
7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pengadaan terpal sebesar : Rp. 1.000.000,-
Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 9.000 ekor
Pakan : 900 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 3,6 ton.
Gambar 9. Budidaya lele di kolam terpal
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 27
e. Paket budidaya ikan gurame
a) Paket pendederan gurame dengan nilai sebesar Rp.
7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-
Benih (ukuran 6 - 8 cm/ekor) : 1.800 ekor
Pakan : 400 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 275 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 825 kg.
Gambar 10. Kolam pendederan ikan Gurame
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 28
b) Paket pembesaran gurame dengan nilai sebesar Rp.
7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-
Benih (ukuran 175 - 250 gram/ekor) : 750 ekor
Pakan : 150 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam
1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1
siklus diproyeksikan 325 kg, sehingga dalam 1 tahun
akan diperoleh hasil sekitar 650 kg.
Gambar 11. Kolam pembesaran ikan gurame
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 29
f. Paket budidaya ikan mas
Paket budidaya ikan mas dengan nilai sebesar Rp.
9.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-
Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 4.000 ekor
Pakan : 950 kg
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam 1
tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus
diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akan
diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.
Gambar 12. Budidaya ikan mas di kolam
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 30
g. Paket budidaya polikultur udang - bandeng - rumput laut
Paket budidaya polikultur dengan nilai sebesar Rp.
6.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Nener (ukuran 4 7 cm/ekor) : 5.000 ekor
Benur berkualitas baik : 10.000 ekor (PL 30)
atau 15.000 ekor (PL 15)
Rumput laut : 1.000 kg
Persiapan Lahan : Rp. 2.500.000,-
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam 1
tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus
diproyeksikan 160 kg udang; 1,3 ton bandeng dan 625 kg
rumput laut kering. Sehingga dalam 1 tahun akan
diperoleh hasil sekitar 320 kg udang; 2,6 ton bandeng dan
1,25 ton rumput laut kering.
Gambar 13. Budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut di tambak tradisional
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 31
h. Paket budidaya maggot dengan bangunan beratap terpal
Paket budidaya maggot dengan nilai sebesar Rp.
2.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan
sarana produksi yakni:
Bungkil kelapa sawit : 1.000 kg atau lumpur/
sludge kelapa sawit 3.000 kg
Sarana : pasir, papan, kayu bulat, paku,
dan terpal.
Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 30 hari, dan dalam 1
tahun dapat dilakukan 10 siklus, maka produksi 1 siklus
diproyeksikan 300 kg, sehingga dalam 1 tahun akan
diperoleh hasil sekitar 3 ton.
Gambar - 14. Bak budidaya maggot
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 32
3.2 Kriteria Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Sasaran penerima bantuan adalah masyarakat yang
tergabung dalam kelompok dengan kriteria sebagai berikut:
Diutamakan berpendidikan tinggi dan belum bekerja
tetap;
Tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan
(1 pokdakan terdiri atas minimal 10 orang) dan
telah/bersedia bergabung dalam keanggotaan UPP;
Penduduk usia dewasa (dibuktikan dengan KTP atau surat
keterangan kependudukan lain dari desa/kelurahan) yang
berdomisili dalam kabupaten/kota terkait;
Belum mempunyai usaha perikanan budidaya;
Sanggup menyediakan lahan/wadah budidaya untuk
kegiatan pembudidayaan ikan (pernyataan diketahui oleh
Ketua RT atau kepala kampung) (lampiran-2);
Bersedia memanfaatkan bantuan yang diberikan untuk
kegiatan usaha perikanan budidaya (pernyataan diketahui
oleh Ketua RT atau kepala kampung) (lampiran-2).
3.3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya ini
adalah:
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 33
Output
a. Tersalurkannya bantuan wirausaha pemula perikanan
budidaya kepada masyarakat anggota pokdakan
sebagai modal awal untuk melakukan usaha produktif
pembudidayaan ikan;
b. Termanfaatkannya lahan usaha perikanan budidaya
yang belum optimal;
c. Meningkatnya produksi ikan hasil pemanfaatan
bantuan wirausaha pemula perikanan budidaya sesuai
analisa usaha;
d. Tumbuhnya wirausaha baru dibidang perikanan
budidaya;
e. Terciptanya lapangan pekerjaan dan kesempatan
berusaha;
f. Menguatnya kapasitas dan kemampuan sumberdaya
manusia pokdakan, tenaga pendamping dan pengurus
UPP.
Outcome
a. Meningkatnya kemampuan UPP dalam memfasilitasi
dan mengelola bantuan wirausaha pemula perikanan
budidaya untuk masyarakat anggota pokdakan;
b. Meningkatnya jumlah masyarakat yang mendapatkan
bantuan wirausaha pemula perikanan budidaya;
c. Meningkatnya aktifitas kegiatan usaha pembudidayaan
ikan (hulu dan hilir) di perdesaan dan perkotaan;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 34
d. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat dalam kegiatan usaha pembudidayaan
ikan;
e. Tumbuhnya sentra-sentra produksi perikanan di
kabupaten/kota;
f. Meningkatnya penyediaan pangan hewani bagi
masyarakat.
Manfaat
a. Berkembangnya usaha pembudidayaan ikan di lokasi
kabupaten/kota sasaran pengembangan wirausaha
pemula perikanan budidaya;
b. Menumbuhkan ekonomi kerakyatan di perdesaan;
c. Meningkatkan gizi dan kecerdasan masyarakat;
d. Terbuka peluang untuk membangun industri pangan.
Dampak
a. Meningkatnya kemandirian masyarakat perdesaan;
b. Meningkatnya ketahanan pangan nasional;
c. Menurunnya angka pengangguran dan berkurangnya
urbanisasi penduduk;
d. Berkurangnya konflik sosial di masyarakat.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 35
IV. PENETAPAN, PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
4.1. Penetapan Calon Penerima Bantuan
1. Dinas Kabupaten/Kota membentuk Tim Identifikasi dan
Seleksi yang terdiri dari unsur Dinas, UPP dan Tenaga
Pendamping/penyuluh untuk menginventarisasi calon
pokdakan sesuai kriteria;
2. Tim Identifikasi dan Seleksi melakukan penilaian terhadap
calon pokdakan yang akan diusulkan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota untuk mendapatkan bantuan (lampiran-
1);
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 36
3. Tim Identifikasi dan Seleksi mengusulkan calon pokdakan
kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota untuk
mendapatkan bantuan yang dilengkapi dengan Berita
Acara Identifikasi dan Seleksi (lampiran-3 dan 4) dan
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK);
4. Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA menetapkan
calon pokdakan yang akan menerima bantuan (lampiran-
5).
4.2. Mekanisme Pengadaan dan Penyaluran Bantuan
Proses pengadaan paket sarana produksi perikanan
dilakukan sesuai Keputusan Presiden Nomor: 80 tahun 2003
dan perubahan-perubahannya tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah. Apabila terdapat perbedaan harga
barang/jasa di masing-masing daerah sehingga menyebabkan
perbedaan pengadaan jumlah sarana produksi perikanan
dengan yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan ini,
maka dapat disesuaikan dengan Harga Patokan Setempat
(HPS).
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 37
Kuasa Pengguna Anggaran
KPPN
Pokdakan penerima bantuan pengembangan wirausaha perikanan budidaya
(3)(5)
(6)
(7)
Pejabat Penandatangan
SPM
Pelaksana Pekerjaan
PPK
SP2D
(2)
(4)
(8) SPM-LS
(9)
(1) (1) (1)
Panitia
Pengadaan
Panitia Pemeriksa
Barang
(1)
Keterangan: 1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA menetapkan
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa. Panitia pengadaan
menyiapkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan
dokumen pengadaan barang serta melakukan proses
pengadaan barang (lampiran-6);
2. Panitia pengadaan mengusulkan calon pelaksana
pekerjaan pengadaan barang;
3. PPK menetapkan pelaksana pekerjaan pengadaan barang
yang selanjutnya pelaksana pekerjaan melakukan
pengadaan barang;
4. Panitia Pemeriksa Barang melakukan pemeriksaan barang
sesuai spesifikasi teknis yang akan diserahkan kepada
pokdakan;
5. Pelaksana pekerjaan menyerahkan barang kepada PPK
disertai Berita Acara Serah Terima Barang;
6. PPK menyerahkan barang kepada KPA disertai Berita
Acara Serah Terima Barang;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 38
7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA menyerahkan
barang kepada pokdakan disertai Berita Acara Serah
Terima Barang;
8. Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan SPM-LS kepada
KPPN;
9. KPPN menerbitkan SP2D kepada pelaksana pekerjaan
pengadaan barang;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 39
V. PENGELOLAAN BANTUAN WIRAUSAHA PEMULA
PERIKANAN BUDIDAYA
Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan
Budidaya dilaksanakan secara terpadu antara pemerintah
pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota. Dalam
rangka pengelolaan bantuan Wirausaha Pemula Perikanan
Budidaya, ditetapkan Pengelola Pengembangan Wirausaha
Pemula Perikanan Budidaya tingkat pusat sampai dengan
tingkat kab/kota, sebagai berikut:
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 40
5.1. Tim Pengendali
Tim Pengendali dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Jenderal yang anggotanya terdiri dari unsur
Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dengan ketua Direktur Usaha Budidaya.
Tugas Tim Pengendali adalah:
Merumuskan kebijakan umum pengembangan wirausaha
pemula perikanan budidaya;
Mengalokasikan anggaran kegiatan pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Menetapkan alokasi kabupaten/kota pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Menyusun pedoman pelaksanaan pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Melakukan sosialisasi pengembangan wirausaha pemula
perikanan budidaya di 32 provinsi;
Mengkoordinir provinsi terhadap pelaksanaan
pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya;
Menyelenggarakan workshop dan forum wirausaha
perikanan budidaya;
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 41
5.2. Tim Pembina
Tim Pembina dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Provinsi yang berfungsi merencanakan,
mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya di tingkat provinsi.
Tugas tim pembina adalah:
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan
kabupaten/kota pelaksana kegiatan pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Memfasilitasi upaya pemecahan masalah yang timbul di
kabupaten/kota terkait dengan pelaksanaan
pengembangan kewirausahaan pemula perikanan
budidaya;
Memfasilitasi temu usaha di tingkat provinsi sebagai
upaya pengembangan kemitraan dalam memperkuat daya
serap pasar;
Melaksanakan pengendalian penyaluran dan
pemanfaatan bantuan;
Menyusun peta produksi pemanfaatan bantuan tingkat
provinsi;
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya,
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 42
dan melaporkan hasilnya setiap bulan kepada Direktorat
Jenderal;
Melakukan penilaian kinerja pengembangan wirausaha
pemula perikanan budidaya masing-masing
kabupaten/kota sasaran.
5.3. Tim Pelaksana
Tim Pelaksana dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang berfungsi untuk
melaksanakan dan memanfaatkan bantuan.
Tugas tim pelaksana adalah:
Merencanakan dan menetapkan kawasan usaha
perikanan budidaya sebagai lokasi pengembangan
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Memfasilitasi penumbuhan kelompok sebagai calon
wirausaha pemula perikanan budidaya;
Menyusun roadmap pembinaan dan pendampingan
kepada kelompok penerima bantuan;
Melaksanakan pelatihan teknis dan manajemen;
Fasilitasi pemecahan masalah penyaluran dan
pemanfaatan bantuan;
Menyelenggarakan temu lapang dalam pemanfaatan
bantuan;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 43
Melaksanakan pengendalian pemanfaatan bantuan;
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan bantuan.
5.4. Unit Pelayanan Pengembangan
Tugas Unit Pelayanan Pengembangan adalah:
Menyusun rencana pengembangan usaha perikanan
budidaya dengan menumbuhkan pokdakan baru sebagai
wirausaha pemula;
Menginventarisasi dan melakukan penilaian terhadap
anggota masyarakat yang layak diusulkan sebagai calon
sasaran penerima bantuan;
Bersama dengan Tim Identifikasi dan Seleksi serta
Tenaga Pendamping melakukan identifikasi dan seleksi
calon pokdakan penerima bantuan;
Mendampingi pokdakan dalam pemanfaatan bantuan;
Melaporkan hasil produksi pokdakan atas pemanfaatan
bantuan.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 44
5.5. Tenaga Pendamping
Tugas Tenaga Pendamping adalah:
Menyiapkan rencana kerja pendampingan;
Bersama UPP memfasilitasi pembentukan pokdakan;
Bersama dengan Tim Identifikasi dan Seleksi serta UPP
melakukan identifikasi dan seleksi pokdakan calon
penerima bantuan;
Membantu pokdakan dalam menyusun RDKK dan
pemanfaatan bantuan;
Memberikan pendampingan dalam pemanfaatan
bantuan;
Membantu UPP dalam membangun dan mengembangkan
kemitraan usaha;
Membantu UPP dalam mengembangkan akses
penyediaan saprokan dan pasar;
Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan
bantuan.
5.6. Pokdakan Penerima Bantuan
Tugas Pokdakan Penerima Bantuan adalah:
Menyiapkan lahan/wadah untuk usaha pembudidayaan
ikan;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 45
Memanfaatkan bantuan pengembangan wirausaha
perikanan budidaya;
Menandatangani surat pernyataan kesediaan dan
bertanggung jawab dalam pemanfaatan bantuan;
Menandatangani berita acara serah terima bantuan;
Memanfaatkan bantuan untuk kegiatan usaha
pembudidayaan ikan dengan baik dan benar;
Menerapkan cara budidaya ikan yang baik melalui
teknologi anjuran;
Melaporkan hasil pemanfaatan bantuan kepada UPP,
Tenaga Pendamping, dan Dinas Kabupaten/Kota;
Menjalin kerja sama dengan pokdakan lainnya dan
anggota UPP dalam pengembangan usaha.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 46
VI. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
6.1. Pembinaan
Dalam rangka merealisasikan tujuan dan sasaran,
pemanfaatan bantuan sehingga dapat memberikan manfaat
dan dampak bagi masyarakat pembudidaya ikan yang
tergabung dalam pokdakan, maka diperlukan pembinaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan secara berkala dan
berkesinambungan.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 47
Pembinaan pengembangan wirausaha perikanan
budidaya ditingkat pusat dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya bersama unit eselon I lingkup
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pembinaan diarahkan
dalam hal:
a. Pelaksanaan pemanfaatan bantuan;
b. Peningkatan wawasan pengetahuan bisnis dan jiwa
kewirausahaan;
c. Pembentukan kelompok sebagai komunitas bisnis;
d. Manajemen usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
keuntungan.
6.2. Monitoring
Monitoring dilaksanakan secara terencana dan teratur
terhadap penyaluran, pemanfaatan dan keberhasilan bantuan
yang dilakukan secara periodik oleh kabupaten/kota, provinsi,
dan pusat.
Monitoring dilakukan mulai dari: (a) pemahaman
terhadap pedoman pelaksanaan; (b) mekanisme pengadaan,
penyaluran dan pemanfaatan bantuan; (c) tingkat
keberhasilan usaha pokdakan; (d) identifikasi permasalahan
yang ada di lapangan; (e) koordinasi dengan unit kerja terkait;
dan (f) penyempurnaan program pengembangan wirausaha
perikanan budidaya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 48
6.3. Evaluasi
Evaluasi terhadap bantuan wirausaha pemula
perikanan budidaya dilakukan pada akhir semester/tahun
untuk mengetahui kinerja pelaksanaan bantuan sesuai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
6.4. Pelaporan
Pelaporan dilakukan sesuai azas transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Dalam rangka transparansi penggunaan
APBN tersebut khususnya terhadap bantuan, maka setiap
jajaran yang terkait dalam proses penyaluran dan
pemanfaatan bantuan, berkewajiban menyampaikan laporan
secara berjenjang sesuai tanggung jawabnya, mulai dari
pokdakan, UPP, Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Propinsi dan
Direktorat Jenderal.
Penyampaian pelaporan difokuskan mulai dari
pelaksanaan proses identifikasi, seleksi, penyaluran dan
pemanfaatan bantuan hingga dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan tersebut. Laporan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran dan informasi tentang pelaksanaan di lapangan
sebagai bahan masukan penyusunan kebijakan dalam
pengembangan perikanan budidaya selanjutnya.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 49
Secara berjenjang, pelaporan kegiatan dilaksanakan
sebagai berikut:
Laporan mingguan oleh pokdakan kepada UPP (lampiran -
7);
Laporan bulanan oleh UPP kepada Dinas Kabupaten/Kota
(lampiran 8);
Laporan monitoring bulanan oleh Dinas Kabupaten/Kota
kepada Dinas Provinsi (lampiran 9);
Laporan monitoring triwulan dan semester oleh Dinas
Provinsi kepada Direktorat Jenderal (lampiran 10);
Laporan monitoring triwulan dan semester oleh Direktorat
Jenderal (lampiran 11) ; serta
Laporan evaluasi tahunan tingkat kabupaten/kota,
provinsi, dan pusat.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 50
VII. PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan ini ditetapkan sebagai acuan bagi
seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan Pengembangan
Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya sehingga tujuan dan
sasaran dari kegiatan ini dapat terwujud.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 49
LAMPIRAN
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 51
Lampiran 1 (contoh)
Form Identifikasi dan Seleksi
Nama Pembudidaya : Tanggal: . 2010
No Ya Tidak Keterangan
1
dibuktikan dengan KTP atau surat
keterangan kependudukan lain
dari desa/kelurahan
2
dibuktikan dengan KTP atau surat
keterangan kependudukan lain
dari desa/kelurahan
3dibuktikan dengan ijazah dan/atau
Kartu Keluarga
4Surat keterangan dari RT atau
kepala kampung
5Surat keterangan dari RT atau
kepala kampung
6Surat Pernyataan dari RT atau
kepala kampung
7Surat Pernyataan dari RT atau
kepala kampung
8 Surat keterangan dari UPP
No. Jabatan Nama Institusi TTD
1
2
3
4 dst
Tim Identifikasi dan Seleksi
Belum mempunyai usaha perikanan budidaya
Bersedia memanfaatkan bantuan yang diberikan
untuk kegiatan usaha perikanan budidaya
Sanggup menyediakan lahan/w adah budidaya
untuk kegiatan pembudidayaan ikan
Bergabung dalam kelompok pembudidaya ikan dan
telah/bersedia bergabung dalam keanggotaan UPP
Diutamakan berpendidikan tinggi
Belum bekerja tetap
Berdomisili dalam kabupaten/kota sasaran
pengembangan w irausaha pemula perikanan
budidaya
FORM IDENTIFIKASI DAN SELEKSI
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
Komponen
Penduduk usia dew asa
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 52
Lampiran 2 (contoh)
Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Jenis kelamin : Pria/Wanita*)
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa saya:
1. Sampai saat ini belum memiliki pekerjaan tetap dan belum memiliki usaha perikanan budidaya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saya;
2. Sebagai calon penerima bantuan pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya akan sanggup menyediakan lahan/wadah untuk memanfaatkan bantuan dalam kegiatan usaha perikanan budidaya;
3. Bersedia dan bertanggung jawab terhadap pemanfaatan bantuan pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya serta menjadikan usaha perikanan budidaya sebagai usaha utama sekurang-kurangnya sampai dengan tahun 2015;
4. Bersedia/telah*) bergabung dalam kelompok pembudidaya ikan
(pokdakan) .....................................................;
5. Bersedia menerima pendampingan oleh Tenaga Pendamping dan Dinas Kabupaten/Kota serta menjalankan usaha perikanan budidaya melalui teknologi anjuran;
6. Bersedia menyampaikan laporan pemanfaatan bantuan setiap minggu kepada Ketua Pokdakan dan UPP.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 53
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia menerima sanksi yang diambil oleh Pemerintah bila terbukti penyataan ini tidak benar.
....................,................2010
Yang membuat pernyataan,
...............................................
Mengetahui,
Ketua Pokdakan ...............................................
(.................................................)
Ketua UPP ...............................................
(.................................................)
Ketua RT/Kepala Kampung*)
...............................................
(.................................................)
Kepala Dinas Kab/Kota
*)
...............................................
(.................................................)
Meterai Rp.6000
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 54
Lampiran 3 (contoh)
Berita Acara
BERITA ACARA IDENTIFIKASI DAN SELEKSI
Pada hari ini, ....................... tanggal ......................... tahun..........................., yang bertanda tangan di bawah ini: 1. ................................................ : Ketua Tim Identifikasi dan Seleksi
Kab/Kota ................................. 2. ................................................ : Sekretaris Tim Identifikasi dan Seleksi Berdasarkan ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya tahun 2010, telah dilakukan identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya tahun 2010 pada tanggal ........................ hingga tanggal ......................... tahun 2010. Berdasarkan identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan, bahwa .... (jumlah) pembudidaya ikan yang tergabung dalam ....... (jumlah) kelompok dinyatakan lulus seleksi.
Terlampir disampaikan daftar masyarakat calon penerima Bantuan yang lulus seleksi. Demikian Berita Acara Identifikasi dan Seleksi ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut di atas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tim Identifikasi dan Seleksi
Kab/Kota ...................... Ketua
....................................
Sekretaris
....................................
Lampiran Daftar .......
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 55
Lampiran
Daftar masyarakat calon penerima bantuan pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya tahun 2010 yang lulus seleksi
No Nama Umur AlamatKomoditas yang
Diusahakan
Luas
Lahan
Kelompok
1 .
2 .
3 .
4 .
5 .
6 .
7 .
8
9
10
Kelompok
1 .
2 .
3 .
4 .
5 .
6 .
7 .
8
9
10
dst
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 56
Lampiran 4 (contoh)
Usulan Calon Penerima Bantuan
............., ...................... 2010 Nomor : Perihal : Usulan Calon Penerima Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya Lampiran : 1 (satu) berkas Yth. KPA Satker Dinas ..................... di- Tempat Berdasarkan hasil identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan pengembangan wirausaha pemula perikanan budidaya tahun 2010 untuk Kab/Kota .......................... oleh Tim Identifikasi dan Seleksi Kab/Kota ............................ (Berita Acara dan RDKK terlampir), bersama ini disampaikan daftar calon penerima bantuan.
Tim Identifikasi dan Seleksi Kab/Kota ................
.................................... Ketua
No Nama AlamatKomoditas yang
Diusahakan
Luas Lahan Yang
Diusahakan
Kelompok
1 .
2 .
dst
Kelompok
1 .
2 .
dst
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 57
Lampiran 5 (contoh)
Keputusan KPA
KOP SURAT
K E P U T U S A N
KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DINAS ........................................................
Nomor ..............................................
T E N T A N G PENETAPAN PENERIMA BANTUAN
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
DI KABUPATEN/KOTA ............................. PROPINSI .....................
TAHUN ANGGARAN 2010
Menimbang : 1. bahwa pemanfaat Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya di Kabupaten/Kota ..................... Provinsi ............ adalah pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok;
2. bahwa Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas kesempatan berusaha, untuk itu perlu ditetapkan pembudidaya ikan penerima Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya di Kabupaten/Kota ............... Provinsi .......................;
3. bahwa untuk keperluan tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Dinas ...............................
Mengingat : 1. dst;
Memperhatikan : 1. dst;
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 58
M E M U T U S K A N
Menetapkan : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja (Satker) Dinas .......................................... Nomor .................. tentang Penetapan Penerima Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya di Kabupaten/Kota .............. Propinsi ................. Tahun Anggaran 2010.
Pertama : Pembudidaya ikan sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini berhak menerima Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya;
Kedua : Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya akan disalurkan dalam bentuk paket sarana produksi perikanan;
Ketiga : Biaya Bantuan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) ............................;
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ........................ Pada tanggal ........................
Kuasa Pengguna Anggaran
Satuan Kerja (Satker) Dinas ...............................................
............................................ NIP . .............................
Tembusan : 1. .............................; 2. .............................; 3. Dst
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 59
Lampiran 6 (contoh)
SK Pembentukan Panitia Pengadaan
KOP SURAT
KEPUTUSAN
KEPALA SATUAN KERJA/KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA ........................................................................
UNTUK PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA T.A. 2010 Nomor: ...........................................
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA BIDANG PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA
PERIKANAN BUDIDAYA T.A. 2010
KEPALA SATUAN KERJA/KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Menimbang : a. bahwa berdasarkan DIPA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya - Kementerian Kelautan dan Perikanan No. .............................. tanggal .............. terdapat pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga dan atau penyedia barang dan jasa;
b. bahwa agar pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, dan perlakuan adil bagi semua pihak sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi pemerintah dan masyarakat, maka diperlukan panitia pengadaan barang dan jasa;
c. bahwa panitia pengadaan barang dan jasa pada Satker ........................................ perlu ditetapkan dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran;
d. dst.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 60
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
5. dst.
Memperhatikan : 1. ....
2. ...
3. ...
4. ...
5. dst.
Menetapkan :
Pertama : Menunjuk para pejabat seperti tersebut dalam kolom lampiran Surat Keputusan ini sebagai Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Bidang Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya dengan jenis kegiatan seperti tersebut dalam lampiran-2 pada Satker ..............;
Kedua : Tugas Panitia
a. Merencanakan, menyiapkan dan menyusun metoda lelang untuk penyedia barang dan jasa, metoda penyampaian dokumen penawaran, metoda evaluasi penawaran, jadwal dan tata cara pelaksanaan pengadaan, jenis kontrak, dan masa berlakunya kontrak;
b. Melaksanakan paket-paket pekerjaan pengadaan yang ditetapkan oleh Kepala Satker/Kuasa Pengguna Anggaran Satker .......................;
c. Merencanakan, menyiapkan dan menyusun dokumen prakualifikasi serta Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau owner estimate (OE) dengan dukungan atau berdasarkan data-data yang riil di pasaran/lapangan serta menetapkan kriteria dan tata cara penilaian;
d. Mengumumkan rencana pengadaan barang melalui media cetak atau surat kabar dan media elektronik (televisi atau radio) dengan jangkauan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 61
provinsi dan nasional, serta papan pengumuman; e. Mengevaluasi dokumen prakualifikasi,
menetapkan dan mengumumkan hasil prakualifikasi;
f. Menyusun daftar calon peserta penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat atau yang dinyatakan lulus prakualifikasi untuk diundang mengikuti pengadaan/proses pengadaan selanjutnya;
g. Mengundang peserta/perusahaan yang dinyatakan lulus dalam prakualifikasi;
h. Memberikan penjelasan mengenai dokumen pengadaan termasuk syarat-syarat penawaran, cara penyempaian penawaran dan tata cara evaluasinya yang dituangkan dalam berita acara pemberian penjelasan pekerjaan (aanwijzing);
i. Menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dokumen lelang dan perubahannya;
j. Membuka dokumen penawaran dan menuangkan atau membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran;
k. Menilai penawaran yang masuk dengan melakukan evaluasi administrasi dan teknis serta menetapkan peringkat untuk menentukan calon pemenang;
l. Mengumumkan calon pemenang kepada peserta lelang;
m. Melakukan klarifikasi dan negosiasi harga penawaran kepada pemenang yang dituangkan dalam Berita Acara Kalrifikasi dan Negosiasi Harga;
n. Mengajukan dan atau mengusulkan calon pelaksana pekerjaan pengadaan barang kepada Pejabat Pembuat Komitmen Satker ..................... untuk mendapatkan persetujuan;
o. Membuat laporan mengenai proses hasil pengadaan yang dilampiri dokumen-dokumen hasil proses pengadaan rangkap 4 (empat), yang akan menjadi lampiran dokumen kontrak untuk bukti pertanggungjawaban;
p. Menyiapkan dokumen kontrak untuk ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang diketahui oleh Kepala Satker/Kuasa
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 62
Pengguna Anggaran dan pelaksana pekerjaan dalam rangkap 4 (empat);
q. Melaporkan hasil pengadaan barang/jasa kepada Kepala Satker/Kuasa Pengguna Anggaran baik secara dan tertulis;
r. Sewaktu-waktu bersedia dan siap memberikan keterangan kepada pejabat fungsional pemeriksa (Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pengawas Daerah, BPKP) apabila diperlukan berkaitan dengan hasil pengadaan yang telah dilaksanakan.
Ketiga : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, biaya yang diperlukan dibebankan pada DIPA Satker ..................... tahun 2010 Nomor: .................................. tanggal ..........
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan dilakukan perubahan dan penyesuaian sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini.
Ditetapkan : di ..................................... Tanggal : ..................... 2010
Kepala Satker/Kuasa Pengguna Anggaran
.................................................................... NIP ............................................................
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di Jakarta; 2. Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta; 3. Gubernur Provinsi ................................. di ......................; 4. Bupati/Walikota ....................................... di ......................; 5. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi ..................
di .......................; 6. Kepala Dinas .............................. Kabupaten/Kota .......................
di ..............; 7. Kepala Biro Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta; 8. Kepala KPPN .............................. di ...............................; 9. Yang bersangkutan; 10. arsip.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 63
Lampiran 1 Keputusan Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : ..................../PWUPB/VIII/2010 Tanggal : .......... Agustus 2010 Tentang : Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Bidang
Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
No. Nama Jabatan/Unit Kerja Jabatan dalam
Panitia
1 Ketua/Anggota
2 Sekretaris/Anggota
3 Anggota
4 Anggota
5 Anggota
6 Narasumber
Ditetapkan : di ..................................... Tanggal : ..................... 2010
Kepala Satker/Kuasa Pengguna Anggaran
.................................................................... NIP ............................................................
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 64
Lampiran 2 Jenis Kegiatan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
No. Jenis Kegiatan Biaya (Rp) Keterangan
1 Paket Kebun Bibit Rumput Laut
........................... 1 paket
2 Paket Budidaya Rumput Laut
........................... 100 paket
3 dst.
..............................., .... Agustus 2010
Pejabat Pembuat Komitmen
.................................................................... NIP ............................................................
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 65
Lampiran 7 (contoh)
Laporan dari Pokdakan Ke UPP
Nama Pokdakan : RT/RW :
Nama Ketua : Desa/Kampung :
Alamat Pokdakan : Kecamatan :
Jumlah anggota pokdakan : Kabupaten/Kota :
UPP : Provinsi :
Komoditas :
Kegiatan : Pembenihan/Pembibitan/Pembesaran/Polikultur*)
# Jenis Bantuan: Pakan, Benih, Sarana
Mengetahui,
Tenaga Pendamping Ketua Pokdakan
...........................................
ttd
..
Keterangan:
Daerah
Pemasaran
Nama
Pembeli
LAPORAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN
BANTUAN PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
No.
, ..2010
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)Juml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Jenis
Bantuan
Pemanfaatan Panen
Tgl
TAHUN ANGGARAN 2010
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Nilai
(Rp)
PemasaranNama
Pembudidaya Tgl
Penerimaan
JumlTgl
Jual
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 66
Lampiran 8 (contoh)
Laporan dari UPP Ke Dinas Kab/Kota
: RT/RW : .
: Desa/Kampung : .
: Kecamatan : .
: Kabupaten/Kota : .
Komoditas: .
1
2
3
4
5
...
dst
Komoditas: .
1
2
dst
#
, ..2010
Mengetahui,
Tenaga Pendamping Ketua UPP Kab/Kota
ttd
.
Keterangan:
Terlampir disampaikan laporan Masing-masing Pokdakan kepada UPP
Kelompok: .
Nilai (Rp)
Pemanfaatan
Daerah
Pemasaran
Kelompok: .
Panen Pemasaran
Tgl JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Tgl
Jual
LAPORAN UNIT PELAYANAN PENGEMBANGAN (UPP)
BANTUAN PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN ANGGARAN 2010
Nama UPP
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/u
nit)
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)Juml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Nama Ketua
Tgl
Alamat UPP
Jumlah anggota
No.
Penerimaan
Jenis
Bantuan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 67
Lampiran 9 (contoh)
Laporan dari Dinas Kab/Kota Ke Dinas Propinsi
: .
: .
: .
Komoditas: .
1
2
3
4
5
...
dst
Komoditas: .
1
2
dst
#
.
Kab/Kota............................
ttd
Keterangan:
Terlampir disampaikan laporan Masing-masing Pokdakan kepada UPP
, ..2010
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Kelompok: .
Kelompok: .
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Daerah
Pemasaran
Propinsi
No.
Penerimaan
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)Nilai (Rp)
Pemasaran
TglJenis
Bantuan
LAPORAN PERKEMBANGAN
BANTUAN PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN ANGGARAN 2010
Bulan
Kab/Kota
PanenPemanfaatan
Tgl JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Tgl
JualJuml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 68
Lampiran 10 (contoh)
Laporan dari Dinas Propinsi Ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Bulan : .
Propinsi : .
1 a.
b.
c. Dst
2 a.
b.
c. Dst
3 a.
b.
c. Dst
dst
#
Provinsi.............................
ttd
.
Keterangan:
, ..2010
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
JumlSatuan
(kg/ekor/m 2/unit)Juml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)Nilai (Rp)
Daerah
Pemasaran
Terlampir disampaikan Nama Pembudidaya penerima untuk masing-masing kelompok
KomoditasKelompok
Pemasaran
Tgl
panenJuml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Tgl
Jual
LAPORAN PERKEMBANGAN
BANTUAN PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN ANGGARAN 2010
No.Juml
Kab/Kota
Penerimaan
Jenis
BantuanTgl
Pemanfaatan Produksi
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 69
Lampiran 11 (contoh)
Laporan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Ke Menteri KP
Bulan : .
1 a. a.
b.
c. Dst
b. a.
b.
c. Dst
c. Dst
2 a. a.
b.
c. Dst
b. a.
b.
c. Dst
c. Dst
dst
LAPORAN PERKEMBANGAN
BANTUAN PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMULA PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN ANGGARAN 2010
No. Kab/Kota
Penerimaan Pemanfaatan Produksi Pemasaran
Komoditas JumlS KelompokJenis
BantuanJuml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)Juml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)Nilai (Rp)
Daerah
Pemasaran
, ..2010
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)Juml
Satuan
(kg/ekor/m 2/unit)
Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya
ttd
Propinsi
.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Halaman 70 Halaman 70
Lampiran 12 (contoh)
NILAI PAKET 15,000,000
Saprokan
1 Biaya Pengadaan Bibit:
Kebutuhan bibit 2,000 kg
Harga satuan 3,000 Rp
Total Biaya 6,000,000 Rp
2 Biaya Sarana :
Tali
Pelampung
Jangkar
Perahu Kayu
Kayu/Bambu
Total Biaya 9,000,000 Rp
Total Biaya (Bibit + Sarana) 15,000,000 Rp
Proyeksi Produksi
Siklus per tahun 8 siklus
Satu Siklus 25 hari
Produksi basah per siklus 10,000 kg
Produksi basah per tahun (8 siklus) 80,000 kg
Pendapatan
Harga Jual Satuan Basah 3,000 Rp
Pendapatan per siklus 30,000,000 Rp
Biaya Penyusutan per siklus 1,125,000 Rp
Keuntungan per siklus 7,875,000 Rp
Keuntungan per tahun 63,000,000 Rp
Keuntungan per bulan 5,250,000 Rp
Ket:
1 Dengan metode long line, rakit apung dan lepas dasar
2 konversi panen untuk kebun bibit = 1:5
3 Biaya penyusutan diperoleh dari hasil pembagian biaya sarana dibagi
jumlah siklus dalam satu tahun
ANALISA USAHA
KEBUN BIBIT RUMPUT LAUT
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 71 Halaman 71
NILAI PAKET 6,500,000
Saprokan
1 Biaya Pengadaan Bibit:
Kebutuhan bibit 750 kg
Harga satuan 3,000 Rp
Total Biaya 2,250,000 Rp
2 Biaya Sarana :
Tali
Pelampung
Jangkar
Perahu Kayu
Kayu/Bambu
Total Biaya 4,250,000 Rp
Total Biaya Saprokan 6,500,000 Rp
Proyeksi Produksi
Siklus per tahun 6 siklus
Satu Siklus 45 hari
Produksi basah per siklus 3,750 kg
Produksi kering per siklus* 469 kg
Produksi basah per tahun (6 siklus) 18,750 kg
Produksi kering per tahun (6 siklus)** 2,813 kg
Pendapatan
Harga Jual Satuan Kering 10,000 Rp
Harga Jual Satuan Basah 3,000 Rp
Pendapatan per siklus 4,687,500 Rp
Biaya Penyusutan per siklus 708,333 Rp
Keuntungan per siklus 1,729,167 Rp
Keuntungan per tahun 10,375,000 Rp
Keuntungan per bulan 864,583 Rp
Ket:
1 Dengan metode long line, rakit apung dan lepas dasar
2 konversi panen kering = 1:8
3 Biaya penyusutan diperoleh dari hasil pembagian biaya sarana dibagi
jumlah siklus dalam satu tahun
* : dibulatkan menjadi 450 kg
** : dibulatkan menjadi 2,700 kg
ANALISA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Lampiran 13 (contoh)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 72
NILAI PAKET 15,000,000
Sarana
Luas Kolam 10 m2
kolam 1 unit
Pembuatan kolam induk 1,000,000 Rp
Ukuran aquarium 60 cm2
aquarium 15 unit
Aquarium 3,000,000 Rp
Saprokan
1 Pakan induk
Pakan induk 150 kg
Harga pakan induk 6,000 Rp/kg
Biaya pakan induk 900,000 Rp
2 Pakan larva & benih
Kebutuhan Artemia 10 kaleng
Harga satuan Artemia 300,000 Rp
Biaya Artemia 3,000,000 Rp
Pakan Cacing 100 l iter
Harga Satuan Cacing 20,000 Rp
Biaya Cacing 2,000,000 Rp
Biaya Pakan artemia & cacing 5,000,000 Rp
3 Hormon, vitamin & obat-obatan 600,000 Rp
5 Induk 1 paket (20 betina, 10 jantan) 4,500,000 Rp
Biaya Operasional per siklus 6,500,000 Rp
(biaya benih + biaya pakan+Biaya
Hormon & Vit+Biaya Obat-obatan +
induk)
Proyeksi Produksi
Siklus per tahun 5 siklus
Satu siklus 60 hari
Produksi benih per siklus 500,000 ekor
SR 50 % 250,000 ekor
size produksi 0,75 inchi
Produksi per tahun 1,250,000 ekor
ANALISA USAHAPEMBENIHAN IKAN PATIN
Lampiran 14 (contoh)
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 73 Halaman 73
Pendapatan
Harga jual satuan benih 70 Rp
Pendapatan per siklus 17,500,000 Rp
Biaya penyusutan 450,000 Rp
Keuntungan per siklus 10,550,000 Rp
Pendapatan per tahun 87,500,000 Rp
Keuntungan per tahun 52,750,000 Rp
Keuntungan per bulan 4,395,833 Rp
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Halaman 74
Lampiran 15 (contoh)
NILAI PAKET 17,500,000
Sarana
Biaya KJA 2 lubang uk.3x3 m2 10,000,000 Rp
Vol. KJA (3mx3m)/lubang 24 m3
Ukuran Benih 3 - 4 inchi/ekor
Padat Tebar 45 ekor/m3
Benih dan Pakan