11
Pekerjaan Beton Hal. 1 PEKERJAAN BETON 1. UMUM 1.1 Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan beton seperti yang tercantum dalam gambar rencana dan pengadaan bahan dengan mutu seperti yang ditentukan. Kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI 1971. 1.2 Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat struktural adalah K 250 dengan pemakaian semen minimum 340 kg/m³ beton untuk pengecoran site mix. Kontraktor harus membuat mix design untuk membuat mutu beton sesuai ketentuan tersebut. 1.3 Untuk pengecoran massal (> 20 m³ dalam sehari) Kontraktor wajib menggunakan beton ready mix dari perusahaan pembuatan ready mix yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 1.4 Yang dimaksud dengan beton struktural adalah semua beton bertulang meliputi : Sloof dan pondasi. Kolom-kolom dan balok-balok (termasuk kolom praktis & ring balk). Pelat lantai bertingkat & pelat lantai dasar. Bagian-bagian lain seperti yang tertera dalam gambar rencana. 1.5 Untuk konstruksi beton yang kedap air, misal atap teras minimal harus menggunakan campuran 1 pc : 1,5 pasir : 2,5 batu pecah & harus menggunakan bahan pembantu (additive) 1.6. Bila belum ditentukan dalam gambar, pasangan dinding yang luasnya lebih dari 12 m² harus diberi rangka (kolom & balok beton praktis).

Pek. Beton

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 1

PEKERJAAN BETON

1. UMUM

1.1 Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan beton seperti yang tercantum dalam gambar rencana dan pengadaan bahan dengan mutu seperti yang ditentukan. Kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI 1971.

1.2 Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat struktural adalah K 250 dengan pemakaian semen minimum 340 kg/m³ beton untuk pengecoran site mix. Kontraktor harus membuat mix design untuk membuat mutu beton sesuai ketentuan tersebut.

1.3 Untuk pengecoran massal (> 20 m³ dalam sehari) Kontraktor wajib menggunakan beton ready mix dari perusahaan pembuatan ready mix yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.4 Yang dimaksud dengan beton struktural adalah semua beton bertulang meliputi : Sloof dan pondasi. Kolom-kolom dan balok-balok (termasuk kolom praktis & ring

balk). Pelat lantai bertingkat & pelat lantai dasar. Bagian-bagian lain seperti yang tertera dalam gambar rencana.

1.5 Untuk konstruksi beton yang kedap air, misal atap teras minimal harus menggunakan campuran 1 pc : 1,5 pasir : 2,5 batu pecah & harus menggunakan bahan pembantu (additive)

1.6. Bila belum ditentukan dalam gambar, pasangan dinding yang luasnya lebih dari 12 m² harus diberi rangka (kolom & balok beton praktis). Jika belum ditentukan dalam gambar, di atas lubang pintu dan jendela harus dipasang balok latei dengan ukuran minimal 13/13 untuk dinding bata & ukuran 10/15 untuk dinding bataco. Untuk pintu dan jendela dengan lebar bentang lebih besar dari atau

sama dengan 2 m harus diberi balok latei 10/20. Tulangan kolom praktis dan balok latei digunakan 4 ø 10 dan jarak beugel ø 6 - 15.

Untuk pintu dan jendela dengan lebar bentang yang lebih besar dari atau sama dengan 3 m dipakai balok latei 10/30 dengan tulangan 6 ø 10 & jarak beugel ø 6 - 15.

1.7. Pada prinsipnya pengujian mutu beton mengikuti persyaratan dalam PBI 1971 dan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Page 2: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 2

2. BAHAN UNTUK ADUKAN BETON

Untuk semua bahan campuran beton diharuskan memenuhi persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971 dengan ketentuan :

2.1 Jenis semen yang dipakai untuk campuran site mix adalah semen Gresik atau Tiga Roda dan dalam keadaan baik, baru serta tidak terdapat sobekan pada kemasannya. Tidak diperkenankan menggunakan dua atau lebih type dan merk semen yang berbeda dalam satu tahap pengecoran.

Syarat-syarat semen : Semen yang digunakan adalah semen type I standard Dalam pengangkutan semen ke tempat penyimpanan (gudang)

harus dijaga agar semen tidak jadi lembab. Apabila semen telah di simpan lama dan atau mutunya diragukan,

maka sebelum dipakai harus dibuktikan dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.

2.2. Agregat HalusYang dimaksud dengan agregat halus, adalah agregat yang lolos ayakan 4,8 mm atau yang umum disebut pasir.

Syarat-syarat agregat halus : Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.

Butir-butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering, yang dimaksud lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan yang ditentukan harus memenuhi syarat-syarat berikut : Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat. Sisi diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat. Sisi diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95

% berat. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua

mutu beton.

Susunan besar butir (grading) untuk agregat halus.

Page 3: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 3

Ukuran lubang ayakan - mm Persentase lolos kumulatif9,54,752,361,180,600,3015

10095 - 10080 - 10050 - 8525 - 6010 - 302 - 10

2.3. Agregat Kasar

Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, kerak tanur atau beton semen hidraulis yang dipecah atau agregat yang lebih besar dari 5 mm.

Syarat-syarat agregat kasar Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori

agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering), apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

Agregate kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang seaktif alkali.

Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat, atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara diantara batang-batang tulangan.

2.4. Bahan-bahan pembantu untuk meningkatkan mutu beton atau memperbaiki keplastisan (sehubungan dengan teknik pelaksanaan) dapat digunakan dengan persetujuan dan pengawasan Konsultan Pengawas. Segala kegagalan akibat digunakannya bahan-bahan pembantu tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.5. Konsultan Pengawas wajib memeriksa semua jenis material yang akan digunakan & berhak menolak semua material yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.

3. PEKERJAAN BEKISTING

Page 4: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 4

3.1. Bekisting harus dibuat dari bahan kedap adukan dan tidak melengkung bila menerima beban-beban dari adukan basah. Tiang-tiang pendukung bekisting harus bertumpu pada dasar yang kuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penurunan selama pelaksanaan.

3.2. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana terutama untuk daerah expose.

3.3 Untuk konstruksi beton expose harus menggunakan cetakan dari metal atau multipleks berfilm.

3.4. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari segala kotoran dan disiram air hingga jenuh.

3.5. Untuk beton yang bersifat struktural, pembongkaran bekisting dan perancahnya dilaksanakan setelah kekuatan beton tersebut dan konstruksi yang di dukungnya mencapai kekuatan yang setara dengan beton berumur minimal 21 hari.

4. PEKERJAAN BAJA TULANGAN

4.1. Untuk baja tulangan ø 12 mm digunakan U 24 (polos), untuk baja tulangan ø > 12 mm digunakan mutu baja U 24 (polos) & mutu baja U 39 (ulir) disesuaikan gambar rencana.

4.2. Toleransi penampang baja tulangan : ø 6 : ± 0,5 mm ø 8 - ø 25 : ± 0,4 mm.

4.3. Rabatan lantai dilengkapi tulangan, diameter dan jumlahnya sesuai gambar rencana.

4.4. Tidak ada pengurangan jumlah baja tulangan akibat penambahan mutu baja tulangan.

4.5. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, sambungan, penghentian & semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Kontraktor.

4.6. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa untuk memastikan kebenaran penempatannya, kebersihan dan untuk

Page 5: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 5

mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamana Konsultan Pengawas menganggap akan melemahkan konstruksi.

4.7. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam gambar rencana dan harus memenuhi tulangan minimal sebagai berikut : Dalam balok, tulangan satu dengan yang lain tidak boleh lebih dari

20 cm. Dalam pelat beton antara titik jepit dan lapangan dipasang tulangan

pembagi diatas dan bawah dengan tulangan ø 8 - 20 mm. Pada balok yang lebih dari 60 cm tingginya harus dipasang

tulangan samping dengan diameter minimal ø 10 mm dalam jarak satu dengan yang lain 30 cm.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

5.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembetonan, Kontraktor terlebih dulu harus mengadakan percobaan campuran (mix design) sehingga dapat dicapai mutu beton yang disyaratkan.

5.2. Jumlah sample yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pengujian mutu beton adalah 2 buah benda uji untuk maksimal 10 m³ pengecoran dan laboratorium tempat pengujian akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

5.3. Pada setiap pengiriman (untuk ready mixed beton) atau pencampuran beton harus dilakukan slump test. Pencatatan data dari test tersebut harus menyebutkan dengan jelas nomor-nomor, bagian, tanggal dan jam pengecoran. Sebuah copy dari data tersebut harus langsung diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

Slump beton yang diperkenankan adalah berharga antara 5 - 15 cm dengan perincian sebagai berikut :

Jenis Konstruksi : Max MinSloof, footing, plat lajur 12,5 5,0Plat, balok, kolom 15,0 7,5

5.4. Untuk alasan tertentu, maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai-nilai slump yang menyimpang dari pada yang

Page 6: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 6

tercantum diatas asal mutu beton yang disyaratkan tetap dapat dipenuhi.

5.5. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk satu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Konsultan Pengawas.

5.6. Bila tidak menggunakan beton ready mixed, Kontraktor diwajibkan menggunakan beton molen untuk pencampuran segala macam campuran beton dan spesi, dan jumlah beton molen harus cukup melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Beton molen harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari pengotoran minyak sebelum dipakai.

5.7. Penahapan pengecoran harus dihentikan ditempat-tempat yang diperhitungkan aman. Untuk menyambung suatu pengecoran, permukaan yang akan disambung harus ditambah bonding agent ex Sikalatex atau setara.

5.8. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan langsung akibat sinar matahari dan melindunginya dengan penyiraman air 7 hari setelah pengecoran, terutama untuk pengecoran atap daag beton, talang beton dan bagian-bagian lain yang kedap air.

5.9. Tebal Penutup Beton

1. Tebal penutup beton harus sesuai dengan gambar perencanaan, pabila tidak terdapat dalam perencanaan, maka penutup beton dapat diambil sesuai tabel. 1 dengan persetujuan perencana yang bersangkutan.

Tabel 1. Tebal Penutup Beton Minimum

BAGIAN Tabel Penutup Beton Minimum (cm)KONSTRUKSI Didalam Diluar Tidak Terlihat

(dalam tanah)Pelat dan Selaput 1.5 2 4.0Dinding dan Keping

1.5 2 4.0

Balok 3.0 4.0 5.0Kolom 3.0 4.0 5.0

Page 7: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 7

Didalam tabel 1 diatas, yang diartikan dengan “di dalam” adalah bila bidang luar beton terlindung dari pengaruh-pengaruh cuaca (hujan, terik matahari langsung, dan lain-lain) dan tidak berhubungan dengan air, yang diartikan “di luar” adalah bila bidang luar beton mengalami pengaruh-pengaruh cuaca (hujan, terik matahari langsung, dan lain-lain) dan berhubungan air, sedangkan yang diartikan “tidak terlihat” adalah bila bidang luar beton setelah beton selesai dicor tidak dapat diperiksa lagi.

2. Pada konstruksi-konstruksi dan / atau bagian-bagian konstruksi beton pracetak, tebal penutup beton dapat diambil kurang dari pada yang ditentukan dalam ayat (1) dengan minimum 1 cm, asal ketepatan cetakan dan cara pengecoran dapat menjamin tebal penutup beton tersebut dan cara perawatan beton adalah sedemikian rupa hingga dapat dibatasi rengat-rengat akibat susut.

3. Dalam segala hal tebal penutup beton tidak boleh kurang dari pada yang ditentukan berikut ini : pada batang polos : d pada batang yang diprofilkan : dp pada berkas tulangan : de

dimana d adalah diameter batang polos, dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4) dan de adalah diameter ekivalen berkas tulangan menurut pasal 3.7 ayat (6) P.B.I.

4. Tebal penutup beton yang ditentukan dalam ayat (1) s/d (3) harus ditambah dengan minimum 1 cm, apabila permukaan beton tersebut terletak didalam lingkungan yang korosif, seperti bila : berhubungan dengan air laut. mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah berhubungan dengan uap atau gas-gas korosif

5.10. Apabila cuaca berawan tebal, sedangkan Konsultan Pengawas tetap menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Kontraktor harus menyediakan alat pelindung yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah atau akan dicor.

5.11. Setiap lapis beton harus dipadatkan hingga kepadatan maksimum, praktis bebas dari kantong agregat atau sarang-sarang kerikil dan rongga kosong.

Page 8: Pek. Beton

Pekerjaan BetonHal. 8

5.12. Bila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata. Lantai kerja dapat dibuat dari beton dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kr, dan tebal minimum adalah 5 cm. Dibawah pelat lantai dasar yang duduk di atas permukaan tanah harus dilengkapi plastik t.0,3mm.

5.13. Bila terjadi pengecoran yang tidak sempurna (keropos), maka bagian tersebut harus diperbaiki dengan cara dibongkar dan dicor ulang.

5.14. Perbaikan beton yang tidak sempurna (keropos) dapat dengan cara grouting, sedang material grout yang dipakai adalah Sika Grout ex Sika atau yang setara.