78
PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN RODA EMPAT MENURUT HUKUM ISLAM DI BANK SYARIAH MANDIRI JAMBI SKRIPSI DISUSUN OLEH : NUR MUHAMMAD HAFIDZ BATUBARA NIM : SHE.152041 PEMBIMBING : Dr. H. BAHRUL MAANI, M.Ag PIDAYAN SASNIFA, SH.,M.Sy JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018 / 2019

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK

PEMBIAYAAN KENDARAAN RODA EMPAT

MENURUT HUKUM ISLAM DI BANK

SYARIAH MANDIRI JAMBI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

NUR MUHAMMAD HAFIDZ BATUBARA

NIM : SHE.152041

PEMBIMBING :

Dr. H. BAHRUL MAANI, M.Ag

PIDAYAN SASNIFA, SH.,M.Sy

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018 / 2019

Page 2: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

i

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK

PEMBIAYAAN KENDARAAN RODA EMPAT

MENURUT HUKUM ISLAM DI BANK

SYARIAH MANDIRI JAMBI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

NUR MUHAMMAD HAFIDZ BATUBARA

NIM : SHE.152041

PEMBIMBING :

Dr. H. BAHRUL MAANI, M.Ag

PIDAYAN SASNIFA, SH.,M.Sy

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018 / 2019

Page 3: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

ii

Page 4: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

iii

Page 5: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

iv

Page 6: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

v

MOTTO

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu.”1

PERSEMBAHAN

1 An-Nisa’ [4]: 29.

Page 7: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

vi

Tiada kata seindah do’a Melainkan rasa puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia yang Allah limpahkan kepada hambanya, sehingga saya melewati berbagai cobaan dan ujian yang telah engkau berikan

Tidak terlupa ku persembahkan kepada ketua orang tuaku, ayahandaku Dr. Samin Batubara MHI dan Ibundaku Darlena, yang tidak henti-hentinya memberikan cinta, kasih dan sayang, do’a serta perjuangan yang berat bahkan nyawa sekalipun sebagai

taruhannya demi mewujudkan cita-cita sibuah hati. Engkau korbankan segalanya hanya untuk anakmu, tanpa mengharapkan apapun dari apa yang telah engkau

berikan, tidak peduli seberapa besar cobaan hidup yang harus kau terima. Namun engkau tidak pernah menyerah, itu semua engkau lakukan hanya untuk kebaikan

anakmu ini. Ayah Ibu, setiap tetesan keringat yang kau curahkan, menjadi semangat dan motivasi bagi anakmu ini. Ayah Ibu terimakasih, pengorbananmu tidak akan pernah terbalaskan oleh ku, meski dunia beserta isinya ku berikan kepadamu. Ya Allah terimakasih engkau telah memberikan hambamu ini orang tua yang begitu

mencintai dan menyayangi hambamu ini. Ya Allah lindungi selalu kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku.

“Aamiin Ya rabbal Alamin”. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing Akademik saya, Ibu Masnidar, M, terimakasih pula kepada Dosen Pembimbing akhir saya, Bapak Dr. Bahrul Maani, M.Ag dan Ibu

Pidayan Sasnifa, SH, M.Sy, yang telah rela dan tulus meluangkan banyak waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan

kecermatan sehingga akhir penulisan skripsi ini. Terimakasih buat Ibu ketua jurusan Hukum Ekonomi Syariah Ibu Dr. Maryani, MHI

Terimakasih juga buat ananda Nyimas Sari Hardianti yang selalu membantu, memotivasi, dan memberikan dukungan semangat serta do’anya , dan terimakasih pula

buat teman-teman seperjuangan saya di Fakultas Syariah Terimakasih karena berkat dorongan, dukungan serta do’anya semua, kini saya bisa meraih cita-cita saya dan semoga apa yang telah saya dapatkan, mudah-mudahan

menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bangsa yang tercinta ini.

Aamiin Ya Rabbal Alamin. ABSTRAK

Page 8: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

vii

Nur Muhammad Hafidz Batubara (She. 152041)

“Pelaksanaan Akad Murabahah Untuk Pembiayaan Kendaraan Roda Empat

Menurut Hukum Islam di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi”

Skripsi ini dilatar belakangi dengan banyaknya minat nasabah untuk bertransaksi

melalui Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi menggunakan akad murabahah,

maka bankpun akan menghadapi resiko-resiko. Resiko akan timbulnya masalah-

masalah hukum antara bank dann nasabah, yaitu adanya sengketa yang

disebabkan adanya wanprestasi yang dilakukan salah satu pihak. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan akad murabahah untuk

pembiayaan kendaraan roda empat di Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi, Apa

resiko yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi dalam pelaksanaan

pembiayaan kendaraan roda empat, dan bagaimana pandangan hukum Islam

dalam penyelesaian sengketa antara pihak bank dan nasabah. Penelitian ini

memakai pendekatan kualitatif dengan menggunakan tiga cara yaitu wawancara,

dokumentasi, dan analisis data. Objek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi, sedangkan informasinya dari Pembiayaan Mikro, Costumer

Banking Relationship Manager, dan Pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang

Jambi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan akad murabahah yaitu

(1). Membuat surat permohonan yang diajukan oleh nasabah, (2). Penganalisisan

permohonan pembiayaan oleh Analyst Officer pada bagian Marketing, (3).

Persetujuan atas permohonan pembiayaan calon nasabah dari Komite Pembiayaan

yang terdiri dari Pimpinan Cabang, Manager Marketing beserta Manager Officer

dari Bank Syariah Mandiri, (4). Tahap pengikat pembiayaan merupakan tahap

dilakukannya penandatangan akad pembiayaan murabahah, (5). Proses

selanjutnya adalah proses pencairan fasilitas pembiayaan agar barang yang

dibutuhkan oleh nasabah dapat dibeli, (6). Selanjutnya Pembayaran angsuran

harus dilakukan oleh nasabah kepada bank setiap bulannya sebesar harga

angsuran yang telah disepakati diawal. Resiko yang dihadapi Bank Syariah yaitu

(1). Kelalaian nasabah yang sengaja tidak membayar angsuran, (2). Fluktuasi

harga barang komparatif bank tidak lagi bisa merubah harga setelah barang dibeli

oleh bank, (3). Adanya kemungkinan penolakan terhadap barang yang dikirim

oleh bank terhadap nasabah, sehingga perlu dilindungi oleh asuransi, (4).

Wanprestasi. Penyelesaian sengketa antara pihak bank dan nasabah menurut

pandangan hukum Islam melalui jalan musyawarah, Islah (perdamaian), mediasi,

atau arbitrase, ataupun ke lembaga Pengadilan Agama sebagai pilihan terakhir.

Kata kunci : Pelaksanaan, Risiko, dan Penyelesaian Sengketa

Page 9: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

viii

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah swt yang maha pengasih dan penyayang, atas taufiq

dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan

lancar. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw

sang suri tauladan umat, yang telah membawa umatnya kealam yang terang

benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah

untuk dikenang suka dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pelaksanaan Akad Murabahah Untuk Pembiayaan Kendaraan

Roda Empat Menurut Hukum Islam Di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi”

untuk mendapat gelar Sarjana Satu (S1) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,

Fakultas Syariah di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir

dengan penuh rasa syukur.

Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak

pihak yang turut serta memotivasi, dukungan dan do’anya dalam menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan

kepada :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. H. Su’aidi, M.A, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Ibu Dr.

Hj. Fadhillah, selaku Wakil Rektor I,II dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

4. Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D selaku Wakil Dekan I, Fakultas

Syariah UIN STS Jambi.

5. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, MHI selaku Wakil Dekan II, Fakultas Syariah UIN

STS Jambi.

6. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI. selaku Wakil Dekan III, Fkultas Syariah UIN

STS Jambi.

7. Ibu Dr. Maryani, S.Ag.,MHI selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

8. Ibu Pidayan Sasnifa, SH,M.Sy selaku Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

Page 10: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

ix

9. Bapak Dr. Bahrul Maani, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu

memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Ibu Pidayan Sasnifa, SH, M.Sy selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu

memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Ibu Masnidar M.E.I selaku Dosen Pembimbing Akademik.

12. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah yang telah mengajar selama masa

perkuliahan.

13. Karyawan dan karyawati Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

14. Kepala Perpustakaan Syariah dan Kepala Perpustakaan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi beserta Stafnya serta Kepala perpustakaan wilayah Jambi.

15. Bapak Denny Iswandy Sablik, selaku Costumer Banking Relationship

Manager di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

16. Ibu Sri Linda, selaku Pegawai Bank di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

17. Ibu Sri Rahma, selaku bagian Pembiayaan Mikro di Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi.

18. Para pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

19. Teman satu angkatan Jurusan Hukum Ekonomi Syariah maupun Lembaga

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.

20. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah swt

melimpahkan ridha dan keberkahan-nya dalam kehidupan kita. Aamiin.

Wasslamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jambi, Juli 2019

Penulis,

Nur Muhammad Hafidz Batubara

SHE. 152041

Page 11: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 7

C. Batasan Masalah .................................................................... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 7

E. Kerangka Teori ...................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 18

BAB II: METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ................................................................... 20

B. Pendekatan Penelitian ............................................................ 20

C. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 20

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 21

E. Sistematika Penulisan ............................................................ 22

F. Jadwal Penelitian ................................................................... 23

BAB III : PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI

A. Sejarah Bank Syariah Mandiri .............................................. 25

B. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi ...................... 28

C. Visi dan misi Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi ............. 29

D. Produk-produk Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi .......... 30

E. Prinsip-prinsip Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi ........... 32

F. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi ... 33

Page 12: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

xi

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Akad Murabahah untuk Pembiayaan

Kendaraan Roda Empat.......................................................... 36

B. Resiko – resiko yang Dihadapi Oleh Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi Dalam Pelaksanaan Pembiayaan Kendaraan

Roda Empat ........................................................................... 44

C. Penyelesaian Masalah Antara Pihak Bank Syariah Dan

Nasabah .................................................................................. 46

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 54

B. Saran ...................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ........................................................................ 24

Page 14: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi .......... 33

Gambar 2 : Skema Pembiayaan Murabahah ............................................... 41

Page 15: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat dibutuhkan

oleh masyarakat, baik untuk menyimpan dana dalam bentuk deposito maupun

meminjam dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Di negara maju, bank

menjadi lembaga yang sangat strategis dan memiliki peran penting dalam

perkembangan perekonomian negara. Di negara berkembang, kebutuhan

masyarakat terhadap bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dan penyaluran

dana saja, akan tetapi juga terhadap pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.2

Perkembangan Bank Syariah semakin pesat. Perkembangan tersebut

ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang mempercayakan dananya

pada Bank Syariah. Perkembangan yang terjadi begitu signifikan sehingga bank-

bank syariah di Indonesia berkompetisi dalam menawarkan produk-produknya

yang dapat membuat nasabah untuk berinvestasi di Bank Syariah. Hal tersebut

didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang mayoritas

beragama Islam sehingga potensi untuk berkembang semakin besar.

Perbankan Syariah sebagaimana diketahui secara prinsip berbeda dengan

sistem perbankan konvesional, yaitu dimana sistem bunga yang tidak digunakan

dalam kegiatan dalam kegiatan operasional Bank Syariah. Dalam Islam bunga

2 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm.30.

Page 16: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

2

dipersamakan dengan riba dan riba hukumnya adalah haram. Larangan terhadap

pengambilan dan pemberian riba sudah jelas dan tegas dalam Islam.3

Dalam Islam jual beli merupakan sarana tolong-menolong antara sesama

umat manusia yang di ridhai oleh Allah swt, hal ini yang menjadi dasar

dilakukannya murabahah, seperti terdapat didalam Alqur’an :

... …

“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”.4

Melakukan transaksi jual beli, suatu produk haruslah berada pada pihak

penjual terlebih dahulu. Bukan menjual suatu barang yang masih berada di tempat

lain atau masih menjadi milik orang lain.

Barang yang hendak dijual tidak boleh berada pada kekuasaan atau masih

menjadi hak milik orang lain. Apabila suatu barang masih menjadi hak milik

orang lain, maka hak milik tersebut harus beralih terlebih dahulu terhadap pihak

yang ingin menjual barang tersebut. Hal ini sudah menjadi kewajiban dari pihak

penjual untuk dapat menyediakan barang yang diinginkan oleh pihak pembeli.

Pada prinsipnya, Bank Syariah harus berpegang teguh pada landasan

syariah. Khususnya dalam praktik jual beli yang menjadi salah satu produk Bank

Syariah. Bank Syariah dalam melakukan kegiatan jual beli tidak hanya sebatas

untuk mencari keuntungan pada keuntungan (margin) yang telah ditetapkan

bersama. Slogan “syariah” pada nama bank janganlah hanya sebagai indikator

penggerak roda perekonomian untuk mendapat simpati umat Islam. Oleh karena

3 Abdul Ghofur Anshori, Kapita Selekta Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta :

UII Press Yogyakarta, 2008), hlm.119-120. 4 Al-Baqarah [2]: 275.

Page 17: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

3

itu, Bank Syariah harus membuktikan kapasitasnya sebagai bank yang

berlandaskan pada prinsip syariah.

Sistem Perbankan Syariah juga memperhatikan azas kemaslahatan bagi

orang banyak, sehingga produk-produk yang diberikan oleh Bank Syariah akan

menghindari kemungkinan hal-hal yang merusak moral masyarakat serta harus

memenuhi kriteria halal menurut syariat Islam. Kriteria halal ini antara lain tidak

mengandung unsur riba, judi (maisyir), dan adanya ketidak pastiaan (gharar).

Pembiayaan merupakan salah satu fungsi Bank Syariah, di mana bank akan

memberikan pinjaman atau fasilitas dana kepada nasabah yang memerlukan.

Salah satu bentuk pembiayaan pada Bank Syariah ialah murabahah. Pembiayaan

Murabahah diberikan kepada para nasabah untuk pembiayaan jangka pendek,

agar mereka memenuhi kebutuhannya atas suatu barang. Murabahah pada

prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu harga beli dan biaya terkait,

serta kesepakatan atas mark up atau margin (keuntungan).5

Murabahah merupakan salah satu jenis bentuk penyaluran dana dalam

bentuk pembiayaan, dimana dalam pelaksanaanya, murabahah memiliki tingkat

resiko yang cukup tinggi. Sama dengan bank konvensional yaitu dalam hal

pemberian kredit, Bank Syariah pun dalam pemberian pembiayaan murabahah

harus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential principle) sebagaimana yang

ditetapkan dalam Pasal 29 angka 2 Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, sebagai salah satu dari manajemen resiko untuk menekan

5 Abdul Ghofur Anshori, op.cit, hlm.163.

Page 18: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

4

kemungkinan adanya resiko yang akan terjadi, yang dapat menyebabkan kerugian

pada bank.

Bentuk kegiatan murabahah ialah pelayanan jasa dalam hal jual beli, di

mana pihak bank selaku penjual mencari barang/kendaraan sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah. Setelah bank menemukan kendaraan

yang diinginkan oleh pemesan (nasabah) maka pihak bank akan menghubungi

nasabah tersebut dan memberitahukan harga jualnya. Dalam hal ini, bank harus

memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada nasabah beserta jumlah

keuntungan yang diperoleh.6

Keuntungan dari pembiayaan murabahah ialah harga jual yang diberikan

tidak akan pernah bertambah atau berubah sampai jangka waktu yang telah

disepakati. Selain itu, pembiayaan murabahah lebih menguntungkan dari jasa

multi-finance maupun meminjam uang pada bank konvensional. Dimana harga

kendaraan yang dibeli pada jasa multifinance dengan menggunakan angsuran

dapat lebih mahal dari harga normalnya. Semakin lama seseorang melakukan

kredit maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Murabahah merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang diberikan oleh

Bank Syariah dengan mengambil keuntungan dari margin/ mark-up. Keuntungan

yang diperoleh Bank Syariah berasal dari selisih harga jual yang diberikan oleh

pihak bank dengan harga beli kendaraan tersebut. Misalnya pihak bank membeli

sebuah mobil untuk nasabah seharga Rp.130.000.000,00 (seratus tiga puluh juta

rupiah), kemudian pihak bank menjualnya kepada nasabah tersebut seharga

6 Ibid, hlm.164.

Page 19: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

5

Rp.160.000.000,00 ( seratus enam puluh juta rupiah ). Maka keuntungan yang

diperoleh pihak bank ialah Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). Dan Tiga

puluh juta rupiah itulah margin (keuntungan) yang diperoleh pihak bank.

Resiko usaha merupakan suatu ketidak pastian mengenai hasil yang

diperkirakan akan diterima. Dengan berpariasinya produk pembiayaan yang

ditawarkan oleh Bank Syariah, maka resiko yang dihadapipun akan berpariasi

sesuai dengan produk yang ditawarkannya tersebut.7

Hubungan para pihak yang tertuang dalam bentuk akad pembiayaan

murabahah tersebut adalah suatu hubungan hukum yang dapat menimbulkan

akibat hukum tertentu. Bank Syariah dengan menyalurkan dana kepada

nasabahnya, tentu saja tidak menginginkan adanya resiko dan kerugian dari

hubungan hukum tersebut.

Sebagai suatu hubungan hukum yang dapat menimbulkan resiko dan akibat

hukum. Resiko untuk timbulnya masalah-masalah hukum antara bank dan

nasabah, yaitu adanya sengketa yang disebabkan adanya wanprestasi yang

dilakukan salah satu pihak, misalnya nasabah tidak memenuhi kewajiabannya,

yakni melunasi pembiayaan tepat waktu dan besaran jumlah yang telah disepakati

dalam perjanjian (Akad).8

Pola hubungan yang didasarkan pada keinginan untuk menegakkan sistem

syariah di dalam lembaga ekonomi diyakini sebagai pola hubungan yang kokoh

antar bank dan nasabah. Kalaupun terjadi sengketa atau perselisihan pendapat,

baik dalam penafsiran maupun pelaksanaan isi perjanjian, kedua pihak akan ber-

7 Ibid.

8 Fanny Yunita Sri Rejeki, Jurnal tentang Akad Pembiayaan Murabahah dan Praktiknya

pada Bank Syariah Mandiri Cabang Manado, Lex Privatum : Vol.I, No.2, (Juni 2013), hlm.20.

Page 20: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

6

usaha menyelesaikannya secara musyawarah menurut ajaran Islam. Sungguhpun

demikian tetap saja ada kemungkinan perselisihan yang tidak dapat diselesaikan

secara musyawarah. Terjadinya keadaan seperti itu dalam kehidupan sehari-hari

apalagi dalam kehidupan dunia ekonomi haruslah diantisipasi dengan cermat.9

Lembaga Ekonomi Syariah seperti perbankan syariah yang dalam

operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah tentunya mengusahakan agar

pelaksanaan penyelesaian sengketa tentunya juga harus menggunakan prinsip-

prinsip syariah atau menurut pandangan Islam.

Inilah yang mendasari penulis untuk menulis skripsi dengan judul

“Pelaksanaan Akad Murabahah Untuk Pembiayaan Kendaraan Roda Empat

Menurut Hukum Islam di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

yang menjadi pokok rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan Akad Murabahah untuk pembiayaan kendaraan

roda empat di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi ?

2. Apa resiko yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi dalam

pelaksanaan pembiayaan kendaraan roda empat ?

3. Bagaimana pandangan Hukum Islam dalam penyelesaian masalah antara

pihak Bank Syariah dan nasabah?

9 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet.1, (Jakarta:

GemaInsani Press, 2001), hlm. 214.

Page 21: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

7

C. Batasan Masalah

Berdasarkan judul yang penulis angkat yakni Pelaksanaan Akad Murabahah

untuk Pembiayaan Kendaraan Roda Empat Menurut Hukum Islam di Bank

Syariah Mandiri Cabang Jambi”. Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok

permasalahan, penulis melakukan pembatasan dalam penelitian. Penelitian ini

hanya difokuskan pada Pembiayaan Kendaraan Roda Empat saja.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan Akad Murabahah untuk

pembiayaan kendaraan roda empat di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

b. Untuk mengetahui resiko yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Cabang

Jambi dalam pelaksanaan pembiayaan kendaraan roda empat.

c. Untuk mengetahui pandangan Hukum Islam dalam penyelesaian masalah

antara pihak Bank Syariah Dan Nasabah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat khususnya bagi masyarakat di Kota Jambi.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk mengembangkan

penelitian ini lebih lanjut guna kepentingan ilmu pengetahuan khususnya

studi Hukum Ekonomi Syariah.

b. Kegunaan Praktis

Page 22: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

8

1) Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak

terutama bagi masyarakat (nasabah) di Kota Jambi.

2) Hasil penelitian ini memberikan gambaran secara lengkap tentang

Pelaksanaan Akad Murabahah untuk Pembiayaan Kendaraan Roda Empat

Menurut Hukum Islam di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

3) Penulisan skripsi ini berguna untuk menjadi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) pada Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah UIN STS Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat

abstrak tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat,

nilai-nilai, norma-norma, penata-penata sosial, peristiwa-peristiwa dan perilaku

manusia.10

Dalam penelitian ini ada beberapa teori yang perlu peneliti masukkan

mengenai pembahasan yang berhubungan dengan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Hukum Islam

Hukum Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang bersumber

dari Allah SWT. dan Nabi Muhammad saw. untuk mengatur tingkah laku manusia

di tengah-tengah masyarakatnya. Dengan kalimat yang lebih singkat, hukum

Islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran Islam.

Hukum Islam mengatur bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan

tuhan-Nya yang disebut dengan hablumminallah seperti mengerjakan sholat lima

10

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi : Syariah Press IAIN

STS, 2014), hlm.32.

Page 23: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

9

waktu, berpuasa, membayar zakat, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

Selain itu, hukum Islam juga mengatur tentang hubungan antara manusia dengan

sesamanya yang disebut dengan hablumminannas, seperti saling tolong menolong

dalam hal kebaikan, jual beli, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Hubungan

antara manusia dengan tuhan-Nya dan manusia dengan sesamanya harus dijaga

demi terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.

Ruang lingkup hukum Islam diklasifikasikasikan kedalam dua bagian,

yaitu:11

a. Ahkam Al-ibadat, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan

tuhan-Nya. Ahkam Al-ibadat ini dibedakan atas ibadat mahdlah dan ibadat

ghair mahdlah. Ibadat mahdlah adalah jenis ibadah yang cara, waktu atau

tempatnya sudah ditentukan, seperti sholat, zakat, puasa, haji. Ibadat ghair

mahdlah ialah semua bentuk pengabdian kepada Allah SWT., dan setiap

perkataan atau perbuatan yang memberikan manfaat kepada manusia pada

umumnya, seperti berbuat baik kepada orang lain, memelihara kelestarian

lingkungan, mengajak orang lain untuk berbuat baik, dan lain-lain.

b. Ahkam Al-muamalat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar manusia

(makhluk), yang terdiri dari :

1) Ahkam Al-ahwal Al-syahsiyat (Hukum Orang dan Keluarga), yaitu hukum

tentang orang (subjek hukum) dan keluarga, seperti hukum perkawinan.

11

Mardani, Pengantar Hukum Islam di Indonesia, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010),

hlm.15.

Page 24: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

10

2) Ahkam Al-madaniyat (Hukum Benda), yaitu hukum yang mengatur masalah

yang berkaitan dengan benda, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam

meminjam, harta warisan atau hukum kewarisan.

3) Al-ahkam Al-jinayat (Hukum Pidana Islam), yaitu hukum yang berhubungan

dengan perbuatan yang dilarang atau tindak pidana dan ancaman atau sanksi

hukum bagi yang melanggarnya (uqubat).

4) Al-ahkam Al-qadla wa Al-murafa‟ at (Hukum Acara), yaitu hukum yang

berkaitan dengan acara di peradilan (hukum formil), seperti saksi di

pengadilan, pengakuan, sumpah, dan lain-lain.

5) Ahkam Al-dusturiyah (Hukum Tata Negara dan Perundang-undangan), yaitu

hukum yang berkaitan dengan masalah tata negara, seperti mengenai

pengaturan dasar dan sistem negara, perundang-undangan dalam negara,

dan lain-lain.

6) Ahkam Al-dauliyah (Hukum Internasional), yaitu hukum yang mengatur

hubungan antar negara, baik dalam keadaan damai maupun perang.

7) Ahkam Al-iqtishadiyah wa Al-maliyah (Hukum Perekonomian dan

Moneter), yaitu hukum tentang perekonomian dan keuangan dalam suatu

negara.

Prinsip Hukum Islam terdiri atas :12

a. Meniadakan kepicikan dan tidak memberatkan.

12

Ibid, hlm.18.

Page 25: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

11

Prinsip tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain, prinsip

bahwa agama itu mudah, prinsip selalu mempermudah dan tidak

mempersulit.

b. Menyedikitkan beban

Suatu etika dalam menjalankan hukum Islam untuk tidak selalu

mempertanyakan hal yang berakibat pada semakin bertambahnya aturan itu.

Prinsip ini mendorong kreativitas untuk berpikir realistik, objektif-rasional,

dinamis dan progresif.

c. Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum.

Sesuai dengan teori sosiologis bahwa penerimaan terhadap sesuatu yang

baru terkadang memerlukan proses adaptasi yang memerlukan waktu.

Hukum Islam sangat memperhatikan hal ini dengan melakukan penetapan

hukum secara bertahap atau berangsur sesuai perkembangan dan kapasitas.

d. Memerhatikan kemaslahatan manusia

Hukum Islam secara substantif menekankan perlunya menjaga

kemaslahatan manusia. Secara praktis, kemaslahatan itu tertuju kepada

tujuan-tujuan, yaitu memelihara kemaslahatan agama, jiwa, akal, keturunan,

dan harta benda.13

e. Mewujudkan keadilan yang merata.

Hukum Islam senantiasa menuntut kesadaran akan semangat egality dan

equality. Semua manusia dan makhluk lainnya merupakan ciptaan tuhan

yang memiliki peluang yang sama untuk mengabdi kepada pencipta-Nya

13

Ibid.

Page 26: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

12

dan yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaannya. Dalam konteks ini

tidak dibenarkan untuk tidak berlaku adil di antara sesama ciptaan Tuhan

tersebut.

2. Bank Syariah

Bank Syariah merupakan bank yang sistem kegiatannya berdasar pada

prinsip hukum Islam. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka (7) Undang-

Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yaitu Bank Syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah.14

Pada umumnya perbankan memiliki dua fungsi yaitu bank sebagai

penghimpun dana dari masyarakat dan bank sebagai penyalur dana dalam

masyarakat. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank bertindak sebagai

debitor atas nasabah-nasabah yang menyimpan dananya di bank (deposan).

Sedangkan dalam menyalurkan dana, bank bertindak sebagai kreditur atas

nasabah yang melakukan peminjaman dana terhadap bank. Fungsi ini jugalah

yang dijalankan oleh perbankan syariah.

Dalam Perbankan Syariah tidak di kenal istilah bunga karena bunga adalah

merupakan riba, riba dilarang dalam syariat Islam karena riba merupakan

pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam

secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam.

Mengenai hal ini, Allah swt mengkaitkan dalam firmannya berikut :

14

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 angka (7).

Page 27: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

13

“Hai orang-orang yang beriman, jangan lah kamu maling harta sesamamu

dengan cara yang batil...”.15

3. Dasar Hukum Perbankan Syariah

Bank Syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui

keberadaanya di negara Republik Indonesia. Pengakuan secara yuridis notmatif

tercatat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-undang Nomor 10 tentang

perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.16

Dalam Perbankan Syariah tidak mengenal bunga akan tetapi bagi hasil. Bagi

hasil (profit-sharing) adalah qirad secara bahasa berasal dari kata qardh yang

artinya potongan sebab yang mempunyai harta memotong hartanya untuk si

pekerja agar dia bisa bertindak dengan harta itu dan sepotong keuntungan.

Sedangkan menurut syar’i yaitu akad yang mengharuskan seseorang yang

memiliki harta memberikan hartanya kepada seseorang pekerja untuk dia berusaha

sedangkan keuntungan dibagi di antara keduanya.

15

An-Nisa’ [4]: 29. 16

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2010), hlm.2.

Page 28: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

14

4. Pembiayaan

Pembiayaan merupakan aktivitas dari bank syariah untuk menyalurkan dana

kepada seseorang yang membutuhkan dana.17

Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998,

pembiayaan adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang/tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentudengan imbalan bagi hasil.18

Sebagaimana dijelaskan pada Pasal 1 angka (25) Undang-Undang Nomor 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyatakan bahwa pembiayaan

adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :19

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk murabahah, salam dan istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau

bagi hasil.

Pembiayaan pada Bank Syariah dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan

jangka waktunya, yaitu :20

17

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm.105. 18

Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal angka (12). 19

Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 angka (25).

Page 29: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

15

a. Pembiayaan jangka pendek, yaitu pembiayaan yang diberikan dengan

jangka waktu maksimal satu tahun.

b. Pembiayaan jangka menengah, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu

antara satu tahun hingga tiga tahun.

c. Pembiayaan jangka panjang, yaitu pembiayaan yang jangka waktunya lebih

dari tiga tahun.

Selain itu, pembiayaan pada Bank Syariah memiliki beberapa fungsi, yaitu

sebagai berikut:21

a. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund,

yaitu bank dapat memanfaatkan dana yang idle untuk disalurkan kepada

pihak yang membutuhkan, sehigga dana tersebut dapat bermanfaat dan lebih

efektif.

b. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga, yaitu pembatasan pembiayaan

akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar dan keterbatasan uang

yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.

c. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang

ada.

Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan ini didasarkan pada prinsip

kepercayaan dari pemberi dana kepada penerima dana. Pemberi dana percaya

kepada penerima dana bahwa penerima dana akan mengembalikan dana yang

diterimanya. Dengan kepercayaan tersebut, penerima pembiayaan berkewajiban

20

Ismail, op.cit, hlm.109. 21

Ibid.

Page 30: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

16

mengembalikan pembiayaan yang diterimanya berdasarkan jangka waktu yang

telah ditentukan dalam akad.

Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah berbeda dengan kredit pada

bank konvensional. Return pada pembiayaan bank syariah tidak berdasarkan

bunga akan tetapi dalam bentuk lain sesuai dengan akad yang dilakukan. Bank

Syariah hanya menggunakan sistem imbalan atau bagi hasil dalam mencari

keuntungan, sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal 1 angka (12) Undang-

Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan.

Salah satu pembiayaan yang dikenal pada Bank Syariah ialah pembiayaan

yang menggunakan akad jual beli.22

Pembiayaan ini menggunakan sistem margin

keuntungan dalam memperoleh profit. Margin yang diperoleh berasal dari selisih

harga jual dan harga beli yang ditawarkan oleh pihak bank. Margin yang

ditetapkan oleh pihak bank tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari

persamaan dengan riba dalam pemberian kredit. Semakin lama seseorang

melakukan kredit, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Pengambilan keuntungan dan harga pokok dari barang tersebut harus

diberitahukan oleh pihak bank. Keuntungan terhadap penjualan suatu barang yang

dilakukan oleh pihak penjual (pihak bank) harus memperoleh persetujuan atau

kesepakatan dari pihak pembeli. Bank tidak dapat menetapkan keuntungan dengan

cara sepihak. Karena sistem yang Bank Syariah terapkan ialah sistem kemitraan

yang mendahulukan diskusi kekeluargaan terlebih dahulu untuk mengambil suatu

keputusan.

22

Ibid, hlm.135.

Page 31: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

17

5. Murabahah

Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual

beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga

barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut,

dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.23

Murabahah merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang diberikan oleh

Bank Syariah dengan mengambil keuntungan dari margin/ mark-up. Keuntungan

yang diperoleh Bank Syariah berasal dari selisih harga jual yang diberikan oleh

pihak bank dengan harga beli kendaraan tersebut. Misalnya pihak bank membeli

sebuah mobil untuk nasabah seharga Rp.130.000.000,00 (seratus tiga puluh juta

rupiah), kemudian pihak bank menjualnya kepada nasabah tersebut seharga

Rp.160.000.000,00 ( seratus enam puluh juta rupiah ). Maka keuntungan yang

diperoleh pihak bank ialah Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). Dan Tiga

puluh juta rupiah itulah margin keuntungan yang diperoleh pihak bank.

6. Dasar Hukum Murabahah

a. Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

23

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2013),

hlm.81-82.

Page 32: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

18

membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.”24

b. Al-Hadist

Sedangkan landasan hadits yang mendasari transaksi murabahah adalah:

“Dari suhaib Ar-Umi r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, bahwa

Rasulullah SAW bersabda: “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan:

jual beli secara tangguh, muhqaradah(mudharabah) dan mencampur

gandum dengan tepung, dan gandum untuk keperluan rumah bukan untuk

dijual”. (HR. Ibnu Majah).

c. Kaidah Fiqih

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil

yang mengharamkannya”.

Maksud dari kaidah ini adalah, bahwa dalam setiap transaksi muamalah,

pada dasarnya boleh, seperti halnya jual-beli, sewa-menyewa, kerjasama

(mudharabah atau musyarakah), dan lain sebagainya, kecuali yang diharamkan

seperti mengakibatkan kemadharatan, judi, dan riba.

Dari dasar hukum al-Qur’an, al-Hadits dan kaidah fiqh maka

diperbolehkannya murabahah karena dasar hukum tersebut adalah dasar utama

dari hukum Islam.

Fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah

Selain itu, terdapat pula Fatwa DSN yang harus diperhatikan dalam

memberikan pembiayaan dengan akad murabahah. Fatwa DSN No.04/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Murabahah, disebutkan ketentuan umum murabahah dalam

bank syariah, yaitu :25

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

24

An-Nisa’ [4]: 29. 25

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Page 33: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

19

2. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam .

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya.

4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan

pembelian ini harus sah serta bebas riba.

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian

barang tersebut, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan

harga jual senilai harga beli plus keuntungnya. Dalam kaitan ini, bank harus

memberi tahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya

yang diperlukan.

7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati.

8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang

secara prinsip menjadi milik bank.

Di dalam fatwa tentang murabahah tersebut juga disebutkan mengenai

ketentuan murabahah kepada nasabah. Adapun ketentuan tersebut sebagai

berikut:26

1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang

atau aset kepada bank.

26

Ibid.

Page 34: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

20

2. Jika bank menerima permohonan tersebut, bank harus membeli terlebih

dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah

harus menerima (membeli) sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakatinya Karena secara hukum, perjanjian tersebut mengikat,

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4. Dalam jual beli ini, bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar

uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank

harus dibayar dari uang muka tersebut.

6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung olah bank,

bank dapat meminta kembali sisa kerugian kapada nasabah.

7. Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang muka

maka:

a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal

membayar sisa harga.

b. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal

sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, dan

jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelitian yang lebih integral seperti yang telah

dikemukakan pada latar belakang masalah, maka penyusun berusaha untuk

Page 35: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

21

melakukan analisis lebih awal terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih

mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti.

Pertama, skripsi oleh Fitrotut Daiyah Tahun 2015 dengan judul “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan

Multibarang”. Penelitian ini menekankan dan mendalami bagaimana Tinjauan

Hukum Islam terhadap pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan

multibarang di BMT Anda Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitiannya menyatakan

bahwa, ditinjau dari Hukum Islam dalam pelaksanaan akad murabahah pada

produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga belum memenuhi

ketentuan syariah. Hal ini dikarenakan ada beberapa aspek syarat rukun yang

tidak sesuai dengan ketentuan syariah.27

Kedua, Buku Prof. Dr. Abdul Ghofur Ansohori, S.H.,M.H. yang berjudul

Kapita Selekta Perbankan Syariah Di Indonesia. Buku ini membahas tentang

kumpulan artikel dan ringkasan hasil penelitian. Salah satunya hasil penelitian

yang berjudul “Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang

Jakarta-Saharjo. Penelitian ini menekankan bagaimana prosedur pembiayaan

murabahah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jakarta-Saharjo. Hasil penelitian

menyatakan bahwa prosedur pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri

Cabang Jakarta Saharjo dimulai dari permohonan pembiayaan yang diajukan oleh

nasabah kepada bank yang dilanjutkan dengan analisis pembiayaan. Apabila

disetujui akan diadakan pengikatan antara Bank Syariah Mandiri Cabang Jakarta

27

Fitrotut Daiyah. Skripsi tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Murabahah Pada Produk Pembiayaan Multibarang”, (2015).

Page 36: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

22

Saharjo, nasabah, dan penjual yang dituangkan dalam akad pembiayaan

Murabahah.28

Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul

dengan judul penelitian yang penulis lakukan. Namun penelitian yang penulis

lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya. Letak

perbedaanya ada pada titik tekan penulis fokuskan. Penulis menitikberatkan pada

bagaimana pelaksanaan transaksi jual beli kendaraan pada bank syariah mandiri

cabang pasar kota Jambi.

28

Abdul Ghofur Anshori, op.cit.

Page 37: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

23

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

Pemilihan lokasi tempat penelitian ini karena objek permasalahan pada penelitian

ini berada pada Bank Syariah. Selain itu Bank Syariah tersebut juga melakukan

praktik jual beli kendaraan roda empat dengan akad murabahah.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif analisis, pendekatan kualitatif adalah penelitian yang lebih

mendasar pada hal-hal yang bersifat diskursif, seperti transkip dokumen, catatan

lapangan, hasil wawancara, dokumen-dokumen tertulis dan data nondiskursif.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi, peristiwa, dan

dokumentasi. Sumber data dalam sebuah penelitian adalah subjek darimana data

itu diperoleh. Data adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh peneliti pada subyek

peneilitiannya. Peneliti mengambil informasi dari orang-orang yang bekerja di

Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

2. Jenis Data

Adapun jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah yang berbentuk

data primer dan data sekunder.

Page 38: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

24

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan dan

diolah suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Data primer juga

merupakan data pokok yang diperlukan dalam penelitian,29

yang diperoleh secara

langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan

data hasil penelitian, yang diperoleh di lapangan. Data primer bersumber dari

informasi yang berasal dari hasil wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung proyek penelitian, yang

mendukung data primer.30

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh

pihak lain. Data sekunder dalam penelitian adalah dokumen-dokumen resmi,

buku-buku hasil penelitian yang berwujud laporan, dan studi literature untuk

mencari dan mengumpulkan data yang digunakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.31

29

Sayuti Una (ed), op.cit, hlm.34. 30

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Peneltian, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,

2011), hlm.32. 31

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, cet.1, (Bandung:

Alfabeta, 2012), hlm.316.

Page 39: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

25

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lainnya.32

3. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya,

sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisi tentang deskripsi daftar isi karya tulis bab per-

bab uraian dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dan struktur

dari bangunan bahasan skripsi. Bentuk sistematika penulisan secara lengkap dapat

dilihat sebagai berikut :

BAB I : Pada bagian bab ini Pendahuluan hakikatnya menjadi

pijakan bagi penulis skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang tema

yang dibahas, dengan sub latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, serta tinjauan pustaka.

32

Ibid, hlm.326.

Page 40: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

26

BAB II : Pada bagian bab ini Metode Penelitian yang berisikan

mencakup tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian.

BAB III : Pada bagian bab ini berisikan tentang Gambaran umum

atau pendeskripsian tempat atau lokasi penelitian, yang mencakup sejarah tempat,

struktur organisasi, visi dan misi, serta tugas dan fungsi.

BAB IV : Pada bagian bab ini merupakan pusatnya penulisan skripsi

dimana pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis skripsi.

BAB V : Pada bagian ini merupakan penutup dari akhir penulisan

skripsi dimana dalam bab ini mencakup dari kesimpulan dari penulisan skripsi

serta saran dari penulisan skripsi.

F. Jadwal Penelitian

Agar penelitian dan penulisan skripsi terencana dengan waktu yang efektif

dan efisien sehingga dapat selesai tepat waktu, adapun jadwal kegiatan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 41: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

27

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Bulan Ke, Tahun 2018/2019

Maret Sept Okt Nov Jan Juni Juli

1 Pengajuan

Judul

2 Menyusun

Konsep

Proposal

3 Pengajuan

Proposal dan

Dosen

Pembimbing

4 Pengurusan

Izin dan

Pelaksanaan

Seminar

5 Perbaikan

Hasil Seminar

6 Pengurusan

Izin Riset

7 Riset

Lapangan

8 Penulisan

Skripsi

9 Perbaikan dari

Pembimbing

10 Agenda

11 Munaqasah

dan Perbaikan

12 Pengadaan

Skripsi dan

Penyerahan

Skripsi

Page 42: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

28

BAB III

PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)

A. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM)

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

polotik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional.

Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh

bank–bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan

tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk

merestrukturasi dan merekapitalisasi sebagian bank – bank di Indonesia.33

Lahirnya Undang - Undang No.10 Tahun 1998, tentang perubahan atas

Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada bulan November

1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah

di Indonesia. Undang–Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi

sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang khusus syariah.

PT.Susila Bakti (PT. Bank Susila Bakti) yang dimiliki Yayasan

Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota

Prestasi berupaya keluar darikrisis 1997-1998 dengan berbagai macam cara Mulai

dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi

menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya mergerempat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim dan Bapindo) kedalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada

tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susil Bakti menjadi bank

33

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil perusahaan/sejarah.

Diakses pada tanggal 09 November 2018.

Page 43: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

29

syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri

(Persero).

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya

dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah,

sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit

syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank

Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny.

Macharani M.S. SH, No.29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta

No.23 Tanggal 8 September 1999 Notaris: Sujipto,SH nama PT. Bank Syariah

Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan izin

perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat

Keputusan Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999

tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT.

Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.34

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan

hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah

Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT.

Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang

34

Ibid.

Page 44: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

30

pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Syariah Mandiri

(Persero).

PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi kegiatan

operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di

perbankan syariah Indonesia. PT. Bank Syariah Mandiri hadir bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. PT. Bank Syariah

Mandiri merupakan bank yang mewujudkan suatu perkembangan ekonomi

bersama masyarakat yang berlandaskan syariah dan juga berorientasi mencari laba

untuk anggota dan lingkungan dalam perusahaan.35

PT. Bank Syariah Mandiri memiliki cabang di setiap provinsi, baik itu

berupa kantor cabang, kantor cabang pembantu maupun kantor kas yang siap

melayani nasabah Bank Syariah Mandiri yang tersebar disetiap daerah. Di

Jambi PT. Bank Syariah Mandiri memiliki 2 Kantor Cabang, 4 Kantor Cabang

Pembantu dan 2 kantor kas. PT. Bank Syariah Mandiri di pekanbaru berdiri pada

tahun 2004, sedangkan untuk PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Panam berdiri tahun 2005.

B. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) Jambi

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi yang beralamat Jl. Jendral Gatot

Subroto No.127 A-BRT. 18 Kelurahan Sungai Asam Kecamatan Pasar Kota

Jambi. Bank syariah mandiri ini berdiri dan mulai beroperasi pada Februari 2003,

35

Ibid.

Page 45: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

31

tepatnya pada hari senin yang diresmikan oleh Bapak Gubernur Jambi Zulkifli

Nurdin, dengan jumlah pemimpin 2 orang dan 10 orang pegawai yang telah

mengikuti training yang dilaksanakan di bank syariah mandiri pusat, Jakarta. Dan

yang bertindak sebagai kepala cabang adalah Bapak Rudi Ridwan dan yang

bertindak sebagai menejer operasional adalah Bapak Muliawan, pendirian bank

syariah mandiri di Provinsi Jambi ini tidak lain adalah :36

1. Merupakan upaya dalam memenuhi tuntutan masyarkat Provinsi Jambi yang

masyarakatnya adalah mayoritas muslim, berdasarkan dokumen perbankan

syariah Provinsi Jambi, dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh bank

Indonesia dan Universitas Jambi pada Bulan November 2001 dilakukan

penelitian yang menunjukkan jumlah persentase yang cukup besar dan

kehaadiran perbankan syariah, maka dengan dikembangkannya perbankan

yang dioperasikan berdasarkan prinsip syariah, diharapkan memutarkan

dana dan potensi ekonomi masyarakat muslim. Khususnya Provinsi Jambi

dapat dioptimalkan, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan peran

sektor perbankan secara keseluruhan karena bank konvensional tidak dapat

melayani kebutuhan mereka, karena sebagian mereka berkeyakinan bahwa

kegiatan perbankan yang menggunakan sistem bunga tidak sejalan dengan

prinsip syariah.

2. Dilandasi oleh sebuah konsep seperti yang telah disebutkan diatas, selain

dari upaya memperluas jaringan dan menambah serta meningkatkan asset

perusahaan, juga bersumber dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

36

Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, Dokumentasi 2012, hlm.3.

Page 46: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

32

yang menetapkan bahwa sebelum adanya perbankan syariah maka bank

konvensional hukumnya boleh berdasarkan keadaan darurat, namun setelah

adanya perbankan syariah apakah perbankan konvensional masih dapat

ditolerir ? untuk itulah hadirnya perbankan syariah seperti bank syariah

mandiri ini yaitu sebagai lembaga perbankan alternatif bagi kaum muslim

khususnya yang ragu akan status hukumnya bank konvensional.37

Bank Mandiri Syariah berkembang sangat pesat sehingga sampai saat ini

telah memiliki nasabah yang tidak sedikit, jumlah karyawan yang bekerja juga

telah meningkat, pada bulan July Tahun 2007 Bank Syariah Mandiri Cabang

Jambi bekerja sama dengan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi telah membuka

paymen poin yang bertempat dikampus Telanai IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi dan Bank Syariah Mandiri Jambi membuka kantor kas yaitu pada 17

Desember 2007 bertempat di Sipin Ujung.

C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)

1. Visi

Visi Bank Syariah Mandiri yaitu “Bank Syariah Terdepan dan Modern”

2. Misi

Misi Bank Syariah Mandiri yaitu :

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang

berkesinambungan.

b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang

melampaui harapan nasabah.

37

Ibid.

Page 47: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

33

c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan

pada segmen ritel.

d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkung.38

D. Produk PT. Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri sesuai fungsinya menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan, serta memberikan jasa-jasa dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Adapun produk-produk pada Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Pembantu Panam adalah sebagai berikut:

1. Tabungan BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat

dilakukan setiap saat selama jam buka kantor kas di konter BSM atau

melalui ATM.

2. BSM Tabungan Dollar

Tabungan dalam mata uang dollar (USD) yang penarikan dan setorannya

dapatdilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.

3. BSM Tabungan Mabrur

Tabungan untuk individu dengan perdalam mata uang rupiah yang

bertujuanmembantu masyarakat muslim dalam merencanakan Ibadah haji &

umroh.

38

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profilperusahaan/sejarah.

Diakses pada tanggal 09 November 2018.

Page 48: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

34

4. BSM Tabunganku

Tabungan untuk individu dengan pesyaratan mudah dan ringan yang

diterbitkan bersama oleh bank di Indonesia yang harus dicatat dari

tabunganku bsm adalah gratis biaya administrasi bulanan apabila nasabah

tidak meminta fitur ATM, tapi akan dikenakan biaya Rp 2000/bulan apabila

menginginkan ATM yang didesain khusus untuk tabunganku.

5. BSM Tabungan Simpatik

Tabungan dalam betuk rupiah berdasarakan pada prinsip wadiah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat yang disepakati

antara nasabah dan BSM.39

6. Tabungan BSM Investa Cendekia

Tabungan berjangka untuk keperluan pendidikan dengan jumlah setoran

bulanan tetap (isntatellment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

7. Tabungan Kurban BSM

Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam

merencanaan Ibadah Qurban.

E. Prinsip-prinsip Bank Syariah Mandiri

1. Keadilan

Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil dan trasnfer prestasi dari

mitra usaha dalam porsi yan adil sesuai dengan fitrah alami.

2. Kemitraan

39

Ibid. Diakses pada tanggal 06 Januari 2019.

Page 49: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

35

Posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam

hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan

bertanggung jawab. Syariah Mandiri benar-benar berfungsi sebagai

intermediary institution lewat skema pembiayaan yang dimilikinya.

3. Keterbukaan

Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara

berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana

dan kualitas manajemen bank.

4. Universalitas

Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak

membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat

dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.40

40

Ibid.

Page 50: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

36

F. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

Gambar : 1

KEPALA CABANG

YASIR

PIK

YUDI

KANKAS

MELA

KLS

ARDI

M Operasional

LINDA

Maneger Marketing

DENNY

KLS

SUPRI

AMO

DINA

AcOF

SRI

CuSer

DIANA

Teller

AYU

Ad.Pe

SARI

BaOf

LUKMAN

Umum

LENI

Security

JEFRI

Driver

JUNED

Messenger

RAMLI

Of Bes

ALI

Page 51: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

37

Dari bagan struktur organisasi kepengurusan PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Pasar Kota Jambi diatas, maka dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab

masing-masing bagian, yaitu :41

1. Kepala Cabang : Memimpin, mengelola, mengawasi/ mengendalikan.

2. Marketing Manager : Memastikan tercapainya target-target pembiayaan

dari cabang yang telah ditetapkan.

3. Account Officer FO : Merealisasikan target pembiayaan dan fee based

incom yang didistribusikan oleh marketing maneger.

4. Funding Officer FO : Merealisasikan target pendanaan dan fee based

incom yang didistribusikan oleh marketing maneger.

5. Pelaksanaan Marketing Support PMS : Tercapainya pelaksanaan kegiatan

administrasi pendanaan dan pembiayaan.

6. Officer Gadai : Mengelola, mengawasi/mengendalikan kegiatan dan

mendayagunakan sarana organisasi outlet gadai emas BSM untuk mencapai

tingkat serta volume aktifitas pemasaran, operasional dan layanan GEB.

7. Operation Manager : Memastikan aktifitas operasional terkelola sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

8. Customer Servise Officer : Mengelola kegiatan operasional dan pelayanan

nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

9. Customer Servise Representatif : Melaksanakan kegiatan operasional dan

pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

41

www.banksyariahmandiri.co.id. Diakses pada tanggal 10 Januari 2019.

Page 52: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

38

10. Head Teller : Mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan

operasional/pelayanan transaksi teler.

11. Teller : Melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai.

12. Back Office Officer : Memastikan sumber daya insani administrasi

pembiayaan dan trade service domestik dan kliering.

13. Pelaksanaan Administrasi Pembiayaan dan Trade Servise : Memenuhi

komitmen bank dan memelihara dokumen pencairan maupun legal yang

berkaitan dengan pencairan pembiayaan.

14. Pelaksanaan Domestik dan Clearing : Memastikan kecepatan dan

kebenaran pelaksanaan transfer, inkaso, kliring dan aktifitas.

15. Pelaksanaan Accounting : Melakukan pengendalian mutu terhadap laporan

keuangan, pelaporan kepada BI dan pelaporan keuangan kepada pihak

lainnya.

16. IT Coordinator : Mengelola, memonitoring dan melakukan sosialisasi

penggunaan teknologi informasi dalam mendukung operasional.

17. Pelaksanaan SDI dan GA: Terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai

kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai sesuai

dengan pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan

menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana kantor.42

42

Ibid.

Page 53: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

39

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Akad Murabahah Untuk Pembiayaan Kendaraan Roda

Empat di Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi

Pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan

unggulan pada Bank Syariah Mandiri. Pada pembiayaan murabahah obyek

pembiayaan adalah barang yang akan dibeli oleh calon nasabah. Pembiayaan akan

diberikan asal diketahui dengan jelas tujuannya dan atas kesepakatan antar bank

dan nasabah.

Pembiayaan murabahah merupakan salah satu pembiayaan jual beli yang

ditawarkan oleh Bank Syariah dengan cara penyerahan barang dilakukan terlebih

dahulu, setelah penandatanganan akad jika nasabah telah menyetujui harga jual

yang ditawarkan oleh pihak bank. Harga jual yang ditawarkan oleh bank ialah

harga pokok dari kendaraan tersebut ditambah dengan margin atau keuntungan

yang akan diambil oleh pihak bank. Harga jual yang ditawarkan tersebut tidak

akan pernah berubah sampai jangka waktu tertentu.

Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Pasal 19 menjelaskan bahwa

akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga

belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih

sebagai keuntungan yang disepakati.43

43

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Pasal 19.

Page 54: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

40

Ibnu Qudamah mendefinisikan, murabahah adalah menjual dengan harga

asal ditambah dengan (margin) keuntungan yang telah disepakati.44

Misalnya,

sesorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan

tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal

rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya

10% atau 20%.

Wawancara peneliti dengan Bapak Denny Iswandy Sablik Costumer

Banking Relationship Manager Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi,

mengatakan:45

“Murabahah merupakan penjualan suatu produk dari pihak bank kepada

nasabah setelah nasabah mengajukan permohonan. Di mana calon nasabah

datang memohon kepada pihak bank untuk dibelikan kendaraan yang

diinginkannya dengan menyebutkan spesifikasinya dengan jelas. Sebelum

pihak bank menyetujui, maka bank akan memberitahukan terlebih dahulu

persyaratan yang harus disedikan oleh pihak nasabah jika nasabah

menyetujui penawaran dari pihak bank”.

Penyaluran dana dalam bentuk Akad Pembiayaan Murabahah sudah tentu

memerlukan suatu ketentuan dalam bentuk pelaksanaan dan persyaratannya di

antara Bank Syariah dengan nasabahnya. Pada praktik di Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi selain didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku, juga ditentukan secara khusus oleh Bank Syariah Mandiri dalam bentuk

Standar Prosedur Operasional (SOP) tertentu.

Prosedur pelaksanaan dan persyaratan penyaluran dana berdasarkan Akad

Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi secara garis

44

Muhamad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2000),

hlm. 23. 45

Wawancara Dengan Denny Iswandy Sablik, Costumer Banking Relationship Manager

Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, pada tanggal 24 Januari 2019.

Page 55: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

41

besar ditentukan dalam 2 (dua) prosedur pelaksanaan dan persyaratannya, yaitu:

Negosiasi Pembiayaan Murabahah antara Bank dan Calon Nasabah, serta nasabah

melengkapi dokumen yang dipersyaratan.

Prosedur Pelaksanaan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi :

Pertama Nasabah/anggota yang ingin mengajukan pembiayaan datang ke

BMT NU Sejahtera untuk mendapatkan informasi pembiayaan.

Kemudian membawa persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah/anggota

untuk mendapatkan pembiayaan murabahahyang terdiri dari:46

1. Mengisi formulir peromohonan anggota dan Pembiayaan murabahah(form

tersedia).

2. Foto copy KTP Suami dan Istri atau Wali.

3. Foto copy Kartu Keluarga.

4. Foto copy Jaminan (Warkah, BPKB disertai STNK, Sertifikat Tanah disertai

SPPT). Bila barang jaminan atas nama orang lain harus dilengkapi surat

kuasa dari pemegang hak.

5. Bila pemohon menggunakan penjamin baik lembaga maupun perorangan

harus tertulis dan bermaterai cukup.

6. Foto copy legalitas (bagi badan usaha).

7. Membuka rekening simpanan pokok.h.Bersedia menandatangani surat-surat

terkait dengan pembiayaan murabahah.

46

Priatiningsih, skripsi tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad

Murabahah, (Yogyakarta : UIN Walisongo, 2017), hlm.68.

Page 56: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

42

8. Bersedia membayar biaya yangdikeluarkan untuk proses pembiayaan

murabahah.

Pembiayaan murabahah diawali dengan permohonan pembiayaan yang

diajukan oleh calon nasabah kepada bank secara tertulis, yaitu dengan mengisi

aplikasi permohonan yang berisi mengenai spesifikasi barang yang ingin dibeli

nasabah. Penganalisisan permohonan pembiayaan oleh Analyst Officer pada

bagian Marketing.

Persetujuan atas permohonan pembiayaan calon nasabah adalah keputusan

disetujui atau tidaknya permohonan pembiayaan yang diajukan tersebut.

Keputusan pembiayaan ini berdasarkan persetujuan dari Komite Pembiayaan yang

terdiri dari Pimpinan Cabang, Manager Marketing beserta Manager Officer dari

Bank Syariah Mandiri.47

Kemudian bank melakukan survey kepada nasabah, berkenaan dengan

syarat yang telah dilengkapi oleh nasabah, ini dilakukan oleh bank berkenaan

dengan syarat-syarat yang dilengkapi oleh nasabah diatas.

Apabila hasil survey bank menunjukan pihak nasabah layak untuk dibantu

maka selanjutnya bank melakukan sales contrac yang berbentuk pengikatan.

Tahap pengikat pembiayaan merupakan tahap dilakukannya penandatangan akad

pembiayaan murabahah, yang dilakukan di hadapan notaris yang ditunjuk oleh

Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, serta dilakukan pada hari dan tempat yang

sama oleh bank, calon nasabah, dan pemasok (supplier). Dalam penandatangan

akad juga dilakukan pengikat atas jaminan yang berfungsi untuk memberikan hak

47

Ibid.

Page 57: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

43

dan kewajiban kepada bank untuk memperoleh pelunasan dari jaminan apabila

nasabah melakukan wanprestasi, serta juga dilakukan pengikat atas asuransi.

Prosedur pelaksanaan pembiayaan sangat kompleks. Dalam prosedur

pelaksanaan murabahah, ada tahap-tahap yang harus dilalui. Bukan saja syarat-

syaratnya harus dipenuhi, tetapi juga tahap-tahap dalam prosedur pelaksanaannya

harus ditempuh agar fasilitas pembiayaan murabahah tersebut sah. Tahap-tahap

yang ditempuh oleh perbankan syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:48

Tahap awal pembiayaan adalah adanya permohonan pembiayaan yang

diajukan oleh calon nasabah kepada bank secara tertulis, yaitu dengan mengisi

Aplikasi Permohonan yang berisi mengenai spesifikasi barang yang ingin dibeli

nasabah.

Setelah permohonan pembiayaan diajukan kepada Bank Syariah Mandiri

maka tahap selanjutny adalah penganalisisan permohonan pembiayaan oleh

Analyst Officer pada bagian Marketing.

Persetujuan atas permohonan pembiayaan calon nasabah adalah keputusan

disetujui atau tidaknya permohonan pembiayaan yang diajukan tersebut.

Keputusan pembiayaan ini berdasarkan persetujuan dari Komite Pembiayaan yang

terdiri dari Pimpinan Cabang, Manager Marketing beserta Manager Officer dari

Bank Syariah Mandiri.

Tahap pengikat pembiayaan merupakan tahap dilakukannya penandatangan

akad pembiayaan murabahah, yang dilakukan di hadapan notaris yang ditunjuk

48

Farhat Amaliyah Ahmad, Jurnal Tentang Manajemen Risiko Terhadap Pembiayaan

Murabahah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Az-Zarqa : Vol.10. No.2, (Desember 2018),

hlm.234.

Page 58: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

44

oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, serta dilakukan pada hari dan tempat

yang sama oleh bank, calon nasabah, dan pemasok (supplier).49

Sebelum akad murabahah ditandatangani oleh bank dan nasabah, kedua

belah pihak harus menyepakati mengenai:50

a. Spesifikasi barang secara perinci,

b. Harga beli barang oleh bank dari pemasok yang nantinya harus dibayar oleh

nasabah sebagai harga beli nasabah kepada bank ditambah margin/mark-up,

c. Jumlah margin/mark-up yang ditambahkan harga beli barang oleh bank

yang merupakan keuntungan bagi bank,

d. Jangka waktu pelunasan seluruh harga barang (yaitu harga pembelian bank

ditambah margin) yang wajib dipenuhi oleh nasabah kepada bank,

e. Jadwal pencicilan oleh nasabah atas harga barang yang dibelinya dari bank,

f. Jumlah cicilan untuk setiap tahap pelunasan,

g. Saat penyerahan barang secara fisik oleh bank kepada nasabah, dan

h. Hal-hal lain yang merupakan persyaratan bank yang ditentukan secara kasus

per kasus.51

Setelah semua pengikat selesai dilaksanakan, maka proses selanjutnya

adalah proses pencairan fasilitas pembiayaan agar barang yang dibutuhkan oleh

nasabah dapat dibeli.

Selanjutnya Pembayaran angsuran harus dilakukan oleh nasabah kepada

bank setiap bulannya sebesar harga angsuran yang telah disepakati diawal.

49

Abdul Ghofur Anshori, op.cit, hlm.123. 50

Farhat Amaliyah Ahmad, op.cit, hlm.234. 51

Ibid.

Page 59: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

45

Secara ringkas skema teori di atas dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2 : Skema Pembiayaan Murabahah

Wawancara peneliti dengan Ibu Sri Rahma Bagian Pembiayaan Mikro Bank

Syariah Mandiri Cabang Jambi, mengatakan :

“Pemohon yang mengajukan permohonan pembiayaan diwajibkan terlebih

dahulu membuka rekening tabungan pada Bank Syariah yang memberikan

pembiayaan. Membuka rekening tabungan merupakan syarat yang wajib

dipenuhi karena proses pembayaran angsuran yang akan dilakukan nasabah

akan melalui rekeningnya apabila pembiayaan yang diajukan dapat diterima

oleh Bank Syariah. Selain pembuatan rekening, nasabah juga wajib

menyediakan dana untuk membayar urbun (uang muka) dari kendaraan

yang akan dibiayai”.52

Adapun tujuan dari permintaan uang muka (urbun) yang dilakukan kepada

nasabah (pembeli) adalah untuk menunjukan keseriusan nasabah (pembeli) dalam

52

Wawancara Dengan Sri Rahma, bagian Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi, pada tanggal 18 Februari 2019.

2.b) Transaksi akad

1. negosiasi,

kesepaktana awal

3. bayar keuntungan dan pokok

4. akhir akad, barang milik nasabah

BANK

2,a) beli objek sewa

Nasabah

SUPPLIER

Page 60: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

46

membeli barang. Jika nasabah (pembeli) batal membelinya, maka uang muka akan

menjadi milik bank sebagai biaya administrasi untuk menutup kerugian yang

ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut, jika uang muka tidak

mencukupi nasabah wajib melunasinya.

Menurut Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah,

jaminan dalam murabahah yaitu:53

1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pesananya.

2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat

dipegang.

Nasabah yang datang mengajukan permohonan akan diberitahukan untuk

menyiapkan uang muka dari kendaraan tersebut minimal 20% yang akan

disetorkan pada bank.

Menurut Ibu Sri Linda, uang muka yang harus disediakan oleh nasabah

minimal 20% (dua puluh persen) dari harga pokok kendaraan. Pembiayaan

yang akan ditanggung oleh bank maksimal 80% dari harga pokok

kendaraan. Bank Syariah tidak bisa memberikan pembiayaan 100% karena

sesuai dengan prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh Bank Syariah

untuk menghindari risiko yang akan terjadi.54

Apabila pembiayaan kendaraan yang diajukan oleh calon nasabah

dinyatakan tidak layak untuk dibiayai maka uang muka tersebut akan

dikembalikan kepada pemohon.

Pihak bank menentukan besarnya pembiayaan yang akan dilakukan

berdasarkan tahun keluaran kendaraan tersebut, jika kendaraan tersebut dalam

53

Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah. 54

Wawancara Dengan Sri Linda, Pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, pada

tanggal 18 Februari 2019.

Page 61: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

47

keadaan baru atau masih dibawah satu tahun maka bank akan memberikan

pembiayaan 80% dan sisanya atau 20% ditanggung oleh calon nasabah. Sebelum

bank mengajukan kepada komite pembiayaan maka pihak account officer akan

membuat struktur pembiayaannya terlebih dahulu. Dalam struktur pembiayaan

tersebut telah diketahui margin yang akan diambil oleh bank, jumlah dana

pembiayaan serta jumlah angsuran yang dapat dilakukan oleh calon nasabah.

Misalnya, Hamid ingin membeli sebuah mobil di dealer Toyota. Mobil

tersebut seharga Rp.130.000.000.00,- (seratus tiga puluh juta rupiah) dengan

pengajuan permohonan pembiayan selama tiga tahun. Dan pihak bank menyetujui

pembiayaan tersebut dengan pembiayaan 80% dari harga pokok. Penentuan

pembiayaan tersebut setelah pihak bank melakukan survei ke dealer Toyota dan

menyatakan kendaraan tersebut masih baru dan dapat untuk dibiayai. Bapak

Hamid pun sepakat membayar uang mukanya sebesar 20% dengan margin

(keuntungan) 10% untuk setiap satu tahun pembiayaan. Adapun struktur

pembiayaannya sebagai berikut :

Pokok pembiayaan : 80% x Rp.130.000.000.00,- = Rp.104.000.000.00,-

Margin : 10% x Rp.104.000.000.00,- x 3 tahun = 31.200.000.00,-

Jumlah angsuran : Rp.104.000.000+Rp.31.200.000=Rp. 135.200.000.00,-

Angsuran : Rp.135.200.000 : 36 = Rp.3.755.555.,-

Struktur Pembiayaan :

- Jenis Pembiayaan : Murabahah

- Tujuan penggunaan : Pembelian 1 unit mobil

- Harga beli : Rp.130.000.000.00,-

Page 62: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

48

- Margin Bank : Rp. 31.200.000.00,-

- Harga Jual Bank : Rp.161.200.000.00,-

- Angsuran pendahuluan : Rp. 26.000.000.00,-

- Pembayaran yang diangsur : Rp.135.200.000.00,-

- Pembiayaan Bank : Rp.104.000.000.00,-

- Jangka waktu : 36 bulan

- Angsuran per bulan : Rp.3.755.555.,-

Jadi, angsuran yang harus dilakukan oleh Bapak Hamid selama tiga tahun

sekitar tiga juta lebih perbulan. Angsuran tersebut akan dimasukkan terlebih

dahulu ke dalam rekening setelah itu pihak bank akan memotongnya setiap bulan

dari rekening nasabah. Jumlah angsuran yang dilakukan oleh nasabah tersebut

tidak akan pernah berubah sampai jangka waktu permohonan pembiayaan. Jika

sampai jangka waktu tersebut nasabah belum dapat melunasinya, maka pihak

bank akan melakukan restrukturisasi pembiayaan. Dan akan memberikan

perpanjangan jangka waktu sesuai dengan jangka waktu akad pembiayaan awal.

B. Resiko yang Dihadapi Oleh Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi Dalam

Pelaksanaan Pembiayaan Kendaraan Roda Empat

Berdasarkan penjelasan Penjelasan Pasal 37 UU No.21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah antara lain dinyatakan bahwa kredit atau pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung resiko,

sehingga pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat.

Page 63: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

49

Hubungan antara bank dan nasabah akan berjalan dengan baik dan lancar

jika para pihak mentaati apa yang telah mereka sepakati dalam akad yang dibuat.

Namun jika salah satu pihak lalai dalam memenuhi akad yang dibuatnya, maka

akan menimbulkan permasalahan dalam pemenuhan pembiayaan tersebut.

Terkadang ada nasabah yang memiliki itikad kurang baik yang mengakibatkan

pihak bank harus menanggung resikonya. Oleh sebab itulah, pihak bank

memberikan persyaratan yang ketat apabila ingin memberikan pembiayaan

kepada nasabah.

Walaupun pihak bank telah menetapkan beberapa persyaratan terhadap

nasabah untuk meminimalisir resiko, tetapi masih saja terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan. Resiko yang mungkin timbul dari pembiayaan murabahah yaitu :55

1. Kelalaian nasabah yang sengaja tidak membayar angsuran

2. Fluktuasi harga barang komparatif bank tidak lagi bisa merubah harga

setelah barang dibeli oleh bank

3. Adanya kemungkinan penolakan terhadap barang yang dikirim oleh bank

terhadap nasabah, sehingga perlu dilindungi oleh asuransi.

4. Wanprestasi.

Wawancara peneliti dengan Bapak Denny Iswandy Sablik Costumer

Banking Relationship Manager Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi,

mengatakan:56

“Nasabah sering tidak disiplin dan melalaikan kewajiban yang harusnya

dilakukan sesuai dengan akad yang telah disepakatinya bersama dengan

55

Abdul Ghofur Ansori, op.cit, hlm.164. 56

Wawancara Dengan Denny Iswandy Sablik, Costumer Banking Relationship Manager

Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, pada tanggal 24 Januari 2019.

Page 64: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

50

pihak bank. Setelah nasabah memeroleh kendaraan yang diinginkannya,

kewajibannya untuk membayar terkadang terabaikan”.

Selain karena ketidak disiplinan dari nasabah untuk membayar angsurannya,

terdapat pula jenis nasabah yang hingga jangka waktu pembiayaannya telah habis

namun angsurannya belum lunas. Misalnya nasabah yang memiliki utang sebesar

Rp.150.000.000.00,- (seratus lima puluh juta rupiah) dengan kewajiban angsuran

sebesar Rp.3.000.000.00,- (tiga juta rupiah) untuk jangka waktu pembiayaan

selama lima tahun, belum dapat melunasi utangnya selama lima tahun tersebut.

hal inilah yang dimaksud dengan wanprestasi. Wanprestasi terjadi karena :

a. Tidak melakukan prestasi sama sekali.

b. Terlambat melakukan prestasi.

c. Melakukan prestasi tetapi tidak sampai selesai.

d. Keliru dalam melakukan prestasi.

e. Melakukan hal-hal yang dilarang dalam akad.57

Kelima hal tersebut perlu diperhatikan oleh pihak bank untuk menghindari

resiko yang akan terjadi. Pihak bank dituntut untuk memiliki kreativitas dalam

menyelesaikan permasalahannya, jika ada nasabah yang mengalami pembiayaan

bermasalah.

C. Pandangan Hukum Islam Dalam Penyelesaian Masalah Antara Pihak

Bank Syariah Dan Nasabah

Bank syariah dalam memberikan pembiayaan terhadap nasabahnya tidak

pernah merasa akan dirugikan. Pihak bank percaya terhadap nasabah bahwa

57

Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2014), hlm.74.

Page 65: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

51

nasabah tersebut akan mengembalikan dana yang diberikan. Pihak bank tidak

pernah ingin pembiayaan yang diberikan terhadap nasabah akan bermasalah,

namun pihak bank tidak dapat menjamin itu kedepannya karena yang mengetahui

itu semua hanya Allah SWT.

Apabila ada nasabah yang memiliki kemampuan untuk membayar angsuran,

namun nasabah tersebut menunda-nunda pembayarannya maka pihak bank akan

mengenakan denda pada nasabah tersebut. Pihak bank akan memberikan teguran

secara lisan maupun tulisan terhadap nasabah yang melakukan penunggakan

pembayaran, baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja.

Wawancara peneliti dengan Ibu Sri Linda Pegawai Bank Syariah Mandiri

Cabang Jambi, mengatakan :

“Pihak bank akan mengirimkan surat teguran sebanyak tiga kali, yaitu SP1,

SP2, dan SP3 terhadap nasabah sebagai teguran dan peringatan akan

angsuran yang belum dibayar selama bulan berjalan. Dalam surat tersebut

memuat teguran beserta denda yang harus dibayar oleh nasabah selama

menunggak dalam pembayarannya. Besarnya denda yang dikenakan pada

nasabah yang lalai atau sengaja menunda- nunda pembayarannya telah

ditentukan dalam akad yang telah ditandatangani oleh nasabah”.58

Pemberian denda tersebut bertujuan untuk menegur nasabah secara tidak

langsung agar nasabah tersebut lebih disiplin dalam pembayarannya. Dana dari

denda yang telah ditetapkan oleh Bank Syariah tidak akan dimasukkan ke dalam

kas bank, tetapi dipisahkan dari keuntungan Bank Syariah. Dana dari denda

tersebut akan digunakan untuk kepentingan sosial guna kesejahteraan masyarakat,

seperti bantuan untuk anak yatim piatu, bantuan untuk panti jompo, atau untuk

bantuan dana terhadap proposal kegiatan yang akan diadakan oleh masyarakat.

58

Wawancara Dengan Sri Linda, Pegawai Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, pada

tanggal 18 Februari 2019.

Page 66: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

52

Selain penyelesaian masalah wanprestasi diatas ada juga masalah

wanprestasi yang mana nasabah belum dapat melunasi utangnya selama lima

tahun. Menangani masalah seperti ini maka pihak bank akan mencari tahu terlebih

dahulu apa yang menyebabkan nasabah belum dapat melunasi utangnya selama

lima tahun. Pihak bank akan melihat kembali kondisi keuangan dari nasabah, jika

memang benar bahwa penghasilan nasabah tiap bulan ternyata mengalami

penyusutan maka pihak bank akan melakukan restrukturisasi pembiayaan.

Restrukturisasi pembiayaan hanya diberikan terhadap nasabah yang

memiliki itikad baik. Nasabah yang memiliki itikad baik akan membicarakan

permasalahan yang dihadapinya terhadap pihak bank. Sehingga, nasabah yang

memiliki itikad baik dan masih memiliki potensi untuk maju maka pihak bank

akan melakukan penyelamatan secapatnya. Restrukturisasi pembiayaan adalah

upaya yang dilakukan pihak bank dalam membantu nasabah agar dapat

menyelesaikan kewajibannya, antara lain, meliputi :59

a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran

kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh

persyaratan pembiayaan, seperti pengurangan jumlah angsuran.

c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan pembiayaan

tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning.

Restrukturisasi pembiayaan tersebut hanya dapat diberikan kepada nasabah

yang betul-betul mengalami penurunan kemampuan pembayaran. Restrukturisasi

59

Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah; Memahami Praktik Proses Pembiayaan

di Bank Syariah, 2009, hlm.256.

Page 67: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

53

pembiayaan ini hanya dapat diberikan dalam jangka waktu maksimal 15 tahun

dengan membaginya ke dalam tiap lima tahun. Dan jika betul nasabah tersebut

mengalami penurunan penghasilan, maka pihak bank akan melakukan

restrukturisasi. Pihak bank akan mengurangi jumlah angsurannya, yang semula

Rp.3.000.000.00,- menjadi Rp.2.500.000.00,- dan jangka waktu pembayaran

pembiayaan tersebut akan ditambah selama lima tahun. Restrukturisasi tersebut

tentunya dilakukan berdasarkan analisis dari AO. Restrukturisasi pembiayaan

hanya dapat dilakukan atas dasar permohonan secara tertulis dari nasabah.

Kasus di atas hanya berlaku untuk nasabah yang masih memiliki

penghasilan hanya saja penghasilannya tersebut mengalami penurunan. Berbeda

lagi dengan nasabah yang mengalami ketidaksanggupan membayar atau

kehilangan penghasilan. Untuk kasus terhadap nasabah yang mengalami

kehilangan penghasilan, maka pihak bank akan mencari tahu dulu kebenarannya,

apakah nasabah tersebut memang betul mengalami kehilangan penghasilan atau

hanya spekulasi. Jika memang betul nasabah tersebut mengalami kehilangan

penghasilan, maka untuk kasus ini tidak dapat dilakukan restrukturisasi

pembiayaan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak bank hanya

mengeksekusi agunan atau kendaraan yang dikuasai oleh nasabah.

Kendaraan tersebut akan dijual kembali atau dilelang oleh pihak bank untuk

menutupi dana yang telah dikeluarkan untuk melakukan pembiayaan. Sebab dana

yang digunakan oleh pihak bank untuk melakukan pembiayaan ialah dana dari

pihak ketiga atau dari nasabah yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh

bank. Bank hanya ingin dana yang dikeluarkan tersebut dapat kembali. Sehingga

Page 68: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

54

melakukan penjualan kembali atau dilelang merupakan keputusan terakhir untuk

mengembalikan dana tersebut. Kendaraan yang dijadikan sebagai jaminan tersebut

akan diberikan asuransi untuk menghindari kejadian di luar kekuasaan bank,

seperti terjadi kebakaran, banjir atau tanah longsor yang menyebabkan kendaraan

tersebut menjadi rusak.

Penyelesaian sengketa yang terjadi antara pihak bank dan nasabah menurut

Pandangan Ajaran Islam melalui Pertama, Islah (perdamaian) ataupun

musyawarah.60

Islah secara harfiah mengandung pengertian memutus

pertengkaran atau perselisihan. Dalam perumusan syariah Islam dirumuskan

sebagai berikut: “Suatu jenis akad (perjanjian) untuk mengakhiri perlawanan

(perselisihan) antara dua orang yang berlawanan”. Jika para pihak memilih cara

islah, maka mereka mencoba terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah di

antara mereka dengan mengadakan pertemuan antara kedua belah pihak. Hasil

pertemuan tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis.

Perdamaian dalam syariah Islam sangat dianjurkan, sebab dengan adanya

perdamaian di antara pihak yang bersengketa, maka akan terhindarlah kehancuran

silaturahmi diantara para pihak, dan sekaligus permusuhan diantara para pihak

akan dapat diakhiri. Anjuran diadakannya perdamaian diantara para pihak yang

bersengketa dapat dilihat dalam ketentuan Al-Quran.

60

Nurul Ichsan, Jurnal Tentang Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Indonesia,

Ahkam:Vol. XV, No. 2, (Juli 2015), hlm.232.

Page 69: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

55

“Dan jika dua golongan dari orang-orang Mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduannya. Jika salah satu dari kedua golongan itu

berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan

aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah, jika

golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah

antara keduanya dengan adil dan berlakuadillah. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berlaku adil”.61

Penyelesaian sengketa memiliki prinsip tersendiri agar masalah-masalah

yang ada dapat terselesaikan dengan benar. Diantara prinsip tersebut adalah (1)

Adil dalam memutuskan perkara sengketa, tidak ada pihak yang merasa dirugikan

dalam pengambilan keputusan, (2) Kekeluargaan, (3) Win-win solution, men

jamin kerahasian sengketa para pihak, dan (4) Menyelesaikan masalah secara

komprehensif dalam kebersamaan.

Apabila sengketa itu tidak dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan

(perdamaian), maka diselesaikan melalui seorang mediator dengan kesepakatan

tertulis para pihak sengketa. Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling

lambat 14 hari dengan bantuan mediator tidak berhasil juga mempertemukan

kedua belah pihak, maka pihak dapat menghubungi lembaga alternatif

penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang mediator, setelah itu proses

mediasi harus sudah dapat dimulai dalam waktu 30 hari harus tercapai

kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh kedua belah pihak

yang terkait.

61

Al-Hujurat [49]: 9.

Page 70: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

56

Apabila usaha perdamaian itu juga tidak dapat dicapai, maka para pihak

berdasarkan kesepakatan secara tertulis mengajukan usaha penyelesaian melalui

Jalan al-tahkîm (arbitrase). Arbitrase yang dalam Islam dikenal dengan istilah al-

tahkîm merupakan bagian dari al-qadhâ’ (peradilan). Landasan hukum yang

memperbolehkan arbitrase, baik yang bersumber dari Al-Quran, sunah dan ijmak,

apabila ditelaah dengan seksama, pada prinsipnya berisi anjuran untuk

menyelesaikan perselisihan dengan jalan damai. Namun apabila jalan damai tidak

mampu menyelesaikan perselisihan diantara kedua belah pihak maka perlu adanya

pihak ketiga untuk menyelesaikan perselisihan diantara mereka. BASYARNAS

sebagai lembaga arbitrase yang didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

berfungsi menyelesaikan kemungkinan terjadinya sengketa muamalat yang timbul

dalam hubungan perdagangan, industri, keuangan, dan jasa.62

Apabila sengketa itu tidak dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan

(perdamaian), maka diselesaikan melalui Jalan al-qadhâ’ (peradilan). Al-Qadhâ’

secara harfiah berarti antara lain memustuskan atau menetapkan. Menurut istilah

fikih yaitu menetapkan hukum syara’ pada suatu peristiwa atau sengketa untuk

menyelesaikannya secara adil dan mengikat. Lembaga peradilan ini berwenang

menyelesaikan perkara pidana maupun perdata. Kekuasaan qâdhî tak dapat

dibatasi oleh persetujuan pihak yang bertikai dan keputusan dari qadhi ini

mengikat kedua belah pihak. Dasar hukum al-qâdhî dalam Al-Quran :

62

Nurul Ichsan, op.cit, hlm.234.

Page 71: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

57

“Dan jika kamu khawatir akan ada persengketaan antara keduanya, maka

kirimlah seorang hakim dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari

keluarga perempuan. Jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan

perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.63

Penyelesaian sengketa pada Lembaga Ekonomi Syariah termasuk Perbankan

Syariah pada hakikatnya masuk ranah hukum perjanjian sehingga berlaku asas

kebebasan berkontrak (freedom of contract). Artinya para pihak bebas melakukan

pilihan hukum dan pilihan forum penyelesaian sengketa yang akan dipakai

manakala terjadi sengketa keperdataan diantara mereka. Klausula penyelesaian

sengketa ini hampir dapat dikatakan selalu ada dalam kontrak-kontrak bisnis

dewasa ini, termasuk dalam kontrak pembiayaan yang dibuat antara pihak nasabah

dengan pihak perbankan syariah.

Pasal 55 UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menegaskan

bahwa:64

1. Penyelesaian sengketa perbankan syariah dilaku kan oleh pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Agama,

2. Dalam hal para pihak telah memperjanjikan pe-nyelesaian sengketa selain

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan

3. Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh

bertentangan dengan prinsip syariah. Kemudian dalam penjelasan pasal 55

ayat (2) ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa

dilakukan sesuai dengan isi akad” adalah upaya melalui musyawarah,

mediasi perbankan, badan arbitrase syariah nasional (BASYARNAS) atau

lembaga arbitrase lain, dan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan

umum.

63

An-Nisa [4]: 35. 64

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Pasal.55.

Page 72: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalah yang penulis kemukakan diatas, maka dalam bab

akhir ini dapat penulis ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan akad murabahah untuk pembiayaan kendaraan roda empat di

Bank Syariah Mandiri Cab. Jambi yaitu :

a. Membuat surat permohonan yang diajukan oleh nasabah,

b. Penganalisisan permohonan pembiayaan oleh Analyst Officer pada bagian

Marketing.

c. Persetujuan atas permohonan pembiayaan calon nasabah dari Komite

Pembiayaan yang terdiri dari Pimpinan Cabang, Manager Marketing beserta

Manager Officer dari Bank Syariah Mandiri.

d. Tahap pengikat pembiayaan merupakan tahap dilakukannya penandatangan

akad pembiayaan murabahah,

e. Proses selanjutnya adalah proses pencairan fasilitas pembiayaan agar barang

yang dibutuhkan oleh nasabah dapat dibeli.

f. Selanjutnya Pembayaran angsuran harus dilakukan oleh nasabah kepada

bank setiap bulannya sebesar harga angsuran yang telah disepakati diawal.

2. Resiko-resiko yang mungkin timbul dihadapi Bank Syariah Mandiri Cabang

Jambi dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah yaitu :

a. Kelalaian nasabah yang sengaja tidak membayar angsuran,

Page 73: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

59

b. Fluktuasi harga barang komparatif bank tidak lagi bisa merubah harga

setelah barang dibeli oleh bank,

c. Adanya kemungkinan penolakan terhadap barang yang dikirim oleh bank

terhadap nasabah, sehingga perlu dilindungi oleh asuransi,

d. Wanprestasi.

3. Penyelesaian masalah sengketa ataupun perselisihan antara nasabah dan

pihak bank menurut pandangan hukum Islam melalui jalan musyawarah,

Islah, mediasi, atau arbitrase, ataupun ke lembaga Peradilan Agama sebagai

pilihan terakhir.

B. Saran

1. Perlu adanya sosialisasi mengenai produk bank syariah khususnya

pembiayaan murabahah karena kurangnya informasi yang diketahui oleh

masyarakat mengenai produk-produk unggulan bank syariah. Informasi

tersebut dapat dimuat pada media cetak maupun elektronik.

2. Perlu kesadaran bersama antara Bank Syariah dan nasabahnya bahwa

hubungan hukum yang terjalin secara jujur akan memberikan manfaat bagi

para pihak.

Page 74: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Al – Quran

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qursn dan Terjemahnya,

Jakarta : CV. Pustaka Agung Harapan, 2006.

B. Literatur Buku

Abdul Ghofur Anshori, Kapita Selekta Perbankan Syariah Di Indonesia, UII

Press Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.

Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2014.

Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Peneltian, Yogyakarta : Ar-ruz

Media, 2011.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,

2007.

Farhat Amaliyah Ahmad, Jurnal Tentang Manajemen Risiko Terhadap

Pembiayaan Murabahah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Az-Zarqa’,

Vol.10. No.2, Desember 2018.

Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

Fitrotut Daiyah. Skripsi tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan Multibarang”, 2015.

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial, Jakarta Gaung : Persada

Press, 2019.

Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta : Kencana, 2011.

Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi, Dokumentasi 2012.

Mardani, Pengantar Hukum Islam di Indonesia, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2010.

Muhamad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press,

2000.

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cet.1, Gema

Insani Press, Jakarta, 2001.

Page 75: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

Nurul Ichsan, Jurnal Tentang Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di

Indonesia, Ahkam:Vol. XV, No. 2, Juli 2015.

Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah; Memahami Praktik Proses

Pembiayaan di Bank Syariah, 2009.

Priatiningsih, skripsi tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad

Murabahah, Yogyakarta : UIN Walisongo, 2017.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, Jambi : Syariah Press

IAIN STS, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Afabeta, 2012.

Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 29 angka 2 tentang Perubahan atas

Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta : Sinar Grafika, 2010.

C. Wawancara

Denny Iswandy Sablik, (Costumer Banking Relationship Manager), wawancara,

pada 24 Januari 2019, Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

Sri Linda, (Pegawai Bank), wawancara, pada 28 Desember 2018, Kantor Bank

Syariah Mandiri Cabang Jambi.

Sri Rahma, (Pembiayaan Mikro), wawancara, pada 18 Februari 2019, Kantor

Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi.

D. Lain-lain

http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-

perusahaan/profilperusahaan/sejarah. Diakses pada tanggal 09 November

2018.

https://www.syariahmandiri.co.id/business-banking/corporate/pembiayaan-

investasi/ murabahah. Diakses pada tanggal 28 Juni 2019.

Page 76: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

DOKUMENTASI

Wawancara bersama Bapak Denny Iswandy selaku Costumer Banking

Relationship di Bank Syariah Mandiri Cabang Jambi

Page 77: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

Wawancara bersama Ibu Sri Rahma selaku bagian Pembiayaan Mikro di Bank

Syariah Mandiri Cabang Jambi

Page 78: PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH UNTUK PEMBIAYAAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

( CURRICULUM VITAE)

Nama : Nur Muhammad Hafidz Batubara

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat tgl/ lahir : Jambi, 11 Mei 1997

Alamat Sekarang : Jl. Batam (Lorong Tukang Jahit) RT .14 Kelurahan Lebak

Bandung Kecamatan Jelutung Kota Jambi

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : +628 5357 238697

Riwayat Pendidikan

TK : TK Yayasan Tunas Muda Kebun Jeruk Jambi Tahun 2003

SD/ MI : SDN 09 Kelurahan Lebak Bandung Kota Jambi Tahun

2009

SMP/ MTS |: MTS N Model Kota Jambi Tahun 2012

SMA/ MA : SMA S Islam Al-Falah Kota Jambi Tahun 2015

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tahun 2019

Pengalaman Organisasi

1. Kepala Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Al-Hafidz

2. Wakil Ketua Pemuda Pemudi Karang Anyar Bersatu (PPKAB) di

Kel;urahan Lebak Bandung Kota Jambi 2017-2021

3. Sekretaris Rukun Tetangga (RT) 14 di Kelurahan Lebak Bandung Kota

Jambi 2016-2020