294
PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis) Oleh: GATOTKACA 0070080090010 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan 1

Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)

Oleh:GATOTKACA0070080090010

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi

Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG000000

1

Page 2: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)

Oleh:GATOTKACA0070080090010

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi

Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan ini telah

disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal seperti di bawah ini

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pendamping,

Bandung, Mei

2

Page 3: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tesis yang diajukan ini asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor) baik di

Universitas Padjadjaran Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Tesis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam tesis ini tidak terdapat karya-karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena tesis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, 24 Mei 000000

Yang membuat pernyataan,

GATOTKACA0070080090010

3

Page 4: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan terhadap 72 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tahun 000000-000000 dan bertujuan untuk memperoleh bukti empirik mengenai pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Pengumpulan data penelitian yang utama dilakukan melalui kuesioner yang disampaikan kepada masing-masing kepala sekolah, komite sekolah, dan salah seorang guru senior yang ada di masing-masing sekolah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Kata kunci: pelaksanaan anggaran sekolah, pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan.

4

Page 5: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

ABSTRACT

This research was conducted to 72 State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis year of 000000-000000 and intended to obtain empirical evidence about the influence school budget execution and empowering of human resource to improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

The major research data collection was done by questionaire which is sent to each headmaster, school committee, and one of the senior teacher in each school. Data processing used Multiple Regression Analysis.

The simultaneous test result showed that school budget execution and empowering of human resource simultaneously has positive and significant influence on the quality of school management at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

The result of partial test showed that:

1. There was positive and significant influence of school budget execution on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

2. There was positive and significant influence of empowering of human resource on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Keywords: school budget execution, empowering of human resource, improvement of education quality.

5

Page 6: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

KATA PENGANTAR

Permasalahan kualitas pendidikan selalu menjadi wacana menarik di negeri

ini. Banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan perkembangan kualitas

pendidikan serta sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Di sisi lain,

upaya-upaya perbaikan pun dilakukan oleh berbagai pihak, terutama Departemen

Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia secara formal. Upaya-upaya yang dilakukan pun dilaku-kan melalui

berbagai sektor, baik dari segi sistem, sarana dan prasarana, maupun sumber daya

manusia. Berbagai bantuan dalam bentuk grant bagi peningkatan mutu pendidikan

pun diluncurkan ke berbagai jenjang pendidikan dengan satu harapan, meningkatnya

kualitas pendidikan nasional.

Sumber dana yang diperoleh sekolah-sekolah (SMP Negeri dan Swasta) pada

umumnya berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), baik yang dikucurkan

dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah daerah. Besar

bantuan operasional sekolah dari pusat pada tahun anggaran 000000 diatur melalui

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 tahun 2010 pasal 1, ayat 3, point (d) yang

berbunyi ”Alokasi untuk SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten adalah sebesar Rp

570.000 (lima ratus tujuh puluh ribu rupiah) per siswa/tahun”. Untuk mencapai

standar pengelolaan sekolah yang maksimal, jumlah ini memang relatif kecil dan

tidak mencukupi. Apa lagi pada sekolah-sekolah swasta yang terbebani dengan

pembayaran gaji pegawai.

6

Page 7: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Akan tetapi, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Kementrian Pendidikan Nasional (2010) mengemukakan bahwa

”Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Pada tahun 2009 APK SMP telah mencapai 98,11%, sehingga dapat dikatakan bahwa program wajar 9 tahun telah tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun tersebut. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi dari program. Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan APK, namun harus juga berkontribusi besar untuk peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain daripada itu, dengan kenaikan biaya satuan BOS yang signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar.” (Kemdiknas, 2010)

Pernyataan tersebut telah menegaskan bahwa sumber pembiayaan pada tingkat

satuan pendidikan SMP tidak dapat diperoleh dari sumber lain kecuali BOS, yang

justru kian diarahkan kepada peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai jawaban atas

kesulitan yang dialami oleh sekolah, maka setiap tahun anggaran pemerintah pusat,

provinsi maupun daerah selalu menaikkan jumlah anggaran bantuan operasional

sekolah.

Mutu pendidikan tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal berupa pembiayaan

saja, ada sejumlah variabel yang dianggap saling berhubungan/ mempengaruhi.

menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam

suatu lembaga pendidikan, yang terdiri atas:

1. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalahmenang” di antara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.

7

Page 8: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna/langganan.

3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus.

4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk menghasilkan mutu sesuai yang diharapkan.

Pendapat yang dikemukakan Slamet di atas tentu berorientasi kepada pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah yang didasari oleh pengembangan manajemen mutu

terpadu serta pemberdayaan sumber daya manusia warga sekolah, khususnya tenaga

pendidik dan kependidikan.

Konsekuensi logis dari peningkatan kualitas pendidikan adalah adanya

anggaran pembinaan tertentu yang jumlahnya relatif banyak. Pengelolaan dana

bantuan sekolah ini sepenuhnya dilakukan oleh sekolah masing-masing dengan

disertai panduan pengelolaannya. Atas dasar inilah, penelitian tentang ”Pengaruh

Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap

Peningkatan Kualitas Pendidikan” perlu dilaksanakan .

Bandung, 24 Mei 000000

GATOTKACA0070080090010

8

Page 9: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, atas rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis penelitian yang berjudul ”Pengaruh Proses

Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap

Peningkatan Kualitas Pendidikan”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti Ujian Sidang guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, Program

Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi

Pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung.

Kesulitan dan hambatan tentu saja banyak ditemui selama persiapan, proses

penelitian, hingga penyusunan tesis ini, baik dari segi teknis pengumpulan data,

pengolahan data, maupun teknis penulisan. Atas bantuan berbagai pihak,

Alhamdulillah kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi sehingga karya tulis ini akhirnya

dapat terwujudkan. Oleh sebab itu, sangat patut pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

1. Rektor Universitas Padjadjaran Bandung yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk dapat mengikuti perkuliahan pada Program Magister

Akuntasni Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung;

2. Ibu ………………….., Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan

arahan dan bimbingan yang tak terhingga nilainya selama merencanakan,

melaksanakan, hingga menyusun tesis ini;

9

Page 10: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3. Ibu ……………..., selaku Pembimbing Pendamping yang banyak

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak masa-masa

persiapan penelitian hingga penyelesaian akhir tesis ini;

4. Ibu dan Bapak Dosen Program Magister Akuntansi Universitas Padjadjaran

Bandung yang dengan penuh kesabaran telah membimbing seluruh

mahasiswa dalam memperdalam ilmu akuntansi pemerintahan;

5. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong

Karang Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan

penelitian;

6. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian;

7. Para Ketua dan/atau Staf Komite Sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di

Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah

memberikan bantuan dan kemudahan penelitian;

8. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan bantuan dan dukungan

hingga penelitian ini dapat diselesaikan.

9. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam

melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai pengolah-an

data sehingga karya tulis berupa tesis ini dapat terwujud dan terselesaikan.

Semoga Allah SWT melimpahkan balasan yang setimpal. Amin

10

Page 11: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Pada karya tulis ini sudah barang

tentu akan banyak ditemukan kelemahan-kelemahan serta kekurangan. Untuk itu,

dapatlah kiranya kelemahan-kelemahan serta kekurangan tersebut menjadi bahan

kajian bagi penelitian lebih lanjut.

Bandung, 24 Mei 000000

Penulis

11

Page 12: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ………………....……..…………………….. ii

PERNYATAAN ………………………………..……….………………… iii

ABSTRAK ……………………………………..……….………………... iv

ABSTRACT ………………………………………..…….………………. v

KATA PENGANTAR ……………………….……………………………. vi

UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………..…………… ix

DAFTAR ISI ……………………………..……....………..……………. xii

DAFTAR TABEL ………………………………………..………………. xv

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ………………………..………….. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………..………... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………..……..……………………..... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………….…..…………………...

1.2 Rumusan Masalah ……..…………....……………….........

1.3 Tujuan Penelitian …………….…........…………………...

1.4 Kegunaan Penelitian .…………….......…………………...

1

9

10

10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ……………………..………..…………………... 12

2.1 Kajian Pustaka ………………..………..……………….....

2.1.1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah ..............................

2.1.2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ...................

2.1.3 Peningkatan Kualitas Pendidikan ...........................

2.1.4 Penelitian yang Relevan .........................................

2.2 Kerangka Pemikiran ………..…………..………………....

2.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

2.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

12

12

22

28

37

39

39

12

Page 13: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ...............................................................

2.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

2.3 Hipotesis Penelitian …………...………..………………...

42

44

48

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN …………….……...... 49

3.1 Objek Penelitian ……...………….…………………….....

3.1.1 Tempat penelitian ....................................................

3.1.2 Waktu Penelitian .....................................................

3.2 Metode Penelitian ……………..…………..……………...

3.3 Operasionalisasi Variabel ....................................................

3.4 Desain Penelitian ……………………………………….....

3.5 Sumber Data ……………………………………………...

3.6 Teknik Pengumpulan Data …………………………….....

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .

3.8 Analisis Data Hasil Penelitian ……….…………………....

3.8.1 Analisis Deskriptif .................................................

3.8.2 Methode of Successive Interval (MSI) ...................

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda ..........................

49

49

49

50

51

58

58

62

63

67

67

68

69

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..... 77

4.1 Hasil Penelitian …………………………………………...

4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...............................................................

4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen ...........................

4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen .......................

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) ............................

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) ....................

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) .........................................

77

77

77

81

82

82

88

95

13

Page 14: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

4.1.3 Analisis Regresi Berganda .....................................

4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik .........................

4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda ..................................................

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ......

4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ..........

4.2 Pembahasan ……………………………………………....

4.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

4.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan .............

4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

102

102

107

108

111

114

114

116

118

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………...... 121

5.1 Kesimpulan …………………………………………….....

5.2 Saran-saran …………………………………………….....

5.3 Keterbatasan ……………………………………………...

121

123

124

DAFTAR PUSTAKA …………………………............………………..... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………... 131

14

Page 15: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... 50

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel-variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2), dan Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ........................................ 52

Tabel 3.3 Populasi Penelitian ..................................................................... 59

Tabel 3.4 Penetapan Sampel Penelitian ..................................................... 62

Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r ....................... 66

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) .......... 78

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) 79

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ......... 80

Tabel 4.4 Hasil pengujian reliabilitas instrumen ........................................ 81

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1 ..................... 83

Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah ...................................................................................... 87

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2 ...................... 89

Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ............................................................................. 93

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y ........................ 96

Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan .................................................................................. 100

Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 103

Tabel 4.12 Correlations Uji Heteroskedastisitas .......................................... 104

Tabel 4.13 Coefficientsa Uji Multikolinieritas ............................................. 105

Tabel 4.14 Model Summaryb Uji Autokorelasi ............................................ 107

15

Page 16: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Tabel 4.15 Coefficientsa Pembentukan Model Regresi Linier Berganda ..... 107

Tabel 4.16 ANOVAb Pengujian Hipotesis Secara Simultan ........................ 109

Tabel 4.17 Model Summaryb Hasil Uji Determinasi ................................... 111

Tabel 4.18 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X1 ................ 112

Tabel 4.19 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X2 ................ 113

16

Page 17: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu Pendidikan ................................ 36

Grafik 4.1 Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi ... 106

17

Page 18: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian ........................................................... 131

Lampiran 2 : Data Ordinal Hasil Penelitian Variabel X1, X2, dan Y ... 142

Lampiran 3 : Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval) Variabel X1, X2, dan Y ................................................................. 154

Lampiran 4 : Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian ....... 168

Lampiran 5 : Critical Values for the t-Distribution ............................ 183

Lampiran 6 : Critical Values for the F-Distribution ............................ 187

Lampiran 7 : Ijin Penelitian ................................................................. 194

18

Page 19: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan

kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan

pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,

modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

praktik pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar

pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi Pembangunan

Nasional. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal mutlak

yang harus dilaksanakan dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Tilaar (2002:4) mengemukakan bahwa proses globalisasi mengubah wajah

dunia, wajah masyarakat dengan dimensi-dimensi baru. Hal ini berarti manusia

Indonesia haruslah dipersiapkan untuk menghadapi masyarakat global melalui proses

pendidikan nasionalnya yaitu perlu mempunyai suatu visi strategis yang dapat

menjawab tantangan tersebut.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45

Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dalam upaya

19

Page 20: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia serta mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang.

Pasal 31 UUD 45 lebih tegas menyatakan tentang hak warga negara atas

pendidikan dan kewajiban negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal

31 menyatakan (1) setiap warga berhak mendapat pendidikan, (2) setiap warga

negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem-biayainya, (3)

negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari

anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja

daerah (APBD). Ketentuan UUD di atas menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas

memang menjadi salah satu titik tekan kebijakan umum pemerintah Indonesia sedari

awal. Pendiri negara pada saat itu menyadari betul pentingnya pendidikan bagi

kemajuan bangsa.Ini juga berarti amanah kepada setiap pemerintah yang berkuasa di

Indonesia untuk memberikan pendidikan bagi warga negaranya. Pada tahun 2003,

pemerintahan presiden Megawati Sukarno-putri menerjemahkan amanah ini dengan

mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas). UU Sisdiknas menyebutkan keinginan besar pemerintah

dalam bidang pendidikan yang mengamanatkan agar dana pendidikan selain gaji

pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari

APBN dan minimal 20 persen dari APBD. Dengan dana APBN sebesar itu

pemerintah bercita-cita untuk menyelenggarakan pendidikan dasar gratis.

Pendidikan dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9 tahun, yaitu

pendidikan SD dan SMP. Apabila dilihat dari umur maka mereka yang wajib

bersekolah adalah 7-15 tahun. Saat ini populasi kelompok umur 7-15 tahun adalah

20

Page 21: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sekitar 39 juta orang (Fasli Jalal, 2005). Dengan dasar hukum yang kuat seperti di

atas maka mau tidak mau dalam setiap program pembangunan, baik dalam format

Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA), Program Pembangunan Nasional

(Propenas), maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kebijakan

bidang pendidikan selalu muncul sebagai bahasan utama.

Mekipun dasar hukum untuk meningkatkan pendidikan berkualitas sangat

kuat, namun setelah enam dekade merdeka persoalan pendidikan masih juga

menjadi momok besar bagi setiap pemerintahan. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) menjelaskan sejumlah persoalan yang masih dihadapi oleh

bangsa Indonesia saat ini.

Persoalan pertama, pendidikan rata-rata penduduk Indonesia masih sangat

rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003

sebesar 61 persen penduduk Indonesia di atas 15 tahun hanya berpendidikan SD ke

bawah. Dua puluh dua (22) persen di antaranya bahkan tidak pernah lulus SD atau

tidak sekolah sama sekali. Sedangkan pada tahun 2009, meskipun jumlah di atas

mengalami penyusutan sebesar 11 %, ternyata masih tetap meninggalkan angka

masyarakat berpendidikan rendah yang masih cukup tinggi sebagaimana terlihat di

bawah ini.

Tabel 1.1

Penduduk di atas 15 tahun Menurut Pendidikan yang Ditamatkan

No. Pendidikan Persentase

1. Tidak/Belum Tamat SD 18 %

2. SD 32 %

21

Page 22: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3. SLTP 21 %

4. SLTA 23 %

5. Diploma 3 %

6. Universitas 3 %

TOTAL 100 %

(Diolah dari data Susenas 2009)

Angka buta aksara penduduk juga masih tinggi. Menurut data Susenas, angka buta

aksara usia 15 tahun ke atas masih mencapai 10.12 persen (SUSNAS 2009).

Persoalan kedua, angka partisipasi sekolah (APS) rasio penduduk yang

bersekolah menurut kelompok usia sekolah masih belum sebagaimana yang

diharapkan. Susenas 2009 menunjukkan bahwa APS untuk penduduk usia 7-12 tahun

sudah mencapai 96,4 persen, tetapi APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai

81,0 persen. Angka tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19

persen anak usai 13-15 tahun yang tidak bersekolah baik karena belum/ tidak pernah

sekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi. Data Susenas 2009 mengungkapkan bahwa faktor ekonomi merupakan alasan

utama anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan (75,7 persen). Masih

terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok

masyarakat. Data Susenas 2003 menemukan bahwa APS penduduk berusia 13-15

tahun dari kelompok 20 persen terkaya sudah mencapai 93.98 persen, sementara

untuk kelompok 20 persen termiskin baru mencapai 67.23 persen. Kesenjangan lebih

lebar dijumpai pada usia 16-18 tahun dimana kelompok 20 persen terkaya mencapai

75.62 persen dan 20 persen termiskin hanya mencapai 28.52 persen.Selain

22

Page 23: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

kesenjangan partisipasi sekolah antara penduduk kaya dan miskin terdapat juga

kesenjangan antara penduduk perkotaan dan pedesaan. Rata-rata APS untuk

penduduk berusia 13-15 tahun di perkotaan telah mencapai 89.3 persen sementara

untuk penduduk pedesaan hanya 75.6 persen. Kesenjangan lebih nyata terlihat pada

kelompok usia 16-18 tahun, APS untuk penduduk perkotaan sebesar 66.7 persen

sementara penduduk perkotaan hanya mencapai 38.9 persen. Data APS di atas

menujukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin lebar kesenjangan yang

terjadi. Untuk anak usia 7-12 tahun, anak usia sekolah dasar, terdapat kesenjangan

antara kelompok penduduk kaya-miskin dan kelompok penduduk pedesaan-

perkotaan. Namun kesenjangan ini terlihat lebih lebar untuk anak usia SLTP (usia

13-15 tahun).

Persoalan ketiga, angka drop out (DO) masih tinggi. Pada tahun ajaran

2007/2008 angka DO untuk anak SD/MI mencapai 685.967. Selain itu anak yang

lulus SD tetapi tidak mampu melanjutkan ke jenjang SMP juga tinggi, untuk tahun

2007/2008 jumlahnya mencapai 495.261. Tingginya angka DO dan angka lulusan

SD yang tidak melanjutkan ke SMP biasanya adalah karena faktor ekonomi orang

orang tua, sementara itu biaya yang harus dikeluarkan untuk bersekolah tidaklah

murah.

Persoalan keempat, fasilitas pelayanan pendidikan dasar belum tersedia

secara merata. Fasilitas pelayanan pendidikan di daerah pedesaan, terpencil dan

kepulauan yang masih terbatas menyebabkan anak-anak daerah tersebut sulit

mengakses pendidikan dasar.Selain itu masih banyak dijumpai gedung-gedung

Sekolah dasar dan sekolah menengah dalam keadaan rusak dan tak layak huni. Hasil

23

Page 24: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

survey Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2008 menunjukkan

bahwa 57.2 persen gedung SD/ MI dan sekitar 27.3 persen gedung SMP/MTs

mengalami rusak ringan dan rusak berat. Akibatnya para murid terpaksa belajar di

ruangan terbuka, atau menanggung bahaya belajar di dalam gedung yang hampir

roboh.

Persoalan kelima, kualitas pendidikan yang rendah. Sebenarnya kualitas

kepandaian siswa-siswa Indonesia tidaklah kalah dari negara-negara lain. Bukti-nya,

berulang-ulang anak Indonesia menang di arena perlombaan ilmu pengetahu-an di

tingkat internasional seperti di Olimpiade Fisika, dan The First Step to Nobel Prize.

Meski siswa-siswa Indonesia terbilang sering memenangkan perlombaan

internasional, namun secara kualitas ternyata siswa Indonesia masih tertinggal jauh.

Hal ini misalnya terlihat dari survei Trends in International Mathematics and Science

Study (TIMSS). Lembaga ini melakukan survei secara internasional dan

menggunakan metode statistik ketat. Hasilnya lembaga ini menempatkan posisi

Indonesia pada posisi di bawah rata-rata (http://nces.ed.gov/timss/ table07_3.asp).

Pada tahun 2003 dan 2007 hasil TIMSS tidak menunjukkan peningkatan mutu yang

signifikan. Bila nilai rata-rata untuk Matematika adalah 405 (Aljabar) dan 395

(Geometri), Indonesia hanya mampu mencapai angka 397. Begitu juga untuk nilai di

bidang sains, nilai Indonesia hanyalah 428 (Biologi), 421 (Kimia), dan 432 (Fisika)

jauh di bawah nilai rata-rata yang 500.

Secara umum sektor pendidikan di Indonesia ditandai oleh rendahnya kualitas

sumberdaya manusia (SDM), sekitar 58% dari tenaga kerja Indonesia hanya

berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau kurang. Pada saat yang sama, hanya 4% dari

24

Page 25: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Prospek peningkatan kualitas SDM di masa

yang akan datang pun terlihat suram. Menurut Wahyu (2008, Kondisi Seabad

Pendidikan di Indonesia), rata-rata angka partisipasi pendidikan lanjutan dan

pendidikan tinggi masih relatif rendah (56% untuk SLTP, 32% untuk SLTA dan 12%

untuk perguruan tinggi). Mengapa timbul fenomena yang paradoksal seperti ini?

Tampaknya persoalan bukan terletak pada kualitas manusianya namun lebih pada

kualitas dan sistem pendidikan di Indonesia.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hasil pendidikan yang

saat ini disaksikan di negeri tercinta ini. Peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20

% dari APBN dan APBD saja ternyata tidaklah cukup untuk dapat mengangkat

kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya signifikan yang dapat memperbaiki

sistem pendidikan saat ini sangatlah diperlukan. Upaya-upaya tersebut dapat

dilakukan dengan peningkatan sumber daya manusia bidang pendidikan sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Selanjutnya, perbaikan sistem pendidikan juga dilakukan melalui pemenuhan 8

standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan. Bahkan, pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SLTP) terbit pula

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar.

Terbitnya perturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan di atas

diarahkan kepada proses pemberdayaan sumber daya manusia bidang pendidikan di

25

Page 26: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Indonesia. Arah dari pemberdayaan ini sudah sangat jelas, yakni menuju peningkatan

kualitas pendidikan, baik pada proses pendidikan, output pendidikan, maupun

outcome pendidikan.

Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu Pendidikan di

Indonesia diantaranya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru

melalui penataran, diklat, serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu juga diadakan penyempurnaan kurikulum,

penyempurnaan sistem penilaian hasil belajar, memperluas sarana prasarana

pendidikan, meningkatkan dan mengembangan profesional guru, penyusunan dan

pendistribusian pedoman dan petunjuk teknis proses pembelajaran serta

meningkatkan peran serta masyarakat melalui komite sekolah.

Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan

perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan

menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan

perkembangan. Hal ini diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia

yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu

bersaing secara terbuka di era global.

Maksum (2008:2), pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk

mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Pendidikan yang

bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang

profesional, sejahtera, dan bermartabat.

Berdasarkan fenomena di atas, penelitian tentang ”Pengaruh Pelaksanaan

Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan

26

Page 27: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Kualitas Pendidikan (Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)” perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

1. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya

manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan

Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

2. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis.

3. Pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal

sebagai berikut.

1. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber

daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri

dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

27

Page 28: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota

Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

3. Menguji pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan

kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota

Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini teridiri dari kegunaan praktis

dan kegunaan teori yang diuraikan di bawah ini.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada

Pemerintah Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dan

Pemerintah Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis

maupun pihak-pihak terkait, seperti yayasan penyelenggara

pendidikan serta para kepala SMP Negeri dan Swasta dalam

hal

1) melakukan pemberdayaan sumber daya manusia

bidang pendidikan di tingkat satuan pendidikan,

khususnya SMP Negeri dan Swasta;

2) pengelolaan dan pelaksanaan anggaran pendidikan

secara lebih akuntabel sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

28

Page 29: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

1.4.2 Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam

merumuskan kebijakan publik pada organisasi publik sejenis

lembaga pendidikan, khususnya satuan pendidikan dasar

SMP Negeri dan Swasta.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah

2.1.1.1 Pengertian Anggaran

Kegiatan penganggaran merupakan bagian yang sangat penting dari

pengelolaan organisasi, termasuk organisasi atau lembaga pendidikan. Pendidikan

memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Agar

investasi di bidang pendidikan mencapai sasaran yang diharapkan diperlu-kan

pengelolaan yang efektif dan efisien. Kegiatan mengatur penerimaan, peng-

alokasian, dan mempertanggungjawabkan keuangan untuk menunjang pelaksana-an

program pengajaran merupakan manajemen keuangan. Tugas pengelolaan keuangan

dapat dibagi tiga fase yaitu: perencanaan keuangan, implementasi, dan evaluasi.

29

Page 30: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Hansen dan Mowen (2000) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu

metode penerjemahan tujuan dan sasaran organisasi menjadi hal yang operasional.

Lebih tegas lagi Mulyadi (2001) memaparkan bahwa anggaran adalah suatu rencana

kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu

dan satuan ukuran lain. Hal senada dikemukakan Muljono (2002) bahwa anggaran

merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh

kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk

jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Anggaran memiliki peranan penting dalam mempengaruhi perilaku individu-

individu dan kelompok di setiap tingkatan proses manajemen, termasuk 1).

menetapkan sasaran, 2). menginformasikan kepada individu-individu mengenai apa

yang harus diberikan untuk pencapaian sasaran, 3). memotivasi kinerja yang

diinginkan, 4). evaluasi kinerja dan 5). memberikan saran kapan tindakan koreksi

sebaiknya diambil (Carter, 2004). Suatu anggaran merupakan titik fokus dari

keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian. Anggaran membantu manajer

dalam merencanakan kegiatan dan memonitor kinerja operasi serta laba yang

dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban (Shim, 2000).

Anggaran adalah daftar seluruh pengeluaran yang telah direncanakan (Doyle

dan Nolan, 2008: 3). Pada dasarnya, anggaran adalah sebuah dokumen yang

menerjemahkan rencana ke dalam uang. Uang harus digunakan untuk membiayai

kegiatan yang telah direncanakan (pengeluaran), dan uang dibutuhkan untuk

menutup biaya agar pekerjaan bisa diselesaikan (pemasukan). Anggaran adalah

perkiraan mengenai berapa banyak uang yang perlukan untuk mengerjakan program.

30

12

Page 31: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Anggaran diperlukan untuk membantu organisasi dalam hal manajemen

keuangan. Menyusun sebuah anggaran membantu memastikan berapa jumlah uang

yang akan dibutuhkan untuk melakukan rencana kerja. Jika jumlahnya melebihi

perkiraan pemasukan, maka rencana penganggaran juga akan membantu

memperkirakan biaya pokok yang penting dan bisa disesuaikan dengan perkiraan

pemasukan. Anggaran juga membantu organisasi untuk mengelola pengeluaran

melalui siklus proyek atau program. Jika digunakan sebagai acuan, anggaran akan

menunjukan kapan sejumlah uang tertentu dibutuhkan untuk melakukan suatu

kegiatan. Anggaran juga penting bagi akuntabilitas dan transparansi keuangan,

sehingga suatu organisasi akan siap menjawab pertanyaan tentang keuangan jika

mereka sudah punya anggaran yang tepat dan transparan. Anggaran tidak hanya

berfungsi sebagai alat monitoring saja, tetapi juga menunjukkan harapan dan

prioritas dari suatu organisasi atau proyek. Mempunyai anggaran yang seimbang juga

penting bagi keberlanjutan suatu organisasi, karena hal itu menunjukkan bahwa jika

satu sumber pemasukan tidak bisa didapatkan, maka masih ada sumber pemasukan

lain untuk menjalankan organisasi tersebut.

Anggaran bisa dibuat untuk biaya operasional tahunan suatu organisasi atau

bisa juga untuk suatu kegiatan/proyek tertentu. Penyusunan anggaran ini harus

dilakukan setelah suatu organisasi membuat perencanaan strategis dan rencana

kerjanya. Walaupun tampaknya mudah menyusun anggaran untuk keperluan seperti

komputer maupun ruangan kantor, biaya yang sesungguhnya hanya bisa diketahui

dengan perencanaan yang tepat dan terinci dari kegiatan yang riil dilakukan.

31

Page 32: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Penganggaran adalah proses pembuatan anggaran. Penganggaran merupa-kan

penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Hal ini

memainkan peran penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan

keputusan. Namun, penganggaran berbeda dengan program, pertama dari jangka

waktunya program dapat lebih dari satu tahun, sedang anggaran hanya untuk satu

tahun saja, kemudian dari segi cakupannya program dapat mencakup lebih dari satu

pusat pertanggungjawaban sedang anggaran hanya mencakup satu pusat

pertanggungjawaban saja.

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai

anggaran sebagai berikut

1) Sasaran utama dari anggaran adalah penyusunan

rencana kerja yang lengkap yang bersifat kuantitatif dan diukur dengan satuan

mata uang tertentu untuk setiap jenis kegiatan dan setiap jenis kegiatan yang

ada pada suatu organisasi atau perusahaan.

2) Masing-masing rencana kerja dari masing-masing

satuan kerja tersebut satu sama lainnya ataupun secara keseluruhan harus

dapat berjalan serasi.

3) Di dalam penyusunan rencana kerja tersebut perlu

adanya keterlibatan (partisipasi) dari seluruh tingkat manajemen yag ada pada

perusahaan karena anggaran tersebut akan menjadi pedoman bagi semua pihak

dalam perusahaan tentang apa yang harus dilakukan di kemudian hari.

2.1.1.2 Pelaksanaan Anggaran di Tingkat Satuan Pendidikan

32

Page 33: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara

langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut

lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang

menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan meng-

evaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada

masyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupa-kan

potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam

kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu

sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan

belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain.

Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu

disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu

dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal

untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam

rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan

memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing

sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah

keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.

Pengelolaan keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan

pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk

merencanakan (menyusun anggaran keuangan sekolah dan pengembangan RAPBS),

melaksanakan (dibentuk laporan pembiayaan yang menempatkan uang pemasukan

33

Page 34: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

dan uang pengeluaran pada kolom yang saling berdampingan) mengetahui anggaran

yang sebenarnya) serta mempertanggungjawabkannya secara efektif (laporan

bulanan dan triwulan kepada Dinas Pendidikan, Badan Administrasi Keuangan

Daerah) dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, pengelolaan

keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, Mulyasa (2006: 193-194).

Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua

dan masyarakat. Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),

sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat,

baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam maupun di luar

negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk

kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan

pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran

pembiayaan sekolah (RAPBS).

Berkaitan dengan alokasi anggaran/pembiayaan pada sektor pendidikan,

sebagian pembiayaan ditanggung oleh pemerintah dan sebagian lagi oleh masyarakat

dan orang tua siswa. Di sekolah negeri, biaya yang ditanggung pemerintah meliputi

biaya-biaya untuk gaji kepala sekolah, guru dan staf administrasi, pembangunan dan

pemeliharaan gedung, pengadaan perlengkapan dan bahan ajar. Pada sisi lainnya,

orang tua siswa menanggung biaya-biaya untuk kebutuhan siswa, seperti buku, alat

tulis, transportasi, akomodasi, konsumsi dan juga biaya BP3. Sementara itu, di

34

Page 35: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sekolah swasta, hampir semua biaya pendidikan dibebankan kepada orang tua siswa,

dengan pengecualian di mana beberapa pengeluaran ditanggung yang ditanggung

oleh yayasan sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam bentuk subsidi.

Program bantuan operasional sekolah (BOS) adalah program pemerintah

pusat memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia

memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan sebagai penerima

program. Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/Salafi-yah

setingkat SD dan SMP/MTS/SMPLB/Salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun

tahun ajaran (TA) 2005/2006. Kebijakan ini digulirkannya sebagai pro-gram

kompensasi pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) untuk

pendidikan yang disebut BOS.

Biaya pendidikan tingkat sekolah/madrasah telah dirumuskan oleh be-berapa

pakar atau peneliti. Abbas Ghazali (2003) mendefinisikan biaya pendidik-an (BSP)

tingkat sekolah/madrasah sebagai nilai rupiah dari semua sumber daya yang

digunakan oleh sekolah/madrasah untuk menyelenggarakan pendidikan pertahun.

Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap

tahun, sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar

pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaannya, BPS dibedakan menjadi

BSP Inventasi dan BSP Operasional.

1)   Biaya Satuan Pendidikan (BSP)  Inventasi

BSP Inventasi adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk

menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai yang digunakan dalam waktu

35

Page 36: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

lebih dari satu tahun, misalnya untuk pengadaan tanah, bangunan,

buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor.

2)   Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Operasional

BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk

menyediakan sumber daya pendidikan yang habis pakai yang digunakan satu

tahun atau kurang. BSP Opersional mencangkup biaya personal dan biaya non

personal.

a) Biaya personal meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam

Mengajar (KJM), Guru Tidak Tetap (GTT) Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang

lembur dan pengembangan profesi guru (pendidikan dan latihan diklat guru),

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Musyawarah Kerja Kepala

Sckolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok

Kerja Guru (KKG), dan lain-lain.

b) Biaya non personal adalah biaya untuk penunjang Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM). Evaluasi penelitian, perawatan atau pemeliharaan, daya dan jasa,

pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS-BBM

Bidang Pendidikan secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non

personal hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan Departernen Pendidikan

Nasional (BALITBANG DEPDIKNAS ). Namun karena Biaya satuan yang

digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan untuk

membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personal dan biaya

investasi. Perlu ditegaskan bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya

36

Page 37: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

operasional non personal bagi sekolah, bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan

biaya untuk investasi.

Pada dasarnya manajemen anggaran meliputi tiga tahap yaitu (1) peng-adaan

anggaran, (2) penggunaan anggaran, (3) pertanggungjawaban anggaran.

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa sumber-sumber pengadaan anggaran pada

tingkat satuan pendidikan SLTP terdiri atas biaya satuan pendidikan (BSP) investasi

dan operasional. BSP operasional diperoleh melalui berbagai sumber yang

diperbolehkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Salah satu di antaranya adalah

bantuan operasional sekolah (BOS) yang diperoleh dari pusat, dari provinsi, serta

dari APBD kabupaten/kota.

Ahmad Sanusi (2002:91) menyatakan bahwa penggunaan anggaran dan

keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip (1) efisien dalam arti hemat, tidak mewah,

dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) efektif dalam arti terarah

dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, (3) keharusan penggunaan

kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh ini dimungkinkan.

Sementara itu, Turney (1992:130) mengemukakan bahwa sebuah pelaksa-

naan program harus memiliki sifat lentur dengan tetap mengacu kepada peren-canaan

yang telah disusun. Fleksibilitas menurut Turney adalah memodifikasi perencanaan

yang telah disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan

apabila timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Fleksibilitas

juga diperlukan jika terjadi ketidakmenentuan kondisi yang terjadi pada saat

pelaksanaan program kegiatan.

37

Page 38: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Umaedi (2000: 26-28) mengemukakan sejumlah karakteristik pelaksanaan

manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagai berikut.

(1) Proses belajar-mengajar yang efektivitasnya tinggi.

(2) Kepemimpinan sekolah kuat.

(3) Lingkungan sekolah aman dan tertib.

(4) Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.

(5) Memiliki budaya mutu.

(6) Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.

(7) Memiliki kewenangan (kemandirian).

(8) Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.

(9) Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.

(10) Memiliki kemauan untuk berubah.

(11) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.

(12) Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.

(13) Memiliki komunikasi yang baik.

(14) Memiliki akuntabilitas.

(15) Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.

Dari lima belas karakteristik di atas, beberapa di antaranya berkaitan

langsung dengan pelaksanaan anggaran di tingkat sekolah. Katakteristik tersebut

adalah (1) keterbukaan atau transparansi, (2) akuntabilitas, (3) evaluasi dan

perbaikan secara berkelanjutan, (4) responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan,

serta (5) memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan (konsistensi).

Berdasarkan ketiga teori yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pelaksanaan anggaran di tingkat satuan pendidikan SMP harus berada pada

kerangka sebagai berikut.

1) Konsistensi pelaksanaan anggaran

38

Page 39: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2) Efektivitas penggunaan anggaran yang mengandung arti terarah dan

terkendali sesuai dengan rencana.

3) Memiliki fleksibilitas dalam arti memodifikasi perencanaan yang telah

disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan apabila

timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

4) Memiliki akuntabilitas dan transparansi tinggi.

5) Melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutan.

6) Melakukan perbaikan dan pelaporan secara berkelanjutan.

2.1.2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kekayaan yang paling berharga dalam suatu organisasi ialah Sumber Daya

Manusia (SDM). SDM merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah organisasi

yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan program yang berisi

kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM supaya

organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan organisasi.

Untuk mencapai produktivitas yang maksimum, organisasi harus menjamin

dipilihnya tenaga kerja yang tepat dengan pekerjaan serta kondisi yang

memungkinkan mereka bekerja optimal.

Menurut Sedarmayanti dalam Umar (2004:42) ciri-ciri SDM yang produktif

adalah tampak tindakannya konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa

tanggungjawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya, mempunyai pandangan

jauh kedepan, dan mampu menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Tempe

dalam Umar (2004:21) ciri-ciri SDM yang produktif adalah cerdas dan dapat belajar

39

Page 40: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

dengan relatif cepat, kompeten secara profesional, kreaktif dan inovatif, memahami

pekerjaan, belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet

dalam pekerjaan, selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus

terhenti, dianggap bernilai oleh atasannya, memiliki catatan prestasi yang baik, selalu

meninkatkan diri.

Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan atas kata empowering yang pada

awalnya digunakan dalam konteks manajemen bisnis. Istilah ini berkaitan erat

dengan pemindahan atau pendelegasian wewenang (authority) dan kekuasaan

(power) kepada staf pada suatu sistem.

Dalam konteks manajemen umum, istilah pemberdayaan merupakan konsep

yang mengacu kepada cara praktis dan produktif untuk memperoleh hasil terbaik dari

suatu tujuan dengan mengembangkan lebih dari sekedar pen- delegasian agar

kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektif

(Stewart, 1998:23). Pemberdayaan di sini bukan sekedar pelimpahan tugas semata

kepada staf, melainkan juga pelimpahan proses pengambilan keputusan dan

tanggung jawab secara penuh.

Nasution (2004: 172) memberikan definisi lain mengenai pemberdayaan yang

berbunyi ”pemberdayaan dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-

benar berarti, pemberdayaan tidak sekedar hanya memiliki masukan tetapi juga

memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindaklanjuti masukan tersebut apakah

diterima ataukah tidak.”

Abdullah NS (1998: 29) menambahkan rumusan pemberdayaan melalui

tulisannya pada Mimbar Pendidikan dengan ungkapan ”pemberdayaan budaya

40

Page 41: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

organisasi berarti membantu membuat agar organisasi (dalam hal ini lembaga

pendidikan) memiliki budaya organisasi yang lebih kuat atau lebih berdaya dengan

cara menghilangkan sebanyak mungkin hambatan-hambatan dalam meng-

implementasikan visi dari pimpinan organisasi ke arah keadaan yang lebih baik di

masa yang akan datang.”

Dari ketiga konsep rumusan pemberdayaan di atas, dapat disusun sebuah

definisi bahwa pemberdayaan adalah pelibatan seluruh komponen organisasi dalam

melaksanakan visi organisasi (lembaga pendidikan) untuk mencapai posisi yang

lebih baik di masa mendatang melalui pendelegasian secara utuh wewenang,

kekuasaan, dan tanggung jawab kepada staf dalam arti yang sebenarnya, serta dengan

menghilangkan sebanyak mungkin hambatan yang akan muncul dan memberikan

penekanan lebih kuat terhadap nilai-nilai positif.

2.1.2.1 Esensi Pemberdayaan

Manajemen selalu berhubungan dengan wewenang (authority) dan kekuasaan

(power) yang merupakan modal utama untuk menggerakkan sebuah sistem

organisasi. Wewenang dan kekuasaan ini kemudian melahirkan berbagai aturan,

prosedur, perintah, dan sebagainya yang digunakan untuk mengefektifkan lajunya

roda organisasi guna mencapai tujuan secara maksimal. Berbagai teori manajemen

tentang tugas dan fungsi seorang manajer selalu bersumber dari kedua aspek ini

(Stewart, 1998: 16).

Akan tetapi, kekuasaan dan wewenang sangat tampak tidak memper-

timbangkan sisi kemanusiaan sebagai pelaksana laju dan perkembangan sebuah

organisasi. Stewart (1998: 18) bahkan mengemukakan bahwa sebagian besar gaya

41

Page 42: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

manajemen lama yang bertumpu pada manajer yang mempunyai wewenang dan

kekuasaan untuk memerintahkan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan

cepat dan tepat ternyata sering memiliki kendala kemanusiaan yang menjauhkan

hubungan komunikasi interpersonal dan antarpersonal dalam manajemen tersebut.

Para staf lebih banyak bertindak menunggu perintah dari atasan daripada bertindak

sendiri sesuai dengan aturan secara kreatif. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya

pendekatan lebih manusiawi dalam menggerakkan laju dan perkembangan organisasi

sehingga tujuan-tujuan dapat tercapai dengan cepat, tepat, serta komunikasi berjalan

secara maksimal.

Lebih lanjut, Stewart (1998: 17) mengemukakan bahwa pemberdayaan pada

dasarnya bermaksud meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah, dan lain-lain

yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-hambatan sebanyak mungkin

guna membebaskan organisasi dan orang-orang yang bekerja di dalamnya,

melepaskan mereka dari halangan-halangan yang hanya memperlamban reaksi dan

merintangi aksi mereka.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan tidak

pelak lagi akan mengakibatkan berkurangnya sebagian wewenang dan kekuasaan

para manajer. Akan tetapi, seorang manajer berwibawa akan selalu memiliki

pengetahuan dan pengalaman untuk membimbing, memberi nasihat, dan membantu

staf dalam mengambil keputusan sendiri berdasarkan bimbingan yang diberikannya.

Manajer seperti itu akan mampu memastikan bahwa stafnya ber-tindak tepat tanpa

perlu membuat daftar peraturan yang panjang ataupun perintah-perintah yang keras.

42

Page 43: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Manajer yang memiliki kewibawaan akan lebih mendukung kreativitas dan aktivitas

staf daripada memerintah mereka. Kewibawaan semacam itu tidak akan pernah

lenyap karena mampu memberdayakan stafnya.

Pada dasarnya, pengembangan sekolah sangat bergantung kepada pola

manajemen yang diterapkan di dalamnya serta komitmen seluruh komponen terhadap

sasaran mutu. Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196) mengemukakan bahwa

secara esensial, pemberdayaan mencakup aspek-aspek operasional sebagai berikut.

a. Fokus pada pelanggan, mengandung makna bahwa tujuan utama organisasi adalah untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan melalui suatu cara pelayanan yang bernilai.

b. Memiliki obsesi terhadap kualitas, mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya.

c. Memiliki pemahaman terhadap struktur pekerjaan, artinya setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai guru sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

d. Mengembangkan kebebasan yang terkendali, yang mengandung makna bahwa guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Pengembangan kebebasan di sini mengandung makna sebagai upaya guru dalam memenuhi atau melampaui harapan pelanggannya.

e. Memiliki kesatuan tujuan, yang mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.

f. Mencari kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja.

g. Mengembangkan kerja sama tim. Prinsip ini didasarkan kepada keyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu.

h. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Dalam era teknologi informasi dan teknologi tinggi, mesin yang paling penting dalam

43

Page 44: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

lingkungan kerja adalah pikiran manusia. Oleh karena itu, belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengembangan mutu pelayanan sekolah.

2.1.2.2 Pelibatan dan Pemberdayaan Warga Sekolah

Memberdayakan sesuatu pada hakikatnya merupakan perubahan budaya.

Pemberdayaan tidak akan pernah berjalan jika seluruh budaya sekolah (atau

organisasi apa pun) tidak berubah secara mendasar. Sekecil apa pun budaya yang

mampu mendukung beberapa jenis perubahan dalam sikap dan praktek sangat

diperlukan bagi pemberdayaan yang efektif. Di samping itu, perubahan iklim juga

diperlukan untuk dapat mengembangkan proses pemberdayaan.

Nasution (2004: 174) mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan

kunci utama dalam motivasi dan produktivitas. Seorang guru atau staf tata usaha

yang merasa dirinya dihargai dan memiliki kontribusi akan berkembang secara

pribadi dan profesional sehingga kontribusinya bagi lembaga dapat dimaksimal-kan.

Di samping itu, pelibatan dan pemberdayaan ini akan membantu para staf dan guru-

guru dalam mengembangkan dirinya sendiri, saling membantu, dan membantu

sekolah sehingga akan timbul pula rasa memiliki terhadap pekerjaan yang sedang

digarapnya yang pada akhirnya akan mengarah kepada keinginan staf yang lebih

besar dalam mengambil keputusan, menanggung resiko dalam upaya perbaikan, dan

menyampaikan ketidaksetujuannya.

Untuk memicu inisiatif warga sekolah diperlukan lingkungan dan kondisi

yang kondusif. Agar lingkungan itu terbentuk, Nasution (2004: 179) menjelaskan

bahwa kepala sekolah sebagai manajer harus melakukan hal-hal sebagai berikut ini.

a. Mempercayai kemampuan staf dan guru-guru untuk mencapai keberhasilan.

44

Page 45: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

b. Bersifat sabar dan memberikan waktu kepada guru-guru dan staf untuk belajar.

c. Memberikan bimbingan dan pengarahan yang jelas dan sistematis.

d. Mengajarkan keterampilan baru kepada staf dan guru-guru dalam langkah-langkah yang sederhana dan mudah dipahami.

e. Mengajukan pertanyaan yang menantang kepada guru-guru dan staf sekolah untuk berpikir dengan cara baru.

f. Membagi informasi dengan seluruh komponen sekolah untuk menjalin hubungan yang lebih lancar.

g. Memberikan umpan balik yang tepat waktu dan dapat dipahami serta membantu mereka selama proses belajar.

h. Menawarkan berbagai alternatif untuk melaksanakan tugas.

i. Menunjukkan sense of humor dan perhatian terhadap staf dan guru-guru.

j. Berfokus pada hasil dan menghargai perbaikan pribadi.

2.1.3 Peningkatan Kualitas Pendidikan

2.1.3.1 Pengertian Kualitas

Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti

‘sebagaimana kenyataannya’. Definisi kualitas secara internasional (BS EN ISO

9000, 2000) adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang me-

lekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4). Sedangkan menurut American

Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karak-teristik barang

atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92).

45

Page 46: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam inter-

pretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai

‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang

memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming

berpendapat kualitas adalah ‘mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen

secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan’. Filosofi Deming

membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106).

Philip Kotler (2000:329-333) mengemukakan tentang delapan dimensi

kualitas yang terdiri atas: (1) kinerja (performance): karakteristik operasi suatu

produk utama, (2) ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), (3) kehandalan

(reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4) kesesuaian

dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5) daya tahan (durability), (6)

kemampuan melayani (serviceability) (7) estetika (estethic): bagaimana suatu produk

dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8) ketepatan kualitas yang dipersepsikan

(perceived quality).

Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk di-

pahami dan disepakati. Dewasa ini kata kualitas mempunyai beragam interpretasi,

tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya.

Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar:

organisasi, kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan

komunikasi (Dale, 2003:4).

Definisi tentang kualitas selalu terkait dengan produk. Yang menjadi

pertanyaan selanjutnya adalah apakah produk pendidikan itu? Pertanyaan itu penting

46

Page 47: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

untuk diajukan karena untuk mengetahui pendidikan itu berkualtias atau tidak maka

kita perlu tahu produk pendidikan itu sendiri? Pendidikan itu adalah jasa atau

pelayanan (service) dan bukan produksi barang. Pemahaman karakteristik kualitas

jasa lebih sulit untuk didefinisikan daripada kualtias produk fisik.

Untuk itulah, perlu dipahami beberapa perbedaan produksi jasa dan produksi

barang. Philip Kotler (2000:362) menjelaskan enam macam perbedaan jasa

pelayanan dibandingkan dengan produksi barang sebagai berikut.

1) Pertama, jasa pelayanan biasanya terjadi kontak langsung antara

penyedia jasa dengan pengguna akhir, maka kualitas jasa bergantung pada

orang yang memberikan pelayanan dan orang yang menerima pelayanan.

2) Kedua, jasa harus diberikan secara tepat waktu karena pelayanan

dikonsumsi secara langsung pada saat jasa itu diberikan. Kontrol kualtias jasa

dilakukan sebelum dan selama jasa tersebut diberikan. Adanya kontak

langsung tersebut memungkinkan adanya evaluasi dan feedback yang

merupakan sarana utama untuk mengukur kepuasan pelanggan.

3) Ketiga, jasa pelayanan tak dapat ditambal sulam atau diperbaiki. Oleh

karena itu, penting sekali untuk ditetapkan standar pelayanan dari tahap awal.

Selain itu, dalam memberikan pelayanan memungkinkan untuk terjadinya

kesalahan manusia.

4) Keempat, jasa pelayanan berkaitan dengan masalah-masalah yang

tidak kelihatan sehingga sulit sekali untuk menggambarkan seperti apa

keinginan pelanggan. Dalam jasa pelayanan lebih banyak menyangkut proses

daripada hasil akhirnya.

47

Page 48: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

5) Kelima, jasa pelayanan biasanya diberikan secara langsung kepada

pelanggan oleh pengawai yunior, sedangkan pegawai senior berada jauh dari

pelanggan. Oleh karena itu, pegawai yunior terutama yang digarda depan

(front line) harus dimotivasi untuk selalu memberikan pelayanan terbaiknya.

6) Keenam, sangat sulit untuk mengukur keberhasilan output dan

produk-tivitas jasa pelayanan. Satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan

adalah kepuasan pelanggan. Dalam hal ini ukuran-ukuran yang tidak tampak

merupkan faktor kesuksesan yang penting seperti perhatian, kesopanan

keramahtamahan, dan pemberian bantuan.

Karena satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan adalah kepuasan

pelanggan, kinerja kualitas pendidikan dapat diukur dari tingkat kepuasan pelanggan.

2.1.3.2 Kualitas Pendidikan

Sallis dan Jones (2002: 106) mengemukakan bahwa kualitas memiliki dua

konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut

sesuatu (barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna.

Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Dalam konsep ini kualitas

mirip dengan suatu kebaikan, kecantikan, kepercayaan yang ideal tanpa ada

kompromi. Kualitas dalam makna absolut adalah yang terbaik, tercantik, terpercaya.

Bila dipraktikkan dalam dunia pendidikan, konsep kualitas absolut ini bersifat elitis

karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas

tinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu

membayarnya.

48

Page 49: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Dalam konsep relatif, kualitas bukan merupakan atribut dari produk atau jasa.

Sesuatu dianggap berkualitas jika barang atau jasa memenhii spesifikasi yang

ditetapkan. Oleh karena itu, kualitas bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan

sebagai alat ukur atas produk akhir dari standar yang ditentukan.

Dalam konsep relatif, produk yang berkualitas adalah yang sesuai dengan

tujuannya (fit for their purpose). Definisi kualitas dalam konsep relatif memiliki dua

aspek, yaitu dilihat dari sudut pandangn produsen maka kualitas adalah mengukur

berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan dan dari sudut pandang pelanggan maka

kualitas untuk memenuhi tuntutan pelanggan.

Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal.

Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan lainnya.

Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan

sekunder, dan pelanggan tersier. Pelanggan eksternal eksternal primer adalah peserta

didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin

pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja, pemerintah, dan

masyarakat luas.

Dalam konsep relatif kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi

pelanggannya baik pelanggan internal maupun eksternal. Namun, berdasarkan

perkembangan paradigma baru pendidikan, kualitas pendidikan seharusnya juga

diukur dari sisi pelanggan internal yang tak lain adalah kepala sekolah, guru, tenaga

kependidikan lain hingga pegawai tata usaha sekalipun.

Dari sudut pelanggan eksternal primer ada baiknya mengutip uraian Pusat

Kurikulum (2003: 24) yang mengemukakan bahwa pendidikan berkualitas adalah

49

Page 50: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi: pertama, pembelajar

sepanjang hayat, kedua, komunitkator yang baik dalam bahasa nasional dan

itnernasional, ketiga, berketerampilan teknologi untuk lalapangan kerja dan

kehidupan sehari-hari, keempat, siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks,

pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, kelima, menjadi warga negara

yang bertanggung jawab secara sosial, politik, dan budaya.

Dari sudut pandang internal tentu saja pendidikan berkualitas adalah yang

memungkinkan tenaga pengajar dan staf lainnya mampu berkembang baik secara

fisik maupun psikis. Berkembang secara fisik antara lain mendapatkan imbalan

finansial dan kesejahteraan hidup secara layak, sedangkan perkembangan secara

psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan

kemampuan, bakat, dan kreativitasnya. Tenaga pengajar dan staf juga akan merasa

puas bila suasana kerja atau budaya kerja di sekolah mendukung.

Pendidikan adalah jasa sehingga kontrol sebelum pelayanan diberikan kepada

pengguna akhir harus menjadi perhatian utama. Untuk menghasilkan pendidikan

berkualitas maka program pendidikan harus dipersiapkan secara baik. Oleh karena

itu, sistem pendidikan ktia harus direformasi secara besar-besaran baik dari

perencanana, pelaksanaan, penilaian dan lain-lain.

Menurut Abdul Rohman (000000, dalam http://www.datafilecom.co.cc

/000000/10/mbs-untuk-meningkatkan-kualitas.html) terdapat beberapa kondisi yang

di-perlukan untuk suksesnya perencanaan pendidikan, yaitu (1) adanya komitmen

politik pada perencanaan pendidikan, (2) perencanaan pendidikan harus tahu betul

apa yang menjadi hak, tugas dan tanggung jawabnya, (3) harus ada perbedaan yang

50

Page 51: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

tegas, antara area politis, teknis, dan administratif pada perencanaan pendidikan, (4)

perhatian lebih besar diberikan pada penyebaran kekuasaan untuk membuat

keputusan politis dan teknis, (5) perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan

kebijakan dan prioritas pendidikan yang terarah, (6) tugas utama prencanaan

pendidikan adalah pengembangan secara terarah dan memberikan alternatif teknis

sebagai sarana untuk mencapai tujuan politis pendidikan, (7) harus mengurangi

politisasi pengetahuan, (8) harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik

terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan, (9) administrator

pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan

pendidikan, dan (10) ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek

pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja sama yang saling menguntungkan

antara pemerintah-swasta-universitas yang memegang otoritas pendidikan.

Slamet (1999: 56) memberikan karakteristik pendidikan bermutu dengan

tanda-tanda (1) ketepatan waktu pelayanan, (2) akurasi pelayanan, (3) kesopanan dan

keramahan (unsur menyenangkan pelanggan), (4) bertanggung jawab atas segala

keluhan (complain) pelanggan, (5) kelengkapan pelayanan, (6) kemudahan

mendapatkan pelayanan, (7) variasi layanan, (8) pelayanan pribadi, (9) kenyamanan,

dan (10) ketersediaan atribut pendukung.

Sementara itu, Sudarwan Danim (2006:97) dengan merujuk kepada pendapat

Edward Sallis, mengidentifikasi ciri-ciri sekolah bermutu yang mengembangkan

kualitas pendidikan sebagai berikut.

1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan

komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.

51

Page 52: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya.

4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.

5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya.

6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.

8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.

9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal.

10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai

jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai

suatu keharusan.

Pemerintah Republik Indonesia, membatasi kualitas pendidikan tersebut

dengan mengacu kepada pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 yang meliputi (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi

lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan

prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan;dan (8) standar penilaian

pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ini

menyebutkan bahwa ”Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan

pendidikan nasional yang bermutu” (pasal 3) dan ”Standar Nasional Pendidikan

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat” (pasal 4).

52

Page 53: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Proses penjaminan mutu pendidikan berdasarkan PP Nomor 19/2005 di atas,

dengan memperhatikan peraturan-peraturan menteri pendidikan nasional yang

menyertainya, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1

Proses Penjaminan Mutu Pendidikan

2.1.4 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang dilakukan berkenaan dengan permasalahan

penggunaan anggaran pendidikan menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat

antara proses pelaksanaan anggaran pendidikan yang terdapat pada APBS maupun

dana-dana subsidi lainnya serta pemberdayaan sumber daya sekolah dalam

peningkatan kualitas pendidikan.

Syamsuddin (1999, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara,

Medan) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pembiayaan Pendidikan

terhadap Mutu Hasil Belajar melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah

Menengah Pertama di Kabupaten Asahan tahun 1999”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengarih biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui

mutu proses belajar mengajar pada SMP di Kabupaten Asahan. Hasil penelitian

53

STANDAR(SNP)STANDAR

(SNP)

INPUT (Peserta Didik)INPUT

(Peserta Didik)

PROSEDUR di Tingkat SekolahPROSEDUR di

Tingkat Sekolah

Tindak lanjut memeriksa dan meningkatkan

produk (siklus)

PROSESPROSESKONSISTENSI

KUALITAS PRODUKKONSISTENSI KUALITAS PRODUK

Page 54: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap

mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Model kedua

menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar

dengan variasi terjelaskan dalam R2. Pada model ketiga mutu proses belajar mengajar

berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan

dalam R2. Sedangkan pada mode keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan

terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif. Akan tetapi, biaya pendidikan

berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu

proses belajar mengajar. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa mutu proses

belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian.

Khoiruddin Syaiful Rahman (2009, Program Studi Magister Manajemen,

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang) melakukan penelitian

dengan judul ”Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap

Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada

Yayasan Ponpes MTs – MA NU Assalam dan MTs – MA NU Muallimat di Kudus)”.

Peneliti memiliki anggapan bahwa pemberdayaan karyawan perlu mendapatkan

perhatian serius karena pemberdayaan mencerminkan keyakinan karyawan terhadap

kemampuan dirinya sendiri. Proses pemberdayaan di dalam perusahaan dapat

dikatakan berhasil bila kinerja karyawan baik. Karyawan yang memiliki kinerja

tinggi memperlihatkan keinginan yang kuat untuk mengeluarkan energi ekstra demi

peningkatan kinerjanya dan juga kinerja perusahaan. Proses pemberdayaan tidak

akan berjalan dengan baik tanpa didukung locus of control dan kepercayaan yang

saling mendukung satu sama lain. Pengambilan sample dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode sensus dan jumlah sample yang diambil dari tiap bagian

54

Page 55: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

adalah berjumlah 145 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan

adalah Structural Equation Modelling (SEM). Dari hasil analisis data dapat diketahui

bahwa kedua variabel locus of control dan kepercayaan berpengaruh terhadap

pemberdayaan karyawan dan kinerja karyawan. Sedangkan variabel yang

mempunyai pengaruh paling besar adalah kepercayaan.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama di masa depan apabila kita

ingin menghindarkan diri sebagai salah satu negara terbelakang dan agar dapat turut

berperan penting dalam percaturan dunia internasional. Banyak negara yang

memfokuskan ekonominya pada eksploitasi sumber daya alam akhirnya gagal

membuat rakyatnya sejahtera. Indonesia termasuk dalam deretan negara seperti ini.

Untuk konteks Indonesia, kegagalan ini bukan karena kekayaan yang dieksploitasi

tidak laku dipasaran, tetapi akibat sumber daya alam yang besar itu tidak dikelola

sendiri namun meminta pertolongan kepada pihak luar, sehingga keuntungannya pun

tidak sepenuhnya milik Indonesia. Itu artinya, berapapun besarnya kekayaan bumi

Indonesia, jika masyarakatnya tidak terdidik, mimpi kesejahteraan tidak akan pernah

terwujud, kalah dari negara yang hanya punya pendidikan yang bagus, meski sumber

55

Page 56: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

daya alamnya sedikit. Dan Singapura membuktikan itu dengan menjadi mitra

Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya minyak meski mereka tidak punya

ladang minyak sendiri.

L.C. Solmon dalam tulisannya yang berjudul The Quality of Education

(Psacharopaulos, 1987:53) menyatakan bahwa untuk memahami kualitas pen-didikan

dari sudut pandang ekonomi diperlukan pertimbangan tentang bagaimana kualitas itu

diukur. Dalam hubungan ini terdapat beberapa sudut pandang dalam mengukur

kualitas pendidikan yaitu: (1) pandangan yang menggunakan pengukuran pada hasil

pendidikan (sekolah atau college), (2) pandangan yang melihat pada proses

pendidikan, dan (3) pendekatan teori ekonomi yang menekankan pada akibat positif

pada siswa atau pada penerima manfaat pendidikan lainnya yang diberikan oleh

institusi dan atau program pendidikan.

Sudut pandang tersebut di atas, masing-masing punya kelemahnnya sendiri-

sendiri, namun demikian pengukuran di atas tetap perlu dalam melihat masalah

kualitas pendidikan, yang jelas diakui bahwa masalah peningkatan kualitas

pendidikan bukanlah hal yang mudah sebagaimana diungkapkan oleh Stanley J.

Spanbauer (1992:49) “Quality improvement in education should not be viewed as a

“quick fix process”. It is a long term effort which require organizational change and

restructuring”. Ini berarti bahwa banyak aspek yang berkaitan dengan kualitas

pendidikan, dan suatu pandangan komprehensi mengenai kualitas pendidikan

merupakan hal yang penting dalam memetakan kondisi pendidikan secara utuh,

meskipun dalam tataran praktis, titik tekan dalam melihat kualitas bisa berbeda-beda

sesuai dengan maksud dan tujuan suatu kajian atau tinjauan.

56

Page 57: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Kualitas pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia

merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan

baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil

pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan mempunyai kontinum dari rendah

ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan

sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel

terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi,

kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Sallis

(2006:30-31) menyatakan:

“ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut”

Pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang

pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas

pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam hubungan

dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley

tahun 1989 (Mintarsih Danumihardja 2004 : 6) menyatakan bahwa factor guru,

waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan

kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di

sekolah menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan

57

Page 58: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan

kualitas pendidikan.

Sementara itu Nanang Fatah (2000:90) mengemukakan upaya peningkatan

mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga factor utama

yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga

kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) Mutu proses belajar mengajar yang

mendorong siswa belajar efektif; dan (3) Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan,

sikap keterampilan, dan nilai-nilai. Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar

mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang

dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan

semua ini tentu saja memerlukan sumberdaya pendidikan termasuk biaya.

Berdasarkan pemikiran tersebut dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran

tingkat sekolah dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta di kota dan kabupaten Kendal

Gorowong Karang Tumaritis.

2.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Sumber daya pendidikan terdiri atas kepala sekolah, guru, dan tenaga

kependidikan lainnya. Sumber daya pendidikan ini merupakan agen-agen penting

yang berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan. Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak untuk

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam di masyarakat. Kemajuan ilmu

58

Page 59: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai

keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam

pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus

menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa lebih kompetitif. Era

globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di

segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah

profesi guru sebagai tenaga pendidik. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat

global, tugas guru sebagai tenaga pendidik juga dituntut profesional dalam bidangnya

(Education International, 1998: 112).

Tenaga pendidik yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi

kebudayaan, melinkan juga mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang

dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas

yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi

pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi

masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah,

pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang

meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang

kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan

kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral,

sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan

pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan

yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika

disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya

mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar.

59

Page 60: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi

sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi

pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang

efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam

kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada

kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan

salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan.

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki

keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju

kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi

dan meningkatkan daya saingnya.

Analisis penelitian ini mendasarkan pada teori pemberdayaan SDM sesuai

dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju terciptanya SDM

yang unggul dan kompetitif dimulai dari peningkatan kualitas kinerja tenaga

pendidik yang profesional. Pemberdayaan (empowerment) mengandung dua pe-

ngertian, yaitu: (1) to give power to (memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan,

mendelegasikan otoritas pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk memberi

kemampuan) (Oxford English Dictionary).

Berdasarkan pemikiran tersebut diduga terdapat pengaruh pemberdayaan

sumber daya sekolah yang terdiri atas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta yang berada

di wilayah kota dan kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

60

Page 61: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan

paradigma baru manajemen pendidikan yang difokuskan pada mutu itu sendiri,

otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini

diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu

(Wirakartakusumah, 1998).

1) Mutu

Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat

diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh

argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai

agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan

konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan

kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses dan hasil

belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa

berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut

atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk atau hasil dan

jasa tersebut.

2) Otonomi

Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya

mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling

tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti

dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/staf non

61

Page 62: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar

akademik. Dalam penerapannya di sekolah, misalnya, paling tidak bahwa

guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mem-punyai

otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi

di atasnya.

3) Akuntabilitas

Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan

output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut

kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan

dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan

kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi

(keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk

penggunaan semua sumberdayanya.

4) Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu pengendalian dari luar melalui proses

evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil

akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi

lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa

yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan independen

yang berwenang. Di Indonesia pelaksanaan akreditasi pendidikan untuk

Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan

sekolah-sekolah menengah ke bawah oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS).

5) Evaluasi

62

Page 63: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan

memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat,

serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi,

kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan

keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau

eksternal. Suatu evaluasi akan lebih bermanfaat bila dilakukan secara

berkesinambungan. Salah satu evaluasi terpenting dalam pendidikan adalah

evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan bertahap dan terus menerus atas

seluruh komponen-komponen pendidikan.

Kelima paradigma pendidikan di atas merupakan standar untuk tercapai-nya

kualitas pendidikan, baik di tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah

hingga ke perguruan tinggi. Pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya

manusia seluruhnya mengacu kepada kelima komponen di atas. Dengan demikian

dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia

dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah.

Hubungan pengaruh ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut.

63

Pelaksanaan Anggaran (X1)Mardiasmo (2005:67-68)

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan (X2)

Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196)

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

(Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005)

H1

H2

H3

Page 64: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis alternatif

sebagai berikut.

H1 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran terhadap peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis.

H2 : Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

H3 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya

manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada

SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis.

64

Page 65: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pelaksanaan

anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas

pendidikan. Hal yang dijadikan objek penelitian adalah permasalahan peningkatan

kualitas pendidikan dikaitkan dengan pelaksanaan penganggaran serta pemberdayaan

sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal

Gorowong Karang Tumasritis.

3.1.1 Tempat Penelitian

65

Page 66: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah serta memperhatikan

tujuan penelitian yang dikembangkan pada Bab I, maka penelian ini akan

dilaksanakan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di wilayah kabupaten dan kota

Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Jumlah SMP yang dijadikan populasi

penelitian ini seluruhnya adalah 260 sekolah yang terdiri atas 153 SMP Negeri dan

107 SMP Swasta yang berada di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang

Tumasritis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Sebuah penelitian, bagaimanapun peliknya, memiliki batas waktu tertentu

serta penjadwalan yang seharusnya dilaksanakan secara konsisten. Penelitian atas

pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya sekolah terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis pada tahun 000000-

000000 ini dilaksanakan selama enam bulan dengan alokasi waktu sebagai berikut.

Tabel 3.1

Jadwal pelaksanaan penelitian

No Jenis KegiatanPelaksanaan Bulan ...

Keterangan1 2 3 4 5 6 7

1 Perencanaan Judul

2Pengajuan Proposal Penelitian

3 Seminar Proposal

4Penyusunan Instrumen Penelitian

5 Uji Coba Instrumen

6 Revisi Instrumen

7Pengajuan Izin Penelitian

8 Pengumpulan Data

66

49

Page 67: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

9 Pengklasisfikasian Data

10Analisis dan Interpretasi Data Hasil Penelitian

11 Penulisan Laporan

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian memandu peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian

akan dilakukan, dengan alat apa dan prosedur yang bagaimana. Dalam penelitian

tentang ”pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia

terhadap peningkatan kualitas pendidikan” ini digunakan metode deskriptif. Metode

deskritif adalah suatu metode penelitian atas kelompok manusia, objek, set kondisi,

sistem pemikiran, ataupun peristiwa sekarang. Penelitian deskritif memberikan

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Penelitian survey menitikberatkan pada penelitian yang rasional yakni

mempelajari hubungan antarvariabel sehingga baik secara langsung atau tidak

langsung hipotesis penelitian bisa senantiasa dipertanyakan. Tujuan survey dapat

merupakan pengembangan data sederhana bersifat menerangkan atau menjelas-kan,

yakni mempelajari tentang fenomena sosial dengan cara meneliti hubungan variabel

penelitian. Survey juga dapat menjadi alat bantu penyelidikan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau

suatu daerah yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembenaran. Di samping itu,

metode deskripsi survey juga dapat digunakan untuk penyelidikan untuk menguji

hipotesis.

67

Page 68: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui berapa besar pengaruh

antara variabel yang satu terhadap variabel yang lain, baik secara sendiri-sendiri

maupun secara bersama-sama.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Pokok permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel bebas

berupa Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Pendidikan (X2) serta variabel terikat Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y).

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) mendefinisi-kan

secara operasional variabel penelitian; (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c)

menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan (e) melakukan

pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang diteliti. Singarimbun (2003:46-47) memberikan pengertian tentang

definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara

mengukur suatu variabel. Definisi operasional dapat juga dikatakan sebagai

informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan

variabel yang sama. Dengan demikian, definisi operasional dalam sebuah penelitian

harus dapat diukur dan spesifik serta dapat dipahami oleh orang lain.

Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, variabel penelitian ini

dapat didefinisikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

68

Page 69: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pelaksanaan Anggaran (X1)

(Ahmad Sanusi, 2002:91; C. Turney, 192:

130; dan Umaedi, 2000:

26-28)

Konsistensi Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Ordinal

Efektivitas Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan.

Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

Ordinal

Fleksibilitas Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.

Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan.

Ordinal

Akuntabilitas dan Transparansi

Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ordinal

Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan berkesinambungan oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.

Ordinal

Evaluasi penggunaan anggaran dilaku-kan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.

Ordinal

Perbaikan dan Pelaporan

Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbang-kan kondisi dan situasi yang berlangsung.

Ordinal

Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester,

Ordinal

69

Page 70: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

dan pada akhir tahun pelajaran.

Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Sekolah (X2)

Scholtes dalam Nasution (2004:

195-196)

Fokus pada pelanggan

Memberikan pelayanan pendidikan terbaik dan maksimal.

Ordinal

Obsesi terhadap kualitas

Secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu.

Ordinal

Pemahaman terhadap struktur pekerjaan

Memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/ kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Ordinal

Kebebasan yang terkendali

Peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.

Berusaha menemukan inovasi pembel-ajaran bagi kepentingan peserta didik.

Ordinal

Kesatuan tujuan Memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah.

Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.

Ordinal

Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem

Mencari dan menemukan kesalahan-kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja.

Ordinal

Kerja sama tim Berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu.

Ordinal

Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

Dilakukan kegiatan pelatihan dan pembelajaran secara terus-menerus untuk pengembangan mutu pelayanan sekolah.

Ordinal

Peningkatan Kualitas

Pendidikan (Y)

(Peraturan Pemerintah Nomor 19

Pencapaian Standar Isi

Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan indikator-indikator berikut.

a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP se-suai dengan

Ordinal

70

Page 71: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

Tahun 2005) kondisi sekolah, ke-butuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa.

b. Sekolah menyelenggarakan pengembangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain).

c. Secara bertahap sekolah memasuk-kan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembang-an lembaga pendidikan.

d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaikinya dari tahun ke tahun.

(1) Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan perangkatnya sesuai dengan perkembangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa.

Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006.

Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya).

(a) Bahasa Indonesia

(b) Bahasa Inggris

(c) Matematika

(d) IPA

Ordinal

Pelaksanaan Standar Proses

Setiap guru di sekolah menunjukkan peningkatan dalam melakukan peren-canaan proses pembelajaran, pelaksana-an proses

Ordinal

71

Page 72: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Terjadi peningkatan kualitas dan kuan-titas pada pelaksanaan proses pembel-ajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta mem-berikan ruang yang cukup bagi pra-karsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kom-petensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai aktivitas (mengikuti pendidik-an dan pelatihan berkelanjutan, meng-ikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah.

Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya.

Ordinal

Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran meliputi perabot, peralat-an pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang di-perlukan untuk menunjang proses pem-belajaran yang teratur dan berkelanjut-an.

Ordinal

72

Page 73: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya. Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Pencapaian Standar Pengelolaan

Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini.

a. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus.

b. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.

c. Efektivitas dan efisiensi pember-dayaan struktur organisasi satuan pendidikan.

d. Pembagian tugas di antara pen-didik.

e. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.

f. Pelaksanaan peraturan akademik.

g. Pelaksanaan tata tertib satuan pen-didikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kepen-didikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

h. Pengembangan kode etik hubung-an antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan

Ordinal

73

Page 74: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Variabel Dimensi Indikator Skala

pendidikan dengan masyarakat.

i. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan.

Pemenuhan Standar Pembiayaan

Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidik-an guru dan tenaga tata usaha).

Ordinal

Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan

Terdapat peningkatan kualitas pelak-sanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pen-didikan.

Ordinal

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian yang disusun berdasarkan hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut.

74

r y x1

r y x2

R2 y.x1.x2

Pelaksanaan Anggaran Sekolah

(X1)

Pemberdayaan Sumber Daya Sekolah (X2)

Peningkatan Kualitas Pendidikan

(Y)

Page 75: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Keterangan:

= Berpengaruh secara Simultan

= Berpengaruh secara Parsial

3.5 Sumber Data

Sumber data mengacu kepada populasi penelitian serta penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian. Populasi menurut Husaeni adalah semua nilai baik

melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu

mengenai objek yang lengkap dan jelas. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi,

maka populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak terbatas (tak

terhingga), dan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.

Menurut Sugiyono (2004:4) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang menggunakan seluruh populasi disebut sampel total atau

sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil, untuk anggota

populasi yang relatif besar bisa mengambil sampel sebagian dari anggota populasi

sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaga pendidikan SMP

Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis yang

seluruhnya berjumlah 260 sekolah dan terdiri atas 153 SMP negeri serta 107 SMP

swasta sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Populasi Penelitian

75

Page 76: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. WilayahJumlah SMP

JumlahNegeri Swasta

1 Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis

118 88 206

2 Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis

35 19 54

JUMLAH 153 107 260

Mengingat jumlah populasi sekolah yang digunakan pada penelitian ini relatif

banyak, maka diperlukan pengambilan sampel penelitian. Teknik peng-ambilan

sampel ini penting sekali dilakukan karena sampel adalah merupakan dari sebagian

karakteristik yang dimiliki populasi. Bila populasi dibesarkan maka penelitian akan

menggunakan sampel yang berlaku untuk populasi, teknik pengambilan sampel ini,

sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2004:56-60) terdiri atas teknik sebagai

berikut.

1) Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi itu dipilih menjadi anggota.

Sampel teknik ini meliputi sampel random sampling, dan cluster

sampling/sampling daerah.

2) Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang memberikan

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi sampling simetris, sampling

76

Page 77: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

kuota, sampling aksidental, purposive, dan sampling jenuh atau snoball

sampling.

Teknik pengumpulan data dengan responden kepala SMP Negeri dan Swasta

yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis ini

menggunakan teknik sampling berupa probability sampling, yaitu teknik sampling

yang mem-berikan peluang yang sama bagi semua anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004: 92). Metode pengambilan sampel yang

diguna-kan adalah stratified random sampling di mana populasi mempunyai anggota

yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Ukuran populasi (N) adalah jumlah SMP Negeri dan Swasta yang berada di

wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Untuk

menghindari kurangnya respon dari responden terhadap jawaban kuesioner yang

disediakan, jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Rachmad (1964; 99) sebagai berikut.

n =

Keterangan:n = Ukuran sampelN = Ukuran Populasid = Presisi yang ditetapkan (yaitu 0,1)1 = Angka konstanta

n = = 72,22

= 72 responden

Rancangan sampel dilakukan secara proporsional dengan proporsional

random sampling, dengan cara menyebarkan angket kepada SMP Negeri dan Swasta

77

Page 78: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Moh. Natzir (1983: 361)

sebagai berikut.

n1 =

Dimana:n1 = Banyaknya sampel keseluruhanN1 = Ukuran sampelN = Banyaknya populasixn = Banyaknya populasi ke n

Maka sampel yang akan diambil pada masing-masing kelompok populasi

dalam rangka penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Penentapan Sampel Penelitian

No Kelompok Populasi N Jumlah Sampel

1SMP Negeri di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis

118 118 : 260 x 72 = 33

2SMP Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis

88 88 : 260 x 72 = 24

3SMP Negeri di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis

35 35 : 260 x 72 = 10

4SMP Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis

19 19 : 260 x 72 = 5

TOTAL 260 72

3.6 Teknik Pengumpulan Data

78

Page 79: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Menurut Nasir (2003:328), teknik pengumpulan data merupakan instrumen

ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan

dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, serta

beragam fakta yang berpengaruh terhadap fokus penelitian yang sedang diteliti.

Sesuai dengan pengertian teknik penelitian di atas, teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini terutama ada dua macam, yakni studi dokumentasi dan

teknik angket.

1) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara pengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-

bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di

lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada pengaruhnya dengan lokasi

penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan dan keuangan, serta

dokumen lain yang relevan dengan fokus penelitian.

2) Teknik Angket

Angket yang disusun dan dipersiapkan disebar kepada responden di 72

SMP negeri dan swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal

Gorowong Karang Tumasritis sebagaimana ditetapkan sebagai sampel penelitian.

Jumlah angket yang disebarkan seluruhnya adalah 72 perangkat sesuai dengan

jumlah sampel yang ditetapkan. Pemilihan dengan model angket ini didasarkan

atas alasan bahwa (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan, (b) setiap responden

79

Page 80: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang

diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan dalam memilih jawaban, dan (d)

dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak

responden dalam waktu yang cepat dan tepat.

Responden untuk masing-masing sampel terdiri atas kepala sekolah

(variabel X1), guru senior (variabel X2), dan komite sekolah (variabel Y).

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini data yang akan diungkap adalah Pengaruh Pelaksanaan

Anggaran dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas

Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumasritis Tahun 2008-2009. Untuk mengungkap data ini digunakan angket

yang berbentuk skala Likert. Adapun alasan menggunakan skala Likert ini untuk

mengukur sikap, pendapat dan propesi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengembangan instrumen

penelitian secara garis besarnya adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan definisi operasional setiap variabel penelitian hingga masing-

masing variabel memiliki batasan yang jelas mengenai aspek dan subaspek

yang akan diukur serta indikatornya masing-masing.

2) Menyusun penjabaran konsep yang akan dijadikan panduan dalam penulisan

butir-butir pertanyaan.

3) Merumuskan butir-butir pertanyaan sesuai dengan penjabaran konsep

instrumen penelitian yang telah ditetapkan.

80

Page 81: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

4) Mendiskusikan perangkat instrumen dengan pembimbing untuk men-

dapatkan masukan dan pertimbangan mengenai kelayakan konstruksi, lingkup

dan redaksi dari setiap pernyataan.

5) Menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dengan tujuan untuk

mengukur valid tidaknya instrumen itu.

a) Teknik korelasi yang dipergunakan adalah teknik korelasi Spearman

Brown, yaitu hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria validitas

yaitu suatu butir pernyataan dinyatakan valid jika koefesien rhitung lebih

besar dari rtabel pada taraf signifikansi = 0,05. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut.

rxy =

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi

n : jumlah responden

X : Jumlah skor setiap item

Y : Jumlah skor total seluruh item

(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor item X

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item X

(∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor item Y

(∑X)2 : Jumlah kuadrat skor item Y

81

Page 82: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

b) Menata ulang instrumen pernyataan sesuai dengan butir-butir per-nyataan

yang valid (sahih).

c) Uji reliabilitas instrumen digunakan dengan menggunakan koefesien

reliabilitas dari Alpha Cornbach.

α =

Keterangan :

α = nilai koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Si2 = mean kuadrat kesalahan

Si2 = varians total

Hasil yang diperoleh dari ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi nilai, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r

Interval Koefesien Interpretasi

0.000 - 0,199 Sangat rendah

0.200 - 0.399 Rendah

0.400 - 0.599 Sedang

0.600 - 0.799 Kuat

0.800 - 1.000 Sangat Kuat

Instrumen sebagai alat pengumpul data dalam penelitian harus

memenuhi persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (realiability). Oleh

82

Page 83: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

karena itu dalam penelitian instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

dari penelitian terlebih dahulu diujicobakan guna menge-tahui kesahihan dan

keterandalan instrumen tersebut. Suatu instrumen dikata-kan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan. Reliabilitas adalah indeks yang mampu

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di-percaya atau dapat

diandalkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sugiyono, yang

mengatakan bahwa hasil penelitian itu valid jika terdapat kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

3.8 Analisis Data Hasil Penelitian

3.8.1 Analisis Deskriptif

Untuk mencari skor total vaiabel dalam batas-batas nilai minimum, kuartil I,

median, kuartil III, dan nilai maksimal yang dapat dicapai, dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut.

a) Menentukan skor maksimum, yaitu skor jawaban terbesar dikalikan

banyak item.

b) Menentukan skor minimum, yaitu skor jawaban terkecil dikalikan

banyak item.

c) Menentukan nilai median, yakni hasil penjumlahan skor maksimum

dengan skor minimum dibagi dua.

d) Menentukan nilai kuartil I, yaitu hasil penjumlahan skor minimum

dengan median dibagi dua.

83

Page 84: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

e) Menentukan nilai kuartik III berupa hasil penjumlahan skor

maksimum dengan median dibagi dua.

f) Membuat skala yang menggambarkan skor minimum, nilai kuartil

pertama, nilai median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimum.

Skala interpretasi yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.8.2 Methode of Successive Interval (MSI)

Rasyid (1993) mengemukakan bahwa untuk dapat melakukan analisis regresi

berganda, data dipersyaratkan memiliki skala minimum interval. Data yang berasal

dari kuesioner yang memiliki skala ordinal harus terlebih dahulu ditransformasikan

ke dalam data nominal dengan menggunakan methode of successive interval (MSI).

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai barikut.

a) Menentukan frekuensi setiap respon.

b) Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan

jumlah responden.

c) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga

diperoleh proporsi kumulatif.

d) Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap

menyebar dengan mengikuti sebaran normal baku.

84

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20 40 60 80 100

Page 85: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

e) Tentukan Nilai Skala (NS) atau scale value (SV) masing-masing respon

untuk setiap nilai Z dengan menggunakan rumus berikut.

NS =

f) Mengubah Skala Nilai terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh skala nilai transormasi (transformed scale value atau

TSV). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

TSV = NS + [1 + |NSmin|]

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali dengan

deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan

histogramnya serta menentukan persamaan regresinya. Analisis regresei linier

berganda diawali dengan pengujian asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai

berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2

Y : peningkatan kualitas pendidikan

X1 : pelaksanaan anggaran sekolah

X2 : pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah

a : konstanta

b1 : koefisien regresi parsial antara Y dan X1

b2 : koefisien regresi parsial antara Y dan X2.

85

Page 86: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3.8.3.1 Pengujian Asumsi Klasik

3.8.3.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan

dianalisis harus berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian normalitas untuk

mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Asumsi

normalitas merupakan syarat penting pada pengujian kebermaknaan koefisien

regresi. Apabila data residual dari mode regresi tidak mengikuti distribusi normal,

maka kesimpulan dari uji F dan uji t perlu dipertanyakan karena statistik uji dalam

analisis regresi diturunkan dari data yang berdistribusi normal.

Uji normalitas distribusi data yang digunakan pada penelitian ini adalah

Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya jika thitung < ttabel maka

data telah berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk data yang banyak, data

diasumsikan mendekati distribusi normal dengan syarat data > 100.

3.8.3.1.2 Uji Asumsi Heteroskedastitas

Persyaratan kedua dalam analisis regresi linier klasik adalah harus tidak

terjadi gejala heteroskedastitas. Artinya, varian residu pada data harus bersifat

homogen atau sama. Gujarati (1985:193) menjelaskan bahwa ”The one of important

assumtion of clasical linier regression model is that the variance of each disturbance

term Ui, conditional on the chosen value of the explanatory variable, is some

constant number equal to 0. This is the assumtion of homo scedasticity of equal

(homo) spread (scedasticity), that is equal variance.”

86

Page 87: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Uji heteroskedastitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank

Spearman antara variabel bebas dengan nilai residu regresi parsialnya. Jika

probabiltias keasalahan statistik atau p-value > (α = 0,05) atau nonsignifikan, maka

diputuskan tidak terjadi situasi heteroskedastitas.

3.8.3.1.3 Uji Asumsi Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan jika variabel bebas lebih dari satu.

Menurut Regner Frish, dalam Gujarati (1993:157), multikolinieritas adalah ada-nya

hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel

yang menjelaskan mode regresi. Tepatnya, istilah multikolinieritas berkenaan dengan

terdapatnya lebih dari hubungan linier pasti.

Untuk menguji adanya multikolinieritas dilakuikan dengan melihat nilai VIF

pada setiap variabel bebas. Nilai VIF ≥ 10 mengindikasikan adanya multi-kolinieritas

pada variabel yang bersangkutan.

3.8.3.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi

Menurut Maurice G. Kendall (1971:8), autokorelasi adalah ”correlation

between members of stories of observation ordered in time (as in time series-data) or

sapace (as in cross sectional data)”. Autokorelasi akan menjelaskan bahwa varian

residual tidak saling berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan tes dari

Durbin-Watson.

Mekanisme tes Durbin-Watson (dalam Gujarati, 1993:217) ini adalah sebagai

berikut.

87

Page 88: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

a) Menentukan regresi OLS dan menentukan residual ei.

b) Menghitung nilai d (dengan menggunakan aplikasi komputer).

c) Untuk ukuran sampel tertentu, menghitung nilai kritis dL dan dU.

d) Menghitung nilai d-dL dan 4-dU dan kemudian membandingkannya dengan

nilai d pada daerah berikut.

1 dL dU 4-dL 4-dU 4

4 1,660 1,660 2,340 2,340 4

Autokorelasi (+)

Tidak meyakinkan Tidak ada Autokorelasi Tidak

meyakinkanAutokorelasi

(-)

Jika nilai d terletak di antara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan tidak ada

autokofrelasi dalam data. Sedangkan jika nilai d berada pada daerah lainnya maka

kesimpulan diberikan oleh gambar di atas. Untuk mengatasi masalah autokorelasi

dilakukan transformasi melalui transformasi p = 1 – d/2 (d= nilai Durbin-Watson).

Untuk menghindari data pertama yang hilang, maka data pertama ditransformasikan

melalui perkalian dengan √(1-p2).

3.8.3.2 Pengujian Hipotesis Simultan dan Parsial

Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi yang

diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di atas, perlu diuji

koefisien regresinya baik secara keseluruhan (simultan) maupun secara sebagian

(parsial). Pengujian regresi secara parsial dan simultan ini dilakukan untuk melihat

apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat dikatakan bermakna

secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan secara umum untuk populasi

penelitian.

88

Page 89: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3.8.3.2.1 Pengujian Pengaruh Simultan (Uji F)

Untuk melihat kebermaknaan koefisien regresi variabel X1 dan X2 secara

bersama-sama terhadap variabel Y, digunaka uji F. Bentuk hipotesis statistik yang

akan diuji adalah sebagai berikut.

HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan

sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan

kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan

kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan sumber daya

manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota

Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

Statistik uji-F dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

F =

Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan mengenai pengujian di atas,

yakni dengan menggunakan cara sebagai berikut.

1) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel sebagai berikut.

a) Jika Fhitung > Ftabel, maka HO ditolak dan HA diterima.

b) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka HA ditolak dan HO diterima.

2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha (ά).

89

i = 1,2

i = 1,2

Page 90: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

a) Jika nilai signifikansi (p-value) < ά, maka HO ditolak dan HA diterima.

b) Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ ά, maka HA ditolak dan HO diterima.

Jika HO ditolak, berarti semua variabel independen yang digunakan secara

simultan berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO

diterima berarti semua variabel independen yang digunakan secara simultan

(serempak) tidak berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

3.8.3.2.2 Pengujian Pengaruh Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) memiliki pengaruh

terhadap variabel Y dengan tingkat keyakinan 1 – α, maka digunakan uji t. Bentuk

hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut.

Hipotesis untuk X1 adalah sebagai berikut.

HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan

kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota

Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

Hipotesis untuk variabel X2 adalah sebagai berikut.

HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

90

Page 91: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut.

thitung = atau thitung = r

Keterangan:

= koefisien regresi

SE = standard error dari koefisien regresi

r = koefisien korelasi

n = ukuran sampel

Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan atas hasil pengujian di atas,

yakni dengan cara sebagai berikut.

1) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

a) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan HA diterima.

b) Jika thitung ≤ ttabel, maka HA ditolak dan HO diterima.

2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha.

a) Jika nilai signifikansi (p-value) < ά, maka HO ditolak dan HA diterima.

b) Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ ά, maka HA ditolak dan HO diterima.

Jika HO ditolak, berarti variabel independen berpengaruh secara nyata

(signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO ditolak, maka variabel

independen tidak bepengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

91

Page 92: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3.8.3.2.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dihitung untuk menentukan variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi multiple diperoleh

dari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat total dengan mengguna-kan rumus

sebagai berikut.

KD = r2 x 100% atau dengan rumus:

R2 =

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen

yang digunakan secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien regresi

dari data yang sudah distandarkan akan didapat keterangan variabel mana yang

pengaruhnya relatif lebih penting dibandingkan dengan variabel lainnya. Untuk

mempermudah pengolahan dan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan

aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for Windows Release 14.

Langkah ini ditempuh mengingat pengolahan data pada paket program tersebut lebih

cepat dan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan

perhitungan secara manual.

92

Page 93: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal,

yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian

instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Dengan kata

lain sebuah instrumen dikatakan validitas internal apabila setiap instrumen

mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel

yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item

93

Page 94: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

total melalui koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson. Data yang

digunakan adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval. Hasil

uji validitas setiap item untuk masing-masing variabel disajikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan

1 0,7464 25,743 1,671 signifikan valid

2 0,8577 27,207 1,671 signifikan valid

3 0,7377 28,033 1,671 signifikan valid

4 0,6307 35,157 1,671 signifikan valid

5 0,4740 23,052 1,671 signifikan valid

6 0,5369 25,314 1,671 signifikan valid

7 0,8148 29,377 1,671 signifikan valid

8 0,6656 28,855 1,671 signifikan valid

9 0,9932 34,423 1,671 signifikan valid

10 0,4474 31,708 1,671 signifikan valid

Keterangan:

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pelaksanaan

Anggaran Sekolah teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung >

ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas

item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner

didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi

94

77

Page 95: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

5% dan N=70, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa

hampir seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai

koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan

1 0,4435 31,144 1,671 signifikan valid

2 0,6487 25,321 1,671 signifikan valid

3 0,8799 26,251 1,671 signifikan valid

4 0,4369 32,178 1,671 signifikan valid

5 0,7941 31,589 1,671 signifikan valid

6 0,6013 27,903 1,671 signifikan valid

7 0,7671 29,028 1,671 signifikan valid

8 0,8588 24,688 1,671 signifikan valid

9 0,4569 27,134 1,671 signifikan valid

10 0,7009 21,490 1,671 signifikan valid

Keterangan:

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor

total seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai

thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi

validitas item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item

kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf

signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula

95

Page 96: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

bahwa seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai

koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan

1 0,6078 32,399 1,671 signifikan valid

2 0,6944 27,327 1,671 signifikan valid

3 0,8073 42,348 1,671 signifikan valid

4 0,6086 33,312 1,671 signifikan valid

5 0,7279 29,068 1,671 signifikan valid

6 0,6995 40,482 1,671 signifikan valid

7 0,5716 26,470 1,671 signifikan valid

8 0,7236 28,291 1,671 signifikan valid

9 0,6327 28,283 1,671 signifikan valid

10 0,5855 27,985 1,671 signifikan valid

11 0,5931 28,594 1,671 signifikan valid

13 0,8130 32,339 1,671 signifikan valid

Keterangan:

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Hal yang sama juga terlihat pada tabel 4.3 di atas yang menggambarkan

bahwa seluruh item instrumen Peningkatan Kualitas Pendidikan teruji valid.

Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total seluruhnya positif dan relatif

signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai

koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas item dalam mengukur

variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis

pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar

96

Page 97: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas

tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak

antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).

4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana tingkat konsistensi

atau kehandaan penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik

belah dua (split-half) melalui formulasi Spearman-Brown. Data yang digunakan

adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval.

Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil pengujian reliabilitas instrumen

Variabel rb ri thitung ttabel Hasil Uji Keputusan

X1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah

0,6868 0,6910 31,692 1,671 Signifikan Reliabel

X2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

0,7284 0,7296 32,865 1,671 Signifikan Reliabel

Y Peningkatan Kualitas Pendidikan

0,8308 0,8385 28,139 1,671 Signifikan Reliabel

Keterangan:

ri = koefisien reliabilitas

rb = koefisien korelasi antara belahan ganjil dan genap

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel Pelaksanaan Anggaran,

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, maupun Peningkatan Kualitas Pendidikan

97

Page 98: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

teruji reliabel. Koefisien reliabilitas setiap variabel bernilai positif dan signifikan, di

mana thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas menggambarkan semakin

tinggi derajat kehandalan instrumen sebagai alat ukur. Nilai koefisien reliabilitas

variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) paling tinggi (0,8192), kemudian

variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) pada tempat kedua (0,7284), dan

terakhir variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) pada tempat terakhir (0,6868).

Meskipun demikian, derajat ketiga variabel tersebut tetap reliabel dan tergolong

tinggi.

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif

Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan anggaran

sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas

pendidikan, pada bagian ini diuraikan hasil tanggapan responden mengenai variabel-

variabel tersebut dalam bentuk analisis deskriptif untuk setiap indikator atas variabel

berdasarkan frekuensi jawaban responden.

Data yang digunakan pada analisis deskriptif ini adalah data primer hasil

penelitian yang diolah. Hasil analisis deskriptif ini disajikan sebagai berikut.

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Pelaksanaan anggaran sekolah pada dasarnya melaksanakan rencana kegiatan

sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Aktivitas pelaksanaan anggaran ini mengacu kepada visi dan misi sekolah yang

tertuang dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Mengacu kepada pendapat

Ahamad Sanusi (2002: 91), C. Turney (1992: 130), dan Umaedi (2000: 26-28) yang

98

Page 99: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan anggaran terdapat sejumlah karakteristik

dan keharusan yang dilakukan, sehingga pada variabel ini terdapat 6 (enam) dimensi

pengkajian yang terdiri atas (1) konsistensi pelaksanaan anggaran, (2) efektivitas

anggaran, (3) fleksibilitas, (4) akuntabilitas dan transparansi, (5) pengawasan dan

evaluasi, serta (6) perbaikan dan pelaporan.

Berikut ini adalah rekapitulasi tanggapan responden atas pernyataan yang

dituangkan dalam bentuk tabel pada setiap dimensi. Data hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 tesis ini.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

1 Konsistensi 8

16.3

3

36

58.7

8

10

12.2

4

13

10.6

12

5

2.04

08

245 68.06

2 Efektivitas 16

31.9

3

72

115.

4

29

35.0

3

17

13.6

17

10

4.00

93

499 69.31

3 Fleksibilitas 15

29.8

87

67

108.

1

35

43.6

4

16

13.5

67

11

4.76

69

491 68.19

4Akuntabilitas dan Transparansi

4

8.77

19

30

52.6

3

17

22.3

7

16

14.0

35

5

2.19

3

228 63.33

5Pengawasan dan Evaluasi 15

30.5

81

59

96.0

2

46 56.6

17

13.9

46

7

2.84

89

490 68.06

6Perbaikan dan Pelaporan 26

48.8

18

68

102.

3

33

37.2

5

14

10.5

27

3

1.12

51

532 73.89

99

Page 100: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

Jumlah 2485 410.84

Kategori rata-rata Persentase 414.17 68.47

Pada konteks sekolah, proses penyusunan, pelaksanaan, hingga pelaporan

anggaran dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen sekolah yang terdiri atas

kepala sekolah, staf kepala sekolah, guru-guru, perwakilan siswa, dan komite sekolah

sesuai dengan rencana strategis yang telah dirumuskan. Seluruh komponen ini

bersama seluruh stakeholder membahas, menyetujui usulan rencana kegiatan dan

anggaran sekolah (RKAS), melaksanakan dan mengawasi pelaksana-an kegiatan

yang melibatkan anggaran, serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keseluruhan

guna dilakukan perbaikan dan peningkatan. Anggaran yang disusun dan digunakan

ini harus komprehensif, artinya anggaran harus menunjukkan keseimbangan semua

penerimaan dan pengeluaran.

Pada dimensi konsistensi pelaksanaan anggaran terdeteksi mayoritas

responden memberikan pernyataan bahwa sekolah telah berusaha melaksanakan

anggaran secara konsisten berdasarkan rencana kegiatan dan anggaran sekolah

(RKAS) yang telah ditetapkan dan disetujui. Mesikpun angka kategori persentase

hanya mencapai 68,06 %, yang berarti hanya mencapai tingkat sedang, konsistensi

pelaksanaan anggaran telah dilaksanakan dengan cukup baik.

Efektivitas anggaran mengacu kepada pengertian bahwa anggaran diguna-kan

terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program, serta anggaran hemat, tidak

mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pada dimensi

100

Page 101: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

efektivitas pelaksanaan anggaran ini terdeteksi sebesar 69,31 % pendapat responden

yang memberikan pernyataan bahwa anggaran dilaksanakan secara efektif. Angka

persentase ini termasuk ke dalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya, anggaran

yang digunakan dalam kegiatan sekolah sehari-hari cukup efektif.

Pada dimensi fleksibilitas terdeteksi sebesar 68,19 % pernyataan responden

yang mengemukakan bahwa pelaksanaan anggaran dilaksanakan secara luwes, tidak

kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang ber-langsung. Perubahan-

perubahan anggaran dapat dilaksanakan ketika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-

satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah

tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan

kegiatan lain yang lebih memungkinkan. Angka persentase di atas menunjukkan

bahwa fleksibilitas pelaksanaan anggaran berada pada tingkat yang cukup baik.

Pada dimensi akuntabilitas dan transparansi terdeteksi bahwa sebesar 63,33

% pernyataan responden menjelaskan tentang akuntabilitas dan transparansi

pelaksanaan anggaran sekolah. Angka persentase tersebut menunjukkan bahwa

tingkat akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP

Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis

berada pada tingkat kategori yang cukup baik.

Pada dimensi pengawasan dan evaluasi menunjukkan mayoritas responden

memberikan pernyataan tentang pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan

sistematis. Sedangkan evaluasi pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan secara

berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan

pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.. Angka persentase sebesar

101

Page 102: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

68,06 % menunjukkan bahwa pengawasan dan evaluasi pelaksanaan anggaran

sekolah berada pada kategori yang sedang atau cukup baik.

Pada dimensi perbaikan dan pelaporan terdeteksi bahwa sebesar 73,89 %

pernyataan responden menjelaskan perbaikan anggaran dilakukan demi pencapai-an

tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi

yang berlangsung. Sementara pelaporan pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan

setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.

Angka persentase tersebut di atas menunjukkan bahwa perbaikan anggaran dan

pelaporan pelaksanaan anggaran berada pada kategori sedang atau cukup baik.

Tabel 4.6

Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

No. Dimensi Jumlah %

1 Konsistensi 68,06

2 Efektivitas 69,31

3 Fleksibilitas 68,19

4 Akuntabilitas dan Transparansi 63,33

5 Pengawasan dan Evaluasi 68,06

6 Perbaikan dan Pelaporan 73,89

Jumlah 410,84

Rata-rata = 410,84 : 6 68,4733

Rata-rata persentase Pelaksanaan Anggaran 68,47

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari keenam dimensi

pelaksanaan anggaran sekolah yang mencapai 68,47 %. Rata-rata tersebut diperoleh

102

Page 103: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

dari persentase kategori masing-masing jawaban responden dengan berorientasi pada

dimensi dan indikator yang ada.

Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006) dalam menyusun

penskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi

setiap responden tentang suatu variabel, ditentukan skor maksimal dan skor minimal

yang mungkin dicapai oleh setiap responden.

Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata

persentase pelaksanaan anggaran sekolah menunjukkan pada skala yang sedang. Hal

tersebut menandakan bahwa sekalipun belum sempurna dan sesuai dengan kaidah

yang berlaku, pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di

Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik

serta ada kecenderungan sesuai dengan keenam dimensi yang dikemukakan.

Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa

pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota

Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat

kekurangan atau ketidaksempurnaan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu

yang terdiri atas (a) konsistensi, (b) efektivitas, (c) fleksibilitas, (d) akuntabilitas dan

transparansi, (e) pengawasan dan evaluasi, serta (f) perbaikan dan pelaporan.

103

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20 40 60 80 100

68,47

Page 104: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki

keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju

kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi

dan meningkatkan daya saingnya. Pemberdayaan tenaga pendidik merupakan

perwujudan capacity building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya

manusia tenaga pendidik melalui pengembangan berbagai kemampuan (kinerja) dan

tanggungjawab serta suasana sinergis antara pemerintah (masyarakat) dengan guru.

Pada variabel ini terdapat delapan dimensi yang dikaji meliputi (1) fokus

pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman terhadap struktur

pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6) mencari dan

menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8) pendidikan dan

pelatihan yang berkelanjutan.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

1Fokus pada pelanggan 15

28.5

2

27

41.0

6

22 25.1 6

4.56

27

2

0.76

05

263 73.06

2Obsesi terhadap kualitas

4

8.73 29

50.6

6

22

28.8

2

10

8.73

36

7

3.05

68

229 63.61

3Pemahaman terhadap struktur pekerjaan

17

33.2

0

24 37.5

16

18.7

5

12

9.37

5

3

1.17

19

256 71.11

104

Page 105: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

4Kebebasan yang terkendali 21

41.2

31

54

85.2

6

49

58.4

2

18

14.2

94

2

0.79

13

506 70.28

5 Kesatuan tujuan 30

58.0

29

56

86.6

4

30

34.8

3

25

19.3

39

3

1.16

28

517 71.81

6

Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem

9

18.9

9

25

42.1

9

23

29.1

1

8

6.75

11

7

2.95

36

237 65.83

7 Kerja sama tim 12

23.4

4

35

54.6

9

10

11.7

2

11

8.59

38

4

1.56

25

256 71.11

8Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

6

14.5

6

16

31.0

7

19

27.6

7

24

23.3

01

7

3.39

81

206 57.22

Jumlah 2470 544.03

Kategori rata-rata Persentase 308.75 68.00

Data tentang dimensi fokus pada pelanggan di atas mengindikasikan bahwa

sebagian responden, yakni para guru senior di SMP Negeri dan Swasta yang ada di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis, telah melakukan pelayanan

maksimal terhadap para pengguna jasa pendidikan. 73,06

Pada dimensi obsesi terhadap kualitas pada diri staf pendidik dan tenaga

kependidikan dapat terdeteksi bahwa mayoritas warga sekolah berusaha secara

agresif untuk mencapai kualitas pelayanan pendidikan. Pencapaian kualitas

pelayanan pendidikan ini diwujudkan melalui pelaksanaan proses pembelajaran serta

pelayanan administratis terhadap siswa yang lebih mudah dan mendidik. Angka

105

Page 106: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

persentase sebesar 63,61 % menunjukkan bahwa pemilikan obsesi terhadap kualitas

pada diri staf pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP Negeri dan Swasta di

kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada tingkat sedang

atau cukup baik.

Setiap komponen sekolah, terutama guru sebagai tenaga pendidik, selayaknya

memiliki pemahaman mendalam tentang tugas, peranan, serta tanggung jawabnya

sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Pada dimensi pemahaman warga

sekolah terhadap struktur pekerjaan ini terdeteksi sebesar 71,11 % guru dan warga

sekolah lainnya memiliki kesadaran untuk memahami fungsi, tugas, peran, dan

tanggung jawabnya selaku tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan

kapasitas dan kompetensi yang dimilikinya. Angka persentase tersebut di atas

menunjukkan bahwa pemahaman warga sekolah terhadap struktur pekerjaan berada

pada tingkat yang cukup baik.

Pada dimensi kebebasan yang terkendali dapat terlihat bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa warga sekolah mampu mengembangkan inovasi-

inovasi yang bermanfaat bagi peserta didik serta mampu melakukan improvisasi

pekerjaan sesuai dengan kerangka aturan yang berlaku. Angka persentase sebesar

70,28 % menunjukkan fakta dimensi kebebasan yang terkendali pada warga SMP

Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis

berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik.

Pada dimensi kesatuan tujuan diperoleh rata-rata sebesar 71,81 % responden

yang memberikan pendapat bahwa warga sekolah memiliki kesatuan tujuan dalam

mengembangkan mutu layanan pendidikan di tingkat sekolah serta secara formal

106

Page 107: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

tertuang dalam visi, misi dan rencana strategis pengembangan sekolah. Angka rata-

rata persentase di atas menunjukkan bahwa dimensi kesatuan tujuan dalam

pemberdayaan warga sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota

Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup

baik.

Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem ditujukan untuk dapat

mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program organisasi serta

melakukan perbaikan demi pencapaian tujuan. Pada dimensi ini terdeteksi sebesar

65,83 % responden selama pelaksanaan program kegiatan sekolah melakukan

pencarian dan penemuan kesalahan setiap kali menemukan permasalahan yang

terjadi serta berusaha memperbaiki sistem tersebut dalam rangka mencapai tujuan.

Tingkat persentase sebagaimana tersebut di atas menunjukkan dimensi mencari dan

menemukan kesalahan dalam sistem berada pada kategori sedang atau tingkat cukup

baik.

Kerjasama tim (team work) merupakan sarana yang ampuh bagi kegiatan

apapun, jelas bahwa keberhasilan membina sebuah tim kerja dalam sebuah sistem

organisasi merupakan titik kritis yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan sekolah. Pada dimensi kerja sama tim ini terdeteksi mayoritas responden

memberikan pendapatnya bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang

jauh lebih baik daripada bekerja secara individu. Angka rata-rata persentase sebesar

71,11 % menunjukkan bahwa dimensi kerja sama tim pada SMP Negeri dan Swasta

di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori

sedang atau tingkat cukup baik.

107

Page 108: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, diperlukan pendidikan dan

pelatihan yang terus menerus. Pendidikan ini bisa dilakukan secara internal sekolah,

in house training, ataupun mengirimkan tenaga pendidik dan kependidikan secara

bergantian ke berbagai pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh

pemerintah maupun pihak lain, mengikuti berbagai seminar, workshop dan lain-lain.

Pada dimensi pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan ini terdeteksi bahwa

sebesar 57,22 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis mengikutsertakan tenaga guru dan staf kependidikan

lainnya dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan atau penataran, seminar, atau

workshop lainnya. Persentase ini menunjukkan bahwa kesadaran peningkatan

kualitas SDM dalam upaya memberdayakannya berada pada kategori rendah atau

tingkat yang kurang baik. Artinya, tidak seluruh sekolah berupaya meningkatkan

kualitas SDM-nya melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan

kualifikasinya.

Data hasil penelitian pada kedelapan dimensi di atas dapat dilihat pada

rekapitulasi berikut.

Tabel 4.8

Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

No. Dimensi Jumlah %

1 Fokus pada pelanggan 73.06

2 Obsesi terhadap kualitas 63.61

3 Pemahaman terhadap struktur pekerjaan 71.11

4 Kebebasan yang terkendali 70.28

5 Kesatuan tujuan 71.81

108

Page 109: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Dimensi Jumlah %

6Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem

65.83

7 Kerja sama tim 71.11

8 Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan 57.22

Jumlah 544.03

Rata-rata = 544,03 : 8 68.00375

Rata-rata persentase Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

68,00

Tabel 4.8 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan dimensi

pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 68,00 %. Rata-rata

persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban

responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada.

Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun

peskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap

responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor minimum

yang mungkin dicapai oleh setiap responden.

Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori

sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilaku-

109

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20 40 60 80 100

68,00

Page 110: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

kan, pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di

Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik

dan cenderung sesuai dengan keempat dimensi yang dikemukakan.

Dengan perolehan persentase rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa

pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih

terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang

terdiri atas (1) fokus pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman

terhadap struktur pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6)

mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8)

pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan

Peningkatan kualitas pendidikan didasarkan kepada substansi pasal 2 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang meliputi (1) standar isi; (2)

standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga

kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar

pembiayaan;dan (8) standar penilaian pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 ini menyebutkan bahwa ”Standar Nasional Pendidikan

berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu” (pasal 3)

dan ”Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

110

Page 111: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

peradaban bangsa yang bermartabat” (pasal 4). Oleh karena itu, dimensi-dimensi

yang dikaji pada peningkatan kualitas pendidikan ini pada dasarnya adalah

pemenuhan dan pencapaian 8 standar nasional pendidikan yang terdiri atas (1)

pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian standar

kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)

pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar pengelolaan; (7)

pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar penilaian pendidikan.

Hasil survey terhadap 72 responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tentang peningkatan kualitas

pendidikan, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

1Pencapaian Standar Isi

5

10.0

81

34

54.8

4

24

29.0

3

6

4.83

87

3

1.20

97

248 68.89

2Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

76

122.

5

42 54.4

15

16.2

5

8

5.77

62

3

1.08

3

612 85.00

3Pelaksanaan Standar Proses

7

32.4

5

26

84.5

9

28

69.5

2

8

12.2

2

2

1.22

83

492 68.33

4

Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

23

41.5

84

81 119

27

30.4

3

10

7.44

02

4

1.50

92

544 74.52

5Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana

20

66.2

4

24

96.9

9

12

22.1

6

14

13.4

9

2

1.11 547 75.97

6Pencapaian Standar Pengelolaan 25

.49

30 255 70.83

111

Page 112: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No DimensiSkor Jawaban

Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

7Pemenuhan Standar Pembiayaan

13

25.8

96

23

36.6

5

24

28.6

9

10

7.96

81

2

0.79

68

251 69.72

8Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan

31

52.7

21

27

36.7

3

5

5.10

2

7

4.76

19

2

0.68

03

294 81.67

Jumlah 3243 594.93

Kategori rata-rata Persentase 405.375 74.37

Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi

minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,

beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Pada

dimensi pencapaian Standar Isi ini diperoleh data bahwa sebesar 68,89 % responden

SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis

menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam Standar Isi. Angkat tersebut

mengindikasikan bahwa kemampuan SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dalam pengembangan Standar Isi menjadi

KTSP berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan

peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi

lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan

minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata

112

Page 113: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

pelajaran. Pada dimensi pencapaian Standar Kompetensi Lulusan terdeteksi bahwa

mayoritas responden memberikan pernyataan yang mengacu kepada pencapaian SKL

lebih dari setengah dari jumlah indikator yang ditetapkan serta mencapai kelulusan

siswa dalam mata pelajaran pokok (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,

dan IPA) di atas 7,5. Angka pencapaian 85,00 % menunjukkan bahwa pencapaian

SKL pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis berada pada kategori baik.

Pada dimensi pelaksanaan Standar Proses dapat diketahui sebesar 68,33 %

responden telah melaksanakan Standar Proses yang meliputi (1) melakukan pe-

rencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien, serta (2) menyelenggarakan pembelajaran

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengacu kepada

pemenuhan substansi Permendiknas Nomor Nomor 16 Tahun 2006 tentang kuali-

fikasi guru (berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang

dipersyaratkan) dan Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru.

Dari hasil perhitungan data penelitian diperoleh angka sebesar 74,52 % yang

menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga pendidik dan kependidikan pada SMP

113

Page 114: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah

memenuhi kualifikasi minimal dan telah tersertifikasi.

Pada dimensi pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana diperoleh fakta

mayoritas responden (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis) telah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang

dipersyaratkan. Angka persentase sebesar 75,97 % menunjukkan bahwa pemenuhan

Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kota dan

Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau

tingkat yang cukup baik.

Pada dimensi pencapaian Standar Pengelolaan diperoleh fakta mayoritas

responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis memiliki dan melaksanakan secara konsisten pedoman

pengelolaan sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah

sebagaimana tertuang dalam Per-mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan. Hasil perhitungan atas data penelitian sebesar 70,83 %

menunjukkan bahwa pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan pada SMP Negeri

dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada

kategori sedang atau tingkat cukup baik.

Pemenuhan Standar Pembiayaan secara maksimal akan memberikan

kenyamanan bagi peserta didik dalam menempuh pendidikan serta kepercayaan

pengguna jasa pendidikan lainnya. Pada dimensi pemenuhan Standar Pembiayaan ini

terdeteksi sebesar 69,72 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah memiliki standar pembiayaan

114

Page 115: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya

operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha,

tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha). Angka ini

menunjukkan bahwa pemenuhan Standar Pembiayaan pada SMP Negeri dan Swasta

di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori

sedang atau tingkat cukup baik.

Penilaian pendidikan dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, oleh satuan

pendidikan, oleh dinas pendidikan (pemerintah daerah), dan oleh pemerintah pusat.

Pada tingkat satuan pendidikan oleh guru dan sekolah, penilaian pendidikan

dilakukan secara berkala dan mengacu kepada program tahunan dan program

semester yang disusun oleh guru serta kalender kegiatan sekolah. Pada dimensi

pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan ini dapat diketahui sebesar 81,67 %

responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Seukabumi telah

melaksanakan secara konsisten penilaian pendidikan sesuai dengan substansi

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Angka

tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pemenuhan Standar Penilaian

Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang

Tumaritis berada pada tingkat kategori yang baik.

Tabel 4.10

Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

No. Dimensi Jumlah %

1 Pencapaian Standar Isi 68,89

2 Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan 85,00

3 Pelaksanaan Standar Proses 68,33

115

Page 116: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Dimensi Jumlah %

4Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

74,52

5 Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana 75,97

6 Pencapaian Standar Pengelolaan 70,83

7 Pemenuhan Standar Pembiayaan 69,72

8 Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan 81,67

Jumlah 594,93

Rata-rata = 594,93 : 8 74,36625

Rata-rata persentase Peningkatan Kualitas Pendidikan

74,37

Tabel 4.10 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan

dimensi peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 74,37 %. Rata-rata

persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban

responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada.

Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun

penskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi

setiap responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor

minimum yang mungkin dicapai oleh setiap responden.

116

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20 40 60 80 100

74,37

Page 117: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori

sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilakukan,

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik dan cenderung

sesuai dengan ketujuh dimensi yang dikemukakan.

Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih

terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang

terdiri atas (1) pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian

standar kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga

kependidikan; (5) pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar

pengelolaan; (7) pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar

penilaian pendidikan.

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.

Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik

sebagai berikut.

4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas Distribusi Data

117

Page 118: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan

model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan

untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan

digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk

membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki

distribusi normal.

 Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu arah atau

analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan

Kolmogorov-Smirnov pada variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.11

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia

Peningkatan Kualitas

Pendidikan

N 72 72 72

Normal Parameters Mean 34.5139 34.3056 39.6250

Std. Deviation 4.74711 5.72280 6.70597

Most Extreme Differences

Absolute .137 .112 .151

Positive .100 .079 .081

Negative -.137 -.112 -.151

Kolmogorov-Smirnov Z

1.161 .948 1.279

Asymp. Sig. (2-tailed) .135 .330 .076

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Hasil analisis Kolomogorov-Smirnov dengan nilai Z untuk Y sebesar

1,279, untuk X1 sebesar 1,161, dan untuk X2 sebesar 0,948. Asymp

signifikan untuk variabel Y, X1, dan X2, secara berturut-turut adalah 0,076

untuk Y, 0,135 untuk X1, dan 0,330 untuk X2. Dari hasil tersebut nampak

bahwa pada variabel Y, X1 dan X2 memiliki distribusi data yang normal.

118

Page 119: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama

atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji

Heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank

Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya.

Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat

Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka

terdapat Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh

hasil seperti pada Tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Correlationsa

Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia

Peningkatan Kualitas

Pendidikan

Spearman's rho Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Correlation Coefficient

1.000 .653** .786**

Sig. (2-tailed) . .097 .077

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Correlation Coefficient

.653** 1.000 .735**

Sig. (2-tailed) .097 . .135

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Correlation Coefficient

.786** .735** 1.000

Sig. (2-tailed) .077 .135 .

** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).a Listwise N = 72

Hasil pengujian korelasi Spearman pada tabel di atas menunjukkan bahwa

korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan nilai residual adalah tidak

signifikan (Sig > 0.05) sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi

heterokesdasitas dalam model regresi ini.

119

Page 120: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

3) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan

dalam pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi

linier mengalami Multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan

Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing veriabel

independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF >

10 berarti telah terjadi Multikolinearitas.

Tabel 4.13

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah .568 1.760

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

.568 1.760

a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dari output di atas diperoleh nilai VIF untuk kedua variabel bebas adalah

sebesar 1,760 yang ternyata lebih kecil daripada 10 (1,760 < 10) sehingga

dapat disimpulkan bahwa pada data tidak terdapat masalah

multikoliniearitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji

Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai

120

Page 121: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti

bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih

besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat

dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1).

Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α

adalah taraf signifikan.

a) Perumusan hipotesis :

Ho : ρ1 = ρ2 =... = ρp = 0 Non Autokorelasi (Faktor pengganggu

periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor pengganggu pada

periode lain).

Ha : ρ1 = ρ2 = ... = ρp ≠ 0 Autokorelasi (Faktor pengganggu periode

tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).

b) Kriteria pegujian :

Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada

autokorelasi.

Jika dU > d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi

autokorelasi.

Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak

dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.

121

Page 122: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Grafik 4.1

Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi

SPSS 12.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.

Table 4.14

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .841a .707 .699 3.68026 1.821

a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah

b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar

1,821 berada pada interval 1,66 – 2,34 yang berarti tidak terdapat

autokorelasi pada serangkaian observasi yang diurutkan menurut

waktu.

4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan

menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan model persamaan sebagai berikut.

Y = a + b1 X1 + b2 X2

122

Page 123: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Dengan menggunakan aplikasi SPSS 12.0 for Windows diperoleh taksiran regresi

sebagai berikut.

Tabel 4.15

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.376 3.282 2.724 .471

Pelaksanaan Anggaran Sekolah

.742 .122 .667 7.717 .087

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

.277 .101 .236 2.731 .008

a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut.

Ŷ = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2

Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.

1) Konstanta sebesar 9,376 mengandung arti jika pelaksanaan anggaran sekolah

(X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) nilainya sama dengan 0,

maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) nilainya 9,376.

2) Variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) memiliki koefisien regresi

positif. Hal ini berarti jika skor pelaksanaan anggaran sekolah (X1) naik

sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan meng-

alami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,742 kali

atau sebesar 74,20 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

3) Variabel pemberdayaan sumber daya manusia (X2) memiliki koefisien regresi

positif. Hal ini berarti jika skor pemberdayaan sumber daya manusia (X2)

naik sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan

123

Page 124: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar

0,277 kali atau 27,70 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat

digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis secara simultan dengan

menggunakan uji F.

Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.

HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pem-

berdayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap

peningkatan kualitas pendidikan.

HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pember-dayaan

sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan

kualitas pendidikan

Uji statistik yang digunakan adalah uji F dengan menggunakan SPSS 12.0 for

Windows sebagaimana terlihat pada output sebagai berikut.

Tabel 4.16

ANOVAb

ModelSum of

Squaresdf

Mean Square

F Sig.

1 Regression 2258.318 2 1129.159 83.368 .000a

Residual 934.557 69 13.544Total 3192.875 71

a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah

b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

124

i = 1,2

i = 1,2

Page 125: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 83,368 dan p-value

sebesar 0,000. Ada dua cara untuk mengambil kesimpulan dalam uji simultan ini,

yakni sebagai berikut.

1) Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.

Sebagaimana diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah 83,368

sedangkan nilai Ftabel pada derajat kebebasan (2;70) dan α (tingkat kekeliruan)

0,05 adalah 3,134. Oleh karena itu tampak bahwa nilai Fhitung jauh lebih besar

daripada Ftabel (83,368 > 3,134), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa HO

ditolak dan HA diterima.

2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha.

Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 sedangkan α (tingkat

kekeliruan) yang diambil adalah 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil

daripada nilai alpha maka HO ditolak dan menerima HA.

Kedua cara pengambilan keputusan tersebut di atas ternyata memberikan

hasil yang sama, yaitu sama-sama menolak HO dan menerima HA. Dengan demikian,

pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5% atau 0,05) terdapat pengaruh positif dan

signifikan bahwa variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan

sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP

Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Oleh karena itu, model regresi berganda yang digunakan bermakna.

Besarnya pengaruh secara bersama-sama variabel pelaksanaan anggaran

sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan

125

Page 126: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2).

Tabel di bawah ini merupakan perhitungan koefisien determinasi dengan

menggunakan bantuan aplikasi SPSS 12.0 for Windows berdasarkan persamaan

regresi linier berganda.

Tabel 4.17

Hasil Uji Determinasi

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .841 .707 .699 3.68026

a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah

b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pada tabel di atas terlihat nilai koefisien determinasi (R square) adalah

sebesar 0,707. Nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 70,70 % perubahan

peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dapat dijelaskan (dipengaruhi) oleh

pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2).

Sedangkan sisanya sebesar 29,30 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial

126

Page 127: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

4.1.3.4.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan output pada tabel 4.15 dapat diketahui nilai thitung untuk X1 adalah

sebesar 7,717 sedangkan ttabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 – 2 = 70

untuk pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho

jika thitung > ttabel’.

Karena nilai thitung (7,717) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat

kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh

pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP

Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2Sig. F

Change

1 .822a .676 .671 3.84623 .676 145.830 1 70 .000

a Predictors: (Constant), Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Tabel 4.18 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel

peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan proses pelaksanaan anggaran (X1) adalah

0,676. Dengan mengontrol variabel X2, nilai ini mengandung makna bahwa sebesar

67,60 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan

Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi

oleh pelaksanaan anggaran sekolah (X1). Sedangkan sisanya sebesar 32,40 %

merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

127

Page 128: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pelaksanaan anggaran sekolah. Dengan kata lain,

semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan, maka akan semakin baik pula

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta l di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak baik pelaksanaan

anggaran sekolah akan berakibat semakin tidak baiknya peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis.

4.1.3.4.2 Pengaruh Sumber Daya Manusia Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.15 juga dapat diketahui bahwa nilai thitung untuk X2 adalah

2,731 sedangkan ttabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 – 2 = 70 untuk

pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho jika

thitung > ttabel’.

Karena nilai thitung (2,731) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat

kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada

SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis.

Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.19

Model Summary

128

Page 129: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2Sig. F

Change

1 .674a .455 .447 4.98745 .455 58.359 1 70 .000

a Predictors: (Constant), Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Tabel 4.19 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel

peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2)

adalah 0,455. Dengan mengontrol variabel X1, nilai ini mengandung makna bahwa

sebesar 45,50 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri

dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi

oleh pember-dayaan sumber daya manusia (X2). Sedangkan sisanya sebesar 54,50 %

merupa-kan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pemberdayaan sumber daya manusia. Dengan

kata lain, semakin baik pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan, maka akan

semakin baik pula peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di

Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak

baik pemberdayaan sumber daya manusia akan berakibat semakin tidak baiknya

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

4.2 Pembahasan

129

Page 130: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Pengujian terhadap 3 (tiga) hipotesis alternatif yang diajukan dalam

penelitian ini ternyata dapat diterima. Pembahasan berikut ini bertujuan untuk

menjelaskan secara teoritis dan dukungan empiris terhadap hasil pengujian hipotesis.

4.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah

berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini menunjuk-kan

bahwa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis yang menjadi responden penelitian ini telah melaksanakan program

kegiatan sekolah yang ditunjang dengan pelaksanaan anggaran dengan cukup baik.

Artinya, semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah digunakan (dengan mengacu

kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), akan semakin baik pula

peningkatan kualitas pendidikan yang berlangsung di sekolah.

Hanushek, dalam Psacharopoulos (2002: 33) menyatakan bahwa “Studies of

educational production function (also referred to as input-output analysis or cost-

quality studies) examine the relationship among the different inputs into the

educational process and outcomes of the process”. Dengan demikian, dalam konteks

ini pembiayaan (anggaran) atau cost dipandang sebagai faktor input yang memberi

kontribusi pada proses pendidikan dalam membentuk atau mem-pengaruhi kualitas

pendidikan (output).

Seluruh input (termasuk anggaran) diperhitungkan dalam kaitannya dengan

output atau dengan efektivitas pencapaian tujuan (output), dan dalam transformasi

input ke output tersebut sudah tentu melewati suatu proses (proyek atau aktivitas),

130

Page 131: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sehingga hubungan antara pelaksanaan anggaran sekolah dan kualitas pendidikan

dianggap sebagai suatu sistem dengan komponen-komponen yang terdiri dari Input –

Proses – Output. Dengan melihat komponen tersebut, dapatlah dipahami bahwa

kualitas output tergantung atau ditentukan oleh bagimana kualitas input serta

bagaimana mengelola proses dalam kerangka membentuk output. Dengan kata lain,

kualitas pendidikan sebagai output di antaranya dipengaruhi oleh pelaksanaan

anggaran sekolah.

Dalam wawancara secara terpisah, Drs. Denny Supriatna, Kepala SMP

Negeri 1 Cicurug Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis mengemukakan

bahwa pencapaian kualitas pendidikan hampir sulit dilakukan jika tidak ada

keterlibatan penggunaan anggaran. Betapa pun kecilnya anggaran yang ada pada

sebuah sekolah, jika digunakan dengan efektif, efisien, serta konsisten mengacu

kepada RKAS, tentu akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat

satuan pendidikan.

4.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan sumber daya

manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang diselenggarakan di tingkat

satuan pendidikan. Tingkat partisipasi warga sekolah yang dapat diber-dayakan

terdiri atas berbagai aspek yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan

kompetensi yang dimiliki masing-masing warga sekolah. Dimensi-dimensi yang

diberdayakan meliputi berbagai kemampuan profesional tenaga pendidik dan

kependidikan, pelayanan terhadap pengguna jasa pendidikan di tingkat sekolah, serta

upaya aktualisasi diri dan peningkatan kemampuan.

131

Page 132: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma

baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan

yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan

efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa

lebih kompetitif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju

kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam

perubahan global adalah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat

global, tugas guru juga dituntut profesional dalam bidangnya (Education

International, 1998: 112). Sejalan dengan pemikiran tersebut, Drs. Muhammad

Bakir, M. Si, Kepala SMP Plus Zainabiyah Kabupaten Kendal Gorowong Karang

Tumaritis serta Drs. Endang Suparman, M.Pd., Kepala SMP Taman Siswa Cibadak,

Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis, mengemukakan secara terpisah

bahwa persaingan antarsekolah pada saat ini sulit dihindari. Pertumbuhan lembaga

pendidikan yang lebih menyerupai industri pendidikan menuntut penataan sektor-

sektor manajemen seperti pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya guru,

serta kualitas pelayanan pendidikan dalam berbagai bentuk. Arah persaingan tersebut

sangatlah jelas, yakni di antaranya untuk mampu menarik kepercayaan masyarakat

agar mereka mau memasukkan anak-anak ke sekolah tersebut, sehingga lembaga

pendidikan dapat mempertahankan eksistensinya serta tetap survive.

Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi

kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang

dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas

yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi

pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi

132

Page 133: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah,

pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang

meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang

kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan

kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral,

sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan

pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan

yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika

disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya

mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar.

Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi

sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi

pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang

efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam

kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada

kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan

salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan.

4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pelaksanaan anggaran

sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan

Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Peningkatan kualitas pelaksanaan

anggaran sekolah dengan disertai pemberdayaan sumber daya manusia yang ada di

133

Page 134: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sekolah yang baik akan menyebabkan peningkatan kualitas pendidikan ke arah yang

baik pula.

Kualitas pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Satori (2001) meliputi

mencakup aspek-aspek: (1) input; (2) proses; (3) output; dan (4) quality assurance.

Aspek input atau masukan, meliputi hal-hal berikut ini.

Pertama, masukan instrumental, seperti tenaga atau sumber daya manusia,

dana, sarana prasarana, kelembagaan/keorganisasian dengan kelengkapannya serta

fasilitas penunjangnya. Kedua, masukan dasar (raw inputs) yang terdiri atas peserta

didik dengan segala karakteristik dan latar belakangnya. Ketiga, masukan lingkungan

(environmental inputs), yaitu budaya, iklim, dan kesehatan organisasi, komitmen dan

sebagainya.

Aspek mutu proses pendidikan mencakup unsur-unsur berikut ini. Pertama,

iklim sekolah yang mempresentasikan harapan peserta didik, ketertiban dan disiplin,

sistem penjadwalan dan sistem pembelajaran, ganjaran dan intensif, dan sebagainya.

Kedua, kapibilitas tenaga kependidikan, fleksibilitas dan otonomi pedagogik, dan

lamanya keberadaan di sekolah. Ketiga, kondisi proses belajar mengajar yang

berkenaan dengan lamanya waktu belajar dan mengajar, variasi dalam strategi

belajar, frekuensi tugas/pekerjaan rumah, frekuensi penilaian kemajuan siswa berikut

umpan baliknya. Keempat, akuntabilitas eksternal yang adekuat dilihat dari tuntutan

pihak-pihak yang berkepentingan dan tantangan dari lingkungan strategik-

kompetitifnya yang senantiasa berubah secara dinamis. Kelima, fleksibilitas dalam

hal melakukan inovasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan

134

Page 135: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

untuk menjawab tuntutan dan tantangan lingkungan kehidupan yang senantiasa

berubah.

Mutu pendidikan dari aspek output atau hasil direfleksikan oleh unsur-unsur

berikut ini. Pertama, diperolehnya prestasi belajar siswa yang ditandai dengan Nilai

Ujian Nasional atau Ijazah yang unggul dan kompetitif bagi kelanjutan pendidikan

pada jenjang yang lebih tinggi. Kedua, diperolehnya performance guru dalam

mengajar, yang ditandai dengan adanya guru berprestasi, status sekolah unggulan

dan sebagainya. Ketiga, bertambahnya jumlah peserta didik yang mendaftarkan diri

ke sekolah sebagai konsekuensi dari rasa kepuasan publik dan pertanggungjawaban

publik.

Sedangkan dari aspek quality assurance atau jaminan mutu, mutu pendidikan

dapat ditampilkan dengan parameter mutu masukan, mutu proses dan mutu hasil

pendidikan di sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban baik kepada masyarakat

pemakai jasa pendidikan maupun kepada pemerintah. Keberhasilan sekolah dalam

memberdayakan manajemen sekolah serta akuntabilitas penggunaan anggaran pada

dasarnya merupakan bentuk quality assurance yang banyak dituntut oleh

masyarakat. Dengan adanya jaminan mutu inilah akan muncul pula bentuk-bentuk

dukungan masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan,

yang pada akhirnya bermuara kepada kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh C. L. Brownell (1995: 34) yang menyatakan

bahwa ”Knowledge of the program is essential to understanding, and understanding

is basic to appresciation, and appreciation is basic to support”. Pemahaman

masyarakat yang mendalam, jelas dan komprehensif tentang sekolah merupakan

135

Page 136: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

salah satu faktor pendorong lahirnya dukungan dan bantuan mereka terhadap

sekolah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data tersebut,

diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.

(1) Proses pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya

manusia secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi ganda yang dihasilkan

adalah (rx1x2y) = 0,841 dengan koefisien determinasi (rx1x2y) = 0,707 yang

berarti bahwa 70,70 % proporsi mutu pengelolaan sekolah dapat dijelaskan

secara bersama-sama oleh kedua variabel bebas yang dikaji dalam penelitian

ini. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran

136

Page 137: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia yang baik secara bersama-

sama akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan

Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

Persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel bebas

secara bersama-sama dengan variabel mutu pengelolaan sekolah ditunjukkan

oleh model regresi ganda Ŷ = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2.

(2) Proses pelaksanaan anggaran sekolah secara parsial berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua

variabel (ry1) sebesar 0,822 dan koefisien determinasi (rxy1) sebesar 0,676

mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu pengelolaan

sekolah dipengaruhi oleh proses penyusunan anggaran sebesar 67,60 %. Hal

ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran sekolah yang

baik akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan

Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

(3) Pemberdayaan sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten

dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua

variabel (ry2) adalah 0,674 dengan koefisien determinasi (r2y1) sebesar 0,455.

Hal ini mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu

pengelolaan sekolah dipengaruhi oleh peran pengawasan komite sekolah

sebesar 45,50 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pember-dayaan

137

121

Page 138: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

sumber daya manusia yang baik akan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis.

5.2 Saran-saran

Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada kesempatan ini

adalah sebagai berikut.

(1) Sangat disarankan bahwa dalam pelaksanaan anggaran sekolah selalu

menunjukkan konsistensi terhadap RKAS yang disusun serta mengedepan-

kan aspek-aspek akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.

Meskipun demikian, jika terjadi ketidaksesuaian antara program kegiatan

dengan kondisi nyata di lapangan, sekolah mampu melakukan manuver yang

tidak menyimpang dari peraturan perundangan yang berlaku dan tetap

mampu menjalankan kegiatan dan anggaran sekolah secara fleksibel.

(2) Sekolah seharusnya dapat melakukan pembinaan sumber daya manusia

(terutama personal sekolah yang terdiri atas guru-guru dan staf tata usaha

sekolah) secara terprogram dan berkesinambungan dengan perlakuan evaluasi

secara tetap. Sumber daya manusia merupakan asset tetap sekolah yang dapat

berkembang dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sekolah untuk

mencapai tujuan-tujuan serta sasaran pengembangan program sekolah. Di sisi

138

Page 139: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

lain, dalam upaya memberdayakan sumber daya manusia, sekolah sebaiknya

dapat menerapkan sistem manajemen mutu terpadu yang berakar pada

manajemen berbasis sekolah. Kunci dasar dari keberhasilan pengelolaan

sekolah sangat bergantung kepada penerapan manajemen serta sikap

keterbukaan dan ketegasan pimpinan sekolah. Kedua sikap ini akan

berdampak terhadap konsistensi pelaksanaan program peningkatan mutu

sekolah yang sesuai dengan rencana strategis.

(3) Kontrol terhadap pelaksanaan proses pembelajaran sehari-hari disarankan

dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Pelaksanaan proses

pembelajaran yang mengacu kepada Standar Proses merupakan kunci utama

dari pencapaian kualitas pembelajaran di tingkat satuan pendidikan.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang benar dan baik akan berdampak

terhadap perbaikan konteks lainnya, seperti pengembangan Standar Isi,

peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengadaan sarana

dan prasarana sekolah, pembiayaan sekolah, hingga penilaian pendidikan

dalam pengertian terbatas maupun luas.

5.3 Keterbatasan

Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I bahwa tujuan umum penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh proses penyusunan anggaran subsidi

SSN dan peran pengawasan komite sekolah terhadap mutu pengelolaan sekolah pada

SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan upaya semaksimal

dan seteliti mungkin dengan menggunakan prosedur metode berpikir dan penelitian

139

Page 140: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

ilmiah. Akan tetapi, sebaik apa pun metode yang digunakan, sudah barang tentu akan

terdapat kekeliruan, kekurangan, dan keterbatasan, baik dari sisi tenaga, waktu,

maupun wawasan penulis dalam memahami dan menguasai bidang keilmuan dan

praktik administrasi pendidikan di lingkungan persekolahan.

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Data penelitian tentang pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pem-

berdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan

pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong

Karang Tumaritis yang diperoleh melalui angket yang diberikan kepada

responden dengan tanpa syarat dan implikasi sosial maupun kedinasan.

Dengan demikian, kemampuan responden untuk mengungkapkan keadaan

yang sebenarnya masih perlu dipertanyakan. Dalam hal ini, ada kemungkinan

bahwa responden tidak memberikan jawaban yang objektif sehingga

memungkin-kan untuk menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan

yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, dalam rangka memperoleh data objektif

telah diusahakan untuk mengimbau responden dengan memberikan petunjuk

pada lembar kuesioner dengan kalimat ”Jawaban tidak memberi-kan

pengaruh apa pun terhadap kondisi kedinasan responden. Seluruh

pertanyaan/pernyataan dalam angket ini semata-mata untuk keperluan

penelitian.”

140

Page 141: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

(2) Pernyataan dalam kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden

dapat menyebabkan responden menjawab secara subjektif dan tidak jujur,

karena pernyataan tersebut mengenai ukuran keperluan yang memungkin-kan

responden banyak memilih kategori 5 (seluruh isi pernyataan benar) dan 4

(sebagian besar isi pernyataan benar) untuk mengukur keperluannya saja

tanpa diketahui apakah hal tersebut diimplementasikan ataukah tidak. Untuk

itu, sebagai data pendukung, penulis melakukan wawancara singkat dengan

beberapa kepala sekolah (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota

Kendal Gorowong Karang Tumaritis) dan menganalisis data yang diperoleh

itu sesuai dengan keperluan penelitian.

(3) Penelitian ini mengukur pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pen-

didikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

Gorowong Karang Tumaritis, sehingga dimungkinkan adanya subjektivitas

responden dalam pengisian kuesioner sehubungan dengan penggunaan skala

Likert yang memiliki resiko inheren. Hal ini diusahakan untuk dikurangi

melalui upaya peneliti dalam menjelaskan maksud penelitian dan pernyataan

yang diajukan sehingga diharapkan dapat mengurangi adanya bias dan

ekstrimitas jawaban responden.

(4) Analisis deskriptif pada laporan ini tidak disajikan secara terperinci pada

setiap sekolah, hal ini dilakukan mengingat jumlah responden yang relatif

banyak serta waktu yang terbatas. Akan tetapi, dalam perhitungan data hasil

141

Page 142: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

penelitian tetap dilakukan secara keseluruhan sehingga meminimal-kan

adanya informasi data yang tidak valid.

(5) Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas

pendidikan, sehingga bagi peneliti yang merasa tertarik pada konteks

penganggaran berbasis kinerja di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat

melakukan pengembangan dan perbaikan melalui pencarian variabel-variabel

yang lebih determinan dan strategis.

(6) Penelitian ini hanya menjangkau 27,69% populasi (260 SMP Negeri dan

Swasta yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis), yakni sebanyak 72 orang kepala sekolah, 72 orang pengurus

komite sekolah, dan 72 orang guru senior pada SMP Negeri dan Swasta di

Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Hal ini disebabkan

oleh penelitian ini merupakan penelitian atas pemberdayaan lembaga dalam

hal pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya

manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, tidak

ada jaminan bahwa kesimpulan hasil penelitian ini dapat diterapkan di tempat

lain.

142

Page 143: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah NS. 1998. Pemberdayaan Budaya Organisasi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kinerja Lembaga Pendidikan. Artikel dalam Mimbar Pendidikan Nomor 3 Tahun XVII – 1998, Bandung: IKIP Bandung.

Bhat, V. and J. Cozzolino. 1993. Total Quality Management: An Effective Management Tool. www.casact.org. pp.101-123. download 15 Agustus 2010.

Brownell, C.L., Gans. L., Maroon T. Z. 1995. Public Relation in Education. New York: Mc Grow Hill Bool Company, Inc.

Dale, Besterfield H. 2003. Total Quality Management. New Jersey: Pearson Education.

Dale, B.G. 2003. Developing, Introducing and Sustaining TQM. www.blackwellpublishing.com . p. 1-33. download 15 Agustus 2010

David Osborne & Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government. London UK: Addison-Wesley Publ. Co.

Djam’an Satori. 2001. Pengawasan Pendidkan di sekolah. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 1998. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi Offset.

Fandy Tjiptono. 1996. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Fasli Jalal dan Dedi Supriyadi (ed). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicipta.

Garspersz, Vincent. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan

Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne M. 2000. Management Accounting. 5th edition. New York: Thomson Corporation.

Hatry, Harry P. 1999. Performance Measurement: Getting Results. Terdapat pada <http://www.urban.org/book/pm/>, diunduh tanggal 25 Mei 000000.

Hatry, H. P. 1999. Performance Measurement, Getting Result. Washington, D.C.: The Urban Institute Press,

Heizer , Jaz dan Barry Render. 1997. Production and Operations Management. Allyn and Bacon, USA.

143

Page 144: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Hindri Asmoko. 2006. Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Pengendalian. Artikel pada Jurnal Akuntansi Pemerintah, Volume 2, Nomor 2, November 2006.

International Education. 2000. Highlights from the Second World Congress of Education International. Washington DC: Juli 2000

Jones, J. J., dan Walters, D. L. 2009. Human Resourse Management in Education (Manajemen SDM dalam Pendidikan). Yogyakarta: Q-Media.

Jones, R. dan M. Pendlebury. 2000. Public Sector Accounting. 5th Edition. Pitman Publishing, London.

Juran, Josep M. 1989. Juran on Planning for Quality. New York: The Free Press.

Juran, J. M. & Frank M. Gyrna. 1988. Juran”s Quality Control Handbook (4th

edition), New York, NY; Mc Graw Hill Book, Inc

Karsidi, Ravik. 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Bahan Ceramah di Pondok Assalam, Surakarta 19 Februari.

Kluvers, R. 1999. To PPB or Not PPB – Budgeting in Victorian Local Government. Australian Journal of Public Administration, 58 (3): 68-77.

Kotler, Philip. 2000. Principles of Marketing. 8th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. ISBN-13: 9780130998163

Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran; Analisa Perencanaan Implikasi dan Kontrol Jilid I. PT. Prennalindo Jakarta

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta, ANDI.

Mohammad Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyadi. 1997. Sistem Akutansi. Yogyakarta; YKPN.

Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Psacharopoulos, George & Patrinos, Harry Anthony, 2002. "Returns to investment in education : a further update," Policy Research Working Paper Series 2881, The World Bank.

Sallis, Edward. and Jones, Gary. 2002. Knowledge Management in Education, London: Kogan Page Limited.

Sallis, Edward. 2002. Total Quality Management in Education, Third edition. London: Kogan Page Ltd.

144

Page 145: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Sedarmayanti. 2004. Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance. Bandung: Mandar Maju

Singarimbun, Masri, dan Effendi. 2003. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu, IPB Bogor.

Smith, Mark Esterby. 1999. Organizational Learning and The Learning Organization: Developments in Theory and Practice. London EC2A 4PU: SAGE Publication Ltd.

Smith, J. F. 1999. The Benefits and Threats of PBB: An Assesment of Modern Reform. Public Budgeting & Finance, Fall: 3-14.

Stewart, Aileen Mitchel. 1998. Empowering People: Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Umar, H. 2004.  Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

145

Page 146: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Yth. Bapak/Ibu

Kepala SMP Negeri/Swasta ...................................

di

Kabupaten/Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis

Assalamu’alaikum war wab.

Dalam rangka meneliti pengaruh pengalokasian anggaran sekolah dan

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan

pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang

Tumaritis, berikut ini kami sampaikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang

kami anggap relevan untuk hal tersebut. Untuk itu, kami memohon bantuan

Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner ini.

Kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini sesuai dengan

konteks sekolah Bapak/Ibu sehingga data yang kami peroleh memiliki validitas yang

dapat dipertanggungjawabkan.

Atas bantuan serta partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih,

semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.

Wassalam war wab.

Hormat kami,

GATOTKACA

146

Page 147: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PETUNJUK ANGKET

Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap

Peningkatan Kualitas Pendidikan

1. PETUNJUK PENGISIAN

a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan

pada kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan sekolah yang

sebenarnya.

b. Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan

jawaban sesuai dengan pertanyaan/pernyataan yang dikemuka-kan.

c. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak berpengaruh apa pun

terhadap karir maupun jabatan Bapak/Ibu/Saudara.

d. Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai

yang disediakan pada masing-masing item angket.

2. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Status : Kepala Sekolah / Guru Senior/ Komite Sekolah

b. Umur : ....................... tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

d. Jabatan : ..........................................................................

e. Pendidikan : ..........................................................................

147

Page 148: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Komponen Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:

5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

1. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

2. Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan.

3. Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

4. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.

5. Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan.

6. Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang

148

Angket untuk Kepala Sekolah

Page 149: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

berlaku.

7. Pengawasan dilakukan secara internal terpadu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.

8. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.

9. Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung.

10. Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.

149

Page 150: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Komponen Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:

5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

1. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.

2. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan).

3. Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

4. Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.

5. Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik

150

Angket untuk Guru Senior

Page 151: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

6. Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah

7. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.

8. Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga ke-pendidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja

9. Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberi-kan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu

10. Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengem-bangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha me-nambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal.

151

Page 152: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Komponen Peningkatan Kualitas Pendidikan

Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:

5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah

1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

2. Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuh-an pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan indikator-indikator berikut.

a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP sesuai dengan kondisi sekolah, kebutuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa.

b. Sekolah menyelenggarakan pengem-bangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain).

c. Secara bertahap sekolah memasukkan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; per-kembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdas-an, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembangan lembaga pendidikan.

d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaiki-

152

Angket untuk Komite Sekolah

Page 153: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

nya dari tahun ke tahun.e. Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan

perangkatnya sesuai dengan perkem-bangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa.

3. Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dengan indikator sebagai berikut.

a. Sikap beragama siswa menunjukkan pe-ningkatan yang diukur melalui aktivitas keagamaan seperti shalat berjamaah, peningkatan akhlak mulia, melaksanakan pengajian dan pengkajian Al-Quran, me-ngembangkan sikap toleransi, dan sebagainya.

b. Secara akademis prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setiap tahun yang diukur dari perolehan rata-rata hasil ujian akhir semester, ulangan harian, serta perolehan penilaian lainnya pada setiap mata pelajaran.

c. Pencapaian prestasi dalam bidang non-akademis melalui kegiatan ekstrakurikuler mengalami peningkatan dari tahun se-belumnya (bidang olah raga, seni, KIR, OSIS, PKS, PMR, kepramukaan, dan sebagainya) yang ditunjukkan dengan perolehan penghargaan prestasi.

d. Kunjungan siswa ke perpustakaan meng-alami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mengindikasikan peningkatan ke-gemaran siswa membaca.

e. Lingkungan sekolah selalu terjaga, bersih, teratur, sehat, dan nyaman.

4. Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya).

a. Bahasa Indonesiac. Bahasa Inggrisd. Matematika

153

Page 154: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

e. IPA

5. Setiap guru di sekolah menunjukkan pening-katan dalam melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembel-ajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

a. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

b. Peningkatan diukur melalui kuantitas guru yang menyusun sendiri:

- silabus pembelajaran;- rencana pelaksanaan

pembelajaran;- materi pembelajaran;- penilaian hasil belajar.

c. Peningkatan diukur melalui kualitas guru dalam melaksanakan proses pembel-ajaran serta penilaian pembelajaran.

6. Terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik.

7. Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai

154

Page 155: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

aktivitas (mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah.

8. Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifi-kasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya.

9. Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perleng-kapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

10. Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya.

Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

11. Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini.

j. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus.

k. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan

155

Page 156: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

PernyataanAlternatif Jawaban

5 4 3 2 1

selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.

l. Efektivitas dan efisiensi pemberdayaan struktur organisasi satuan pendidikan.

m. Pembagian tugas di antara pendidik.

n. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.

o. Pelaksanaan peraturan akademik.

p. Pelaksanaan tata tertib satuan pendidik-an, yang minimal meliputi tata tertib pen-didik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemelihara-an sarana dan prasarana.

q. Pengembangan kode etik hubungan antara sesama warga di dalam ling-kungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.

r. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan.

12. Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha).

13. Terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

156

Page 157: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Lampiran 2

DATA ORDINAL HASIL PENELITIAN VARIABEL X1, X2 DAN Y

1. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

X12Konsis-

tensiEfektivitas Fleksibilitas

Akunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45 2025

2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 40 1600

3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 1521

4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 39 1521

5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 3 4 5 3 2 3 4 5 4 38 1444

6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 41 1681

7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 40 1600

8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43 1849

9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 4 4 4 3 4 5 3 5 40 1600

10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 5 4 2 3 3 4 4 39 1521

11 SMP Kristen BPK Penabur 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 1600

12 SMP Pasundan 5 4 3 4 1 4 4 4 5 5 39 1521

13 SMP PGRI Lembursitu 4 4 4 3 3 4 4 1 5 3 35 1225

Page 158: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

X12Konsis-

tensiEfektivitas Fleksibilitas

Akunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1014 SMP Islam Fatahillah 4 2 3 4 3 2 5 3 5 5 36 1296

15 SMP Yuwati Bakti 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 35 1225

16 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 4 4 4 5 3 2 4 3 3 4 36 1296

17 SMP Negeri 3 Ciracap 4 4 3 4 4 4 1 4 5 3 36 1296

18 SMP Negeri 1 Ciemas 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 38 1444

19 SMP Negeri 2 Sagaranten 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 37 1369

20 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 1 5 4 4 3 4 3 1 5 4 34 1156

21 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 1444

22 SMP Negeri 1 Cidolog 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 36 1296

23 SMP Negeri 1 Lengkong 3 4 3 5 4 2 3 4 4 4 36 1296

24 SMP Negeri 1 Cikembar 2 5 5 4 1 3 5 3 3 5 36 1296

25 SMP Negeri 2 Nyalindung 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 34 1156

26 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 2 3 4 3 5 4 4 5 4 2 36 1296

27 SMP Negeri 1 Sukaraja 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 35 1225

28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 4 4 1 4 4 3 3 4 36 1296

29 SMP Negeri 1 Kadudampit 2 4 3 4 3 2 4 4 2 3 31 961

30 SMP Negeri 1 Cisaat 4 5 4 4 3 3 5 4 4 5 41 1681

31 SMP Negeri 1 Cibadak 5 4 4 5 2 3 5 4 4 4 40 1600

32 SMP Negeri 2 Nagrak 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 40 1600

33 SMP Negeri 1 Cicurug 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 36 1296

34 SMP Negeri 1 Cidahu 2 5 4 3 4 4 3 3 5 4 37 1369

35 SMP Negeri 1 Parakansalak 4 4 5 5 2 1 3 3 4 5 36 1296

36 SMP Negeri 1 Parungkuda 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 38 1444

37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 34 1156

158

Page 159: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

X12Konsis-

tensiEfektivitas Fleksibilitas

Akunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1038 SMP Negeri 1 Cisolok 1 4 3 4 1 3 3 2 3 5 29 841

39 SMP Negeri 1 Cikidang 4 5 3 4 2 2 5 4 3 4 36 1296

40 SMP Negeri 1 Sukalarang 4 3 5 5 3 5 4 2 3 4 38 1444

41 SMP Negeri 1 Purabaya 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 38 1444

42 SMP Negeri 1 Caringin 3 4 4 3 2 4 1 2 4 4 31 961

43 SMP Negeri 1 Cibitung 4 4 3 4 4 4 2 5 4 5 39 1521

44 SMP Negeri 1 Ciantayan 4 4 4 4 1 1 3 2 5 4 32 1024

45 SMP Negeri 1 Cikakak 5 5 4 5 3 2 2 4 4 3 37 1369

46 SMP Negeri 1 Kabandungan 4 4 4 4 3 5 5 2 5 5 41 1681

47 SMP Negeri 2 Waluran 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 35 1225

48 SMP Negeri 2 Cimanggu 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 34 1156

49 SMP Al-Qudsiyah 4 5 5 4 3 2 2 5 3 4 37 1369

50 SMP BPPI Bojonggenteng 3 4 4 3 2 2 3 3 4 5 33 1089

51 SMP Darul Hidayah 4 4 1 4 4 4 2 4 2 3 32 1024

52 SMP Daruttauhid Al-Islami 4 1 3 1 1 1 4 3 5 5 28 784

53 SMP Islam Nurul Amal 4 2 2 2 2 2 4 3 4 4 29 841

54 SMP Islam Parakansalak 2 3 1 3 2 4 4 3 1 4 27 729

55 SMP YPI Parungkuda 1 2 4 2 2 5 4 3 2 4 29 841

56 SMP Mardi Yuana Cicurug 4 4 1 4 2 2 4 3 3 1 28 784

57 SMP PGRI 1 Ciambar 2 1 2 1 4 3 3 2 4 4 26 676

58 SMP PGRI 1 Cidahu 3 1 3 2 1 3 3 4 4 2 26 676

59 SMP PGRI 183 Cicurug 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 31 961

60 SMP PGRI Kalapanunggal 2 3 1 3 3 4 4 4 4 4 32 1024

61 SMP PGRI Parungkuda 4 3 4 3 3 1 4 5 4 4 35 1225

62 SMP Plus Madaniah 1 3 2 3 5 3 2 3 3 3 28 784

159

Page 160: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

X12Konsis-

tensiEfektivitas Fleksibilitas

Akunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1063 SMP Terpadu Al-Aziziyah 4 2 2 3 4 2 4 3 3 2 29 841

64 SMP Plus Zainabiyah 2 4 2 3 1 3 4 2 2 4 27 729

65 SMP Yapissa Cicurug 3 1 3 4 2 3 4 4 4 2 30 900

66 SMP Taman Siswa Cibadak 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 27 729

67 SMP Widya Praja 2 5 4 3 5 4 2 1 4 2 32 1024

68 SMP Islam Ciherang 4 2 1 2 4 3 1 2 3 4 26 676

69 SMP Mardi Yuana Cibadak 1 1 4 4 4 3 5 3 2 1 28 784

70 SMPIT At-Talsiriyah 4 2 2 4 4 2 4 3 2 2 29 841

71 SMPIT Bani Yasin 2 3 3 4 3 1 2 3 2 3 26 676

72 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 30 900

JUMLAH 245 254 245 267 224 228 251 239 264 268 2485 87367

RATA-RATA 3.40 3.53 3.40 3.71 3.11 3.17 3.49 3.32 3.67 3.72 34.51 1213.43

MEDIAN 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 36 1296

MODUS 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 36 1296

SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 2025

SKOR TERENDAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676

Frekuensi 5 8 10 6 10 5 4 8 7 11 15    

Frekuensi 4 36 37 35 40 27 30 34 25 35 33    

Frekuensi 3 10 11 18 15 20 17 19 27 18 15    

Frekuensi 2 13 9 8 5 11 16 7 10 7 7    

Frekuensi 1 5 5 5 2 9 5 4 3 1 2    

STANDAR DEVIASI 1.12 1.10 1.03 0.90 1.15 1.06 1.01 0.98 0.90 1.00 4.75 323.49

160

Page 161: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

2. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

X22

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembang-an Kebebasan

Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalah

an dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42 1764

2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 4 5 3 5 4 3 4 4 41 1681

3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 4 4 3 5 4 3 4 3 39 1521

4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3 4 4 5 4 5 5 3 4 4 41 1681

5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 43 1849

6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 43 1849

7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 44 1936

8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 5 3 4 4 4 4 4 2 38 1444

9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 36 1296

10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 3 5 3 4 5 5 4 3 3 39 1521

11 SMP Kristen BPK Penabur 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 42 176412 SMP Pasundan 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 40 160013 SMP PGRI Lembursitu 4 3 3 4 4 3 4 4 5 2 36 129614 SMP Islam Fatahillah 3 3 4 5 5 3 4 3 4 3 37 1369

161

Page 162: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

X22

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembang-an Kebebasan

Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalah

an dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1015 SMP Yuwati Bakti 4 4 5 3 4 3 5 3 4 3 38 144416 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 44 193617 SMP Negeri 3 Ciracap 5 4 4 4 3 4 3 4 5 3 39 152118 SMP Negeri 1 Ciemas 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 42 176419 SMP Negeri 2 Sagaranten 3 3 3 4 3 5 4 3 4 5 37 136920 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 4 4 3 5 5 5 4 3 4 2 39 152121 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 36 129622 SMP Negeri 1 Cidolog 4 3 5 3 4 4 5 1 5 3 37 136923 SMP Negeri 1 Lengkong 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 39 152124 SMP Negeri 1 Cikembar 5 3 5 4 5 4 2 3 4 3 38 144425 SMP Negeri 2 Nyalindung 5 4 5 4 3 3 3 3 5 2 37 136926 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 4 4 5 4 2 3 2 5 5 5 39 152127 SMP Negeri 1 Sukaraja 5 3 4 4 4 2 4 4 5 4 39 1521

28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 39 1521

29 SMP Negeri 1 Kadudampit 3 3 3 3 3 4 5 4 5 2 35 122530 SMP Negeri 1 Cisaat 5 3 3 4 4 4 5 3 4 3 38 144431 SMP Negeri 1 Cibadak 5 4 3 3 3 4 2 4 4 2 34 115632 SMP Negeri 2 Nagrak 4 2 4 4 3 5 3 4 4 4 37 136933 SMP Negeri 1 Cicurug 4 3 4 3 4 2 2 5 5 2 34 115634 SMP Negeri 1 Cidahu 3 2 2 3 2 3 2 1 4 3 25 62535 SMP Negeri 1 Parakansalak 4 4 3 4 3 2 5 3 2 2 32 102436 SMP Negeri 1 Parungkuda 5 4 3 4 3 4 5 5 3 4 40 160037 SMP Negeri 1 Karangnunggal 4 4 4 5 3 4 5 4 4 1 38 144438 SMP Negeri 1 Cisolok 4 3 2 4 4 5 4 3 4 2 35 1225

162

Page 163: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

X22

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembang-an Kebebasan

Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalah

an dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1039 SMP Negeri 1 Cikidang 4 2 3 3 5 5 4 5 3 3 37 136940 SMP Negeri 1 Sukalarang 3 4 3 4 4 2 4 5 2 2 33 108941 SMP Negeri 1 Purabaya 4 4 2 4 3 3 4 4 5 2 35 122542 SMP Negeri 1 Caringin 4 4 4 5 3 3 4 1 4 1 33 108943 SMP Negeri 1 Cibitung 3 3 4 4 4 2 3 4 4 1 32 102444 SMP Negeri 1 Ciantayan 5 2 4 3 4 5 2 1 4 1 31 96145 SMP Negeri 1 Cikakak 3 1 4 4 3 4 3 4 2 2 30 90046 SMP Negeri 1 Kabandungan 3 4 5 3 3 4 2 3 4 3 34 115647 SMP Negeri 2 Waluran 3 1 4 5 3 4 4 3 2 2 31 96148 SMP Negeri 2 Cimanggu 3 3 5 5 3 4 4 3 3 4 37 136949 SMP Al-Qudsiyah 4 3 5 4 3 2 4 5 3 2 35 122550 SMP BPPI Bojonggenteng 3 3 5 4 5 4 2 3 3 1 33 108951 SMP Darul Hidayah 1 2 3 2 2 2 3 5 3 2 25 62552 SMP Daruttauhid Al-Islami 2 4 2 3 3 3 3 1 4 3 28 78453 SMP Islam Nurul Amal 2 1 4 2 2 2 3 4 2 2 24 57654 SMP Islam Parakansalak 3 1 4 4 4 4 3 5 4 4 36 129655 SMP YPI Parungkuda 4 1 2 4 2 1 4 2 2 1 23 52956 SMP Mardi Yuana Cicurug 1 3 3 4 3 2 4 1 2 2 25 62557 SMP PGRI 1 Ciambar 2 2 2 2 2 3 2 4 2 5 26 67658 SMP PGRI 1 Cidahu 3 5 1 3 4 3 3 4 4 5 35 122559 SMP PGRI 183 Cicurug 3 4 2 2 2 2 2 4 1 4 26 67660 SMP PGRI Kalapanunggal 3 4 3 1 3 4 4 2 2 3 29 84161 SMP PGRI Parungkuda 3 5 3 2 3 5 4 3 2 2 32 102462 SMP Plus Madaniah 4 2 3 3 2 5 4 2 3 2 30 90063 SMP Terpadu Al-Aziziyah 5 3 2 2 4 2 2 1 2 2 25 625

163

Page 164: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

X22

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembang-an Kebebasan

Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalah

an dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1064 SMP Plus Zainabiyah 3 3 4 2 4 3 3 4 1 4 31 96165 SMP Yapissa Cicurug 2 2 2 3 5 4 2 2 1 1 24 57666 SMP Taman Siswa Cibadak 4 1 3 3 2 1 5 2 1 2 24 57667 SMP Widya Praja 2 1 2 3 3 2 1 2 3 2 21 44168 SMP Islam Ciherang 3 2 4 5 3 3 2 4 4 3 33 108969 SMP Mardi Yuana Cibadak 3 3 2 4 2 4 3 2 4 3 30 90070 SMPIT At-Talsiriyah 3 2 2 2 4 4 3 3 4 2 29 84171 SMPIT Bani Yasin 2 4 1 4 1 3 3 3 5 4 30 90072 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 5 3 1 3 3 3 4 3 4 2 31 961

JUMLAH 263 229 256 261 245 257 260 237 256 206 2470 87060RATA-RATA 3.65 3.18 3.56 3.63 3.40 3.57 3.61 3.29 3.56 2.86 34.31 1209.17

MEDIAN 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 35 1225MODUS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 39 1521

SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 44 1936SKOR TERENDAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441

Frekuensi 5 15 4 17 13 8 15 15 9 12 6    Frekuensi 4 27 29 24 29 25 27 29 25 35 16    Frekuensi 3 22 22 16 21 28 16 14 23 10 19    Frekuensi 2 6 10 12 8 10 12 13 8 11 24    Frekuensi 1 2 7 3 1 1 2 1 7 4 7    

STANDAR DEVIASI 1.00 1.07 1.15 0.96 0.91 1.09 1.06 1.13 1.11 1.13 5.72 379.99

3. Data Empirik Hasil Penelitian Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

164

Page 165: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Y2Standar Isi

SKLStandar Proses

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo-

laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 49 2401

2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 49 2401

3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 48 2304

4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 49 2401

5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 46 2116

6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 43 1849

7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 48 2304

8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 3 7 4 4 5 3 4 5 4 48 2304

9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 47 2209

10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 49 2401

11 SMP Kristen BPK Penabur 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 46 2116

12 SMP Pasundan 4 3 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 42 1764

13 SMP PGRI Lembursitu 3 3 5 4 4 5 2 4 5 3 4 4 41 1681

14 SMP Islam Fatahillah 5 5 5 4 4 4 2 3 2 4 4 5 42 1764

15 SMP Yuwati Bakti 4 5 5 5 4 5 2 4 4 3 4 5 45 2025

16 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 48 2304

165

Page 166: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Y2Standar Isi

SKLStandar Proses

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo-

laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1217 SMP Negeri 3 Ciracap 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 5 49 2401

18 SMP Negeri 1 Ciemas 3 4 5 5 3 4 5 4 2 4 5 5 44 1936

19 SMP Negeri 2 Sagaranten 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 42 1764

20 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 4 5 5 5 4 4 4 3 2 4 3 4 42 1764

21 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 2 5 4 4 4 3 4 3 5 4 5 42 1764

22 SMP Negeri 1 Cidolog 4 5 5 4 5 3 3 4 3 4 3 4 42 1764

23 SMP Negeri 1 Lengkong 3 1 4 4 4 5 3 5 3 3 5 4 40 1600

24 SMP Negeri 1 Cikembar 4 5 5 3 3 4 4 5 3 5 5 4 45 2025

25 SMP Negeri 2 Nyalindung 5 2 4 3 3 4 5 3 4 4 3 5 41 1681

26 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 4 5 5 3 3 4 5 4 3 4 5 5 45 2025

27 SMP Negeri 1 Sukaraja 4 2 4 3 3 3 5 3 3 4 4 5 39 1521

28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 5 47 2209

29 SMP Negeri 1 Kadudampit 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 5 43 1849

30 SMP Negeri 1 Cisaat 3 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 42 1764

31 SMP Negeri 1 Cibadak 3 4 5 3 2 4 5 4 4 5 3 5 42 1764

32 SMP Negeri 2 Nagrak 4 5 5 3 5 4 5 3 4 4 4 5 46 2116

33 SMP Negeri 1 Cicurug 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 45 2025

34 SMP Negeri 1 Cidahu 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 41 1681

35 SMP Negeri 1 Parakansalak 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 5 46 2116

36 SMP Negeri 1 Parungkuda 4 5 5 3 3 4 4 4 3 3 3 5 41 1681

37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 3 3 5 3 5 4 5 4 4 4 3 4 42 1764

38 SMP Negeri 1 Cisolok 4 5 5 3 4 4 4 4 3 5 3 4 43 1849

39 SMP Negeri 1 Cikidang 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 2 3 38 1444

40 SMP Negeri 1 Sukalarang 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 44 1936

166

Page 167: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Y2Standar Isi

SKLStandar Proses

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo-

laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1241 SMP Negeri 1 Purabaya 2 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 5 41 1681

42 SMP Negeri 1 Caringin 4 5 5 3 1 4 5 3 4 4 3 4 40 1600

43 SMP Negeri 1 Cibitung 4 3 5 3 3 3 5 4 3 4 5 5 42 1764

44 SMP Negeri 1 Ciantayan 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 5 4 39 1521

45 SMP Negeri 1 Cikakak 3 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 5 42 1764

46 SMP Negeri 1 Kabandungan 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 42 1764

47 SMP Negeri 2 Waluran 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 36 1296

48 SMP Negeri 2 Cimanggu 3 3 5 4 5 4 4 4 2 2 4 5 40 1600

49 SMP Al-Qudsiyah 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 36 1296

50 SMP BPPI Bojonggenteng 3 5 5 3 3 4 4 3 4 2 4 2 37 1369

51 SMP Darul Hidayah 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 5 34 1156

52 SMP Daruttauhid Al-Islami 4 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 33 1089

53 SMP Islam Nurul Amal 4 1 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 34 1156

54 SMP Islam Parakansalak 2 2 4 3 3 5 3 2 4 2 2 4 32 1024

55 SMP YPI Parungkuda 1 3 4 5 2 2 2 3 1 1 2 5 27 729

56 SMP Mardi Yuana Cicurug 3 5 5 3 4 4 3 2 2 4 4 4 38 1444

57 SMP PGRI 1 Ciambar 2 3 4 3 5 4 2 3 2 2 4 2 32 1024

58 SMP PGRI 1 Cidahu 4 3 4 3 2 1 2 2 2 3 2 3 27 729

59 SMP PGRI 183 Cicurug 4 5 5 3 2 3 2 1 3 2 3 2 30 900

60 SMP PGRI Kalapanunggal 4 4 5 2 3 2 4 2 3 1 3 5 33 1089

61 SMP PGRI Parungkuda 3 5 5 4 3 4 1 3 2 4 3 4 36 1296

62 SMP Plus Madaniah 3 3 4 4 2 5 2 2 1 2 3 1 28 784

63 SMP Terpadu Al-Aziziyah 3 5 5 4 5 4 3 4 4 2 2 2 38 1444

64 SMP Plus Zainabiyah 3 4 4 2 4 4 2 1 2 2 1 3 28 784

65 SMP Yapissa Cicurug 3 4 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 33 1089

167

Page 168: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Y2Standar Isi

SKLStandar Proses

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo-

laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

66 SMP Taman Siswa Cibadak 2 4 4 2 2 4 3 2 3 2 3 5 32 1024

67 SMP Widya Praja 4 3 5 4 3 5 2 3 3 4 2 4 37 1369

68 SMP Islam Ciherang 1 3 5 1 3 2 3 2 2 4 1 1 23 529

69 SMP Mardi Yuana Cibadak 2 3 4 4 2 3 2 1 3 4 2 2 28 784

70 SMPIT At-Talsiriyah 3 2 4 2 5 2 2 1 4 2 4 3 30 900

71 SMPIT Bani Yasin 2 1 4 2 4 5 2 2 2 3 2 2 27 729

72 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 4 2 4 2 1 4 1 2 2 2 3 4 27 729JUMLAH 248 277 335 251 248 285 262 248 234 255 251 294 3188 144644

RATA-RATA 3.44 3.85 4.65 3.49 3.44 3.96 3.64 3.44 3.25 3.54 3.49 4.08 44.28 2008.94MEDIAN 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3.5 4 46 2116MODUS 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 5 47 2209

SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 7 5 5 5 5 5 5 5 54 2916SKOR TERENDAH 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784

Frekuensi 5 5 29 47 9 7 16 20 8 6 13 13 31    Frekuensi 4 34 17 25 26 26 43 24 33 25 30 23 27    Frekuensi 3 24 15 0 29 28 8 12 18 24 14 24 5    Frekuensi 2 6 8 0 7 8 4 14 9 15 13 10 7    Frekuensi 1 3 3 0 1 2 1 2 4 2 2 2 2    

STANDAR DEVIASI 0.90 1.19 0.48 0.89 1.01 0.83 1.17 1.03 0.98 1.07 1.03 1.07 7.01 594.65

Lampiran 3

Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval)

168

Page 169: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

1. Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Frekuensi 41 93 170 332 84 720

Proporsi 0.06 0.13 0.24 0.46 0.12

Proporsi Kumulatif 0.06 0.19 0.42 0.88 1.00

zi (1.58) (0.89) (0.20) 1.19

Densitas 0.1143 0.2679 0.3913 0.1961

Nilai Skala (2.01) (1.19) (0.52) 0.42 1.68

Transformasi 1.00 1.82 2.49 3.43 4.69

Pertanyaan ke

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Total Frekuensi

  1 2 3 4 51 5 13 10 36 8 722 5 9 11 37 10 723 5 8 18 35 6 724 2 5 15 40 10 725 9 11 20 27 5 726 5 16 17 30 4 727 4 7 19 34 8 728 3 10 27 25 7 729 1 7 18 35 11 72

10 2 7 15 33 15 72

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X1

169

Page 170: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Total

Ganjil

Genap

Konsis-tensi

Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 4.69 4.69 40.60 19.67 20.93

2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 34.62 17.47 17.15

3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 33.36 17.15 16.21

4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 33.68 18.41 15.27

5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4.69 2.49 3.43 4.69 2.49 1.82 2.49 3.43 4.69 3.43 33.65 17.79 15.86

6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 35.88 18.73 17.15

7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 3.43 2.49 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43 4.69 34.94 15.27 19.67

8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 38.08 18.41 19.67

9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 4.69 2.49 4.69 34.94 16.21 18.73

10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

3.43 4.69 4.69 4.69 3.43 1.82 2.49 2.49 3.43 3.43 34.59 17.47 17.12

11 SMP Kristen BPK Penabur 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 34.30 17.15 17.15

12 SMP Pasundan 4.69 3.43 2.49 3.43 1.00 3.43 3.43 3.43 4.69 4.69 34.71 16.30 18.41

13 SMP PGRI Lembursitu 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 1.00 4.69 2.49 30.31 17.47 12.84

14 SMP Islam Fatahillah 3.43 1.82 2.49 3.43 2.49 1.82 4.69 2.49 4.69 4.69 32.04 17.79 14.25

15 SMP Yuwati Bakti 2.49 2.49 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 29.60 14.33 15.27

16 SMP Negeri 2 Kukuruyuk 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 31.13 15.27 15.86

17 SMP Negeri 3 Ciracap 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 4.69 2.49 31.25 15.04 16.21

18 SMP Negeri 1 Ciema 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 4.69 32.74 15.27 17.47

19 SMP Negeri 2 Santen 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 31.75 14.60 17.15

170

Page 171: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Total

Ganjil

Genap

Konsis-tensi

Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 SMP Negeri 1 Tegal 1.00 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 2.49 1.00 4.69 3.43 30.08 14.10 15.98

21 SMP Negeri 2 Paran 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 32.42 16.21 16.21

22 SMP Negeri 1 Colog 1.82 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 30.81 14.60 16.21

23 SMP Negeri 1 Lengkong 2.49 3.43 2.49 4.69 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 31.13 14.33 16.80

24 SMP Negeri 1 Ciema 1.82 4.69 4.69 3.43 1.00 2.49 4.69 2.49 2.49 4.69 32.48 14.69 17.79

25 SMP Negeri 2 Nyalindung 3.43 3.43 3.43 3.43 1.82 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 29.20 14.60 14.60

26 SMP Negeri 2 Jamparing 1.82 2.49 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 1.82 31.72 16.80 14.92

27 SMP Negeri 1 Sukaraja 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 1.00 2.49 3.43 3.43 29.99 13.78 16.21

28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis

4.69 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 31.25 15.04 16.21

29 SMP Negeri 1 Kadudampit 1.82 3.43 2.49 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 1.82 2.49 26.65 12.05 14.60

30 SMP Negeri 1 Cis 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 4.69 36.20 17.47 18.73

31 SMP Negeri 1 Ciak 4.69 3.43 3.43 4.69 1.82 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 35.53 18.06 17.47

32 SMP Negeri 2 Narak 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 34.62 17.15 17.47

33 SMP Negeri 1 Ciur 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 30.54 15.27 15.27

34 SMP Negeri 1 Ciah 1.82 4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 2.49 4.69 3.43 32.39 15.86 16.53

35 SMP Negeri 1 Para salak 3.43 3.43 4.69 4.69 1.82 1.00 2.49 2.49 3.43 4.69 32.16 15.86 16.30

36 SMP Negeri 1 Pa kuda 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 2.49 3.43 2.49 32.74 17.47 15.27

37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 2.49 2.49 28.93 14.33 14.60

38 SMP Negeri 1 Ciso 1.00 3.43 2.49 3.43 1.00 2.49 2.49 1.82 2.49 4.69 25.33 9.47 15.86

39 SMP Negeri 1 Ciki 3.43 4.69 2.49 3.43 1.82 1.82 4.69 3.43 2.49 3.43 31.72 14.92 16.80

40 SMP Negeri 1 Sukalara 3.43 2.49 4.69 4.69 2.49 4.69 3.43 1.82 2.49 3.43 33.65 16.53 17.12

41 SMP Negeri 1 Pura 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 32.74 15.27 17.47

42 SMP Negeri 1 Cingin 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 1.00 1.82 3.43 3.43 26.77 12.17 14.60

43 SMP Negeri 1 Citung 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 4.69 3.43 4.69 34.27 14.60 19.67

44 SMP Negeri 1 Ciayan 3.43 3.43 3.43 3.43 1.00 1.00 2.49 1.82 4.69 3.43 28.15 15.04 13.11

45 SMP Negeri 1 Ciak 4.69 4.69 3.43 4.69 2.49 1.82 1.82 3.43 3.43 2.49 32.98 15.86 17.12

46 SMP Negeri 1 Kabangan 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 4.69 4.69 1.82 4.69 4.69 36.79 18.73 18.06

171

Page 172: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Total

Ganjil

Genap

Konsis-tensi

Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

47 SMP Negeri 2 Waran 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 29.87 15.27 14.60

48 SMP Negeri 2 Cimanu 3.43 2.49 3.43 2.49 1.00 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 29.05 14.72 14.33

49 SMP Al-Qudsiyah 3.43 4.69 4.69 3.43 2.49 1.82 1.82 4.69 2.49 3.43 32.98 14.92 18.06

50 SMP BPPI Bojong 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 1.82 2.49 2.49 3.43 4.69 28.58 13.66 14.92

51 SMP Darul Hidayah 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 3.43 1.82 3.43 1.82 2.49 27.71 11.50 16.21

52 SMP Daruttauhid Al-Islami 3.43 1.00 2.49 1.00 1.00 1.00 3.43 2.49 4.69 4.69 25.22 15.04 10.18

53 SMP Islam Nurul Amal 3.43 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 3.43 2.49 3.43 3.43 25.31 13.93 11.38

54 SMP Islam Para salak 1.82 2.49 1.00 2.49 1.82 3.43 3.43 2.49 1.00 3.43 23.40 9.07 14.33

55 SMP YPI Pa kuda 1.00 1.82 3.43 1.82 1.82 4.69 3.43 2.49 1.82 3.43 25.75 11.50 14.25

56 SMP Mardi Yuana Cicu 3.43 3.43 1.00 3.43 1.82 1.82 3.43 2.49 2.49 1.00 24.34 12.17 12.17

57 SMP PGRI 1 Ciamr 1.82 1.00 1.82 1.00 3.43 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 22.73 12.99 9.74

58 SMP PGRI 1 Cidahu 2.49 1.00 2.49 1.82 1.00 2.49 2.49 3.43 3.43 1.82 22.46 11.90 10.56

59 SMP PGRI 183 Cicurug 2.49 1.82 1.82 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 26.65 13.66 12.99

60 SMP PGRI Kalapa 1.82 2.49 1.00 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 27.44 12.17 15.27

61 SMP PGRI Pa kuda 3.43 2.49 3.43 2.49 2.49 1.00 3.43 4.69 3.43 3.43 30.31 16.21 14.10

62 SMP Plus Madaniah 1.00 2.49 1.82 2.49 4.69 2.49 1.82 2.49 2.49 2.49 24.27 11.82 12.45

63 SMP Terpadu Al-Aziziyah 3.43 1.82 1.82 2.49 3.43 1.82 3.43 2.49 2.49 1.82 25.04 14.60 10.44

64 SMP Plus Zainabiyah 1.82 3.43 1.82 2.49 1.00 2.49 3.43 1.82 1.82 3.43 23.55 9.89 13.66

65 SMP Yapissa Ci urug 2.49 1.00 2.49 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 25.83 13.66 12.17

66 SMP Taman Siswa Ci ak 1.82 1.82 1.82 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 3.43 1.82 23.16 12.05 11.11

67 SMP Widya Praja 1.82 4.69 3.43 2.49 4.69 3.43 1.82 1.00 3.43 1.82 28.62 15.19 13.43

68 SMP Islam Ci rang 3.43 1.82 1.00 1.82 3.43 2.49 1.00 1.82 2.49 3.43 22.73 11.35 11.38

69 SMP Mardi Yuana Ci ak 1.00 1.00 3.43 3.43 3.43 2.49 4.69 2.49 1.82 1.00 24.78 14.37 10.41

70 SMPIT At-Talsiriyah 3.43 1.82 1.82 3.43 3.43 1.82 3.43 2.49 1.82 1.82 25.31 13.93 11.38

71 SMPIT Bani Yasin 1.82 2.49 2.49 3.43 2.49 1.00 1.82 2.49 1.82 2.49 22.34 10.44 11.90

72 SMP Muhammadiyah 2 Ci at 3.43 1.82 2.49 2.49 3.43 2.49 2.49 1.82 2.49 2.49 25.44 14.33 11.11

JUMLAH 214.56 222.58 212.57 232.55 194.88 198.11 218.19 207.01 230.20 235.63 2166.28 1070.40 1095.88

172

Page 173: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

Total

Ganjil

Genap

Konsis-tensi

Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas

Pengawasan & Evaluasi

Perbaikan & Pelaporan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RATA-RATA 2.98 3.09 2.95 3.23 2.71 2.75 3.03 2.88 3.20 3.27 30.09 14.87 15.22

2. Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

173

Page 174: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Frekuensi 35 114 191 266 114 720

Proporsi 0.05 0.16 0.27 0.37 0.16

Proporsi Kumulatif 0.05 0.21 0.47 0.84 1.00

zi (1.66) (0.82) (0.07) 1.00

Densitas 0.1008 0.2857 0.3980 0.2416

Nilai Skala (2.07) (1.17) (0.42) 0.42 1.53

Transformasi 1.00 1.91 2.65 3.50 4.60

Pertanyaan ke

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Total Frekuensi

1 2 3 4 51 2 6 22 27 15 722 7 10 22 29 4 723 3 12 16 24 17 724 1 8 21 29 13 725 1 10 28 25 8 726 2 12 16 27 15 727 1 13 14 29 15 728 7 8 23 25 9 729 4 11 10 35 12 72

10 7 24 19 16 6 72

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X2

174

Page 175: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Total

Ganjil

Genap

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembangan Kebebasan Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalahan dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 37.20 19.70 17.50

2 3.50 4.60 3.50 4.60 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 36.60 16.65 19.95

3 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 2.65 34.65 17.75 16.90

4 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 3.50 36.60 17.75 18.85

5 4.60 3.50 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 38.30 19.70 18.60

6 2.65 3.50 4.60 3.50 2.65 4.60 4.60 4.60 4.60 3.50 38.80 19.10 19.70

7 4.60 4.60 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 39.65 19.70 19.95

8 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 1.91 33.66 18.60 15.06

9 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 31.60 17.50 14.10

10 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 4.60 4.60 3.50 2.65 2.65 34.90 18.85 16.05

11 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 4.60 37.45 18.85 18.60

12 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 35.25 18.60 16.65

13 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 1.91 31.96 17.75 14.21

14 2.65 2.65 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 2.65 3.50 2.65 32.95 17.75 15.20

15 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 2.65 33.80 19.70 14.10

16 4.60 3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 39.65 21.90 17.75

17 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 4.60 2.65 34.65 18.00 16.65

18 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 37.45 17.75 19.70

19 2.65 2.65 2.65 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 4.60 32.95 14.95 18.00

20 3.50 3.50 2.65 4.60 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 1.91 35.01 17.75 17.26

21 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 3.50 2.65 31.71 17.50 14.21

22 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 3.50 4.60 1.00 4.60 2.65 33.25 20.80 12.45

175

Page 176: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Total

Ganjil

Genap

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembangan Kebebasan Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalahan dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

23 4.60 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 34.65 19.70 14.95

24 4.60 2.65 4.60 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 3.50 2.65 34.16 19.21 14.95

25 4.60 3.50 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 2.65 4.60 1.91 33.31 19.10 14.21

26 3.50 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 1.91 4.60 4.60 4.60 35.37 16.52 18.85

27 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 3.50 3.50 4.60 3.50 34.76 19.70 15.06

28 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 34.40 16.65 17.75

29 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 3.50 4.60 1.91 31.36 17.15 14.21

30 4.60 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 2.65 33.80 18.85 14.95

31 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 3.50 1.91 3.50 3.50 1.91 30.37 15.31 15.06

32 3.50 1.91 3.50 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 32.81 15.80 17.01

33 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 1.91 4.60 4.60 1.91 30.73 17.01 13.72

34 2.65 1.91 1.91 2.65 1.91 2.65 1.91 1.00 3.50 2.65 22.74 11.88 10.86

35 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 1.91 4.60 2.65 1.91 1.91 28.78 15.31 13.47

36 4.60 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 35.75 17.15 18.60

37 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 1.00 33.85 17.75 16.10

38 3.50 2.65 1.91 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 3.50 1.91 31.22 15.91 15.31

39 3.50 1.91 2.65 2.65 4.60 4.60 3.50 4.60 2.65 2.65 33.31 16.90 16.41

40 2.65 3.50 2.65 3.50 3.50 1.91 3.50 4.60 1.91 1.91 29.63 14.21 15.42

41 3.50 3.50 1.91 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 1.91 31.22 16.16 15.06

42 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 2.65 3.50 1.00 3.50 1.00 29.40 16.65 12.75

43 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 3.50 3.50 1.00 28.36 15.80 12.56

44 4.60 1.91 3.50 2.65 3.50 4.60 1.91 1.00 3.50 1.00 28.17 17.01 11.16

176

Page 177: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Total

Ganjil

Genap

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembangan Kebebasan Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalahan dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

45 2.65 1.00 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 1.91 26.77 13.36 13.41

46 2.65 3.50 4.60 2.65 2.65 3.50 1.91 2.65 3.50 2.65 30.26 15.31 14.95

47 2.65 1.00 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 2.65 1.91 1.91 27.87 14.21 13.66

48 2.65 2.65 4.60 4.60 2.65 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 32.95 16.05 16.90

49 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 1.91 3.50 4.60 2.65 1.91 31.47 16.90 14.57

50 2.65 2.65 4.60 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 2.65 1.00 29.71 16.41 13.30

51 1.00 1.91 2.65 1.91 1.91 1.91 2.65 4.60 2.65 1.91 23.10 10.86 12.24

52 1.91 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 1.00 3.50 2.65 25.07 12.62 12.45

53 1.91 1.00 3.50 1.91 1.91 1.91 2.65 3.50 1.91 1.91 22.11 11.88 10.23

54 2.65 1.00 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 3.50 31.90 15.80 16.10

55 3.50 1.00 1.91 3.50 1.91 1.00 3.50 1.91 1.91 1.00 21.14 12.73 8.41

56 1.00 2.65 2.65 3.50 2.65 1.91 3.50 1.00 1.91 1.91 22.68 11.71 10.97

57 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 4.60 24.12 9.55 14.57

58 2.65 4.60 1.00 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 31.30 13.30 18.00

59 2.65 3.50 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 3.50 1.00 3.50 23.70 9.38 14.32

60 2.65 3.50 2.65 1.00 2.65 3.50 3.50 1.91 1.91 2.65 25.92 13.36 12.56

61 2.65 4.60 2.65 1.91 2.65 4.60 3.50 2.65 1.91 1.91 29.03 13.36 15.67

62 3.50 1.91 2.65 2.65 1.91 4.60 3.50 1.91 2.65 1.91 27.19 14.21 12.98

63 4.60 2.65 1.91 1.91 3.50 1.91 1.91 1.00 1.91 1.91 23.21 13.83 9.38

64 2.65 2.65 3.50 1.91 3.50 2.65 2.65 3.50 1.00 3.50 27.51 13.30 14.21

65 1.91 1.91 1.91 2.65 4.60 3.50 1.91 1.91 1.00 1.00 22.30 11.33 10.97

66 3.50 1.00 2.65 2.65 1.91 1.00 4.60 1.91 1.00 1.91 22.13 13.66 8.47

177

Page 178: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

Total

Ganjil

Genap

Fokus Pada

Pelang-gan

Obsesi terha-dap

Kuali-tas

Pema-haman

Struktur Pekerja-

an

Pengembangan Kebebasan Terkendali

Memiliki Kesatuan

Tujuan

Mencari Kesalahan dalam Sistem

Kerja sama tim

Pendi-dikan Berke-

lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

67 1.91 1.00 1.91 2.65 2.65 1.91 1.00 1.91 2.65 1.91 19.50 10.12 9.38

68 2.65 1.91 3.50 4.60 2.65 2.65 1.91 3.50 3.50 2.65 29.52 14.21 15.31

69 2.65 2.65 1.91 3.50 1.91 3.50 2.65 1.91 3.50 2.65 26.83 12.62 14.21

70 2.65 1.91 1.91 1.91 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 1.91 26.09 14.21 11.88

71 1.91 3.50 1.00 3.50 1.00 2.65 2.65 2.65 4.60 3.50 26.96 11.16 15.80

72 4.60 2.65 1.00 2.65 2.65 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 27.76 15.25 12.51

JUMLAH 235.26 204.30 230.52 233.23 218.60 230.82 233.43 212.13 229.21 186.79 2214.29 1147.02 1067.27

RATA-RATA 3.27 2.84 3.20 3.24 3.04 3.21 3.24 2.95 3.18 2.59 30.75 15.93 14.82

3. Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Frekuensi 24 101 201 333 204 863

178

Page 179: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

Proporsi 0.03 0.12 0.23 0.39 0.24  Proporsi Kumulatif 0.03 0.14 0.38 0.76 1.00  zi (1.91) (1.06) (0.31) 0.72    Densitas 0.0639 0.2278 0.3801 0.3083    Nilai Skala (2.30) (1.40) (0.65) 0.19 1.30  Transformasi 1.00 1.90 2.64 3.48 4.60  

Pertanyaan ke

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawabanTotal

Frekuensi  1 2 3 4 5  

1 3 6 24 34 5 722 3 8 15 17 29 723 0 0 0 25 47 724 1 7 29 26 9 725 2 8 28 26 7 716 1 4 8 43 16 727 2 14 12 24 20 728 4 9 18 33 8 729 2 15 24 25 6 7210 2 13 14 30 13 7211 2 10 24 23 13 7212 2 7 5 27 31 72

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel Y

179

Page 180: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Total

Ganjil

Genap

Standar Isi

SKL Standar ProsesStandar Pendidik

dan TendikStandar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo

-laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2.64 4.60 4.60 2.64 2.64 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 49.32 23.68 25.64

2 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 48.48 24.24 25.36

3 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 47.36 24.24 23.12

4 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 48.48 22.00 25.36

5 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 45.68 23.68 23.12

6 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 42.60 20.32 21.16

7 3.48 4.60 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 47.64 22.28 24.24

8 3.48 4.60 4.60 2.64 FALSE 3.48 3.48 4.60 2.64 3.48 4.60 3.48 41.08 18.80 21.44

9 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 46.52 24.24 23.40

10 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 48.48 24.24 25.36

11 4.60 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 45.68 22.56 22.00

12 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 41.48 21.16 21.16

13 2.64 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 1.90 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 41.02 20.70 22.28

14 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 3.48 3.48 4.60 42.24 19.96 20.70

15 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 1.90 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 44.94 20.42 25.36

16 3.48 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 47.64 24.24 22.28

17 4.60 4.60 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 48.76 22.28 26.48

18 2.64 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 4.60 3.48 1.90 3.48 4.60 4.60 44.10 20.98 21.54

19 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 41.20 20.32 20.88

20 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 41.86 19.58 20.70

21 3.48 1.90 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 4.60 41.86 20.32 19.58

22 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 2.64 2.64 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 41.76 20.60 20.32

23 2.64 1.00 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 2.64 2.64 4.60 3.48 39.28 19.48 19.80

180

Page 181: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Total

Ganjil

Genap

Standar Isi

SKL Standar ProsesStandar Pendidik

dan TendikStandar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo

-laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

24 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 4.60 3.48 44.84 21.44 21.44

25 4.60 1.90 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 4.60 40.18 21.44 18.74

26 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 4.60 44.84 22.56 21.44

27 3.48 1.90 3.48 2.64 2.64 2.64 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 4.60 38.22 20.32 17.06

28 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 4.60 4.60 3.48 2.64 4.60 3.48 4.60 46.80 22.28 22.56

29 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 42.60 21.44 21.16

30 2.64 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 4.60 41.76 20.32 22.28

31 2.64 3.48 4.60 2.64 1.90 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 42.14 19.86 21.16

32 3.48 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 4.60 45.68 24.24 21.44

33 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 43.44 21.44 21.16

34 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 39.24 18.36 20.04

35 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 45.68 20.32 24.24

36 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 4.60 40.92 19.48 21.44

37 2.64 2.64 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 41.76 22.56 19.20

38 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 2.64 3.48 42.60 20.32 20.32

39 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 1.90 2.64 37.94 19.58 19.20

40 3.48 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 43.44 21.16 21.16

41 1.90 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 39.90 18.74 21.16

42 3.48 4.60 4.60 2.64 1.00 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 40.12 19.80 20.32

43 3.48 2.64 4.60 2.64 2.64 2.64 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 4.60 42.04 22.56 18.64

44 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 2.64 4.60 3.48 37.94 20.32 17.62

45 2.64 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 41.76 19.48 22.28

46 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 40.36 19.20 20.32

181

Page 182: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Total

Ganjil

Genap

Standar Isi

SKL Standar ProsesStandar Pendidik

dan TendikStandar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo

-laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

47 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 3.48 35.14 18.36 16.78

48 2.64 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 1.90 1.90 3.48 4.60 40.28 20.70 19.58

49 1.00 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 35.08 16.72 17.52

50 2.64 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 1.90 3.48 1.90 37.48 20.32 18.74

51 3.48 2.64 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 2.64 1.90 4.60 33.84 16.04 17.06

52 3.48 1.90 3.48 2.64 2.64 3.48 1.90 2.64 2.64 1.90 2.64 3.48 32.82 16.78 16.78

53 3.48 1.00 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 1.90 2.64 3.48 33.60 17.62 15.98

54 1.90 1.90 3.48 2.64 2.64 4.60 2.64 1.90 3.48 1.90 1.90 3.48 32.46 16.04 18.00

55 1.00 2.64 3.48 4.60 1.90 1.90 1.90 2.64 1.00 1.00 1.90 4.60 28.56 11.18 17.38

56 2.64 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 1.90 3.48 3.48 3.48 38.32 18.74 18.00

57 1.90 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 1.90 2.64 1.90 1.90 3.48 1.90 32.46 17.26 15.20

58 3.48 2.64 3.48 2.64 1.90 1.00 1.90 1.90 1.90 2.64 1.90 2.64 28.02 14.56 12.72

59 3.48 4.60 4.60 2.64 1.90 2.64 1.90 1.00 2.64 1.90 2.64 1.90 31.84 17.16 15.42

60 3.48 3.48 4.60 1.90 2.64 1.90 3.48 1.90 2.64 1.00 2.64 4.60 34.26 19.48 16.42

61 2.64 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 1.00 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 36.58 15.42 19.58

62 2.64 2.64 3.48 3.48 1.90 4.60 1.90 1.90 1.00 1.90 2.64 1.00 29.08 13.56 14.62

63 2.64 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 1.90 1.90 1.90 38.70 19.86 20.42

64 2.64 3.48 3.48 1.90 3.48 3.48 1.90 1.00 1.90 1.90 1.00 2.64 28.80 14.40 14.40

65 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 1.90 32.92 15.30 16.88

66 1.90 3.48 3.48 1.90 1.90 3.48 2.64 1.90 2.64 1.90 2.64 4.60 32.46 15.20 18.00

67 3.48 2.64 4.60 3.48 2.64 4.60 1.90 2.64 2.64 3.48 1.90 3.48 37.48 17.16 19.48

68 1.00 2.64 4.60 1.00 2.64 1.90 2.64 1.90 1.90 3.48 1.00 1.00 25.70 13.78 10.34

69 1.90 2.64 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 1.00 2.64 3.48 1.90 1.90 28.86 13.72 14.30

182

Page 183: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. Responden

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Total

Ganjil

Genap

Standar Isi

SKL Standar ProsesStandar Pendidik

dan TendikStandar Sarana dan Prasarana

Standar Pengelo

-laan

Standar Pembia-

yaan

Standar Penilai-

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

70 2.64 1.90 3.48 1.90 4.60 1.90 1.90 1.00 3.48 1.90 3.48 2.64 30.82 19.58 12.82

71 1.90 1.00 3.48 1.90 3.48 4.60 1.90 1.90 1.90 2.64 1.90 1.90 28.50 14.56 13.20

72 3.48 1.90 3.48 1.90 1.00 3.48 1.00 1.90 1.90 1.90 2.64 3.48 28.06 13.50 14.56

JUMLAH 219.08 250.36 303.20 222.74 213.80 252.96 235.80 220.26 208.46 227.86 224.20 265.06 2843.78 1404.54 1419.84

RATA-RATA 3.04 3.48 4.21 3.09 3.01 3.51 3.28 3.06 2.90 3.16 3.11 3.68 39.50 19.51 19.72

Lampiran 4

Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian

183

Page 184: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

1. Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

Dimensi: Konsistensi Pelaksanaan Anggaran

1

Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

8 16.33 36 58.78 10 12.24 13 10.61 5 2.04 245

 Dimensi Konsistensi Pelaksanaan Anggaran

8 16.33 36 58.78 10 12.24 13 10.612 5 2.0408 245

  Jumlah   245

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   68.06

Dimensi: Efektivitas Pelaksanaan Anggaran

2Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan

10 19.69 37 58.27 11 12.99 9 7.09 5 1.9685 254

3Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

6 12.24 35 57.14 18 22.04 8 6.5306 5 2.0408 245

  Dimensi: Efektivitas Anggaran 16 31.93 72 115.4 29 35.03 17 13.617 10 4.0093 499

  Jumlah   499

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   69.31

Dimensi: Fleksibilitas

184

Page 185: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

4

Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. 10 18.73 40 59.93 15 16.85 5 3.75 2 0.7491 267

5

Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan

5 11.16 27 48.21 20 26.79 11 9.82 9 4.0179 224

  Dimensi: Fleksibilitas 15 29.887 67 108.1 35 43.64 16 13.567 11 4.7669 491

  Jumlah   491

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   68.19

Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi

6

Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4 8.77 30 52.63 17 22.37 16 14.04 5 2.193 228

  Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi 4 8.7719 30 52.63 17 22.37 16 14.035 5 2.193 228

  Jumlah   228

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   63.33

Dimensi: Monitoring dan Evaluasi

185

Page 186: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

7Pengawasan dilakukan secara internal ter-padu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.

8 15.94 34 54.18 19 22.71 7 5.58 4 1.59 251

8

Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.

7 14.64 25 41.84 27 33.89 10 8.37 3 1.26 239

  Dimensi: Monitoring dan Evaluasi 15 30.581 59 96.02 46 56.6 17 13.946 7 2.8489 490

  Jumlah   490

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   68.06

Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan

9

Perbaikan anggaran dilakukan demi penca-paian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung.

11 20.83 35 53.03 18 20.45 7 5.30 1 0.38 264

10Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.

15 27.99 33 49.25 15 16.79 7 5.22 2 0.75 268

  Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan 26 48.818 68 102.3 33 37.25 14 10.527 3 1.1251 532

  Jumlah   532

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   73.89

2. Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

186

Page 187: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

Dimensi: Fokus pada Pelanggan

1

Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.

15 28.52 27 41.06 22 25.1 6 4.5627 2 0.7605 263

  Dimensi: Fokus pada pelanggan 15 28.52 27 41.06 22 25.1 6 4.5627 2 0.7605 263

  Jumlah   263

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   73.06

Dimensi: Memiliki Obsesi terhadap Kualitas

2

Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan).

4 8.73 29 50.66 22 28.82 10 8.7336 7 3.0568 229

  Dimensi: Obsesi terhadap kualitas 4 8.73 29 50.66 22 28.82 10 8.7336 7 3.0568 229

  Jumlah   229

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   63.61

Dimensi: Memiliki Pemahaman terhadap Struktur Pekerjaan

3 Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang

17 33.20 24 37.5 16 18.75 12 9.375 3 1.1719 256

187

Page 188: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

  Dimensi: Pemahaman Struktur Kerja 17 33.20 24 37.5 16 18.75 12 9.375 3 1.1719 256

  Jumlah   256

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   71.11

Dimensi: Mengembangkan Kebebasan yang Terkendali

4

Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembang-an zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.

13 24.90 29 44.44 21 24.14 8 6.13 1 0.38 261

5Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik

8 16.33 25 40.82 28 34.29 10 8.16 1 0.41 245

  Dimensi: Kebebasan yang terkendali 21 41.231 54 85.26 49 58.42 18 14.294 2 0.7913 506

  Jumlah   506

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   70.28

Dimensi: Memiliki Kesatuan Tujuan

6Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam 15 29.18 27 42.02 16 18.68 12 9.34 2 0.78 257

188

Page 189: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

mengembangkan mutu layanan sekolah

7

Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.

15 28.85 29 44.62 14 16.15 13 10.00 1 0.38 260

  Dimensi: Kesatuan tujuan 30 58.029 56 86.64 30 34.83 25 19.339 3 1.1628 517

  Jumlah   517

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   71.81

Dimensi: Mencari dan Menemukan Kesalahan dalam Sistem

8

Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga kependidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja

9 18.99 25 42.19 23 29.11 8 6.7511 7 2.9536 237

 

Dimensi: Mencari kesalahan dalam sistem

9 18.99 25 42.19 23 29.11 8 6.7511 7 2.9536 237

  Jumlah   237

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   65.83

Dimensi: Mengembangkan kerja sama tim

9

Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik

12 23.44 35 54.69 10 11.72 11 8.5938 4 1.5625 256

189

Page 190: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

daripada bekerja secara individu

  Dimensi: Kerja sama tim 12 23.44 35 54.69 10 11.72 11 8.5938 4 1.5625 256

  Jumlah   256

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   71.11

Dimensi: Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

10

Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengem-bangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal.

6 14.56 16 31.07 19 27.67 24 23.301 7 3.3981 206

  Dimensi: Diklat berkelanjutan 6 14.56 16 31.07 19 27.67 24 23.301 7 3.3981 206

  Jumlah   206

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   57.22

3. Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

190

Page 191: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

Dimensi: Pelaksanaan Standar Isi

1 Sekolah mengembangkan sendiri standar isi menjadi KTSP yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah sesuai dengan indikator-indikator berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

f. Belajar sepanjang hayat

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

h. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

i. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkem-bangan dan kemampuan peserta didik

j. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

k. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

l. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

m. Keragaman dan perbedaan agama

n. Dinamika perkembangan global

o. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

p. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

5 10.08 34 54.84 24 29.03 6 4.8387 3 1.2097 248

191

Page 192: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

q. Kesetaraan jender

r. Karakteristik satuan pendidikan

  Dimensi Pelaksanaan Standar Isi 5 10.081 34 54.84 24 29.03 6 4.8387 3 1.2097 248

  Jumlah   248

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   68.89

Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

2 Standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dapat terpenuhi. SKL untuk tingkat satuan pendidikan SLTP adalah sebagai berikut.

a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja

b) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri

c) Menunjukkan sikap percaya diri

d) Mematuhi aturan-aturan sosial yang ber-laku dalam lingkungan yang lebih luas

e) Menghargai keberagaman agama, buda-ya, suku, ras, dan golongan sosial eko-nomi dalam lingkup nasional

f) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif

g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

h) Menunjukkan kemampuan belajar secara

29 52.35 17 24.55 15 16.25 8 5.78 3 1.083 277

192

Page 193: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya

i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehi-dupan sehari-hari

j) Mendeskripsi gejala alam dan sosial

k) Memanfaatkan lingkungan secara ber-tanggung jawab

l) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan da-lam kehidupan bermasyarakat, berbang-sa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

m) Menghargai karya seni dan budaya nasional

n) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya

o) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu Luang

p) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

r) Menghargai adanya perbedaan pendapat

s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana

t) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.

u) Menguasai pengetahuan yang diperlukan

193

Page 194: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

untuk mengikuti pendidikan menengah.

3

Kelulusan siswa dalam tiga tahun terakhir pada mata pelajaran berikut mencapai kategori baik (rata-rata di atas 7,50).

(e) Bahasa Indonesia

(f) Bahasa Inggris

(g) Matematika

(h) IPA

47 70.15 25 29.85 0 0 0 0 0 0 335

 Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi

Lulusan 76 122.5 42 54.4 15 16.25 8 5.7762 3 1.083 612

  Jumlah   612

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   85.00

Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses

4

Sekolah melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar

9 17.93 26 41.43 29 34.66 7 5.58 1 0.3984 251

5 Proses pembelajaran diselenggarakan secara 7 14.52 26 43.15 28 34.85 8 6.64 2 0.8299 241

194

Page 195: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

  Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses 7 32.45 26 84.59 28 69.52 8 12.22 2 1.2283 492

  Jumlah   492

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   68.33

Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6

Tenaga pendidik telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan).

16 28.07 43 60.35 8 8.42 4 2.81 1 0.35 285

7 Tenaga pendidik telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007. 7 13.51 38 58.69 19 22.01 6 4.63 3 1.16 259

 Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 23 41.584 81 119 27 30.43 10 7.4402 4 1.5092 544

  Jumlah   544

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 730

  Kategori Persentase   74.52

Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana

195

Page 196: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

8

Sekolah memiliki sarana pembelajaran yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

16 28.07 43 60.35 8 8.42 4 2.81 1 0.35 285

9

Sekolah memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

20 38.17 24 36.64 12 13.74 14 10.69 2 0.76 262

 Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan

Prasarana20 66.24 24 96.99 12 22.16 14 13.49 2 1.11 547

  Jumlah   547

  Skor Ideal 5 x 2 x 72 720

  Kategori Persentase   75.97

Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan

10 Sekolah memiliki pedoman yang mengatur tentang:

(a) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus;

(b) kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;

13 25.49 30 47.06 14 16.47 13 10.20 2 0.78 255

196

Page 197: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

(c) struktur organisasi satuan pendidikan; (d) pembagian tugas di antara pendidik; (e) pembagian tugas di antara tenaga

kependidikan; (f) peraturan akademik; (g) tata tertib satuan pendidikan, yang minimal

meliputi tata tertib pen-didik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;

(h) kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat;

(i) biaya operasional satuan pendidikan.

 Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan

Pendidikan 13 25.49 30 47.06 14 16.47 13 10.196 2 0.7843 255

  Jumlah   255

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   70.83

Dimensi: Standar Pembiayaan

11Sekolah memiliki standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal.

13 25.90 23 36.65 24 28.69 10 7.97 2 0.80 251

  Dimensi: Standar Pembiayaan 13 25.896 23 36.65 24 28.69 10 7.9681 2 0.7968 251

  Jumlah   251

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   69.72

Dimensi Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan

197

Page 198: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

No. PernyataanSkor Jawaban

Jumlah Skor

5 4 3 2 1f % f % f % f % f %

12

Sekolah memiliki standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

31 52.72 27 36.73 5 5.10 7 4.76 2 0.68 294

 Dimensi: Pelaksanaan Standar Penilaian

Pendidikan 31 52.721 27 36.73 5 5.102 7 4.7619 2 0.6803 294

  Jumlah   294

  Skor Ideal 5 x 1 x 72 360

  Kategori Persentase   81.67

198

Page 199: Pelaksanaan Anggaran Dan Pemberdayaan

199