Upload
buikhanh
View
231
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAM
MEMBENTUK SIKAP SANTUN PADA REMAJA DI
PESANTREN AL-QUR’AN NUR MEDINA PONDOK CABE
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Abdullah Ubaid
NIM : 1111052000019
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi Berjudul : PELz^TKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DALAMMENIBENTUK SIKAP SANTUN PADA REMAJA DI PESANTREN AL-QUR'AN NUR MEDINA PONDOK CABE TANGERANG SELATAN, OlEh
Abdullah Ubaid, NiM : 1111052000019, telah diujikan dalam sidang
munaqosyah Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2A17. Slaipsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada jurusan
Bimbingan dan Penluluhan Islam.
Jakarta, 31 Januan 2017
Sidang Munaqosyah
Anggota,
Sekretaris,
ll,oI
NqsLEeklijlegprqJ.SiNIP. 19650301 199903 1 001
Penguji II
f***Artiarini Puspita Arrvan. M.PsiNrP. 19861r09 2011012 016
Ketua Merangkap Penguj i,
NIP. 19580910 8743 2 001
Pembiinbing
Nurul Hidavati. S.Ae..' M.PdNIP. 19690322 199603 2 001
iv
ABSTRAK
Abdullah Ubaid 1111052000019 Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam
Membentuk Sikap Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Pondok Cabe Tangerang Selatan Dibawah bimbingan Nurul Hidayati, S.Ag.,
M.Pd
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang sangat
majemuk, dan tercatat sebagai negara yang berpenduduk muslim terbanyak di
dunia saat ini. Karena itu, dengan keberagaman penduduk Indonesia, metode
penyebaran agama bagi para penyuluh agama sangat kompleks, dengan semakin
banyak tuntutan hidup, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kemajuan
teknologi juga sangat terasa pengaruhnya bagi para pembimbing dan penyuluh
agama, khususnya Islam, yang ingin terus mempertahankan eksistensinya di
negara Indonesia ini.
Salah satu jalan yang ditempuh untuk mempertahankan dan menyebarkan
agama Islam, adalah dengan cara mendirikan sebuah lembaga pendidikan, baik
formal, non formal atau informal. Berkaitan dengan itu semua, harus ada pihak
yang membimbing dan ada yang terbimbing, sarana-prasarana dan lain-lain. PPA
Nur Medina yang terletak di Pondok Cabe Tangerang Selatan adalah salah satu
lembaga yang menyelenggarakan program pendidikan tersebut
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama
pada remaja atau santri dalam membentuk sikap santun di PPA Nur Medina
Pondok Cabe Tangerang Selatan. Metode penulisan yang digunakan penulis
adalah metode kualitatif data deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil
bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.
Bimbingan agama di PPA Nur Medina dilaksanakan setiap hari, waktunya
pada malam hari pukul 18:30-20:15 WIB dan pagi hari 05:00-06:10 WIB. Secara
langsung maupun tidak langsung, PPA Nur Medina telah melaksanakan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan agama bagi remaja maupun masyarakat sekitar
pesantren.
Kata Kunci : Bimbingan Agama, Sikap Santun, Remaja
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbillalamin, segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan
seluruh alam, atas rahmat, ridlo, barokah dan pertolongannya yang tak terbatas
kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di
Pesantren al-Qur’an Nur Medina” dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan
salam selalu penulis curahkan kepada Nabi terakhir, Rasulullah Muhammad
SAW. beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya. Atas kemuliaan
akhlak dan risalah yang disampaikan kepada kita, semoga dapat memberikan suri
tauladan kepada kita semua hingga akhir zaman nanti, Aamiin.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana strata satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan terwujud tanpa
adanya rahmat, ridlo dan pertolongan Allah SWT dan juga dari Rasulullah SAW.
Penulis juga sadar akan bantuan moril dan materiil dari banyak pihak, terutama
kepada Ibu dan Bapak penulis, Ibu Ro’aitu binti Ramullah dan Bapak Abdul
Qodir bin Waryadi, begitu besar cinta kasih dan sayangnya terhadap penulis, do’a
dan kebaikan yang selalu diberikan kepada penulis, sehingga penulis tidak mampu
untuk membalas semuanya, sekedar bisa membahagiakannya, semoga Allah
muliakan Ibu dan Bapak, dunia sampai akhirat, amin.
vi
Terima kasih juga penulis sampaikan untuk adik dan keponakan beserta
ayahnya, Milatussolikha bin Abdul Qodir, Nasywa Fairoza Mufti bin Farid Mufti,
Farid bin Abdul Majid dan untuk keluarga besar Bani Ramullah, Paman Bibi,
Sepupu, Le’ Iqon, juga orang terkasih penulis De’ Badriyatun Ni’mah binti Alm.
Muchtarom bin Kaswad, Umi Maskuroh binti Alm. H. Muchyidin yang selalu ada
dalam suka dan duka. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bertakwa,
hamba yang soleh dan solihah, yang mampu memberi manfaat bagi sebanyak-
banyak manusia, amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga menyampaikan ucapan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wadek Bidang Akademik,
Dr. Roudhonah, M.A selaku Wadek Bidang Administrasi Umum, Dr
Suhaimi, M.Si selaku Wadek Kemahasiswaan.
3. Dra. Rini L. Prihatini M.Si. selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
4. Ir. Noer Bekti Negoro M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
5. Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
senantiasa mendukung, membantu dan mengarahkan penulis dalam
bimbingan skripsi hingga selesai.
vii
6. Dr. Hj. Roudhonah, MA., Drs. H. Mahmud Jalal, MA., Noor Bekti
Negoro, M.Si., Artiarini Puspita Arwan, M.Psi. selaku penguji skripsi dan
tim pengarahan perbaikan skripsi penulis.
7. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam, dan segenap staf pegawai UIN Syarif
Hidayatullah yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya,
penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas ilmu yang telah
diberikan, atas kesabaran, perhatian, kasih sayangnya dalam mendidik
penulis hingga selesai jenjang pendidikan strata satunya.
8. Ustadz H. Endang Husna Hadi S.Ag selaku pengasuh, pimpinan PPA Nur
Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten, dan Ibu Ustadzah Hj.
Arbiyah Mahfuz S.Th.I. al-Hafidzoh beserta keluarga, yang telah
memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, yang selalu
ikhlas, sabar dan penuh kesungguhan dalam membimbing, mengarahkan
dan memberi motivasi untuk meraih apa yang menjadi cita-cita penulis.
Semoga Allah karuniakan rahmat, ridlo, kesehatan, panjang umur dan
barokah rizkinya, amin.
9. Guru-guru SDN Sidayu, SMP Takhassus al-Qur’an, SMA Takhassus al-
Qur’an Wonosobo, PP Asasul Huda Klawen Bawang Batang, PPTQ Al-
Asyariyyah Kalibeber Wonosobo, rumah tahfiz Ngebrak Kalibeber
Wonosobo, Madrasatul Huffaz 1 (MH1) Gedongan Cirebon, Pesantren al-
Qur’an Nur Medina dan Pesantren Yatim Cahaya Madinah Pondok Cabe
Pamulang Tangerang Selatan Banten.
viii
Alm. H. Suprapto, Bu Djumirah, Pak Muhaimin, Pak Sofar, Bu
Tiana, Pak Abass, Mbah Su’udi Sulaiman, Mbah Muntaha al-Hamilul
Qur’an, Mbah Mustahal Asyari’, Bapak Asad al-Hamilul Qur’an, Abah
Faqih, Mak Badi’, KH. Abu Bakar Sofwan al-Hamilul Qur’an, Ustdaz H.
Endang Husna Hadiawan, Ibu Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, Haji Ahmad
Suparli, Dr. Muhson Nawawi, semoga Allah selalu karuniakan keberkahan
dimanapun berada.
10. Sahabat Takhasusku semua, Dian Widiyanto, Muhammad Na’im, Hanif
Wibowo, Imam Baihaqi, Bisroh, Muhammad Taufik, Vairuz, Putra, Duna,
Ipul, Iyus, Mbah Dullah, IPI, Latif, Azon. Teman sekampung Abdulloh
Jono,Haryanto, Zainudin Mullah, Subkhi, DAS, Humam Nasirudin, Lutfi,
Umam Azizi, Roziquin, teman sekamar Kg Tolib, Kg Muslih, Kg Hafid,
Kg Zamroni, Kg Sofyan, Kg Mufid Rembang Cak Ruswanto Tegal. Blok
H Tahfiz Putra al-Asyariyyah, Blok D Putra, Blok J Putra, bawah Masjid
Kalibeber, semoga kita bisa terus saling memberi motivasi dan
bersilaturrahim.
11. Sahabat Pesantren Yatim Cahaya Madinah, Mbak Laila, Mbak Ana
Dzikriyana Idris, Zulkarnaen, Syafei, Firman, Cak Nun, Mbak Cha Idris,
Anak Abah Durrotul Gholiah, Wawah Mawaddah, Sulton, Uci, Amar,
Praja, Cindy, Rizqi Maulana, Dinda Azura Stefani Gatot, semoga kita bisa
terus mengabdi dan berkarya.
12. Keluarga Besar PPA Nur Medina, Miss Acil, Mas So Veri, BBG, Muslih
Muchbir, Rifat, semoga kita senantiasa bisa menjaga ukuwah Islamiah.
ix
13. Keluarga BPI 2011, Alaika Firmansyah, Ang Jamal, Khoirul, Nahrub,
Jaid, Egi, Hari Dimong, Muzani, Elsa, Safarudin, Geri, Sabri, Kun Inang,
Tyara, Maria Ulfa Kamal, Wirda, Unis, Nadia Alim, Shifa, Fajriah, Irma,
Cinuy Blink, Nurhasanah, Winda, Milaty, Nadia Sabrina, Heppy Aulia,
Muzaai, Lidya Rahmi, Novita, Lina Suwarti, semoga kita meraih sukses.
14. Teman-teman UIN, Khoiri, SC Ali Munandar, Ajengan Muiz, Gus Najmul
Umam, Haris, Heri dkk semoga selalu semangat meraih cita-cita.
Tiada kata yang mampu untuk membalas semuanya, selain “maturnuwun,
terimakasih”, semoga Allah karuniakan balasan kebaikan dan pahala yang berlipat
ganda atas semua yang telah diberikan kepada penulis, dengan sebaik-baiknya
balasan dan semoga kita semua selalu dalam naungan rahmat dan ridlo-Nya,
Aamiiin.
Jakarta, 3 Desember 2015
Abdullah Ubaid
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. iii
ABSTRAK............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 5
D. Metodologi Penelitian............................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka....................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan.............................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 13
A. Teori-Teori Bimbingan Agama.............................................. 13
1. Bimbingan....................................................................... 12
2. Agama........................................................................ 15
3. Bimbingan Agama..................................................... 17
4. Tujuan Bimbingan Agama............................................. 18
5. Metode dan Teknik Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam...................................................... 20
6. Syarat dan Kriteria Pembimbing................................ 28
B. Sikap....................................................................................... 30
1. Pengertian Sikap............................................................... 30
2. Pengertian Santun............................................................. 33
3. Pengertian Akhlak............................................................ 34
4. Pengertian Etika................................................................ 34
5. Pengertian Moral.............................................................. 35
6. Pengaruh Sikap Santun dalam Hidup............................... 36
C. Remaja.................................................................................... 38
1. Pengertian Remaja............................................................ 38
BAB III PROFIL LEMBAGA PESANTREN AL-QUR’AN NUR
MEDINA...................................................................................... 40
A. Sejarah..................................................................................... 40
B. Visi dan Misi Pesantren al-Qur’an Nur Medina..................... 42
C. Tujuan..................................................................................... 43
xi
D. Struktur Organisasi.................................................................. 44
E. Kegiatan Pembelajaran............................................................ 45
F. Metode Bimbingan Agama..................................................... 46
G. Fasilitas................................................................................... 51
H. Ekstra Kurikuler...................................................................... 51
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA................... 52
A. Temuan Penelitian................................................................... 52
1. Identifikasi Informan................................................... 52
a) Pembimbing.................................................... 52
b) Terbimbing...................................................... 54
B. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap
Santun pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina...... 57
C. Metode Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun
pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe
Tangerang Selatan................................................................... 62
D. Faktor - Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Bimbingan
Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja.......... 64
E. Analisis Hasil Penelitian......................................................... 67
BAB V PENUTUP...................................................................................... 69
A. Kesimpulan................................................................................ 69
B. Saran.......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh
manusia sekarang ini, tidak sedikit menimbulkan dampak negatif
terhadap sikap hidup dan perilaku manusia, baik sebagai manusia yang
beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial, seperti
halnya penggunaan alat komunikasi yang berlebihan dan
penyalahgunaan jaringan internet.
Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan
manusia atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ditandai
dengan adanya kecenderungan anggapan bahwa satu-satunya yang dapat
membahagiakan hidup manusia adalah nilai material, tanpa
menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk
memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.
Manusia pasti kehilangan kendali dan salah arah bila nilai-nilai
spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai
penyimpangan dan kerusakan akhlak. Misalnya melakukan perampasan
hak-hak orang lain, penyelewengan seksual dan pembunuhan.
Nilai-nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran
agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran yang kesemuanya
2
berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai
hamba Allah serta anggota masyarakat.1
Banyak ditemukan kasus-kasus kenakalan remaja; misalnya
penggunaan zat adiktif (narkotika), perkelahian, sex bebas dan
sebagainya. Masalah utama kembali kepada akhlak remaja itu sendiri.
Remaja yang demikian adalah remaja yang tidak mengenal akhlak.
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun”,
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.2 Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak
“Adatul-Iradah”, atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat
dalam suatu tulisan yang berbunyi: “sementara orang membuat definisi
akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan.
Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan
itu dinamakan akhlak”.3
Sebaliknya tidak sedikit pula remaja yang baik, karena kesopanan
dan tingkah lakunya yang terpuji dan selalu berbuat kebaikan. Remaja
demikian itu adalah remaja yang shaleh, santun yang berakhlak mulia.
Akhlak dapat menuntun para remaja menemukan dunianya, menyalurkan
bakatnya kepada tindakan sublimatif dan konstruktif.4
Di masa pubertas (remaja) sudah mulai timbul (kegoncangan batin)
sehingga memerlukan tempat perlindungan jiwa yang mampu
memberikan pengarahan positif dalam perkembangan hidup selanjutnya,
1 H. A. Mustafa, Akhlak-Tasawuf, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), h. 17
2 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 11
3 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 13
4 H. Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997), h. 29
3
yaitu seorang tokoh yang mampu memberikan bimbingan berupa nilai-
nilai agama. Nilai-nilai keagamaan yang disampaikan oleh seorang
pembimbing akan mudah diterima oleh individu yang mengalami
kekosongan batin dan kegoncangan jiwa sehingga bisa menjadikan
pembimbing agama sebagai pelindung dan penyelamat baginya.5
Keadaan jiwa yang penuh dengan kegoncangan itu sangat
memerlukan agama dan membutuhkan suatu pegangan yang dapat
membantu mereka dalam mengatasi dorongan-dorongan dan keinginan-
keinginan baru yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Keinginan
dan dorongan itu seringkali bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut
oleh orang tua atau lingkungan dimana dia hidup.6
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul
Problematika Remaja di Indonesia menjelaskan bahwa pada usia ini
merupakan tingkat permulaan perkembangan perasaan keagamaan dalam
pribadi anak, sedangkan perkembangan keagamaan akan terbentuk pada
masa remaja. Perasaaan yang demikian perlu dikembangkan melalui
partisipasi dalam kegiatan keagamaan seperti sembahyang berjama’ah,
menjadi panitia hari-hari besar atau perayaan hari besar agama serta
organisasi dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.7
Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduk
beragama Islam. Banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan yang
berkembang, salah satunya adalah pesantren. Adapun pesantren
5 HM. Arifin M, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Manusia, (Bandung:
CV.Diponegoro,1988) h. 28 6 Zakiah Daradjat, Problematika Remaja di Indonesia, h. 112
7 Zakiah Daradjat, Problematika Remaja di Indonesia, h. 63
4
merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berkembang sejak lama.
Pesantren al-Qur’an Nur Medina adalah salah satu pesantren yang terletak
di wilayah Pondok Cabe Ilir kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan,
yang telah mempunyai program kegiatan terkait bimbingan agama.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu
secara terus menerus (continue), supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.8
Sedangkan kata agama dikenal juga kata “din” bahasa Arab dan
kata “religi” dalam bahasa Latin. Adapun kata “agama” terdiri dari a =
tidak dan gama = pergi, yang mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat
atau diwarisi turun-temurun.9
Dengan mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun remaja diharapkan mampu untuk memberikan
gambaran proses bimbingan agama yang sederhana dan efektif.
Berdasarkan fenomena dan berpijak pada latar belakang masalah di
atas, maka dilakukan penelitian terhadap masalah tersebut dan didapatkan
deskripsi yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan
Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja di
Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan”.
8 Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1984), h.127-128 9 Harun Nasution, ed., Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1994), h. 9
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan bimbingan agama
pada remaja mulai 3 Juni 2015 sampai dengan 3 Desember 2015 di
Pesantren al-Qur’an Nur Medina di Pondok Cabe Tangerang Selatan.
2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan umum yang dibahas pada penelitian
ini adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur
Medina tahun 2015?
Adapun permasalahan turunan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana metode bimbingan agama dalam membentuk
sikap santun pada remaja yang diterapkan di Pesantren al-
Qur’an Nur Medina ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada remaja
di Pesantren al-Qur’an Nur Medina ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an
Nur Medina tahun 2015
6
2) Untuk mengetahui metode pelaksanaan bimbingan agama
dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-
Qur’an Nur Medina tahun 2015
3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun
pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu:
1) Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan baru pada mata kuliah Ilmu Dakwah, dan
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).
2) Akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan acuan dalam
kegiatan pembentukan sikap santun pada remaja bagi universitas
dan jurusan khususnya pada jurusan BPI.
3) Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina, diharapkan penelitian
ini dapat memberikan masukan untuk rancangan program
bimbingan agama yang lebih efektif, inovatif dan kreatif hingga
terbentuk remaja yang sholeh, santun dan berakhlak mulia.
Pembimbing agama dapat memberikan kesadaran kepada
masyarakat untuk meningkatkan peran serta dalam mengatasi
permasalahan yang berhubungan dengan akhlak remaja.
7
D. Metodologi Penelitian
Adapun metodologi yang dilakukan penulis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur
Medina Jl. Cabe III No 79A RT/RW 004/004 Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian
yaitu mulai 3 Juni 2015 sampai dengan 3 Desember 2015.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah satu orang pimpinan
Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina, satu orang guru, tiga
remaja/santri dan satu orang dari masyarakat sekitar pesantren.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah bimbingan agama dalam
pembentukan sikap santun remaja yang terdaftar masuk di
Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina bulan Mei 2015.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian yang
berjudul “Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Pembentukan Sikap
Santun Remaja di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok
Cabe Tangerang Selatan”, yaitu menggunakan jenis penelitian
kualitatif data deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil
bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.
8
Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data
untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data
tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi,
videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi
lainnya10
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
dalam penelitian ini meliputi :
a) Dokumentasi, yaitu penulis mencari keterangan dan bacaan
yang dibutuhkan mengenai masalah yang terkait melalui
sumber-sumber yang ada, juga menelaah dokumen dan arsip
yang dimiliki pesantren.
b) Observasi atau pengamatan langsung di Pondok Pesantren al-
Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan. Guna
menyelami dan memperoleh gambaran yang jelas tentang peran
pembimbing agama dalam pembentukan sikap santun remaja,
penulis juga terjun langsung dalam proses tersebut bersama
dewan guru dan masyarakat.
c) Wawancara langsung secara mendalam terhadap pihak pesantren
dan masyarakat yang terkait di dalamnya serta jajaran dewan
guru untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
10
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers), h. 3
9
5. Teknik Analisis Data
Analisa adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknis analisa data
yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif, dimana semua data
yang penulis peroleh merupakan hasil dari pengamatan dan
wawancara. Sebelumnya penulis mengelompokkan data sesuai
dengan persoalan yang telah di tetapkan kemudian menganalisanya
secara sistematis. Penulis juga menggunakan teori untuk membahas
masalah dalam penelitian.
6. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Univesitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan kedua tahun 2007. Sedangkan
penerjemahan ayat-ayat al-Qur’an menggunakan sumber al-Qur’an
dan terjemahnya yang di terbitkan oleh Departemen Agama RI
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan dari beberapa sumber
kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan
pustaka sebagai bahan pertimbangan. Adapun tinjauan pustaka dalam
penulisan skripsi ini diantaranya :
Skripsi berjudul “Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon
Haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar
10
Karawang” yang disusun oleh Hj. Holipah,11
Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sasaran yang diteliti
adalah metode bimbingan mental pada jamaah calon haji 1
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar adalah
metode langsung yaitu dimana pembimbing melakukan komunikasi
tatap muka dengan calon jamaah haji dalam hal ini ada dua metode
bimbingan yang terdiri dari bimbingan individual dan kelompok.
Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan,
karena memiliki pembahasan yang sama tentang metode
pelaksanaan bimbingan. Hal yang membedakan adalah jenis
bimbingannya yaitu bimbingan agama dalam membentuk sikap
santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina tahun 2015.
Sedangkan Skripsi yang disusun Hj. Holipah adalah bimbingan
mental pada jamaah calon haji 1 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Mathla’ul Anwar
Skripsi berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara
dalam Meningkatkan Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan
Sayap Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan” yang disusun oleh Sri
Rahayu.12
Dalam skripsi tersebut Sri Rahayu membahas evaluasi
pelaksanaan terapi wicara dalam meningkatkan perkembangan anak
terlantar. Keterkaitan antara skripsi penulis dengan skripsi Sri
11
Holipah, Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon Haji di Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar Karawang, 2009 12
Sri Rahayu, Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan
Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
11
Rahayu sama-sama membahas mengenai pelaksanaan program.
Sedangkan skripsi yang penulis susun lebih kepada proses
pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada
remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis
memberikan penjelasan dan gambaran dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I: Pendahuluan : Dalam bab ini penulis menggambarkan
beberapa hal yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Teori : Dalam bab ini penulis memaparkan
teori-teori yang meliputi pengertian bimbingan, pengertian Agama,
tujuan bimbingan agama, pengertian sikap, pengertian santun, pengertian
akhlak, pengertian etika, pengertian moral, pengaruh sikap santun dalam
hidup, pengertian remaja.
BAB III Profil Lembaga Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Pondok Cabe Tangerang Selatan : Dalam bab ini penulis memaparkan
profil Pesantren al-Qur’an Nur Medina kedalam beberapa aspek yang
terdiri dari sejarah dan latar belakang, visi dan misi, program-program,
fasilitas dan sarana penunjang bagi remaja yang bermukim.
BAB IV Temuan Lapangan dan Analisis Data : Dalam bab ini
terdiri dari deskripsi dan analisis data pembimbing agama dalam
12
pembentukan sikap santun remaja di Pondok Pesantren al-Qur’an Nur
Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan, kemudian peran pembimbing
agama yang diinginkan masyarakat, serta kesesuaian pembimbing agama
dalam pembentukan sikap santun remaja yang ada di Pondok Pesantren
al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan.
BAB V Penutup: Pada bab terakhir ini meliputi kesimpulan dan
saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori-Teori Bimbingan Agama
1. Bimbingan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan berarti petunjuk
ataupun penjelasan tentang cara mengerjakan sesuatu.13
Secara etimologi
(harfiah), kata bimbingan merupakan terjemah bahasa Inggris “guidance”
yang berarti; menunjukkan, memberikan jalan, menuntun, mempedomani,
menjadi penunjuk jalan, dan mengemudikan.14
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”.
Bimbingan dalam arti “guidance” menunjukkan pada dua hal, yang
masing-masing berdiri sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S
Wingkel adalah:
a) Memberi informasi, yakni memberikan petunjuk, bahkan memberikan
nasihat kepada seseorang atau kelompok. Maka atas dasar
pengetahuan tersebut, orang dapat menentukan pilihan dan
mengambil keputusan.
b) Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan dituju,
yang mungkin tempat tersebut hanya diketahui orang yang menuntun
saja.15
13
Tim penyusun kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Edisi. Ke-2, h. 133 14
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 6 15
W.S. Wingkel, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
(Jakarta: P.T Gramedia, 1999), h. 18
14
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya.16
Bimo Walgito memberikan batasan mengenai bimbingan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.17
Dalam agama Islam yang tercantum dalam al-Qur’an, Allah SWT.
mengajarkan untuk saling nasehat menasehati seperti yang tersirat dalam
al-Qur’an Surah Al-Ashr ayat 3 yang artinya: “kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Sedangkan bimbingan agama Islam menurut Ainur Rahim Faqih, yaitu
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.18
Dalam pengertian lain disebutkan, bimbingan adalah bantuan yang
diberikan seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan
penyelesaian diri, serta dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.
Bimbingan bertujuan membantu penerimanya untuk dapat tumbuh dan
16
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,
1993), h. 4 17
Elfi Mu’awanah dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), Cet2. H. 53-54 18
Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Pres,
2001), h. 61
15
berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri.19
Jadi secara singkat, bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada
seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Bimbingan
yang dilaksanakan dalam rangka menuntun seseorang ke arah kehidupan
yang bermanfaat, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan karena dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup
dengan sempurna.
2. Agama
H.M. Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang
sering dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
a. Aspek Subjektif: agama mengandung pengertian tentang tingkah laku
manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa gerakan batin,
yang mengatur, dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada pola
hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.
b. Aspek Objektif: agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran
Tuhan yang bersifat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai
dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam hal ini belum masuk ke
dalam batin manusia, atau belum membudaya dalam tingkah laku
manusia. Oleh karena itu, secara formal agama dilihat dari aspek objektif
dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat Ilahi, yang menuntun
19
Dewa Ketut Sukardi, Sartono, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: P.T. Bina Aksara,
1988), Cet. Ke-1, h. 8
16
orang berakal budi, ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup
di dunia dan di akhirat. 20
Agama sebagai sebuah keyakinan, diyakini sebagai sebuah sarana
bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah). Seperti yang
dikatakan William James, sebagaimana dikutip oleh Zakiah Daradjat:
“agama adalah perasaan dan pengalaman bani insan secara individu,
yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang
dipandangnya sebagai Tuhan”.21
Dikatakan pula bahwa agama adalah kebutuhan jiwa (psikis)
manusia, yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan
hidup, kelakuan, cara menghadapi tiap-tiap masalah.22
Jadi pengertian agama dapat dirumuskan sebagai berikut: agama
merupakan sebuah keyakinan manusia kepada Tuhan, yang dapat
membantu kita dalam mengatur sikap dan pandangan hidup. Agama
sebagai suatu kebutuhan manusia dalam memberikan suatu aturan atau
norma-norma yang dapat memberikan ketenangan dalam jiwanya, selain
itu juga, agama dapat menjadikan seseorang dalam melakukan sesuatu
akan terikat kepada ketentuan antara yang dibolehkan dan yang tidak
dibolehkan, menurut agama yang dianut.
Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dan senantiasa mengikuti perkembangan
zamannya. Jika manusia tidak dapat mengontrol segala keinginannya
20
H.M Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press), h. 1 21
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-5, h.18 22
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982), Cet. Ke-3 h. 52
17
maka dikhawatirkan akan dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam
dirinya. Jika hal itu terjadi, akan timbul tekanan batin yang dapat
mengganggu kehidupannya.
Disinilah, agama yang telah diyakini oleh seseorang dirasakan
sebagai sebuah pondasi yang kokoh dalam mengantisipasi segala macam
tantangan-tantangan hidup yang dihadapinya, namun tidak dapat
dipungkiri juga, jika banyak manusia yang kurang begitu memperhatikan
nilai-nilai ajaran agama disaat mereka menerima berbagai macam cobaan
dan masalah.
3. Bimbingan Agama
Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang kesulitan lahiriyah maupun batiniyah yang menyangkut
kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Bantuan tersebut berupa
pertolongan mental dan spiritual agar orang bersangkutan mampu
mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui
dorongan dari iman dan taqwanya kepada Tuhan.
Kemudian bimbingan agama Islam adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah yang terdapat dalam al-
Quran dan hadits Nabi SAW., sehingga dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat.23
Jadi secara singkat, bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada
seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga ia
23
Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
2001), h. 61
18
sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Bimbingan
yang dilaksanakan dalam rangka menuntun seseorang ke arah kehidupan
yang bermanfaat, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan karena dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup
dengan sempurna.
Kemudian, pengertian agama dapat dirumuskan sebagai berikut:
agama merupakan sebuah keyakinan manusia kepada Tuhan, yang dapat
membantu kita dalam mengatur sikap dan pandangan hidup. Agama
sebagai suatu kebutuhan manusia dalam memberikan suatu aturan atau
norma-norma yang dapat memberikan ketenangan dalam jiwanya, selain
itu juga, agama dapat menjadikan seseorang dalam melakukan sesuatu
akan terikat kepada ketentuan antara yang dibolehkan dan yang tidak
dibolehkan, menurut agama yang dianut.
Jadi kesimpulan yang penulis dapatkan dari beberapa pendapat di
atas adalah, bimbingan agama merupakan pemberian bantuan terhadap
individu yang membutuhkan, atau yang sedang mengalami masalah baik
masalah pribadi, keluarga, sosial masyarakat sehingga membutuhkan
bimbingan, pendampingan supaya permasalahan yang sedang dihadapi
segera selesai, dan tujuan akhirnya adalah, yang terbimbing menjadi
pribadi yang beragama, pribadi yang bertuhan.
4. Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan dari bimbingan agama secara umum yaitu untuk
meningkatkan dan menumbuh-suburkan kesadaran manusia tentang
19
eksistensinya sebagai makhluk Allah. Disamping itu pula tujuan yang
lainnya untuk membantu pihak yang dibimbing agar mempunyai
kesadaran untuk mengamalkan ajaran agama Islam.24
Kemudian tujuan yang masih bersifat umum tersebut, dapat lebih
dijelaskan menjadi lebih khusus, yaitu :
a) Menanamkan rasa keagamaan
b) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam
c) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam
d) Membiasakan berakhlak mulia
e) Mengajarkan al-Qur’an.25
Tujuan lain dari Bimbingan Keagamaan adalah :
1) Bimbingan Keagamaan dimaksudkan untuk untuk membantu pihak
yang terbimbing agar mempunyai religious reference (sumber
pegangan) dalam pemecahan masalah-masalah kehidupan.
2) Bimbingan Keagamaan yang ditujukan kepada pihak yang
melakukan bimbingan agar dengan kesadaran dan kemauan bersedia
mengamalkan ajaran keagamaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari bimbingan keagamaan
adalah untuk memberikan tuntunan tentang ajaran agama Islam sebagai
sumber pegangan. Dengan demikian mereka dapat dapat terhindar dan
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
24
HM. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1976), h. 29 25
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, (tt), Surabaya, hal.60
20
5. Metode dan Teknik Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam
Metode bisa diartikan jalan yang harus dilalui. Pengertian yang
lebih luas lagi, adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Selain kata metode ada kata teknik dan
pendekatan, keduanya dipahami sebagai cara ilmiah yang dipakai sebagai
instrument dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih fokus kepada
subyek atau obyek yang dijadikan sasaran pelayanan. Maka pemahaman
istilah teknik atau pendekatan sering disebut dengan kata strategi dan
teknik khusus dalam melakukan sesuatu sesuai dengan fokus atau pokok
permasalahannya.
Hal ini perlu dikemukakan untuk memberikan wacana yang lebih
luas mengenai berbagai metode dan teknik serta pendekatan yang
digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Berbagai metode dan teknik yang biasa digunakan dalam
pelayanan bimbingan atau penyuluhan dijelaskan oleh M. Arifin di dalam
buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan yang dikutip oleh M. Lutfi
ialah sebagai berikut:
a) Wawancara
Adalah salah satu cara atau teknik yang bisa digunakan untuk
mengungkapkan dan mengetahui fakta-fakta yang ada pada diri
terbimbing. Dalam proses wawancara perlu disediakan alat untuk
mencatat, merekam sebagai bukti yang sah, dan juga untuk acuan
memberikan solusi pada semua persoalan yang ada pada diri
terbimbing.
21
Kelemahan teknik wawancara adalah hanya mungkin
dilakukan terhadap klien yang bisa berkomunikasi. Namun kelebihan
dari teknik ini adalah, melalui wawancara permasalahan bisa
diungkapkan secara mendalam, detail antara pembimbing dan
terbimbing.
Dalam konsep bimbingan dan penyuluhan Islam perlu
diperhatikan etika dan tata nilai yang diperbolehkan. Ketika
wawancara pembimbing dan terbimbing bukan mahram, maka perlu
didampingi oleh pihak ketiga atas usulan yang disepakati bersama.
Orang tersebut adalah orang yang bisa menjaga dan memegang
amanah, supaya tidak menimbulkan fitnah dikemudian hari. Sebab
secara umum wawancara dilakukan face to face. Dalam hukum Islam
tidak dibenarkan berkhalwat antara laki-laki dan perempuan yang
bukan mahram.
b) Observasi (Survey)
Adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengamati secara
langsung sikap dan perilaku seseorang yang tampak pada saat
tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi mental atau
kejiwaannya. Sejauh ini ada dua model observasi yang sudah biasa
dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pertama, observasi secara langsung dan ikut terlibat dalam
peristiwa yang sedang dijadikan obyek observasi (participant
observacy). Kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing
22
berada di luar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dari
jarak dekat atau jarak jauh.
c) Tes (Kuisioner)
Merupakan serangkaian pertanyaan yang kadang diberikan
alternatif jawaban sesuai dengan lingkup masalah yang ingin
diketahui. Teknik ini digunakan untuk mengetahui fakta dan
fenomena kejiwaan yang tidak bisa diperoleh melalui wawancara atau
observasi. Kelemahan teknik ini sering kebenarannya (validitas) tidak
bisa dijamin, karena bisa saja klien tidak sungguh-sungguh dalam
memberikan jawabannya. Sedangkan kelebihannya, bisa lebih banyak
mengungkapkan apa yang dirasakan klien, terutama bagi klien yang
tidak mampu mengungkapkannya secara lisan.
d) Bimbingan Kelompok (Group Guidance)
Teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama
(kelompok), seperti diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya. Teknik
ini biasanya digunakan untuk mempelajari dan mengetahui
komunikasi dan interaksi sosial klien, hubungan timbal balik dan
partisipan klien sewaktu berada dalam kelompok.
Hal ini untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi
sosial yang diberikan bagi klien yang mengalami kesulitan dalam
melakukan interaksi sosial dengan masyarakat. Melalui bimbingan
kelompok secara bertahap, klien diberikan peluang untuk bergaul
dalam kelompok.
23
e) Psikoanalisis (Analisis Kejiwaan)
Adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap pengalaman kejiwaan yang dialami klien sejak
kecil, semisal perasaan tertekan, perasaan takut, trauma dan merasa
rendah diri.
Teknik psikoanalisis ini dipopulerkan oleh Sigmund Freud, ia
menjelaskan bahwa faktor alam bawah sadar yang mengendalikan
seseorang baik sedang bermimpi maupun dalam kehidupan sehari-
hari. Freud mengelompokkan proses kehidupan setiap orang, berada
di alam sadar, ambang sadar, bawah sadar dan tidak sadar. Kehidupan
menurut Freud banyak dikendalikan oleh alam bawah sadar, hanya
sebagian kecil kehidupan seseorang berada dalam kesadarannya.
Mungkin karena kaitannya dengan kondisi kejiwaan yang tidak tetap,
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kehidupan yang sedang
dilaluinya.
Menurut Freud permasalahan yang dihadapi seseorang berasal
dari faktor kejiwaan yang pada dasarnya berkaitan dengan alam
bawah sadar. Fenomena yang terlihat pada fisik atau perilakunya
hanya pantulan dari alam bawah sadarnya, seperti cahaya
fatamorgana. Untuk memahami kejiwaan seseorang, perlu
menganalisis kejiwaan orang tersebut, melalui pemetaan dimensi atau
struktur kejiwaannya.
24
f) Non-Direktif (Teknik Tidak Mengarahkan)
Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Carl. R. Rogers,
guru besar psikologi dan psikiatri (Universitas Wisconsin), yang
selanjutnya dikenal dengan teknik “Clien-Centered-Counseling”
(klien sebagai pusat jalannya konseling). Pembimbing hanya
membantu memberikan dorongan dalam memecahkan masalah klien,
dan keputusan terletak pada diri klien sendiri, yakni mengaktifkan
dirinya dalam mengungkapkan dan memecahkan masalah dirinya,
serta tugas pembimbing berupaya mendorong tumbuhnya
tanggungjawab pada diri terbimbing
Teknik non direktif biasanya digunakan terhadap orang yang
memiliki masalah ketergantungan yang berlebihan kepada orang lain,
orang tidak memiliki rasa percaya diri pada kemampuannya. Disini
pembimbing berperan dalam mendorong dan menciptakan situasi
yang memungkinkan klien bisa mengembangkan potensi dan bakat
yang dimilikinya.
g) Teknik Direktif (Bersifat Mengarahkan)
Adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi
klien yang tidak mengerti permasalahannya dan mengalami kesulitan
dalam memahami dan menemukan solusinya.
Dalam bimbingan dan penyuluhan, biasanya ada dua jenis
terbimbing ketika menghadapi permasalahannya, yaitu: pertama,
orang yang mengerti permasalahan pada dirinya sehingga ia mampu
mengungkapkan pada pembimbing. Kedua, orang yang tidak mengerti
25
dan tidak pula punya kemampuan untuk mengungkapkannya, apa lagi
untuk menemukan solusi. Maka terbimbing seperti model kedua itu
lebih tepat mendapatkan pelayanan teknik atau pendekatan direktif,
yang bersifat mengarahkan terhadap timbulnya masalah.
h) Teknik Rasional-Emotif
Pada istilah yang lain, teknik ini disebut dengan “rational-
emotif therapy”, atau model “RET” yang dikembangkan oleh Dr.
Albert Ellis (ahli psikologi klinis). Dalam pelayanan bimbingan dan
penyuluhan, teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi pikiran-pikiran
yang tidak logis (tidak rasional) yang disebabkan dorongan
emosionalnya yang tidak stabil. Masih banyak sebagian besar
masyarakat Indonesia yang diselimuti oleh paham-paham yang
sempit, atau sebut saja fanatik dan ekstrim, yang mana bisa menjadi
pemicu konflik hanya karena masalah sepele dan sebagainya.
Dalam kaitan ini perlu digunakan bentuk dan teknik rasional
emotif yang dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar bisa
berfikir rasional dan obyektif berdasarkan argumentasi yang
sebenarnya.
Dalam al-Qur’an cukup banyak ditemukan ayat-ayat yang
mengajarkan agar bisa berfikir rasional. Misal al-Qur’an
menggunakan kata-kata “afala ta‟qilun” dalam banyak bentuk, yang
artinya “apakah kamu tidak berfikir?”. Bahkan dalam sebuah hadits,
Rasulullah Muhammad SAW. menyatakan “ad-dinu „aqlun, la dina li
26
man la „aqla lahu” artinya agama Islam itu didasari kemampuan akal
(fikiran), maka tiada agama bagi orang yang tidak berakal.
i) Teknik Konseling Klinikal
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan menggunakan
teknik klinikal menitikberatkan pada perkembangan skill terbimbing
sesuai dengan latar belakang dan kemampuan yang dimilikinya.
Pendekatan teknik ini tidak hanya berorientasi pada pengembangan
intelektual, tetapi juga kemampuan personal secara keseluruhan, baik
jasmani maupun rohani. Pembimbing mengarahkan orang yang
terbimbing pada kemungkinan atau peluang yang mungkin bisa
bermanfaat sesuai dengan kemampuannya.
Secara khusus dalam pendekatan Islam ada metode atau teknik
yang biasa digunakan, termasuk dalam pelaksanaan dakwah pada
umumnya. Berikut ini secara ringkas akan dijelaskan:
1. Teknik bil-hikmah: adalah cara bijaksana, bersifat akademis.
Teknik ini biasa digunakan untuk orang terbimbing yang
terpelajar, intelek yang memiliki rasional tinggi, tetapi ragu atau
kurang yakin terhadap kebenaran agama, sehingga menjadi
masalah baginya.
2. Teknik bil-mujadalah: teknik melalui perdebatan yang digunakan
dalam menunjukkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama,
dengan dalil-dalil. Penggunaan teknik ini lebih tepat untuk orang
yang kritis, yang tidak mudah menerima apa saja yang
disampaikan pembimbing.
27
3. Teknik bil-mauidzoh: menunjukkan contoh yang benar, supaya
orang mengikuti dengan mudah, dikarenakan kemampuan
logikanya sulit menerima bila hanya berupa penjelasan atau teori
yang masih baku (tekstual).
4. Teknik ceramah: penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih
efektif diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance).
Tetapi konselor harus menyesuaikan apa yang akan disampaikan
sesuai dengan kondisi orang yang beragam
5. Teknik diskusi atau tanya jawab: kelebihan teknik ini, orang bisa
menyampaikan semua yang dirasakan secara luas, sehingga
pembimbing mampu memberikan jawaban yang tepat.
6. Teknik persuasif: yaitu berupa dorongan yang positif, santai,
hiburan yang mendidik, sehingga orang termotivasi untuk
melaksanakan saran dan nasihat dari pembimbing dengan senang
hati.
7. Teknik lisan: melalui pesan langsung yang disampaikan dengan
ucapan atau kata-kata, dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
8. Teknik tulisan: adalah cara bimbingan atau bantuan yang diberikan
pembimbing pada orang yang terbimbing melalui tulisan, bisa
dengan pesan yang mengandung hikmah maupun cerita-cerita.
Ada sebagian orang yang terkesan dengan membaca tulisan
karena bisa lebih menghayati dan meresapi secara mendalam,
dibanding mendengarkan kata-kata langsung (lisan).
28
9. Teknik bil-yadi (kekuasaan): adalah melalui wibawa karismatik
atau pengaruh personal yang dimiliki pembimbing. Ada sebagian
orang yang memperhatikan siapa konselornya, baru mau patuh
dengan arahannya.
10. Teknik do‟a (dengan hati): dalam Islam setiap permasalahan tidak
mungkin diatasi sendiri tanpa melibatkan Allah SWT. (Tuhan).
Karena itu konselor mengajak klien untuk memohon pertolongan
dari Allah SWT. Sebab terapi terapis terbaik adalah Allah SWT.,
kesembuhan yang haq dan sejati hanya dari-Nya. Hal ini sekaligus
menyadarkan, memberitahu orang bahwa pembimbing hanyalah
fasilitator, sahabat yang membantu untuk menemukan akar
permasalahan (solusi).
Dengan demikian, puncak dari semua teknik yang sudah
dipaparkan di atas ialah menjadikan orang sadar terhadap potensi dan
kemampuan diri mereka, serta menyadarkan bahwa tugas dan
kewajiban meraka terhadap Sang Pencipta (al-Khaliq).26
6. Syarat dan Kriteria Pembimbing
Ada beberapa syarat dan kemampuan yang harus dimiliki seorang
pembimbing agama (Islam) tersebut, maka M. Arifin menyatakan di
dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan yang dikutip oleh
M. Lutfi merumuskan syarat-syaratnya sebagai berikut:
a) Pembimbing meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya,
menghayati dan mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma
26
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120-137
29
agama (religious) yang konsekuen, serta menjadikan dirinya idola
(tokoh yang dikagumi) sebagai muslim sejati, baik lahir maupun batin
dikalangan orang yang dibimbingnya.
b) Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang
yang dibimbingnya dan lingkungan kerja atau masyarakat sekitarnya.
Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi dan loyalitas
terhadap profesi yang ditekuninya, sekalipun berhadapan dengan
kondisi masyarakat yang selalu berubah-ubah.
c) Memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permasalahan yang
memerlukan pemecahan (dalam berfikir dan emosional).
d) Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak,
terutama dengan klien dan pihak lain dalam kesatuan tugas atau
profesinya.
e) Mempunyai sikap dan perasaan terkait dengan nilai-nilai keislaman
dan kemanusiaan, klien harus ditempatkan sebagai individu yang
normal yang memiliki harkat dan martabat sebagai mahluk tuhan.
f) Memiki keyakinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki
kemampuan dasar (potensi) yang mungkin bisa dikembangkan
menjadi lebih baik.
g) Memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap
terbimbing, sehingga selalu berupaya untuk mengatasi dan
memecahkan masalahnya.
30
h) Memiliki ketangguhan, kesabaran, dan keuletan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, sehingga tidak mudah menyerah dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan tugas.
i) Memiliki sikap yang tanggap dan jiwa yang peka terhadap semua
kesulitan yang disampaikan terbimbing.
j) Memiliki watak dan kepribadian yang familiar, sehingga setiap orang
yang menggunakan jasanya merasa nyaman, terkesan dan kagum
dengan cara pelayanannya.
k) Memiliki jiwa yang progresif (ingin maju) dalam profesinya, sehingga
ada upaya untuk meningkatkannya sesuai dengan perkembangan yang
ada dalam masyarakat.
l) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, sehingga mempunyai
kemampuan dalam menangkap dan menyikapi masalah-masalah
mental atau rohaniyah yang dirasakan terbimbing.
m) Memiliki pengetahuan dan pengalaman teknis yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas atau profesinya.27
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap dalam kamus bahasa Inggris adalah “attitude”.28
Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut. Manifestasi tidak
27
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 156-158. 28
S. Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia-
Inggris), (Bandung: Hasta, 1980), h.259
31
dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu
sebagai tingkah laku yang masih tertutup dan dalam penggunaan praktis,
sikap sering dihadapkan pada rangsang sosial dan reaksi yang bersifat
emosional.29
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang
muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,
keyakinan, kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbul
suatu tindakan pada seseorang. Sikap juga mengambarkan suka dan tidak
suka seseorang terhadap suatu objek.
Dalam bagian ini, Allport dalam Notoatmojo, 2007 menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu :
a. Komponen Kognitif : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
terhadap suatub objek.
b. Komponen Afektif : merupakan perasaan individu terhadap
obyek sikap, obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak
menyenangkan, disukai atau tidak disukai.
c. Konatif (Perilaku) : menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasarnya bahwa
kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku, kecenderungan
secara konsisten, selaras, dan perasaan ini membantu sikap
individual.
29
Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1984), h. 10-12
32
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.30
Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan
yaitu:
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b) Merespon (Responding)
Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari
sikap.
c) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga. Misalnya seorang perawat mengajak perawat
lain untuk memotivasi setiap pasien.
d) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko, merupakan sikap yang
paling tinggi.
30
Alwisol . Psikologi Kepribadian edisi revisi. (Malang : UUM Press, 2011), h.220
33
2. Pengertian Santun
Santun dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti halus dan baik
(budi bahasanya, tingkah lakunya, sabar, dan tenang, sopan) atau bisa
dikatakan cerminan psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke
dalam suatu tindakan), sedangkan sopan adalah hormat dengan tak lazim
(akan,kepada) tertib menurut adab yang baik atau bisa dikatakan sebagai
cerminan kognitif (pengetahuan).31
Jika digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah
pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap,
perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik, sesuai dengan tata
krama; peradaban; kesusilaan.
Menurut Moeliono, bahasa santun berkaitan dengan tata bahasa
dan pilihan kata, yaitu penutur bahasa menggunakan tata bahasa yang
baku, mampu memilih kata-kata yang sesuai dengan isi atau pesan yang
disampaikan dan sesuai juga dengan tata nilai yang berlaku dalam
masyarakat itu. Bahasa yang tidak santun adalah bahasa yang kasar,
melukai perasaan orang, kosa kata yang membuat tidak enak orang yang
mendengarkan. Karena itu bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan
tata nilai moral masyarakat penggunanya.32
Santun dalam istilah al-Qur’an bisa diidentifikasikan dengan
akhlak dari segi bahasa karena akhlak berarti ciptaan, atau apa yang
tercipta, datang, lahir dari manusia dalam kaitan dengan perilaku.
Perbedaan santun dan akhlak dapat dilihat dari sumber dan dampaknya.
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), h. 997 32
Moeliono, Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984)
34
Dari segi sumber, akhlak datang dari Allah, sedangkan santun dari
masyarakat atau budaya. Dari segi dampak dapat dibedakan kalau akhlak
dampaknya dipandang baik oleh manusia sekaligus baik dalam pandangan
Allah, sedangkan santun dipandang baik oleh masyarakat, tetapi tidak
selalu dipandang baik oleh Allah.33
Berdasarkan pengertian perilaku sopan santun dapat disimpulkan
bahwa sikap sopan santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada
suatu peraturan. Sikap santun yang baik dan benar ialah lebih
menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja.
3. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun”,
yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.34
Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak
“Adatul-Iradah”, atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat
dalam suatu tulisan yang berbunyi: “sementara orang membuat definisi
akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan.
Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan
itu dinamakan akhlak”.35
Jadi akhlak adalah suatu perbuatan yang secara sengaja, tetapi
tidak memerlukan pertimbangan pikiran (akal) terlebih dahulu.
4. Pengertian Etika
Kata-kata “etika” dari segi etimologinya berasal dari bahasa
Yunani kuno. Dalam bahasa Yunani, kata “ethos” dalam bentuk tunggal
33
Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006), h. 75 34
H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 11 35
H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 13
35
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput,
kandang habitat; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara
berpikir. Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya adalah: adat kebiasaan.
Latar belakang terbentuknya kata “etika” adalah bentuk jamak “ta etha”
yang berarti adat kebiasaan, yang oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322
SM.) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.36
Jadi kata “etika” adalah, ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan manusia.
5. Pengertian Moral
Kata “moral” etimologinya sama dengan “etika”, sekalipun bahasa
asalnya berbeda. Memandang arti kata “moral”, perlu diperhatikan bahwa
kata ini bisa dipakai sebagai nomina (kata benda) atau sebagai adjektiva
(kata sifat). Jika kata ”moral” dipakai sebagai kata sifat artinya sama
dengan “etis” dan jika dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan
“etika” menurut arti pertama tadi, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Mengambil contoh, misalnya, bahwa perbuatan seseorang tidak
bermoral. Maksudnya adalah, bahwa kita menganggap perbuatan orang
itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam
masyarakat. Atau kita menganggap bahwa kelompok pemakai narkotika
mempunyai moral yang bejat, artinya, mereka berpegang, berperilaku
pada nilai dan norma yang tidak baik. Sedangkan moralitas adalah sifat
36
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 4
36
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk.37
Jadi, moral adalah nilai atau norma yang menjadi acuan seseorang
atau kelompok untuk bertingkah laku dalam kehidupannya.
6. Pengaruh Sikap Santun dalam Hidup
Seperti yang diungkapkan oleh Laurence Sterne “Memiliki rasa
hormat pada diri sendiri akan membimbing moral kita; memiliki rasa
hormat terhadap orang lain akan menjaga sikap sopan santun kita”.38
Jadi,
perilaku santun remaja memiliki pengaruh yang besar terhadap
pengembangan kepribadian remaja. Contohnya dalam dunia pendidikan.
Semakin hormat serta memiliki sopan santun seorang siswa kepada
pendidiknya (guru), maka akan semakin mudah siswa mengikuti apa yang
disampaikan oleh pendidik tersebut.
Selain ditinjau dari besarnya pengaruh budi pekerti terhadap
berbagai aspek di kehidupan siswa, budi pekerti juga menjadi batang dari
hubungan antara siswa dengan pihak lain di sekolah, dalam hal ini kepala
sekolah, tenaga pendidik (guru), staff pegawai yang terlibat, dan teman
sebaya.
Perilaku sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan
bersosialisasi sehari-hari setiap orang, karena dengan menunjukkan sikap
sopan santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan dengan
keberadaannya sebagai makhluk sosial dimana pun tempat ia berada.
Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia sudah tentu
37
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 7 38
Sukmana, Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. (Bhineka Karya Winaya, 2008), h.
122
37
memiliki norma-norma dalam melakukan hubungan dengan orang lain,
dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau
pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku hormat, sopan santun serta tata krama dalam bertutur kata
merupakan perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui
pendidikan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam kedudukannya
masing-masing, seperti: orang tua dan guru, para pemuka agama dan
masyarakat umum. Dari pendidikan dan bimbingan tersebut, diharapkan
siswa mewujudkannya dalam bentuk sikap dan perilaku yang sehat dan
serasi dengan kodratnya dalam kehidupan sehari-hari. Perwujudan nilai
sopan santun disesuaikan dengan kondisi dan situasi secara pribadi
(individu) maupun secara kelompok.39
Dengan terbinanya sopan santun remaja sejak dini, maka remaja
akan mempunyai budi pekerti yang kokoh. Remaja yang mempunyai budi
pekerti yang kokoh akan mampu membedakan perilaku yang terpuji
dengan perilaku yang menyesatkan atau menyimpang, sehingga tidak
mudah tergoda atau terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Pada
akhirnya remaja akan menjunjung tinggi moral dan berusaha untuk
berbuat baik yang bermanfaat bagi orang lain.
39
Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 93
38
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata lain adolescere,
(kata bendanya adolescentia, yang berarti remaja), yang berarti “tumbuh”
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence seperti yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. 40
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia remaja memiliki arti
mulai dewasa.41
Masa remaja ialah satu periode dari masa anak-anak
menjadi dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka
mainkan dan mengintegrasikan peran-peran itu ke dalam suatu persepsi
diri, suatu identitas.42
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah suatu
masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa ini terjadi peralihan dari
ketergantungan social-ekonomi kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri.43
Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
40
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi ke-5, h.
206 41
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 739 42
Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), Jakarta:
Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, 2006, h. 13 43
Sarlito Wirawan. S, Psikologi Remaja, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1994, h.9
39
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.44
Sedangkan Hurlock
membagi masa remaja menjadi masa awal (13 hingga 16 atau 17 tahun)
dan masa remaja akhir (16 atau 17 hingga 18 tahun), masa remaja awal
dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir, individu
telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa
dewasa.45
Masa remaja, menurut Tanley Hall, seorang bapak pelopor
psikologi, perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai dan
stress (storm and stress) , karena mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia
akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi
kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki
masa depan dengan baik.46
Dari beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
44
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D., Human Development (8 th ed).
Bustom: McGraw-Hill, 2001, h. 122 45
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi ke-5, h.
207 46
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 13
40
BAB III
PROFIL LEMBAGA PESANTREN AL-QUR’AN NUR MEDINA
A. Sejarah
Menurut Ustadz H. Endang Husna, lembaga pendidikan seperti
pesantren, kini diakui oleh banyak kalangan sebagai lembaga pendidikan
yang mampu membentuk dan mengembangkan kepribadian (personality
development) dan membangun karakter (character building) para
santrinya.47
Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat selama berada di
pesantren, para santri berada dalam lingkungan pendidikan yang
memadukan pengajaran dan pengasuhan sekaligus.
Para santri mengalami dan merasakan langsung bagaimana hidup
bersama (learning to live together) yang penuh persaudaraan, keramahan
dan keakraban dengan sesama teman disertai jiwa kemandirian dan
kebebasan yang bertanggung jawab.
Pada bulan Mei tahun 2004 Ustadz Endang beserta Istrinya,
Ustadzah Arbiyah, merintis dan memulai pengajian al-Qur’an di
kontrakannya yang berada di Gang Trubus II Rt/Rw 001/004 Pondok Cabe
Ilir Pamulang. Satu tahun berjalan, respon masyarakat sangat positif dan
antusias, semula murid pengajian yang ikut belajar hanya tiga orang,
seiring berjalannya waktu terus bertambah sehingga tempat yang
digunakan untuk kegiatan belajar dan pengajian tidak bisa menampung
lagi.
47
Wawancara pribadi dengan Ustadz Endang, PPA Nur Medina Pondok Cabe Pamulang,
23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
41
Ustadz Endang beserta Istrinya, mengajak para santri-santri untuk
berdoa dan beribadah yang lebih sungguh-sungguh dan lebih khusyu’ lagi,
dengan cara melaksanakan solat taubat, solat istikhoroh dan solat hajat
kemudian berdoa. Dengan izin Allah SWT. tiga hari setelah ikhtiar ibadah
dilaksanakan, datanglah hamba Allah yang baik dan dermawan yang
berasal dari Solo, Bapak H. Sugondo dan Hj. Ninik didampingi Anak dan
Menantunya, Mas Jarot, Mas Jodi dan Mbak Anik (Owner Waroeng
Steak) bersilaturahim ke kontrakan Ustadz Endang.
Tanpa ada konfirmasi atau yang lainnya, beliau kemudian
menanyakan apakah disekitar kontrakan ada lahan yang kosong yang ingin
dijual, kemudian Ustadz Endang mengantarkan disekitar Jalan Cabe III,
menunjukkan tanah milik Bapak H. Semu, tidak panjang lebar negosiasi
akhirnya bersepakat untuk dibeli, setelah pengurusan jual beli selesai,
kemudian tanah kosong tersebut langsung dibangun selama satu tahun,
baru pada tahun 2009 gedung PPA Nur Medina berdiri dengan megah.
Tahun 2010 barulah diresmikan secara resmi PPA Nur Medina.
Dari awal dirintisnya, PPA Nur Medina selalu Mengembangkan
kepribadian (personality development) dan membangun karakter
(character building) inilah yang menjadi salah satu keunggulan PPA Nur
Medina, sehingga sampai sekarang para alumninya mampu menunjukkan
eksistensinya di berbagai jalur pengabdian. Dan karena itu pula sampai
saat ini, PPA Nur Medina banyak diminati oleh banyak orang dari semua
kalangan.
42
Efektifitas PPA Nur Medina untuk menjadi agen of change juga
terbentuk karena sejak awal keberadaan PPA Nur Medina juga
menempatkan diri sebagai pusat belajar masyarakat (community learning
centre). PPA Nur Medina tidak lepas dari konteks masyarakat dan PPA
Nur Medina juga tidak akan ada tanpa masyarakat karena apa yang
dikerjakan oleh PPA Nur Medina sebenarnya untuk masyarakat.
Untuk itu, Pesantren al-Qur’an Nur Medina selain menjadi tempat
pendidikan, juga menjadi sarana melatih santri atau remaja dalam
berinteraksi dengan masyarakat, karena sejatinya pesantren merupakan
medium budaya dalam kehidupan masyarakat.
Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan intelektual, akan tetapi
juga, pendidikan spiritual, pendidikan moral dan sebagai lembaga
pendidikan sosial kemasyarakatan. Disini Pesantren al-Qur’an Nur Medina
mendidik santri untuk hidup bermasyarakat dan bagaimana seorang santri
menjalankan peran sosial (social role) dalam masyarakat.
B. Visi dan Misi Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Visi
1. Terciptanya lembaga pendidikan tingkat tinggi untuk santri sebagai
pusat tafaqquh fiddin yang berakhlak karimah.
2. Menjadi pesantren yang melahirkan khaira ummah (umat terbaik)
3. Berkompetensi global dan berwawasan internasional
43
Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan, kajian dan pengabdian keislaman
secara holistik dan komprehensif bagi santri melalui kitab klasik
maupun kontemporer.
2) Menciptakan dan mengembangkan kemandirian berfikir dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam semua sisi kehidupan.
3) Mewujudkan lembaga pendidikan tinggi bagi santri yang murah
(gratis) tapi berkualitas.
C. Tujuan
Menurut Ustadz H. Endang Husna Hadi, pendidikan di pesantren
adalah jalan tercepat dan terbaik untuk berubah menjadi lebih baik.
Demikian pula Pesantren al-Qur’an Nur Medina bertujuan untuk
melahirkan generasi yang mengerti, menguasai dan mampu mengamalkan
al-Qura’an, sehinnga PPA Nur Medina selalu berusaha berkreatifitas dan
berinovasi untuk memberdayaan manusia dengan melatih dan membekali
santri-santri pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya dengan
kemampuan pemahaman agama yang cukup sekaligus dengan life skills
yang menunjang kehidupannya di masa mendatang. Adapun beberapa
tahapannya sebagai berikut:
Pertama, pemberian pengarahan kepada setiap santri karena pada
dasarnya, pengarahan adalah cara mentransfer nilai dan filsafat hidup dari
Ustadz dan Ustadzah kepada seluruh santri di berbagai kegiatan.
44
Kedua, dengan pelatihan. Pelatihan menjadikan para santri lebih
terampil, memiliki wawasan yang lebih luas, baik wawasan pengetahuan,
pengalaman, pemikiran dan kepemimpinan.
Ketiga, penugasan kepada setiap santri akan menjadikan santri
lebih terlatih, terkendali dan termotivasi.
Keempat, pembiasaan. Dalam proses pendidikan kader, belumlah
cukup hanya dengan pengarahan, pelatihan dan penugasan. Maka
pembiasaan menjadi unsur yang penting dalam pembentukan karakter
santri. Pendidikan adalah pembiasaan.
Kelima, pengawalan. Yang dimaksud dengan pengawalan adalah
seluruh tugas dan kegiatan santri selalu mendapatkan bimbingan dan
pendampingan sehingga seluruh kegiatan yang telah diprogram
mendapatkan kontrol, evaluasi dan langsung bisa diketahui
kekurangannya.
Keenam, uswah hasanah. Membudayakan untuk memberikan dan
menjadi contoh teladan yang baik bagi orang lain.
D. Struktur Organisasi
Di bawah ini adalah struktur organisasi kepengurusan Pesantren al-Qur’an
Nur Medina:
Pendiri : Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag.
Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafizoh
Pengawas : Dr. Akhsin Sakho Muhammad
Dr. Muhson Nawawi
45
Darma Soraya
Pengasuh : Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag.
Ustadzah Hj. Arbiyah Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafizoh
Lurah Putra : Ahmad Suferi
Lurah Putri : Nur Hasanah
Sekretaris Putra : Zulkarnaen
Sekretaris Putri : Roikhatul Jannah
Bendahara Putra : Firman Muhammad Iqbal
Bendahara Putri : Wawah Mawaddah
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan di Pesantren al-Qur’an
Nur Medina adalah gaya pengajaran (teaching style) yang demokratis,
terbuka dan fleksibel. Gaya pengajaran ini dikembangkan karena
menempatkan setiap santri dalam proses pengajian sebagai subyek yang
memiliki status dan hak yang setara.
Selain itu, gaya pengajaran ini juga memberikan perhatian kepada
keragaman gaya belajar santri yang adil dan setara dengan memerhatikan
kecenderungan dari santri yang kuat dalam aspek pendengaran (auditory),
penglihatan (visual), ataupun aspek gerak (kinestethic).
Dengan memerhatikan ketiga aspek tersebut, maka Pesantren al-
Qur’an Nur Medina menyelenggarakan beberapa materi dasar dalam
kegiatan pembelajarannya yaitu:
a) Pendidikan iman dan taqwa
b) Pendidikan moral dan akhlak
46
c) Pendidikan fisik dan psikologis
d) Pendidikan rasio dan penalaran
e) Pendidikan interaksi sosial atau kemasyarakatan
f) Pendidikan reproduksi sehat dan islami
g) Pendidikan kewirausahaan
Ketujuh materi dasar tersebut diaplikasikan dengan beberapa
kegiatan, yaitu:
1) Praktik imamah
2) Praktik ceramah
3) Praktik mengajar
4) Keorganisasian
5) Tadabbur alam
F. Metode Bimbingan Agama PPA Nur Medina
1. Metode Individu
Metode individu yaitu pembimbing melakukan komunikasi
langsung secara individu dengan yang dibimbing. Hal ini dilakukan
oleh pembimbing di PPA Nur Medina dalam membimbing remaja-
remaja yang belajar di pesantren. Pembimbing melakukan komunikasi
langsung secara individu.
Metode ini dilakukan untuk mengetahui minat dan bakat apa
saja yang dimiliki oleh remaja tersebut, dengan tujuan agar lebih
mudah untuk diarahkan. Dengan metode individu juga, pembimbing
melakukan pendekatan guna memberikan pemahaman al-Qur’an
terhadap para remaja. Pembimbing biasanya memberikan materi
47
secukupnya, kemudian remaja yang terbimbing menyampaikan
pengetahuan yang bisa diserap kepada pembimbing, melalui lisan atau
tulisan.
Dalam menjalankan metode individu ini, pembimbing juga
menggunakan beberapa pendekatan, seperti pembimbing berusaha
menjadi orang tua mereka, memberikan kasih sayang kepada mereka
yang selama ini tidak mereka dapatkan. Dengan demikian, mereka
akan merasa nyaman dan akan lebih mudah untuk diberikan materi
ataupun arahan supaya menjadi remaja yang memiliki sikap yang
mulia.
2. Metode Ceramah
Dalam hal ini pembimbing memberikan materi bimbingan
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki,
dengan menggunakan bahasa yang lugas, jelas dan mudah dimengerti.
Metode ceramah sama halnya dengan mau‟idlah hasanah atau nasehat
yang baik. Adapun materi yang disampaikan dalam bimbingan agama
di PPA Nur Medina meliputi ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’an
(ulumul Qur‟an), tauhid, akhlak, ibadah dan sejarah islam. Dengan
diberikannya materi-materi tersebut, pembimbing berharap agar
mereka menjadi pribadi yang soleh dan bermanfaat bagi sebanyak-
banyaknya manusia.
3. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah penyampaian materi dengan cara
mendorong sasaran untuk menyatakan sesuatu yang dirasa kurang
48
mengerti atau kurang dipahami. Disini pembimbing sebagai penjawab
atau penjelas atau dengan bahasa yang lain, pembimbing menanyakan
sesuatu pada remaja bimbingannya.
Metode ini merupakan tindak lanjut dari metode ceramah, ini
dilaksanakan dengan membuka forum tanya jawab setelah
pembimbing memberikan materi bimbingan keagamaan. Kemudian
para remaja diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang telah dibahas apabila masih kurang jelas ataupun tentang
bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada remaja.
Sebaliknya, para pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada remaja binaannya. Didalam memberikan
pertanyaan, pembimbing membebaskan mereka untuk menjawab
pertanyaan, dimana pembimbing tidak memberikan pilihan jawaban.
Tujuannya agar remaja binaan dapat mengembangkan pikirannya
sendiri, dengan begitu mereka secara tidak langsung telah
mengembangkan kreativitas berfikir yang dimilikinya.
4. Metode Pengamalan Nilai-Nilai Agama
a. Shalat Berjama’ah
Dengan melihat keutamaan serta manfaat berjamaah, maka
pembimbing mewajibkan remaja binaannya untuk melaksanakan
shalat berjamaah. Shalat berjama’ah yang ditekankan secara
khusus adalah sholat berjama’ah shubuh, maghrib dan isya, karena
waktu-waktu tersebut remaja sudah terkondisikan berada di
pesantren. Bahkan dalam hal ini, pembimbing tidak segan
49
memberikan sangsi atau hukuman bagi mereka yang tidak
mengikuti shalat berjama’ah.
Adapun alasan pembimbing melakukan hal tersebut,
supaya membentuk kedisiplinan dan membiasakan remaja binaan
menaati peraturan yang berlaku, sekaligus menjalankan kewajiban
dengan penuh rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai hamba
Allah SWT.
b. Pembelajaran al-Qur’an
PPA Nur Medina sangat berpegang teguh dengan pedoman
kalam Ilahi (al-Qur’an). Tujuan pembelajaran al-Qur’an adalah
agar para remaja binaan dapat membaca dan menghafalkan al-
Qur’an secara benar dan baik, serta dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, dalam lingkup masyarakat, berbangsa
maupun bernegara.
PPA Nur Medina lebih dikenal dengan al-Qur’annya,
dimana para pembimbing memberikan bimbingan belajar yang
mendalam mengenai al-Qur’an dengan beberapa bentuk bimbingan
antara lain membaca al-Qur’an menurut kaidah tajwid yang benar
dan tepat secara tartil, cara menghafal al-Qur’an secara benar,
cepat dan berkarakter, tilawatil Qur’an dengan tajwid dan nada-
nada yang indah, juga mengenali al-Qur’an dengan metode hafalan
surah dan ayat-ayat pilihan.
Dengan mempelajari dan mendalami al-Qur’an secara
terus-menerus secara konsisten, harapannya para remaja PPA Nur
50
Medina dapat memahami ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, sehingga
mereka dapat memahami al-Qur’an, tidak hanya sebatas
kontekstual, tetapi lebih dari itu, mengamalkan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan proses yang berkesinambungan seperti tersebut
diatas, para santri diharapkan mempunyai kesiapan dalam
menghadapi arus perkembangan kehidupan. Adapun standarisasi
pencapaiannya adalah:
1) Jiwa keikhlasan dalam pengabdian pada pesantren dan
masyarakat
2) Selalu mengambil inisiatif
3) Baik dalam bermuamalah
4) Mampu berkomunikasi dengan baik
5) Terlatih untuk membuat jaringan kerja dan memanfaatkannya
6) Dapat dipercaya
7) Bekerja keras dan bersungguh-sungguh (self development)
8) Menguasai masalah dan dapat menyelesaikannya
9) Memiliki integritas tinggi
10) Memiliki nyali yang besar dan tidak takut resiko
11) Jujur dan terbuka
12) Siap berkorban (self support)
13) Soft power (kekuatan dan ketegasan dengan keluwesan)
14) Cerdas dalam melihat, mendengar, menilai, mengevaluasi,
memutuskan dan menyelesaikan.
51
G. Fasilitas
a) Asrama putra dan putri
b) Aula atau Musholla
c) Ruang belajar
d) Perpustakaan
e) Koperasi pesantren
f) Alat musik (rebana, marawis, angklung, dll)
g) Ruang ekstra menjahit
h) Sarana olahraga
i) Guest room
j) Area parkir
H. Ekstra Kurikuler
1) Muhadharah
2) Shalawat Albarzanji
3) Nagham al-Qur’an
4) Kajian amtsilati (cara cepat memahami al-Qur’an)
5) Pelatihan kepemimpinan
6) Pelatihan mengajar
7) Praktik pengabdian masyarakat
8) Kesenian (teater, marawis, rebana, angklung, dll)
9) Keterampilan (menjahit, tata boga, dll)
10) Olahraga (tenis meja, sepak bola, futsal, bulu tangkis, dll)
11) Outbound
52
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Penelitian
1. Identifikasi Informan
a. Pembimbing PPA Nur Medina
1) Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag (UE)
Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag adalah sebagai
pendiri, pimpinan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren al-
Qur’an Nur Medina Pondok Cabe Pamulang. Beliau lahir di
Bogor pada tanggal 02 Mei 1975. Beliau tinggal bersama istri
dan 3 anaknya, istrinya bernama Ustadzah Hj. Arbiyah
Mahfuz, S.Th.I., Al-Hafidzoh dan anak yang pertama bernama
M. Hilmy Muztaiqiz kelas 6 SDIT Al Azkar Pamulang, yang
kedua Najjah Rayyani Munawwarah kelas 3 SDIT Al-Azkar
pamulang dan yang ketiga Syukri Abdul Hadi kelas 1 SDIT
Al-Azkar Pamulang.
Rumah tinggal beliau di PPA Nur Medina di Jl. Cabe
III No 79A Rt/Rw 004/004 Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang Selatan Banten. Pendidikan terakhir yang dicapai
dalah S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang
berubah nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
kemudian juga sedang menempuh S2 di Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Saat ini Ustadz Endang berprofesi
53
sebagai pembimbing haji dan umroh di Travel Arofah Tour
yang beralamat di Radio Dalam Jakarta Selatan.
Selain menjadi pembimbing Haji dan Umroh juga
sebagai guru mengaji, di pesantren, di perumahan komplek,
maupun di perkantoran. 48
2) Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I lahir di Wonosobo
3 Mei 1991, saat ini bertempat tinggal di PPA Nur Medina.
Alamat aslinya di PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo.
Beliau belum berkeluarga karena baru wisuda menjadi
Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Haji dan Umroh
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
februari 2015. Kemudian juga Ustadzah Wasilaturohmah
selesai menghafalkan 30 juz al-Qur’an pada 2009 yang lalu di
PPTQ Al-Asyariyyah Kalibeber Wonosobo.
Awal masuk ke PPA Nur Medina pada tahun 2010
tidak langsung menjadi pembimbing akan tetapi sebelumnya
beliau di bimbing terlebih dahulu dengan mengikuti pelatihan.
Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan dasar, pelatihan
bagaimana cara membimbing yang baik yang sesuai
Rasulullah SAW. contohkan dahulu.
Pelatihan dilakukan dengan tujuan supaya para ustadz
ustadzah di PPA Nur Medina lebih ahli dalam bidangnya
48
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina
Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
54
masing-masing. Ustadzah Wasilaturrahmah lebih terlatih
dalam membimbing hafalan supaya lebih kuat dan berkarakter.
Yang mengisi pelatihan diantaranya ada beberapa dari
bidang tauhid, al-Qur’an, hadits dan tafsir, wirausaha dan dari
kedokteran. Barulah pada tahun 2012 Ustadzah
Wasilaturrahmah diangkat menjadi pembimbing tetap di
Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina.49
b. Remaja Terbimbing
1) Muslim Al Jihaad
Lahir di Palembang pada tanggal 24 Mei 1998. Saat ini
bertempat tinggal di PPA Nur Medina. Alamat aslinya
bertempat di Jalan Mujahidin no. 661 kecamatan Bukit Kecil,
Palembang, Sumatera Selatan.
Muslim tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Tafsir Hadits Fakultas
Ushuluddin semester 1. Muslim mengaku senang menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, dan yang lebih
membuatnya senang adalah dia bisa kembali melanjutkan
perjalanan hidupnya sebagai seorang santri, “Alhamdulillah,
Allah tunjukkan saya Pondok Pesantren Nur Medina ini, bisa
kembali menjadi santri” ujarnya.
Muslim juga mengaku bahwa cara menghafalkan al-
Qur’an di Nur Medina sangat bagus karena membuat santri
49
Wawancara pribadi dengan Ustadzah Wasilaturahmah, S.Kom.I., PPA Nur Medina
Pondok Cabe Ilir Pamulang, 23 November 2015 pukul 20:35-20:55 WIB.
55
sadar kalau hafalan bukan hanya kuantitas, tapi kualitas,
ditambah lagi pengasuh pondok yang sangat perhatian
terhadap santri-santrinya.
Dalam kurun waktu satu sekitar satu semester
mengikuti bimbingan agama yang diberikan di PPA Nur
Medina, Muslim terlihat bersemangat, mulai dari materi surah
pilihan, hadits, pelatihan khatib, kajian ayat pilihan, bahasa
arab, kultum dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam
acara yang di selenggarakan oleh pesantren.
Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Muslim pernah
belajar di pesantren di daerah Jombang Jawa Timur, tepatnya
di Pesantren Madrasatul Qur’an. Selama belajar di Pesantren
Madrasatul Qur’an, Muslim bisa menyelesaikan hafalan 30 juz
al-Qur’an, tetapi sebatas menghafal saja, tidak mendalami dan
mengkaji ayat-ayat atau surah-surah yang ada di dalam al-
Qur’an seperti yang ada di PPA Nur Medina.
Atas dasar itulah Muslim masuk dan belajar di PPA
Nur Medina untuk lebih menguasai ayat-ayat dan surah-surah
pilihan bahkan 30 juz yang terdapat pada al-Qur’an. 50
2) Fana Tri Astuti
Lahir di Wonosobo pada tanggal 7 Juni 1997. Saat ini
bertempat tinggal di PPA Nur Medina, alamat aslinya di
Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto
50
Wawancara pribadi dengan Muslim, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul
21:55-22:25 WIB.
56
Wonosobo Jawa Tengah. Fana tercatat sebagai mahasiswa UIN
Syarif Hidaytullah Jakarta jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi semester 1.
Dalam kurun waktu kurang lebih satu semester
mengikuti bimbingan agama yang diberikan di PPA Nur
Medina, Fana terlihat nyaman mengikutinya, mulai dari materi
surah pilihan, hadits, kajian ayat pilihan, bahasa arab, kultum
dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam beberapa acara
yang di selengarakan oleh pesantren.
Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Fana pernah
belajar di PPTQ Al-Asyariyyah Wonosobo. Selama belajar di
PPTQ Al-Asyariyyah Wonosobo, Fana lebih bersemangat
dalam pendidikan formal (sekolah) sedangkan di PPA Nur
Medina Fana di tuntut untuk seimbang dalam belajar formal
maupun agama, terlebih lagi untuk pengabdian masyarakat.
Atas dasar itulah Fana tertarik masuk dan belajar di PPA Nur
Medina. 51
3) Lutfia Istiqomah
Lahir di Pati pada tanggal 1 Januari 1998. Saat ini
bertempat tinggal di PPA Nur Medina, alamat aslinya di desa
Klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa Tengah. Fia
tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta
jurusan Tafsir Hadits semester 1 Fakultas Ushuluddin.
51
Wawancara pribadi dengan Fana Tri Astuti, PPA Nur Medina, 23 November 2015
pukul 21:15-21:35 WIB.
57
Setiap mengikuti bimbingan agama yang diberikan di
PPA Nur Medina, Fia sering menunjukkan keseriusannya,
dengan duduk dibarisan yang paling depan. mulai dari materi
surah pilihan, hadits, kajian ayat pilihan, bahasa arab, kultum
dan juga ketika menjadi panitia bersama dalam acara yang di
selengarakan oleh pesantren.
Sebelum masuk di PPA Nur Medina, Fia sekolah di
SMA dekat rumahnya, walaupun baru mendapatkan
pengalaman belajar di pesantren, Fia sudah bisa beradaptasi
dengan dinamika yang ada di PPA Nur Medina. Di Jakarta Fia
ingin tinggal di pesantren yang tidak jauh dan juga tidak terlalu
dekat dengan kampus, tetapi pesantren yang juga berfokus
pada al-Qur’an.
Atas dasar itulah Fia masuk dan belajar di PPA Nur
Medina untuk lebih mendalam penguasaan hadits, ayat-ayat
dan surah-surah pilihan bahkan 30 juz yang terdapat pada al-
Qur’an. 52
B. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun
pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Menurut penuturan Ustadz Endang dalam wawancara pada tanggal
23 November 2015, Secara umum PPA Nur Medina mempunyai latar
belakang dan program yang sama dengan Pesantren lain pada umumnya.
52
Wawancara pribadi dengan Lutfia Istiqomah, PPA Nur Medina, 23 November 2015
pukul 21:35-21:55 WIB.
58
Kesamaannya antara lain tentang bimbingan agamanya, mengkaji kitab
klasik, menghafalkan al-Qur’an dan hadits, penyelenggaraan peringatan
hari besar Islam, juga yang lainnya.
Yang menjadi ciri khas dari PPA Nur Medina adalah pesantren
yang berwawasan wirausaha dan lembaga pengabdian masyarakat, dimana
remaja (santri) yang belajar di PPA Nur Medina, akan diberikan pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan wirausaha, semisal pengelolaan usaha
pesantren, koperasi, dan kontrakan.
Tentang pengabdian masyarakat, PPA Nur Medina banyak
memberikan sumbangsih pada banyak kegiatan disekitar pesantren,
diantaranya remaja mulai diajarkan mengikuti pengajian di masyarakat,
tahlil, majelis ta’lim warga, dan diwajibkan sebulan sekali untuk
mengikuti program ahad bersih.53
Dalam melaksanakan bimbingan agama, seorang pembimbing
sangat perlu untuk memahami metode-metode dalam menyampaikan
materi. Yang dimaksud metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.54
Pengalaman sering membuktikan, materi
sebaik apapun, cenderung sulit untuk diserap atau diterima, lantaran
metode penyampaian dan penyajian yang digunakan kurang sesuai.
Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dalam menyampaikan
bimbingan dan mengemas sedemikian rupa supaya lebih menarik,
sehingga memudahkan proses bimbingan untuk bisa diterima oleh remaja.
53
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina
Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB. 54
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120.
59
PPA Nur Medina lebih dikenal dengan al-Qur’annya, dimana para
pembimbing memberikan bimbingan belajar yang mendalam mengenai al-
Qur’an dengan beberapa bentuk bimbingan antara lain: membaca al-
Qur’an menurut kaidah tajwid yang benar dan tepat secara tartil, cara
menghafal al-Qur’an secara benar, cepat dan berkarakter, tilawatil Qur’an
dengan tajwid dan nada-nada yang indah, juga mengenali al-Qur’an
dengan metode hafalan surah dan ayat-ayat pilihan.
Dengan mempelajari dan mendalami al-Qur’an secara terus-
menerus secara konsisten, harapannya para remaja PPA Nur Medina dapat
memahami ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, sehingga mereka dapat
memahami al-Qur’an, tidak hanya sebatas kontekstual saja, tetapi lebih
dari itu, mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Berikut kutipan wawancara dengan Ustadz Endang:
“Hal paling utama dalam mempelajari al-Qur’an adalah niat karena
Allah SWT bukan karena niat yang lain. Kedua, berdoa, minta kepada
Allah, karena hakikat ilmu, semuanya adalah milik Allah. Ketiga, kenali
al-Qur’an yang mau dipelajari dan dibaca, ayat berapa, surah apa dan juz
ke berapa. Keempat, baca dengan benar, baik dan penuh tartil sesuai
kaidah tajwid. Terakhir, berdoa, berserah diri pasrah dan tawakkal kepada
Allah SWT. Kalimat penjelas yang saya berikan adalah ngaji dulu, ngaji
lagi, ngaji terus”. 55
Dalam rangka syiar Islam dan mengetahui nilai-nilai sejarah yang
ada didalamnya, PPA Nur Medina juga berpartisipasi untuk berdakwah,
55
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina
Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB.
60
dengan cara menyelenggarakan acara pada momentum hari besar Islam di
PPA Nur Medina.
Dalam hal ini, pihak PPA Nur Medina bekerja sama dengan
lingkungan masyarakat disekitar pesantren untuk terlibat dalam acara
peringatan hari besar Islam. Remaja yang tinggal di PPA Nur Medina atau
yang berdomisili di luar juga dilibatkan menjadi panitia bersama untuk
kesuksesan acara peringatan hari besar Islam di PPA Nur Medina.
Dengan demikian, praktek ibadah yang dilakukan secara terus-
menerus dan konsisten seperti ibadah sholat dan membaca al-Qur’an, akan
memberikan pengaruh kepada individu yang melaksanakan praktek ibadah
tersebut, lebih-lebih bisa mengingatkan kita, kalau nanti akan ada
kehidupan yang kekal abadi, yang menuntut kepada semuanya untuk
mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan selama hidup di dunia
ini.
Dengan praktek beribadah seseorang akan mendapatkan
ketenangan dan dari ketenangan itulah akan timbul ide-ide yang kreatif,
inovatif dan produktif. Begitu pula dengan kita sering membaca, mengkaji
al-Qur’an, seseorang akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman
spiritual yang lebih banyak.
Dalam rangka peringatan hari besar Islam, kepanitiaan khususnya
remaja akan terlatih bagaimana berkomunikasi yang baik, berkoordinasi
dengan sesama panitia, siap menerima kritik dan masukan, belajar berbeda
pendapat, belajar menerima pendapatnya diterima atau ditolak, dan siap
61
bekerjasama dalam tim, yang semua poin-poin tersebut harapanya akan
membentuk sikap santun pada remaja.
Dalam teori, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan. Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula
diartikan sebagai segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan bimbingan islam, dalam penerapannya,
bimbingan perlu sebuah metode dalam proses bimbingan. Akan tetapi
pengertian hakiki dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut
bersifat tes seperti alat peraga, alat administrasi dan gedung dimana proses
kegiatan bimbingan berlangsung, maupun alat non fisik seperti
kurikulum.56
Jadi metode-metode bimbingan Islam yang diterapkan di PPA Nur
Medina dalam membentuk sikap santun pada remaja adalah yang pertama:
metode individu, kedua: metode ceramah, ketiga: metode tanya jawab,
keempat: metode pengamalan nilai-nilai keagamaan.
Dari informasi di atas yang penulis temukan, penulis
menyimpulkan, bahwa dengan penerapan metode-metode tersebut cukup
efektif didalam proses bimbingan agama untuk membentuk sikap santun
pada remaja, yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan hadits.
Tidak itu saja, pihak PPA Nur Medina juga sudah banyak
mengutus para remajanya untuk mengisi majelis-majelis ta’lim di wilayah
56
Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), cet. Ke-II, h.
136.
62
Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan, menjadi guru privat di komplek
atau perumahan-perumahan.
C. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun
pada Remaja di Pesantren al-Qur’an Nur Medina Pondok Cabe
Tangerang Selatan
Pada proses pelaksanaan bimbingan agama di Pesantren al-Qur’an
Nur Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten, penulis mencoba
menggali informasi tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap
santun pada remaja dengan cara mewawancarai salah satu pembimbing.
Dalam proses pelaksanaan bimbingan agama di Pesantren al-
Qur’an Nur Medina, pembimbing menyampaikan bahwa ada kesempatan
untuk tanya jawab dengan adik-adik, atau bisa dikatakan menggunakan
teknik wawancara. Dalam melakukan bimbingan agama, PPA Nur
Medina juga menggunakan teknik observasi, ada beberapa kesempatan,
untuk menanyakan keadaan adik-adik, supaya lebih mengetahui lebih
banyak informasi, persoalan yang mungkin sedang mereka hadapi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz H. Endang Husna
Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina belum menggunakan teknik kuisioner,
karena cara yang lebih efektif adalah bertemu, berbicara secara langsung
dan mengamatinya, jadi PPA Nur Medina belum menggunakan teknik
tersebut.
Untuk mengefektikan proses bimbingan, PPA Nur Medina
mengangkat beberapa pembimbing untuk dijadikan instruktur yang
63
membantu dalam proses bimbingan, teknisnya PPA Nur Medina membuat
kelas-kelas kecil, masing-masing menampung 5-7 adik-adik dengan
didampingi satu instruktur, untuk selanjutnya diberikan program, jadwal
dan target, yang nantinya akan diuji setiap satu semester.
Dalam banyak kegiatan, baik peringatan hari besar Islam maupun
yang lain, sering dibentuk kepanitiaan, untuk memberikan kesempatan
kepada para remaja, menjadi ketua, sekretaris dan juga bendaharanya
dalam kegiatan yang diselenggarkan. Pembimbing tidak banyak terlibat
dalam kegiatan tersebut, untuk melatih para remaja menjadi lebih mandiri
dalam mengambil kebijakan, keputusan dalam rapat kegiatan atau yang
lainnya.
Teknik direktif atau teknik yang bersifat mengarahkan, remaja
pada umumnya masih mencari figure atau panutan yang ingin mereka tiru
atau patuhi. Dalam hal ini PPA Nur Medina, berusaha menjadi tempat
untuk remaja menemukan yang mereka cari, dalam banyak kesempatan,
proses bimbingan agama, sering diberikan arahan terhadap remaja, supaya
terarah, mau belajar apa, mau menjadi apa dalam hidup ini. Sering juga
disampaikan, dimanapun remaja berada, harus menjadi manusia yang
bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia.
Dalam proses bimbingan individu maupun kelompok, PPA Nur
Medina juga sering mengajak remaja untuk berfikir logis dan rasional,
karena pikiran-pikiran yang tidak rasional itu sering menjerumuskan pada
hal-hal yang negatif, fantasi, imajinasi yang berlebihan, khayalan dan
semuanya itu cenderung mengarahkan pada hal-hal yang kurang baik,
64
waktu yang terbuang sia-sia, kesempatan yang tidak termanfaatkan dan
lainnya.
Maka, PPA Nur Medina mencoba memberikan stimulus agar setiap
remaja dapat berfikir logis dan rasional, dengan bercerita sejarah, hikmah
dan logika-logika yang bisa diterima dengan bahasa yang sesederhana
mungkin.
Dari semua yang teknik yang sudah diterapkan, yang terakhir ini
adalah yang penting untuk lebih diperhatikan, mulai dari cara
menyampaikan bil-hikmah, mujadalah, mencontohkan, ceramah, diskusi
atau Tanya jawab, teknik persuasif, lisan, tulisan, dan kekuasaan, teknik
dengan hati atau do’a adalah teknik yang tidak boleh dianggap remeh.
Sering juga disampaikan, bahwa kita adalah umat yang memiliki
agama, yaitu Islam, sangat dianjurkan untuk selalu berdoa meminta kepada
Allah SWT. setelah berusaha dengan maksimal. Langkah berikutnya
adalah berdo’a dan bertawakal, berserah diri pada Allah SWT. sebab
sebaik-baik penolong, yang terbaik adalah Allah SWT. Hal ini sekaligus
memberitahu pada remaja, pembimbing sifatnya hanya membantu
menghadapi persoalan kehidupan, dengan berperan sebagai sahabat dan
fasilitator untuk menemukan solusi yang terbaik dan membimbing menjadi
hamba yang senantiasa beriman dan bertaqwa pada Allah SWT.
D. Faktor - Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Bimbingan
Agama dalam Membentuk Sikap Santun pada Remaja
Dalam sebuah kegiatan pasti tidak terlepas dengan namanya faktor
pendukung dan faktor penghambat. Begitu pula yang dialami oleh para
65
pembimbing agama di PPA Nur Medina dalam proses kegiatan bimbingan
agama dalam membentuk sikap santun pada remaja.
Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah masyarakat yang
antusias untuk bekerjasama serta kreatifitas pembimbing dan para remaja
yang selalu sabar dan penuh semangat dalam proses bimbingan agama.
Tidak hanya itu, dengan sarana dan prasarana yang menunjang yang ada di
PPA Nur Medina secara tidak langsung menjadi faktor penunjang
kelancaran proses kegiatan pembinaan dan bimbingan agama. Seperti yang
dipaparkan oleh Ustadz Endang dalam wawancara pribadi berikut ini:
“Alhamdulillah, ketika Nur Medina mengadakan kegiatan-kegiatan
atau program di pesantren, masyarakat cukup aktif dalam mendukung
untuk kesuksesan kegiatan kami, baik sumbangan pikiran, tenaga maupun
materi yang diberikan. Antusias para remaja pula yang menjadi modal bagi
kami para pembimbing untuk terus bersemangat memberikan bimbingan
agama melalui kegiatan dan program yang ada di PPA Nur Medina”.57
Berdasarkan informasi yang penulis temukan dalam lapangan
penelitian, faktor pendukungnya adalah, kerjasama antara pembimbing,
remaja dan masyarakat juga seluruh lapisan PPA Nur Medina dalam
semua kegiatan maupun program-program bimbingan agama yang
diselenggarakan. Fasilitas pendukung yang lain adalah sarana dan
prasarana yang cukup memadai, baik ruangan, gedung dan asrama PPA
Nur Medina.
57
Wawancara Pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur Medina
Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 Pukul 18:35-19:10 WIB.
66
Selanjutnya faktor penghambat dalam kegiatan bimbingan agama
yang ada di PPA Nur Medina sangat beragam, mulai dari kurang aktifnya
lembaga pemerintahan dalam memberikan dukungan, baik dari segi materi
ataupun non materi, karena dalam prakteknya, ketika suatu lembaga ingin
mendapatkan dukungan dari pemerintah, maka lembaga yang
bersangkutan dituntut untuk terus aktif mengejar, memberikan informasi
kepada pemerintah.
Tetapi respon pemerintah setelah proses itu ditempuh hanya biasa
saja, padahal banyak lembaga yang benar-benar membutuhkan bantuan
dari pemerintah untuk mendukung program-program pendidikan dan
bimbingan yang semuanya bertujuan demi membangun generasi penerus
bangsa yang lebih baik.
Faktor penghambat yang lain adalah dari remaja itu sendiri, dimana
kita tahu, remaja adalah masa mencari jati diri, mau menjadi apa dan
meniru siapa, masa seperti sekarang yang banyak informasi bisa kita
terima dengan mudah dan cepat melalui teknologi yang cangih, terkadang
disalahgunakan oleh sebagian remaja yang sifat keingintahuannya tinggi
sehingga banyak waktu yang terbuang hanya sekedar untuk bermain
internet, handphone android dan gadget yang lainnya.
Jadi faktor penghambat dalam kegiatan bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina Pondok Cabe
yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti yang
sudah dipaparkan di atas, mulai dari remaja yang menyalahgunakan
informasi dan teknologi. Juga faktor eksternal dari pemerintah yang
67
kurang aktif mendukung kegiatan dan program-program yang ada di PPA
Nur Medina.
E. Analisis Hasil Penelitian
Secara umum Pondok Pesantren al-Qur’an Nur Medina
mempunyai kesamaan dari latar belakang dan program-program dengan
pesantren yang lainnya. Kesamaan ini dianalisis dan dipandang dari
kegiatan dan program-program yang ada di pesantren. Tujuan dari
program PPA Nur Medina adalah melahirkan kader penerus yang
berakhlak Qur’ani dan berwawasan wirausaha, yang aktif, kreatif dan
inovatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan
agama dalam membentuk sikap santun remaja dan memberikan gambaran
proses bimbingan agama yang sederhana dan efektif di PPA Nur Medina.
Hasil penelitian dengan cara observasi dan wawancara sekaligus
dokumentasi secara mendalam selama penelitian, penulis melihat bahwa
metode bimbingan agama yang dilakukan PPA Nur Medina sangat
berpengaruh dalam perkembangan perubahan sikap dan perilaku remaja
untuk membentuk sikap santun.
Tidak hanya remaja yang merasakan pengaruh dari bimbingan
agama yang ada di PPA Nur Medina, tetapi masyarakat sekitar pesantren
juga merasakan manfaatnya, sehingga masyarakat sekitar sangat
mendukung segala program yang dibuat oleh PPA Nur Medina.
Berdasarkan hasil wawancara, mereka menyatakan bahwa
bimbingan agama yang diberikan oleh PPA Nur Medina sangat
68
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari yakni para remaja tersebut
mampu mengetahui apa tujuan ayat-ayat yang diturunkan dalam al-Qur’an
dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehidupan
yang dijalaninya lebih terarah dan mampu mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu masyarakat sekitar :
“Sejauh yang saya tahu, PPA Nur Medina sangat sejalan dan
selaras dengan program-program yang ada di masyarakat, karena ketika
pesantren mengadakan kegiatan selalu mempertimbangkan dampak pada
masyarakat, khususnya sekitar pesantren. Selama ini pula masyarakat
sangat antusias dan mendukung program-program yang ditawarkan oleh
PPA Nur Medina”.58
Selain metode-metode tersebut, tidak jarang pihak PPA Nur
Medina memberikan amanah atau kepercayaan terhadap remaja yang
sudah cukup berpengalaman, seperti menyetir mobil, mengantarkan
amanah dari pesantren untuk jama’ah atau masyarakat yang secara tidak
langsung memberikan semangat serta motivasi para remaja untuk terus
belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pihak pesantren juga memeberikan dukungan moriil maupun
materil untuk setiap kegiatan yang mereka ikuti, asalkan itu masih di jalan
yang positif dan bermanfaat. Semua yang diberikan oleh PPA Nur Medina
pada remaja semata-mata untuk mengangkat martabat dan derajat mereka,
sehingga nantinya masyarakat bisa menerima mereka dengan baik.
58
Wawancara pribadi dengan Bapak Dharma Soraya, rumah Bapak Dharma, Pondok
Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 17:00-17:20 WIB.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan temuan penelitian, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan tentang pelaksanaan bimbingan agama
dalam membentuk sikap santun pada remaja di Pesantren al-Qur’an Nur
Medina Pondok Cabe Tangerang Selatan.
1. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama
Pertama, metode individual, dalam hal ini pembimbing
memberikan bimbingan secara pribadi, individu dengan anak didiknya,
salah satunya melalui teguran dan nasehat langsung terhadap remaja,
dipanggil, bicara baik-baik kemudian baru diberikan nasihat maupun
tegurannya.
Kedua, metode ceramah, yaitu pembimbing memberikan
penjelasan secara lisan tentang materi yang disampaikannya, dalam
metode ceramah ini pembimbing memberikan bimbingan mengenai
tauhid, akidah akhlak, al-Qur’an dan kisah-kisah hikmah yang
menyentuh kalbu.
Ketiga, metode tanya jawab, dalam metode ini sama seperti
pembelajaran pada pendidikan formal, dimana pembimbing
memberikan kebebasan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh pembimbing, agar mereka dapat mengembangkan
cara berpikirnya sendiri.
70
Keempat, metode pengamalan nilai-nilai keagamaan yang
bukan teori saja, tetapi caranya telah diajarkan di PPA Nur Medina,
dengan harapan para remaja tersebut dapat mempraktekan secara
langsung, dengan baik dan benar di masyarakat nantinya.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan
Agama
Faktor pendukung dalam bimbingan agama dalam membentuk
sikap santun pada remaja, adalah masyarakat yang antusias untuk
bekerjasama serta kreatifitas pembimbing dan para remaja yang selalu
sabar dan penuh semangat dalam proses bimbingan agama.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah dari remaja itu
sendiri, dimana kita tahu, remaja adalah masa mencari jati diri, mau
menjadi apa dan meniru siapa, masa seperti sekarang yang banyak
informasi bisa kita terima dengan mudah dan cepat melalui teknologi
yang cangih, terkadang disalahgunakan oleh sebagian remaja yang
sifat keingintahuannya tinggi sehingga banyak waktu yang terbuang
hanya sekedar untuk bermain internet, handphone Android dan gadget
yang beraneka macam.
Selain itu juga, kurang aktifnya lembaga pemerintahan dalam
memberikan dukungan, baik dari segi materi ataupun non materi,
karena dalam prakteknya, ketika suatu lembaga itu mau mendapatkan
dukungan dari pemerintah, maka lembaga yang bersangkutan dituntut
untuk terus aktif mengejar, memberikan informasi kepada pemerintah,
tetapi yang sudah sering terjadi, respon pemerintah setelah proses itu
71
ditempuh biasa saja, padahal banyak lembaga yang benar-benar
membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk mendukung program-
program pendidikan dan bimbingan yang ada di lembaga yang
bersangkutan.
B. Saran-Saran
Setelah penulis melakukan penelitian, maka ada beberapa saran
yang ingin penulis sampaikan sehubungan dengan hasil dari penelitian,
diantarannya:
1. PPA Nur Medina harus terus berupaya meningkatkan kualitas para
pembimbing dan para peserta didiknya, melalui penambahan
fasilitas dan penawaran kegiatan-kegiatan, program yang inovatif.
2. Untuk para remaja yang mendapatkan kesempatan belajar menimba
ilmu di PPA nur Medina, hendaknya harus lebih banyak bersyukur,
karena pada masa seperti sekarang ini, tidak banyak remaja yang
mendapatkan kesempatan untuk terus fokus belajar, seperti yang
ada di PPA Nur Medina, karena dengan fasilitas dan sarana
prasarana yang memadai.
3. Kepada PPA Nur Medina, agar terus berkontribusi dalam
melahirkan generasi penerus yang santun dan berkarakter Qur’ani,
semangat mewujudkan program yang menjadi kebanggan PPA Nur
Medina, yang ingin menjadi pusat kegiatan kajian al-Quran di
Pondok Cabe khususnya, umumnya di wilayah Jabodetabek dan
lebih luas lagi sampai taraf internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press)
Arifin, H.M. Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1976)
Arifin, H.M. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Manusia,
(Bandung: CV.Diponegoro,1988)
Alwisol . Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. (Malang : UUM Press, 2011)
Al-Qur’an dan Hadits Departemen Agama RI 2015
Bertens, K. Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011)
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, Cetakan Ke-5,
1996)
Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan
Bintang, Cetakan Ke-3, 1982)
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. (Bogor: Ghalia Indonesia,
2004)
Darsono, Menejemen Sumber Daya Manusia Abad 21. ( Jakarta: Nusantara
Consulting, 2011)
Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,
2005)
Faqih, Ainur Rokhim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. (Yogyakarta: UII
Pres, 2001)
Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Desember 2006)
Holipah, Metode Bimbingan Mental pada Jamaah Calon Haji di Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar Karawang Tahun 2009
(Skripsi)
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi ke-5, (Jakarta: Erlangga,
1980)
Lutfi, Muhammad. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008)
Mapiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Surabaya :
Usaha Nasional, 1984)
Mar’at. Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1984)
Moeliono. Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984)
Muchtarom M.A., Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakata: Al
Amin Press dan IKFA, 1996)
Mustafa, H. A. Akhlak-Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997)
Mu’awanah, Elfi dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam. (Jakarta:
Bumi Aksara. Cetakan Ke-2. 2009)
Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1994)
Nugroho, Yanuar. Analisis dan Perencanaan, Edisi. Ke-2. Tim Penyusun Kamus,
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995)
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Popular. (Surabaya:
Arkola 1994)
Rahayu, Sri. Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan
Perkembangan Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan (Skripsi)
Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, Cetakan Ke-2
2001)
Sauri, Sofyan . Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006)
Sukardi, Dewa Ketut dan Sartono. Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: P.T.
Bina Aksara, Cetakan Ke-1. 1988)
Sukmana, Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. (Bhineka Karya Winaya,
2008)
Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional),
(Jakarta: Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan
Lanjut Usia, 2006)
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., PPA Nur
Medina Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 18:35-19:10
WIB.
Wawancara pribadi dengan Ustadzah Wasilaturahmah, S.Kom.I., PPA Nur
Medina Pondok Cabe Ilir Pamulang,23 November 2015 pukul 20:35-20:55
WIB.
Wawancara pribadi dengan Muslim, PPA Nur Medina, 23 November 2015 pukul
21:55-22:25 WIB.
Wawancara pribadi dengan Fana Tri Astuti, PPA Nur Medina, 23 November 2015
pukul 21:15-21:35 WIB.
Wawancara pribadi dengan Lutfia Istiqomah, PPA Nur Medina, 23 November
2015 pukul 21:35-21:55 WIB.
Wawancara pribadi dengan Bapak Dharma Soraya, rumah Bapak Dharma,
Pondok Cabe Pamulang, 23 November 2015 pukul 17:00-17:20 WIB.
Wingkel, W.S. FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah, (Jakarta: P.T Gramedia, 1999)
Wirawan, Sarlito. Psikologi Remaja, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1994)
Wojowasito, S. dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia
Inggris), (Bandung: Hasta, 1980)
Ya’qub, Hamzah. Etika Islam, (Bandung : Diponegoro,1997)
Zuriah, Nurul. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007)
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ustadz H. Endang Husna Hadi S. Ag.
Alamat : PPA Nur Medina Jl. Cabe III No. 79A Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangsel Banten
Tempat/tanggal lahir : Bogor, 02 Mei 1975
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 18:35-
19:10, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Ustdaz H. Endang Husna Hadi, S.Ag
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Alamat : PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 03 Mei 1991
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:15-
21:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fana Tri Astuti
Alamat : Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto
Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 7 Juni 1997
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:15-
21:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Fana Tri Astuti
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lutfia Istiqomah
Alamat : Desa klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa
Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Pati, 1 Januari 1998
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:35-
21:55, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Lutfia Istiqomah
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muslim al Jihaad
Alamat : Jalan Mujahidin no. 661 kec. Bukit Kecil, Palembang,
Sumatra Selatan.
Tempat/tanggal lahir : Palembang, 24 Mei 1998
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari Senin 23 November 2015 pukul 21:55-
22:25, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Muslim al Jihaad
Jawaban wawancara
Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag
1. “Dengan izin Allah SWT. PPA Nur Medina ini dirintis sejak tahun 2004, saya
dengan istri memulai pengajian di trubus II rt/rw 001/004 pondok cabe ilir
Pamulang Tangerang Selatan Banten, tepatnya sekitar bulan Mei. Waktu itu
saya dengan istri berkomitmen ingin mengamalkan ilmu kepada masyarakat
dan ade-ade yang ada disekitar kontrakan kami, dan waktu itu yang belajar
ada tiga orang, kami berkomitmen untuk bersungguh-sungguh mengajarkan
al-Qur’an, kemudian tahun berikutnya berkembang menjadi 50 santri, tahun
berikutnya berkembang menjadi 150 santri, tahun berikutnya lagi berkembang
sampai 250 ade-ade yang belajar mengaji.
Akhirnya saya dan istri tentu punya harapan, agar lebih terkelola
dengan baik, pengajarnya lebih baik lagi, kami melaksanakan solat taubat,
solat istikhoroh dan solat hajat, mohon petunjuk kepada Allah, dan akhirnya
pada hari ketiga, datanglah tamu yang berasal dari Solo, yang dulu bersama-
sama kami menunaikan ibadah haji di tanah suci, yang bernama H. Sugondo
dan ibu Hj. Ninik.
Beliau didampingi oleh anaknya, Mas Jarot, langsung tiba-tiba tanpa
informasi apapun, menanyakan apakah ada tanah yang akan dijual, dan kami
mengantarkan ke jalan cabe III ini, dan ternyata pemilik tanah Bapak H. Semu
seperti sudah menantikan kehadiran kami, beliau langsung menyetujuinya,
dan akhirnya tanah ini dibeli dan langsung dibangun selama satu tahun, resmi
kami tempati sekitar bulan Mei/Juni tahun 2009. Disitulah PPA Nur Medina
mulai berdiri”
2. Rasa syukur kami yang begitu dalam dan tinggi, diberi kesempatan oleh Allah
SWT. untuk membaca al-Qur’an, untuk mengajarkan al-Qur’an, kami mengisi
pengajian, privat, kelas-kelas diberbagai tempat, kami merasakan bahagia
sekali, dan istri juga bersyukur sekali, Allah berikan karunia untuk
memelihara al-Qur’an, beliau menjadi Instruktur tahfiz di Institut Ilmu al-
quran Jakarta (IIQ) yang menjadi alumninya, kami bersyukur Allah berikan
kesempatan itu, akhirnya kami ingin bersungguh-sungguh untuk menjaga
memelihara mengamalkan dan terus menerus berjuang untuk
memasyarakatkan al-Qur’an.
3. Untuk mendidik generasi-generasi yang benar-benar beriman kepada al-
Qur’an, benar-benar mencintai al-Qur’an yang benar-benar mereka sungguh-
sungguh mempelajari al-Qur’an, memahami, menghayati, mengamalkan dan
terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an sehingga lahir generasi-generasi
yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur’anul karim
4. Kami berkeyakinan bahwa apa yang kami lakukan ini adalah meneruskan
perjuangan dari guru-guru, ulama-ulama yang memiliki karya yang begitu
besar, dan mereka semua berpesan kepada murid-muridnya, santrinya itu
untuk senantiasa berjuang membela agama Allah, khususnya al-qur’an.
Yel-yel itu selalu diucapkan pada setiap momen, bahkan hamper
setiap hari, dipengajian ketika kami masih di kontrakan, ya untuk
menumbuhkan semangat, biasanya diiringi dengan tepukan, dan juga diiringi
dengan mengepalkan tangan ke atas, yaitu keyakinan, kesungguhan,
keikhlasan, kesabaran, keridloan, Allahuakbar. Karena ini juga yang menjadi
pondasi dalam rintisan perjuangan PPA Nur Medina.
Dan kami meyakini bahwa semua dapat berjalan semata-mata karena
buah dari keyakinan, kemudian kesungguhan, kemudian lagi kami ingin selalu
menjaga keikhlasan, juga kesabaran, dan keridloan. Kami ingin menanamkan
kepada adik-adik kita semua akan keyakinan kepada allah SWT. akan
kesungguhan pada setiap perjuangan, juga keikhlasan dalam menapaki
tangga-tangga kehidupan, kemudian kesabaran dan keridloan atas semua
ketetapan yang Allah tetapkan kepada hambaNYA.
Kemudian PPA Nur Medina ini berwawaan wirausaha, kami ingin
adik-adik nanti menjadi adik-adik yang mandiri, adik-adik yang mereka
semua dapat mencukupi kebutuhan mereka sendirinya keluarganya bahkan
bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan disekelilingnya.
Harapanya juga, semoga bisa menggerakkan perekonomian umat, dengan
keberadaan mereka dimanapun berada, dengan didikan di PPA Nur Medina.
5. Yang tinggal di PPA Nur Medina untuk usia remaja, sekarang ini antara 12
sampai 20 tahun berjumlah 70 santri putra putri, dan lebih banyak santri putri
dibandingkan dengan santri putra, santri putri 45 dan putranya 25
6. Mereka berasala dari beberapa tempat, yang berasal dari pulau Jawa ini ada
yang dari Pandeglang Banten, dari Jakarta, dari Bogor, ada yang dari Batang
pekalongan, Kendal, Tegal, Lamongan, tulungagung, Gresik, kemudian ada
yang dari Sumatra dari Palembang, riau, jambi, yang dari Kalimantan berasal
dari daerah Pontianak, ada juga dari Sulawesi, Sulawesi tenggara, dari daerah
Kendari.
7. Kami sangat menanamkan akan hal itu, bahwa mereka harus berlatih sejak
dini, sejak di Pesantren ini. Nur Medina menjadi kawah condrodimuko bagi
santri-santri yang berada di PPA Nur Medina ini, untuk siap mereka
mengamalkan ilmunya. Karena belajar yang terbaik adalah dengan cara
mengajarkan dengan ilmu, semua yang tinggal di Nur Medina mereka itu
harus mengamalkan ilmunya dengan mengajar adik-adik yang belajar ba’da
magrib ba’da subuh sekitar 450 warga sekitar pesantren.
Mereka juga kemudian bergantian untuk berlatih khutbah, ceramah,
memimpin dzikir, solawat baik didepan sesame santri maupun didepan adik-
adik mengaji bahkan di masyarakat, untuk kemudian kita evaluasi. Dan semua
diberikan kepercayaan untuk mandiri, keyakinan bahwa memulai lebih cepat
lebih baik, dan ketika ada kehilafan dan kekurangan kita evaluasi bersama,
sehingga mereka merasa cukup nyaman selama ini.
8. Untuk mitra kerjasama, dari pemerintahan saya piker ada beberapa kali
kegiatan tetapi insidentil tidak terikat. Untuk perusahaan tidak langsung juga,
jadi kami membina perusahaan rumah makan Waroeng steak, itu
pengajiannya kami yang mengelola dan adik-adik yang tinggal di pesantren
juga mereka diberi kesempatan mengajar disana.
Kemudian untuk yang pribadi-pribadi memang saya dan istri
memiliki beberapa kenalan yang menjadi jamaah pengajian, kami jadikan
bahwa PPA Nur Medina ini adalah hasil dari pada pengajian kami,jadi ini
adalah merupakan karunia Allah, karya kita bersama, sekian tahun mengaji,
berbuah menjadi pesantren, menjadi pesantren yatim, menjadi masjid dan
seterusnya.
9. Pendukung yang paling utama adalah rasa iman kepada Allah SWT. setiap
kami akan melakukan kegiatan atau memiliki keinginan untuk memenuhi
infrastruktur kami selalu tidak memiliki dana yang tidak cukup. Tapi kami
senantiasa berdoa memohon kepada Allah, dengan penuh keyakinan akhirnya
Allah berikan yang kita butuhkan. Maka itu akan menguatkan iman kami
kepada Allah SWT. dan kemudian kami juga saling mendukung dengan
santri, bahwa dalam melaksanakan semua program disini kita berpikir
bersama, merencanakan bersama, kemudian berikutnya melaksanakan
bersama dan kemudian kami berjuang bersama, lelah bersama, bahagia
bersama dan berkah bersama-sama.
Itu yang menjadi factor pendukung yang paling utama, sehingga
kemudian warga sekitarpun sangat mendukung setiap program-program yang
ada di pesantren, dan kemudian beberapa kenalan juga melihat
perkembangan yang cukup mengembirakan, mereka semakin bersemangat
untuk mendukung kegiatan-kegiatan kami. Adanya keyakinan dan rasa
persaudaraan yang begitu kuat diantara kami semua, dan Allah memberikan
banyak keberkahan kepada kami.
Dan semoga ini dapat terus berkembang dikemudian hari. Adapun
penghambat, saya piker tidak banyak penghamabt yang signifikan, secara
umum paling yang masih belum singkron dengan kegiatan kami adalah,
ketika ada santri yang dating ke PPA Nur Medina, yang kemampuan dan
pengetahuan agamanya yang masih kurang, belum memadahi, sehingga kami
harus memberi kesempatan dia untuk menyetarakan dulu.
Tapi bagi kami itu juga merupakan peluang, kami menjadikan
setiaptantangan menjdai peluang dan banyak diantara mereka yang kemudian
tadinya mereka belum berkembang, setahundua tahun ternyata menunjukkan
perkembangan yang mengembirakan. Secara umum hambatan-hambatan itu
dapat kami atasi, termasuk hambatan finansial dan seterusnya Alhamdulillah,
sejauh ini Allah SWT. selalu memberikan keberkahan kepada kami.
10. Kami betul-betul menjaga etika dalam berdoa, jadi kami kondisikan semua
keluarga besar pesantren untuk berdoa bersungguh-sungguh didalam
mengatasi semua kendala, bahkan preventif, jadi di Nur Medina diantara
pantangan adalah setiap santri tidak boleh ada sedikitpun santri yang bermain-
main tidak serius didalam berdoa, yang lain adalah langkah yang kami
lakukan, kami biasanya melakukan evaluasi secara rutin.
Baik itu setiap pekan maupun setiap bulan, kemudian kami inventarisi
apa yang menjadi kendala-kendala itu, kemudian kami bicarakan bersama,
kami kemudian membuat skala prioritas, persoalan-persoalan mana yang
harus segera diatasidan kemudian juga berikutnya adalah yang kami lakukan
menjalin komunikasi dengan keluarga ataupun orang tua dari santri yang
tinggal di PPA Nur Medina ini.
Dan juga komunikasi dengan orang tua santri yang tidak tinggal
disini, yang tadi mereka belajar ngaji ba’da magrib. Dengan hal-hal yang tadi
itu, kami berkomitmen setiap persoalan kita akan berusaha untuk meminta
pertolongan kepada Allah, dan berusaha untuk mengatasi bersama-sama, dan
sejauh ini, masyAllah fatabarokAlla semua kendala-kendala itu dapat teratasi
dengan baik.
11. Selain dari materi al-Qur’an, ada materi-materi yang dari qur’an kita jadikan
sebagai pendalaman, ada materi surah pilihan, ayat pilihan yang memang
harus dipahami, dihafal oleh semua santri. Berikutnya adalah juga ada materi
yang berhubungan dengan akhlak seperti dari kitab riadlus salihin, kemudian
yang berikutnya adalah, kami melibatkan mereka dalam mengajar, yang kami
saksikan selama ini, dengan mereka mengajar itu, tumbuh sikap santun,
tumbuh rasa tanggung jawab, mereka lebih hormat kepada orang tua, lebih
hormat kepada guru dan seterusnya, karena mereka sudah merasakan,
mengajar itu seperti ini, akhirnya pada meeka tumbuh sikap sabar, tumbuh
rasa hormat.
Dan kami juga mengadakan kegiatan yang tema umumnya selalu
mengangkat tema kebersamaan, sikap saling santun, saling menolong. Yang
mempunyai ilmu memadai maka harus menginspirasi temannya yang belum
memadai. Dan kami yakinkan semua santri bahwa masing-masing pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga diantara mereka memiliki sikap
santun. Kemudian mereka dibiasakan berkomunikasi dengan masyarakat, itu
juga menjdai pengontrol buat mereka, masyarakat menilai santri-santri Nur
Medina Alhamdulillah sejauh ini, santri-santri yang cukup santun di depan
masyarakat.
12. Selain saya dan istri menyampaikan, kami juga mempunyai asisten-asisten
yang mereka diangkat menjadi instruktur. Instruktur ini mempunyai
kesempatan mengajar kepada teman-teman yang lain, dan akhirnya mereka
berbagi ilmu itu kepada teman-temannya. Dan yang tadi itu, bahwa semua
santri langsung mengamalkan ilmunya kepada adik-adik dan masyarakat, ite
saya piker metode yang sangat efektif buat mereka semuanya. Mereka juga
bisa belajar menemukan metode, teori masing-masing yang cukup efektif dan
dapat diterima oleh masyarakat.
13. Kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang menguatkan dan menambah
meningkatkan keilmuan teman-teman. Jadi ada materi kajian tafsir al-Qur’an
bersama Dr. mukhson nawawi Dosen fakultas Tarbiyah UIN Syarif
hidayatullah Jakarta, kemudian yang berikutnya adalah belajar tilawah dengan
KH. Ahmad Suparli alumni PTIQ Jakarta, dan juga kami mengadakan
semacam talkshow, mengundang para pembicara, yang teman-teman, adik-
adik bisa berkomunikasi bertanya meminta petuntuk nasehat dan seterusnya,
seperti dari Dr. Akhsin Sakho Muhammad mantan Rektor IIQ yang kebetulan
beliau di PPA nur Medina sebagai penasehat dan pengawas.
Pelatihan juga dari Dr. Supriano beliau salah seorang Direktur
Diknas, Dr. Romlah Azkar beliau adalah ahli hadits dan sekaligus dosen UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan IIQ Jakarta. Dan juga pelatihan-pelatihan
yang lain, termasuk studi banding ke lembaga-lembaga yang lain, dan itu
semua tercatat dengan rapi dan baik, sehingga kemudian kami evaluasi-
evaluasi, termasuk pelatihan pengurusan jenazah, bahkan sampai pelatihan
kewirausahaan, kami secara rutin menjalankan itu.
14. Untuk sarana dan prasarana, tempat kami sudah cukup memadahi, kemudian
perlengkapan-perlengkapa yang lain juga sudah cukup memadahi, hanya
sedang kami tingkatkan, pesantren sedang diluaskan, masjid juga sedang
dibangun, koperasi sedang dikembangkan, kemudian juga Alhamdulillah
adik-adik PPA Nur Medina ini sudah melahirkan pesantren yang baru, yaitu:
Pesantren Yatim Cahaya madinah, yang sepenuhnya pengelolaanya itu
dilakukan oleh santri-santri yang masih mahasiswa, maasih mahasiswa
mahasiswi sudah punya karya.
Paling yang masih dibutuhkan adalah, kami kedepan ingin membuat
laboratorium, ingin membuat perpustakaan yang lebih memadai, dan itu
insyAllah kami sedang siapkan, kalau ada yang mau membantu boleh.
15. Melihat remaja-remaja sekarang ini dalam proses pencarian jati dirinya, harus
banyak yang menjadi sahabat untuk mereka, sedini mungkin. Saya dan istri
dan semua santri yang berada di PPA Nur medina semua itu bersahabat,
sehingga kita dengan perasaan bersahabat itu, kita bisa lebih dekat dengan
mereka, kita bisa menyerap aspirasi mereka, kemudian kita juga bisa
memberikan masukan, nasehat dan seterusnya.
Yang sangat utama adalah kita posisikan mereka sebagai sahabat. Kita
bisa mengetahui hasrat mereka, keinginan mereka dan mereka itu memiliki
potensi yang sangat tinggi maka harus sangat kita perhatikan, sekali lagi
menjadika merekan sebagai sahabat.
16. Saya berkeinginan adik-adik yang belajar di PPA Nur medina ini memiliki
iman yang sangat kuat kepada Allah SWT. yakin, karena di zaman sekarang
hampir tidak mungkin atau bahkan sangat berat menjalani kehidupan tanpa
keimanan itu, selalu kita latih, misalnya saya berikan mereka kesempatan
membuat sebuah kegiatan, saya tidak memberikan apa-apa, dan mereka
ternyata mampu mewujudkan kegiatan tersebut. Itu menjadi modal untuk
menambah keyakinan.
Dan harapan saya pada adik-adik nantinya menjadi pribadi yang ta’at
kepada agama, menjadi generasi yang penuh tanggung jawab, menjadi hamba
Allah yang cinta kepada al-Qur’an, dan mereka akan siap untuk terus berjuang
mendakwahkan al-Qur’an. Kemudian harapannya mereka menjadi remaja
yang berakhlakul karimah, yang sabar, yang berbaik sangka, yang mereka
suka menolong, mereka yang tawadu’ dan seterusnya.
Dan saya punya keinginan, semua santri disini, karena PPA Nur
Medina adalah kawah condrodimuko, mereka itu baru punya keinginan saja
sudah berkeringat, baru berfikir sudah berkeringat, bekerja sampai lelah dan
ketika mereka beribadah mereka betul-betul khusu’ menundukkan lahir
batinnya di hadapan kemaha agungan Allah SWT. dan harapannya mereka
semua dapat meraih apa yang dicita-citakannya, menjadi generasi yang
bermanfaat, yang mulia di dunia sampai diakhirat, amiiin. demikian.
17. Saya fikir setiap selesai melaksanakan kegiatan atau program, ada baiknya
mengadakan evaluasi, karena dengan mengevaluasinya, kegiatan atau
program yang selanjutnya yang akan diselenggarakan, harapannya akan lebih
baik dari penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya, mulai dari komponen
pembimbing, panitia,teknis kegiatan, sasaran, ketersediaan fasilitas dan lain
sebagainya, yang ada keterkaitannya dengan program dan keiatan. Di Nur
Medina ini, saya membudayakan memberikan masukan dan kritikan di depan
umum (lingkungan pesantren) supaya adik-adik terbangun mental yang kuat
ketika nanti sudah di masyarakat.
18. Evaluasi selalu kita adakan setelah selesai mengadakan kegiatan, baik
kegiatan yang berskala kecil, menengah atau pun berskala besar. Seperti
kegiatan pengajian, talkshow, kunjungan ke lembaga-lembaga lain, pesantren,
silaturrahim ke rumah Guru, tokoh masyarakat, studi tour, ziarah dan tadabur
alam, bahkan kegiatan peringatan hari besar Islam yang kami selenggarakan
di pesantren. setiap selesai kegiatan maka panitia akan memberikan laporan,
kelebihan dan kekurangan kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan saya juga
yang lain akan memberikan masukan, arahan supaya kedepannya bisa lebih
terkelola dengan baik dan berjalan lebih baik dari yang sebelumnya.
Jawaban wawancara
Muslim al Jihaad
1. Niat awal saya masuk PPA Nur Medina karena dari nama Pesantrennya
saja al-Qur’an, tentu saya ingin mendalami ilmu-ilmu mengenai al-
Qur’an, dan juga ilmu agama yang lainya.
2. Alhamdulillah, Umi dan Abi masih ada. Abi di rumah berdagang, selain
berdagang juga mengurus badan penyantun anak yatim Birul Walidain
yang sekarang ada kurang lebih 140 anak yatim. Kemudian Umi usahanya
sama berdagang seperti Abi.
3. Terhitung mulai 16 Agustus 2015 kurang lebih sudah 3 bulan saya
menjadi santri di PPA Nur Medina, tau pondok ini dari teman, melalui
media sosial Facebook.
4. Alhamdulillah, kalau apa yang tidak disukai, semuanya saya suka, santri
memiliki watak yang berbeda masing-masing, tidak semuanya baik. Saya
sendiri pun belum termasuk orang baik, suka malas kadang-kadang.
Intinya saya menyukai semua yang ada di Nur Medina, lingkungan,
teman-teman,pengajarnya dan lain-lainsemuanya.
5. Alhamdulillah program tahfiz setor setiap hari senin, kamis, jumat dan
sabtu langsung disimak oleh Ibu Arbiyah. Kemudian ada pengajian kitab
riadhus shalihin, pelatihan dakwah, muhadloroh atau khutbah, da nada
penghafalan hadits-hadits tematik, ada kajian nahwu shorof dua kali
sepekan.
6. Pengkajian hadits tematik, missal sekarang sedang mendalami hadits-
hadits yang berkaitan dengan al-Qur’an, hadits yang memotivasi orang
untuk belajar al-Qur’an, yang paling saya senangi ya pendalaman hadits.
7. Selama 3 bulan ini, yang sudah saya setorkan ke lbu Arbiyah sudah 6 juz,
5 juz awal dan 1 juz 21.
8. Manfaatnya menghafal di Nur Medina ini, kalau saya kemarin hanya
memahami sebatas hafalan saja, kuantitas, tetapi disini lebih kepada
kualitas. Dan bahwasannya saya benar-benar merasakan penting sekali
untuk menjaga kuantitas dan kualitas hafalan al-Qur’an ini. Nur Medina
mempunyai program yang luar biasa, ketika santri selesai menghafal 1 juz,
para santri tidak diperkenankan untuk menambah hafalannya sebelum
mengikuti tasmi’ atau semacam program ujian, yaitu mengulang hafannya
dengan disimak oleh temannya.
9. Saya banyak merasakan perubahan yang luar biasa setelah mondok di
PPA Nur Medina ini, bisa bertemu dengan teman-teman yang baik,
bahkan Ustadz Endang Husna sendiri selaku pemimpin pondok pun sangat
baik terhadap santri-santri beliau, karena menjadikan santri sebagai
sahabat.
10. Semoga Allah SWT. tetap memberikan kelancaran rizki baik kepada
Ustadz agar pondok Nur Medina ini bisa berjalan dan semoga kedepannya
bisa lebih baik lagi.
Jawaban wawancara
Fana Tri Astuti
1. Awalnya tidak ada niatan sama sekali, karena dulu rencananya setelah
lulus SMA mau kuliah di Semarang UNNES, tapi ternyata keluarga
lebih setuju saya kuliah di Jakarta sama mondok, jadi saya mencoba
memenuhi permintaan keluarga. Tapi sekarang, saya ubah niat saya
sekarang untuk lebih sungguh-sungguh disini.
2. Ayah saya sudah meninggal, dulu ayah saya bekerja sebagai pedagang
roti, dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga biasa. Tapi setelah ayah
saya meninggal, usaha dagang rotinya itu diteruskan oleh kakak saya
yang pertama, bareng suaminya. Saya 4 bersaudara, punya dua kakak
yang pertama perempuan yang kedua laki-laki dan satu adik laki-laki.
3. Alhamdulillah saya sudah 4 bulan, dan saya tau Nur Medina ini dari
Mas Ubay, kebetulan adalah teman karib dari kakak saya.
4. Yang tidak disukai, ee apa ya, mungkin tidak ada, karena disini sama-
sama belajar, saling introspeksi, saling memperbaiki diri aja si.
5. Ya sudah banyak lah, yang saya sangat rasakan itu rasa kepercayaan
diri, dari memimpin klasikal adik-adik itu bisa menambah rasa percaya
diri saya semakin tinggi, tidak grogi di depan umum, terus apa ya
positif sekali lah.
6. Kalau di Nur Medina inikan, Ustadz kan sangat-sangat
memprioritaskan rasa social terhadap masyarakat, dan itu sangat
dibutuhkan ketika kita nanti sudah lulus, bekerja dan sudah
bermasyarakat. Jadi materi tentang sosial yang saya sangat sukai.
7. Sejauh ini si baru 1 juz karena saya memang kebetulan baru menghafal
semenjak disini.
8. Yang saya rasakan kalau pelajaran dikuliah itu menjadi lebih mudah
memahami, dengan saya menghafal al-Qur’an.
9. Menurut saya sudah baik, karena memang ada beberapa anak yang niat
tinggal disini karena untuk mengubah sikap yang tadinya buruk
menjadi baik yang sudah baik menjadi lebih baik.
10. Harapannya Nur Medina menjadi lebih baik, lebih dicintai masyarakat,
dan untuk saya semoga bisa menghatamkan al-Qur’an selama 4 tahun,
dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga bisa meraih semua
harapan dan cita-cita.
Jawaban wawancara
Lutfia Istiqomah
1. Awalnya ketika sayan mendapatkan pengumuman keterima di UIN
Syarif Hidayatullah, saya belum tau akan tinggal dimana di Jakarta
nanti, kebetulan saya mempunyai kakak di Jakarta, dan orang tua
menyerahkan sepenuhnya kepada kakak saya. Pesan dari orang tua
itu, saya disuruh mencari tempat yang dekat dengan kampus,
mungkin orang tua kuatir kalau kejauhan, naik angkot belum
pengalaman, berhubung yang dekat itu cuma ada kos dan kalau
kakak saya kurang suka dengan kos sehingga saya dicarikan
pesantren. Awalnya saya sudah mendapatkan pesantren, namun
ketika saya sudah di Jakarta pesantren tersebut belum membuka
pendaftarannya, dan akhirnya saya untuk sementara waktu ikut
mengaji dan tinggal di PPA Nur Medina. Setelah beberapa hari,
saya merasa nyaman dengan keadaan dan teman-temannya,
sehingga saya memutuskan untuk mondok dan nyantri di PPA Nur
Medina.
2. Alhamdulillah orang tua saya masih ada dua-duanya Bapak dengan
Ibu. Bapak saya bekerja sebagai petani, dan Ibu saya juga
membantu sebagai petani dan Ibu rumah tangga. Saya dua
bersaudar saya anak yang kedua.
3. Seperti tadi saya jelaskan di awal, bahwa awalnya saya belum
mengetahui PPA Nur Medina, dan saya dikasih tau kakak saya,
katanya kakak saya itu mempunyai teman di PPA Nur Medina,
namanya Mas Abdullah Ubaid. Terus saya dititipkan dulu disini,
selama beberapa minggu, dan akhirnya saya memutuskan untuk
tinggal disini. Alhamdulillah sudah sekitar 4 bulan saya tinggal di
PPA Nur Medina ini.
4. Relative ya semua orang itu ketika berkumpul dengan orang
banyak ada hal yang disukai dan tidak disukai itu pasti. Namun
kita disini kita diajarin bahwa kita harus bisa bertoleransi dengan
teman-teman yang berbeda daerah.
5. Alhamdulillah saya mengikuti kegiata, namun ada satu kegiatan
yang menurut saya sangat berpengaruh bagi saya sendiri, yaitu
kajian tentang hadits. Saya menyadari bahwa pengetahuan saya
mengenai hal keagamaan memang masih kurang. Dari kajian
materi tentang hadits ini saya merasa mendapatkan sedikit
tambahan pengetahuan tentang hadits, mengenai tafsir-tafsir al-
Qur’an, karena saya juga dari jurusan tafsir hadits.
6. Tadi itumungkin bisa sekaligus menjadi jawabannya untuk inii,
materi yang paling disukai adalah materi tentang hadits.
7. Sebelum saya mondok di PPA Nur Medina, saya sudah
mempunyai hafalan sedikit hafalan, disini saya meneruskan
hafalaan. Dari Ibu disuruh mengulang lagi, muroja’ah lah begitu,
dan Alhamdulillah kalau sampai saat ini saya sudah mencapai 4
juz.
8. Yang saya rasakan yaitu begitu banyak sekali, salah satunya
dengan menghafal al-Qur’an kita bisa mengetahui semua persoalan
kehidupan, karena di dalam al-Qur’an semuannya ada. Penyesalan
yang saya rasakan mungkin ya, kenapa saya baru menghafal,
mengkaji al-Qur’an lebih dalam seperti ini setelah saya lulus
sekolah menengah, menjadi pelajaran saja, buat yang lain. Kan ada
orang yang bilang menghafal al-Qur’an itu susah menjaganya, tapi
setelah pengalaman yang saya dapatkan disini, berkumpul dengan
teman-teman yang juga penghafal al-Qur’an, itu menyadarkan ke
saya bahwa menghafalkan al-Qur’an itu tidak sulit, tapi nakan
menjadi mudah jika kita bisa menikmatinya.
9. Bimbingan agama dalam membentuk sikap santun, sangat banyak
pengaruhnya, dengan ilmu yang kita dapatkan disini, karena di
PPA Nur Medina ini yang lebih ditekankan adalah sikap sosialnya
terhadap masyarakat sekitar. Dengan itu, saya menyadari bahwa
saya tipe orang yang belum terlalu bisa bersosialisasi yang baik
kepada orang lain. Jadinya dengan saya belajar di PPA Nur
Medina ini, saya bisa menjadi lebih terbiasa bersosialisasi dengan
masyarakat banyak, sangat penting bagi saya kalau nanti saya
sudah terjun di masyarakat.
10. Harapan saya seteleh saya belajar di PPA Nur Medina ini, yang
pertama semoga saya bisa menyelesaikan hafalan al-Qur’annya
dan mampu mengamalkannya. Harapan saya bagi PPA Nur
Medina yaitu, semoga PPA Nur Medina semakin bisa menjadikan
santri yang bermanfaat bagi masyarakat.
Wawancara Pembimbing
Hari/ Tanggal Wawancara : 23 November 2015
Waktu : 18:35-19:10
Tempat wawancara : Rumah Ustadz Endang (PPA Nur Medina)
Yang diwawancara : Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag
Tempat dan tanggal lahir: : Bogor, 2 Mei 1975
Jabatan : Pimpinan dan Pembimbing PPA Nur Medina
Yang mewawancarai : Abdullah Ubaid
Status : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pertanyaan wawancara :
1. Sejak kapan PPA Nur Medina berdiri?
2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya PPA Nur Medina?
3. Apa tujuan didirikannya PPA Nur Medina?
4. Alasan apa PPA Nur Medina memiliki yel-yeI keyakinan, kesungguhan,
keikhIasan, kesabaran dan keridhoan? dan juga Pesantren yang berwawasan
wirausaha?
5. Berapa santri/ remaja yang tinggal di PPA Nur Medina?
6. Berasal dari mana saja santri/remaja tersebut?
7. Bagaimana cara menanamkan kepercayaan diri terhadap santri/remaja setelah
masuk PPA Nur Medina?
8. Adakah yang menjadi mitra kerjasama dalam program kegiatan PPA Nur
Medina?
9. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam
menyelenggarakan kegiatan bimbingan agama dan program di PPA Nur
Medina?
10. Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
11. Materi apa saja yang diberikan kepada santri/remaja dalam memberikan
bimbingan agama untuk membentuk sikap santun?
12. Bagaimana cara menerapkan metode tersebut?
13. Upaya apa yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan dan
keterampilan para pembimbing dan para santri/remaja?
14. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan
agama di PPA Nur Medina?
15. Bagaimana menurut Ustadz Endang, selaku pimpinan sekaligus pembimbing
tentang bimbingan agama pada santri/remaja sejak dini?
16. Apa yang menjadi harapan Ustadz pada santri/remaja yang belajar menimba
ilmu di PPA Nur Medina?
17. Apa saja yang perlu dievaluasi dalam proses bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina?
18. Kapan evaluasi bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada
remaja di PPA Nur Medina dilaksanakan?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara : 23 November 2015
Waktu : 21:15-21:35
Tempat wawancara : PPA Nur Medina
Yang diwawancara : Fana Tri Astuti
Tempat dan Tanggal Lahir : Wonosobo, 7 Juni 1997
Status : Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara : Abdullah Ubaid
Status : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara :
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa?
2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba
ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu?
3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA
Nur Medina ini?
4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari teman-
teman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini?
5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini?
6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang
kamu sukai?
7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan?
8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an?
9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap
santun pada remaja di PPA Nur Medina?
10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara : 23 November 2015
Waktu : 21:35-21:55
Tempat wawancara : PPA Nur Medina
Yang diwawancara : Lutfia Istiqomah
Tempat dan Tanggal Lahir : Pati, 1 Januari 1998
Status : Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara : Abdullah Ubaid
Status : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara :
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa?
2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba
ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu?
3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA
Nur Medina ini?
4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari teman-
teman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini?
5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini?
6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang
kamu sukai?
7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan?
8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an?
9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap
santun pada remaja di PPA Nur Medina?
10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Terbimbing
Hari/Tanggal wawancara : 23 November 2015
Waktu : 21:55-22:25
Tempat wawancara : PPA Nur Medina
Yang diwawancara : Muslim al Jihaad
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 24 Mei 1998
Status : Santri/ Remaja PPA Nur Medina
Pewawancara : Abdullah Ubaid
Status : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara :
1. Niat awal kamu masuk, belajar menimba ilmu di PPA Nur Medina apa?
2. Apa kamu masih mempunyai orang tua, berapa bersaudara dan coba
ceritakan sedikit banyak tentang keluarga kamu?
3. Sudah berapa lama kamu tinggal dan dari mana kamu mengetahui PPA
Nur Medina ini?
4. Apa yang kamu kurang sukai dari PPA Nur Medina ini, baik dari teman-
teman asrama, pembimbing maupun lingkungan PPA Nur Medina ini?
5. Kegiatan apa yang diberikan di PPA Nur Medina ini?
6. Dari banyak materi yang diberikan oleh pembimbing, materi apa yang
kamu sukai?
7. Sudah berapa juz yang kamu hafalkan?
8. Apa kamu merasakan manfaat dari menghafal al-Qur’an?
9. Apa tanggapan kamu tentang bimbingan agama dalam membentuk sikap
santun pada remaja di PPA Nur Medina?
10. Harapan kamu belajar di PPA Nur Medina apa?
Wawancara Pembimbing
Hari/tanggal wawancara : 23 November 2015
Waktu : 19:45-20:10.
Tempat wawancara : PPA Nur Medina
Yang diwawancara : Ustadzah Wasilaturohmah, S.Kom.I
Tempat dan tanggal lahir : Wonosobo, 3 Mei 199l
Jabatan : Pembimbing PPA Nur Medina
Yang mewawancarai : Abdullah Ubaid
Status : Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pertanyaan wawancara :
1. Berapa santri/ remaja yang Ustadzah bimbing di PPA Nur Medina?
2. Berasal dari mana saja santri/remaja tersebut?
3. Bagaimana cara menanamkan sikap percaya diri terhadap santri/remaja
setelah masuk PPA Nur Medina?
4. Adakah yang menjadi mitra kerjasama dalam program kegiatan PPA Nur
Medina yang Ustadzah ketahui?
5. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam
menyelenggarakan kegiatan bimbingan agama dan program di PPA Nur
Medina, yang Ustadzah alami?
6. Upaya-upaya apa yang dilakukan Ustadzah dalam mengatasi kendala
tersebut?
7. Materi apa saja yang Ustdazah berikan kepada santri/remaja dalam
memberikan bimbingan agama untuk membentuk sikap santun?
8. Bagaimana cara Ustadzah menyampaikan materi dan menerapkan metode
tersebut?
9. Upaya apa yang Ustadzah lakukan dalam meningkatkan kemampuan dan
keterampilan para santri/remaja?
10. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam proses bimbingan
agama di PPA Nur Medina, menurut Ustadzah?
11. Bagaimana menurut Ustadzah Wasil, selaku pembimbing tentang bimbingan
agama pada santri/remaja sejak dini?
12. Apa saja yang perlu dievaluasi dalam proses bimbingan agama dalam
membentuk sikap santun pada remaja di PPA Nur Medina?
13. Kapan evaluasi bimbingan agama dalam membentuk sikap santun pada
remaja di PPA Nur Medina dilaksanakan?
14. Apa yang menjadi harapan Ustadzah pada santri/remaja yang belajar menimba
ilmu di PPA Nur Medina?
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ustadz H. Endang Husna Hadi S. Ag.
Alamat : PPA Nur Medina Jl. Cabe III No. 79A Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangsel Banten
Tempat/tanggal lahir : Bogor, 02 Mei 1975
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 18:35-
19:10, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Ustdaz H. Endang Husna Hadi S. Ag
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ustadzah Wasilaturohmah
Alamat : PP Al Fajri Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 03 Mei 1991
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:15-
21:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Ustadzah Wasilaturohmah S. Kom. I.
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fana Tri Astuti
Alamat : Karang Tengah Tumenggungan Rt/Rw 03/05 Selomerto
Wonosobo Jawa Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Wonosobo, 7 Juni 1997
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:15-
21:35, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Fana Tri Astuti
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lutfia Istiqomah
Alamat : Desa klakahkasihan Rt/Rw 02/08 Gembong Pati Jawa
Tengah.
Tempat/tanggal lahir : Pati, 1 Januari 1998
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari senin 23 November 2015 pukul 21:35-
21:55, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Lutfia Istiqomah
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muslim al Jihaad
Alamat : Jalan Mujahidin no. 661 kec. Bukit Kecil, Palembang,
Sumatra Selatan.
Tempat/tanggal lahir : Palembang, 24 Mei 1998
Dengan ini menyatakan bahwa pada hari Senin 23 November 2015 pukul 21:55-
22:25, telah diwawancarai dalam rangka penelitian untuk skripsi mahasiswa:
Nama : Abdullah Ubaid
Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat Kampus : Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara Yang Diwawancara
Abdullah Ubaid Muslim al Jihaad
Jawaban wawancara
Ustadz Endang Husna Hadi
1. “Dengan izin Allah SWT. PPA Nur Medina ini dirintis sejak tahun 2004, saya
dengan istri memulai pengajian di trubus II rt/rw 001/004 pondok cabe ilir
Pamulang Tangerang Selatan Banten, tepatnya sekitar bulan Mei. Waktu itu
saya dengan istri berkomitmen ingin mengamalkan ilmu kepada masyarakat
dan ade-ade yang ada disekitar kontrakan kami, dan waktu itu yang belajar
ada tiga orang, kami berkomitmen untuk bersungguh-sungguh mengajarkan
al-Qur’an, kemudian tahun berikutnya berkembang menjadi 50 santri, tahun
berikutnya berkembang menjadi 150 santri, tahun berikutnya lagi berkembang
sampai 250 ade-ade yang belajar mengaji.
Akhirnya saya dan istri tentu punya harapan, agar lebih terkelola
dengan baik, pengajarnya lebih baik lagi, kami melaksanakan solat taubat,
solat istikhoroh dan solat hajat, mohon petunjuk kepada Allah, dan akhirnya
pada hari ketiga, datanglah tamu yang berasal dari Solo, yang dulu bersama-
sama kami menunaikan ibadah haji di tanah suci, yang bernama H. Sugondo
dan ibu Hj. Ninik.
Beliau didampingi oleh anaknya, Mas Jarot, langsung tiba-tiba tanpa
informasi apapun, menanyakan apakah ada tanah yang akan dijual, dan kami
mengantarkan ke jalan cabe III ini, dan ternyata pemilik tanah Bapak H. Semu
seperti sudah menantikan kehadiran kami, beliau langsung menyetujuinya,
dan akhirnya tanah ini dibeli dan langsung dibangun selama satu tahun, resmi
kami tempati sekitar bulan Mei/Juni tahun 2009. Disitulah PPA Nur Medina
mulai berdiri”
2. Rasa syukur kami yang begitu dalam dan tinggi, diberi kesempatan oleh Allah
SWT. untuk membaca al-Qur’an, untuk mengajarkan al-Qur’an, kami mengisi
pengajian, privat, kelas-kelas diberbagai tempat, kami merasakan bahagia
sekali, dan istri juga bersyukur sekali, Allah berikan karunia untuk
memelihara al-Qur’an, beliau menjadi Instruktur tahfiz di Institut Ilmu al-
quran Jakarta (IIQ) yang menjadi alumninya, kami bersyukur Allah berikan
kesempatan itu, akhirnya kami ingin bersungguh-sungguh untuk menjaga
memelihara mengamalkan dan terus menerus berjuang untuk
memasyarakatkan al-Qur’an.
3. Untuk mendidik generasi-generasi yang benar-benar beriman kepada al-
Qur’an, benar-benar mencintai al-Qur’an yang benar-benar mereka sungguh-
sungguh mempelajari al-Qur’an, memahami, menghayati, mengamalkan dan
terus berjuang mendakwahkan al-Qur’an sehingga lahir generasi-generasi
yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur’anul karim
4. Kami berkeyakinan bahwa apa yang kami lakukan ini adalah meneruskan
perjuangan dari guru-guru, ulama-ulama yang memiliki karya yang begitu
besar, dan mereka semua berpesan kepada murid-muridnya, santrinya itu
untuk senantiasa berjuang membela agama Allah, khususnya al-qur’an.
Yel-yel itu selalu diucapkan pada setiap momen, bahkan hamper
setiap hari, dipengajian ketika kami masih di kontrakan, ya untuk
menumbuhkan semangat, biasanya diiringi dengan tepukan, dan juga diiringi
dengan mengepalkan tangan ke atas, yaitu keyakinan, kesungguhan,
keikhlasan, kesabaran, keridloan, Allahuakbar. Karena ini juga yang menjadi
pondasi dalam rintisan perjuangan PPA Nur Medina.
Dan kami meyakini bahwa semua dapat berjalan semata-mata karena
buah dari keyakinan, kemudian kesungguhan, kemudian lagi kami ingin selalu
menjaga keikhlasan, juga kesabaran, dan keridloan. Kami ingin menanamkan
kepada adik-adik kita semua akan keyakinan kepada allah SWT. akan
kesungguhan pada setiap perjuangan, juga keikhlasan dalam menapaki
tangga-tangga kehidupan, kemudian kesabaran dan keridloan atas semua
ketetapan yang Allah tetapkan kepada hambaNYA.
Kemudian PPA Nur Medina ini berwawaan wirausaha, kami ingin
adik-adik nanti menjadi adik-adik yang mandiri, adik-adik yang mereka
semua dapat mencukupi kebutuhan mereka sendirinya keluarganya bahkan
bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan disekelilingnya.
Harapanya juga, semoga bisa menggerakkan perekonomian umat, dengan
keberadaan mereka dimanapun berada, dengan didikan di PPA Nur Medina.
5. Yang tinggal di PPA Nur Medina untuk usia remaja, sekarang ini antara 12
sampai 20 tahun berjumlah 70 santri putra putri, dan lebih banyak santri putri
dibandingkan dengan santri putra, santri putri 45 dan putranya 25
6. Mereka berasala dari beberapa tempat, yang berasal dari pulau Jawa ini ada
yang dari Pandeglang Banten, dari Jakarta, dari Bogor, ada yang dari Batang
pekalongan, Kendal, Tegal, Lamongan, tulungagung, Gresik, kemudian ada
yang dari Sumatra dari Palembang, riau, jambi, yang dari Kalimantan berasal
dari daerah Pontianak, ada juga dari Sulawesi, Sulawesi tenggara, dari daerah
Kendari.
7. Kami sangat menanamkan akan hal itu, bahwa mereka harus berlatih sejak
dini, sejak di Pesantren ini. Nur Medina menjadi kawah condrodimuko bagi
santri-santri yang berada di PPA Nur Medina ini, untuk siap mereka
mengamalkan ilmunya. Karena belajar yang terbaik adalah dengan cara
mengajarkan dengan ilmu, semua yang tinggal di Nur Medina mereka itu
harus mengamalkan ilmunya dengan mengajar adik-adik yang belajar ba’da
magrib ba’da subuh sekitar 450 warga sekitar pesantren.
Mereka juga kemudian bergantian untuk berlatih khutbah, ceramah,
memimpin dzikir, solawat baik didepan sesame santri maupun didepan adik-
adik mengaji bahkan di masyarakat, untuk kemudian kita evaluasi. Dan semua
diberikan kepercayaan untuk mandiri, keyakinan bahwa memulai lebih cepat
lebih baik, dan ketika ada kehilafan dan kekurangan kita evaluasi bersama,
sehingga mereka merasa cukup nyaman selama ini.
8. Untuk mitra kerjasama, dari pemerintahan saya piker ada beberapa kali
kegiatan tetapi insidentil tidak terikat. Untuk perusahaan tidak langsung juga,
jadi kami membina perusahaan rumah makan Waroeng steak, itu
pengajiannya kami yang mengelola dan adik-adik yang tinggal di pesantren
juga mereka diberi kesempatan mengajar disana.
Kemudian untuk yang pribadi-pribadi memang saya dan istri
memiliki beberapa kenalan yang menjadi jamaah pengajian, kami jadikan
bahwa PPA Nur Medina ini adalah hasil dari pada pengajian kami,jadi ini
adalah merupakan karunia Allah, karya kita bersama, sekian tahun mengaji,
berbuah menjadi pesantren, menjadi pesantren yatim, menjadi masjid dan
seterusnya.
9. Pendukung yang paling utama adalah rasa iman kepada Allah SWT. setiap
kami akan melakukan kegiatan atau memiliki keinginan untuk memenuhi
infrastruktur kami selalu tidak memiliki dana yang tidak cukup. Tapi kami
senantiasa berdoa memohon kepada Allah, dengan penuh keyakinan akhirnya
Allah berikan yang kita butuhkan. Maka itu akan menguatkan iman kami
kepada Allah SWT. dan kemudian kami juga saling mendukung dengan
santri, bahwa dalam melaksanakan semua program disini kita berpikir
bersama, merencanakan bersama, kemudian berikutnya melaksanakan
bersama dan kemudian kami berjuang bersama, lelah bersama, bahagia
bersama dan berkah bersama-sama.
Itu yang menjadi factor pendukung yang paling utama, sehingga
kemudian warga sekitarpun sangat mendukung setiap program-program yang
ada di pesantren, dan kemudian beberapa kenalan juga melihat
perkembangan yang cukup mengembirakan, mereka semakin bersemangat
untuk mendukung kegiatan-kegiatan kami. Adanya keyakinan dan rasa
persaudaraan yang begitu kuat diantara kami semua, dan Allah memberikan
banyak keberkahan kepada kami.
Dan semoga ini dapat terus berkembang dikemudian hari. Adapun
penghambat, saya piker tidak banyak penghamabt yang signifikan, secara
umum paling yang masih belum singkron dengan kegiatan kami adalah,
ketika ada santri yang dating ke PPA Nur Medina, yang kemampuan dan
pengetahuan agamanya yang masih kurang, belum memadahi, sehingga kami
harus memberi kesempatan dia untuk menyetarakan dulu.
Tapi bagi kami itu juga merupakan peluang, kami menjadikan
setiaptantangan menjdai peluang dan banyak diantara mereka yang kemudian
tadinya mereka belum berkembang, setahundua tahun ternyata menunjukkan
perkembangan yang mengembirakan. Secara umum hambatan-hambatan itu
dapat kami atasi, termasuk hambatan finansial dan seterusnya Alhamdulillah,
sejauh ini Allah SWT. selalu memberikan keberkahan kepada kami.
10. Kami betul-betul menjaga etika dalam berdoa, jadi kami kondisikan semua
keluarga besar pesantren untuk berdoa bersungguh-sungguh didalam
mengatasi semua kendala, bahkan preventif, jadi di Nur Medina diantara
pantangan adalah setiap santri tidak boleh ada sedikitpun santri yang bermain-
main tidak serius didalam berdoa, yang lain adalah langkah yang kami
lakukan, kami biasanya melakukan evaluasi secara rutin.
Baik itu setiap pekan maupun setiap bulan, kemudian kami inventarisi
apa yang menjadi kendala-kendala itu, kemudian kami bicarakan bersama,
kami kemudian membuat skala prioritas, persoalan-persoalan mana yang
harus segera diatasidan kemudian juga berikutnya adalah yang kami lakukan
menjalin komunikasi dengan keluarga ataupun orang tua dari santri yang
tinggal di PPA Nur Medina ini.
Dan juga komunikasi dengan orang tua santri yang tidak tinggal
disini, yang tadi mereka belajar ngaji ba’da magrib. Dengan hal-hal yang tadi
itu, kami berkomitmen setiap persoalan kita akan berusaha untuk meminta
pertolongan kepada Allah, dan berusaha untuk mengatasi bersama-sama, dan
sejauh ini, masyAllah fatabarokAlla semua kendala-kendala itu dapat teratasi
dengan baik.
11. Selain dari materi al-Qur’an, ada materi-materi yang dari qur’an kita jadikan
sebagai pendalaman, ada materi surah pilihan, ayat pilihan yang memang
harus dipahami, dihafal oleh semua santri. Berikutnya adalah juga ada materi
yang berhubungan dengan akhlak seperti dari kitab riadlus salihin, kemudian
yang berikutnya adalah, kami melibatkan mereka dalam mengajar, yang kami
saksikan selama ini, dengan mereka mengajar itu, tumbuh sikap santun,
tumbuh rasa tanggung jawab, mereka lebih hormat kepada orang tua, lebih
hormat kepada guru dan seterusnya, karena mereka sudah merasakan,
mengajar itu seperti ini, akhirnya pada meeka tumbuh sikap sabar, tumbuh
rasa hormat.
Dan kami juga mengadakan kegiatan yang tema umumnya selalu
mengangkat tema kebersamaan, sikap saling santun, saling menolong. Yang
mempunyai ilmu memadai maka harus menginspirasi temannya yang belum
memadai. Dan kami yakinkan semua santri bahwa masing-masing pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga diantara mereka memiliki sikap
santun. Kemudian mereka dibiasakan berkomunikasi dengan masyarakat, itu
juga menjdai pengontrol buat mereka, masyarakat menilai santri-santri Nur
Medina Alhamdulillah sejauh ini, santri-santri yang cukup santun di depan
masyarakat.
12. Selain saya dan istri menyampaikan, kami juga mempunyai asisten-asisten
yang mereka diangkat menjadi instruktur. Instruktur ini mempunyai
kesempatan mengajar kepada teman-teman yang lain, dan akhirnya mereka
berbagi ilmu itu kepada teman-temannya. Dan yang tadi itu, bahwa semua
santri langsung mengamalkan ilmunya kepada adik-adik dan masyarakat, ite
saya piker metode yang sangat efektif buat mereka semuanya. Mereka juga
bisa belajar menemukan metode, teori masing-masing yang cukup efektif dan
dapat diterima oleh masyarakat.
13. Kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang menguatkan dan menambah
meningkatkan keilmuan teman-teman. Jadi ada materi kajian tafsir al-Qur’an
bersama Dr. mukhson nawawi Dosen fakultas Tarbiyah UIN Syarif
hidayatullah Jakarta, kemudian yang berikutnya adalah belajar tilawah dengan
KH. Ahmad Suparli alumni PTIQ Jakarta, dan juga kami mengadakan
semacam talkshow, mengundang para pembicara, yang teman-teman, adik-
adik bisa berkomunikasi bertanya meminta petuntuk nasehat dan seterusnya,
seperti dari Dr. Akhsin Sakho Muhammad mantan Rektor IIQ yang kebetulan
beliau di PPA nur Medina sebagai penasehat dan pengawas.
Pelatihan juga dari Dr. Supriano beliau salah seorang Direktur
Diknas, Dr. Romlah Azkar beliau adalah ahli hadits dan sekaligus dosen UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan IIQ Jakarta. Dan juga pelatihan-pelatihan
yang lain, termasuk studi banding ke lembaga-lembaga yang lain, dan itu
semua tercatat dengan rapi dan baik, sehingga kemudian kami evaluasi-
evaluasi, termasuk pelatihan pengurusan jenazah, bahkan sampai pelatihan
kewirausahaan, kami secara rutin menjalankan itu.
14. Untuk sarana dan prasarana, tempat kami sudah cukup memadahi, kemudian
perlengkapan-perlengkapa yang lain juga sudah cukup memadahi, hanya
sedang kami tingkatkan, pesantren sedang diluaskan, masjid juga sedang
dibangun, koperasi sedang dikembangkan, kemudian juga Alhamdulillah
adik-adik PPA Nur Medina ini sudah melahirkan pesantren yang baru, yaitu:
Pesantren Yatim Cahaya madinah, yang sepenuhnya pengelolaanya itu
dilakukan oleh santri-santri yang masih mahasiswa, maasih mahasiswa
mahasiswi sudah punya karya.
Paling yang masih dibutuhkan adalah, kami kedepan ingin membuat
laboratorium, ingin membuat perpustakaan yang lebih memadai, dan itu
insyAllah kami sedang siapkan, kalau ada yang mau membantu boleh.
15. Melihat remaja-remaja sekarang ini dalam proses pencarian jati dirinya, harus
banyak yang menjadi sahabat untuk mereka, sedini mungkin. Saya dan istri
dan semua santri yang berada di PPA Nur medina semua itu bersahabat,
sehingga kita dengan perasaan bersahabat itu, kita bisa lebih dekat dengan
mereka, kita bisa menyerap aspirasi mereka, kemudian kita juga bisa
memberikan masukan, nasehat dan seterusnya.
Yang sangat utama adalah kita posisikan mereka sebagai sahabat. Kita
bisa mengetahui hasrat mereka, keinginan mereka dan mereka itu memiliki
potensi yang sangat tinggi maka harus sangat kita perhatikan, sekali lagi
menjadika merekan sebagai sahabat.
16. Saya berkeinginan adik-adik yang belajar di PPA Nur medina ini memiliki
iman yang sangat kuat kepada Allah SWT. yakin, karena di zaman sekarang
hamper tidakmungkin,atau bahkan sangat berat menjalani kehidupan tanpa
keimanan itu, selalu kita latih, misalnya saya berikan mereka kesempatan
membuat sebuah kegiatan, saya tidak memberikan apa-apa, dan mereka
ternyata mampu mewujudkan kegiatan tersebut. Itu menjadi modal untuk
menambah keyakina.
Dan harapan saya pada adik-adik nantinya menjadi pribadi yang ta’at
kepada agama, menjadi generasi yang penuh tanggung jawab, menjadi hamba
Allah yang cinta kepada al-Qur’an, dan mereka akan siap untuk terus berjuang
mendakwahkan al-Qur’an. Kemudian harapannya mereka menjadi remaja
yang berakhlakul karimah, yang sabar, yang berbaik sangka, yang mereka
suka menolong, mereka yang tawadu’ dan seterusnya.
Dan saya punya keinginan, semua santri disini, karena PPA Nur
Medina adalah kawah caodrodimuko, mereka itu baru punya keinginan saja
sudah berkeringat, baru berfikir sudah berkeringat, bekerja sampai lelah dan
ketika mereka beribadah mereka betul-betul khusu’ menundukkan lahir
batinnya dihadapan kemaha agungan Allah SWT. dan harapannya mereka
semua dapat meraih apa yang dicita-citakannya, menjadi generasi yang
bermanfaat, yang mulia di dunia sampai diakhirat, amiiin. demikian.
17. Saya fikir setiap selesai melaksanakan kegiatan atau program, ada baiknya
mengadakan evaluasi, karena dengan mengevaluasinya, kegiatan atau
program yang selanjutnya yang akan diselenggarakan, harapannya akan lebih
baik dari penyelenggaraan kegiatan yang sebelumnya, mulai dari komponen
pembimbing, panitia,teknis kegiatan, sasaran, ketersediaan fasilitas dan lain
sebagainya, yang ada keterkaitannya dengan program dan keiatan. Di Nur
Medina ini, saya membudayakan memberikan masukan dan kritikan di depan
umum (lingkungan pesantren) supaya adik-adik terbangun mental yang kuat
ketika nanti sudah di masyarakat.
18. Evaluasi selalu kita adakan setelah selesai mengadakan kegiatan, baik
kegiatan yang berskala kecil, menengah atau pun berskala besar. Seperti
kegiatan pengajian, talkshow, kunjungan ke lembaga-lembaga lain, pesantren,
silaturrahim ke rumah Guru, tokoh masyarakat, studi tour, ziarah dan tadabur
alam, bahkan kegiatan peringatan hari besar Islam yang kami selenggarakan
di pesantren. setiap selesai kegiatan maka panitia akan memberikan laporan,
kelebihan dan kekurangan kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan saya juga
yang lain akan memberikan masukan, arahan supaya kedepannya bisa lebih
terkelola dengan baik dan berjalan lebih baik dari yang sebelumnya.
Jawaban wawancara
Muslim al Jihaad
1. Niat awal saya masuk PPA Nur Medina karena dari nama Pesantrennya
saja al-Qur’an, tentu saya ingin mendalami ilmu-ilmu mengenai al-
Qur’an, dan juga ilmu agama yang lainya.
2. Alhamdulillah, Umi dan Abi masih ada. Abi di rumah berdagang, selain
berdagang juga mengurus badan penyantun anak yatim Birul Walidain
yang sekarang ada kurang lebih 140 anak yatim. Kemudian Umi usahanya
sama berdagang seperti Abi.
3. Terhitung mulai 16 Agustus 2015 kurang lebih sudah 3 bulan saya
menjadi santri di PPA Nur Medina, tau pondok ini dari teman, melalui
media sosial Facebook.
4. Alhamdulillah, kalau apa yang tidak disukai, semuanya saya suka, santri
memiliki watak yang berbeda masing-masing, tidak semuanya baik. Saya
sendiri pun belum termasuk orang baik, suka malas kadang-kadang.
Intinya saya menyukai semua yang ada di Nur Medina, lingkungan,
teman-teman,pengajarnya dan lain-lainsemuanya.
5. Alhamdulillah program tahfiz setor setiap hari senin, kamis, jumat dan
sabtu langsung disimak oleh Ibu Arbiyah. Kemudian ada pengajian kitab
riadhus shalihin, pelatihan dakwah, muhadloroh atau khutbah, da nada
penghafalan hadits-hadits tematik, ada kajian nahwu shorof dua kali
sepekan.
6. Pengkajian hadits tematik, missal sekarang sedang mendalami hadits-
hadits yang berkaitan dengan al-Qur’an, hadits yang memotivasi orang
untuk belajar al-Qur’an, yang paling saya senangi ya pendalaman hadits.
7. Selama 3 bulan ini, yang sudah saya setorkan ke lbu Arbiyah sudah 6 juz,
5 juz awal dan 1 juz 21.
8. Manfaatnya menghafal di Nur Medina ini, kalau saya kemarin hanya
memahami sebatas hafalan saja, kuantitas, tetapi disini lebih kepada
kualitas. Dan bahwasannya saya benar-benar merasakan penting sekali
untuk menjaga kuantitas dan kualitas hafalan al-Qur’an ini. Nur Medina
mempunyai program yang luar biasa, ketika santri selesai menghafal 1 juz,
para santri tidak diperkenankan untuk menambah hafalannya sebelum
mengikuti tasmi’ atau semacam program ujian, yaitu mengulang hafannya
dengan disimak oleh temannya.
9. Saya banyak merasakan perubahan yang luar biasa setelah mondok di
PPA Nur Medina ini, bisa bertemu dengan teman-teman yang baik,
bahkan Ustadz Endang Husna sendiri selaku pemimpin pondok pun sangat
baik terhadap santri-santri beliau, karena menjadikan santri sebagai
sahabat.
10. Semoga Allah SWT. tetap memberikan kelancaran rizki baik kepada
Ustadz agar pondok Nur Medina ini bisa berjalan dan semoga kedepannya
bisa lebih baik lagi.
Jawaban wawancara
Fana Tri Astuti
1. Awalnya tidak ada niatan sama sekali, karena dulu rencananya setelah
lulus SMA mau kuliah di Semarang UNNES, tapi ternyata keluarga
lebih setuju saya kuliah di Jakarta sama mondok, jadi saya mencoba
memenuhi permintaan keluarga. Tapi sekarang, saya ubah niat saya
sekarang untuk lebih sungguh-sungguh disini.
2. Ayah saya sudah meninggal, dulu ayah saya bekerja sebagai pedagang
roti, dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga biasa. Tapi setelah ayah
saya meninggal, usaha dagang rotinya itu diteruskan oleh kakak saya
yang pertama, bareng suaminya. Saya 4 bersaudara, punya dua kakak
yang pertama perempuan yang kedua laki-laki dan satu adik laki-laki.
3. Alhamdulillah saya sudah 4 bulan, dan saya tau Nur Medina ini dari
Mas Ubay, kebetulan adalah teman karib dari kakak saya.
4. Yang tidak disukai, ee apa ya, mungkin tidak ada, karena disini sama-
sama belajar, saling introspeksi, saling memperbaiki diri aja si.
5. Ya sudah banyak lah, yang saya sangat rasakan itu rasa kepercayaan
diri, dari memimpin klasikal adik-adik itu bisa menambah rasa percaya
diri saya semakin tinggi, tidak grogi di depan umum, terus apa ya
positif sekali lah.
6. Kalau di Nur Medina inikan, Ustadz kan sangat-sangat
memprioritaskan rasa social terhadap masyarakat, dan itu sangat
dibutuhkan ketika kita nanti sudah lulus, bekerja dan sudah
bermasyarakat. Jadi materi tentang sosial yang saya sangat sukai.
7. Sejauh ini si baru 1 juz karena saya memang kebetulan baru menghafal
semenjak disini.
8. Yang saya rasakan kalau pelajaran dikuliah itu menjadi lebih mudah
memahami, dengan saya menghafal al-Qur’an.
9. Menurut saya sudah baik, karena memang ada beberapa anak yang niat
tinggal disini karena untuk mengubah sikap yang tadinya buruk
menjadi baik yang sudah baik menjadi lebih baik.
10. Harapannya Nur Medina menjadi lebih baik, lebih dicintai masyarakat,
dan untuk saya semoga bisa menghatamkan al-Qur’an selama 4 tahun,
dan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga bisa meraih semua
harapan dan cita-cita.
Jawaban wawancara
Lutfia Istiqomah
1. Awalnya ketika sayan mendapatkan pengumuman keterima di UIN
Syarif Hidayatullah, saya belum tau akan tinggal dimana di Jakarta
nanti, kebetulan saya mempunyai kakak di Jakarta, dan orang tua
menyerahkan sepenuhnya kepada kakak saya. Pesan dari orang tua
itu, saya disuruh mencari tempat yang dekat dengan kampus,
mungkin orang tua kuatir kalau kejauhan, naik angkot belum
pengalaman, berhubung yang dekat itu cuma ada kos dan kalau
kakak saya kurang suka dengan kos sehingga saya dicarikan
pesantren. Awalnya saya sudah mendapatkan pesantren, namun
ketika saya sudah di Jakarta pesantren tersebut belum membuka
pendaftarannya, dan akhirnya saya untuk sementara waktu ikut
mengaji dan tinggal di PPA Nur Medina. Setelah beberapa hari,
saya merasa nyaman dengan keadaan dan teman-temannya,
sehingga saya memutuskan untuk mondok dan nyantri di PPA Nur
Medina.
2. Alhamdulillah orang tua saya masih ada dua-duanya Bapak dengan
Ibu. Bapak saya bekerja sebagai petani, dan Ibu saya juga
membantu sebagai petani dan Ibu rumah tangga. Saya dua
bersaudar saya anak yang kedua.
3. Seperti tadi saya jelaskan di awal, bahwa awalnya saya belum
mengetahui PPA Nur Medina, dan saya dikasih tau kakak saya,
katanya kakak saya itu mempunyai teman di PPA Nur Medina,
namanya Mas Abdullah Ubaid. Terus saya dititipkan dulu disini,
selama beberapa minggu, dan akhirnya saya memutuskan untuk
tinggal disini. Alhamdulillah sudah sekitar 4 bulan saya tinggal di
PPA Nur Medina ini.
4. Relative ya semua orang itu ketika berkumpul dengan orang
banyak ada hal yang disukai dan tidak disukai itu pasti. Namun
kita disini kita diajarin bahwa kita harus bisa bertoleransi dengan
teman-teman yang berbeda daerah.
5. Alhamdulillah saya mengikuti kegiata, namun ada satu kegiatan
yang menurut saya sangat berpengaruh bagi saya sendiri, yaitu
kajian tentang hadits. Saya menyadari bahwa pengetahuan saya
mengenai hal keagamaan memang masih kurang. Dari kajian
materi tentang hadits ini saya merasa mendapatkan sedikit
tambahan pengetahuan tentang hadits, mengenai tafsir-tafsir al-
Qur’an, karena saya juga dari jurusan tafsir hadits.
6. Tadi itumungkin bisa sekaligus menjadi jawabannya untuk inii,
materi yang paling disukai adalah materi tentang hadits.
7. Sebelum saya mondok di PPA Nur Medina, saya sudah
mempunyai hafalan sedikit hafalan, disini saya meneruskan
hafalaan. Dari Ibu disuruh mengulang lagi, muroja’ah lah begitu,
dan Alhamdulillah kalau sampai saat ini saya sudah mencapai 4
juz.
8. Yang saya rasakan yaitu begitu banyak sekali, salah satunya
dengan menghafal al-Qur’an kita bisa mengetahui semua persoalan
kehidupan, karena di dalam al-Qur’an semuannya ada. Penyesalan
yang saya rasakan mungkin ya, kenapa saya baru menghafal,
mengkaji al-Qur’an lebih dalam seperti ini setelah saya lulus
sekolah menengah, menjadi pelajaran saja, buat yang lain. Kan ada
orang yang bilang menghafal al-Qur’an itu susah menjaganya, tapi
setelah pengalaman yang saya dapatkan disini, berkumpul dengan
teman-teman yang juga penghafal al-Qur’an, itu menyadarkan ke
saya bahwa menghafalkan al-Qur’an itu tidak sulit, tapi nakan
menjadi mudah jika kita bisa menikmatinya.
9. Bimbingan agama dalam membentuk sikap santun, sangat banyak
pengaruhnya, dengan ilmu yang kita dapatkan disini, karena di
PPA Nur Medina ini yang lebih ditekankan adalah sikap sosialnya
terhadap masyarakat sekitar. Dengan itu, saya menyadari bahwa
saya tipe orang yang belum terlalu bisa bersosialisasi yang baik
kepada orang lain. Jadinya dengan saya belajar di PPA Nur
Medina ini, saya bisa menjadi lebih terbiasa bersosialisasi dengan
masyarakat banyak, sangat penting bagi saya kalau nanti saya
sudah terjun di masyarakat.
10. Harapan saya seteleh saya belajar di PPA Nur Medina ini, yang
pertama semoga saya bisa menyelesaikan hafalan al-Qur’annya
dan mampu mengamalkannya. Harapan saya bagi PPA Nur
Medina yaitu, semoga PPA Nur Medina semakin bisa menjadikan
santri yang bermanfaat bagi masyarakat.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Data Wawancara Dokumentasi
Gambar I. Wawancara dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag (UE)
pada tanggal 23 November 2015 pukul 18:35-19:10 WIB
Gambar II. Foto bersama
Ustadz H. Endang Husna
Hadi, S.Ag (Pengasuh dan
Pembimbing Pesantren al-
Qur’an Nur Medina Pondok
Cabe Pamulang Tangerang
Selatan) pada tanggal 23
November 2015 pukul 18:35-
19:10 WIB
Gambar III. Wawancara dengan Ustadzah Wasilaturrohmah, S.Kom.I
(Pembimbing Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015
pukul 20:35 - 20:55 WIB
Gambar IV. Wawancara dengan Muslim Al Jihaad (Remaja Terbimbing, Santri
Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:55-
22:25 WIB
Gambar V. Wawancara dengan Fana Tri Astuti (Remaja Terbimbing, Santri
Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:15-
21:35 WIB
Gambar VI. Wawancara dengan Lutfia Istiqomah (Remaja Terbimbing, Santri
Pesantren al-Qur’an Nur Medina) pada tanggal 23 November 2015 pukul 21:35-
21:55 WIB
Gambar VII. Kegiatan Tasyakuran Tahfidz al-Qur’an (Tahfidz 30 juz angkatan II,
Tahfidz Surat Pilihan angkatan I dan Tahfidz juz 30 angkatan V) pada tanggal 7
Juni 2015 Pesantren al-Qur’an Nur Medina
Gambar VIII. Kegiatan setoran hafalan remaja Pesantren al-Qur’an Nur Medina
pada pembimbing setiap ba’da maghrib.
Gambar IX. Kegiatan Pawai Obor Santri dalam rangka Peringatan Hari Besar
Islam Pesantren al-Qur’an Nur Medina