Upload
buidat
View
220
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Abdul Jalaludin Sayuti NIM. 106018200678
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
Abdul Jalaludin Sayuti
NIM. 106018200678
Dibawah Bimbingan Pembimbing,
Dra. Zikri Neni Iska M. Psi.
NIP. 19690206 1995032001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK
Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
dalam ujian Munaqasyah pada tanggal 10 Desember 2010 di hadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan
Kependidikan Islam – Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 10 Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Kependidikan Islam) Tanggal Tanda Tangan
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. ………..………. ……………… NIP. 195605301985031002
Ketua Prodi Manajemen Pendidikan
Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd. ………..………. ……………… NIP. 19650171994031005
Penguji I
Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd. ………..………. ……………… NIP. 19650171994031005
Penguji II
Dr. Sururin, M.A. ………..………. ……………… NIP. 197103191998032001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. NIP. 19571005.198703.1.003
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abdul Jalaludin Sayuti
NIM : 106018200678
Jurusan : Kependidikan Islam
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 November 2010 Penulis,
Abdul Jalaludin Sayuti NIM. 106018200678
ABSTRAKSI Abdul Jalaludin Sayuti, Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik perorangan ataupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut mengacu kepada program yang telah direncanakan oleh guru pembimbing dengan memperhatikan kebutuhan siswa, jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing, adanya sarana kegiatan yang memadai dan sebagainya. Fenomena dilapangan saat ini adalah kurangnya guru pembimbing dan terbatasnya sarana untuk memberikan layanan dalam pelaksanaan kegiatan BK. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan belum terlaksana dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian Koordinator BK, Kepala Sekolah dan Siswa/i SMK Al-Hidayah I Cilandak. Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan angket. Proses analisis data dimulai dengan menelaah hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Selanjutnya data tersebut direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk uraian naratif dan verifikasi data. Sementara data angket, dianalisi dengan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi presentase) .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil data angket siswa dengan persentase 71,99% dan dalam kategori baik, hasil tersebut menujukkan bahwa guru pembimbing senantiasa memberikan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Selai itu, peran serta kepala sekolah dalam mengintegrasikan kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. Kata Kunci: Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Penulis senantiasa
bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, terutama nikmat Iman
dan Islam. Penulis meyakini bahwa semua adalah kuasa Allah SWT dan atas
kehendak-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah ruahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat, dan semua ummatnya, Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Selesainya Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentunya penulis
menyadari adanya berbagai pihak yang ikut memberikan dukungan dan motivasi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan tersima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydi Zakariya, M.Ed. M.Phill, Ketua Jurusan Kependidikan Islam
3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Katua Program Studi Manajemen
Pendidikan dan juga sebagai Penasehat Akademik, atas ilmu yang diberikan,
nasehat, arahan, motivasi, bimbingan selama menjalani proses perkuliahan di
Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam UIN
Syarif Hidyatullah Jakarta.
4. Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi., Dosen Pembimbing dalam penyusunan
skripsi ini, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu
kepada penulis untuk memberikan, bimbingan, nasehat, arahan,
motivasi, pengetahuan dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
i
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan
Kependidikan Islam atas pelayanan, bimbingan, pengatahuan, pengalaman,
motivasi yang diberikan kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Pimpinan dan segenap karyawan yang bertugas di Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas fasilitas dan layanan yang diberikan selama penulis
menyelesaikan skripsi.
7. Kepala SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Bapak Drs. Noorvara
Santosa, atas izin penelitian, dukungan dan informasi-informasi mengenai
fokus penelitian yang diberikan kepada penulis.
8. Koordinator BK SMK Al Hidayah I Cilandak Dra. Suwartiani, Guru
Pembimbing, dan semua Siswa/i SMK Al Hidayah I Cilandak atas
kesediaannya memberikan data dan informasi sekolah dan fokus penelitian.
Juga Wakasek, guru-guru, staff TU dan karyawan yang bertugas di SMK Al
Hidayah I Cilandak, atas kemudahan dan kerjasamanya.
9. Orang Tua tercinta H. Apang Sumarna dan Ibu Siti Nursyamsiah, dengan
penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing dan
mendidik penulis. A’ Enuh, Teh Elis dan Dd Ghania Cantik (keponakan), serta
Eful (adik), atas do’a, perhatian, motivasi, arahan, nasehat, dukungan yang
diberikan kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Alm. Abah (Ema, mg Diding, mg Ade, mg Iim, mg Mamat,
mg Husen, bi I’ah, bi Ala, bi Wisah, bi Iis), atas do’a restu, dukungan,
motivasi, arahan, nasihat yang diberikan kepada penulis khususnya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Keponakan (Empik, Izal, Erna, Ai, Iing, Fathur,
Indad).
11. Kawan-kawan KI-MP A 2006, Adhi, Agus, Alwani, Alam, Aep, Aldian,
Andika, Diki, Budi, Encep, Fahad, Fahri, Jawa, Midis, Muis, Rifa’i, Angga,
Uyung, Didi, Pepet, Dinonk, Afah, Eka (set&agst), Astri, Indah, Ina, Candra,
Hamna, Aulia, Dewi, Anik, Yuyu, Shifroh dan semuanya atas bantuan,
motivasi, nasehat, curhatan dan juga KI-MP B. Wa Ucuv, Fachri Mone, Amin,
Arif, Kewo Ato, kg Yazid, Opik Brow dan semuanya atas bantuan, dukungan,
ii
iii
motivasi, arahan dan ilmu yang diberikan kepada penulis khusunya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga persahabatan kita tetap abadi, selamanya.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a semoga pihak-pihak
yang telah memberikan support kepada penulis, menjadi amal ibadah dengan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tentunya skripsi ini masih belum
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Besar harapan
penulis akan karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua pembaca, Amin.
Jakarta, 29 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………...
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………...
D. Perumusan Masalah …………………………………………………….
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………...
i
iv
vi
1
6
6
6
7
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Teori Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ……………………………....
2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ………………………….
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling ……………………...
4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling ………………………….
5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling …………………………..
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling ………………………………...
2. Program Bimbingan dan Konseling …………………………………
3. Personil Bimbingan dan Konseling …………………………………
4. Sarana Bimbingan dan Konseling …………………………………..
8
14
18
19
21
22
23
24
26
iv
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ………………………………………………………
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………….
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………
D. Populasi dan Sampel …………………………………………………...
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..
F. Analisis dan Interpretasi Data ………………………………………….
G. Instrumen Penelitian ……………………………………………………
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bimbingan dan Konseling SMK Al Hidayah I ………………………...
2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I ………….........
3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I ………………………………...
4. Sarana Bimbingan Konseling SMK Al-Hidayah I ……………………..
B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
1. Kegiatan Layanan SMK Al-Hidayah I ……………………………...
2. Kegiatan Pendukung SMK Al-Hidayah I …………………………..
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data Angket …………………………………………………...
2. Interpretasi Data Angket ……………………………………………….
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
28
28
29
29
30
31
32
35
36
77
39
40
42
43
55
58
59
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa ……………………………………………….......
Pedoman Wawancara Koordinator BK ………………………………........................
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ……………………………….........................
Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak ...………………………………….
Fasilitas Dalam Kantor BK SMK Al-Hidayah I ……………………..………………
Layanan Orientasi Siswa Baru ……………………..………………………………...
Pemahaman Tentang Lingkungan Sekolah ……………………..……………………
Layanan Informasi Belajar ……………………..……………………..……………...
Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas ……………………..…………..
Layanan Informasi Pekerjaan/Karir ……………………..…………………………...
Layanan Informasi Pendidikan Tinggi ……………………..………………………..
Layanan penempatan dan penyaluran ……………………..…………………………
Pemahaman dan Pengembangan Kemampuan Siswa ……………………..…………
Pengembangan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran ……………………..…………
Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran ……………………..………………………….
Motivasi dalam Kegiatan Belajar ……………………..……………………………...
Mengembangkan Kemampuan Dalam Kegiatan Belajar ……………………..……...
Pemahaman Tentang Tata Tertib sekolah ……………………..……………………..
Layanan Konseling Perorangan ……………………..……………………..…….......
Layanan Bimbingan Kelompok ……………………..……………………………….
Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah …………………....................................
Layanan Konseling Kelompok ……………………………………………………….
Aplikasi Instrumentasi Data Siswa ……………………..……………………..……..
Himpunan Data Siswa ………………………………………………………………..
Konferensi Kasus …………………………………………………………………….
Kunjungan Rumah ……………………..……………………..……………………...
Alih Tangan Kasus ……………………..…………………………………………….
Nilai Rata-rata Skor Per Dimensi dan Akhir Penelitian ……………………..……….
32
33
34
37
39
43
44
44
45
45
46
46
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
56
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dalam rangka
mengembangkan potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi
bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia
diharapkan dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang ada
pada dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani sebagai bekal untuk
menjalankan kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut, pendidikan formal pada
prosesnya tidak hanya mengutamakan perkembangan aspek kognitif atau
pengetahuan peserta didik, tetapi juga aspek perkembangan pribadi, sosial,
dan kematangan intelektual. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus
memberikan kegiatan yang dapat memfasilitasi pengmbangan diri siswa
1 Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sis tem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), bab I I Pasal 3 , hal . 3
1
2
secara optimal dalam rangka mewujudkan manusia yang unggul sesuai
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dalam prosesnya tidak hanya cukup dengan memberikan
kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi perlu didukung dengan kegiatan
yang dapat memaksimalkan kemampuan lainnya yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut senada dengan penjelasan bahwa “Pendidikan yang bermutu
merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu menghantarkan
peserta didik pada pencapaian standar kemampuan akademis, tetapi juga
mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif”.2
Sekolah sebagai pelaksana fungsi dan tujuan pendidikan dalam prosesnya
tidak hanya fokus pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi
juga memberikan kegiatan yang dapat mengarahkan kepada pengembangan
potensi, pembentukan watak dan kepribadian peserta didik secara optimal,
serta pemecahan masalah peserta didik di sekolah. Kegiatan tersebut
difasilitasi dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku. Kegiatan tersebut diberikan oleh guru pembimbing yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh siswa meliputi; layanan orientasi, informasi,
penempatan, penyaluran, pembelajaran dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling seperti alat-alat pengumpulan data diri siswa dan sebagainya.
Bimbingan dan konseling menjadi bagian penting di sekolah, memiliki
kedudukan strategis dalam mendukung kegiatan lain di sekolah. Oleh karena
itu, setiap sekolah harus melaksanakan kegiatan tersebut secara mandiri,
menjadikannya suatu program yang sistematis mulai dari perencanaan,
2 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 2 .
3
pengorganisaian, pelaksanaan, dan penilaian serta diintegrasikan dengan
kegiatan lainnya di sekolah.
Pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk dilaksanakan di
sekolah sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa, karena tidak semua siswa
dapat memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan, bakat dan minatnya,
serta ciri-ciri kepribadiannya, tidak semua siswa dapat mengenal dan
memanfaatkan lingkungannya secara maksimal, tidak semua siswa dapat
menerima keadaan dirinya seperti apa adanya, baik penerimaan terhadap
kelebihan ataupun kelemahannya seperi keadaan jasmani, keuangan dan
keadaan keluarga, serta tidak semua siswa dapat mengatasi permasalahannya
sendiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru pembimbing harus
memberikan kegiatan berupa layanan-layanan yang dapat membantu siswa
dalam hal tersebut. Dengan demikian, siswa harus dapat memanfaatkan
kegiatan tersebut untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang
dimiliki serta dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi
siswa baik internal sekolah maupun eksternal sekolah.
Adapun arah kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam setiap tahap perkembangan mereka.
2. Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap positif, mengembangkan arah karir dan masa depan.
3. Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, sosial belajar dan karir.3
Sekolah dengan fenomena yang ada cenderung mengutamakan kegiatan
akademis seperti belajar dikelas menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan target yang telah direncanakan, memberikan tugas, dan sebagainya;
kegiatan administratif seperti kesibukan memenuhi kebutuhan sekolah dan
sebagainya. Kegiatan tersebut bukan berarti harus diabaikan atau tidak
3 Prayitno dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konsel ing , Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. 12-13
4
penting, tetapi harus diimbangi dengan memberikan pelayanan yang
maksimal kepada siswa, perhatian kepada siswa secara total dan tentunya
tanpa mengabaikan personil lainnya seperti guru dan karyawan. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, boleh jadi siswa memiliki
permasalahan yang harus dicarikan solusinya seperti kurang motivasi dalam
belajar, kurangnya prilaku disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah
serta siswa yang memiliki kemampuan/bakat yang dapat dikembangkan
secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah diharapkan dapat lebih membimbing siswa kearah
pengembangan diri siswa dan membantu menyelesaikan masalah-masalah
siswa di sekolah.
Bimbingan dan konseling sebagai kegiatan bantuan yang diberikan oleh
seorang ahli dalam bidang tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya harus
dilaksanakan oleh personil yang memiliki kompetensi sesuai bidang
bimbingan dan konseling atau memiliki kualifikasi sebagai guru pembimbing
melalui sertifikasi. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bahwa bimbingan
dan konseling adalah profesi, yang mensyaratkan (guru pembimbingnya)
menguasai perangkat kompetensi, sikap dan sistem nilai, ciri-ciri kepribadian
tertentu yang harus diinternalisasi sebagai keutuhan dan secara konsisten
ternyatakan dalam cara berpikir dan bertindak yang akan menjadi instrumen
untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik.4
Selain itu, yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling adalah guru pembimbing harus disesuaikan dengan jumlah
siswa, adanya kerja sama antara personil bimbingan dan konseling dengan
guru-guru lainnya di sekolah agar dapat saling bantu membantu, tolong
menolong, bertukar pikiran, usul saran, pandangan, pengalaman dan bekerja
bersama-sama. Hal demikian, agar tercipta suasana profesional dalam proses
kegiatan dan kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik,
efektif dan optimal.
4 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan
Masalah Peserta Didik/klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. I, hal. 4-5.
5
Kenyataan umum sekarang ini masih banyak sekolah yang melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling belum terorganisir dengan baik seperti
kegiatan sekolah lainnya. Ketidakjelasan muncul pada pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah seperti; tidak seimbangnya jumlah guru
pembimbing dengan jumlah siswa, tidak adanya program kegiatan yang
terencana sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut hanya bersifat insidentil,
guru pembimbing bukan berlatarbelakang bidang bimbingan konseling,
minimnya antusiasme siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat
mendukung kegiatan tersebut juga menjadi masalah saat ini yang masih
banyak ditemui di sekolah-sekolah, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan
dengan efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara untuk studi pendahuluan,
dimana kegiatan bmbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
secara umum cukup baik, akan tetapi pada pelaksanaannya masih terdapat
hal-hal yang belum sesuai dengan ketentuan khusus bimbingan dan konseling
seperti; tidak seimbangnya ratio guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh,
guru pembimbing yang ada berjumlah tiga orang, sedangkan jumlah siswa
1274 orang dan tidak adanya ruang khusus untuk pemberian layanan
bimbingan dan konseling. 5 Tentunya hal tersebut mempengaruhi baik
tidaknya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah
I Cilandak Jakarta Selatan.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan”.
5 Data Jumlah Siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak Tahun Pelajaran 2010/2011 (terlampir)
dan Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Drs. Noorvara Santosa) dan Koordinator BK (Dra. Suwartiani) ketika melakukan obsevasi studi pendahuluan.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permaslahan yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya guru pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan layanan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
3. Tidak adanya program yang terencana untuk kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
4. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
5. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di di SMK Al-Hidayah I
Cilandak hanya bersifat insidentil.
6. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
belum terlaksana dengan baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah, maka penulis membatasi lingkup
masalah dalam penelitian ini, yakni “Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling meliputi; kegiatan layanan dan kegiatan pendukung di SMK Al-
Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”.
D. Perumusan Masalah
7
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dan untuk lebih memperjelas
permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut : “Bagaimana Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK
Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah dapat dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling selanjutnya
2. Bagi Guru pembimbing/konselor dapat dijadikan bahan masukan dan
balikan (feed back) untuk meningkatkan kinerja guru pembimbing agar
lebih berkualitas serta meningkatkan etos kerja yang tinggi dalam bidang
bimbingan dan konseling.
3. Bagi Peneliti, menjadi pengalaman yang berharga dan berilmu khususnya
tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, serta menjadi
salah satu syarat peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
4. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendalam pada bidang bimbingan dan konseling di sekolah.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
menunjukan, membimbing, menuntun atau membantu. Sesuai dengan
istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantuan atau tuntutan. Namun demikian, tidak semua bentuk bantuan atau
tuntutan adalah bimbingan.1 Untuk memahami lebih jelas tentang
“bimbingan” berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian bimbingan
yang dikutip dari berbagai sumber:
1 Hal len, A. , Bimbingan dan Konsel ing, ( Jakar ta : Quantum Teaching,
2005), cet . I I I , h . 2-3
9
Pengertian bimbingan dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah sebagaimana dikutip oleh Anas Salahudin
menjelaskan bahwa “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”.2 Pengertian tersebut
mengarah kepada pelaksanaan kegiatan bimbingan di sekolah, dimana
bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada peserta didik
agar dapat memahami diri, lingkungan dan memiliki visi kedepannya.
Selanjutnya Frank W. Miller (1961) dalam Andi Mappiare
menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri terutama
untuk membuat penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah,
keluarga/rumah tangga dan masyarakat umum.3
Pengertian yang sama juga dijelaskan oleh Shertzer dan Stone (1971)
dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan menjelaskan bahwa
bimbingan sebagai “... process of helping an individual to understand
himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar
mampu memahami diri dan lingkungannya)”.4
Lebih lanjut Year’s Book of Education (1955) dalam Hallen menyatakan bahwa Guidance is a process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentiali ties both for personal happiness and social usefulness. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemempuannya agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial.5
Sementara Lester D. Crow & Alice Crow (1960) dalam Andi
Mappiare memberikan pengertian sebagai berikut:
8
2 Anas Salahudin, Bimbingan & Konsel ing , (Bandung: CV. Pustaka Set ia ,
2010) , cet-I , h. 15. 3 Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, (Surabaya: Usana Offset
Printing), h. 126. 4 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 6. 5 Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, h. 3
10
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pribadi terpercaya dan pendidikan yang memadai, baik pria maupun wanita, kepada seseorang individu berbagai tingkat usia agar mereka dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah titik-pandangnya sendiri, membuat keputusan-keputusan sendiri dan memikul bebennya sendiri.6
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu baik anak-anak,
remaja, dewasa atau orang tua sekalipun (bimbingan untuk semua),
bimbingan bukan hanya dilakukan di lingkungan sekolah tetapi juga di
lingkungan masyarakat umum. Sementara yang memberi bantuan
(pembimbing) harus memiliki pribadi yang dapat dipercaya dan
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction), kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut.7
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada semua individu
sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang diri; potensi yang
dimiliki individu agar dikembangkan secara optimal dan memberikan
pemahaman tentang lingkungan hidup individu. Selain itu, bimbingan juga
merupakan proses pemberian bantuan kepada individu dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan mencarikan
solusinya.
b. Pengertian Konseling
6 Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling…, h. 127. 7 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance &
Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, tt), h. 28.
11
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” yang
artinya dikaitkan dengan kata “counsel”, dalam kamus kata tersebut
memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give
counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti tersebut,
berarti konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat, anjuran,
pembicaraan dengan bertukar pikiran.8
Istilah konseling sering dirangkaikan dengan istilah bimbingan. Hal
ini disebabkan karena konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik9 dan menjadi kegiatan yang saling
terintegrasi dengan bimbingan. Meskipun demikian, ada perbedaan antara
keduanya dimana konseling lebih identik dengan psychoterapi, yaitu usaha
untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan
gangguan psikis yang serius.10 Untuk memahami lebih jelas tentang
konseling, berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian konseling yang
dikutip dari berbagai sumber:
Prayitno dan Erman Amti (2004) dalam Anas Salahudin menjelaskan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.11
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling
sebagai proses pemberian bantuan. Bantuan tersebut diberikan oleh
konselor yang memiliki kemempuan dalam memberikan konseling kepada
8 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 21-22. 9 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 37. 10 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di…, h. 29. 11 Anas Salahudin, Bimbingan & Konsel ing , h . 15
12
individu khususnya yang mengalami permasalahan. Hal ini dilakukan
secara langsung face to face antara konselor dan konseli. Tujuan
konseling tersebut adalah membantu individu dalam mencarikan solusi
atas permasalahan yang dihadapi dan konselor memberikan arahan kepada
konseli agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Sejalan dengan pengertian sebelumnya Robinson dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan juga menjelaskan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang (pembimbing dan klien/yang di bimbing), dimana klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi).12
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan
percakapan antara dua orang (konselor dengan konseli) secara khusus,
dimana konseli diberikan bantuan berupa pemahaman tentang diri dan
lingkungannya serta memberikan solusi terkait dengan masalah-masalah
yang dihadapi oleh konseli. Dengan diberikannya konseling tersebut,
diharapkan konseli memperoleh pelajaran sebagai bekal untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri.
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan konseling sebagai suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang.13
Lebih lanjut Mohamad Surya memberikan pengertian bahwa
konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat
12 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 7. 13 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 38.
13
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya.14 Pengertian ini menjelaskan bahwa
konseling sebagai kegiatan yang diberikan oleh konselor secara pribadi
untuk memberikan pemahaman tentang dirinya sendiri dan lingkungan
tempat individu/siswa tersebut tinggal. Kegiatan tersebut akan menjadi
pembelajaran bagi siswa akan arti dari kehidupan yang sedang dan akan
dijalaninya.
Mortensen (1964) dalam Mohamad Surya mendefinisikan konseling sebagai proses hubungan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menentukan masalahnya. Sedangkan Jones (1970) menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.15
Roger (1942) dalam Hallen menjelaskan bahwa counseling is a series
of direct contacts with the individual which aims to offer him assistence in
changing his attitude and behavior. (Konseling adalah serangkaian
hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia
dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).16
James F. Adams dalam I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan
bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana konselor membantu konseli/klien supaya klien dapat lebih
baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang.17
American School Counselor Association (ASCA) menjelaskan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengetasi masalah-masalahnya18.
14 Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), cet-I, h. 10. 15 Mohamad Surya, Psikologi Konsel ing , (Bandung: CV. Pustaka Bani
Quraisy, 2003), h . 1 . 16 Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 9. 17 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan…, h. 29. 18 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 8.
14
Lebih lanjut, American Personnel and Guidance Association (APGA)
sebagaimana dikutip oleh Tohirin mendefinisikan konseling sebagai suatu
hubungan antara seorang yang terlatih secara professional dan individu
yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecamasan biasa atau
konflik atau pengambilan keputusan.19
Berdasarkan beberapa pengertian yang diatas dapat disimpulkan
bahwa, konseling adalah proses pemberian bantuan secara khusus antara
konselor dengan klien yang memiliki permasalahan; dengan konseling
tersebut diharapkan masalah yang dihadapi klien dapat terpecahkan. Selain
itu konselor memberikan pemahaman kepada klien berupa arahan/nasehat
agar mampu mengarahkan dirinya dan dapat mengetasi masalah-masalah
yang dihadapi secara mandiri.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu baik perorangan atau kelompok yang
dilakukan oleh seorang ahli dalam rangka memberikan arahan, nesehat dan
pemahaman kepada individu agar dapat memahami diri dan lingkungan
hidupnya, memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah, serta
bantuan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya secara maksimal,
sehingga dapat dioptimalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara dalam konteks sekolah formal, bimbingan dan konseling
merupakan salah satu kegiatan yang sistematis dalam rangka memberikan
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
19 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah …, h. 23.
15
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut
berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar
bagi pemberian layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling, baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Adapun prinsip-prinsip bimbingan adalah
sebagai berikut:
a) Bimbingan diperuntukan bagi semua individu (guidance is for all individuals). Bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau siswa, baik yang tidak bermasalah atau bermaslah; baik pria atau wanita; anak-anak, remaja ataupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan lebih bersipat preventif dan pengembangan diri pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perorangan (individual).
b) Bimbingan bersifat individualisasi. Bahwa setiap individu memiliki perbedaan dengan individu yang lainnya, memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan harus dapat meningkatkan pengembangan diri siswa/klien. Focus kegiatan bimbingan adala individu meskipun dengan teknik kelompok.
c) Bimbingan menekankan hal yang positif. Bahwa bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, member dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d) Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah, yang semuanya harus dapat bekerja sama demi terlaksananya kegiatan bimbingan yang efektif.
e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan. Bahwa bimbingan diarahkan untuk membantu siswa/klien agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
f) Bimbingan berlangsung dalan setting (adegan) kehidupan. Bahwa bimbingan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di lingkungan luar sekolah pada umumnya.20
Dalam literatur lain dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling secara khusus. Prinsip-prinsip khusus
adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan permasalahan
individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-
20 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan…, h. 17-18.
16
prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan peaksanaan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling.21
Adapun prinsip khusus yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling yaitu:
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.22
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka bimbingan dan konseling di
sekolah harus berfungsi sebagai berikut:
1) Fungsi pemahaman yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi; pemahaman tentang diri sendiri peserta didik, pemahaman tentang lingkungan peserta didik dan pemahaman lingkungan yang lebih luas.
2) Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
21 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 39. 22 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 40.
17
3) Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.23
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai
jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, dimana setiap kegiatan
yang dilaksanakan harus mengacu kepada fungsi-fungsi tersebut agar hasil
yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari bimbingan
dan konseling selain sebagai pemahaman dan pencegahan, fungsi dari
bimbingan dan konseling juga berfungsi sebagai sarana bagi peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan pemecahan masalah peserta
didik.
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling adalah agar
individu/siswa dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat dan sekitarnya, serta mampu mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar
peserta didik, dapat:
a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;
d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
23 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konsel ing , Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. 6.
18
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;
f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.24
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari bimbingan
dan konseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta
didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun
kelebihannya. Membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri
keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk
dirinya. Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu peserta didik
agar memiliki kompetensi dan mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.
4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bidang bimbingan dan konseling merujuk kepada bidang kehidupan
manusia pada umumnya atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi
fokus perhatian dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun bidang-
bidang bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a) Bimbingan Akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dan memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di sekolah.
b) Bimbingan Karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan ynag telah dimasuki.
c) Bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya; serta bimbingan dalam
24 Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.. (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 7
19
membina hubungan kemanusiaan dengan sesama dilingkungan (pergaulan sosial).25
Demikian bidang-bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang
lingkup dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dalam konteks
persekolahan. Kegiatan BK di sekolah tidak hanya fokus kepada bidang
akademik, tetapi juga bidang-bidang yang mencakup kehidupan pribadi
peserta didik dengan mengembangkan potensinya sebagai bekal dalam
meghadapi kehidupan didunia pekerjaan dan lingkungan sekitar.
5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling di sekolah
a. Layanan Individu
Layanan individu lebih dikenal dengan layanan konseling perorangan
merupakan layanan bantuan dalam upaya mengatasi masalah siswa/klien
dan meningkatkan pengertian dan pemahaman tentang dirinya. Dalam
teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat
rahasia (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara
antara konselor dengan konseli. Masalah-masalah yang dipecahkan
melalui teknik konseling individu ini ialah masalah-masalah yang sifatnya
pribadi.
b. Layanan Kelompok
Layanan kelompok (bimbingan kelompok) merupakan layanan yang
memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan
sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok.26
25 Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta:
Media Abadi, 2004), cet. III, h. 114-118. 26 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, h. 25
20
Adapun peranan masing-masing anggota dalam teknik kelompok
sebagai berikut:
1) Membantu terbinanya keakraban kelompok 2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam
kelompok 3) Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk membantu tercapainya
tujuan bersama 4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik 5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif dalam kelompok 6) Mampu berkomunikasi secara terbuka 7) Berusaha membantu anggota lain 8) Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk memainkan
peranannya 9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.27
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah 1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
a. Kegiatan Layanan
Hardja Sapoetra menjelaskan dalam blognya bahwa jenis-jenis
layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan
dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan
tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan
nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan, yakni: layanan orientasi,
layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok.
27 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri…, h. 72.
21
Secara singkat, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling diatas
akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Layanan Orientasi Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester.
2) Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
3) Layanan Pembelajaran Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya.
4) Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
5) Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
6) Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
7) Layanan Konseling Kelompok Layanan Konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. 28
28 Hardja Saputra, “Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling)”, dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 7.
22
b. Kegiatan Pendukung
Selain kegiatan layanan, dalam bimbingan dan konseling juga
dilakukan sejumlah kegiatan lain, yakni kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling. Kegiatan pendukung ini untuk memungkinkan
diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan
atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan
kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien).29
Oleh karena itu, untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-
layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan pendukung. Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
2) Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3) Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien.
5) Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas.30
29 Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 83. 30 Hardja Sapoetra, Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 8.
23
2. Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu. Program tersebut disusun secara jelas dan sistematis dengan
memperhatikan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Inti dari
program adalah memuat rencana kegiatan yang akan diberikan kepada
siswa mencakup jenis-jenis layanan dan kegitan pendukung.
Adapun komponen-komponen yang harus termuat dalam program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data (Apprasial), yakni mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data tersebut.
b. Memberikan Informasi (Information), yakni mencakup usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang diri dan lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
c. Penempatan (Placement), yakni mencakup segala usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan tamat sekolah, memilih studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
d. Konseling (Counseling), yakni mencakup usaha membantu siswa merefleksi diri melalui wawancara konseling individu atau kelompok, lebih-lebih siswa menghadapi masalah yang belum dapat terselesaikan secara tuntas.
e. Konsultasi (Consultation), yakni mencakup usaha memberikan asistensi kepada staf pendidik di sekolah bersangkutan dan kepada orangtua siswa, demi perkembangan siswa yang lebih baik.
f. Evaluasi Program (Evaluation), yakni mencakup usaha menilai efesiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program kegiatan bimbingan dan konseling.31
Adapun tahap-tahap yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan setiap
satuan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu kegiatan layanan dan
kegiatan pendukung adalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan: program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
31 Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di…, h. 121-127.
24
b. Tahap pelaksanaan: program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
c. Tahap penilaian: hasil kegiatan diukur dengan nilai. d. Tahap analisis hasil: hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. e. Tahap tindak lanjut: hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.32
Selain itu, program bimbingan dan konseling untuk setiap periode
tertentu disusun dengan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data.
b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (maksimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 80 orang.
c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)
d. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
e. Kegitan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
f. Volume kegiatan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan
g. Frekuensi layanan, dimana setiap siswa mendapatkan berbagai layanan delapan kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal.
h. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam.
i. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
j. Kegiatan khusus pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah dan himpunan data bagi siswa baru.33
3. Personil Bimbingan dan Konseling
Personil yang berperan sebagai pelaksana kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah secara sistematis telah tersusun dalam struktur
32 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 32. 33 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 28-30.
25
organisasi BK, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai
pelaksana utamanya. Para personil tersebut diharapkan dapat mengatur dan
melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pengorganisasian,
koordinasi, pengarahan dan komunikasi sebagai berikut:
a. Mengetur pembagian tugas/pekerjaan antara personal yang ada sesuai dengan unit kerjanya masing-masing dalam program BK
b. Mengatur dan menetapkan pembagian waktu untuk setiap kegiatan dengan membuat penjadwalan
c. Mengatur agar tidak terjadi tabrakan kegiatan penyuluhan dengan kegiatan mengajar dan kegiatan lainnya, terutama bagi guru/wali kelas yang berfungsi juga sebagai konselor.
d. Mengatur fasilitas dan peralatan yang akan dipergunakan agar memperlancar jalannya penyuluhan
e. Mendorong dan menanamkan pemahaman pada siswa agar memanfaatkan kegiatan BK dengan sebaik-baiknya, terutama bersedia mengadakan pendekatan dengan para konselor
f. Mengadakan kerjasama dengan semua guru dalam meningkatkan jumlah siswa yang bersedia mendapatkan pelayanan konselor
g. Berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kegiatan BK dan komponen-komponen didalamnya
h. Berusaha menyempurnakan cara menyusun hasil pencatatan tentang data siswa dan data lainnya yang diperlukan agar benar-benar dapat digunakan dengan baik dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan.34
Adapun uraian tugas kepala sekolah dan koordinator BK secara
khusus dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling dengan tugas-tugas sebagai berikut: 1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan
berlangsung di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu
2) Menyediakan sarana dan prasarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling
3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perensanaa dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling
34 Hadari Nawawi, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1986), cet. II, h. 76-77.
26
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasan
5) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang BK.
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling memiliki tugas sebagai berikut: 1) Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam memasyarakatkan
BK, membuat program kegiatan, melaksanakan, mengadministrasikan, menilai hasil pelaksanaan, menganaisis hasil, dan memberikan tindak lanjut
2) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
3) Mempertanggungjawabkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK
5) Mengikutsertakan guru pembimbing dalam kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing (MGP).35
Selain kepala sekolah, koordinator BK dan guru pembimbing, pihak
pengelola bimbingan dan konseling dapat memberdayakan warga sekolah
lainnya dengan cara bekerjasama dengan guru pelajaran/praktik, wali
kelas, orangtua siswa, masyarakat dan sebagainya agar lebih
meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efesiensi dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Sarana Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh sarana
yang memadai, diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat
berupa sarana fisik dan sarana teknis.
Adapun penjelasan mengenai sarana fisik dan teknis akan dijelaskan
sebagai berikut :
a. Ruang bimbingan dan konseling. Untuk keperluan kegiatan pemberian bantuan kepada siswa khususnya dalam rangka pelaksanaan konseling
35 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan…, h. 38-40.
27
perorangan, mutlak diperlukan ruangan khusus dengan perlengkapan yang memadai dan nyaman, meskipun wujudnya sangat sederhana.
b. Ruang bimbingan dan konseling di SMK dan sederajat secara khusus lebih ditekankan pada meteri-materi pemilihan karir, katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori penilaian, juga substansi yang membahayakan seperti: kehamilan dan materi yang sama yang ditujukan pada isu-isu yang kritis tentang masalah sosial dan kesehatan. Informasi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan selalu update. Sebagai sarana untuk kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, diperlukan berbagai macam ruangan dengan fasilitas yang memadai untuk memberikan layanan yang maksimal. Sarana yang dimaksud seperti; ruang tunggu dan ruang tamu, ruang konseling perorangan (konsultasi), ruang konseling dan bimbingan kelompok, ruang sumber bimbingan dan konseling, ruang resepsionis, papan media dan publikasi.
c. Lokasi ruang bimbingan dan konseling. Dalam menentukan lokasi dari rnagan bimbingan dan konseling beberapa kemungkinan yang bisa dipakai sebagai acuan bahwa lokasi ruang bimbingan dan konseling itu memungkinkan: 1) Para siswa, guru, orang tua dan pengunjung lainnya mudah untuk
memasuki atau menemukan ruangan bimbingan dan konseling 2) Harus dekat dengan personil sekolah lainnya, seperti: ruang guru,
ruang kesehatan, perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan sebagainya
3) Jauh dari pusat kebisingan, misalnya jauh dari ruang kesenian, garase, lapangan olahraga, mesin-mesin dan sebagainya
4) Ruang bimbingan dan konseling harus nyaman dan memberikan kesejukan kepada siswa/klien.
d. Peralatan dan wujud umun dari ruangan bimbingan dan konseling tidak harus berlebihan, yang paling penting adalah memperhatikan faktor-faktor dalam mengatur ruangan tersebut, yakni sebagai berikut: 1) Baik guru pembimbing/konselor maupun siswa/klien hendaknya
betul-betul mendapatkan tempat tanpa berdesak-desakan 2) Klien/siswa handaknya tidak menghadap ke jendela 3) Klien/siswa hendaknya tidak menghadap ke pintu masuk 4) Guru pembimbing/konselor harus memiliki almari arsip dan buku-
buku, acuan dan literatur yang secara langsung menunjang profesinya sebagai guru pembimbing atau konselor profesional.
e. Perlengkapan ruang bimbingan dan konseling. Setelah ruangan tersedia, maka sarana fisik lain yang diperlukan adalah perlengkapan untuk ruangan tersebut, beberapa diantaranya berupa; rak majalah, file kabinet, almari, meja dan kursi untuk guru, siswa dan tamu, kotak masalah, papan media bimbingan, papan statistik dan sebagainya.
28
f. Pendanaan. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan adanya dana yang memadai sesuai dengan program yang dibuat guru pembimbing.36
Biaya yang khusus dan mencukupi perlu disediakan untuk
berbagai keperluan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
seperti pengadaan alat-alat kegiatan layanan, pengadaan perlengkapan,
kunjungan rumah dan pemeliharaan.37
36 Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung:
Alfabeta, 2008), cet. II, h. 73. 37 Slameto, Bimbingan di Sekolah , (Jakar ta: PT. Bina Aksara, 1988) , cet . I ,
hal . 186.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni seuatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripdikam dan menganalisi fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. 1 Dengan pendekatan penelitian deskriptif
(descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia.2 Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud
mendeskipsikan keadaan atau fenomena sebenarnya tentang pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak dengan
mengadakan observasi/pengamatan lapangan untuk memperoleh data dan
informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 60. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 72.
29
Hal tersebut akan dilakukan dengan teknik-teknik yang telah ditentukan
dalam metode penelitian kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian. Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I, Jl. Bhakti No. 25
Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan Kode Pos 12560.
2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai 21 s/d 22 Juli 2010
(untuk studi pendahuluan) dan 20 - 27 Oktober 2010 peneliti melakukan
observasi lapangan.
28
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui implementasi kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. 3 Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Koordinator BK, dan seluruh siswa
SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan yang berjumlah 1274 siswa.
2. Sampel
3 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV.
Teruna Grafika, 2003), cet. I, h. 137.
30
Sampel adalah bagian dari polpulasi.4 Dalam penelitian ini penulis
akan melaksanakan wawancara dengan Kepala sekolah dan koordinator
BK serta menyebarkan angket kepada para siswa SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan. Untuk mementukan jumlah sampel dengan
mengambil 10% dari jumlah populasi, yakni menjadi 127 siswa dan
diambil dengan cara Random Sampling sebanyak jumlah sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa instrumen atau alat pengumpulan data berupa,
wawancara, observasi dan angket:
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab.5 Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan
wawancara langsung dengan Kepala Sekolah dan Koordinator BK dengan
mengajukan beberapa yang berkaitan dengan tugas-tugasnya dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan.
2. Observasi (pengamatan)
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gujala-gejala yang diselidiki.6
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan di SMK Al Hidayah I
Cilandak terkait dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. 7 Dalam
penelitian ini, penulis juga akan melakukan studi dokumentasi dengan cara
4 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan…, h. 137. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h. 317. 6 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
cet. I, h. 70. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 329.
31
mengumpulkan data-data berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan fokus
penelitian di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
4. Angket
Kuesioner atau Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini berisi beberapa pertanyaan dalam usaha mencari data
tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
Angket disusun dengan alternatif jawaban setiap item pertanyaan yakni
Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah.
F. Analisis dan Interpretasi Data
Setelah data terkumpul melalui beberapa teknik terutama data-data dari
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Data-data tersebut akan
dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reduksi data (Data Reduction), yakni peneliti akan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan menyisihkan data yang tidak diperlukan.
2) Penyajian data (Data Display), yakni data disajikan dalam bantuk uraian singkat atau dengan teks yang bersifat naratif.
3) Verifikasi data (Conclusion Drawing), yakni dengan menarikan kesimpulan dan verifikasi dari data-data yang sudah disajikan.8
Sementara data yang diperoleh dari keusioner/angket, penulis akan
menganalisanya dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi
persentase) yang akan disajikan dalam tabel. Adapun rumus tersebut sebagai
berikut:
f p = — x 100% N
Keterangan:
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 338-345.
32
p = Angka persentase f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).9
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Angket Siswa
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah mencakup kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung. Kegiatan tersebut oleh guru pembimbing
dilaksanakan dalam rangka memberikan layanan kepada siswa. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menyebarkan angket
mengenai pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, ditujukan
kepada para siswa yang menjadi sampel di SMK Al Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi intrumen penelitian angket siswa adalah
sebagai berikut:
Table 1.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa
Variabel Dimensi Indikator Soal no. Jum. Soal
a. Layanan Orientasi b. Layanan Informasi c. Layanan Penempatan
dan Penyaluran d. Layanan Pembelajaran e. Layanan Konseling
Perorangan f. Layanan Bimbingan
Kelompok
Pelaksanaan Kegiatan
Bimbingan dan
Konseling Kegiatan Layanan
g. Layanan Konseling
1,2 3,4,5,6
7,8
9,10,11,12,13 14
15,16
17
2 4 2 5 1 2 1
9 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008),
cet. I, h. 43.
33
Kelompok a. Aplikasi Instrument
data Siswa b. Himbunan Data Siswa c. Konferensi Kasus d. Kunjungan Rumah
Kegiatan Pendukung
e. Alih Tangan Kasus
18
19 20 21 22
1 1 1 1 1
JUMLAH 22
34
2. Instrumen Wawancara
Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah dan koordinator
bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak. Mengenai
hal-hal yang ditanyakan dalam proses wawancara adalah berkaitan
dengan tugas-tugas kepala sekolah dan koordinator bimbingan dan
konseling, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak
Jakarta Selatan.
Adapun kisi-kisi intrumen wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Koordinator BK adalah sebagai berikut:
Table 1.2
Pedoman Wawancara Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling
Variabel Indikator
1. Personil BK, meliputi jumlah dan latar belakang
pendidikan guru pembimbing.
2. Tempat kegiatan meliputi ruang guru, ruang pelayanan
3. Fasilitas lainnya, meliputi alat pengumpulan data,
perangkat elektronik, buku-buku sumber BK dan
kelengkapan administratif.
4. Pendanaan, adanya anggaran biaya yang memadai
untuk kegiatan bimbingan dan konseling.
5. Menyusun rencana/progran kegiatan layanan dan
kegiatan pendukung
6. Melaksanakan kegiatan layanan dan pendukung
Pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
7. Upaya guru pembimbing dalam mengatasi masalah
kegiatan BK
8. Upaya guru pembimbing dalam mengembangkan
kegiatan Bimbingan dan Konseling
35
Table 1.3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Variabel Indikator
a. Latar belakang dilaksanakannya kegiatan bimbingan
dan konseling
b. Mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
dengan kegiatan lainnya di sekolah
c. Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan
bimbingan dan konseling
d. Melaksanakan pembinaan kegiatan bimbingan dan
konseling
e. Berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan bimbingan dan
konseling
g. Upaya mengembangkan kegiatan bimbingan dan
konseling
Pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
h. Melaksanakan penilaian kegiatan bimbingan dan
konseling
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) yang mengharuskan
sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan diri, dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin, memberikan
pemahaman tentang diri dan lingkungan, serta pemecahan masalah peserta
didik. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Atas dasar tersebut, SMK Al-Hidayah I Cilandak
tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran pada umumnya, tetapi
juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan diri
siswa melalui bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil observasi dapat penulis deskripsikan bahwa SMK
Al-Hidayah I Cilandak menyelenggarakan bidang bimbingan dan
konseling secara sistematis. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
bidang bimbingan dan konseling yang memandirikan dan masih
terintegrasi dengan bidang-bidang sekolah lainnya. Adanya bidang
bimbingan dan konseling diharapkan dapat lebih membimbing siswa
secara maksimal, karena bimbingan guru di kelas saja tidak cukup dan
35
36
juga menjadi sarana untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang
dimiliki siswa atau sebagai tempat curhat bagi siswa yang memiliki
keluhan/permasalahan dalam kegiatan belajar di sekolah (Hasil wawancara
dengan Kepala SMK Al-Hidayah I Cilandak).
Sementara masih terintegrasinya bidang tersebut ditunjukkan dengan
adanya pelajaran bimbingan dan konseling dalam muatan lokal dengan 1
jam, dengan kata lain SMK Al Hidayah I melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling di dalam jam pelajaran dan diluar jam pelajaran
oleh guru pembimbing.
2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I
Guru Mata Pelajaran/Praktek
Kanwil/Kandep
Kepala Sekolah
Koordinator BK
Guru Pembimbing Guru Kejuruan*
Tata Usaha
Peng. Sek. Bid. BK
SISWA
Wali Kelas
Komite Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK
37
Keterangan:
*) Meliputi Guru Mata Pelajaran Kejuruan dan Guru Praktik Garis Komando Garis Koordinasi Garis Konsultasi
3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dari keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanannya harus
ada personil/guru pembimbing yang memiliki kompetensi sesuai dengan
bidang bimbingan dan konseling agar tercipta suasana professional dalam
proses pelaksanaan kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, guru
pembimbing di SMK Al-Hidayah I Cilandak berjumlah 3 orang. Adapun
guru-guru tersebut sebagai berikut:
Tabel 1.4
Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
No. Nama Jabatan 1 Dra. Suwartiani Koordinator BK dan Guru
Pembimbing 2 Kurnia Safitri, S. Pd. Guru Pembimbing 3 Siti Djubaedah, S. Pd. Guru Pembimbing
Dari tabel personil BK dapat dijelaskan masing-masing guru
pembimbing berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui biodata
sebagai berikut:
a. Dra. Suwartiani dengan jabatannya sebagai Koordinator BK dan
merangkap sebagai guru pembimbing, berlatar belakang pendidikan
S1. Administrasi Pendidikan. Jika dilihat dari latar belakang
pendidikan, memang menjadi tidak sesuai dengan jabatan yang
dipangkunya. Hal tersebut tidak menjadi masalah besar (hasil
wawancara dengan kepala sekolah), karena sedikit banyak masih ada
hubungannya dengan pengelolaan pendidikan, ditambah dengan
38
pengalamaannya sebagai guru BK kurang lebih 15 tahun dan
pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya selama bertugas di SMK
Al Hidayah I Cilandak sejak tahun 1996 s/d sekarang.
b. Kurnia Safitri S.Pd, berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui
biodata, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing dan berlatar
belakang pendidikan S1. Bidang Bimbingan dan Konseling. Hal
tersebut menjadi sesuai dengan profesinya sebagai guru pembimbing
di SMK Al Hidayah I Cilandak, akan tetapi statusnya sebagai guru
baru yang mulai mengajar bulan juli 2010 mengharuskannya mencari
pengalaman dan belajar lebih banyak dan menyesuaikan diri dengan
kenyataan dilapangan.
c. Siti Djubaedah, S.Pd, masih berdasarkan data yang penulis dapatkan
melalui biodata bahwa beliau merupakan guru baru di SMK Al
Hidayah I Cilandak, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing
dimulai bulan juli 2010. Latar belakang pendidikan S1. Bidang
Bimbingan dan Konseling ditambah dengan pengalaman sebagai guru
TK dari 1989-2010 dan dosen PGTK & PGSD Tadika Puri. Hal
tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya sebagai guru pembimbing di
SMK Al Hidayah I Cilandak.
Dari penjelasan profil guru-ruru pembimbing diatas dapat disimpulkan
bahwa 2 guru pembimbing berlatar belakang pendidikan S1. Bidang
Bimbingan dan Konseling. Hal tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya
sebagai guru pembimbing, kemampuan yang diperolehnya melalui
pendidian akademik dan pengalaman-pengalaman lainnya, dirasa akan
mampu malaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik di
SMK Al Hidayah I Cilandak.
Sementara 1 guru pembimbing, yakni Dra. Suwartiani dengan
jabatannya sebagai koordinator BK sekaligus guru pembimbing bukan
berlatar belakang pendidikan bidang BK, tetapi S1. Administrasi
Pendidikan. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah SMK Al-Hidayah I
39
Cilandak (Drs. Noorvara Santosa) yang menjelaskan bahwa walaupun
demikian tidak menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan kegiatan BK,
dengan pengalaman, pelatihan dan loyalitasnya kurang lebih 15 tahun
mengabdi sebagai guru pembimbing sangat membantu dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
Selain itu, mengenai jumlah guru pembimbing yang belum sesuai
dengan jumlah siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak. Menurut kepala
sekolah, memang hal tersebut belum sesuai dengan banyaknya siswa, akan
tetapi dengan jumlah guru pembimbing yang hanya 3 orang dirasa cukup
karena dalam melaksanakan kegiatan BK tidak hanya mengandalkan guru
pembimbing, tetapi juga bekerjasama dengan melibatkan guru-guru lain
seperti wali kelas, guru pelajaran/praktik dan guru kejuruan.
4. Sarana Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan
observasi dapat dijelaskan bahwa bimbingan konseling SMK Al-Hidayah I
Cilandak memiliki sarana dan prasarana tersendiri. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya ruang kantor khusus bimbingan konseling. Dengan
adanya sarana dan prasarana tersebut, tentunya akan dapat menunjang
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan.
Adapun fasilitas yang ada di ruangan bimbingan dan konseling SMK
Al-Hidayah I Cilandak adalah sebagai berikut:
Tabel 1.5 Fasilitas BK SMK Al-Hidayah I
No. Fasilitas Jumlah 1 Loker Arsip 1 Unit 2 Komputer 1 Unit 3 Meja Koordinator BK 1 Unit 4 Meja dan Kursi Tamu 1 Unit 5 Meja dan Kursi Bimbingan dan
Konseling 1 Unit
40
6 File Arsip 1 Unit 7 Rak Buku dan Data Siswa 1 Unit 8 White Board 2 Unit
Sementara hasil wawancara dengan Koordinator BK menjelaskan
bahwa sarana dan prasarana yang ada memang masih terbatas, seperti
halnya tempat kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk siswa
belum tersedia secara khusus. Sampai saat ini, kegiatan seperti penanganan
kasus dan pelaksanaan kegiatan BK lainnya terkadang masih dilaksanakan
di ruang OSIS, musholla dan tempat lainnya yang memungkinkan untuk
pelayanan tersebut.
Tentunya kenyataan tersebut kurang kondusif untuk sebuah layanan
bimbingan dan konseling, karena pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling membutuh ruangan khusus (contohnya untuk layanan konseling
individu) sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi siswa
yang membutuhkan layanan BK.
B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I
Cilandak
Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
secara umum masih dilaksanakan secara insidentil dan masih cenderung
diintegrasikan dengan kegiatan sekolah lainnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Koordinator BK bahwa SMK Al-Hidayah I
Cilandak melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling yang
meliputi kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Adapun penjelasan
kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Kegiatan Layanan
a) Layanan orientasi. Kegiatan tersebut senantiasa diberikan oleh guru
pembimbing khususnya berupa kegiatan orientasi sekolah bagi siswa
baru untuk memberikan pengenalan dan pemahaman tentang
41
lingkungan sekolah bekerjasama dengan guru-guru lainnya setiap tahun
ajaran baru. Selain itu, layanan tersebut diberikan tidak hanya tahun
ajaran baru, tetapi juga pada saat jam pelajaran maupun diluar jam
pelajaran bimbingan dan konseling.
b) Layanan informasi. Layanan tersebut senantiasa diberikan oleh guru
pembimbing berkaitan dengan informasi belajar siswa di sekolah seperti
jadwal bimbel dan sebagainya, memberikan pemahaman tentang bahaya
narkoba dan pergaulan bebas, informasi karir yang biasanya ditempel di
papan informasi berkaitan dengan adanya lowongan pekerjaan, serta
informasi pendidikan lanjutan yang biasanya dari pihak-pihak kampus
memberikan brosur dan sebagainya.
c) Layanan penempatan dan penyaluran. Dalam hal ini guru pembimbing
biasanya menjadi pembimbing siswa dalam melaksanakan magang.
Sementara untuk penempatan jurusan/prodi para siswa sudah memilih
sendiri ketika mendaftar sebagai siswa baru.
d) Layanan pembelajaran. Guru pembimbing senantiasa memberikan
layanan tersebut seperti memberikan arahan, motivasi dan sebagainya
kepada siswa untuk rajin belajar, disiplin dalam belajar dan sebagainya.
Hal tersebut diberikan pada jam pelajaran di kelas ataupun diluar jam
pelajaran.
e) Layanan konseling perorangan. Guru pembimbing senantiasa
memberikan arahan kepada siswa yang memiliki permasalahan dalam
belajar untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing, wali kelas atau
guru-guru lainnya. Selain itu juga memangil siswa yang bermasalah
seperti melanggar tata tertib sekolah dan sebagainya.
f) Layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing melaksanakan
kegiatan layanan tersebut berupa bimbingan belajar. Hal ini dilakukan
tidak hanya oleh guru pembimbing tetapi juga guru-guru lainnya,
seperti melaksanakan diskusi kelompok dan sebagainya.
42
g) Layanan konseling kelompok. Kecenderungan guru pembimbing
memberikan layanan ini ketika banyaknya siswa yang melanggar tata
tertib sekolah, seperti siswa yang tidak berpakaian rapih, tidak seragam
dan sebagainya dikumpulkan dan diberikan arahan.
2. Kegiatan Pendukung
Secara umum kegiatan pendukung bimbingan dan konseling SMK Al-
Hidayah I Cilandak sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing. Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya buku data pribadi siswa yang secara
khusus untuk mendukung kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-
Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun deskripsi kegiatan pendukung
BK di SMK Al-Hidayah I sebagai berikut:
a) Aplikasi Instrumentasi. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan
data dan keterangan siswa, keterangan tentang pribadi, lingkungan
siswa dan sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya form
identitas siswa, keterangan keluarga dan sebagainya dalam buku
pribadi siswa. Form-form tersebut diisi oleh siswa sebagai rujukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa yang
bersangkutan.
b) Himpunan data. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan data
tentang siswa sebagai bahan pengembangan siswa. Hal tersebut
ditunjukkan dengan mencari informasi tentang siswa yang
bersangkutan.
c) Konferensi kasus. Guru pembimbing senantiasa menghadirkan pihak-
pihak tertentu untuk menyelesaikan masalah siswa, seperti
menghadirkan saksi untuk membuktikan bahwa siswa tersebut
memang melanggar peraturan sekolah.
d) Kunjungan rumah. Guru pembimbing selalu menghadirkan orang tua
siswa ketika siswa memiliki permasalahan dengan sekolah. Seperti
nunggak bayar SPP, orang tua memberikan uang bayaran tetapi siswa
43
tersebut tidak membayarkannya. Dalam hal itu guru pembimbing
bekerjasama dengan orang tua siswa.
e) Alih tangan kasus. Kegiatan ini seringkali dilakukan guru
pembimbing, mengingat adanya permasalahan siswa yang memang
diluar kemampuan guru pembimbing dan sebagainya. Seperti halnya
siswa yang berulangkali melanggar peraturan sekolah, biasanya guru
pembimbing meminta bantuan kepada pihak lainnya di sekolah.
C. Analisis dan Interpretasi Data Angket
1. Analisis Data Angket
Analisis data merupakan tahapan dimana data yang sudah terkumpul
dianalisa dengan cara yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, penulis akan
mengolah data yang diperoleh melalui angket/kuisioner.
Data yang diperoleh melalui angket, kemudian diolah dalam bentuk
tabel dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi
persentase) yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Adapun penjelasan
masing-masing item pertanyaan dalam angket akan dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 1.6
Layanan Orientasi Siswa Baru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
54
48
22
3
42,5%
37,8 %
17,3 %
2,36 %
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu
memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk mengenalkan
lingkungan sekolah baru. Layanan tersebut diberikan sekolah oleh guru
44
pembimbing bekerja sama dengan guru-guru lainnya secara rutin kepada
siswa baru khususnya berupa kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) setiap
tahun ajaran baru. Kendati sekalipun ada siswa yang beranggapan bahwa
layanan tersebut tidak pernah diberikan, kemungkinan siswa tersebut tidak
mengikuti kegiatan orientasi sekolah pada saat kegiatan tersebut
berlangsung.
Tabel 1.7
Pemahaman Lingkungan Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
2. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
35
58
31
3
27,6%
45,7%
24,4%
2,36%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menjelaskan bahwa guru pembimbing seringkali
memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan sekolah agar
dapat menyesuaikan diri. Kemungkinan seringnya guru pembimbing
memberkan pemahaman tersebut agar siswa lebih mengenal lingkungan
sekolahnya, sehingga dapat melaksanakan semua kegiatan sekolah dengan
nyaman. Kendati sekalipun ada sebagian kecil yang beranggapan bahwa
pemahaman tersebut tidak pernah diberikan karena alas an tertentu.
Tabel 1.8
Layanan Informasi Belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
3. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
47
61
16
3
37%
48%
12,6%
2,36%
45
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan layanan informasi tentang kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Mengingat pentingnya informasi tersebut diberikan agar kegiatan
belajar siswa di sekolah dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 1.9
Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
4 • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
40
41
43
3
31,5%
32,3%
33,9%
2,36%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba dan
pergaulan bebas. Kemungkinan pemahaman tersebut sangat penting bagi
siswa agar tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan menjauhi
pergaulan bebas, karena hal tersebut sangat berdampak negatif dan akan
menghancurkan masa depan siswa, sehingga guru pembimbing dengan
maksimal senantiasan memberikan pemahaman tersebut.
Tabel 2.1
Layanan Informasi Pekerjaan/Karir
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%) 5. • Selalu
• Sering • Kadang-kadang • Tidak Pernah
30 46 47 4
23,6% 36,2% 37%
3,15%
46
Jumlah 127 100%
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa guru pembimbing terkadang
memberikan informasi pekerjaan/karir kepada siswa. Jarangnya informasi
tersebut diberikan dimungkinkan karena info lomongan kerja biasanya
datang ke sekolah pada saat mendekati pelepasan kelas 3. Ketika info
tersebut ada biasanya diinformasikan di papan pengumuman sekolah.
Adapun siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah
memberikan informasi tersebut, kemungkinan siswa tersebut tidak pernah
meng-update informasi di sekolah.
Tabel 2.2
Layanan Informasi Pendidikan Tinggi
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
6. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
43
41
40
3
33,9%
32,3%
31,5%
2,36%
Jumlah 127 100%
Dari data dalam tabel menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu
memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
kepada siswa. Hal ini dimungkinkan banyaknya kampus-kampus yang
mempromosikan diri dengan menyebarkan brosur dan sebagainya.
Sehingga guru pembimbing lebih mengarahkan lagi kepada siswa agar
dapat melanjutkan ke jenjeng pendidikan yang lebih tinggi.
Tabel 2.3
Layanan Penempatan dan Penyaluran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
47
7. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
8
51
58
10
6,3%
40,2%
45,7%
7,87%
Jumlah 127 100%
Data diatas menjelaskan bahwa guru pembimbing terkadang
memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat dan bakat
siswa di sekolah. Hal ini dimungkinkan karena hal-hal seperti pemilihan
jurusan, kelompok belajar dan sebagainya, siswa sudah memilih pada saat
pertama masuk sekolah tahun ajaran baru.
Tabel 2.4
Pemahaman dan Pengembangan kemampuan Siawa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
8. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
32
58
34
3
25,2%
45,7%
26,8%
2,36%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Hal ini mungkin menjadi sangat penting untuk
diberikan kepada siswa, mengingat pemahaman akan kemampuan yang
dimiliki sebagai modal khususnya dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah dan harus dikembangkan, sehingga guru
pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut.
48
Tabel 2.5
Pengembangkan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
9. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
45
64
18
0
35,4%
50,4%
14,2%
0%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap dan
kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini memungkinkan guru
pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut secara maksimal baik
dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran.
Tabel 2.6
Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
10 • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
37
45
42
3
29,1%
35,4%
33,1%
2,36%
Jumlah 127 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya siswa yang menghadapi
49
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru pembimbing
harus memberikan solusi atas masalah tersebut secara maksimal.
Tabel 2.7
Motivasi Dalam Kegiatan Belajar di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
11. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
57
45
25
0
44,9%
35,4%
19,7%
0%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu
memberikan dorongan/motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Hal ini
memungkinkan pentingnya memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
melaksanakan kegiatan belajar dengan penuh semangat.
Tabel 2.8
Mengembangkan Kemampuan Dalam Belajar
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
12. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
36
54
33
4
28,3%
42,5%
26%
3,15%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dalam kegiatan belajar. Sementara sebagian kecil siswa
50
merasumsi bahwa guru pembimbing tidak pernah memberikan arahan
kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Tabel 2.9
Pemahaman Tentang Tata Tertib Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%) 13. • Selalu
• Sering • Kadang-kadang • Tidak Pernah
67 53 8 0
52,8% 40,9% 6,3% 0%
Jumlah 127 100%
Data tersebut mnunjukkan bahwa guru pembimbing selalu
memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib sekolah dan
arahan untuk mentaatinya. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya
siswa yang menjawab “selalu” dengan persentase 52,8%.
Tabel 3.1
Layanan Konseling Perorangan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
14. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
17
33
69
8
13,4%
26%
54,3%
6,3%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang
memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara tatap
muka langsung (perorangan). Banyaknya siswa yang menjawab “kadang-
kadang” menunjukan bahwa kemungkinan guru pembimbing hanya
51
memberikan layanan tersebut ketika adanya siswa yang memiliki masalah
serius.
Tabel 3.2
Layanan Bimbingan Kelompok
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
15. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
17
54
49
7
13,4%
42,5%
38,6%
5,51%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi bersama
atau bimbingan belajar secara kelompok. Hal tersebut ditunjukan dengan
banyaknya siswa yang menjawab “sering” dengan persentase 42,5%.
Tabel 3.3
Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
16. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
36
61
29
1
28,3%
48%
22,8%
0,79%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering
memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya hubungan yang
harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya. Hal
52
tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang menjawab “sering”
dengan persentase 48%.
Tabel 3.4
Layanan Konseling Kelompok
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
17. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
18
40
60
9
14,2%
31,5%
47,2%
7,09%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang
memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas masalah setiap
siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya. Jarangnya
pemberian layanan tersebut, kemungkinan kurangnya minat siswa untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Tabel 3.5
Aplikasi Instrumen Data Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
18. Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
23
40
58
6
18,1%
31,5%
45,7%
4,72%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk pemecahan
53
masalah siswa. Kemungkinan dalam pemecahan masalah siswa dilakukan
secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan keterangan lebih
dulu.
Tabel 3.6
Himpunan Data Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
19. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
22
47
51
7
17,3%
37%
40,2%
5,51%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang
mengumpulkan data dan keterangan untuk keperluan pengambangan diri
siswa. Hal ini dimungkinkan karena dalam kegiatan pengembangan diri
siswa dilakukan secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan
keterangan terlebih dahulu.
Tabel 3.7
Konferensi Kasus
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
20. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
35
39
39
14
27,6%
30,7%
30,7%
11%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa adanya frekuensi dan persentase
yang sama, yakni untuk alternatif jawaban “sering” dan “kadang-kadang”.
54
Hasil tersebut menunjukan sebagian siswa merasa bahwa guru
pembimbing sering memberikan solusi atas permasalahan siswa dengan
menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai, dan
sebagian lainnya merasa hal tersebut kadang-kadang dilakukan oleh guru
pembimbing. Kemungkinan beragamnya permasalahan siswa yang
ditangani guru pembimbing, sehingga dalam memberikan solusipun
berbeda-beda, ada yang harus menghadirkan saksi ataupun tidak sesuai
dengan masalah yang ditanganinya.
Tabel 3.8
Kunjungan Rumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
21. • Selalu
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
43
31
39
14
33,9%
24,4%
30,7%
11%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing senantiasa
melakukan kerjasama dengan orang tua dalam pengentasan masalah siswa
di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya permasalahan siswa yang
pengentasannya harus melibatkan orang tua siswa. Selain itu, ada pula
siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah melakukan
hal tersebut. Kemungkinan masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing
masih dapat diselesaikan tanpa bekerjasama dengan orang tua siswa.
Tabel 3.9
Alih Tangan Kasus
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
22 • Selalu 23 18,1%
55
• Sering
• Kadang-kadang
• Tidak Pernah
26
45
33
20,5%
35,4%
26%
Jumlah 127 100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing terkadang
mengalihkan atau memindahkan masalah siswa kepada guru lain agar
penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas. Hal ini kemungkinan
masalah-masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing tidak semuanya
harus dialihkan kepada pihak lain, melainkan ada juga yang dapat
diselesaikan dengan sendirinya. Selain itu juga ada sebagian siswa
beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah mengalihkannya,
kemungkinan guru pembimbing sanga mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi siswa tanpa harus mengalihkannya kepada pihak lain.
2. Interpretasi Data Angket
Untuk menentukan kategori dari persentase hasil angket digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Sanagat Baik 80-100%
b. Baik 70-79%
c. Cukup Baik 51-69%
d. Sangat Kurang 0-50%
Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mangalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
2) Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian
3) Mencari persentasi dan menentukan kategori, yaitu dengan
menggunakan rumus:
56
57
Tabel 4.1
Nilai Rata-rata Skor Penelitian per Dimensi dan Nilai Rata-rata Skor Akhir Penelitian
NS VARIABEL DIMENSI INDIKATOR JUMLAH SOAL
JUMLAH SKOR
Nilai Harapan
(NH)
Nilai Skor (NS) NH x 100% KATEGORI
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan dan
Penyaluran
d. Layanan Pembelajaran
e. Layanan Konseling
Perorangan
f. Layanan Bimbingan
Kelompok
1)
Kegiatan
Layanan
g. Layanan Konseling Kelompok
17 6342 17 x 4 = 68
6342:127 = 69,94 73,44% BAIK
a. Aplikasi Instrument data Siswa
b. Himbunan Data Siswa
c. Konferensi Kasus
d. Kunjungan Rumah
Pelaksanaan
Kegiatan
Bimbingan dan
Konseling
2) Kegiatan
Pendukung
e. Alih Tangan Kasus
5 1704 5 x 4 = 20
1704:127 = 13,42 67,09% CUKUP
BAIK
Total 22 8046 88 63,35 71,99% BAIK
56
58
Berdasarkan data dalam tabel dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling yang terdiri dari 2 dimensi, yakni dimensi kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung. Untuk dimensi kegiatan layanan yang terdiri
dari 7 indikator dengan persentase 73,44% dengan kategori BAIK. Hasil tersebut
menunjukan bahwa kegiatan layanan yang terdiri dari 7 layanan yang diberikan
oleh guru pembimbing terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk dimensi kegiatan
pendukung yang terdiri dari 5 indikator mendapatkan persentase sebesar 67,09%
dengan kategori CUKUP BAIK. Hasil tersebut juga menunjukan bahwa
pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terlaksana dengan
cukup baik.
Dengan demikian kesimpulan akhir dari 2 dimensi tersebut dalam tabel
diatas mendapatkan persentase sebesar 71,99% dengan kategori BAIK. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di
SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan terlaksana/berjalan dengan baik.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang penulis dapatkan dari penelitian,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan terdiri dari 2 dimensi, yakni kegiatan layanan dan kegiatan
pendukung. Kegiatan layanan terdiri dari; layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran,
layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok dan layanan
konseling kelompok dengan kategori baik. Kegiatan pendukung meliputi;
aplikasi instrument data siswa, konferensi kasus, kunjungan rumah dan
alih tangan kasus dengan kategori cukup baik.
2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan data hasil angket
yang menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut termasuk dalam
kategori baik. Selain itu, peran aktif Koordinator BK, guru pembimbing,
yang senantiasa melaksanakan kegiatan layanan dan pendukung
bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dalam mengintegrasikan
kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan
megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK
Al-Hidayah I Cilandak
58
59
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis berharap pihak sekolah untuk terus
memaksimalkan pelaksanaan kegiatan dan bimbingan konseling serta
mengembangkannya. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang
ingin penulis berikan, khususnya bagi kepala sekolah, guru pembimbing, dan
siswa. Saran-saran tersebut sebagai berikut:
1. Kepala sekolah agar dapat mengupayakan kekurangan-kekurangan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling, dapat memaksimalkan peran kepala
sekolah berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Guru pembimbing lebih meningkatkan kegiatan bimbingan dan konseling,
khusunya kegiatan pendukung yang masih dalam kategori rendah,
menyusun program kegiatan secara sistematis, memberikan layanan
kepada siswa secara intensif sesuai dengan tujuan kegiatan. Senantiasa
meningkatkan kompetensi dengan membaca literatur-literatur yang
berkaitan dengan bidang bimbingan konseling, mengikuti pelatihan,
seminar dan sebagainya.
3. Bimbingan dan konseling sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa dalam
menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, siswa harus
dapat memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sebagai tempat untuk
berkonsultasi dengan guru pembimbing, belajar kelompok dengan cara
diskusi bersama membahas suatu permasalahan tertentu, mencari solusi
atas permasalahan yang dimiliki khususnya dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian , Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007.
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Depdiknas,
2008.
Djumhur, I. dan Surya, Mohamad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
(Guidance & Counseling), Bandung: CV. Ilmu, 1975.
Djumhur, I. dan Surya, Mohammad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
Bandung: CV. Ilmu, tt.
Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching,
cet. III, 2005.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
CV. Teruna Grafika, cet. I, 2003.
Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, Surabaya: Usana
Offset Printing.
Narbuko, Cholid. dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi
Aksara, cet. I, 1997.
Nawawi, Hadari. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan,
Jakarta: Ghalia Indonesia, cet. II, 1986.
Nurihsan, Achmad Juntika. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung:
PT. Refika Aditama, cet. I, 2005.
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
Jakarta: Depdiknas, 2004.
Salahudin, Anas. Bimbinagan & Konseling , Bandung: CV. Pustaka
Setia, cet. I , 2010.
Saputra, Hardja. Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari
www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010.
S l a m e t o , B i m b i n g a n d i S e k o l a h , J a k a r t a : P T . B i n a A k s a r a , c e t . I ,
1 9 8 8 .
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, cet. I, 2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Bandung: Alfabeta, cet. X, 2010.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. II, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006.
Surya, Mohamad. Psikologi Konseling , Bandung: CV. Pustaka Bani
Quraisy, 2003.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007.
Undang-undang RI. Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sisdiknas,
2003.
Winkel dan Mastuti, Sri. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
Yogyakarta: Media Abadi, cet. III, 2004.
Yusuf, Syamsu. dan Nurihsan, Achmad Juntika. Landasan Bimbingan dan
Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006.
Wawancara
Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling
Nama : Dra. Suwartiani
Jabatan : Koordinator BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat : Kantor BK
Waktu : 14.20 s/d 15.30
Hari/ Tanggal : 27 Oktober 2010
Pertanyaan:
1. T : Apakah jumlah guru pembimbing yang ada sesuai dengan jumlah siswa di
SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak)
J : Guru pembimbing berjumlah 3 orang yang awalnya hanya 1 orang, ya
memang belum sesuai dengan banyaknya jumlah siswa, tetapi kembali kepada
kebutuhan sekolah. Dengan jumlah guru pembimbing 3 orang mungkin dirasa
sudah cukup, karena kami juga bekerja sama dengan guru-guru lainnya.
2. T : Apakah latar belakang pendidikan personil/guru pembimbing di SMK Al-
Hidayah I Cilandak sesuai dengan bidang BK (ya/tidak)
Penjelasan:
J : Mengenai latar belakang pendidikan, saya sendiri bukan berlatar belakang
pendidikan bidang bimbingan dan konseling. Akan tetapi, kesempatan
menjadi koordinator BK yang diamanatkan kepala sekolah manuntut saya
meningkatkan kompetensi saya dalam bidang ini. Selain itu juga, pengalaman
menjadi guru pembimbing selama kurang lebih 15 tahun menjadi modal
dalam megatur kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak ini.
3. T : Adakah kantor dan ruang khusus kegiatan layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah di SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak)
Penjelasan:
J : SMK Al-Hidayah I secara khusus menyediakan kantor bimbingan dan
konseling terpisah dengan ruang guru lainnya. Kantor tersebut sekaligus
menjadi ruangan untuk memberikan layanan BK kepada siswa. Pemberian
layanan BK terkadang masih dilakukan seperti di kelas, mushola, ruang OSIS
tempat lainnya. Hal tersebut dilakukan karena masih terbatasnya fasilitas
untuk pemberian layanan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak.
4. T : Apakah fasilitas yang ada dalam ruangan bimbingan dan konseling
memadai untuk melaksanakan kegiatan BK (ya/tidak)
J : Seperti yang anda lihat, fasilitas yang ada cukup membantu memfasilitasi
guru-guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas guru pembimbing
khusunya kegiatan administratif. Dengan adanya komputer ini contohnya,
dapat membantu merekap data siswa dengan rapih.
5. T : Bagaimana dengan kelengkapan alat-alat pengumpulan data dalam
melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling (ya/tidak)
J : Tentunya ada, alat-alat pengumpulan data yang ada saat ini adalah buku
khusus data pribadi siswa. Buku tersebut berisi identitas pribadi siswa,
keterangan keluarga, daftar isian tentang prestasi yang pernah diraih,
observasi harian siswa, catatan kasus, tes sosiometri untuk mencari keterangan
lainnya sebagai penunjang kegiatan belajar di sekolah.
6. T : Apakah ada Anggaran khusus untuk pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan
Konseling (ya/tidak)
J : Mengenai anggaran kegiatan, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan, ketika akan melaksanakan kegiatan yang membutuhkan anggaran,
kami mengajukan kepada ketua yayasan melalui kepala sekolah.
7. T : Kegiatan layanan yang dilaksanakan Bimbingan dan Konseling SMK Al-
Hidayah I Cilandak
J : Dengan mengacu kepada pedoman yang ada, kegiatan yang dilaksanakan
adalah memberikan layanan-layanan seperti: layanan orientasi, informasi dan
sebagainya.layanan bimbingan kelompok biasanya dilakukan melalui kegiatan
bimbingan belajar di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan permintaan
siswa khususnya, umumnya kegiatan yang memang menjadi rutinitas layanan
BK.
Sementara pemberian layanan konseling biasanya guru pembimbing
menginformasikan kepada siswa, seperti siswa bermaslah di sekolah dengan
cara dipanggil dan ada juga yang datang dengan sendirinya untuk
berkonsultasi dengan guru pembimbing.
8. T : Apakah ada kegiatan pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan
dan Konseling (ya/tidak)
Penjelasan:
J : Ya tentunya ada, dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling,
kami juga banyak di bantu oleh guru-guru lain. Demikian karena sesekali ada
hal-hal yang memang tidak sepenuhnya kami dapat laksanakan, seperti
melibatkan orang tua siswa dalam mencarikan solusi atas permasalahan siswa,
melibatkan wali kelas dan sebagainya.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti volley, basket, hadrah marawis dan
sebagainya dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
9. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengatasi
masalah dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling
J : Dengan terus memanfaatkan fasilitas yang ada, memang masih ada
permasalahan seperti halnya ruangan khusus untuk masing-masing layanan
belum memadai, tetapi hal tersebut bukanlah halangan untuk terus
memberikan layanan kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Jakarta Selatan.
10. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengembangkan
kegiatan Bimbingan dan Konseling
J : Tentunya dengan terus melaksanakan kegiatan BK secara berkelanjutan,
memberikan layanan semaksimal mungkin, dengan harapan hasilnya akan
optimal. Selain itu juga, kami akan terus meningkatkan kemampuan dalam
bidang bimbingan dan konseling, contohnya dengan cara mengikuti pelatihan,
seminar dan sebagainya.
Wawancara Kepala Sekolah
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Nama : Drs. Noorvara Santosa
Jabatan : Kepala Sekolah SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 12.30 s/d 14.00
Hari/ Tanggal : 27 Oktober 2010
Pertanyaan:
1. T : Bagaimana latar belakang pemahaman dilaksanaannya kegiatan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
J : Ya tentunya kegiatan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di
sekolah, dengan kegiatan yang ada di dalamnya diharapkan guru
pembimbing dapat lebih membimbing para siswa, baik dikelas maupun di
luar kelas. Adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu para
siswa, mencari solusi permasalahan pribadi, belajar atau sebagai tempat
curhat.
2. T : Apakah bapak mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
dengan kegiatan-kegiatan lain di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta
Selatan
J : Bimbingan dan konseling memang ada struktur tersendiri, tetapi tetap
terintegrasi dengan kegiatan lainnya di sekolah. Seperti halnya
mencantumkan mata pelajaran bimbingan konseling dalam kurikulum
sekolah dengan alokasi waktu 45 menit.
3. T : Memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Cilandak Jakarta Selatan
J : ya, fasilitas yang ada saat ini cukup memadai, walaupun masih ada
kekurangan. Selain itu tidak hanya sarana fisik yang difasilitasi, tetapi juga
guru pembimbing untuk ditingkatkan kompetensinya dalam bidang BK,
contohnya dengan mengikutsertakan pelatihan, seminar dan sebagainya.
Hal demikian dilakukan setiap ada undangan dari pihak-pihak tertentu.
4. T : Apakah bapak melaksanakan pembinaan dalam rangka menigkatkan
kualitas kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
J : Ya, dalam hal ini pembinaan yang saya lakukan adalah selain
megusahakan agar fasilitas kegiatan dapat memadai, juga meningkatkan
kemampuan guru pembimbing, seperti mengikutsetakan pelatihan, seminar
dan sebagainya.
5. T : Apakah bapak juga berperan aktif dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Secara pelaksanan, karena ada batasan-batasan terkait dengan tugas
kepala sekolah dalam hal bimbingan dan konseling, tetapi terkadang saya
ikut berperan ketika dari guru pembimbing turut melibatkan saya dalam
kegiatan tersebut. Menangani siswa yang susah diatur terus menerus
contohnya, dalam hal itu sesekali saya ikut berperan.
6. T : Apakah bapak melaksanakan pengawasan dalam kegiatan bimbingan
dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
J : ya setiap kegiatan sekolah harus diberikan pengawasan, karena itu
sebagai tugas saya sebagai kepala sekolah. Dalam BK ini, pengawasan
yang saya lakukan dengan secara langsung seperti dengan melihat
langsung guru pembimbing dalam proses pelaksanaan kegiatan atau
melaksanakan kerjasama denga guru pembimbing dan guru-guru lainnya
agar dapat juga melakukan pengawasan.
7. T : Apa upaya bapak dalam mengembangkan kegiatan bimbingan dan
konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Tentunya saya dengan personil BK khususnya selalu dan terus
mengupayakan untuk meningkatkan kinerja bimbingan dan konseling,
memfasilitasi guru pembimbing dengan mengikuti pelatihan, seminar dan
sebagainya, sedikit demi sedikit meningkatkan jumlah sarana dan
prasarana kegiatan, melaksanakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi
secara berkelanjutan.
8. T : Apakah bapak melaksanakan evaluasi/penilaian program kegiatan
bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I
Penjelasan:
J : Ya, tentunya setiap kegiatan harus diberikan penilaian. Dalam hal ini
penilaian yang seringkali dilakukan dalam rapat tahunan sekolah,
mengenai kegiatan bimbingan dan konseling yang selama ini dilaksanakan
apakah dapat membantu siswa dalam mengatasi masalahnya atau dalam
mengembangkan kemampuan siswa dan sebagainya. Hal tersebut kami
lakukan untuk mengetahi keefektifan layanan-layanan yang diberikan oleh
guru pembimbing.
DAFTAR NAMA RESPONDEN ANGKET PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK TP. 2010/2011
NO. NAMA RESPONDEN NO. NAMA RESPONDEN 1 Sadiah Yuniarti 36 Fachrul Rizki 2 Yulianti Andini 37 Muhammad Mahfudz 3 Siti Nurjanah 38 Wahyu Saputra 4 Saran Fadilan 39 M. Riandi Triana 5 Supartina Rahayu 40 Riski 6 Ulfi Meldawati 41 Leila Sysfatma Yanti 7 Roihatun Jannah 42 Andar Sari 8 Sinta Sintia 43 Wibowo S. 9 Pribadi Sadewa 44 Annisa Hadi Yatin 10 Puji Setiawati 45 Darneli Bella Pertiwi 11 Puji Lestari 46 Zulfa Khoirunisa 12 Rendra Fauzi 47 Dea Ladyke M. 13 Selfina Febriyanti 48 Firda Rani W. 14 Suci Fitriani 49 Suaip Iskandar 15 Rizki Amalliyah 50 Rizki Ariwibowo 16 Sumarni 51 Andy Dwi Prasetyo 17 Rahmat Harianto 52 Rizki Trio B. 18 Ryan Syafrizal 53 Priyaldi 19 Syahrul Munir 54 Rahmat Sholeh 20 Vendi Nevada 55 Muh. Asrul Prawira A. 21 Sifa Fauziah 56 Asri P.L. 22 Umi Athiyyah 57 Wika Yuliatna Dewi 23 Rahmat Dwi Cahyo 58 Evi Afriyanti 24 Umi Fadillah 59 Dini Wulandari 25 Purnama Riyanti 60 Radytia Mutiara 26 Raditia Amaldi H. 61 Yuli Aryani 27 Sri Wahyu Ningsih 62 Ani Dwi Rahayu 28 Rini Kurniawati 63 Melinda Syahputri 29 Shinta Anggraeni 64 Windi Renvia 30 Rizho Ferdian 65 Putri Widyaningsih 31 Rahmat Apriadi 66 Neneng Husnawati 32 Rizki Sri Hardiyanti 67 Rosita Amelia 33 Sella Rosmala 68 Diah Ayu Setyorini 34 Suwhodo S. 69 Desi Alvianti 35 Dendi Siregar 70 Desi Nandasari
71 Yulia Setiawanti 106 Abdurrachman Asyatry 72 Ummi Lathifah Tsaniyah 107 Ade Fauziah Sany 73 Erlinawati 108 Aditiya Wibawa Mukti 74 Ferdiansyah 109 Asri Nurhayati 75 Rizky Kostadinov 110 Asri Sapitri 76 Eko Dewantoro 111 Candra Setiawan 77 Deni Hardi 112 Dannis Fauzy Syaputra 78 Ferdiansyah Negara 113 Dewi Rahmawati 79 Steven Rialdy Riswady 114 Ekky Oktaviani 80 Dandi Alamsyah 115 Erna Sarah 81 Fajar Bayone D. Yunior 116 Esti Siti Ramadan 82 Taufiq Maulana Effendy 117 Fitra Manggala 83 Achmad R. Ramadhan 118 Fitri Wahyuni 84 Diky Eko. S 119 Halimatu Sadiyah 85 Sandi Cahyadi 120 Handayaning Tyas 86 Emir Setiawan 121 Harry Susanto 87 Galih Sandi Darma 122 Hilda Rizkiahani 88 Deddy Romadhon 123 Imam Nur Faisal 89 Febry Rohmadon 124 Putri Setyawati 90 Ekse Wahyudi 125 Ratna Sari 91 Ratih Dwi P. 126 Sa’adah Abadiyyah 92 Adetia 127 Sri Wahyuni 93 Dwi Inesia 94 Septi Guniarti 95 Arji Sukarno MS. 96 Nita Noviyanti 97 Nani Kurniati 98 Dimas Hartadi 99 Syahir Ramdan
100 M. Rinaldi 101 Suhaila Nurunnawa 102 Jaka Furqon 103 Bernand DH. 104 Fahrul Rozy 105 Ustad Fauzi
SKOR HASIL ANGKET PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Resp. Item Soal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Jumlah
1 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 1 66 2 4 3 4 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 2 4 2 69 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 73 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 2 2 2 2 2 1 67 5 2 4 4 2 2 4 2 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 71 6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 82 7 4 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 47 8 3 2 3 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 59 9 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 62
10 4 2 4 2 2 4 1 2 3 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 58 11 3 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 2 3 1 2 2 4 4 4 4 2 2 60 12 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 54 13 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 4 67 14 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 54 15 4 4 1 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 1 3 3 1 1 2 4 4 4 63 16 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 62 17 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 73 18 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 70 19 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 62 20 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 62 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 61 22 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 4 3 2 3 64 23 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 77 24 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 75
25 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 66 26 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 70 27 2 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 60 28 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 4 4 3 73 29 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 1 1 2 3 3 2 3 1 59 30 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 4 4 66 31 2 3 4 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 47 32 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 1 1 59 33 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 1 1 3 55 34 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 55 35 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 4 3 4 2 3 2 4 2 2 1 2 3 62 36 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 1 2 3 4 1 3 2 3 3 63 37 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 73 38 4 3 3 4 2 2 1 3 2 4 2 3 3 4 1 3 1 4 2 3 1 2 57 39 4 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 2 3 4 3 67 40 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 57 41 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 44 42 4 2 4 2 1 1 1 2 3 3 4 1 3 1 1 3 1 3 2 1 1 1 45 43 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 80 44 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 53 45 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 59 46 4 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 2 3 2 2 4 2 2 2 4 4 1 58 47 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 3 1 1 3 2 2 2 1 1 1 38 48 2 1 1 3 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 35 49 4 3 2 2 3 4 1 2 3 4 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 1 57 50 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 72 51 4 3 2 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 2 2 2 1 2 2 57
52 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 76 53 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 77 54 2 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 64 55 2 1 3 2 3 4 4 2 3 1 4 2 3 3 3 4 2 2 1 2 1 3 55 56 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 4 2 58 57 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 62 58 2 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 73 59 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 65 60 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 84 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 62 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 64 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 3 67 65 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 1 2 3 1 1 67 66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4 1 76 67 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 51 68 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 50 69 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 53 70 4 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 54 71 1 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 4 1 52 72 2 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 3 3 2 67 73 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 1 2 2 45 74 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 1 55 75 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74 76 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74 77 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 74 78 4 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 4 3 71
79 2 3 3 2 2 2 1 2 2 4 4 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 50 80 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 76 81 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 1 76 82 4 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 2 2 2 4 4 3 65 83 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 1 3 2 2 2 2 56 84 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 79 85 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 60 86 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 59 87 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 57 88 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 61 89 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 66 90 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 68 91 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 77 92 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 2 70 93 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 61 94 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 1 1 1 65 95 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 4 70 96 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 62 97 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 2 68 98 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 1 61 99 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 69
100 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 61 101 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 62 102 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 59 103 2 3 2 3 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 61 104 1 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 2 4 4 4 63 105 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 47
106 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 55 107 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 64 108 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 1 75 109 3 4 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 68 110 3 2 4 2 1 1 1 2 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 2 3 1 3 47 111 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 66 112 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 4 2 68 113 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 63 114 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 61 115 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 65 116 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 55 117 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 62 118 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 68 119 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 1 57 120 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 57 121 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 2 4 2 3 3 2 1 60 122 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 67 123 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 64 124 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 64 125 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 1 56 126 3 2 3 2 3 4 3 2 3 1 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 60 127 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 63 Jml. 407 379 406 372 356 380 311 367 408 372 413 375 440 313 335 386 322 339 342 364 358 301 8046
Nama : Kelas :
ANGKET PENELITIAN SISWA Petunjuk Pengisian Angket:
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar/sesuai
2. Jawaban yang Anda berikan hanya untuk kepentingan penelitian semata dan tidak mempengaruhi nilai raport/belajar Anda di sekolah
3. Isilah dengan penuh kejujuran dan terimakasih atas kerjasamanya 1. Guru pembimbing memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk
mengenalkan lingkungan sekolah baru
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan
sekolah agar dapat menyesuaikan diri
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3. Guru pembimbing memberikan layanan informasi kepada siswa tentang kegiatan
belajar mengajar di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
4. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba
dan pergaulan bebas
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
5. Guru pembimbing memberikan layanan informasi tentang pemilihan
pekerjaan/karir yang sesuai dengan minat dan bakat siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
6. Guru pembimbing memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi kepada siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
Nama : Kelas :
7. Guru pembimbing memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat
dan bakat siswa di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
8. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
9. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap
dan kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
10. Guru pembimbing memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
11. Guru pembimbing memberikan dorongan/motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
12. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dalam kegiatan belajar
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
13. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib
sekolah dan arahan untuk mentaatinya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
14. Guru pembimbing memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara
tatap muka langsung (perorangan)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
Nama : Kelas :
15. Guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi
bersama atau bimbingan belajar secara kelompok
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
16. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya
hubungan yang harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
17. Guru pembimbing memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas
masalah setiap siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
18. Guru pembimbing mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk
pemecahan masalah siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
19. Guru pembimbing mengumpulkan data untuk keperluan pengambangan diri siswa
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
20. Guru pembimbing memberikan solusi atas permasalahan siswa dengan
menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai (saksi)
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
21. Guru pembimbing melakukan kerjasama dengan orangtua dalam penyelesaian
masalah siswa di sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
22. Guru pembimbing mengalihkan atau menyerahkan masalah siswa kepada guru lain
agar penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah