Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
IMROATUL QHIKMAH
NIM 115-14-039
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
IMROATUL QHIKMAH
NIM 115-14-039
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
iv
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : IMROATUL QHIKMAH
NIM : 115-14-039
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-respository
IAIN Salatiga.
vii
MOTTO
اْسَتِعيُنوا بِالصَّْبِر َوالصَّالِة ِإنَّ اللََّه َمَع الصَّاِبرِينَ ....
.... mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al Baqarah ayat 153)
....َواْقِصْد ِفي َمْشِيَك َواْغُضْض ِمْن َصْوِتكَ Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu ....
(QS. Al Luqman ayat 19)
اْرِجِعي ِإَلى رَبِِّك رَاِضَيًة َمْرِضيَّةً Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.
(QS. Al Fajr ayat 28)
viii
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang paling indah kecuali rasa syukur kepada sang pemilik Ar-
rahman dan Ar-Rahiim yang telah mencurahkan kasih sayang-Nya sehingga
skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini saya
persembahkan untuk beliau-beliau yang telah membantu saya selama belajar
sampai perguruan tinggi. Khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.
Ayahanda tersayang dan Ibunda tercinta, yang telah mendidik dengan
kasih sayang yang tak terhingga, yang selalu memberikan dukungan moril, materil
dan juga spiritual mulai saya berada dalam kandungan hingga detik ini saya dapat
menyelesaikan skripsi.
Sekolah dan guru-guru MIN Salatiga yang senantiasa membantu penulis
dalam penelitian Skripsi ini.
Untuk para DOSEN-DOSEN IAIN SALATIGA khususnya dosen Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah membekali ilmu dunia akhirat.
Ibu peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan sekaligus pembimbing yang
dengan ketulusannya telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat/sahabatiku seperjuangan angkatan 2014 khususnya Retno Sri
Rahayu yang selalu memberikan semangat, nasehat dan menemani dalam suka
maupun duka.
Teman-teman seperjuangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
khususnya jurusan PGMI Konsentrasi Bahasa yang telah banyak memberikan
motivasi dan inspirasi.
ix
Bagi Seluruh Pencari Ilmu dan Pecinta Ilmu, yang tak pernah lelah belajar
dan mengkaji. Semoga kita termasuk orang-orang yang BEJO dan semoga Allah
SWT mengangkat derajat kita dengan ilmu yang kita miliki. Aamiin....
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillahi robbil alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT, pencipta segala apa yang ada di langit dan bumi. Atas segala rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Kelas III-B di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Teriring shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad Saw yang telah mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang penuh cahaya, yakni ad-diinul Islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga sekaligus
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya membimbing dan
mengarahkan dengan tulus sehingga skripsi ini terselesaikan.
4. Ibu Dra. Hj. Nur Hasanah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan.
6. Seluruh karyawan dan segenap civitas akademika IAIN Salatiga sehingga
penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
xi
7. Ayah, Ibu, keluarga, sahabat, teman dan seluruh pihak yang memberikan
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan balasan kepada
segenap pihak yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca yang budiman.
Akhirul kalam, penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat salah baik dari segi penulisan, susunan
bahasa, dan istilah yang penulis gunakan baik sengaja maupun tidak disengaja.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan keilmuan dalam
pendidikan. Terimakasih atas segala perhatiannya, Jazakumullah khoiron
katsiron.
Salatiga, 22 Maret 2018
Penulis
Imroatul Qhikmah
NIM. 115-14-039
xii
ABSTRAK
Qhikmah, Imroatul. 2018. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran Tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.
Kata Kunci: Penerapan, Pendekatan Saintifik, Pembelajaran Tematik.
Harapan yang diterapkan pada pendidikan saat ini adalah peserta didik
lebih dapat mandiri dalam menggali ilmu dan informasi selama proses
pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam proses
pembelajaran. Orientasi pada keterampilan proses, pendekatan saintifik
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Kurikulum 2013. Penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kemampuan guru menerapkan
pendekatan saintifik.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas
III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga?; dan (2) apa kendala-kendala yang
dihadapi guru dalam pelaksanaan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik
kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan ialah
pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa pendekatan saintifik telah
diterapkan selama 1 tahun pada semua kelas. Di MIN Salatiga, guru telah
mengikuti pelatihan dalam pelaksanaan pendekatan saintifik dan menggunakan
metode yang bervariasi dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang meliputi:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Adapun
kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan saintifik berasal
dari guru yang kurang profesional, guru kurang mampu memanfaatkan TIK, serta
keanekaragaman karakter peserta didik.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
LEMBAR BERLOGO..........................................................................................ii
HALAMAN JUDUL............................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................v
DEKLARASI DAN PERNYATAAN DIPUBLIKASIKAN..............................vi
MOTTO.................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................x
ABSTRAK.............................................................................................................xii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL.....................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Fokus Penelitian....................................................................................8
C. Tujuan Penelitian...................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................9
E. Definisi Operasional..............................................................................9
F. Kajian Peneliti Terdahulu....................................................................11
G. Sistematika Penulisan...........................................................................12
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
1. Standar Kompetensi Guru.............................................................14
2. Pengertian Pendekatan Saintifik....................................................21
3. Landasan Pendekatan Saintifik.....................................................22
4. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik....24
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik.................................................34
2. Kelebihan Pembelajaran Tematik..................................................35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.........................................................37
B. Lokasi Penelitian.................................................................................37
C. Sumber Data........................................................................................38
D. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................41
E. Analisis Data.......................................................................................42
F. Pengecekan Keabsahan Data..............................................................43
G. Tahap-tahap Penelitian........................................................................44
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. PAPARAN DATA.............................................................................45
1. Gambaran Umum MIN Salatiga.................................................45
2. Data Hasil Penelitian...................................................................49
B. ANALISIS.........................................................................................57
xv
1. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik...............................................57
2. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Pendekatan Saintifik.......60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................63
B. Saran.................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh................................24
Tabel 2.1 Bobot Pertanyaan...................................................................................29
Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik........................................33
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga...................................................47
Tabel 4.2 Jumlah siswa MIN Salatiga...................................................................47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh RPP Pelaksanaan Pendekatan Saintifik di Kelas III-B
Lampiran 2 : Dokumentasi
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Catatan Penelitian Lapangan
Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 8 : Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan memiliki pengertian sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara (Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003).
Pendidikan harus berlangsung dalam suasana kekeluargaan dengan
pendidik sebagai orang tua dan peserta didik (murid) sebagai anak.
Pendidikan dilakukan dengan hati lewat ungkapan rasa kasih sayang (love),
keikhlasan (sincerely), kejujuran (honesty), keagamaan (spiritual), dan
suasana kekeluargaan (family atmosphere). Guru tidak dibatasi waktu dan
tempat dalam mendidik siswa, sebagaimana orang tua mendidik anaknya.
Guru harus ikhlas dalam memberikan bimbingan kepada para siswanya
sepanjang waktu. Demikian pula tempat pendidikannya tidak terbatas hanya
di dalam ruang kelas saja, dimanapun seorang guru berada, dia harus sanggup
memainkan perannya sebagai seorang pendidik yang sejati (Maksum, 2014:
50).
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas hubungan timbal balik
2
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,
dimana dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru. diantara
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran adalah
faktor kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
adanya interaksi antara guru dengan siswa. Faktor tersebut harus dimiliki
guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran (Wijaya, 1991:8).
Dalam proses pembelajaran, guru harus mempunyai sebuah pedoman
yakni kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dan dasar untuk melakukan
proses pembelajaran. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum
sebagai ‘instrumental input’ untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
pengembangan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa.
Kurikulum sebagai alat harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi
manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yang tercermin dalam sistem pendidikan nasional. Beberapa ahli
mengatakan bahwa betapapun bagusnya kurikulum (official), tetapi hasilnya
sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan juga peserta didik
dalam kelas. (Syarifuddin, 2002 : 68)
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sitem pendidikan
secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan
utama. Dalam pandangan Rusman (2011: 58), guru merupakan penentu yang
3
sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang
peranan dalam proses pembelajaran di mana proses pembelajaran merupakan
inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru dalam
pembelajaran sangat penting, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Guru bertugas merencanakan pembelajaran yang sebaik-baiknya, dalam
pendekatan saintifik pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga guru harus
membuat proses pembelajaran mudah dan menyenangkan agar siswa tidak
tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap pembelajaran.
Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang
pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari
kurikulum sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu,
pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 untuk diterapkan pada sekolah
atau madrasah. Penerapan kurikulum itu tentu dilakukan secara bertahap. Ada
banyak komponen yang melekat pada Kurikulum 2013 yang paling menonjol
adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. Hal ini perlu ada perubahan
mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju metodologi
pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum 2013.
Tidak semua guru bisa menerima pergantian kurikulum ini, namun guru yang
baik adalah guru yang mau menerima perubahan, melakukan perubahan, dan
perkembangan dalam dunia pendidikan.
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap/ attitude, keterampilan/ skill dan
pengetahuan/ knowledge (Majid, 2014 : 28). Kualitas lain yang harus
4
dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses
pembelajaran, antara lain: kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas,
kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna
membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik
(Scientific Approach), yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih
mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 sudah nampak pada arah
perbaikan. Pada kurikulum ini, siswa bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi
subjek pembelajaran dengan ikut mengembangkan tema yang ada dengan
berkolaborasi dan bekerjasama di antara peserta didik. Siswa dituntut untuk
aktif dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri
dengan harapan dapat memiliki sikap dan keterampilan. Pendekatan saintifik
(Scientific Approach) dalam pembelajaran merupakan ciri khas dan menjadi
kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu
dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Kemendikbud (2013: 3)
memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran di dalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-
komponen tersebut semestinya dapat dimunculkan dalam setiap praktik
5
pembelajaran, tetapi bukanlah siklus pembelajaran sehingga siswa dapat
berperan aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru (Majid, 2014: 193).
Berdasarkan wawancara pada saat pra survey kepada Kepala Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga di Ruang TU tanggal 29 Nopember 2017
diperoleh data bahwasanya di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Salatiga sudah
menerapkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik pada kelas I
sampai kelas VI. Di MIN Salatiga tersebut terdapat 17 orang guru yang secara
keseluruhannya sudah Sarjana dan sebagian besar telah mengikuti pelatihan
dalam melakukan pendekatan saintifik. Menurut Ibu Patmi, S.Pd selaku
mantan kepala MIN Salatiga yang kini menjadi guru kelas di MIN Salatiga
tersebut, beliau menuturkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan
pendekatan saintifik di MIN Salatiga sudah lumayan dengan mengikuti
pelatihan dan diadakannya evaluasi. Beliau juga mengatakan bahwa di MIN
Salatiga sudah menerapkan Kurikulum 2013 pada seluruh kelas, jadi guru
harus dapat melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum tersebut yang salah
satunya adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik. Menurut beliau
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik sangat kompleks
dan memudahkan bagi peserta didik dalam menerima pelajaran, meskipun
6
demikian beberapa guru masih menghadapi berbagai kendala dalam
melakukan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Adapun
kendalanya antara lain karena faktor usia, sarana prasarana yang terbatas, dan
masih ada peserta didik yang kurang aktif di dalam kelas sehingga para guru
harus terus mengembangkan kreativitas serta kemampuan menerapkan
pendekatan saintifik. Hal ini dimaksudkan agar seluruh peserta didik lebih
percaya diri dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pra survey tersebut, maka dengan diterapkannya
kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga peserta didik
tidak ada yang tertinggal maupun pasif. Kemampuan guru berelasi dengan
para murid, serta membentuk hubungan-hubungan positif yang dipenuhi
kepedulian terhadap mereka, berperan signifikan dalam membudidayakan
lingkungan belajar yang positif dan meningkatkan prestasi murid (James,
2013: 31). Peserta didik diharapkan mempunyai kesempatan untuk berlatih
membangun pemahaman dan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan
melalui pengalaman langsung dengan mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta sesuai dengan langkah
yang diterapkan dalam pendekatan saintifik. Selain itu peserta didik akan
mampu menghargai, toleransi antar sesama peserta didik lainnya sehingga
mempunyai sikap yang baik dan keterampilan serta bertambahnya
pengetahuan dari berbagai pembelajaran yang dilakukan terutama pada
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga.
7
Melihat fenomena yang terjadi di madrasah tersebut, maka peneliti
tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dengan judul,:
“Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Kelas III-B
di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 “
B. FOKUS PENELITIAN
Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, maka penulis
merumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun pelajaran
2017/1018 ?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pendekatan
saintifik pada pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/1018 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini diantara lain :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
tahun pelajaran 2017/1018.
8
2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/1018.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif
deskriptif ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu
khususnya dalam bidang pendidikan dan diharapkan dapat menjadi
wacana keilmuan khususnya pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai tambahan wawasan dalam meningkatkan kemampuan
menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.
b. Bagi Pendidik
Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kemampuan
menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai bekal bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan
menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.
9
E. DEFINISI OPERASIONAL
Supaya pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah paham
pengertian atau kurang jelasnya makna, maka perlu adanya definisi
operasional. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran
dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.
Definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan
dan ditetapkan. Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan
dari sebuah rencana yang sudah disusun matang dan terperinci (Usman,
2002: 70).
2. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagi teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”
(Hosnan, 2014: 34).
10
Pendekatan saintifik yaitu proses pembelajaran yang menggunakan lima
tahapan seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
3. Pembelajaran tematik
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik (Mulyasa,
2011: 103)
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna serta memberikan keuntungan
bagi siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Hosnan, 2014: 364).
F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang
relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Maka
menghindari penjiplakan, beberapa skripsi yang memiliki tema mirip dengan
tema proposal ini, antara lain :
1. Kania Sari, Sera. 2017. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran Tematik Menurut Kurikulum 2013 MI Kota Salatiga Tahun
11
2017. Skripsi mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian ini fokus pada
kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut
kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di MI Kota Salatiga dengan
sampel yang penulis gunakan adalah guru MI Kota Salatiga yang
berjumlah 50 guru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang dilambangkan dalam simbol-simbol matematik angka-
angka, dengan diperoleh hasil bahwa kesiapan guru melaksanakan
kurikulum 2013 tergolong baik.
2. Ningrum, Tiara Nisyatul Tusdiah. 2017. Hambatan Guru pada
Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 di MI Se-Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal. Skripsi mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian
ini fokus pada hambatan guru pada pembelajaran tematik dalam
kurukulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di MI se-kecamatan Gemuh,
dengan subyek penelitian 35 orang guru kelas I sampai dengan guru kelas
VI dari 5 MI. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian
Deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan; data sebelum di
lapangan (pemberian angket, observasi lokasi, observasi jumlah
responden), dan analisis setelah di lapangan (analisis kuantitatif dan
penarikan kesimpulan).
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembaca dan penulis dalam memahami penelitian
ini perlu adanya sistematika pembahasan. Oleh karena itu, dalam penelitian
12
ini penulis mencantumkan sistematika pembahasan yang sesuai dengan
permasalahan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini akan membahas latar belakang masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian penelitian
terdahulu dan sistematika penulisan. Uraian dalam bab ini dapat memberikan
gambaran secara umum tentang isi keseluruhan tulisan serta batasan
pembahasan yang diuraikan oleh penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam BAB ini penulis menyajikan kajian teori tentang kemampuan guru
menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di Madrasah
Ibtidaiyyah.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam BAB ini terdapat pembahasan tentang rencana penelitian, yang terdiri
dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap
penelitian.
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
Merupakan BAB yang memaparkan hasil temuan di lapangan sesuai dengan
fokus penelitian, yaitu latar belakang obyek yang meliputi tentang lokasi,
sejarah singkat berdirinya, sarana dan prasarana MIN Salatiga. Penyajian
analisis data juga dipaparkan dalam bab ini yaitu tentang pelaksanaan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah
13
Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga kemudian disertai dengan penyajian analisis
data. Pembahasan dalam bab ini dimaksudkan sebagai jawaban permasalahan
yang telah difokuskan pada bab pendahuluan.
BAB V PENUTUP
Dalam BAB ini berisi kesimpulan, tindak lanjut penelitian, dan saran atau
rekomendasi yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah
dilakukan serta segala hasil yang telah dicapai dapat ditingkatkan ke arah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan (actuating) merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang
dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang
telah dirumuskan dan ditetapkan (Syukur: 1987: 40). Guru sangat
menentukan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Hamzah (2010: 15) Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata
dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan adalah seorang guru, maka guru diharuskan memiliki standar
kompetensi guru yang memadai.
1. Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011: 26).
Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat
15
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat
kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
a. Kompetensi Pedagogik
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola
pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius, karena pendidikan
di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat dari
aspek pedagogis. Menurut Mulyasa (2011:75) kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta
didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar (EHB)
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan diterapkan pada
pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran mencakup
identifikasi kebutuhan, identifikasi kompetensi, dan penyusunan
16
program pembelajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling
utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
b. Kompetensi Kepribadian
Pribadi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta
didik, karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh,
termasuk peserta didik yang mencontoh pribadi gurunya. Dengan
demikian setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian
yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi
landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru
tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan
yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran
sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik.
Sebagai teladan, tentu saja apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya
yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu,
menurut Mulyasa (2011:127) beberapa hal di bawah ini perlu mendapat
perhatian para guru:
1) Sikap dasar: postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-
masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran,
kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan.
17
2) Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.
3) Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja
yang ikut mewarnai kehidupannya.
4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan
antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya
mengelak dari kesalahan.
5) Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan
menampakkan ekspresi seluruh kepribadian.
6) Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan
manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana
berperilaku.
7) Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi
dan memecahkan masalah.
8) Keputusan: keterampilan rasional yang dipergunakan untuk menilai
setiap situasi.
9) Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran, dan semangat yang merefleksikan
kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias, dan semangat hidup.
Islam memposisikan guru atau pendidik pada kedudukan yang
mulia serta harus berakhalk mulia. Berkaitan dengan kompetensi
kepribadian guru, dalam buku terjemahan Menggapai Cahaya Hidayah
Al- Imam al-Ghazali (2013:170-171) menjelaskan adab-adab seorang
guru yakni:
(1) Senantiasa bersabar (menerima keluhan dan masalah dari para
murid), (2) senantiasa tenang (saat berhadapan dengan berbagai hal),
18
(3) duduk dengan tenang dan berwibawa serta menundukkan kepala,
(4) tidak bersikap sombong terhadap siapapun kecuali kepada orang-
orang yang berbuat zalim dengan tujuan mengingatkan mereka atas
kezaliman yang mereka lakukan. (5) mengutamakan sikap tawadhu’
(rendah hati) dalam berbagai acara dan majelis, (6) meninggalkan
sikap berkelakar dan bergurau, (7) berlemah-lembut kepada para
murid, (8) bersikap halus dalam menghadapi murid yang nakal, (9)
memperbaiki murud yang bodoh dengan memberikan petunjuk yang
baik kepadanya dan tidak memarahinya, (10) tidak sungkan/gengsi
untuk berkata: “aku tidak tahu”, (11) mencurahkan perhatian kepada
seorang yang bertanya dan berusaha memahami pertanyaannya, (12)
menerima hujjah/dalil (yang benar sekalipun dari murid, orang lain,
bahkan lawan), (13) tunduk kepada kebenaran dengan kembali
kepadanya jika melakukan kesalahan. (14) mencegah murid dari
setiap ilmu yang membawa mudharat, (15) melarang murid mencari
ilmu yang bermanfaat namun niatnya tidak mencari keridhaan Allah,
(16) menghalangi murid dari menyibukkan diri dengan hal-hal yang
fardhu ‘ain; dan yang fardhu ‘ain baginya adalah memperbaiki
zhahir dan batinnya dengan ketaqwaan kepada Allah, (17) hendaklah
orang yang alim terlebih dahulu mengatur dirinya dengan taqwa agar
murid-muridnya dapat meneladani tingkah lakunya terlebih dahulu
sebelum mengikuti tutur sapanya.
Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi akhlak mulia tentu
saja tidak tumbuh dengan sendirinya begitu saja, tetapi memerlukan
ijtihad yang mujahadah, yakni usaha sungguh-sungguh, kerja keras,
tanpa mengenal lelah, dengan niat ibadah.
c. Kompetensi Profesional
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru,
secara umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang
lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan.
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
19
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya.
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi.
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media,
dan sumber belajar yang relevan. Terkait dengan sumber belajar, buku
tulis merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswa MI.
Menurut Suwardi (2017: 215) buku tulis memiliki pengaruh terhadap
proses dan hasil belajar, terutama bagi siswa sekolah dasar.
6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran.
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2011:
136).
d. Kompetensi Sosial
Guru dalam menjalani kehidupannya seringkali menjadi tokoh,
panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang
memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak
terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang
terjadi dan berlangsung di masyarakat. Maka guru harus memiliki
kompetensi sebagai berikut:
20
a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat
b. Mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik
c. Mampu mendorong dan menunjang kreativitas masyarakat
d. Menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik
Dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat,
guru sebagaimana diungkapkan bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”.
Maksudnya yaitu pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya
untuk dilaksanakan dan pola hidupnya dapat ditiru atau diteladani.
Maka guru harus memperhatikan lisan dengan berkomunikasi dan
menyampaikan pesan-pesan yang baik dan memperhatikan pola
hidupnya karena sebagai panutan orang lain, sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S an-Nahl ayat 125:
ادُْع ِإَلى َسِبيِل رَبَِّك بِاْلِحْكَمِة َواْلَمْوِعَظِة اْلَحَسَنِة َوَجاِدْلُهْم بِالَِّتي ِهَي َأْحَسُن ِإنَّ
بِاْلُمْهَتِدينَ رَبََّك ُهَو َأْعَلُم ِبَمْن َضلَّ َعْن َسِبيِلِه َوُهَو َأْعَلمُ
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlahlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S an-Nahl ayat 125, Al Qur’an Terjemahan, 2007: 281)
21
Ayat diatas mengarahkan manusia agar dapat memberikan pesan-
pesan dan pengajaran yang baik kepada orang lain. Sebagai seorang
pendidik, guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan baik kepada
peserta didik, dan mampu berkomunikasi dengan baik sebagai contoh
teladan bagi peserta didik maupun masyarakat di sekitarnya.
2. Pengertian Pendekatan Saintifik
Scientific berasal dari bahasa inggris yang berarti ilmiah, yaitu
bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan atau berdasarkan ilmu
pengetahuan. Sedangkan approach yang berarti pendekatan adalah
konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
pemikiran tentang sesuatu. Dengan demikian, maka pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran yang dimaksud adalah
bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori ilmiah.
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan
karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah merupakan
bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam
kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berfikir tingkat siswa.
22
b. Tercipta kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
c. Diperoleh hasil belajar yang tinggi.
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran membentuk student self concept.
c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
komunikasi.
e. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang
dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Hosnan, 2014: 37).
3. Landasan Pendekatan Saintifik
a. Landasan Yuridis Formal Pendekatan Scientific
Pelaksanaan pendekatan scientific dilandasi oleh beberapa pasal
dalam undang-undang dan juga peraturan pemerintah. Menurut Tatik
Pudjiani (2014:11-12) melandasi dilaksanakannya pendekatan scientific
meliputi:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
23
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pasal 40 ayat 2:
“Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya”.
2) Peraturan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Pasal 19 ayat 1:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis Peserta Didik”.
Berdasarkan beberapa peraturan pendidikan di atas dapat kita
pahami bahwa peraturan dan perundangan pendidikan mengarahkan
proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
24
scientific. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan secara
interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan menginspirasi
peserta didik.
b. Landasan Psikologis Pendekatan Scientific
Landasan psikologis pendekatan saintifik merupakan hubungan
penggunaan pendekatan saintifik menurut kajian psikologis belajar.
Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pendekatan scientific
dapat dinyatakan bahwa pendekatan scientific ini dilandasi oleh teori
belajar konstruktivisme.
4. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
(Gambar 2.1 pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh)
Sumber: Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu. Halaman 210.
Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
25
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggali dan menerapkan materi ajar agar
peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggali dan
menerapkan materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’.
Ranah pengetahuan menggali dan menerapkan materi ajar agar peserta
didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Majid, 2011: 211).
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat
mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran:
26
a. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (maningful learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja
kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan
tenaga yang relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Allah SWT menciptakan manusia sejak dari rahim ibunya tidak
mengetahui apapun, kemudian Ia anugerahi manusia dengan berbagai
fasilitas dan perangkat untuk hidup sehingga manusia mampu
mengarungi dunia ini dengan baik dan sukses, sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S an-Nahl ayat 78:
ْمَع َواألْبَصاَر َواللَُّه َأْخَرَجُكْم ِمْن بُطُوِن أُمََّهاِتُكْم ال تَ ْعَلُموَن َشْيًئا َوَجَعَل َلُكُم السَّ
َواألْفِئَدَة َلَعلَُّكْم َتْشُكُرونَ
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,
27
penglihatan dan hat nuranii, agar kamu bersyukur. (Q.S an-Nahl
ayat 78, Al Qur’an Terjemahan, 2007: 275)
Ayat diatas mengarahkan umat manusia agar membiasakan diri
untuk mengamati, karena salah satu fitrah yang ia bawa sejak lahir
adalah cenderung menggunakan mata terlebih dahulu baru hati
(qalbu). Dengan metode mengamati, peserta didik menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan,
melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Guru harus mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Dan ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu
pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
Fungsi bertanya dalam pembelajaran adalah sebagi berikut:
28
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberikan dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan peserta didik berfikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespons persoalan yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta
didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru
29
harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Berdasarkan modul diklat 2013,
bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini (Hosnan, 2014:
53).
Tabel 2.1 Bobot Pertanyaan
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif
tingkat lebih
rendah
Pengetahuan
(knowledge)
Apa ...
Siapa ...
Kapan ...
Di mana ...
Sebutkan ...
Jodohkan/pasangkan ...
Persamaan kata ...
Golongkan ...
Berilah nama ...
Dan lain-lain ...
Pemahaman
(comprehension)
Terangkanlah ...
Bedakanlah ...
Terjemahkanlah ...
Simpulkanlah ...
Bandingkan ...
Ubahlah ...
Berikanlah interpretasi ...
Penerapan
(application)
Gunakanlah ...
Tunjukanlah ...
Buatlah ...
Demonstrasikanlah ...
Carilah hubungan ...
Tulislah contoh ...
Siapkanlah ...
Klasifikasikanlah ...
Kognitif yang
lebih tinggi
Analisis Analisislah ...
Kemukakan bukti-bukti ...
Mengapa ...
Identifikasi ...
Tunjukanlah sebabnya ...
30
Berilah alasan-alasan ...
Sintesis Ramalkanlah ...
Bentuk ...
Buatlah/ ciptakanlah ...
Susunlah ...
Rancanglah ...
Tulislah ...
Bagaimana memecahkan ...
Apa yang terjadi seandainya ...
Bagaimana kita dapat memperbaiki
...
Kembangkan ...
Evaluasi Berikanlah pendapat anda ...
Alternaltif mana yang lebih baik ...
Setujukan anda ...
Kritiklah ...
Berilah alasan ...
Nilailah ...
Bandingkan ...
Bedakanlah ...
(Tabel 2.1 pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh)
Sumber: Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu. Halaman 210.
c. Mencoba/ Mengeksplorasi
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta
didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
31
untuk ini adalah: menentukan tema/topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan
alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, memepelajari
dasar teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya,
melakukan dan mengamati percobaan, mencatat fenomena yang
terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, menarik kesimpulan atas
hasil percobaan, dan membuat laporan dan mengomunikasikan hasil
percobaan (Majid, 2014: 231).
d. Menalar/ Mengasosiasi
Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan
situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta yang empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Istilah menalar di sini sepadan dengan associating; bukan
merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna
menalar atau penalaran. Oleh karena itu, istilah aktivitas menalar
dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan saintifik banyak merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
32
Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman
tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif
psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual
atau mental sebagai hasil dari kesamaan anatara pikiran atau
kedekatan dalam ruang dan waktu (Majid. 2014: 224).
e. Mengomunikasikan
Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang
telah dipelajari bersama. Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan
dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara
bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu dari hasil
kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengomunikasikan
ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan
mengetahui secara benar apakah yang telah dikerjakan sudah benar
atau ada yang harus diperbaiki.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut. Kompetensi yang diharapkan dalam
33
kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik
dan benar.
Dalam kegiatan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan
sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian
ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya
dirinya dapat lebih terasah. Peserta didik yang lainnya dapat
memberikan tanggapan mengenai apa yang telah dipresentasikan.
Dengan menggunakan pendekatan saintifik, pada lima langkah
pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan beberapa aktifitas
pembelajaran siswa seperti dalam bagan dibawah ini:
Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik
KEGIATAN AKTIVITAS BELAJAR
Mengamati
(Observing)
Melihat, mengamati, membaca, mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat)
Menanya
(Questioning) Mengajukan pertanyaan dari yang faktual
sampai ke yang bersifat hipotesis
Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)
Pengumpulan data
(exploring) Menentukan data yang diperlukan dari
pertanyaan yang diajukan
Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen)
Mengasosiasi (Associating)
Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan
data/kategori
Menyimpulkan dari hasil analisis data
Mengomunikasikan
(Communicating) Menyampaikan hasil konseptualisasi
Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya
34
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan kearah
yang lebih baik. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas,
yaitu aktivitas belaajar dan mengajar. Aktivitas mengajar menyangkut
peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan
komunikasi harmonis antara mengajar dengan belajar (Ngalimun,
2013:14). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna serta
memberikan keuntungan bagi siswa. Menurut Hosnan (2014: 366)
sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student centered)
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, dengan melalui suatu
pendekatan khusus yang lebih menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik bisa memberikan pengalaman langsung
dengan menghadapkan siswa pada sesuatu yang nyata (konkret)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
35
c. Pemisahan mata pelajaran
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan pembelajaran tidak begitu
jelas karena fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa
sesuai dengan kurikulum.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
2. Kelebihan Pembelajaran Tematik
Menurut Hosnan (2014:365), kelebihan pembelajaran tematik adalah
sebagai berikut:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
36
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa.
d. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
37
BAB III
C. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
jenis deskriptif. Pendekatan ini merupakan pendekatan suatu proses
pengumpulan data secara sistematis dan intensif untuk memperoleh
pengetahuan tentang pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun
pelajaran 2017/2018.
Seperti dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, Lexy J.
Moleong (2009:6) menjelaskan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 22) dalam bukunya yang
berjudul Memahami Penelitian Kualitatif dijelaskan:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari
inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari
prosedur penghitungan secara statistik.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan peneliti
dalam penelitian untuk memperoleh data yang telah diinginkan. Penelitian
38
dilakukan di Salatiga Jawa Tengah, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Salatiga yang berlokasi di Dusun Gamol RT 04/ RW 06,
Kelurahan Kecandran, Kota Salatiga. Adapun peneliti memilih penelitian
di MIN Salatiga karena di MIN Salatiga sudah menggunakan Kurikulum
2013 dengan menerapkan pendekatan saintifik, dan MIN Salatiga
merupakan satu-satunya MIN di Kota Salatiga sekaligus menjadi salah
satu MI terbaik di Kota Salatiga.
C. Sumber Data
Berkaitan dengan penelitian ini yang akan dijadikan sumber data yaitu:
a. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau suatu daerah/
wilayah yang akan diteliti. Adapun yang akan dijadikan populasi
dalam penelitian ini, penulis tidak mungkin meneliti keseluruhan dari
populasi. Agar penelitian sesuai dengan keinginan, maka penulis perlu
menarik sampel. Penarikan sampel bertujuan untuk memperkecil
obyek yang diteliti, sehingga peneliti dapat dengan mudah
mengorganisirnya, agar memperoleh hasil yang lebih obyektif. Namun,
dalam pengambilan sampel ini harus dapat mewakili dari populasi
yang ada, yakni dapat dipandang-representatif terhadap populasi
tersebut.
b. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti.
Penelitian ini adalah penelitian Sampling (Sampling Research).
Artinya dalam penelitian ini tidak meneliti semua populasi yang ada,
39
tetapi hanya meneliti sekelompok kecil sebagian kecil dari populasi.
Adapun teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan Purposive
Sample yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan
didasarkan atas seterata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu. Maka sampel dari penelitian ini adalah kelas
III-B. Alasan peneliti mengambil kelas III-B, karena guru tematik di
kelas III-B sudah mengikuti program pelatihan dalam menerapkan
pendekatan saintifik.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data-data dari dua sumber,
yaitu:
1) Data Primer
Merupakan sumber asli yang dapat memberikan data secara
langsung dari tangan pertama, baik berbentuk dokumen maupun
sebagai peninggalan lain. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data
secara langsung, mengamati dan mencatat kejadian/peristiwa melalui
observasi (pengamatan), interview (wawancara), serta dokumentasi.
Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
meliputi:
a. Sumber data utama, yaitu: sumber data yang di peroleh peneliti
melalui observasi dan wawancara. Yang mana pencatatan sumber
data tersebut merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar dan bertanya.
b. Adapun sumber data yang diperoleh dari wawancara meliputi:
40
1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga.
2. Guru tematik kelas III-B.
3. Siswa-siswi kelas III-B.
c. Adapun sumber data yang diperoleh dari observasi meliputi:
1. Lokasi penelitian yakni MIN Salatiga.
2. Pelaksanaan dari pendekatan saintifik pada pembelajaran
tematik kelas III-B.
3. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan
pendekatan saintifik pada kelas III-B.
2) Data Sekunder
Sebagai hasil pengguanaan sumber-sumber lain, tidak langsung
merupakan dokumen historis yang murni, ditinjau dari kebutuhan
penyelidikan. Peneliti memperoleh data dari data-data yang telah ada
dan mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti lebih
lanjut, melalui literature atau bibliografi. Adapun sumber data ini
diperoleh dokumentasi dan beberapa arsip di MIN Kota Salatiga.
a. Deskripsi Lokasi MIN Kota Salatiga.
b. Visi dan Misi MIN Kota Salatiga.
c. Struktur Organisasi MIN Salatiga.
d. Guru dan Karyawan di MIN Kota Salatiga.
e. Siswa di MIN Kota Salatiga.
f. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
41
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun
data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literatur peneliti
menelaah buku-buku, karya tulis, karya ilmiah maupun dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian yang selanjutnya
dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktik penelitian lapangan.
Adapun untuk data empiris, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Metode Pengamatan
Pengamatan yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln sebagaimana
dikutip Moelong (2009:125-126) merupakan teknik mengamati yang
memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya. Data yang dihimpun dengan teknik ini adalah
proses pelaksanaan pendekatan saintifik pada siswa kelas III-B MIN
Salatiga.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009: 135). Data
yang dihimpun dengan teknik ini ialah segala sesuatu yang berkaitan
42
dengan data-data atau informasi mengenai pelaksanaan penerapan
pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik kelas III-B yang
bersumber baik dari Kepala Madrasah, guru kelas III-B maupun
siswa-siswi kelas III-B MIN Salatiga.
c. Metode dokumentasi
Dalam penelitian ini, foto dapat digunakan untuk menggambarkan
bagaimana pelaksanaan pembelajaran saintifik di kelas III-B serta
gambaran-gambaran lain yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian
ini.
E. Analisis Data
Analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen
(1985) sebagaimana dikutip Moleong (2009: 192) upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam hal ini, peneliti akan secara langsung di lapangan dan
mengalami situasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,
berkaitan dengan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Tematik Kelas III-B di MIN Kota Salatiga. Disamping itu, juga dilakukan
beberapa kali dalam pengumpulan data, dimana semua data yang telah
diperoleh di lapangan dibaca, dipahami, kemudian dianalisis lebih lanjut
43
secara intensif. Maka, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif
ini, baik dengan informasi maupun analisis tanpa perlu merumuskan
hipotesis.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian, diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan
data yang didasarkan atas ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Sedangkan
untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini bertujuan agar membatasi
gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan
pada peneliti dan mengoperasikan pengaruh dari kejadian-kejadian
yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Dalam hal ini, yang berkaitan
dengan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data yaitu membandingkan dan mengecek
44
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berada dalam penelitian, berkaitan dengan
Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
G. Tahap-tahap Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, antara lain:
a. Tahap Persiapan
Peneliti menentukan obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa
siswa kelas III-B di MIN Kota Salatiga telah melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, sehingga
memudahkan peneliti untuk melanjutkan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan inti dari suatu penelitian karena peneliti
mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini peneliti
melakukan observasi langsung mengenai pelaksanaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/ 2018.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah
penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis
dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan
45
penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah
yang berlaku di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. PAPARAN DATA
1. Gambaran Umum MIN Salatiga
a. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga
Alamat Sekolah : Dusun Gamol RT 04/06 Desa Kecandran
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
NSM : 111133730001
NPSN : 60713834
Kode Pos : 50723
Tahun didirikan : 1997
Waktu Beroperasi : 17 / 04 / 1997
Status Tanah : Milik Yayasan
Surat Kepemilikan Tanah: Sertifikat Akte
Status Banguanan : Milik Negara
Luas Bangunan : 504 M2
46
b. Data Ruang
1) Ruang Kepala Madrasah : 1 ruang
2) Ruang Guru : 1 ruang
3) Ruang Perpustakaan : 1 ruang
4) Ruang Tata Usaha : 1 ruang
5) Ruang kelas : 13 ruang
6) Toilet Siswa : 3 ruang
7) Toilet Guru : 1 ruang
8) Gudang : 1 ruang
9) Ruang UKS : 1 ruang
10) Mushola : 1 ruang
11) Koperasi : 1 ruang
c. Keadaan Lingkungan Sekolah
1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah :
a) Sebelah selatan : Rumah Warga
b) Sebelah barat : Rumah Warga
c) Sebelah timur : Rumah Warga dan Kebun Salak
d) Sebelah utara : Rumah Warga
2) Visi, Misi dan Tujuan Sekolah/Madrasah serta warga sekolah
a) Visi Madrasah
“Unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia”
b) Misi Madrasah
47
a) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
b) Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK)
c) Meningkatkan kegiatan pengembanan diri dan
ekstrakuriler
d) Membiasakan nilai-nilai keagamaan
e) Meningkatkan potensi peserta didik
f) Membiasakan budaya tertib dan disiplin
g) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
c) Tujuan Madrasah
a) Terwujud peserta didik yang berprestasi dalam bidang
akademik dan non akademik
b) Terwujud dalam nilai ujian madrasah rata-rata 6,5
c) Terwujud peserta didik dalam penguasaan dasar-dasar
komputer
d) Terbentuknya pribadi peserta didik yang islami
e) Terwujudnya eksistensi madrasah yang kompetitif
f) Terwujudnya transparasi manajemen madrasah yang
akuntabel
d) Warga Sekolah
a) Data Guru dan Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Salatiga
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga
48
No. Nama Guru Jabatan
1. Samhudi, S.Pd Kepala Madrasah
2. Ruchani, M.Pd.I Kurikulum dan Guru
Kelas V B
3. Mustafifah, S.Pd.I Guru Kelas I A
4. Zuhrotun, S.Pd.I Guru Kelas I B
5. Dra. Mukhasanah Guru Kelas IC
6. Abdul Rohim, S.Pd.I Guru Kelas II A
7. Tri Pujiastiti, S.Ag., M.Pd. Guru Kelas II B
8. Rozikin, S.Ag Guru Kelas II C
9. Taat Santoso, S.Pd Guru Kelas III A dan
Bendahara
10. Aminudin Latif, S.Pd.I Guru Kelas III B
11. Khoiron, S.Ag Guru Kelas IV A
12. Nur Zainudin, S.Pd.I Guru Kelas IV B dan
Badan Kesiswaan
13. Nur Hidayah, S.Pd.I Guru Kelas V A
14. Mahsun Azmi, S.Ag Guru Kelas VI B
15. Humaidi, S.Pd.I Guru PAI
16. Ahmad Tamizin, S.Pd.I Guru PAI
17. Wawan Qodratullah Tata Usaha dan
Pustakawan
18. Abdul Manaf, S.Pd Guru Olahraga,
Bendahara dan Petugas
UKS
19. Supri Pembantu Umum
20. Ponimin Pembantu Umum
(Sumber: data profil dan pendidik MIN Salatiga tahun 2018)
b) Data siswa tahun ajaran 2017/ 2018
Tabel 4.2 Jumlah Siswa MIN Salatiga
Kelas Jumlah Siswa (putra-putri)
I-A 23 Siswa
I-B 22 Siswa
I-C 22 Siswa
II-A 22 Siswa
II-B 21 Siswa
II-C 21 Siswa
III-A 29 Siswa
III-B 28 Siswa
49
IV-A 30 Siswa
IV-B 31 Siswa
V-A 27 Siswa
V-B 27 Siswa
VI 27 Siswa
Jumlah 330 Siswa
(Sumber: data siswa MIN Salatiga tahun 2018)
2. Data Hasil Penelitian
Berdasarkan observasi, wawancara, dan data-data primer maupun
sekunder yang telah peneliti paparkan, peneliti akan membahas beberapa
hal yang mengacu dan menjawab rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik kelas
III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun pelajaran
2017/2018, sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik
kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/2018
MIN Salatiga merupakan satu-satunya MIN di Kota Salatiga
sekaligus menjadi salah satu MI unggulan di Kota Salatiga yang telah
menerapkan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran.
Sebagaimana di jelaskan oleh Bapak Samhudi, S.Pd., selaku Kepala
MIN Salatiga:
“Semua guru dituntut untuk menguasai dan mampu menerapkan
pendekatan yang identik dengan pembelajaran dalam Kurikulum 2013
yaitu pendekatan saintifik. Menurut saya, pendekatan saintifik ini
pendekatan yang sangat bagus apabila berhasil diterapkan dalam
pembelajaran. Disini saya lihat, guru-guru MIN Salatiga memiliki
kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan pembelajaran
melalui pendekatan saintifik yang didukung oleh sarana
50
prasarana.”(Wawancara tanggal 19 Maret 2018 pukul 08.40 di Ruang
TU)
Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis dapatkan
pada kegiatan inti pembelajaran, kaitannya dengan penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 adalah
sebagai berikut:
a. Mengamati
Kegiatan pertama pada pendekatan saintifik adalah
mengamati/ observing. Metode observasi merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang menggunakan media asli dalam rangka
membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses
belajar. Hasil pengamatan pertama dan kedua pada pembelajaran
tematik di kelas III-B, kegiatan mengamati yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Mengamati gambar kebun binatang
Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar kebun
binatang untuk mengetahui bermacam-macam hewan, ciri-
cirinya dan bagaimana cara merawat hewan dengan benar. Agar
peserta didik mampu mengamati objek gambar dengan teliti,
guru membimbing peserta didik dengan menjelaskan apa saja
yang ada pada gambar.
2) Mengamati kalender
51
Guru berkeliling kelas menggunakan kalender agar peserta didik
yang berada di belakang mudah dalam mengamati jumlah bulan
dalam satu tahun, jumlah hari dalam satu bulan dan jumlah hari
dalam satu minggu
3) Mengamati jam dinding
Guru membimbing peserta didik mengamati jam dinding yang
ada di kelas untuk menghitung jumlah jam dalam satu hari dan
jumlah menit dalam satu jam. Peserta didik menghitung dengan
bimbingan guru dan menyebutkan waktu mereka bangun tidur
kemudian berangkat sekolah.
4) Menyimak
Peserta didik menyimak dengan cara memerhatikan guru
bercerita di depan kelas dalam menjelaskan materi tentang
perkalian yang berkaitan dengan cara menghitung waktu.
b. Menanya
Kegiatan kedua pada pendekatan saintifik adalah menanya.
Guru kelas III-B selalu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Aminuddin Latif, S.Pd.I.,
selaku guru tematik kelas III-B:
“kelas III-B ini adalah kelas yang super, karena anak-anaknya
sangat hiperaktif. Mereka sangat banyak ngomong dan tapi kalau
disuruh bertanya materi mereka malah diam.” (Wawancara hari
senin tanggal 19 Maret 2018 pukul 11.00 di Ruang Guru)
52
Berdasarkan pengamatan peneliti yang pertama, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahaminya. Guru meminta peserta didik untuk
mengangkat tangannya apabila hendak menanyakan suatu hal, dan
pada pengamatan pertama peneliti, peserta didik tidak ada yang
menanyakan materi pelajaran yang telah disampaikan guru. Pada
penelitian ke dua, guru memberikan perintah kepada peserta didik
untuk saling bertanya kepada teman sebangkunya mengenai hal-hal
yang dilakukan tadi pagi dengan guru memberi contoh bertanya:
“kamu bangun jam berapa hari ini?”, “apakah tadi pagi sudah
sarapan?”, “bekal apa yang kamu bawa hari ini?”. Peserta didik
saling bertanya jawab dengan teman sebangkunya dan ada pula
yang menceritakan kepada temannya kalau bangun kesiangan.
Kemudian setelah guru menjelaskan materi tentang menghitung
waktu, guru memberikan latihan soal dan peserta didik bertanya
cara mengerjakannya.
c. Mencoba
Kegiatan selanjutnya dalam penerapan pendekatan saintifik
adalah mencoba. Sesuai pengamatan pertama dan kedua, kegiatan
mencoba dilakukan sebagai berikut:
1) Mengerjakan latihan soal
Peserta didik diminta oleh guru untuk mengerjakan soal di
buku pelajarana dengan memberikan tanda centang pada
53
gambar yang menunjukkan kegiatan merawat hewan atau
memberikan tanda silang pada gambar yang tidak merupakan
kegiatan merawat hewan
2) Menghitung waktu
Peserta didik dengan bimbingan guru, berlatih menghitung jam
dalam satu hari, menghitung hari dalam satu minggu,
menghitung hari dalam satu bulan, dan menghitung hari dalam
satu tahun sesuai soal pada buku teks pelajaran.
d. Menalar
Kegiatan selanjutnya dalam pendekatan saintifik yaitu
menalar. Hasil pengamatan pertama, guru meminta peserta didik
dalam mengedepankan penalarannya dengan cara peserta didik
diminta menjelaskan hal-hal apa saja yang terjadi apabila hewan
tidak dirawat dengan baik. Pada pengamatan ke dua, peserta didik
mengedepankan penalarannya dengan cara menghitung selisih jam,
dan hari.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan terakhir dalam pendekatan saintifik adalah
mengomunikasikan. Sesuai dengan pengamatan peneliti, kegiatan
mengomunikasikan dengan cara:
1) Menyampaikan secara lisan
Pada pengamatan pertama, guru menunjuk beberapa peserta
didik yang gaduh untuk maju ke depan kelas guna
54
menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam merawat
hewan serta menyebutkan akibat yang ti