108
i PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: IMROATUL QHIKMAH NIM 115-14-039 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4519/1/skripsi.pdf · Ibu peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan sekaligus pembimbing yang dengan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK

    DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B

    DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    IMROATUL QHIKMAH

    NIM 115-14-039

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

    PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK

    DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III-B

    DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Oleh:

    IMROATUL QHIKMAH

    NIM 115-14-039

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • iv

  • v

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : IMROATUL QHIKMAH

    NIM : 115-14-039

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

    etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-respository

    IAIN Salatiga.

  • vii

    MOTTO

    اْسَتِعيُنوا بِالصَّْبِر َوالصَّالِة ِإنَّ اللََّه َمَع الصَّاِبرِينَ ....

    .... mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)

    salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

    (QS. Al Baqarah ayat 153)

    ....َواْقِصْد ِفي َمْشِيَك َواْغُضْض ِمْن َصْوِتكَ Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu ....

    (QS. Al Luqman ayat 19)

    اْرِجِعي ِإَلى رَبِِّك رَاِضَيًة َمْرِضيَّةً Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.

    (QS. Al Fajr ayat 28)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Tiada kata yang paling indah kecuali rasa syukur kepada sang pemilik Ar-

    rahman dan Ar-Rahiim yang telah mencurahkan kasih sayang-Nya sehingga

    skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini saya

    persembahkan untuk beliau-beliau yang telah membantu saya selama belajar

    sampai perguruan tinggi. Khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

    Ayahanda tersayang dan Ibunda tercinta, yang telah mendidik dengan

    kasih sayang yang tak terhingga, yang selalu memberikan dukungan moril, materil

    dan juga spiritual mulai saya berada dalam kandungan hingga detik ini saya dapat

    menyelesaikan skripsi.

    Sekolah dan guru-guru MIN Salatiga yang senantiasa membantu penulis

    dalam penelitian Skripsi ini.

    Untuk para DOSEN-DOSEN IAIN SALATIGA khususnya dosen Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah membekali ilmu dunia akhirat.

    Ibu peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan sekaligus pembimbing yang

    dengan ketulusannya telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

    Sahabat/sahabatiku seperjuangan angkatan 2014 khususnya Retno Sri

    Rahayu yang selalu memberikan semangat, nasehat dan menemani dalam suka

    maupun duka.

    Teman-teman seperjuangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    khususnya jurusan PGMI Konsentrasi Bahasa yang telah banyak memberikan

    motivasi dan inspirasi.

  • ix

    Bagi Seluruh Pencari Ilmu dan Pecinta Ilmu, yang tak pernah lelah belajar

    dan mengkaji. Semoga kita termasuk orang-orang yang BEJO dan semoga Allah

    SWT mengangkat derajat kita dengan ilmu yang kita miliki. Aamiin....

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur Alhamdulillahi robbil alamin, penulis panjatkan kepada Allah

    SWT, pencipta segala apa yang ada di langit dan bumi. Atas segala rahmat, taufiq

    dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

    “Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Kelas III-B di

    Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

    Teriring shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

    Agung Muhammad Saw yang telah mereformasi umat manusia dari zaman

    kegelapan menuju zaman yang penuh cahaya, yakni ad-diinul Islam.

    Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

    pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh

    karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

    1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Ag.

    2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga sekaligus

    pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya membimbing dan

    mengarahkan dengan tulus sehingga skripsi ini terselesaikan.

    4. Ibu Dra. Hj. Nur Hasanah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan.

    6. Seluruh karyawan dan segenap civitas akademika IAIN Salatiga sehingga

    penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

  • xi

    7. Ayah, Ibu, keluarga, sahabat, teman dan seluruh pihak yang memberikan

    dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

    Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan balasan kepada

    segenap pihak yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

    konstruktif dari para pembaca yang budiman.

    Akhirul kalam, penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam

    penulisan skripsi ini masih terdapat salah baik dari segi penulisan, susunan

    bahasa, dan istilah yang penulis gunakan baik sengaja maupun tidak disengaja.

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan keilmuan dalam

    pendidikan. Terimakasih atas segala perhatiannya, Jazakumullah khoiron

    katsiron.

    Salatiga, 22 Maret 2018

    Penulis

    Imroatul Qhikmah

    NIM. 115-14-039

  • xii

    ABSTRAK

    Qhikmah, Imroatul. 2018. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Dalam

    Pembelajaran Tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota

    Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.

    Kata Kunci: Penerapan, Pendekatan Saintifik, Pembelajaran Tematik.

    Harapan yang diterapkan pada pendidikan saat ini adalah peserta didik

    lebih dapat mandiri dalam menggali ilmu dan informasi selama proses

    pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam proses

    pembelajaran. Orientasi pada keterampilan proses, pendekatan saintifik

    merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Kurikulum 2013. Penelitian

    ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kemampuan guru menerapkan

    pendekatan saintifik.

    Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)

    bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas

    III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga?; dan (2) apa kendala-kendala yang

    dihadapi guru dalam pelaksanaan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik

    kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan

    tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

    penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan ialah

    pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa pendekatan saintifik telah

    diterapkan selama 1 tahun pada semua kelas. Di MIN Salatiga, guru telah

    mengikuti pelatihan dalam pelaksanaan pendekatan saintifik dan menggunakan

    metode yang bervariasi dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang meliputi:

    mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Adapun

    kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan saintifik berasal

    dari guru yang kurang profesional, guru kurang mampu memanfaatkan TIK, serta

    keanekaragaman karakter peserta didik.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i

    LEMBAR BERLOGO..........................................................................................ii

    HALAMAN JUDUL............................................................................................iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................iv

    HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................v

    DEKLARASI DAN PERNYATAAN DIPUBLIKASIKAN..............................vi

    MOTTO.................................................................................................................vii

    PERSEMBAHAN................................................................................................viii

    KATA PENGANTAR............................................................................................x

    ABSTRAK.............................................................................................................xii

    DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR DAN TABEL.....................................................................xvi

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

    B. Fokus Penelitian....................................................................................8

    C. Tujuan Penelitian...................................................................................8

    D. Kegunaan Penelitian..............................................................................9

    E. Definisi Operasional..............................................................................9

    F. Kajian Peneliti Terdahulu....................................................................11

    G. Sistematika Penulisan...........................................................................12

  • xiv

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik

    1. Standar Kompetensi Guru.............................................................14

    2. Pengertian Pendekatan Saintifik....................................................21

    3. Landasan Pendekatan Saintifik.....................................................22

    4. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik....24

    B. Pembelajaran Tematik

    1. Pengertian Pembelajaran Tematik.................................................34

    2. Kelebihan Pembelajaran Tematik..................................................35

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.........................................................37

    B. Lokasi Penelitian.................................................................................37

    C. Sumber Data........................................................................................38

    D. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................41

    E. Analisis Data.......................................................................................42

    F. Pengecekan Keabsahan Data..............................................................43

    G. Tahap-tahap Penelitian........................................................................44

    BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    A. PAPARAN DATA.............................................................................45

    1. Gambaran Umum MIN Salatiga.................................................45

    2. Data Hasil Penelitian...................................................................49

    B. ANALISIS.........................................................................................57

  • xv

    1. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik...............................................57

    2. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Pendekatan Saintifik.......60

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan.......................................................................................63

    B. Saran.................................................................................................65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

    Gambar 2.1 Pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh................................24

    Tabel 2.1 Bobot Pertanyaan...................................................................................29

    Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik........................................33

    Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga...................................................47

    Tabel 4.2 Jumlah siswa MIN Salatiga...................................................................47

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Contoh RPP Pelaksanaan Pendekatan Saintifik di Kelas III-B

    Lampiran 2 : Dokumentasi

    Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

    Lampiran 4 : Catatan Penelitian Lapangan

    Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 6 : Daftar Nilai SKK

    Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 8 : Biodata Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Pendidikan memiliki pengertian sebagai usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

    Negara (Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003).

    Pendidikan harus berlangsung dalam suasana kekeluargaan dengan

    pendidik sebagai orang tua dan peserta didik (murid) sebagai anak.

    Pendidikan dilakukan dengan hati lewat ungkapan rasa kasih sayang (love),

    keikhlasan (sincerely), kejujuran (honesty), keagamaan (spiritual), dan

    suasana kekeluargaan (family atmosphere). Guru tidak dibatasi waktu dan

    tempat dalam mendidik siswa, sebagaimana orang tua mendidik anaknya.

    Guru harus ikhlas dalam memberikan bimbingan kepada para siswanya

    sepanjang waktu. Demikian pula tempat pendidikannya tidak terbatas hanya

    di dalam ruang kelas saja, dimanapun seorang guru berada, dia harus sanggup

    memainkan perannya sebagai seorang pendidik yang sejati (Maksum, 2014:

    50).

    Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

    serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas hubungan timbal balik

  • 2

    yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,

    dimana dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru. diantara

    faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran adalah

    faktor kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan

    adanya interaksi antara guru dengan siswa. Faktor tersebut harus dimiliki

    guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran (Wijaya, 1991:8).

    Dalam proses pembelajaran, guru harus mempunyai sebuah pedoman

    yakni kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dan dasar untuk melakukan

    proses pembelajaran. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas

    pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum

    sebagai ‘instrumental input’ untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu

    pengembangan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa.

    Kurikulum sebagai alat harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi

    manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan

    nasional yang tercermin dalam sistem pendidikan nasional. Beberapa ahli

    mengatakan bahwa betapapun bagusnya kurikulum (official), tetapi hasilnya

    sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan juga peserta didik

    dalam kelas. (Syarifuddin, 2002 : 68)

    Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sitem pendidikan

    secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan

    utama. Dalam pandangan Rusman (2011: 58), guru merupakan penentu yang

  • 3

    sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang

    peranan dalam proses pembelajaran di mana proses pembelajaran merupakan

    inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru dalam

    pembelajaran sangat penting, agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

    Guru bertugas merencanakan pembelajaran yang sebaik-baiknya, dalam

    pendekatan saintifik pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga guru harus

    membuat proses pembelajaran mudah dan menyenangkan agar siswa tidak

    tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap pembelajaran.

    Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang

    pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari

    kurikulum sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu,

    pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 untuk diterapkan pada sekolah

    atau madrasah. Penerapan kurikulum itu tentu dilakukan secara bertahap. Ada

    banyak komponen yang melekat pada Kurikulum 2013 yang paling menonjol

    adalah pendekatan dan strategi pembelajarannya. Hal ini perlu ada perubahan

    mindset dari metodologi pembelajaran pola lama menuju metodologi

    pembelajaran pola baru sesuai dengan yang diterapkan pada kurikulum 2013.

    Tidak semua guru bisa menerima pergantian kurikulum ini, namun guru yang

    baik adalah guru yang mau menerima perubahan, melakukan perubahan, dan

    perkembangan dalam dunia pendidikan.

    Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan

    keseimbangan antara kompetensi sikap/ attitude, keterampilan/ skill dan

    pengetahuan/ knowledge (Majid, 2014 : 28). Kualitas lain yang harus

  • 4

    dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses

    pembelajaran, antara lain: kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas,

    kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna

    membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

    Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik

    (Scientific Approach), yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih

    mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,

    mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

    Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 sudah nampak pada arah

    perbaikan. Pada kurikulum ini, siswa bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi

    subjek pembelajaran dengan ikut mengembangkan tema yang ada dengan

    berkolaborasi dan bekerjasama di antara peserta didik. Siswa dituntut untuk

    aktif dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri

    dengan harapan dapat memiliki sikap dan keterampilan. Pendekatan saintifik

    (Scientific Approach) dalam pembelajaran merupakan ciri khas dan menjadi

    kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Dalam Permendikbud

    No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

    telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu

    dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Kemendikbud (2013: 3)

    memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah dalam

    pembelajaran di dalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya,

    mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-

    komponen tersebut semestinya dapat dimunculkan dalam setiap praktik

  • 5

    pembelajaran, tetapi bukanlah siklus pembelajaran sehingga siswa dapat

    berperan aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran.

    Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

    saintifik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

    didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

    ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

    bergantung pada informasi searah dari guru (Majid, 2014: 193).

    Berdasarkan wawancara pada saat pra survey kepada Kepala Madrasah

    Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga di Ruang TU tanggal 29 Nopember 2017

    diperoleh data bahwasanya di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Salatiga sudah

    menerapkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik pada kelas I

    sampai kelas VI. Di MIN Salatiga tersebut terdapat 17 orang guru yang secara

    keseluruhannya sudah Sarjana dan sebagian besar telah mengikuti pelatihan

    dalam melakukan pendekatan saintifik. Menurut Ibu Patmi, S.Pd selaku

    mantan kepala MIN Salatiga yang kini menjadi guru kelas di MIN Salatiga

    tersebut, beliau menuturkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan

    pendekatan saintifik di MIN Salatiga sudah lumayan dengan mengikuti

    pelatihan dan diadakannya evaluasi. Beliau juga mengatakan bahwa di MIN

    Salatiga sudah menerapkan Kurikulum 2013 pada seluruh kelas, jadi guru

    harus dapat melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum tersebut yang salah

    satunya adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik. Menurut beliau

    pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik sangat kompleks

    dan memudahkan bagi peserta didik dalam menerima pelajaran, meskipun

  • 6

    demikian beberapa guru masih menghadapi berbagai kendala dalam

    melakukan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Adapun

    kendalanya antara lain karena faktor usia, sarana prasarana yang terbatas, dan

    masih ada peserta didik yang kurang aktif di dalam kelas sehingga para guru

    harus terus mengembangkan kreativitas serta kemampuan menerapkan

    pendekatan saintifik. Hal ini dimaksudkan agar seluruh peserta didik lebih

    percaya diri dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Berdasarkan hasil pra survey tersebut, maka dengan diterapkannya

    kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, diharapkan dapat meningkatkan

    kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga peserta didik

    tidak ada yang tertinggal maupun pasif. Kemampuan guru berelasi dengan

    para murid, serta membentuk hubungan-hubungan positif yang dipenuhi

    kepedulian terhadap mereka, berperan signifikan dalam membudidayakan

    lingkungan belajar yang positif dan meningkatkan prestasi murid (James,

    2013: 31). Peserta didik diharapkan mempunyai kesempatan untuk berlatih

    membangun pemahaman dan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan

    melalui pengalaman langsung dengan mengamati, menanya, mencoba,

    mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta sesuai dengan langkah

    yang diterapkan dalam pendekatan saintifik. Selain itu peserta didik akan

    mampu menghargai, toleransi antar sesama peserta didik lainnya sehingga

    mempunyai sikap yang baik dan keterampilan serta bertambahnya

    pengetahuan dari berbagai pembelajaran yang dilakukan terutama pada

    pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga.

  • 7

    Melihat fenomena yang terjadi di madrasah tersebut, maka peneliti

    tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana

    kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dengan judul,:

    “Pelaksanaan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Kelas III-B

    di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 “

    B. FOKUS PENELITIAN

    Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, maka penulis

    merumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

    tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun pelajaran

    2017/1018 ?

    2. Apa kendala-kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pendekatan

    saintifik pada pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah

    Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/1018 ?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini diantara lain :

    1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam

    pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga

    tahun pelajaran 2017/1018.

  • 8

    2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

    menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik di Madrasah

    Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun pelajaran 2017/1018.

    D. KEGUNAAN PENELITIAN

    Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif

    deskriptif ini adalah sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu

    khususnya dalam bidang pendidikan dan diharapkan dapat menjadi

    wacana keilmuan khususnya pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi peneliti

    Sebagai tambahan wawasan dalam meningkatkan kemampuan

    menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.

    b. Bagi Pendidik

    Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kemampuan

    menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.

    c. Bagi Mahasiswa

    Sebagai bekal bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan

    menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.

  • 9

    E. DEFINISI OPERASIONAL

    Supaya pembahasan dalam penelitian ini tidak terjadi salah paham

    pengertian atau kurang jelasnya makna, maka perlu adanya definisi

    operasional. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran

    dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok pembahasan.

    Definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Pelaksanaan

    Pelaksanaan adalah aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk

    melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan

    dan ditetapkan. Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan

    dari sebuah rencana yang sudah disusun matang dan terperinci (Usman,

    2002: 70).

    2. Pendekatan Saintifik

    Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

    sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,

    hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

    mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

    mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

    berbagi teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

    mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”

    (Hosnan, 2014: 34).

  • 10

    Pendekatan saintifik yaitu proses pembelajaran yang menggunakan lima

    tahapan seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan

    mengkomunikasikan.

    3. Pembelajaran tematik

    Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

    lingkungan, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik (Mulyasa,

    2011: 103)

    Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

    tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

    memberikan pengalaman yang bermakna serta memberikan keuntungan

    bagi siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan

    siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh

    pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

    berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Hosnan, 2014: 364).

    F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

    Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang

    relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian

    terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Maka

    menghindari penjiplakan, beberapa skripsi yang memiliki tema mirip dengan

    tema proposal ini, antara lain :

    1. Kania Sari, Sera. 2017. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan

    Pembelajaran Tematik Menurut Kurikulum 2013 MI Kota Salatiga Tahun

  • 11

    2017. Skripsi mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian ini fokus pada

    kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut

    kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di MI Kota Salatiga dengan

    sampel yang penulis gunakan adalah guru MI Kota Salatiga yang

    berjumlah 50 guru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu

    penelitian yang dilambangkan dalam simbol-simbol matematik angka-

    angka, dengan diperoleh hasil bahwa kesiapan guru melaksanakan

    kurikulum 2013 tergolong baik.

    2. Ningrum, Tiara Nisyatul Tusdiah. 2017. Hambatan Guru pada

    Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 di MI Se-Kecamatan

    Gemuh Kabupaten Kendal. Skripsi mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian

    ini fokus pada hambatan guru pada pembelajaran tematik dalam

    kurukulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan di MI se-kecamatan Gemuh,

    dengan subyek penelitian 35 orang guru kelas I sampai dengan guru kelas

    VI dari 5 MI. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian

    Deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan; data sebelum di

    lapangan (pemberian angket, observasi lokasi, observasi jumlah

    responden), dan analisis setelah di lapangan (analisis kuantitatif dan

    penarikan kesimpulan).

    G. SISTEMATIKA PENULISAN

    Untuk mempermudah pembaca dan penulis dalam memahami penelitian

    ini perlu adanya sistematika pembahasan. Oleh karena itu, dalam penelitian

  • 12

    ini penulis mencantumkan sistematika pembahasan yang sesuai dengan

    permasalahan yang ada.

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam BAB ini akan membahas latar belakang masalah, fokus penelitian,

    tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian penelitian

    terdahulu dan sistematika penulisan. Uraian dalam bab ini dapat memberikan

    gambaran secara umum tentang isi keseluruhan tulisan serta batasan

    pembahasan yang diuraikan oleh penulis.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam BAB ini penulis menyajikan kajian teori tentang kemampuan guru

    menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di Madrasah

    Ibtidaiyyah.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Dalam BAB ini terdapat pembahasan tentang rencana penelitian, yang terdiri

    dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

    pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap

    penelitian.

    BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    Merupakan BAB yang memaparkan hasil temuan di lapangan sesuai dengan

    fokus penelitian, yaitu latar belakang obyek yang meliputi tentang lokasi,

    sejarah singkat berdirinya, sarana dan prasarana MIN Salatiga. Penyajian

    analisis data juga dipaparkan dalam bab ini yaitu tentang pelaksanaan

    pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah

  • 13

    Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga kemudian disertai dengan penyajian analisis

    data. Pembahasan dalam bab ini dimaksudkan sebagai jawaban permasalahan

    yang telah difokuskan pada bab pendahuluan.

    BAB V PENUTUP

    Dalam BAB ini berisi kesimpulan, tindak lanjut penelitian, dan saran atau

    rekomendasi yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah

    dilakukan serta segala hasil yang telah dicapai dapat ditingkatkan ke arah

    yang lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 14

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik

    Pelaksanaan (actuating) merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang

    dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang

    telah dirumuskan dan ditetapkan (Syukur: 1987: 40). Guru sangat

    menentukan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Menurut Hamzah (2010: 15) Orang yang disebut guru adalah orang yang

    memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata

    dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat

    mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

    Komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara

    keseluruhan adalah seorang guru, maka guru diharuskan memiliki standar

    kompetensi guru yang memadai.

    1. Standar Kompetensi Guru

    Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan

    personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah

    membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan

    materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

    pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011: 26).

    Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

    Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat

  • 15

    kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat

    kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

    a. Kompetensi Pedagogik

    Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola

    pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius, karena pendidikan

    di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat dari

    aspek pedagogis. Menurut Mulyasa (2011:75) kompetensi pedagogik

    merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta

    didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut.

    1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

    2) Pemahaman terhadap peserta didik

    3) Pengembangan kurikulum/silabus

    4) Perancangan pembelajaran

    5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

    6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

    7) Evaluasi hasil belajar (EHB)

    8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

    potensi yang dimilikinya.

    Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

    pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan diterapkan pada

    pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran mencakup

    identifikasi kebutuhan, identifikasi kompetensi, dan penyusunan

  • 16

    program pembelajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling

    utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya

    perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.

    b. Kompetensi Kepribadian

    Pribadi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta

    didik, karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh,

    termasuk peserta didik yang mencontoh pribadi gurunya. Dengan

    demikian setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian

    yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi

    landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru

    tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan

    yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran

    sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi

    peserta didik.

    Sebagai teladan, tentu saja apa yang dilakukan guru akan

    mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya

    yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu,

    menurut Mulyasa (2011:127) beberapa hal di bawah ini perlu mendapat

    perhatian para guru:

    1) Sikap dasar: postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-

    masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran,

    kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan.

  • 17

    2) Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.

    3) Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja

    yang ikut mewarnai kehidupannya.

    4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan

    antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya

    mengelak dari kesalahan.

    5) Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan

    menampakkan ekspresi seluruh kepribadian.

    6) Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan

    manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana

    berperilaku.

    7) Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi

    dan memecahkan masalah.

    8) Keputusan: keterampilan rasional yang dipergunakan untuk menilai

    setiap situasi.

    9) Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran, dan semangat yang merefleksikan

    kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias, dan semangat hidup.

    Islam memposisikan guru atau pendidik pada kedudukan yang

    mulia serta harus berakhalk mulia. Berkaitan dengan kompetensi

    kepribadian guru, dalam buku terjemahan Menggapai Cahaya Hidayah

    Al- Imam al-Ghazali (2013:170-171) menjelaskan adab-adab seorang

    guru yakni:

    (1) Senantiasa bersabar (menerima keluhan dan masalah dari para

    murid), (2) senantiasa tenang (saat berhadapan dengan berbagai hal),

  • 18

    (3) duduk dengan tenang dan berwibawa serta menundukkan kepala,

    (4) tidak bersikap sombong terhadap siapapun kecuali kepada orang-

    orang yang berbuat zalim dengan tujuan mengingatkan mereka atas

    kezaliman yang mereka lakukan. (5) mengutamakan sikap tawadhu’

    (rendah hati) dalam berbagai acara dan majelis, (6) meninggalkan

    sikap berkelakar dan bergurau, (7) berlemah-lembut kepada para

    murid, (8) bersikap halus dalam menghadapi murid yang nakal, (9)

    memperbaiki murud yang bodoh dengan memberikan petunjuk yang

    baik kepadanya dan tidak memarahinya, (10) tidak sungkan/gengsi

    untuk berkata: “aku tidak tahu”, (11) mencurahkan perhatian kepada

    seorang yang bertanya dan berusaha memahami pertanyaannya, (12)

    menerima hujjah/dalil (yang benar sekalipun dari murid, orang lain,

    bahkan lawan), (13) tunduk kepada kebenaran dengan kembali

    kepadanya jika melakukan kesalahan. (14) mencegah murid dari

    setiap ilmu yang membawa mudharat, (15) melarang murid mencari

    ilmu yang bermanfaat namun niatnya tidak mencari keridhaan Allah,

    (16) menghalangi murid dari menyibukkan diri dengan hal-hal yang

    fardhu ‘ain; dan yang fardhu ‘ain baginya adalah memperbaiki

    zhahir dan batinnya dengan ketaqwaan kepada Allah, (17) hendaklah

    orang yang alim terlebih dahulu mengatur dirinya dengan taqwa agar

    murid-muridnya dapat meneladani tingkah lakunya terlebih dahulu

    sebelum mengikuti tutur sapanya.

    Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi akhlak mulia tentu

    saja tidak tumbuh dengan sendirinya begitu saja, tetapi memerlukan

    ijtihad yang mujahadah, yakni usaha sungguh-sungguh, kerja keras,

    tanpa mengenal lelah, dengan niat ibadah.

    c. Kompetensi Profesional

    Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru,

    secara umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang

    lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:

    1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan.

    2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

    perkembangan peserta didik.

  • 19

    3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

    bervariasi.

    5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media,

    dan sumber belajar yang relevan. Terkait dengan sumber belajar, buku

    tulis merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswa MI.

    Menurut Suwardi (2017: 215) buku tulis memiliki pengaruh terhadap

    proses dan hasil belajar, terutama bagi siswa sekolah dasar.

    6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

    pembelajaran.

    7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

    8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2011:

    136).

    d. Kompetensi Sosial

    Guru dalam menjalani kehidupannya seringkali menjadi tokoh,

    panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.

    Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang

    memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak

    terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang

    terjadi dan berlangsung di masyarakat. Maka guru harus memiliki

    kompetensi sebagai berikut:

  • 20

    a. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat

    b. Mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik

    c. Mampu mendorong dan menunjang kreativitas masyarakat

    d. Menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik

    Dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat,

    guru sebagaimana diungkapkan bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”.

    Maksudnya yaitu pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya

    untuk dilaksanakan dan pola hidupnya dapat ditiru atau diteladani.

    Maka guru harus memperhatikan lisan dengan berkomunikasi dan

    menyampaikan pesan-pesan yang baik dan memperhatikan pola

    hidupnya karena sebagai panutan orang lain, sebagaimana firman Allah

    SWT dalam Q.S an-Nahl ayat 125:

    ادُْع ِإَلى َسِبيِل رَبَِّك بِاْلِحْكَمِة َواْلَمْوِعَظِة اْلَحَسَنِة َوَجاِدْلُهْم بِالَِّتي ِهَي َأْحَسُن ِإنَّ

    بِاْلُمْهَتِدينَ رَبََّك ُهَو َأْعَلُم ِبَمْن َضلَّ َعْن َسِبيِلِه َوُهَو َأْعَلمُ

    Artinya:

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

    pengajaran yang baik, dan berdebatlahlah dengan mereka dengan

    cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

    mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah

    yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

    (Q.S an-Nahl ayat 125, Al Qur’an Terjemahan, 2007: 281)

  • 21

    Ayat diatas mengarahkan manusia agar dapat memberikan pesan-

    pesan dan pengajaran yang baik kepada orang lain. Sebagai seorang

    pendidik, guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan baik kepada

    peserta didik, dan mampu berkomunikasi dengan baik sebagai contoh

    teladan bagi peserta didik maupun masyarakat di sekitarnya.

    2. Pengertian Pendekatan Saintifik

    Scientific berasal dari bahasa inggris yang berarti ilmiah, yaitu

    bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan atau berdasarkan ilmu

    pengetahuan. Sedangkan approach yang berarti pendekatan adalah

    konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari

    pemikiran tentang sesuatu. Dengan demikian, maka pendekatan ilmiah

    (scientific approach) dalam pembelajaran yang dimaksud adalah

    bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori ilmiah.

    Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau

    melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan

    karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah merupakan

    bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam

    kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

    Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah

    sebagai berikut:

    a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

    berfikir tingkat siswa.

  • 22

    b. Tercipta kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

    merupakan suatu kebutuhan.

    c. Diperoleh hasil belajar yang tinggi.

    Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah

    sebagai berikut:

    a. Pembelajaran berpusat pada siswa.

    b. Pembelajaran membentuk student self concept.

    c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

    siswa.

    d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

    komunikasi.

    e. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang

    dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Hosnan, 2014: 37).

    3. Landasan Pendekatan Saintifik

    a. Landasan Yuridis Formal Pendekatan Scientific

    Pelaksanaan pendekatan scientific dilandasi oleh beberapa pasal

    dalam undang-undang dan juga peraturan pemerintah. Menurut Tatik

    Pudjiani (2014:11-12) melandasi dilaksanakannya pendekatan scientific

    meliputi:

    1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat:

    “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

    didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

  • 23

    kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

    Pasal 3:

    “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

    dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

    mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

    negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

    Pasal 40 ayat 2:

    “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban :

    a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

    b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;

    c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

    kepadanya”.

    2) Peraturan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

    Nasional Pendidikan

    Pasal 19 ayat 1:

    “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

    diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif,

    serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

    kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

    serta psikologis Peserta Didik”.

    Berdasarkan beberapa peraturan pendidikan di atas dapat kita

    pahami bahwa peraturan dan perundangan pendidikan mengarahkan

    proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

  • 24

    scientific. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan secara

    interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan menginspirasi

    peserta didik.

    b. Landasan Psikologis Pendekatan Scientific

    Landasan psikologis pendekatan saintifik merupakan hubungan

    penggunaan pendekatan saintifik menurut kajian psikologis belajar.

    Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pendekatan scientific

    dapat dinyatakan bahwa pendekatan scientific ini dilandasi oleh teori

    belajar konstruktivisme.

    4. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

    (Gambar 2.1 pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh)

    Sumber: Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu. Halaman 210.

    Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

    dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific

    approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis

  • 25

    pendekatan ilmiah, ranah sikap menggali dan menerapkan materi ajar agar

    peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggali dan

    menerapkan materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’.

    Ranah pengetahuan menggali dan menerapkan materi ajar agar peserta

    didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan

    keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft

    skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk

    hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek

    kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Majid, 2011: 211).

    Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern

    dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan

    ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran

    meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,

    kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,

    dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan

    mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu sangat

    mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

    prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus

    tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan

    saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,

    menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.

    Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pendekatan saintifik dalam

    pembelajaran:

  • 26

    a. Mengamati

    Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

    pembelajaran (maningful learning). Metode ini memiliki keunggulan

    tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik

    senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja

    kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya

    memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan

    tenaga yang relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan

    mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati

    sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,

    sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

    Allah SWT menciptakan manusia sejak dari rahim ibunya tidak

    mengetahui apapun, kemudian Ia anugerahi manusia dengan berbagai

    fasilitas dan perangkat untuk hidup sehingga manusia mampu

    mengarungi dunia ini dengan baik dan sukses, sebagaimana firman

    Allah SWT dalam Q.S an-Nahl ayat 78:

    ْمَع َواألْبَصاَر َواللَُّه َأْخَرَجُكْم ِمْن بُطُوِن أُمََّهاِتُكْم ال تَ ْعَلُموَن َشْيًئا َوَجَعَل َلُكُم السَّ

    َواألْفِئَدَة َلَعلَُّكْم َتْشُكُرونَ

    Artinya:

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

    tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran,

  • 27

    penglihatan dan hat nuranii, agar kamu bersyukur. (Q.S an-Nahl

    ayat 78, Al Qur’an Terjemahan, 2007: 275)

    Ayat diatas mengarahkan umat manusia agar membiasakan diri

    untuk mengamati, karena salah satu fitrah yang ia bawa sejak lahir

    adalah cenderung menggunakan mata terlebih dahulu baru hati

    (qalbu). Dengan metode mengamati, peserta didik menemukan fakta

    bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi

    pembelajaran yang digunakan oleh guru.

    Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan

    bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan

    melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.

    Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan,

    melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,

    mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

    b. Menanya

    Guru harus mampu menginspirasi peserta didik untuk

    meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan

    pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia

    membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.

    Dan ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu

    pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan

    pembelajar yang baik.

    Fungsi bertanya dalam pembelajaran adalah sebagi berikut:

  • 28

    1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik

    tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

    2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

    serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

    3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

    menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.

    4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan

    pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

    5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

    mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis,

    sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

    6. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,

    mengembangkan kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan.

    7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberikan dan

    menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta

    mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

    8. Membiasakan peserta didik berfikir spontan dan cepat, serta sigap

    dalam merespons persoalan yang tiba-tiba muncul.

    9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

    kemampuan berempati satu sama lain.

    Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta

    didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru

  • 29

    harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan

    tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang

    lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Berdasarkan modul diklat 2013,

    bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih

    rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini (Hosnan, 2014:

    53).

    Tabel 2.1 Bobot Pertanyaan

    Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

    Kognitif

    tingkat lebih

    rendah

    Pengetahuan

    (knowledge)

    Apa ...

    Siapa ...

    Kapan ...

    Di mana ...

    Sebutkan ...

    Jodohkan/pasangkan ...

    Persamaan kata ...

    Golongkan ...

    Berilah nama ...

    Dan lain-lain ...

    Pemahaman

    (comprehension)

    Terangkanlah ...

    Bedakanlah ...

    Terjemahkanlah ...

    Simpulkanlah ...

    Bandingkan ...

    Ubahlah ...

    Berikanlah interpretasi ...

    Penerapan

    (application)

    Gunakanlah ...

    Tunjukanlah ...

    Buatlah ...

    Demonstrasikanlah ...

    Carilah hubungan ...

    Tulislah contoh ...

    Siapkanlah ...

    Klasifikasikanlah ...

    Kognitif yang

    lebih tinggi

    Analisis Analisislah ...

    Kemukakan bukti-bukti ...

    Mengapa ...

    Identifikasi ...

    Tunjukanlah sebabnya ...

  • 30

    Berilah alasan-alasan ...

    Sintesis Ramalkanlah ...

    Bentuk ...

    Buatlah/ ciptakanlah ...

    Susunlah ...

    Rancanglah ...

    Tulislah ...

    Bagaimana memecahkan ...

    Apa yang terjadi seandainya ...

    Bagaimana kita dapat memperbaiki

    ...

    Kembangkan ...

    Evaluasi Berikanlah pendapat anda ...

    Alternaltif mana yang lebih baik ...

    Setujukan anda ...

    Kritiklah ...

    Berilah alasan ...

    Nilailah ...

    Bandingkan ...

    Bedakanlah ...

    (Tabel 2.1 pendekatan Saintifik dan 3 ranah yang disentuh)

    Sumber: Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu. Halaman 210.

    c. Mencoba/ Mengeksplorasi

    Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta

    didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk

    materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki

    keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam

    sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah

    untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk

    mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap,

    keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata

  • 31

    untuk ini adalah: menentukan tema/topik sesuai dengan kompetensi

    dasar menurut tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan

    alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, memepelajari

    dasar teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya,

    melakukan dan mengamati percobaan, mencatat fenomena yang

    terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, menarik kesimpulan atas

    hasil percobaan, dan membuat laporan dan mengomunikasikan hasil

    percobaan (Majid, 2014: 231).

    d. Menalar/ Mengasosiasi

    Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses

    pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam

    Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik

    merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan

    situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah

    proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta yang empiris yang

    dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

    Istilah menalar di sini sepadan dengan associating; bukan

    merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna

    menalar atau penalaran. Oleh karena itu, istilah aktivitas menalar

    dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan

    pendekatan saintifik banyak merujuk pada kemampuan

    mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam

    peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.

  • 32

    Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman

    tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-

    pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan

    berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

    Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif

    psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual

    atau mental sebagai hasil dari kesamaan anatara pikiran atau

    kedekatan dalam ruang dan waktu (Majid. 2014: 224).

    e. Mengomunikasikan

    Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi

    kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang

    telah dipelajari bersama. Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan

    dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara

    bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu dari hasil

    kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengomunikasikan

    ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan

    mengetahui secara benar apakah yang telah dikerjakan sudah benar

    atau ada yang harus diperbaiki.

    Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau

    menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,

    mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di

    kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau

    kelompok peserta didik tersebut. Kompetensi yang diharapkan dalam

  • 33

    kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

    kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

    singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik

    dan benar.

    Dalam kegiatan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan

    sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian

    ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya

    dirinya dapat lebih terasah. Peserta didik yang lainnya dapat

    memberikan tanggapan mengenai apa yang telah dipresentasikan.

    Dengan menggunakan pendekatan saintifik, pada lima langkah

    pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan beberapa aktifitas

    pembelajaran siswa seperti dalam bagan dibawah ini:

    Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik

    KEGIATAN AKTIVITAS BELAJAR

    Mengamati

    (Observing)

    Melihat, mengamati, membaca, mendengar,

    menyimak (tanpa dan dengan alat)

    Menanya

    (Questioning) Mengajukan pertanyaan dari yang faktual

    sampai ke yang bersifat hipotesis

    Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)

    Pengumpulan data

    (exploring) Menentukan data yang diperlukan dari

    pertanyaan yang diajukan

    Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen)

    Mengasosiasi (Associating)

    Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan

    data/kategori

    Menyimpulkan dari hasil analisis data

    Mengomunikasikan

    (Communicating) Menyampaikan hasil konseptualisasi

    Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya

  • 34

    B. Pembelajaran Tematik

    1. Pengertian Pembelajaran Tematik

    Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara

    peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan kearah

    yang lebih baik. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas,

    yaitu aktivitas belaajar dan mengajar. Aktivitas mengajar menyangkut

    peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan

    komunikasi harmonis antara mengajar dengan belajar (Ngalimun,

    2013:14). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

    menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

    sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna serta

    memberikan keuntungan bagi siswa. Menurut Hosnan (2014: 366)

    sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

    tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

    a. Berpusat pada siswa (student centered)

    Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, dengan melalui suatu

    pendekatan khusus yang lebih menempatkan siswa sebagai subjek

    belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

    b. Memberikan pengalaman langsung

    Pembelajaran tematik bisa memberikan pengalaman langsung

    dengan menghadapkan siswa pada sesuatu yang nyata (konkret)

    sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.

  • 35

    c. Pemisahan mata pelajaran

    Dalam pembelajaran tematik, pemisahan pembelajaran tidak begitu

    jelas karena fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

    tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa

    sesuai dengan kurikulum.

    d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

    Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

    pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa

    mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

    e. Bersifat fleksibel

    Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

    mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran

    yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan

    keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

    f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

    2. Kelebihan Pembelajaran Tematik

    Menurut Hosnan (2014:365), kelebihan pembelajaran tematik adalah

    sebagai berikut:

    a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

    perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

    b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

    tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

  • 36

    c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa.

    d. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

    permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

    e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama,

    toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

  • 37

    BAB III

    C. METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

    jenis deskriptif. Pendekatan ini merupakan pendekatan suatu proses

    pengumpulan data secara sistematis dan intensif untuk memperoleh

    pengetahuan tentang pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

    tematik kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun

    pelajaran 2017/2018.

    Seperti dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, Lexy J.

    Moleong (2009:6) menjelaskan bahwa :

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

    memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

    penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,secara

    holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

    bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

    memanfaatkan berbagai metode alamiah.

    Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 22) dalam bukunya yang

    berjudul Memahami Penelitian Kualitatif dijelaskan:

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari

    inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari

    prosedur penghitungan secara statistik.

    B. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan peneliti

    dalam penelitian untuk memperoleh data yang telah diinginkan. Penelitian

  • 38

    dilakukan di Salatiga Jawa Tengah, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah

    Negeri (MIN) Salatiga yang berlokasi di Dusun Gamol RT 04/ RW 06,

    Kelurahan Kecandran, Kota Salatiga. Adapun peneliti memilih penelitian

    di MIN Salatiga karena di MIN Salatiga sudah menggunakan Kurikulum

    2013 dengan menerapkan pendekatan saintifik, dan MIN Salatiga

    merupakan satu-satunya MIN di Kota Salatiga sekaligus menjadi salah

    satu MI terbaik di Kota Salatiga.

    C. Sumber Data

    Berkaitan dengan penelitian ini yang akan dijadikan sumber data yaitu:

    a. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau suatu daerah/

    wilayah yang akan diteliti. Adapun yang akan dijadikan populasi

    dalam penelitian ini, penulis tidak mungkin meneliti keseluruhan dari

    populasi. Agar penelitian sesuai dengan keinginan, maka penulis perlu

    menarik sampel. Penarikan sampel bertujuan untuk memperkecil

    obyek yang diteliti, sehingga peneliti dapat dengan mudah

    mengorganisirnya, agar memperoleh hasil yang lebih obyektif. Namun,

    dalam pengambilan sampel ini harus dapat mewakili dari populasi

    yang ada, yakni dapat dipandang-representatif terhadap populasi

    tersebut.

    b. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti.

    Penelitian ini adalah penelitian Sampling (Sampling Research).

    Artinya dalam penelitian ini tidak meneliti semua populasi yang ada,

  • 39

    tetapi hanya meneliti sekelompok kecil sebagian kecil dari populasi.

    Adapun teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan Purposive

    Sample yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan

    didasarkan atas seterata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas

    adanya tujuan tertentu. Maka sampel dari penelitian ini adalah kelas

    III-B. Alasan peneliti mengambil kelas III-B, karena guru tematik di

    kelas III-B sudah mengikuti program pelatihan dalam menerapkan

    pendekatan saintifik.

    Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data-data dari dua sumber,

    yaitu:

    1) Data Primer

    Merupakan sumber asli yang dapat memberikan data secara

    langsung dari tangan pertama, baik berbentuk dokumen maupun

    sebagai peninggalan lain. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data

    secara langsung, mengamati dan mencatat kejadian/peristiwa melalui

    observasi (pengamatan), interview (wawancara), serta dokumentasi.

    Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini

    meliputi:

    a. Sumber data utama, yaitu: sumber data yang di peroleh peneliti

    melalui observasi dan wawancara. Yang mana pencatatan sumber

    data tersebut merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan

    melihat, mendengar dan bertanya.

    b. Adapun sumber data yang diperoleh dari wawancara meliputi:

  • 40

    1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Salatiga.

    2. Guru tematik kelas III-B.

    3. Siswa-siswi kelas III-B.

    c. Adapun sumber data yang diperoleh dari observasi meliputi:

    1. Lokasi penelitian yakni MIN Salatiga.

    2. Pelaksanaan dari pendekatan saintifik pada pembelajaran

    tematik kelas III-B.

    3. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan

    pendekatan saintifik pada kelas III-B.

    2) Data Sekunder

    Sebagai hasil pengguanaan sumber-sumber lain, tidak langsung

    merupakan dokumen historis yang murni, ditinjau dari kebutuhan

    penyelidikan. Peneliti memperoleh data dari data-data yang telah ada

    dan mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti lebih

    lanjut, melalui literature atau bibliografi. Adapun sumber data ini

    diperoleh dokumentasi dan beberapa arsip di MIN Kota Salatiga.

    a. Deskripsi Lokasi MIN Kota Salatiga.

    b. Visi dan Misi MIN Kota Salatiga.

    c. Struktur Organisasi MIN Salatiga.

    d. Guru dan Karyawan di MIN Kota Salatiga.

    e. Siswa di MIN Kota Salatiga.

    f. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

  • 41

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data

    yang dibutuhkan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun

    data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literatur peneliti

    menelaah buku-buku, karya tulis, karya ilmiah maupun dokumen-

    dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian yang selanjutnya

    dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktik penelitian lapangan.

    Adapun untuk data empiris, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:

    a. Metode Pengamatan

    Pengamatan yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln sebagaimana

    dikutip Moelong (2009:125-126) merupakan teknik mengamati yang

    memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian

    mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada

    keadaan sebenarnya. Data yang dihimpun dengan teknik ini adalah

    proses pelaksanaan pendekatan saintifik pada siswa kelas III-B MIN

    Salatiga.

    b. Metode Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

    dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

    mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

    memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009: 135). Data

    yang dihimpun dengan teknik ini ialah segala sesuatu yang berkaitan

  • 42

    dengan data-data atau informasi mengenai pelaksanaan penerapan

    pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik kelas III-B yang

    bersumber baik dari Kepala Madrasah, guru kelas III-B maupun

    siswa-siswi kelas III-B MIN Salatiga.

    c. Metode dokumentasi

    Dalam penelitian ini, foto dapat digunakan untuk menggambarkan

    bagaimana pelaksanaan pembelajaran saintifik di kelas III-B serta

    gambaran-gambaran lain yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian

    ini.

    E. Analisis Data

    Analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen

    (1985) sebagaimana dikutip Moleong (2009: 192) upaya yang dilakukan

    dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

    milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

    dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

    dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

    Dalam hal ini, peneliti akan secara langsung di lapangan dan

    mengalami situasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,

    berkaitan dengan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

    Tematik Kelas III-B di MIN Kota Salatiga. Disamping itu, juga dilakukan

    beberapa kali dalam pengumpulan data, dimana semua data yang telah

    diperoleh di lapangan dibaca, dipahami, kemudian dianalisis lebih lanjut

  • 43

    secara intensif. Maka, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

    ini, baik dengan informasi maupun analisis tanpa perlu merumuskan

    hipotesis.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Dalam sebuah penelitian, diperlukan teknik pemeriksaan keabsahan

    data yang didasarkan atas ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Sedangkan

    untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan

    menggunakan teknik sebagai berikut:

    1. Perpanjangan Pengamatan

    Dengan perpanjangan pengamatan berarti kembali ke lapangan,

    melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

    pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini bertujuan agar membatasi

    gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan

    pada peneliti dan mengoperasikan pengaruh dari kejadian-kejadian

    yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Dalam hal ini, yang berkaitan

    dengan Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

    Tematik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran

    2017/2018.

    2. Triangulasi

    Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar untuk keperluan pengecekan

    atau pembanding terhadap data. Triangulasi yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sumber data yaitu membandingkan dan mengecek

  • 44

    balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

    waktu dan alat yang berada dalam penelitian, berkaitan dengan

    Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik di

    Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

    G. Tahap-tahap Penelitian

    Tahapan-tahapan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, antara lain:

    a. Tahap Persiapan

    Peneliti menentukan obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa

    siswa kelas III-B di MIN Kota Salatiga telah melaksanakan proses

    pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, sehingga

    memudahkan peneliti untuk melanjutkan penelitian.

    b. Tahap Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan merupakan inti dari suatu penelitian karena peneliti

    mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini peneliti

    melakukan observasi langsung mengenai pelaksanaan pendekatan

    saintifik dalam pembelajaran tematik kelas III-B di Madrasah

    Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/ 2018.

    c. Tahap Penyelesaian

    Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah

    penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis

    dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan

  • 45

    penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah

    yang berlaku di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    BAB IV

    PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    A. PAPARAN DATA

    1. Gambaran Umum MIN Salatiga

    a. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga

    Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga

    Alamat Sekolah : Dusun Gamol RT 04/06 Desa Kecandran

    Kecamatan : Sidomukti

    Kota : Salatiga

    Provinsi : Jawa Tengah

    NSM : 111133730001

    NPSN : 60713834

    Kode Pos : 50723

    Tahun didirikan : 1997

    Waktu Beroperasi : 17 / 04 / 1997

    Status Tanah : Milik Yayasan

    Surat Kepemilikan Tanah: Sertifikat Akte

    Status Banguanan : Milik Negara

    Luas Bangunan : 504 M2

  • 46

    b. Data Ruang

    1) Ruang Kepala Madrasah : 1 ruang

    2) Ruang Guru : 1 ruang

    3) Ruang Perpustakaan : 1 ruang

    4) Ruang Tata Usaha : 1 ruang

    5) Ruang kelas : 13 ruang

    6) Toilet Siswa : 3 ruang

    7) Toilet Guru : 1 ruang

    8) Gudang : 1 ruang

    9) Ruang UKS : 1 ruang

    10) Mushola : 1 ruang

    11) Koperasi : 1 ruang

    c. Keadaan Lingkungan Sekolah

    1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah :

    a) Sebelah selatan : Rumah Warga

    b) Sebelah barat : Rumah Warga

    c) Sebelah timur : Rumah Warga dan Kebun Salak

    d) Sebelah utara : Rumah Warga

    2) Visi, Misi dan Tujuan Sekolah/Madrasah serta warga sekolah

    a) Visi Madrasah

    “Unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia”

    b) Misi Madrasah

  • 47

    a) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

    b) Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan

    teknologi (IPTEK)

    c) Meningkatkan kegiatan pengembanan diri dan

    ekstrakuriler

    d) Membiasakan nilai-nilai keagamaan

    e) Meningkatkan potensi peserta didik

    f) Membiasakan budaya tertib dan disiplin

    g) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

    c) Tujuan Madrasah

    a) Terwujud peserta didik yang berprestasi dalam bidang

    akademik dan non akademik

    b) Terwujud dalam nilai ujian madrasah rata-rata 6,5

    c) Terwujud peserta didik dalam penguasaan dasar-dasar

    komputer

    d) Terbentuknya pribadi peserta didik yang islami

    e) Terwujudnya eksistensi madrasah yang kompetitif

    f) Terwujudnya transparasi manajemen madrasah yang

    akuntabel

    d) Warga Sekolah

    a) Data Guru dan Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

    Salatiga

    Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga

  • 48

    No. Nama Guru Jabatan

    1. Samhudi, S.Pd Kepala Madrasah

    2. Ruchani, M.Pd.I Kurikulum dan Guru

    Kelas V B

    3. Mustafifah, S.Pd.I Guru Kelas I A

    4. Zuhrotun, S.Pd.I Guru Kelas I B

    5. Dra. Mukhasanah Guru Kelas IC

    6. Abdul Rohim, S.Pd.I Guru Kelas II A

    7. Tri Pujiastiti, S.Ag., M.Pd. Guru Kelas II B

    8. Rozikin, S.Ag Guru Kelas II C

    9. Taat Santoso, S.Pd Guru Kelas III A dan

    Bendahara

    10. Aminudin Latif, S.Pd.I Guru Kelas III B

    11. Khoiron, S.Ag Guru Kelas IV A

    12. Nur Zainudin, S.Pd.I Guru Kelas IV B dan

    Badan Kesiswaan

    13. Nur Hidayah, S.Pd.I Guru Kelas V A

    14. Mahsun Azmi, S.Ag Guru Kelas VI B

    15. Humaidi, S.Pd.I Guru PAI

    16. Ahmad Tamizin, S.Pd.I Guru PAI

    17. Wawan Qodratullah Tata Usaha dan

    Pustakawan

    18. Abdul Manaf, S.Pd Guru Olahraga,

    Bendahara dan Petugas

    UKS

    19. Supri Pembantu Umum

    20. Ponimin Pembantu Umum

    (Sumber: data profil dan pendidik MIN Salatiga tahun 2018)

    b) Data siswa tahun ajaran 2017/ 2018

    Tabel 4.2 Jumlah Siswa MIN Salatiga

    Kelas Jumlah Siswa (putra-putri)

    I-A 23 Siswa

    I-B 22 Siswa

    I-C 22 Siswa

    II-A 22 Siswa

    II-B 21 Siswa

    II-C 21 Siswa

    III-A 29 Siswa

    III-B 28 Siswa

  • 49

    IV-A 30 Siswa

    IV-B 31 Siswa

    V-A 27 Siswa

    V-B 27 Siswa

    VI 27 Siswa

    Jumlah 330 Siswa

    (Sumber: data siswa MIN Salatiga tahun 2018)

    2. Data Hasil Penelitian

    Berdasarkan observasi, wawancara, dan data-data primer maupun

    sekunder yang telah peneliti paparkan, peneliti akan membahas beberapa

    hal yang mengacu dan menjawab rumusan masalah pada penelitian ini

    yaitu Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik kelas

    III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun pelajaran

    2017/2018, sebagai berikut:

    a. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik

    kelas III-B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga Tahun

    Pelajaran 2017/2018

    MIN Salatiga merupakan satu-satunya MIN di Kota Salatiga

    sekaligus menjadi salah satu MI unggulan di Kota Salatiga yang telah

    menerapkan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran.

    Sebagaimana di jelaskan oleh Bapak Samhudi, S.Pd., selaku Kepala

    MIN Salatiga:

    “Semua guru dituntut untuk menguasai dan mampu menerapkan

    pendekatan yang identik dengan pembelajaran dalam Kurikulum 2013

    yaitu pendekatan saintifik. Menurut saya, pendekatan saintifik ini

    pendekatan yang sangat bagus apabila berhasil diterapkan dalam

    pembelajaran. Disini saya lihat, guru-guru MIN Salatiga memiliki

    kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan pembelajaran

    melalui pendekatan saintifik yang didukung oleh sarana

  • 50

    prasarana.”(Wawancara tanggal 19 Maret 2018 pukul 08.40 di Ruang

    TU)

    Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis dapatkan

    pada kegiatan inti pembelajaran, kaitannya dengan penerapan

    pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di Madrasah

    Ibtidaiyah Negeri Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 adalah

    sebagai berikut:

    a. Mengamati

    Kegiatan pertama pada pendekatan saintifik adalah

    mengamati/ observing. Metode observasi merupakan salah satu

    strategi pembelajaran yang menggunakan media asli dalam rangka

    membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses

    belajar. Hasil pengamatan pertama dan kedua pada pembelajaran

    tematik di kelas III-B, kegiatan mengamati yang dilakukan adalah

    sebagai berikut:

    1) Mengamati gambar kebun binatang

    Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar kebun

    binatang untuk mengetahui bermacam-macam hewan, ciri-

    cirinya dan bagaimana cara merawat hewan dengan benar. Agar

    peserta didik mampu mengamati objek gambar dengan teliti,

    guru membimbing peserta didik dengan menjelaskan apa saja

    yang ada pada gambar.

    2) Mengamati kalender

  • 51

    Guru berkeliling kelas menggunakan kalender agar peserta didik

    yang berada di belakang mudah dalam mengamati jumlah bulan

    dalam satu tahun, jumlah hari dalam satu bulan dan jumlah hari

    dalam satu minggu

    3) Mengamati jam dinding

    Guru membimbing peserta didik mengamati jam dinding yang

    ada di kelas untuk menghitung jumlah jam dalam satu hari dan

    jumlah menit dalam satu jam. Peserta didik menghitung dengan

    bimbingan guru dan menyebutkan waktu mereka bangun tidur

    kemudian berangkat sekolah.

    4) Menyimak

    Peserta didik menyimak dengan cara memerhatikan guru

    bercerita di depan kelas dalam menjelaskan materi tentang

    perkalian yang berkaitan dengan cara menghitung waktu.

    b. Menanya

    Kegiatan kedua pada pendekatan saintifik adalah menanya.

    Guru kelas III-B selalu memberikan kesempatan kepada peserta

    didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

    Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Aminuddin Latif, S.Pd.I.,

    selaku guru tematik kelas III-B:

    “kelas III-B ini adalah kelas yang super, karena anak-anaknya

    sangat hiperaktif. Mereka sangat banyak ngomong dan tapi kalau

    disuruh bertanya materi mereka malah diam.” (Wawancara hari

    senin tanggal 19 Maret 2018 pukul 11.00 di Ruang Guru)

  • 52

    Berdasarkan pengamatan peneliti yang pertama, guru

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

    yang belum dipahaminya. Guru meminta peserta didik untuk

    mengangkat tangannya apabila hendak menanyakan suatu hal, dan

    pada pengamatan pertama peneliti, peserta didik tidak ada yang

    menanyakan materi pelajaran yang telah disampaikan guru. Pada

    penelitian ke dua, guru memberikan perintah kepada peserta didik

    untuk saling bertanya kepada teman sebangkunya mengenai hal-hal

    yang dilakukan tadi pagi dengan guru memberi contoh bertanya:

    “kamu bangun jam berapa hari ini?”, “apakah tadi pagi sudah

    sarapan?”, “bekal apa yang kamu bawa hari ini?”. Peserta didik

    saling bertanya jawab dengan teman sebangkunya dan ada pula

    yang menceritakan kepada temannya kalau bangun kesiangan.

    Kemudian setelah guru menjelaskan materi tentang menghitung

    waktu, guru memberikan latihan soal dan peserta didik bertanya

    cara mengerjakannya.

    c. Mencoba

    Kegiatan selanjutnya dalam penerapan pendekatan saintifik

    adalah mencoba. Sesuai pengamatan pertama dan kedua, kegiatan

    mencoba dilakukan sebagai berikut:

    1) Mengerjakan latihan soal

    Peserta didik diminta oleh guru untuk mengerjakan soal di

    buku pelajarana dengan memberikan tanda centang pada

  • 53

    gambar yang menunjukkan kegiatan merawat hewan atau

    memberikan tanda silang pada gambar yang tidak merupakan

    kegiatan merawat hewan

    2) Menghitung waktu

    Peserta didik dengan bimbingan guru, berlatih menghitung jam

    dalam satu hari, menghitung hari dalam satu minggu,

    menghitung hari dalam satu bulan, dan menghitung hari dalam

    satu tahun sesuai soal pada buku teks pelajaran.

    d. Menalar

    Kegiatan selanjutnya dalam pendekatan saintifik yaitu

    menalar. Hasil pengamatan pertama, guru meminta peserta didik

    dalam mengedepankan penalarannya dengan cara peserta didik

    diminta menjelaskan hal-hal apa saja yang terjadi apabila hewan

    tidak dirawat dengan baik. Pada pengamatan ke dua, peserta didik

    mengedepankan penalarannya dengan cara menghitung selisih jam,

    dan hari.

    e. Mengomunikasikan

    Kegiatan terakhir dalam pendekatan saintifik adalah

    mengomunikasikan. Sesuai dengan pengamatan peneliti, kegiatan

    mengomunikasikan dengan cara:

    1) Menyampaikan secara lisan

    Pada pengamatan pertama, guru menunjuk beberapa peserta

    didik yang gaduh untuk maju ke depan kelas guna

  • 54

    menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam merawat

    hewan serta menyebutkan akibat yang ti