107
SKRIPSI PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun oleh: Hani Maisya Putriani NIM : 102011023448 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

SKRIPSI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh: Hani Maisya Putriani

NIM : 102011023448

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010

Page 2: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI

DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd.I)

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Muhamad Mukri NIM : 102011023448

Di bawah bimbingan

Heny Narendrany, MPd NIP 19580707.198703.1.005

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010

Page 3: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hani Maisya Putriani

NIM : 102011023448

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Pelaksanaan Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlakuk Karimah

Siswa di MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan

Dosen Pembimbing : Heny Narendrany Hidayati S.Ag, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari

karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan Undang-undang yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Agustus 2010

Penulis

Hani Maisya Putriani

  i

Page 4: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

  ii

Page 5: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI

DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam

Oleh:

HANI MAISYA PUTRIANI

NIM: 102011023448

Dibawah Bimbingan:

Heny Narendrany Hidayati, S.Ag, M.Pd

NIP: 19710512 199603 2002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010/1431 H

iii

Page 6: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

iv

Page 7: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

ABSTRAKSI HANI MAISYA PUTRIANI, “Pelaksanaan Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlakul Karimah siswa di MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. Dan dapat memberikan saran yang positif bagi guru-guru agama, baik yang dilakukan melalui keteladanan, pembiasaan, nasehat, dan hukuman dalam proses belajar mengajar berupaya untuk meningkatkan akhlak siswa di MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan melibatkan 60 siswa kelas 3-6. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada guru agama dan kepala sekolah, dan penyebaran angket berupa 25 item pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan diambil secara random atau acak.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa: 1) Respon positif siswa terhadap pelaksanaan pendidikan akhlak di MI Darussalam mencapai rata-rata 50.9% termasuk dalam kategori baik. 2) Akhlakul Karimah siswa juga sudah cukup baik ini terlihat dari rata-rata persentase siswa sebanyak 53.2% siswa yang selalu berakhlakul karimah 3) Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah ada 3 faktor yaitu: faktor informal, formal dan non formal. Sebesar 50% jumlah rata-rata persentase siswa yang merespon positif terhadap faktor-faktor tersebut. Penulis Hani Maisya Putriani NIM: 102011023448

iv

Page 8: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah zat yang Maha Rahman dan Maha

Rahim terhadap seluruh mahluknya. Dialah yang menganugerahkan berbagai nikmat

dan karunia khususnya kepada penulis, sehingga dengan hidayah dan inayahnya

memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Sarjana Pendidikan

Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.

Tiada terlupakan shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada penyelamat

umat manusia di dunia, yaitu baginda Nabi besar Muhammad SAW sebagai insan

utama pilihan Allah yang telah memancarkan cahaya kebenaran dalam sisi kehidupan

manusia.

Setelah sekian lama mengikuti proses bimbingan, akhirnya penyusunan

skripsi ini terwujud bukan semata-mata atas upaya pribadi penulis, melainkan berkat

bantuan dan dorongan dari semua pihak. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur kepada

Allah SWT, dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan rasa

hormat dan terima kasih yang terdalam dan tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bpk.Bahrissalim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan dan Bpk.Drs. Sapiudin Shidiq,

M.Ag  selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

3. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah mendidik, memberikan pengalaman dan mendewasakan penulis

tentang berbagai wawasan dan ilmu perguruan yang sangat berguna selama

mengikuti studi di kampus

4. Ibu Heny Narendrani Hidayati S.Ag, M.Pd yang dengan ketulusan dan

keikhlasannya berkenan menjadi dosen pembimbing dan telah meluangkan waktu

  v

Page 9: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

  vi

serta kesabaran beliau yang tidak lelah untuk memberikan bimbingan, membantu

dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Ust.Marzuki HR, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Darussalam yang telah

mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Rozali HR, Selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu Jakarta

Selatan yang telah mengizinkan untuk mengadakan penelitian serta bersedia

untuk diwawancarai dan kepada seluruh staf/karyawan yang bersedia membantu

penulis untuk memperoleh data yang diperlukan selama penelitian

7. Hj.Latifah S.Pdi, sebagai guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam yang

bersedia diwawancarai sehingga mempeoleh data dengan mudah dan akurat.

8. Seluruh dewan guru MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan atas masukan

dan supportnya kepada penulis

9. Papahku tercinta (Alm) Bahwani HR. semoga engkau bahagia berada di Sisi-Nya

10. Ibunda Lamhati dan Ayahanda Ust.A. Syahroni, serta suamiku tercinta Syukur

Ya’kub yang selalu memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya. Terima

kasih atas dukungannya, baik moril maupun materil

11. Saudara-saudaraku yang tersayang dan sahabat-sahabatku terkasih yang turut

serta membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini (Muhammad Mukri, Siti Chilwani, Ichi, Supriyadi dan Syarifah)

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat sederhana dan jauh dari

kesempurnaan, uuntuk itu saran dan kritik sangatlah diharapkan. Semoga Allah

memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuannya kepada penulis.

Penulis

Hani Maisya Putriani

Page 10: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii ABSTRAKSI .................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ........................ 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 7

BAB II PENDIDIKAN AKHLAK DAN PEMBENTUKAN AKHLAKUL

KARIMAH SISWA ...................................................................... 9

A. Pendidikan Akhlak .................................................................... 9

1. Pengertian Pendidikan Akhlak ........................................... 9

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak .............................. 13

3. Metode Pendidikan Akhlak .............................................. 18

4. Pelaksanaan Pendidikan Akhlak ....................................... 23

B. Pembentukan Akhlakul Karimah Siswa ................................. 28

1. Pengertian Pembentukan Akhlakul Karimah .................... 28

2. Macam-macam Akhlak ..................................................... 29

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan

Akhlak ............................................................................... 36

4. Proses Pembentukan Akhlakul Karimah .......................... 38

C. Guru ........................................................................................ 41

1. Pengertian Guru ................................................................ 41

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru .................................... 43

3. Peran Guru terhadap siswa ............................................... 44

D. Fase Kanak-kanak (6–12 Tahun) ............................................ 47

Page 11: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

1. Fase kanak-kanak I ......................................................... 47

2. Fase kanak-kanak II ......................................................... 55

E. Pelaksanaan pendidikan akhlak dalam membentuk

akhlakul karimah siswa ........................................................... 60

F. Kajian Pustaka Terdahulu ....................................................... 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 70

A. Metode Penelitian ................................................................... 70

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 70

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 70

D. Instrumen Penelitian ............................................................... 71

E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 74

F. Tehnik Analisis Data .............................................................. 75

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 76

A. Gambaran Singkat MI Darussalam Pondok Labu .................. 76

B. Temuan Penelitian .................................................................. 81

C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian ............................... 95

BAB V PENUTUP .................................................................................. 100

A. Kesimpulan ........................................................................... 100

B. Saran ..................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Quesioner ......................................................................... 64

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ...................................................................... 66

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana ...................................................................... 71

Tabel 4.2 Data Guru dan Karyawan MI Darussalam ..................................... 72

Tabel 4.3 Data Siswa MI Darussalam Pondok Labu Jakarta ......................... 73

Tabel 4.4 Struktur Organisasi ......................................................................... 74

Tabel 4.5 Guru menanamkan Ajaran Agama di Sekolah ................................ 75

Tabel 4.6 Kegiataan sholat berjamaah di sekolah .......................................... 75

Tabel 4.7 Menerangkan akhlak di dalam mata pelajaran agama .................... 76

Tabel 4.8 Guru memberikan teladan di sekolah .............................................. 76

Tabel 4.9 Orang tua menjadi contoh yang baik di rumah .............................. 77

Tabel 4.10 Membiasakan siswa untuk berdoa sebeluim dan sesudah

melakukan pekerjaan ...................................................................... 77

Tabel 4.11 Guru memberikan nasehat yang membangun ................................ 78

Tabel 4.12 Memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan ... 78

Tabel 4.13 Akhlak dan perilaku anak diperhatikan orang tua dan guru ........... 79

Tabel 4.14 Mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam berteman ............... 79

Tabel 4.15 Memberikan bimbingan kearah yang lebih baik kepada siswa ...... 80

Tabel 4.16 Suasana harmonis di rumah ............................................................. 80

Tabel 4.17 Berpuasa setiap bulan Ramadhan ................................................... 81

Tabel 4.18 Bercanda ketika shalat .................................................................... 81

Tabel 4.19 Meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian ..................... 82

Tabel 4.20 Nasehat orang tua didengarkan dengan baik .................................. 82

Tabel 4.21 Mengucapkan salam bila bertemu guru .......................................... 83

Tabel 4.22 Berlaku sopan dan hor,mat kepada guru ........................................ 83

Tabel 4.23 Mengikuti kegiatan bakti sosial ...................................................... 84

Tabel 4.24 Memberikan sedekah kepada Fakir miskin ................................... 84

Tabel 4.25 Membantu teman yang terkena musibah ........................................ 85

ix

Page 13: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

x

Tabel 4.26 Membuang sampah pada tempatnya .............................................. 85

Tabel 4.27 Perhatian keluarga mempengaruhi perilaku siswa ......................... 86

Tabel 4.28 Menyampaikan materi agama dengan baik dan disertai contoh ..... 86

Tabel 4.29 Mengikuti kegiatan keagamaan di masjid/mushola ....................... 87

Page 14: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dari perspektif Islam, anak adalah karunia sekaligus amanah Allah yang

diberikan kepada orang tua. Sebagai karunia, kelahiran anak harus disyukuri

sebagai nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Sedangkan sebagai

amanah, orang tua mempunyai tanggung jawab memelihara amanah itu. Bukti

syukur dan tanggung jawab orang tua terhadap anak itu diwujudkan dalam

perlakuan baik, kasih sayang, pemeliharaan, pemenuhan kebutuhan sandang,

pangan, kebutuhan batiniah dan spiritual. Singkatnya, kelahiran anak sebagai

karunia dan amanah meniscayakan perlunya pendidikan.1

Kebutuhan terhadap pendidikan merupakan hal yang tidak dapat

dipungkiri, bahkan semua itu merupakan hak semua warga negara. Berkenaan

dengan ini, di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 secara tegas disebutkan bahwa

"tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran".2

Anak-anak merupakan tunas-tunas bangsa dan generasi harapan bangsa.

Mereka lah yang akan membawa negeri ini ke masa depan yang lebih baik dan

lebih cerah dari masa sebelumnya. Hal itu akan terwujud apabila anak-anak

tersebut mendapatkan kesempatan sekurang-kurangnya untuk tumbuh dan

berkembang dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosial sejak dini

1 Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet.I, h.43

2 Afnil Guza, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan dosen, (Jakarta:Asa Mandiri,2009), Cet.ke-9, h.36

1

Page 15: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

2

dengan memberikan pendidikan yang cukup terutama pendidikan yang

didalamnya mencakup pendidikan akhlak karena seseorang yang dibekali

pendidikan tanpa adanya akhlak yang baik akan terjadi penyimpangan-

penyimpangan perilaku di negeri yang tercinta ini.

Pendidikan akhlak dalam abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

modern ini sangat penting untuk dikaji dan ditingkatkan. Fakta menunjukkan

bahwa kemajuan IPTEK tersebut banyak memberikan dampak negatif disamping

dampak positif terhadap tingkah laku manusia. Akhlak termasuk salah satu

masalah yang menjadi perhatian, baik dalam masyarakat maju maupun

masyarakat yang masih terbelakang. Jika dalam suatu masyarakat banyak orang

yang sudah rusak akhlaknya maka goncanglah masyarakat tersebut.3

Kenyataan ini menunjukkan bahwa kedudukan akhlak dalam kehidupan

manusia menempati posisi yang sangat penting, baik dalam kehidupan individu

maupun masyarakat dan berbangsa. Jatuh bangunnya suatu bangsa bergantung

kepada kualitas akhlak bangsa tersebut. Apabila akhlaknya baik maka bangsa

tersebut sejahtera lahir dan batin, tapi sebaliknya jika akhlaknya buruk bangsa

tersebut akan lenyap dari permukaan bumi seperti yang terjadi pada kaum Ad,

Tsamud dan lain sebagainya. Melihat permasalahan diatas, maka sangat

diperlukan peranan dan kerjasama yang baik antara orang tua, guru dan

masyarakat/pemerintah dalam proses pembentukan akhlakul karimah kepada anak

didik mereka.

Akhlak merupakan fondasi dalam kehidupan seorang muslim. Akhlak

yang baik ibarat perhiasan setiap mukmin, merupakan pakaian yang tidak pernah

usang dan pudar. Akhlak juga merupakan fokus agama samawi terutama agama

Islam dan selalu menjadi perhatian besar para ulama Islam dan akan terus

berlangsung demikian sepanjang hidup.4

Begitu pentingnya akhlak dalam Islam, sehingga banyak disinggung

dalam Al-Quran. Rasulullah SAW sangat menekankan aspek akhlak begitu juga

dengan Rasulullah adalah orang yang sangat mulia akhlaknya, sehingga Allah

3 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), Cet. Ke-16, h.56

4 Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2006), Cet.1, h.228

Page 16: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

3

memujinya dalam firman-Nya yang terdapat dalam surat Al-Qalam ayat 4 yang

berbunyi:

Artinya: "… dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". 5

Ayat diatas relevan sekali dengan misi nabi Muhammad SAW

diutusAllah ke dunia sebagaimana sabda Nabi:

)رواه احمد( م صالح االخالق تمانما بعثت لأArtinya:"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak"(HR Ahmad).6

Setiap agama mengajarkan akhlak terutama agama Islam, karena dalam

pendidikan agama biasanya diartikan pendidikan yang materi bahasannya

berkaitan dengan keimanan, ketakwaan, akhlak dan ibadah kepada Tuhan.

Dengan demikian pendidikan agama berkaitan dengan pembinaan sikap mental-

spiritual yang selanjutnya dapat mendasari tingkah laku atau perilaku manusia

dalam berbagai kehidupan.7 Namun, kenyataan yang terjadi dalam kehidupan

justru sebaliknya terjadi perilaku (akhlak) yang tidak baik. Kemerosotan akhlak

yang demikian itu bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa saja, tetapi juga

pada para pelajar tunas-tunas muda yang diharapkan dapat melanjutkan

perjuangan membela kebenaran, keadilan dan perdamaian masa depan.

Anak pada usia Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah condong bergaul

dengan teman sebaya dan berkelompok. Mereka mudah terpengaruh oleh teman-

temannya, bahkan mulai tumbuh keinginan untuk tampil beda agar mendapat

perhatian dari anggota kelompok atau orang-orang di sekitarnya. Pengaruh negatif

teman terhadap perilaku anak pada usia ini dampaknya cukup besar. Karena itu

mereka memerlukan yang namanya pendidikan agama yang temasuk di dalammya

pendidikan akhlak guna membentuk akhlak mulia.

5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta:Yayasan penyelenggara/penafsir al-Quran, 1971), h.960

6 H.M Noor Sulaiman, Hadits-hadits pilihan kajian tekstual dan Kontekstual, (Jakarta:Gaung Persada, 2010), cet.I, h.61

7 Abudin Nata, Media Berkala Al-Hikmah, Mengokohkan Moralitas Dalam Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Al-Hikmah,2002), Vol.4, No 5, Januari 2002, h. 12

Page 17: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

4

Berbicara masalah pembentukan akhlak atau perilaku seseorang sama

dengan berbicara tentang salah satu tujuan khusus dari pendidikan Islam. Adapun

tujuan khusus dari pendidikan Islam adalah mendidik individu yang saleh dengan

memperhatikan segenap dimensi perkembangannya: rohaniah, emosional, sosial,

intelektual dan fisik.8

Fase kritis dalam membentuk perilaku (akhlak) anak adalah fase ketika

anak duduk di bangku SMA. Karena itu para pendidik baik orang tua, guru dan

orang-orang di sekitarnya memiliki kesempatan untuk membentuk perilaku anak

mulai usia balita sampai SMP, karena pada masa ini semua program-program

perilaku mampu diserap baik oleh seorang anak, terlepas apakah itu baik atau

buruk secara nilai kultur dan agama. Jika pada masa ini anak jauh lebih banyak

menyerap hal-hal yang buruk maka hal-hal buruk inilah yang akan menjadi

perilaku dominannya.9

Pendidikan akhlak pertama kali ditanamkan di dalam lingkungan keluarga,

karena keluarga merupakan tempat pendidikan utama dan orang tua sebagai

kuncinya. Pendidikan dalam keluarga berperan dalam pengembangan watak,

kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai keagamaan dan moral serta ketrampilan

sederhana.10 Setelah melihat begitu pentingnya akhlakul karimah bagi anak-anak

mereka dan menyadari akan keterbatasan waktu mereka dalam mendidik anak-

anak mereka, maka orang tua memilih pendidikan formal yaitu sekolah sebagai

lembaga pendidikan akhlak yang kedua untuk melanjutkan pendidikan anak-anak

mereka setelah mendapatkan bekal pendidikan di rumah.

Adapun pelaksanaan pendidikan akhlak pada siswa usia Sekolah Dasar/

Madrasah Ibtidaiyah di sekolah dapat dilakukan dengan cara memberikan

keteladan, pembiasaan, petunjuk, cerita/kisah, nasehat dan sebagainya dengan

menggunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan perkembangan kecerdasan

8 Hery Noer Aly dan Munzier Suparta, Pendidikan Islam Kini dan Mendatang, (Jakarta:

CV Triasco, 2003), Cet I, h.143 9 Ayah Edi, Mendidik anak zaman sekarang ternyata mudah lho, (Jakarta:Tangga

Pustaka, 2008), h. 45 10 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Lantabora Press, 2003), Cet. Ke-2, h.48

Page 18: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

5

dan daya pikir mereka. Dalam usaha menanamkan nilai akhlak kepada mereka,

guru dituntut dapat memahami perkembangan jiwa mereka.

Dari uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam

pembentukan akhlakul karimah pada siswa, maka pelaksanaan pendidikan di

sekolah harus dilakukan secara intensif terutama dalam pendidikan agama yang di

dalamnya mengajarkan tentang akhlak. Tidak hanya akhlak kepada Allah SWT,

tetapi juga akhlak kepada makhluk-Nya. Karena apabila pendidikan agama

diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang dibekali di rumah tidak akan

berkembang bahkan mungkin terhalang.

Bertitik tolak pada persoalan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat

skripsi dengan judul:

"PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN

AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI. DARUSSALAM PONDOK LABU

JAKARTA SELATAN".

Ada beberapa hal yang mendorong penulis memilih judul tersebut, antara

lain:

1. Sepanjang pengetahuan penulis bahwa di MI Darussalam pondok labu Jakarta

selatan tentang pendidikan akhlak dalam pembentukan perilaku siswa belum

pernah diadakan penelitian oleh pihak manapun.

2. Pendidikan akhlak dalam pembentukan perilaku siswa adalah suatu keharusan

atau tanggung jawab pihak guru dalam menjadikan anak-anak didiknya

berkepribadian baik yang mencerminkan perilaku yang baik pula.

3. Penulis memilih Madrasah Ibtidaiyah karena penulis beranggapan bahwa

madrasah adalah salah satu lembaga yang bercirikan Islam yang sudah pasti

pendidikan akhlak sangat ditanamkan dan diperhatikan disana. Tetapi yang

penulis perhatikan justru mengapa akhlak yang kurang baik yang terlihat di

sana mulai dari ucapan-ucapan dan tingkah laku mereka yang kurang baik.

Apakah dikarenakan pelaksanaan pendidikan akhlak di MI Darussalam yang

kurang terencana dengan baik ataukah karena kesalahan orang tua yang kurang

memperhatikan akhlak anak-anak mereka baik didalam maupun diluar rumah

Page 19: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

6

ataukah karena ketidakberhasilan guru di sekolah dalam mendidik dan

menanamkan akhlak kepada siswanya atau permasalahan itu timbul karena

pribadi mereka sendiri?

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah,

permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak MI Darussalam kurang terencana dengan baik

sehingga belum bisa membentuk akhlakul karimah pada siswa

2. Rendahnya Akhlakul Karimah siswa MI Darussalam Pondok Labu Jakarta

Selatan

3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah pada

Siswa

4. Kurangnya kerjasama dan komunikasi antara guru dan orang tua siswa

5. Kedisiplinan guru MI Darussalam Pondok Labu masih kurang

6. Hambatan dalam membentuk akhlakul karimah siswa

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasinya agar

tidak terjadi distorsi pemahaman yaitu tentang "Pelaksanaan Pendidikan Akhlak

di MI Darussalam yang dapat mempengaruhi pembentukan Akhlakul Karimah

siswa".

Adapun pelaksanaan pendidikan akhlak yang dimaksud adalah langkah-

langkah yang dilakukan atau dilaksanakan oleh guru agama dalam menanamkan

akhlakul karimah kepada siswa mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan

pembentukan akhlakul karimah siswa dalam penelitian ini adalah tingkah laku

atau perbuatan siswa MI Darussalam Pondok Labu Jakarta selatan yang dilakukan

berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan dengan berlandaskan kepada

norma-norma tertentu yang terdapat dalam ajaran Islam yang meliputi akhlak

kepada Allah SWT, akhlak kepada guru, lingkungan sekolah dan masyarakat.

Page 20: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

7

Adapun siswa MI yang penulis teliti adalah siswa yang berada di kelas 3

(tiga) sampai kelas 6 (enam) dengan alasan siswa yang berada di kelas ini adalah

siswa yang berada di kelas tinggi, dimana mereka sudah dapat berpikir tentang

sesuatu yang abstrak dan sudah dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu

lebih lama. Bahkan mereka sudah dapat memperhatikan pelajaran yang tidak

begitu menarik perhatian mereka. Sedangkan siswa yang masih berada di kelas

rendah menurut penulis mereka masih memerlukan perhatian khusus dan tuntunan

dalam menjawab soal-soal karena menurut survey di lapangan sebagian besar

siswa yang berada di kelas 1 dan 2 masih belum lancar membaca dan menulis.

Selain itu juga mereka belum bisa memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang

tidak memikat hati mereka karena mereka hanya menerima sesuatu hal yang

masuk dalam akal pikiran mereka.

Adapun perumusan masalahnya, penulis rumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan akhlak di MI Darussalam Pondok Labu

Jakarta Selatan sehingga dapat membentuk akhlakul karimah siswa?

2. Bagaimana Akhlakul Karimah siswa MI Darussalam Pondok Labu Jakarta

Selatan?

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlakul

karimah pada Siswa?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan akhlak di MI. Darussalam

Pondok Labu Jakarta Selatan yang dapat membentuk akhlak siswa.

b. Mengetahui akhlakul karimah siswa MI Darussalam Pondok Labu

Jakarta Selatan

c. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul

karimah pada siswa.

Page 21: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

8

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan para

akademisi pendidikan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan guru

PAI khususnya bidang studi Aqidah Akhlak dalam memilih metode

pembelajaran yang efektif guna membentuk akhlak siswa.

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan motivasi oleh

orang tua, guru dan masyarakat sebagai pendidik agar lebih berhati-hati

untuk memilih bentuk pola asuh yang baik yang akan diberikan atau

ditanamkan kepada anak didik mereka agar tidak salah dalam

mendidik.

Page 22: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

BAB II

PENDIDIKAN AKHLAK DAN

PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH

A. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Sebelum penulis mengemukakan pengertian pendidikan akhlak, ada

baiknya diketahui terlebih dahulu tentang pengertian pendidikan dan akhlak

secara terpisah ditinjau dari segi etimologi dan terminologi.

Menurut etimologi kata "pendidikan" berasal dari kata "didik" yang

mendapat awalan pe- dan akhiran -an yang artinya "memelihara, merawat dan

memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang

diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak dan sebagainya).1 Dalam

Bahasa Arab disebut " ة " Yang berasal dari kata " تربي ى yang artinya " رب

"mengasuh, memimpin atau mendidik".2

Kata " ربى " Yang berarti mendidik dapat ditemukan di dalam al-Quran surat al-Isra ayat 24:

☺ ⌧ ☺⌧

1 Daryanto, SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h.156 2 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989),

Cet. Ke-8, h. 136

9

Page 23: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

10

Artinya: "… ya Tuhanku sayangilah keduanya (ibu-bapakku) sebagaimana mereka telah mendidikku sejak kecil".3

Adapun pengertian pendidikan secara terminologi dapat dikemukakan

sebagai berikut:

a. Menurut Ahmad D.Marimba yang dikutip oleh Hery Noer Aly, pendidikan

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang

utama".4

b. Menurut Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pendidikan merupakan aktifitas dan

usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

potensi-potensi pribadinya (panca indera dan keterampilan)".5

c. Menurut Prof. H.M Arifin M.Ed, Pendidikan diartikan sebagai latihan

mental, moral dan fisik yang bisa menghasilkan manusia yang berbudaya

tinggi, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian)

serta menanamkan rasa tanggung jawab.6

d. Menurut Zuhairini Pendidikan meliputi semua perbuatan/semua usaha dari

generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan serta keterampilan kepada generasi muda sebagai

usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik

jasmaniah/rohaniah.7

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar dari si pendidik

kepada anak didik untuk mengembangkan potensi pribadinya agar dapat

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Yayasan

penyelenggara/penafsir al-Quran, 1971), h. 428 4 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet.II,

h. 2 5 Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:

Hidayakarya Agung, 1978), Cet. Ke-2, h. 5 6 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), Cet. Ke-4, h.7 7 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), cet.ke-5, h.

92

Page 24: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

11

menumbuhkan personalitas dan rasa tanggung jawab yang baik sehingga dapat

memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.

Sedangkan Prof.DR.H.Ramayulis dalam bukunya "Ilmu Pendidikan

Islami" mengemukakan istilah lain dari pendidikan dengan kata tarbiah, ta’lim

dan ta’dib:

a. Tarbiah yang berarti “pendidikan, pengasuhan dan sebagainya”. Selain itu

kata-kata ini mencakup banyak arti seperti kekuasaan, perlengkapan dan

pertanggung jawaban, perbaikan, penyempurnaan dan lain-lain.

b. Ta’lim berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian

pengertian, pengetahuan dan keterampilan.

c. Ta’dib yang berarti pelatihan atau pembiasaan.8

Dari ketiga istilah tesebut yang paling popular digunakan adalah kata

“tarbiah” karena mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan seperti persiapan

individu dalam kesempurnaan etika, berpikir secara sistematis, ketajaman intuisi,

giat dalam kreasi dan memiliki keterampilan.

Pengertian akhlak secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Arab

dengan kosakata "al-Khuluq" yang berarti kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar

yang ada pada manusia.9 Dalam kamus modern Bahasa Indonesia kata akhlak

diartikan sebagai "budi pekerti, tingkah laku, dan perangai".10 Sedangkan

pengertian akhlak menurut Jamil Shaliba yang dikutip oleh Dr.H.Moh. Ardani

dalam bukunya yang berjudul “Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat”,

akhlak berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama.11

8 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet.ke-7, h.14-15 9 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesama manusia, (Bukit

Tinggi: Amelia Surabaya, 2005), Cet I, h. 7 10 M.Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arkola,

1994), h.12 11 H. Moh.Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, (Jakarta: CV.Karya

Mulia, 2001), Edisi Pertama, h.25.

Page 25: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

12

Adapun pengertian akhlak secara terminologi (istilah) terdapat

beberapa pendapat yang dikutip oleh Rahmat Djatnika dalam bukunya "System

Ethika Islam" adalah sebagai berikut:

a. Menurut Ibn Maskawaih akhlak itu adalah keadaan gerak jiwa seseorang yang mendorong kearah melakukan perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu.

b. Al-Ghazali dalam bukunya Ihya 'Ulumuddin mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tetap pada jiwa seseorang yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah dengan tidak membutuhkan pikiran atau pertimbangan.

c. Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlaq mengatakan bahwa akhlak ialah membiasakan kehendak.12

Dari beberapa pengertian di atas jelaslah bahwa akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa yang mendorong melakukan perbuatan secara berulang-

ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan tanpa memerlukan pemikiran atau

pertimbangan terlebih dahulu.

Jadi pada hakekatnya akhlak atau khuluq itu adalah kondisi atau sifat

yang telah meresap dalam jiwa manusia dan menjadi kepribadian, sehingga dari

situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa

dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas tentang pengertian akhlak,

maka Abudin Nata menyimpulkan ciri-ciri perbuatan akhlak, sebagai berikut:

a. Perbuatan akhlak itu telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang atau telah

mendarah daging sehingga telah menjadi kepribadiannya.

b. Perbuatan akhlak itu mudah dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.

c. Perbuatan akhlak itu timbul atas kemauan dan pilihan sendiri, bukan karena

ada paksaan dari luar.

d. Perbuatan akhlak itu dilakukan dengan sebenarnya bukan berpura-pura atau

bersandiwara.

e. Perbuatan akhlak itu diperbuat atas dasar niat semata-mata karena Allah.13

12 Rahmat Djatnika, System Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992), h. 26-

27 13 Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003), Cet.I, h. 4-5

Page 26: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

13

Menurut Prof. Dr. H.A Rahman Ritonga di samping istilah akhlak,

ada beberapa istilah yang sering disamaartikan dengan akhlak oleh banyak orang

yaitu moral, etika dan susila.

a. Moral dari bahasa latin (mores) ialah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan seseorang dan baik buruknya perilaku itu diukur dengan norma yang berlaku (hukum dan adat).

b. Etika dari bahasa Yunani (ethos) ialah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan seseorang. Untuk mengukur baik atau buruk kebiasaan itu adalah dengan menggunakan standar logika umum yang sehat.

c. Susila dari bahas sansekerta (su=baik dan sila=prinsip) yaitu perlaku yang sudah menjadi kebiasaan seseorang. Baik dan buruknya perilaku diukur dengan perasan. Susila disebut juga sebagai sopan santun.14

Setelah mengetahui pengertian dari pendidikan dan akhlak maka

penulis menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak ialah usaha sadar manusia

berupa bimbingan atau bantuan yang diberikan oleh si pendidik kepada anak

didiknya yang berkaitan dengan masalah budi pekerti yang tertanam dalam jiwa

mereka sehingga jasmani dan rohani mereka dapat berkembang menjadi

kepribadian utama yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak

Setiap aktifitas yang dilaksanakan manusia haruslah mempunyai dasar

dan tujuan agar semua aktifitasnya itu dapat tercapai dengan baik

Dasar merupakan suatu fundamen untuk berdirinya suatu tujuan,

demikian pula halnya dengan pelaksanaan pendidikan harus memiliki dasar-dasar

yang kuat dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.

Di dalam Islam yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah al-Quran

dan Hadis. Dengan kata lain dasar-dasar yang lain selalu dikembalikan kepada

dua sumber ini. Al-Quran dan Hadis dijadikan sebagai dasar alat ukur tingkah

laku seseorang dalam hal kebaikan dan keburukan. Apa yang baik menurut al-

Quran dan Hadis, maka baik pula perbuatan itu. Dan sebaliknya apa yang menurut

14 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesama manusia…, hlm.8

Page 27: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

14

al-Quran dan Hadis itu jelek, maka jelek pulalah perbuatan itu dan harus

ditinggalkan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

هما آتاب اهللا و سنةترآت فيكم امرين لن تضلوا ابدا ما ان تمسكتم ب رسوله

)رواه الحاآم ( Artinya: "Aku tinggalkan untuk kamu sekalian dua hal (perkara), tidak akan sesat

kamu sekalian dalam berpegang kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Rasul-Nya"15.

Sejarah Islam telah menunjukkan bahwa Rasulullah saw diutus kepada

seluruh manusia adalah untuk mengajar dan membimbing mereka dalam hal-hal

yang berkaitan dengan agama dan dunia serta menunjukkan mereka ke jalan yang

lurus yakni jalan yang diridhoi Allah SWT. Al-Quran adalah kitabullah yang

diwahyukan kepada nabi Muhammad saw yang berisikan pedoman dan petunjuk

bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Petunjuk Al-Quran sebagaimana dikemukakan Mahmud Syaltut, dapat

dikelompokkan menjadi 3 pokok yang disebutnya sebagai maksud-maksud Al-

Quran yaitu:

1. Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia.

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-

norma keagamaan dan susila yang diikuti oleh manusia dalam kehidupan, baik

individual maupun kolektif.

3. Petunjuk mengenai syari'at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar

hukum yang diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan

sesamanya.16

Dengan demikian tepat sekali kalau Al-Quran dijadikan sebagai dasar

pertama dari pendidikan akhlak.

Salah satu ayat-ayat al-Quran yang mengandung nilai-nilai akhlak

adalah:

15 Romdoni Muslim, 300 Hadits Akhlak, (Jakarta: Restu Ilahi, 2004), h.vii 16 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, … h.33

Page 28: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

15

⌧ ⌧ ☺

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".17(QS.An-Nahl: 90)

Ayat diatas menunjukkan perintah kepada manusia untuk berlaku adil

dan berbuat kebajikan dan melarang manusia untuk melakukan hal-hal yang

bersifat keji, kemungkaran juga permusuhan. Ayat ini juga mengandung suatu

pengertian agar manusia hendaknya berpegang teguh kepada pada ayat ini serta

diharapkan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya

Dasar kedua yang dijadikan dasar pendidikan akhlak adalah hadis atau

sunnah Rasulullah saw. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses

perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam, karena

Allah menjadikan beliau sebagai teladan bagi umatnya. Rasulullah SAW

mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada isteri dan para

sahabatnya, dan seterusnya mereka mempraktekkan pula seperti apa yang

dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian mereka mengajarkan pula kepada

orang lain perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasul dan inilah yang disebut

Hadis atau Sunnah.18

Rasulullah SAW adalah pembawa amanat dari Allah SWT untuk

menunjukkan umat manusia ke jalan yang lurus, sekaligus merupakan pribadi

yang utuh yaitu pribadi yang dapat dijadikan contoh teladan dan anutan bagi

setiap muslim. Oleh karena itu mengikuti jejak Rasulullah SAW sangatlah besar

pengaruhnya dalam pembentukan pribadi dan watak sebagai seorang muslim

yang sejati sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taghaabun ayat 12:

17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h.415 18 Rama Yulis, Ilmu Pendidikan Islam, … h. 1

Page 29: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

16

☺ "Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang".19 (QS. At-Taghaabun: 12)

Telah sama-sama diketahui bahwa seluruh aktifitas manusia

mempunyai tujuan. Masing-masing tujuan sesuai dengan kecenderungan hati

nuraninya. Allah menciptakan manusia mempunyai tujuan yaitu agar manusia

beribadah atau mengabdi kepada-Nya, dalam firman-Nya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".20 (QS. Adz-Dzaariyaat: 56)

Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang

mengarahkan proses pendidikan, karena tujuan pendidikan berkaitan erat dengan

nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh pendidik di dalam hidupnya. Tujuan

pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan tujuan hidup pendidik karena

pendidikan akan berjalan sesuai tujuan apabila pendidik sendiri sadar akan tujuan

hidupnya agar perilaku mendidiknya menjadi jelas. Tujuan pendidikan adalah

orientasi yang dipilih pendidik dalam membimbing peserta didiknya. Pemilihan

merupakan proses penilaian, karenanya manakala pendidik telah menentukan

pilihannya, sesungguhnya ia telah mengutamakan sebagian nilai atas sebagian

yang lain.21

Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai setelah kegiatan selesai.

Pendidikan merupakan kegiatan yang berproses secara sistematis dan berencana

dan sudah tentu mempunyai tujuan. Tujuan pendidikan diperlukan untuk

19Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…,h. 942 20Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…,h. 862 21 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet.II, h.

54

Page 30: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

17

membentuk kepribadian seseorang. Begitu pula dengan pendidikan akhlak

mempunyai tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan pendidikan akhlak tidak terlepas dari dasar yang menjadi

pedoman pendidikan akhlak tersebut yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi. Dalam

dasar itu terdapat kemana tujuan yang akan dicapai yakni terbentuknya suatu

pribadi atau masyarakat yang berakhlak Islam yaitu akhlak yang sesuai dengan

tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi.

Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam menurut Athiyah Al-Abrasy

adalah untuk mencapai suatu akhlak yang sempurna.22 Dengan kata lain

pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki

keutamaan melalui kegiatan pendidikan. Berdasarkan tujuan ini, maka setiap

keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap

pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak diatas segala-

galanya.

Akhlak bertujuan menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi

dan sempurna dan membedakan dari makhluk lainnya. Akhlak hendak

menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap

sesama manusia, terhadap Allah dan makhluk lainnya.

Menurut Dr.H. Abudin Nata, ciri-ciri dari tujuan pendidikan Islam adalah

sebagai berikut:

a. Mengarahkan manusia agar rmenjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan

sebaik-baiknya.

b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahan di muka

bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga

tugas tersebut terasa lebih ringan.

c. Mengarahkan manusia untuk berakhlak mulia, sehingga ia tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya

22 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 2005), cet I,

h101

Page 31: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

18

d. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat.23

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan akhlak adalah membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah

baik jasmani maupun rohani yang ditujukan dengan niat beribadah kepada Allah

yang berdasarkan al-Quran dan Hadis sehingga mendapatkan kebahagiaan dunia

dan akhirat.

3. Metode Pendidikan Akhlak

Menurut etimologi, metode adalah "cara yang tersusun dan teratur

untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan".24 Dengan

demikian untuk melaksanakan sesuatu diperlukan cara-cara yang tepat dan teratur.

Tidak ada satupun metode yang sempurna tanpa adanya selingan dari

metode lain yang melengkapinya. Karena itu seorang guru dituntut untuk dapat

memilih metode yang tepat atau sesuai dengan karakteristik anak didik.

Adapun metode yang dipakai dalam pendidikan akhlak selain metode

ceramah, cerita dan tanya jawab dapat dipergunakan beberapa metode dibawah

ini:

a. Metode Keteladanan

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran,

instruksi dan larangan, sebab tabiat jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak

cukup dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan kerjakan itu.

Menanamkan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada

pendekatan yang lestari. Pendidikan itu, tidak akan sukses, melainkan jika disertai

dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata.25

Banyak ahli pendidikan berpendapat bahwa pendidikan akhlak dengan

teladan merupakan metode yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam

23 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, … h106

24 Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h. 406

25 Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf...,h. 165

Page 32: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

19

belajar, orang pada umumnya lebih mudah menangkap yang konkrit daripada

yang abstrak.26

Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan

anak, yang tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari atau tidak akan ditiru oleh

mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya akan

senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.27

Metode keteladanan merupakan keharusan bagi seorang guru, yakni

memberikan contoh yang baik bagi para siswa dalam berbagai hal, baik sikap

perilaku keseharian yang meliputi perkatan dan tingkah laku seorang guru dalam

pribadinya, maupun etika guru dalam bersosialisasi dengan para siswa, sehingga

guru dapat dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya dan patut ditiru.

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan.28Aktivitas yang

terus dikerjakan manusia dengan telaten dan penuh kesabaran akan menjadi

kebiasaan dirinya yang tidak bisa dipisahkan lagi. Orang yang tebiasa dengan

perbuatan-perbuatan tertentu tidak akan merasa terbebani lagi. Awalnya memang

sulit untuk membiasakan perbuatan-perbuatan baik, tetapi lama kelamaan kalua

dilakoni dengan penuh ketekunan dan kesabaran ia akan dengan senang hati dan

penuh kecintaan melakukan hal demikian.29

Salah satu usaha untuk membentuk suatu kepribadian manusia adalah

dengan melakukan pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara

kontinu. Karena itu jika manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan

menjadi orang jahat. Untuk ini Al-Ghazali mengajarkan agar akhlak diajarkan,

yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.

Sebagai contoh seorang anak yang terbiasa melaksanakan shalat dan puasa sejak

kecil maka ketika besar mereka sudah tidak lagi sulit untuk mengatasi rasa

malasnya untuk mendirikan kewajiban-kewajiban tersebut. Berbeda dengan anak

26 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 178 27 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul

Aulad Fil Islam oleh Jamaluddin Miri, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), cet.I, h. 2 28 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 84 29 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 298

Page 33: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

20

yang tidak terbiasa melakukan perbuatan itu sejak kecil maka akan lebih sulit

bagi para pendidik mengatasinya.

Meskipun metode pembiasaan adalah strategi yang sangat efektif dalam

mengembangkan perilaku-perilaku positif. Tapi metode ini juga memiliki

kelemahan karena kebiasaan ini dipraktekkan oleh si anak tanpa pemahaman atas

manfaatnya padahal kalau anak-anak kecil membiasakan perbuatan keterampilan

tersebut sambil benar-benar menghayatinya maka efektifitasnya akan sangat

tinggi ketika beranjak dewasa.30 Oleh karena itu peranan orang tua sangat

diperlukan untuk menjelaskan kepada anaknya dengan cara yang dapat

dipahaminya.

c. Metode Nasehat

Sebuah nasehat dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat

sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak

yang mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Cara seperti ini banyak sekali dijumpai dalam al-Quran, karena nasehat

dan cerita pada hakekatnya bersifat penyampaian pesan dari sumbernya kepada

pihak yang dipandang memerlukannya.bahas al-Quran dalam berdakwah serta

dalam menyampaikan petuah dan nasehat sungguh sangat beragam.

Metode Al-Quran dalam menyajikan nasehat dan pengajaran

mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:

a) Seruan yang menyenangkan, seraya dibarengi dengan kelembutan dan upaya

penolakan.

b) Metode cerita disertai perumpamaan yang mengandung pelajaran dan nasehat.

c) Metode wasiat dan nasehat.31

Metode-metode diatas, masing-masing mempunyai pengaruh yang

sangat besar. Karena itu, jika para pendidik menggunakan metode yang telah

digunakan dalam al-Quran ini, maka tidak diragukan lagi anak-anak akan tumbuh

menjadi sosok yang memiliki akhlak yang terpuji. Tetapi para pendidik juga harus

30 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 304 31 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 66

Page 34: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

21

memperhatikan syarat-syarat dalam memberikan nasehat agar nasehat tersebut

menjadi efektif.

Syarat-syarat supaya nasehat itu menjadi efektif :

a) Si pemberi nasehat harus terlebih dahulu mengamalkannya

b) Berikan nasehat secara khusus jangan di depan orang ramai, supaya tidak malu

untuk menerima kenyataan dirinya.

c) Sampaikan nasihat secara singkat. Terlalu lama akan membosankan

d) Nasihat itu harus jelas sesuai dengan kebutuhan psikologis pendengar.

e) Berikan nasehat secara bertahap.

f) Berikan nasehat dengan penuh pengertian dan rasa cinta. Jangan menggurui

atau memarahinya.32

d. Metode perhatian dan Pengawasan

Yang dimaksud pendidikan dengan metode perhatian atau pengawasan

adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan

anak dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial.

Berikut ini beberapa contoh tentang perhatian dan pengawasan Rasulullah

SAW, yaitu:

a) Perhatian dalam pendidikan sosial

b) Perhatian dalam memperingatkan yang haram

c) Perhatian dalam mendidik anak

d) Perhatian dalam memberi petunjuk kepada orang dewasa

e) Dan perhatian dalam pendidikan spiritual.33

Demikianlah upaya perhatian dan pengawasan Rasulullah SAW kepada

masyarakat yang ingin mengadakan perbaikan. Ini merupakan bukti bahwa

Rasulullah sangat memperhatikan pendidikan umat manusia.

Metode perhatian atau pengawasan yang dilakukan terhadap anak didik

juga harus memperhatikan faktor kejiwaannya. Menurut hasil penelitian para

psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia.

32 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 328-330 33 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 133-134

Page 35: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

22

Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat

rekreatif dan bermain, sedangkan pada usia anak masa sekolah (7-14) sudah mulai

bisa mempelajari sesuatu, sudah bisa membaca dan menulis, karena itu akhlak

dapat diajarkan melalui pembiasaan dan pelatihan.34

e. Metode Hukuman

Hukuman-hukuman dalam Islam dikenal dengan dua macam, yaitu

hudud dan ta'zir. Hudud adalah hukuman yang telah ditentukan dalam syari'at

Islam, yang wajib dilaksanakan karena Allah SWT. Seperti had bagi orang yang

minum-minuman keras, adalah dicambuk 40-80 kali. Sedangkan Ta'zir adalah

hukuman yang ditentukan oleh Allah SWT untuk setiap perbuatan maksiat yang

didalamnya tidak terdapat had. Ta'zir bertujuan untuk memberi pelajaran bagi

orang lain demi kemashlahatan umat, karena hukuman ta'zir ini tidak ditentukan,

tetapi diperhitungkan bentuk hukumannya sesuai dengan kesalahannya.

Adapun metode yang dipakai Islam dalam upaya memberikan hukuman

kepada anak:

a) Lemah-lembut dan kasih sayang adalah dasar pembenahan anak.

b) Menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan hukuman

c) Dalam upaya pembenahan, sebaiknya dilakukan secara bertahap, dari

yang paling ringan hingga yang paling keras.35

Para ahli pendidikan melarang pendidik menggunakan metode

hukuman kecuali dalam keadaan sangat darurat. Metode hukuman yang dimaksud

disini adalah metode hukuman yang berbentuk fisik. Metode ini adalah cara yang

paling akhir dalam proses belajar mengajar. Sedangkan metode hukuman yang

diperbolehkan adalah metode hukuman yang bersifat mendidik, misalnya

hukuman menulis sambung sebanyak satu halaman penuh, itu dilakukan gunanya

untuk melancarkan siswa untuk belajar menulis halus yang bagus.

34 Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf…, h.166 35 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 162-165

Page 36: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

23

Hasil Analisis Muhammad Al-Ghazali bahwa pembinaan akhlak dalam

Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun Islam. Rukun Islam yang

pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat; yaitu bersaksi bahwa tiada

tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat ini

mengandung pernyataan bahwa selama hidup manusia hanya tunduk kepada

aturan dan tuntutan Allah. Orang yang tunduk kepada aturan Allah dan Rasul-Nya

sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik. Rukun Islam yang kedua

adalah mendirikan shalat; shalat yang dikerjakan akan membawa pelakunya

terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar. Rukun Islam yang ketiga adalah

zakat; yaitu agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan dirinya dari

sifat kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak orang

lain, yaitu fakir miskin dan seterusnya. Adapun rukun Islam yang keempat yaitu

puasa; mengajarkan manusia untuk menahan diri dari makan dan minum dalam

waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan untuk menahan diri

dari keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang. Begitu pula rukun

Islam yang kelima yaitu ibadah haji; dalam ibadah haji diperlukan banyak

pengorbanan baik biaya, fisik, tenaga, pengetahuan atau wawasan tentang haji

serta merelakan tanah air dan harta ketika melaksanakan ibadah.36

4. Pelaksanaan Pendidikan Akhlak

Pelaksanaan pendidikan akhlak dapat dilakukan melalui pendidikan

informal, formal dan non formal.

a) Pendidikan informal (keluarga)

Pelaksanaan pendidikan yang dilakukan dalam pendidikan informal

yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga. Orang tua adalah orang dewasa

pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada

masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari

merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar-dasr pandangan hisup,

36 Abudin Nata, Akhlak…, h. 160-163

Page 37: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

24

sikap hidup dan keterempilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-

tengah orang tuanya.37

Sebelum anak-anak masuk sekolah, pendidikan akhlak sebelumnya

sudah terjadi atau dibekali oleh keluarga. Tingkah laku dan ucapan mereka sangat

mempengaruhi tingkah laku anak-anaknya, karena orang tua merupakan contoh

teladan bagi mereka di rumah szeperti memberikan contoh yang baik di rumah

berupa ucapan, sikap maupun tingkah laku mereka, dengan demikian orang tua

harus memegang teguh ajaran-ajaran agama agar kelak perilaku anak-anak mereka

tidak menyimpang (memiliki sifat-sifat tercela).

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang sangat

mempengaruhi perkembangan seorang anak, oleh karena itu orang tua hendaknya

berusaha menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan didasari nilai-

nilai agama. Menjadi kenyataan bahwa keadaan orang tua, sikapnya terhadap anak

sebelum dan sesudah lahir ada pengaruhnya terhadap kesehatan mental anak, ini

juga berpengaruh terhadap perilaku mereka.38

Orang tua berkewajiban mengasuh dan menanamkan nilai-nilai

keimanan, ketakwaan dan akhlakul karimah terhadap anak-anaknya, menjaga

kesehatan mereka lahir batin, jasmaniah dan rohaniah, menjaga keselamatan

mereka di dunia dan akhirat, ilmu agama dan ilmu umum agar mereka menjadi

manusia beriman dan beragama, beramal dan beribadah dan dapat berdiri sendiri

kelaknya sebagai seorang yang agamis. Untuk itu perlu ditanamkan sejak dini

nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah dalam keluarga.

Keluarga yang bisa dikatakan ideal adalah keluarga yang tidak hanya

meberikan kasih sayang dan fasilitas yang dibutuhkan kepada anak-anak mereka

tetapi juga memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapat

pendidikan agama dalam hal ini salah satunya adalah pendidikan akhlak yang

apabila pemberian pendidikan ini belum mampu atau tidak berkesempatan maka

berikan tanggung jawab itu kepada lembaga pendidikan formal yaitu sekolah

untuk melanjutkan pendidikan yang telah dibekali oleh orang tua.

37 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 87 38 Zakiah darajat,Kesehatan Mental…, h.61

Page 38: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

25

b) Pendidikan Formal (sekolah)

Sekolah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan

menumbuhkan kepribadiannya. Sekolah bukanlah tempat sekedar untuk

menuangkan ilmu pengetahuan kepada murid, tetapi sekolah juga harus dapat

mendidik dan membina kepribadian si anak. Karena itu, menjadi kewajiban

sekolah pula untuk membimbing dalam menyelesaikan dan menghadapi

kesukaran-kesukaran dalam hidup.

Sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan yang diberikan dalan

keluarga namun lebih disempurnakan lagi. Banyak kesukaran-kesukaran yang

dihadapi anak ketika mulai masuk sekolah, masuk kedalam lingkungan baru, yang

sudah mulai berbeda dengan di rumah, sekolah mempunyai peraturan-peraturan

yang harus dipatuhi dan mempunyai larangan-larangan yang harus diindahkan.

Jika guru tidak berusaha memahami kesukaran-kesukaran yang dihadapi siswa,

mungkin akan menyebabkan si anak benci kepada suasana sekolah. Terutama

apabila ia datang dari rumah tangga yang memanjakannya. Amatlah sukar baginya

untuk menerima peraturan dan perlakuan guru-gurunya. Mungkin ia akan

mempunyai rasa negatif terhadap sekolah dan gurunya untuk selama-lamanya.39

Oleh karena itu sangat diperlukan peranan guru yang tepat dalam memahami

kejiwaan anak didik mereka.

Lingkungan sekolah peranannya sebagai pelanjut pendidikan agama di

lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak

menerima pendidikan agama dalam keluarga. Dalam konteks ini guru agama

harus mampu mengubah sikap atau akhlak anak didiknya agar menerima

pendidikan agama yang diberikannya dan diharapkan juga dapat diterapkan dalam

kesehariannya.

Lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan akhlak anak. Corak hubungan antara guru dengan murid atau antara

murid dengan murid akan banyak mempengaruhi kepribadian termasuk di

dalamnya nilai-nilai moral yang masih mengalami perubahan dan dapat terlihat

dalam perilaku mereka.

39 Zakiah darajat,Kesehatan Mental…, h.66-67

Page 39: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

26

Sebagai pemegang amanat orang tua, dalam melaksanakan tugasnya

guru hendaknya mencontoh peranan yang telah dilakukan para nabi dan

pengikutnya. Tugas mereka pertama-tama ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu

ilahi, sesuai dengan firman Allah dalam surat Ali Imran:79 yang meyatakan:

☺ ☺

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.40

An Nahlawi menyimpulkan bahwa tugas pokok (peran utama) guru

dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a. Tugas pensucian, guru hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT., menjauhkannya dari keburukan, dan menjaganya agar tetap berada pada fitrahnya.

b. Tugas pengajaran, guru hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterapkan ke dalam tingkah laku dan kehidupannya sehari-hari.41

Sedangkan tugas guru menurut pendapat S. Nasution, sebagaimana

yang dikutip oleh Abudin Nata diantaranya yaitu: Pertama, sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan tugas ini, maka guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkannya. Kedua, guru sebagai model, yaitu dalam bidang studi yang diajarkannya merupakan sesuatu yang berguna dan dipraktekkan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga guru

40 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…,h.89 41 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h.170

Page 40: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

27

tersebut menjadi model atau contoh nyata dari yang dikehendaki oleh mata pelaharan tersebut. Ketiga, guru juga menjadi model sebagai pribadi, apakah ia berdisiplin, cermat berpikir, mencintai pelajarannya atau yang mematikan idealisme dan picik dalam pandangannya.42

Dari ketiga tugas guru tersebut tergambar jelas bahwa seorang pendidik

selain seseorang yang memiliki pengetahuan yang diajarkannya, juga seorang

yang berkepribadian baik, berpandangan luas, dan berjiwa besar. Tanggung jawab

seorang guru itu bukan hanya sebatas tanggung jawab moral terhadap anak

didiknya. Akan tetapi lebih jauh dari itu, pendidik akan mempertanggung

jawabkan semua itu kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang telah

dilakukannya serta amanat yang dipercayakan kepadanya.

c) Pendidikan Non Formal

Pelaksanaan pendidikan Non formal di sini adalah pendidikan yang

diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan pendidikan yang berfungsi

sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.43

Di masa usia sekolah dasar anak sudah mulai beradaptasi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mereka cenderung tidak

memperdulikan perintah orang tua dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman-

temannya. Karena itu sebagian orang tua banyak memasukkan anak-anak mereka

kepada pendidikan non formal ini, tidak hanya sebagai pelengkap pengetahuan

tetapi juga memberi kesempatan kepada anak mereka untuk bergaul dan

beradaptasi kepada hal yang lebih positif sehingga memiliki keterampilan.

Adapun satuan pendidikan non formal ini terdiri atas lembaga kursus,

lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majlis

taklim, dan lain-lain. Keserasian dan kerjasama yang baik antara ketiga lapangan

pendidikan ini akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dan

pembentukan perilaku akhlak anak.

Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah:

42 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam,, h.115-116 43 Afnil Guza, Undang-Undang Sisdiknas dan …, h.13

Page 41: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

28

1) Lingkungan yang tenteram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari

kehidupan yang curiga mencurigai

2) Lingkungan yang rukun dimana sesama warga tidak saling mencampuri

urusan orang lain tanpa, tanpa disertai oleh sikap acuh tak acuh

3) Tersedianya fasilitas bergaul yang memadai seperti sarana berolahraga,

maka dari situ akan timbul suatu interaksi diantara sesamanya.44

B. Pembentukan Akhlakul Karimah

1. Pengertian Pembentukan Akhlakul Karimah

Dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia, pembentukan adalah proses,

cara, perbuatan atau usaha untuk membentuk.45

Adapun pengertian akhlak telah penulis paparkan pada pembahasan

sebelumnya yaitu akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong

melakukan perbuatan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan

tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Sedangkan Al-

Karimah adalah kata yang berasal dari kata Karim yang artinya mulia, baik,

terpuji. Jadi Akhlakul Karimah adalah watak, tabiat pembawaan, karakter yang

diulang-ulang tanpa disadari sehingga menjadi kebiasaan yang mulia atau bisa

juga dikatakan perilaku yang baik.

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang

tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang

mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.

Mengenai pembentukan akhlak, para ulama berbeda pendapat, yakni:

a. Sebagian ahli berpendapat, bahwa akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa

manusia sejak lahir. Bagi golongan ini akhlak adalah pembawaan dari manusia

sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri

manusia dan hati nurani dan akhlak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa

dibentuk.

44 Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara,

1988), h.192-193 45 Daryanto SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h. 88

Page 42: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

29

b. Sebagian lain berpendapat bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan,

pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Golongan ini

berpendapat bahwa akhlak dapat dibentuk.46

Dalam kenyataannya akhlak perlu dibina, dididik dengan berbagai

metode sehingga menghasilkan pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada

Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada kedua orang tua, saying kepada sesame

makhluk Tuhan dan seterusnya.

Banyaknya tantangan dan godaan akibat dampak dari kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyebabkan pembinaan untuk membentuk

akhlakul karimah sangat diperlukan salah satunya pembinaan akhlak yang

dilakukan di lembaga pendidikan. Jika program pendidikan dan pembinaan itu

dirancang dengan baik, sistematik, dan dilaksanakan dengan sungguh-sumgguh,

maka akan menghasilkan anak-anak atau orang-orang yang baik akhlaknya.

Disinilah letak peran dan fungsi lembaga pendidikan.

Dengan demikian pembentukan akhlakul karimah dapat diartikan

sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk akhlak anak didik

dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan

baik dan dilaksanakan dengan sumgguh-sungguh dan konsisten sehingga

menghasilkan generasi yang berakhlak mulia.

2. Macam-Macam Akhlak

Dari segi objeknya, akhlak dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu akhlak

kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada alam atau

lingkungan.47

a) Akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah dimaksudkan sebagai gambaran kondisi hubungan

manusia dengan Allah. Banyak alasan mengapa manusia harus berakhlak

baik kepada Allah, diantaranya adalah: karena Allah telah menciptakan

manusia dengan segala keistimewaan dan kesempurnaannya, Allah telah

46 Abudin Nata, Akhlak…, h.156 47 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesama manusia…, h. 11

Page 43: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

30

memberikan perlengkapan panca indera, hati nurani dan naluri kepada

manusia, Allah telah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan bagi

kelangsungan hidupnya, dan Allah telah memuliakan manusia dengan

diberikannya kemampuan kepada manusia untuk dapat menguasai daratan

dan lautan.48

b) Akhlak kepada sesama manusia

Akhlak dengan sesama manusia adalah gambaran tentang hubungan manusia

dengan sesama manusia dalam berintegrasi sosial. Akhlak kepada sesama

manusia terdiri dari: akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri sendiri,

keluarga, tetangga, masyarakat dan sebagainya.49

c) Akhlak kepada alam atau lingkungan

Akhlak kepada Alam atau lingkungan adalah sikap seorang manusia dalam

memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada disekitarnya untuk kepentingan

hidupnya.50

Adapun dari segi sifatnya, akhlak dibagi kepada dua bagian yaitu akhlak

yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang tercela (al-akhlaq al-

madzmumah).51

1) Akhlak Terpuji (Al-akhlaq al-Mahmudah)

Imam Ghazali memandang bahwa orang yang mendekat kepada Allah

adlah orang yang mendekati ajaran-ajararan Rasulullah yang memiliki akhlak

sempurna dan yang telah berakhlak dengan Qur'an yang merupakan ketetapan

Allah, dalam hal ini adalah akhlaq Mahmudah.52 Perilaku atau tingkah laku yang

seperti ini sangat banyak dan harus dianut atau dimiliki oleh setiap orang,

diantaranya:

48 Abudin Nata, Akhlak…, h.149-150 49 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesama manusia…, h.12 50 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan dengan sesama manusia…, h. 12 51 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan …, h. 11 52 Hussein Bahreisj, Ajaran-ajaran Akhlak Imam Ghazali, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1981), h. 45

Page 44: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

31

a) Al-Amanah (setia, jujur, dapat dipercaya)

Al-Amanah menurut bahasa berarti tutipan seseorang kepada orang

lain. "anak itu titipan Allah" adalah ungkapan yang menunjukkan bahwa

manusia adalah kepercayaan Allah sebagai pemelihara dan pendidik anak itu.

Jadi disini manusia adalah kepercayaan Allah, karena Dia tidak akan

menitipkan sesuatu yang berharga kepada orang yang tidak dipercaya.

Dari sini amanat diartikan sebagai sikap mental yang jujur, lurus hati dan

terpercaya.Sikap amanah menjadi syarat mutlak bagi seorang pemimpin baik

formal maupun informal. Pemimpin yang memiliki amanah adalah pemimpin

yang adil, bijaksana, demokratis dan toleran. Suatu Negara atau masyarakat

akan hancur bila dipimpin oleh orang yang curang atau khianat. Ia tidak akan

memiliki kemampuan memperbaiki kehidupan masyarakatnya, karena ia

tidak berbuat kecuali yang memberikan keuntungan pribadi dan

golongannya. Ditangan pemimpin seperti inilah suburnya praktek KKN, suap

dan sebagainya.53 Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisaa' ayat 58:

⌧ ☺ ⌧

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat".54

b) As-Sabru (sabar)

53 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 203-204 54 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h. 128

Page 45: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

32

Menurut Imam Ghazali bahwa arti kesabaran adalah meninggalkan

perbuatan yang diinginkan oleh syahwat yang perbuatan itu bermanfaat baik

untuk kepentingan dunia ataupun akhirat.55

Sabar merupakan kekuatan batin, karena dengan sabar ia dapat

menguasai dan memimpin dirinya sehingga tidak melakukan perbuatan yang

merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Sebagaimana sabda Nabi:

ا منا ةعرالصب ديدالش سيل: م .ص اهللا لوسر الق: الق ةريرى هبا نع

)متفق عليه( بضغال هنع هسفن كلمي يذال ديدشال "Dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : "Bukan yang kuat itu yang kuat bergulat tetapi yang kuat adalah yang mampu mengendalikan jiwa dari kemarahan". (Muttafaq alaih).56 c) Al- 'Iffah (memelihara kesucian diri)

Al-Iffah termasuk akhlaqul karimah yang dituntut dalam ajaran Islam. Menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan setiap waktu. Dengan penjagaan diri secara ketat, maka dapatlah diri dipertahankan untuk selalu berada pada status kesucian. Hal ini dilakukan mulai dari memelihara qalbu untuk membuat rencana angan-angan yang buruk.57 Adapun kesucian diri (al-'iffah) akan melahirkansifat-sifat murah hati,

malu, sabar, memaafkan, dan toleransi, rasa cukup (Qana'ah), wara', lemah

lembut, tolong menolong, kerapihan dan tidak thama' (rakus).58

d) Al-Qana'ah (mencukupkan apa yang ada)

Diakui bahwa setiap manusia disuruh berusaha maksimal untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, agama memandang rendah

orang yang malas berusaha dan tidak memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap

saat ia meminta-minta uluran tangan orang lain. Realita kehidupan

menunjukkan bahwa tidak semua usaha maksimal itu dapt menjamin

terpenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sempurna. Hal ini harus diyakini

55 Hussein Bahreisj, Ajaran-ajaran Akhlak Imam Ghazali…, h.47-48 56 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 202 57 Hamzah yaqub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah (suatu pengantar),

(Bandung: CV.Diponogoro, 1996), cet. Ke-7, h. 109 58 Imam Al-Ghazali, Bimbingan Mencapai Ketenangan JIwa, Terj. Dari Ihya

'Ulumuddin Juz III oleh Abdul Mujieb AS, (Surabaya: PT. Bungkul Indah , 1986), h. 46

Page 46: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

33

karena manusia hanya dapat berbuat maksimal sedangkan hasil usahanya

tetap tergantung kepada ridho Allah dan harus pandai mencukupkan apa yang

diterima itu.59

Qana'ah dalam pengertiannya yang luas mengandung empat perkara,

yaitu: menerima dengan rela apa yang ada, memohon kepada Tuhan

tambahan yang pantas disertai usaha atau ikhtiar, menerima dengan sabar

ketentuan Tuhan, dan bertawakkal kepada Tuhan.60

e) Al-Haya' (pemalu)

Malu adalah kondisi objektif kejiwaan manusia yang merasa tidak

senang, merasa rendah dan hina karena melakukan perbuatan yang tidak

baik. Sikap mental pemalu adalah penjelmaan dari keimanan seseorang

mukmin. Rasul berkata: "Rasa Malu bahagian dari Iman" (HR. Bukhari dan

Muslim dari Ibnu Umar). Dari sikap itu maka seseorang dapat diukur tingkat

keimanannya.61

Malu adakalanya terjadi dalam hal kebaikan dan kejahatan. Malu yang

penulis maksud di sini adalah malu dari melakukan perbuatan kejahatan.

Malu sudah menjadi khasanah kultural bangsa dan disebut dengan

budaya ketimuran. Budaya malu memiliki kekuatan membendung dan

membentengi moral umat. Namun, kini menjadi masyarakat yang memiliki

pemikiran yang berkembang mulai pula kepada prinsip-prinsip keimanan

kepada Allah. Akibatnya rasa malu yang selama ini menjadi benteng sudah

roboh tidak berdaya menahan pengaruh budaya asing yang semakin kencang

sebagai akibat dari globalisasi. Oleh karena itu peran orang tua, guru maupun

masyarakat sangat diperlukan dalm memberikan pemahaman dalam jiwa

anak didik mereka mengenai budaya malu ini.

59 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 209 60 Humaidi Tatapangarsa, Akhlak yang Mulia, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980), cet I,

H. 153 61 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h.217

Page 47: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

34

2) Akhlak Tercela (Al-akhlaq al-Madzmumah)

Akhlak madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak yang

jahat. Menurut istilah al-Ghazali disebut "muhlikat" artinya segala sesuatu yang

membinasakan atau mencelakakan, diantaranya:

a) Dusta

Dusta dapat diartikan dengan berkata tidak sesuai dengan fakta atau

berbuat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Penyakit rohani ini disebut juga

dengan bohong.62

Dr. Raymond Peach mengatakan:

Berbohong adalah alat pertahanan terbaik dari si lemah dan caranya yang terbaik untuk menghindari bahaya dalam banyak hal, dusta adalah reaksi atas kelemahan dan kegagalan. Misalnya anda bertanya kepada seorang anak, "apakah engkau memecahkan jambangan itu?" apabila si anak menyadari bahwa mengakui kesalahan akan mendatangkan hukuman maka nalurinya akan menyuruhnya untuk menyangkal.63

Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang sangat tercela,

sebab ia merupakan pokok dan induk dari bermacam-macam akhlak yang

buruk yang tidak saja merugikan masyarakat tetapi juga merugikan diri

sendiri.

Berdusta atau berbohong itu ada 3 macam yaitu berdusta dengan

perbuatan, berdusta dengan lisan, berdusta dalam hati.64

Orang yang sering berkata dan berbuat tidak sesuai dengan kenyataan

inilah yang disebut dengan pendusta. Perbuatan orang ini sering

mengakibatkan kerusakan tatanan hidup bermasyarakat.

b) Takabbur

62 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h.2 63 Sayid Mujtaba Musawi Lari, Menumpas Penyakit Hati Terj. Dari Youth and Moral

oleh Hashem, (Jakarta: Lentera 1996), cet.I h.53 64 H. Anwar Masy'ari MA, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), Cet.I

h.167

Page 48: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

35

Takabbur atau sombong ialah suatu keadaan yang ada dalam diri

manusia dan tercermin pengaruh-pengaruhnya, dimana seseorang melihat

dirinya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan orang lain. Seseorang

yang sombong memandang dirinya memiliki kedudukan dan keutamaan,

karena hilangnya kenyataan dari pandangannya, dan ia berada dalam persepsi

yang salah. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang itu dapat bersikap

sombong, yaitu sombong karena harta, ilmu dan kekuasaan/kedudukan.65

Menurut Humaidi Tatapangarsa dalam bukunya "akhlak yang mulia",

Takabbur itu ada 3 macam:

1. Takabbur kepada Tuhan, berupa sikap tidak mau memperdulikan ajaran-

ajaran Islam

2. Takabbur kepada Rasul-Nya, berupa sikap dimana orang merasa rendah

dirinya kalau mengikuti dan mematuhi Rasul.

3. Takabbur kepada sesama manusia, menganggap dirinya lebih hebat dari

orang lain.

c) Dengki

Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang

diperoleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu

berpindah ke tangannya sendiri atau tidak.66

Salah satu unsur yang menimbulkan dengki adalah pendidikan yang

buruk di rumah. Apabila orang tua lebih mencintai salah satu anak

danmelimpahinya dengan cinta dan kasih sayang yang khusus tanpa

memberikan hal yang sama kepada yag lainnya, anak yang terbiarkan akan

membangun perasaan terhina dan memberontak.67

d) Marah

Marah termasuk sifat kebinatangan yang dimiliki manusia. Dan ia

merupakan hal yang alami yang terlahir dalam diri manusia atau hewan dari

65 Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak, Terj. Dari

al-Akhlaq al-Islamiyah oleh Ali Yahya, (Jakarta: Lentera Basritama, 2003), cet.I, h. 209 66 H. Muslich Shabir, Tanbihul Ghafilin, (Semarang: CV. Toha Putera, 1993), cet.I h.

161 67 Sayid Mujtaba Musawi Lari, Menumpas Penyakit Hati Terj. Dari Youth and Moral

oleh Hashem…, h. 90

Page 49: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

36

perasaan yang keras dan tajam terhadap yang lain. Apabila seseorang

menemui sesuatu yang menjadi penghalang bagi keinginannya atau

bertentangan dengannya, maka ia akan merasakan kesempitan (susah dan

kesal), seperti ia mendengar perkataan yang buruk atau tertimpa kezhaliman.

Lalu timbullah pada dirinya perasaan ingin membalas dendam, dan kemudian

bergolaklah darahnya.68 Karena itu, kita sering menyaksikan bahwa pada

kondisi demikian, sebagian orang berubah mukanya menjadi merah dan

tampak dengan jelas pergerakan darah yang ada di wajahnya, kemudian

mulailah melontarkan kata-kata yang bertentangan dengan yang sebenarnya,

mencela orang lain dengan ungkapan-ungkapan yang keji dan hina, atau

menggunakan tangan dan kakinya.

e) Bakhil

Bakhil artinya kikir. Orang yang kikir ialah orang yang sangat hemat

dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian sangat dn sukar

baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan

kepada orang lain.

Orang kikir itu ada dua macam: pertama, orang kikir yang tidak

mengajak orang lain untuk berlaku kikir. Kedua, orang kikir yang mengajak

orang lain berlaku kikir. Yang kedua inilah lebih jahat dan lebih berbahaya

dari yang pertama. Golongan inilah yang senantiasa menghambat kemajuan

dan menghalangi berdirinya amal-amal kebajikan untuk umum. Golongan ini

dimusuhi manusia dan tidak disukai Tuhan.69 Allah SWT berfirman:

⌧ ⌧

68 Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak…,h. 113 69 M.'Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, (Bandung: PT.Al-M'arif, 1977), cet.ke-7,

hlm.132

Page 50: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

37

"Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong, yang bermegah diri. Yaitu orang-orang kikir dan mereka mengajak manusia berlaku kikir"(QS:An-Nisaa:37).70

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlakul Karimah

Abudin Nata dalam bukunya "Akhlak Tasawuf" mengatakan bahwa

untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada

khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang amat popular,

yaitu aliran Nativisme, aliran Empirisme, dan aliran Konvergensi.

a) Aliran Nativisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan, dari dalam

yang bentuknya dapat berupa kecenderungan bakat, akal dan lain-lain. Jika

seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik,

maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.

b) Aliran Empirisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri sseseorang adalah faktor dari luar, yaitu

lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika

pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka

baiklah anak itu. Demikian juga sebaliknya.

c) Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi

oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu

pendidikan dan pembinaan, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.71

Aliran konvergensi ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini

dipahami dari ayat dan hadits di bawah ini:

☺ ⌧ ☺

70 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h.124 71 Abudin Nata, Akhlak…, h.167-168

Page 51: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

38

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur".72(QS. An-Nahl: 78)

Ayat di atas memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk

dididik, yaitu penglihatan, pandengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus

disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran agama dan pendidikan.

ما من مولود اال يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه )عن ابي هريرة بخارىرواه ال(

"Tidak seorang anak pun yang baru dilahirkan kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut berahama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi." (HR. Bukhari dari Abu Hurairah) 73

Dengan demikian, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi

pembentukan atau pembinaan akhlak pada anak ada dua, yaitu faktor dari dalam

seperti potensi fisik, intelektual dan hati (rohaniah) yang dibawa oleh anak

semenjak lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua,

guru, dan tokoh serta pemimpin di masyarakat. Melalui kerja sama yang baik

antara tiga lembaga pendidikan tersebut, maka aspek kognitif (pengetahuan),

afektif (penghayatan), dan psikomotorik (pengamalan) ajaran agama yang

diajarkan akan terbentuk pada diri anak didik

4. Proses Pembentukan Akhlakul Karimah

Telah penulis paparkan sebelumnya mengenai pendapat para ulama

tentang pembentukan akhlak. Sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak itu tidak

bisa dibentuk, dan sebagian lagi dapat dibentuk dari hasil pendidikan, latihan,

pembinaan dan sebagainya. Dari kedua pendapat tersebut, penulis lebih condong

kepada pendapat kedua. Penulis mengakui adanya insting yang mendorong

perbuatan setiap manusia, tetapi pembentukan akhlak itu bukan pembawaan sejak

lahir melainkan suatu tindakan yang dikerjakan berulang-ulang dan menjadi suatu

kebiasaan sehingga terbentuknya akhlak.

72 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h. 413 73. H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…,h. 7

Page 52: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

39

Pembentukan akhlak itu dilakukan secara berangsur-angsur, bukanlah

hal yang sekali jadi melainkan sesuatu yang berkembang. Oleh karena itu,

pembentukan akhlak merupakan suatu proses panjang dan ada tahapan-tahapan

yang harus dilalui. Dalam hal ini, Anwari Masy'ari menjelaskan, bahwa "dalam

rangka pembentukan pribadi muslim, hendaknya dimulai sejak dini, yaitu dari

masa anak belum lahir sampai remaja…"74

Masa anak sebelum lahir, yaitu saat anak dalam kandungan perlu sekali

ditanamkan unsur-unsur agama, agar setelah lahir nanti si anak memiliki dasar

mental yang kuat. Misalnya dapat dilakukan dalam bentuk membaca Al-Quran

bagi si ibu, menciptakan hubungan yang harmonis antara suami isteri,

memperbanyak ibadah-ibadah sunah seperti shalat Tahajud dan sebagainya bagi

orang tua terutama bagi si ibu yang mengandung.

Masa anak sesudah lahir atau masa anak-anak adalah tahapan terpenting

dalam membentuk kepribadian. Sebab baik atau buruknya kepribadian anak ketika

dewasa banyak ditentukan oleh pendidikan masa kecilnya. Begitu bayi lahir, ia

sudah memiliki alat indera yang sudah peka, sehingga ia mudah menerima

rangsangan dari luar dirinya. Karena itu Islam menganjurkan agar

memperdengarkan suara azan dan iqamat kepada bayi yang baru lahir, sebelum ia

menerima rangsangan dari luar. Azan dan iqamat yang dilantunkan orang tua

kepada bayinya menjadi rangsangan kepribadian bayi.

Masa anak-anak yang mulai memasuki taman kanak-kanak merupakan

masa pancaroba yang dikenal sebagai masa trotzalter pertama yang ditandai

dengan sikapnya yang selalu membandel. Maka masa ini mengandung resiko

terhadap kepribadian anak apabila orang tuanya tidak bijaksana dalam

mendidiknya. Adapun mendidik akhlak anak pada masa ini dapat dilakukan

dengan cara membiasakan anak berkata sopan dan jujur serta bertanggung jawab

tehadap perbuatannya, mengikutsertakan dalam acara keagamaan,

memperdengarkan dongeng yang mengandung nilai akhlak yang mulia dan

memberi hukuman yang mendidik apabila ia melakukan kesalahan.

74 Anwari Masy'ari, Membentuk Pribadi Muslim, (Bandung: PT Al-Ma'arif, 1988),

h.11

Page 53: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

40

Masa anak-anak yang mulai masuk pada sekolah dasar, mereka sudah

mulai banyak bergaul dengan masyarakat di luar rumahnya. Dengan sendirinya

pergaulan dengan orang tuanya sudah mulai berkurang. Dan dalam menerapkan

pendidikan akhlak pada masa ini dapat dilakukan dengan cara selalu

mengawasinya agar tidak bergaul dengan anak-anak yang nakal, selalu aktif

melakukan Ibadah dan acara-acara keagamaan sehingga dapat meluhurkan budi

pekertinya, dan selalu menanamkan rasa kasih sayang kepada manusia dan

makhluk lainnya.

Sedangkan Masa remaja merupakan masa yang sulit karena masa ini

adalah masa kegoncangan emosi dalam proses mencari identitas diri, kehidupan

dan pengalaman agama belum stabil. Oleh karena itu hendaknya dalam

menyampaikan perintah atau larangan harus berhati-hati begitu pula dalam

menyampaikan ajaran-ajaran agama hendaknya dengan cara bijaksana, tetap dan

sesuai dengan sikap, sifat dan alam pikiran mereka.

Setiap pendidikan dan pengetahuan yang diberikan harus ada

pendidikan dan pembinaan moral atau pembentukan kepribadian yang sehat.

Pembinaan moral atau pembentukan kepibadian itu haruslah tegas dan jelas dasar

dan tujuannya yang kita inginkan bagi anak-anak. Biasanya ini ditemukan oleh

pandangan hidup dari lembaga pendidikan itu sendiri, yang pada umumnya sesuai

dengan dasar dan tujuan Negara.75

Adapun Dalam rangka proses pembentukan kepribadian atau akhlakul

karimah ada tiga taraf yang harus diupayakan, yaitu pembiasaan, pemberian

pengertian, sikap dan minat, dan pembentukan kerohanian yang luhur :

a) Pembiasaan

Proses pembentukan melalui pembiasaan sangat penting dan harus

didahulukan daripada tahapan yang lain karena sasarannya adalah aspek jasmani

yang pembinaannya lebih mudah. Namun demikian, pembiasaan amat kuat

pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak seseorang. Sebagaimana Hamzah

Ya'kub menjelaskan,"Begitu kuatnya pengaruh kebiasaan sehingga manakala

dirubah, biasanya menimbulkan reaksi yang cukup keras dari dalam pribadi itu

75 Zakiah darajat,Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), cet. XXIII

Page 54: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

41

sendiri, lihatlah betapa reaksi yang timbul jika seorang pacandu alkohol akan

menghentikan kebiasaannya".76

Pembiasaan ini harus dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara

terus menerus. Apabila seorang anak dibiasakan untuk mengamalkan perbuatan

yang baik, diberi pendidikan kearah itu, maka ia akan tumbuh di atas kebaikan.

Contoh pelaksanaan tahap pembiasaan, misalnya perintah shalat dan puasa. Agar

seorang muslim dapat melaksanakan shalat dan puasa dengan baik, maka perlu

dibiasakan sejak kecil sebelum baligh, sehingga setelah dewasa ia akan terbiasa

melaksanakan. Tujuan dari pembiasaan adalah untuk membentuk aspek

kejasmanian dan kepribadian, atau memberi kecakapan berbuat atau mengucapkan

sesuatu, misalnya hapalan bacaan shalat atau doa dalam ibadah lainnya.

b) Pembentukan pengertian, sikap dan minat

Tahap pembentukan pengertian, sikap dan minat merupakan tindak

lanjut dari tahap pembiasaan. Pada tahap pembiasaan baru merupakan

pembentukan kebiasaan-kebiasaan dengan tujuan supaya dilakukan dengan tepat.

Adapun pada taraf pembentukan pengertian, sikap dan minat merupakan

pemberian pengetahuan dan pengertian terhadap kebiasaan-kebiasaan yang sudah

tepat itu. Amalan-amalan yang sudah dikerjakan dan hafalan-hafalan yang sudah

diucapkan kemudian diberikan pengertian dan perlu ditanamkan dasar-dasar

kesusilaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan.

c) Pembentukan Kerohanian yang luhur

Tahap pembentukan kerohanian yang luhur merupakan tahap

pematangan rohaniah, seperti menanamkan kepercayaan terhadap pokok-pokok

keimanan. Alat yang utama adalah tenaga budhi dan kebudayaan serta kejiwaan

yang akan mendapatkan pengenalan akan Allah SWT. Jika tahap pembentukan

kerohanian yang luhur ini berhasil, maka akan terwujud kerohanian yang matang

yaitu sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba, yaitu "Adanya

kesadaran dan pengertian yang mendalam, segala apa yang dipikirkannya,

76 Hamzah Ya'kub, Etika Islam, (Bandung: CV Diponegoro, 1983), cet. Ke-2, h.62

Page 55: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

42

dipilihnya dan diputuskannya serta dilakukannya adalah keinsafannya sendiri

dengan rasa tanggung jawab.77Pembentukan taraf yang ketiga ini sebagian besar

merupakan pembentukan sendiri atau pendidikan sendiri.

C. Guru

1. Pengertian Guru

Menurut Kahar Masyhur, disebutkan bahwa guru berarti orang yang

pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya) mengajar.78

Sementara itu, dalam Undang-Undang tentang guru dan dosen

dikatakan bahwa "guru adalah pendidik profeswional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan menengah".79

Guru dalam pandangan Al-Quran disebut sebagai ulama. Bentuk jamak

dari alim, diartikan orang yang tahu memiliki pengetahuan ilmu agama dan ilmu

pengetahuan kealaman yang pengetahuannya tersebut memiliki rasa takut dan

tunduk kepada Allah SWT.80

Kata ulama dalam Al-Quran ditemukan dalam 2 tempat, yaitu:

Surat Faathir ayat 28

⌧ ⌧

☺ ☺

77 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-

Ma'arif, 1989), h.80 78 Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985), h.294 79 Afnil Guza, Undang-undang…, h.52 80 Abudin Nata, Pendidikan dalam perspektif Al-Quran ,(Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), cet I h.128

Page 56: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

43

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.81 Surat As-Syu'araa ayat 196-197

“…dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-Kitab orang yang dahulu. dan Apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa Para ulama Bani Israil mengetahuinya?”82

Dari kedua ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa ulama dalam

pandangan al-Quran adalah seseorang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu

agama dan ilmu lainnya. Dan kemudian ilmu itu diajarkan kepada semua manusia

atas dasar agama dan rasa takut kepada Allah SWT.

Jadi, pengertian guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan

pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan perananya dalam

membimbing siswanya, ia harus sangggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-

lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu

diperhatikan pula dalam hal mana ia memiliki kemampuan dan kekuatan83

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Abdullah 'Ulwan berpendapat bahwa tugas guru ialah melaksanakan

pendidikan ilmiah, karena ilmu mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan kepribadian dan emansipasi harkat manusia. Sebagai pemegang

amanat orang tua dan sebagai salah satu pelaksana pendidikan, guru tidak hanya

81 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h. 700 82 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan…, h. 588 83 Zakiah Daradjat, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1996), cetI, h.266

Page 57: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

44

bertugas memberikan pendidikan ilmiah. Tugas guru hendaknya merupakan

kelanjutan dan sinkron dengan tugas orang tua, yang juga merupakan tugas

pendidik muslim pada umumnya, yaitu memberikan pendidikan yang berwawasan

manusia seutuhnya.84

Guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh

sembarangan orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih

dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling

mudah terkena pencemaran.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat dinas maupun diluar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan jenis tugas guru,

yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas guru dalam

bidang kemasyarakatan.85

Adapun tugas guru menurut Nur Uhbiyati, antara lain:

a) Memahami kondisi psikologi terdidik

b) Mengetahui perkembangan intelektual terdidik.86

Selain membimbing si terdidik dan menciptakan situasi untuk pendidik,

seorang guru harus pula memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan,

pengetahuan-pengetahuan keagamaan dan lain-lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh bukan hanya diketahui saja tapi juga diamalkan. Guru bukanlah

makhluk yang sempurna, oleh karena itu ia harus selalu meninjau dirinya dan

memperbaiki jika terdapat kesalahan padanya.

84 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 95 85 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosda Karya,

1997), cet. Ke-8, h.6 86 Nur Uhbiyati, Ilmu pendidikan Islam untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiyah

komponen MKDK, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h.90

Page 58: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

45

Berdasarkan peran professional guru modern, maka sudah tentu

menimbulkan atau menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar. Diantara

tanggung jawab guru adalah sebagai berikut:

a) Guru harus menuntut dan menuntun peserta didik untuk belajar.

Guru harus membimbing peserta didik agar mereka memperoleh

keterampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan perilaku yang serasi.

b) Turut serta membina kurikulum sekolah

Dalam hubungan ini guru dapat melakukan banyak hal, antara lain:

menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat digunakan dalam memilih

bahan-bahan kurikulum. Berusaha menemukan, menumbuhkan minat,

kebutuhan dan kesanggupan peserta didik, berusaha menemukan cara-cara

yang tepat agar antara sekolah dan masyarakat terjalin hubungan kerjasama

yang seimbang, mempelajari isi dan bahan pelajaran pada setiap kelas dan

meninjaunya dalam hubungan dengan praktek sehari-hari.

3. Peran guru terhadap siswa

Menurut Wrightman yang dikutip olah Moh. Uzer Usman, peran guru

adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan

dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan

tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.87

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa

konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Oleh

karena itu guru memiliki banyak peran bagi siswanya baik peran dalam proses

belajar mengajar, peran dalam administrasi, peran secara pribadi maupun peran

secara psikologis.88

Dalam kegiatan belajar mengajar, dapat disebutkan bahwa peran guru

adalah sebagai berikut:

a. Demonstrator, yaitu guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi

pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam

87 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.4 88 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.9

Page 59: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

46

arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya serta

memperagakannya kepada anak didik.

b. Pengelola kelas, yaitu guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai

lingkungan belajar agar dapat terorganisasi dengan baik agar tujuan

pendidikan dapat lebih terarah.

c. Mediator dan Fasilitator, guru harus memiliki pengetahuan mengenai media

pendidikan serta memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakannya

agar dapat menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Ada tiga macam

kegiatan yang dilakukan guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku

sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan

hubungan yang positif dengan para siswa

d. Evaluator, guru hendaknya memberikan penilaian terhadap hasil yang telah

dicapai baik oleh pihak terdidik maupun oleh anak didik.89

Dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi, seorang guru dapat

berperan sebagai:

a. Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan

b. Wakil masyarakat, guru mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat

yang baik

c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran

d. Penegak disiplin

e. Pelaksana administrasi pendidikan

f. Pemimpin generasi muda

g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya mampu menyampaikan segala

perkembangan kemajuan dunia kepada masyarakat.90

Dilihat dari segi dirinya sendiri, seorang guru harus berperan sebagai

berikut:

a) Petugas sosial, yaitu guru harus membantu untuk kepentingan masyarakat

89 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.9-12 90 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.12

Page 60: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

47

b) Pelajar dan ilmuwan, yaitu guru senantiasa terus menuntut ilmu

c) Orang tua, yaitu mewakili orang tua siswa di sekolah dalam pendidikan

anaknya.

d) Pencari teladan, yaitu senantiasa mencari teladan yang baik untuk siswa bukan

untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah

laku

e) Pencari keamanan, yaitu senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa.91

Secara psikologis, peran guru sebagai berikut:

a) Ahli Psikologi pendidikan

b) Seniman dalam hubungan antar manusia

c) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan

d) Catalytic agent (inovator), yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam

menimbulkan pembaharuan

e) Petugas kesehatan mental, bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan

mental khususnya kesehatan mental siswa.92

D. Fase Kanak-kanak ( 6-12 ) tahun

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang

perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah

laku tertentu.93

Pembagian perkembangan ke dalam masa-masa perkembangan itu

hanyalah untuk memudahkan bagi kita dalam mempelajari dan memahami jiwa

anak-anak pada setiap fase perkembangannya. Walau perkembangan itu dibagi-

bagi ke dalam masa-masa perkembangan, akan tetapi tetap merupakan suatu

kesatuan yang hanya dapat dipahami dalam hubungan keseluruhannya.

91 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.13 92 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, cet. Ke-8, h.13 93 Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta:UIN

Press, 2007),h.73

Page 61: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

48

Para ahli psikologi membagi-bagi masa perkembangan itu menurut

pendapat yang berbeda-beda dengan menggunakan dasar-dasar pemikiran yang

berlainan diantaranya:

a. Pembagian Aristoteles

Menurut Aristoteles, ada tiga masa perkembangan yaitu:

1. Periode anak kecil. Usia sampai 7 tahun

2. Periode anak sekolah, usia 17 sampai 14 tahun

3. periode pubertas (remaja), usia 14 sampai 21 tahun

Peralihan antara masa pertama dengan masa kedua ditandai dengan

pergantian gigi. Peralihan antara masa kedua dengan masa ketiga ditandai dengan

tumbuhnya bulu-bulu menjelang masa dewasa.

Pembagian masa perkembangan menurut Aristoteles ini didasarkan atas

gejala pertumbuhan jasmani atau proses biologis tertentu yang lamanya masing-

masing periode 7 tahun.

b. Pembagian Comenius

Pembagian masa-masa perkembangan menurut Comenius adalah sebagai

berikut:

1. Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun

2. Masa sekolah bahasa ibu, usia 6 sampai 12 tahun

3. Masa sekolah bahasa latin, usia 12 sampai 18 tahun

4. Masa sekolah tinggi, 18 sampai 24 tahun.

Masa-masa perkembangan yang diterapkan Comenius ini berdasarkan

tingkat sekolah atau jenjang pendidikan yang diduduki anak sesuai dengan tingkat

usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Untuk masing-masing

sekolah harus diberikan bahan pengajaran dan cara-cara mengajar yang sesuai

dengan perkembangan jiwa anak, periodisasi ini dapat dikatakan berdasar kepada

didaktis.

c. Pembagian Kohnstamm

Kohnstamm membagi masa perkembangan seperti dibawah ini:

1. Masa vital, sampai usia 1,5 tahun

2. Masa anak kecil, usia 1,5 sampai 7 tahun

Page 62: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

49

3. Masa anak sekolah, usia 7 sampai dengan 14 tahun

4. Masa remaja, usia 14 sampai 21 tahun

5. Masa dewasa, usia 21 tahun keatas

Pembagian masa perkembangan ini, dilihat dari sisi pendidikan dan

tujuan luhur umat manusia.

d. Pembagian Harvey A. Tilker da Elizabeth B. Hurlock

Pembagian masa perkembangan menurut mereka, yaitu:

1. Masa sebelum lahir, selama 9 bulan atau 280 hari

2. Masa bayi baru lahir, sampai usia 2 minggu

3. Masa bayi, dari 2 minggu sampai 2 tahun

4. Masa kanak-kanak awal, dari 2 sampai 6 tahun

5. Masa kanak-kanak akhir, usia 6 sampai 12 tahun

6. Masa puber, dari 12 sampai 15 tahun

7. Masa remaja, usia 15 sampai 21 tahun

8. Masa dewasa awal, dari 21 sampai 40 tahun

9. Masa dewasa madya, usia 40 sampai 60 tahun

10. Masa usia lanjut, dari 60 tahun keatas.94

Pembagian masa-masa perkembangan ini berdasar pasa didaktis sama

dengan menurut Comenius. Periodisasi ini tampak sudah lengkap mencakup

sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang

berlangsung sejak konsepsi sampai meninggal dunia.

Yang menjadi pokok pembahasan pada masalah ini adalah masa kanak-

kanak akhir yaitu antara umur 6-12 tahun. Menurut penulis, pendapat yang sesuai

dengan umur yang terdapat pada karya ilmiah ini adalah pembagian masa yang

dikemukakan oleh Harvey A. Tilker dan Elizabeth B. Hurlock.

1. Fase Kanak-kanak I (Early Childhood)

Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam

tahun.Dalam setiap tahap perkembangan ada ciri-ciri khusus begitu juga pada saat

94 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, (Jakarta:

CV.Pedoman Ilmu Jaya,1993), cet.I, h.149

Page 63: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

50

masa kanak-kanak awal ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Orang tua menyebut

masa kanak-kanak awal dengan usia problematis/usia sulit karena memelihara

atau mendidik mereka sulit, atau bisa juga disebut dengan usia main karena

sebagian besar hidup anak waktunya dihabiskan untuk bermain. Para pendidik

menyebut masa ini sebagai masa anak usia prasekolah, sebagai anak yang belum

matang untuk sekolah, merupakan masa persiapan untuk masuk sekolah dasar.

Lain halnya dengan para psikolog, mereka menyebut masa ini dengan sebutan

usia pra kelompok, usia penjelajah, usia bertanya.

Masa ini dikatakan usia prasekolah karena pada masa ini anak-anak

mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial

yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas

satu SD. Sebutan sebagai usia penjelajah dan bertanya karena pada masa ini anak-

anak gemar menjelajahi lingkungan karena dorongan ingin tahu mengenai apa

yang ada disekitarnya baik perasaan maupun mekanisme kehidupan yang ada

dilingkungannya. Dan salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan

tersebut adalah dengan sering bertanya. Orang tua jangan bosan menjawab

petanyaan-pertanyaan mereka dan ada baiknya mereka diajak jalan-jalan untuk

menyalurkan hasrat ingin tahu mengenai lingkungan alam sekitarnya. 95

Adapun ciri-ciri perkembangan pada fase ini, antara lain:

a. Perkembangan Fisik

Pada fase kanak-kanak awal, tubuh secara progresif berubah antara

masa bayi dan dewasa. Tinggi badan dan berat badan bertambah. Terutama pada

dua tahun pertama. Setelah itu pertumbuhan agak melambat sampai terdapat

pelonjakan pertumbuhan yang cepat pada awal pubertas, bentuk tubuh dan

proporsi tubuh juga turut berubah.96

Pertumbuhan otak pada masa kanak-kanak awal pada usia lima tahun

sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90% pada usia enam tahun.

Pada usia ini juga terjadi pertumbuhan "myelinization" (lapisan urat syaraf dalam

otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih, taitu myelin) secara

95 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.152-153 96 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta:PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), h.99

Page 64: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

51

sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara

cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik

lebih seksama dan efisien.97

Awal masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk belajar

mencapai berbagai keterampilan. Karena anak senang mengulang-ulang. Hal

mana penting artinya dalam belajar keterampilan. Selain itu anak pada masa ini

juga berani dan senang mencoba hal-hal baru dan pada masa ini mereka belum

memiliki banyak keterampilan sehingga tidak ada gangguan untuk mendapatkan

keterampilan-keterampilan baru.98

Anak dalam usia dini seperti ini khususnya diawal-awal kehidupannya

adalah seorang anak yang tidak berdaya dan lemah yang harus mendapat

perawatan dan pengawasan yang sangat baik. Ia harus mendapatkan asuhan, kasih

sayang serta nutrisi yang sangat baik agar tumbuh menjadi anak yang sehat.

Telah disinggung sebelumnya bahwa fase ini juga disebut fase main

karena banyak waktunya dihabiskan untuk bermain. Dengan bermain-main anak

bisa mengembangkan bakatnya dan melatih kemampuan motorik mereka untuk

menguasai berbagai keterampilan fisik dan permainan yang sedang mereka

mainkan dan juga akan memperoleh pengalaman-pengalaman yang baru. Anak-

anak juga akan belajar berinteraksi sosial ketika melakukan permainan dengan

teman-temannya.99

Selama usia pra sekolah bahasa dan pembendaharaan kata anak

meningkat dan menjadi lebih mirip dengan orang dewasa. Anak sudah mulai

memproduksi ujaran yang lebih panjang dan mulai menambahkan bunyi

gramatikal pada kalimat mereka, meskipun terkadang mereka menggunakan

aturan gramatikal pada tempat yang tidak seharusnya.mereka sering melakukan

obrolan tanpa arti, tidak terkendali, tidak terseleksi dan tanpa memperdulikan

apakah ada yang memperhatikan.100

97 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung,

PT.Remaja Rosda Karya, 2004), cet.5, h.163 98 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.153

99 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 244 100 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.225

Page 65: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

52

Insting seksual (gharizah jinsiyah) bukan hal buruk bagi anak usia ini,

tapi memerlukan arahan dan pengawasan serta penjelasan yang baik mengenai

seks kepada mereka yang dilakukan oleh guru dan orang tua sehingga terhindar

dari perbuatan asusila.

Minat mereka terhadap seks dapat dibuktikan dengan sikap mereka yang

suka membicarakannya dengan teman bermain kalau tidak ada orang dewasa,

terkadang mereka suka melihat kemaluan temannya dan suka menyentuhnya.

Bahkan mereka dapat menirukan perilaku seks orang dewasa karena melihat

gambar atau melihat orang tuanya.101

b. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan berpikir atau

intelektual.

Perkembangan kognitif pada anak-anak terjadi melalui urutan yang

berbeda. Tahapan ini membantu menerangkan cara anak berpikir, menyimpan

informasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Jean Piaget, usia pra sekolah termasuk dalam tahapan pra

operasional, dimana anak dapat membuat penyesuaian perseptual dan motorik

terhadap objek dan kejadian yang dipresentasikan dalam bentuk symbol

(bayangan mental, kata-kata, isyarat) dalam meningkatkan bentuk organisasi dan

logika. Anak pada tahap pra operasional seringkali egosentris. Artinya

memandang segala sesuatunya hanya dari sudut pandangan sendiri saja. Menurut

Piaget egosentrisme ini dapat diatasi bila anak berinteraksi dengan orang dewasa

dan terutama dengan teman sebayanya. Interaksi dengan sebayanya menyebabkan

anak belajar mengenal perspektif orang lain yang berbeda dengan dirinya, sebab

biasanya anak-anak tidak mau saling mengalah dengan teman sebayanya.

Interaksi dengan orang dewasa yang biasanya mau mengalah. Meskipun anak

egosentris tidak akan menghilangkan egosentrisme si anak. Adapun ciri berpikir

101 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.154

Page 66: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

53

anak usia ini telihat dalam penalaran moralnya. Anak hanya sekedar menuruti

aturan-aturan yang dibuat orang dewasa (moral heteronomy).102

c. Perkembangan Moral

Moralitas secara umum dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk

membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut dan

mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan merasa bersalah

atau malu ketika melanggar standar tersebut. 103

Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya tumbuh menjadi

seseorang yang memiliki moralitas yang kuat dalam berhubungan dengan orang

lain. Orang tua juga menghendaki anaknya memiliki altruisme, tidak

mementingkan diri sendiri dan memerhatikan kesejahteraan orang lain yang

diekspresikan melalui perilaku prososial, seperti saling membagi, saling

bekerjasama dan saling membantu.

Indikator awal dari dari altruisme, seperti membagi mainan atau

menenangkan orang lain yang merasa tidak nyaman telah muncul pada masa bayi

dan kanak-kanak terutama bagi mereka yang memiliki orang tua yang

menekankan pentingnya memperhatikan orang lain sebagai bagian dari strategi

pengaturan disiplin.menurut penelitian anak prasekolah lebih menunjukkan sifat

yang berpusat pada diri sendiri.104

Agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang disengaja dibuat untuk

menyakiti atau melukai makhluk hidup yang memiliki motivasi untuk

menghindarinya.

Mengenai perilaku agresivitas, anak yang berusia dua tahun

menunjukkan sikap tersebut dengan memukul dan menendang. Namun, ketika

berusia 3-5 tahun agresi itu berkurang dan diganti dengan bersifat verbal. Anak

prasekolah 4-7 tahun memfokuskan agresivitasnya pada benda terutama mainan

102 Kusdwiratri Setiono. Psikologi Perkembangan,( Bandung, Widya Padjadjaran,

2009), cet. Ke-2, h.23-24 103Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.261 104 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264

Page 67: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

54

atau kepemilikan lainnya, namun agresi instrumental ini kemudian berubah

dengan agresi yang bersifat permusuhan.105

Dalam penalaran moral, Kohlberg berpendapat bahwa pada masa

kanak-kanak awal termasuk ke dalam tahap pra konvensional dimana

perkembangan emosi anak terjadi karena adanya peraturan dan peraturan masih

bersifat eksternal dan belum teinternalisasi. Anak mematuhi peraturan yang

diberikan tokoh otoritas untuk menghindari hukuman dan mendapat kesenangan

pribadi. Penalaran moral ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu:

1. Hukuman dan kepatuhan; penilaian tentang baik dan buruk tergantung

pada konsekuensi fisik. Anak mematuhi tokoh otoritas untuk menghindari

hukuman, dan tidak menganggap sesuatu merupakan kesalahan jika tidak

diketahui dan tidak dihukum

2. Pertukaran instrumental; seseorang mematuhi aturan untuk mendapat

penghargaan atau memenuhi tujuan pribadi. Telah terdapat kemampuan

untuk melihat sesuatu dari perspektif lain, tetapi masih dilandasi keinginan

untuk mendapat keuntungan.106

d. Perkembangan Emosi

Anak pada usia ini cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas

dan terbuka. Sikap marah dan rasa iri hati pada anak prasekolah sering terjadi,

mereka sering memperebutkan prhatian orang tua dan guru.

Kapasitas anak untuk mengatur perilaku emosinya meningkat. Orang

tua membantu anak pada usia ini untuk menghadapi emosi negatif dengan

mengajarkan dan mencontohkan dengan menggunakan penalaran dan penjelasan

verbal. Ketika anak mengalami kesulitan untuk mempelajari keterampilan, mereka

sering menunjukkan perilaku yang berlebihan atau sebaliknya menarik diri ketika

berhadapan dengan situasi yang membuat rasa cemas dan takut. Usia 4 tahun anak

mulai menguasai kemampuan untuk mengekspresi emosinya disesuaikan dengan

aturan sosial yang ada.107

e. Perkembangan keagamaan.

105 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264-268 106Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.271-273 107 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.168

Page 68: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

55

Anak pada usia pra sekolah adalah usia penjelajah dan usia bertanya

karena pada masa ini mereka senang menjelajahi lingkungan karena ada dorongan

rasa ingin tahu mengenai apa yang disekitarnya baik perasaan atau mekanisme

kehidupan yang ada di lingkungannya. Dan salah satu caranya adalah dengan

bertanya, oleh karena itu orang tua jangan pernah merasa bosan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan mereka mengenai alam sekitarnya. Begitu juga mengenai

agama, bukti mereka merasa tertarik dengan agama mereka sering bertanya

mengenai Tuhan, kelahiran atau kematian dan sebagainya. selain itu juga minat

dalam ibadah agama, anak-anak senang diajak ke masjid tau bersenang-senang

bersama kawan-kawannya di masjid, terutama pada anak yang sudah besar

sebelum sekolah.108

f. Perkembangan sosial

Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas,

karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-

tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:

1. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan kelaurga maupun

dalam lingkungan bermain

2. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan

3. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain

4. Sudah mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya.109

2. Fase Kanak-kanak II (Later Childhood)

Fase kanak-kanak II atau fase kanak-kanak akhir (later childhood) yang

dimaksud berlangsung dari usia enam sampai tiba saatnya individu menjadi

matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai

108 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.153 109 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan …, h.171

Page 69: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

56

oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian

sosial anak.110

Anak pada masa ini sudah mulai banyak bergaul dengan masyarakat

diluar rumah. Dengan demikian pergaulan dengan orang tuanya semakin

berkurang dibandingkan dengan ketika ia masih kanak-kanak awal. Oleh karena

itu cara mendidiknya harus dibedakan dengan masa umur yanag lain. Sebab

disamping anak tersebut sudah mulai berpikir kritis, ia juga sudah banyak

membaca, mendengarkan dan melihat kejadian-kejadian di luar rumah tangganya

yang dapat merangsang pola pikirnya meskipun masih sederhana.

Para pendidik menyebut masa ini dengan usia sekolah dasar dengan

harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang penting

untuk keberhasilan penyesuaian hidup dimasa nanti.111

Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain:

a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi (apabila jasmaninya sehat maka banyak prestasi yang diperoleh)

b) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain

c) Amat reralistik, ingin mengetahui dan ingin belajar

d) Anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-

baiknya) mengenai prestasi sekolah.

e) Anak-anak pada usia 6-12 tahun membutuhkan guru atau orang-orang

dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya

f) Usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk bermain

bersama.112

Pada usia 6 atau 7 tahun anak telah matang untuk memasuki sekolah

dasar dan perkembangan jasmani dan rohaninya mulai sempurna. Anak keluar

dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan sekolah yang pengaruhnya

sangat besar terhadap perkembangan anak. Mereka lebih banyak mengenal teman

dalam lingkungan sosialnya yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin

berkembang. Ia ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya sehingga

110 Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 146 111 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.155 112 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan…,h.24-25

Page 70: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

57

akan bertambah pengalamannya. Semua pengalaman baru akan mempengaruhi

dan membantu proses perkembangan mereka, diantaranya:

a. Perkembangan Fisik

Akhir masa kanak-kanak meupakan periode pertumbuhan yang lambat

dan relative seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas kira-kira

dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat dimana

pertumbuhan bekembang pesat.

Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang diramalkan meskipun sejumlah

perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir

masa kanak-kanak. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik, yang tubuhnya

panjang dan langsing, dapat diharapkan tidak seberat anak mesomorfik yang

mempunyai tubuh lebih besar. Anak yang berbadan mesomorfik tumbuh lebih

cepat daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik dan lebih cepat menjadi

pubertas.

Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin baik kesehatan gizi, anak

cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang

kesehatan gizinya kurang, anak yang diberi imunisasi terhadap penyakit selama

awal masa kanak-kanak tumbuh lebih besar daripada anak yang mengalami

gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang

tenang tumbuh lebih cepat daripada anak yang mengalami gangguan emosional,

meskipun gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi berat daripada tinggi.

Anak cerdas cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak yang

tinggi rata-rata. Akan tetapi, kalau anak yang sangat cerdas dibandingkan saudara-

saudaranya yang tidak terlampau cerdas, perbedaan ini tidak ada. Laylock dan

Caylor menjelaskan "anak yang berbakat mungkin berasal dari keluarga yang

semua anaknya tumbuh lebih besar" karena adanya gizi dan perawatan kesehatan

yang baik

Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun

sebelumnya hampir tidak tampak dan menonjol dalam akhir masa kanak-kanak.

Karena pesatnya pertumbuhan pubertas anak laki-laki baru dinilai kira-kira

Page 71: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

58

setahun lebih lambat daripada anak perempuan, anak laki-laki cenderung lebih

pendek dan lebih ringan daripada anak perempuan seusianya, sampai ia juga

secara seksual menjadi matang. Pertumbuhan gizi anak perempuan juga lebih

cepat sedikit daripada anak laki-laki, sedangkan kepala dan wajah anak laki-laki

tumbuh lebih besar daripada anak perempuan.

b. Perkembangan Kognitif

Intelegensi atau kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi dari jiwa

makhluk hidup yang hanya dimiliki manusia. Intelegensi ini diperoleh manusia

sejak lahir, dan sejak itu pula potensi intelegensi ini mulai berfungsi

mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah

berkembang maka fungsinya semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan

mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.

Dalam keadaan pertumbuhan yang biasa, pikiran berkembang secara

berangsur-angsur, sampai anak mencapai umur delapan sampai dengan dua belas

tahun ingatannya menjadi kuat sekali. Biasanya mereka suka menghapal banyak.

Anak mengalami masa belajar. Pada masa ini anak menambah pengetahuannya,

menambah kemampuannya mencapai kebiasaan yang baik.

Anak tidak lagi bersifat egosentris artinya anak tidak lagi memandang

dirinya sebagai pusat perhatian lingkungannya. Anak mulai memperhatikan

keadaaan sekelilingnya dengan obyektif. Karena timbul keinginannya untuk

mengetahui kenyataan, keinginan itu akan mendorongnya untuk menyelidiki

segala sesuatu yang ada di sekelilingnya.

Pada masa anak sekolah, mereka sangat suka mengumpulkan benda-

benda sepeti perangko, gambar-gambar, bungkus rokok, bungkus korek api dan

sebagainya. Perkembangan fantastis sudah tidak disukai lagi karena kemampuan

berpikirnya bertambah kritis. Mereka hanya mau menerima yang masuk akal.

Sekarang anak-anak lebih suka membaca cerita yang sungguh-sungguh terjadi,

paling tidak cerita yang mendekati kenyataan. Perasaan, khayalan dan sugesti

masih mempengaruhi cara berpikirnya itulah salah satu alasannya mengapa

kesaksian yang diberikan anak-anak belum dipercaya sepenuhnya.

c. Perkembangan Moral

Page 72: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

59

Pada akhir masa kanak-kanak ini, sebagian besar anak-anak kode

moralnya dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya. Sehingga sering terjadi

pelanggaran di rumah, di sekolah dan di lingkungan tetangganya. Tetapi meskipun

demikian, pada masa ini terdapat peningkatan yang pesat dalam pengertian dan

ketepatan konsep selama periode masa ini. Ini disebabkan oleh meningkatnya

intelegensi dan meningkatnya kesempatan belajar.113

anak usia sekolah dasar dalam penalaran moral prososialnya lebih

menunjukkan sifat keinginanya membantu orang lain dibandingkan dengan anak

prasekolah.114

d. Perkembangan Emosi

Anak yang berada di akhir masa kanak-kanak menunjukkan

keterampilan regulasi diri dengan variasi yang lebih luas. Kecanggihan dalam

memahami dan menunjukkan tampilan emosi yang sesuai dengan aturan sosial

meningkat pada tahap ini. Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol

ekspresi emosi mereka, dan mereka lebih sensitive terhadap isyarat lingkungan

sosial yang mengatur keputusan dalam mengontrol emosi negative.

e. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial, sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma

kelompok, tradisis dan moral (agama). Perkembangan sosial pad anak sekolah

dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga

juga membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas sehingga

ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas

Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri

sendiri kepada sikap kerjasama atau telah mau memperhatikan kepentingan orang

lain. Anak telah berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya dan

bertambah kuat keinginanya untuk diterima menjadi anggota kelompok dan anak

tersebut tidak merasa senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.115

113 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan …, h.156 114 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan …, h.264

115 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan …, h.180

Page 73: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

60

f. Perkembangan keagamaan

Ketika anak masuk sekolah dasar, dalam jiwanya ia telah membawa

bekal rasa agama yang terdapat dalam kepribadiannya, dari orang tuanya dan dari

gurunya di taman kanak-kanak. Andaikata didikan agama yang diterima dari

orang tuanya di rumah sejalan dengan apa yang diterima dari gurunya maka ia

masuk sekolah dengan dasar agama yang bulat, sedangkan apabila berlainan maka

yang ada adalah keragu-raguan.

Oleh karena itu, setiap guru agama di sekolah dasar harus menyadari

betul bahwa anak didik yang dihadapinya telah membawa bekal agama dalam

pribadinya masing-masing sesuai dengan pengalaman hidup yang dilaluinya

dalam keluarga dan taman kanak-kanak.116

Adapun ciri-ciri perkembangan keagamaannya adalah sebagai berikut:

1) Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian

2) Pandangan dan paham ke Tuhanan diperolehnya secara rasional

berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indicator alam

semesta sebagai manifestasi dari keagunganNya.

3) Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan

ritual diterimanya sebagai keharusan moral.117

Jadi, usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai

agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak sangat

dipengaruhi oleh pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.

E. Pelaksanaan Pendidikan Akhlak dalam Pembentukan Akhlakul Karimah

Anak tidak hanya sebagai amanah tetapi juga sebagai generasi penerus

yang harus diperhatikan, tidak hanya sumber daya manusia nya saja tapi juga

harus diperhatikan akhlak anak demi kemajuan bangsa.

Akhklakul karimah merupakan hal yang sangat penting untuk

dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-

hari, terutama dalam mengantisipasi dampak negative era globalisasi dan krisis

116 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996), cet. 15, h.111

117 H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan…,h. 182

Page 74: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

61

multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Akhlak dapat

dikembangkan melalui pendidikan dan pembinaan. Adapun pelaksanaan

pendidikan dilakukan melalui jenjang pendidikan informal, formal dan non

formal.

Pendidikan informal dilakukan di lingkungan keluarga. Keluarga

merupakan pendidikan pertama dalam menanamkan akhlak seorang anak dimulai

dari dalam kandungan sampai remaja. adapun penanaman akhlak dalam keluarga

dimulai dari perilaku kedua orang tuanya, karena orang tua merupakan kunci dari

keberhasilan akhlak yang ditanamkan oleh mereka. Apabila perilaku mereka baik,

maka seorang anak juga meniru perilaku mereka. Selain itu juga mereka harus

menciptakan suasana yang nyaman bagi anak-anak mereka, dengan adanya

tercipta kenyamanan dalam keluarga maka hati, dan pikiran mereka pun akan

tenang sehingga terbentuklah akhlak yang baik disamping mereka melakukan

pembinaan dan pendidikan akhlak yang baik di rumah.

Seorang anak semakin lama semakin berkembang baik mulai dari fisik,

moral, agama, dan sebagainya. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan akhlak

tidak cukup hanya dilingkungan keluarga saja, tetapi juga dapat didukung melalui

pendidikan formal yang dilakukan di sekolah yang pelaksanaannya tidak terlepas

dari unsur tujuan, guru, materi dan metode.

Dalam pelaksanaan pendidikan formal, guru sangat berperan penting

dalam pembentukan akhlakul karimah siswa. Guru harus dapat menjadikan

dirinya sebagai orang tua kedua dan dapat menarik simpati sehingga menjadi idola

para siswanya tepatnya dapat menjadi teladan bagi para siswa di sekolah.

Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi

siswanya dan ini tidak terlepas dari metode yang guru gunakan dalam kegiatan

belajar mengajar.

Metode yang digunakan dalam membentuk akhlakul karimah siswa

dapat dilakukan melalui keteladanan, pembiasaan, nasehat, hukuman,bimbingan

dan sebagainya disamping pemberian metode cerita dan ceramah.

Adapun cara-cara mendidik yang dapat dilakukan guru untuk

membentuk akhlakul karimah siswa di sekolah dasar, antara lain:

Page 75: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

62

a) Membiasakan siswa berbicara dengan sopan dan berlaku jujur serta

bertanggung jawab terhadap perbuatannya

b) Selalu mengaktifkan melakukan ibadah dan acara-acara keagamaan,

karena hal itu dapat meluhurkan budi pekertinya

c) Menanamkan rasa kasih sayang kepada manusia dan perhatian terhadap

makhluk-makhluk yang lain

d) Memberikan kisah atau dongeng yang mengandung akhlak yang mulia,

terutama kasih sayang kepada orang tua, teman-teman dan makhluk

lainnya.118

Kurikulum yang digunakan di MI Darussalam P.Labu Jakarta Selatan

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).119 Adapun isi dari

Kurikulum dalam bidang studi Aqidah Akhlak yang dapat membentuk akhlakul

karimah siswa, antara lain:

KLS/S

MT

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1/satu

1. Mengenal Rukun Iman, Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul, Asmaul Husna (Ahad dan Kholiq)

2. Membiasakan Akhlak Tepuji 3. Menghindari Akhlak

1.1 Menghapal 6 Rukun Iman 1.2 Menghapal 2 Kalimat Syahadat 1.3 Mengartikan 2 Kalimat

Syahadat 1.4 Mengenal Sifat-Sifat Alloh

(Ahad dan Kholiq) melalui kisah Nabi Ibrahim a.s dalam mencari Tuhannya

2.1 Membiasakan sifat Disiplin dan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari

2.2 Membiasakan berakhlak baik (mandi, tidur, dan buang air besar/kecil) dalam kehidupan sehari-hari

3.1 Membiasakan diri untuk menghindari hidup kotor dalam

118 Mahjudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran dan Petunjuk

Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), cet 1, h.34 119 Departemen Agama, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

(Jakarta: Nadia Media, tt), h.28-36

Page 76: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

63

1/Dua

4. Memahami Kalimat

Thayyibah (basmalah) dan asmaul Husna (Ar-Rohman, Ar-Rohiim dan As-Sami’)

5. Membiasakan Akhlak Terpuji

6. Menghindari Akhlak tercela

kehidupan sehari-hari.

4.1 Mengenal Allah melalui kalimat Thayyibah (basmalah)

4.2 Mengenal sifat-sifat Allah (Ar-Rohman, Ar-Rohiim dan As-Sami’) melalui kisah Nabi Sulaiman dengan tentara semut.

5.1 Membiasakan sifat ramah dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Membiasakan berakhlak baik ketika berbicara dan meludah dalam kehidupan sehari-hari

6.1 Membiasakan diri untuk menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong dalam kehidupan sehari-hari

2/Satu

1. Memahami Kalimat Thayyibah (hamdalah) dan Asmaul Husna (ar- Rozak, al-Mughniy, al-Hamid, dan As-Syakur)

2. Membiasakan akhlak terpuji

3. Menghindari akhlak tercela

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat Thayyibah (hamdalah)

1.2 Mengenal Allah melalalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam asmaul husna

1.3 Mengenal Allah melalui pengenalan sholat 5 waktu

2.1 Membiasakan bersikap syukur

nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari

2.2 Membiasakan berakhlak baik ketika berpakaian, makan minum dan berdin dalam kehidupan sehari-hari

3.1 Menghindari sifat sombong

melalui kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW

Page 77: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

64

2/Dua

4. Memahami kalimat thayyibah (tasbih) dan asmaul husna (al-Quddus, ash-Shomad, al-Muhaimin dan al-Badi’)

5. Membiasakan akhlak Terpuji

6. Menghindari akhlak Tercela

4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah

4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah

5.1 Membiasakan bersifat jujur, rajin dan percaya diri

5.2 Membiasakan berakhlak baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari

6.1 Menghindari sifat-sifat malas

melalui kisah masa remaja Nabi Muhammad SAW

3/Satu

3/Dua

1. Memahami kalimat Thayyibah (takbir), Asmaul Husna (Al-Azhim, al- Kabir, dan al- Kariim dan Al- Malik

2. Beriman Kepada Malaikat-malaikat Allah

3. Membiasakan Akhlak Terpuji

4. Menghindari Akhlak tercela

5. Memahami Kalimat Thayyibah (ta’awud), asmaul husna (al-Baathin, al-Waliy, al-Mujiib dan al-Wahhaab)

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat Thayyibah (Allahu Akbar)

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam

2.1 Mengenal Malaikat-malaikat Allah

3.1 Membiasakan sifat kasih

sayang dan taat dalam kehidupan sehari-hari

3.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail

4.1 Menghindari sifat durhaka

kepada kedua orang tua melalui kisah Kan’an

5.1 Mengenal Allah melalui

kalimat Thayyibah (ta’awwud) 5.2 Mengenal Allah melalui sifat-

sifat Allah

Page 78: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

65

6. Beriman kepada makhluk Allah yang Ghaib

7. Membiasakan akhlak terpuji

8. Menghindari Akhlak tercela

6.1 Mengenal Makhluk Ghaib selain malaikat (Jin dan Syetan)

7.1 Membiasakan sikap rukun dan

tolong menolong. 7.2 Membiasakan berakhlak baik

terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari

8.1 Menghindari sifat khianat, iri

dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s

4/ Satu

4/Dua

1. Memahami kalimat

Thayyibah (masya Allah dan

subhanallah) dan asmaul

Husna (al-‘aliim, az-Zhohiir,

ar- Rasyiid, dan al-Haadii

2. Beriman kepada kitab-kitab

Allah

3. Membiasakan Akhlak terpuji

4. Menghindari akhlak tercela

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat

Thayyibah

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-

sifat Allah melalui asmaul

Husna

2.1 mengenal Kitab-kitab Allah

3.1 membiasakan sikap hormat dan

patuh dalam kehidupan sehari-

hari

3.2 Membiasakan sikap tabah dan

sabar

4.1Menghindari akhlak tercela

melalui kisah Tsa’labah

Page 79: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

66

5. Memahami kalimat thayyibah

(assalaamu’alaikum) dan

asmaul Husna (as-Salaam, al-

Mukmin, dan al-Latiif)

6. Beriman kepada Allah dan

Rosul-rosul Allah

7. Membiasakan akhlak terpuji

8. Menghindari akhlak tercela

5.1 mengenal Allah nelalui

kalimat Thayyibah

5.2 mengenal Allah melalui

kalimat Asmaul Husna

6.1 Mengenal Rasul dan Nabi

Allah

7.1 Membiasakan akhlak shissiq,

amanah ,tabligh, fathonah

dalam kehidupan sehari-hari

7.2 Membiasakan akhlak terpuji

terhadap teman dalam

kehidupan sehari-hari

7.3 Mencintai dan meneladani

akhlak mulia 5 Rasul ulul

Azmi

8.1 menghindari sifat munafik

dalam kehidupan sehari-hari

5/Satu

1. Memahami kalimat Thoyyibah

(sholawat Nabi, asmaul Husna

(al-Baaqii dan al-Bashiir)

2. Beriman kepada hari akhir

(kiamat)

3. Membniasakan akhlak terpuji

1.1 mengenal Allah melalui

kalimat Thoyyibah.

1.2 Mengenal Allah melalui

asmaul Husna.

2.1 mengenal adanya hari kiamat.

3.1 membiasakan sikap tanggung

jawab, adil dan bijaksana

dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 membiasakan akhlak yang

Page 80: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

67

5/Dua

4. Menghindari akhlak tercela.

5. Memahami kalimat Thayyibah

(tarji’) dan asmaul Husna (al-

Muhyii, al-Mumiit)

6. Membiasakan akhlak terpuji

7. Menghindari akhlak tercela

baik ketika di tempat ibadah

dan tempat umum

4.1 menghindari sifat hasud dalam

kehidupan sehari-hari

5.1 mengenal Allah melalui

kalimat thayyibah

5.2 mengenal Allah melalui

kalimat asmaul Husna.

6.1 membiasakan sikap teguh

pendirian dan darmawan

dalam kehidupan sehari-hari

6.2 membiasakan akhlak baik

dalam hidup bertetangga

dalam kehidupan sehari-hari

7.1 membiasakan diri untuk

menghindari sifat kikir dan

serakah melalui lisah qorun

6/Satu

1. mengenal kalimat thayyibah

(laa haula walaa quwwata illaa

billaahil ‘aliyyil ‘adhiim) dan

asmaul husna (al-Qowiyy, al-

hakiim, al-mushawwir, dan al-

Qodir).

2. Beriman kepada taqdir Allah

3. Membiasakan akhlak terpuji.

1.1 mengenal Allah melalui kalimat

Thayyibah.

1.2 mengnal Allah melalui asmaul

husna

2.1 mengenal adanya qodho dan

qodar Allah (taqdir)

3.1 membiasakan sifat optimis,

qonaah, dan tawakkal dalam

kehidupan sehari-hari melalui

kisah ashhabul kahfi

Page 81: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

68

6/Dua

4. Menghindari akhlak tercela

5. Mengenal kalimat thayyibah

(istigfar), dan asmaul husna (al-

Ghoffur, ash-Shobuur, dan al-

haliim)

6. Membiasakan akhlak terpuji

7. Menghindari akhlak tercela

4.1 Membiasakan diri untuk

menghindari sifat pesimis dan

putus asa melalui kisah Nabi

Sulaiman a.s dengan umatnya

dan Nabi Yunus a.s

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat

Thayyibah

5.2 Mengenal Allah melalui sifat-

sifat Allah yang terkandung

dalam asmaul husna

6.1 Membiasakan sifat sabar, dan

taubat dalam kehidupan sehari-

hari melalui kisah Nabi Ayyub

dan kisah Nabi Adam a.s

6.2 Membiasakan diri berakhlak

baik terhadap binatang dan

tumbuhan dalam kehidupan

sehari-hari

7.1 Membiasakan diri untuk

menghindari sifat marah, fasik

dan murtad dalam kehidupan

sehari-hari

F. Kajian Pustaka Terdahulu

1. Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang berjudul " Pelaksanaan

Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cipayung kecamatan

Cipayung Jakarta Timur" tahun 2004/2005, dapat diketahui bahwa

pelaksanaan pendidikan akhlak di sana cukup baik dan hasil penelitian ini

juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap

Page 82: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

69

pembentukan nilai akhlak siswa adalah faktor eksternal dan yang dijadikan

responden dalam penelitian ini hanya siswa kelas V (lima). Adapun

perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis laksanakan dalam

skripsi ini adalah dari segi judul sudah berbeda dimana penulis membatasi

permasalahan kepada dua masalah yaitu pelaksanaan pendidikan dengan

pembentukan akhlakul karimah siswa, dan yang akan penulis jadikan

responden adalah siswa kelas III-VI. serta obyek penelitiannya

dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang berada di Pondok Labu

Jakarta Selatan.

2. Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang berjudul "Pembentukan

akhlakul karimah siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam di SMP Al-Ihsan Tanah Abang Jakarta Pusat". Yang disusun

oleh Istiqomah tahun 2007. Telah menunjukkan bahwa ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh positif terhadap

pembentukan akhlak siswa maupun keterampilan dalam beribadah.

Penelitian dalam skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis

laksanakan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk akhlakul

karimah siswa, hanya saja dalam penelitian ini lebih terfokus kepada

kegiatan ekstrakurikulernya saja sedangkan penulis juga mengangkat

tentang kegiatan intrakurikuler atau ketika proses belajar mengajar itu

berlangsung. Selain itu yang dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi yang berada ditingkat menengah, sedangkan responden

dalam penelitian penulis berada di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah.

Page 83: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

76

iman dalam segala bentuk perilaku, macam-macam akhlak Islam adalah

sebagai berikut:

a. Akhlak terhadap Orang Tua

Orang tua adalah orang yang secara jasmani menjadi asal keturunan

anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darahnya adalah

juga darah orang tuanya. Seorang anak kandung merupakan bagian dari

darah daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakan oleh anaknya juga

dirasakan oleh orang tuanya. Itu pula sebabnya secara kodrati, setiap orang

tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagaimana ia menyayangi dan

mencintai dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan

sepenuhnya terutama oleh ibu semenjak anak masih di dalam kandungan

sampai ia lahir dan menyusui bahkan sampai usia tua. Oleh karena itu

seorang anak berkewajiban berbuat baik dan memberikan kasih sayang

kepada kedua orang tuanya, karena salah satu faktor kesuksesan seorang

anak juga karena keridhoan dan doa dari orang tua. Begitu juga dengan

perilaku anak, baik atau tidaknya tingkah laku mereka penyebabnya juga

karena pendidikan yang diberikan oleh orang tua.

Page 84: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

77

Lingkungan pertama dijumpai oleh anak adalah orang tua dan keluarga.

Disinilah anak dibesarkan, belajar, dan beinteraksi, sehingga lingkungan ini

disebut lingkungan primer yang bersifat fundamental dan menentukan jati

diri seorang anak. Hendaklah orang tua menanamkan kepada anaknya

akhlak yang baik sedari kecil bahkan ketika anak tersebut masih berada

dalam kandungan seorang ibu. Karena itu perlakuan baik dari orang tua

kepada anaknya, lingkungan keluarga dan masyarakat akan menjadi contoh

teladan bagi anak-anaknya.

Artinya: "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapinya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu".

Adapun perilaku atau akhlak seorang anak terhadap kedua orang

tuanya, adalah:

1. Tidak mengucapkan perkataan "ah" kepada keduanya.

2. Tidak boleh membentak atau memarahi orang tua.

3. Mengucapkan kata-kata yang mengangkat kemuliaan dan kehormatan

orang tua.

4. Merendah diri di hadapan orang tua.120

b. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan segala kelebihan dan

kekurangan di dalam dirinya. Karena itu setiap individu sebelum

memperbaiki kekurangan pribadi orang lain terlebih dahulu memperhatikan

120 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan …, h. 47-49

Page 85: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

78

kekurangan diri sendiri. Inilah salah satu akhlak terhadap diri sendiri yaitu

bagaimana seharusnya bersikap dan berbuat terbaik untuk dirinya lebih

dahulu, karena dari sinilah kemudian ia menentukan sikap dan perbuatan

yang terbaik bagi yang lainnya, seperti yang dinyatakan dalam sebuah hadis

"ibda bi nafsik" (mulailah dari dirimu sendiri) dan ayat Al-Quran yang

memerintahkan agar setiap orang selalu memperhatikan dirinya lebih

dahulu:

Artinya: "…Peliharalah dirimu dan keluargamu dari bahaya api

neraka…" (QS.At-Tahriim: 6)

Ayat dan .hadis itu menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap

terhadap diri sendiri adalah prinsip yang perlu menjadi perhatian sebagai

manivestasi dari tanggung jawab terhadap dirinya dalam bentuk sikap dan

perbuatan akhlak yang terpuji, yaitu:

1. Memperhatikan Kesehatan Jasmani

2. Memelihara kebersihan Jasmani

3. Olahraga

4. Mengatur Makanan dan Minuman

5. Mengobati penyakit

6. Memberikan Hak Jasmani

7. Memelihara kesehatan akal dan kalbu.121

c. Akhlak terhadap masyarakat

Seorang muslim harus dapat berhubungan baik dengan masyarakat yang

lebih luas, baik dilingkungan pendidikan, kerja, sosial dan lingkungan

121 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 13-25

Page 86: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

79

lainnya. Baik dengan orang-orang seagama maupun dengan pemeluk agama

lainnya.

Hubungan baik dengan masyrakat sangat diperlukan karena tidak ada

seorangpun yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan masyarakat. Lagi pula

hidup bermasyarakat sudah merupakan fitrah manusia. Dalam surat Al-

Hujuraat ayat 13 dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari laki-

laki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar mereka

saling mengenal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menurut Al-

Quran, manusia secara fitri adalah makhluk sosial dan hidup bermasyarakat

merupakan suatu keniscayaan bagi mereka.122

Adapun dari segi sifatnya, akhlak dibagi kepada dua bagian yaitu

akhlak yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang tercela (al-

akhlaq al-madzmumah).123

a. Al-akhlaq al-Mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji yang

harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang, diantaranya:

8. Al-Amanah

Al-Amanah menurut bahasa berarti tutipan seseorang kepada orang

lain. "anak itu titipan Allah" adalah ungkapan yang menunjukkan

bahwa manusia adalah kepercayaan Allah sebagai pemelihara dan

pendidik anak itu. Jadi disini manusia adalah kepercayaan Allah, karena

Dia tidak akan menitipkan sesuatu yang berharga kepada orang yang

tidak dipercaya.

Dari sini amanat diartikan sebagai sikap mental yang jujur, lurus hati

dan terpercaya.Sikap amanah menjadi syarat mutlak bagi seorang

pemimpin baik formal maupun informal. Pemimpin yang memiliki

amanah adalah pemimpin yang adil, bijaksana, demokratis dan toleran.

Suatu Negara atau masyarakat akan hancur bila dipimpin oleh orang

yang curang atau khianat. Ia tidak akan memiliki kemampuan

memperbaiki kehidupan masyarakatnya, karena ia tidak berbuat kecuali

122 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LIPPI, 1970), cet.1, h. 205 123 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan …, h. 11

Page 87: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

80

yang memberikan keuntungan pribadi dan golongannya. Ditangan

pemimpin seperti inilah suburnya praktek KKN, suap dan

sebagainya.124 Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisaa' ayat

58:

⌧ ☺ ⌧

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat".

9. Benar/jujur

Benar artinya sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, ini tidak

saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Benar atau jujur termasuk

akhlak mahmudah yang pokok dan penting, semacam induk dari sifat-

sifat baik lain yang membawa orang kepada kebaikan. Kebenaran atau

kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi berdiri tegaknya

masyarakat. Tanpa kebenaran akan hancurlah masyarakat, sebab hanya

dengan kebenaran maka dapat tercipta adanya saling pengertian tidak

mungkin terjadi tolong menolong.125

Hal ini juga diterangkan dalam al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 70-71,

yang menerangkan tentang anjuran untuk berbuat jujur:

124 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 203-204 125 Humaidi Tatapangarsa, akhlak yang mulia, (Surabaya: PT.Bina Ilmu, 1980), cet.1, h.

149

Page 88: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

81

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar".

10. Rendah hati

Rendah hati adalah sikap mental yang tinggi dan terpuji sebagai

cerminan dari akhlakul karimah seseorang. Yang dimaksud dengan

rendah hati disini adalah perasaan memiliki kekurangan dan kelemahan

disbanding orang lain. Perasaan ini tergambar dari sikap dan

penampilannya yang sangat sederhana, baik dalam ucapan, pakaian,

perilaku dan sebagainya. Pada penampilan ini tidak tercermin adanya

sifat pamer dan ingin dipuji orang lain meskipun sesungguhnya ia

mampu menampilkan yang lebih dari orang lain.126

11. Qana'ah

Qana'ah artinya menerima dengan rela apa yang ada atau merasa

cukup dengan apa yang dimiliki. Qana'ah dalam pengertiannya yang luas

mengandung 4 perkara, yaitu:

a) Menerima dengan rela apa yang ada

b) Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas, disertai usaha atau

ihktiar

c) Menerima dengan sabar ketenyuan Tuhan

126 H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 216

Page 89: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

82

d) Bertawakkal kepada Tuhan.127

12. Memelihara kesucian diri (al-iffah)

Al-Iffah termasuk akhlaqul karimah yang dituntut dalam ajaran Islam.

Menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan

hendaklah dilakukan setiap waktu. Dengan penjagaan diri secara ketat,

maka dapatlah diri dipertahankan untuk selalu berada pada status

kesucian. Hal ini dilakukan mulai dari memelihara qalbu untuk

membuat rencana angan-angan yang buruk.128

13. Malu

Malu disini ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri

apabila akan melanggar peraturan-peratuaran-Nya. Perasaan ini dapat

menjadi pembimbing kepada jalan keselamatan dan mencegah dari

perbuatan nista.

b. Al-akhlaq al-Madzmumah yaitu tingkah laku yang tercela atau akhlak

yang jahat. Menurut istilah al-Ghazali disebut "muhlikat" artinya segala

sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan, diantaranya:

f) Dusta

Dusta ialah pernyataan tentang suatu hal yang tidak cocok dengan

keadaan yang sesungguhnya. Ini tidak hanya menyangkut perkataan

tetapi juga perbuatan. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal

yang sangat tercela, sebab ia merupakan pokok dan induk dari

bermacam-macam akhlak yang buruk yang tidak saja merugikan

masyarakat tetapi juga merugikan diri sendiri.

g) Takabbur

Takabbur atau sombong ialah suatu keadaan yang ada dalam diri

manusia dan tercermin pengaruh-pengaruhnya, dimana seseorang

127Humaidi Tatapangarsa, akhlak yang…, h. 153 128 Hamzah yaqub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah (suatu pengantar),

(Bandung: CV.Diponogoro, 1996), cet. Ke-7, h. 109

Page 90: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

83

melihat dirinya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan orang lain.

Seseorang yang sombong memandang dirinya memiliki kedudukan dan

keutamaan, karena hilangnya kenyataan dari pandangannya, dan ia

berada dalam persepsi yang salah. Ada beberapa hal yang menyebabkan

seseorang itu dapat bersikap sombong, yaitu sombong karena harta, ilmu

dan kekuasaan/kedudukan.129

h) Dengki

Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang

diperoleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkan keniokmatan itu

berpindah ke tangannya sendiri atau tidak. Dengki itu lahir atau berinduk

dari sifat takabbur. Rasulullah menyebutkan ada dua macam dengki yang

dihalalkan, yaitu:

b) Dengki (iri hati) kepada orang yang 'alim tentang Al-Quran, ilmu-

ilmu itu diamalkan dan dijadikan pedoman hidupnya siang dan

malam.

c) Dengki kepada orang yang kaya, yang kekayaannya dipergunakan

untuk amal-amal kebaikan siang dan malam.

i) Marah

Marah termasuk sifat kebinatangan yang dimiliki manusia. Dan ia

merupakan hal yang alami yang terlahir dalam diri manusia atau hewan

dari perasaan yang keras dan tajam terhadap yang lain. Apabila

seseorang menemui sesuatu yang menjadi penghalang bagi keinginannya

atau bertentangan dengannya, maka ia akan merasakan kesempitan

(susah dan kesal), seperti ia mendengar perkataan yang buruk atau

tertimpa kezhaliman. Lalu timbullah pada dirinya perasaan ingin

membalas dendam, dan kemudian bergolaklah darahnya.130 Karena itu,

kita sering menyaksikan bahwa pada kondisi demikian, sebagian orang

berubah mukanya menjadi merah dan tampak dengan jelas pergerakan

darah yang ada di wajahnya, kemudian mulailah melontarkan kata-kata

129 Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak, Terj. Dari al-Akhlaq al-Islamiyah oleh Ali Yahya, (Jakarta: Lentera Basritama, 2003), cet.I, h. 209

130Syahid Dastaghib, Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak…,h. 113

Page 91: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

84

yang bertentangan dengan yang sebenarnya, mencela orang lain dengan

ungkapan-ungkapan yang keji dan hina, atau menggunakan tangan dan

kakinya.

j) Bakhil

Bakhil artinya kikir. Orang yang kikir ialah orang yang sangat hemat

dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian sangat dn

sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk

diberikan kepada orang lain.

Orang kikir itu ada dua macam: pertama, orang kikir yang tidak

mengajak orang lain untuk berlaku kikir. Kedua, orang kikir yang

mengajak orang lain berlaku kikir. Yang kedua inilah lebih jahat dan

lebih berbahaya dari yang pertama. Golongan inilah yang senantiasa

menghambat kemajuan dan menghalangi berdirinya amal-amal

kebajikan untuk umum. Golongan ini dimusuhi manusia dan tidak

disukai Tuhan. Allah SWT berfirman:

⌧ ⌧

"Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong, yang bermegah diri. Yaitu orang-orang kikir dan mereka mengajak manusia berlaku kikir".131

2. Metode Pendidikan Akhlak

Menurut etimologi, metode adalah "cara yang tersusun dan teratur untuk

mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan".132 Dengan

131 M.'Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, (Bandung: PT.Al-M'arif, 1977), cet.ke-7,

hlm.132

Page 92: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

85

demikian untuk melaksanakan sesuatu diperlukan cara-cara yang tepat dan

teratur.

Tidak ada satupun metode yang sempurna tanpa adanya selingan dari

metode lain yang melengkapinya. Karena itu seorang guru dituntut untuk dapat

memilih metode yang tepat atau sesuai dengan karakteristik anak didik.

Adapun metode yang dipakai dalam pendidikan akhlak selain metode

ceramah, cerita dan tanya jawab dapat dipergunakan beberapa metode dibawah

ini:

f. Metode Keteladanan

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi

dan larangan, sebab tabiat jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup

dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan kerjakan itu.

Menanamkan sopan santun memerlukan pendidikan yang panjang dan

harus ada pendekatan yang lestari. Pendidikan itu, tidak akan sukses,

melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan

nyata.133

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh

dan terbukti paling berhasil dalam membentuk aspek moral, spiritual dan

etos sosial anak.

Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak,

yang tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari atau tidak akan ditiru

oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya

akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.134

Metode keteladanan merupakan keharusan bagi seorang guru, yakni

memberikan contoh yang baik bagi para siswa dalam berbagai hal, baik

sikap perilaku keseharian yang meliputi perkatan dan tingkah laku seorang

guru dalam pribadinya, maupun etika guru dalam bersosialisasi dengan para

132 Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h. 406 133 Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), h. 165 134 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad

Fil Islam oleh Jamaluddin Miri, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), cet.I, h. 2

Page 93: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

86

siswa, sehingga guru dapat dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya dan

patut ditiru.

g. Metode Pembiasaan

Aktivitas yang terus dikerjakan manusia dengan telaten dan penuh

kesabaran akan menjadi kebiasaan dirinya yang tidak bisa dipisahkan lagi.

Orang yang tebiasa dengan perbuatan-perbuatan tertentu tidak akan merasa

terbebani lagi. Awalnya memang sulit untuk membiasakan perbuatan-

perbuatan baik, tetapi lama kelamaan kalua dilakoni dengan penuh

ketekunan dan kesabaran ia akan dengan senang hati dan penuh kecintaan

melakukan hal demikian.135

Salah satu usaha untuk membentuk suatu kepribadian manusia adalah

dengan melakukan pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung

secara kontinu. Karena itu jika manusia membiasakan berbuat jahat, maka

ia akan menjadi orang jahat. Untuk ini Al-Ghazali mengajarkan agar akhlak

diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah

laku yang mulia. Sebagai contoh seorang anak yang terbiasa melaksanakan

shalat dan puasa sejak kecil maka ketika besar mereka sudah tidak lagi sulit

untuk mengatasi rasa malasnya untuk mendirikan kewajiban-kewajiban

tersebut. Berbeda dengan anak yang tidak terbiasa melakukan perbuatan itu

sejak kecil maka akan lebih sulit para pendidik mengatasinya.

Meskipun metode pembiasaan adalah strategi yang sangat efektif dalam

mengembangkan perilaku-perilaku positif. Tapi metode ini juga memiliki

kelemahan karena kebiasaan ini dipraktekkan oleh si anak tanpa

pemahaman atas manfaatnya padahal kalau anak-anak kecil membiasakan

perbuatan keterampilan tersebut sambil benar-benar menghayatinya maka

efektifitasnya akan sangat tinggi ketika beranjak dewasa.136 Karena itu

peranan orang tua sangat diperlukan untuk menjelaskan kepada anaknya

dengan cara yang dapat dipahaminya.

h. Metode Nasehat

135 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 298 136 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 304

Page 94: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

87

Sebuah nasehat dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat

sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan

akhlak yang mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Cara seperti ini banyak sekali dijumpai dalam al-Quran, karena nasehat

dan cerita pada hakekatnya bersifat penyampaian pesan dari sumbernya

kepada pihak yang dipandang memerlukannya.bahas al-Quran dalam

berdakwah serta dalam menyampaikan petuah dan nasehat sungguh sangat

beragam.

Metode al-Quran dalam menyajikan nasehat dan pengajaran

mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:

a) Seruan yang menyenangkan, seraya dibarengi dengan kelembutan dan

upaya penolakan.

b) Metode cerita disertai perumpamaan yang mengandung pelajaran dan

nasehat.

c) Metode wasiat dan nasehat.137

Metode-metode diatas, masing-masing mempunyai pengaruh yang

sangat besar. Karena itu, jika para pendidik menggunakan metode yang

telah digunakan dalam al-Quran ini, maka tidak diragukan lagi anak-anak

akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki akhlak yang terpuji. Tetapi para

pendidik juga harus memperhatikan syarat-syarat dalam memberikan

nasehat agar nasehat tersebut menjadi efektif.

Syarat-syarat supaya nasehat itu menjadi efektif :

d) Si pemberi nasehat harus terlebih dahulu mengamalkannya

e) Berikan nasehat secara khusus jangan di depan orang ramai, supaya

tidak malu untuk menerima kenyataan dirinya.

f) Sampaikan nasihat secara singkat. Terlalu lama akan membosankan

g) Nasihat itu harus jelas sesuai dengan kebutuhan psikologis pendengar.

h) Berikan nasehat secara bertahap.

i) Berikan nasehat dengan penuh pengertian dan rasa cinta. Jangan

menggurui atau memarahinya.138

137 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 66

Page 95: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

88

i. Metode perhatian dan Pengawasan

Yang dimaksud pendidikan dengan metode perhatian atau pengawasan

adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti

perkembangan anak dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan spiritual

dan sosial.

Berikut ini beberapa contoh tentang perhatian dan pengawasan

Rasulullah SAW, yaitu:

j) Perhatian dalam pendidikan sosial k) Perhatian dalam memperingatkan yang haram l) Perhatian dalam mendidik anak m) Perhatian dalam memberi petunjuk kepada orang dewasa, dan n) Perhatian dalam pendidikan spiritual.139

Demikianlah upaya perhatian dan pengawasan Rasulullah SAW kepada

masyarakat yang ingin mengadakan perbaikan. Ini merupakan bukti bahwa

Rasulullah sangat memperhatikan pendidikan umat manusia.

Metode perhatian atau pengawasan yang dilakukan terhadap anak didik

juga harus memperhatikan faktor kejiwaannya. Menurut hasil penelitian

para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan

tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai kepada hal-

hal yang bersifat rekreatif dan bermain, sedangkan pada usia anak masa

sekolah (7-14) sudah mulai bisa mempelajari sesuatu, sudah bisa membaca

dan menulis, karena itu akhlak dapat diajarkan melalui pembiasaan dan

pelatihan.140

j. Metode Hukuman

Hukuman-hukuman dalam Islam dikenal dengan dua macam, yaitu

hudud dan ta'zir. Hudud adalah hukuman yang telah ditentukan dalam

syari'at Islam, yang wajib dilaksanakan karena Allah SWT. Seperti had bagi

orang yang minum-minuman keras, adalah dicambuk 40-80 kali.

Sedangkan Ta'zir adalah hukuman yang ditentukan oleh Allah SWT untuk

138 Ibrahim Amini, Agar Tak…, h. 328-330 139 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 133-134 140 Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf…, hlm.166

Page 96: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

89

setiap perbuatan maksiat yang didalamnya tidak terdapat had. Ta'zir

bertujuan untuk memberi pelajaran bagi orang lain demi kemashlahatan

umat, karena hukuman ta'zir ini tidak ditentukan, tetapi diperhitungkan

bentuk hukumannya sesuai dengan kesalahannya.

Adapun metode yang dipakai Islam dalam upaya memberikan hukuman

kepada anak:

o) Lemah-lembut dan kasih sayang adalah dasar pembenahan anak. p) Menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan hukuman q) Dalam upaya pembenahan, sebaiknya dilakukan secara bertahap, dari

yang paling ringan hingga yang paling keras.141 Para ahli pendidikan melarang pendidik menggunakan metode hukuman

kecuali dalam keadaan sangat darurat. Metode hukuman yang dimaksud

disini adalah metode hukuman yang berbentuk fisik. Metode ini adalah cara

yang paling akhir dalam proses belajar mengajar. Sedangkan metode

hukuman yang diperbolehkan adalah metode hukuman yang bersifat

mendidik, misalnya hukuman menulis sambung sebanyak satu halaman

penuh, itu dilakukan gunanya untuk melancarkan siswa untuk belajar

menulis halus yang bagus.

Hasil Analisis Muhammad Al-Ghazali bahwa pembinaan akhlak dalam

Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun Islam. Rukun Islam yang

pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat; yaitu bersaksi bahwa

tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat

ini mengandung pernyataan bahwa selama hidup manusia hanya tunduk

kepada aturan dan tuntutan Allah. Orang yang tunduk kepada aturan Allah

dan Rasul-Nya sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik.

Rukun Islam yang kedua adalah mendirikan shalat; shalat yang dikerjakan

akan membawa pelakunya terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar.

Rukun Islam yang ketiga adalah zakat; yaitu agar orang yang

melaksanakannya dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir,

mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak orang lain,

141 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam…, h. 162-165

Page 97: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

90

yaitu fakir miskin dan seterusnya. Adapun rukun Islam yang keempat yaitu

puasa; mengajarkan manusia untuk menahan diri dari makan dan minum

dalam waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan untuk

menahan diri dari keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang.

Begitu pula rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji; dalam ibadah haji

diperlukan banyak pengorbanan baik biaya, fisik, tenaga, pengetahuan atau

wawasan tentang haji serta merelakan tanah air dan harta ketika

melaksanakan ibadah.142

d) Perilaku

C. Pengertian Perilaku

Dalam bahasa Inggris disebut "behaviour" yang artinya tabiat, kelakuan,

tindak-tanduk.143 Perilaku juga terdiri dari dua kata yaitu peri dan laku, peri

yang artinya sekeliling, dekat, melingkupi.144 Dan laku artinya tingkah laku,

perbuatan, tindak-tanduk.145 Secara etimologi perilaku artinya setiap tindakan

manusia atau hewan yang dapat dilihat.146 Sedangkan dalam kamus Modern

Bahasa Indonesia pengertian perilaku adalah tindakan, perbuatan, sikap.147

Secara terminologi perilaku artinya ialah apa yang dilakukan seseorang.148

Sedangkan menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa:

"Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup

terhadap lingkungannya. Perilaku adalah aksi-reaksi terhadap rangsangan dari

luar".

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala

tingkah laku, perbuatan atau aktifitas manusia atau hewan yang dapat dilihat

142 Abudin Nata, Akhlak…, (2006), h. 160-163 143 S.Wojowasito, Kamus Inggeris-Indonesia untuk Umum, (Malang: CV. Pengarang,

1977), cet.ke-3, h. 42 144 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, (Bandung: CV

Pustaka Setia, 1996), cet. Ke-5, h. 91 145Daryanto, Kamus Lengkap…, (Surabaya: Apollo, 1998), h. 354 146 Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonis, 1982), cet. Ke-1, h. 19 147M.Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia…, h. 503 148Mar'at, sikap manusia terhadap perubahan serta pengukurannya, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1982), cet. Ke-1, h. 9

Page 98: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

91

secara konkrit oleh orang lain dan muncul karena adanya rangsangan dari

luar.

Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku:

1. Tingkah laku intelektualitas atau tinggi, maksudnya adalah sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan jiwa dan intelektual. Ciri utamanya adalah berusaha mencapai tujuan tertentu.

2. Tingkah laku mekanistik atau refleksi maksudnya adalah respon-respon yang timbul pada manusia secara mekanistik dan tetap, seperti kedipan mata sebab kena cahaya dan gerakan-gerakan rambang pada anak-anak, seperti menggerakan kedua tangan dan kaki secara terus menerus tanpa aturan.149

Dari uraian diatas tentang pengertian perilaku, dapat dipahami bahwa

perilaku itu adalah perbuatan atau tingkah laku manusia baik secara reflek

atau secara sadar, baik jasmaniah maupun rohaniah. Sebagai contoh, ketika ia

menemukan seseorang yang sedang jatuh atau kecelakaan maka ia akan

segera berperilaku atau bertindak untuk menolongnya dengan cara

menggotong atau memberitahukan keluarganya.

D. Ukuran baik atau buruk perilaku

Baik dan buruk merupakan keadaan yang melekat pada setiap aktivitas

manusia maka persoalan baik atau buruk adalah persoalan manusia.

Keterangan berikut ini memperjelas tentang ukuran yang digunakan untuk

menilai suatu perilaku atau perbuatan:

a. Adat Kebiasaan

Setiap kelompok masyarakat memiliki adat kebiasaan yang diwarisi

dari pendahulunya. Oleh kelompok tersebut, adat digunakan sebagai tolak

ukur menentukan baik atau buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Suatu

perbuatan dinilai baik jika sesuai dengan jiwa adat dan sebaliknya jika

dinilai buruk jika tidak sejalan dengan adat setempat. Tentu saja ukuran ini

149 Hassan langgulung, Azas-azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998),

h. 274

Page 99: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

92

memiliki kelemahan, sebab adat itu sifatnya lokal dan ini menimbulkan

penilaian yang bersifat lokal.

b. Hedonisme (kebahagiaan/kelezatan)

Sesuai dengan teori filosof, bahwa tujuan akhir dari kehidupan ini

adalah untuk menikmati kebahagiaan dan kelezatan, maka semua

perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan dan kelezatan itu dianggap

baik, dan sebaliknya jika mendatangkan kesedihan dan kepahitan

dipandang buruk.

Hedonisme dimaksud terdiri dari kebahagiaan individual. Disini

kebahagiaan pribadi dijadikan sebagai ukuran tanpa mempertimbangkan

kepentingan yang lain. Disamping itu hedonisme mengandung makna

kebahagiaan kolektif. Disini kebahagiaan bersamalah yang dijadikan tolak

ukur.

c. Utilitarism (kegunaan)

Aliran ini mengukur suatu perbuatan dengan azas guna. Bila perbuatan

itu mengandung manfaat dan guana dianggap baik dan sebaliknya jika

tidak ada manfaat dan kegunannya dipandang buruk.

d. Vitalism (wibawa)

Aliran ini berprinsip baik atau buruknya suatu perbuatan tergantung

kepada ada tidaknya daya hidup yang membuat pelakunya disegani dan

ditakuti. Atau tergantung kepada daya yang mendukung kelangsungan

hidup.

e. Idealism

Suatu perbuatan dinilai baik jika dilakukan menurut ide dan keinginan

sendiri, sebaliknya jika dilakukan menurut ide orang lain dipandang tidak

baik (buruk).

f. Teologism

1. Rasionalism

Teologi ini dipelopori oleh aliran Mu'tazilah yang mengatakan bahwa

suatu perbuatan dipandang baik jika baik menurut rasio sehat, dan

dipandang buruk jika tidak sesuai dengan rasio.

Page 100: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

93

2. Tradisionalism

Teologi ini diangkat oleh al-Asy'ari yang mengatakan semua

perbuatan menjadi baik jika sesuai dengan ajaran Allah (Al-Quran dan

Sunnah), dan menjadi buruk jika bertentangan dengan ajaran Allah.

Paham teologi inilah yang lebih mendekati kepada kebenaran sebagai

ukuran menetapkan suatu perbuatan baik atau buruk bila dikaitkan

dengan kontek akhlak.150

E. Faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

perilaku seseorang, ada tiga aliran yang sudah amat popular. Pertama aliran

Nativisme, kedua aliran Empirisme, dan ketiga aliran konvergensi.

Aliran Nativisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan perilaku seseorang adalah faktor pembawaan dari

dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-

lain151 Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa aliran ini tampaknya begitu

yakin dengan potensi yang ada dalam diri manusia ganya saja aliran ini kurang

menghargai atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan dan

pendidikan.

Aliran Empirisme menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap

pembentukan perilaku seseorang adalah faktor dari luar. Yaitu lingkungan

sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.

Selanjutnya aliran Konvergensi berpendapat pembentukan perilaku

seseorang itu dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan

faktor dari luar pendidikan yaitu pembinaan dan pendidikan yang dibuat

secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan

kecendrungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara

intensif melalui berbagai metode.

150H.A.Rahman Ritonga, Akhlak merakit hubungan…, h. 10 151Abudin Nata, Akhlak…, (2006), h. 166

Page 101: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

94

Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku anak

ada dua, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor

intern yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri anak, baik karena

keturunan, bakat, potensi fisik, intelektual dan hati (rohaniah) yang dibawa si

anak sejak lahir. Hal ini sangat mempengaruhi perilaku anak. Dan jika orang

tua tidak mempunyai sifat-sifat terpuji baik fisik maupun mental psikologis,

sedikit banyak akan terwariskan kepada anak.

Oleh karena itu semakin baik potensi bawaan sebagai faktor

dasar/tambahan, maka diharapkan makin baik pula perilaku si anak. Dan

sebaliknya semakin kurang potensi bawaan yang dimiliki tentunya semakin

sulit untuk memperoleh perilaku yang baik. Termasuk dalam hal ini kualitas

iman anak akan sangat berpengaruh terhadap pribadi anak karena dengan iman

yang kokoh anak akan terbentengi dari perilaku yang menyimpang.

Sedangkan faktor dari luar yaitu faktor yang datang dari luar diri anak

didik. Seperti faktor lingkungan. Dalam hal ini adalah kedua orang tua di

rumah, guru di sekolah, dan masyarakat.

Adapun faktor yang dimaksud oleh penulis adalah faktor dari luar, dimana

faktor yang datangnya dari luar atau lingkungan, sangat besar pengaruhnya

terhadap pembentukan perilaku seseorang.

Faktor-faktor lingkungan ini dibagi menjadi tiga, yaitu lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah salah satu pusat pendidikan pertama yang diberikan

kepada seorang anak. Keuarga mempunyai tugas untuk mempersiapkan

anak bagi peranannya di masa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup,

dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan

keluarga. Oleh sebab itu, penting sekali diciptakan lingkungan keluarga

yang baik, dalam arti menguntungkan bagi kemajuan dan perkembangan

pribadi anak baik jasmani maupun rohaninya.

Para ahli berpendapat bahwa perilaku orang dewasa banyak

dipengaruhi oleh kondisi dalam rumah tangga dimana ia hidup pada waktu

Page 102: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

95

kecil. Bahkan ada pula ahli mengatakan bahwa kepribadian seseorang

telah terbentuk ketika masih dalam kandungan sang ibu. Lebih lanjut

pembentukan kepribadian ditentukan dalam kehidupan keluarga. Jika

seseorang dibesarkan dalam rumah tangga yang bahagia maka pola

perilaku seseorang akan bersifat baik, misalnya dalam pembentukan sifat.

Sifat yang positif seperti ramah, gembira, sabar, toleran, mudah diajak

kerja sama dengan orang lain, tidak egoistis dan memiliki rasa simpatik.

Sebaliknya jika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang tidak

bahagia, sukar diharapkan orang tersebut memiliki kepribadian yang

positif. Sebaliknya kemungkinan besar orang itu akan bersifat egois,

tingkat tolerannya rendah, memandang dunia disekelilingnya dengan

perasaan curiga dan mudah memperlakukan orang lain dengan anti pati.152

Menurut Rasulullah SAW, fungsi dan peranan orang tua bahkan

mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut

beliau setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama,

namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

tergantung dari bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua

mereka.153

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah peranannya sebagai pelanjut pendidikan agama di

lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang

tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga. Dalam konteks ini guru

agama harus mampu mengubah sikap atau perilaku anak didiknya agar

menerima pendidikan agama yang diberikannya dan diharapkan juga dapat

diterapkan dalam kesehariannya.

Lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan perilaku anak. Corak hubungan antara guru dengan murid

atau antara murid dengan murid akan banyak mempengaruhi kepribadian

152 Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: bumi aksara,

1988), cet.I, h. 192 153 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 254

Page 103: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

96

termasuk di dalamnya nilai-nilai moral yang masih mengalami perubahan

dan dapat terlihat dalam perilaku mereka.

Seorang guru sebagai pemegang amanat orang tua sebagai salah satu

pelaksana pendidikan Islam, guru tidak hanya bertugas memberikan

pendidikan ilmiah. Tugas guru hendaknya merupakan kelanjutan dan

sinkron dengan tugas orang tua, yang juga merupakan tugas pendidik

muslim pada umumnya, yaitu memberikan pendidikan yang berwawasan

manusia seutuhnya.

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki guru menurut imam Al-

Ghazali, adalah sebagai berikut:

r) Guru hendaknya memandang murid seperti anaknya sendiri s) Guru hendaknya tidak mengharapkan pujian atau upah, tetapi

hendaknya mengharapkan keridhaan Allah SWT t) Hendaknya memanfaatkan setiap peluang untuk memberi nasehat dan

bimbingan kepada murid bahwa tujuan dalam menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan memperoleh kedudukan atau kebanggaan

u) Terhadap murid yang bertingkah laku buruk, hendaknya guru menegurnya dengan cara menyindir dan penuh kasih sayang, bukan dengan cara terus terang dan mencela

v) Hendaknya guru memperhatikan fase perkembangan berpikir murid agar dapat menyampaikan ilmu sesuai denga kemampuan berpikir murid

w) Hendaknya guru mengamalkan ilmu, bukan sebaliknya perbuatannya bertentangan dengan ilmu yang diajarkan dan sebagainya.154

Dengan demikian, pengaruh kelembagaan pada anak sangat tergantung

dari kemampuan para pendidik untuk menimbulkan adanya perhatian,

pemahaman dan penerimaan. Dalam hal ini pendidikan akhlak yang

diberikan harus dapat menarik perhatian peserta didik dan para guru harus

mampu memberikan pemahaman kepada anak didik tentang materi yang

diberikannya.

Lingkungan sekolah hendaknya dipandang tidak hanya sebagai tempat

untuk menambah ilmu dan dipergunakan untuk modal hidup dikemudian

154 Hery Noer Aly, Ilmu…, hlm 97-99

Page 104: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

97

hari, akan tetapi juga sebagai tempat pembinaan sikap mental dan perilaku

sosial yang baik

c. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para

pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut

mempengaruhi perkembangan dan pembentukan perilaku anak didik

adalah, keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara

ketiga lapangan pendidikan ini akan memberikan dampak yang positif bagi

perkembangan dan pembentukan perilaku anak. Oleh karenanya fungsi dan

peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dikatakan faktor ajar,

yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara

baik atau tidak.

Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah:

1. Lingkungan yang tenteram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari

kehidupan yang curiga mencurigai

2. Lingkungan yang rukun dimana sesama warga tidak saling

mencampuri urusan orang lain tanpa, tanpa disertai oleh sikap acuh tak

acuh

3. Tersedianya failitas bergaul yang memadai seperti sarana berolahraga,

maka dari situ akan timbul suatu interaksi diantara sesamanya.155

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan perilaku

atau kepribadian seorang anak didik itu lebih besar dipengaruhi oleh faktor

ekstern. Karena anak didik yang dimaksud oleh penulis adalah anak didik

yang berada pada masa kanak-kanak akhir yaitu masa anak sekolah yang

berlangsung dari umur enam tahun sampai umur dua belas atau tiga belas

tahun.

Masa ini disebut orang tua dengan "masa tidak rapih", masa bertengkar

dan "masa menyulitkan". Karena anak-anak pada masa ini cenderung tidak

memperdulikan atau ceroboh dalam penampilan dan kamarnya juga sangat

155 Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya…, hlm.192-193

Page 105: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

98

berantakan, selain itu masa ini juga sering terjadi pertengkaran antara anak

yang satu dengan anak yang lain dalam keluarga. Anak pada masa ini juga

tidak mau lagi menurut perintah, mereka lebih banyak

dipengaruhi/menuruti teman-temannya dari pada orang tua dan anggota

keluarga lainnya.

Para pendidik menyebut masa ini dengan "usia sekolah dasar", karena

anak pada umur-umur ini masanya untuk masuk/mengikuti pendidikan di

sekolah dasar dengan harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan

keterampilan yang penting artinya untuk keberhasilan penyesuaian hidup

di masa dewasa nanti. Dan pendidik juga menyebut masa ini dengan

periode kritis dalam dorongan berprestasi, karena pada masa inilah

kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses

dibentuk.156

Dengan demikian masa kanak-kanak akhir merupakan periode yang

dinamis secara psikologis bagi perkembangan religius. Anak-anak

mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk meniru perilaku orang

dewasa.157 Dan seyogyanya agama beserta lembaga-lembaganya

menyediakan model-model cara hidup dan perilaku yang dapat dan baik

untuk ditiru oleh anak-anak karena pada masa ini anak-anak mudah belajar

dengan intelegensi dan kemampuan yang dimilikinya dapat berkembang

dengan pesat.

i. Kajian Pustaka Terdahulu

3. Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang berjudul " Pelaksanaan

Pendidikan Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cipayung kecamatan

Cipayung Jakarta Timur" tahun 2004/2005, dapat diketahui bahwa

pelaksanaan pendidikan akhlak di sana cukup baik dan hasil penelitian ini

156 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), cet.ke-3, h. 155-156 157 Robert, W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan, Terj. Dari An

Introduction To Psychology of Religion oleh Agus M.Hardjana, (Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI), 1999), cet.I h. 28

Page 106: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

99

juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap

pembentukan nilai akhlak siswa adalah faktor eksternal dan yang dijadikan

responden dalam penelitian ini hanya siswa kelas V (lima). Adapun

perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis laksanakan dalam

skripsi ini adalah dari segi judul sudah berbeda dimana penulis membatasi

permasalahan kepada dua masalah yaitu pelaksanaan pendidikan dengan

pembentukan akhlakul karimah siswa, dan yang akan penulis jadikan

responden adalah siswa kelas III-VI. serta obyek penelitiannya

dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang berada di Pondok Labu

Jakarta Selatan.

4. Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang berjudul "Pembentukan

akhlakul karimah siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam di SMP Al-Ihsan Tanah Abang Jakarta Pusat". Yang disusun

oleh Istiqomah tahun 2007. Telah menunjukkan bahwa ekstrakurikuler

Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh positif terhadap

pembentukan akhlak siswa maupun keterampilan dalam beribadah.

Penelitian dalam skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis

laksanakan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk akhlakul

karimah siswa, hanya saja dalam penelitian ini lebih terfokus kepada

kegiatan ekstrakurikulernya saja sedangkan penulis juga mengangkat

tentang kegiatan intrakurikuler atau ketika proses belajar mengajar itu

berlangsung. Selain itu yang dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi yang berada ditingkat menengah, sedangkan responden

dalam penelitian penulis berada di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah.

Page 107: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL ... · PDF fileakhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di MI Darussalam. ... umat manusia di dunia, ... modern ini

100