56
PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Jurnal Skripsi) Oleh RIANDIKA KURNIA 1512011156 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI

BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KOTA BANDAR

LAMPUNG

(Jurnal Skripsi)

OlehRIANDIKA KURNIA

1512011156

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

ABSTRAK

PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI BESARPENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Riandika kurnia, Upik Hamidah, S. Charles Jakson

Masyarakat Indonesia sanagatlah memerlukan asupan Gizi Pangan Olahan untukmemenuhi kebutuhan nutrisi tetapi, diera modern ini, banyak Produsen yang tidakmemenuhi ketentuan karena memberikan bahan berbahaya/bahan tambahan kedalampangan olahan. walaupun sudah dilakukan pengawasan secara efektif tetapi masihbanyak pangan olahan berbahaya beredar Karena kurangnya sanksi tegas dari pihakBBPOM dan kurang rutinya pengawasan. untuk mewujudkan yang tercantum dalamUndang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahteralahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dansehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Adapun peran pemerintah danBBPOM sangat penting dalam melaksankan pengawasan seperti yang tercantumdalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2017 Pasal 1 ayat (1)Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah non kementrianyang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan.Maka dari itu perlu dilakukannya penelitian dengan permasalahan: (1).BagaimanakanPelaksanaan Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan terhadap PanganOlahan di Bandar Lampung? (2).Apa sajakah Hambatan Pelaksanaan PengawasanBalai Besar Pengawas Obat dan Makanan dalam melakukan Pengawasan terhadapPangan Olahan di Bandar Lampung?

Pendekatan masalah dalam skripsi ini adalah pendekatan normatif empiris yaitupendekatan masalah yang dilakukan dengan mengkaji pelaksanaan atau implementasiketentuan hukum normatif dan studi lapangan dimana dilakukannya sesi wawancaraoleh bagian Kepala Inspeksi. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah dataprimer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studikepustakaan dan studi lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, Bentuk pengawasan yang dilakukan BBPOM adalahsebagai berikut: (1). Yaitu pengawasan Pre-Market yaitu pengawasan sebelum diedarkan di pasaran dan; (2). Pengawasan Post-Market yaitu pengawasan sesudahdiedarkan dipasaran. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak produk yangmengandung bahan berbahaya beredar. Faktor penghambat dalam pengawasanadalah: (1).Karena kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh Balai Besar Pengawas

Page 3: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

Obat dan Makanan karena hanya memberikan pembinaan, (2).kurangnyasosialisasi/pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), (3).dan kurangnyasumber daya manusia di sektor Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.

Saran dalam penelitian ini adalah: BBPOM harus lebih efektif lagi dalam melindungikonsumen, BBPOM harus lebih tegas lagi dalam memberikan sanksi bagi yangmelanggar, BBPOM harus lebih rutin dalam melakukan pengawasan post-market danpre-market.

Kata kunci: Pangan Olahan, BBPOM, Pengawasan BBPOM

Page 4: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI BESAR

PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIANDIKA KURNIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Administrasi NegaraFakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah
Page 6: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah
Page 7: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah
Page 8: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

Nama lengkap penulis adalah Riandika Kurnia, penulis

dilahirkan di Desa Rajabasa Lama Kab.Lampung

Timur pada tanggal 06 Desember 1996. Penulis adalah

anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Muhairi dan Ibu Anita Aftina Sari.

Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 1

Rajabasa Lama yang diselesaikan pada tahun 2009,

SMP Negeri 1 Labuhan Ratu diselesaikan pada tahun 2012 dan SMA Negeri 1

Labuhan Ratu yang diselesaikan pada tahun 2015. Selanjutnya pada tahun 2015

penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui

jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selanjutnya pada

tahun 2017 penulis memfokuskan ilmu hukumnya dengan mengambil bagian Hukum

Administrasi Negara.

Penulis Juga telah mengikuti program pengabdian langsung kepada masyarakat yaitu

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bujung Sari Marga, Kecamatan Pagar Dewa,

Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 40 (empat puluh) hari pada bulan Januari

sampai Februari 2017. Kemudian pada tahun 2019 penulis menyelesaikan skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Page 9: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

MOTTO

JANAGN PERNAH PUTUS ASA DIKALA KESUSAN MELANDA PERCAYALAHALLAH ADA BERSAMA KITA

DIKALA AKU BERMALAS-MALASAN AKU SADAR BAHWA YANG KULAKUKANADALAH SALAH KARENA MASIH ADA ORANG YANG HARUS AKU BANGGAKAN

YAITU AYAH DAN IBUKU

KARENA SUKSES ITU KETIKA KITA BISA MEMBUAT ORANG TUA KITABAHAGIA

(RIANDIKA KURNIA)

KESUKSESAN ADA DITANGAN KITA KETIAK KESUKSEAAN TELAH TIBAKEPADA KITA INGATLAH KEPADA SANG PENCIPTA AGAR BERSYUKUR

KEPADANYA

(RIANDIKA KURNIA)

Page 10: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

Persembahan

Dengan segala kerendahan hati, penulis mempersembahkan

karya kecil ini untuk:

Orang Tua tercinta ayahanda Muhairi dan Ibunda Anita Aftina Sari yang telah menjadi motivasi

terbesar selama ini.

Adik tercinta Rizki Ananda dan Rianisma Mustika yang telah menjadi kebanggaan dan

penyemangat bagi penulis

Keluarga besar dan sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberi semangat, motivasi, dan

doa kepada penulis.

Para dosen bagian pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan

pengetahuan dan membimbing penulis selama ini.

Almamater Universitas Lampung.

Page 11: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena

atas rahmat, nikmat, dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini yang berjudul “Pelaksanaan Pengawasan Pangan Olahan Oleh Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan di Kota Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H. M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Syamsir syamsu, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Eka deviani, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi

Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung;

Page 12: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

4. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini;

5. Ibuk Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini;

6. Ibuk Nurmayani, S.H., M.H., selaku dosen pembahas I yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini;

7. Ibuk Ati Yuniati, S.H., M.H., selaku dosen pembahas II yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini;

8. Ibuk Aprilianti, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis dalam perkuliahan selama ini;

9. Seluruh dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah

berdedikasi dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis;

10. Terima kasih kepada Ibuk Hotna Panjaitan selaku narasumber yang telah

memberikan pendapatnya dalam penulisan skripsi ini;

11. Terima kasih kepada kedua orang tuaku Umi dan ayah serta adik tercinta yang

telah memberikan doa, perhatian, dan kasih sayang serta motivasi bagi penulis.

Semoga kelak penulis menjadi anak yang berbakti bagi kalian;

12. Terima kasih kepada orang yang selalu membuat ku semnagat selain ke dua

orang tua ku Ri’am Sentya.

13. Trimaksih kepada teman dan sahabat (Desman, Aghan, Tangkas, Mujib, Ilham,

Nirmala, Vera, Karmila , Ayu, Saraya, Putri, Rika yang telah menemani dan

Page 13: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

memotivasi penulis sejak awal hingga akhir perkuliahan, semoga kita

memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat serta dapat berbakti pada orang

tua, agama, bangsa dan negara.

14. Terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan bagian pidana Fakultas

Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan, dukungan dan

doa untuk penulis.

15. Terima kasih kepada teman-teman KKN Mas Pram, Mas Supri, Sari, Resti, Risa,

Andini, yang telah memberikan pelajaran hidup yang teramat berharga bagi

penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama

perkuliahan terdapat perkataan ataupun prilaku penulis yang kurang berkenan di hati

Bapak dan Ibu dosen serta teman-teman sekalian. Penulis pun menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis

menghaturkan maaf yang sedala-dalamnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

mampu memberikan sumbangsih dalam pembangunan hukum di Negeri ini.

Bandar Lampung, 2019Penulis

Page 14: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Halaman

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................................9

1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................................9

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitan...........................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Panganan olahan dan kesehatan.........................................................12

2.2.1 Pengertian Panganan Olahan ......................................................................12

2.2.2 Pengertian Kesehatan ..................................................................................15

2.2 Pengertian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ..................................16

2.2.1 Fungsi Pengawasan Badan (POM) .............................................................18

2.2.2 pengawasan sebelum dan sesudah beredar .................................................19

2.2.3 pengawasan preventifdan represif...............................................................20

2.3 perlindungan konsumen, hak dan kewajiban konsumen......................................21

2.3.1 perlindungan konsumen ..............................................................................22

2.3.2 hak konsumen .............................................................................................24

2.3.3 kewajiban konsumen...................................................................................25

2.4 pelaku usaha,hak dan kewajiban pelaku usaha ....................................................27

2.4.1 pelaku usaha ................................................................................................27

2.4.2 hak pelaku usaha .........................................................................................28

2.4.3 kewajiban pelaku usaha ..............................................................................28

Page 15: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 pendekatan masalah .............................................................................................30

3.2 sumber data ..........................................................................................................32

3.3 metode pengumpulan dan pengolahan data .........................................................32

3.4 Analisis Data ........................................................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum (BBPOM) di Bandar Lampung .............................................35

4.1.1 Gambaran Lokasi (BBPOM) di Bandar Lampung ..................................35

4.1.2 Visi dan Misi (BBPOM) di Bandar Lampung........................................36

4.1.3 Strktur Organisasi (BBPOM) di Bandar Lampung ................................42

4.1.4 Tugas dan Fungsi (BBPOM) di Bandar Lampung .................................45

4.1.5 Jenis-Jenis Produk yang Terdaftar di (BBPOM)....................................48

4.2 Pelaksanaan Pengawasan BBPOM Terhadap Pangan Olahan di Bandar

Lampung ..........................................................................................................52

4.2.1 Pengawasan Pre Market ............................................................................52

4.2.2 Penilaian BTP dan Bahan Baku dalam Produk Pangan ............................56

4.2.3 Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan untuk

Kategori Pangan, Label dan Iklan Pangan................................................58

4.2.4 Kajian Keamanan Kemasan ...................................................................60

4.2.5 Kajian Paparan Zat Kontak Pangan Beresiko Tinggi ..............................61

4.2.6 Pengawasan Post-Market ..........................................................................62

A. Sampling dan Pengujian Laboratorium...................................................62

B. Sampling dan Pengujian Kemasan Pangan ...........................................64

C. Pemeriksaan Sarana Produksi dan Distribusi .........................................65

D. Wewenang Pemerintah Daerah Dalam Pengawasan Pangan Olahan ....68

4.3 Hambatan Pelaksanaan Pengawasan Pangan Olahan oleh Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan...........................................................................69

4.3.1 Sanksi Administratif..................................................................................71

Page 16: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

4.3.2 Sanksi Pidana ............................................................................................72

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .........................................................................................................74

5.2. Saran....................................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dizaman yang modern dan perkembangan ilmu teknologi banyak masayarakat

Indonesia yang menginginkan sesuatu secara instan apa lagi di kota-kota besar seperti

di kota Bandar Lampung saat ini dimana masyarakat sangat di sibukan dengan

pekerjaan dan aktivitas lainya. masyarakat sanagatlah memerlukan asupan gizi

pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tetapi di era modern ini, jadwal

masyarakat sangatlah padat apalagi di kota-kota besar seperti di Bandar lampung ini

masyarakat memilih makanan instan atau panganan olahan dan masyarakat masih ada

yang bergantung kepada pangan olahan bahan pangan harus lah bersih dan sehat bagi

yang mengkonsumsinya agar masyarakat sejahtera dalam Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 28 H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum,

maka dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Page 18: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

2

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.1 kemajuan teknologi telah

membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada industri farmasi, obat

asli Indonesia, makanan, kosmetika dan alat kesehatan. Dengan menggunakan

teknologi modern, industri-industri tersebut kini mampu memproduksi dalam skala

yang sangat besar mencakup berbagai produk dengan "range" yang sangat luas.

Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis

dalam perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang

amat singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang

sangat luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.

Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus

meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola

konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk

dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak

iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara

berlebihan dan seringkali tidak rasional.

Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup

konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas

pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak

atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala

besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.

1 Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Transmedia Pustaka, Jakarta: 2008, hlm 2.

Page 19: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

3

Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

(SISPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan

mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan

kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah

dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan

penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Pasal 1

Peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBPOM) Republik Indonesia

Nomor HK.00.05.23.1455 menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang

berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, yang diperuntukan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi, termasuk bahan tambahan pangan, bahan

baku pangan, dan bahan lain yang di gunakan dalam proses penyiapan pengolahan

dan bahan lain yang di gunakan dalam proses penyiapan, bahan pengelolahan dan

bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan pengolahan dan atau pembuatan

makanan atau minuman. Tetapi semakin modern dan perkembangan ilmu teknologi

seperti saat ini banyak oknum yang nakal dalam menjual pangan olahan seprti

perusahaan-perusahaan besar yang mengedarkan Panganan Olahan menggunakan

bahan yang berbahaya. Pemerintah Daerah dan Badan Pengawas Obat dan Makanan

harus tegas dalam mengevaluasi pengawasan panganan olahan yang beredar di

Indonesia.

Page 20: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

4

Dikutip dari okezone.com Bandar Lampung Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan Bandar Lampung masih menemukan makanan, dari razia yang dilakukan

selama bulan puasa pada sejumlah pusat perbelanjaan modern di daerah setempat.

Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan di sejumlah tempat perbelanjaan modern,

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung masih menemukan

makanan yang dijual tanpa ada izin edar, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan di Bandar Lampung setia murni, di Bandar Lampung, Rabu 21 Juni 2017

malam. setia murni mengatakan bukan hanya makanan tanpa izin edar, pihaknya juga

menemukan makanan yang dijual telah kadaluarsa dan dalam kondisi rusak. Menurut

setia murni, pengawasan itu telah dilakukan sejak 3 mei 2017 hingga menjelang idul

fitri 1438 Hijriah. Hasil pengawasan itu, terdapat 11 item makanan yang mengalami

kerusakan pada kemasan, tujuh item makanan yang telah kadaluarsa, tanpa izin edar

91 item dengan jumlah kemasan 85.212 buah. Yang paling banyak adalah makanan

tanpa izin edar, dari pada yang lain kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan.

Produk yang di musnahkan dari hasil pengawasan takjil, yakni pacar cina, cetuk kue

cenil, apem, kolang kaling, kerupuk singkong, bolu kukus dan air gula, Jika di

bandingkan Tahun 2016 lalu, jumlah takjil yang tidak memenuhi syarat lebih tinggi

dibandingkan dengan Tahun 2017 ini.

Pemerintah mengatur tentang perlindungan konsumen ini secara tegas dengan

menyebutkan hak-hak konsumen yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dalam

Page 21: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

5

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang

selanjutnya disebut sebagai Undang-Undang Perlindungan Konsumen, yaitu:

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang-barang dan/jasa;

2. Hak untuk memilih barang dan/jasa serta mendapatkan barang

dan/jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang dijanjikan;

3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang/jasa;

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa

yang digunakan

Berdasarkan Peraturan Kepala BBPOM Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan

Makanan kedudukan, tugas dan fungsi BBPOM di dalam Pasal 3 mengatakan2:

1. Dalam Pasal 3 mengatakan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2, Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan

pengawas obat dan Makanan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan;

2 Peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2014tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat danMakanan.

Page 22: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

6

b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan

penilaian mutu produk terapetik narkotika, psikotropika zat adiktif,

obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan

berbahaya;

c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian

mutu produk secara mikrobiologi;

d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan

pemeriksaan saran produksi, disribusi dan pelayanan

e. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran

f. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi

tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan pengawas Obat dan

Makanan;

g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen;

h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan;

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan; dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

Tugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung hingga saat ini

sudah terlaksana dengan baik yaitu dalam hal pengawasan walaupun sudah sering

dilaksanakan tetapi tetap saja bahan berbahaya ditemukan, dan sampai saat ini

BBPOM terus melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan

tujuan untuk melindungi masyarakat dari makanan yang mengandung bahan

Page 23: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

7

berbahaya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

453/MEN.KES/IX/1983 tentang Bahan Berbahaya menyebutkan bahwa formalin

termasuk bahan berbahaya golongan iritan, cairan yang mudah menyala jenis

karsinogenik, mutagenik dan teratogenik yang apabila dikonsumsi secara berlebihan

dapat menyebabkan rasa mual, pusing dan dalam jangka panjang dapat

mengakibatkan kanker. Hal ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang

Perlindungan Konsumen Pasal 8 huruf e yaitu:

“Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau

jasa yang tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya,

mode atau penggunaan tertentu sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau

keterangan barang dan/atau jasa tersebut. Produk barang dan jasa yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia semakin lama semakin canggih, sehingga

timbul kesenjangan terhadap kebenaran informasi dan daya tanggap konsumen.3

Dengan posisi konsumen yang lemah ini, produsen atau pelaku usaha akan dengan

mudah memasarkan setiap barang dan atau jasa tanpa memperhatikan hak-hak

konsumen. Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen maka perlu

ditingkatkan kesadaran, pengetahuan,kepedulian, kemampuan, dan kemandirian

konsumen untuk melindungi diri serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha

yang bertanggungjawab. Kewajiban untuk menjamin keamanan suatu produk agar

tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen dibebankan kepada pelaku usaha dan

3 Celina Tri Siwi Kristiyanti,S.H., M.Hum, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, cetakan pertama,Sinar Grafika, Jakarta, hal. 4

Page 24: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

8

produsen, karena pihak pelaku usaha dan produsen yang mengetahui komposisi dan

masalah-masalah yang menyangkut keamanan suatu produk tertentu.

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai

bahan tambahan pangan, PERMENKES menyebutkan bahan tambahan pangan yang

dilarang digunakan pada pangan, diantaranya pewarna sintetis Rhodamin B yang

berbentuk Kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan yang biasanya digunakan

pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain. Sedangkan di dalam peraturan

menteri kesehatan (permenkes) Nomor 239/Menkes/Per/V/85 menyebutkan larangan

penggunaan bahan berbahaya Metanil Yellow yang merupakan bahan sintetik yang

bukan digunakan untuk makanan karena dapat membahayakan sistem tubuh manusia,

tidak hanya ginjal dan gagal hati tapi kadang-kadang dapat menghasilkan karsinoma.

Peredaran bahan pangan yang mengandung zat berbahaya dapat berdampak luas bagi

masyarakat sehingga peran pemerintah melalui BPOM harus dilaksanakan secara

intensif.4

4 Jumpa Malum Simarmata, pelaksanaan tugas dan pengawas obat dan makanan (bpom) dalampengawasan pangan yang mengandung bahan berbahaya di kota pekanbar, Jom fakultas hukumVolume III Nomor 1 Februari 2016, Page 3-4

Page 25: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

9

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pelakasanaan pengawasan Balai Besar Pengawasan Obat dan

Makanan (BBPOM) terhadap Pangan Olahan di Bandar Lampung?

2. Apa sajakah hambatan Pelaksanaan Pengawasan Balai Besar Pengawasan

Obat dan Makanan (BBPOM) dalam melakukan pengawasan terhadap

pangan olahan di Bandar Lampung ?

1.3 Ruang Lingkup

Pada pembahasan ini berfokus kepada:

1. Supaya masyarakat mengetahui pangan olahan yang mengandung bahan

berbahaya bila dikonsumsi.

2. Supaya masyarakat mengetahui produk yang terdaftar di Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan.

3. Supaya masyarakat mengetahui tugas dan fungsi Balai Besar Pengawas Obat

dan Makanan.

Page 26: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

10

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pokok bahasan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

deskripsi lengkap, rinci dan sistematis tentang:

1. tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan badan

pengawas obat dan makanan (BPOM) terhadap panganan olahan di

Bandar lampung.

b. Untuk mengetahui bagaimana tugas badan pengawas obat dan

makanan hingga saat ini belum terlaksana dengan baik yaitu dalam hal

pengawasan.

c. Untuk mengetahui hambatan Badan Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) dalam melakukan pengawasan terhadap panganan olahan di

Bandar Lampung.

2. kegunaan penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian ini yaitu:

a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman baru bagi pembuat undang-undang dan pemerintah

bagaimana dalam membuat suatu undang-undang harus mengkaji

secara dalam agar tidak kontradiktif dan sulit dijalankan.

b. Kegunaan Praktis Hasil penelitian yang dilakukan penulis juga mampu

memberikan sumbangan praktis kepada :

Page 27: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

11

a) Masyarakat

Memberi sumbangan pemikiran kepada masyarakat dan pihak terkait

dalam menghadapi persoalan pangan olahan yang mengandung

berbahaya oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar

Lampung.

b) Pemerintah

Pemerintah Bandar lampung dan Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan harus lebih ketat lagi dalam pengawasan pangan olahan.

Page 28: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pangan Olahan Dan Kesehatan

2.1.1 pengertian Pangan Olahan

Pasal 1 ayat (2) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBPOM) Republik

Indonesia Nomor Hk.00.05.23.1455 menyebutkan bahwa :

Pangan olahan adalah makanan dan atau minuman hasil proses dengan cara atau

metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. menurut pasal 1 ayat (1)

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBPOM) Republik Indonesia Nomor

Hk.00.05.23.1455 menyebutkan bahwa Pangan adalah segala sesuatu yang berasal

dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk

bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan

termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia5.

di samping dua kebutuhan dasar lainya, yaitu sandang dan papan. Demikian penting

nya fungsi pangan bagi manusia, sehingga tanpa pangan manusia tidak akan hidup.

5 Badan POM, 2007, Kumpulan Petunjuk CPMB, hlm. 2

Page 29: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

13

Kebutuhan akan produk pangan disuatu Negara dapat di penuhi oleh produk dalam

negri, atau oleh produk impor di era globalisasi, aktivitas perdagangan internasional

berupa ekspor impor barang dan jasa antar Negara sudah tidak terhindarkan lagi.

Dalam perkembangan diberlakukannya era pasar bebas di pasar menjadikan produk

luar negri akan banyak dijumpai di Indonesia. Sebagai kosekuensinya, produk-produk

luar negri akan banyak dijumpai di Indonesia, berkompetisi dengan produk dalam

negri Indonesia. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sudah terlibat dalam

aktivitas ekspor maupun impor dengan Negara lain. Ekspor Indonesia meliputi

minyak dan gas sejak tahun 1980an.6 Setelah krisis ekonomi pada akhir 2007,

aktivitas perdagangan internasional meningkat sejak 2001.7 Untuk kegiatan impor

Indonesia sudah sudah dimulai sejak 1990an. Kebutuhan impor barang dan jasa di

Indonesia dirasakan meningkat setelah terjadinya krisis ekonomi. Hal ini dikarnakan

banyak kebutuhan akan broduk dan jasa masyarakat konsumen di Indonesia yang

tidak dapat dipenuhi oleh produsen dalam negri, disamping juga kualitas produk

barang dan jasa impor dipandang mempunyai kualitas tinggi. kualitas produk impor,

tentunya ini tidak hanya terikat dengan kepuasan, dan terlebih lagi keamanan serta

keselamatan dalam mengkonsumsi produk. Produk impor selama ini memang

diyakini oleh sebagian besar masyarakatkonsumen Indonesia sebagai produk yang

mempunyai kualitas yang unggul, karena disertai dengan persyaratan-persyaratan

yang sudah standar mengenai proses produksi, packing, maupun pemasarannya.

6 The Eeconomist Intelligance Unit Limited, “Country Profile Indonesia2006”,http:/web.ebscohost.com.ezproxy.lib.unimelbedu.au/ehost/pdf?vid=36&hid=cf209150-f9c8-458a-bb5e-71236ec6a4ea%40SRCSMI,diakses 4 November 2006.7 “Economy, Indonesia”, http:www.traveldocs.com/id/economy.htm, diakses 18September2006.

Page 30: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

14

Praktiknya, realita yang ada tidaklah seperti yang tergambar. Ada, bahkan bebrapa,

produk impor yang tidak memenuhi standar persyaratan, sehingga produk impor yang

disinyalir mengandung penyakit sapi gila (mad cow),8yang tidak memenuhi standar

kesehatan, sehingga tidak aman untuk di konsumsi. Ada juga produk makanan

suplemen impor dari Australia yang setelah beredar beberapa saat di Indonesia

kemudian diumumkan untuk ditarik kembali, karena terkaid dengan masalah

implementasi cara-cara produksi yang kurangn baik yang bedampak pada keamanan

dan mutu produk.9 Lebih lanjut, produk panganan olahan impor dari cina, seperti

permen, manisan, dan buah kering10, yang berdasarkan penelitian Badan Pengawas

Obat dan Makanan (Badan POM) yang diumumkan tanggal 24 juli 2007 ternyata

mengandung formalin11, baru-baru ini disinyalir adanya produk susu formula bayi

dari cina yang mengandungmelamin, yang berdampak menimbulkan gangguan

metabolism pada bayi dan anak,12 sehingga Badan POM mengeluarkan warning

untuk dilakukan pengamanan. Hasil penelitian Badan POM ini tentu mengejutkan,

karena yang sering diberitakan selama ini justru produk makanan dalam negri. Seperti

tahu, bakso, juga ikan asin yang mengandung formalin. dugaan bahwa produk impor

yang dikenal telah memenuhi standarisasi tinggi serta memiliki izin beredar.

Keberadaan formalin sebagai bahan tambahan makanan melalui Peraturan Mentri

8 Shofie, Yusuf, 2003, perlindungan konsumen dan instrument-instrumenhukumnya, PT citra AdityaBakti,Bandung, hlm. 8.9 “tarik 100 Produk Suplemen Australia”,http:/tokohindonesia.com/berita/2003/02/bpom_australia.shtml, diakses tanggal 8 Agustus 2008.10 “Badan POM Temukan Tujuh Produk Pangan Impor Cina Berformalin”,http://www.indonesia.go.id/id/indexphp?option=com_content&task=view&id=4985&=69,diakses, 8Agustus 2008.11 “Biarkan Formalin Beredar dalam Makanan, BPOM Digugat”,http://www.hukumonline,com,diakses, 8 Agustus200812 Kompas,”Minuman Susu, Waspadai Cemaran Melamin”, 19 September 2008.

Page 31: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

15

Kesehatan Nomor 1168/Mankes/Per/X/1999 jo Peraturan Mentri No.

722/Menkes/Per/X/1998 tentang Bahan Tambahan Makanan realita mengenai produk

pangan impor yang berkualitas buruk dan tidak memenuhi standar keamanan ini tentu

memprihatinkan. Hal ini dikarenakan keamanan pangan slalu menjadi pertimbangan

nasional maupun internasional.13

2.1.2 Pengertian Kesehatan

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

menyatakan pengamanan makanan dan minuman yang yang tidak memenuhi

ketentuan mengenai standard dan atau persayaratan kesehatan. Suatu produk impor

untuk masuk ke Indonesia seharusnya sudah memenuhi persyaratan-persyaratan

standar yang ditetapkan, tetapi mengapa produk yang berkualitan buruk, bahkan yang

membahyakan keselamatan konsumen tersebut bisa masuk, bahkan beredar di

Indonesia. Ini tentunya tidak luput dari aspek pengawasan terhadap peredaran produk

panganan olahan impor itu sendiri. Adapun hak dan kewajiban konsumen atas

kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ;

Pasal 4 setiap orang berhak atas kesehatan dan juga Pasal 5 menyebutkan bahwa

setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atau sumber daya

13 Badan POM, Loc. cit

Page 32: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

16

di bidang kesehatan. Ayat (2) menyatakan setiap orang mempunyai hak dalam

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau dan ayat (3)

setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawabmenentukan sendiri

pelayanan kesehatanyang diperlukan bagi dirinya. Jadi masyarakat berhak

mendapatkan pelayanaan secara baik tanpa membeda-bedakan

2.2. Pengertian Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM)

menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 Pasal 1 ayat

(1) Badan Pengawas Obat dan Makanan disingkat BPOM adalah lembaga pemerintah

nonkementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pengawasan

Obat dan Makanan, ayat (2) BPOM berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden melalui mentri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang

kesehatan, ayat (3) BPOM dipimpin oleh Kepala.

Pengawasan adalah kegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan dalam kerangka

norma-norma ditetapkan atau dalam keadaan keseimbagan bahwa pengawasan

memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diterima, dipercaya atau

mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan (control Limit) merupakan tingkat nilai

atas suatu sistem dapat menerima sebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil

yang cukup memuaskan.14 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30

Tahun 2017 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan Ke Dalam Wilayah

Indonesia pasal 30 ayat:

14 basu Swastha, Loc.cit

Page 33: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

17

1. Pengawasan pemasukan obat dan makanan dilakukan melalui pemeriksaan

produk dan saran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Pengawasan sebagaimana pada ayat (1) dilaksanakan untuk memastikan:

a. kesuian obat dan makanan yang dimasukan kedalam wilayah Indonesia

dengan data yang terancantum dokumen pemasukan dan

b. kepatuahan terhadap peraturan peraturan Perundang-undangan

3. Pengawasan pemasukan obat dan makanan dapat dilakukan berdasarkan

analisis risiko

4. Analisis risiko dimaksut pada ayat (3) dapat dilakukan berdasarkan data

realisasi pemasukan obat dan makanan yang dikirim melalui portal Indonesia

Nasional Single Window

5. Pengawasan pemasukan obat dan makanan dilakukan dengan berkordinasi

dengan kementrian lembaga terkait.

2.2.1. Fungsi Pengawasan Balai besar Pengawas Obat dan Makanan

Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 tentang organisasi dan

tata kerja unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

kedudukan, tugas dan fungsi BPOM di dalam Pasal 1 mengatakan:15

15 Peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2014tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat danMakanan.

Page 34: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

18

1. Unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan, yang secara teknis dibina oleh Deputi dan

secara administratif dibina oleh sekretaris utama.

2. Unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

dipimpin oleh seorang kepala. Di dalam pasal 2 mengatakan unit pelaksana

teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan mempunyai tugas

melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan, yang

meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat

adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan atas

keamanan pangan dan bahan berbahaya. Sedangkan dalam Pasal 3

mengatakan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2, Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan pengawas obat dan Makanan

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu

produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional,

kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya;

c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk

secara mikrobiologi;

d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan

sarana produksi dan disribusi;

e. Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum;

Page 35: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

19

f. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksidan distribusi tertentu yang

ditetapkan oleh Kepala Badan pengawas Obat dan Makanan;

g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen;

h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan;

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan; dan

Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

2.2.2 Pengawasan Sebelum Beredar Dan Sesudah Beredar

Menurut Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun

2017 pengawasan yang dilakukan yaitu :

1. Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimasuk pada ayat (1) adalah

pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar sebagai tindakan

pencegahan untuk menjamin obat dan makanan yang beredar memenuhi

standar dan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu produk yang ditetapkan.

2. Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pengawasan Obat dan Makanan selama beredar untuk memastikan Obat dan

Makanan yang beredar memenuhi standard persyaratan keamanan,

khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan serta tindakan penegakan

hukum. Adapun melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM

mempunyai kewenangan menurut pasal 4 Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 kewenangannya yaitu:

Page 36: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

20

1. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standard an

persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan

makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawaan Obat dan Makanan

sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan dan;

3. Pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-

undangan.

2.2.3 Pengawasan Preventif dan Represif

1. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai pengawasan yang

dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan

sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Lazimnya, pengawasan

ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya

penyimpangan yang akan mebebankan dan merugikan Negara lebih besar.

Disisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan

pengawasan dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan

preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan

lansung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan

terdeteksi lebih awal.

2. Pengawasan represif

Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu

kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini lazimnya

Page 37: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

21

dilakukan pada akhir tahun anggaran, dimana anggaran yang telah

ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan

pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya

penyimpangan.16

2.3 Perlindungan Konsumen, Hak Dan Kewajiban Konsumen

2.3.1 Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi kepada konsumen. Pengertian konsumen Konsumen

secara harfiah memiliki arti, orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu

atau menggunakan jasa tertentu, atau sesuatu atau sese orang yangmenggunakan

suatu persediaan atau sejumlah barang. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen mendefinisikan konsumen sebagai setiap orang

pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan

diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan. Berdasarkan dari pengertian tersebut, yang dimaksud konsumen

orang yang berststus sebagai pemakai barang dan jasa. Perlindungan konsumen pada

saat ini tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perdagangan. Dalam kegiatan

perdagangan ini diharapkan menimbulkan keseimbangan hak dan kewajiban antara

pelaku usaha dan konsumen. Di Indonesia saat ini perlindungan konsumen mendapat

perhatian yang cukup baik karena menyangkut aturan untuk menciptakan

16 Yuswanto dkk., Hukum Keuangan Negara, Bandar Lampung: Juctice Publisher, 2014.

Page 38: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

22

kesejahteraan. Dengan adanya keseimbangan antara pelaku usaha dan konsumen

dapat menciptakan rakyat yang sejahtera dan makmur. Negeri-negeri yang sekarang

ini disebut negara-negara maju telah menempuh pembangunannya melalui tiga

tingkat unifikasi, industrialisasi, dan negara kesejahteraan. Pada tingkat yang pertama

yang menjadi masalah berat adalah bagaimana mencapai integritas politik untuk

menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. Tingkat kedua perjuangan untuk

pembangunan ekonomi dan modernisasi politik. Akhirya pada tingkat ketiga tugas

negara yang utama adalah melindungi rakyat dari sisi negatif industrialisasi,

membetulkan kesalahan-kesalahan pada tahap sebelumnya dengan menekankan

kesejahteraan masyarakat.17 Dalam Pasal 28 Jo ayat (1) perubahan yang kedua

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 mengatur mengenai “Setiap

orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.” Sebagaimana diketahui dengan adanya

globalisasi dan perkembangan perekonomian yang terjadi secara pesat dalam era

perekonomian modern telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi barang dan atau

jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Secara umum dan mendasar hubungan

antara produsen (perusahaan penghasil barang dan atau jasa) dan konsumen (pemakai

akhir dari barang dan atau jasa untuk diri sendiri atau keluarganya) merupakan

hubungan yang terus menerus atau berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi

karena keduanya memang saling menghendaki dan mempunyai tingkat

ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dengan yang lainnya. Produsen

17 Erman Rajagukguk, makalah “Pentingnya Hukum Perlindungn Konsumen Dalam Era PerdaganganBebas”, dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen, penyunting Husni Syawali dan Neni SriImaniyati, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm. 1

Page 39: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

23

sangat membutuhkan dan sangat bergantung atas dukungan konsumen sebagai

pelanggan. Tanpa dukungan konsumen, tidak mungkin produsen dapat terjamin

kelangsungan usahanya.18

Produk barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

semakin lama semakin canggih, sehingga timbul kesenjangan terhadap kebenaran

informasi dan daya tanggap konsumen.19 Dengan posisi konsumen yang lemah ini,

produsen atau pelaku usaha akan dengan mudah memasarkan setiap barang dan atau

jasa tanpa memperhatikan hak-hak konsumen.Untuk meningkatkan harkat dan

martabat konsumen maka perlu ditingkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian,

kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri serta menumbuh

kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggungjawab. Kewajiban untuk menjamin

keamanan suatu produk agar tidak menimbulkan kerugian bagi konsumen dibebankan

kepada pelaku usaha dan produsen, karena pihak pelaku usaha dan produsen yang

mengetahui komposisi dan masalah-masalah yang menyangkut keamanan suatu

produk tertentu.20

18 Penyunting Husni Syawali dan neni SriImaniyati, 2000, dalam buku HukumPerlindungan Konsumen,Mandar Maju, Bandung, Hlm.3619 Celina Tri Siwi Kristiyanti,S.H., M.Hum, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, cetakan pertama,Sinar Grafika, Jakarta, hal. 420 repository.usu.ac.id, Tinjauan Yuridis terhadap Perlindungan Konsumen atas beredarnya makananyang kadaluwarsa, hlm.3, 02 Maret 2014

Page 40: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

24

2.3.2 Hak Konsumen

Hak konsumen adalah hak yang harus di patuhioleh para pelaku usaha, terdapat

beberapa hak-hak yang diperoleh konsumen berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

1. Hak kenyamanan, keselamatan dan keamanan;

2. Hak untuk memilih;

3. Hak informasi;

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya;

5. Hak untuk mendapatkan advokasi;

6. Hak untuk mendapatkan pendidikan;

7. Hak untuk tidak dapat diperlakukan diskriminasi;

8. Hak untuk mendapat ganti rugi;

9. Hak yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan lainya.

Sebagai bahan pembimbing kesembilan hak-hak konsumen yang dimuat dalam

Undang-Undang Perlindungan Konsumen, yang pernah dijadikan refrensi lembaga

konsumen Negara ini, adalah hak-hak dasar umum yang diakui secara internasional.

Hak-hak tersebut pertama kali disuarakan oleh John F.Kenndy, presiden Amerika

Serikat (AS) pada tanggal 15 maret 1962 melalui “A special message for the

protection of consumer interest” yang dalam masyarakat internasional lebih dikenal

dengan “Declaration of consumer Right” dalam literatur umumnya disebut “empat

hak dasar konsumen” (the four consumerbasic right). Hak-hak dasar yang

diklarifikasikan meliputi:

Page 41: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

25

1. Hak untuk mendapat/memperoleh keamanan (the right to safety)

2. Hak untuk memilih (the right to choose)

3. Hak untuk memperolehinformasi (the right to be informed)

4. Hak untuk di dengar (right to be heard)

Walaupun perlindungan konsumen sudah diatur oleh Undang-Undang Perlindungan

Konsumen namun, masih ada saja pelaku usaha yang sering kali tidak berorientasi

pada konsumen dan membiarkan ketidaktahuan konsumen mengenai hak-haknya

sengaja ditutup-tutupi demi memperoleh laba.

Berdasarkan uraian diatas, konsumen mempunyai hak yang sangat jelas dan melekat

yang dapat ditegaskan secara hukum. Hak-hak tersebut mempunyai

pertanggungjawaban secara hukum dan para produsen panganan olahan harus

melakukan kewajibannya agar hak konsumen terpenuhi.

2.3.3 Kewajiban Konsumen

Selain mempunyai hak, konsumen juga mempunyai kewajiban yang harus dilakukan.

Undang-Undang perlindungan konsumen menghendaki agar masyarakat

menjadikonsumen yang baik. Oleh sebab itu dalam Pasal 5 Undang-Undang

perlindungan konsumen diatur tentang kewajiban consume, yaitu:

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang/jasa, demi keamanan dan keselamatan. Kelalaian atas

kewajiban ini dapat beresiko bagi konsumen terhadap penuntututan hak-

haknya.

Page 42: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

26

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa,

indicator adanya itikad baik dapat diketahuidari rangkaian tindakan atau

perbuatan yang dilakukan konsumen, sehingga menjadi akibat terjadi sesuatu

peristiwa;

3. Membayar sesuai dengan tukar yang disepakati kewajiban konsumen untuk

membayar harus dipenuhi sesuai dengan kesepakatan, termasuk jumlah dan

nilai tukar barang dengan uang serta cara-cara pembayaran;

4. Mengikuti upaya hukum serta perlindungan konsumen secara patut. Dan

penyelesaian sengketa konsumen dapat dilakukan sesuai dengan syarat dan

prosedur dalam undang-undang perlindungan konsumen. Kewajiban ini

konsisten dengan asas kepastian hukum dalam perlindungan konsumen.

Hak-hak konsumen merupakan kewajiban dari pelaku usaha, untuk itu dalam

pembuatan produk panganan olahan pelaku usaha harus menjadikan hak

konsumen sebagai pedoman dalam pelaksanaan kewajiban nya. Sebaliknya selain

mendapatkan hak-hak sesuai dengan undang-undang perlindungan konsumen,

konsumen juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan. Kewajiban

konsumen harus dilaksanakan agar jika konsumen menuntut haknya kepada

pelaku usaha, kekuatan konsumen kuat karena sudah melakukan kewajibannya

sebagaimana yang tertulis dalam undang-undang perlindungan konsumen. Jika

hak dan kewajiban dilaksanakan dengan baik, maka pelakun usaha dan konsumen

tidak akan saling merugikan.

Page 43: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

27

2.4 Pelaku Usaha, Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha

2.4.1 Pelaku Usaha

Undang-Undang Perlindungan Konsumen menggunakan istilah pelaku usaha. Istilah

ini memiliki abstraksi yang tinggi karena dapat mencakup berbagai istilah seperti

produsen, atau pebisnis, pedagang, eksportir, importer, penjual pedagang eceran,

pembuat barang-barang jadi atau pabrikan, penyedia jasa, pengrajin.21 Pengertian

pelaku usaha yang dimaksud dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah

perusahaan, korporasi, BUMN, koprasi, importer pedagang, distributor, dan lain-lain.

Pengertian pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen cukup luas

karena meliputi grosir, relebansir, pengecer dan sebagainya. Pengertian pelaku usaha

yang bermakna luas tersebutakan memudahkan konsumen menuntut kerugian.22

Dalam Pasal 46 Ayat (1) Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsume, pelaku usaha adalah setiap orang atau perseorang atau badan usaha, baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik

Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

21 Wahyu Sasongko, 2007. Op. Cit, hlm. 5722 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, perlindungan konsumen. Eds.1(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2007) Hlm.8

Page 44: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

28

2.4.2 Hak Pelaku Usaha

Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak pelaku

usha sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-Undang Perlindungan Konsumen

adalah:

1. Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai

kondisi dan nilai tukar tambah barangdan/jasa yang diperdagangkan;

2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari dalam penyelesaian

hukum sengketa tidak baik;

3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen;

4. Hak untuk rehabilitas nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/jasa yang

diperdagangkan;

5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainya.

2.4.3 Kewajiban Pelaku Usaha

Kewajiban pelaku usaha, meliputi pemenuhan hak-hak yang dimiliki oleh konsumen,

ditambah dengan kewajiban lainya yang pada dasarnya untuk melindungi

kepentingan konsumen. Adapun kewajiban pelaku usaha berdasarkan Pasal 7

Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah:

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

Page 45: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

29

2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan;

3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

4. Menjamin mutu barangdan/jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan

berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba

barangdan/atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan/atau generasi atas

barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/ataujasa yang

diperdagangkan;

7. Memberi kopensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau

jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Jika pelaku usaha melakukan kewajibannya sesuai dengan Undang-Undang

Perlindungan Konsumen maka hak-hak yang dimiliki oleh konsumen akan terpenuhi

dengan baik. Dan juga jika pelaku usaha mendaftarkan produk panganan olahannya

sesuai dengan cara yang benar sesuai peraturan BPOM maka pelaku usaha dapat

memproduksi produk panganan olahannya tanpa perlu kawatir akan ditarik oleh

BPOM karena mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi konsumen.

Page 46: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

BAB III

Metode Penelitian

Metode Penelitia merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang digunakan

untuk memecahkan dan menganalisis masalah dengan melakukan suatu kegiatan yang

terencana yang berdasarkan suatu kegiatan yang teencana yang berdaarkan suatu

sistem untuk mendapatkan data yang baru sehingga pada akhirnya akan didapatkan

suatu kesimpulan secara komprehensif. Dalam suatu penelitian, mutlak diperlukan

adanya suatu metode penelitian yang nantinya akan memberikan bahan penelitian

sehingga tidak keluar dari jalur penelitian yang direncanakan.

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian23.

Pendekatan masalah yang diguanakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

normatif empiris yaitu pendekatan masalah yang dilakukan dengan mengkaji

pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum normatif dan studi lapangan dimana

dilakukan nya sesi wawancara oleh ketua BPOM dan mengacu kepada undang-

undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta Undang-Undang

No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan secara in action dalam hal ini masalah yang

dibahas adalah bagaimana kriteria, syarat dan prosedur pendaftaran panganan olahan

23 Abdulkadir Muhammad, 2004, Ibid, hlm.112

Page 47: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

31

di BPOM serta peran dan fungsi BPOM dalam peredaran produk panganan olahan

terdaftaran di Bandar Lampung.

3.2 Sumber Data

Jenis data yang dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang

diperoleh lansung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.24

Adapun dalam mendapatkan data atau jawaban yang tepat dalam membahas skripsi

ini, serta sesuai dengan pendekatan masalah yang diguanakan dalam penelitian ini

maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara. Data

primer meliputi data penelitian terapan dari ketentuan normatif terhadap peristiwa

hukum in concerto.25 Data primer ini didapatkan dari wawancara dengan pihak-pihak

yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai

adalah dari Badan POM maupun dari pihak masyarakat kususnya di Bandar lampung.

2. Data Skunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Data skunder

diproleh dengan mempelajari dan mengkaji literature-literatur dan peraturan

perundang-undangan yang terkait dan fungsi BPOM dalam pengawasan peredaran

produk panganan olahan terdaftar di di Bandar Lampung. Data skunder mencakup:

24 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta:Rajawali Pers, 1990) hlm. 11.25 Abdulkadir Muhammad, 2004. Op.Cit, hlm. 115

Page 48: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

32

a. bahan hukum primer, yang terdiri dari

1. Udang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK);

2. Undang-Undang No 36 tahun 2009 Kesehatan (UKK);

3. Peraturan-Peraturan pelaksana dari kedua undang-undang tersebut diatas yang

berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan peran dan fungsi BPOM

terhadap peredaran panganan olahan di Bandar lampung.

b. bahan hukum skunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan

baku primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum

primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum

primer, seperti literature dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah

yang dibahas dalam skripsi ini.

c. bahan hukum tersier dan bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan yang

memberikan informasi, petunjuk maupun penjelasan tentang bahan hukum primer

dan bahan hukum skunder, antara lain berupa, paper, jurnal, internet yang berkaitan

dengan masalah yang akan di bahas atau diteliti dalam skripsi ini

3.3 Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal

dari berbagai sumber dan dapat dipublikasukan secara luas serta dibutuhkan dalam

Page 49: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

33

penelitian hukum normatif.26 Studi Kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data

skunder, yaitu melakukan serangkaian kegiatan studi dokumentasi, dengan cara

membaca, mencatat, dan mengutip buku-buku atau literatur yang berhubungan

dengan kriteria, syarat dan prosedur pendaftaran panganan olahan serta serta fungsi

dan peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan tugasnya

dalam pengawasan peredaraan produk panganan olahan terdaftaran di Bandar

Lampung.

2. Studi Lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Adapun cara

mengumpulkan data primer yaitu dilakukan dengan menggunakan metode wawancara

terbuka oleh kepala BPOM, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang telah

disiapkan terlebih dahulu dan dilakukan wawancara secara lansung dengan

narasumber. Dimana narasumber yang diwawancarai adalah narasumber lansung dari

penelitian dilapangan oleh Kepala Balai Besar POM Bandar lampung.

3. Setelah semua data yang diperoleh terkumpul baik data dari studi kepustakaan,

studi wawancara maupun studi dokumen, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan pengelolaan data-data tersebut dengan cara sebagai berikut:

1. Editing, yaitu data yang diperoleh diperiksa dan diteliti secara selektif untuk

menjamin kelengkapan data-data tersebut sehingga didapatkan data yang

akurat, selektif dan relevan.

2. Evaluasi, yaitu dengan melakukan perbaikan jika ada data yang keliru dan

salah, menambah dan melengkapi data-data yang kurang serta menidentifikasi

26 Abdulkadir Muhammad, 2004. Op.Cit, hlm.81

Page 50: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

34

apakah data yang diperoleh sudah lengkap dan sesuai dengan masalah yang

diteliti.

3. sistematisasi data, yaitu menghubungkan, membandingkan dan mengurikan

data kemudian mendeskripsikannya agar dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.4 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data kedalam yang lebih

mudah dibaca dan diinterprestasikan. Setelah data yang diperoleh dari lapangan

diolah dan disusun, data akan di analisis dengan menggunakan teknik analisis secara

kualitatif. Analisis dilakukan dengan cara penyajian dalam bentuk uraian kalimat-

kalimat secara sistematis dalam proses perlindungan hukum tentang gambaran secara

lengkap tentang masalah yang diteliti. Analisis kualitatif bertujuan untuk

menghasilkan suatu uraian deskriptif yaitu untuk memperoleh persamaan, perbedaan

dan gejala-gejala tertentu dalam rangka menjawab permasalahan yang diperoleh

melaluia wawancara.

Page 51: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan mengenai macam-macam

pengawasan pangan olahan oleh Balai Besar Obat dan Makanan di Bandar Lampung.

1. Pelaksanaan pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan diBandar Lampung

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai pengawasan yang dilakukan

terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan sehingga dapat mencegah

terjadinya penyimpangan.

1. Adapun upaya-upaya pengawasan preventif yaitu:

a. KIE (komunikasi, edukasi, informasi) dimana Balai Pengawas Obat

dan Makanan menerapkan KIE dalam upaya pengawasan preventif

seperti sosialisasi untuk menedukasi masyarakat mengenai bahan

berbahaya dalam pangan olahan apabila masyarakat menemukan atau

mengetahui bias mengaduka di BBPOM melalui media online.

b. Sertifikasi yaitu dimana Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

melakukan pengawasan di distribusi untuk mengecek apabila di

distributor melakukan kecurangan maka Balai Besar Pengawas Obat

dan Makanan tidak akan memberikan sertifikasi/izin edar.

Page 52: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

75

c. Inspeksi yaitu lebih ke pengawasan apabila produsen melakukan

kecurangan seperti memberikan bahan tambahan pangan melebihi

batas maksimum maka Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan akan

berhak menarik produk pangan olahan.

d. Sampling yaitu dimana produk yang diedarkan oleh produsen yang

mengandung bahan-bahan berbahaya maka Balai Besar Pengawas

Obat dan Makanan akan melakukan sampling/pengujian laboratorium

dan apabila terbukti mengandung bahan-bahan berbahaya maka

BBPOM akan menarik izin edar dan akan memberikan sanksi kepada

distributor/produsen

2. Dimana pengawasan Refresif ini dilakukan penindakan PPNS (penyidik

pegawai negri sipil) yang melaksanakan tugas berdasarkan KUHAP dan

Undang-Undang Nomor.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimana tugas

PPNS Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan adalah untuk melakukan

penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum dibidang

produk terapetik, narkotika, psikitropika, dan zadadiktif, obat tradisional,

kosmetik dan makanan, serta produk sejenisnya. Apabila distributor

melanggar maka akan dilakukan penindakan.

Page 53: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

76

2. Faktor Penghambat dalam melaksanakan Pengawasan Pangan Olahan OlehBBPOM

Adapun hambatan-hambatan pelaksanaan pengawasan oleh BBPOM adalah:

1. Lintas Sektor

Dimana hambatan dalam pengawasan pangan olahan oleh Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan yaitu kurangnya kordinasi lintas sektor seperti

tidak itensifnya dalam melakukan pengawasan, lintas sektor artinya lintas

bidang dimana Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan dalam melakukan

pengawasan selalu berkordinasi dengan sektor-sektor bidang masing-masing.

Namun ada saja hambatan dalam pengawasan seperti kurangnya komunikasi

antar masing-masing bidang.

2. Adanya budaya atau kebiasaan masyarakat yang menggunakan bahan

berbahaya secara turun temurun karena bahan berbahaya sangat mudah

ditemukan masyarakat.

3. Kurangnya sumber daya manusia di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

di kota Bandar Lampung. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu

faktor yang sangat penting bahkan tidak bias dilepaskan dalam suatu

organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci

yang menetukan maju mundurnya suatu organisasi dan sebagai penggerak

organisasi atau instansi untuk mencapai tujuan. Sumberdaya manusia bukan

sekedar sebagai asset utama, tapin asset yang sangat bernilai dan dapat di

kembangkan, adapun upaya yang dilakukan BBPOM di Bandar Lampung

untuk meningkatkan sumberdaya manusia adalah dengan melakukan program

Page 54: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

77

pendidikan dan pelatihan SDM internal profesi, meningkatkan efektivitas

SDM dalam organisasi, meminta penambahan pegawai penyidikan terhadap

pemerintah terkait, untuk menimalisir terbatasnya SDM di BBPOM Bandar

Lampung, dalam melakukan pemeriksaan kesarana distribusi yang menjual

pangan yang mengandung bahan berbahaya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-

saran sebagai berikut:

1. BBPOM harus lebih efektif lagi dalam melindungi konsumen dari kecurangan

produsen.

2. BBPOM harus lebih tegas lagi dalam memberikan sanksi bagi produsen yang

melanggar.

3. BBPOM harus lebih rutin dalam melakukan pengawasan post-market dan pre-

market di Kota Bandar Lampung.

Page 55: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

DAFTAR REFRENSI

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung: PT.Citra Aditiya

Bakti, 2004) hlm.134

Ahmadi, Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta: 2010, hlm. 17.

Celina Tri Siwi Kristiyanti,S.H., M.Hum, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen,

cetakan pertama, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 4

Dapaterman P dan K, Direktorat Kemahasiswaan.Buku Pedoman Masalah-Masalah

Kemahasiswaan, Jakarta, 1977-1978

Erman Rajagukguk, makalah “Pentingnya Hukum Perlindungn Konsumen Dalam Era

Perdagangan Bebas”, dalam buku Hukum Perlindungan Konsumen,

penyunting Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, (Bandung: Mandar Maju,

2000), hlm. 1

Kelik Wardiono, Hukum Perlindungan Konsumen Aspek Substansi Hukum, Struktur

Hukum dan Kultur Hukum Dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, Penerbit Ombak, Yogyakarta: 2014, hlm. 1.

Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya:

1987, hlm. 1.

Sigit Wibowo, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dengan Penerapan Product

liability, Jurnal Media Hukum, Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta, volume 15, No.1 juni 2008, hlm. 132.

Shofie, Yusuf, 2003, perlindungan konsumen dan instrument-instrumenhukumnya, PT

citra Aditya Bakti,Bandung, hlm. 8.

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta:Rajawali Pers, 1990) hlm. 11

Page 56: PELAKSANAAN PENGAWASAN PANGAN OLAHAN OLEH BALAI …digilib.unila.ac.id/57091/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · Badan pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

3. Udang-Undang Republik Indonesia Nomor. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

4. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 Tentang Keamanan Mutu Gizi Pangan

4. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM tentang

Organisasi dan tata kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

5. Peraturan pemerintah Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan.

6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang pengolahan bahan

berbahaya dan beracun

7. Peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 14 Tahun

2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan

Pengawas Obat dan Makanan.

8. Peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 14 Tahun

2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan

Pengawas Obat dan Makanan.